Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar pertolongan gawat darurat (Basic Live Support) yang meliputi pengertian, tujuan, prinsip-prinsip dan manfaatnya dalam menyelamatkan korban yang mengalami henti napas dan henti jantung hingga mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. ModulPelatihanPPIH2017 1
DASAR-DASAR PERTOLONGAN GAWAT DARURAT
(BASIC LIVE SUPPORT)
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dasar-dasar pertolongan gawat darurat (Basic Live Support) atau
Tindakan Bantuan Hidup Dasar merupakan layanan kesehatan dasar yang
dilakukan terhadap penderita yang menderita penyakit yang mengancam jiwa
sampai penderita tersebut mendapat pelayanan kesehatan secara paripurna.
Tindakan Bantuan Hidup Dasar secara garis besar dikondisikan untuk
keadaan di luar Rumah Sakit sebelum mendapatkan perawatan lebih lanjut,
sehingga tindakan Tindakan Bantuan Hidup Dasar dapat dilakukan di luar
Rumah Sakit tanpa menggunakan peralatan medis. Tindakan Bantuan Hidup
Dasar bukan merupakan suatu satu jenis keterampilan tindakan tunggal
semata, melainkan suatu kesinambungan tidak terputus antara pengamatan
serta intervensi yang dilakukan dalam pertolongan.
Dalam modul ini akan dibahas mengenai pengertian, tujuan, prinsip-
prinsip dan manfaat Basic Live Support pada pelaksanaan tugas PPIH di Arab
Saudi. Semoga dengan mempelajari modul ini para pembaca / peserta
pelatihan mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya dalam
memahami dasar-dasar pertolongan gawat darurat.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Dasar-
dasar pertolongan gawat darurat (Basic Live Support).
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan Dasar-
dasar pertolongan gawat darurat (Basic Live Support)
III. POKOK BAHASAN
2. ModulPelatihanPPIH2017 2
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan-pokok bahasan sebagai
berikut yaitu :
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:
Dasar-dasar pertolongan gawat darurat (Basic Live Support) :
1. Pengertian Basic Live Support
2. Tujuan
3. Prinsip-prinsip
4. Manfaat
III. BAHAN BELAJAR
1. Modul Dasar-dasar pertolongan gawat darurat (Basic Live Support)
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 1 jam
pelajaran (T= 1 jpl, P= 2 jpl, PL= 0 jpl) @45 menit. Untuk mempermudah
proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka
perlu disusun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran
1. Kegiatan Fasilitator
a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas
b. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan
ramah dan hangat.
c. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
d. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang Dasar-dasar
pertolongan gawat darurat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
haji di Arab Saudi dengan metode curah pendapat (brainstorming).
e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran
tentang materi pengertian, tujuan, prinsip-prinsip dan manfaat Basic
Live Support pada pelaksanaan tugas PPIH pada kegiatan pelayanan
3. ModulPelatihanPPIH2017 3
kesehatan haji di Arab Saudi yang disampaikan dengan
menggunakan bahan tayang (slide power point).
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan.
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator.
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum
jelas dan perlu diklarifikasi.
Langkah 2 : Review pokok bahasan
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan dari materi
awal sampai dengan materi terakhir secara garis besar dalam waktu
yang singkat
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal
yang masih belum jelas.
c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan oleh peserta
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap
penting.
b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan
yang diberikan.
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
Langkah 3 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar
1. Kegiatan Fasilitator
a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 3 pertanyaan sesuai
topik pokok bahasan secara acak kepada peserta.
b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing pertanyaan
yang telah diajukan sebelumnya.
c. Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses
pembelajaran tentang dasar-dasar pertolongan gawat darurat
4. ModulPelatihanPPIH2017 4
d. Membuat kesimpulan dapat dilakukan sendiri oleh fasilitator atau
secara bersama-sama dengan mengajak peserta untuk menyimpulkan
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran dasar-
dasar pertolongan gawat darurat.
V. URAIAN MATERI
Bantuan Hidup Dasar sebenarnya sudah sering didengar oleh masyarakat
awam di Indonesia dengan nama Resusitasi Jantung Paru (RJP). Umumnya
tindakan tersebut tidak menggunakan obat-obatan dan dapat dilakukan
dengan baik setelah melalui pelatihan singkat. Tindakan bantuan hidup dasar
dilakukan pada saat ditemukan kasus terhentinya jantung dan pernafasan
serta kondisi yang disebabkan karena kondsi tersebut. Kejadian yang sering
terjadi pada jemaah haji antara lain : kondisi sakit (berhentinya nafas dan
berhentinya jantung), cedera (keracunan, kemasukan benda asing, sumbatan
jalan nafas), dan kecelakaan (patah tulang, luka bakar, perdarahan)
1. Pengertian Basic Live Support
a. Pengertian henti nafas adalah : berhentinya nafas yang ditandai dengan
tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernafasan dari korban /
pasien. Pada awal berhentinya nafas, oksigen masih terdapat di dalam
darah untuk beberapa saat dan jantung masih dapat mensirkulasikan
darah ke otak dan organ vital lainnya, jika pada keadaan ini diberikan
bantuan napas akan sangat bermanfaat agar korban dapat tetap hidup
dan mencegah terjadinya henti jantung.
