tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Mikroskop Biologi
1. HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Cara Menggunakan
Mikroskop” disusun oleh
Nama : Nurhidayah
NIM : 101 404 024
Kelas : A
Kelompok : V
Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten/ Koordinator Asisten
maka dinyatakan diterima.
Makassar, Oktober 2010
Koordinator Asisten Asisten
Suhaedir Bahtiar, S.Pd. Muh. Riswan Ramli
NIM: 081 404 038
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
Drs. H. Hamka L, MS
NIP: 1921231 198702 1 005
BAB I
2. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan terus berkembang seiring dengan berkembangnya zaman
dan peradaban manusia. Manusia dengan keistimewaan akal pikirannya, mampu
menciptakan berbagai inovasi dan penemuan mutakhir dari abad ke abad. Hal ini
mendorong berkembang pesatnya bidang teknologi. Berbagai alat berteknologi
canggih berhasil diciptakan demi menunjang proses penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan. Salah satu bukti terjadinya kemajuan pada bidang teknologi
adalah ditemukannya alat yang dapat mengamati benda-benda renik, yakni
mikroskop.
Kemampuan indera penglihatan manusia yang terbatas, menyebabkan
mikroskop memegang peranan penting dalam bidang ilmu biologi, khususnya
cabang ilmu yang memerlukan pengamatan mikroskopis. Mikroskop telah banyak
memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bidang ilmu yang berkaitan dengan
beda-benda renik. Beberapa sumbangsih yang tercatat antara lain penemuan sel,
organel-organel sel, dan jasad renik yang tidak dapat telihat oleh pengamatan
dengan mata biasa.
Mikroskop merupakan salah satu produk teknologi yang memiliki tata
cara dan prosedur khusus dalam penggunaan dan pemeliharaannya. Hal ini
menyebabkan dibutuhkannya pengetahuan dan keterampilan khusus mengenai
tata cara penggunaan dan pemeliharaan mikroskop. Pengetahuan yang perlu
dimiliki ini mencakup pengetahuan tentang bagian-bagian, fungsi, teknik
penggunaan serta tata cara penyimpanan mikroskop yang baik dan benar. Hal ini
sangat penting, mengingat selain untuk menjaga alat dari kerusakan, penggunaan
alat dengan baik dan benar juga menjadi salah satu syarat untuk memperoleh hasil
penelitian yang akurat dan maksimal.
B. Tujuan Praktikum
3. Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan
aman untuk melihat sediaan yang sederhana.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah menambah pengetahuan dan
keterampilan praktikan mengenai tata cara penggunaan mikroskop biologi yang
baik dan benar.
BAB II
4. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata micros yang artinya kecil
dan scopein yang artinya melihat. Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat obyek
yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda
kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik sendiri
berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Anonim, 2010).
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh seorang Belanda yang bernama
Zacharias jansen pada tahun 1590. Penemuan mikroskop ini mendorong ilmuwan lain
untuk membuat alat yang sama. Penemuan Jansen ini lalu disenpurnakan oleh
Antonie van Leeuwenhoek (Anonim, 2010). Antonie van Leeuwenhoek
mengembangkan kekuatan lensa (mikroskop cahaya sederhana) yang memperbesar
organisme 100 sampai 300 kali sehingga mampu mengamati mikroba satu sel
(Ristiati, 2000: 32).
Jenis mikroskop yang paling umum serta yang pertama diciptakan adalah
mikroskop optik (cahaya). Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu
lensa atau lebih, yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang
ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut (Anonim, 2010).
Mikroskop optik terdiri atas bagian-bagian optik dan non optik. Bagian optik
meliputi lensa-lensa. Lensa-lensa mikroskop merupakan lensa gabungan yang
disatukan menjadi suatu unit kesatuan. Bagian non optik meliputi antara lain kaki,
pemutar/ pengatur, dan meja preparat (Wirjosoemarjo, 2004: 92).
Menurut Tim Pengajar (2009), mikroskop optik dapat dibedakan menjadi
mikroskop biologi atau monokuler dan mikroskop stereo atau binokuler. Mikroskop
biologi digunakan untuk mengamati benda tipis dan transparan. Penyinaran diberikan
dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop biologi ini umumnya memiliki
lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut:
a. Objektif 4x dan okuler 10x, pembesaran total 40x
b. Objektif 10x dan okuler 10x, pembesaran total 100x
5. c. Objektif 40x dan okuler 10x, pembesaran total 400x
d. Objektif 100x dan okuler 10x, pembesaran total 1000x.
