SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
Bahan Kuliah
Jurusan Ilmu Kesejahteraan
Sosial
A.F. Calmers: “Science as an intelectual
activity”
Anthony O’Hear: “Science as knowledge
derived from the facts of experience” 
istilah lengkapnya “scientific knowledge”
Fred R. Kerlinger: “In short, science is
even conceived to be a body of facts.
Science in this view, is also a way of
explaining observed phenomena”
Necessary Knowledge
 Langsung dari kepercayaan dan apa adanya
 Very nature of human reasoning
 Beliefs
 Seseorang dilahirkan tidak dipertanyakan
kebenarannya dari mana  tidak didasarkan pada
pengalaman (experience)
Theoretical Knowledge
 Didasarkan pada pengalaman (experience)
 Didukung evidence / bukti nyata
 Melalui formal rules  Metode-metode penelitian
VALUE-FREE
(BEBAS NILAI)
NOT VALUE-FREE
(TIDAK BEBAS NILAI)
ILMU
(ILMU PENGETAHUAN)
SUMBER KEBENARAN ILMU
MANUSIA BIASA
RASIO (OTAK) RASA (HATI)
PENGAMATAN
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
UPAYA PENGULANG PENGAMATAN DAN PENGUJIAN
ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC KNOWLEDGE)
T U H A N
WAHYU MELALUI NABI / RASUL
 Ilmu yang sekarang berkembang hanya berdasarkan
pemikiran manusia semata-mata
 Herman Suwardi : pemikiran sekuler
 Yuyun S.Suriasumantri: rasionalisme, empirisme, intuisi
dan wahyu
 Kritik dar pemikir Barat sendiri “Ilmu tanpa agama
buta, agama tanpa ilmu lemah” (Einstein)
 Alexander Bird: “Creation science originates with a literal
reading of the Bible”
 Santo Agustinus dan Thomas Aquinas: “agama dan
filsafat dua hal yang sejalan”
 Iqbal: “Agama dan filsafat semestinya beriringan untuk
mencapai kebenaran”
Hubungan Antara Ilmu dengan
Agama Dalam Pandangan Barat
•Aristoteles dan Plato mempunyai pemikiran tentang
filsafat pertama di atas filsafat metafisika. Mereka
berpendapat bahwa fisika tidak tetap dan labil dan
belum mencapai dasar terdalam  Mencari derajat
tertinggi dalam pengetahuan manusia yang tidak bisa
diatasi lagi
• Istilah metafisika dintroduksi Andronikus tahun 70 SM
dan baru tahun 3 SM diperguanakan secara umum
• Abad Pertengahan disusun hubungan Metrafisika
dengan Teologi Kristiani
• Abad ke 13 mulai ada pengarang menyusun Metafisika
lepas dari Teologi Kristiani
Hubungan Antara Ilmu dengan
Agama Dalam Pandangan Barat
•1597 Francisco Suarez menyusun traktat secara sistimatis
metafisika sebagai ilmu yang otonom tetapi masih memuat
Ontologi dan Teologi
• 1623 Francis Bacon menempatkan bahan Ontologi di
muka semua Ilmu Pengetahuan, termasuk masalah
Ketuhanan
•1681 Du Humal memberikan nama khusus bagi Metafisika
yaitu Ontologia dengan tidak memisahkan dari Teologi
• Sejak abad 18 di mana Christian Wolff membedakan
Metafisika Generalis dengan Metafisika Spesialis  Terjadi
pemisahan ontologi dengan Teologi walaupun masih
banyak yang berpendapat tidak dipisahkan
Perkembangan Ilmu
PengetahuanSebelum 15.000 th SM:
 Manusia Belajar dari alam sekitarnya
 Budaya hidup nomade
kl. 15.000 – 600 th SM:
 Sudah mengenal membaca, menulis dan berhitung
 Periode Mesir Kuno, Sumeria, Babilonia, Niviveh, Tiongkok, Maya, Inca
kl. 600 – 200 SM:
 Periode Yunani Kuno : Manusia mempunyai kebebasan  embriyo demokrasi liberal
Pemikir-pemikir Sokrates, Aristoteles, Plato, kemudian
Thales, Archimedes, Aristachus, dll.
 Mulai dokenal logika deduktif: silogismus
Abad Pertengahan:
 Diwarnai pemikir-pemikir Arab dan Islam
 Pengaruh agama dan moral
Abad Modern:
 Ilmu Pengetahuan berkembang pesat  hasil interaksi berbagai pengetahuan 
sintese
Perkembangan Ilmu
PengetahuanSebelum 15.000 th SM:
 Manusia Belajar dari alam sekitarnya
 Budaya hidup nomade
kl. 15.000 – 600 th SM:
 Sudah mengenal membaca, menulis dan berhitung
 Periode Mesir Kuno, Sumeria, Babilonia, Niviveh, Tiongkok, Maya, Inca
kl. 600 – 200 SM:
 Periode Yunani Kuno : Manusia mempunyai kebebasan  embriyo demokrasi liberal
Pemikir-pemikir Sokrates, Aristoteles, Plato, kemudian
Thales, Archimedes, Aristachus, dll.
 Mulai dokenal logika deduktif: silogismus
Abad Pertengahan:
 Diwarnai pemikir-pemikir Arab dan Islam
 Pengaruh agama dan moral
Abad Modern:
 Ilmu Pengetahuan berkembang pesat  hasil interaksi berbagai pengetahuan 
sintese
 Sokrates (470-399 s.m.) sebagai peletak dasar etika filsafat
Yunani  moral inquiry, mulai dikenal logika deduktif
 Plato (427-347 s.m.) dengan pemikiran politiknya dalam
„Republik‟, Degeneration of governmental forms: a natural
movement from aristricray to timecracy, to oligarchy, to
democracy and finally to tyranny
 Aristolteles (384-322 s.m.) yang mempunyai pemikiran
bahwa negara adalah highest naural community yang
dimulai dari rumah tangga, desa dan kota. Dia membagi
ilmu pengetahuan umum dalam 8 bagian:
logic, physics, biology, psychology, metaphysics, moral
philosophy, political philisophyaethetics
 Polybius (204 – 122 SM):
Ia terkenal sebagai ahli sejarah besar, pemikir tentang
bentuk pemerintahan antara lain menghubungkan antara
kebijakan luar negeri dengan politik dalam negeri. Dia juga
mengemukakan pemikirannya tentang perubahan sosial
dan integritas dalam public affairs
 Cicero (106 – 43 SM):
Seorang ahli hukum terkemuka yang menghubungkan
hukum dan pemerintahan seperti dalam tulisannya “The
Republic and The Law”. Menurut dia pemikiran tentang
hukum bukan hanya bersifat kewenangan formal dan
paksaan, tetapi: “True law is right reason in agreement with
nature”
 Al-Kindi, disamping menerjemahkan karya filsafat
Yunani, kontribusinya menyekaraskan filsafat dan Agama
 Tahun 1905 M Albert Einstein terkenal dengan teori
relativitas umum yang menyatakan kecepatan cahaya
adalah konstan dan teori relativitas khusus di mana
materi dan cahaya bergerak dengan kecepatan sangat
tinggi  padahal 1.100 sebelumnya, pada abad ke 8 M
dasar-dasar teori rfelativitas sudah dikemukakan Al-Kindi
 Al-Kindi dikenal pula sebagai geografer pertama yang
memperkenalkan percobaan ke dalam ilmu bumi
 Ibnu Rusdi (Averus), pemikir Muslim yang berpengaruh
pada abad 12 M, mengintegrasikan antara Islam dengan
tradisi pemikiran Yunani
 Seperti diakui John J. O’Connor dan Edmund F.
Robertson dalam “MacTutor History of Mathematics”, Al-
Biruni disepakati para pakar sebagai Bapak Geodesi
karena kontribusinya dalam pengembangan Geografi
dan Geodesi, di mana Al-Biruni mempelajari tehnik
pengukuran bumi dan menemukan radius bumi 6.339,6
km padahal dunia Barat belum mengenalnya
 Al-Khawarizmi bersama 70 geografer Muslim lainnya
mampu membuat peta dunia pertama pada tahun 830 M
 Qutubin Asy-Syirazi abad 13 mampu membuat peta Laut
Putih / Laut Tengah yang dihadiahkan kepada Raja
Persia
 Yaqut Ar-Runi berhasi menulis 6 jilid ensiklopedi Negeri-
Negeri
 Penjelajah Muslim asal Maroko, Ibnu
Batutta, abad 14 menemukan rute
perjalanan baru di mana hampir 30 tahun
menjelajahi darat dan lautan keliling dunia.
Kemudian Panglima Muslim Cheng Ho dari
Tiongkok menjelajahi sedikitnya 30 negara
benua Asia dan Afrika dari tahun 1403
sampai tahun 1433 M  kurang lebih 87
tahun sebelum penjelajah Barat Christoper
