2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Kesiapan, Pembersian dan Pengukuran Tapak
Keadaan Tapak :
Lokasi keadaan Site yang ada berkontur.
• Dan memerlukan Pengururukan tanah
untuk mencapai level yang
direncanakan.
• Arah bangunan menyesuaikan keadaan
tapak ke arah selatan yang berhadapan
langsung dengan jalan.
• Kedaan site yang ada padang rumput
dengan daya dukung tanah yang baik.
PERSIAPAN
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
Kesiapan, Pembersian dan Pengukuran Tapak
Mempersiapkan Tapak
Membersihkan lahan tapak dari semak-semak serta tanaman-tanaman
liar
sehingga bangunan dapat dipersiapkan untuk dibangun .
Pembuatan Direksi Kit
Pembuatan dan penempatanlokasi direksi KIT untuk Kantor Kontraktor
dilapangan dalam pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan dilapangan
Pengukuran Tapak dan Lahan
Pengukuran dan lahan site yang ada untuk memastikan batas batas lahan
yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan dan pembuatan
bowplank
PERSIAPAN
4. PERSIAPAN
Rencanakan urutan penggalian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat
penimbunan tanah hasil galian sementara, sebelum diangkut keluar dari site, juga
tempat penimbunan sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.
PEMBUATAN GALIAN
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah
dengan kedalaman yang disyaratkan.
3. Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
4. Buang tanah sisa galian ketempat yang telah ditentukan.
5. Cek posisi, lebar, kedalaman dan kerapianya, sesuai dengan rencana.
Rencana Galian Pondasi
Bekas Galian
Bekas Galian Papan Bouwplank
Tiang Bouwplank
Galian untuk Pondasi
PEKERJAAN TANAH STRUKTUR
5. URUGAN PASIR
1. Pasir urug diratakan pada dasar galian dan
disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pemadatan.
2. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai
alat stamper.
3. Jika diperlukan ulangi langkah 1 dan 2 sehingga
didapat tebal pasir urug seperti yang
direncanakan
Urugan Pasir
PASANGAN PONDASI
1. Pasang patok bantu untuk memasang profil ( 2
patok untuk tiap profil ).
Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
2. Pasang bilah bantu datar pada kedua patok,
setinggi profil.
3. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan idang
atas profil datar. Usahakan titk tengah profil
tepat pada tengah-tengah galian yang
direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil
pondasi.
4. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang
dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar
lebih kuat.
5. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian
pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga
menjadi kuat dan kokoh.
6. Cek ketegakan/posisi profil dan ukuran-
ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat,
demikian juga peilnya.
PEKERJAAN TANAH STRUKTUR
6. PEMBUATAN ADUKAN SEMEN
Sebelum melanjutkan pada tahap
pembuatan adukan, dimana akan diperlukan
adukan semen, terdapat beberapa panduan
yang harus diikuti dalam pembuatan adukan
semen yang akan dilakukan secara manual
(tanpa mesin ) dan menggunakan mesin
pengaduk (molen ).
Perhatikan :
1. Gunakan alas atau wadah yang bersih pada saat
melakukan pengadukan
2. Ukuran perbandingan bahan-bahan yang
digunakan dalam campuran adukan semen harus
tepat berdasarkan volume yang ada.
3. Gunakan volume air yang tepat pada saat
dilakukan melakukan pencampuran atau
pengadukan agar dapat dengan mudah digunakan
dalam pengerjaan.
STRUKTUR
7. Cat/meni (tanda titik as pasangan)
Paku (tanda titik as pasangan)
Papan Bangunan
Profil
Lot
Muka Tanah
T H
ht
1/2 B
B
1/2 B
Pasak penguat profil
1/2b1/2b
b = lebar pasangan bagian atas
B = lebar pasangan bagian bawah
t = Tinggi pasangan tegak muka (rollag)
T = Tinggi pasanga pondasi
h = Tinggi lantai dari muka tanah
H = Kedalaman galian tanah
PROFIL UNTUK
PONDASI BATU KALI
PASANGAN PONDASI BATU KALI
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap
beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu
tersebut.
4. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa
adukan (aanstamping) dengan tinggi 20 cm dan
isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut
sehingga tak ada rongga antar batu kemudian
siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan
air.
5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan
pasang batu kali dengan adukan, sesuai
ketinggian benang. Usahakan bidang luar
pasangan tersebut rata.
PEKERJAAN PONDASI STRUKTUR
8. PEKERJAAN PONDASI
Benang Pelurus Pasangan
Profil Pondasi
Benang As - pasangan
Tebing Galian
PASANGAN PONDASI
PEMASANGAN BOUPLANK STRUKTUR
9. PEKERJAAN PONDASI
6. Sediakan tempat untuk lubang-lubang stek kolom dan keperluan-keperluan
lain.
