SlideShare a Scribd company logo
1
PERCOBAAN I
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
A. Tujuan
Mengelompokkan beberapa macam larutan ke dalam larutan elektrolit dan non
elektrolit.
B. Dasar Teori
Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat digolongkan ke dalam larutan
elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan non-elektrolit.
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan kuat, ditandai oleh lampu listrik yang menyala dengan terang. Hal ini akibat dari
zat terlarut terurai sempurna menjadi ion-ionnya.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang menghantarkan arus listrik tapi
agak lemah, ditandai oleh nyala lampu listrik yang redup. Hal ini akibat dari zat yang
dilarutkan hanya terurai sebagian di dalam pelarut. Sedangkan dalam larutan non-
elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, sebagai akibat zat terlarut tidak terurai
menjadi ion-ionnya, melainkan membentuk molekul-molekul.
C. Metode
Pengelompokkan larutan ke dalam elektrolit dan non elektrolit pada percobaan
ini didasarkan kepada kemampuan larutan tersebut menghantarkan arus listrik yang
dapat diamati oleh nyala atau tidaknya lampu.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
- Alat uji elektrolit
- Botol Semprot 1 buah
- Gelas kimia 200 mL 2 buah
2. Bahan
Larutan berbagai bahan yang dijumpai sehari-hari seperti: garam dapur; air
mineral kemasan; air teh; air kolam; air ledeng, dan air jeruk.
2
Bahan tersebut harus disediakan oleh mahasiswa, dan dapat menambah dengan
bahan lainnya.
E. Rangkaian Alat
F. Langkah Kerja
1. Rangkailah alat uji elektrolit seperti pada gambar;
2. Isi gelas kimia dengan bahan yang akan diuji
3. Celupkan elektroda ke dalam larutan yang diuji
4. Hubungkan arus listrik (set tegangan pada 5 V DC) dan amati nyala lampu.
5. Catat pengamatan saudara
6. Lakukan langkah 1 sampai 5 untuk bahan selanjutnya.
G. Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh kelompokkanlah bahan-bahan yang saudara uji
ke dalam larutan elektrolit (kuat/lemah) dan non elektrolit serta kemukakan penyebab
bahan tersebut mempunyai sifat demikian.
H. Pertanyaan dan Tugas
Pra Praktikum
3
1. Apa yang dimaksud dengan zat elektrolit dan non elektrolit?
2. Sebutkan masing-masing 3 buah contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah
dan non elektrolit!
Pasca Praktikum
1. Sebutkan masing-masing 3 contoh elektrolit yang berikatan secara kovalen dan
ion!
I. Referensi
Keenan, et al. 1989. Kimia Untuk Universitas I. (alih bahasa A. Hadyana Pudjaatmaka).
Jakarta: Erlangga.
4
JURNAL PRAKTIKUM
Judul :
Tanggal :
Tujuan :
Langkah Kerja
Pengamatan :
No. Bahan yang diuji Lampu Gelembung gas
Nyala* Tidak Ada Tidak ada
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
5
Keterangan *:
X = nyala kuat
Y = nyala sedang
Z = nyala lemah
0 = tidak nyala
Analisis Data dan Pembahasan :
Kesimpulan :
Inderalaya, 2011
Asisten Praktikum
NIP
6
PERCOBAAN II
SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR I
A. Tujuan
1. Membuat larutan asam dan basa dalam berbagai konsentrasi
2. Penggunaan indikator untuk menentukan sifat asam atau basa
3. Mengukur pH larutan dengan indikator universal
B. Dasar Teori
Konsep asam basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan oleh
sekelompok senyawa dalam larutannya pada air. Dalam larutan air, asam akan
menghasilkan ion H+
dan basa menghasilkan ion OH-
. Kedua ion tersebut akan bereaksi
membentuk H2O sehingga larutan yang akan terjadi bersifat netral.
Ionisasi air adalah :
H2O  H+
+ OH-
Berdasarkan percobaan pada air murni diperoleh [H+
] atau [OH-
] masing-
masing 10-7
. Disosiasi air dapat dipandang sebagai suatu reaksi kesetimbangan,
sehingga dapat ditulis :
H2O H+
+ OH-
Harga tetapan kesetimbangan air (Kw) diperoleh dengan mengalikan [H+
]
dengan [OH-
] sehingga diperoleh persamaan:
Kw = [H+
] x [OH-
] = 10-14
Skala pH adalah logaritma negatif [H+
] atau secara matematika ditulis dengan rumus :
pH = - log [H+
]
Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya dalam larutan asam
maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah pada pH yang sama. Perubahan
indikator tergantung pada [H+
] dalam larutan, maka indikator asam basa dapat
digunakan untuk memperkirakan keasaman atau kebasaan suatu larutan.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
- Tabung reaksi - Gelas kimia
7
- Rak tabung reaksi - pipet tetes
2. Bahan
- HCl
- NaOH
- Phenolftalein
- Kertas lakmus
- Indikator universal
D. Langkah Kerja
a. Daerah asam, pH = 2 sampai pH = 6
1. Isi tabung reaksi dengan larutan standar HCl 0,01 M (pH = 2)
2. Buat larutan pH = 3, sampai dengan pH = 6 dengan melakukan pengenceran
larutan mulai dari larutan pH = 3 (untuk mendapatkan pH = 3, ambil 1 ml
larutan pH = 2 encerkan dengan 9 ml air).
b. Daerah basa pH = 8 sampai pH = 12
1. Isi tabung reaksi dengan larutan standar NaOH 0,01 M (pH = 12)
2. Buat larutan pH = 11 sampai pH = 8 dengan melakukan pengenceran larutan
mulai dari pH = 11 (untuk mendapatkan pH = 11, ambil 1 ml larutan pH = 12
encerkan dengan 9 ml air).
c. Perubahan warna pada pH tertentu
1. Beri label setiap larutan dari pH = 2 sampai dengan pH = 12.
2. Gunakan indikator universal untuk mengukur pH masing-masing larutan.
3. Ambil masing-masing 1 ml larutan, masukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Tambahkan 3 tetes indikator phenolftalein pada setiap tabung reaksi, amati
dan catat perubahan warna pada setiap pH.
8
JURNAL PRAKTIKUM
Judul :
Tanggal :
Tujuan :
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan :
Perubahan warna setiap indikator
No. pH
Perubahan warna
Indikator
phenolftalein
Kertas Lakmus Indikator
universalMerah Biru
1. 2
2. 3
3. 4
4. 5
5. 6
6. 7
7. 8
8. 9
9. 10
9
10. 11
11. 12
Analisis Data dan Pembahasan :
Kesimpulan :
Inderalaya, 2011
Asisten Praktikum
NIP
10
PERCOBAAN III
SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR II
A. Tujuan
Menentukan trayek pH indikator
B. Dasar Teori
Indikator asam-basa adalah asam lemah, yang asam-tak terionnya (HIn)
mempunyai warna yang berbeda [warna (1)] dengan warna anionnya [warna (2)]. Jika
sedikit indikator dimasukkan ke dalam larutan, larutan akan berubah menjadi warna (1)
atau warna (2), tergantung pada apakah kesetimbangan bergeser ke arah bentuk asam
atau anion. Arah pergeseran kesetimbangan dalam reaksi tergantung pada [H3O+
], atau
dengan kata lain, pada pH.
HIn + H2O H3O+
+ In-
Warna (1) Warna (2)
Untuk menilai trayek pH yang dapat menunjukkan kerja indikator, dirumuskan
melalui persamaan berikut :
= +
[ ]
[ ]
Pada umumnya, 90% atau lebih indikator berbentuk
HIn, terdapat dalam larutan dengan warna (1). Jika 90% atau
lebih indikator berbentuk In-
, larutan mempunyai warna (2).
Kedua keadaan ini erat hubungannya dengan rasio [In-
]/[HIn]
 0,10 dan [In]/[HIn-
]  10. Logaritma kedua rasio ini
masing-masing -1 dan +1. Jadi, mengubah warna dari warna
(1) menjadi warna (2) terjadi dalam trayek pH sekitar 2 unit.
Pada pertengahan trayek ini, yaitu dengan [HIn] = [In-
], pH =
pKa. Pada titik tengah ini, warna larutan adalah “campuran”
dari warna (1) dan warna (2). Indikator dikatakan mengalami
perubahan warna. Warna dan trayek pH untuk beberapa
indikator umum diilustrasikan dalam gambar.
Timol biru adalah asam diprotik lemah dan mengalami perubahan warna dalam
dua selang pH. Salah satu selang pH ialah dari 1,2 ke 2,8 dengan perubahan warna dari
11
merah menjadi kuning. Selang lain ialah dari pH 8,0 ke 9,6 dengan perubahan warna
dari kuning menjadi biru.
Indikator asam basa biasanya dibuat dalam bentuk larutan (dalam air, etanol,
atau pelarut lain). Dalam titrasi asam basa sejumlah kecil (beberapa tetes) larutan
indikator ditambahkan ke dalam larutan yang sedang dititrasi. Dalam bentuk lain, kertas
berpori direndam dalam larutan indikator, kemudian dikeringkan. Jika kertas ini
dibasahi dengan larutan yang sedang diuji, terjadi warna yang dapat digunakan sebagai
penentu pH larutan. Kertas ini lazim disebut kertas pH (lakmus).
Indikator asam basa umumnya digunakan jika penentuan pH yang teliti tidak
terlalu diperlukan. Misalnya, dalam kolam renang, pH tertentu merupakan syarat agar
senyawa klor dapat bekerja dengan efektif, untuk mencegah pertumbuhan algae,
menghindari pengkaratan pipa, dan sebagainya. pH yang cocok ialah 7,4 dan fenol
merah biasanya digunakan sebagai indikator dalam uji air kolam. Dibandingkan dengan
penggunaan indikator, pengukuran pH yang lebih tepat dapat dilakukan dengan alat
pengukur pH yang disebut pH-meter.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
- Tabung reaksi
- Gelas kimia
- Rak tabung reaksi
- pH meter
- pipet tetes
2. Bahan
- Larutan pH 2 – 12
- Indikator metil orange, metil merah, metil biru, phenolftalein
D. Langkah kerja
a. Trayek pH
1. Ambil 1 ml dari setiap larutan (pH 2 – 12), masukan masing-masing ke dalam
tabung reaksi.
2. Tambahkan 2 tetes indikator PP
3. Tentukan trayek pH indikator dengan melihat perubahan warna yang terjadi
setelah penambahan indikator
4. Ulangi dengan menggunakan indikator metil merah, metil biru, dan metil
orange.
12
JURNAL PRAKTIKUM
Judul :
Tanggal :
Tujuan :
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan :
1. Trayek pH indikator
No. Indikator Trayek pH Ket.
13
Analisis Data dan Pembahasan :
Kesimpulan :
Inderalaya, 2011
Asisten Praktikum
NIP
14
PERCOBAAN IV
TITRASI ASAM BASA
A. Tujuan
Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam
B. Dasar Teori
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu
zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui
konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi
netralisasi asam basa.
Titik eqivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam
tepat dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH.
pH pada titik eqivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi
asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki
rentang pH dimana titik eqivalen berada. Pada umumnya titik eqivalen tersebut sulit
diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah
titik eqivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi dicapai, yang
ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit
dengan titik eqivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil
kesalahan titrasi.
Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa kuat dalam air akan
terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi
dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik
eqivalen dari titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 25o
C sama
dengan pH air, yaitu sama dengan 7.
C. Metode
Pada percobaan kali ini ditentukan konsentrasi larutan asam menggunakan
metode titrasi asam basa.
15
D. Alat dan Bahan
1. Alat
- Buret 1 buah
- Botol semprot 1 buah
- Corong 1 buah
- Gelas kimia 250 ml 1 buah
- Gelas erlenmeyer 250 ml 2 buah
- Pipet gondok 10 ml 1 buah
2. Bahan
- NaOH 0,05 N
- CH3COOH
- Phenolftalein
- Aquades
- Kertas saring
E. Rangkaian Alat
F. Langkah kerja
1. Bersihkan buret dan bilas dengan NaOH yang akan dipakai sebanyak 3 kali (± 5
ml), kemudian masukkan larutan NaOH ke dalam buret menggunakan corong
sampai volumenya melebihi skala nol buret, kemudian turunkan volume larutan
NaOH pada buret sampai tepat skala nol.
16
2. Pipet 10 ml larutan asam yang akan ditentukan konsentrasinya dengan
menggunakan pipet gondok dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer dengan
