SlideShare a Scribd company logo
1
MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN
1. MOMENTUM LINEAR
Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor P yang
didefinisikan sebagai perkalian antara massa partikel m dengan
kecepatannya, v, yaitu:
vmP
rr
= (1)
Isac Newton dalam Principia menyebut hukum gerak yang kedua dalam
bahasa momentum yang ia sebut sebagai ”kuantitas gerak”. Dalam istilah
modern, hukum kedua Newton berbunyi: ”Perubahan momentum (kuantitas
gerak) benda tiap satuan waktu sebanding dengan gaya resultan yang bekerja
pada benda dan berarah sama dengan gaya tersebut.” Secara matematis
pernyataan ini dituliskan:
dt
Pd
F
r
r
= (2)
Jika komponen P diuraikan, dengan menganggap m bernilai konstan,
maka hukum II Newton dituliskan sebagai:
am
dt
vd
m
dt
vmd
F
r
rrr
===
)(
(3)
Pada kenyataannya, Hukum II Newton lebih sering dituliskan dalam
bentuk Persamaan (3) di atas.
Pada sebuah sistem partikel yang memiliki n buah partikel,
masing-masing memiliki momentum p1, p2 , ... , pn. Jika dilihat secara
kesuluruhan, sistem partikel tersebut mempunyai momentum P,
npppP
rrrr
++= ....21 (4)
Selengkapnya dituliskan:
nnvmvmvmP ++= ...2211
r
(5)
2
Jika massa total sistem adalah M dan kecepatan pusat massanya adalah
vpm, maka:
pmvMP
rr
= (6)
“Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total sistem
partikel dengan kecepatan pusat massanya”
Jika Persamaan (6) dibagi dengan dt , maka diperoleh:
dt
vd
M
dt
vMd
dt
Pd pmpm
rrr
==
)(
, (7)
Dan akhirnya diperoleh:
pmaM
dt
Pd r
r
= (8)
Mapm didefinisikan sebagai gaya eksternal (Feks);
eksF
dt
Pd r
r
= (9)
Feks didefinisikan sebagai gaya eksternal yang bekerja pada sistem
partikel. Penyebutan ini bermaksud agar tidak rancu dengan keberadaan
gaya internal antar partikel. Adapun jumlahan gaya internal antar partikel
adalah nol, karena masing-masing saling meniadakan.
2. KEKEKALAN MOMENTUM LINEAR
Seandainya jumlah semua gaya eksternal yang bekerja pada sistem
sama dengan nol, maka:
0=
dt
Pd
r
atau Konstan=P
r
(10)
Bila momentum total sistem npppP
rrrr
++= ....21 , maka:
=++= npppP
rrrr
....21 Konstan 0P
r
= (11)
Momentum masing-masing partikel dapat berubah, tetapi momentum
sistem tetap konstan.
3
3. IMPULS dan MOMENTUM
Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat
pemukul, tongkat bersentuhan dengan bola hanya dalam waktu yang
sangat singkat, sedangkan pada waktu tersebut tongkat memberikan gaya
yang sangat besar pada bola. Gaya yang cukup besar dan terjadi dalam
waktu yang relatif singkat ini disebut gaya impulsif.
v v’
Gambar 1. Proses Tumbukan Sebuah Bola dengan Pemukul
Pada peristiwa tumbukan semacam itu, tongkat memberikan gaya
kepada bola dengan arah gaya yang tetap. Tumbukan dimulai pada saat t1
dan berakhir pada saat t2. Sebelum dan sesudah tumbukan gayanya
adalah nol, namun selama rentang t1 dan t2 gaya berubah dari nol menjadi
sangat besar sebelum akhirnya kembali ke nol lagi.
Perubahan gaya impulsif terhadap waktu ketika terjadi tumbukan
dapat digambarkan sebagai berikut:
F(t)
t
∆t
Gambar 2. Perubahan Besarnya Gaya Sebagai Fungsi Waktu
4
Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari Persamaan (2)
tentang hukum II Newton diperoleh:
dt
Pd
F
r
r
=
Persamaan tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk:
1212
2
1
2
1
)( PPttF
PddtF
P
P
t
t
rrr
rr
−=−
= ∫∫ (12)
Ruas kiri Persamaan (12) tersebut dikenal sebagai impuls sedangkan ruas
kanan merupakan perubahan momentum. Impuls menunjukan besarnya
gaya yang bekerja pada suatu benda dalam rentang waktu yang sangat
kecil. Berdasarkan Persamaan di atas, impuls juga didefinisikan sebagai
perubahan momentum.
Persamaan (12) juga dapat diturunkan dengan cara sebagai berikut:
Persamaan (2) tentang Hukum II Newton dapat dituliskan dengan cara:
t
P
F
∆
∆
=
r
r
(13)
Persamaan tersebut dapat ditata-ulang menjadi:
PtF
rr
∆=∆ (14)
Besaran F t adalah impuls J, sehingga akhirnya diperoleh:
12 PPPtFJ
rrrrr
−=∆=∆= (15)
Teorema Impuls-Momentum: Impuls dari sebuah gaya sama dengan
perubahan momentum partikel
Contoh Soal:
Seseorang melempar bola bermassa 0,4 kg menumbuk dinding. Bola
menumbuk dinding dengan kecepatan 30 m/s ke kiri dan memantul
horizontal ke kanan pada 20 m/s. a) Carilah impuls dari gaya total pada
bola selama tumbukan dengan dinding! b) Jika bola bersentuhan dengan
dinding selama 0,01 s, carilah gaya horizontal rata-rata yang diberikan
oleh dinding pada bola selama tumbukan!
5
Penyelesaian:
a) Dengan menggunakan Persamaan (15) dan menganggap gerakan ke
kanan sebagai positif sedangkan ke kiri sebagai negatif, diperoleh:
J = P2 - P1 = mv2-mv1
J = ((0,4 kg) (20 m/s)) – ((0,4 kg)(-30m/s))
J = 8 kg.m/s – (-12 kg.m/s)
J = 20 kg.m/s=20 N.s
b) Jika waktu tumbukan adalah t=0,01 s, maka dari Persamaan (15) juga
diperoleh:
tFJ ∆=
rr
, maka NN
t
J
F 2000
01,0
20
==
∆
=
r
r
4. KEKEKALAN MOMENTUM DALAM TUMBUKAN
Gambar 3. Gaya pada Tumbukan
Perubahan momentum pada partikel 1 :
∫ ∆==∆
2
1
12121
t
t
tFdtFP
r
(16)
Perubahan momentum pada partikel 2:
∫ ∆==∆
2
1
21212
t
t