Satuan yang biasanya digunakan pada objek yang dilihat melalui mikroskop
adalah mikrometer (1 milimeter = 1000 mikrometer). Perbesaran total didapat dari
hasil perkalian perbesaran lensa objektif dengan lensa okuler. Baik lensa objektif
maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung Secara sederhana dan garis
besar, lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat
semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda semula. Hal ini berlaku baik
pada mikroskop cahaya maupun mikroskop elektron. Sifat bayangan akhir
selanjutnya ditentukan oleh lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara yakni semu, terbalik, dan
lebih diperbesar lagi. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang
sama seperti gambar benda yakni nyata, sejajar, dan diperbesar (Anonim, 2010).
Menurut Kusnadi, dkk (2003), macam-macam mikroskop yang digunakan
dalam laboratorium adalah sebagai berikut:
1. Mikroskop Cahaya (Light microscopy)
Mikroskop cahaya terbagi menjadi dua jenis, yakni mikroskop
medan terang dan mikroskop medan gelap.
a. Mikroskop Medan Terang (Brightfield microscopy): mikroskop
jenis ini digunakan untuk memeriksa bahan dan kultur dari sediaan
basah atau sediaan yang diwarnai.
b. Mikroskop Medan Gelap (Darkfield Microscopy): mikroskop
ini mempunyai kondensor yang mencegah cahaya ditransmisikan
melalui bahan, tapi sebaliknya menyebabkan cahaya merefleksikan
bahan pada sudut tertentu, sehingga objek kelihatan lebih besar
bersinar dengan latar belakang yang gelap. Mikroorganisme dapat
diamati dalam keadaan hidup sehingga geraknya juga dapat diamati.
2. Mikroskop Fase Kontras (Phase-contras Microscopy)
6. Mikroskop ini sekarang sudah jarang digunakan dalam laboratorium
diagnostik. Mikroskop fase kontras adalah suatu tipe mikroskop cahaya
yang memungkinkan terjadi kontras yang lebih besar dalam indeks
refraksi dan kepadatan antara sel hidup dengan cairan di mana organisme
berada, sehingga menghasilkan gambaran yang lebih kontras dari pada
yang terlihat pada mikroskop medan terang.
Mikroorganisme hidup sulit dilihat karena masing-masing
partikelnya mempunyai indeks bias cahaya yang berbeda dan mempunyai
ketebalan yang berbeda. Mikroskop ini memungkinkan mikroba hidup
dilihat dengan organel di dalamnya, yang tidak dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya biasa.
3. Mikroskop Flouresen (Flourescence Microscopy)
Mikroskop flouresen telah menjadi prosedur dan banyak
digunakan di laboratorium klinis. Beberapa substansi biologi memang
pada dasarnya berflouresen, tapi bahan lain dapat juga diwarnai dengan
zat warna flouresen dan diamati dengan mikroskop yang memakai sumber
cahaya sinar ultraviolet. Mikroskop ini banyak digunakan dalam
mikrobiologi dan imunologi, dan telah dikembangkan untuk mendeteksi
antigen mikroba pada bahan pemeriksaan dengan jalan mewarnainya
dengan antibodi spesifik yang telah diberi tanda/ label dengan zat warna
flouresen (immunoflourescence).
4. Mikroskop Elektron (Electron Microscopy-EM)
Mikroskop elektron memiliki berkas gelombang sinar sangat
pendek (0,005 nm) yang dihasilkan oleh elektron dari tabung hampa
udara, yang menggantikan sumber cahaya sehingga memungkinkan
dicapainya perbesaran sampai hampir jutaan kali. Melalui mikroskop
elektron ini, virus dan molekul-molekul sangat kecil lainnya dapat
terlihat.
7. BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal : Jumat, 22 Oktober 2010
Waktu : 13.10-14.50 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III Barat FMIPA UNM
Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang disediakan oleh laboratorium
a. Mikroskop biologi
b. Kotak peralatan berisi:
1) Kaca benda
2) Kaca penutup
3) Cawan petri
4) Pinset
5) Pipet tangan
2. Alat yang disediakan oleh mahasiswa:
a. Pisau silet baru
b. Kain planel baru
c. Lap katun
d. Buku gambar dan pensil
e. Tusuk gigi
3. Bahan yang disediakan oleh laboratorium
a. Air suling
b. Kertas saring atau kertas hisap
c. Kapas atau kapuk
4. Bahan yang disediakan oleh mahasiswa
8. a. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b. Daun waru (Hibiscus tiliaceus)
c. Daun labu (Cucurbita moschata)
d. Bawang merah (Allium cepa)
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
1.1. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja.