teknik yang benar.
3. Tambahkan aquades ke dalam labu erlenmeyer ± 5 ml untuk membilas larutan
yang menempel pada dinding labu erlenmeyer, tambahkan tiga tetes indikator
phenolftalein.
4. Lakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret secara
perlahan-lahan tetes demi tetes sampai larutan akan berubah warna.
5. Catat keadaan akhir buret yang menunjukkan volum larutan NaOH yang
dipakai, yakni selisih volum semula dengan volum akhir.
6. Ulangi percobaan sebanyak 2 kali (lakukan duplo)
7. Hitung konsentrasi larutan yang telah dititrasi dengan menggunakan rumus.
G. Analisis Data
Untuk menentukan konsentrasi asam gunakan rumus :
V1N1 = V2N2
V1 volum larutan asam dan V2 volum larutan basa
N1 normalitas larutan asam dan N2 normalitas larutan basa
H. Pertanyaan dan Tugas
Pra Praktikum
1. Untuk menetapkan konsentrasi suatu larutan asam/basa digunakan larutan baku.
Apa yang dimaksud dengan larutan baku primer dan larutan baku sekunder,
berikan contohnya
2. Mengapa buret harus dibilas dengan larutan yang akan dimasukkan
3. Apa yang dimaksud dengan titik eqivalen dan titik akhir titrasi, mana yang dapat
diamati langsung dan dirujuk untuk penentuan pH
4. Bagaimana perubahan warna indikator phenolftalein dan berapa rentang pH
nya?
Pasca Praktikum
1. Dapatkah suatu indikator tertentu (misalnya: brom timol biru) digunakan untuk
menentukan pH semua jenis larutan? Jelaskan alasannya!
17
2. Hitunglah konsentrasi larutan HCl dan larutan NaOH dalam satuan:
a. Normalitas (N)
b. Molaritas (M)
c. Gram/liter
I. Referensi
Brady, J.E. & Holum J.L. 1988. Fundamental of Chemistry, 3 Ed. New York: John
Wiley & Inc.
Brady, J.E. & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry, 2 Ed. New York: John
Wiley & Sons Inc.
Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A.
Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.
Firman, H. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung.
18
JURNAL PRAKTIKUM
Tanggal :
Judul :
Tujuan :
Pengamatan :
Langkah Kerja Pengamatan
Persamaan Reaksi dan Perhitungan :
Analisis Data dan Pembahasan :
Kesimpulan :
Inderalaya, 2011
Asisten Praktikum
NIP
19
PERCOBAAN V
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI I
A. Tujuan
Membuktikan pengaruh luas permukaan sebagai faktor yang mempengaruhi laju
reaksi.
B. Dasar Teori
Ada dua hal penting dalam mempelajari suatu reaksi. Pertama, apakah reaksi
tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jawaban ini dapat diperoleh secara
termodinamika kimia. Namun demikian, termodinamika tidak membahas bagaimana
laju reaksi itu berlangsung, faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi laju reaksi dan
bagaimana mekanisme reaksinya. Masalah-masalah tersebut dipelajari melalui kajian
lain yang disebut kinetika kimia.
Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang beragam. Ada reaksi
yang berlangsung sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion, ledakan dinamit, dan lainnya.
Ada pula reaksi yang berlangsung lambat bahkan sangat lambat seperti perkaratan besi.
Pada percobaan berikut, yang akan dilakukan adalah reaksi yang dapat diukur pada
waktu percobaan, seperti reaksi sistem H2C2O4
-
dan MnO4
-
.
Pada umumnya laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti luas
permukaan sentuhan dari zat-zat pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu sistem reaksi, dan
katalis. Selain itu, keadaan fisis dan radiasi cahaya dapat juga mempengaruhi laju suatu
reaksi.
Meningkatnya luas permukaan sentuhan suatu zat-zat yang bereaksi cenderung
akan mempercepat laju reaksi. Ditinjau dari teori tumbukan, semakin luas permukaan
zat-zat yang bereaksi semakin besar kecenderungan tumbukan sehingga laju reaksinya
pun cenderung meningkat. Demikian pula halnya dengan suhu sistem reaksi, makin
tinggi derajat suhu cenderung mempercepat laju reaksinya. Kenaikan suhu akan
meningkatkan jumlah fraksi molekul-molekkul yang mempunyai energi lebih besar
daripada energi aktivasi, akibatnya laju reaksi cenderung meningkat.
Disamping itu, laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan cara
menambahkan zat lain sebagai media reaksi, yang dapat membantu mempercepat atau
20
memperlambat suatu reaksi, zat tersebut dinamakan katalis. Dalam pelaksanaannya,
katalis turut serta bereaksi dengan zat-zat pereaksi, tetapi pada akhirnya katalis tersebut
dapat diperoleh kembali.
C. Metode
Pada percobaan ini pembuktian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi dilakukan dengan membandingkan antara percobaan yang dikondisikan (terhadap
luas permukaan) dengan yang tidak.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
- Tabung reaksi 6 buah
- Rak tabung reaksi 1 buah
- Penjepit tabung 1 buah
- Gelas kimia 400 ml 1 buah
- Tabung Y 2 buah
- Sumbat berpipa 1 buah
- Pipet tetes 6 buah
2. Bahan
- CaCO3 serbuk dan butiran
- HCl 0,5 M
E. Rangkaian Alat
21
F. Langkah Kerja
1. Timbang dua macam CaCO3 yang beratnya relatif sama tetapi bentuknya
berbeda, yakni butiran dan serbuk
2. Sediakan 2 tabung Y, tabung pertama diisi dengan 3 ml HCl 0,5 M pada kaki
kiri dan serbuk CaCO3 pada kaki kanannya. Tabung kedua diisi dengan 3 ml
HCl 0,5 M pada kaki kiri dan butiran CaCO3 pada kaki kanan.
3. Rancang alat-alat seperti pada gambar di bawah dengan cara sebagai berikut:
4. Isi gelas kimia 400 ml dengan air ledeng sampai hampir penuh
5. Tandai tabung reaksi dengan karet/spidol pada jarak 5 cm dari dasar tabung
reaksi
6. Isi tabung reaksi yang telah ditandai itu dengan air ledeng sampai penuh, lalu
masukkan ke dalam gelas kimia dalam keadaan terbalik hingga mulut tabung
terendam air yang terdapat dalam gelas kimia. Usahakan agar dalam tabung
reaksi tidak terdapat gelembung udara.
7. Jepit tabung reaksi agar tegak dan tidak jatuh
8. Sumbat tabung Y pertama dengan sumbat berpipa pengalir. Masukkan ujung
lain dari pipa pengalir ke mulut tabung reaksi yang terdapat dalam gelas kimia
9. Putar tabung Y sedemikian sehingga larutan HCl pada kaki kiri mengalir ke kaki
kanan yang berisi CaCO3.
10. Catat waktu yang diperlukan sejak terjadinya gelembung gas yang ditampung
dalam tabung reaksi sampai tepat pada tanda spidol/karet.
11. Lakukan hal yang sama untuk tabung Y kedua.
12. Bandingkan kecepatan laju reaksi pada percobaan di atas, dan simpulkan mana
yang lebih cepat bereaksi (serbuk atau butiran).
G. Analisis Data
Analisislah data yang saudara hasilkan dan hubungkan dengan teori yang ada.
H. Pertanyaan dan Tugas
Pra Praktikum
1. Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan yang dilakukan?
22
2. Perubahan apa yang dapat diamati dari percobaan di atas untuk menyimpulkan
cepat atau lambatnya reaksi-reaksi tersebut?
Pasca Praktikum
1. Banyaknya gas yang terbentuk tiap satuan waktu menjadi petunjuk untuk
menentukan laju reaksinya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan
bertambahnya waktu, kelajuan reaksinya menurun. Jelaskan mengapa muncul
gejala seperti ini?
I. Referensi
Beran & Brady. 1978. Laboratory Manual for General Chemistri. New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A.
Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.
Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia
IKIP Bandung
23
JURNAL PRAKTIKUM
Tanggal :
Judul :
Tujuan :
Pengamatan :
Langkah Kerja Pengamatan
Reaksi :
Analisis Data dan Pembahasan :
Kesimpulan :
Inderalaya, 2011
Asisten Praktikum
NIP
24
PERCOBAAN VI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI II
A. Tujuan
Membuktikan pengaruh suhu, konsentrasi, dan katalis sebagai faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
B. Dasar Teori
Ada dua hal penting dalam mempelajari suatu reaksi. Pertama, apakah reaksi
tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jawaban ini dapat diperoleh secara
termodinamika kimia. Namun demikian, termodinamika tidak membahas bagaimana
laju reaksi itu berlangsung, faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi laju reaksi dan
bagaimana mekanisme reaksinya. Masalah-masalah tersebut dipelajari melalui kajian
lain yang disebut kinetika kimia.
Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang beragam. Ada reaksi
yang berlangsung sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion, ledakan dinamit, dan lainnya.
Ada pula reaksi yang berlangsung lambat bahkan sangat lambat seperti perkaratan besi.
Pada percobaan berikut, yang akan dilakukan adalah reaksi yang dapat diukur pada
waktu percobaan, seperti reaksi sistem H2C2O4
-
dan MnO4
-
.
Pada umumnya laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti luas
permukaan sentuhan dari zat-zat pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu sistem reaksi, dan
katalis. Selain itu, keadaan fisis dan radiasi cahaya dapat juga mempengaruhi laju suatu
reaksi.
Meningkatnya luas permukaan sentuhan suatu zat-zat yang bereaksi cenderung
akan mempercepat laju reaksi. Ditinjau dari teori tumbukan, semakin luas permukaan
zat-zat yang bereaksi semakin besar kecenderungan tumbukan sehingga laju reaksinya
pun cenderung meningkat. Demikian pula halnya dengan suhu sistem reaksi, makin
tinggi derajat suhu cenderung mempercepat laju reaksinya. Kenaikan suhu akan
meningkatkan jumlah fraksi molekul-molekkul yang mempunyai energi lebih besar
daripada energi aktivasi, akibatnya laju reaksi cenderung meningkat.
Disamping itu, laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan cara
menambahkan zat lain sebagai media reaksi, yang dapat membantu mempercepat atau
25
memperlambat suatu reaksi, zat tersebut dinamakan katalis. Dalam pelaksanaannya,
katalis turut serta bereaksi dengan zat-zat pereaksi, tetapi pada akhirnya katalis tersebut
dapat diperoleh kembali.
C. Metode
Pada percobaan ini pembuktian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi dilakukan dengan membandingkan antara percobaan yang dikondisikan (terhadap
suhu, konsentrasi dan katalis) dengan yang tidak.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
- Tabung reaksi 6 buah
- Rak tabung reaksi 1 buah
- Penjepit tabung 1 buah
- Gelas kimia 400 ml 1 buah
- Pipet tetes 6 buah
2. Bahan
- KMnO4 0,01 M
- H2SO4 2 M
- H2C2O4 0,05 M
E. Langkah Kerja
a. Pengaruh Suhu
1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Masukkan ke dalam masing-masing
tabung sebanyak 2 ml H2C2O4 0,05 M dan 1 ml H2SO4 2,0 M.
2. Tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M pada tabung pertama. Catat waktu sejak
penambahan KMnO4 sampai warnanya tidak nampak lagi.
3. Rendam tabung reaksi kedua dalam air panas (± 50o
C) selama 1 menit.
Kemudian tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M. Catat waktu yang diperlukan
sejak penambahan KMnO4 sampai warnya tidak tampak lagi.
4. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya.
b. Pengaruh Konsentrasi I
1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Masukkan ke dalam masing-masing
tabung sebanyak 2 ml H2C2O4 0,05 M dan 1 ml H2SO4 2,0 M.
26
2. Tambahkan 1 tetes KMnO4 0,01 M ke dalam tabung pertama dan 5 tetes KMnO4
0,01 M ke dalam tabung kedua. Catat waktu sejak penambahan KMnO4 sampai
warnanya tidak nampak lagi.
3. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya.
c. Pengaruh Konsentrasi II
1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Tambahkan sebanyak 1 ml H2C2O4 0,05
M ke dalam tabung reaksi pertama dan 2 ml H2C2O4 0,05 M ke dalam tabung
kedua.
2. Masukkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 1 ml H2SO4 2,0 M