Columbus melakukannya bahkan jauh lebih
awal dari petualangan Vasco da Gama dari
Spanyol
 Sejarawan Barat, Philip K, Hitti, dalam kuliah
umumnya di University of Houston bulan
September tahun 2000 M, menyatakan
bahwa ilmuwan Muslim Ibnu Farmas adalah
perintis dan peletak dasar kedigantaraan dan
manusia pertama yang melakukan percobaan
penerbangan pada tahun 852 atau sekitar
600 tahun sebelum Roger Bacon dan
Leonardo Da Vinci mencoba untuk terbang.
 Umar Kayyam yang lebih kesohor sebagai penyair
dunia, sejatinya sebagai ilmuwan yang menguasai
matematika, astronomi dan filsafat  Tahun 1980
astronot Uni Sovyet, Lyudmila
Zhuravlyova, menemukan sebuah planet kecil
yang dia beri nama Umar Khayyam
 Al-Zahrawi sebagai ahli kedokteran yang lahir
tahun 936 M diakui sebagai Bapak Ilmu Bedah
modern yang dikenal Barat dengan Abulcasis dan
termashur sampai abad 21 ini dunia Barat baru
mengembangkan Ilmu Bedah pada tahun 1880
 Abad 16 M ilmuwan Muslim Taqi Al-Din telah
memaparkan cara kerja mesin uap dengan
menulis sedikitnya 90 judul buku,
 Dalam abad 9 M ilmuwan Muslim telah mempelari ilmu
Optik jauh sebelum dunia Barat, antara lain Ibnu Al-
Haitam yang oleh orang Barat disebut Alhazen, yang
menkaji ilmu Optik dengan kualitas riset tinggi, mengkaji
mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan
dan matahari serta bayang-bayang dan
gerhana, mencetuskan teori lensa
pembesar, menjelaskan kinerja mata dengan bagian-
bagiannya secara detail, seperti
konjungtiva, iris, kornea, serta peranannya masing-
masing
 Hasil penelitian Al-Haitam antara lain dikembangkan Ibnu
Farmas di Spanyol dengan membuat kaca mata
 Nama-nama lain diantaranya, Mimar Sinan sebagai
arsitek ulung pada era kejayaan Usmani Turki abad 16
M, Ibnu Zuhur terkenal sebagai perintis metode bedah
manusia dan utopsi, Al-Sufi yang oleh Barat dikenal
dengan nama Azophi berhasil melakukan observasi dan
menjelaskan bintang-bintang, posisi, jarak dan warna
bintang, Ibnu Al-Baitar menguasi ilmu Farmasi pada
abad 9 M padahal dunia Barat baru pada abad 12
M, Ibnu Sina yang dikenal Barat Avicena menjelaskan
sedikitnya 700 cara pembuatan obat dengan
kegunaannya dalam kitabnya “Canon of Medicine”, dan
masih banyak lagi dengan berbagai bidang.
 Bukti fisik dan historis sumbangan Islam terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, didirikannya
Universitas Codoba pada zaman kejayaan Islam di
Spanyol tahun 711-912  salah satu mahasiswanya
Gerbert d’Aurillac yang kemudian menjadi Paus Sylverter
II
 Bukti fisik lainnya di dirikannya Universitas Al-
Qarawiyyin di Fez, Maroko tahun 854 M, kemudian
Universitas AlAzhar di Cairo, Mesir tahun 975 M
 Satu abad berikutnya berdiri perguruan tinggi di dunia
Barat, yaitu Universitas Bologna di Italia pada tahun
1088 M, Universitas Paris di Francis tahun 1150 M, dan
Universitas Oxford di Inggris tahun 1167 M
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran
Ilmiah pada Abad 18 dipengaruhi oleh Filsafat
Positivisme
ISODORE AUGUSTE MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE (1798-1857), tokoh Positisme
dan bapak Sosiologi yang mempunyai pemikiran tentang tiga tahap kehidupan
pemikiran manusia  bukunya The Course of Positive Philoshopy
TAHAP TEOLOGIS -
Animisme / Fetitisme
- Politeisme -
Monoteisme
TAHAP METAFISIK -
Kekuatan Abstrak –
Pengertian – Konsep Abstrak
TAHAP POSITIF -
Realita
- Pemikiran Ilmiah
INTELECTUAL ACTIVITY
MENGAMATI
MEMBEDA-BEDAKAN / MEMILAH-MILAH
MEMILIH
MELAKUKAN PERCOBAAN
MENGEMBANGKAN
PROSES KNOWER – KNOWING - KNOWLEDGE
THE KNOWER
Kemampuan manusia untuk mengetahui, merasakan, dan mencapai
apa yang dirasakan – Berdasarkan pada kesadaran (consciousness)
KNOWING
Kegiatan berpikir atau nalar secara sadar – Apa yang dipikirkan
dengan menggunakan indera (pengalaman atau di luar indera
(gaib/metafisik) – Berpikir empirikal dan berpikir transdental
KNOWLEDGE
Pengetahuan yang diperoleh dari nalar – Berhubungan dengan
kepercayaan dari yang diketahui melalui sense of perception, ingatan
(memory) dan pengenalan obyek-obyek sebelumnya
Melalui klarifikasi dan pencaharian lebih lanjut diperoleh SCIENTIFIC
KNOWLEDGE
SUBYEK OBYEKPROSES MENGAMATI
KNOWER – KNOWING- KNOWLEDGE
EMPIRIK METAFISIK
INTELECTUAL ACTIVITY
1. Banyaknya aspek dalam dunia nyata yang
tidak mungkin terjangkau semuanya
2. Perbedaan tempat / lingkungan
3. Perbedaan waktu / Berlainan waktu
4. Pengetahuan subyek (pengamat) tidak
sama
5. Sumber sikap berpikir dalam penafsiran
tidak sama / perbedaan referensi
KETERBATASAN PENGAMATAN
OBYEK
(YANG DIAMATI)
SUBYEK
(PENGAMAT)
MENGAMATI
??
?
?
?
? ?
?
PEMAHAMAN TENTANG DUNIA RASA
TINGKATAN RASA
RASA BIASA
Dimiliki oleh semua manusia yang
normal
RASA HATI NURANI
Muncul saat harus mengambil
keputusan
RASA YANG DISUCIKAN
Pendekatan diri kepada Sang
Pencipta
 Mistisisme
i
1. IDEALISME IRRASIONAL  IDELAISME NEGATIF
Memandang dunia melalui “will” berdasarkan apa adanya
2. EXTRA SENSORY PERCEPTION  PARA PSIKOLOGI
Persepsi terhadap kejadian secara spontaN mulai dari
yang sepele sampai dengan yang luar biasa
3. ESTETIKA  KEINDAHAN
Pandangan terhadap keindahan dari obyek yang diamati
 Bersifat subyektif : pengalaman seni
 Bersifat obyektif : upaya memahami dan mempelajari
4. ETIKA DAN HUKUM  FILSAFAT MORAL
 bertalian dengan pertimbangan hati nurani
 berhubungan dengan ukuran baik-buruk, benar-
salah, boleh-tidak boleh, dsb
P E N G E R T I A N E T I K A
ETIKA  secara harfiah berasal dari bahasa Yunani Kuno : ETHOS
“Pagar pembatas ternak agar supaya tidak berkeliaran”
Dibubungkan dengankehidupan manusia diartikan sebagai
“pembatasan gerak perbuatan manusia”
Menjadi kebiasaan atau watak dari sikap dan perbuatan manusia
ETIKA  Ajaran mengenai sopan santun
 Mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan
 Yang boleh dilakukan artinya dibenarkan dan yang tidak boleh
dilakukan artinya tidak dibenarkan
Bayu Suryaningrat: Etika merupakan WEDHALAKUTAMA
WEDHA  Pengetahuan, Ajaran, Ilmu
LAKU  Perbuatan, Budi pekerti, Tabiat, Watak, Akhlak
UTAMA  Amat baik, luhur
E T I K A DAN M O R A L
Dalam pengertian umum ETIKA adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari perbuatan dan tingkah laku manusia - apakah benar atau
salah, boleh atau tidak boleh, dan sebagainya – dengan ukuran
norma, kaidah, aturan, ketentuan
Oleh karena itu pemahaman tentang ETIKA berhubungan dengan MORAL
yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “MOS” (S) atau “MORES” (P) yang
berarti Kaidah, Norma, Aturan atau Ketentuan
ETIKA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbuatan dan
tingkah laku manusia dikaitkan dengan penilaian baik dan buruk atau
benar dan salah atau boleh dan tidak boleh
ETIKA adalah ilmu pengetahuan tentang KESUSILAAN atau MORAL
ETIKA UMUM:
Mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi tindakan
manusia secara umum
 Dalam kehidupan masyarakat secara umum
 Batasnya adalah lingkungan masyarakat yang bersangkutan
ETIKA KHUSUS:
Mempertanyakan prinsip-prinsip dasar dikaitkan dengan tanggung
