Eksperimen ini bertujuan untuk memahami konsep kinematika dan hukum Newton serta menghitung momen inersia katrol dengan menggunakan pesawat Atwood. Eksperimen ini melibatkan pengukuran percepatan dan kecepatan beban yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi dengan menambah beban tambahan.
Reaksi pembentukan senyawa CS2 (l) dari unsur karbon grafit dan belerang rombik memiliki entalpi pembentukan standar sebesar -1.072 + 2*(-296,1) - 393,5 = -986,2 kJ/mol. Entalpi pembentukan standar ditentukan dari penjumlahan entalpi reaksi pembentukan produk dan reaktan.
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
Modul perpindahan panas konduksi steady sate-one dimensional ini adalah penjabaran atau penjelasan sederhana untuk persamaan-persamaan matematika yang berlaku pada perpindahan panas konduksi untuk benda padat.
Dokumen tersebut membahas tentang tumbukan lenting sempurna dalam fisika, termasuk definisi tumbukan lenting sempurna, hukum kekekalan momentum, dan contoh soal tumbukan lenting sempurna pada satu dan dua dimensi.
Eksperimen ini bertujuan untuk memahami konsep kinematika dan hukum Newton serta menghitung momen inersia katrol dengan menggunakan pesawat Atwood. Eksperimen ini melibatkan pengukuran percepatan dan kecepatan beban yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi dengan menambah beban tambahan.
Reaksi pembentukan senyawa CS2 (l) dari unsur karbon grafit dan belerang rombik memiliki entalpi pembentukan standar sebesar -1.072 + 2*(-296,1) - 393,5 = -986,2 kJ/mol. Entalpi pembentukan standar ditentukan dari penjumlahan entalpi reaksi pembentukan produk dan reaktan.
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
Modul perpindahan panas konduksi steady sate-one dimensional ini adalah penjabaran atau penjelasan sederhana untuk persamaan-persamaan matematika yang berlaku pada perpindahan panas konduksi untuk benda padat.
Dokumen tersebut membahas tentang tumbukan lenting sempurna dalam fisika, termasuk definisi tumbukan lenting sempurna, hukum kekekalan momentum, dan contoh soal tumbukan lenting sempurna pada satu dan dua dimensi.
1. Dokumen membahas tentang momentum dan impuls serta berbagai konsep terkait seperti tumbukan, kekekalan momentum, dan hukum Newton kedua.
2. Definisi momentum secara fisika dan matematika dijelaskan, serta contoh soal perhitungan momentum.
3. Jenis-jenis tumbukan diuraikan, termasuk tumbukan lenting sempurna, sebagian, dan tidak lenting.
1) The document reports on a laboratory experiment to determine the Young's modulus of various metal types. Samples of steel and aluminum were tested by applying incremental loads and measuring the change in height using a dial indicator.
2) For steel, the measured Young's modulus values ranged from 192.3 to 230.04 GPa. For aluminum, the values ranged from 68.1 to 71.27 GPa.
3) Young's modulus is a measure of a material's elasticity and indicates how much a material will deform under an applied load. Determining the Young's modulus of different metals can help select appropriate materials for structures.
Elastisitas adalah kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk sementara akibat gaya tetapi kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan. Elastisitas dapat diukur dengan stress dan strain, di mana stress adalah gaya per satuan luas dan strain adalah perubahan panjang per panjang asli. Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya dan perubahan panjang pada daerah elastis suatu benda.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dasar mekanika fluida, termasuk definisi fluida, sifat-sifatnya seperti kerapatan, viskositas, tegangan permukaan, tekanan uap, perbedaan tekanan, berat jenis, dan gravitasi jenis. Konsep-konsep tersebut digunakan dalam analisis perilaku dan aliran fluida.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan untuk mengukur viskositas zat cair dengan metode bola jatuh. Terdapat penjelasan teori dan rumus yang terkait, data hasil pengukuran diameter, berat, dan waktu jatuh bola, serta perhitungan untuk menentukan viskositas zat cair.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida statis, sifat-sifatnya seperti tidak dapat melawan geser dan mempunyai kompresibilitas serta viskositas. Juga membahas tentang tekanan, tekanan hidrostatis, dan contoh soalnya. Selanjutnya membahas pula tentang hukum Pascal, bejana berhubungan, hukum Archimedes beserta contoh soalnya.