7. Cor stek-stek kolom tersebut dan rapikan pondasinya.
8. Setelah pasangan mengeras, bagian pinggir/sisi pondasi diurug kembali.
PONDASI YANG TELAH SELESAI
Stek Kolom
STRUKTUR
11. FLOW CHART PENGECHECKAN BESI
KOLOM
MULAI
CHECK BESI KOLOM
SELESAI
DITAMBAH
DIGANTI
TIDAK SESUAI
SESUAI
TIDAK SESUAI
CHECK JUMLAH
CHECK DIAMETER
CHECK TERHADAP
POSISI
DI PERBAIKI
SESUAI
SESUAI
TIDAK SESUAI
PEKERJAAN KOLOM STRUKTUR
12. Sloof dibuat dari adukan beton dengan perbandingan 1 semen; 2 pasir; 3 kerikil diperkuat dengan 4 buah
tulangan besi dia me ter 12mm dengan ukuran sloof 20x20cm sepanjang pondasi bangunan.
Perhatikan :
1. Periksa ketinggian permukaan atas pondasi
apakah sudah sejajar dengan semua
bangunan.
2. Pastikan cetakan (bekisting sloof telah diikat
dan disambung sebelum adukan beton
dituang.
3. Atur posisi (starter bars) pada kolom supaya
tegak lurus sebelum dituang beton sloof.
Setelah adukan beton untuk sloof telah
dituang, biarkan selama min imal 7 hari.
Setelah itu tulan gan dan papan cetakan
(bekisting) untuk kolom dapat dikerjakan.
Semua kolom harus menggunakan cetakan
(bekisting) dari papan kayu dan dike rjakan
sebelum p engerjaan peny usunan bata (block)
untuk dinding
PEKERJAAN PONDASI
STRUKTUR
13. Membuat rangka kolom dengan sambungan pada tulangan kolom yang muncul dari sloof dengan jarak rangka
tulangan yang sama yaitu 15cm membentuk segi empat samasisi dengan besi pembagi diameter 6mm setiap 15cm.
Pada tulangan kolom yang bersambungan tersebut harus saling bersisian (overlap) sejauh minimal 30 cm dan pada
ujung-ujungnya dibengkokkan untuk memperkuat sambungan dan ikatan dengan beton. Hal ini berlaku untuk semua
kolom beton bertulang yang ada pada bangunan Rumah Sakit Bergerak.
Semua kolom memiliki 4 buah batang tulangan yang disisakan
(stek/starter bars) lebih panjang sekurang-38 kurangnya 70 cm pada
bagian atas kolom (disisakan 70 cm ,memiliki tinggi 3.75 m diukur dari
atas sloof).
Batang lebih ini nanti berguna untuk menyambung tulangan pada
pembuatan kolom diatas ringbalk , serta untuk menahan konstruksi
kuda-kuda atap pada kolom bagian depan dan belakang bangunan.
-PABRIKASI BEKISTING KOLOM
-MEMASANG SETENGAH PANEL DIBANTU DGN TC
-DITEMPATKAN PADA GARIS MARKING
-PERKUAT PANEL DGN ADJ.BRACE RSS
DAN ADJ.KICKER AV
-MENEGAKKAN PANEL DGN MENYETEL ADJ.BRACE
DAN ADJ.KICKER
LANGKAH 1
BESI KOLOM
Dipasang setelah
Dipabrikasi dilapangan
Dipasang dibantu oleh
TC atau pabrikasi
ditempat
PEKERJAAN KOLOM
STRUKTUR
14. Adukan beton untuk kolom dapat dituang kedalam cetakan (bekisting). Tuang adukan dengan hati-hati dan
sekaligus dalam 1 kali pengerjaan untuk setiap kolom, tusuk-tusuklah adukan beton dengan menggunakan batang
baja tulangan 12mm atau alat lain yang menyerupai untuk memampatkan dan memastikan tidak ada gelembung-
gelembung udara yang tertinggal dalam adukan yang akan mengurangi kekuatan beton. Ketuk-ketuklah juga
secara perlahan bagian luar cetakan (bekisting) kolom pada saat adukan dituang, supaya adukan semen merata
memenuhi seluruh cetakan (bekisting) kolom.
Perhatikan ; Dirikan penahan sementara (scaffolding) pada sekeliling bangunan.
1. Pada s aat tulangan perlu disambung, pastikan tulangan saling bers isian (overlap) dengan jarak minimal 40cm
.
2. Sisakan empat batang tulangan sepanjang 30cm pada tiap ujung kolom untuk memasang rangka kolom dan
kaki kuda-kuda atap.
3. Pastikan cetakan kolom telah terpasang dan terikat dengan baik serta telah sejajar vertikal sebelum menuang
adukan beton.
4. Pastikan pemasangan batang ikat tembok pada tulangan kolom sebelum menuang adukan beton pada cetakan
kolom.
5. Pastikan untuk menusuk dan m engetuk adukan beton saat dituang ke dalam cetakan untuk memastikan
adukan semen merata memenuhi seluruh cetakan kolom atau jika tersedia dapat menggunakan mesin
vibrator.
6. Pastikan bekesting dibuka dan dibongkar pada satu minggu setelah beton mengeras.
PEKERJAAN PONDASI
STRUKTUR
15. Balok beton (ring balk) dibuat dari adukan beton dengan perbandingan
1 semen : 2 pasir : 3 kerikil diperkuat dengan 4 buah tulangan besi berdiameter 12 mm. Dimensi ukuran balok beton
adalah 15 x 30 cm.
Cetakan (bekisting) balok beton dari lembaran papan dengan dimensi ukuran dalam cetakan haruslah 15 x 35cm.