jawab nanusis sebagi anggota kelompok masyarakat
 Etika khusus yang berlaku dalam suatu lembaga atau kegiatan
 Biasanya berupa kode etik
1. A g a m a
2. Lingkungan masyarakat umum
3. Peraturan-peraturan formal
4. Lingkungan pekerjaan
5. Lingkungan ketetanggaan
6. Lingkungan keluarga
7. Hati nurani individual
PERILAKU /
PERBUATAN
Suatu paham bahwa pengetahuan terjadi karena
bahan pemberian panca indera dan batin yang diolah
oleh “akal”
melahirkan
RASIONALISME IDEALIS RASIONALISME REALIS
Berpegang pada keyakinan
bahwa pengetahuan kita
dapat melampaui
pengalaman panca indera
sejati
Berpendirian bahwa
pengolahan pengetahuan oleh
rasio tidak terlepas dari obyek
yang diamatinya
Langeveld (1955:51): “Rasio
mengolah pengalaman sambil
meresap ke dalam
obyek, sedangkan obyek itu
sendiri bukan hasil ciptaan
sukma manusia”
Tokoh-tokoh Rasionalisme
a.l.:
Augustinus, Scotus, Avicena
(Ibnu Sina) ahli pikir abad
pertengahan
Descrates (1596-1650)
Spinoza (1632-1677)
Leibniz (1646-1716
Fichte (1762-1814
Hegel (1770-1813)
1. Spekulatif  terlalu mengandalkan olahan rasio dan lalai
dalam pengujian yang dihubungkan dengan dunia nyata
2. A Priori  masalah psikologis yang merupakan pembawaan
individual (tanggapan-tanggapan pembawaan)
Descrates : “Jiwa itu pada ujudnya adalah berpikir”
Leibniz : “Jiwa tidak selamanya sadar dan dalam keadaan tertentu
mempunyai rekaan-rekaan”
Suatu paham bahwa pengetahuan yang
diperoleh terbatas hanya pada
pengalaman
melahirkan
EMPIRISME SENSUALISME EMPIRISME KONSIENSIALISME
Yang didasarkan hanya pada
pengalaman panca indera semata-
mata 
Bisa melahirkan kebenaran semu
Keputusan yang diambil dari
pengalaman panca indera berdasarkan
pertimbangan penuh kesadaran 
Dengan pertimbangan yang matang
Tokoh-tokoh Empirisme a.l.:
Locke (1632-1704)
Berkeley (1685-1753)
Hume (1711-1776)
Termasuk “kaum positivis” seperti
Comte (1798-1857)
Bantahan terhadap Pemikiran
Empirisme
1. Kebenaran yang dilahirkan apakah hasil
pengamatan nyata atau keputusan si
pengamat sendiri
2. Pengamatan hanya menghasilkan kenyataan
yang memerlukan keputusan, sedangkan
situasi psikis si pengamat akan akan
berpengaruh terhadap keputusan yang
diambil
 Dengan demikian bisa terjadi sikap “a
priori” sehingga keputusan antara
seorang pengamat bisa berbeda dengan
pengamat lainnya
Siklus Empirik A.D. de Groot:
 Bagi kaum rasionalis “pengetahuan” terjadi oleh “keputusan
analisis”, karena segala pengetahuan berasal dari
penguraian pembawaan yang bersifat a priori dan tidak
memerlukan pengalaman
 Sedangkan bagi kaum empiris “pengetahuan” (kecuali ilmu
pasti) terjadi karena “keputusan empiris”, karena subyek
baru mempunyai pengetahuan berdasarkan pada
pertimbangan pengalaman  keputusan sintesis
 Kant menggabungkan kedua pemikiran tersebut sebagai
“penghubung” pemikiran, di mana rasio menjadi dasar
penentuan keputusan dan empiris menjadi isi yang dapat
membentuk kategori
 Kant juga membedakan adanya ilmu murni yang
berpangkal pada pengetahuan a priori seperti misalnya
ilmu pasti
MELALUI RASIO DAPAT
DIRUMUSKAN
DEFINISI KOMPARASI KAUSALITAS
Apa yang dimaksud “A”
Apa yang dimaksud “B”
Apa persamaan dan perbedaan
antara “A” dan “B”
Mana yang menjadi
sebab dan akibat
antara “A” dan “B”
1. Bentuk-bentuk pengalaman (ruang dan waktu)
2. Kategori-kategori
(kesatuan, kebanyakan, kualitet, penghubung
sebab-akibat, dst)
3. Kesatuannya dalam persepsi transedental
4. Perhubungan antara kategori-kategori sebagai
bentuk pikiran dari isi empirik (isi-isi yang
berasal dari pengalaman
PENDEKATAN INDUKTIF :
MEMBANGUN KONSEP BERDASARKAN
DATA /FAKTA
PENDEKATAN DEDUKTIF :
MENJELASKAN DAN MEMPREDIKSI
BERDASARKAN KONSEP ATAU TEORI
Data/Fakta diperoleh
melalui observasi
Konsep atau Teori
Menjelaskan atau
memprediksi kenyataan
MENYUSUN KONSEP BERDASARKAN
PENDEKATAN INDUKTIF
1. Berdasarkan pengamatan yang memadai /
banyak
2. Mengamati obyek dalam berbagai aspek
3. Pengamatan dilakukan dalam berbagai
waktu
4. Mengamati obyek di berbagai tempat
tertententu
5. Tidak terjadi perbedaan antara hasil satu
pengamatan dengan pengamatan lainnya
LADDER OF ABSTRACTION
SI BEGO PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI
SEORANG PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI
PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI
PEGAWAI KANTOR DI JAKARTA KORUPSI
PEGAWAI NEGERI DI JAKARTA KORUPSI
PEGAWAI NEGERI INDONESIA KORUPSI
PEGAWAI NEGERI KORUPSI
KONSEP A: Pegawai negeri cenderung untuk korupsi
KONSEP B: Pegawai negeri mempunyai budaya korupsi
KONSEP C: Korupsi menjadi karakter pegawai negeri
Ilmu alam bersifat nomotetik:
 Hubungan sebab-akibat
 Orang mengobservasinya dari luar
 Hasil telaahannya bersifat hukum (law)
Ilmu sosial:
 Bersifat hubungan pengertian (meaning)
 Orang mengobservasinya dari dalam
 Observer merupakan bagian yang diobservasi  masuk
ke dalam
 Hasilnya adalah undestanding
 Ilmu-ilmu sosial juga bersifat nomotetik  yang
mengarah kepada hukum
 Perbedaan hanya pada ilmu sejarah  yang hanya
melukiskan fakta-fakta yang bersifat individual 
ideographic
 Clifford Geertz termasuk mempunyai pandangan
sejarah semacam itu:
“Orang Jawa bukan miskin karena statis tetapi
mereka menjadi statis karena mereka dimiskinkan
(oleh Belanda / penjajah)”
 Orang Baduy miskin?
 Negara berkembang vs negara maju  siapa yang
mengukur?
 Dalam ilmu sosial mendudkung pendapat Rickert bahwa
ilmu sosial nomotetik tetapi menolak pandangan Geertz
bahwa sejarah itu bersifat ideographic
 Bagi orang meaning adalah benar
 Dengan meaning orang mempunyai choice
 Orang bisa memilih mu’min atau kufur bergantung pada
meaning
 Tidak sependapat dengan August Comte yang positivistik
 Ruggiero: filsafat positivistik adalah…the mind
reduced to the nature
 Ilmu sosial nomotetik tetapi tidak positivistik  orang
dipengaruhi sebab-akibat tetapi tetap mempunyai
meaning
 Terdapat perbedaan antara ilmu sosial dan ilmu
alam tetapi lebih banyak kesamaannya
 Keduanya mempunyai logika sebab-akibat
 Baik ilmu sosial maupun ilmu alam bersandar
pada proposisi sebab-akibat sebagai unit terkecil
dari pengetahuan
 Dalam ilmu alam orang belum menemukan
substitusi yang baik terhadap proposisi-proposisi
alamiah yang sudah ditemukan selama ini
1. Konsep / variabel
Dalam ilmu alam (ilmu kebendaan) fenomena
dapat dikonseptualisasikan dengan relatif tegas
karena tegas batas-batasnya, dalam ilmu sosial
(ilmu keperilakuan) konsep selalu overlapping, sulit
ditentukan secara tegas
2. Pengkuran konsep
Dalam penguran dikenal nominal, ordinal, interval
dan rasio, dalam ilmu alam ukurannya
pasti, centimeter, gram, sekon (cgs)
3. Perhitungan statistik
Dalam ilmu sosial berlaku skala
nominal, ordinal, dan interval, dalam ilmu alamiah
berlaku skala rasio yang mutlak
 dalam ilmu alamiah berlaku parametrik dan
dalam ilmu sosial digunakan non-parametik
Dalam ilmu alamiah berusaha mencari
sifat-sifat umum (universalitas)
 pendekatannya lebih bersifat positivistik
Dalam ilmu sosial mencari kedalaman
pemahaman
 meaning
 interpretasi