1.2. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel, kecuali bagian
lensa mikroskop.
1.3. Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan petri yang bersisi
kaca benda dan kaca penutup. Menbersihkan kaca benda dengan kain
katun atau kertas saring.
1.4. Menyisihkan benda-benda lain yang tidak diperlukan dalam praktikum
pada tempat yang lain yang sudah disediakan.
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus
2.1. Memperhatikan keadaan ruangan praktikum untuk mencari arah
datangnya cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri, atau kanan).
Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut, kemudian
membuka diafragma atau memutar lempeng pada posisi sedang.
Mengatur posisi kondensor sehingga mendekati meja sediaan.
Mikroskop yang memiliki kondensor menggunakan cermin datar,
sedangkan mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
2.2. Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek
menghadap ke meja sediaan sampai terdengar bunyi klik.
2.3. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan
5-10 mm atau tubus turun maksimal.
9. 2.4. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata
kanan hingga nampak medan bundar putih. Mengatur posisi cermin
sedemikian rupa hingga diperoleh terang yang merata. Mengatur
besarnya lubang diafragma agar diperoleh medan pandang yang jelas.
2.5. Mikroskop siap dipakai untuk mengamati sediaan.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
3.1. Memutar makrometer ke arah empu jari, tubus turun. Hal ini akan
membuat jarak objektif dengan meja sediaan mengecil. Begitu pula
sebaliknya.
3.2. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan
sedenikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang
meja. Menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
3.3. Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10
mm. Jika jarak itu longgar, tangan memutar makrometer menurunkan
tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca
benda sampai maksimum 5-10 mm.
3.4. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer
menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan pandang sampai
muncul bayangan. Menggerakkan mikrometer ke atas atau ke bawah
sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.
3.5. Mengamati dan menghitung pembesaran bayangan yang terjadi.
3.6. Mengeluarkan preparat setelah pengamatan selesai dilakukan.
4. Membuat Preparat Sederhana
4.1. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan dan memegangnya
serata mungkin.
4.2. Meneteskan air jernih atau air suling tepat di tengah-tengah.
10. 4.3. Mengiris bahan yang akan diamati setipis mungkin dan meletakkannya
di tengah tetesan air dengan menggunakan pinset.
4.4. Memegang kaca penutup antara empu jari dengan telunjuk pada sisi
yang berlawanan.
4.5. Menutup kaca benda yang telah berisi objek dengan menggunakan
kaca penutup. Kelebihan air yang merembes di tepi kaca diserap
dengan kertas saring.
4.6. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamatinya
seperti pada langkah 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5 di atas.
5. Mengganti Perbesaran
5.1. Apabila pengamatan 4.6. sudah berhasil, 3.4. dan 3.5., bayangan yang
nampak akan dibesarkan lagi. Posisi preparat atau tubus jangan
disentuh.
5.2. Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang
(kuat) tegak lurus pada meja sediaan dan terdengar bunyi klik.
5.3. Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan
yang lebih besar.
5.4. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar, kita harus
menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah empu
jari, dan memutar kembali revolver untuk menempatkan posisi lensa
objektif lemah (pendek) pada posisi semula. Melakukan kembali
perlakuan 3.3., 3.4., 3.5., lanjut ke 5.1., 5.2., dan 5.3., tanpa mengubah
posisi preparat.
5.5. Apabila akan mengamati bahan yang lain, maka kita harus menaikkan
tubus, kemudian mengeluarkan preparat yang sudah diamati dan
membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
5.6. Membuat sediaan baru sesuai langkah 4.1 sampai dengan 4.6.
5.7. Memperhatikan hal-hal berikut pada akhir kegiatan:
11. a) Mengeluarkan preparat dari meja sediaan.
b) Membersihkan preparat basah dengan kertas saring atau lap katun
(kaca benda dan penutup), kemudian menyimpannya dalam cawan
petri dan memasukkannya ke kotak perlengkapan.
c) Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel dan
menurunkan tubus serendah mungkin.
d) Menyimpan mikroskop dalam kotak mikroskop.
e) Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan lap
katun dan menyimpannya ke dalam kotak alat.