Buat semua cetakan untuk balok beton dari ujung atas kolom satu ke kolom yang lain pada sekeliling bangunan.
Cetakan balok beton harus ditopang oleh tiang penahan sementara yang dibawahnya minimal setiap jarak 60 cm,
agar cetakan yang ada tidak meledut ke bawah. Tiang penahan sementara ini bertumpu pada sloof.
Perhatikan :
1. Pastikan cetakan kolom diatas balok beton(Ringbalk) telah terpasang dan terikat dengan baik serta telah sejajar vertical
sebelum menuang adukan beton.
2. Pemasangan batang ikat tembok (tie bars/wall tie) pada tulangan kolom sebelum menuang adukan.
3. Saat adukan beton dituang hendaknya ditusuk dan mengetuk bekesting untuk memeastikan adukan beton merata d semua
cetakan
PEKERJAAN RINGBALK
STRUKTUR
16. TAHAPAN PENGECORAN PLAT BETON :
1. Ceklist pengecoran
2. Elevasi dan batas-batas pengecoran
dengan waterpass
3. Pembersian lokasi pengecoran dengan
kompresor
4. Test Slump dan kubus beton
5. Penuang adukan beton dari alat angkur
menuju bekesting
6. Kepadatan beton dengan alat vibrator
7. Perataan perukaan beton dengan alat
garuk cor dan jidar
PEKERJAAN PLAT BETON
STRUKTUR
18. ARSITEKTURPEKERJAAN DINDING
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1. TROWEL
2. PALU KARET
3. WATER PASS
4. BESI SIKU
5. GERGAJI
6. RAMSET
7. GARUKAN PERATA
HAL – HAL YANG DIPERHATIKAN :
1. PEMASANGAN HABEL HARUS ZIG-ZAG DENGAN OVERLAP YANG DIIJINKAN MIN.10 CM
2. DERAH PERTEMUAN ANTARA HABEL DAN STRUKTUR HARUS DIBERIKAN ADUKAN ELASTIS 1 PC
: 6 PS
3. HASIL AKHIR PEMASANGAN HABEL YANG BENAR DITANDAI DENGAN TIDAK ADANYA LUBANG-
LUBANG SINAR YANG MUNCUL DARI DINDING PERMUKAAN PASANGAN HEBEL
4. PENGGUNAAN BETON PRAKTIS MENGIKUTI ATURAN DARI PABRIK HABEL
5. PEMASANGAN HABEL YANG BAIK ADALAH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TROWEL SELEBAR
TEBAL HEBEL
6. PM-100 YANG MENEMPEL PADA HEBEL YANG AKAN DIREKATKAN SATU DENGAN YANG LAIN
HARUS DALAM KONDISI BERALUR- ALUR AGAR PADA SAAT DIREKATKAN DAN KEMUDIAN
DIPUKUL-PUKUL DENGAN PALU KARET AKAN MENGHASILKAN REKATANYA BENAR-BENAR
RAPAT (TIDAK ADA CELAH)
19. ARSITEKTURPEKERJAAN DINDING
METODE KERJA
1. Siapkan sloof / balok dan periksa kerataan dan mutu pengecoran betonnya.
2. Tarik benang antara sudut-sudut dinding untuk menentukan posisi dan kerataan
dinding
3. Untuk lapisan dasar, gunakan Mortar atau setara.Tebarkan adukan tersebut secara
merata
4. Gunakan cethok untuk merapikan kelebihan adukan di sepanjang tepian.
Gunakan “Waterpass” untuk
menyamakan ketinggian benang
dan gunakan “Theodolite” bila
diperlukan.
20. ARSITEKTURPEKERJAAN DINDING
METODE KERJA
5. Letakkan blok yang sudah diberi Thin Bed mortar di ujung dinding tepat pada
pertemuan benang. Tekan hingga ketebalan adukan 10 mm. Periksa kembali level
blok dengan menggunakan “waterpass”. Lakukan langkah yang sama untuk setiap
ujung dinding.
6. Untuk merekatkan bagian vertikal blok digunakan “Thin Bed Mortar”
Untuk merekatkan bagian vertikal blok digunakan “Thin Bed Mortar”
21. ARSITEKTURPEKERJAAN DINDING
METODE KERJA
7. Setelah meletakkan blok pada masing-masing ujung dinding, letakkan blok lapis kedua dengan
“Thin Bed Mortar”. Langkah ini penting untuk dudukan benang dan mencegah pergerakan blok
di ujung dinding pada saat meletakkan blok-blok lain pada lapis pertama.
Penting :
• Untuk pasangan blok Hebel harus menggunakan
sistem Thin Bed Mortar, agar manfaat produk
beton ringan aerasi dapat diperoleh sepenuhnya.
• Blok-blok dan panel Hebel di lokasi proyek harus
dilindungi dari air dan hujan..
8. Setelah meletakkan blok pada masing-masing ujung dinding, letakkan blok
lapis kedua dengan “Thin Bed Mortar”. Langkah ini penting untuk
dudukan benang dan mencegah pergerakan blok di ujung dinding pada
saat meletakkan blok-blok lain pada lapis pertama.
