POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
Komunikasi Budaya
1. KOMUNIKASI DAN BUDAYA
(Pendekatan Antropologis Menurut Edward T. Hall & William Foote
Whyte)
Oleh :
NURUL INTAN KHUMAIROH
NIS: 126175
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
TARBIYAH AL-MU’ALLIMIEN AL-ISLAMIYAH
PESANTREN MODERN DAARUL ‘ULUUM LIDO
BOGOR - JAWA BARAT
2018
2. i
KOMUNIKASI DAN BUDAYA
(Pendekatan Antropologis Menurut Edward T. Hall & William Foote
Whyte)
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Ujian Akhir
di TMI Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido
Oleh :
NURUL INTAN KHUMAIROH
NIS: 126175
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
TARBAYAH AL-MU’ALIMIEN AL- ISLAMIYAH
PESANTREN MODERN DAARUL ‘ULUUM LIDO
BOGOR - JAWA BARAT
2018
3. ii
LEMBAR PERSETUJUAN
No : -
Lamp : 1 Exemplar
Perihal : Naskah Karya Tulis Ilmiah Saudari Nurul Intan Khumairoh
Kepada Yth;
Mudir TMI Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido
K. Muhammad Affan Afifi, S.HI
Di
Tempat
Assalamu’alikum Wr. Wb.
Setelah diteliti, dibimbing dan diadakan perbaikan seperlunya sesuai dengan
saran dan petunjuk kami, kami menyatakan bahwa naskah karya tulis ilmiah
saudari:
Nama : Nurul Intan Khumairoh
Asal : Bogor
NIS : 126175
Judul : KOMUNIKASI DAN BUDAYA (Pendekatan Antropologis
Menurut Edward T. Hall & William Fooote Whyte)
Telah dapat diajukan untuk mengikuti ujian munaqosah karya tulis ilmiah.
Demikian harap menjadi maklum dan tidak lupa kami ucapkan banyak terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bogor, Januari 2018
Pembimbing,
Andhon Al-Amin, S.Pd
Ketua Panitia Ujian,
H. Noor Fachruddin Fachmi, Lc
4. iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah yang berjudul: ‘KOMUNIKASI DAN BUDAYA (Pendekatan
Antropologis Menurut Edward T. Hall & William Foote Whyte)’ telah
dipertanggung jawabkan dalam Ujian Munaqosyah Santri Kelas Akhir TMI Pesantren
Modern Daarul ‘Uluum Lido pada:
Hari, Tanggal : .................... Januari 2018
Dan telah diterima sebagai Salah Satu Ujian Akhir di TMI Pesantren Modern Daarul
‘Uluum Lido Bogor.
Mengesahkan,
Penguji I,
(cH. Dindin Syarifuddin, Lc )
Penguji II,
( Ratiah Rahman, S.Ag )
5. iv
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga Karya
Tulis Ilmiah dengan judul: ‘KOMUNIKASI DAN BUDAYA (Pendekatan Antropologis
Menurut Edward T. Hall & William Foote Whyte)’ dapat diselesaikan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Salah Satu Ujian Akhir di TMI Pesantren
Modern Daarul ‘Uluum Lido Bogor.
Berbagai usaha, doa dan kemampuan serta rasa ingin tahu pastinya yang
mendorong penulis untuk melakukan penelitian, guna menghasilkan hal-hal yang
nantinya menjadi pembelajaran, agar bisa dipelajari oleh semua orang dan lebih bisa
bermanfaat untuk sesama.
Penulis menyadari akan keterbatasan yang kami miliki. Karena itu, karya ilmiah ini
tidak pernah lepas dari bantuan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Maka
izinkanlah penulis menyampaikan terimahkasih yang tidak terhingga kepada:
1. K. M. Yazid Dimyati, S.Th.I., Lc., sebagai Khadimul Ma’had Pesantren Modern
Daarul Uluum Lido, yang menjadi salah satu inspirator bagi kami dalam
penulisan karya ilmiah ini.
2. Ust. M. Affan Afifi, S.HI., sebagai Mudir TMI Pesantren Modern Daarul Uluum
Lido, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk melakukan penulisan
karya ilmiah.