More Related Content

What's hot

Filsafat ilmu
Filsafat  ilmu Filsafat  ilmu
Filsafat ilmu Ram Dhany
 
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaTugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaYolandaday1
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umumAyah Abeeb
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokohKuliahMandiri.org
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmusayid bukhari
 
Dasar dasar ilmu filsafat 2
Dasar dasar ilmu filsafat 2Dasar dasar ilmu filsafat 2
Dasar dasar ilmu filsafat 2Desi Nurmalasari
 
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2Amas Imania Fadlie
 
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfTaksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfherzanetti
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafatAdrian Hulu
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafatArsyil Ani
 
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, msTugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, msBeautyPuji
 
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaHubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaBahrulAllam
 
Ruang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmuRuang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmuMusrifin Padang
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatDedi Yulianto
 
Filsafat Etika Komunikasi 2
Filsafat Etika Komunikasi 2Filsafat Etika Komunikasi 2
Filsafat Etika Komunikasi 2Afril Wibisono
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANAlvy Mayrina
 

What's hot (20)

Filsafat ilmu
Filsafat  ilmu Filsafat  ilmu
Filsafat ilmu
 
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaTugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 filsafat, ilmu dan pengetahuan filsafat, ilmu dan pengetahuan
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
 
Dasar dasar ilmu filsafat 2
Dasar dasar ilmu filsafat 2Dasar dasar ilmu filsafat 2
Dasar dasar ilmu filsafat 2
 
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
 
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfTaksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, msTugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
Tugas makalah filsafat ilmu dr.sigit sardjono, ms
 
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agamaHubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
Hubungan filsafat,ilmu pengetahuan dan agama
 
Ruang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmuRuang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmu
 
Definisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat IlmuDefinisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat Ilmu
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
 
Filsafat Etika Komunikasi 2
Filsafat Etika Komunikasi 2Filsafat Etika Komunikasi 2
Filsafat Etika Komunikasi 2
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
 
Filsafat ipa
Filsafat ipaFilsafat ipa
Filsafat ipa
 

Similar to Fis ks

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUANSEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUANAlvenolia Adaong
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratKodogg Kritingg
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaAcintyaNasywa
 
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxRAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxsmkyapis4
 
PPT Islam Sains Kel 8.pptxkkllllllllllllllllllllll
PPT Islam Sains Kel 8.pptxkkllllllllllllllllllllllPPT Islam Sains Kel 8.pptxkkllllllllllllllllllllll
PPT Islam Sains Kel 8.pptxkkllllllllllllllllllllll23108010100
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmuEndah RN
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologippi51
 