Bilamana campuran mulai mengering tambahkan air ke dalam bak dan
aduk kembali. Sebelum mulai campuran baru, bersihkan ember terlebih
dahulu dengan air untuk mencegah adukan lama mempercepat waktu
pengeringan campuran pasangan yang baru. Jangan menggunakan lagi
adukan sisa yang berjatuhan.
22. ARSITEKTURPEKERJAAN DINDING
METODE KERJA
9. Dengan menggunakan sikat halus, bersihkan permukaan blok
setiap kali akan memasang lapis baru
Penting :
Bilamana suhu udara terasa sangat panas, celupkan sikat halus ke
dalam air sebelum menyikat.
METODE KERJA
10. Rentangkan benang dari ujung dinding ke ujung dinding
yang lain. Gunakan cethok khusus dengan lebar yang
sesuai dengan lebar blok. Letakkan “Thin bed mortar”
pada arah vertikal terlebih dahulu, baru kemudian arah
horisontal. Tebarkan adukan secukupnya untuk satu
blok saja. Pastikan pasangan “Thin bed Mortar”
menutup selebar permukaan blok.
11. Pada saat meletakkan blok, angkat permukaan blok
yang menghadap adukan vertical dan mulai letakkan sisi
blok yang berlawanan terlebih dahulu..
23. ARSITEKTURPEKERJAAN DINDING
METODE KERJA
12. Setelah blok diletakkan, rapatkan dengan palu karet secara
merata. Langkah ini sangat penting untuk mamastikan bahwa
seluruh permukaan blok sudah tertutup dengan “Thin Bed
Mortar”. Pastikan palu jangan terlalu keras supaya “Thin Bed
mortar tidak keluar. Jaga ketebalannya ( 1-2 mm setelah blok
direkatkan).
13. Bilamana ada penonjolan blok pada
permukaan dinding, dapat diratakan
dengan menggunakan garukan perata
(gambar a)
Pecahan blok dapat dimanfaatkan
untuk meratakan kelebihan adukan
(gambar b). Kalau permukaan dinding
akan ditutup dengan “Plasterboard”,
maka yang diperlukqn agar rata adalah
dengan menggunakan garukan
perata/”leveling scraper”. Amplas
tidak diperlukan.
24. ARSITEKTURPEKERJAAN KOLOM PRAKTIS
MEMPELAJARI GAMBAR KERJA
Pelajarilah denah keseluruhan lokasi pemasangan kolom praktis beserta pelengkap (jika diperlukan),
dalam skala 1:200, 1:50 dan 1:20 yang menggambarkan :
1. Posisi kolom praktis dan dimensinya
2. Letak pasangan batu bata
3. Detail Pembesian beserta diameter, ukuran dan jumlah besi.
4. Jarak kolom praktis As ke As.
KEPERLUAN ALAT
1. Meteran
2. Kawat bendrat
3. Gegep/kakatua
4. Palu & tang
5. Bor beton
6. Helm pengaman
7. Bar cutter
8. Bar bender
9. Gunting besi manual
10. Profil kayu kaso
11. Kunci besi
12. Sabuk pengaman
1. Bersihkan area dimana akan dilakukan
pemasangan kolom praktis dan sekitarnya.
2. Rangkailah besi tulangan kolom praktis
dengan jarak yang sesuai dengan shop
drawing, ikatlah dengan sistem ikat satu
arah dengan kuat, antara tulangan utama
dan sengkang/beugel dengan
menggunakan kawat bendrat. Jarak setiap
sengkangnya dibuat seragam.
3. Persiapkan potongan besi d 10 sebanyak 8
buah, 4 buah untuk sisi atas pelat dan 4 buah
untuk sisi bawah pelat.
KEPERLUAN ALAT
25. ARSITEKTURPEKERJAAN KOLOM PRAKTIS
PELAKSANAAN PEMBESIAN KOLOM
1. Buatlah marking posisi 8 stek penguat, 4 stek
pada pelat atas dan 4 stek pada bawah. Bor
pelat lantai atas dan bawah sampai
kedalaman 5cm pada sudutnya, kemudian
bersihkan lubang tersebut dan pasanglah
stek menggunakan epoxy, pastikan stek tidak
goyang.
2. Ikatlah antara besi kolom praktis dengan stek
penguat atas dan bawah menggunakan
kawat bendrat dan posisikan sehingga besi
kolom praktis berdiri tegak.
26. ARSITEKTURBEKISTING DAN PENGECORAN
PELAKSANAAN
1. Kedua bekisting dilebihkan jarak 5cm pada
sisi kanan dan kiri untuk menutupi
pasangan bata. Kedua bekisting dilebihkan
jarak 5cm pada sisi kanan dan kiri untuk
menutupi pasangan bata.
2. Tambahkan jendela dari papan kayu pada
bekisting 2dengan kemiringan yang cukup,
kemudianlah ikatlah antara kedua sisi
bekisting dengan kawat bendrat pada atas,
tengah dan bawah bekisting. Pastikan
kawat bendrat terikat dengan baik.
KOLOM PRAKTIS
27. ARSITEKTURBEKISTING DAN PENGECORAN
PELAKSANAAN
4. Ukurlah dan cek vertikalitas bekisting kolom praktis tersebut
dengan dilot. Campurlah adonan beton sesuai spesifikasinya
sampai adonannya rata dan homogen. Pasanglah alas untuk
menampung adonan yang jatuh, kemudian cor kolom
praktis dengan menuangkan adonan kedalam lubang
bekisting, pada saat pengecoran ke dua sisi bekisting
dipukul-pukul dengan palu agar beton nantinya tidak
keropos.