3. Ust. Yalet Nurjalaluddin, S.Ag., sebagai Wadir 1 (Bidang Pendidikan
Intrakurikuler), yang selalu memberi motivasi dan mengingatkan saya dalam
kebaikan.
4. Ust. Azhari Muchtar, S.Ag., sebagai Kepala Sekolah Madrasah Aliyah (MA)
Pesantren Modern Daarul Uluum Lido, yang telah memotivasi penulis dalam
penulisan karya ilmiah ini.
5. Para Wali Kelas Niha’ie, yang telah mendidik dan membimbing saya dengan
ikhlas dan sabar dalam proses pendidikan di pesantren tercinta ini.
6. Ust. Andhon Al-Amin, S.Pd., sebagai pembimbing karya tulis ilmiah ini, yang
dengan tulus ikhlas membimbing, mengarahkan, selalu memberi semangat serta
6. v
tidak henti-hentinya mengingatkan dalam kebaikan sehingga karya tulis ini
dapat kami selesaikan.
7. Panitia Niha’ie, Ust. H. Noor Fachruddin Fahmi, Lc., Ust. Sutan Hasanuddin,
S.Pd.I., Ust. Tegar Ferdiansah, dan Usth. Nur Anisah, S.Pd.I., yang telah
mencurahkan perhatian dan kesabarannya dalam pelaksanaan program niha’ie.
8. Kepada seluruh keluarga saya terutama Ayah, Ibu dan Kakak saya yang selalu
menjadi penyemangat di dalam kehidupan saya.
9. Tak lupa pula kepada teman-teman seperjuangan Angkatan Infinity 17, tahun
ajaran 2017-2018.
Serta kepada pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih
atas kebersamaan dan juga segala bentuk bantuan baik moril maupun materil. Harapan
penulis, semoga segala jasa baik kalian mendapatkan pahala dari-Nya. Amiin…
Sebagai sebuah karya, sudah pasti karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar
kami selalu mampu memperbaiki segala kesalahan dan mengembangkan segala
kelebihan.
Bogor, Januari 2018
Penulis
Nurul Intan Khumairoh
7. vi
ABSTRAK
Nurul Intan Khumairoh, 2018. KOMUNIKASI DAN BUDAYA (Pendekatan
Antropologis Menurut Edward T. Hall & William Foote Whyte), Paper, Jurusan Ilmu
Ilmu Sosial, TMI Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido.
Pembimbing : Andhon Al-Amin, S.Pd.
Kata Kunci : Komunikasi, Budaya, Antropologi
Dalam Kunci komunikasi yang efektif antar budaya adalah pengetahuan. Hal
utama yaitu penting bahwa orang-orang memahami permasalahan yang potensial dari
komunikasi antar budaya, dan membuat suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk
mengatasi permasalahan ini. Dan yang kedua adalah penting untuk berasumsi bahwa
sebuah usaha tidak akan selalu sukses, dan melakukan penyesuaian terhadap usaha
tersebut dengan perilaku yang sewajarnya.
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
Library Research Method (metode penelitian pustaka). Pertama-tama penulis
mengumpulkan segala informasi tentang “KOMUNIKASI DAN BUDAYA” serta
buku-buku dan artikel yang memiliki relevansi dengan topik ini. Kemudian penulis
melakukan analisis data dengan mendeskripsiskan yang akhirnya mendapat sebuah
kesimpulan.
Sebagai contoh, seseorang perlu selalu berasumsi bahwa ada kemungkinan
penting mengenai perbedaan budaya akan menyebabkan permasalahan komunikasi,
akan wajar dan layak dimaklumi, dan bukannya menjadi agresif dan bermusuhan, jika
permasalahan berkembang. Sering kesalahan menafsir adalah sumber masalah. Maka
dalam mengatasi konflik yang sedang memanas adalah untuk berhenti, mendengarkan,
dan berpikir. Ini juga membantu dalam komunikasi lintas budaya.
Mendengarkan secara aktif kadang dapat digunakan untuk memeriksa out–by
berulang yang didengar, seseorang dapat mengkonfirmasikan bahwa seseorang
memahami komunikasi tersebut dengan teliti. Jika kata-kata digunakan berbeda antar
8. vii
bahasa atau kelompok budaya mendengarkan aktif dapat mengabaikan kesalahpahaman
Para perantara yang terbiasa dengan kultur keduanya dapat menolong situasi
komunikasi antar budaya. Mereka dapat menerjemahkan kedua unsur dan cara dari apa
yang dikatakan.