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)arunnitaadzemi
 
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan TeknologiPerkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan TeknologiMochammadRijal2
 
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)Elok Darojatin
 

Similar to Fis ks (20)

Ayu iad emerald
Ayu iad emeraldAyu iad emerald
Ayu iad emerald
 
Ayu iad
Ayu iadAyu iad
Ayu iad
 
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUANSEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
 
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
 
Iad ppt
Iad pptIad ppt
Iad ppt
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
 
Sejarah filsafat
Sejarah filsafatSejarah filsafat
Sejarah filsafat
 
Tokoh tokoh islam
Tokoh tokoh islamTokoh tokoh islam
Tokoh tokoh islam
 
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxRAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
 
PPT Islam Sains Kel 8.pptxkkllllllllllllllllllllll
PPT Islam Sains Kel 8.pptxkkllllllllllllllllllllllPPT Islam Sains Kel 8.pptxkkllllllllllllllllllllll
PPT Islam Sains Kel 8.pptxkkllllllllllllllllllllll
 
Pss tutor (2)
Pss tutor (2)Pss tutor (2)
Pss tutor (2)
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
 
Kul fil 01_fpk
Kul fil 01_fpkKul fil 01_fpk
Kul fil 01_fpk
 
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan TeknologiPerkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
 
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
 
22B_121_INDAH QORY P..pptx
22B_121_INDAH QORY P..pptx22B_121_INDAH QORY P..pptx
22B_121_INDAH QORY P..pptx
 

More from HIMA KS FISIP UNPAD (20)

Rca
RcaRca
Rca
 
Persos
PersosPersos
Persos
 
Scenario planning
Scenario planningScenario planning
Scenario planning
 
Instrumen perencanaan
Instrumen perencanaanInstrumen perencanaan
Instrumen perencanaan
 
Relevansi stukep kessos
Relevansi stukep kessosRelevansi stukep kessos
Relevansi stukep kessos
 
Perkawinan
PerkawinanPerkawinan
Perkawinan
 
Mortalitas
MortalitasMortalitas
Mortalitas
 
Fertilitas
FertilitasFertilitas
Fertilitas
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukan
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
 
3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia
 
2. pengantar konsep ham
2. pengantar konsep ham2. pengantar konsep ham
2. pengantar konsep ham
 
1. pertimbangan filosofis peraturan tentang hak asasi manusia
1. pertimbangan filosofis peraturan tentang hak asasi manusia1. pertimbangan filosofis peraturan tentang hak asasi manusia
1. pertimbangan filosofis peraturan tentang hak asasi manusia
 
Menyusun out line bab ii
Menyusun out line bab iiMenyusun out line bab ii
Menyusun out line bab ii
 
Kasus skripsi
Kasus skripsiKasus skripsi
Kasus skripsi
 
Panduan penyusunan-dan-penulisan-skripsi
Panduan penyusunan-dan-penulisan-skripsiPanduan penyusunan-dan-penulisan-skripsi
Panduan penyusunan-dan-penulisan-skripsi
 
5 6.proses penelitian
5 6.proses penelitian5 6.proses penelitian
5 6.proses penelitian
 
Sistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ksSistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ks
 
Proposal penelitian 2012
Proposal penelitian 2012Proposal penelitian 2012
Proposal penelitian 2012
 