5. Bekisting kolom praktis dapat dibuka setelah 8 jam.
6. Lanjutkan kembali pemasangan batu bata dengan ketinggian
max. 1,5 m (ulangi methode kerja pasangan celcon)
kemudian bekisting kolom praktis (langkah 1 sampai 5) dan
ulangi kembali pengecoran (langkah 6) sampai kolom praktis
selesai.
KOLOM PRAKTIS
28. ARSITEKTURBEKISTING DAN PENGECORAN
PELAKSANAAN
4. Ukurlah dan cek vertikalitas bekisting kolom praktis
tersebut dengan dilot. Campurlah adonan beton
sesuai spesifikasinya sampai adonannya rata dan
homogen. Pasanglah alas untuk menampung
adonan yang jatuh, kemudian cor kolom praktis
dengan menuangkan adonan kedalam lubang
bekisting, pada saat pengecoran ke dua sisi
bekisting dipukul-pukul dengan palu agar beton
nantinya tidak keropos.
5. Bekisting kolom praktis dapat dibuka setelah 8 jam.
6. Lanjutkan kembali pemasangan batu bata dengan
ketinggian max. 1,5 m (ulangi methode kerja
pasangan celcon) kemudian bekisting kolom praktis
(langkah 1 sampai 5) dan ulangi kembali
pengecoran (langkah 6) sampai kolom praktis
selesai.
KOLOM PRAKTIS
29. ARSITEKTURPEKERJAAN FINISHING DINDING
PEKERJAAN PLESTERAN
Mempelajari Gambar Kerja
Pelajarilah denah eseluruhan lokasi dinding yang akan diplester beserta denah pelengkap
(jika diperlukan), dalam skala 1:200, 1:100 dan 1:50 yang telah menggambarkan :
1. Posisi dan jarak pasangan dinding
2. Tebal plesteran dan detail material finishing pada dinding.
3. Letak kusen pintu dan jendela
30. ARSITEKTURPEKERJAAN FINISHING DINDING
ALAT KERJA PLESTERAN
• Steger / tangga kerja
• Molen kecil
• Meteran
• Siku besi
• Ember
• Palu & paku
• Waterpass
• Kawat ayam
• Benang
• Helm pengaman
Dolak/alat takar
Unting-unting/lot
Kotak tempat adukan
Drum air
Sendok semen&roskam
Alat penampung adonan yang jatuh
Selang plastik
Jidar alumunium
Sabuk pengaman
31. ARSITEKTURPEKERJAAN FINISHING DINDING
PERSIAPAN PEKERJAAN
1. Umur pasangan batu bata minimal 1 hari (24jam) dan dinding
beton minimal 14 hari.
2. Bersihkan area plesteran dan permukaan dindingnya dari
kotoran dengan sapu lidi.
3. Pada dinding beton, permukaannya terlebih dahulu diciping atau
dapat juga dikamprot dengan bahan tile additive, lalu dibiarkan
selama 24 jam sampai kering.
4. Apabila terdapat pertemuan antara dinding beton dengan
pasangan batu bata dan tidak ditentukan dalam spesifikasi serta
tidak ada tali air, maka sepanjang pertemuannya dipasang kawat
ayam dengan cara dipaku.
5. Berilah marking bidang yang akan diplester dengan memaku
keempat sudutnya dan jika tidak ditentukan di spek, pakukan
sudut atas 25m lebih tinggi dari elevasi plafondnya. Kemudian
tariklah benang horisontal dan vertikal dari paku satu ke yang
lain. Jarak antara benang dan permukaan dinding merupakan
ketebalan plesteran nantinya.
6. Pasanglah alas kayu untuk menampung adonan yang jatuh.
32. ARSITEKTURPEKERJAAN FINISHING DINDING
PERSIAPAN PEKERJAAN
7. Periksalah vertikalitas benang dengan dilot
8. Tariklah benang berikutnya pada keempat sisi bidang
plesteran dengan jarak 5cm dan benang horisontal dan
vertikal selanjutnya ditarik dengan jarak antar benang
1,5m. Kemudian siramlah dinding yang akan diplester
dengan air bersih..
9. Persiapkan adukan plesteran sesuai spesifikasi
di dalam kotak kayu tempat adukan atau
menggukan molen kecil dan adonan haruslah
rata, homogen dan tidak menggumpal. Jika
adonan terlalu kental, boleh ditambahi air
sedikit selama umur adonan belum melebihi ½
jam sejak awal pengadukan. Umur adonan dan
tidak boleh lebih dari 2jam, karena daya
rekatnya ,emjadi berkurang, oleh sebab itu,
buatlah adonan secukupnya...