Sebagai contoh, mereka dapat berbicara lebih pelan pada stamen kuat yang akan
dipertimbangkan sesuai kultur yang satu tetapi tidak pada kultur yang lain, sebelum
mereka diberikan kepada orang-orang dari kultur yang tidak berbicara bersama-sama
dalam suatu cara yang kuat. Mereka dapat juga melakukan penyesuaian pemilihan
waktu mengenai apa yang dikatakan dan yang dilaksanakan.
Namun kadang-kadang para perantara dapat membuat komunikasi menjadi lebih
sulit lagi. Jika perantara memiliki kultur atau kebangsaan yang sama dengan salah satu
dari pembantah, tetapi yang lain tidak, ini akan memberikan penampilan yang
menyimpang, bahkan ketika tidak ada yang ada. Bahkan ketika penyimpangan tidak
diharapkan, adalah umum bagi perantara untuk lebih yang mendukung atau lebih
memahamkan orang yang dari kulturnya, karena dia memahami orang tersebut dengan
lebih baik. Namun ketika penengah dari sepertiga kelompok budaya, potensi untuk
kesalahpahaman antar budaya meningkat lebih lanjut. Dalam hal ini sangat sesuai jika
mulai bekerja ekstra tentang proses dan cara menyelesaikan diskusi, seperti waktu
ekstra untuk menetapkan dan mengkonfirmasi ulang pemahaman pada tiap-tiap langkah
dalam dialog atau proses negosiasi.
9. viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ABSTRAK........................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang Masalah.................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan Penelitian............................................................................
D. Manfaat Penelitian..........................................................................
E. Metode Penelitian...........................................................................
BAB II : KAJIAN PUSTAKA.....................................................................
A. Tinjauan tentang Komunikasi Dan Budaya..................................
1. Komunikasi............................................................................
2. Budaya..................................................................................
B. Antropologi.................................................................................
C. Hubungan Komunikasi dan Budaya..............................................
BAB III : PEMBAHASAN...........................................................................
A. Implikasi Modernisasi Pendidikan Pesantren.................................
B. Model Modernisasi Pendidikan Pesantren.....................................
C. Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren dalam Literatur Islam.
BAB IV : PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................
i
ii
iii
iv
vi
vii
1
1
4
4
4
5
7
7
7
9
11
12
12
14
18
20
21
23
10. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam bahsa yunani “anthropos” yang berati manusia1, adalah makhluk
sosial yang selalu berinteraksi satu sama lain, baik itu dengan sesama, adat istiadat,
pengetahuan ataupun budaya di sekitarnya. Dan setiap manusia sangat
membutuhkan itu semua, karena manusia tidak dapat hidup secara individu, dalam
kehidupannya pasti membutuhkan pertolongan dari orang lain. Dan untuk
mewujudkan itu semua diperlukan komunikasi yang baik. Tidaklah asing bagi kita
sebagai warga negara Indonesia dengan adanya perbedaan budaya di kalangan
masyarakat kita karena mengingat begitu luasnya wilayah Indonesia. Hal ini
patutlah membuat kita sebagai warga Negara Indonesia menjadi bangga akan
kekayaan kita. Pada kenyataan sering kali kita tidak bisa menerima atau merasa
kesulitan menyesuaikan diri dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat
interaksi tersebut, seperti masalah perkembangan teknologi, kebiasaan yang
berbeda dari seorang teman yang berbeda asal daerah atau cara-cara yang menjadi
kebiasaan (bahasa, tradisi atau norma) dari suatu daerah sementara kita berasal dari
daerah lain. Tidak banyak yang menyadari bahwa bentuk-bentuk interaksi
antarbudaya sesungguhnya secara langsung atau tidak melibatkan sebuah
komunikasi. Pentingnya komunikasi antarbudaya mengharuskan semua orang
untuk mengenal panorama dasar-dasar komunikasi antarbudaya itu.
