SlideShare a Scribd company logo
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB
Karya Mulia Surabaya
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sosiologi Komunikasi
PENELITI :
1. Nur Alfiyatur Rochmah (B06213037)
2. Nurussalamah Min Ummil Qura (B06213039)
3. Rahmad Alfan Arsyad (B06213041)
4. Ammar Zain (B96213097)
5. Anggun Putri Permadani (B96213098)
DOSEN PENGAMPU :
Muchlis, S.Sos
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 1
2014
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia Allah Swt. Peneliti dapat merampungkan
laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Semua ini tidak terlepas dari rahmat dan rahim serta
pertolongan-Nya sehingga segala hambatan dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membimbing kita ke jalan yang
diridhoi oleh-Nya.
Peneliti laporan penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam
mempelajari mata kuliah sosiologi komunikasi, khususnya tentang “Menyingkap Model
Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya”. Karena
mengingat akan pentingnya mata kuliah yang bersangkutan, maka diharapkan mahasiswa
akan lebih menghargai satu sama lain tanpa melihat mereka meliki kekurangan atau
kelebihan yang tidak kita miliki dan bisa lebih mengerti cara menghargai hidup.
Peneliti menyadari dalam proses penyusunan laporan penelitian ini tidak terlepas dari
hambatan. Maka dari itu peneliti sangat mengharapkan kritik maupun saran untuk perbaikan
laporan penelitian ini, mengingat laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Syukron Katsiran, semoga makalah ini bisa dimanfaatkan dengan baik, khususnya
penyusun dan umumnya bagi para pembaca.
Surabaya,16 Juni 2014
Peneliti
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Konsep
F. Sistematika Pembahasan
BAB II TINJAUN PUSTAKA
A. Sosiologi Komunikasi
1. Pengertian Sosiologi Komunikasi
2. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi
3. Pola-pola Pendekatan Sosiologi Komunikasi
B. Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok sebagai Bagian dari Sosiologi
Komunikasi
C. Teori Sosiologi Komunikasi tentang Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi
Kelompok
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Tahap-tahap Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Metode Pengumpulan Data
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 4
F. Analisis Data
BAB IV PENYAJIAN dan ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
B. Hasil Penelitian
C. Telaah Teori tentang Hasil Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 5
Pendidikan adalah masalah penting dalam kehidupan manusia. Karena dengan
pendidikan, manusia dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik. Pendidikan selain sebagai
sarana atau usaha untuk mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa dan
Negara, dapat pula difungsikan sebagai sarana atau usah untuk mengejar ketinggalannya bagi
Negara yang sedang berkembang terhadap Negara-negara yang sudah maju akibat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini.
Dalam pelaksanaan pendidikan yang mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional yang diatur undang-undang Negara memberikan hak kepada
warganya untuk mendapatkan suatu pengajaran.
Negara Indonesia yang dikatakan sebagai Negara yang sedang berkembang sangat
memperthatikan dan selalu mengupayakan usah-usaha pendidikan baik secara formal maupun
nonformal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan nasional adalah bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Tujuan pendidikan merupakan masalah yang paling pokok dari
pendidikan dan tujuannya merupakan titik akhir sebuah usaha, sedangkan dasar merupakan
titik tolaknya, artinya dasar merupakan pondasi yang menjadi alas permulaan setiap usaha.
Pendidikan di Indonesia di selenggarakan baik secara formal atau non formal. Salah
satu sub dari sistem pendidikan nasional adalah Pendidikan Luar Biasa (PLB). Sebagaiman
termaktub dalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,
terutama pada Bab III pasal 8 ayat 1 menyatakan, “warga Negara yang memiliki kelainan
fisik dan atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa”, pasal 11 ayat 4
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 6
menyatakan, “ pendidikan luar biasa merupakan merupakan pendidikan khusus yang di
selenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental”.
Sesuai dengan undang-undang diatas, maka anak yang memiliki kelainan fisik seperti
tunarungu atau yang tergolong anak abnormal (luar biasa) sama haknya dengan anak normal,
mereka berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.
Anak adalah partisipan aktif di dalam proses perkembangan ketimbang sebagai resipien aktif
perkembangan biologis atau stimulasi eksternal(Jean Peaget). Jelasnya, piaget yakin bahwa
anak harus dipandang seperti seorang ilmuwan yang sedang mencari jawaban yang
melakukan eksperimen terhadap dunia untuk melihat apa yang terjadi.
Masa anak-anak adalah masa yang paling indah karena penuh dengan kegiatan
bermain,belajar dan bersosialisasi sesama teman. Dunia anak-anak penuh dengan imajinasi
dan kreasi. Tetapi apakah masa itu juga di alami oleh anak tuna rungu? Anak Tunarungu
adalah istilah yang menunjuk pada kondisi ketidakfungsian organ pendengaran atau telinga
seseorang. Kondisi ini menyebabkan mereka mengalami hambatan atau keterbatasan dalam
merespon bunyi-bunyi yang ada di sekitarnya.
Anak tuna rungu pada dasarnya mempunyai hak sama seperti anak pada umumnya,
namun kalau kita lihat anak- anak yang memiliki kekurangan seperti pada anak tunarungu
dipandang sebelah mata, sebenarnya anak-anak yang mempunyai kekurangan seperti
tunarungu mempunyai kelebihan yang lebih daripada anak normal lainnya misalnya melukis,
menyulam, membordir dan masih banyak yang lain.
Maka dari itu, diharapkan baik calon guru maupun guru mampu mengetahui,
memahami dan memperlakukan anak-anak yang mengalami kelainan fisik dengan baik dan
benar agar nantinya dapat mengoptimalkan kemampuan mereka.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 7
Anak luar biasa adalah anak yang jelas-jelas berbeda perkembangan fisik mental,
sosialnya dari perkembangan anak-anak pada umumnya, sehingga memerlukan bantuan
khusus dalam usahanya mengenai perkembangan yang sebaik-baiknya. Sepintas lalu memang
anak luar biasa kadang diabaikan dan dipinggirkan karena kekurangan yang mereka miliki.
Mereka di anggap manusia lemah dan tidak berpotensi, namun mereka tetap makhluk Allah
yang paling baik.
Baik anak biasa maupun luar biasa, mereka semua itu berhak mendapatkan
pendidikan yang layak, yang sesuai dengan minat serta bakat yang dimiliki masing-masing
anak. Pendidikan sangatlah penting bagi semua orang, karena dengan pendidikan mereka
dapat memperoleh tempat dalam masyarakat, dan dengan pendidikan merekan mampu
memajukan bangsa serta Negara dengan prestasi-prestasi yang dicapai dikelas nasional dan
internasional.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana model sosiologi komunikasi antara guru dan siswa di Sekolah Luar Biasa
Karya Mulia Surabaya ?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh para guru dalam membangun sosiologi
komunikasi dengan para siswanya di Sekolah Luar Biasa Karya Mulia Surabaya ?
C. Tujuan Penelitian
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 8
Tujuan penelitian perlu ditetapkan, hal ini di maksudkan agar ada petunjuk serta
penentu arah penelitian itu sendiri. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui model atau cara sosiologi komunikasi antara guru dan siswa di
Sekolah Luar Biasa Karya Mulia Surabaya.
2. Untuk mengetahui tentang kendala-kendala atau hambatan yang dialami guru SLB
Karya Mulia dalam membangun sosiologi komunikasi dengan para siswa SLB.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini setidaknya mempunyai arti penting bagi beberapa
pihak yang terlibat, sebagaimana peneliti jelaskan di bawah ini :
1. Bagi peneliti
a. Sebagai upaya untuk memperluas pengetahuan, sebab dengan adanya penelitian
ini membuat peneliti semakin mengerti tentang model pembelajaran yang
berkatitan dengan anak didik tunarungu yang mana membutuhkan cara-cara yang
spesifik dibandingkan pada anak didik normal.
b. Sebagai latihan untuk membuktikan kebenaran dengan menggunakan pendekatan
ilmiah.
c. Manfaat observasi yaitu membekali peneliti dan mahasiswa pada umumnya dan
mahasiswa jurusan ilmu komunikasi pada khususnya untuk memahami konteks
anak tunarungu secara menyeluruh. Selain itu, peneliti memperoleh pengalaman
langsung melalui tindakan meneliti hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 9
Dengan demikian diharapkan mahasiswa memiliki kemempuan dan keterampilan
untuk melakukan proses pembelajaran bagi anak tunarungu.
2. Bagi pembaca
a. Dapat dijadikan suatu pembelajaran bahwa bukan hanya manusia normal yang
membutuhkan pendidikan.
b. Dapat dijadikan dasar dalam menerapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran,
sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa secara optimal.
c. Dapat dijadikan motivasi, bahwa hidup ini bukan didasari dengan kelebihan saja
bahkan ada kekurangan karena manusia atau makhluk Tuhan itu tidak ada yang
sempurna.
E. Definisi Konsep
Ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau
penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
Suatu hal atau persoalan yang dirumuskan dalam merumuskan kita harus dapat
menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya.
Suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri sesuatu yang
mempermudah komunikasi antar manusia dan memunkinkan manusia untuk berpikir.
Definisi konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang
abstrak dari situasi, obyek atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu ide atau gambaran
mental.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa BAB I berisi mengenai Pendahuluan,
dalam hal ini peneliti menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 10
tujuan penelitian, manfaat penelitian,definisi konsep, dan sistematika pembahasan.BAB II
: Bab II : Tinjauan Pustaka, meliputi : pertama, tentang Sosiologi Komunikasi yang
mencakup :Pengertian Sosiologi Komunikasi, Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi, dan
Pola-pola Pendekatan Sosiologi Komunikasi, Kedua tentang Komunikasi Antarpersonal
dan Komunikasi Kelompok sebagai Bagian dari Sosiologi Komunikasi, dan ketiga, Teori
Sosiologi Komunikasi tentang Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok.
BAB III : Metode Penelitian yang mencakup tentang Pendekatan Penelitian, Lokasi
Penelitian, Tahap-tahap Penelitian, Instrumen Penelitian, Metode Pengumpulan Data, dan
Analisis Data. BAB IV : Penyajian dan Analisis Data meliputi : Deskripsi Obyek
Penelitian, Hasil Penelitian, dan Telaah Teori tentang Hasil Penelitian. BAB V : Penutup
terdiri dari Kesimpulan dan Saran, dan pada bagian akhir karya ilmiah: terdiri dari daftar
pustaka.
Untuk lebih jelasnya Laporan penelitian ini dibagi atas beberapa bab.
A. Bagian Pertama (Pendahuluan)
Pada Bab I ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a. Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik
permasalahan yang bersangkutan.
b. Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam
penelitian yang bersangkutan.
c. Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian
ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
d. Manfaat Penelitian
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 11
Sesuatu yang dapat diambil dari obyek yang diteliti oleh peneliti yang
dijadikan sebagai bahan laporan yang awalnya peneliti hanya menghipotesis saja
namun dengan melakukan penelitian maka peneliti akan mengetahui apa yang
selama ini hanya hipotesis menjadi kenyataan. Untuk orang lain yaitu sesuatu
yang dapat dipelajari dan diambil dari hasil penelitian yang telah disusun rapi oleh
peneliti yang kemudian dibaca oleh pembaca dan dapat diperoleh kesimpulan
yang bermanfaat daloam kehidupannya.
e. Definisi Konsep
Suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri sesuatu
yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memunkinkan manusia untuk
berpikir. Definisi konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi
intelektual yang abstrak dari situasi, obyek atau peristiwa, suatu akal pikiran,
suatu ide atau gambaran mental.
f. Sistematika Pembahasan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Karya tulis
ilmiah.
g. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara
pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
1) Jenis-Jenis Metode Penelitian: Studi Pustaka: Semua bahan diperoleh dari
buku-buku dan/atau jurnal.
2) Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
3) Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 12
B. Bagian Kedua (Tinjauan Pustaka)
Pada Bab II Tinjauan Pustaka ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi
antara lain :
1. Konsep atau terminologi yang diteliti
Penjelasan mengenai makna atau definisi masalah yang di teliti diserati sumber
kutipan.
2. Teori
Teori yang digunakan dalam sebuah penelitian
C. Bagian Ketiga (Metode penelitian)
Pada Bab Metode penelitian ini Menjelaskan cara pengambilan dan
pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
D. Bagian Keempat (Penyajian dan Analisis Data)
Pada Bab Penyajian dan Analisis Data ini terdiri dari beberapa sub pokok bab
yang meliputi antara lain :
1. Deskripsi Obyek Penelitian
Deksripsi penelitian di dapat dari teknik pengumpulan data, alurnya logis,
sistematis dan kronologi.
2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan hasil dari wawancara yang didapat dari narasumber
yang dilakukan secara langlung bertatap muka, kemudian dirangkum dan
dijadikan satu sehingga memperoleh suatu hasil penelitian yang signifikan dan
faktual.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 13
3. Telaah Teori tentang Hasil Penelitian
Telaah teori tentang hasil penelitian memiliki beberapa tujuan penting yang
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :1
a) Menemukan acuan definisi bagi konsep-konsep penting yang digunakan, serta
penjelasan aspek-aspek yang tercakup didalamnya. Meskipun penelitian
kualitatif tidak pernah dimaksudkan untuk mengungkap hipotesis sehingga
peneliti memang tidak harus berpegang pada definisi-definisi tertentu untuk
konsep-konsep yang digunakan, tetapi peneliti tetap membutuhkan penjelasan
mengenai konsep yang dihadirkan.
b) Memperoleh pijakan untuk dapat mengemukakan penjelasan-penjelasan
teoritik tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan peneliti dalam upaya
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
c) Memperoleh acuan dalam upaya mengidentifikasi dan mengemukakan
justifikasi mengenai ruang-ruang lingkup dari gejala komunikasi yang diteliti.
d) Membantu menemukan keyakinan mengenai posisi-posisi penelitian yang
sedang dilakukan di antara penelitian-penelitian lain yang sudah ada
sebelumnya, sambil mengemukakan catatan-catatan kritis terhadap penelitian
maupun pendekatan-pendekatan yang digunakan.
e) Memperoleh ilustrasi penelitian sejenis baik dilihat dari segi metode dan atau
prosedur penelitian yang digunakan maupun temuan-temuan yang dihasilkan
peneliti lain.
f) Dapat mengemukakan penegasan mengenai posisi hasil (temuan) penelitian
yang dilakukan diantara hasil-hasil (temuan) penelitian lain.
1
Prawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (LKIS, Yogyakarta, 2007), hlm. 81-83.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 14
E. Bagian Kelima (Penutup)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
1. Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
2. Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.
F. Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 15
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Sosiologi Komunikasi
1. Pengertian Sosiologi Komunikasi
Dahulu mengenai konsep-konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi
komunikasi adalah konsep sosiologi, masyarakat dan komunikasi. Sosiologi. Konsep-
konsep tersebut merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan studi-studi
integratif serta terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang
penting untuk dibicarakan disini sekaligus sebagai ruang lingkup dalam studi-studi
sosiologi komunikasi.
Istilah sosialisasi sudah familiar juga. Banyak orang menggunakannya untuk
berbagai keperluan. Sampai saat ini masih saja banyak orang yang latah menggunakan
kata yang satu ini, karena tidak pas penggunaannya. Sama saja halnya dengan orang
memakai cincin. Memang cincin di pasangkan pada jari tanggan. Akan tetapi ada saja
orang memasangnya pada jari telunjuk atau ibu jari. Pada hal sebaiknya, agar indah
dipandang tentunya dipasang pada jari manis.2
a. Pengertian Sosiologi
Asal kata Sosiologi adalah berasal dari kata sofie, yaitu bercocok tanam atau
bertanam, kemudian berkembang menjadi Socius (bahasa Latin) yang berarti teman,
kawan. Bearkembang lagi menjadi kata sosial yang berartiberteman, bersama, berserikat.
Kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat
yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu bermaksud untuk
mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan
2
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2010), hlm. 55.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 16
selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam
kehidupan bersama.
Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya
”kawan” atau ”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”.
Sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan. Dalam hal ini, kawan memiliki arti
yang luas, tidak seperti dalam pengertian sehari-hari, yang mana kawan hanya digunakan
untuk menunjuk hubungan di antara dua orang atau lebih yang berusaha atau bekerja
bersama. Kawan dalam pengertian ini merupakan hubungan antar-manusia, baik secara
individu maupun kelompok, yang meliputi seluruh macam hubungan, baik yang
mendekatkan maupun yang menjauhkan, baik yang menuju kepada bentuk kerjasama
maupun yang menuju kepada permusuhan.
Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan antar-manusia yang terjadi
di dalam masyarakat. Hubungan antar-manusia dalam masyarakat disebut hubungan
sosial.
Dengan kata lain menurut Hassan Shadily, Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau
ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau
masyarakatnya masyarakatnya ), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau
agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi
segala segi kehidupannya.
Pitirim Sorokin mengemukakan: sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial
(misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum
dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain sebaginya);
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 17
2. Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial
(misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya );
3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Adapun definisi menurut para ahli sosiologi berikut dikemukakan oleh beberapa ahli
sosiologi :
1. Van der Zanden
Memberikan batasan bahwa sosiologi merupakan studi ilmiah tentang interaksi antar
manusia.
2. Roucek dan Warren
Mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar-manusia
dalam kelompok.
3. Pitirim A. Sorokin
Menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
a) Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya
gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi,
gerak masyarakat dengan politik, dan sebagainya.
b) Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial,
misalnya pengaruh iklim terhadap watak manusia, pengaruh kesuburan tanah
terhadap pola migrasi, dan sebagainya.
c) Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat
4. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Dalam bukunya yang berjudul Setangkai Bunga Sosiologi menyatakan bahwa
sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 18
sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial merupakan jalinan atau
konfigurasi unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat, seperti: kelompok-
kelompok sosial, kelas-kelas sosial, kekuasaan dan wewenang, lembaga-lembaga
sosial maupun nilai dan norma sosial. Proses sosial merupakan hubungan timbal-balik
di antara unsur-unsur atau bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui
interaksi antar-warga masyarakat dan kelompok-kelompok.
5. Roucek dan Warren
Mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dalam kelompok.
6. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff
Berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap
interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
7. Prof. DR. Selo Soemardjan
Dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi mendefinisikan proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, hubungan antara
masyarakat dan akibat dari hubungan tersebut. Karena sosiologi objeknya adalah
masyarakat maka cakupan dari objek sosiologi itu adalah individu, kelompok, dan
masyarakat. Proses hubungan inilah yang biasa disebut dengan istilah interaksi sosial.
Dengan melihat pengertian sosiologi dan objek sosiologi tersebut maka dapat
disimpulkan
sosiologi mempunyai fungsi:
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 19
1. Berusaha untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang
masyarakat.
2. Mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk
memecahkan persoalan-persoalan masyarakat.
3. Sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada interaksi manusia.
b. Pengertian Komunikasi
Berikut adalah pengertian komunikasi menurut beberapa ahli. Beberapa teori yang
dikemukakan dalam buku Teori Komunikasi antara lain dari:
1. Anderson
Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh
orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah
sesuai dengan situasi yang berlaku.
2. Margarete Mead
Interaksi, juga dalam tingkatan biologis, adalah salah satu perwujudan komunikasi,
karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi.
3. Barnlund
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi
ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
4. Berelson dan Steiner
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-
lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-
angka dan lain-lain.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 20
5. Onong Uchyana
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan
oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul kepastian, keraguan.
Kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari
lubuk hati.
6. Everett M. Rogers
Komunikasi merupakan proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
penerima / lebih , dengan maksud untuk tingkah laku mereka.
7. Carl L. Hovland
Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
untuk mengubah perilaku orang lain.
Kesimpulan komunikasi adalah proses pengiriman pesan baik verbal maupun non
verbal dari komunikator kepada komunikan untuk mengahasilkan timbal balik.3
Jadi, pengertian sosiologi komunikasi yaitu :
Sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu
komunikasi dari sudut sosiologis. Dalam sosiologi komunikasi ini membahas tentang
tinjauan sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas sosial, interaksi sosial
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok- dengan
kelompok maupun efek sosial dari komunikasi dalam masyarakat tersebut.
Atau juga bisa diartikan, sebagai Suatu ilmu yang mempelajari atau meneliti
tentang struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial didalam
masyarakat yang mempengaruhi proses penyampaian pesan baik verbal maupun non
3
Prof. Dr. H. Hafied Cangara, Msc., Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
hal 17-19.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 21
verbal dari komunikator kepada komunikan guna untuk menimbulkan feedback atau
umpan balik yang sesuai dengan harapan.
2. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi
Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup kajian sosiologi komunikasi adalah gejala,
pengaruh dan masalah sosial yang disebabkan oleh komunikasi. Dalam pokok bahasan
telah ditegaskan pada ruang lingkup kajian SosKom, yaitu pengaruh atau akibat-akibat
sosial yang terjadi atau ditimbulkan oleh komunikasi.4
Dalam hal ini yang menjadi
perhatian utama adalah bagaimana masalah sosial itu terjadi. Aspek komunikasi apa atau
yang bagaimana yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut. Dan dalam bahasan
mata kuliah sosiologi komunikasi ini akan difokuskan pada sosiologi komunikasi massa.
Pada dasarnya antara penelitian dibidang komunikasi dengan soskom tidak mempunyai
hubungan yang langsung. Akan tetapi penelitian dibidang komunikasi mempunyai
kecenderungan untuk melakukan penelitian tentang :
a) Struktur, pusat perhatian, perilaku masyarakat yang menjadi sasaran komunikator,
maksudnya bagaimana sesuatu peran itu disampaikan, ataupun apakah yang akan
menjadi pusat perhatian penelitian tersebut.
b) Efektifitas komunikasi massa, maksudnya sejauhmana pengaruh yang dapat
ditimbulkan oleh komunikasi massa.
c) Efek-efek sosial dari komunikasi massa, maksudnya bagaimanakah pengaruh sosial
dari komunikasi massa. Dan inilah sebenarnya yang menjadi salah satu bidang kajian
sosiologi komunikasi massa. Dengan memperhatikan lingkup kajian soskom tersebut,
maka kita dapat mengetahui bahwa komunikasi dengan media massa mempunyai
sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu, disamping itu berbagai aspek komunikasi lainnya
4
Prof. Dr. Hj. Nina W. Syam, M.Si., Sosiologi Komunikasi, (Humaniora, Bandung, 2009), hlm. 4-5.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 22
dapat pula menimbulkan akibat-akibat atau pengaruh sosial lainnya, misalnya, sistem
komunikasi dapat menimbulkan pengaruh sosiologis, unsur-unsur komunikasi dapat
menimbulkan pengaruh sosiologis dsb.
Gejala-gejala sosiologis yang terbentuk Dalam berbagai kemungkinan sebagai
berikut :
1) Suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh terhadap
masyarakatnya, maksudnya, suatu sistem akan menentukan bagaimana suatu kegiatan
itu akan dilaksanakan, sehingga hal ini juga mengandung suatu penegrtian bahwa
sistem komunikasi massa akan mempengaruhi masyarakatnya, misalnya : sistem
komunikasi massa komunis mempunyai pengaruh tertentu kepada masyarakatnya.
2) Sistem komunikasi massa dapat menyampingkan media komunikasi tradisional yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat.
3) Sistem komunikasi massa merupakan sarana yang kuat dan luwes untuk
menpengaruhi masyarakat sehingga suatu sistem komunikasi massa dapat
menimbulkan pengaruh sosiologis yang kuat.
4) Sistem komunikasi massa dapat menimbulkan sikap dan pandangan yang seragam
terhadap gejala sosial tertentu, maksudnya, sistem tersebut dapat mempengaruhi
penilaian masyarakat mengenai suatu masalah sosial tertentu yang ditimbulkan oleh
media komunikasi massa.
Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi (Broadcast) Menurut Bungin (2006 : 27-
31), sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang sekaligus menjadi ruang lingkup
sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni sosiologi, masyarakat,
komunikasi, dan teknologi media/informasi.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 23
1) Sosiologi
Tentu anda masih ingat bukan, pengertian sosiologi dalam mata kuliah Pengantar
Sosiologi. Untuk menyegarkan ingatan Anda, berikut disajikan beberapa pengertian
dari sosiologi: Liliweri, (Tanpa Tahun, halaman 2 – 4) mengutip beberapa pendapat
para ahli tentang definisi sosiologi. Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompok. William F. Ogburn
dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan
hasilnya yaitu organisasi sosial.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi ialah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial.
Pitirin Sorokin (dikutip Bungin, 2006 : 27-28), sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari:
• Hubungan dan pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala-gejala sosial
(misalnya: antara gejala ekomomi dan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan
ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya).
• Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial
(misalnya: gejala geografis, biologis, dan sebagainya).
• Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang
dimaksudkan dengan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia
sebagai makhluk sosial termasuk di dalamnya berbagai aktifitas atau gejala sosial yang
kemudian menghasilkan perubahan-perubahan social.
2) Masyarakat
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 24
Setelah kita mempelajari sosiologi, sekarang kita akan membahas konsep kedua
yaitu masyarakat.Ingat, masyarakat merupakan salah satu ruang lingkup dari sosiologi
komunikasi.Artinya bahwa masyarakat merupakan salah satu yang dibahas dalam
sosiologi komunikasi.
Apa itu masyarakat? Sebetulnya, masyarakat merupakan objek dari sosiologi.
Untuk memahami definisi masyarakat, alangkah baiknya kita merujuk pada beberapa
pandangan ahli berikut:
Ralph Linton (dikutip Bungin, 2006 : 29) memahami masyarakat sebagai
sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka
dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Selo Soemardjan, mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Dari dua definisi di atas jelaslah bahwa masyarakat itu terdiri dari kumpulan
orang-orang yang hidup berdampingan (hidup bersama) dalam suatu wilayah dan terikat
oleh aturan-aturan atau norma-norma sosial yang mereka tentukan dan taati.
3) Komunikasi
Masih ingatkah Anda bahwa istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris disebut
communication, berasal dari bahasa Latin, communicatio? Sebagaimana Anda telah
pelajari dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, kata communicatio berasal dari
kata communis yang artinya sama. Tentu saja, konteks sama yang dimaksudkan ialah
sama makna.5
Kesamaan makna ini terjadi ketika misalnya Anda terlibat dalam percakapan
dengan teman Anda, dimana tidak saja menggunakan bahasa yang sama, namun juga
5
Dedi Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal 53
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 25
Anda berdua sama-sama mengerti dan memahami makna dari apa yang Anda berdua
percakapkan itu. Jadi, kesamaan makna lebih mengarah pada kesamaan pandangan di
antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi mengenai isi dari pesan tersebut.
Sebagaimana Anda tahu, banyak sekali definisi yang diberikan untuk memahami
arti kata komunikasi. Secara sederhana, Anda dapat merujuk pada definisi yang diberikan
Littlejohn (2002 : 7) bahwa komunikasi merupakan suatu proses pemindahan (transmisi)
informasi.
Untuk kepentingan pendefinisian komunikasi, umumnya para pakar ilmu
komunikasi merujuk pada pandangan Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and
Function of Communication in Society. Lasswell (Effendy, 1997 : 10) yang menjelaskan
bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan
berikut: Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? Bila
diterjemahkan maka akan menjadi: Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa kepada
Siapa dan dengan Efek Apa? Bila Anda menyimak baik-baik formulasi Lasswell ini maka
Anda akan dapat memahami elemen-elemen penting dari komunikasi. Mari kita bahas satu
per satu.
Kata who (siapa) dalam konteks komunikasi merujuk kepada seorang pemberi
pesan.Pemberi pesan ini biasanya dikenal dengan sebutan sumber informasi, komunikator,