33. ARSITEKTURPEKERJAAN FINISHING DINDING
PELAKSANAAN PLESTERAN DINDING
1. Buatlah caplakan pada setiap persilangan
benang dan ratakan permukaan adukan
dengan sendok semen sampai mencapai
ketebalan yang diinginkan (jarak antara
benang dan permukaan dinding)
2. Buatlah caplakan pada setiap persilangan
benang dan ratakan permukaan adukan
dengan sendok semen sampai mencapai
ketebalan yang diinginkan (jarak antara
benang dan permukaan dinding)
34. ARSITEKTURPEKERJAAN FINISHING DINDING
PELAKSANAAN PLESTERAN DINDING
3. Pada pertemuan 2 dinding di sisi
dalam, buatlah salah satu
klabangan mepet dengan siku
dalam pada dinding, dan
berkaitan jarak 5cm untuk
klabangan dinding berikutnya.
4. Sebelum melaksanakan plesteran, cek kelembaban pada
dinding yang akan diplester dan jika diperlukan siram lagi
dinding dengan air bersih. Lakukan plesteran dengan
mengguinakan sendok semn atau roskam, ratakan serta
padatkan permukaan dengan jidar aluminium. Pada
pertemuan anatra sudut, plesteran dibuat dengan lurus.
38. 1. GROUNDING
• Untuk mendapatkan sambungan/joint yang rapI
• Untuk mendapatkan ukuran sesuai gambar
2. WELDING
• Setelah ukuran tepat dengan posisi (90),
lakukan las titik
• Periksa panjang, lebar, diagonal dan tegak lurus,
lalu berI penguat agar tidak berubah.
• Welding penuh dalam dan luar, lalu pasang
angkur dengan jarak 50cm. Pengelasan bagian
luar ratakan dengan gurinda.
3. QUALITY CONTROL (QC)
• Periksa kesesuain dengan gambar, jika
lulus maka dilanjutkan ke tahap
berikutnya, jika tidak proses ulang atau
perbaiki sampai mendapatkan hasil
yang dinginkan.
ASSEMBLING FRAME (KUSEN)
ARSITEKTURPEKERJAAN KUSEN
39. 1. GRINDING
• Diperhatikan ukuran panjang dan spesifikasi
sesuai gambar.
2. WELDING
• Bagian atas, bawah, kanan dan kiri dengan
kerangka sesuai ukuran di welding dengan
dinding daun pintu dengan jarak
20cm.bagian tengah dipasang 2
kerangkayang dihubungkan dengan tulangan
atas dan bawah.
• Pamasangan bracket lockcase, flushbolt dan
engsel harus di tes dengan lockcase.
• Pengelasan yang tidak rata di gerinda sampai
rata.
• Proses pemasangan plate/dinding, daun
pintu sisi luar diberi lubang 7mm dengan
jarak 20cm tepat ditengah atas kerangka.
Setelah semua terukur ratalakukan las spot
pada bagian lubang 7mm tersebut.
• Untuk menyatukan dinding luar dengan
dalam dengan cara dipress.
• Gurinda sampai rata permukaan daun pintu
yang telah di las.
3. QUALITY CONTROL (QC)
• Periksa kesesuain dengan standart, jika
lulus maka dilanjutkan ke tahap berikutnya,
jika tidak proses ulang atau perbaiki
sampai mendapatkan hasil yang sesuai
standart.
ASSEMBLING KERANGKA
ARSITEKTURPEKERJAAN KUSEN
40. ASSEMBLING DAUN PINTU
ARSITEKTURPEKERJAAN KUSEN
1. WELDING
• Lakukan welding setelah engsel diletakan di
daun pintu sesuai jumlah dan jarak pada
gambar.
2. PENOMORAN
• Lakukan marking/nomor urut produksi dengan
cara di stempel cekung agar tidak mudah
tertukar.
3. QUALITY CONTROL
• Periksa kesesuain dengan gambar, jika
lulus maka dilanjutkan ke tahap
berikutnya, jika tidak proses ulang atau
perbaiki sampai mendapatkan hasil yang
baik.
41. ASSEMBLING ORNAMEN
ARSITEKTURPEKERJAAN KUSEN
• Lakukan wSesuai gambar kerja, apabila pesanan
pintu menggunakan ornamen pintu
SETTING ACCESSORIES
Type dan merk kunci pintu disesuaikan dengan
mengikuti SOP, yaitu :
• Frame diposisikan tegak lurus terhadap
lantai.
• Pasang daun pintu di frame/kusen.
• Lockase dipasang pada bracket yang telah
disediakan, kemudia buat lubang dead bolt,
leaf bolt, lubang handle dan back plate
sesuai posisi lockase.
• Tes buak tutup 25x dan tes fungsi
accessories kunci, flashbolt dan door closer,
lalu dilanjutkan pemeriksaan QC.
42. PROSES PEMBERSIHAN
ARSITEKTURPEKERJAAN KUSEN
Lakukan Setelah daun pintu dilepas dari kusen,
lakukan membersihan mengikuti SOP, yaitu
• Perataan, gurindaan pada sisa welding.
• Pembersihan krak/percikan las/welding
• Pembersihan dari asam, coly, karat, dll.
• Pemeriksaan QC, sebelum menuju
tahap selanjutnya.
PROSES PEMBERSIHAN
Permukaan pintu dan kusen setelah bebas
dari kotoran dan asam bekas, lapisi dengan
dempul untuk mendapatkan permukaan
yang rata. Setelah kering proses
dempulnya, amplas bagian tersebut
kemudian lakukan pengecatan dengan
system dengan proses 2-3 kalu.