3. Kemudian tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M ke dalam masing-masing tabung.
Catat waktu sejak penambahan KMnO4 sampai warnanya tidak nampak lagi.
4. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya.
d. Pengaruh Katalis
1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Masukkan sebanyak 2 ml H2C2O4 0,05
M ke dalam masing-masing tabung.
2. Tambahkan 1 ml H2SO4 2,0 M ke dalam tabung pertama dan 2 ml H2SO4 2,0 M
ke dalam tabung kedua.
3. Tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M ke dalam masing-masing tabung. Catat
waktu sejak penambahan KMnO4 sampai warnanya tidak nampak lagi.
4. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya.
F. Analisis Data
Analisislah data yang saudara hasilkan dan hubungkan dengan teori yang ada.
G. Pertanyaan dan Tugas
Pra Praktikum
1. Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan?
2. Perubahan apa yang dapat diamati dari percobaan di atas untuk menyimpulkan
cepat atau lambatnya reaksi-reaksi tersebut?
27
Pasca Praktikum
Jelaskan mengapa pada percobaan, warna larutan KMnO4 tidak tamfpak lagi sejalan
dengan bertambahnya waktu?
H. Referensi
Beran & Brady. 1978. Laboratory Manual for General Chemistri. New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A.
Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.
Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia
IKIP Bandung
28
JURNAL PRAKTIKUM
Tanggal :
Judul :
Tujuan :
Pengamatan :
a. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
Langkah Kerja Pengamatan
Reaksi :
Pengaruh suhu terhadap waktu reaksi
No. Ulangan
Waktu Reaksi
25o
C 50o
C
1. 1
2. 2
Rata-Rata
b. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi (I)
Langkah Kerja Pengamatan
29
Reaksi :
Pengaruh konsentrasi KMnO4 0,01 M terhadap waktu reaksi
No. Ulangan
Waktu Reaksi
1 tetes 5 tetes
1. 1
2. 2
Rata-Rata
c. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi (II)
Langkah Kerja Pengamatan
Reaksi :
Pengaruh konsentrasi H2C2O4 0,05 M terhadap waktu reaksi
No. Ulangan
Waktu Reaksi pada Volume H2C2O4 0,05 M
1 ml 2 ml
1. 1
2. 2
Rata-Rata
30
d. Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi
Langkah Kerja Pengamatan
Reaksi :
Pengaruh konsentrasi H2SO4 2,0 M terhadap waktu reaksi
No. Ulangan
Waktu Reaksi pada Volume H2SO4 2,0 M
1 ml 2 ml
1. 1
2. 2
Rata-Rata
Analisis Data dan Pembahasan :
31
Kesimpulan :
Inderalaya, 2011
Asisten Praktikum
NIP
32
PERCOBAAN VII
SEL VOLTA
A. Tujuan
Menentukan besarnya Daya Gerak Listrik (DGL) suatu sel
B. Dasar Teori
Reaksi elektrokimia dapat dikategorikan menjadi dua, yakni yang menghasilkan
energi listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh energi listrik
elektrolisis.
Sel volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang dirancang untuk
menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi kimia (redoks) yang spontan.
Contoh sel galvani yang paling sederhana adalah sel Daniell. Sel ini disusun dari
setengah sel elektroda Zn yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit Zn2+
dan setengah
sel elektroda Cu dicelupkan pada larutan elektrolit Cu2+
. Persamaan reaksi redoksnya :
Anoda : Zn  Zn2+
+ 2e E0
= 0,761 V
Katoda : Cu2+
+ 2e  Cu E0
= 0,340 V
Zn + Cu2+
 Zn2+
+ Cu E0
= 1,100 V
Pada proses spontan tersebut, elektron yang dihasilkan pada peristiwa oksidasi
Zn akan berantaraksi dengan ion Cu2+
sehingga mereduksi ion-ion Cu2+
menjadi
endapan Cu.
C. Metode
Pada percobaan sel volta pengukuran potensial yang dihasilkan pada reaksi
redoks spontan diukur dengan menggunakan voltmeter. Percobaan ini didasarkan pada
reaksi redoks yang terjadi pada anoda dan katoda.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
- Gelas kimia 100 ml 2 buah
- Gelas kimia 400 ml 1 buah
- Tabung reaksi dan rak 6 buah
- Tabung U 1 buah
- Kertas saring 1 buah
- Voltmeter 1 buah
33
- Adaptor 6 volt 1 buah
- Kabel 1 m
- Lempeng tembaga (Cu) 2 buah
- Lempeng seng (Zn) 2 buah
2. Bahan
- Larutan ZnSO4 0,1 M
- Larutan CuSO4 0,1 M
E. Rangkaian Alat
F. Langkah Kerja
Penentuan DGL Sel
1. Sediakan dua buah gelas kimia 100 ml yang bersih dan kering, kemudian isi
gelas kimia pertama dengan 50 ml larutan CuSO4 0,1 M dan gelas kimia kedua
dengan 50 ml larutan ZnSO4 0,1 M.
2. Siapkan 2 lempeng tembaga (Cu) dan dua lempeng seng (Zn) lalu bersihkan
dengan cara menggosong permukaannya dengan ampelas lalu di lap.
3. Celupkan lempeng tembaga ke dalam gelas kimia I dan lempeng seng ke dalam
gelas kimia II.
4. Celupkan potongan kertas saring yang berukuran 1 x 15 cm ke dalam larutan
KNO3 atau NaNO3 1 M, dan gunakan sebagai jembatan garam.
34
5. Setelah rangkaian tersusun, hubungkan kedua batang/lempeng tersebut dengan
kabel ke voltmeter seperti gambar. Lalu tentukan DGL sel dengan voltmeter
untuk selang waktu 2 menit sebanyak 5 kali.
G. Analisis Data
Pada percobaaan sel volta, analisis data dilakukan dengan cara mencatat
potensial yang dihasilkan selama reaksi berlangsung dengan cara membaca dan
mencatat potensial yang terukur pada voltmeter.
H. Pertanyaan dan Tugas
Pra Praktikum
1. Tuliskan notasi sel dan reaksi sel yang terdiri atas:
a. Elektroda Ag/AgNO3 (0,1 M) dan Cu/CuSO4 (0,1 M)
b. Elektroda Pb/PbNO3 (0,1 M) dan Sn/SnSO4 (0,1 M)
2. Jelaskan fungsi jembatan garam pada sel volta
Pasca Praktikum
1. Jelaskan perbedaan antara dua istilah atau lambang berikut :
a. Anoda dan katoda
b. Sel volta dan sel elektrokimia
c. Potensial sel dan potensial sel standar
I. Referensi
Brady, J.E. & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry, 2 Ed. New York: John
Wiley & Sons Inc.
Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahasa A.
Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.
Firman, H. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung.
Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia
IKIP Bandung
35
JURNAL PRAKTIKUM
Tanggal :
Judul :
Tujuan :
Pengamatan :
Penentuan DGL Sel
Langkah Kerja Pengamatan
Reaksi dan Perhitungan:
Analisis Data dan Pembahasan :
Kesimpulan :
Inderalaya, 2011
Asisten Praktikum
NIP
36
PERCOBAAN VIII
SEL ELEKTROLISIS
A. Tujuan
Mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada elektrolisis KI
B. Dasar Teori
Reaksi elektrokimia dapat dikategorikan menjadi dua, yakni yang menghasilkan
energi listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh energi listrik
elektrolisis.
Elektrolisis adalah suatu peristiwa reaksi kimia oleh arus listrik. Dalam sel
elektrolisis, suatu reaksi redoks tak spontan akibat adanya arus listrik yang dialirkan ke
dalam zat tersebut. Susunan sel elektrolitik meliputi elektroda positif dan elektroda
negatif yang berfungsi sebagai anoda dan katoda, yang dicelupkan ke dalam larutan atau
leburan elektrolit. Pada anoda terjadi peristiwa oksidasi sedangkan pada katoda terjadi
reaksi reduksi.
Pada sel elektrolisis, reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda, bergantung pada
kondisi atau suasana sistem yang mengalami elektrolisis. Misalnya pada elektrolisis
larutan NaCl encer, NaCl pekat, dan lelehan NaCl. Pada elektrolisis larutan NaCl encer,
di anoda terbentuk gas O2 dan di katoda terbentuk gas H2, pada elektrolisis NaCl pekat,
di anoda terbentuk gas Cl2 dan di katoda terbentuk gas H2, sedangkan pada elektrolisis
lelehan NaCl, di anoda terbentuk gas Cl2 dan di katoda terbentuk logam Na. Pada
peristiwa ini Faraday menemukan hubungan kuantitatif antara jumlah arus listrik yang
dialirkan ke dalam sel elektrolitik dengan massa yang dihasilkan :
= =
Dengan :
W = jumlah zat yang diendapkan (gram)
I = arus listrik yang mengalir selama elektrolisis (ampere)
T = lamanya waktu elektrolisis (detik)
Q = jumlah arus listrik (coulomb)
n = perubahan elektron
Ar/n = massa ekivalen
37
C. Metode
Pada percobaan elektrolisis KI, mahasiswa menerapkan potensial dari luar untuk
melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Percobaan ini didasarkan pada reaksi redoks
yang terjadi pada anoda dan katoda.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
- Gelas kimia 100 ml 2 buah
- Gelas kimia 400 ml 1 buah
- Tabung reaksi dan rak 6 buah
- Tabung U 1 buah
- Batang karbon 2 buah
- Adaptor 6 volt 1 buah
- Kabel 1 m
2. Bahan
- Larutan KNO3 / NaNO3 1 M
- Larutan KI 0,25 M
- Larutan FeCl3 0,1 M
- Larutan CHCl3
- Phenolftalein
E. Rangkaian Alat
38
F. Langkah Kerja
Elektrolisis larutan KI
1. Pasang tabung U pada statif, kemudian isi dengan larutan KI 0,25 M sampai ± 2
cm dari mulut tabung (lihat gambar)
2. Bersihkan elektroda karbon lalu celupkan ke mulut tabung sebelah kanan dan
elektroda karbon lainnya ke sebelah kiri hingga kedua elektroda tersebut
terendam setinggi ±2 cm. Selanjutnya, hubungkan elektroda karbon sebelah
kanan dengan kutub negatif pada sumber arus searha (adaptor 6 V). Dan
elektroda sebelah kiri dengan kutub positifnya.
3. Amati dan catat setiap perubahan yang terjadi sebelum dan setelah terjadi proses
elektrolis selama ± 5 menit. Jika selesai, hentikan aliran arus listrik.
4. Ambil dari ruang katoda 2 ml larutan hasil elektrolisis dengan menggunakan
pipet dan masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan beberapa
tetes phenolftalein dan 2 ml FeCl3 0,1 M. Catat peristiwa yang terjadi! Mengapa
demikian?
5. Ambil dari ruang anoda 2 ml larutan hasil elektrolisis dengan menggunakan
pipet dan masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 1 ml CHCl3.
Kocok dan catat perubahan yang terjadi! Mengapa demikian?
G. Analisis Data
Pada percobaan sel elektrolisis analisis dilakukan dengan cara membandingkan
setiap perubahan yang terjadi dengan tinjauan teoritisnya. Serta menuliskan reaksi-
reaksi yang terjadi.
H. Pertanyaan dan Tugas
Pra Praktikum
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan KI!
2. Jelaskan cara mengidentifikasi zat-zat yang terbentuk pada elektrolisis larutan
KI!
Pasca Praktikum
1. Salah satu pembuatan NaOH adalah dengan cara mengelektrolisis larutan NaCl.
Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda maupun katoda.
39
2. Bagaimana kecenderungan pembentukan gas oksigen dibanding gas hidrogen
pada elektrolisis air? Jelaskan mengapa demikian!
3. Pada suatu eksperimen, dua sel elektrolitik dihubungkan secara seri. Suatu sel
berisi larutan tembaga (II) sulfat, dan yang lain berisi larutan garam yang belum
diketahui. Diketahui bahwa 1,25 gram tembaga diendapkan selama perioda
waktu yang dapat mengendapkan 3,42 gram logam dari garam yang belum
diketahui. Berapa massa ekivalen logam tersebut?
I. Referensi
Brady, J.E. & Holum J.L. 1988. Fundamental of Chemistry, 3 Ed. New York: John
Wiley & Inc.
Brady, J.E. & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry, 2 Ed. New York: John
Wiley & Sons Inc.
Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A.
Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.
Firman, H. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung.
Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia
IKIP Bandung
40
JURNAL PRAKTIKUM
Tanggal :
Judul :
Tujuan :
Pengamatan :
Elektrolisis Larutan KI
Langkah Kerja Pengamatan
Warna larutan sebelum elektrolisis :
Di anoda :
Di katoda :
Warna larutan setelah elektrolisis :
Di anoda :
Di katoda :
Peristiwa yang terjadi pada ruang katoda setelah ditambah phenolftalein dan FeCl3?
Peristiwa yang terjadi pada ruang anoda setelah ditambah CHCl3?
Reaksi dan Perhitungan:
41
Analisis Data dan Pembahasan :
Kesimpulan :
Inderalaya, 2011
Asisten Praktikum
NIP
42