Dalam kenyataan sosial, manusia tidak dapat dikatakan berinteraksi sosial kalau
dia tidak berkomunikasi. Dapat dikatakan pula bahwa interaksi antarbudaya yang
efektif sangat tergantung dari komunikasi antarbudaya. Maka dari itu kita perlu
tahu apa-apa yang menjadi unsur-unsur dalam terbentuknya proses komunikasi
antar budaya, yang antara lain adalah adanya komunikator yang berperan sebagai
pemrakarsa komunikasi; komunikan sebagai pihak yang menerima pesan; pesan /
simbol sebagai ungkapan pikiran, ide atau gagasan, perasaan yang dikirim
Jakarta : Prenada Group. Hal.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Prof. Dr. Rusmin Tumangor,M.A. 2016.1
11
11. 2
komunikator kepada komunikan dalam bentuk simbol. Komunikasi itu muncul,
karena adanya kontak, interaksi dan hubungan antar warga masyarakat yang
berbeda kebudayaannya. Sehingga “kebudayaan adalah komunikasi dan
komunikasi adalah kebudayaan” (Edward T.Hall) . jadi sebenarnya tak ada
komunitas tanpa kebudayaan, tidak ada masyarakat tanpa pembagian kerja, tanpa
proses pengalihan atau transmisi minimum dari informasi. Dengan kata lain, tidak
ada komunitas, tidak ada masyarakat, dan tidak ada kebudayaan tanpa komunikasi.
Disinalah pentingnya kita mengetahui komunikasi antarbudaya.
Menurut Alo Liliweri (pakar komunikasi antarbudaya) mengatakan bahwa
sebagian dari tuntutan globalisasi yang semakin tidak terkendali seperti saat ini,
mendorong kepada kita terjadinya sebuah interaksi lintas budaya, lintas kelompok,
serta lintas sektoral. Belum lagi perubahan-perubahan global lainnya yang semakin
deras dan menjadi bukti nyata bahwa semua orang harus mengerti karakter
komunikasi antarbudaya secara mendalam. Lebih lanjut, Alo Liliweri menjelaskan
bahwa esensi komunikasi terletak pada proses, yakni sesuatu aktivitas yang
“melayani” hubungan antara pengirim dan penerima pesan melampaui ruang dan
waktu. Itulah sebabnya mengapa semua orang pertama-tama tertarik mempelajari
komunikasi manusia (Human Communication), sebuah proses komunikasi yang
melibatkan manusia kemarin, kini, dan mungkin dimasa yang akan datang.
Sedangkan budaya atau kebudayaan menurut Burnett Taylor dalam
karyanya yang berjudul Primitive Culture, adalah keseluruhan pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, hukum, adat istiadat, dan setiap kemampuan lain dan
kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Di
samping mengetahui pengertian kebudayaan kita juga harus mengetahui unsur-
unsur kebudayaan manusia yang antara lain adalah sejarah kebudayaan, identitas
sosial, budaya material, peranan relasi, kesenian, bahasa dan interaksi, stabilitas
kebudayaan, kepercayaan atas kebudayaan dan nilai, etnosentrisme, perilaku non-
verbal, hubungan antar ruang, konsep tentang waktu, pengakuan dan ganjaran, pola
pikir, dan aturan-aturan budaya.
Jadi yang dimaksud komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antar
pribadi yang dilakukan mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan. Jadi suatu
12. 3
proses simbolik, interpretatif, transnasional, kontekstual yang dilakukan oleh
sejumlah orang (karena memiliki keragaman) memberikan interpretasi dan harapan
secara berbeda terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu
sebagai makna pertukaran. Secara alamiah, proses komunikasi antarbudaya berakar
dari relasi antarbudaya yang menghendaki adanya interaksi sosial. Salah satu
perspektif komunikasi antarbudaya adalah mengurangi tingkat ketidakpastian
tentang orang lain. Tingkat ketidakpastian itu akan berkurang manakala kita
mampu meramalkan secara tepat proses komunikasi. Karena itu, dalam kenyataan
sosial disebutkan bahwa manusia dapat dikatakan berinteraksi sosial kalau dia
berkomunikasi.