tFdtFP
r
(17)
Karena F21 = - F12 maka:
∆p1 = - ∆p2 (18)
F21
Dua buah partikel saling
bertumbukan. Pada saat
bertumbukan kedua partikel saling
memberikan gaya (aksi-reaksi). F12
merupakan gaya yang bekerja pada
partikel 1 oleh partikel 2 dan F21
merupakan gaya yang bekerja pada
partikel 2 oleh partikel 1.
F12
m2m1
6
Momentum total sistem: P = p1 + p2 dan perubahan momentum total
sistem:
∆P = ∆p1 + ∆p2 = 0 (19)
Kekekalan Momentum: “Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka
tumbukan tidak mengubah momentum total sistem”.
Secara matematis dituliskan:
m1 v1+ m2 v2 = m1v’1 + m2v’2 , (20)
Catatan: selama tumbukan, gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek)
sangat kecil dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal
tersebut dapat diabaikan.
Contoh soal:
Dua buah balok A dan B berturut-turut memiliki massa 0,5 kg dan 0,3 kg
bergerak berhadapan satu dengan yang lain pada lintasan linier licin
sempurna dengan va: 2 m/s dan vb= - 2 m/s. Sesudah tumbukan, balok B
berjalan dengan kecepatan akhir +2 m/s. Berapakah kecepatan akhir
balok A? Bagaimana perbandingan perubahan momentum dari kedua
balok?
Penyelesaian:
Dari kekekalan momentum:
mava+mbvb= mava’ +mbvb’
kg5,0
m/s)kg)(2(0,3-m/s)kg)(-20,3(m/s)kg)(2(0,5'
'
+
=
−+
=
a
bbbbaa
a
m
vmvmvm
v
Diperoleh va’ = - 0,4 m/s.
Perubahan momentum balok A adalah:
mava’ - mava= (0,5 kg) (-0,4) – (0,5 kg) (2 m/s) = - 1,2 kg.m/s
Perubahan momentum balok B adalah:
mbvb’-mbvb= (0,3 kg) (2 m/s) – (0,3 kg) (-2 m/s) =+ 1,2 kg.m/s
7
5. TUMBUKAN SATU DIMENSI
Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya energi kinetik
selama proses. Bila energi kinetik sistem kekal, tumbukan bersifat elastik
(lenting). Sedangkan bila sebelum dan sesudah tumbukan energi kinetik
berubah (tidak kekal), tumbukan dikatakan tidak elastik. Dalam kondisi
setelah tumbukan kedua benda menempel dan bergerak bersama-sama,
tumbukan dikatkan tidak elastik sempurna.
5.1. Tumbukan Elastik
Berikut ditunjukan dua buah benda bermassa m1 dan m2 bergerak dengan
kecepatan v1 dan v2 dengan v1 > v2. Pada saat awal, benda pertama berada
di belakang benda kedua. Suatu ketika benda pertama menumbuk benda
kedua, setelah itu kedua benda bergerak dengan kecepatan v’1 dan v’2, kini
v’1 < v’2.
sebelum tumbukan sesudah
m1 m2 m1 m2 m1 m2
v1 v2 v’1 v’2
v1 -v2 v’2 - v’1
Gambar 4. Proses dua buah benda bertumbukan
Pada tumbukan elastik, Energi Kinetik (dan juga momentum)
sebelum dan sesudah tumbukan adalah konstan/tetap. Artinya, setelah
tumbukan tidak terjadi pengurangan/penambahan jumlah energ kinetik.
Dengan demikian pada tumbukan elastik berlaku dua hukum kekekalan,
yakni hukum kekelan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik
sekaligus.
Berdasarkan kekekalan momentum:
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2,
dan dari kekekalan energi kinetik:
1/2 m1 v12 + 1/2m2 v22 = 1/2m1v’12 + 1/2 m2v2’2
8
Maka jika kedua persamaan tersebut diselesaikan secara serentak,
diperoleh:
v1 - v2 = v’2 - v’1 (21)
5.2. Tumbukan tidak Elastik
Pada tumbukan tidak elastik, momentum sistem sebelum dan
sesuah tumbukan tidak berubah:
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2 ,
namun kekekalan energi kinetik tidak berlaku. Hal ini karena sebagian
energi kinetiknya berkurang dan berubah menjadi energi potensial yang
ditunjukan adanya deformasi (perubahan bentuk).
Kini Persamaan (21) pada tumbukan elastis dimodifikasi menjadi:
e
vv
vv
=
−
−
21
12 ''
(22)
e merupakan nilai koefisien resistusi. Beberapa nilai e dan hubungannya
dengan elastisitas tumbukan dapat dijelaskan sebagai berikut:
• e = 1 untuk tumbukan elastis
• 0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis
• e = 0 untuk tumbukan tidak elastis sempurna
5.3. Tumbukan tidak Elastis Sempurna
Pada tumbukan ini, setelah tumbukan kedua benda bersatu dan
bergerak bersama-sama. Persamaan (20) tentang kekekalan momentum
kini dituliskan sebagai berikut:
m1v1+ m2 v2 = (m1 + m2)v’ (23)
Contoh soal:
Dua buah balok A dan B berturut-turut memiliki massa 0,5 kg dan 0,3 kg
bergerak berhadapan satu dengan yang lain pada lintasan linier licin
sempurna dengan va: 2 m/s dan vb= - 2 m/s. Jika sesudah tumbukan
kedua balok menyatu dan bergerak bersama-sama, tentukan kecepatan
akhir dan bandingkan energi kinetik awal dan akhir!
9
Penyelesaian:
Dari kekekalan momentum:
mava+mbvb=( ma +mb) v’
m/s5,0
kg)0,3kg0,5(
m/s)kg)(-2(0,3m/s)(2kg)(0,5
' =
+
+
=
+
+
=
ba
bbaa
mm
vmvm
v
Karena hasilnya positif, maka kedua balok menyatu dan sama-sama
bergerak ke kanan.
Energi kinetik sebelum tumbukan,
K= ½ mava2+½ mbvb2 = ½ (0,5 kg) (2 m/s)2+ ½ (0,3 kg) (-2 m/s)2= 1,6 J
Energi kinetic sesudah tumbukan,
K’= ½ (ma+mb)v’2= ½ (0,5 kg + 0,3 kg) (0,5 m/s)2= 0,1 J
Tampak nilai K > K’, artinya setelah tumbukan tidak semua enrgi kinetick
diubah menjadi energi kinetic, melainkan sebagian berubah menjadi
energi lain.
6. TUMBUKAN DUA DIMENSI
Sebuah benda bermassa m1 bergerak dengan kecepatan v1 lalu
menumbuk benda yang sedang diam dan bermassa m2. Tumbukan tidak