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Firda Shabrina
 
2
22
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogenKelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
nailaamaliaa
 
8 kesetimbangan kimia
8 kesetimbangan kimia8 kesetimbangan kimia
8 kesetimbangan kimia
Mahammad Khadafi
 
Bab 3 Stoikiometri
Bab 3 StoikiometriBab 3 Stoikiometri
Bab 3 Stoikiometri
Jajang Sulaeman
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
qlp
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)Nurmalina Adhiyanti
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Ruci Rushiana
 
Golongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahGolongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahOlivia Tifani
 
Kelompok v chemistry - unsur golongan va
Kelompok v   chemistry - unsur golongan vaKelompok v   chemistry - unsur golongan va
Kelompok v chemistry - unsur golongan va
Isna Nina Bobo
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkali
Lolla Mustafa
 
Tata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleksTata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleks
Ali Husni
 
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksiFaktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksiEKO SUPRIYADI
 
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]ryryn
 
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimiaRPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
yunita97544748
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
qlp
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Dede Suhendra
 
Hakikat Kimia
Hakikat KimiaHakikat Kimia
Hakikat Kimia
Suprapta Winarka
 

What's hot (20)

Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlich
 
2
22
2
 
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogenKelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
 
8 kesetimbangan kimia
8 kesetimbangan kimia8 kesetimbangan kimia
8 kesetimbangan kimia
 
Bab 3 Stoikiometri
Bab 3 StoikiometriBab 3 Stoikiometri
Bab 3 Stoikiometri
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
V. warna kelarutan dan kesetimbangan ion kompleks ni(ii)
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Golongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanahGolongan alkali dan alkali tanah
Golongan alkali dan alkali tanah
 
Kelompok v chemistry - unsur golongan va
Kelompok v   chemistry - unsur golongan vaKelompok v   chemistry - unsur golongan va
Kelompok v chemistry - unsur golongan va
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkali
 
Tata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleksTata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleks
 
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksiFaktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
 
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]
Sifat koligatif larutan (media).pptx [autosaved]
 
Aldehid
AldehidAldehid
Aldehid
 
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimiaRPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
Hakikat Kimia
Hakikat KimiaHakikat Kimia
Hakikat Kimia
 

Similar to Modul praktikum kimdas ii

laporan penentuan indikator
laporan penentuan indikatorlaporan penentuan indikator
laporan penentuan indikator
aji indras
 
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaAcara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Naila Zulfa
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
zaeied
 
laporan memperkirakan PH suatu larutan
laporan memperkirakan PH suatu larutanlaporan memperkirakan PH suatu larutan
laporan memperkirakan PH suatu larutanPutri Yusril
 
Laporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisisLaporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisis
Nida Shafiyanti
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Laksmi_Perwira
 
Laporan lengkap praktikum larutan buffer
Laporan lengkap praktikum larutan bufferLaporan lengkap praktikum larutan buffer
Laporan lengkap praktikum larutan bufferSylvester Saragih
 
Laporan ph
Laporan phLaporan ph
Laporan ph
anggundiantriana
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
keishanadine186
 
laporan praktikum kimia
laporan praktikum kimialaporan praktikum kimia
laporan praktikum kimia
Budi Pratama
 
laporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutanlaporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutanPutri Yusril
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan ph
devirmdhni
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
Aulia Rizqi
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
Septian Muna Barakati
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
Arif Hidayat
 