Demikian pula, dapat dikatakan bahwa interaksi antarbudaya yang efektif sangat
tergantung dari komunikasi antarbudaya. Konsep ini sekaligus menerangkan bahwa
upaya yang sadar dari peserta komunikasi untuk memperbarui relasi antara
komunikator dengan komunikasi. Menciptakan dan memperbaharui sebuah
manajemen komunikasi yang efektif, lahirnya semangat kesetiakawanan,
persahabatan, hingga kepada berhasilnya pembagian teknologi , mengurangi
konflik yang seluruhnya merupakan bentuk dari komunikasi antarbudaya. Karena
itu, terjadinya kesenjangan dalam masyarakat sering kali disebabkan oleh
datangnya perubahan dari luar struktural sosial baru berdasarkan profesi dan fungsi
yang lebih rasional mengakibatkan perubahan relasi. Dalam kaitannya dengan
komunikasi antar budaya, perubahan-perubahan yang datang dari dalam maupun
dari luar sangat berpengaruh terhadap relasi antar budaya. Akibat kontak, interaksi
dan hubungan antar anggota masyarakat yang berbeda kebudayaannya, muncullah
komunikasi antar budaya.
Dengan demikian, sebenarnya tidak ada komunitas tanpa budaya, tidak ada
masyarakat tanpa pembagian kerja, tanpa proses pengalihan atau transmisi
minimum dari informasi. Dengan kata lain, tidak ada komunitas, tidak ada
masyarakat, dan tidak ada kebudayaan tanpa komunikasi. Disinilah pentingnya kita
mengetahui komunikasi antarbudaya. Semua fenomena itu selain karena
disebabkan perubahan yang ada, juga karena Kurangnya komunikasi. Akhirnya,
13. 4
kita memerlukan sebuah komunikasi antar budaya guna mengurangi
kesalahpahaman diantarai sesama manusia.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian dalam latar belakang diatas, terdapat rumusan permasalahan
yang dapat dikaji yaitu :
1. Bagaimana pengetahuan antropologi membantu manusia berhubungan dengan
manusia-manusia lain?
2. Mengapa kita harus memahami hubungan komunikasi dan budaya?
3. Mengapa kita harus menjadikan pendekatan antropologi sebagai landasan untuk
bertindak?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan yang diharapkan dalam menuliskan karya ilmiah ini adalah
untuk mengetahui arti komunikasi antar budaya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan antropologi membantu manusia
berhubungan dengan manusia yang berbeda budaya.
2. Untuk memahami hubungan komunikasi dan budaya
3. Untuk menjadikan pendekatan antropologi sebagai landasan untuk bertindak.
D. Kegunaan Penulisan
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Secara teoritis
Memberikan sumbangan-sumbangan bagi perkembangan teori komunikasi antar
budaya di kalangan remaja.
2. Secara Praktis
Untuk melihat beberapa alternatif dalam menerapkan nilai-nilai sosial dan nilai-
nilai budaya dalam kehidupan masyarakat beda etnis. Upaya-upaya yang
dilakukan oleh masyarakat beda etnis ketika menemui persoalan benturan
budaya, sehingga selalu terjaga keharmonisannya. Memberikan petunjuk bahwa
komunikasi sangat penting, untuk melihat beberapa alternatif dalam menerapkan
nilai-nilai segala persoalan antar etnis yang dihadapi oleh manusia, termasuk
14. 5
persoalan beda prinsip sehingga tercapai sebuah kompromi yang melegakan
kedua belah pihak.
E. Sistematika Penulisan
Dalam menulis karya ilmiah ini, penulis memperoleh data yang di butuhkah
dengan penelitian ke perpustakaan. Hal ini dilakukan dengan terus-menerus
membaca dan mempelajari.
Sistematika yang digunakan penulis pada karya ilmiah ini adalah dengan
membagi pembahasan kepada 4(empat) BAB secara rinci, yaitu :
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini menguraikan penjelasan tentang kerangka teoritis yang meliputi
pembahasan kajian pustaka dan kajian teori yang berkaitan Komunikasi dan
Budaya.
3. BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas temuan penelitian dan menganalisis data konfirmasi
temuan dengan teori.
4. BAB IV PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yang
nantinya akan memuat kesimpulan dan saran.