Laporan praktikum fisika mengenai hukum Hooke yang dilakukan oleh kelompok III SMA Negeri 1 Kota Bima pada tahun pelajaran 2014/2015. Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas. Hasilnya menunjukkan bahwa gaya yang diberikan pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya, sehingga mendukung hukum Hooke.
Makalah ini membahas peran laser dalam berbagai bidang seperti kedokteran, industri, kimia, dan kehidupan sehari-hari. Laser digunakan untuk terapi kecantikan, mengobati nyeri, penyembuhan luka, proses khitan, pengelasan, pemotongan logam, pengeboran, mengidentifikasi bahan kimia, dan mendinginkan molekul. Laser memiliki manfaat besar dalam berbagai aspek kehidupan modern.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep fisika tentang pusat massa, momentum linier, dan tumbukan untuk sistem partikel dan benda kontinu dalam 1 dan 2 dimensi. Di antaranya adalah definisi pusat massa, hukum Newton kedua untuk sistem partikel, definisi dan sifat-sifat momentum linier dan energi kinetik, serta hukum kekekalan momentum dan energi dalam tumbukan elastik dan inelastik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan perhitungan entropi dalam proses reversibel dan ireversibel pada sistem termodinamika.
2. Entropi merupakan fungsi keadaan yang meningkat dalam proses ireversibel sesuai hukum kedua termodinamika.
3. Perubahan entropi dapat dihitung menggunakan integral dari panas yang masuk atau keluar dibagi suhu absolut untuk proses reversibel.
This document summarizes an experiment to determine the viscosity or thickness of a liquid substance. The experiment uses the falling ball method, dropping aluminum balls of different sizes into glycerin and measuring the time taken to fall between two reference points. For the large ball, the viscosity coefficient was found to be 0.684 Pa.S with 45% error. For the medium ball, the viscosity coefficient was 1.17 Pa.S with 46% error. The document discusses viscosity, viscometers, factors affecting viscosity, and classifications of fluids.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep impuls dan momentum, termasuk rumus, contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari, dan soal latihan. Konsep kunci yang dijelaskan adalah hubungan antara impuls dan perubahan momentum, serta hukum kekekalan momentum.
1. Dokumen membahas tentang momentum dan impuls serta berbagai konsep terkait seperti tumbukan, kekekalan momentum, dan hukum Newton kedua.
2. Definisi momentum secara fisika dan matematika dijelaskan, serta contoh soal perhitungan momentum.
3. Jenis-jenis tumbukan diuraikan, termasuk tumbukan lenting sempurna, sebagian, dan tidak lenting.
1) The document reports on a laboratory experiment to determine the Young's modulus of various metal types. Samples of steel and aluminum were tested by applying incremental loads and measuring the change in height using a dial indicator.
2) For steel, the measured Young's modulus values ranged from 192.3 to 230.04 GPa. For aluminum, the values ranged from 68.1 to 71.27 GPa.
3) Young's modulus is a measure of a material's elasticity and indicates how much a material will deform under an applied load. Determining the Young's modulus of different metals can help select appropriate materials for structures.
Elastisitas adalah kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk sementara akibat gaya tetapi kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan. Elastisitas dapat diukur dengan stress dan strain, di mana stress adalah gaya per satuan luas dan strain adalah perubahan panjang per panjang asli. Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya dan perubahan panjang pada daerah elastis suatu benda.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dasar mekanika fluida, termasuk definisi fluida, sifat-sifatnya seperti kerapatan, viskositas, tegangan permukaan, tekanan uap, perbedaan tekanan, berat jenis, dan gravitasi jenis. Konsep-konsep tersebut digunakan dalam analisis perilaku dan aliran fluida.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan untuk mengukur viskositas zat cair dengan metode bola jatuh. Terdapat penjelasan teori dan rumus yang terkait, data hasil pengukuran diameter, berat, dan waktu jatuh bola, serta perhitungan untuk menentukan viskositas zat cair.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida statis, sifat-sifatnya seperti tidak dapat melawan geser dan mempunyai kompresibilitas serta viskositas. Juga membahas tentang tekanan, tekanan hidrostatis, dan contoh soalnya. Selanjutnya membahas pula tentang hukum Pascal, bejana berhubungan, hukum Archimedes beserta contoh soalnya.
