Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
percobaan yang berjudul “Reaksi Asam Basa: Asam Poliprotik” yang bertujuan untuk mengenali ada tidaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu cuplikan dan mampu menentukan banyaknya komponen ion poliprotik karbonat dan bikarbonat dalam larutan. Reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2 menghasilkan endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan bikarbonat. Terbentuknya ketika penambahan NH3 menunjukkan adanya ion bikarbonat
Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan alam yang khusus mempelajari tentang materi yang didalamnya mempelajari dan memahami struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Sehingga manusia sangat berkaitan erat dengan ilmu kimia. Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan riset atau penelitian yang berhubungan sifat suatu unsur, atom dan senyawa dalam hal pembentukannya, berikatan antara satu dengan lainnya, kegunaannya, dan reaksi yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Salah satu yang dapat menjadi riset atau penelitian adalah sintesis (pembuatan) suatu senyawa dari beberapa senyawa yang direaksikan.
Asam karboksilat merupakan suatu senyawa yang memiliki gugus karboksilat (–COOH). Ester, aldehid dan keton serta senyawa lainnya dapat dibuat atau diseintesis dari asam karboksilat. Salah satu senyawa yang dapat disintesis dari asam karboksilat adalah etil asetat. Etil asetat adalah senyawa organik yang berwujud cair, tidak berwarna dan memiliki aroma yang khas. Senyawa etil asetat merupakan salah satu pelarut polar menengah atau semipolar yang mudah menguap, tidak beracun dan tidak higroskopis. Kelarutan yang dimiliki etil asetat dapat meningkat suhu pada suatu larutan, dan ternyata etil asetat jika berada dalam air mengandung basa atau asam mengakibatkan etil asetat tidak stabil.
Sintesis etil asetat berasal dari reaksi senyawa antara senyawa asam asetat dengan etanol dengan bantuan katalis asam berupa asam sulfat inilah disebut dengan reaksi esterifikasi dimana etil asetat merupakan senyawa ester dan menghasilkan hasil samping yaitu air. Etil asetat dalam proses sintesisnya bila reaksi yang berlangsung sangat lama bahkan melewati yang semestinya maka hasil reaksi akan kembali menjadi reaktan disebut reaksi hidolisis. Reaksi hidrolisis ini membuat etil asetat yang telah jadi strukturnya dipecah oleh air mengakibatkan etil asetat kembali menjadi asam asetat dan etanol. Jadi didalam mensintesis etil asetat harus dikontrol dengan baik
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
percobaan yang berjudul “Reaksi Asam Basa: Asam Poliprotik” yang bertujuan untuk mengenali ada tidaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu cuplikan dan mampu menentukan banyaknya komponen ion poliprotik karbonat dan bikarbonat dalam larutan. Reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2 menghasilkan endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan bikarbonat. Terbentuknya ketika penambahan NH3 menunjukkan adanya ion bikarbonat
Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan alam yang khusus mempelajari tentang materi yang didalamnya mempelajari dan memahami struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Sehingga manusia sangat berkaitan erat dengan ilmu kimia. Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan riset atau penelitian yang berhubungan sifat suatu unsur, atom dan senyawa dalam hal pembentukannya, berikatan antara satu dengan lainnya, kegunaannya, dan reaksi yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Salah satu yang dapat menjadi riset atau penelitian adalah sintesis (pembuatan) suatu senyawa dari beberapa senyawa yang direaksikan.
Asam karboksilat merupakan suatu senyawa yang memiliki gugus karboksilat (–COOH). Ester, aldehid dan keton serta senyawa lainnya dapat dibuat atau diseintesis dari asam karboksilat. Salah satu senyawa yang dapat disintesis dari asam karboksilat adalah etil asetat. Etil asetat adalah senyawa organik yang berwujud cair, tidak berwarna dan memiliki aroma yang khas. Senyawa etil asetat merupakan salah satu pelarut polar menengah atau semipolar yang mudah menguap, tidak beracun dan tidak higroskopis. Kelarutan yang dimiliki etil asetat dapat meningkat suhu pada suatu larutan, dan ternyata etil asetat jika berada dalam air mengandung basa atau asam mengakibatkan etil asetat tidak stabil.