persis terjadi pada bagian tengah dari kedua benda, sehingga benda
pertama akan berbelok arah sumbu y negtaif, sedangkan benda kedua
terpental ke arah sumbu y positif, seperti ditunjukan oleh gambar.
y
v’2
m2 θ2
m1 v1 θ1 x
v’1
Gambar 5. Tumbukan Dua Dimensi
10
Setelah terjadi tumbukan, masing-masing benda bergerak dengan
membentuk sudut θ1 dan θ2 terhadap sumbu x. Akibatnya gerakan setelah
tumbukan harus dianalisis sebagai gerakan dua dimensi (x dan y). Oleh
karena itu diperoleh kekekalan momentum, untuk komponen gerak
dalam arah x :
m1 v1 = m1v’1 cos θ1+ m2v’2 cos θ2 (24)
sedangkan untuk komponen gerak dalam komponen y kekekalan
momentum menjadi:
0 = m1v’1 sin θ1- m2v’2 sin θ2 (25)
Bila dianggap tumbukannya elastis, berlaku kekekalan energi kinetik:
1/2 m1 v12 = 1/2m1v’12 + 1/2 m2v2’2 (26)
Bila keadaan awal diketahui, masih ada 4 besaran yang tidak diketahui,
tetapi persaamannya hanya 3, oleh karena itu salah satu besaran keadaan
akhir harus diberikan.
11
Soal Latihan:
1. Seorang penembak memegangi sebuah senapan dengan massa 3 kg
secara tidak erat agar sentakan baliknya tidak menyakitkan ketika
ditembakan. Jika peluru yang ditembakan bermassa 5 g dan bergerak
secara horizontal dengan kecepatan 300 m/s, a) berapa kecepatan
pegas pada senapan? b) berapakah momentum dan energi kinetik
akhir dari peluru, c) juga momentum dan energi kinetik akhir
senapan?
2. Sebuah peluru 15 g bergerak dengan kecepatan 300 m/s melewati
sebuah lapisan foam plastik (plastik busa) setebal 2 cm dan muncul
dengan kecepatan 90 m/s. Berapakah gaya rata-rata yang menghalangi
gerakan pada saat peluru melalui plastik busa tersebut?
3. Perhatikan Gambar 6. Peluru 15 g ditembakan dalam arah mendatar ke
dalam balok kayu 3 kg yang digantungkan pada tali yang panjang.
Peluru menancap pada kayu itu. Tentukan kecepatan peluru jika
tumbukan tersebut menyebabkan balok itu bergerak sampai 10 cm di
atas kedudukan semula.
Gambar 6
4. Sebuah bola 1 kg bergerak dengan kecepatan 12 m/s bertumbukan
dengan bola 2 kg yang bergerak tepat berlawanan dengan kecepatan
24 m/s. Tentukan kecepatan masing-masing bola sesudah tumbukan
jika a) koefisien resistusinya 2/3, b) kedua bola menjadi satu, c)
tumbukan bersifat lenting sempurna.
10 cm
V = ?
12
5. Kedua bola pada Gambar 7 bertumbukan menurut gambar.
Berapakah kecepatan akhir bola 500 g jika sesudah tumbukan bola 800
g diketahui kecepatannya 15 cm/s.
Gambar 7
Kunci Soal Latihan:
1. Diketahui:
• ms: 3 kg, mp: 5 g = 5 x 10-3 kg, vp’=300 m/s
Ditanya vs’, P dan K akhir: ?
Jawab:
a) Kedua benda; senapan dan peluru awalnya pada kondisi diam,
sehingga vp dan vs = 0, maka:
mpvp+msvs= mpvp’+msvs’
0 = mpvp’+msvs’
vs’= - (mp /ms )vp’= - (0,005 kg/3 kg) (300 m/s)= - 0,5 m/s
b) Momentum dan Energi kinetik akhir peluru
• Momentum, Pp’= mpvp’=(0,005 kg) (300 m/s)= 1,5 kg.m/s
• Energi kinetic, Kp’= ½ mpvp’2= ½ (0,005 kg) (300 m/s)2=225 J
c) Momentum dan Energi kinetik akhir senapan
• Momentum, Ps’= msvs’=(3 kg) (-0,5 m/s)= - 1,5 kg.m/s
• Energi kinetic, Ks’= ½ msvs’2= ½ (3 kg) (-0,5 m/s)2= 0,375 J
2. Diketahui: m= 15 x 10-3 kg, v1: 300 m/s, v2=90 m/s
Ditanya F=?
Jawab: gunakan persamaan Impuls:
F t=mv2 - mv1
300
θ
800 g
30 cm/s 50 cm/s
500 g
13
Untuk mencari F, dibutuhkan nilai t. Ini bisa diperoleh dengan
memisalkan perlambatan berjalan seragam dan menggunakan
x=vrerata t, dimana x=0,02 m dan vrerata = ½ (v1+v2)=195 m/s. Ini
memberikan t=1,026 x 10-4 s. Maka:
F(1,026 x 10-4 s)=(0,015 kg) (90 m/s) – (0,015 kg) (300 m/s)
F= -3,07 x 104 N
3. Diketahui: mp = 0,015 kg, mb = 3 kg, h = 0,1 m
Ditanya: vp=?
Jawab:
• Dari kekekalan momentum: (0,015 kg) vp + 0 = (3,015 kg) vgab
• Dari kekekalan energi:
K tepat sesudah tumbukan = U pada saat balok setinggi 0,1 m
½ (3,015 kg) (vgab)2 =(3,015 kg) (9,8 m/s2) (0,1 m)
vgab= 1,40 m/s
• Kini nilai vgab dimasukan ke persamaan kekekalan momentum,
maka diperoleh nilai vp= 281 m/s.
4. Diketahui: m1= 1 kg, v1= 12 m/s, m2= 2 kg, v2= - 24 m/s
Ditanya: kecepatan akhir masing-masing bola untuk berbagai
situasi.
Dari kekekalan momentum:
(1 kg) (12 m/s) +(2 kg) (-24 m/s) = (1 kg) v1’ + (2 kg) v2’
-36 m/s = v1’ + 2 v2’
a) Untuk nilai e = 2/3,
)24(12
''
3
2 12
−−
−
=
vv
atau v’2 = 24 m/s + v’1,
hasil tersebut disubtitusikan ke persamaan momentum di atas,
maka diperoleh v’2 = -4 m/s dan v’1 = -28 m/s
b) Jika kedua bola menyatu, hal ini berarti; v’2=v’1=v’
Maka persamaan momentum menjadi:
14
-36 m/s = 3 v’ atau v’= -12 m/s
c) Jika e = 1, maka
)24(12
''
1 12
−−
−
=
vv
, yakni v’2 = 36 m/s + v’1
hasil tersebut disubtitusikan ke persamaan momentum di atas,
maka diperoleh v’2 = 0m/s dan v’1 = -36 m/s
5. Diketahui: m1= 800 g, v1= 30 cm/s, m2= 500 g, v2= - 50 cm/s, v’1=15
cm/s.
Ditanya v’2=?
Jawab:
• Hukum kekekalan momentum pada arah sumbu x
(0,8 kg) (0,3 m/s) + (0,5 kg) (-0,5 m/s)= (0,8 kg) [(0,15 m/s)cos 300] + (0,5 kg) vx2’
Maka vx2’=-0,228 m/s.
• Hukum kekekalan momentum pada arah sumbu y
0= (0,8 kg) [(0,15 m/s) sin 300]+(0,5 kg) vy2’
Maka vy2’= 0,12 m/s dan m/s26,012,0228,0 22
=+=v