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basaLaporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
Sebelas Maret University
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
AtmaRahmah
 

Similar to Modul praktikum kimdas ii (20)

laporan penentuan indikator
laporan penentuan indikatorlaporan penentuan indikator
laporan penentuan indikator
 
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaAcara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
laporan memperkirakan PH suatu larutan
laporan memperkirakan PH suatu larutanlaporan memperkirakan PH suatu larutan
laporan memperkirakan PH suatu larutan
 
Laporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisisLaporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisis
 
Indikator asam basa
Indikator asam  basaIndikator asam  basa
Indikator asam basa
 
Indikator asam basa
Indikator asam  basaIndikator asam  basa
Indikator asam basa
 
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basaIndikator lakmus dan titrasi asam basa
Indikator lakmus dan titrasi asam basa
 
Laporan lengkap praktikum larutan buffer
Laporan lengkap praktikum larutan bufferLaporan lengkap praktikum larutan buffer
Laporan lengkap praktikum larutan buffer
 
Laporan ph
Laporan phLaporan ph
Laporan ph
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docxLAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA TAHUN AJARAN 2022.docx
 
laporan praktikum kimia
laporan praktikum kimialaporan praktikum kimia
laporan praktikum kimia
 
laporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutanlaporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutan
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan ph
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HClLAPORAN PRAKTIKUM  PENENTUAN KADAR HCl
LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR HCl
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basaLaporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
 
Laporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam BasaLaporan Praktikum Asam Basa
Laporan Praktikum Asam Basa
 

More from Pujiati Puu

Tugas rpp
Tugas rppTugas rpp
Tugas rpp
Pujiati Puu
 
Tugas akhir mpk
Tugas akhir mpkTugas akhir mpk
Tugas akhir mpk
Pujiati Puu
 
Ddka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sittaDdka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sitta
Pujiati Puu
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistik
Pujiati Puu
 
Makalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranMakalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaran
Pujiati Puu
 
Hakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannyaHakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannya
Pujiati Puu
 
Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97
Pujiati Puu
 
Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012
Pujiati Puu
 
Pujiati 06121010018
Pujiati  06121010018Pujiati  06121010018
Pujiati 06121010018
Pujiati Puu
 
Grafik laju reaksi
Grafik laju reaksiGrafik laju reaksi
Grafik laju reaksi
Pujiati Puu
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya
Pujiati Puu
 
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialBab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Pujiati Puu
 
Evo s jurnal
Evo s jurnalEvo s jurnal
Evo s jurnal
Pujiati Puu
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
Pujiati Puu
 
Soal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibridSoal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibrid
Pujiati Puu
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
Pujiati Puu
 
Blooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairanBlooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairan
Pujiati Puu
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Pujiati Puu
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
Pujiati Puu
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Pujiati Puu
 

More from Pujiati Puu (20)

Tugas rpp
Tugas rppTugas rpp
Tugas rpp
 
Tugas akhir mpk
Tugas akhir mpkTugas akhir mpk
Tugas akhir mpk
 
Ddka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sittaDdka pujiati & citra purnama sitta
Ddka pujiati & citra purnama sitta
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistik
 
Makalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranMakalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaran
 
Hakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannyaHakikat manusia dan pengembangannya
Hakikat manusia dan pengembangannya
 
Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97Peluruhan27 2010 97
Peluruhan27 2010 97
 
Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012Grafik tugas 20des2012
Grafik tugas 20des2012
 
Pujiati 06121010018
Pujiati  06121010018Pujiati  06121010018
Pujiati 06121010018
 
Grafik laju reaksi
Grafik laju reaksiGrafik laju reaksi
Grafik laju reaksi
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya
 
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialBab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
 
Evo s jurnal
Evo s jurnalEvo s jurnal
Evo s jurnal
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
Soal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibridSoal persilangan dihibrid
Soal persilangan dihibrid
 
Evolusi
EvolusiEvolusi
Evolusi
 
Blooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairanBlooming eceng gondok di daerah perairan
Blooming eceng gondok di daerah perairan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
 

Recently uploaded

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 

Recently uploaded (20)

