Dokumen tersebut membahas tentang konsep mitos, komunikasi antarpribadi, etika komunikasi, dan prinsip-prinsip berbicara secara etis dalam komunikasi antarpribadi seperti qaulan sadida (benar), qaulan baligha (tepat sasaran), qaulan ma'rufa (santun), qaulan karima (mulia), qaulan layina (lemah lembut), dan qaulan maysura (mudah dipahami).
2. Mitos (Muthos) berasal dari bahasa Yunani
adalah sebuah cerita yang sebenarnya
dikisahkan dengan cara yang dirasa masuk
akal.
secara harafiah berarti sebagai sesuatu
yang dikatakan seseorang, dalam
pengertian yang lebih luas bisa berarti suatu
pernyataan, sebuah cerita.
3. 1)
2)
3)
4)
5)
Komunikasi Antarpribadi menyelesaikan
segala masalah
Komunikasi Antarpribadi adalah sesuatu
yang selalu baik
Komunikasi Antarpribadi adalah akal sehat
Komunikasi Antarpribadi sama dengan
hubungan antarpribadi
Komunikasi Antarpribadi selalu tatap muka
4.
Kelancaran berkomunikasi menjadi nilai lebih
bagi setiap orang. Namun, hal ini tidak
menjamin akan menyelesaikan setiap
masalah.
Mendengar merupakan hal yang tidak kalah
penting.
5.
Komunikasi antarpribadi seringkali dianggap
paling baik. Namun, adakalanya hasilnya
tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
tidak semua orang dapat melakukan
komunikasi dengan tulus
6.
Komunikasi antarpribadi tidak bisa dianggap
hal yang sepele.
keterampilan atau pengetahuan
berkomunikasi pun sangat dibutuhkan
7.
Komunikasi antarpribadi melibatkan antara
pribadi yang satu dengan pribadi yang lain.
Hal ini memungkinkan terjalinnya suatu
hubungan antarpribadi namun tidak
selamanya dapat menghasilkan suatu
hubungan.
9. Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani adalah
“Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan
(custom).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah:
• Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak
dan kewajiban moral.
• Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak
• Nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut
masyarakat.
Etika berkaitan dengan apa yang baik dan apa yang buruk
atau apa yang patut dan yang tidak patut.
12.
Segala sesuatu yang kita lakukan haruslah
berdasarkan dengan standar moral dan etika
yang berlaku, apapun yang terjadi.
konsekuensi dari tindakan yang kita lakukan
berdasarkan etika tidaklah terlalu penting.
13.
konsekuensi dari tindakan moral atau etika
yang kita pakai sangatlah penting. Serta
Kepuasan dan kebahagiaan adalah sesuatu
yang esensial.
14.
prinsip yang menekankan bagaimana jalan
untuk meraih kebahagian
Kita tidak harus banyak memberikan
informasi tetapi jangan pula terlalu sedikit
15.
Prinsip ini sangatlah memikirkan perasaan
oranglain agar tidak tersakiti sehingga kita
bisa menjalin hubungan yang baik dengan
oranglain.
17. Qaulan Sadida (Benar, tidak dusta)
Qaulan Sadidan berarti pembicaran, ucapan, atau
perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi,
pesan) maupun redaksi (tata bahasa).
“Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS. Al-Hajj:30).
“Katakanlah kebenaran walaupun pahit rasanya” (HR Ibnu
Hibban).
“Dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara
yang baik” (QS. Al-Baqarah:83).
18.
Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata
yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah
dimengerti, langsung ke pokok masalah
(straight to the point), dan tidak berbelit-belit
atau bertele-tele.
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah
mengetahui apa yang di dalam hati mereka.
karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan
berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada
mereka perkataan yang berbekas pada jiwa
mereka.“ (QS An-Nissa :63).
19.
Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik,
ungkapan yang pantas, santun, menggunakan
sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau
menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa juga
bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan
menimbulkan kebaikan (maslahat).
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang
yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada
dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai
pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian
(dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka
kata-kata yang baik.” (QS An-Nissa :5)
20.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
kedua orangtuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada
kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima –ucapan yang mulia”
(QS. Al-Isra: 23).
Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan
rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemahlembut, dan bertatakrama. Dalam ayat tersebut perkataan yang
mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua orangtua. Kita
dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang
sekiranya menyakiti hati mereka.
21.
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya
dengan kata-kata yang lemah-lembut…” (QS.
Thaha: 44).
Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemahlembut, dengan suara yang enak didengar, dan
penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh
hati. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang
dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan
dengan kata kata terus terang atau lugas,
apalagi kasar.
22.
”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk
memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu
harapkan, maka katakanlah kepada mereka
Qaulan Maysura –ucapan yang mudah” (QS. AlIsra: 28).
Qaulan Maysura bermakna ucapan yang mudah,
yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan
dipahami oleh komunikan. Makna lainnya
adalah kata-kata yang menyenangkan atau
berisi hal-hal yang menggembirakan
23.
Dalam komunikasi antar pribadi penggunaan etika
haruslah berhati-hati karena bukanlah tidak mungkin
bahwa pemahaman etika kita berbeda dengan
komunikan. Kurangnya pemahaman antar sesama dapat
memunculkan miss communication yang akan berujung
pada timbulnya berbagai macam prasangka dan salah
paham.
Nilai-nilai yang membentuk etika harus kita pahami
dengan benar karena sebenarnya tidak ada komunikasi
yang tidak menggunakan nilai-nilai etika di
dalamnya, setiap bentuk komunikasi selalu menggunakan
etika walaupun dalam kadarnya masing-masing sesuai
dengan konteks, tujuan dan situasi yang ada.