More Related Content

What's hot

PPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptx
PPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptxPPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptx
PPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptx
agushendrayady1
 
Pp berpikir kritis
Pp berpikir kritisPp berpikir kritis
Pp berpikir kritis
Elisabeth Singarimbun
 
Ppt komunikasi
Ppt komunikasiPpt komunikasi
Ppt komunikasi
putiandinis
 
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian MasyarakatMateri Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Akademi Desa 4.0
 
pengertian bk-kelompok
pengertian bk-kelompokpengertian bk-kelompok
pengertian bk-kelompok
Universitas Panca Sakti TEGAL
 
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
Muhammad Taqwan
 
makalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-anmakalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-anCici Cweety
 
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Keuangan
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan KeuanganAdministrasi Pendidikan Bidang Garapan Keuangan
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Keuangan
Raka Juanda Sanjaya
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
Indah Sari
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
Maya Umami
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
Cindar Tyas
 
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan PendidikanPengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Sherly Anggraini
 
Dinamika Kelompok
Dinamika KelompokDinamika Kelompok
Dinamika Kelompok
Riinong
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
Nur Arifaizal Basri
 
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencanaPermasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Febrianto
 
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidupSumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
Nurul Sholehuddin
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Jujun Muhamad Jubaerudin
 
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan PengintegralanKonvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Anzilina Nisa
 
LKMM-TD: AKL (Analisis Kondisi Lingkungan) by Mudafiq
LKMM-TD: AKL (Analisis Kondisi Lingkungan) by MudafiqLKMM-TD: AKL (Analisis Kondisi Lingkungan) by Mudafiq
LKMM-TD: AKL (Analisis Kondisi Lingkungan) by Mudafiq
Mudafiq R. Pratama
 
Konsep dasar-komunikasi
Konsep dasar-komunikasiKonsep dasar-komunikasi
Konsep dasar-komunikasilsn2012
 

What's hot (20)

PPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptx
PPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptxPPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptx
PPT nilai dan prinsip anti-korupsi.pptx
 
Pp berpikir kritis
Pp berpikir kritisPp berpikir kritis
Pp berpikir kritis
 
Ppt komunikasi
Ppt komunikasiPpt komunikasi
Ppt komunikasi
 
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian MasyarakatMateri Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
Materi Ngopi Eps. 19 Pengorganisasian Masyarakat
 
pengertian bk-kelompok
pengertian bk-kelompokpengertian bk-kelompok
pengertian bk-kelompok
 
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
 
makalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-anmakalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-an
 
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Keuangan
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan KeuanganAdministrasi Pendidikan Bidang Garapan Keuangan
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Keuangan
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan PendidikanPengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
 
Dinamika Kelompok
Dinamika KelompokDinamika Kelompok
Dinamika Kelompok
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencanaPermasalahan dalam penanggulangan bencana
Permasalahan dalam penanggulangan bencana
 
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidupSumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
 
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan PengintegralanKonvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
 
LKMM-TD: AKL (Analisis Kondisi Lingkungan) by Mudafiq
LKMM-TD: AKL (Analisis Kondisi Lingkungan) by MudafiqLKMM-TD: AKL (Analisis Kondisi Lingkungan) by Mudafiq
LKMM-TD: AKL (Analisis Kondisi Lingkungan) by Mudafiq
 
Konsep dasar-komunikasi
Konsep dasar-komunikasiKonsep dasar-komunikasi
Konsep dasar-komunikasi
 

Viewers also liked

Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
Aidia Propitious
 
Fis 08-momentum-dan-impuls
Fis 08-momentum-dan-impulsFis 08-momentum-dan-impuls
Fis 08-momentum-dan-impuls
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Bab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentumBab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentum
Fauzan Ghifari
 
Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum
khrisna pangeran
 
Tumbukan
TumbukanTumbukan
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidinSiap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
Zainal Abidin Mustofa
 
Laporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrackLaporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrack
Ferdy Safryadi
 
Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel 'Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel '
Devi Adi Nufriana
 
Momentum linear dan tumbukan
Momentum linear dan tumbukanMomentum linear dan tumbukan
Momentum linear dan tumbukan
FKIP UHO
 
Fisika momentum impuls
Fisika   momentum impulsFisika   momentum impuls
Fisika momentum impuls
debritto161
 
Laporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusiLaporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusi
atikapprinda
 
Momentum & impuls
Momentum & impulsMomentum & impuls
Momentum & impuls
Fairuz Hilwa
 
Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum
Mu'alim Nur
 
Momentum sudut SMA
Momentum sudut SMAMomentum sudut SMA
Momentum sudut SMAIrhuel_Abal2
 
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
Gabriel Marindal
 
Media pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanMedia pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukan
muhamad khanif
 
Titik berat benda homogen
Titik berat benda homogenTitik berat benda homogen
Titik berat benda homogenNita Mardiana
 