Sintesis etil asetat berasal dari reaksi senyawa antara senyawa asam asetat dengan etanol dengan bantuan katalis asam berupa asam sulfat inilah disebut dengan reaksi esterifikasi dimana etil asetat merupakan senyawa ester dan menghasilkan hasil samping yaitu air. Etil asetat dalam proses sintesisnya bila reaksi yang berlangsung sangat lama bahkan melewati yang semestinya maka hasil reaksi akan kembali menjadi reaktan disebut reaksi hidolisis. Reaksi hidrolisis ini membuat etil asetat yang telah jadi strukturnya dipecah oleh air mengakibatkan etil asetat kembali menjadi asam asetat dan etanol. Jadi didalam mensintesis etil asetat harus dikontrol dengan baik
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. LEMBAR ASISTENSI
Nama : Tri Octivan
Stambuk : A 251 12 038
Kelompok : IV (empat)
Asisten : Kasmir Sy Male
Percobaan : Keadaan gas dan cair
NO Hari / Tanggal Keterangan Paraf
2. PERCOBAAN I
KEADAAN GAS DAN CAIR
I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan berat molekul senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa
jenis gas.
2. Melatih penggunaan persamaan gas ideal.
II. Dasar Teori
Gas merupakankumpulanmolekul-molekuldengangerakankacaubalau,
acaktetapiberkesinambungandengan kecepatan yang
bertambahjikatemperaturdinaikkan. Empatsifatdasar yang
menentukansifatfisis gas adalahbanyaknyamolekul gas, volume gas,
suhuatautemperatur, dantekanan. Jikanilai-nilainumeristigabesarandiketahui,
makanilaibesarankeempatdapatditentukandenganmenggunakanpersamaankea
daan (equation of state) yang secaramatematisdinyatakandengan PV = nRT
.Persamaantersebutbiasajugadisebutdenganpersamaan gas ideal (Atkins,
1990).
Dalampraktiknya, perilakudari gas nyatamenyimpangdarihukum-hukum
gas karenamolekul-molekulnyamenempati volume tertentu, terdapatgaya-
gayakecilantarmolekul-molekul, dandalam gas-gas poliatomiktumbukan-
tumbukandalamkeadaantertentutidak elastic (Martin, 2012).
Gas ideal (gas sempurna) adalahsuatu gas hipotesis yang mematuhihukum-
hukum gas dengantepat. Suatu gas ideal tersusundarimolekul yang
menempatiruang yang dapatdiabaikandanmemilikigaya yang
dapatdiabaikan.Semuatumbukan yang tejadiantaramolekul-
molekuldanmolekul gas yang lain akansangatelastis, karenamolekul-
3. molekultersebuttidakakanmemilikicaraatausaranauntukmenyimpanenergikecu
alisebagaienergikinetiktranslasional(Martin, 2012).
Hukum-hukum yang mendasari persamaan gas ideal yaitu terdiri dari tiga
hukum yaitu Hukum Boyle, Hukum Charles dan Hukum Avogadro yaitu :
a. Hukum Boyle
Pada suhu dan mol tetap, kekanan berbanding terbalik dengan
volume.
V
b. Hukum Charles
Pada tekanan dan mol tetap volume, berbanding lurus dengan
temperature.
V T
c. Hukum Avogadro
Pada suhu dan tekanan konstan, volume gas berbanding lurus
dengan jumlah mol.
V n
Maka melalui Ketiga Hukum diatas dapat diturunkan persamaan gas ideal
sebagai berikut :
V
V = K
V =
PV = nRT
(Robert, 1998).
4. III. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut :
A. Alat : B. Bahan :
1. Erlenmeyer 100 ml 1. Cairan volatil (CHCl3)
2. Alumunium foil 2. Aquades
3. Karet gelang
4. Jarum
5. Neraca ohaus
6. Termometer
7. Gelas kimia 60 ml
8. Gegep
9. Penangas listrik
10. Tisu
11. Desikator
12. Gelas ukur 10 ml
13. Pipet tetes
5. IV. PROSEDUR KERJA
Adapunprosedurkerja yang dilakukanpadapercobaaninisebagaiberikut:
1. Menimbangsebuahlabu Erlenmeyer 100 ml berleherkecil yang
bersihdankeringdenganmenggunakanneracaohausdanmencatatmassanya.
2. Kemudianmenimbangsebuahlabu Erlenmeyer 100 ml berleherkecil yang
bersihdankeringditambahkaretgelangdanaluminium foil
denganmenggunakanneracaohausdanmencatatmassanya.
3. Memasukkan 5 ml larutanvolatilkedalamlabu Erlenmeyer 100 ml
kemudianmenutupnyadenganaluminium foil
danmengencangkantutuptersebutdengankaretgelangsehinggakedapudara.
4. Melubangidenganmenggunakanjarumpadaaluminiumfoil agar
uapdapatkeluar.
5. Merendamlabu Erlenmeyer 100 ml kedalampenangas air bersuhu 100°C
sedemikiansehinggapermukaan air 1 cm di bawahaluminium foil.
6. Membiarkan Erlenmeyer dalampenangassampaisemuacairanmenguap.
7. Kemudianmencatatsuhu air dalampenangastersebut
8. Mengangkat Erlenmeyer daripenangaskemudianmengeringkan air yang
melekatdenganmenggunakan tissue.