b. Pengertian henti jantung adalah: berhentinya jantung berdenyut. Saat
terjadi henti jantung secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti
sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital
kekurangan oksigen. Pernafasan yang terganggu (tersengal-sengal)
5. ModulPelatihanPPIH2017 5
merupakan tanda awal akan terjadinya henti jantung. Pada awal henti
jantung, darah langsung berhenti bersirkulasi dan jantung masih dapat
mensirkulasikan darah ke otak dan organ vital lainnya dengan bantuan
tindakan kompresi dada agar korban dapat tetap hidup dan mencegah
terhentinya suplai oksigen ke seluruh tubuh, yang berdampak kematian.
Penyebab henti napas dan henti jantung ini sangat banyak. Setiap peristiwa
atau penyakit apapun yang menyebabkan berkurangnya oksigen dalam tubuh
dapat menimbulkan keadaan henti napas dan henti jantung.
Penyakit dan keadaan yang dapat menyebabkan henti napas dan henti
jantung antara lain:
1. Penyakit paru-paru, seperti PPOK, radang paru, TBC, asma, dan
bronchitis.
2. Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan, dan
penyakit jantung lainnya.
3. Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada
(trauma/rudapaksa).
4. Penyakit-penyakit yang mengenai susunan saraf.
5. Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak bakso /
makanan.
c. Pengertian bantuan hidup dasar
Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Live Support (BLS) merupakan
sebuah tindakan utama yang dilakukan untuk menyelamatkan seseorang
yang mengalami henti jantung. BHD terdiri dari identifikasi henti jantung
dan aktivasi Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT),
Resusitasi Jantung Paru (RJP) dini.
2. Tujuan
Henti nafas dan Henti Jantung merupakan kasus yang harus dilakukan
tindakan Bantuan Hidup Dasar.
6. ModulPelatihanPPIH2017 6
Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat
medik yang bertujuan :
a. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.
b. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari
korban yang mengalami henti jantung atau henti napas melalui
Resusitasi Jantung Paru (RJP).
Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan serangkaian tindakan
penyelamatan jiwa untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dari
korban yang mengalami henti jantung.
3. Prinsip-prinsip
Gambar : Rantai Keselamatan
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat korban, hal
yang harus dilakukan adalah memastikan/mengetahui apakah korban
mengalami henti jantung atau tidak. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong
secepatnya mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan. Dan meminta alat kejut jantung otomatis (AED) jika ada,
dan segera lakukan RJP dengan awalnya berupa penekanan dada. Lalu jika
alat kejut jantung otomatis (AED) datang, segera pasangkan pada dada
korban untuk melakukan kejut jantung jika terdeteksi perlu kejut jantung. Untuk
poin nomor 3, 4 dan 5 dari Rantai Keselamatan, yaitu Bantuan Hidup Lanjut
dan resusitasi pasca henti jantung secara terintegrasi dilakukan oleh tenaga
medis lanjutan.
a. Prinsip bantuan hidup dasar pada kondisi sakit, seperti : henti nafas dan
henti jantung
i. Henti Napas
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
7. ModulPelatihanPPIH2017 7
1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami henti napas.
2. Setelah mengenali tanda-tanda(tidak ada pergerakan dada), penolong
secepatnya mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT),
guna meminta bantuan.
3. Posisikan korban terlentang dan di lingkungan yang aman
4. Lakukan pembukaan jalan napas (mulut) dengan tengadah kepala dan
mengangkat dagu
5. Buka mulut korban dengan jari telunjuk dan ibu jari (teknik finger slip)
6. Lakukan pembersikan dengan jari telunjuk berbentuk huruf U jika ada
benda asing
7. kompresi dada secara periodic, hingga bantuan petugas kesehatan
datang
8. Melonggarkan semua bagian tubuh yang mengikat (ketat) guna
meningkatkan sirkulasi
ii. Henti Jantung
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami henti jantung.
2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya mengaktifkan
system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna meminta bantuan.
3. Posisikan korban terlentang dan di lingkungan yang aman
4. Lakukan kompresi dada secara periodik, hingga bantuan petugas
kesehatan datang.
5. Melonggarkan semua bagian tubuh yang mengikat (ketat) guna
meningkatkan sirkulasi.
b. Prinsip bantuan hidup dasar pada kondisi cedera, seperti : keracunan,
kemasukan benda asing, dan sumbatan jalan nafas
i. Keracunan
8. ModulPelatihanPPIH2017 8
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami keracunan (kenali
tanda-tandanya)
2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya mengaktifkan
system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna meminta bantuan.
3. Melakukan upaya Minimalisir
a. Terpapar dengan:
- Membersihkan zat toksik bubuk dengan menyingkirkan tanpa
air.