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Hari Pramono
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impuls
eko nur wahyudi wahyu
 

Viewers also liked (20)

Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
 
Fis 08-momentum-dan-impuls
Fis 08-momentum-dan-impulsFis 08-momentum-dan-impuls
Fis 08-momentum-dan-impuls
 
Bab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentumBab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentum
 
Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum
 
Tumbukan
TumbukanTumbukan
Tumbukan
 
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidinSiap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
 
Laporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrackLaporan praktikum linear airtrack
Laporan praktikum linear airtrack
 
Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel 'Presentasi ' Sistem Partikel '
Presentasi ' Sistem Partikel '
 
Momentum linear dan tumbukan
Momentum linear dan tumbukanMomentum linear dan tumbukan
Momentum linear dan tumbukan
 
Fisika momentum impuls
Fisika   momentum impulsFisika   momentum impuls
Fisika momentum impuls
 
06 bab 5
06 bab 506 bab 5
06 bab 5
 
Laporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusiLaporan fisika menentukan restitusi
Laporan fisika menentukan restitusi
 
Momentum & impuls
Momentum & impulsMomentum & impuls
Momentum & impuls
 
Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum Impuls Dan Momentum
Impuls Dan Momentum
 
Momentum sudut SMA
Momentum sudut SMAMomentum sudut SMA
Momentum sudut SMA
 
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
Presentasi TUMBUKAN (by Gabriel)
 
Media pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanMedia pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukan
 
Titik berat benda homogen
Titik berat benda homogenTitik berat benda homogen
Titik berat benda homogen
 
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impuls
 

Similar to Momentum linear-dan-tumbukan

Fisika
FisikaFisika
Fisika
Azmi14015
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentum
Eko Efendi
 
Momentum 1.ppt
Momentum 1.pptMomentum 1.ppt
Momentum 1.ppt
PrayitSuprayitno1
 
impul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptximpul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptx
ElaSiama
 
IMPULS DAN MOMENTUM
IMPULS DAN MOMENTUMIMPULS DAN MOMENTUM
IMPULS DAN MOMENTUM
Lifia Citra Ramadhanti
 
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdfFisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
AdiTyaWahyuPutra1
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impuls
Andy Muson
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impuls
Faizal Abidin
 
impuls dan momentum
impuls dan momentumimpuls dan momentum
impuls dan momentum
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Materi Momentum dan Impuls.pptx
Materi Momentum dan Impuls.pptxMateri Momentum dan Impuls.pptx
Materi Momentum dan Impuls.pptx
abdulfloranda
 
Momentum
MomentumMomentum
momentum dan impuls
 momentum dan impuls momentum dan impuls
momentum dan impuls
Randika Sudarma
 
Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
Rizka A. Hutami
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan Momentum
Mutiara Nanda
 
Soal osn fisika 2007 prov+sol
Soal osn fisika 2007 prov+solSoal osn fisika 2007 prov+sol
Soal osn fisika 2007 prov+solجوكو كوتو
 
Bab 8 momentum dan impuls
Bab 8 momentum dan impulsBab 8 momentum dan impuls
Bab 8 momentum dan impuls
Navies Luthvitasari
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian CSoal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
dattebayo90
 
Momentum linier
Momentum linierMomentum linier
Momentum linier
Aris BudiYanto
 
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinMateri perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Charis Muhammad
 

Similar to Momentum linear-dan-tumbukan (20)

Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentum
 
Momentum 1.ppt
Momentum 1.pptMomentum 1.ppt
Momentum 1.ppt
 
impul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptximpul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptx
 
IMPULS DAN MOMENTUM
IMPULS DAN MOMENTUMIMPULS DAN MOMENTUM
IMPULS DAN MOMENTUM
 
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdfFisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impuls
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
impuls dan momentum
impuls dan momentumimpuls dan momentum
impuls dan momentum
 
Materi Momentum dan Impuls.pptx
Materi Momentum dan Impuls.pptxMateri Momentum dan Impuls.pptx
Materi Momentum dan Impuls.pptx
 
Momentum
MomentumMomentum
Momentum
 
momentum dan impuls
 momentum dan impuls momentum dan impuls
momentum dan impuls
 
Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan Momentum
 
Soal osn fisika 2007 prov+sol
Soal osn fisika 2007 prov+solSoal osn fisika 2007 prov+sol
Soal osn fisika 2007 prov+sol
 
Bab 8 momentum dan impuls
Bab 8 momentum dan impulsBab 8 momentum dan impuls
Bab 8 momentum dan impuls
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian CSoal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
 
Momentum linier
Momentum linierMomentum linier
Momentum linier
 
Momentum linier
Momentum linierMomentum linier
Momentum linier
 
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinMateri perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
 

Recently uploaded

SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
AINARAHYUBINTISULAIM
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
DaraAOi
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Modul Kimia Fase E Kelas X TH 24 - E10.6 Kimia Hijau.docx
Modul Kimia Fase E Kelas X TH 24 - E10.6 Kimia Hijau.docxModul Kimia Fase E Kelas X TH 24 - E10.6 Kimia Hijau.docx
Modul Kimia Fase E Kelas X TH 24 - E10.6 Kimia Hijau.docx
SuciHarianti3
 
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
SafaAgrita1
 
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian PembelajaranIntegrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
walidumar
 
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
vivi211570
 
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptxAksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
dhenisarlini86
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
AyuniDwiLestari
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
DenysErlanders
 

Recently uploaded (20)

SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Modul Kimia Fase E Kelas X TH 24 - E10.6 Kimia Hijau.docx
Modul Kimia Fase E Kelas X TH 24 - E10.6 Kimia Hijau.docxModul Kimia Fase E Kelas X TH 24 - E10.6 Kimia Hijau.docx
Modul Kimia Fase E Kelas X TH 24 - E10.6 Kimia Hijau.docx
 
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
 
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian PembelajaranIntegrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
 
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
 
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptxAksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
 