9. Mendinginkan Erlenmeyer kedalamdesikator
10. Setelahdingin, menimbang Erlenmeyer yang
masihdalamkeadaantertutupdenganmenggunakanneracaohaus.
11. Mengisi Erlenmeyer dengan air hinggapenuh.
12. Menentukan volume Erlenmeyer, mengukurmassa air, mengukursuhu
air danmassajenis air.
V. HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
No Pengukuran Hasil
6. 1. Massa Erlenmeyer bersih dan kering 58,84 gram
2. Massa Erlenmeyer + karet gelang +
aluminium foil
58,65 gram
3. Massa Erlenmeyer + karet gelang +
aluminium foil + cairan klorofom
65,49 gram
4. Massa cairan klorofom 6,84 gram
5. Massa Erlenmeyer yang ditimbang 59,10 gram
6. Massa Erlenmeyer + massa air 174,79 gram
7. Suhu air dalam pemanas 98o
C
8. Suhu air dalam erlenmeyer 98o
C
9. Massa air 59,75 gram
10. Massa jenis air pada suhu tersebut 0,9986 g/cm3
11. Tekanan atmosfer 1 atm
12. Massa gas 0,45 gram
VI. Perhitungan
8. bertambahjikatemperaturdinaikkan. Empatsifatdasar yang
menentukansifatfisis gas adalahbanyaknyamolekul gas, volume gas,
suhuatautemperatur, dantekanan. Jikanilai-nilainumeristigabesarandiketahui,
makanilaibesarankeempatdapatditentukandenganmenggunakanpersamaankea
daan (equation of state) yang secaramatematisdinyatakandengan PV = nRT
.Persamaantersebutbiasajugadisebutdenganpersamaan gas ideal (Atkins,
1990).
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan berat molekul senyawa
volatif berdasarkan pengukuran massa jenis gas. Persamaan gas ideal
bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan
berat molekul senyawa volatil. Senyawa volatil merupakan suatu senyawa
yang mudah menguap sehingga lebih mudah dalam menetukan berat
molekulnya menggunakan persamaan gas ideal (Staf Pengajar Kimia Fisika I,
2013).
Prinsip dasar pada percobaan ini yaitu bila suatu cairan volatil dengan titik
didih yang lebih rendah dari 100o
C ditempatkan dalam erlenmeyer bertututp
yang mempunyai lubang kecil pada bagian tutupnya, dan kemudian
erlenmeyer tersebut dipanaskan maka cairan tadi akan menguap dan uap
tersebut mendorong keluar udara yang berada dalam erlenmeyer. Setelah
semua udara keluar, akhirnya uap cairan tersebut yang akan keluar, uap akan
berhenti keluar jika kesetimbangan telah tercapai yaitu tekanan uap cairan
dalam erlenmeyer sama dengan tekanan udara luar (Staf pengajar kimia fisik
I, 2013).
Pada percobaan ini, untuk menentukan berat molekul dari senyawa volatil
(CHCl3) ini digunakan persamaan gas ideal dari data-data yang didapatkan.
CHCl3 merupakan suatu senyawa dengan titik didih rendah sehingga dapat
digolongkan dalam senyawa yang bersifat volatil yaitu senyawa yang mudah
9. menguap. Titik didih yang rendah pada kloroform disebabkan oleh lemahnya
energi ikatan antar unsur yang ada dalam struktur kloroform sehingga mudah
diputus walaupun dikenakan sedikit pemanasan. Pertama – tama hal yang
dilakukan adalah menimbang labu erlenmeyer yang bersih dan kering.
Kemudian menimbang labu erlenmeyer dengan selembar aluminium foil dan
sebuah karet gelang menggunakan neraca digital, kemudian memasukan 5 ml
larutan volatil ke dalam erlenmeyer kemudian menutupnya dengan
aluminium foil kemudian membuat lubang kecil pada aluminium foil, dimana
aluminium foil berfungsi sebagai penutup dari erlenmeyer. Kertas aluminium
foil bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan senyawa volatil dan juga
berfungsi mencegah penguapan berlebih dari larutan volatile. Data pertama
yang didapatkan adalah massa erlenmeyer kosong yang ditimbang dengan
menggunakan neraca digital, hasil yang didapatkan adalah 58,84 gram.
Setelah itu menimbang massa erlenmeyer, karet gelang dan aluminium foil
secara bersamaan diperoleh hasilnya adalah 58,65 gram. Setelah itu mengisi
erlenmeyer dengan kloroformkemudian ditimbang, didapat hasil
timbangannya yaitu 65,49 gram (Staf Pengajar Kimia Fisika I, 2013).