Laporan praktikum fisika mengenai hukum Hooke yang dilakukan oleh kelompok III SMA Negeri 1 Kota Bima pada tahun pelajaran 2014/2015. Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas. Hasilnya menunjukkan bahwa gaya yang diberikan pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya, sehingga mendukung hukum Hooke.
Makalah ini membahas peran laser dalam berbagai bidang seperti kedokteran, industri, kimia, dan kehidupan sehari-hari. Laser digunakan untuk terapi kecantikan, mengobati nyeri, penyembuhan luka, proses khitan, pengelasan, pemotongan logam, pengeboran, mengidentifikasi bahan kimia, dan mendinginkan molekul. Laser memiliki manfaat besar dalam berbagai aspek kehidupan modern.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep fisika tentang pusat massa, momentum linier, dan tumbukan untuk sistem partikel dan benda kontinu dalam 1 dan 2 dimensi. Di antaranya adalah definisi pusat massa, hukum Newton kedua untuk sistem partikel, definisi dan sifat-sifat momentum linier dan energi kinetik, serta hukum kekekalan momentum dan energi dalam tumbukan elastik dan inelastik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan perhitungan entropi dalam proses reversibel dan ireversibel pada sistem termodinamika.
2. Entropi merupakan fungsi keadaan yang meningkat dalam proses ireversibel sesuai hukum kedua termodinamika.
3. Perubahan entropi dapat dihitung menggunakan integral dari panas yang masuk atau keluar dibagi suhu absolut untuk proses reversibel.
This document summarizes an experiment to determine the viscosity or thickness of a liquid substance. The experiment uses the falling ball method, dropping aluminum balls of different sizes into glycerin and measuring the time taken to fall between two reference points. For the large ball, the viscosity coefficient was found to be 0.684 Pa.S with 45% error. For the medium ball, the viscosity coefficient was 1.17 Pa.S with 46% error. The document discusses viscosity, viscometers, factors affecting viscosity, and classifications of fluids.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep impuls dan momentum, termasuk rumus, contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari, dan soal latihan. Konsep kunci yang dijelaskan adalah hubungan antara impuls dan perubahan momentum, serta hukum kekekalan momentum.
Dokumen tersebut membahas tentang momentum, impuls, dan jenis-jenis tumbukan, khususnya: (1) mendefinisikan momentum dan impuls serta hubungannya, (2) menjelaskan hukum kekekalan momentum dan energi kinetik yang berlaku pada tumbukan, (3) menjelaskan tiga jenis tumbukan beserta persamaan yang menggambarkannya.
Bab 5 membahas momentum dan impuls, termasuk definisi momentum sebagai hasil kali massa dan kecepatan, hubungan antara impuls dan perubahan momentum, hukum kekekalan momentum pada tumbukan benda, dan prinsip kerja roket dan mesin jet berdasarkan hukum momentum.
Dokumen tersebut membahas tentang momentum linear, impuls, sistem partikel, dan tumbukan. Secara khusus, dibahas definisi momentum sebagai hasil kali massa dan kecepatan, hubungan antara impuls dan perubahan momentum, serta hukum kekekalan momentum yang berlaku pada sistem partikel dan proses tumbukan.
Teks tersebut berisi soal-soal tes mengenai konsep impuls dan momentum dalam mekanika. Terdapat 15 soal pilihan ganda yang mencakup berbagai contoh perhitungan momentum, impuls, dan energi kinetik untuk sistem benda titik dan tumbukan elastis maupun tidak elastis.
Dokumen tersebut membahas tentang impuls, momentum, hukum kekekalan momentum linier, dan jenis-jenis tumbukan seperti tumbukan elastik dan tidak elastik. Beberapa contoh soal dan pembahasannya juga diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang energi, usaha, dan konsep-konsep terkait seperti energi kinetik, energi potensial, hukum kekekalan energi, momentum, impuls, elastisitas, tegangan, regangan, dan modulus elastik.