- Membersihkan zat toksik cair disingkirkan dengan air mengalir.
b. Tertelan, dengan:
- Upaya memuntahkan, jika zat tidak korosif
- Pemberian susu murni/larutan arang/ air kelapa/air matang
c. Terhirup, dengan:
- Mengevakuasi korban, ke tempat terbuka
- Ajarkan teknik napas dalam
- Berikan oksigen (jika ada)
4. Melonggarkan semua bagian tubuh yang mengikat (ketat) guna
meningkatkan sirkulasi
5. Posisikan korban setengah duduk dengan tenang
ii. Kemasukan benda asing
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami kemasukan
benda asing
2. Melakukan upaya Minimalisir
a. Kemasukan serangga ke telingga, dengan:
- Meneteskan minyak kelapa ke lubang telingga hingga cukup
penuh
- Upayakan tidak mengorek telinga sendiri
9. ModulPelatihanPPIH2017 9
b. Kemasukan debu / partikel korosif ke mata, dengan:
- Membersihkan mata dengan aliran kecil air mengalir
- Lakukan berulang hingga dampak berkurang
- Tutup area mata dengan kain bersih
c. Kemasukan benda asing ke hidung, dengan:
- Mengeluarkan dengan menghembuskan aliran udara secara
kuat
- Jika tidak berhasil, upayakan saluran napas tetap adekuat
3. Posisikan korban setengah duduk, anjurkan napas dengan tenang
iii. Sumbatan jalan napas
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami sumbatan jalan
napas total atau sebagian.
2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya
mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan.
3. Melakukan upaya minimalisir:
a. Sumbatan Total
- Melakukan teknik heimlict maneuver
b. Sumbatan sebagian:
- Upaya memuntahkan
c. Prinsip bantuan hidup dasar pada kecelakaan, seperti: perdarahan, patah
tulang, dan luka bakar.
i. Perdarahan
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami perdarahan
ringan, sedang atau berat.
10. ModulPelatihanPPIH2017 10
2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya mengaktifkan
system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna meminta bantuan.
3. Posisiskan korban terlentang dan di lingkungan yang aman
4. Hentikan luka perdarahan dengan menggunakan kain bersih
5. Lakukan pembalutan sesuai kondisi
6. Posisikan area yang mengalami perdarahan lebih tinggi dari posisi
jantung.
7. Tinggikan posisi kaki lebih tinggi 30-45o
8. Berikan korban minum sesuai kebutuhan
ii. Patah tulang
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami patah tulang
terbuka atau tertutup
2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya
mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan.
3. Lakukan tindakan penghentian perdarahan seperti pada kasus
perdarahan
4. Immobilisasi area yang patah dengan bidai, tanpa merubah posisi
saat ditemukan
5. Posisikan area yang mengalami patah tulang bebas dari tekanan
iii. Luka bakar
Sesuai dengan Rantai Keselamatan, ketika pertama kali melihat
korban, hal yang harus dilakukan adalah:
1. Memastikan/mengetahui apakah korban mengalami luka bakar
yang membahayakan
11. ModulPelatihanPPIH2017 11
2. Setelah mengenali tanda-tanda, penolong secepatnya
mengaktifkan system keselamatan lingkungan (SPGDT), guna
meminta bantuan.
3. Hentikan sumber penyebab luka bakar (tutup dengan selimut basah)
4. Rendam area tubuh yang mengalami luka bakar di air mengalir
dalam 30-60 menit
5. Tutup area luka dengan kain bersih
6. Berikan korban air minum sesuai kebutuhan
4. Manfaat
a. Manfaat bantuan hidup dasar pada korban.
➢ Mencegah kematian
➢ Mencegah kecacatan
b. Manfaat bantuan hidup dasar pada penolong
➢ Meningkatkan kepercayaan diri
➢ Meningkatkan kepuasan dalam aktualisasi diri
c. Manfaat bantuan hidup dasar pada petugas kesehatan.
➢ Mencegah komplikasi lebih lanjut, akan meringankan kinerja
petugas kesehatan
VI. RANGKUMAN
Pertolongan gawat darurat yang diberikan kepada korban / pasien pada
saat yang tepat dan tindakan yang benar dan cepat serta dilakukan oleh
penolong yang terampil dapat meningkatkan harapan hidup korban / pasien
dan mengurangi dampak buruk akibat berhentinya jantung dan pernafasan.
Sehingga setiap petugas PPIH Arab Saudi diharapkan mampu memahami
dasar-dasar pertolongan gawat darurat yang mungkin terjadi pada jemaah haji
Indonesia di Arab Saudi.
12. ModulPelatihanPPIH2017 12
VII. DAFTAR PUSTAKA :
1. American Heart Association, Highlights for the 2015
American Heart Association, Guidelines update for CPR and
ECC USA . AHA Press
2. World Health Organization (2017) Mass Casuality
Management Systems : Strateies and Guidelines For
Building Health Sector Capacity Geneva : WHO Press.
3. Pedoman Bantuan Hidup Dasar untuk awam, American
Heart Association, 2010