Kemudian setelah itu, memasukkan labu erlenmeyer yang berisi
kloroform tersebut kedalam gelas kimia yang sudah berisi dengan air panas
dan meletakkannya sampai batas 1 cm di bawah aluminium foil. Fungsi dari
pemanasan ini yaitu untuk mempercepat proses penguapan dari CHCl3.
Setelah semua cairan volatil tersebut menguap semua, kemudian mengukur
suhu air pada gelas kimia tersebut dan didapatkan hasil dari pengukuran
tersebut adalah 98°
C(Staf Pengajar Kimia Fisika I, 2013).
Setelah itu, mendiamkan erlenmeyer hasil pemanasan selama 2 menit.
Dan setelah itu memasukkan erlenmeyer tersebut kedalam desikator selama
15 menit. Desikator digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan udara
yang dikendalikan. Desikator juga dapat digunakan untuk meletakkan bahan-
bahan yang sudah dikeringkan agar tidak terpengaruh oleh senyawa-senyawa
10. luar sehingga bahan akan menjadi stabil dan konstan. Prinsip kerja alat ini
yaitu bahan diletakkan ke dalam rak bagian atas, dan silika gel diletakkan di
bagian bawah rak. Sehingga silica gel akan menyerapair yang ada pada bahan
tersebut, dan udara luar tidak akan bisa masuk kedalam karena desikator
merupakan alat yang vakum (Underwood, 1986).
Setelahdingin, menimbang Erlenmeyer yang
masihdalamkeadaantertutupdenganmenggunakanneracadigital dan didapatkan
hasilnya adalah 59,10 gram.Mengisi Erlenmeyer dengan air sampaipenuh dan
menimbangnya lagi menggunakan neraca digital, hal ini digunakan untuk
menentukan volume erlenmeyer. Hasil yang didapat dari penimbangan
tersebut adalah 117,79 gram (Staf Pengajar Kimia Fisika I, 2013).
Dalam perhitungan volume erlenmeyer, dapat menggunakan massa
erlenmeyer dibagi dengan massa jenis air, sehingga diperoleh 0,05812 L.
Kemudian dalam perhitungan massa jenis kloroform dapat menggunakan
massa gas kloroform dibagi dengan volume erlenmeyer, sehingga diperoleh
7,743 gram/L sedangkan massa jenis gas kloroform yang terdapat pada
literatur yaitu 1,48 g/L(Martin, 2012).
Volume erlenmeyer harus diukur agar dapat mengetahui volume gas yang
berada dalam erlenyemer, karena sifat-sifat gas antara lain gas terdistribusi
merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya dan volume sejumlah gas sama
dengan volume wadahnya (Halliday dan Resnick, 1978).
Setelah dilakukannya pengukuran, adapun diperoleh nilai berat molekul
kloroform yaitu 235,56 gram/mol, sedangkan berat molekul kloroform pada
literatur yaitu 119,38 gram/mol. Dari nilai yang di dapatkan pada massa gas
kloroform dan nilai berat molekul kloroform jelas berbeda dengan nilai yang
ada literatur, hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam
melakukan pengamatan dan mungkin juga karenakesalahan ini pula dapat
11. juga terjadi karena kesalahan pada saat melakukan pemanasan, alat yang
digunakan kurang bersih dan steril, masih terdapatnya udara dalam labu
erlenmeyer hingga mempengaruhi nilai BM yang diperolehdan faktor yang
paling penting mempengaruhi kesalahan adalah sulitnya mengkondisikan gas
sebagai gas ideal. Sehingga banyak penyimpangan-penyimpangan gas ideal
(Sukardjo, 2002).
VIII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan persamaan berat molekul yaitu :
(BM) =
12. Maka diperoleh berat molekul senyawa volatil pada percobaan ini
adalah 235,56 gram/mol.
2. Adapun persamaan gas ideal yang dipergunakan adalah PV = nRT.
Melalui persamaan ini bisa diturunkan untuk menentukan berat molekul
suatu senyawa yaitumenggunakan persamaan P(BM) = ρRT.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W.(1990). Kimia Fisika. Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
13. Halliday dan Resnick. (1978). Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Martin, E. (2012). KamusSains.Yogyakarta: PustakaPelajar.
Robert. (1998). Kimia Fisika Versi S1. Jakarta: Erlangga.
Staf Pengajar Kimia Fisik 1. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisik
1.Palu: Universitas Tadulako.
Sukardjo.(1989).Kimia Fisika. Jakarta: Elangga.
Underwood, A. L. (1986). Analisis Kimia KuantitatifEdisiKelima. Jakarta:
Erlangga.
Lampiran