Dokumen tersebut membahas tentang peristiwa tumbukan antar benda. Terdapat definisi tumbukan dan jenis-jenis tumbukan yang dibahas lebih lanjut yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali. Diberikan juga contoh soal untuk memahami penerapan hukum kekekalan momentum dan energi pada berbagai jenis tumbukan.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan materi pelatihan mengenai konsep kinetik gas dan hukum termodinamika untuk memecahkan masalah sehari-hari. Materi pelatihan meliputi pengertian gas ideal dan sejati, hukum Boyle, Charles, Gay-Lussac, dan persamaan yang menggabungkan ketiganya. Juga dibahas teori kinetik gas, usaha gas, prinsip ekuipartisi, dan hukum-hukum termodinamika beserta penerapannya
Sesi ini membahas konsep-konsep fisika tentang usaha, energi, dan daya. Peserta diharapkan mampu menganalisis besaran-besaran fisika terkait konsep usaha dan energi melalui berbagai kegiatan seperti pemahaman materi, contoh perhitungan, dan diskusi.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar gerak pada fisika, seperti posisi, kecepatan, percepatan, laju, gerak jatuh bebas, dan gerak parabola. Termasuk persamaan-persamaan yang terkait dan contoh soal untuk memahami penerapannya.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
1. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini
(melakukan berbagai aktivitas
santifik) peserta diharapkan mampu:
Menganalisis besaran fisis
pada fenomena momentum
Dr. Pujiyanto, M.Pd
2. Pendahuluan
Pernahkah kalian
mengamati bagaimana
pemain billiard dan bowling
mengatur strategi untuk
mendapatkan skor tinggi?
Apa yang dilakukan para
atlit tersebut?
4. Kegiatan 1: Pemahaman Konsep Impuls, dan
Momentum
IMPULS
PERUBAHAN
MOMENTUM
TUMBUKAN
LENTING SEMPURNA
TIDAK LENTING
SAMASEKALI
LENTING SEBAGIAN
Berlaku hukum kelestarian
Momentum dan energi kinetik
Berlaku Hukum:
1. Kekekalan Momentum
(ada energi yang dibebaskan setelah
tumbukan)
Berlaku hukum kelestarian momentum.
Setelah tumbukan kedua benda menyatu
SATU DIMENSI DUA DIMENSI
Kegiatan
5. vp m
xx mvp
yy mvp
zz mvp
Hukum Newton II :
dt
dp
F
Laju perubahan momentum
Bagaimanakah momentum benda yang terisolasi, yaitu tidak ada
gaya yang bekerja pada benda tersebut ?
dtd Fp Impuls
Momentum Linear :
f
i
t
t
if dtFppp
6. Impuls :
pFI
f
i
t
t
dt
Impuls suatu gaya F sama dengan
perubahan momentum benda.
Teorema Impuls-Momentum
F
tti tf
f
i
t
t
dt
t
FF
1
Gaya rata-rata :
Untuk F konstan :
t FpI
t FpI
7. KEKEKALAN MOMENTUM LINIER
UNTUK SISTEM DUA PARTIKEL
m1
p1 = m1v1
m2 p2 = m2v2
p1
p2
F21
F12
dt
d 1
12
p
F
dt
d 2
21
p
F
02112 FF
2112 FF
Hukum III Newton
021
dt
d
dt
d pp
0)( 21 pp
dt
d
konstan21 ppP
fxix PP fyiy PP fziz PP
21 ppP
Momentum partikel di dalam
suatu sistem tertutup selalu tetap
Hukum kekekalan momentum
ffii mmmm 22112211 vvvv
ffii 2121 pppp
8. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER
Bila benda dengan massa m bergerak karena pengaruh gaya
konstan F, sehingga timbul percepatan sebesar a maka berdasar
hukum II Newton diperoleh
persamaan:
F. Δt disebut impuls gaya yang bekerja pada suatu benda selama
Δt.