PENYIMPANAN BARANG JADI
Sebelum disusun di gudang penyimpanan,
diperiksa dahulu oleh QC, setelah itu marking
kembali dengan
• Pemesanan
• Proyek
• Arah bukaan
• Ruang peletakan pemasangan di
lapangan
• Marking pada daun pintu.
PENGIRIMAN
• Stapping/pemuatan barang harus
diperiksa QC Asurance.
• Sesuai dengan pesanan kontraktor,
proyek & alamat.
• Disusun agar tidak terjadi kerusakan cat.
• Ditempatkan di proyek yang aman dari
kerusakan barang/manusia/kendaraan.
47. ARSITEKTURPEKERJAAN KERAMIK LANTAI
• Pemasangan berikutnya dilaksanakan dengan
cara mengeser benang nylon sejajar dengan
salah satu sumbu kepalaan
• Check terhadap elevasi lantai pada saatmembuat kepalaan awal
• Pasir yang digunakan harus diayak agarmendapatkan gradasi material yang seragam
• Air yang digunakan memenuhi syarat sebagai air minum
• Sebelum dipasang keramik harus direndam dalam air dahulu sampai jenuh
• Pada saat pemasangan keramik harus dipastikan bahwa spesi yang terletak dibawah keramik
benar-benar padat tidak berongga dengan cara dipukul – pukul dengan palu karet
• Pemasangan keramik dapat juga dengan cara menggunakan lem (tergantung permintaan spek)
• Check kerataan pasangan
HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
50. ARSITEKTURPEKERJAAN PENGECATAN
PERALATAN YANG
DIGUNAKAN :
1. TERPAL
2. AMPLAS
3. ROL
4. KWAS
5. SKRAP
6. KAIN LAP
BAHAN YANG
DIGUNAKAN :
1. PLAMIR
2. CAT DINDING
• BERSIHKAN PERMUKAAN DINDING DARI DEBU, KOTORAN DAN BERKAS
PERCIKAN PLESTERAN.
• LINDUNGI BAHAN-BAHAN / PEKERJAAN LAIN YANG BERBATASAN DENGAN
DINDING YANG AKAN DICAT DENGAN KERTAS SEMEN / KORAN.
• GUNAKAN SKRAP UNTUK MEMPERBAIKI BAGIAN-BAGIAN DINDING YANG
RETAK DAN KURANG RATA DENGAN PLAMIR, KEMUDIAN TUNGGU SAMPAI
KERING.
• HALUSKAN PLAMIR YANG TELAH KERING DENGAN AMPLAS HINGGA RATA.
• CEK, APAKAH PERMUKAAN DINDING SUDAH RATA ?
• JIKA PERMUKAAN SUDAH RATA, LAKSANAKAN PENGECATAN DASAR
DENGAN ALAT ROL PADA BIDANG YANG LUAS & KWAS UNTUK BIDANG
YANG SEMPIT.
• JIKA CAT DASAR TERSEBUT SUDAH KERING, LAKSANAKAN PENGECATAN
FINISH (JUMLA PELAPISAN CAT SESUAI DENGAN SPESIFIKASI)
• CEK, APAKAH PENGECATAN FINISH TERSEBUT SUDAH RATA ?
• APABILA SUDAH RATA, BERSIHKAN CAT-CAT YANG MENGOTORI BAHAN-
BAHAN / PEKERJAAN
• LAIN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERKENA CAT.
• SELESAI
59. MEKANIKAL & ELEKTRIKALPLUMBING
• Sistem pembuangan harus mampu mengalirkan dengan cepat air buangan yang biasanya
mengandung padatan, sehingga harus mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup.
• Biasanya pipa dianggap tidak penuh berisi air buangan, melainkan hanya tidak lebih dari 2/3
terhadap penampang pipa, sehingga bagian atas yang “kosong” cukup untuk mengalirkan udara.
• Kecepatan terbaik dalam pipa berkisar antara 0,6 sampai 1,2 m/dtk. Kalau kurang, kotoran dalam
air buangan dapat mengendap dan menyumbat pipa. Jika terlalu cepat akan menimbulkan
turbulensi aliran yang dapat menimbulkan gejolak tekanan dalam pipa, yang bisa merusak fungsi
air penutup dalam perangkap alat plambing.
• Pipa ukuran kecil akan mudah tersumbat karena endapan kotoran dan kerak, walaupun dipasang
dengan kemiringan yang cukup. Oleh karena itu untuk jalur yang panjang, ukuran pipa sebaiknya
tidak kurang dari 50 mm.
PRINSIP PENGATURAN KEMIRINGAN PADA INSTALASI PLUMBING
60. MEKANIKAL & ELEKTRIKALPLUMBING
Tabel Kemiringan Pipa Pembuangan Horizontal
Diameter pipa
(mm)
Kemiringan minimum
75 atau kurang
100 atau kurang
1/50
1/100
Kemiringan pipa pembuangan gedung dan riol gedung dapat dibuat lebih landai dari yang
dinyatakan dalam tabel, asal kecepatannya tidak kurang dari 0,6 m/dtk. Kemiringan yang
lebih curam dari 1/50 cenderung menimbulkan efek sifon yang akan menyedot air penutup
dalam perangkap alat plambing.