Perancangan program
Perancangan programPerancangan program
Perancangan program
 

Fis ks

  • 1. Bahan Kuliah Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial
  • 2. A.F. Calmers: “Science as an intelectual activity” Anthony O’Hear: “Science as knowledge derived from the facts of experience”  istilah lengkapnya “scientific knowledge” Fred R. Kerlinger: “In short, science is even conceived to be a body of facts. Science in this view, is also a way of explaining observed phenomena”
  • 3. Necessary Knowledge  Langsung dari kepercayaan dan apa adanya  Very nature of human reasoning  Beliefs  Seseorang dilahirkan tidak dipertanyakan kebenarannya dari mana  tidak didasarkan pada pengalaman (experience) Theoretical Knowledge  Didasarkan pada pengalaman (experience)  Didukung evidence / bukti nyata  Melalui formal rules  Metode-metode penelitian
  • 4. VALUE-FREE (BEBAS NILAI) NOT VALUE-FREE (TIDAK BEBAS NILAI) ILMU (ILMU PENGETAHUAN)
  • 5. SUMBER KEBENARAN ILMU MANUSIA BIASA RASIO (OTAK) RASA (HATI) PENGAMATAN PENGALAMAN PENGETAHUAN UPAYA PENGULANG PENGAMATAN DAN PENGUJIAN ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC KNOWLEDGE) T U H A N WAHYU MELALUI NABI / RASUL
  • 6.  Ilmu yang sekarang berkembang hanya berdasarkan pemikiran manusia semata-mata  Herman Suwardi : pemikiran sekuler  Yuyun S.Suriasumantri: rasionalisme, empirisme, intuisi dan wahyu  Kritik dar pemikir Barat sendiri “Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lemah” (Einstein)  Alexander Bird: “Creation science originates with a literal reading of the Bible”  Santo Agustinus dan Thomas Aquinas: “agama dan filsafat dua hal yang sejalan”  Iqbal: “Agama dan filsafat semestinya beriringan untuk mencapai kebenaran”
  • 7. Hubungan Antara Ilmu dengan Agama Dalam Pandangan Barat •Aristoteles dan Plato mempunyai pemikiran tentang filsafat pertama di atas filsafat metafisika. Mereka berpendapat bahwa fisika tidak tetap dan labil dan belum mencapai dasar terdalam  Mencari derajat tertinggi dalam pengetahuan manusia yang tidak bisa diatasi lagi • Istilah metafisika dintroduksi Andronikus tahun 70 SM dan baru tahun 3 SM diperguanakan secara umum • Abad Pertengahan disusun hubungan Metrafisika dengan Teologi Kristiani • Abad ke 13 mulai ada pengarang menyusun Metafisika lepas dari Teologi Kristiani
  • 8. Hubungan Antara Ilmu dengan Agama Dalam Pandangan Barat •1597 Francisco Suarez menyusun traktat secara sistimatis metafisika sebagai ilmu yang otonom tetapi masih memuat Ontologi dan Teologi • 1623 Francis Bacon menempatkan bahan Ontologi di muka semua Ilmu Pengetahuan, termasuk masalah Ketuhanan •1681 Du Humal memberikan nama khusus bagi Metafisika yaitu Ontologia dengan tidak memisahkan dari Teologi • Sejak abad 18 di mana Christian Wolff membedakan Metafisika Generalis dengan Metafisika Spesialis  Terjadi pemisahan ontologi dengan Teologi walaupun masih banyak yang berpendapat tidak dipisahkan
  • 9. Perkembangan Ilmu PengetahuanSebelum 15.000 th SM:  Manusia Belajar dari alam sekitarnya  Budaya hidup nomade kl. 15.000 – 600 th SM:  Sudah mengenal membaca, menulis dan berhitung  Periode Mesir Kuno, Sumeria, Babilonia, Niviveh, Tiongkok, Maya, Inca kl. 600 – 200 SM:  Periode Yunani Kuno : Manusia mempunyai kebebasan  embriyo demokrasi liberal Pemikir-pemikir Sokrates, Aristoteles, Plato, kemudian Thales, Archimedes, Aristachus, dll.  Mulai dokenal logika deduktif: silogismus Abad Pertengahan:  Diwarnai pemikir-pemikir Arab dan Islam  Pengaruh agama dan moral Abad Modern:  Ilmu Pengetahuan berkembang pesat  hasil interaksi berbagai pengetahuan  sintese
  • 10. Perkembangan Ilmu PengetahuanSebelum 15.000 th SM:  Manusia Belajar dari alam sekitarnya  Budaya hidup nomade kl. 15.000 – 600 th SM:  Sudah mengenal membaca, menulis dan berhitung  Periode Mesir Kuno, Sumeria, Babilonia, Niviveh, Tiongkok, Maya, Inca kl. 600 – 200 SM:  Periode Yunani Kuno : Manusia mempunyai kebebasan  embriyo demokrasi liberal Pemikir-pemikir Sokrates, Aristoteles, Plato, kemudian Thales, Archimedes, Aristachus, dll.  Mulai dokenal logika deduktif: silogismus Abad Pertengahan:  Diwarnai pemikir-pemikir Arab dan Islam  Pengaruh agama dan moral Abad Modern:  Ilmu Pengetahuan berkembang pesat  hasil interaksi berbagai pengetahuan  sintese
  • 11.  Sokrates (470-399 s.m.) sebagai peletak dasar etika filsafat Yunani  moral inquiry, mulai dikenal logika deduktif  Plato (427-347 s.m.) dengan pemikiran politiknya dalam „Republik‟, Degeneration of governmental forms: a natural movement from aristricray to timecracy, to oligarchy, to democracy and finally to tyranny  Aristolteles (384-322 s.m.) yang mempunyai pemikiran bahwa negara adalah highest naural community yang dimulai dari rumah tangga, desa dan kota. Dia membagi ilmu pengetahuan umum dalam 8 bagian: logic, physics, biology, psychology, metaphysics, moral philosophy, political philisophyaethetics
  • 12.  Polybius (204 – 122 SM): Ia terkenal sebagai ahli sejarah besar, pemikir tentang bentuk pemerintahan antara lain menghubungkan antara kebijakan luar negeri dengan politik dalam negeri. Dia juga mengemukakan pemikirannya tentang perubahan sosial dan integritas dalam public affairs  Cicero (106 – 43 SM): Seorang ahli hukum terkemuka yang menghubungkan hukum dan pemerintahan seperti dalam tulisannya “The Republic and The Law”. Menurut dia pemikiran tentang hukum bukan hanya bersifat kewenangan formal dan paksaan, tetapi: “True law is right reason in agreement with nature”
  • 13.  Al-Kindi, disamping menerjemahkan karya filsafat Yunani, kontribusinya menyekaraskan filsafat dan Agama  Tahun 1905 M Albert Einstein terkenal dengan teori relativitas umum yang menyatakan kecepatan cahaya adalah konstan dan teori relativitas khusus di mana materi dan cahaya bergerak dengan kecepatan sangat tinggi  padahal 1.100 sebelumnya, pada abad ke 8 M dasar-dasar teori rfelativitas sudah dikemukakan Al-Kindi  Al-Kindi dikenal pula sebagai geografer pertama yang memperkenalkan percobaan ke dalam ilmu bumi  Ibnu Rusdi (Averus), pemikir Muslim yang berpengaruh pada abad 12 M, mengintegrasikan antara Islam dengan tradisi pemikiran Yunani
  • 14.  Seperti diakui John J. O’Connor dan Edmund F. Robertson dalam “MacTutor History of Mathematics”, Al- Biruni disepakati para pakar sebagai Bapak Geodesi karena kontribusinya dalam pengembangan Geografi dan Geodesi, di mana Al-Biruni mempelajari tehnik pengukuran bumi dan menemukan radius bumi 6.339,6 km padahal dunia Barat belum mengenalnya  Al-Khawarizmi bersama 70 geografer Muslim lainnya mampu membuat peta dunia pertama pada tahun 830 M  Qutubin Asy-Syirazi abad 13 mampu membuat peta Laut Putih / Laut Tengah yang dihadiahkan kepada Raja Persia  Yaqut Ar-Runi berhasi menulis 6 jilid ensiklopedi Negeri- Negeri
  • 15.  Penjelajah Muslim asal Maroko, Ibnu Batutta, abad 14 menemukan rute perjalanan baru di mana hampir 30 tahun menjelajahi darat dan lautan keliling dunia. Kemudian Panglima Muslim Cheng Ho dari Tiongkok menjelajahi sedikitnya 30 negara benua Asia dan Afrika dari tahun 1403 sampai tahun 1433 M  kurang lebih 87 tahun sebelum penjelajah Barat Christoper Columbus melakukannya bahkan jauh lebih awal dari petualangan Vasco da Gama dari Spanyol