atau pengirim pesan.
Says what (mengatakan apa) merujuk pada apa yang diperkatakan. Dalam hal ini
pesan atau isi dari percakapan/pembicaraan.Pesan ini lalu kita kenal dengan sebutan verbal
(melalui kata-kata dan atau tulisan) dan non verbal (menggunakan bahasa isyarat).
In which channel (dengan saluran apa) mengarah pada alat atau saluran atau media
yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Anda tentu tahu bukan, manusia dapat
menggunakan bermacam-macam saluran dalam berkomunikasi.Media yang paling praktis
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 26
dan semua orang menggunakannya saat berkomunikasi adalah panca indera manusia.
Selain itu, kita juga mengenal saluran komunikasi menggunakan alat bantu seperti
telephon, telegram, dan surat). Ada juga saluran komunikasi yang digunakan untuk
khalayak yang jumlahnya lebih besar (massa) yaitu media cetak dan elektronik.
To whom (kepada siapa) ditujukan untuk penerima pesan.Penerima pesan ini
disebut juga sebagai komunikan, atau receiver.Bila anda berinisiatif menelpon sahabat
anda, maka sahabat anda itu disebut sebagai komunikan.
With what effect (dengan efek apa) merujuk pada pengaruh yang ditimbulkan dari
komunikasi. Pengaruh ini dapat meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap lawan
bicara.6
Jadi, berdasarkan uraian ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi itu
terdiri dari sekurang-kurangnya 5 unsur yakni:
 Komunikator (pemberi informasi).
 Pesan.
 Media (saluran).
 Komunikan (penerima informasi/pesan).
 Efek (pengaruh).
4) Teknologi Komunikasi, dan Informasi
Teknologi komunikasi merupakan ruang lingkup ketiga dari sosiologi
komunikasi.Mengapa? Berbicara komunikasi, apalagi komunikasi massa tidak bisa kita
pisahkan dari persoalan teknologi komunikasi dan informasi. Ingat, pada bagian
6
Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas (Jakarta; Rajawali Pers, 1998), hal 56
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 27
sebelumnya kita telah membicarakan bahwa teknologi komunikasi merupakan salah satu
saluran/channel yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.7
Apa itu teknologi komunikasi? Untuk menyamakan pemahaman kita, mari kita
merujuk pada beberapa pandangan para ahli berikut.
Menurut Alter (Bungin, 2006 : 30), teknologi informasi mencakup perangkat keras
dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data
seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau
menampilkan data.
Martin (Bungin, 2006 : 30) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya
terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan
untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi
komunikasi untuk mengirimkan informasi.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa
teknologi komunikasi berhubungan erat dengan perangkat keras dan lunak yang dapat
digunakan untuk memproses dan mengirimkan informasi.
Setelah anda memahami konsep-konsep sosiologi dan komunikasi, sekarang apa
yang anda ketahui tentang sosiologi komunikasi. Secara sederhana, anda dapat membuat
definisi sederhana dengan menghubungkan kedua konsep tersebut.
Namun untuk menyeragamkan pemahaman, tidak ada salahnya kalau anda
memperhatikan beberapa pengertian berikut ini. Stephen F. Steele dalam Anne Arundel
Community College and The Society for Applied Sociology (2002), sebagaimana dikutip
Liliwery (Tanpa Tahun, hal 4), bahwa sosiologi komunikasi adalah studi yang
mempelajari perilaku kolektif akibat media.
7
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, (PT REMAJA ROSDAKARYA,
1984) hal.18
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 28
Selanjutnya, Liliwery sendiri memahami sosiologi komunikasi dalam dua bagian
yakni level makro dan mikro. Dalam arti luas (makro), Liliwery berpendapat bahwa
sosiologi komunikasi merupakan cabang dari sosiologi yang mempelajari atau
menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang
bagaimana proses komunikasi manusia dalam kelompok atau masyarakat. Sementara
dalam artian sempit (mikro), Liliwery mendefinisikan sosiologi komunikasi sebagai
cabang dari sosiologi yang mempelajari atau yang menerangkan mengenai prinsip-prinsip
keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam
konteks komunikasi massa dari suatu masyarakat.
Apa kesimpulannya? Ingat, sosiologi komunikasi adalah cabang dari sosiologi.
Secara sederhana anda dapat mengatakan bahwa sosiologi komunikasi adalah cabang dari
sosiologi yang mempelajari bagaimana proses pertukaran pesan/informasi terjadi dalam
konteks masyarakat.
3. Pola-pola Pendekatan Sosiologi Komunikasi
Dalam penelitian ini pola-pola pendekatan yang digunakan terdiri dari empat
bagian, antara lain :
a. Pendekatan Analisis isi
Analisis ini merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi
pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik, dan relevan
secara sosiologis. Uraian dan analisisnya bisa menggunakan tata cara pengukuran
kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan keduanya sekaligus.
Secara objektif maksudnya kategori yang dipakai untuk menganalisis isi harus
dirumuskan dengan persis agar siapa saja yang menggunakannya akan mendapatkan
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 29
hasil yang sama. Jadi bila kita hendak menganalisis isi pesan dalam berita-berita
politik yang ada di sebuah surat kabar misalnya, maka yang pertama harus ditetapkan
adalah kriteria dari apa yang dimaksud sebagai berita politik. Kriteria itu harus
sedemikian rupa sehingga siapa pun (jadi bukan cuma kita yang hendak melakukan
analisis saja) dapat memakainya.
Secara sistematik berarti isi media massa yang akan dianalisis dipilih dengan
cara yang telah ditetapkan sebelumnya, dan tidak bisa (terpengaruh oleh atau berpihak
pada sisi tertentu). Jadi yang melakukan analisis tidak hanya memilih hal-hal yang
cocok dengan hipotesis yang dianutnya.
Yang dimaksud relevan secara sosiologis, bahwa masalah yang hendak
dianalisis memang mempunyai relevansi dengan kehidupan kemasyarakatan. Artinya
topik yang dijadikan pokok kajian itu berkenaan dengan tatanan, sistem nilai, norma,
perilaku, institusi dan aspek-aspek sosiologis lainnya. Misalnya saja analisis isi yang
menyangkut nilai-nilai kesetiakawanan dalam serial kartun anak-anak. Hal ini
mempunyai relevansi sosiologis karena kesetiakawanan merupakan dasar bagi
terbentuknya rasa solidaritas sosial.8
Sedangkan cara kuantitatif artinya hasil analisis dinyatakan dalam bentuk
numerik seperti dalam distribusi frekuensi, koefisien korelasi, persentase, dan
sebagainya. Kemudian secara manifest, artinya isi dianalisis menurut apa yang
dikatakannya (tersurat), dan bukan menurut arti "yang terkandung di antara baris demi
baris" (tersirat).
Analisis isi dapat menghasilkan pemahaman tentang pengirim atau sumber
pesan, tentang kecerdasannya, kepribadiannya, sikap, motif, nilai dan tujuan, tentang
8
Ibid., hal 79
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 30
kelompok tempat ia bergabung, atau keinginan untuk tergabung, dan pengaruh
kelompok tersebut pada diri orang yang bersangkutan.
Kegunaan analisis ini dapat bermacam-macam. Pendekatan ini bukan hanya
untuk mempelajari karakteristik isi komunikasi, tetapi juga untuk menarik kesimpulan
tentang sifat komunikator, khalayak dan efeknya Penelitian tentang karakteristik isi
meliputi studi perkembangan, persaingan yang bersifat internasional, teknik dan gaya
propaganda.
Menurut Wright, ada tiga alasan mengapa analisis ini digunakan untuk:
a) Memberikan gambaran tentang isi yang meliputi studi pengembangan,
perbandingan yang bersifat internasional, teknik dan gaya propaganda dan
sebagainya
b) Memberikan gambaran tentang diri produser maksud atau keadaan politis dan
sosiologisnya.
c) Analisis isi dipergunakan pebagai petunjuk tentang sifat-sifat khalayak nilai nilai,
rasa suka dan tidak suka.
b) Pendekatan analisis fungsional
Pendekatan analisis fungsional ini memfokuskan perhatiannya pada fungsi dan
disfungsi komunikasi massa bagi kehidupan anggota masyarakat, baik secara
individu, berkelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan.
Fungsi komunikasi massa yang dimaksud di sini adalah fungsi yang dapat
dirasakan baik terhadap setiap diri orang secara individual, maupun bagi kelompok
anggota masyarakat, serta terhadap masyarakat secara keseluruhan.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 31
Maka analisis fungsional artinya kajian mengenai fungsi sesuatu, dalam hal ini
adalah komunikasi massa. Analisis fungsional terhadap komunikasi massa pertama
kali dilakukan oleh Charles R. Wright, seorang sosiolog yang concern terhadap
komunikasi massa. Analisis itu dikemukakannya dalam tulisannya berjudul
Functional Analysis and Mass Communication pada tahun 1960. Dengan analisis
tersebut Wright mengkaji fungsi-fungsi komunikasi massa dalam kehidupan
perorangan anggota masyarakat (individual), kelompok (group), dan masyarakat
secara keseluruhan (society), baik yang terlihat nyata (manifest) maupun yang tidak
kelihatan nyata namun berlangsung (latent). Fungsi-fungsi tadi pertama-tama
dikelompokkan menjadi: yang berfungsi sebagaimana seharusnya, dan yang disfungsi
yakni berfungsi tidak seperti yang semestinya.
Harold D. Lasswell mengemukakan fungsi komunikasi massa adalah memberi
informasi, mendidik, dan menghibur. Wright menambahi fungsi tadi menjadi empat:
kegiatan penyelidikan atau surveillance, lalu kegiatan mengkorelasikan yaitu
menghubungkan satu kejadian dengan fakta yang lain dan menarik kesimpulan,
Kemudian kegiatan transmisi kultural yaitu pengalihan kebudayaan dari satu generasi
kepada generasi yang berikutnya, dan yang keempat adalah kegiatan penghiburan atau
entertainment.
c. Analisis instutional
Pendekatan ini berfokus pada aspek kelembagaan atau institusi komunikasi
massa. Aspek ini dianggap penting kerena secara langsung mencerminkan sistem
yang dianut oleh suatu masyarakat.
Pendekatan ini berpandangan bahwa kelembagaan yang mewadahi
komunikasi massa ditentukan oleh sistem komunikasi yang berlaku pada masyarakat.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 32
Dalam bidang pers, miosalnya kita mengenal ada 4 sistem pers : otoriter, liberal,
komunis, dan bertanggungjawab.
StudiGerbner,berkisar seputar permasalahan analisis dan teori tentang sistem-
sistem pesan dan teori serta analisis proses institusional, serta penyelidikan tentang
hubungan-hubungan antara sistem-sistem pesan, struktur sosial dan organisasional,
pembentukan citra, dan kebijakan publik.
Pokok-pokok permasalahan yang berkenaan dengan hal itu, antara lain adalah:
a) Bagaimana media menyusun dan menstrukturkan sistem-sistem pesan yang mereka
pada waktu yang berbeda dan pada masyarakat yang berkelainan.
b) Bagaimana sistem-sistem produksi pesan dan distribusi massa diorganisasikan,
dikelola, dan dikendalikan.
c) Perspektif dan pola pilihan-pilihan apa yang oleh sistem-sistem tersebut yang
disediakan bagi publik tertentu.
d. Analisis organisasional
Yang menjadi perhatian dalam analisis organisasional ini, baik pola yang secara
formal diakui mengenai hubungan antarparsipan maupun komponen-komponen struktur
yang informal, seperti persahabatan
Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok sebagai Bagian dari
Sosiologi Komunikasi
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi
baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (tanpa medium).
Contohnya kegiatan percakapan surat menyurat pribadi. Fokus pengamatannya adalah
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 33
bentuk-bentuk dan sifat-sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik
komunikator.9
Komunikasi kelompok, memfokuskan pembahasannya kepada interaksi diantara
orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan
komunikasi antar personal. Bahasan teoritis meliputi dinamika kelompok, efisiensi dan
efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta
pembuat keputusan.
a) Teori Perbandingan Sosial
Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan kelompok kita
dengan kelompok lain. Hal-hal yang dibandingkan hampir semua yang kita miliki, mulai
dari status sosial, status ekonomi, kecantikan, karakter kepribadian dan sebagainya.
Konsekuensi dari pembandingan adalah adanya penilaian sesuatu lebih baik atau lebih
buruk dari yang lain. Melalui perbandingan sosial kita juga menyadari posisi kita di mata
orang lain dan masyarakat. Kesadaran akan posisi ini tidak akan melahirkan prasangka
bila kita menilai orang lain relatif memiliki posisi yang sama dengan kita. Prasangka
terlahirketika orang menilai adanya perbedaan yang mencolok (Myers, 1999).
Dalam masyarakat yang perbedaankekayaan anggotanya begitu tajam prasangka
cenderung sangat kuat. Sebaliknya bila status sosial ekonomi relatif setara prasangka
yang ada kurang kuat. Para sosiolog menyebutkan bahwa prasangka dan diskriminasi
adalah hasil dari stratifikasi sosial yang didasarkan distribusi kekuasaan, status, dan
kekayaan yang tidak seimbang diantara kelompokkelompok yang bertentangan (Manger,
1991).
9
Dedy Mulyana, M.A., Ph.D., Ilmu Komunikasi, (Bandung, PT ROSDAKARYA, 2005), hlm. 175
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 34
Contoh kasus: Adanya perbedaan pendapat dan adanya perbedaan tujuan
disebuah kantor ada sebuah perbedaan sosial yaitu antara atasan dan bawahan, manajer
dan karyawan dengan ini biasanya sering terjadi konflik atau masalah dan juga kerjaan
yang menumpuk , karyawan yang tidak disiplin dan adanya perbedaan gaji ini dapat
menjadi suatu konflik perbandingan sosial dan dimana ada juga sama-sama karyawan
tapi dibedakan gaji dan fasilitas ini juga salah satu perbandingan sosial yang jelas akan
menimbulkan suatu konflik.
b) Teori Percakapan Kelompok
Teori percakapan kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas kelompok
atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaaan masukan dari anggota
(member input), variable-variabel perantara (mediating variables), dan keluaran dari
kelompok (group output). Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok dapat
diidentifikasikan sebagai perilaku, interkasi dan harapan-harapan (expectation) yang
bersifat individual.
Sedangkan variable-variabel perantara merujuk pada strukturstruktur formal dan
struktur peran dari kelompok seperti status, norma, dan tujuan-tujuan kelompok. Yang
dimaksud dengan output kelompok adalah pencapaian atau prestasi dari tugas atau tujuan
kelompok. Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi
perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok. Dengan kata lain,
perilaku, interaksi dan harapan-harapan (input variables) mengarah pada struktur formal
dan struktur peran (mediating variables) sebaliknya variabel ini mengarah pada
produktivitas, semangat dan keterpaduan (group achievement).
Contoh kasus : ketika ada suatu kelompok suku budaya yaitu budaya batak dan
jawa yang membedakan antara bahsa dan konotasi dalam pengucapan kalau jawa
terkenal dengan kelembutannya akan tetapi suku batak yang terkenal dengan suara keras
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 35
dan lantang ini terkadang menjadi suatu problem karna pada dasar nya orang-orang di
indonesia terlalu sensitif oleh karna itu dari kedua suku akan menimbulkan konflik
apabila ada suatu percakapan yang sebenernya biasa saja tapi kalau ditanggapi dengan
konotasi suara yang kencang akan menimbulkan seperti suatu emosi dan dengan
kelmbutan di anggap tidak keseriusan dan ini dapat menjadi konflik antara suku-suku
yang ada di indonesia.
c) Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat
mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari kelompok dengan mengkaji
hubungan di antara dua orang (dydic relationship). Suatu kelompok dipertimbangkan
untuk kumpulan dari hubungan antara dua partisipan tersebut. Perumusan tersebut
mengasumsikan bahwa interaksi menusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan
bahwa biaya (cost) dan imbalan (reward) dipahami dalam situasi yang akan disajikan
untuk mendapatkan respon dari individu-individu selama interaksi sosial. Jika imbalan
dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan
diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka untuk
melindungi imbalan apa pun yang mereka cari. Pendekatan pertukaran sosial ini penting
karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-konsep
ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan.
Contoh Kasus : Hubungan suami istri melalui sebuah ikatan pernikahan. Pola-
pola perilaku dalam sebuah pernikahan, hanya akan langgeng manakala kalau semua
pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena
berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula
sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan. Banyak perceraian
diantara pasangan suami istri terjadi karena salah satu di antara mereka merasa tidak
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 36
terjadi kecocokan dengan pasangannya serta merasa dirugikan dengan ikatan pernikahan
tersebut. Fenomena perceraian sangat sering kita saksikan melalui layar televisi,
perceraian selebritis. Bahkan buntut dari perceraian tersebut adalah sebuah pertikaian
dimana antara keduanya tidak ada yang mau mengalah. Yang awalnya mereka saling
mengumbar kasih sayang tetapi setelah bercerai malah saling melempar caci maki dan
kebencian.Sebuah ikatan antara suami istri dalam pernikahan harusnya dipandang
sebagai sebuah ikatan suci dan sakral. Sebelum membangun komitmen dalam sebuah
ikatan pernikahan seharusnya antara pria dan wanita harus saling mengenal satu sama
lain. Alangkah baiknya jika sebuah pernikahan dilandasi oleh pemahaman agama yang
baik.
Dalam menjalani ikatan pernikahan seharusnya suami istri selalu berkomunikasi
secara intens dan terbuka satu sama lain. Masing-masing pasangan juga harus saling
memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pasangannya. Ketika pasangan tidak
mampu dalam suatu hal maka alangkah bijaknya jika ia tidak menuntut hal tersebut
diluar kesanggupan pasangannya. Komitmen-komitmen seperti inilah yang harus
dikedepankan agar tidak terjadi perselisihan yang akan berakibat pada perceraian.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam suatu penelitian, salah satu hal yang penting adalah menetapkan metologi
penelitian, karena metodologi penelitian sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan,
dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan secara ilmiah. Apabila seorang peneliti
menggunakan metodologi yang tepat, maka dapat diharapkan akan mendapatkan hasil yang
baik.10
Dalam penulisan laporan penelitian ini, peneliti menggunakan dua bentuk penelitian,
yaitu :
1. Library Research
Adalah riset yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku dan literature lainnya
yang berkaitan denan permasalahan yang dikaji.
2. Field Research (penelitian Lapangan)
10
Sutrisno Hadi, MetodologiResearch I, (Yogya : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM,1993), hlm. 9-10.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 38
Riset yang dilakukan dengan cara penelitian secara langsung pada objek atau
lapangan penelitian untuk mencari data-data yang sesuai dalam pembahasan.
Selanjutnya prosedur penelitian tersusun sebagai berikut :
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodeyang bersifat kualitatif, atau
dengan pendekatan dalampenelitian yang mengedepankan data yang bersifat kualitatif
dan dalam situasi lapangan ynag bersifat wajar, sebagaimana adanya tanpa di manipulasi.
Jadi penelitian kualitatif ini tidak ingin menempatkan hasil dari suatu aktifitas
sebagaimana penelitian kuantitatif, serta memiliki sifat holistik, artinya melihat gejala-
gejala social tidak secara partikularistik yang berupa variable-variabel, akan tetapi
melihat gejala tersebut secara keseluruhan, mendalam dan sistematis. Sehingga
hakekatnya bagian antara bagian-bagian tersebut tidak dipisahkan antara satu dengan
lainnya.11
Peneliti menggunakan metode kualitatif karena ada pertimbangan lain,
menjelaskan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan-
kenyataan ganda. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara
peneliti dengan responden, metode ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan
banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang membuat gambaran sistematis,
factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.12
Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan cirri-ciri orang tyertentu,
kelompok-kelompok, atau keadaan-keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti itu dapat
dikumpulkan dengan bantuan wawancara, kuisioner, dan pengamatan langsung.
11
Nasution, Metode Penelitian Naturalististic Kualitatif, (Bandung : Tarsip, 1992), hlm. 35.
12
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo, 1998), hlm. 18.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 39
Penelitian ini akan memberikan informasi tentang sifat atau gejala pada keadaan
tertentu. Dalam penelitian deskriptif terdapat beberapa jenis metode yang telah lazim
dipergunakan. Oleh karena itu, melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi adalah
teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti.
Dalam penelitian ini tidak terdapat perlakuan atau pengendalian data. Penelitian
deskriptif hanya menggambarkan apa yang ada bukan mengujihipotesa. Sehingga
penelitian ini bersifat non hipotesis. Penelitian ini bergantung pada pengamatan peneliti.
Penelitian deskriptif ada dua macam, yaitu penelitian deskriptif yang bersifat
eksploratif dan yang bersifat developmental. Penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif
bertujuanuntuk menggambarkan keadaan atau status fenomena, sedangkan yang bersifat
developmental digunakan untuk menemukan suatu model atau prototype.13
Jadi penelitian
dalam laporan ini adalah “Penelitian Kualitatif Deskriptif Eksploratif”.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dari kelompok 3, adalah Lokasi sekolah ini berada di Jl. A. Yani
No. 6-8 Surabaya, Sebelah utara: berbatasan dengan Rumah Sakit Islam (RSI), Sebelah
selatan: berbatasan dengan RSAL, Sebelah timur: berbatasan dengan Jl. A. Yani, Sebelah
barat: berbatasan dengan wisma guru.
C. Tahap-tahap Penelitian
1. Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Melalui metode ini peneliti ingin memperoleh data mengenai :
a. Kehidupan Sosiologi komunikasi antara guru dan siswa SMALB-B Karya Mulia
Surabaya
2. Interview (Wawancara)
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), hlm. 245
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 40
Merupakan alat penilain yang digunakan untuk menyingkap kehidupan
sosiologi komunikasi atara guru dan siswa SLB, siswa dengan siswa SLB lainnya, dan
siswa SLB dengan orang tua wali. Kelebihan wawancara adalah bisa kontak langsung
dengan masyarakat sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan
mendalam. Lebih dari itu, hubungan dapat dibina lebih baik sehingga masyarakat
bebas mengemukakan pendapatnya.
Wawancara dapat direkam dan dicatat secara lengkap. Adapun yang diwawancara
adalah guru SLB Karya Mulia Surabaya, dan Orang Tua wali siswa SLB Karya Mulia
Surabaya.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan pengumpulan data dalam penelitian yang bersumber
dari data-data berupa kata-kata dan tindakan.
Metode studi pustaka yang dilakukan merukan cara-cara penelaah dan penkaji
untuk menemukan teori, konsep dan formulasi objek penelitian, yang dalam penelitian
ini metode studi pustaka meliputi buku-buku dan artikel dari internet.
Metode studi pustaka ini digunakan untuk menemukan teori atau konsep tentang:
1) Sosiologi Komunikasi, Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi, Pola-pola Pendekatan
Sosiologi Komunikasi, Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok
sebagai Bagian dari Sosiologi Komunikasi, dan Teori Sosiologi Komunikasi tentang
Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok.
2) Kehidupan sosiologi komunikasi dalam pembelajaran di SLB Karya Mulia Surabaya.
3) Sosiologi komunikasi siswa SLB dengan orang tua wali serta dengan orang yang
berada disekitar mereka.
4. Dokumentas
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 41
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan
sebagainya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan
menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu
penelitian bisa disebut instrumen penelitian.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode interview
Metode interview adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan Tanya jawab secara lisan (bertatap muka dengan responden).14
Penggunaan
metode ini, peneliti mengadakan komunkikasi secara langsung untuk menggali
permasalahan yang erat kaitannya dengan keadaan lembaga pendidikan SLB Karya Mulia
Surabaya, data tentang pendekatan, metode dan materi pembelajaran di SLB Karya Mulia
Surabaya. Adapun instrument pengumpulan datanya adalah guide interview (pedoman
wawancara).
2. Metode observasi
Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun
14
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Social, (Jakarta, Rajawali Press, 1995), hlm. 52.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 42
tidak langsung. Lebih lanjut lagi Sutrino Hadi mengatakan bahwa observasi adalah
pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.15
Adapun tehnik pengamatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
pengamatan tersembunyi (covert) dan pengamata terbuka (overt), hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan situasi yang alamiah serta data yang diperoleh akan valid dan
reliable.
Penggunaan metode ini, peneliti mengadakan pengamatan langsung pada guru
SLB Karya Mulia sewaktu ada kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Adapun
instrument pengumpulan datanya adalah panduan observasi.
3. Metode dokumenter
Metode dokumenter merupakan proses pembuktian yang didasarkan atas jenis
sumber apapun baik yang bersifat tulisan, gambaran/arkeologi, atau sesuatu yang
tertulis/tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan.16
Penekanan metode ini digunakan untuk menggali data yang berkaitan dengan
masalah yang sedang diteliti dengan cara menyelidiki dan menyeleksinya terhadap data
yang ada dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan dan kerelevanan dengan pokok
masalah. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode documenter tidak begitu sulit
dalam artian, apabila ada kekeliruan, maka sumber datanya masih tetap tidak berubah.
Metode ini digunakan penulis untuk mencari data tentang gambaran umum obyek
penelitian yang meliputi sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, keadaan
sarana dan prasarana, data guru, data karyawan, data siswa SMALB-B Karya Mulia
Surabaya. Adapun instrument pengumpulan datanya adalah form pencatat dokumen.
15
Sutrisno Hadi, Metodologi, hlm. 136.
16
WJS. Purwodarwita, Kamus Umum Bhs. Indonesia, (Jakarta : Baalai Pustaka, 1976), hlm. 256.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 43
F. Analisis Data
Pada dasarnya proses analisis data itu dimulai dari menelaah data secara
keseluruhan yang telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik itu dari pengamatan,
wawancara, catatan lapangan dan yang lainnya. Data tersebut memang ada banyak sekali
dan setelah dibaca kemudian dipelajari. Apabila itu sudah dilakukan maka selanjutnya
melakukan reduksi data yang dilaksanakan dengan cara membuat sebuah abstraksi dan
setelah itu maka menyusunnya ke dalam satuan-satuan. Dari satuan-satuan tersebut
kemudian dikategorisasikan pada langkah-langkah selanjutnya. Kategori tersebut
dilakukan sambil membuat koding dan tahap terakhir dari analisis data penelitian yaitu
dengan mengadakan pemeriksaan atas keabsahan data. Apabila tahapan tersebut telah
selesai maka sekarang mulai ke tahap penafsiran data untuk menjadikannya teori
substansi dengan menggunakan metode-metode tertentu.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 44
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
I. Sejarah dan Perkembangan SMAL-B Karya Mulia Surabaya
Pada tanggal 4 Oktober 1954, atas inisiatif tiga orang warga Surabaya untuk
mengambil langkah awal yang kemudian hari mempunyai arti yang sangat besar bagi
kehidupan kaum tunarungu di Surabaya, bahkan di Jawa Timur, beliau itu adalah :
a. Almarhum R. Isnomo : rawoto Soedarmo, pada waktu itu sebagai kepala inspeksi
sekolah rakyat kota praja Surabaya.
b. Almarhum R. Soesilo, Kommis pada kantor pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan
kota praja Surabaya.
c. Almarhum Soemarno, seorang guru yang pernah mendapatkan pendidikan disekolah
guru pendidikan luar biasa di Bandung.
Langkah awal yang telah diambil ialah merintis berdirinya sekolah khusus yang
memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak yang tunarungu. Istilah yang digunakan
pada waktu itu ialah “tuli bisu” atau “bisu tuli”. Sekolah yang dirintis benar-benar sederhana
dalam arti yang sesungguhnya. Kesedehanaannya dapat dilihat dari yang dipergunakan
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 45
sebagai sekolah, yaitu sebuah kamar tidur di Jl. Bengawan, muridnya berjumlah 15 orang dari
berbagai umur, dari 7 tahun sampai 18 tahun.
Guru kepala sekolah dan pembantu sekolah semuanya dijabat oleh satu orang saja.
Namun, dengan keterbatasan fisik itu tidak mengurangi kegiatan yang diselenggarakan.
Dengan kondisi itu, seolah-olah ingin meluruskan satu pandangan yang salah, bahwa kalau
anak dilahirkan tuli, nantinya pasti bisu.
Namun, pada kenyataannya pendapat tersebut salah, karena setelah melalui
serangkaian latihan, anak-anak yang dulu dikatakan bisu ternyata dapat mengucapkan
“selamat pagi”, “selamat siang”, dan berbagai ungkapan sehari-hari yang penting.
Usaha yang dirintis dan dimulai dari sebuah kamar ternyata mendapat tanggapan yang
cukup baik dari anggota masyarakat dan pejabat pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat pada
perayaan ulang tahun sekolah yang pertama, yaitu para tamu dibuat kagum akan hasil yang
dicapai. Karena murid-murid yang selama ini dianggap bisu, setelah diajari ternyata dapat
berbicara dan hal itu menjadi suatu kejutan serta diluar dugaan mereka. Tanggapan baik
tersebut diwujudkan dengan semakin banyaknya murid dan bantuan dari masyarakat yang
diberikan demi kelancaran proses belajar mengajar.
Pejabat pemerintah memberikan tanggapan yang positif dan bersifat yuridis formal.
Atas saran dari wali kota R. Mustajab agar badan yang mengelola sekolah berstatus yayasan
dengan status hukum. Dengan demikian, yayasan akan dapat melaksanakan fungsinya secara
benar, dan atas saran tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relative singkat. Sehingga pada
tanggal 7 Januari 1956, terbentuklah badan yang mengelola sekolah dengan nama “Yayasan
Pendidikan dan Pengajaran Anak Bisu Tuli”, dengan akte notaries Gusti Djohan.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 46
Pada tahun 1962, gedung sekolah di Jl. Bengawan dijual oleh pemiliknya dan sekolah
dipindahkan di Jl. Ronggolawe 29 dengan mendapatkan ruangan kecil. Kemudian pada bulan
oktober tahun 1965 sekolah tersebut dipindahkan ke gedung sekolah Tionghoa di Jl.
Darmokali 69 bersama-sama sekolah untuk anak-anak lemah ingatan. Akhirnya pada tanggal
14 Agustus 1977, sekorang tuna rungu memiliki gedung sekolah sendiri dan dipakai hingga
sekarang, yang berlokasi di Jl. A. Yani No. 6-8 Surabaya.
Dalam perjalanan sejarahnya, nama yayasan, keperguruan dan nama sekolah sempat
berganti tiga kali, meskipun misi yang diemban tetap, yaitu “memberikan pelayanan