Momentum linear-dan-tumbukan

  • 1. 1 MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor P yang didefinisikan sebagai perkalian antara massa partikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: vmP rr = (1) Isac Newton dalam Principia menyebut hukum gerak yang kedua dalam bahasa momentum yang ia sebut sebagai ”kuantitas gerak”. Dalam istilah modern, hukum kedua Newton berbunyi: ”Perubahan momentum (kuantitas gerak) benda tiap satuan waktu sebanding dengan gaya resultan yang bekerja pada benda dan berarah sama dengan gaya tersebut.” Secara matematis pernyataan ini dituliskan: dt Pd F r r = (2) Jika komponen P diuraikan, dengan menganggap m bernilai konstan, maka hukum II Newton dituliskan sebagai: am dt vd m dt vmd F r rrr === )( (3) Pada kenyataannya, Hukum II Newton lebih sering dituliskan dalam bentuk Persamaan (3) di atas. Pada sebuah sistem partikel yang memiliki n buah partikel, masing-masing memiliki momentum p1, p2 , ... , pn. Jika dilihat secara kesuluruhan, sistem partikel tersebut mempunyai momentum P, npppP rrrr ++= ....21 (4) Selengkapnya dituliskan: nnvmvmvmP ++= ...2211 r (5)
  • 2. 2 Jika massa total sistem adalah M dan kecepatan pusat massanya adalah vpm, maka: pmvMP rr = (6) “Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total sistem partikel dengan kecepatan pusat massanya” Jika Persamaan (6) dibagi dengan dt , maka diperoleh: dt vd M dt vMd dt Pd pmpm rrr == )( , (7) Dan akhirnya diperoleh: pmaM dt Pd r r = (8) Mapm didefinisikan sebagai gaya eksternal (Feks); eksF dt Pd r r = (9) Feks didefinisikan sebagai gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel. Penyebutan ini bermaksud agar tidak rancu dengan keberadaan gaya internal antar partikel. Adapun jumlahan gaya internal antar partikel adalah nol, karena masing-masing saling meniadakan. 2. KEKEKALAN MOMENTUM LINEAR Seandainya jumlah semua gaya eksternal yang bekerja pada sistem sama dengan nol, maka: 0= dt Pd r atau Konstan=P r (10) Bila momentum total sistem npppP rrrr ++= ....21 , maka: =++= npppP rrrr ....21 Konstan 0P r = (11) Momentum masing-masing partikel dapat berubah, tetapi momentum sistem tetap konstan.
  • 3. 3 3. IMPULS dan MOMENTUM Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat pemukul, tongkat bersentuhan dengan bola hanya dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan pada waktu tersebut tongkat memberikan gaya yang sangat besar pada bola. Gaya yang cukup besar dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat ini disebut gaya impulsif. v v’ Gambar 1. Proses Tumbukan Sebuah Bola dengan Pemukul Pada peristiwa tumbukan semacam itu, tongkat memberikan gaya kepada bola dengan arah gaya yang tetap. Tumbukan dimulai pada saat t1 dan berakhir pada saat t2. Sebelum dan sesudah tumbukan gayanya adalah nol, namun selama rentang t1 dan t2 gaya berubah dari nol menjadi sangat besar sebelum akhirnya kembali ke nol lagi. Perubahan gaya impulsif terhadap waktu ketika terjadi tumbukan dapat digambarkan sebagai berikut: F(t) t ∆t Gambar 2. Perubahan Besarnya Gaya Sebagai Fungsi Waktu
  • 4. 4 Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari Persamaan (2) tentang hukum II Newton diperoleh: dt Pd F r r = Persamaan tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk: 1212 2 1 2 1 )( PPttF PddtF P P t t rrr rr −=− = ∫∫ (12) Ruas kiri Persamaan (12) tersebut dikenal sebagai impuls sedangkan ruas kanan merupakan perubahan momentum. Impuls menunjukan besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda dalam rentang waktu yang sangat kecil. Berdasarkan Persamaan di atas, impuls juga didefinisikan sebagai perubahan momentum. Persamaan (12) juga dapat diturunkan dengan cara sebagai berikut: Persamaan (2) tentang Hukum II Newton dapat dituliskan dengan cara: t P F ∆ ∆ = r r (13) Persamaan tersebut dapat ditata-ulang menjadi: PtF rr ∆=∆ (14) Besaran F t adalah impuls J, sehingga akhirnya diperoleh: 12 PPPtFJ rrrrr −=∆=∆= (15) Teorema Impuls-Momentum: Impuls dari sebuah gaya sama dengan perubahan momentum partikel Contoh Soal: Seseorang melempar bola bermassa 0,4 kg menumbuk dinding. Bola menumbuk dinding dengan kecepatan 30 m/s ke kiri dan memantul horizontal ke kanan pada 20 m/s. a) Carilah impuls dari gaya total pada bola selama tumbukan dengan dinding! b) Jika bola bersentuhan dengan dinding selama 0,01 s, carilah gaya horizontal rata-rata yang diberikan oleh dinding pada bola selama tumbukan!
  • 5. 5 Penyelesaian: a) Dengan menggunakan Persamaan (15) dan menganggap gerakan ke kanan sebagai positif sedangkan ke kiri sebagai negatif, diperoleh: J = P2 - P1 = mv2-mv1 J = ((0,4 kg) (20 m/s)) – ((0,4 kg)(-30m/s)) J = 8 kg.m/s – (-12 kg.m/s) J = 20 kg.m/s=20 N.s b) Jika waktu tumbukan adalah t=0,01 s, maka dari Persamaan (15) juga diperoleh: tFJ ∆= rr , maka NN t J F 2000 01,0 20 == ∆ = r r 4. KEKEKALAN MOMENTUM DALAM TUMBUKAN Gambar 3. Gaya pada Tumbukan Perubahan momentum pada partikel 1 : ∫ ∆==∆ 2 1 12121 t t tFdtFP r (16) Perubahan momentum pada partikel 2: ∫ ∆==∆ 2 1 21212 t t tFdtFP r (17) Karena F21 = - F12 maka: ∆p1 = - ∆p2 (18) F21 Dua buah partikel saling bertumbukan. Pada saat bertumbukan kedua partikel saling memberikan gaya (aksi-reaksi). F12 merupakan gaya yang bekerja pada partikel 1 oleh partikel 2 dan F21 merupakan gaya yang bekerja pada partikel 2 oleh partikel 1. F12 m2m1