15. 6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Komunikasi Dan Budaya
Komunikasi dan budaya secara timbal balik saling berpengaruh satu sama lain.
Budaya, dimana secara individu-individu disosialisasikan, akan berpengaruh
terhadap cara mereka dalam berkomunikasi. Dan cara bagaimana individu-individu
itu berkomunikasi, dapat mengubah budaya yang mereka miliki dari waktu ke
waktu. Hanya saja, kebanyakan analisis tentang komunikasi antar pribadi
mengabaikan hubungan ini dan aspek budaya menjadi kosong dalam studi
komunikasi. Sebaliknya, studi-studi tentang komunikasi dan budaya secara
individu-individu disosialisasikan, akan berpengaruh terhadap cara mereka dalam
berkomunikasi. Dan cara bagaimana individu-individu itu berkomunikasi, dapat
mengubah budaya yang mereka miliki dari waktu ke waktu. Hanya saja,
kebanyakan analisis tentang komunikasi antar pribadi mengabaikan hubungan ini
dan aspek budaya menjadi kosong dalam studi komunikasi. Sebaliknya, studi-studi
tentang komunikasi lintas budaya menguji pengaruh budaya terhadap komunikasi.
Kebanyakan analisis tentang komunikasi lintas budaya membandingkan dan
mempertentangkan pola-pola komunikasi dari berbagai macam budaya.
Sebelum mengkaji masalah komunikasi dan budaya, kita terlebih dahulu
perlu mengetahui definisi komunikasi dan definisi kebudayaan.
1. KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi dari bahasa inggris “communication” secara
etimologi atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus , dan
perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki
makna ”berbagi ‘atau “menjadi milik bersama” yaitu, suatu usaha yang memiliki
tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologi
merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah
manusia2. Berikut ini yang terlibat dalam komunikasi menurut beberapa para ahli :
Komunikasihttps://id.wikipedia.org/wiki/2
16. 7
1. Himstreet & Baty
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu
sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun
perilaku atau tindakan.
2. Bovee
Komunikasi Adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.
3. Laswell
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan
cara apa, kepada siapa dengan efek apa.
4. Carl L. Hovland
Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator
mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun
non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.
5. Theodorson & Theodorson
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari
seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
6. Edwin Emery
Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada
orang lain.
Jadi definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri
seseorang dan atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut
memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses
mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.
2. KEBUDAYAAN
Guna melihat lebih jauh tentang komunikasi sebagai proses budaya kita perlu
mengkaji secara ringkas apa itu budaya atau kebudayaan agar mempunyai kerangka
pemikiran dan konsep yang sama. Sebab definisi kebudayaan sangat banyak.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
17. 8
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia3. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan4. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahas Indonesia. Berikut
ini adalah definisi dan pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli :
1. Edward T.Hall
Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan.
2. Iris Varner & Linda Beamer
Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang
dipelajari, yang dibagi atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang.
3. Larry A. Samovar & Richard E. Porter
Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman,
kepercayaan nilai, sikap, makna, hierarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi
ruang, konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan
dipertahankan oleh sekelompok orang atau generasi.
4. Gudkunts & Kim
Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang
dalam sebuah kelompok yang besar.
5. Levo-Henriksson
Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan
hidup -apa pun bentuknya- baik itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang ke semuanya
ditunjukkan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya3
Jakarta : Prenada Media Group.dan Budaya Dasar.Ilmu SosialDr.Elly M. Setiadi M.Si. dkk. 2012.4
Hal. 27
18. 9
B. Antropologi
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Antropologi budaya, cabang antropologi yang mengkhususkan diri pada pola-pola
kehidupan masyarakat (budaya). (Haviland, 1992:324).
Para antropolog telah lama berpendapat bahwa pengetahuan tentang budaya itu
berharga bagi administrator (pelaku komunikasi: penguasa, direktur, pimpinan,
politikus, pelaku bisnis, diplomat, dan sebagainya). Makin banyak orang di
kalangan bisnis dan pemerintah yang mau menerima pendapat ini dengan sungguh-
sungguh.