pendidikan kepada anak tuna rungu”. Secara kronologi peristiwa itu diuraikan seperti table
dibawah ini :
Kronologi pergantian ketua yayasan dan pergantian nama sekolah
TABEL I
Yang perlu diperhatikan, bahwa sejak menempati gedung sekolah yang baru, nama
yayasan diubah menjadi yayasan Pembina anak tuna rungu karya mulia. Selain nama
professional, yaitu memberikan pembinaan anak tuna rungu, juga masih ada nama sebutan
“Karya Mulia” yang berasal dari peribahasa dalam bahasa Belanda “Arbeid adelt” yang
berarti bekerja akan menambah kemuliaan jiwa manusia.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 47
NO Nama Periode Nama Yayasan Nama Sekolah
R. Isnomo
Prawoto
Soedomo
1.
2. R. soegondo
3. Ny. S.Harjono
1956-1967
1967-1972
1972-
Sekarang
Yayasan
Pendidikan dan
Pengajaran anak
bisu tuli
Yayasan Pembina
anak tunarungu
wicara
Yayasan Pembina
anak tunarungu
karya mulia
Sekolah luar biasa bisu
tuli
Sekolah pendidikan luar
biasa tunarungu wicara
Sekolah luar biasa
tunarungu karya mulia
Adapun sekolah-sekolah yang di bawah naungan yayasan adalah Taman kanak-kanak,
Sekolah dasar, Sekolah lanjut tingkat pertama, Sekolah menengah luar biasa. Sekolah
tersebut juga memiliki sejarah tersendiri. Pada awalnya sekolah menengah itu bernama
sekolah lanjutan sebagai kelanjutan dari sekolah dasar.
Ditingkat lanjutan ini, pelajarannya bersifat kejuruan dan bertujuan agar anak didik
mendapat pelajaran ketrampilan untuk memperoleh bekal yang dipergunakan untuk bekerja
berdiri sendiri dalam masyarakat. Pada sekolah lanjutan ini, terbagi menjadi dua tingkatan,
yakni tingkat I dan tingkat II. Pada tingkat I, anak-anak belajar semua jenis ketrampilan,
seperti menjahit, cetak-mencetak, potong rambut, dan pertukangan kayu. Sedangkan pada
tingkat II, siswa harus memilih jurusan yang disesuaikan dengan bakat dan minatnya. Waktu
yang dipergunakan siswa dalam menempuh sekolah lanjutan 4 tahun.
Sekolah lanjutan ini berlangsung hingga tahun1997 dan kemudian diganti dengan
Sekolah Lanjutan Menengah Luar biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Sejak berganti
nama hingga sekarang mengalami 2 kali periodesasi kepemimpinan kepala sekolah, yaitu :
1. Drs. Moh. Syafi’I (1997-1998)
2. Slamet Riyanto, S.Pd (1998-sekarang).17
Selama kurang lebih enam tahun ini, berganti nama menjadi Sekolah Menengah Atas
Luar Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya.18
II. Letak Geografis SMALB-B Karya Mulia Surabaya
17
Selayang pandang SLB Tunarungu Karya Mulia.
18
Hasil interview dengan Bpk. Totok Warsito, tanggal 6 Juni 2014.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 48
Lokasi sekolah ini berada di Jl. A. Yani No. 6-8 Surabaya, dengan letak yang cukup
strategis, karena dekat dengan sarana umum, khususnya sarana transportasi, sehingga
lokasinya mudah dijangkau oleh kendaraan umum.
Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : berbatasan dengan Rumah Sakit Islam (RSI)
b. Sebelah selatan : berbatasan dengan RSAL
c. Sebelah timur : berbatasan dengan Jl. A. Yani
d. Sebelah barat : berbatasan dengan wisma guru
Selain itu didepannya merupakan jalan raya yang setiap harinya tidak pernah sepi dari
mobilitas manusia.
Walaupun dengan kondisi demikian, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik, karena ruangan kelasnya berjarak kerang lebih 50 meter dari pintu gerbang sekolah. Hal
tersebut juga didukung dengan adanya prasarana yang menunjang.
III.Struktur Organisasi SMALB-B Karya Mulia Surabaya
Setiap yayasan yang berdiri tentunya harus memiliki struktur organisasi, karena hal
ini sangat penting untuk memberikan tugas kepada masing-masing personalia kepengurusan
agar roda organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Adapun struktur organisasi dari yayasan Pembina anak tunarungu karya mulia
Surabaya adalah sebagai berikut :
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 49
Struktur Organisasi Yayasan Pembina Anak Tunarungu Karya Mulia19
TABEL II
:
19
Selayang pandang
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 50
KETUABp.3
DEPDIKBUD
Ny. Harjono
BENDAHARA
Dr. Leny D. Purwati
SEKRETARIAT
Ny. Hanny
PENDIDIKAN
Prof. M. Harjono
DANA
Ny. S. Harjono
Bad. Pertimbangan
Drs. Joko Soenarto
SLTPLB
Drs. Sumarmas
LOGISTIK
NY. Sulistiana
SD II
Ny. Harmini
BIMB&PNYLHN
Prof. M. Harjono
SD I
M. Mustain
AUDIOMETRY.ST
Ny. Heru & Elis N.
TK
Drs. Chajatun
BALITBANG
Drs. Heru Santoso
WORKSHOP
Ny. Harjono
KESEHATAN
Dr. Netty
SMALB
Slamet R., S.Pd
KESEJAHTERAAN
Ny. Yayuk
Pelindung & penasehat
Ny. Basofi Sudirman
G. Kerjasama
G. Komando
IV. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAL-B Karya Mulia Surabaya
Penjelasan tentang keadaan sarana dan prasarana yang ada di SMAL-B Karya Mulia
Surabaya, sebagaimana tabel berikut :
Keadaan sarana dan prasarana SMAL-B Karya Mulia Surabaya20
.
TABEL III
20
Dokumentasi SMAL-B Karya Mulia Surabaya
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 51
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17
18.
Jenis Sarana Jumlah
Ruang Kelas
Ruang Bp
Ruang kepala Sekolah
Ruang guru
Ruang tata usaha
Ruang penjaga
Ruang computer dan pengetikan dan percetakan
Ruang perkayuan
Ruang tata boga
Ruang Salon (kecantikan dan potong rambut)
Ruang penjahitan putra & Putri
Ruang audiologi
Ruang bina wicara (terapi wicara)
Musholla
Perpustakaan
Kantin
Kamar mandi
Gudang
8
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
2
1
1
Data guru, karyawan, dan siswa SMAL-B Karya Mulia Surabaya Tahun pelajaran
2013-2014.
a. Data guru SMAL-B Karya Mulia Surabaya Tahun pelajaran 2013-2014.21
Untuk menggambarkan tentang data guru SMALB-B karya Mulia Surabaya, adalah
sebagai tabel berikut :
TABEL III
21
Hasil Interview, tanggal 6 Juni 2014
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 52
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
No
Slamet Riyanto, S.Pd
Karjito, S.Pd
Totok Warsito, S.Pd
Dra. Zainul Aini
Mudiah, S.Pd
Ilis Rosinah, S.Pd
Ahmad Nur Hadi, S.Pd
Drs. Ampuh Basuki
Sukamto, S.Pd
Syaiful Imron, S.Pd
Supriyanto, S.Pd
Arnita
Nama
Kepala Sekolah
Wakasek
Guru DPK
Guru DPK
Guru DPK
Guru DPK
Guru DPK
Guru YYS
Guru YYS
Guru YYS
Guru YYS
Guru YYS
Jabatan
Kepala sekolah/Bp
Matematika
Bahasa Indonesia
Potong rambut
Penjahit putri
Pendidikan Agama Islam
Bahasa Inggris
Ppkn,IPS,IPA,Komputer,tataboga,percetakan
Perkayuan
Penjahit Putra
Penjaskes, IPA
Tata Rias
Tugas
b. Data Karyawan SMALB-B Karya Mulia Surabaya
Untuk menggambarkan data tentang karyawan SMALB-B Karya Mulia Subaya, yaitu
berdasarkan tabel berikut :22
TABEL IV
V. Visi dan Misi SMALB-B Karya Mulia Surabaya
Visi :
• Terwujudnya Lulusan SMALB-B Karya Mulia Surabaya yang terampil, mandiri,
bertaqwa dan berakhlak mulia.23
Misi :
• Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
dalam diri peserta didik.
22
Ibid
23
Dokumentasi, pada tanggal 6 Juni 2014.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 53
No
1.
2.
3.
4.
5.
Mulyadi
Mar’atus Sholihah
Siti Aisyah
Eko Yuwonoputro, S.Pd
Nur Hadi, S.Pd
Tata Usaha
Tata Usaha
Tata Usaha
Audologi
Audologi
Nama Jabatan
• Memberikan layanan akademis sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka
mengembangkan berbagai keterampilan hidup.24
• Menanamkan kreativitas dan kemandirian dalam diri peserta didik untuk memecahkan
masalh dan bekerja sesuai dengan bidang keahliannya.
• Menjalin kerja sama dengan dunia usaha dalam upaya menyalurkan tenaga kerja.
Tujuan :
• Membina perilaku akhlak mulia bagi peserta didik.
• Meningkatkan secara intensif kegiatan keagamaan agar lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minat
peserta didik.
• Menumbuh kembangkan bakat dan minat peserta didik
• Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat yang mandiri
dan berguna.
• Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut.
VI. Metode Pembelajaran SMALB-B Karya Mulia Surabaya
Pada dasarnya metode pembelajaran yang di pakai di SMALB-B Karya Mulia
Surabaya adalah sama dengan metode yang biasa dipergunakan di sekolah-sekolah pada
24
Ibid
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 54
umumnya, hanya saja ada metode khusus yang khusus diperuntukan bagi anak tunarungu
yaitu MMR (Metode Maternal Reflectif).
MMR (Metode Maternal Reflectif) merupakan suatu metode yang dikembangkan
oleh A. Van Uden seorang pakar pendidikan anak tunarungu berkebangsaan belanda.
Bila ditinjau dari terjemahan harfiah, maka maternal=keibuan dan reflective=reflektif
(memantulkan). Kata maternal atau keibuan diartikan sebagai pemberian rambu-rambu
bahwa Sang ibu sering berbicara kepada bayinya yang belum bisa berbahasa, bayinya
berusaha meniru bicara ibunya. Sang ibu terus berulang-ulang berbicara, misalnya,
“sayai mama”. Bayinya akan berusaha meniru suara ibunya sedikit demi sedikit seiring
pertumbuhannya. “ma… ma…” Akhirnya bayi dapat berbicara. Itulah semua adalah cara
MMR. Metode ini dapat dijadikan pijakan bagi anak-anak tunarungu untuk belajar
berbahasa, berbicara, dan membaca ujaran.
Tujuan MMR adalah:
1. Agar anak tunarungu dapat semakin bersikap oral
2. Agar anak tunarungu dapat dan suka mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan
curahan hati
3. Agar anak tunarungu dapat dan suka membaca sendiri
4. Agar anak tunarungu dapat berkomunikasi dengan teman sebayanya yang
berpendengarannya normal
Perkembangan penguasaan bahasa dan kemampuan berbahasa anak tunarungu
yang menggunakan MMR bersumbu pada percakapan. Setiap hari kita sering berbicara
satu sama lain, begitu pula dengan mereka. Yang terpenting adalah percakapan dimulai
dengan seorang anak, kita menangkap maksud atau pernyataan anak tersebut, lalu
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 55
menafsirkan pernyataan dengan cara bertanya. Apabila ada anak salah mengucapkan
fonem dan kalimat, kita berusaha membetulkannya. Usahakan kita sering bertanya,
mengundang, mangajak, menentang, bahkan berdebat untuk menimbulkan reaksi
spontan dari anak ini sehingga percakapan ada lanjutannya. Percakapan ini akan
menghasilkan anak tersebut dapat bersikap oral dengan lancar, artikulasinya jelas, dan
berani bergaul, serta mencapai kemampuan berbahasa yang maksimal.
Pada SLB-B Tunarungu Karya Mulia Surabaya terdapat beberapa mata
pelajaran khusus untuk siswa-siswi Tunarungu yang diharapkan akan membantu
mereka untuk mengatasi kekurangan yang ada pada dirinya, mata pelajaran tersebut
adalah:
1) Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI)
BKPBI/BPBI adalah Pembinaan dalam penghayatan bunyi yang dilakukan dengan
sengaja atau tidak sehingga pendengaran dan perasaan vibrasi yang dimiliki anak
tunarungu dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi dengan dunia
sekelilingnya yang penuh bunyi.
Berbahasa dipengaruhi oleh irama, nada, dan lagu. Musik dan bahasa memiliki
banyak kesamaan, oleh karena itu irama dapat dilatih tanpa menggunakan pendengaran
alias menggunakan perasaan vibrasinya. BKPBI/BPBI tidak mustahil diberikan juga pada
anak yang tergolong tuli berat sampai total. Latihan Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan
Irama (BKPBI) apabila dilaksanakan secara intensif dan berkesinambungan pada siswa
akan mampu berbicara secara berirama hal ini sangat penting bagi perkembangan bahasa
mereka sebab irama bahasa akan menunjang daya ingatan anak dan daya ingatan akan
besar pengaruhnya dalam perkembangan bahasa.
• Hubungan BKPBI dengan Aspek Wicara
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 56
Latihan Bina Komunikasi Persepsi dan Irama mewarnai semua aspek berbahasa
terutama pada aspek wicara sebab BKPBI dapat membantu agar anak dapat membentuk
sikap terhadap bicara yang lebih baik dan cara berbicara yang lebih jelas. Hal ini
disebabkan oleh fungsi bunyi bahasa sangat penting yaitu sebagai lambang isi kesadaran
yang memungkinkan anak tunarungu terdorong untuk mengembangkan bahasa dan
wicaranya.
BKPBI pada hakekatnya adalah menyimak bunyi-bunyi/suara-suara yang terdapat
di sekeliling kita artinya latihan BKPBI sangat berpengaruh pada aspek menyimak,
terutama menyimak bunyi-bunyi bahasa. Semakin anak peka terhadap bunyi-bunyi
bahasa, maka semakin menyadari adanya suara-suara manusia di sekelilingnya.
Selanjutnya anak akan terbiasa memanfaatkan sisa pendengarannya dan rasa vibrasinya
untuk memperbaiki kemampuan komunikasinya.
BKPBI dan Bina Wicara Sebagai Pendukung dalam Pembelajaran Tunarungu di
Sekolah
Pembinaan secara sengaja yang dimaksud adalah bahwa pembinaan itu dilakukan
secara terprogram; tujuan, jenis pembinaan, metode yang digunakan dan alokasi
waktunya sudah ditentukan sebelumnya. Sedangkan pembinaan secara tidak sengaja
adalah pembinaan yang spontan karena anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang yang
hadir pada situasi pembelajaran di kelas, sepeti bunyi motor, bunyi helikopter atau
halilintar, kemudian guru membahasakannya. Misalnya, “Oh kalian dengar suara motor
ya? Suaranya ‘brem… brem… brem…’ benar begitu ?”.Kemudian guru mengajak anak
menirukan bunyi helikopter dan kembali meneruskan pembelajaran yang terhenti karena
anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang tadi.
Secara singkat tujuan BKPBI adalah sebagai berikut :
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 57
a. Agar anak tunarungu dapat terhindar dari cara hidup yang semata-mata tergantung
pada daya penglihatan saja, sehingga cara hidupnya lebih mendekati anak normal.
b. Agar kehidupan emosi anak tunarungu berkembang dengan lebih seimbang.
c. Agar penyesuaian anak tunarungu menjadi lebih baik berkat dunia pengalamannya
yang lebih luas.
d. Agar motorik anak tunarungu berkembang lebih sempurna.
e. Agar anak tunarungu mempunyai kemungkinan untuk mengadakan kontak yang lebih
baik sebagai bekal hidup di masyarakat yang mendengar.
Dalam hal kemampuan berbicara, BKPBI dapat membantu agar anak tunarungu
dapat membentuk sikap terhadap bicara yang lebih baik dan cara berbicara yang lebih
jelas. Sarana BKPBI mencakup :
a. Ruang Khusus untuk kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dilengkapi dengan
medan pengantar bunyi.
b. Perlengkapan terdiri atas perlengkapan nonelektronik dan perlengkapan elektronik.
c. Alat-alat penunjang yaitu perlengkapan bermain.
d. Tenaga khusus pelaksana BKPBI hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, antara
lain memiliki latar belakang pendidikan guru anak tunarungu, memiliki dasar
pengetahuan tentang musik, dan memiliki kreativitas dalam bidang seni tari dan
musik.
Ruang BKPBI di SLB-B Karya Mulia Surabaya digunakan secara bergantian
artinya telah terjadwal sedemikian rupa sehingga masing-masing jenjang (TKLB-B,
SDLB-B I, SDLB-B II, dan SMPLB-B) kecuali tingkat SMALB-B mendapat giliran yang
sama dalam membina dan melatih peserta didiknya. Sarana ini dimiliki sebagai
pendukung dalam membelajarkan anak tunarungu dalam mengolah bahasanya. Sehingga
kemampuan berbahasa anak tunarungu di sekoah ini dapat ditingkatkan dan semakin
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 58
berkembang. Guru berlatar belakang pendidikan luar biasa spesialisasi tunarungu, sangat
diperlukan dalam mengembangkan bahasa anak tunarungu melalui BKPBI dan Bina
Wicara. Pemberian latihan sebaiknya diberikan secara rutin dan terus menerus hingga
kosa kata anak bertambah banyak dan pada akhirnya mampu berkomunikasi dengan baik
dan benar.
Latihan-latihan Bina Persepsi bunyi dan Irama ( BPBI ) secara periodik sangat
diperlukan dalam rangka perolehan bahasa bagi mereka. Mulai dari latihan identifikasi
ada dan tidak adanya bunyi, keras lemahnya bunyi, gerakan mengikuti irama musik
( menari ), sampai pada latihan meresepsi kata, kalimat, dan bahkan suatu paragraf.
2) Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)
 Isyarat
Media komunikasi diantara kaum tunarungu berupa gerakan tangan yang disusun
secara sistematis guna melambangkan bahasa lisan.
 Wujud Isyarat
Isyarat adalah bentuk bahasa dalam wujud yang lain, tidak berwujud bunyi yang
dihasilkan alat ucap tetapi berwujud gerakan abjad jari tangan dan berbagai gerak yang
melambangkan kosa kata bahasa Indonesia. Isyarat boleh disejajarkan dengan bahasa
tulis. Isyarat juga merupakan alih bentuk bahasa lisan. Selanjutnya bagaimana bentuk
gerakan isyarat dapat dilihat dalam kamus SIBI.
D. Hasil Penelitian
Sekolah luar biasa tunarungu Karya Mulia merupakan lembaga pendidikan bagi
siswa yang memiliki keterbatasan di bagian pendengaran. sekolah ini mengajarkan
pelajaran kurikulum yang di tetapkan oleh pemerintah, tetapi bahasa yang digunakan
untuk mengajar di sekolah luar biasa tunarungu Karya Mulia ini adalah bahasa isyarat
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 59
Peran sosial guru terhadap murid cukup banyak, selain berperan sebagai pendidik
juga sebagai pengajar. Menurut W.F. Connel dalam Parsono dkk (1990:5.33) peran
seorang guru pendidik (nurturer), model, pengajar dan pembimbing, pelajar (leaner),
komunikator terhadap masyarakat setempat, pekerja administrasi, serta kesetiaan terhadap
lembaga. Dari beberapa peran tersebut, berkaitan dengan murid peranannya adalah (1)
pendidik, (2) model, (3) pengajar dan pembimbing. Sedangkan peran keempat, kelima
keenam dan ketujuh tidak berkaitan dengan murid.
1. Pendidik
Pendidik adalah personnya atau perorangannya, sedangkan mendidik Adalah
kegiatannya. Pengertian mendidik dimaksudkan usaha yang dengan sengaja diadakan
dengan mempergunakan alat pendidikan untuk membantu anak menjadi manusia dewasa
yang bertanggung jawab (Bratanata dkk 1973:6). Tujuan dari mendidik adalah membantu
anak mencapai manusia dewasa yang bertanggung jawab. Dengan peran untuk
pembentukan kedewasaan dan bertanggung jawab, maka seorang guru harus sudah dewasa
dan memiliki tanggung jawab.
2. Peran sebagai model
Model dimaksudkan sebagai contoh bagi murid-muridnya. Guru sebagai
model maka tingkah laku perbuatan, tutur kata hendaknya sesuai dengan norma yang
dianut masyarakat, bangsa, dan negara. Karena nilainilai dasar negara adalah pancasila,
maka tingkah laku guru atau pendidik harus sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
3. Pengajar dan Pembimbing
Sebagai pengajar, guru melaksanakan tugas mengajar. Yang dimaksudkan
dengan pengajaran ialah kegiatan sekolah yang ditunjukkan pada perkembangan daya
intelektual dan penggunaan kecerdasan anak (Bratanata dkk. 1973:103).Jadi sebagai
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 60
pengajar guru berperan membantu perkembangan intelektual dan kecerdasan murid (anak
didik). Sebagai pembimbing artinya 0rang yang melaksanakan kegiatan bimbingan.
Adapun arti bimbingan menurut pasal 25 ayat 1 (satu) PP nomor 28 tahun
1990 tentang pendidikan dasar adalah merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
Jadi guru yang berperan sebagai pembimbing adalah guru yang memberikan bantuan
kepada murid untuk mengenal dirinya (pribadi), mengenal lingkungannya agar dapat
merencanakan masa depan.
Semakin banyaknya informasi yang bersangkutan dengan proses belajar mengajar,
siswa diharapkan oleh pihak sekolah untuk selalu mengikuti informasi yang ada di
sekolahnya, dari nilai ujian, jadwal sekolah, dan informasi-informasi lainnya yang
bersangkutan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
Anak yang memilik kekurangan fisik dibagian pendengaran tidak bisa langsung
menyapaikan maksud dan tujuan mereka masing-masing secara verbal, dikarenakan
penderita tunarungu tidak dapat menerima informasi melalui pendengarannya sehingga
berpengaruh pada komunikasi verbalnya (melalui ucapan), sehingga mereka
menyampakan maksud dan tujuannya melalui komunikasi non-verbal, yang dilakukan
menggunakan sarana bantuan baik melalui tulisan, gerakan anggota tubuh lainnya (bahasa
isyarat), ekspresi wajah, dan dengan bantuan yang lainnya. Siswa yang memiliki
keterbatasan dibagian pendengaran tidak bisa berkomunikasi secara verbal (melaui
ucapan), dikarenakan keterbatasan pembendaraan kata yang mereka miliki, dikarenakan
keterbatasan dibagian pendengaran menghambat mereka untuk mendapatkan informasi.
Para guru di SLB Karya Mulia Surabaya membangun sosiologi komunikasi dengan
siswa-siswi SLB Karya Mulia yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 61
pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan fungsional, pendekatan emosional,
pendekatan rasional, dan pendekatan khusus anak tunarungu. Dalam hal ini menggunakan
pendekatan individual yang digunakan dalm pelajaran praktek seperti baca Al-Qur’an,
baca do’a dan pendekatan klasikal yang digunakan dalam mempelajari materi pelajaran.
Kendala-kendala yang sering dirasakan oleh para staf pengajar diantaranya adalah
kesulitan dalam hal komunikasi dengan para peserta didik, emosi anak yang sulit
dikontrol, dan kendala dalam hal finansial. Dalam hal komunikasi anak-anak penyandang
tunarungu tidak menggunakan alat bantu dengar dikarenakan kebanyakan dari siswa
keluarga menengah kebawah, terkadang untuk berangkat sekolah saja susah. Dengan
kondisi demikian maka guru harus kreatif dalam memberikan pelayanan pada siswa entah
itu dalam proses belajar maupun di luar jam pelajaran.25
Anak luar biasa lebih aktif dan lebih kritis ketika bersosialisasi. Meskipun mereka
mempunyai kekurangan tapi mereka mencoba beirinteraksi dengan orang tua, guru,
sesama anak luar biasa maupun tidak seperti halnya anak-anak pada umunya.
E. Telaah Teori tentang Hasil Penelitian
e. Pengertian Anak Tunarungu
Tunarungu merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan
kehilangan pendengaran yang dialami oleh seseorang. Secara umum tunarungu
dikategorikan kurang dengar dan tuli, sebagimana yang diungkap Hallahan dan Kauffman
(1991:26) bahwa Tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukkan kesulitan
mendengar yang meliputi keseluruhan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang
berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar.
25
Abdurrahman Mulyono, Pendidikan Luar Biasa Umum. (Jakarta: Proyek pendidikan tenaga akademik, 1994),
hlm.54-56.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 62
Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga
menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak
memakai alat bantu mendengar, sedangkan seseorang yang kurang dengar adalah
seseorang yang biasanya dengan menggunakan alat bantu mendengar, sisa
pendengarannya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui
pendengaran”. Pengertian mengenai tunarungu juga sangat beragam, yang semuanya
mengacu pada keadaan atau kondisi pendengaran anak tunarungu. Menurut Andreas
Dwijosumarto dalam seminar ketunarunguan di Bandung (1988:8) dalam Permanarian
Somad dan Tati H. (1996:27) menyatakan bahwa“Tunarungu dapat diartikan sebagai
suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat
menangkap berbagai rangsangan terutama melalui pendengaran”. Anak tunarungu adalah
anak yang mengalami gangguan pendengaran dan percakapan dengan derajat
pendengaran yang bervariasi antara 27db-40db (sangat ringan), 41db-55db (ringan),
56db-70db (sedang), 71db-90db (berat) dan 91 db ke atas dikatakan tuli.
f. Teori Dampak Ketunarunguan Menurut Borthtoyd, A. Dalam Sadja’ah, E. (2005: 1)
menjelaskan berbagai dampak yang ditimbulkan sebgai akibat dari ketunarunguan
mempengaruhi dalam hal:
a) Masalah auditif.
b) Masalah bahasa dan komunikasi.
c) Masalah intelektual dan kognitif.
d) Masalah pendidikan.
e) Masalah sosial.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 63
f) Masalah emosional.
g) Bahkan masalah vokasional.
Kehilangan pendengaran berakibat langsung pada kemampuan penggunaan
bahasa dan kemampuan berkomunikasi. Oleh karena itu anak tunarungu memiliki
kemampuan yang sangat terbatas untuk mengadakan interaksi sosial dengan, orang
lain yang ada di lingkungannya. Keadaan seperti ini akan berakibat pada
perkembangan kepribadian, dengan ditandai oleh rasa harga diri kurang , diliputi oleh
perasaan malu-malu, memiliki perasaan curiga dan cemburu yang berlebihan , sering
merasa diperlakukan tidak adil, sering diasingkan oleh keluarga dan masyarakat
egocentric, impulsive, suggestable dan cenderung memiliki perasaan depresif
(Thomas Irianto, 1988). Ciri-ciri kepribadian tersebut juga merupakan akibat dari
perlakuan orang tua dan masyarakat terhadap anak tunarungu.
Hubungan manusia dengan lingkungan bersifat transaksional,umumnya
tingkah laku itu terjadi karena adanya hubungan timbal balik dan saling
mempengaruhi antara individu dengan lingkungan di sekitarnya. Fungsi-fungsi
sensoris bertindak sebagai perantara antara individu dengan lingkungannya,baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Gangguan pada salah satu fungsi
penginderaan akan berpengaruh pada hubungan individu dengan lingkungan
sekitarnya yang bersifat transaksional tadi.
Seorang individu yang mengalami gangguan pendengaran tertutup dari
rangsangan suara yang berasal dari lingkungannya yang merupakan bagian integral
dari peristiwa- peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu
kehilangan pendengaran menyebabkan terhambatnya kemampuan untuk
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 64
berkomunikasi secara bebas dan efektif dengan keluarga ,teman- teman dan orang lain
yang berada di sekitarnya.
Manusia berkomunikasi saling berhubungan ,dan saling mempengaruhi
melalui bahasa, meskipun bahasa itu dapat dinyatakan secara tertulis,tetapi bahasa
lisanlah cara yang paling banyak digunakan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Di
sinilah pentingnya fungsi pendengaran dalam melakukan fungsi sosial. Dengan
demikian kehilangan pendengaran akan menimbulkan masalah psiko-sosial pada
orang yang menyandangnya.
g. Jenis-jenis Tunarungu Easterbrooks (1997) mmengemukakan bahwa terdapat tiga
jenis utama ketunarunguan menurut lokasi ganguannya:
• Conductive loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian
luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke
bagian dalam telinga.
• Sensorineural loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada
bagian dalam telinga atau syaraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya
pengiriman pesan bunyi ke otak.
• Central auditory processing disorder, yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses
auditer yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang
didengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri.
Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan auditer ini mungkin memiliki
pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer, tetapi mereka sering
mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.
h. Karakteristik anak tunarungu
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 65
• Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademik
Keterbatasan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa mengakibatkan anak
tunarungu cenderung memiliki prestasi yang rendah dalam mata pelajaran yang bersifat
verbal dan cenderung sama dalam mata pelajaran yang bersifat non verbal dengan anak
normal seusianya.
• Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional adalah sebagai berikut:
a. Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat dari keterbatasan dalam
kemampuan berkomunikasi.
b. Egosentrisme yang melebihi anak normal Daerah pengamatan anak tunarungu lebih
kecil jika dibandingkan dengan anak yang mendengar, mereka hanya mampu
menangkap dan memasukan sebagian kecil dunia luar ke dalam dirinya. Jadi makin
sempit perhatiannya, dunia di luar hidupnya semakin menutup dan mempersempit
kesadaran. Bagi anak yang masih mempunyai sisa pendengaran, dan jika alat bantu
pendengarannya dipakai sejak kecil maka akan dapat membantu memfungsikan sisa
pendengaran yang ada. Sehingga didalam menepuh hidupnya dapat terjalin
komunikasi dan interaksi sosial dengan masyrakat dilingkungannya. Selain itu kita
sangat menyadari bahwa penglihatan dan pengamatan anak tunarungu sangat besar
peranannya, sehingga dalam perjalanan hidupnya mereka memiliki sifat “sangat ingin
tahu” seolah-olah mereka selalu haus untuk melihat. Hal tersebut bisa juga terjadi
pada orang yang mendengar, tetapi bagi anak tunarungu sifat tersebut lebih menonjol.
c. Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang menyebabkan ia
tergantung pada orang lain serta kurang percaya diri.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 66
Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas Bagi orang normal
yang mendengar dapat saja suatu saat dihinggapi perasaan takut akan kehidupan ini,
tetapi bagi anak tunarungu perasaan tersebut akan lebih sering muncul. Semua ini dapat
terjadi karena anak tunarungu sering merasa kurang menguasai keadaan yang ada hal ini
di akibatkan karena pendengaran yang mengalami ganguan, sering muncul pada dirinya
kekuatiran yang lebih akhirnya dapat menimbulkan suatu ketakutan.
d. Perhatian anak tunarungu sukar dialihkan, apabila ia sudah menyenangi suatu benda
atau pekerjaan tertentu.
Suatu hal yang sering terjadi pada anak tunarungu baik disekolah maupun di
lingkungan tempat mereka tinggal, apabila ia menyukai suatu benda, atau menyukai suatu
jenis kegiatan yang berupa keterampilan maupun permainan bisa mereka melakukannya
maka perhatiannya sulit untuk dialihkan. Anak tunarungu sukar diajak berfikir tentang
hal-hal yang belum terjadi artinya anak tunarungu kurang akan fantasi (abstrak).
e. Memiliki sifat polos, serta perasaannya umumnya dalam keadaan ekstrim tanpa
banyak nuansa.
Di dalam hidupnya sehari-hari mereka seakan-akan tidak mempunyai beban.
Biasanya dengan mudah menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa berfikir dan
mempertimbangkan atau memandang bermacam-macam segi yang mungkin menjadi
penghalang. Hal ini bisa dipahami karena anak tunarungu tidak memilih alternatif lain
karena anak tunarungu tidak menguasai suatu ungkapan dengan baik, bila itu tidak
berkenan dalam hatinya maka anak tunarungu lansung menyampaikan walaupun
perkataannya akan menyingung perasaan seseorang.
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 67
f. Cepat marah dan mudah tersinggung, sebagai akibat seringnya mengalami
kekecewaan karena sulitnya menyampaikan perasaan/ keinginannya secara lisan
ataupun dalam memahami pembicaraan orang lain.
Mereka kadang kala berfikir bahwa setiap orang yang berbicara dihadapan mereka
seakan-akan yang dibicarakan oleh orang lain tersebut adalah membicarakan dia, atau
mengeledeknya. Anak tidak akan tersinggung apabila mampu memahami, mengerti dan
menguasai dirinya melalui bahasa yang dimilikinya luas. Artinya apa yang dibicarakan
orang lain akan lebih mudah dia kuasai dan akan semakin mudah pula mereka berbicara.
Akhirnya semua ini akan dapat menumbuhkan keyakinan di dalam menerima dirinya,
dengan kata lain kepercayaan diri semakin tinggi, akhirnya akan menunjukkan
kematangan dalam berprilaku (kepribadiannya).
• Karakteristik tunarungu dari segi fisik/kesehatan adalah sebagai berikut.
Jalannya kaku dan agak membungkuk (jika organ keseimbangan yang ada pada
telinga bagian dalam terganggu); gerak matanya lebih cepat; gerakan tangannya
cepat/lincah; dan pernafasannya pendek; sedangkan dalam aspek kesehatan, pada
umumnya sama dengan orang yang normal lainnya.
i. Layanan yang diberikan pada anak tunarungu.
Sebagaimana anak lainnya yang mendengar, anak tunarungu membutuhkan
pendidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, diperlukan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan
karakteristik, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Di samping sebagai kebutuhan,
pemberian layanan pendidikan kepada anak tunarungu, didasari oleh beberapa landasan,
yaitu landasan agama, kemanusiaan, hukum, dan pedagogis. Ditinjau dari jenisnya,
(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 68
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom

More Related Content

What's hot

Guru mencabul emosi murid
Guru mencabul  emosi muridGuru mencabul  emosi murid
Guru mencabul emosi murid
Wan Abdullah Wan Ismail
 
Ulasan jurnal
Ulasan jurnalUlasan jurnal
Ulasan jurnal
murshidyzila
 
42 penggunaan-warna-dalam-pengajaran-hukum-mad-asli-terhadap-murid-tahun-lima...
42 penggunaan-warna-dalam-pengajaran-hukum-mad-asli-terhadap-murid-tahun-lima...42 penggunaan-warna-dalam-pengajaran-hukum-mad-asli-terhadap-murid-tahun-lima...
42 penggunaan-warna-dalam-pengajaran-hukum-mad-asli-terhadap-murid-tahun-lima...
Zulkhairi Jaafar
 
Seminar refleksi
Seminar refleksiSeminar refleksi
Seminar refleksi
Kamizatul Liyana
 
Hukuman rotan
Hukuman rotanHukuman rotan
Hukuman rotan
Hamidah Ibrahim
 
Contoh kajian tindakan pendidikan islam
Contoh kajian tindakan  pendidikan islam Contoh kajian tindakan  pendidikan islam
Contoh kajian tindakan pendidikan islam
Ady Osman
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Giyanti Gie
 
Pengaruh pembelajaran online terhadap etika siswa smp strada bhakti utama ket...
Pengaruh pembelajaran online terhadap etika siswa smp strada bhakti utama ket...Pengaruh pembelajaran online terhadap etika siswa smp strada bhakti utama ket...
Pengaruh pembelajaran online terhadap etika siswa smp strada bhakti utama ket...
Aureliaadhiantyputri
 
Upaya 2
Upaya 2Upaya 2
Upaya 2
blogku
 
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
risa zakiatul
 
Tesis gejala ponteng
Tesis gejala pontengTesis gejala ponteng
Tesis gejala ponteng
muhammad
 
Pdgk4104 m1
Pdgk4104 m1Pdgk4104 m1
Pdgk4104 m1
mik salmina
 
Ulasan jurnal komunikasi kepimpinan
Ulasan jurnal komunikasi kepimpinanUlasan jurnal komunikasi kepimpinan
Ulasan jurnal komunikasi kepimpinan
Freedy Kalang
 
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Rosdi Ramli
 
56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng
56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng
56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng
Norshaidi Mohd Nor
 
Refleksi seminar
Refleksi seminarRefleksi seminar
Refleksi seminar
Ristavia Anggriani
 
Permasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaranPermasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaran
Widya Lylaxoe
 

What's hot (20)

Guru mencabul emosi murid
Guru mencabul  emosi muridGuru mencabul  emosi murid
Guru mencabul emosi murid
 
Tugasan azhari
Tugasan azhariTugasan azhari
Tugasan azhari
 
Ulasan jurnal
Ulasan jurnalUlasan jurnal
Ulasan jurnal
 
42 penggunaan-warna-dalam-pengajaran-hukum-mad-asli-terhadap-murid-tahun-lima...
42 penggunaan-warna-dalam-pengajaran-hukum-mad-asli-terhadap-murid-tahun-lima...42 penggunaan-warna-dalam-pengajaran-hukum-mad-asli-terhadap-murid-tahun-lima...
42 penggunaan-warna-dalam-pengajaran-hukum-mad-asli-terhadap-murid-tahun-lima...
 