f) Membuang sisa bahan yang tidak digunakan lagi ke tempat
sampah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Keterangan:
13. Bawang merah (Allium cepa)
Jaringan epidermis bawang merah
Keterangan:
1. Dinding sel
Pembesaran : 10x10
Pembesaran total: 100x
Daun labu (Cucurbita moschata)
Trikoma pada daun labu
Keterangan:
1. Rambut gatal
Pembesaran : 4x10
Pembesaran total: 40x
14. Daun waru (Hibiscus tiliaceus)
Trikoma pada daun waru
Keterangan:
1. Trikoma bintang
Pembesaran :10x10
Pembesaran total: 100x
Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Jaringan epidermis daun kembang sepatu
Keterangan:
1. Dinding sel
Pembesaran : 10x10
Pembesaran total : 100x
15. B. Pembahasan
Praktikum ini menggunakan jaringan bawang merah (Allium cepa), daun
waru (Hibiscus tiliaceus), daun labu (Cucurbita moschata), dan daun kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) sebagai sedian yang akan diamati di bawah
mikroskop. Pengamatan dilakukan dengan mengatur pembesaran dan
pencahayaan, untuk mendapatkan bayangan objek yang jelas.
Pengamatan terhadap daun labu (Cucurbita moschata) dilakukan dengan
mengambil bulu-bulu halus yang terdapat pada permukaan daun kemudian
diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 4x10. Bayangan yang tampak
berupa bulu yang tampak seperti pedang, dan meruncing pada ujungnya.
Bayangan ini adalah bayangan trikoma pada daun labu.
Pengamatan pada bawang merah (Allium cepa) dilakukan dengan mengiris
dan mengambil jaringan umbi bawang merah, kemudian mengamatinya di bawah
mikroskop, dengan pembesaran total 100x. Hasil pengamatan yang diperoleh
adalah jaringan bawang merah tersusun atas sel-sel yang berbentuk persegi
panjang.
Pada daun waru (Hibiscus tiliaceus), pengamatan dilakukan dengan
mengambil bulu halus yang terdapat pada permukaan daun, kemudian diamati di
bawah mikroskop. Bayangan tampak pada perbesaran 10x10. Pada mikroskop,
tampak bayangan berbentuk seperti bintang. Bayangan ini adalah bayangan
trikoma bintang pada daun waru.
Pengamatan pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
dilakukan dengan mengiris jaringan daun kembang sepatu secara membujur, lalu
dilakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x10. Bayangan
yang tampak berupa susunan sel, dan beberapa sel yang memiliki lubang di
bagian tengah. Sel ini adalah sel stomata yang terletak di antara sel-sel epidermis
daun kembang sepatu.
16. Berdasarkan pengamatan di atas, dapat dapat diketahui bahwa mikroskop
adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat benda-benda mikroskopis. Secara
umum, bagian-bagian mikroskop terbagi atas dua, yakni bagian optik dan bagian
mekanik. Bagian optik terdiri atas: lensa okuler, lensa objektif, kondensor dan
cermin. Sementara bagian mekanik terdiri atas: kaki mikroskop, tiang, lengan,
pengatur kondensor, diafragma, meja sediaan, sengkeling, penggerak mekanis,
lubang meja sediaan, makrometer, mikrometer, tubus dan revolver.
Setiap komponen atau bagian-bagian pada mikroskop memiliki fungsi
tertentu. Adapun fungsi dari bagian-bagian tersebut antara lain:
1. Kaki mikroskop, berfungsi sebagai tumpuan berdiri yang kukuh dan stabil.
2. Tiang, tempat bersendi lengan mikroskop atau pegangan dengan sumbu
inklinasi.
3. Lengan (pemegang mikroskop), berfungsi sebagai pegangan pada saat
mengangkat mikroskop.
4. Cermin, berfungsi untuk menangkap dan memantulkan cahaya.
5. Pengatur kondensor, berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan kondensor.
6. Kondensor, berfungsi untuk menghimpun berkas cahaya dari cermin ke lubang
meja sediaan.
7. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke
kondensor.
8. Meja sediaan, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan kaca benda.
9. Sengkeling, berfungsi untuk menjepit dan mengatur letak sediaan.
10. Penggerak mekanis, berfungsi untuk mengatur letak kaca benda pada meja.
11. Lubang meja sediaan, berfungsi untuk meneruskan cahaya dari kondensor ke
kaca benda, terus ke lensa objektif.
12. Makrometer (pengatur kasar), berfungsi untuk menggerakkan tubus ke atas
atau ke bawah secara kasar.
13. Mikrometer (pengatur halus), berfungsi untuk menggerakkan tubus ke atas
atau ke bawah secara halus.
17. 14. Revolver (pemutar objektif), berfungsi sebagai tempat melekatnya lensa
objektif.