Mereka meminta para antropolog untuk mendefinisikan budaya yang dapat
mereka paham dan mereka jadikan landasan untuk bertindak. Bila orang awam
berpikir tentang budaya, biasanya ia berpikir tentang cara berpakaian, kepercayaan,
kebiasaan yang mereka praktikkan. Tanpa menggunakan aspek-aspek budaya,
tetapi definisi tersebut belum menyeluruh, baik dilihat dari sudut teori maupun dari
sudut praktik. Selanjutnya lihat Hall & Whyte dalam (Mulyana & Rahmat 2006).
C. Hubungan Komunikasi Dan Budaya
Antara komunikasi dan kebudayaan, keduanya tidak dapat dipisahkan, karena
antara yang satu dengan satunya lagi memiliki kaitan yang sangat mendalam.
Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi mata
uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya
komunikasi pun turut menentukan memelihara, mengembangkan atau mewariskan
budaya seperti yang dikatakan Edward T. Hall bahwa “komunikasi adalah budaya
dan budaya adalah komunikasi”. Tidak banyak orang yang menyadari bahwa
bentuk-bentuk interaksi antar budaya sesungguhnya secara langsung atau tidak
melibatkan sebuah komunikasi. Pentingnya komunikasi antar budaya
mengharuskan semua orang untuk mengenal panorama dasar-dasar komunikasi
antar budaya itu. Komunikasi itu muncul, karena adanya kontak, interaksi dan
hubungan antar warga masyarakat yang berbeda kebudayaannya. Jadi sebenarnya
tak ada komunitas tanpa kebudayaan, tidak ada masyarakat tanpa pembagian kerja,
19. 10
tanpa proses pengalihan atau transmisi minimum dari informasi. Dengan kata lain,
tidak ada komunitas, tidak ada masyarakat, dan tidak ada kebudayaan tanpa
komunikasi. Disinilah pentingnya kita mengetahui komunikasi antar budaya itu.
Dalam kenyataan sosial, manusia tidak dapat dikatakan berinteraksi sosial
kalau dia berkomunikasi. Dapat dikatakan pula bahwa interaksi antar-budaya yang
efektif sangat tergantung dari komunikasi antarbudaya. Maka dari itu kita perlu
tahu apa-apa yang menjadi unsur-unsur dalam terbentuknya proses komunikasi
antar budaya, yang antara lain adalah adanya komunikator yang berperan sebagai
pemrakarsa komunikasi; komunikan sebagai pihak yang menerima pesan; pesan
atau simbol sebagai ungkapan pikiran, ide atau gagasan, perasaan yang dikirim
komunikator kepada komunikan dalam bentuk simbol.
Unsur-unsur pokok yang mendasari proses komunikasi antar budaya terdiri
dari 2 istilah (konsep) yaitu konsep komunikasi dan konsep budaya. Dengan
demikian maka hubungan antara komunikasi dan budaya dapat diibaratkan seperti
sekeping mata uang logam, artinya jika sekeping mata uang logam dilempar maka
yang akan tampak kalau tidak gambar atau angka. Demikian juga komunikasi antar
budaya, kalau tidak budaya mempengaruhi komunikasi atau komunikasi
mempengaruhi budaya. Jadi antara komunikasi dan budaya tidak bisa dipisahkan,
saling mempengaruhi (mempunyai hubungan timbal balik). Hubungan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Komunikasi : Budaya, artinya : jika bukan karena kemampuan manusia untuk
berkomunikasi (menciptakan bahasa simbolik) tidak dapat dikembangkan
pengetahuan, makna, simbol, nilai—nilai, aturan dan tata upacara yang
memberikan batasan dan bentuk pola hubungan-hubungan. Melalui komunikasi kita
dapat mewariskan unsur-unsur kebudayaan dari satu generasi ke generasi
berikutnya serta dari satu tempat ke tempat lain.
2. Budaya : Komunikasi, artinya : komunikasi merupakan sarana yang dapat
menjadikan individu sadar akan dan menyesuaikan diri dengan budaya-budaya atau
kebudayaan asing yang dihadapinya.
21. 12
komunikasi vokal komunikasi non vokal
komunikasi verbal bahasa lisan bahasa tertulis
komunikasi non verbal nada suaara isyarat
desaah gerakan
jeritan penampilan
kualitas vokal ekspresi wajah
tabel
1.1