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 

Modul praktikum kimdas ii

  • 1. 1 PERCOBAAN I LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT A. Tujuan Mengelompokkan beberapa macam larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit. B. Dasar Teori Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat digolongkan ke dalam larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan kuat, ditandai oleh lampu listrik yang menyala dengan terang. Hal ini akibat dari zat terlarut terurai sempurna menjadi ion-ionnya. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang menghantarkan arus listrik tapi agak lemah, ditandai oleh nyala lampu listrik yang redup. Hal ini akibat dari zat yang dilarutkan hanya terurai sebagian di dalam pelarut. Sedangkan dalam larutan non- elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, sebagai akibat zat terlarut tidak terurai menjadi ion-ionnya, melainkan membentuk molekul-molekul. C. Metode Pengelompokkan larutan ke dalam elektrolit dan non elektrolit pada percobaan ini didasarkan kepada kemampuan larutan tersebut menghantarkan arus listrik yang dapat diamati oleh nyala atau tidaknya lampu. D. Alat dan Bahan 1. Alat - Alat uji elektrolit - Botol Semprot 1 buah - Gelas kimia 200 mL 2 buah 2. Bahan Larutan berbagai bahan yang dijumpai sehari-hari seperti: garam dapur; air mineral kemasan; air teh; air kolam; air ledeng, dan air jeruk.
  • 2. 2 Bahan tersebut harus disediakan oleh mahasiswa, dan dapat menambah dengan bahan lainnya. E. Rangkaian Alat F. Langkah Kerja 1. Rangkailah alat uji elektrolit seperti pada gambar; 2. Isi gelas kimia dengan bahan yang akan diuji 3. Celupkan elektroda ke dalam larutan yang diuji 4. Hubungkan arus listrik (set tegangan pada 5 V DC) dan amati nyala lampu. 5. Catat pengamatan saudara 6. Lakukan langkah 1 sampai 5 untuk bahan selanjutnya. G. Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh kelompokkanlah bahan-bahan yang saudara uji ke dalam larutan elektrolit (kuat/lemah) dan non elektrolit serta kemukakan penyebab bahan tersebut mempunyai sifat demikian. H. Pertanyaan dan Tugas Pra Praktikum
  • 3. 3 1. Apa yang dimaksud dengan zat elektrolit dan non elektrolit? 2. Sebutkan masing-masing 3 buah contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit! Pasca Praktikum 1. Sebutkan masing-masing 3 contoh elektrolit yang berikatan secara kovalen dan ion! I. Referensi Keenan, et al. 1989. Kimia Untuk Universitas I. (alih bahasa A. Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.
  • 4. 4 JURNAL PRAKTIKUM Judul : Tanggal : Tujuan : Langkah Kerja Pengamatan : No. Bahan yang diuji Lampu Gelembung gas Nyala* Tidak Ada Tidak ada 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
  • 5. 5 Keterangan *: X = nyala kuat Y = nyala sedang Z = nyala lemah 0 = tidak nyala Analisis Data dan Pembahasan : Kesimpulan : Inderalaya, 2011 Asisten Praktikum NIP
  • 6. 6 PERCOBAAN II SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR I A. Tujuan 1. Membuat larutan asam dan basa dalam berbagai konsentrasi 2. Penggunaan indikator untuk menentukan sifat asam atau basa 3. Mengukur pH larutan dengan indikator universal B. Dasar Teori Konsep asam basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan oleh sekelompok senyawa dalam larutannya pada air. Dalam larutan air, asam akan menghasilkan ion H+ dan basa menghasilkan ion OH- . Kedua ion tersebut akan bereaksi membentuk H2O sehingga larutan yang akan terjadi bersifat netral. Ionisasi air adalah : H2O  H+ + OH- Berdasarkan percobaan pada air murni diperoleh [H+ ] atau [OH- ] masing- masing 10-7 . Disosiasi air dapat dipandang sebagai suatu reaksi kesetimbangan, sehingga dapat ditulis : H2O H+ + OH- Harga tetapan kesetimbangan air (Kw) diperoleh dengan mengalikan [H+ ] dengan [OH- ] sehingga diperoleh persamaan: Kw = [H+ ] x [OH- ] = 10-14 Skala pH adalah logaritma negatif [H+ ] atau secara matematika ditulis dengan rumus : pH = - log [H+ ] Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya dalam larutan asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah pada pH yang sama. Perubahan indikator tergantung pada [H+ ] dalam larutan, maka indikator asam basa dapat digunakan untuk memperkirakan keasaman atau kebasaan suatu larutan. C. Alat dan Bahan 1. Alat - Tabung reaksi - Gelas kimia
  • 7. 7 - Rak tabung reaksi - pipet tetes 2. Bahan - HCl - NaOH - Phenolftalein - Kertas lakmus - Indikator universal D. Langkah Kerja a. Daerah asam, pH = 2 sampai pH = 6 1. Isi tabung reaksi dengan larutan standar HCl 0,01 M (pH = 2) 2. Buat larutan pH = 3, sampai dengan pH = 6 dengan melakukan pengenceran larutan mulai dari larutan pH = 3 (untuk mendapatkan pH = 3, ambil 1 ml larutan pH = 2 encerkan dengan 9 ml air). b. Daerah basa pH = 8 sampai pH = 12 1. Isi tabung reaksi dengan larutan standar NaOH 0,01 M (pH = 12) 2. Buat larutan pH = 11 sampai pH = 8 dengan melakukan pengenceran larutan mulai dari pH = 11 (untuk mendapatkan pH = 11, ambil 1 ml larutan pH = 12 encerkan dengan 9 ml air). c. Perubahan warna pada pH tertentu 1. Beri label setiap larutan dari pH = 2 sampai dengan pH = 12. 2. Gunakan indikator universal untuk mengukur pH masing-masing larutan. 3. Ambil masing-masing 1 ml larutan, masukkan ke dalam tabung reaksi. 4. Tambahkan 3 tetes indikator phenolftalein pada setiap tabung reaksi, amati dan catat perubahan warna pada setiap pH.
  • 8. 8 JURNAL PRAKTIKUM Judul : Tanggal : Tujuan : Langkah Kerja Hasil Pengamatan : Perubahan warna setiap indikator No. pH Perubahan warna Indikator phenolftalein Kertas Lakmus Indikator universalMerah Biru 1. 2 2. 3 3. 4 4. 5 5. 6 6. 7 7. 8 8. 9 9. 10
  • 9. 9 10. 11 11. 12 Analisis Data dan Pembahasan : Kesimpulan : Inderalaya, 2011 Asisten Praktikum NIP
  • 10. 10 PERCOBAAN III SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR II A. Tujuan Menentukan trayek pH indikator B. Dasar Teori Indikator asam-basa adalah asam lemah, yang asam-tak terionnya (HIn) mempunyai warna yang berbeda [warna (1)] dengan warna anionnya [warna (2)]. Jika sedikit indikator dimasukkan ke dalam larutan, larutan akan berubah menjadi warna (1) atau warna (2), tergantung pada apakah kesetimbangan bergeser ke arah bentuk asam atau anion. Arah pergeseran kesetimbangan dalam reaksi tergantung pada [H3O+ ], atau dengan kata lain, pada pH. HIn + H2O H3O+ + In- Warna (1) Warna (2) Untuk menilai trayek pH yang dapat menunjukkan kerja indikator, dirumuskan melalui persamaan berikut : = + [ ] [ ] Pada umumnya, 90% atau lebih indikator berbentuk HIn, terdapat dalam larutan dengan warna (1). Jika 90% atau lebih indikator berbentuk In- , larutan mempunyai warna (2). Kedua keadaan ini erat hubungannya dengan rasio [In- ]/[HIn]  0,10 dan [In]/[HIn- ]  10. Logaritma kedua rasio ini masing-masing -1 dan +1. Jadi, mengubah warna dari warna (1) menjadi warna (2) terjadi dalam trayek pH sekitar 2 unit. Pada pertengahan trayek ini, yaitu dengan [HIn] = [In- ], pH = pKa. Pada titik tengah ini, warna larutan adalah “campuran” dari warna (1) dan warna (2). Indikator dikatakan mengalami perubahan warna. Warna dan trayek pH untuk beberapa indikator umum diilustrasikan dalam gambar. Timol biru adalah asam diprotik lemah dan mengalami perubahan warna dalam dua selang pH. Salah satu selang pH ialah dari 1,2 ke 2,8 dengan perubahan warna dari
  • 11. 11 merah menjadi kuning. Selang lain ialah dari pH 8,0 ke 9,6 dengan perubahan warna dari kuning menjadi biru. Indikator asam basa biasanya dibuat dalam bentuk larutan (dalam air, etanol, atau pelarut lain). Dalam titrasi asam basa sejumlah kecil (beberapa tetes) larutan indikator ditambahkan ke dalam larutan yang sedang dititrasi. Dalam bentuk lain, kertas berpori direndam dalam larutan indikator, kemudian dikeringkan. Jika kertas ini dibasahi dengan larutan yang sedang diuji, terjadi warna yang dapat digunakan sebagai penentu pH larutan. Kertas ini lazim disebut kertas pH (lakmus). Indikator asam basa umumnya digunakan jika penentuan pH yang teliti tidak terlalu diperlukan. Misalnya, dalam kolam renang, pH tertentu merupakan syarat agar senyawa klor dapat bekerja dengan efektif, untuk mencegah pertumbuhan algae, menghindari pengkaratan pipa, dan sebagainya. pH yang cocok ialah 7,4 dan fenol merah biasanya digunakan sebagai indikator dalam uji air kolam. Dibandingkan dengan penggunaan indikator, pengukuran pH yang lebih tepat dapat dilakukan dengan alat pengukur pH yang disebut pH-meter. C. Alat dan Bahan 1. Alat - Tabung reaksi - Gelas kimia - Rak tabung reaksi - pH meter - pipet tetes 2. Bahan - Larutan pH 2 – 12 - Indikator metil orange, metil merah, metil biru, phenolftalein D. Langkah kerja a. Trayek pH 1. Ambil 1 ml dari setiap larutan (pH 2 – 12), masukan masing-masing ke dalam tabung reaksi. 2. Tambahkan 2 tetes indikator PP 3. Tentukan trayek pH indikator dengan melihat perubahan warna yang terjadi setelah penambahan indikator 4. Ulangi dengan menggunakan indikator metil merah, metil biru, dan metil orange.
  • 12. 12 JURNAL PRAKTIKUM Judul : Tanggal : Tujuan : Langkah Kerja Hasil Pengamatan : 1. Trayek pH indikator No. Indikator Trayek pH Ket.
  • 13. 13 Analisis Data dan Pembahasan : Kesimpulan : Inderalaya, 2011 Asisten Praktikum NIP
  • 14. 14 PERCOBAAN IV TITRASI ASAM BASA A. Tujuan Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam B. Dasar Teori Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa. Titik eqivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik eqivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik eqivalen berada. Pada umumnya titik eqivalen tersebut sulit diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik eqivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi dicapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik eqivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi. Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa kuat dalam air akan terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik eqivalen dari titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 25o C sama dengan pH air, yaitu sama dengan 7. C. Metode Pada percobaan kali ini ditentukan konsentrasi larutan asam menggunakan metode titrasi asam basa.
  • 15. 15 D. Alat dan Bahan 1. Alat - Buret 1 buah - Botol semprot 1 buah - Corong 1 buah - Gelas kimia 250 ml 1 buah - Gelas erlenmeyer 250 ml 2 buah - Pipet gondok 10 ml 1 buah 2. Bahan - NaOH 0,05 N - CH3COOH - Phenolftalein - Aquades - Kertas saring E. Rangkaian Alat F. Langkah kerja 1. Bersihkan buret dan bilas dengan NaOH yang akan dipakai sebanyak 3 kali (± 5 ml), kemudian masukkan larutan NaOH ke dalam buret menggunakan corong sampai volumenya melebihi skala nol buret, kemudian turunkan volume larutan NaOH pada buret sampai tepat skala nol.