15. Tubus (tabung okuler), di bagian atas tabung ini terdapat lensa okuler.
16. Lensa objektif, berfungsi menerima bayangan sediaan kemudian
membesarkannya.
17. Lensa okuler, berfungsi menerima bayangan dari lensa objektif lalu
membesarkannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa:
18. 1. Mikroskop merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-
benda renik (mikroskopis).
2. Mikroskop tersusun atas beberapa bagian, dimana setiap bagian penyusunnya
memiliki fungsi yang spesifik.
3. Diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam pemakaian dan
perawatan mikroskop, agar proses pengamatan dapat berjalan dengan cepat
dan aman.
B. Saran
1. Setiap praktikan sebaiknya lebih disiplin dan cermat dalam melakukan
praktikum, agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2. Sebaiknya pihak laboratorium lebih cermat dalam menyediakan sarana dan
prasarana praktikum agar jalannya praktikum tidak terhambat oleh masalah
teknis seperti kondisi alat yang sudah tidak baik lagi.
3. Sebaiknya asisten dapat memberikan bimbingan dengan cara-cara yang lebih
jelas dan sistematis lagi, untuk menghindari kebingungan dan kesalahan
praktikan dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Mikroskop. Http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop. Diakses pada
tanggal 25 Oktober 2010.
Kusnadi, dkk. 2003. Common Text Book (Edisi Revisi) Mikrobiologi. Jakarta: JICA.
19. Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan biologi
FMIPA UNM.
Wirjosoemarto, Koesmadji, dkk. 2004. Common Text Book (Edisi Revisi) Teknik
Laboratorium. Jakarta: JICA.
LAMPIRAN
PERTANYAAN
1. Tulis nama bagian optik dari mikroskop!
2. Tulis nama bagian mekanik dari mikroskop!
3. Tulis fungsi bagian mekanik!
4. Kalau bayangan dalam medan pandangan akan digeser ke kiri depan, ke arah
manakah kaca benda/ sediaan harus digeser? Mengapa demikian?
5. Tulis pengaruh negatif terhadap mikroskop kalau lensa digosok dengan kain
atau kertas biasa/ kasar!
20. JAWABAN
1. Bagian optik dari mikroskop:
a. Cermin
b. Kondensor
c. Lensa objektif
d. Lensa okuler
2. Bagian mekanik dari mikroskop:
a. Kaki mikroskop
b. Tiang
c. Lengan
d. Pengatur kondensor
e. Diafragma
f. Meja sediaan
g. Sengkeling
h. Penggerak mekanis
i. Lubang meja sediaan
j. Makrometer
k. Mikrometer
l. Tubus
m. Revolver.
3. Fungsi bagian mekanik dari mikroskop antara lain:
a. Kaki mikroskop, berfungsi sebagai tumpuan berdiri yang kukuh dan
stabil.
b. Tiang, tempat bersendi lengan mikroskop atau pegangan dengan
sumbu inklinasi.
c. Lengan (pemegang mikroskop), berfungsi sebagai pegangan pada saat
mengangkat mikroskop.
d. Pengatur kondensor, berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
kondensor.
21. e. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk
ke kondensor.
f. Meja sediaan, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan kaca benda.
g. Sengkeling, berfungsi untuk menjepit dan mengatur letak sediaan.
h. Penggerak mekanis, berfungsi untuk mengatur letak kaca benda pada
meja.
i. Lubang meja sediaan, berfungsi untuk meneruskan cahaya dari
kondensor ke kaca benda, terus ke lensa objektif.
j. Makrometer (pengatur kasar), berfungsi untuk menggerakkan tubus
ke atas atau ke bawah secara kasar.
k. Mikrometer (pengatur halus), berfungsi untuk menggerakkan tubus ke
atas atau ke bawah secara halus.
l. Revolver (pemutar objektif), berfungsi sebagai tempat melekatnya
lensa objektif.
m. Tubus (tabung okuler), di bagian atas tabung ini terdapat lensa okuler.
4. Jika bayangan dalam medan pandang akan digeser ke kiri depan,
maka benda harus digeser ke arah belakang karena sifat bayangan yang
dihasilkan mikroskop adalah diperbesar dan terbalik. Untuk menggeser
bayangan dalam medan pandang sesuai keinginan maka benda harus digeser
ke arah yang berlawanan dengan pergeseran bayangan dalam medan pandang.
5. Jika lensa digosok dengan kain atau kertas kasar, lensa tersebut akan
tergores sehingga hasil pengamatan yang diperoleh tidak akan maksimal.