  • 16.  Sejarawan Barat, Philip K, Hitti, dalam kuliah umumnya di University of Houston bulan September tahun 2000 M, menyatakan bahwa ilmuwan Muslim Ibnu Farmas adalah perintis dan peletak dasar kedigantaraan dan manusia pertama yang melakukan percobaan penerbangan pada tahun 852 atau sekitar 600 tahun sebelum Roger Bacon dan Leonardo Da Vinci mencoba untuk terbang.
  • 17.  Umar Kayyam yang lebih kesohor sebagai penyair dunia, sejatinya sebagai ilmuwan yang menguasai matematika, astronomi dan filsafat  Tahun 1980 astronot Uni Sovyet, Lyudmila Zhuravlyova, menemukan sebuah planet kecil yang dia beri nama Umar Khayyam  Al-Zahrawi sebagai ahli kedokteran yang lahir tahun 936 M diakui sebagai Bapak Ilmu Bedah modern yang dikenal Barat dengan Abulcasis dan termashur sampai abad 21 ini dunia Barat baru mengembangkan Ilmu Bedah pada tahun 1880  Abad 16 M ilmuwan Muslim Taqi Al-Din telah memaparkan cara kerja mesin uap dengan menulis sedikitnya 90 judul buku,
  • 18.  Dalam abad 9 M ilmuwan Muslim telah mempelari ilmu Optik jauh sebelum dunia Barat, antara lain Ibnu Al- Haitam yang oleh orang Barat disebut Alhazen, yang menkaji ilmu Optik dengan kualitas riset tinggi, mengkaji mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana, mencetuskan teori lensa pembesar, menjelaskan kinerja mata dengan bagian- bagiannya secara detail, seperti konjungtiva, iris, kornea, serta peranannya masing- masing  Hasil penelitian Al-Haitam antara lain dikembangkan Ibnu Farmas di Spanyol dengan membuat kaca mata
  • 19.  Nama-nama lain diantaranya, Mimar Sinan sebagai arsitek ulung pada era kejayaan Usmani Turki abad 16 M, Ibnu Zuhur terkenal sebagai perintis metode bedah manusia dan utopsi, Al-Sufi yang oleh Barat dikenal dengan nama Azophi berhasil melakukan observasi dan menjelaskan bintang-bintang, posisi, jarak dan warna bintang, Ibnu Al-Baitar menguasi ilmu Farmasi pada abad 9 M padahal dunia Barat baru pada abad 12 M, Ibnu Sina yang dikenal Barat Avicena menjelaskan sedikitnya 700 cara pembuatan obat dengan kegunaannya dalam kitabnya “Canon of Medicine”, dan masih banyak lagi dengan berbagai bidang.
  • 20.  Bukti fisik dan historis sumbangan Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, didirikannya Universitas Codoba pada zaman kejayaan Islam di Spanyol tahun 711-912  salah satu mahasiswanya Gerbert d’Aurillac yang kemudian menjadi Paus Sylverter II  Bukti fisik lainnya di dirikannya Universitas Al- Qarawiyyin di Fez, Maroko tahun 854 M, kemudian Universitas AlAzhar di Cairo, Mesir tahun 975 M  Satu abad berikutnya berdiri perguruan tinggi di dunia Barat, yaitu Universitas Bologna di Italia pada tahun 1088 M, Universitas Paris di Francis tahun 1150 M, dan Universitas Oxford di Inggris tahun 1167 M
  • 21. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Ilmiah pada Abad 18 dipengaruhi oleh Filsafat Positivisme ISODORE AUGUSTE MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE (1798-1857), tokoh Positisme dan bapak Sosiologi yang mempunyai pemikiran tentang tiga tahap kehidupan pemikiran manusia  bukunya The Course of Positive Philoshopy TAHAP TEOLOGIS - Animisme / Fetitisme - Politeisme - Monoteisme TAHAP METAFISIK - Kekuatan Abstrak – Pengertian – Konsep Abstrak TAHAP POSITIF - Realita - Pemikiran Ilmiah
  • 22. INTELECTUAL ACTIVITY MENGAMATI MEMBEDA-BEDAKAN / MEMILAH-MILAH MEMILIH MELAKUKAN PERCOBAAN MENGEMBANGKAN
  • 23. PROSES KNOWER – KNOWING - KNOWLEDGE THE KNOWER Kemampuan manusia untuk mengetahui, merasakan, dan mencapai apa yang dirasakan – Berdasarkan pada kesadaran (consciousness) KNOWING Kegiatan berpikir atau nalar secara sadar – Apa yang dipikirkan dengan menggunakan indera (pengalaman atau di luar indera (gaib/metafisik) – Berpikir empirikal dan berpikir transdental KNOWLEDGE Pengetahuan yang diperoleh dari nalar – Berhubungan dengan kepercayaan dari yang diketahui melalui sense of perception, ingatan (memory) dan pengenalan obyek-obyek sebelumnya Melalui klarifikasi dan pencaharian lebih lanjut diperoleh SCIENTIFIC KNOWLEDGE
  • 24. SUBYEK OBYEKPROSES MENGAMATI KNOWER – KNOWING- KNOWLEDGE EMPIRIK METAFISIK INTELECTUAL ACTIVITY
  • 25. 1. Banyaknya aspek dalam dunia nyata yang tidak mungkin terjangkau semuanya 2. Perbedaan tempat / lingkungan 3. Perbedaan waktu / Berlainan waktu 4. Pengetahuan subyek (pengamat) tidak sama 5. Sumber sikap berpikir dalam penafsiran tidak sama / perbedaan referensi
  • 27. PEMAHAMAN TENTANG DUNIA RASA TINGKATAN RASA RASA BIASA Dimiliki oleh semua manusia yang normal RASA HATI NURANI Muncul saat harus mengambil keputusan RASA YANG DISUCIKAN Pendekatan diri kepada Sang Pencipta  Mistisisme i
  • 28. 1. IDEALISME IRRASIONAL  IDELAISME NEGATIF Memandang dunia melalui “will” berdasarkan apa adanya 2. EXTRA SENSORY PERCEPTION  PARA PSIKOLOGI Persepsi terhadap kejadian secara spontaN mulai dari yang sepele sampai dengan yang luar biasa 3. ESTETIKA  KEINDAHAN Pandangan terhadap keindahan dari obyek yang diamati  Bersifat subyektif : pengalaman seni  Bersifat obyektif : upaya memahami dan mempelajari 4. ETIKA DAN HUKUM  FILSAFAT MORAL  bertalian dengan pertimbangan hati nurani  berhubungan dengan ukuran baik-buruk, benar- salah, boleh-tidak boleh, dsb
  • 29. P E N G E R T I A N E T I K A ETIKA  secara harfiah berasal dari bahasa Yunani Kuno : ETHOS “Pagar pembatas ternak agar supaya tidak berkeliaran” Dibubungkan dengankehidupan manusia diartikan sebagai “pembatasan gerak perbuatan manusia” Menjadi kebiasaan atau watak dari sikap dan perbuatan manusia ETIKA  Ajaran mengenai sopan santun  Mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan  Yang boleh dilakukan artinya dibenarkan dan yang tidak boleh dilakukan artinya tidak dibenarkan Bayu Suryaningrat: Etika merupakan WEDHALAKUTAMA WEDHA  Pengetahuan, Ajaran, Ilmu LAKU  Perbuatan, Budi pekerti, Tabiat, Watak, Akhlak UTAMA  Amat baik, luhur
  • 30. E T I K A DAN M O R A L Dalam pengertian umum ETIKA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbuatan dan tingkah laku manusia - apakah benar atau salah, boleh atau tidak boleh, dan sebagainya – dengan ukuran norma, kaidah, aturan, ketentuan Oleh karena itu pemahaman tentang ETIKA berhubungan dengan MORAL yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “MOS” (S) atau “MORES” (P) yang berarti Kaidah, Norma, Aturan atau Ketentuan ETIKA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbuatan dan tingkah laku manusia dikaitkan dengan penilaian baik dan buruk atau benar dan salah atau boleh dan tidak boleh ETIKA adalah ilmu pengetahuan tentang KESUSILAAN atau MORAL
  • 31. ETIKA UMUM: Mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi tindakan manusia secara umum  Dalam kehidupan masyarakat secara umum  Batasnya adalah lingkungan masyarakat yang bersangkutan ETIKA KHUSUS: Mempertanyakan prinsip-prinsip dasar dikaitkan dengan tanggung jawab nanusis sebagi anggota kelompok masyarakat  Etika khusus yang berlaku dalam suatu lembaga atau kegiatan  Biasanya berupa kode etik