Seminar refleksi
Seminar refleksiSeminar refleksi
Seminar refleksi
 
Hukuman rotan
Hukuman rotanHukuman rotan
Hukuman rotan
 
Contoh kajian tindakan pendidikan islam
Contoh kajian tindakan  pendidikan islam Contoh kajian tindakan  pendidikan islam
Contoh kajian tindakan pendidikan islam
 
Tugasan Afif
Tugasan AfifTugasan Afif
Tugasan Afif
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
 
Pengaruh pembelajaran online terhadap etika siswa smp strada bhakti utama ket...
Pengaruh pembelajaran online terhadap etika siswa smp strada bhakti utama ket...Pengaruh pembelajaran online terhadap etika siswa smp strada bhakti utama ket...
Pengaruh pembelajaran online terhadap etika siswa smp strada bhakti utama ket...
 
Upaya 2
Upaya 2Upaya 2
Upaya 2
 
Assignment benar
Assignment benarAssignment benar
Assignment benar
 
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
 
Tesis gejala ponteng
Tesis gejala pontengTesis gejala ponteng
Tesis gejala ponteng
 
Pdgk4104 m1
Pdgk4104 m1Pdgk4104 m1
Pdgk4104 m1
 
Ulasan jurnal komunikasi kepimpinan
Ulasan jurnal komunikasi kepimpinanUlasan jurnal komunikasi kepimpinan
Ulasan jurnal komunikasi kepimpinan
 
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
 
56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng
56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng
56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng
 
Refleksi seminar
Refleksi seminarRefleksi seminar
Refleksi seminar
 
Permasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaranPermasalahan mengajar dan pembelajaran
Permasalahan mengajar dan pembelajaran
 

Viewers also liked

Vis2014
Vis2014Vis2014
Vis2014
slideroma
 
PPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audiencePPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audience
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Ilmu nasikh mansukh
Ilmu nasikh mansukhIlmu nasikh mansukh
Ilmu nasikh mansukh
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Pert. 6 bahasa dan naskah radio
Pert. 6 bahasa  dan naskah radioPert. 6 bahasa  dan naskah radio
Pert. 6 bahasa dan naskah radio
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Format radio. pert. 2
Format radio. pert. 2Format radio. pert. 2
Format radio. pert. 2
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Yehai catalogue -tracy chow
Yehai catalogue -tracy chowYehai catalogue -tracy chow
Yehai catalogue -tracy chow
slideroma
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
Bilal Ahmed
 
Kid’s party decorations ideas
Kid’s party decorations ideasKid’s party decorations ideas
Kid’s party decorations ideas
JoeCavallaro
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Nur Alfiyatur Rochmah
 
ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31
Bilal Ahmed
 
Studi hukum islam
Studi hukum islamStudi hukum islam
Studi hukum islam
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Aml catalogue 13
Aml catalogue 13Aml catalogue 13
Aml catalogue 13
slideroma
 
Untuk presentasi
Untuk presentasi Untuk presentasi
Untuk presentasi
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
Bilal Ahmed
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
Bilal Ahmed
 
Describing different childrens party themes
Describing different childrens party themes  Describing different childrens party themes
Describing different childrens party themes
JoeCavallaro
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
Bilal Ahmed
 

Viewers also liked (20)

Vis2014
Vis2014Vis2014
Vis2014
 
PPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audiencePPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audience
 
Ilmu nasikh mansukh
Ilmu nasikh mansukhIlmu nasikh mansukh
Ilmu nasikh mansukh
 
Pert. 6 bahasa dan naskah radio
Pert. 6 bahasa  dan naskah radioPert. 6 bahasa  dan naskah radio
Pert. 6 bahasa dan naskah radio
 
Format radio. pert. 2
Format radio. pert. 2Format radio. pert. 2
Format radio. pert. 2
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
 
Yehai catalogue -tracy chow
Yehai catalogue -tracy chowYehai catalogue -tracy chow
Yehai catalogue -tracy chow
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
CS101- Introduction to Computing- Lecture 40
 
Kid’s party decorations ideas
Kid’s party decorations ideasKid’s party decorations ideas
Kid’s party decorations ideas
 
Hukum islam
Hukum islamHukum islam
Hukum islam
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
 
ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31ENG101- English Comprehension- Lecture 31
ENG101- English Comprehension- Lecture 31
 
Studi hukum islam
Studi hukum islamStudi hukum islam
Studi hukum islam
 
Aml catalogue 13
Aml catalogue 13Aml catalogue 13
Aml catalogue 13
 
Untuk presentasi
Untuk presentasi Untuk presentasi
Untuk presentasi
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
 
Describing different childrens party themes
Describing different childrens party themes  Describing different childrens party themes
Describing different childrens party themes
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
CS201- Introduction to Programming- Lecture 29
 

Similar to Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom

Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Nur Alfiyatur Rochmah
 
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
Devia Titania
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Totok Priyo Husodo
 
Tugas pengantar pendidikan[1].do111111cx
Tugas pengantar pendidikan[1].do111111cxTugas pengantar pendidikan[1].do111111cx
Tugas pengantar pendidikan[1].do111111cx
hasrinafebriani06
 
Ipa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruIpa smp 7 guru
Ipa smp 7 guru
Budhi Emha
 
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
regiandira739
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
endra2007
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Maruttha Puspita
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
smbbgb
 
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
Mulyadi As-Sawangi
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
Nuni Nur
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
binatang87
 
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
gustini12linda
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolah
SuTedjo Tee
 
PKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas IPKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas I
Paulus Parwira
 
Bimbingan Konsling
Bimbingan KonslingBimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
Potpotya Fitri
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
srie harnince
 

Similar to Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom (20)

Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
 
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
1. pengertian dan ruang lingkup psikologi pendidikan
 
Uas lpp
Uas lppUas lpp
Uas lpp
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
 
Tugas pengantar pendidikan[1].do111111cx
Tugas pengantar pendidikan[1].do111111cxTugas pengantar pendidikan[1].do111111cx
Tugas pengantar pendidikan[1].do111111cx
 
Ipa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruIpa smp 7 guru
Ipa smp 7 guru
 
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
 
Ptk ips kelas ii
Ptk ips kelas iiPtk ips kelas ii
Ptk ips kelas ii
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolah
 
PKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas IPKP IPA Kelas I
PKP IPA Kelas I
 
Bimbingan Konsling
Bimbingan KonslingBimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
 

More from Nur Alfiyatur Rochmah

LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Etikan dan Hukum dalam Media
Etikan dan Hukum dalam MediaEtikan dan Hukum dalam Media
Etikan dan Hukum dalam Media
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Nur Alfiyatur Rochmah
 
tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif Itugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Lampiran untuk program kerja 2014
Lampiran untuk program kerja 2014Lampiran untuk program kerja 2014
Lampiran untuk program kerja 2014
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganSurat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Usulan penetapan inpassing
Usulan penetapan inpassingUsulan penetapan inpassing
Usulan penetapan inpassing
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Lampiran surat keputusan (p)
Lampiran surat keputusan (p)Lampiran surat keputusan (p)
Lampiran surat keputusan (p)
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Data verval
Data vervalData verval
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganProgram kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganBiodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganData Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Pernyataan dan proposisi
Pernyataan dan proposisiPernyataan dan proposisi
Pernyataan dan proposisi
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Macam definisi
 Macam definisi Macam definisi
Macam definisi
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSAUntuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Konsep audience
Konsep audienceKonsep audience
Konsep audience
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Untuk teman teman 2
Untuk teman   teman 2 Untuk teman   teman 2
Untuk teman teman 2
Nur Alfiyatur Rochmah
 

More from Nur Alfiyatur Rochmah (20)

LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
 
Etikan dan Hukum dalam Media
Etikan dan Hukum dalam MediaEtikan dan Hukum dalam Media
Etikan dan Hukum dalam Media
 
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
 
tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif Itugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
 
Lampiran untuk program kerja 2014
Lampiran untuk program kerja 2014Lampiran untuk program kerja 2014
Lampiran untuk program kerja 2014
 
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganSurat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Usulan penetapan inpassing
Usulan penetapan inpassingUsulan penetapan inpassing
Usulan penetapan inpassing
 
Lampiran surat keputusan (p)
Lampiran surat keputusan (p)Lampiran surat keputusan (p)
Lampiran surat keputusan (p)
 
Data verval
Data vervalData verval
Data verval
 
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganProgram kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganBiodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganData Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
 
Pernyataan dan proposisi
Pernyataan dan proposisiPernyataan dan proposisi
Pernyataan dan proposisi
 
Macam definisi
 Macam definisi Macam definisi
Macam definisi
 
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSAUntuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
 
Konsep audience
Konsep audienceKonsep audience
Konsep audience
 
Untuk teman teman 2
Untuk teman   teman 2 Untuk teman   teman 2
Untuk teman teman 2
 

Recently uploaded

Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 

Recently uploaded (20)

Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 

Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia SurabayaSoskom

  • 1. Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi PENELITI : 1. Nur Alfiyatur Rochmah (B06213037) 2. Nurussalamah Min Ummil Qura (B06213039) 3. Rahmad Alfan Arsyad (B06213041) 4. Ammar Zain (B96213097) 5. Anggun Putri Permadani (B96213098) DOSEN PENGAMPU : Muchlis, S.Sos PRODI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 1
  • 2. 2014 (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 2
  • 3. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia Allah Swt. Peneliti dapat merampungkan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Semua ini tidak terlepas dari rahmat dan rahim serta pertolongan-Nya sehingga segala hambatan dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membimbing kita ke jalan yang diridhoi oleh-Nya. Peneliti laporan penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah sosiologi komunikasi, khususnya tentang “Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya”. Karena mengingat akan pentingnya mata kuliah yang bersangkutan, maka diharapkan mahasiswa akan lebih menghargai satu sama lain tanpa melihat mereka meliki kekurangan atau kelebihan yang tidak kita miliki dan bisa lebih mengerti cara menghargai hidup. Peneliti menyadari dalam proses penyusunan laporan penelitian ini tidak terlepas dari hambatan. Maka dari itu peneliti sangat mengharapkan kritik maupun saran untuk perbaikan laporan penelitian ini, mengingat laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Syukron Katsiran, semoga makalah ini bisa dimanfaatkan dengan baik, khususnya penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Surabaya,16 Juni 2014 Peneliti (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 3
  • 4. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Definisi Konsep F. Sistematika Pembahasan BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Sosiologi Komunikasi 1. Pengertian Sosiologi Komunikasi 2. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi 3. Pola-pola Pendekatan Sosiologi Komunikasi B. Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok sebagai Bagian dari Sosiologi Komunikasi C. Teori Sosiologi Komunikasi tentang Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Lokasi Penelitian C. Tahap-tahap Penelitian D. Instrumen Penelitian E. Metode Pengumpulan Data (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 4
  • 5. F. Analisis Data BAB IV PENYAJIAN dan ANALISIS DATA A. Deskripsi Obyek Penelitian B. Hasil Penelitian C. Telaah Teori tentang Hasil Penelitian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 5
  • 6. Pendidikan adalah masalah penting dalam kehidupan manusia. Karena dengan pendidikan, manusia dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik. Pendidikan selain sebagai sarana atau usaha untuk mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa dan Negara, dapat pula difungsikan sebagai sarana atau usah untuk mengejar ketinggalannya bagi Negara yang sedang berkembang terhadap Negara-negara yang sudah maju akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Dalam pelaksanaan pendidikan yang mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur undang-undang Negara memberikan hak kepada warganya untuk mendapatkan suatu pengajaran. Negara Indonesia yang dikatakan sebagai Negara yang sedang berkembang sangat memperthatikan dan selalu mengupayakan usah-usaha pendidikan baik secara formal maupun nonformal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan nasional adalah bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan merupakan masalah yang paling pokok dari pendidikan dan tujuannya merupakan titik akhir sebuah usaha, sedangkan dasar merupakan titik tolaknya, artinya dasar merupakan pondasi yang menjadi alas permulaan setiap usaha. Pendidikan di Indonesia di selenggarakan baik secara formal atau non formal. Salah satu sub dari sistem pendidikan nasional adalah Pendidikan Luar Biasa (PLB). Sebagaiman termaktub dalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, terutama pada Bab III pasal 8 ayat 1 menyatakan, “warga Negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa”, pasal 11 ayat 4 (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 6
  • 7. menyatakan, “ pendidikan luar biasa merupakan merupakan pendidikan khusus yang di selenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental”. Sesuai dengan undang-undang diatas, maka anak yang memiliki kelainan fisik seperti tunarungu atau yang tergolong anak abnormal (luar biasa) sama haknya dengan anak normal, mereka berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan keadaan dan kemampuannya. Anak adalah partisipan aktif di dalam proses perkembangan ketimbang sebagai resipien aktif perkembangan biologis atau stimulasi eksternal(Jean Peaget). Jelasnya, piaget yakin bahwa anak harus dipandang seperti seorang ilmuwan yang sedang mencari jawaban yang melakukan eksperimen terhadap dunia untuk melihat apa yang terjadi. Masa anak-anak adalah masa yang paling indah karena penuh dengan kegiatan bermain,belajar dan bersosialisasi sesama teman. Dunia anak-anak penuh dengan imajinasi dan kreasi. Tetapi apakah masa itu juga di alami oleh anak tuna rungu? Anak Tunarungu adalah istilah yang menunjuk pada kondisi ketidakfungsian organ pendengaran atau telinga seseorang. Kondisi ini menyebabkan mereka mengalami hambatan atau keterbatasan dalam merespon bunyi-bunyi yang ada di sekitarnya. Anak tuna rungu pada dasarnya mempunyai hak sama seperti anak pada umumnya, namun kalau kita lihat anak- anak yang memiliki kekurangan seperti pada anak tunarungu dipandang sebelah mata, sebenarnya anak-anak yang mempunyai kekurangan seperti tunarungu mempunyai kelebihan yang lebih daripada anak normal lainnya misalnya melukis, menyulam, membordir dan masih banyak yang lain. Maka dari itu, diharapkan baik calon guru maupun guru mampu mengetahui, memahami dan memperlakukan anak-anak yang mengalami kelainan fisik dengan baik dan benar agar nantinya dapat mengoptimalkan kemampuan mereka. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 7
  • 8. Anak luar biasa adalah anak yang jelas-jelas berbeda perkembangan fisik mental, sosialnya dari perkembangan anak-anak pada umumnya, sehingga memerlukan bantuan khusus dalam usahanya mengenai perkembangan yang sebaik-baiknya. Sepintas lalu memang anak luar biasa kadang diabaikan dan dipinggirkan karena kekurangan yang mereka miliki. Mereka di anggap manusia lemah dan tidak berpotensi, namun mereka tetap makhluk Allah yang paling baik. Baik anak biasa maupun luar biasa, mereka semua itu berhak mendapatkan pendidikan yang layak, yang sesuai dengan minat serta bakat yang dimiliki masing-masing anak. Pendidikan sangatlah penting bagi semua orang, karena dengan pendidikan mereka dapat memperoleh tempat dalam masyarakat, dan dengan pendidikan merekan mampu memajukan bangsa serta Negara dengan prestasi-prestasi yang dicapai dikelas nasional dan internasional. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana model sosiologi komunikasi antara guru dan siswa di Sekolah Luar Biasa Karya Mulia Surabaya ? 2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh para guru dalam membangun sosiologi komunikasi dengan para siswanya di Sekolah Luar Biasa Karya Mulia Surabaya ? C. Tujuan Penelitian (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 8
  • 9. Tujuan penelitian perlu ditetapkan, hal ini di maksudkan agar ada petunjuk serta penentu arah penelitian itu sendiri. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui model atau cara sosiologi komunikasi antara guru dan siswa di Sekolah Luar Biasa Karya Mulia Surabaya. 2. Untuk mengetahui tentang kendala-kendala atau hambatan yang dialami guru SLB Karya Mulia dalam membangun sosiologi komunikasi dengan para siswa SLB. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini setidaknya mempunyai arti penting bagi beberapa pihak yang terlibat, sebagaimana peneliti jelaskan di bawah ini : 1. Bagi peneliti a. Sebagai upaya untuk memperluas pengetahuan, sebab dengan adanya penelitian ini membuat peneliti semakin mengerti tentang model pembelajaran yang berkatitan dengan anak didik tunarungu yang mana membutuhkan cara-cara yang spesifik dibandingkan pada anak didik normal. b. Sebagai latihan untuk membuktikan kebenaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah. c. Manfaat observasi yaitu membekali peneliti dan mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa jurusan ilmu komunikasi pada khususnya untuk memahami konteks anak tunarungu secara menyeluruh. Selain itu, peneliti memperoleh pengalaman langsung melalui tindakan meneliti hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 9
  • 10. Dengan demikian diharapkan mahasiswa memiliki kemempuan dan keterampilan untuk melakukan proses pembelajaran bagi anak tunarungu. 2. Bagi pembaca a. Dapat dijadikan suatu pembelajaran bahwa bukan hanya manusia normal yang membutuhkan pendidikan. b. Dapat dijadikan dasar dalam menerapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran, sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa secara optimal. c. Dapat dijadikan motivasi, bahwa hidup ini bukan didasari dengan kelebihan saja bahkan ada kekurangan karena manusia atau makhluk Tuhan itu tidak ada yang sempurna. E. Definisi Konsep Ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Suatu hal atau persoalan yang dirumuskan dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya. Suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memunkinkan manusia untuk berpikir. Definisi konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang abstrak dari situasi, obyek atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu ide atau gambaran mental. F. Sistematika Pembahasan Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa BAB I berisi mengenai Pendahuluan, dalam hal ini peneliti menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 10
  • 11. tujuan penelitian, manfaat penelitian,definisi konsep, dan sistematika pembahasan.BAB II : Bab II : Tinjauan Pustaka, meliputi : pertama, tentang Sosiologi Komunikasi yang mencakup :Pengertian Sosiologi Komunikasi, Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi, dan Pola-pola Pendekatan Sosiologi Komunikasi, Kedua tentang Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok sebagai Bagian dari Sosiologi Komunikasi, dan ketiga, Teori Sosiologi Komunikasi tentang Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok. BAB III : Metode Penelitian yang mencakup tentang Pendekatan Penelitian, Lokasi Penelitian, Tahap-tahap Penelitian, Instrumen Penelitian, Metode Pengumpulan Data, dan Analisis Data. BAB IV : Penyajian dan Analisis Data meliputi : Deskripsi Obyek Penelitian, Hasil Penelitian, dan Telaah Teori tentang Hasil Penelitian. BAB V : Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran, dan pada bagian akhir karya ilmiah: terdiri dari daftar pustaka. Untuk lebih jelasnya Laporan penelitian ini dibagi atas beberapa bab. A. Bagian Pertama (Pendahuluan) Pada Bab I ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain : a. Latar Belakang Masalah Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan. b. Rumusan Masalah Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan. c. Tujuan Penelitian Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti. d. Manfaat Penelitian (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 11
  • 12. Sesuatu yang dapat diambil dari obyek yang diteliti oleh peneliti yang dijadikan sebagai bahan laporan yang awalnya peneliti hanya menghipotesis saja namun dengan melakukan penelitian maka peneliti akan mengetahui apa yang selama ini hanya hipotesis menjadi kenyataan. Untuk orang lain yaitu sesuatu yang dapat dipelajari dan diambil dari hasil penelitian yang telah disusun rapi oleh peneliti yang kemudian dibaca oleh pembaca dan dapat diperoleh kesimpulan yang bermanfaat daloam kehidupannya. e. Definisi Konsep Suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memunkinkan manusia untuk berpikir. Definisi konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang abstrak dari situasi, obyek atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu ide atau gambaran mental. f. Sistematika Pembahasan Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Karya tulis ilmiah. g. Metode Penelitian Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data. 1) Jenis-Jenis Metode Penelitian: Studi Pustaka: Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal. 2) Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian. 3) Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 12
  • 13. B. Bagian Kedua (Tinjauan Pustaka) Pada Bab II Tinjauan Pustaka ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain : 1. Konsep atau terminologi yang diteliti Penjelasan mengenai makna atau definisi masalah yang di teliti diserati sumber kutipan. 2. Teori Teori yang digunakan dalam sebuah penelitian C. Bagian Ketiga (Metode penelitian) Pada Bab Metode penelitian ini Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada. D. Bagian Keempat (Penyajian dan Analisis Data) Pada Bab Penyajian dan Analisis Data ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain : 1. Deskripsi Obyek Penelitian Deksripsi penelitian di dapat dari teknik pengumpulan data, alurnya logis, sistematis dan kronologi. 2. Hasil Penelitian Hasil penelitian merupakan hasil dari wawancara yang didapat dari narasumber yang dilakukan secara langlung bertatap muka, kemudian dirangkum dan dijadikan satu sehingga memperoleh suatu hasil penelitian yang signifikan dan faktual. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 13
  • 14. 3. Telaah Teori tentang Hasil Penelitian Telaah teori tentang hasil penelitian memiliki beberapa tujuan penting yang beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :1 a) Menemukan acuan definisi bagi konsep-konsep penting yang digunakan, serta penjelasan aspek-aspek yang tercakup didalamnya. Meskipun penelitian kualitatif tidak pernah dimaksudkan untuk mengungkap hipotesis sehingga peneliti memang tidak harus berpegang pada definisi-definisi tertentu untuk konsep-konsep yang digunakan, tetapi peneliti tetap membutuhkan penjelasan mengenai konsep yang dihadirkan. b) Memperoleh pijakan untuk dapat mengemukakan penjelasan-penjelasan teoritik tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan peneliti dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. c) Memperoleh acuan dalam upaya mengidentifikasi dan mengemukakan justifikasi mengenai ruang-ruang lingkup dari gejala komunikasi yang diteliti. d) Membantu menemukan keyakinan mengenai posisi-posisi penelitian yang sedang dilakukan di antara penelitian-penelitian lain yang sudah ada sebelumnya, sambil mengemukakan catatan-catatan kritis terhadap penelitian maupun pendekatan-pendekatan yang digunakan. e) Memperoleh ilustrasi penelitian sejenis baik dilihat dari segi metode dan atau prosedur penelitian yang digunakan maupun temuan-temuan yang dihasilkan peneliti lain. f) Dapat mengemukakan penegasan mengenai posisi hasil (temuan) penelitian yang dilakukan diantara hasil-hasil (temuan) penelitian lain. 1 Prawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (LKIS, Yogyakarta, 2007), hlm. 81-83. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 14
  • 15. E. Bagian Kelima (Penutup) Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran. 1. Kesimpulan Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian. 2. Saran Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian. F. Daftar Pustaka Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 15
  • 16. BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Sosiologi Komunikasi 1. Pengertian Sosiologi Komunikasi Dahulu mengenai konsep-konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komunikasi adalah konsep sosiologi, masyarakat dan komunikasi. Sosiologi. Konsep- konsep tersebut merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan studi-studi integratif serta terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang penting untuk dibicarakan disini sekaligus sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi komunikasi. Istilah sosialisasi sudah familiar juga. Banyak orang menggunakannya untuk berbagai keperluan. Sampai saat ini masih saja banyak orang yang latah menggunakan kata yang satu ini, karena tidak pas penggunaannya. Sama saja halnya dengan orang memakai cincin. Memang cincin di pasangkan pada jari tanggan. Akan tetapi ada saja orang memasangnya pada jari telunjuk atau ibu jari. Pada hal sebaiknya, agar indah dipandang tentunya dipasang pada jari manis.2 a. Pengertian Sosiologi Asal kata Sosiologi adalah berasal dari kata sofie, yaitu bercocok tanam atau bertanam, kemudian berkembang menjadi Socius (bahasa Latin) yang berarti teman, kawan. Bearkembang lagi menjadi kata sosial yang berartiberteman, bersama, berserikat. Kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2010), hlm. 55. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 16
  • 17. selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama. Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya ”kawan” atau ”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”. Sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan. Dalam hal ini, kawan memiliki arti yang luas, tidak seperti dalam pengertian sehari-hari, yang mana kawan hanya digunakan untuk menunjuk hubungan di antara dua orang atau lebih yang berusaha atau bekerja bersama. Kawan dalam pengertian ini merupakan hubungan antar-manusia, baik secara individu maupun kelompok, yang meliputi seluruh macam hubungan, baik yang mendekatkan maupun yang menjauhkan, baik yang menuju kepada bentuk kerjasama maupun yang menuju kepada permusuhan. Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan antar-manusia yang terjadi di dalam masyarakat. Hubungan antar-manusia dalam masyarakat disebut hubungan sosial. Dengan kata lain menurut Hassan Shadily, Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya masyarakatnya ), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya. Pitirim Sorokin mengemukakan: sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari : 1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain sebaginya); (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 17
  • 18. 2. Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya ); 3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial. Adapun definisi menurut para ahli sosiologi berikut dikemukakan oleh beberapa ahli sosiologi : 1. Van der Zanden Memberikan batasan bahwa sosiologi merupakan studi ilmiah tentang interaksi antar manusia. 2. Roucek dan Warren Mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar-manusia dalam kelompok. 3. Pitirim A. Sorokin Menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari: a) Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan sebagainya. b) Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial, misalnya pengaruh iklim terhadap watak manusia, pengaruh kesuburan tanah terhadap pola migrasi, dan sebagainya. c) Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat 4. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi Dalam bukunya yang berjudul Setangkai Bunga Sosiologi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 18
  • 19. sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial merupakan jalinan atau konfigurasi unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat, seperti: kelompok- kelompok sosial, kelas-kelas sosial, kekuasaan dan wewenang, lembaga-lembaga sosial maupun nilai dan norma sosial. Proses sosial merupakan hubungan timbal-balik di antara unsur-unsur atau bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antar-warga masyarakat dan kelompok-kelompok. 5. Roucek dan Warren Mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok. 6. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff Berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial. 7. Prof. DR. Selo Soemardjan Dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi mendefinisikan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, hubungan antara masyarakat dan akibat dari hubungan tersebut. Karena sosiologi objeknya adalah masyarakat maka cakupan dari objek sosiologi itu adalah individu, kelompok, dan masyarakat. Proses hubungan inilah yang biasa disebut dengan istilah interaksi sosial. Dengan melihat pengertian sosiologi dan objek sosiologi tersebut maka dapat disimpulkan sosiologi mempunyai fungsi: (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 19
  • 20. 1. Berusaha untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang masyarakat. 2. Mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masyarakat. 3. Sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada interaksi manusia. b. Pengertian Komunikasi Berikut adalah pengertian komunikasi menurut beberapa ahli. Beberapa teori yang dikemukakan dalam buku Teori Komunikasi antara lain dari: 1. Anderson Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2. Margarete Mead Interaksi, juga dalam tingkatan biologis, adalah salah satu perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi. 3. Barnlund Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. 4. Berelson dan Steiner Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain- lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka- angka dan lain-lain. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 20
  • 21. 5. Onong Uchyana Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul kepastian, keraguan. Kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. 6. Everett M. Rogers Komunikasi merupakan proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada penerima / lebih , dengan maksud untuk tingkah laku mereka. 7. Carl L. Hovland Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain. Kesimpulan komunikasi adalah proses pengiriman pesan baik verbal maupun non verbal dari komunikator kepada komunikan untuk mengahasilkan timbal balik.3 Jadi, pengertian sosiologi komunikasi yaitu : Sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu komunikasi dari sudut sosiologis. Dalam sosiologi komunikasi ini membahas tentang tinjauan sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas sosial, interaksi sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok- dengan kelompok maupun efek sosial dari komunikasi dalam masyarakat tersebut. Atau juga bisa diartikan, sebagai Suatu ilmu yang mempelajari atau meneliti tentang struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial didalam masyarakat yang mempengaruhi proses penyampaian pesan baik verbal maupun non 3 Prof. Dr. H. Hafied Cangara, Msc., Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal 17-19. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 21
  • 22. verbal dari komunikator kepada komunikan guna untuk menimbulkan feedback atau umpan balik yang sesuai dengan harapan. 2. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup kajian sosiologi komunikasi adalah gejala, pengaruh dan masalah sosial yang disebabkan oleh komunikasi. Dalam pokok bahasan telah ditegaskan pada ruang lingkup kajian SosKom, yaitu pengaruh atau akibat-akibat sosial yang terjadi atau ditimbulkan oleh komunikasi.4 Dalam hal ini yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana masalah sosial itu terjadi. Aspek komunikasi apa atau yang bagaimana yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut. Dan dalam bahasan mata kuliah sosiologi komunikasi ini akan difokuskan pada sosiologi komunikasi massa. Pada dasarnya antara penelitian dibidang komunikasi dengan soskom tidak mempunyai hubungan yang langsung. Akan tetapi penelitian dibidang komunikasi mempunyai kecenderungan untuk melakukan penelitian tentang : a) Struktur, pusat perhatian, perilaku masyarakat yang menjadi sasaran komunikator, maksudnya bagaimana sesuatu peran itu disampaikan, ataupun apakah yang akan menjadi pusat perhatian penelitian tersebut. b) Efektifitas komunikasi massa, maksudnya sejauhmana pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh komunikasi massa. c) Efek-efek sosial dari komunikasi massa, maksudnya bagaimanakah pengaruh sosial dari komunikasi massa. Dan inilah sebenarnya yang menjadi salah satu bidang kajian sosiologi komunikasi massa. Dengan memperhatikan lingkup kajian soskom tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa komunikasi dengan media massa mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu, disamping itu berbagai aspek komunikasi lainnya 4 Prof. Dr. Hj. Nina W. Syam, M.Si., Sosiologi Komunikasi, (Humaniora, Bandung, 2009), hlm. 4-5. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 22
  • 23. dapat pula menimbulkan akibat-akibat atau pengaruh sosial lainnya, misalnya, sistem komunikasi dapat menimbulkan pengaruh sosiologis, unsur-unsur komunikasi dapat menimbulkan pengaruh sosiologis dsb. Gejala-gejala sosiologis yang terbentuk Dalam berbagai kemungkinan sebagai berikut : 1) Suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh terhadap masyarakatnya, maksudnya, suatu sistem akan menentukan bagaimana suatu kegiatan itu akan dilaksanakan, sehingga hal ini juga mengandung suatu penegrtian bahwa sistem komunikasi massa akan mempengaruhi masyarakatnya, misalnya : sistem komunikasi massa komunis mempunyai pengaruh tertentu kepada masyarakatnya. 2) Sistem komunikasi massa dapat menyampingkan media komunikasi tradisional yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. 3) Sistem komunikasi massa merupakan sarana yang kuat dan luwes untuk menpengaruhi masyarakat sehingga suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh sosiologis yang kuat. 4) Sistem komunikasi massa dapat menimbulkan sikap dan pandangan yang seragam terhadap gejala sosial tertentu, maksudnya, sistem tersebut dapat mempengaruhi penilaian masyarakat mengenai suatu masalah sosial tertentu yang ditimbulkan oleh media komunikasi massa. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi (Broadcast) Menurut Bungin (2006 : 27- 31), sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni sosiologi, masyarakat, komunikasi, dan teknologi media/informasi. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 23
  • 24. 1) Sosiologi Tentu anda masih ingat bukan, pengertian sosiologi dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi. Untuk menyegarkan ingatan Anda, berikut disajikan beberapa pengertian dari sosiologi: Liliweri, (Tanpa Tahun, halaman 2 – 4) mengutip beberapa pendapat para ahli tentang definisi sosiologi. Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Pitirin Sorokin (dikutip Bungin, 2006 : 27-28), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari: • Hubungan dan pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya: antara gejala ekomomi dan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya). • Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (misalnya: gejala geografis, biologis, dan sebagainya). • Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksudkan dengan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial termasuk di dalamnya berbagai aktifitas atau gejala sosial yang kemudian menghasilkan perubahan-perubahan social. 2) Masyarakat (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 24
  • 25. Setelah kita mempelajari sosiologi, sekarang kita akan membahas konsep kedua yaitu masyarakat.Ingat, masyarakat merupakan salah satu ruang lingkup dari sosiologi komunikasi.Artinya bahwa masyarakat merupakan salah satu yang dibahas dalam sosiologi komunikasi. Apa itu masyarakat? Sebetulnya, masyarakat merupakan objek dari sosiologi. Untuk memahami definisi masyarakat, alangkah baiknya kita merujuk pada beberapa pandangan ahli berikut: Ralph Linton (dikutip Bungin, 2006 : 29) memahami masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Selo Soemardjan, mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Dari dua definisi di atas jelaslah bahwa masyarakat itu terdiri dari kumpulan orang-orang yang hidup berdampingan (hidup bersama) dalam suatu wilayah dan terikat oleh aturan-aturan atau norma-norma sosial yang mereka tentukan dan taati. 3) Komunikasi Masih ingatkah Anda bahwa istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris disebut communication, berasal dari bahasa Latin, communicatio? Sebagaimana Anda telah pelajari dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, kata communicatio berasal dari kata communis yang artinya sama. Tentu saja, konteks sama yang dimaksudkan ialah sama makna.5 Kesamaan makna ini terjadi ketika misalnya Anda terlibat dalam percakapan dengan teman Anda, dimana tidak saja menggunakan bahasa yang sama, namun juga 5 Dedi Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal 53 (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 25
  • 26. Anda berdua sama-sama mengerti dan memahami makna dari apa yang Anda berdua percakapkan itu. Jadi, kesamaan makna lebih mengarah pada kesamaan pandangan di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi mengenai isi dari pesan tersebut. Sebagaimana Anda tahu, banyak sekali definisi yang diberikan untuk memahami arti kata komunikasi. Secara sederhana, Anda dapat merujuk pada definisi yang diberikan Littlejohn (2002 : 7) bahwa komunikasi merupakan suatu proses pemindahan (transmisi) informasi. Untuk kepentingan pendefinisian komunikasi, umumnya para pakar ilmu komunikasi merujuk pada pandangan Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell (Effendy, 1997 : 10) yang menjelaskan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? Bila diterjemahkan maka akan menjadi: Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa kepada Siapa dan dengan Efek Apa? Bila Anda menyimak baik-baik formulasi Lasswell ini maka Anda akan dapat memahami elemen-elemen penting dari komunikasi. Mari kita bahas satu per satu. Kata who (siapa) dalam konteks komunikasi merujuk kepada seorang pemberi pesan.Pemberi pesan ini biasanya dikenal dengan sebutan sumber informasi, komunikator, atau pengirim pesan. Says what (mengatakan apa) merujuk pada apa yang diperkatakan. Dalam hal ini pesan atau isi dari percakapan/pembicaraan.Pesan ini lalu kita kenal dengan sebutan verbal (melalui kata-kata dan atau tulisan) dan non verbal (menggunakan bahasa isyarat). In which channel (dengan saluran apa) mengarah pada alat atau saluran atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Anda tentu tahu bukan, manusia dapat menggunakan bermacam-macam saluran dalam berkomunikasi.Media yang paling praktis (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 26