  • 6. 6 Momentum total sistem: P = p1 + p2 dan perubahan momentum total sistem: ∆P = ∆p1 + ∆p2 = 0 (19) Kekekalan Momentum: “Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak mengubah momentum total sistem”. Secara matematis dituliskan: m1 v1+ m2 v2 = m1v’1 + m2v’2 , (20) Catatan: selama tumbukan, gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek) sangat kecil dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal tersebut dapat diabaikan. Contoh soal: Dua buah balok A dan B berturut-turut memiliki massa 0,5 kg dan 0,3 kg bergerak berhadapan satu dengan yang lain pada lintasan linier licin sempurna dengan va: 2 m/s dan vb= - 2 m/s. Sesudah tumbukan, balok B berjalan dengan kecepatan akhir +2 m/s. Berapakah kecepatan akhir balok A? Bagaimana perbandingan perubahan momentum dari kedua balok? Penyelesaian: Dari kekekalan momentum: mava+mbvb= mava’ +mbvb’ kg5,0 m/s)kg)(2(0,3-m/s)kg)(-20,3(m/s)kg)(2(0,5' ' + = −+ = a bbbbaa a m vmvmvm v Diperoleh va’ = - 0,4 m/s. Perubahan momentum balok A adalah: mava’ - mava= (0,5 kg) (-0,4) – (0,5 kg) (2 m/s) = - 1,2 kg.m/s Perubahan momentum balok B adalah: mbvb’-mbvb= (0,3 kg) (2 m/s) – (0,3 kg) (-2 m/s) =+ 1,2 kg.m/s
  • 7. 7 5. TUMBUKAN SATU DIMENSI Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya energi kinetik selama proses. Bila energi kinetik sistem kekal, tumbukan bersifat elastik (lenting). Sedangkan bila sebelum dan sesudah tumbukan energi kinetik berubah (tidak kekal), tumbukan dikatakan tidak elastik. Dalam kondisi setelah tumbukan kedua benda menempel dan bergerak bersama-sama, tumbukan dikatkan tidak elastik sempurna. 5.1. Tumbukan Elastik Berikut ditunjukan dua buah benda bermassa m1 dan m2 bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan v1 > v2. Pada saat awal, benda pertama berada di belakang benda kedua. Suatu ketika benda pertama menumbuk benda kedua, setelah itu kedua benda bergerak dengan kecepatan v’1 dan v’2, kini v’1 < v’2. sebelum tumbukan sesudah m1 m2 m1 m2 m1 m2 v1 v2 v’1 v’2 v1 -v2 v’2 - v’1 Gambar 4. Proses dua buah benda bertumbukan Pada tumbukan elastik, Energi Kinetik (dan juga momentum) sebelum dan sesudah tumbukan adalah konstan/tetap. Artinya, setelah tumbukan tidak terjadi pengurangan/penambahan jumlah energ kinetik. Dengan demikian pada tumbukan elastik berlaku dua hukum kekekalan, yakni hukum kekelan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik sekaligus. Berdasarkan kekekalan momentum: m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2, dan dari kekekalan energi kinetik: 1/2 m1 v12 + 1/2m2 v22 = 1/2m1v’12 + 1/2 m2v2’2
  • 8. 8 Maka jika kedua persamaan tersebut diselesaikan secara serentak, diperoleh: v1 - v2 = v’2 - v’1 (21) 5.2. Tumbukan tidak Elastik Pada tumbukan tidak elastik, momentum sistem sebelum dan sesuah tumbukan tidak berubah: m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2 , namun kekekalan energi kinetik tidak berlaku. Hal ini karena sebagian energi kinetiknya berkurang dan berubah menjadi energi potensial yang ditunjukan adanya deformasi (perubahan bentuk). Kini Persamaan (21) pada tumbukan elastis dimodifikasi menjadi: e vv vv = − − 21 12 '' (22) e merupakan nilai koefisien resistusi. Beberapa nilai e dan hubungannya dengan elastisitas tumbukan dapat dijelaskan sebagai berikut: • e = 1 untuk tumbukan elastis • 0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis • e = 0 untuk tumbukan tidak elastis sempurna 5.3. Tumbukan tidak Elastis Sempurna Pada tumbukan ini, setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak bersama-sama. Persamaan (20) tentang kekekalan momentum kini dituliskan sebagai berikut: m1v1+ m2 v2 = (m1 + m2)v’ (23) Contoh soal: Dua buah balok A dan B berturut-turut memiliki massa 0,5 kg dan 0,3 kg bergerak berhadapan satu dengan yang lain pada lintasan linier licin sempurna dengan va: 2 m/s dan vb= - 2 m/s. Jika sesudah tumbukan kedua balok menyatu dan bergerak bersama-sama, tentukan kecepatan akhir dan bandingkan energi kinetik awal dan akhir!
  • 9. 9 Penyelesaian: Dari kekekalan momentum: mava+mbvb=( ma +mb) v’ m/s5,0 kg)0,3kg0,5( m/s)kg)(-2(0,3m/s)(2kg)(0,5 ' = + + = + + = ba bbaa mm vmvm v Karena hasilnya positif, maka kedua balok menyatu dan sama-sama bergerak ke kanan. Energi kinetik sebelum tumbukan, K= ½ mava2+½ mbvb2 = ½ (0,5 kg) (2 m/s)2+ ½ (0,3 kg) (-2 m/s)2= 1,6 J Energi kinetic sesudah tumbukan, K’= ½ (ma+mb)v’2= ½ (0,5 kg + 0,3 kg) (0,5 m/s)2= 0,1 J Tampak nilai K > K’, artinya setelah tumbukan tidak semua enrgi kinetick diubah menjadi energi kinetic, melainkan sebagian berubah menjadi energi lain. 6. TUMBUKAN DUA DIMENSI Sebuah benda bermassa m1 bergerak dengan kecepatan v1 lalu menumbuk benda yang sedang diam dan bermassa m2. Tumbukan tidak persis terjadi pada bagian tengah dari kedua benda, sehingga benda pertama akan berbelok arah sumbu y negtaif, sedangkan benda kedua terpental ke arah sumbu y positif, seperti ditunjukan oleh gambar. y v’2 m2 θ2 m1 v1 θ1 x v’1 Gambar 5. Tumbukan Dua Dimensi