  • 16. 16 2. Pipet 10 ml larutan asam yang akan ditentukan konsentrasinya dengan menggunakan pipet gondok dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer dengan teknik yang benar. 3. Tambahkan aquades ke dalam labu erlenmeyer ± 5 ml untuk membilas larutan yang menempel pada dinding labu erlenmeyer, tambahkan tiga tetes indikator phenolftalein. 4. Lakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret secara perlahan-lahan tetes demi tetes sampai larutan akan berubah warna. 5. Catat keadaan akhir buret yang menunjukkan volum larutan NaOH yang dipakai, yakni selisih volum semula dengan volum akhir. 6. Ulangi percobaan sebanyak 2 kali (lakukan duplo) 7. Hitung konsentrasi larutan yang telah dititrasi dengan menggunakan rumus. G. Analisis Data Untuk menentukan konsentrasi asam gunakan rumus : V1N1 = V2N2 V1 volum larutan asam dan V2 volum larutan basa N1 normalitas larutan asam dan N2 normalitas larutan basa H. Pertanyaan dan Tugas Pra Praktikum 1. Untuk menetapkan konsentrasi suatu larutan asam/basa digunakan larutan baku. Apa yang dimaksud dengan larutan baku primer dan larutan baku sekunder, berikan contohnya 2. Mengapa buret harus dibilas dengan larutan yang akan dimasukkan 3. Apa yang dimaksud dengan titik eqivalen dan titik akhir titrasi, mana yang dapat diamati langsung dan dirujuk untuk penentuan pH 4. Bagaimana perubahan warna indikator phenolftalein dan berapa rentang pH nya? Pasca Praktikum 1. Dapatkah suatu indikator tertentu (misalnya: brom timol biru) digunakan untuk menentukan pH semua jenis larutan? Jelaskan alasannya!
  • 17. 17 2. Hitunglah konsentrasi larutan HCl dan larutan NaOH dalam satuan: a. Normalitas (N) b. Molaritas (M) c. Gram/liter I. Referensi Brady, J.E. & Holum J.L. 1988. Fundamental of Chemistry, 3 Ed. New York: John Wiley & Inc. Brady, J.E. & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry, 2 Ed. New York: John Wiley & Sons Inc. Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A. Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga. Firman, H. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung.
  • 18. 18 JURNAL PRAKTIKUM Tanggal : Judul : Tujuan : Pengamatan : Langkah Kerja Pengamatan Persamaan Reaksi dan Perhitungan : Analisis Data dan Pembahasan : Kesimpulan : Inderalaya, 2011 Asisten Praktikum NIP
  • 19. 19 PERCOBAAN V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI I A. Tujuan Membuktikan pengaruh luas permukaan sebagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi. B. Dasar Teori Ada dua hal penting dalam mempelajari suatu reaksi. Pertama, apakah reaksi tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jawaban ini dapat diperoleh secara termodinamika kimia. Namun demikian, termodinamika tidak membahas bagaimana laju reaksi itu berlangsung, faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi laju reaksi dan bagaimana mekanisme reaksinya. Masalah-masalah tersebut dipelajari melalui kajian lain yang disebut kinetika kimia. Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang beragam. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion, ledakan dinamit, dan lainnya. Ada pula reaksi yang berlangsung lambat bahkan sangat lambat seperti perkaratan besi. Pada percobaan berikut, yang akan dilakukan adalah reaksi yang dapat diukur pada waktu percobaan, seperti reaksi sistem H2C2O4 - dan MnO4 - . Pada umumnya laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti luas permukaan sentuhan dari zat-zat pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu sistem reaksi, dan katalis. Selain itu, keadaan fisis dan radiasi cahaya dapat juga mempengaruhi laju suatu reaksi. Meningkatnya luas permukaan sentuhan suatu zat-zat yang bereaksi cenderung akan mempercepat laju reaksi. Ditinjau dari teori tumbukan, semakin luas permukaan zat-zat yang bereaksi semakin besar kecenderungan tumbukan sehingga laju reaksinya pun cenderung meningkat. Demikian pula halnya dengan suhu sistem reaksi, makin tinggi derajat suhu cenderung mempercepat laju reaksinya. Kenaikan suhu akan meningkatkan jumlah fraksi molekul-molekkul yang mempunyai energi lebih besar daripada energi aktivasi, akibatnya laju reaksi cenderung meningkat. Disamping itu, laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan cara menambahkan zat lain sebagai media reaksi, yang dapat membantu mempercepat atau
  • 20. 20 memperlambat suatu reaksi, zat tersebut dinamakan katalis. Dalam pelaksanaannya, katalis turut serta bereaksi dengan zat-zat pereaksi, tetapi pada akhirnya katalis tersebut dapat diperoleh kembali. C. Metode Pada percobaan ini pembuktian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dilakukan dengan membandingkan antara percobaan yang dikondisikan (terhadap luas permukaan) dengan yang tidak. D. Alat dan Bahan 1. Alat - Tabung reaksi 6 buah - Rak tabung reaksi 1 buah - Penjepit tabung 1 buah - Gelas kimia 400 ml 1 buah - Tabung Y 2 buah - Sumbat berpipa 1 buah - Pipet tetes 6 buah 2. Bahan - CaCO3 serbuk dan butiran - HCl 0,5 M E. Rangkaian Alat
  • 21. 21 F. Langkah Kerja 1. Timbang dua macam CaCO3 yang beratnya relatif sama tetapi bentuknya berbeda, yakni butiran dan serbuk 2. Sediakan 2 tabung Y, tabung pertama diisi dengan 3 ml HCl 0,5 M pada kaki kiri dan serbuk CaCO3 pada kaki kanannya. Tabung kedua diisi dengan 3 ml HCl 0,5 M pada kaki kiri dan butiran CaCO3 pada kaki kanan. 3. Rancang alat-alat seperti pada gambar di bawah dengan cara sebagai berikut: 4. Isi gelas kimia 400 ml dengan air ledeng sampai hampir penuh 5. Tandai tabung reaksi dengan karet/spidol pada jarak 5 cm dari dasar tabung reaksi 6. Isi tabung reaksi yang telah ditandai itu dengan air ledeng sampai penuh, lalu masukkan ke dalam gelas kimia dalam keadaan terbalik hingga mulut tabung terendam air yang terdapat dalam gelas kimia. Usahakan agar dalam tabung reaksi tidak terdapat gelembung udara. 7. Jepit tabung reaksi agar tegak dan tidak jatuh 8. Sumbat tabung Y pertama dengan sumbat berpipa pengalir. Masukkan ujung lain dari pipa pengalir ke mulut tabung reaksi yang terdapat dalam gelas kimia 9. Putar tabung Y sedemikian sehingga larutan HCl pada kaki kiri mengalir ke kaki kanan yang berisi CaCO3. 10. Catat waktu yang diperlukan sejak terjadinya gelembung gas yang ditampung dalam tabung reaksi sampai tepat pada tanda spidol/karet. 11. Lakukan hal yang sama untuk tabung Y kedua. 12. Bandingkan kecepatan laju reaksi pada percobaan di atas, dan simpulkan mana yang lebih cepat bereaksi (serbuk atau butiran). G. Analisis Data Analisislah data yang saudara hasilkan dan hubungkan dengan teori yang ada. H. Pertanyaan dan Tugas Pra Praktikum 1. Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan yang dilakukan?
  • 22. 22 2. Perubahan apa yang dapat diamati dari percobaan di atas untuk menyimpulkan cepat atau lambatnya reaksi-reaksi tersebut? Pasca Praktikum 1. Banyaknya gas yang terbentuk tiap satuan waktu menjadi petunjuk untuk menentukan laju reaksinya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan bertambahnya waktu, kelajuan reaksinya menurun. Jelaskan mengapa muncul gejala seperti ini? I. Referensi Beran & Brady. 1978. Laboratory Manual for General Chemistri. New York: John Wiley & Sons, Inc. Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A. Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga. Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia IKIP Bandung
  • 23. 23 JURNAL PRAKTIKUM Tanggal : Judul : Tujuan : Pengamatan : Langkah Kerja Pengamatan Reaksi : Analisis Data dan Pembahasan : Kesimpulan : Inderalaya, 2011 Asisten Praktikum NIP
  • 24. 24 PERCOBAAN VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI II A. Tujuan Membuktikan pengaruh suhu, konsentrasi, dan katalis sebagai faktor yang mempengaruhi laju reaksi. B. Dasar Teori Ada dua hal penting dalam mempelajari suatu reaksi. Pertama, apakah reaksi tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jawaban ini dapat diperoleh secara termodinamika kimia. Namun demikian, termodinamika tidak membahas bagaimana laju reaksi itu berlangsung, faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi laju reaksi dan bagaimana mekanisme reaksinya. Masalah-masalah tersebut dipelajari melalui kajian lain yang disebut kinetika kimia. Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang beragam. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion, ledakan dinamit, dan lainnya. Ada pula reaksi yang berlangsung lambat bahkan sangat lambat seperti perkaratan besi. Pada percobaan berikut, yang akan dilakukan adalah reaksi yang dapat diukur pada waktu percobaan, seperti reaksi sistem H2C2O4 - dan MnO4 - . Pada umumnya laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti luas permukaan sentuhan dari zat-zat pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu sistem reaksi, dan katalis. Selain itu, keadaan fisis dan radiasi cahaya dapat juga mempengaruhi laju suatu reaksi. Meningkatnya luas permukaan sentuhan suatu zat-zat yang bereaksi cenderung akan mempercepat laju reaksi. Ditinjau dari teori tumbukan, semakin luas permukaan zat-zat yang bereaksi semakin besar kecenderungan tumbukan sehingga laju reaksinya pun cenderung meningkat. Demikian pula halnya dengan suhu sistem reaksi, makin tinggi derajat suhu cenderung mempercepat laju reaksinya. Kenaikan suhu akan meningkatkan jumlah fraksi molekul-molekkul yang mempunyai energi lebih besar daripada energi aktivasi, akibatnya laju reaksi cenderung meningkat. Disamping itu, laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan cara menambahkan zat lain sebagai media reaksi, yang dapat membantu mempercepat atau
  • 25. 25 memperlambat suatu reaksi, zat tersebut dinamakan katalis. Dalam pelaksanaannya, katalis turut serta bereaksi dengan zat-zat pereaksi, tetapi pada akhirnya katalis tersebut dapat diperoleh kembali. C. Metode Pada percobaan ini pembuktian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dilakukan dengan membandingkan antara percobaan yang dikondisikan (terhadap suhu, konsentrasi dan katalis) dengan yang tidak. D. Alat dan Bahan 1. Alat - Tabung reaksi 6 buah - Rak tabung reaksi 1 buah - Penjepit tabung 1 buah - Gelas kimia 400 ml 1 buah - Pipet tetes 6 buah 2. Bahan - KMnO4 0,01 M - H2SO4 2 M - H2C2O4 0,05 M E. Langkah Kerja a. Pengaruh Suhu 1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Masukkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 2 ml H2C2O4 0,05 M dan 1 ml H2SO4 2,0 M. 2. Tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M pada tabung pertama. Catat waktu sejak penambahan KMnO4 sampai warnanya tidak nampak lagi. 3. Rendam tabung reaksi kedua dalam air panas (± 50o C) selama 1 menit. Kemudian tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M. Catat waktu yang diperlukan sejak penambahan KMnO4 sampai warnya tidak tampak lagi. 4. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya. b. Pengaruh Konsentrasi I 1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Masukkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 2 ml H2C2O4 0,05 M dan 1 ml H2SO4 2,0 M.