9.
10. Contoh Soal
Sebuah mobil dengan massa 200 kg sedang bergerak dengan
kecepatan 72 km/jam (20 m/det), kemudian dipercepat dengan
gaya konstan sehingga dalam waktu 5 sekon kecepatanya
menjadi 80 km/jam (22,2 m/det).
Tentukan:
a. momentum mobil sebelum dipercepat
b. impuls gaya selama 5 sekon tersebut!
Penyelesaian
a). Momentum awal po = m . vo
po = 200 x 20 = 4000 kg m/det
b). Impuls = momentum
I = m(vt – vo)
I = 200(22,2 - 20)
I = 440 kg m/det
11. KEKEKALAN MOMENTUM
Dua buah bola yang masing-masing
bermassa m1 dan m2 bergerak dengan
kecepatan v1 dan v2.
Kemudian kedua benda bertum-bukan.
Setelah bertumbukan kecepatan masing-
masing benda menjadi v1’ dan v2’.
Karena tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem tersebut,
maka momentum sistem kekal, artinya momentum sebelum dan
sesudah tumbukan sama.
p sebelum tumbukan = p sesudah tumbukan (HK Kekekalan
Momentum)
12. ROKET
Misalkan mula-mula kecepatan roket v dan massa roket m, roket
menyemburkan gas sejumlah Δm, sehingga kecepatan bertambah menjadi
v + Δv.
Kecepatan semburan gas anggap sebesar vg (Catatan: kecepatan roket
dan kecepatan gas diukur relatif terhadap suatu acuan, misalnya bumi).
Momentum mula-mula roket: mv
Momentum akhir roket: (m – Δm) (v + Δv)
Momentum gas: -Δmvg
13. Jika gravitasi diabaikan,maka besarnya pertambahan kecepatan Δv
adalah :
pawal = pakhir
mv = (m – Δm) (v + Δv) – Δmvg
mv = mv – Δm.v + m.Δv – Δm . Δv – Δmvg
Δm . Δv diabaikan karena kecil
0 = -Δm . v + m . Δv – Δmvg
Percepatan roket :
v + vg adalah sama dengan kecepatan roket relatif terhadap gas dan
sering ditulis vr sehingga persamaan percepatan rata-rata roket adalah:
bila percepatan gravitasi tidak diabaikan
14. Contoh Soal
Sebuah roket menembakkan bahan bakar dengan laju 14.000 kg tiap
detik. Hitung percepatan roket ketika kecepatannya 2000 m/det relatif
terhadap gas dan massa roket ketika itu adalah 1000 ton. Jika:
a) medan gravitasi diabaikan.
b) besarnya percepatan akibat gravitasi ditempat itu g = 5 m/det2
Penyelesaian :
a) Percepatan gravitasi g = 0,
b) Medan gravitasi tidak diabaikan g = 5 m/s2. Percepatan roket dapat
dihitung dari hasil a dikurangi dengan percepatan akibat gravitasi ini.
at = a – g
= 28 – 5
= 23 m/det2
16. 1. Tumbukan Lenting Sempurna
Pada tumbukan lenting sempurna tidak terdapat kehilangan energi,
sehingga pada tumbukan lenting sempurna:
- berlaku hukum kekekalan energi kinetik
- berlaku hukum kekekalan momentum
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'
- koefisien restitusi: atau
e = 1
12
!
1
!
2
vv
vv
e
17. 2. Tumbukan Lenting Sebagian
Pada tumbukan lenting sebagian terdapat kehilangan energi.