  • 10. 10 Setelah terjadi tumbukan, masing-masing benda bergerak dengan membentuk sudut θ1 dan θ2 terhadap sumbu x. Akibatnya gerakan setelah tumbukan harus dianalisis sebagai gerakan dua dimensi (x dan y). Oleh karena itu diperoleh kekekalan momentum, untuk komponen gerak dalam arah x : m1 v1 = m1v’1 cos θ1+ m2v’2 cos θ2 (24) sedangkan untuk komponen gerak dalam komponen y kekekalan momentum menjadi: 0 = m1v’1 sin θ1- m2v’2 sin θ2 (25) Bila dianggap tumbukannya elastis, berlaku kekekalan energi kinetik: 1/2 m1 v12 = 1/2m1v’12 + 1/2 m2v2’2 (26) Bila keadaan awal diketahui, masih ada 4 besaran yang tidak diketahui, tetapi persaamannya hanya 3, oleh karena itu salah satu besaran keadaan akhir harus diberikan.
  • 11. 11 Soal Latihan: 1. Seorang penembak memegangi sebuah senapan dengan massa 3 kg secara tidak erat agar sentakan baliknya tidak menyakitkan ketika ditembakan. Jika peluru yang ditembakan bermassa 5 g dan bergerak secara horizontal dengan kecepatan 300 m/s, a) berapa kecepatan pegas pada senapan? b) berapakah momentum dan energi kinetik akhir dari peluru, c) juga momentum dan energi kinetik akhir senapan? 2. Sebuah peluru 15 g bergerak dengan kecepatan 300 m/s melewati sebuah lapisan foam plastik (plastik busa) setebal 2 cm dan muncul dengan kecepatan 90 m/s. Berapakah gaya rata-rata yang menghalangi gerakan pada saat peluru melalui plastik busa tersebut? 3. Perhatikan Gambar 6. Peluru 15 g ditembakan dalam arah mendatar ke dalam balok kayu 3 kg yang digantungkan pada tali yang panjang. Peluru menancap pada kayu itu. Tentukan kecepatan peluru jika tumbukan tersebut menyebabkan balok itu bergerak sampai 10 cm di atas kedudukan semula. Gambar 6 4. Sebuah bola 1 kg bergerak dengan kecepatan 12 m/s bertumbukan dengan bola 2 kg yang bergerak tepat berlawanan dengan kecepatan 24 m/s. Tentukan kecepatan masing-masing bola sesudah tumbukan jika a) koefisien resistusinya 2/3, b) kedua bola menjadi satu, c) tumbukan bersifat lenting sempurna. 10 cm V = ?
  • 12. 12 5. Kedua bola pada Gambar 7 bertumbukan menurut gambar. Berapakah kecepatan akhir bola 500 g jika sesudah tumbukan bola 800 g diketahui kecepatannya 15 cm/s. Gambar 7 Kunci Soal Latihan: 1. Diketahui: • ms: 3 kg, mp: 5 g = 5 x 10-3 kg, vp’=300 m/s Ditanya vs’, P dan K akhir: ? Jawab: a) Kedua benda; senapan dan peluru awalnya pada kondisi diam, sehingga vp dan vs = 0, maka: mpvp+msvs= mpvp’+msvs’ 0 = mpvp’+msvs’ vs’= - (mp /ms )vp’= - (0,005 kg/3 kg) (300 m/s)= - 0,5 m/s b) Momentum dan Energi kinetik akhir peluru • Momentum, Pp’= mpvp’=(0,005 kg) (300 m/s)= 1,5 kg.m/s • Energi kinetic, Kp’= ½ mpvp’2= ½ (0,005 kg) (300 m/s)2=225 J c) Momentum dan Energi kinetik akhir senapan • Momentum, Ps’= msvs’=(3 kg) (-0,5 m/s)= - 1,5 kg.m/s • Energi kinetic, Ks’= ½ msvs’2= ½ (3 kg) (-0,5 m/s)2= 0,375 J 2. Diketahui: m= 15 x 10-3 kg, v1: 300 m/s, v2=90 m/s Ditanya F=? Jawab: gunakan persamaan Impuls: F t=mv2 - mv1 300 θ 800 g 30 cm/s 50 cm/s 500 g
  • 13. 13 Untuk mencari F, dibutuhkan nilai t. Ini bisa diperoleh dengan memisalkan perlambatan berjalan seragam dan menggunakan x=vrerata t, dimana x=0,02 m dan vrerata = ½ (v1+v2)=195 m/s. Ini memberikan t=1,026 x 10-4 s. Maka: F(1,026 x 10-4 s)=(0,015 kg) (90 m/s) – (0,015 kg) (300 m/s) F= -3,07 x 104 N 3. Diketahui: mp = 0,015 kg, mb = 3 kg, h = 0,1 m Ditanya: vp=? Jawab: • Dari kekekalan momentum: (0,015 kg) vp + 0 = (3,015 kg) vgab • Dari kekekalan energi: K tepat sesudah tumbukan = U pada saat balok setinggi 0,1 m ½ (3,015 kg) (vgab)2 =(3,015 kg) (9,8 m/s2) (0,1 m) vgab= 1,40 m/s • Kini nilai vgab dimasukan ke persamaan kekekalan momentum, maka diperoleh nilai vp= 281 m/s. 4. Diketahui: m1= 1 kg, v1= 12 m/s, m2= 2 kg, v2= - 24 m/s Ditanya: kecepatan akhir masing-masing bola untuk berbagai situasi. Dari kekekalan momentum: (1 kg) (12 m/s) +(2 kg) (-24 m/s) = (1 kg) v1’ + (2 kg) v2’ -36 m/s = v1’ + 2 v2’ a) Untuk nilai e = 2/3, )24(12 '' 3 2 12 −− − = vv atau v’2 = 24 m/s + v’1, hasil tersebut disubtitusikan ke persamaan momentum di atas, maka diperoleh v’2 = -4 m/s dan v’1 = -28 m/s b) Jika kedua bola menyatu, hal ini berarti; v’2=v’1=v’ Maka persamaan momentum menjadi:
  • 14. 14 -36 m/s = 3 v’ atau v’= -12 m/s c) Jika e = 1, maka )24(12 '' 1 12 −− − = vv , yakni v’2 = 36 m/s + v’1 hasil tersebut disubtitusikan ke persamaan momentum di atas, maka diperoleh v’2 = 0m/s dan v’1 = -36 m/s 5. Diketahui: m1= 800 g, v1= 30 cm/s, m2= 500 g, v2= - 50 cm/s, v’1=15 cm/s. Ditanya v’2=? Jawab: • Hukum kekekalan momentum pada arah sumbu x (0,8 kg) (0,3 m/s) + (0,5 kg) (-0,5 m/s)= (0,8 kg) [(0,15 m/s)cos 300] + (0,5 kg) vx2’ Maka vx2’=-0,228 m/s. • Hukum kekekalan momentum pada arah sumbu y 0= (0,8 kg) [(0,15 m/s) sin 300]+(0,5 kg) vy2’ Maka vy2’= 0,12 m/s dan m/s26,012,0228,0 22 =+=v