  • 26. 26 2. Tambahkan 1 tetes KMnO4 0,01 M ke dalam tabung pertama dan 5 tetes KMnO4 0,01 M ke dalam tabung kedua. Catat waktu sejak penambahan KMnO4 sampai warnanya tidak nampak lagi. 3. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya. c. Pengaruh Konsentrasi II 1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Tambahkan sebanyak 1 ml H2C2O4 0,05 M ke dalam tabung reaksi pertama dan 2 ml H2C2O4 0,05 M ke dalam tabung kedua. 2. Masukkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 1 ml H2SO4 2,0 M 3. Kemudian tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M ke dalam masing-masing tabung. Catat waktu sejak penambahan KMnO4 sampai warnanya tidak nampak lagi. 4. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya. d. Pengaruh Katalis 1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Masukkan sebanyak 2 ml H2C2O4 0,05 M ke dalam masing-masing tabung. 2. Tambahkan 1 ml H2SO4 2,0 M ke dalam tabung pertama dan 2 ml H2SO4 2,0 M ke dalam tabung kedua. 3. Tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M ke dalam masing-masing tabung. Catat waktu sejak penambahan KMnO4 sampai warnanya tidak nampak lagi. 4. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya. F. Analisis Data Analisislah data yang saudara hasilkan dan hubungkan dengan teori yang ada. G. Pertanyaan dan Tugas Pra Praktikum 1. Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan? 2. Perubahan apa yang dapat diamati dari percobaan di atas untuk menyimpulkan cepat atau lambatnya reaksi-reaksi tersebut?
  • 27. 27 Pasca Praktikum Jelaskan mengapa pada percobaan, warna larutan KMnO4 tidak tamfpak lagi sejalan dengan bertambahnya waktu? H. Referensi Beran & Brady. 1978. Laboratory Manual for General Chemistri. New York: John Wiley & Sons, Inc. Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A. Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga. Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia IKIP Bandung
  • 28. 28 JURNAL PRAKTIKUM Tanggal : Judul : Tujuan : Pengamatan : a. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi Langkah Kerja Pengamatan Reaksi : Pengaruh suhu terhadap waktu reaksi No. Ulangan Waktu Reaksi 25o C 50o C 1. 1 2. 2 Rata-Rata b. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi (I) Langkah Kerja Pengamatan
  • 29. 29 Reaksi : Pengaruh konsentrasi KMnO4 0,01 M terhadap waktu reaksi No. Ulangan Waktu Reaksi 1 tetes 5 tetes 1. 1 2. 2 Rata-Rata c. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi (II) Langkah Kerja Pengamatan Reaksi : Pengaruh konsentrasi H2C2O4 0,05 M terhadap waktu reaksi No. Ulangan Waktu Reaksi pada Volume H2C2O4 0,05 M 1 ml 2 ml 1. 1 2. 2 Rata-Rata
  • 30. 30 d. Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi Langkah Kerja Pengamatan Reaksi : Pengaruh konsentrasi H2SO4 2,0 M terhadap waktu reaksi No. Ulangan Waktu Reaksi pada Volume H2SO4 2,0 M 1 ml 2 ml 1. 1 2. 2 Rata-Rata Analisis Data dan Pembahasan :
  • 32. 32 PERCOBAAN VII SEL VOLTA A. Tujuan Menentukan besarnya Daya Gerak Listrik (DGL) suatu sel B. Dasar Teori Reaksi elektrokimia dapat dikategorikan menjadi dua, yakni yang menghasilkan energi listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh energi listrik elektrolisis. Sel volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang dirancang untuk menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi kimia (redoks) yang spontan. Contoh sel galvani yang paling sederhana adalah sel Daniell. Sel ini disusun dari setengah sel elektroda Zn yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit Zn2+ dan setengah sel elektroda Cu dicelupkan pada larutan elektrolit Cu2+ . Persamaan reaksi redoksnya : Anoda : Zn  Zn2+ + 2e E0 = 0,761 V Katoda : Cu2+ + 2e  Cu E0 = 0,340 V Zn + Cu2+  Zn2+ + Cu E0 = 1,100 V Pada proses spontan tersebut, elektron yang dihasilkan pada peristiwa oksidasi Zn akan berantaraksi dengan ion Cu2+ sehingga mereduksi ion-ion Cu2+ menjadi endapan Cu. C. Metode Pada percobaan sel volta pengukuran potensial yang dihasilkan pada reaksi redoks spontan diukur dengan menggunakan voltmeter. Percobaan ini didasarkan pada reaksi redoks yang terjadi pada anoda dan katoda. D. Alat dan Bahan 1. Alat - Gelas kimia 100 ml 2 buah - Gelas kimia 400 ml 1 buah - Tabung reaksi dan rak 6 buah - Tabung U 1 buah - Kertas saring 1 buah - Voltmeter 1 buah
  • 33. 33 - Adaptor 6 volt 1 buah - Kabel 1 m - Lempeng tembaga (Cu) 2 buah - Lempeng seng (Zn) 2 buah 2. Bahan - Larutan ZnSO4 0,1 M - Larutan CuSO4 0,1 M E. Rangkaian Alat F. Langkah Kerja Penentuan DGL Sel 1. Sediakan dua buah gelas kimia 100 ml yang bersih dan kering, kemudian isi gelas kimia pertama dengan 50 ml larutan CuSO4 0,1 M dan gelas kimia kedua dengan 50 ml larutan ZnSO4 0,1 M. 2. Siapkan 2 lempeng tembaga (Cu) dan dua lempeng seng (Zn) lalu bersihkan dengan cara menggosong permukaannya dengan ampelas lalu di lap. 3. Celupkan lempeng tembaga ke dalam gelas kimia I dan lempeng seng ke dalam gelas kimia II. 4. Celupkan potongan kertas saring yang berukuran 1 x 15 cm ke dalam larutan KNO3 atau NaNO3 1 M, dan gunakan sebagai jembatan garam.
  • 34. 34 5. Setelah rangkaian tersusun, hubungkan kedua batang/lempeng tersebut dengan kabel ke voltmeter seperti gambar. Lalu tentukan DGL sel dengan voltmeter untuk selang waktu 2 menit sebanyak 5 kali. G. Analisis Data Pada percobaaan sel volta, analisis data dilakukan dengan cara mencatat potensial yang dihasilkan selama reaksi berlangsung dengan cara membaca dan mencatat potensial yang terukur pada voltmeter. H. Pertanyaan dan Tugas Pra Praktikum 1. Tuliskan notasi sel dan reaksi sel yang terdiri atas: a. Elektroda Ag/AgNO3 (0,1 M) dan Cu/CuSO4 (0,1 M) b. Elektroda Pb/PbNO3 (0,1 M) dan Sn/SnSO4 (0,1 M) 2. Jelaskan fungsi jembatan garam pada sel volta Pasca Praktikum 1. Jelaskan perbedaan antara dua istilah atau lambang berikut : a. Anoda dan katoda b. Sel volta dan sel elektrokimia c. Potensial sel dan potensial sel standar I. Referensi Brady, J.E. & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry, 2 Ed. New York: John Wiley & Sons Inc. Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahasa A. Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga. Firman, H. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung. Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia IKIP Bandung
  • 35. 35 JURNAL PRAKTIKUM Tanggal : Judul : Tujuan : Pengamatan : Penentuan DGL Sel Langkah Kerja Pengamatan Reaksi dan Perhitungan: Analisis Data dan Pembahasan : Kesimpulan : Inderalaya, 2011 Asisten Praktikum NIP
  • 36. 36 PERCOBAAN VIII SEL ELEKTROLISIS A. Tujuan Mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada elektrolisis KI B. Dasar Teori Reaksi elektrokimia dapat dikategorikan menjadi dua, yakni yang menghasilkan energi listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh energi listrik elektrolisis. Elektrolisis adalah suatu peristiwa reaksi kimia oleh arus listrik. Dalam sel elektrolisis, suatu reaksi redoks tak spontan akibat adanya arus listrik yang dialirkan ke dalam zat tersebut. Susunan sel elektrolitik meliputi elektroda positif dan elektroda negatif yang berfungsi sebagai anoda dan katoda, yang dicelupkan ke dalam larutan atau leburan elektrolit. Pada anoda terjadi peristiwa oksidasi sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Pada sel elektrolisis, reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda, bergantung pada kondisi atau suasana sistem yang mengalami elektrolisis. Misalnya pada elektrolisis larutan NaCl encer, NaCl pekat, dan lelehan NaCl. Pada elektrolisis larutan NaCl encer, di anoda terbentuk gas O2 dan di katoda terbentuk gas H2, pada elektrolisis NaCl pekat, di anoda terbentuk gas Cl2 dan di katoda terbentuk gas H2, sedangkan pada elektrolisis lelehan NaCl, di anoda terbentuk gas Cl2 dan di katoda terbentuk logam Na. Pada peristiwa ini Faraday menemukan hubungan kuantitatif antara jumlah arus listrik yang dialirkan ke dalam sel elektrolitik dengan massa yang dihasilkan : = = Dengan : W = jumlah zat yang diendapkan (gram) I = arus listrik yang mengalir selama elektrolisis (ampere) T = lamanya waktu elektrolisis (detik) Q = jumlah arus listrik (coulomb) n = perubahan elektron Ar/n = massa ekivalen
  • 37. 37 C. Metode Pada percobaan elektrolisis KI, mahasiswa menerapkan potensial dari luar untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Percobaan ini didasarkan pada reaksi redoks yang terjadi pada anoda dan katoda. D. Alat dan Bahan 1. Alat - Gelas kimia 100 ml 2 buah - Gelas kimia 400 ml 1 buah - Tabung reaksi dan rak 6 buah - Tabung U 1 buah - Batang karbon 2 buah - Adaptor 6 volt 1 buah - Kabel 1 m 2. Bahan - Larutan KNO3 / NaNO3 1 M - Larutan KI 0,25 M - Larutan FeCl3 0,1 M - Larutan CHCl3 - Phenolftalein E. Rangkaian Alat
  • 38. 38 F. Langkah Kerja Elektrolisis larutan KI 1. Pasang tabung U pada statif, kemudian isi dengan larutan KI 0,25 M sampai ± 2 cm dari mulut tabung (lihat gambar) 2. Bersihkan elektroda karbon lalu celupkan ke mulut tabung sebelah kanan dan elektroda karbon lainnya ke sebelah kiri hingga kedua elektroda tersebut terendam setinggi ±2 cm. Selanjutnya, hubungkan elektroda karbon sebelah kanan dengan kutub negatif pada sumber arus searha (adaptor 6 V). Dan elektroda sebelah kiri dengan kutub positifnya. 3. Amati dan catat setiap perubahan yang terjadi sebelum dan setelah terjadi proses elektrolis selama ± 5 menit. Jika selesai, hentikan aliran arus listrik. 4. Ambil dari ruang katoda 2 ml larutan hasil elektrolisis dengan menggunakan pipet dan masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan beberapa tetes phenolftalein dan 2 ml FeCl3 0,1 M. Catat peristiwa yang terjadi! Mengapa demikian? 5. Ambil dari ruang anoda 2 ml larutan hasil elektrolisis dengan menggunakan pipet dan masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 1 ml CHCl3. Kocok dan catat perubahan yang terjadi! Mengapa demikian? G. Analisis Data Pada percobaan sel elektrolisis analisis dilakukan dengan cara membandingkan setiap perubahan yang terjadi dengan tinjauan teoritisnya. Serta menuliskan reaksi- reaksi yang terjadi. H. Pertanyaan dan Tugas Pra Praktikum 1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan KI! 2. Jelaskan cara mengidentifikasi zat-zat yang terbentuk pada elektrolisis larutan KI! Pasca Praktikum 1. Salah satu pembuatan NaOH adalah dengan cara mengelektrolisis larutan NaCl. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda maupun katoda.
  • 39. 39 2. Bagaimana kecenderungan pembentukan gas oksigen dibanding gas hidrogen pada elektrolisis air? Jelaskan mengapa demikian! 3. Pada suatu eksperimen, dua sel elektrolitik dihubungkan secara seri. Suatu sel berisi larutan tembaga (II) sulfat, dan yang lain berisi larutan garam yang belum diketahui. Diketahui bahwa 1,25 gram tembaga diendapkan selama perioda waktu yang dapat mengendapkan 3,42 gram logam dari garam yang belum diketahui. Berapa massa ekivalen logam tersebut? I. Referensi Brady, J.E. & Holum J.L. 1988. Fundamental of Chemistry, 3 Ed. New York: John Wiley & Inc. Brady, J.E. & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry, 2 Ed. New York: John Wiley & Sons Inc. Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A. Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga. Firman, H. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung. Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia IKIP Bandung
  • 40. 40 JURNAL PRAKTIKUM Tanggal : Judul : Tujuan : Pengamatan : Elektrolisis Larutan KI Langkah Kerja Pengamatan Warna larutan sebelum elektrolisis : Di anoda : Di katoda : Warna larutan setelah elektrolisis : Di anoda : Di katoda : Peristiwa yang terjadi pada ruang katoda setelah ditambah phenolftalein dan FeCl3? Peristiwa yang terjadi pada ruang anoda setelah ditambah CHCl3? Reaksi dan Perhitungan:
  • 41. 41 Analisis Data dan Pembahasan : Kesimpulan : Inderalaya, 2011 Asisten Praktikum NIP
  • 42. 42