Pada tumbukan lenting sebagian didapat:
- berlaku hukum kekekalan momentum
- koefisien restitusi: 0 < e < 1
3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali , setelah tumbukan kedua
benda menjadi satu dan bergerak bersama-sama (v1’ = v2’ = v’)
sehingga pada tumbukan tidak lenting sama sekali:
- berlaku hukum kekekalan momentum
m1v1 + m2v2 = (m1 + m2)v'
- koefisien restitusi: e = 0
18. +
++
F12
F21
p
He4
F12 F21
m1 m2
Interaksi antar partikel yang berlangsung
dalam selang waktu yang sangat singkat
Gaya impulsiv
Diasumsikan jauh lebih besar
dari gaya luar yang adaKontak langsung
Proses hamburan
F
t
F12
F21
2
1
212
t
t dtFp
dt
dp
F
2
1
121
t
t dtFp
2112 FF
Hukum III Newton
21 pp
021 pp
0)( 21 pp konstan21 ppP
Pada setiap tumbukan jumlah momentum sistem
sesaat sebelum tumbukan adalah sama dengan
jumlah momentumnya sesaat setelah tumbukan
Hukum kekekalan momentum berlaku pada setiap tumbukan
19. Klasifikasi Tumbukan
Tumbukan Lenting Sempurna Berlaku hukum kekekalan momentum
dan kekekalan energi
Tumbukan Lenting Sebagian Energi mekanik berkurang
(tak berlaku hukum kekekalan energi mekanik)
Tumbukan Tak Lenting sama sekali Setelah tumbukan kedua partikel menyatu
v1iv2i
m1m2
Sebelum tumbukan
vf
m1 + m2
Setelah tumbukan
Hukum kekekalan momentum :
Untuk tumbukan tak lenting sama sekali dalam satu dimensi
fii vmmvmvm )( 212211 (9-13)
21
2211
mm
vmvm
v ii
f
(9-14)
20. Untuk tumbukan lenting sempurna dalam satu dimensi
v1iv2i
m1m2
Sebelum tumbukan
v1f
m1
Setelah tumbukan
m2
v2f
Hukum kekekalan momentum :
ffii vmvmvmvm 22112211 (9-15)
2
222
12
112
12
222
12
112
1
ffii vmvmvmvm (9-16)
)()( 2
2
2
22
2
1
2
11 iffi vvmvvm
))(())(( 2222211111 ififfifi vvvvmvvvvm (9-17)
)()( 222111 iffi vvmvvm (9-18)
iffi vvvv 2211
)( 2121 ffii vvvv (9-19)
21
12
1
21
1
2
2
mm
mm
v
mm
m
v if
(9-21)
21
2
1
21
21
1
2
mm
m
v
mm
mm
v if (9-20)
21. TUMBUKAN DALAM DUA DIMENSI
v1i
m1
m2
Sebelum tumbukan Setelah tumbukan
v1f
v2f
m1
m2
q
f
v1f sin q
v1f cos q
v2f cos f
-v2f sin f
Komponen ke arah x : fq coscos 221111 ffi vmvmvm (9-24a)
fq sinsin0 2211 ff vmvm (9-24b)
Jika tumbukan lenting sempurna : 2
222
12
112
12
112
1
ffi vmvmvm (9-24a)
22. Contoh Soal
Sebuah peluru dengan massa 20 gram ditembakkan dengan
senapan yang bermassa 2 kg. Jika kecepatan peluru saat
meninggalkan moncong senapan = 10 m/s, maka berapakah
kecepatan senapan setelah menembakkan peluru?
Penyelesaian
23. Contoh soal
Bola A dan bola B bergerak di atas bidang datar segaris kerja. Bola A
dengan massa 2 kg bergerak ke kanan dengan kecepatan 4 m/s dan
bola B dengan massa 1 kg bergerak ke kiri dengan kecepatan 6 m/s.
Kedua bola bertumbukan sentral. Hitunglah kecepatan masing-
masing bola setelah tumbukan jika tumbukan kedua bola:
a. tidak lenting sama sekali
b. lenting sebagian dengan e = 0,8
c. lenting sempurna
24.
25. Soal
Gambar di samping melukiskan
sebuah balok yang bermassa 5 kg
terletak di atas lantai kasar dengan
koefisien gesek = 0,4. Sebuah peluru
dengan massa 50 gram bergerak
dengan kecepatan 80 m/s kemudian
mengenai balok.
Tentukan berapakah jauh balok dapat bergerak jika:
a. peluru dipentalkan kembali oleh balok dengan kecepatan 10 m/s
b. peluru bersarang dalam balok
Kerjakan soal tersebut di atas dan kumpulkan pada pertemuan yang
akan datang sebagai tugas !