  • 32. 1. A g a m a 2. Lingkungan masyarakat umum 3. Peraturan-peraturan formal 4. Lingkungan pekerjaan 5. Lingkungan ketetanggaan 6. Lingkungan keluarga 7. Hati nurani individual PERILAKU / PERBUATAN
  • 33.
  • 34.
  • 35. Suatu paham bahwa pengetahuan terjadi karena bahan pemberian panca indera dan batin yang diolah oleh “akal” melahirkan RASIONALISME IDEALIS RASIONALISME REALIS Berpegang pada keyakinan bahwa pengetahuan kita dapat melampaui pengalaman panca indera sejati Berpendirian bahwa pengolahan pengetahuan oleh rasio tidak terlepas dari obyek yang diamatinya Langeveld (1955:51): “Rasio mengolah pengalaman sambil meresap ke dalam obyek, sedangkan obyek itu sendiri bukan hasil ciptaan sukma manusia”
  • 36. Tokoh-tokoh Rasionalisme a.l.: Augustinus, Scotus, Avicena (Ibnu Sina) ahli pikir abad pertengahan Descrates (1596-1650) Spinoza (1632-1677) Leibniz (1646-1716 Fichte (1762-1814 Hegel (1770-1813)
  • 37. 1. Spekulatif  terlalu mengandalkan olahan rasio dan lalai dalam pengujian yang dihubungkan dengan dunia nyata 2. A Priori  masalah psikologis yang merupakan pembawaan individual (tanggapan-tanggapan pembawaan) Descrates : “Jiwa itu pada ujudnya adalah berpikir” Leibniz : “Jiwa tidak selamanya sadar dan dalam keadaan tertentu mempunyai rekaan-rekaan”
  • 38. Suatu paham bahwa pengetahuan yang diperoleh terbatas hanya pada pengalaman melahirkan EMPIRISME SENSUALISME EMPIRISME KONSIENSIALISME Yang didasarkan hanya pada pengalaman panca indera semata- mata  Bisa melahirkan kebenaran semu Keputusan yang diambil dari pengalaman panca indera berdasarkan pertimbangan penuh kesadaran  Dengan pertimbangan yang matang
  • 39. Tokoh-tokoh Empirisme a.l.: Locke (1632-1704) Berkeley (1685-1753) Hume (1711-1776) Termasuk “kaum positivis” seperti Comte (1798-1857)
  • 40. Bantahan terhadap Pemikiran Empirisme 1. Kebenaran yang dilahirkan apakah hasil pengamatan nyata atau keputusan si pengamat sendiri 2. Pengamatan hanya menghasilkan kenyataan yang memerlukan keputusan, sedangkan situasi psikis si pengamat akan akan berpengaruh terhadap keputusan yang diambil  Dengan demikian bisa terjadi sikap “a priori” sehingga keputusan antara seorang pengamat bisa berbeda dengan pengamat lainnya
  • 41. Siklus Empirik A.D. de Groot:
  • 42.
  • 43.  Bagi kaum rasionalis “pengetahuan” terjadi oleh “keputusan analisis”, karena segala pengetahuan berasal dari penguraian pembawaan yang bersifat a priori dan tidak memerlukan pengalaman  Sedangkan bagi kaum empiris “pengetahuan” (kecuali ilmu pasti) terjadi karena “keputusan empiris”, karena subyek baru mempunyai pengetahuan berdasarkan pada pertimbangan pengalaman  keputusan sintesis  Kant menggabungkan kedua pemikiran tersebut sebagai “penghubung” pemikiran, di mana rasio menjadi dasar penentuan keputusan dan empiris menjadi isi yang dapat membentuk kategori  Kant juga membedakan adanya ilmu murni yang berpangkal pada pengetahuan a priori seperti misalnya ilmu pasti
  • 44. MELALUI RASIO DAPAT DIRUMUSKAN DEFINISI KOMPARASI KAUSALITAS Apa yang dimaksud “A” Apa yang dimaksud “B” Apa persamaan dan perbedaan antara “A” dan “B” Mana yang menjadi sebab dan akibat antara “A” dan “B”
  • 45. 1. Bentuk-bentuk pengalaman (ruang dan waktu) 2. Kategori-kategori (kesatuan, kebanyakan, kualitet, penghubung sebab-akibat, dst) 3. Kesatuannya dalam persepsi transedental 4. Perhubungan antara kategori-kategori sebagai bentuk pikiran dari isi empirik (isi-isi yang berasal dari pengalaman
  • 46.
  • 47. PENDEKATAN INDUKTIF : MEMBANGUN KONSEP BERDASARKAN DATA /FAKTA PENDEKATAN DEDUKTIF : MENJELASKAN DAN MEMPREDIKSI BERDASARKAN KONSEP ATAU TEORI
  • 48. Data/Fakta diperoleh melalui observasi Konsep atau Teori Menjelaskan atau memprediksi kenyataan
  • 49. MENYUSUN KONSEP BERDASARKAN PENDEKATAN INDUKTIF 1. Berdasarkan pengamatan yang memadai / banyak 2. Mengamati obyek dalam berbagai aspek 3. Pengamatan dilakukan dalam berbagai waktu 4. Mengamati obyek di berbagai tempat tertententu 5. Tidak terjadi perbedaan antara hasil satu pengamatan dengan pengamatan lainnya
  • 50. LADDER OF ABSTRACTION SI BEGO PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI SEORANG PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI PEGAWAI KANTOR DINAS X DI JAKARTA KORUPSI PEGAWAI KANTOR DI JAKARTA KORUPSI PEGAWAI NEGERI DI JAKARTA KORUPSI PEGAWAI NEGERI INDONESIA KORUPSI PEGAWAI NEGERI KORUPSI KONSEP A: Pegawai negeri cenderung untuk korupsi KONSEP B: Pegawai negeri mempunyai budaya korupsi KONSEP C: Korupsi menjadi karakter pegawai negeri
  • 51.
  • 52. Ilmu alam bersifat nomotetik:  Hubungan sebab-akibat  Orang mengobservasinya dari luar  Hasil telaahannya bersifat hukum (law) Ilmu sosial:  Bersifat hubungan pengertian (meaning)  Orang mengobservasinya dari dalam  Observer merupakan bagian yang diobservasi  masuk ke dalam  Hasilnya adalah undestanding
  • 53.  Ilmu-ilmu sosial juga bersifat nomotetik  yang mengarah kepada hukum  Perbedaan hanya pada ilmu sejarah  yang hanya melukiskan fakta-fakta yang bersifat individual  ideographic  Clifford Geertz termasuk mempunyai pandangan sejarah semacam itu: “Orang Jawa bukan miskin karena statis tetapi mereka menjadi statis karena mereka dimiskinkan (oleh Belanda / penjajah)”  Orang Baduy miskin?  Negara berkembang vs negara maju  siapa yang mengukur?
  • 54.  Dalam ilmu sosial mendudkung pendapat Rickert bahwa ilmu sosial nomotetik tetapi menolak pandangan Geertz bahwa sejarah itu bersifat ideographic  Bagi orang meaning adalah benar  Dengan meaning orang mempunyai choice  Orang bisa memilih mu’min atau kufur bergantung pada meaning  Tidak sependapat dengan August Comte yang positivistik  Ruggiero: filsafat positivistik adalah…the mind reduced to the nature  Ilmu sosial nomotetik tetapi tidak positivistik  orang dipengaruhi sebab-akibat tetapi tetap mempunyai meaning
  • 55.  Terdapat perbedaan antara ilmu sosial dan ilmu alam tetapi lebih banyak kesamaannya  Keduanya mempunyai logika sebab-akibat  Baik ilmu sosial maupun ilmu alam bersandar pada proposisi sebab-akibat sebagai unit terkecil dari pengetahuan  Dalam ilmu alam orang belum menemukan substitusi yang baik terhadap proposisi-proposisi alamiah yang sudah ditemukan selama ini
  • 56. 1. Konsep / variabel Dalam ilmu alam (ilmu kebendaan) fenomena dapat dikonseptualisasikan dengan relatif tegas karena tegas batas-batasnya, dalam ilmu sosial (ilmu keperilakuan) konsep selalu overlapping, sulit ditentukan secara tegas 2. Pengkuran konsep Dalam penguran dikenal nominal, ordinal, interval dan rasio, dalam ilmu alam ukurannya pasti, centimeter, gram, sekon (cgs) 3. Perhitungan statistik Dalam ilmu sosial berlaku skala nominal, ordinal, dan interval, dalam ilmu alamiah berlaku skala rasio yang mutlak  dalam ilmu alamiah berlaku parametrik dan dalam ilmu sosial digunakan non-parametik
  • 57. Dalam ilmu alamiah berusaha mencari sifat-sifat umum (universalitas)  pendekatannya lebih bersifat positivistik Dalam ilmu sosial mencari kedalaman pemahaman  meaning  interpretasi