  • 27. dan semua orang menggunakannya saat berkomunikasi adalah panca indera manusia. Selain itu, kita juga mengenal saluran komunikasi menggunakan alat bantu seperti telephon, telegram, dan surat). Ada juga saluran komunikasi yang digunakan untuk khalayak yang jumlahnya lebih besar (massa) yaitu media cetak dan elektronik. To whom (kepada siapa) ditujukan untuk penerima pesan.Penerima pesan ini disebut juga sebagai komunikan, atau receiver.Bila anda berinisiatif menelpon sahabat anda, maka sahabat anda itu disebut sebagai komunikan. With what effect (dengan efek apa) merujuk pada pengaruh yang ditimbulkan dari komunikasi. Pengaruh ini dapat meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap lawan bicara.6 Jadi, berdasarkan uraian ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi itu terdiri dari sekurang-kurangnya 5 unsur yakni:  Komunikator (pemberi informasi).  Pesan.  Media (saluran).  Komunikan (penerima informasi/pesan).  Efek (pengaruh). 4) Teknologi Komunikasi, dan Informasi Teknologi komunikasi merupakan ruang lingkup ketiga dari sosiologi komunikasi.Mengapa? Berbicara komunikasi, apalagi komunikasi massa tidak bisa kita pisahkan dari persoalan teknologi komunikasi dan informasi. Ingat, pada bagian 6 Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas (Jakarta; Rajawali Pers, 1998), hal 56 (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 27
  • 28. sebelumnya kita telah membicarakan bahwa teknologi komunikasi merupakan salah satu saluran/channel yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.7 Apa itu teknologi komunikasi? Untuk menyamakan pemahaman kita, mari kita merujuk pada beberapa pandangan para ahli berikut. Menurut Alter (Bungin, 2006 : 30), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data. Martin (Bungin, 2006 : 30) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Berdasarkan definisi tersebut di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa teknologi komunikasi berhubungan erat dengan perangkat keras dan lunak yang dapat digunakan untuk memproses dan mengirimkan informasi. Setelah anda memahami konsep-konsep sosiologi dan komunikasi, sekarang apa yang anda ketahui tentang sosiologi komunikasi. Secara sederhana, anda dapat membuat definisi sederhana dengan menghubungkan kedua konsep tersebut. Namun untuk menyeragamkan pemahaman, tidak ada salahnya kalau anda memperhatikan beberapa pengertian berikut ini. Stephen F. Steele dalam Anne Arundel Community College and The Society for Applied Sociology (2002), sebagaimana dikutip Liliwery (Tanpa Tahun, hal 4), bahwa sosiologi komunikasi adalah studi yang mempelajari perilaku kolektif akibat media. 7 Prof. Drs. Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, (PT REMAJA ROSDAKARYA, 1984) hal.18 (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 28
  • 29. Selanjutnya, Liliwery sendiri memahami sosiologi komunikasi dalam dua bagian yakni level makro dan mikro. Dalam arti luas (makro), Liliwery berpendapat bahwa sosiologi komunikasi merupakan cabang dari sosiologi yang mempelajari atau menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam kelompok atau masyarakat. Sementara dalam artian sempit (mikro), Liliwery mendefinisikan sosiologi komunikasi sebagai cabang dari sosiologi yang mempelajari atau yang menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam konteks komunikasi massa dari suatu masyarakat. Apa kesimpulannya? Ingat, sosiologi komunikasi adalah cabang dari sosiologi. Secara sederhana anda dapat mengatakan bahwa sosiologi komunikasi adalah cabang dari sosiologi yang mempelajari bagaimana proses pertukaran pesan/informasi terjadi dalam konteks masyarakat. 3. Pola-pola Pendekatan Sosiologi Komunikasi Dalam penelitian ini pola-pola pendekatan yang digunakan terdiri dari empat bagian, antara lain : a. Pendekatan Analisis isi Analisis ini merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik, dan relevan secara sosiologis. Uraian dan analisisnya bisa menggunakan tata cara pengukuran kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan keduanya sekaligus. Secara objektif maksudnya kategori yang dipakai untuk menganalisis isi harus dirumuskan dengan persis agar siapa saja yang menggunakannya akan mendapatkan (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 29
  • 30. hasil yang sama. Jadi bila kita hendak menganalisis isi pesan dalam berita-berita politik yang ada di sebuah surat kabar misalnya, maka yang pertama harus ditetapkan adalah kriteria dari apa yang dimaksud sebagai berita politik. Kriteria itu harus sedemikian rupa sehingga siapa pun (jadi bukan cuma kita yang hendak melakukan analisis saja) dapat memakainya. Secara sistematik berarti isi media massa yang akan dianalisis dipilih dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya, dan tidak bisa (terpengaruh oleh atau berpihak pada sisi tertentu). Jadi yang melakukan analisis tidak hanya memilih hal-hal yang cocok dengan hipotesis yang dianutnya. Yang dimaksud relevan secara sosiologis, bahwa masalah yang hendak dianalisis memang mempunyai relevansi dengan kehidupan kemasyarakatan. Artinya topik yang dijadikan pokok kajian itu berkenaan dengan tatanan, sistem nilai, norma, perilaku, institusi dan aspek-aspek sosiologis lainnya. Misalnya saja analisis isi yang menyangkut nilai-nilai kesetiakawanan dalam serial kartun anak-anak. Hal ini mempunyai relevansi sosiologis karena kesetiakawanan merupakan dasar bagi terbentuknya rasa solidaritas sosial.8 Sedangkan cara kuantitatif artinya hasil analisis dinyatakan dalam bentuk numerik seperti dalam distribusi frekuensi, koefisien korelasi, persentase, dan sebagainya. Kemudian secara manifest, artinya isi dianalisis menurut apa yang dikatakannya (tersurat), dan bukan menurut arti "yang terkandung di antara baris demi baris" (tersirat). Analisis isi dapat menghasilkan pemahaman tentang pengirim atau sumber pesan, tentang kecerdasannya, kepribadiannya, sikap, motif, nilai dan tujuan, tentang 8 Ibid., hal 79 (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 30
  • 31. kelompok tempat ia bergabung, atau keinginan untuk tergabung, dan pengaruh kelompok tersebut pada diri orang yang bersangkutan. Kegunaan analisis ini dapat bermacam-macam. Pendekatan ini bukan hanya untuk mempelajari karakteristik isi komunikasi, tetapi juga untuk menarik kesimpulan tentang sifat komunikator, khalayak dan efeknya Penelitian tentang karakteristik isi meliputi studi perkembangan, persaingan yang bersifat internasional, teknik dan gaya propaganda. Menurut Wright, ada tiga alasan mengapa analisis ini digunakan untuk: a) Memberikan gambaran tentang isi yang meliputi studi pengembangan, perbandingan yang bersifat internasional, teknik dan gaya propaganda dan sebagainya b) Memberikan gambaran tentang diri produser maksud atau keadaan politis dan sosiologisnya. c) Analisis isi dipergunakan pebagai petunjuk tentang sifat-sifat khalayak nilai nilai, rasa suka dan tidak suka. b) Pendekatan analisis fungsional Pendekatan analisis fungsional ini memfokuskan perhatiannya pada fungsi dan disfungsi komunikasi massa bagi kehidupan anggota masyarakat, baik secara individu, berkelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan. Fungsi komunikasi massa yang dimaksud di sini adalah fungsi yang dapat dirasakan baik terhadap setiap diri orang secara individual, maupun bagi kelompok anggota masyarakat, serta terhadap masyarakat secara keseluruhan. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 31
  • 32. Maka analisis fungsional artinya kajian mengenai fungsi sesuatu, dalam hal ini adalah komunikasi massa. Analisis fungsional terhadap komunikasi massa pertama kali dilakukan oleh Charles R. Wright, seorang sosiolog yang concern terhadap komunikasi massa. Analisis itu dikemukakannya dalam tulisannya berjudul Functional Analysis and Mass Communication pada tahun 1960. Dengan analisis tersebut Wright mengkaji fungsi-fungsi komunikasi massa dalam kehidupan perorangan anggota masyarakat (individual), kelompok (group), dan masyarakat secara keseluruhan (society), baik yang terlihat nyata (manifest) maupun yang tidak kelihatan nyata namun berlangsung (latent). Fungsi-fungsi tadi pertama-tama dikelompokkan menjadi: yang berfungsi sebagaimana seharusnya, dan yang disfungsi yakni berfungsi tidak seperti yang semestinya. Harold D. Lasswell mengemukakan fungsi komunikasi massa adalah memberi informasi, mendidik, dan menghibur. Wright menambahi fungsi tadi menjadi empat: kegiatan penyelidikan atau surveillance, lalu kegiatan mengkorelasikan yaitu menghubungkan satu kejadian dengan fakta yang lain dan menarik kesimpulan, Kemudian kegiatan transmisi kultural yaitu pengalihan kebudayaan dari satu generasi kepada generasi yang berikutnya, dan yang keempat adalah kegiatan penghiburan atau entertainment. c. Analisis instutional Pendekatan ini berfokus pada aspek kelembagaan atau institusi komunikasi massa. Aspek ini dianggap penting kerena secara langsung mencerminkan sistem yang dianut oleh suatu masyarakat. Pendekatan ini berpandangan bahwa kelembagaan yang mewadahi komunikasi massa ditentukan oleh sistem komunikasi yang berlaku pada masyarakat. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 32
  • 33. Dalam bidang pers, miosalnya kita mengenal ada 4 sistem pers : otoriter, liberal, komunis, dan bertanggungjawab. StudiGerbner,berkisar seputar permasalahan analisis dan teori tentang sistem- sistem pesan dan teori serta analisis proses institusional, serta penyelidikan tentang hubungan-hubungan antara sistem-sistem pesan, struktur sosial dan organisasional, pembentukan citra, dan kebijakan publik. Pokok-pokok permasalahan yang berkenaan dengan hal itu, antara lain adalah: a) Bagaimana media menyusun dan menstrukturkan sistem-sistem pesan yang mereka pada waktu yang berbeda dan pada masyarakat yang berkelainan. b) Bagaimana sistem-sistem produksi pesan dan distribusi massa diorganisasikan, dikelola, dan dikendalikan. c) Perspektif dan pola pilihan-pilihan apa yang oleh sistem-sistem tersebut yang disediakan bagi publik tertentu. d. Analisis organisasional Yang menjadi perhatian dalam analisis organisasional ini, baik pola yang secara formal diakui mengenai hubungan antarparsipan maupun komponen-komponen struktur yang informal, seperti persahabatan Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok sebagai Bagian dari Sosiologi Komunikasi Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (tanpa medium). Contohnya kegiatan percakapan surat menyurat pribadi. Fokus pengamatannya adalah (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 33
  • 34. bentuk-bentuk dan sifat-sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik komunikator.9 Komunikasi kelompok, memfokuskan pembahasannya kepada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar personal. Bahasan teoritis meliputi dinamika kelompok, efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuat keputusan. a) Teori Perbandingan Sosial Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan kelompok kita dengan kelompok lain. Hal-hal yang dibandingkan hampir semua yang kita miliki, mulai dari status sosial, status ekonomi, kecantikan, karakter kepribadian dan sebagainya. Konsekuensi dari pembandingan adalah adanya penilaian sesuatu lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Melalui perbandingan sosial kita juga menyadari posisi kita di mata orang lain dan masyarakat. Kesadaran akan posisi ini tidak akan melahirkan prasangka bila kita menilai orang lain relatif memiliki posisi yang sama dengan kita. Prasangka terlahirketika orang menilai adanya perbedaan yang mencolok (Myers, 1999). Dalam masyarakat yang perbedaankekayaan anggotanya begitu tajam prasangka cenderung sangat kuat. Sebaliknya bila status sosial ekonomi relatif setara prasangka yang ada kurang kuat. Para sosiolog menyebutkan bahwa prasangka dan diskriminasi adalah hasil dari stratifikasi sosial yang didasarkan distribusi kekuasaan, status, dan kekayaan yang tidak seimbang diantara kelompokkelompok yang bertentangan (Manger, 1991). 9 Dedy Mulyana, M.A., Ph.D., Ilmu Komunikasi, (Bandung, PT ROSDAKARYA, 2005), hlm. 175 (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 34
  • 35. Contoh kasus: Adanya perbedaan pendapat dan adanya perbedaan tujuan disebuah kantor ada sebuah perbedaan sosial yaitu antara atasan dan bawahan, manajer dan karyawan dengan ini biasanya sering terjadi konflik atau masalah dan juga kerjaan yang menumpuk , karyawan yang tidak disiplin dan adanya perbedaan gaji ini dapat menjadi suatu konflik perbandingan sosial dan dimana ada juga sama-sama karyawan tapi dibedakan gaji dan fasilitas ini juga salah satu perbandingan sosial yang jelas akan menimbulkan suatu konflik. b) Teori Percakapan Kelompok Teori percakapan kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaaan masukan dari anggota (member input), variable-variabel perantara (mediating variables), dan keluaran dari kelompok (group output). Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interkasi dan harapan-harapan (expectation) yang bersifat individual. Sedangkan variable-variabel perantara merujuk pada strukturstruktur formal dan struktur peran dari kelompok seperti status, norma, dan tujuan-tujuan kelompok. Yang dimaksud dengan output kelompok adalah pencapaian atau prestasi dari tugas atau tujuan kelompok. Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok. Dengan kata lain, perilaku, interaksi dan harapan-harapan (input variables) mengarah pada struktur formal dan struktur peran (mediating variables) sebaliknya variabel ini mengarah pada produktivitas, semangat dan keterpaduan (group achievement). Contoh kasus : ketika ada suatu kelompok suku budaya yaitu budaya batak dan jawa yang membedakan antara bahsa dan konotasi dalam pengucapan kalau jawa terkenal dengan kelembutannya akan tetapi suku batak yang terkenal dengan suara keras (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 35
  • 36. dan lantang ini terkadang menjadi suatu problem karna pada dasar nya orang-orang di indonesia terlalu sensitif oleh karna itu dari kedua suku akan menimbulkan konflik apabila ada suatu percakapan yang sebenernya biasa saja tapi kalau ditanggapi dengan konotasi suara yang kencang akan menimbulkan seperti suatu emosi dan dengan kelmbutan di anggap tidak keseriusan dan ini dapat menjadi konflik antara suku-suku yang ada di indonesia. c) Teori Pertukaran Sosial Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari kelompok dengan mengkaji hubungan di antara dua orang (dydic relationship). Suatu kelompok dipertimbangkan untuk kumpulan dari hubungan antara dua partisipan tersebut. Perumusan tersebut mengasumsikan bahwa interaksi menusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan bahwa biaya (cost) dan imbalan (reward) dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respon dari individu-individu selama interaksi sosial. Jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka untuk melindungi imbalan apa pun yang mereka cari. Pendekatan pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-konsep ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan. Contoh Kasus : Hubungan suami istri melalui sebuah ikatan pernikahan. Pola- pola perilaku dalam sebuah pernikahan, hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan. Banyak perceraian diantara pasangan suami istri terjadi karena salah satu di antara mereka merasa tidak (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 36
  • 37. terjadi kecocokan dengan pasangannya serta merasa dirugikan dengan ikatan pernikahan tersebut. Fenomena perceraian sangat sering kita saksikan melalui layar televisi, perceraian selebritis. Bahkan buntut dari perceraian tersebut adalah sebuah pertikaian dimana antara keduanya tidak ada yang mau mengalah. Yang awalnya mereka saling mengumbar kasih sayang tetapi setelah bercerai malah saling melempar caci maki dan kebencian.Sebuah ikatan antara suami istri dalam pernikahan harusnya dipandang sebagai sebuah ikatan suci dan sakral. Sebelum membangun komitmen dalam sebuah ikatan pernikahan seharusnya antara pria dan wanita harus saling mengenal satu sama lain. Alangkah baiknya jika sebuah pernikahan dilandasi oleh pemahaman agama yang baik. Dalam menjalani ikatan pernikahan seharusnya suami istri selalu berkomunikasi secara intens dan terbuka satu sama lain. Masing-masing pasangan juga harus saling memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pasangannya. Ketika pasangan tidak mampu dalam suatu hal maka alangkah bijaknya jika ia tidak menuntut hal tersebut diluar kesanggupan pasangannya. Komitmen-komitmen seperti inilah yang harus dikedepankan agar tidak terjadi perselisihan yang akan berakibat pada perceraian. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 37
  • 38. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam suatu penelitian, salah satu hal yang penting adalah menetapkan metologi penelitian, karena metodologi penelitian sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan secara ilmiah. Apabila seorang peneliti menggunakan metodologi yang tepat, maka dapat diharapkan akan mendapatkan hasil yang baik.10 Dalam penulisan laporan penelitian ini, peneliti menggunakan dua bentuk penelitian, yaitu : 1. Library Research Adalah riset yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku dan literature lainnya yang berkaitan denan permasalahan yang dikaji. 2. Field Research (penelitian Lapangan) 10 Sutrisno Hadi, MetodologiResearch I, (Yogya : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM,1993), hlm. 9-10. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 38
  • 39. Riset yang dilakukan dengan cara penelitian secara langsung pada objek atau lapangan penelitian untuk mencari data-data yang sesuai dalam pembahasan. Selanjutnya prosedur penelitian tersusun sebagai berikut : A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodeyang bersifat kualitatif, atau dengan pendekatan dalampenelitian yang mengedepankan data yang bersifat kualitatif dan dalam situasi lapangan ynag bersifat wajar, sebagaimana adanya tanpa di manipulasi. Jadi penelitian kualitatif ini tidak ingin menempatkan hasil dari suatu aktifitas sebagaimana penelitian kuantitatif, serta memiliki sifat holistik, artinya melihat gejala- gejala social tidak secara partikularistik yang berupa variable-variabel, akan tetapi melihat gejala tersebut secara keseluruhan, mendalam dan sistematis. Sehingga hakekatnya bagian antara bagian-bagian tersebut tidak dipisahkan antara satu dengan lainnya.11 Peneliti menggunakan metode kualitatif karena ada pertimbangan lain, menjelaskan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan- kenyataan ganda. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden, metode ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang membuat gambaran sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.12 Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan cirri-ciri orang tyertentu, kelompok-kelompok, atau keadaan-keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti itu dapat dikumpulkan dengan bantuan wawancara, kuisioner, dan pengamatan langsung. 11 Nasution, Metode Penelitian Naturalististic Kualitatif, (Bandung : Tarsip, 1992), hlm. 35. 12 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo, 1998), hlm. 18. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 39
  • 40. Penelitian ini akan memberikan informasi tentang sifat atau gejala pada keadaan tertentu. Dalam penelitian deskriptif terdapat beberapa jenis metode yang telah lazim dipergunakan. Oleh karena itu, melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti. Dalam penelitian ini tidak terdapat perlakuan atau pengendalian data. Penelitian deskriptif hanya menggambarkan apa yang ada bukan mengujihipotesa. Sehingga penelitian ini bersifat non hipotesis. Penelitian ini bergantung pada pengamatan peneliti. Penelitian deskriptif ada dua macam, yaitu penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif dan yang bersifat developmental. Penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuanuntuk menggambarkan keadaan atau status fenomena, sedangkan yang bersifat developmental digunakan untuk menemukan suatu model atau prototype.13 Jadi penelitian dalam laporan ini adalah “Penelitian Kualitatif Deskriptif Eksploratif”. B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dari kelompok 3, adalah Lokasi sekolah ini berada di Jl. A. Yani No. 6-8 Surabaya, Sebelah utara: berbatasan dengan Rumah Sakit Islam (RSI), Sebelah selatan: berbatasan dengan RSAL, Sebelah timur: berbatasan dengan Jl. A. Yani, Sebelah barat: berbatasan dengan wisma guru. C. Tahap-tahap Penelitian 1. Observasi Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Melalui metode ini peneliti ingin memperoleh data mengenai : a. Kehidupan Sosiologi komunikasi antara guru dan siswa SMALB-B Karya Mulia Surabaya 2. Interview (Wawancara) 13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), hlm. 245 (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 40
  • 41. Merupakan alat penilain yang digunakan untuk menyingkap kehidupan sosiologi komunikasi atara guru dan siswa SLB, siswa dengan siswa SLB lainnya, dan siswa SLB dengan orang tua wali. Kelebihan wawancara adalah bisa kontak langsung dengan masyarakat sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam. Lebih dari itu, hubungan dapat dibina lebih baik sehingga masyarakat bebas mengemukakan pendapatnya. Wawancara dapat direkam dan dicatat secara lengkap. Adapun yang diwawancara adalah guru SLB Karya Mulia Surabaya, dan Orang Tua wali siswa SLB Karya Mulia Surabaya. 3. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan pengumpulan data dalam penelitian yang bersumber dari data-data berupa kata-kata dan tindakan. Metode studi pustaka yang dilakukan merukan cara-cara penelaah dan penkaji untuk menemukan teori, konsep dan formulasi objek penelitian, yang dalam penelitian ini metode studi pustaka meliputi buku-buku dan artikel dari internet. Metode studi pustaka ini digunakan untuk menemukan teori atau konsep tentang: 1) Sosiologi Komunikasi, Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi, Pola-pola Pendekatan Sosiologi Komunikasi, Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok sebagai Bagian dari Sosiologi Komunikasi, dan Teori Sosiologi Komunikasi tentang Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok. 2) Kehidupan sosiologi komunikasi dalam pembelajaran di SLB Karya Mulia Surabaya. 3) Sosiologi komunikasi siswa SLB dengan orang tua wali serta dengan orang yang berada disekitar mereka. 4. Dokumentas (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 41
  • 42. Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian. E. Metode Pengumpulan Data 1. Metode interview Metode interview adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab secara lisan (bertatap muka dengan responden).14 Penggunaan metode ini, peneliti mengadakan komunkikasi secara langsung untuk menggali permasalahan yang erat kaitannya dengan keadaan lembaga pendidikan SLB Karya Mulia Surabaya, data tentang pendekatan, metode dan materi pembelajaran di SLB Karya Mulia Surabaya. Adapun instrument pengumpulan datanya adalah guide interview (pedoman wawancara). 2. Metode observasi Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun 14 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Social, (Jakarta, Rajawali Press, 1995), hlm. 52. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 42
  • 43. tidak langsung. Lebih lanjut lagi Sutrino Hadi mengatakan bahwa observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.15 Adapun tehnik pengamatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan tersembunyi (covert) dan pengamata terbuka (overt), hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan situasi yang alamiah serta data yang diperoleh akan valid dan reliable. Penggunaan metode ini, peneliti mengadakan pengamatan langsung pada guru SLB Karya Mulia sewaktu ada kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Adapun instrument pengumpulan datanya adalah panduan observasi. 3. Metode dokumenter Metode dokumenter merupakan proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun baik yang bersifat tulisan, gambaran/arkeologi, atau sesuatu yang tertulis/tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan.16 Penekanan metode ini digunakan untuk menggali data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti dengan cara menyelidiki dan menyeleksinya terhadap data yang ada dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan dan kerelevanan dengan pokok masalah. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode documenter tidak begitu sulit dalam artian, apabila ada kekeliruan, maka sumber datanya masih tetap tidak berubah. Metode ini digunakan penulis untuk mencari data tentang gambaran umum obyek penelitian yang meliputi sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, keadaan sarana dan prasarana, data guru, data karyawan, data siswa SMALB-B Karya Mulia Surabaya. Adapun instrument pengumpulan datanya adalah form pencatat dokumen. 15 Sutrisno Hadi, Metodologi, hlm. 136. 16 WJS. Purwodarwita, Kamus Umum Bhs. Indonesia, (Jakarta : Baalai Pustaka, 1976), hlm. 256. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 43
  • 44. F. Analisis Data Pada dasarnya proses analisis data itu dimulai dari menelaah data secara keseluruhan yang telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik itu dari pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan yang lainnya. Data tersebut memang ada banyak sekali dan setelah dibaca kemudian dipelajari. Apabila itu sudah dilakukan maka selanjutnya melakukan reduksi data yang dilaksanakan dengan cara membuat sebuah abstraksi dan setelah itu maka menyusunnya ke dalam satuan-satuan. Dari satuan-satuan tersebut kemudian dikategorisasikan pada langkah-langkah selanjutnya. Kategori tersebut dilakukan sambil membuat koding dan tahap terakhir dari analisis data penelitian yaitu dengan mengadakan pemeriksaan atas keabsahan data. Apabila tahapan tersebut telah selesai maka sekarang mulai ke tahap penafsiran data untuk menjadikannya teori substansi dengan menggunakan metode-metode tertentu. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 44
  • 45. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian I. Sejarah dan Perkembangan SMAL-B Karya Mulia Surabaya Pada tanggal 4 Oktober 1954, atas inisiatif tiga orang warga Surabaya untuk mengambil langkah awal yang kemudian hari mempunyai arti yang sangat besar bagi kehidupan kaum tunarungu di Surabaya, bahkan di Jawa Timur, beliau itu adalah : a. Almarhum R. Isnomo : rawoto Soedarmo, pada waktu itu sebagai kepala inspeksi sekolah rakyat kota praja Surabaya. b. Almarhum R. Soesilo, Kommis pada kantor pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan kota praja Surabaya. c. Almarhum Soemarno, seorang guru yang pernah mendapatkan pendidikan disekolah guru pendidikan luar biasa di Bandung. Langkah awal yang telah diambil ialah merintis berdirinya sekolah khusus yang memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak yang tunarungu. Istilah yang digunakan pada waktu itu ialah “tuli bisu” atau “bisu tuli”. Sekolah yang dirintis benar-benar sederhana dalam arti yang sesungguhnya. Kesedehanaannya dapat dilihat dari yang dipergunakan (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 45
  • 46. sebagai sekolah, yaitu sebuah kamar tidur di Jl. Bengawan, muridnya berjumlah 15 orang dari berbagai umur, dari 7 tahun sampai 18 tahun. Guru kepala sekolah dan pembantu sekolah semuanya dijabat oleh satu orang saja. Namun, dengan keterbatasan fisik itu tidak mengurangi kegiatan yang diselenggarakan. Dengan kondisi itu, seolah-olah ingin meluruskan satu pandangan yang salah, bahwa kalau anak dilahirkan tuli, nantinya pasti bisu. Namun, pada kenyataannya pendapat tersebut salah, karena setelah melalui serangkaian latihan, anak-anak yang dulu dikatakan bisu ternyata dapat mengucapkan “selamat pagi”, “selamat siang”, dan berbagai ungkapan sehari-hari yang penting. Usaha yang dirintis dan dimulai dari sebuah kamar ternyata mendapat tanggapan yang cukup baik dari anggota masyarakat dan pejabat pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat pada perayaan ulang tahun sekolah yang pertama, yaitu para tamu dibuat kagum akan hasil yang dicapai. Karena murid-murid yang selama ini dianggap bisu, setelah diajari ternyata dapat berbicara dan hal itu menjadi suatu kejutan serta diluar dugaan mereka. Tanggapan baik tersebut diwujudkan dengan semakin banyaknya murid dan bantuan dari masyarakat yang diberikan demi kelancaran proses belajar mengajar. Pejabat pemerintah memberikan tanggapan yang positif dan bersifat yuridis formal. Atas saran dari wali kota R. Mustajab agar badan yang mengelola sekolah berstatus yayasan dengan status hukum. Dengan demikian, yayasan akan dapat melaksanakan fungsinya secara benar, dan atas saran tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relative singkat. Sehingga pada tanggal 7 Januari 1956, terbentuklah badan yang mengelola sekolah dengan nama “Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Anak Bisu Tuli”, dengan akte notaries Gusti Djohan. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 46
  • 47. Pada tahun 1962, gedung sekolah di Jl. Bengawan dijual oleh pemiliknya dan sekolah dipindahkan di Jl. Ronggolawe 29 dengan mendapatkan ruangan kecil. Kemudian pada bulan oktober tahun 1965 sekolah tersebut dipindahkan ke gedung sekolah Tionghoa di Jl. Darmokali 69 bersama-sama sekolah untuk anak-anak lemah ingatan. Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1977, sekorang tuna rungu memiliki gedung sekolah sendiri dan dipakai hingga sekarang, yang berlokasi di Jl. A. Yani No. 6-8 Surabaya. Dalam perjalanan sejarahnya, nama yayasan, keperguruan dan nama sekolah sempat berganti tiga kali, meskipun misi yang diemban tetap, yaitu “memberikan pelayanan pendidikan kepada anak tuna rungu”. Secara kronologi peristiwa itu diuraikan seperti table dibawah ini : Kronologi pergantian ketua yayasan dan pergantian nama sekolah TABEL I Yang perlu diperhatikan, bahwa sejak menempati gedung sekolah yang baru, nama yayasan diubah menjadi yayasan Pembina anak tuna rungu karya mulia. Selain nama professional, yaitu memberikan pembinaan anak tuna rungu, juga masih ada nama sebutan “Karya Mulia” yang berasal dari peribahasa dalam bahasa Belanda “Arbeid adelt” yang berarti bekerja akan menambah kemuliaan jiwa manusia. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 47 NO Nama Periode Nama Yayasan Nama Sekolah R. Isnomo Prawoto Soedomo 1. 2. R. soegondo 3. Ny. S.Harjono 1956-1967 1967-1972 1972- Sekarang Yayasan Pendidikan dan Pengajaran anak bisu tuli Yayasan Pembina anak tunarungu wicara Yayasan Pembina anak tunarungu karya mulia Sekolah luar biasa bisu tuli Sekolah pendidikan luar biasa tunarungu wicara Sekolah luar biasa tunarungu karya mulia