61. MEKANIKAL & ELEKTRIKALPLUMBING
Berfungsi untuk
memberikan tekanan atmosfer (sehingga pipa. tsb berhubungan dengan udara luar).
memberikan sirkulasi udara dalam pipa.
membuang gas dalam pipa.
Juga untuk menghindari back pressure dalam sistem perpipaan.
C. PIPA VENTILASI :
Kotoran dan kerak akan mengendap pada dasar dan dinding pipa pembuangan setelah
digunakan untuk jangka waktu lama. Kadang ada juga benda-benda kecil yang terjatuh dan
masuk ke dalam pipa. Semuanya itu akan menyebabkan tersumbatnya pipa, sehingga perlu
dilakukan tindakan pengamanan.
Pada gedung, lubang pembersih dipasang untuk membersihkan pipa pembuangan gedung;
dan di luar gedung dipasang bak kontrol pada riol gedung.
D. CLEAN OUT & BAK KONTROL :
70. MEKANIKAL & ELEKTRIKALFIRE FIGHTING
I. Gambaran Umum
Pada umumnya sistem pemadam api di gedung dapat diklasifikasikan :
Sistem Proteksi Kebakaran : untuk memperingatkan penghuni bahwa telah terjadi
kebakaran. Smoke detector dan heat detector untuk mendeteksi kebakaran sebelum
kebakaran meluas
II. Standar Aturan / Regulasi
1. National Fire Protection Association (NFPA)
2. Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) DKI Jakarta
3. American National Standards Institute ( ANSI )
4. Peraturan Plumbing Indonesia
• Pompa Hydrant
• Hydrant Pillar
• Siamesse Connection
• Indoor Hydrant Box
• Instalasi Sprinkler Head
• Instalasi Pemipaan menggunakan pipa Black Steel medium class
III. Komponen – Komponen Sistem Fire Fighting
71. MEKANIKAL & ELEKTRIKALFIRE FIGHTING
A. INSTALASI PIPA INDOOR HYDRANT :
1. Marking jalur pipa sesuai dengan gambar
perencanaan
2. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan
3. Cat Pipa BS dengan warna Merah
4. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing,
pemasangan menggunakan gantungan untuk
pipa dalam posisi horizontal dan menampel
pada dinding shap dengan diklem untuk pipa
pada posisi vertical
5. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing,
pemasangan menggunakan gantungan untuk
pipa dalam posisi horizontal dan menampel
pada dinding shap dengan diklem untuk pipa
pada posisi vertikal
a. Pipa Indoor (Hydrant)
72. MEKANIKAL & ELEKTRIKALFIRE FIGHTING
1. Sebelum ditaru di galian pipa,
terlebih dulu pipa dilapisi dengan
zinc kromat dan dibalut dengan
karung goni.
2. 2.Dibawah pipa / pada dasar galian
dilapisi dengan pasir dan pipa juga
ditimbun dengan lapisan pasir
setebal
3. Tibun kembali lapisa diatas pasir
pada lubang galian sampai rata
kembali dengan tanah disekitarnya.
B. Instalasi Pipa Outdoor Hydrant :
80. MEKANIKAL & ELEKTRIKALPANEL
1. Pastikan kabel tray dan kabel instalasi
talah terpasang dengan baik
2. Marking penempatan panel yang
diperlukan, sesuai dengan
shopdrawing.
3. Pasang panel pada tempat yang
telah disediakan.
Langkah – langkah pemasangannya :
81. MEKANIKAL & ELEKTRIKALGENSET
b. Instalasi Genset beserta accessoriesnya.
PLAT LANTAI ATASNYA
a. Pemasangan Genset di dalam ruang genset.
82. MEKANIKAL & ELEKTRIKALGENSET
c. Pasang semua sistem pemipaan bahan bakar, lengkap dengan
aksesorinya ( pompa, tangki bahan bakar, valve-valve, dan exhaust)
83. MEKANIKAL & ELEKTRIKALAC & VENTILASI MEKANIK
I. Gambaran Umum
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengkondisikan udara yang nyaman bagi penghuni gedung
II. Regulasi / Standar Aturan
• American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE)
• Air-Conditioning and Refrigeration Institute (ARI)
• American Society for Testing and Material (ASTM)
• Peraturan Plumbing Indonesia
• Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
• American National Standard Institute
III. Scope Pekerjaan
Air Conditioning :
- Sistem AC
- Exhaust Fan
84. MEKANIKAL & ELEKTRIKALFIRE FIGHTING
Sistem AC split
• Inti dari Sistem pendinginan adalah pada masing-masing ruangan sesuai dengan
kebutuhan
• Untuk mendinginkan ruangan pada bangunan sederhana luas sebainya
menggunakan sistem pendinginan biasa
• Proyek ini menggunakan sistem pendinginan udara Split Duct dan untuk ruangan –
ruang perawatan, Poli dan staf rumah sakit sedangkan untuk ruang Operasi
menggunakan pendingin udara khusus
85. MEKANIKAL & ELEKTRIKALFIRE FIGHTING
Sistem Ventilasi Exhaust Fan :
Exhaus fan yang digunakan ada dua jenis, yaitu Tipe axial dan Tipe square.
a. Exhaust Fan Tipe Axial b. Exhaust Fan Tipe Square