  • 48. Adapun sekolah-sekolah yang di bawah naungan yayasan adalah Taman kanak-kanak, Sekolah dasar, Sekolah lanjut tingkat pertama, Sekolah menengah luar biasa. Sekolah tersebut juga memiliki sejarah tersendiri. Pada awalnya sekolah menengah itu bernama sekolah lanjutan sebagai kelanjutan dari sekolah dasar. Ditingkat lanjutan ini, pelajarannya bersifat kejuruan dan bertujuan agar anak didik mendapat pelajaran ketrampilan untuk memperoleh bekal yang dipergunakan untuk bekerja berdiri sendiri dalam masyarakat. Pada sekolah lanjutan ini, terbagi menjadi dua tingkatan, yakni tingkat I dan tingkat II. Pada tingkat I, anak-anak belajar semua jenis ketrampilan, seperti menjahit, cetak-mencetak, potong rambut, dan pertukangan kayu. Sedangkan pada tingkat II, siswa harus memilih jurusan yang disesuaikan dengan bakat dan minatnya. Waktu yang dipergunakan siswa dalam menempuh sekolah lanjutan 4 tahun. Sekolah lanjutan ini berlangsung hingga tahun1997 dan kemudian diganti dengan Sekolah Lanjutan Menengah Luar biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Sejak berganti nama hingga sekarang mengalami 2 kali periodesasi kepemimpinan kepala sekolah, yaitu : 1. Drs. Moh. Syafi’I (1997-1998) 2. Slamet Riyanto, S.Pd (1998-sekarang).17 Selama kurang lebih enam tahun ini, berganti nama menjadi Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya.18 II. Letak Geografis SMALB-B Karya Mulia Surabaya 17 Selayang pandang SLB Tunarungu Karya Mulia. 18 Hasil interview dengan Bpk. Totok Warsito, tanggal 6 Juni 2014. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 48
  • 49. Lokasi sekolah ini berada di Jl. A. Yani No. 6-8 Surabaya, dengan letak yang cukup strategis, karena dekat dengan sarana umum, khususnya sarana transportasi, sehingga lokasinya mudah dijangkau oleh kendaraan umum. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah utara : berbatasan dengan Rumah Sakit Islam (RSI) b. Sebelah selatan : berbatasan dengan RSAL c. Sebelah timur : berbatasan dengan Jl. A. Yani d. Sebelah barat : berbatasan dengan wisma guru Selain itu didepannya merupakan jalan raya yang setiap harinya tidak pernah sepi dari mobilitas manusia. Walaupun dengan kondisi demikian, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, karena ruangan kelasnya berjarak kerang lebih 50 meter dari pintu gerbang sekolah. Hal tersebut juga didukung dengan adanya prasarana yang menunjang. III.Struktur Organisasi SMALB-B Karya Mulia Surabaya Setiap yayasan yang berdiri tentunya harus memiliki struktur organisasi, karena hal ini sangat penting untuk memberikan tugas kepada masing-masing personalia kepengurusan agar roda organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Adapun struktur organisasi dari yayasan Pembina anak tunarungu karya mulia Surabaya adalah sebagai berikut : (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 49
  • 50. Struktur Organisasi Yayasan Pembina Anak Tunarungu Karya Mulia19 TABEL II : 19 Selayang pandang (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 50 KETUABp.3 DEPDIKBUD Ny. Harjono BENDAHARA Dr. Leny D. Purwati SEKRETARIAT Ny. Hanny PENDIDIKAN Prof. M. Harjono DANA Ny. S. Harjono Bad. Pertimbangan Drs. Joko Soenarto SLTPLB Drs. Sumarmas LOGISTIK NY. Sulistiana SD II Ny. Harmini BIMB&PNYLHN Prof. M. Harjono SD I M. Mustain AUDIOMETRY.ST Ny. Heru & Elis N. TK Drs. Chajatun BALITBANG Drs. Heru Santoso WORKSHOP Ny. Harjono KESEHATAN Dr. Netty SMALB Slamet R., S.Pd KESEJAHTERAAN Ny. Yayuk Pelindung & penasehat Ny. Basofi Sudirman G. Kerjasama G. Komando
  • 51. IV. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAL-B Karya Mulia Surabaya Penjelasan tentang keadaan sarana dan prasarana yang ada di SMAL-B Karya Mulia Surabaya, sebagaimana tabel berikut : Keadaan sarana dan prasarana SMAL-B Karya Mulia Surabaya20 . TABEL III 20 Dokumentasi SMAL-B Karya Mulia Surabaya (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 51 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17 18. Jenis Sarana Jumlah Ruang Kelas Ruang Bp Ruang kepala Sekolah Ruang guru Ruang tata usaha Ruang penjaga Ruang computer dan pengetikan dan percetakan Ruang perkayuan Ruang tata boga Ruang Salon (kecantikan dan potong rambut) Ruang penjahitan putra & Putri Ruang audiologi Ruang bina wicara (terapi wicara) Musholla Perpustakaan Kantin Kamar mandi Gudang 8 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1
  • 52. Data guru, karyawan, dan siswa SMAL-B Karya Mulia Surabaya Tahun pelajaran 2013-2014. a. Data guru SMAL-B Karya Mulia Surabaya Tahun pelajaran 2013-2014.21 Untuk menggambarkan tentang data guru SMALB-B karya Mulia Surabaya, adalah sebagai tabel berikut : TABEL III 21 Hasil Interview, tanggal 6 Juni 2014 (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 52 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. No Slamet Riyanto, S.Pd Karjito, S.Pd Totok Warsito, S.Pd Dra. Zainul Aini Mudiah, S.Pd Ilis Rosinah, S.Pd Ahmad Nur Hadi, S.Pd Drs. Ampuh Basuki Sukamto, S.Pd Syaiful Imron, S.Pd Supriyanto, S.Pd Arnita Nama Kepala Sekolah Wakasek Guru DPK Guru DPK Guru DPK Guru DPK Guru DPK Guru YYS Guru YYS Guru YYS Guru YYS Guru YYS Jabatan Kepala sekolah/Bp Matematika Bahasa Indonesia Potong rambut Penjahit putri Pendidikan Agama Islam Bahasa Inggris Ppkn,IPS,IPA,Komputer,tataboga,percetakan Perkayuan Penjahit Putra Penjaskes, IPA Tata Rias Tugas
  • 53. b. Data Karyawan SMALB-B Karya Mulia Surabaya Untuk menggambarkan data tentang karyawan SMALB-B Karya Mulia Subaya, yaitu berdasarkan tabel berikut :22 TABEL IV V. Visi dan Misi SMALB-B Karya Mulia Surabaya Visi : • Terwujudnya Lulusan SMALB-B Karya Mulia Surabaya yang terampil, mandiri, bertaqwa dan berakhlak mulia.23 Misi : • Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam diri peserta didik. 22 Ibid 23 Dokumentasi, pada tanggal 6 Juni 2014. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 53 No 1. 2. 3. 4. 5. Mulyadi Mar’atus Sholihah Siti Aisyah Eko Yuwonoputro, S.Pd Nur Hadi, S.Pd Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha Audologi Audologi Nama Jabatan
  • 54. • Memberikan layanan akademis sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka mengembangkan berbagai keterampilan hidup.24 • Menanamkan kreativitas dan kemandirian dalam diri peserta didik untuk memecahkan masalh dan bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. • Menjalin kerja sama dengan dunia usaha dalam upaya menyalurkan tenaga kerja. Tujuan : • Membina perilaku akhlak mulia bagi peserta didik. • Meningkatkan secara intensif kegiatan keagamaan agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa • Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik. • Menumbuh kembangkan bakat dan minat peserta didik • Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat yang mandiri dan berguna. • Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut. VI. Metode Pembelajaran SMALB-B Karya Mulia Surabaya Pada dasarnya metode pembelajaran yang di pakai di SMALB-B Karya Mulia Surabaya adalah sama dengan metode yang biasa dipergunakan di sekolah-sekolah pada 24 Ibid (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 54
  • 55. umumnya, hanya saja ada metode khusus yang khusus diperuntukan bagi anak tunarungu yaitu MMR (Metode Maternal Reflectif). MMR (Metode Maternal Reflectif) merupakan suatu metode yang dikembangkan oleh A. Van Uden seorang pakar pendidikan anak tunarungu berkebangsaan belanda. Bila ditinjau dari terjemahan harfiah, maka maternal=keibuan dan reflective=reflektif (memantulkan). Kata maternal atau keibuan diartikan sebagai pemberian rambu-rambu bahwa Sang ibu sering berbicara kepada bayinya yang belum bisa berbahasa, bayinya berusaha meniru bicara ibunya. Sang ibu terus berulang-ulang berbicara, misalnya, “sayai mama”. Bayinya akan berusaha meniru suara ibunya sedikit demi sedikit seiring pertumbuhannya. “ma… ma…” Akhirnya bayi dapat berbicara. Itulah semua adalah cara MMR. Metode ini dapat dijadikan pijakan bagi anak-anak tunarungu untuk belajar berbahasa, berbicara, dan membaca ujaran. Tujuan MMR adalah: 1. Agar anak tunarungu dapat semakin bersikap oral 2. Agar anak tunarungu dapat dan suka mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan curahan hati 3. Agar anak tunarungu dapat dan suka membaca sendiri 4. Agar anak tunarungu dapat berkomunikasi dengan teman sebayanya yang berpendengarannya normal Perkembangan penguasaan bahasa dan kemampuan berbahasa anak tunarungu yang menggunakan MMR bersumbu pada percakapan. Setiap hari kita sering berbicara satu sama lain, begitu pula dengan mereka. Yang terpenting adalah percakapan dimulai dengan seorang anak, kita menangkap maksud atau pernyataan anak tersebut, lalu (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 55
  • 56. menafsirkan pernyataan dengan cara bertanya. Apabila ada anak salah mengucapkan fonem dan kalimat, kita berusaha membetulkannya. Usahakan kita sering bertanya, mengundang, mangajak, menentang, bahkan berdebat untuk menimbulkan reaksi spontan dari anak ini sehingga percakapan ada lanjutannya. Percakapan ini akan menghasilkan anak tersebut dapat bersikap oral dengan lancar, artikulasinya jelas, dan berani bergaul, serta mencapai kemampuan berbahasa yang maksimal. Pada SLB-B Tunarungu Karya Mulia Surabaya terdapat beberapa mata pelajaran khusus untuk siswa-siswi Tunarungu yang diharapkan akan membantu mereka untuk mengatasi kekurangan yang ada pada dirinya, mata pelajaran tersebut adalah: 1) Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) BKPBI/BPBI adalah Pembinaan dalam penghayatan bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sehingga pendengaran dan perasaan vibrasi yang dimiliki anak tunarungu dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi dengan dunia sekelilingnya yang penuh bunyi. Berbahasa dipengaruhi oleh irama, nada, dan lagu. Musik dan bahasa memiliki banyak kesamaan, oleh karena itu irama dapat dilatih tanpa menggunakan pendengaran alias menggunakan perasaan vibrasinya. BKPBI/BPBI tidak mustahil diberikan juga pada anak yang tergolong tuli berat sampai total. Latihan Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) apabila dilaksanakan secara intensif dan berkesinambungan pada siswa akan mampu berbicara secara berirama hal ini sangat penting bagi perkembangan bahasa mereka sebab irama bahasa akan menunjang daya ingatan anak dan daya ingatan akan besar pengaruhnya dalam perkembangan bahasa. • Hubungan BKPBI dengan Aspek Wicara (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 56
  • 57. Latihan Bina Komunikasi Persepsi dan Irama mewarnai semua aspek berbahasa terutama pada aspek wicara sebab BKPBI dapat membantu agar anak dapat membentuk sikap terhadap bicara yang lebih baik dan cara berbicara yang lebih jelas. Hal ini disebabkan oleh fungsi bunyi bahasa sangat penting yaitu sebagai lambang isi kesadaran yang memungkinkan anak tunarungu terdorong untuk mengembangkan bahasa dan wicaranya. BKPBI pada hakekatnya adalah menyimak bunyi-bunyi/suara-suara yang terdapat di sekeliling kita artinya latihan BKPBI sangat berpengaruh pada aspek menyimak, terutama menyimak bunyi-bunyi bahasa. Semakin anak peka terhadap bunyi-bunyi bahasa, maka semakin menyadari adanya suara-suara manusia di sekelilingnya. Selanjutnya anak akan terbiasa memanfaatkan sisa pendengarannya dan rasa vibrasinya untuk memperbaiki kemampuan komunikasinya. BKPBI dan Bina Wicara Sebagai Pendukung dalam Pembelajaran Tunarungu di Sekolah Pembinaan secara sengaja yang dimaksud adalah bahwa pembinaan itu dilakukan secara terprogram; tujuan, jenis pembinaan, metode yang digunakan dan alokasi waktunya sudah ditentukan sebelumnya. Sedangkan pembinaan secara tidak sengaja adalah pembinaan yang spontan karena anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang yang hadir pada situasi pembelajaran di kelas, sepeti bunyi motor, bunyi helikopter atau halilintar, kemudian guru membahasakannya. Misalnya, “Oh kalian dengar suara motor ya? Suaranya ‘brem… brem… brem…’ benar begitu ?”.Kemudian guru mengajak anak menirukan bunyi helikopter dan kembali meneruskan pembelajaran yang terhenti karena anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang tadi. Secara singkat tujuan BKPBI adalah sebagai berikut : (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 57
  • 58. a. Agar anak tunarungu dapat terhindar dari cara hidup yang semata-mata tergantung pada daya penglihatan saja, sehingga cara hidupnya lebih mendekati anak normal. b. Agar kehidupan emosi anak tunarungu berkembang dengan lebih seimbang. c. Agar penyesuaian anak tunarungu menjadi lebih baik berkat dunia pengalamannya yang lebih luas. d. Agar motorik anak tunarungu berkembang lebih sempurna. e. Agar anak tunarungu mempunyai kemungkinan untuk mengadakan kontak yang lebih baik sebagai bekal hidup di masyarakat yang mendengar. Dalam hal kemampuan berbicara, BKPBI dapat membantu agar anak tunarungu dapat membentuk sikap terhadap bicara yang lebih baik dan cara berbicara yang lebih jelas. Sarana BKPBI mencakup : a. Ruang Khusus untuk kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dilengkapi dengan medan pengantar bunyi. b. Perlengkapan terdiri atas perlengkapan nonelektronik dan perlengkapan elektronik. c. Alat-alat penunjang yaitu perlengkapan bermain. d. Tenaga khusus pelaksana BKPBI hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, antara lain memiliki latar belakang pendidikan guru anak tunarungu, memiliki dasar pengetahuan tentang musik, dan memiliki kreativitas dalam bidang seni tari dan musik. Ruang BKPBI di SLB-B Karya Mulia Surabaya digunakan secara bergantian artinya telah terjadwal sedemikian rupa sehingga masing-masing jenjang (TKLB-B, SDLB-B I, SDLB-B II, dan SMPLB-B) kecuali tingkat SMALB-B mendapat giliran yang sama dalam membina dan melatih peserta didiknya. Sarana ini dimiliki sebagai pendukung dalam membelajarkan anak tunarungu dalam mengolah bahasanya. Sehingga kemampuan berbahasa anak tunarungu di sekoah ini dapat ditingkatkan dan semakin (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 58
  • 59. berkembang. Guru berlatar belakang pendidikan luar biasa spesialisasi tunarungu, sangat diperlukan dalam mengembangkan bahasa anak tunarungu melalui BKPBI dan Bina Wicara. Pemberian latihan sebaiknya diberikan secara rutin dan terus menerus hingga kosa kata anak bertambah banyak dan pada akhirnya mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Latihan-latihan Bina Persepsi bunyi dan Irama ( BPBI ) secara periodik sangat diperlukan dalam rangka perolehan bahasa bagi mereka. Mulai dari latihan identifikasi ada dan tidak adanya bunyi, keras lemahnya bunyi, gerakan mengikuti irama musik ( menari ), sampai pada latihan meresepsi kata, kalimat, dan bahkan suatu paragraf. 2) Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)  Isyarat Media komunikasi diantara kaum tunarungu berupa gerakan tangan yang disusun secara sistematis guna melambangkan bahasa lisan.  Wujud Isyarat Isyarat adalah bentuk bahasa dalam wujud yang lain, tidak berwujud bunyi yang dihasilkan alat ucap tetapi berwujud gerakan abjad jari tangan dan berbagai gerak yang melambangkan kosa kata bahasa Indonesia. Isyarat boleh disejajarkan dengan bahasa tulis. Isyarat juga merupakan alih bentuk bahasa lisan. Selanjutnya bagaimana bentuk gerakan isyarat dapat dilihat dalam kamus SIBI. D. Hasil Penelitian Sekolah luar biasa tunarungu Karya Mulia merupakan lembaga pendidikan bagi siswa yang memiliki keterbatasan di bagian pendengaran. sekolah ini mengajarkan pelajaran kurikulum yang di tetapkan oleh pemerintah, tetapi bahasa yang digunakan untuk mengajar di sekolah luar biasa tunarungu Karya Mulia ini adalah bahasa isyarat (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 59
  • 60. Peran sosial guru terhadap murid cukup banyak, selain berperan sebagai pendidik juga sebagai pengajar. Menurut W.F. Connel dalam Parsono dkk (1990:5.33) peran seorang guru pendidik (nurturer), model, pengajar dan pembimbing, pelajar (leaner), komunikator terhadap masyarakat setempat, pekerja administrasi, serta kesetiaan terhadap lembaga. Dari beberapa peran tersebut, berkaitan dengan murid peranannya adalah (1) pendidik, (2) model, (3) pengajar dan pembimbing. Sedangkan peran keempat, kelima keenam dan ketujuh tidak berkaitan dengan murid. 1. Pendidik Pendidik adalah personnya atau perorangannya, sedangkan mendidik Adalah kegiatannya. Pengertian mendidik dimaksudkan usaha yang dengan sengaja diadakan dengan mempergunakan alat pendidikan untuk membantu anak menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab (Bratanata dkk 1973:6). Tujuan dari mendidik adalah membantu anak mencapai manusia dewasa yang bertanggung jawab. Dengan peran untuk pembentukan kedewasaan dan bertanggung jawab, maka seorang guru harus sudah dewasa dan memiliki tanggung jawab. 2. Peran sebagai model Model dimaksudkan sebagai contoh bagi murid-muridnya. Guru sebagai model maka tingkah laku perbuatan, tutur kata hendaknya sesuai dengan norma yang dianut masyarakat, bangsa, dan negara. Karena nilainilai dasar negara adalah pancasila, maka tingkah laku guru atau pendidik harus sesuai dengan nilai-nilai pancasila. 3. Pengajar dan Pembimbing Sebagai pengajar, guru melaksanakan tugas mengajar. Yang dimaksudkan dengan pengajaran ialah kegiatan sekolah yang ditunjukkan pada perkembangan daya intelektual dan penggunaan kecerdasan anak (Bratanata dkk. 1973:103).Jadi sebagai (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 60
  • 61. pengajar guru berperan membantu perkembangan intelektual dan kecerdasan murid (anak didik). Sebagai pembimbing artinya 0rang yang melaksanakan kegiatan bimbingan. Adapun arti bimbingan menurut pasal 25 ayat 1 (satu) PP nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar adalah merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Jadi guru yang berperan sebagai pembimbing adalah guru yang memberikan bantuan kepada murid untuk mengenal dirinya (pribadi), mengenal lingkungannya agar dapat merencanakan masa depan. Semakin banyaknya informasi yang bersangkutan dengan proses belajar mengajar, siswa diharapkan oleh pihak sekolah untuk selalu mengikuti informasi yang ada di sekolahnya, dari nilai ujian, jadwal sekolah, dan informasi-informasi lainnya yang bersangkutan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Anak yang memilik kekurangan fisik dibagian pendengaran tidak bisa langsung menyapaikan maksud dan tujuan mereka masing-masing secara verbal, dikarenakan penderita tunarungu tidak dapat menerima informasi melalui pendengarannya sehingga berpengaruh pada komunikasi verbalnya (melalui ucapan), sehingga mereka menyampakan maksud dan tujuannya melalui komunikasi non-verbal, yang dilakukan menggunakan sarana bantuan baik melalui tulisan, gerakan anggota tubuh lainnya (bahasa isyarat), ekspresi wajah, dan dengan bantuan yang lainnya. Siswa yang memiliki keterbatasan dibagian pendengaran tidak bisa berkomunikasi secara verbal (melaui ucapan), dikarenakan keterbatasan pembendaraan kata yang mereka miliki, dikarenakan keterbatasan dibagian pendengaran menghambat mereka untuk mendapatkan informasi. Para guru di SLB Karya Mulia Surabaya membangun sosiologi komunikasi dengan siswa-siswi SLB Karya Mulia yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 61
  • 62. pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan fungsional, pendekatan emosional, pendekatan rasional, dan pendekatan khusus anak tunarungu. Dalam hal ini menggunakan pendekatan individual yang digunakan dalm pelajaran praktek seperti baca Al-Qur’an, baca do’a dan pendekatan klasikal yang digunakan dalam mempelajari materi pelajaran. Kendala-kendala yang sering dirasakan oleh para staf pengajar diantaranya adalah kesulitan dalam hal komunikasi dengan para peserta didik, emosi anak yang sulit dikontrol, dan kendala dalam hal finansial. Dalam hal komunikasi anak-anak penyandang tunarungu tidak menggunakan alat bantu dengar dikarenakan kebanyakan dari siswa keluarga menengah kebawah, terkadang untuk berangkat sekolah saja susah. Dengan kondisi demikian maka guru harus kreatif dalam memberikan pelayanan pada siswa entah itu dalam proses belajar maupun di luar jam pelajaran.25 Anak luar biasa lebih aktif dan lebih kritis ketika bersosialisasi. Meskipun mereka mempunyai kekurangan tapi mereka mencoba beirinteraksi dengan orang tua, guru, sesama anak luar biasa maupun tidak seperti halnya anak-anak pada umunya. E. Telaah Teori tentang Hasil Penelitian e. Pengertian Anak Tunarungu Tunarungu merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan kehilangan pendengaran yang dialami oleh seseorang. Secara umum tunarungu dikategorikan kurang dengar dan tuli, sebagimana yang diungkap Hallahan dan Kauffman (1991:26) bahwa Tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar yang meliputi keseluruhan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar. 25 Abdurrahman Mulyono, Pendidikan Luar Biasa Umum. (Jakarta: Proyek pendidikan tenaga akademik, 1994), hlm.54-56. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 62
  • 63. Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu mendengar, sedangkan seseorang yang kurang dengar adalah seseorang yang biasanya dengan menggunakan alat bantu mendengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran”. Pengertian mengenai tunarungu juga sangat beragam, yang semuanya mengacu pada keadaan atau kondisi pendengaran anak tunarungu. Menurut Andreas Dwijosumarto dalam seminar ketunarunguan di Bandung (1988:8) dalam Permanarian Somad dan Tati H. (1996:27) menyatakan bahwa“Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan terutama melalui pendengaran”. Anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran dan percakapan dengan derajat pendengaran yang bervariasi antara 27db-40db (sangat ringan), 41db-55db (ringan), 56db-70db (sedang), 71db-90db (berat) dan 91 db ke atas dikatakan tuli. f. Teori Dampak Ketunarunguan Menurut Borthtoyd, A. Dalam Sadja’ah, E. (2005: 1) menjelaskan berbagai dampak yang ditimbulkan sebgai akibat dari ketunarunguan mempengaruhi dalam hal: a) Masalah auditif. b) Masalah bahasa dan komunikasi. c) Masalah intelektual dan kognitif. d) Masalah pendidikan. e) Masalah sosial. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 63
  • 64. f) Masalah emosional. g) Bahkan masalah vokasional. Kehilangan pendengaran berakibat langsung pada kemampuan penggunaan bahasa dan kemampuan berkomunikasi. Oleh karena itu anak tunarungu memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk mengadakan interaksi sosial dengan, orang lain yang ada di lingkungannya. Keadaan seperti ini akan berakibat pada perkembangan kepribadian, dengan ditandai oleh rasa harga diri kurang , diliputi oleh perasaan malu-malu, memiliki perasaan curiga dan cemburu yang berlebihan , sering merasa diperlakukan tidak adil, sering diasingkan oleh keluarga dan masyarakat egocentric, impulsive, suggestable dan cenderung memiliki perasaan depresif (Thomas Irianto, 1988). Ciri-ciri kepribadian tersebut juga merupakan akibat dari perlakuan orang tua dan masyarakat terhadap anak tunarungu. Hubungan manusia dengan lingkungan bersifat transaksional,umumnya tingkah laku itu terjadi karena adanya hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara individu dengan lingkungan di sekitarnya. Fungsi-fungsi sensoris bertindak sebagai perantara antara individu dengan lingkungannya,baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Gangguan pada salah satu fungsi penginderaan akan berpengaruh pada hubungan individu dengan lingkungan sekitarnya yang bersifat transaksional tadi. Seorang individu yang mengalami gangguan pendengaran tertutup dari rangsangan suara yang berasal dari lingkungannya yang merupakan bagian integral dari peristiwa- peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu kehilangan pendengaran menyebabkan terhambatnya kemampuan untuk (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 64
  • 65. berkomunikasi secara bebas dan efektif dengan keluarga ,teman- teman dan orang lain yang berada di sekitarnya. Manusia berkomunikasi saling berhubungan ,dan saling mempengaruhi melalui bahasa, meskipun bahasa itu dapat dinyatakan secara tertulis,tetapi bahasa lisanlah cara yang paling banyak digunakan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Di sinilah pentingnya fungsi pendengaran dalam melakukan fungsi sosial. Dengan demikian kehilangan pendengaran akan menimbulkan masalah psiko-sosial pada orang yang menyandangnya. g. Jenis-jenis Tunarungu Easterbrooks (1997) mmengemukakan bahwa terdapat tiga jenis utama ketunarunguan menurut lokasi ganguannya: • Conductive loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga. • Sensorineural loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau syaraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak. • Central auditory processing disorder, yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses auditer yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri. Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan auditer ini mungkin memiliki pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer, tetapi mereka sering mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya. h. Karakteristik anak tunarungu (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 65
  • 66. • Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademik Keterbatasan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa mengakibatkan anak tunarungu cenderung memiliki prestasi yang rendah dalam mata pelajaran yang bersifat verbal dan cenderung sama dalam mata pelajaran yang bersifat non verbal dengan anak normal seusianya. • Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional adalah sebagai berikut: a. Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat dari keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi. b. Egosentrisme yang melebihi anak normal Daerah pengamatan anak tunarungu lebih kecil jika dibandingkan dengan anak yang mendengar, mereka hanya mampu menangkap dan memasukan sebagian kecil dunia luar ke dalam dirinya. Jadi makin sempit perhatiannya, dunia di luar hidupnya semakin menutup dan mempersempit kesadaran. Bagi anak yang masih mempunyai sisa pendengaran, dan jika alat bantu pendengarannya dipakai sejak kecil maka akan dapat membantu memfungsikan sisa pendengaran yang ada. Sehingga didalam menepuh hidupnya dapat terjalin komunikasi dan interaksi sosial dengan masyrakat dilingkungannya. Selain itu kita sangat menyadari bahwa penglihatan dan pengamatan anak tunarungu sangat besar peranannya, sehingga dalam perjalanan hidupnya mereka memiliki sifat “sangat ingin tahu” seolah-olah mereka selalu haus untuk melihat. Hal tersebut bisa juga terjadi pada orang yang mendengar, tetapi bagi anak tunarungu sifat tersebut lebih menonjol. c. Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang menyebabkan ia tergantung pada orang lain serta kurang percaya diri. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 66
  • 67. Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas Bagi orang normal yang mendengar dapat saja suatu saat dihinggapi perasaan takut akan kehidupan ini, tetapi bagi anak tunarungu perasaan tersebut akan lebih sering muncul. Semua ini dapat terjadi karena anak tunarungu sering merasa kurang menguasai keadaan yang ada hal ini di akibatkan karena pendengaran yang mengalami ganguan, sering muncul pada dirinya kekuatiran yang lebih akhirnya dapat menimbulkan suatu ketakutan. d. Perhatian anak tunarungu sukar dialihkan, apabila ia sudah menyenangi suatu benda atau pekerjaan tertentu. Suatu hal yang sering terjadi pada anak tunarungu baik disekolah maupun di lingkungan tempat mereka tinggal, apabila ia menyukai suatu benda, atau menyukai suatu jenis kegiatan yang berupa keterampilan maupun permainan bisa mereka melakukannya maka perhatiannya sulit untuk dialihkan. Anak tunarungu sukar diajak berfikir tentang hal-hal yang belum terjadi artinya anak tunarungu kurang akan fantasi (abstrak). e. Memiliki sifat polos, serta perasaannya umumnya dalam keadaan ekstrim tanpa banyak nuansa. Di dalam hidupnya sehari-hari mereka seakan-akan tidak mempunyai beban. Biasanya dengan mudah menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa berfikir dan mempertimbangkan atau memandang bermacam-macam segi yang mungkin menjadi penghalang. Hal ini bisa dipahami karena anak tunarungu tidak memilih alternatif lain karena anak tunarungu tidak menguasai suatu ungkapan dengan baik, bila itu tidak berkenan dalam hatinya maka anak tunarungu lansung menyampaikan walaupun perkataannya akan menyingung perasaan seseorang. (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 67
  • 68. f. Cepat marah dan mudah tersinggung, sebagai akibat seringnya mengalami kekecewaan karena sulitnya menyampaikan perasaan/ keinginannya secara lisan ataupun dalam memahami pembicaraan orang lain. Mereka kadang kala berfikir bahwa setiap orang yang berbicara dihadapan mereka seakan-akan yang dibicarakan oleh orang lain tersebut adalah membicarakan dia, atau mengeledeknya. Anak tidak akan tersinggung apabila mampu memahami, mengerti dan menguasai dirinya melalui bahasa yang dimilikinya luas. Artinya apa yang dibicarakan orang lain akan lebih mudah dia kuasai dan akan semakin mudah pula mereka berbicara. Akhirnya semua ini akan dapat menumbuhkan keyakinan di dalam menerima dirinya, dengan kata lain kepercayaan diri semakin tinggi, akhirnya akan menunjukkan kematangan dalam berprilaku (kepribadiannya). • Karakteristik tunarungu dari segi fisik/kesehatan adalah sebagai berikut. Jalannya kaku dan agak membungkuk (jika organ keseimbangan yang ada pada telinga bagian dalam terganggu); gerak matanya lebih cepat; gerakan tangannya cepat/lincah; dan pernafasannya pendek; sedangkan dalam aspek kesehatan, pada umumnya sama dengan orang yang normal lainnya. i. Layanan yang diberikan pada anak tunarungu. Sebagaimana anak lainnya yang mendengar, anak tunarungu membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan karakteristik, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Di samping sebagai kebutuhan, pemberian layanan pendidikan kepada anak tunarungu, didasari oleh beberapa landasan, yaitu landasan agama, kemanusiaan, hukum, dan pedagogis. Ditinjau dari jenisnya, (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 68