SlideShare a Scribd company logo
PENDAHULUAN
Caspersen (1989) mendefinisikan aktifitas fisik sebagai “semua gerakan tubuh yang
dihasilkan oleh otot rangka yang mengakibatkan keluarnya kalori” (hal. 424). Yang
lainnya (misalnya, Freedson & Miller 2000) menyatakan bahwa aktifitas fisik juga
melibatkan komponen perilaku, yang mengindikasikan bahwa aktifitas fisik itu bersifat
sukarela. Oleh karena itu aktifitas fisik memiliki dua komponen : gerakan dan perilaku.
Istilah olahraga dan aktifitas fisik kadang-kadang juga digunakan tetapi menunjukkan
konstruksi yang berbeda. Olahraga adalah aktifitas fisik yang dikarakteristikkan dengan
struktur yang terencana dan memiliki tujuan untuk meningkatkan fitness (Pate et al.
1995). Semua olahraga adalah aktifitias fisik tetapi tidak semua aktifitas fisik dapat
dijelaskan sebagai olahraga.
MEMAHAMI HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DAN KESEHATAN
Penelitian tentang aktivitas fisik semakin meningkatkan kepentingannya selama abad ke
dua puluh, karena hubungannya dengan berbagai hasil kesehatan. Pada awal abad ke dua
puluh, morbiditas dan mortalitas (kematian)akiat dari penyakit infeksi seperti pneumonia
dan influenza; sebaliknya saat ini, penyebab utama morbiditas dan mortalitas dalam
masyarakat modern akibat dari gaya hidup. Perilaku yang menyebabkannya adalah
tembakau, alcohol, dan penyalah gunaan obat-obatan, makanan dan tingkat aktifitas fisik
menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus,
strok, kanker, kegemukan, osteoporosis dan hipertensi.
Efek menguntungkan dari aktifitas fisik pada berbagai masalah kesehatan sudah diterima
dengan baik dan telah didokumentasikan di banyak penelitian, teks review dan website
yang dihubungkan dengan organisasiseperti National Institutes of Health (www.nih.gov).
Olahraga fisik merupakan perilaku multidimensi yang terdiri dari karakteristik psikologis
dan sosiologis yang memiliki akibat fisiologis dan fisik jangka pendek dan jangka
panjang. Tidak seperti perilaku yang terstruktur dan terencana seperti bekerja, makan dan
olahraga, aktifitas fisik bisa terjadi sepanjang hari, dalam beberapa konteks(rumah,
tempat kerja, tempat peristirahatan) dan dapat direncanakan atau tidak, terstruktur atau
tidak. Hasil dari aktifitas fisik banyak dan bervariasi jika dihubungkan dengan kesehatan
(fisiologis dan psikologis) dan hasilnya.
Pentingnya Mengukur Aktifitas Fisik
Pernyataan umum bahwa aktifitas fisik memiliki hasil kesehatan yang positif sudah
cukup untuk membenarkan pentingnya mengukur aktifitas fisik. Aktifitas fisik harus
didorong untuk dilakukan pada anak-anak dan orang dewasauntuk meningkatkan
kemungkinan bahwa mereka akan menjadi orangdewasa yang aktif.tanda-tandakesehatan
negative lainnya, seperti obesitas telah meningkat padatahun-tahun terakhir. Hubungan
antara partisipasi aktifitas fisik dan indicator psikologis seperti harga diri juga diketahui
pada anak-anak dan remaja.
Pada orang dewasa, aktifitas fisik menjadi lebih penting untuk mempertahankan
kemampuan fungsional.tingkatkekuatan dan fleksibilitas berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk melakukan fungsi hidupnya sehari-hari seperti mandi,
- 1 -
berpakaian, naik tangga dan membawa barang belanjaan. Aktivitas fisik dapat menunda
penurunan kekuatan jika dihubungkan dengan proses penuaan, yang pada akhirnya
menjadikan orang tersebut lebih mandiri.
Tipe Instrumen untuk Mengukur Aktivitas Fisik
Instrument pengukuran aktifitas fisik dapat diklasifiksikan menurut dua karakteristik
yang penting : jumlah beban partisipan dan apakah mereka subyektif atau obyektif.
Beban partisipan menjelaskan seberapa banyak usaha atau ketidaknyamanan disebabkan
pada orang tersebut yang sedang dites. Monitor detak jantung misalnya, memiliki beban
partisipan yang rendah karena setelah monitor detak jantung dipasang, monitor tersebut
menggumpulkan data tanpa usaha tambahan. Instrument dengan beban partisipan yang
rendah memiliki pengaruh yang sangat kecil pada kemampuan partisipan untuk
melanjutkan aktifitas normalnya sehari-hari. Sebaliknya aktifitas fisik memiliki beban
partisipan yang lebih tinggi karena melibatkan usaha yang terus menerus oleh partisipan
untuk dicatat kegiatannya selama satu hari. instrumen dengan beban partisipan yang
tinggi bias mengganggu dan mengubah perilaku aktifitas fisik partisipan.
Klasifikasi baik subyektif atau obyektif didasarkan pada prosedur yang mengarah pada
alokasi skor partisipan. Instrument subyektif memerlukan partisipan atau pencatat yang
terlatih untuk menggunakan penilaian dalam menentukan skor yang dialokasikan pada
partisipan.
Pengumpulan data menggunakan instrument obyektif tidak memerlukan interpretasi
perilaku/kegiatan oleh partisipan atau pencatat.
Catatan Aktivitas Fisik
Klasifikasi Beban partisipasi yang tinggi, subyektif
Data Hasil Frekuensi, intensitas, durasi , mode, konteks, total
Catatan aktivitas fisik memerlukan partisipan mencatat dengan dasar yang bersifat terus
menerus selama beberapa waktu yang diukur dimana bentuk aktifitas fisik yang telah
dialakukan mulai dari satu menit sampai empat jam. Data yang diambil dari catatan
aktifitas fisik bias diterjemahkan kedalam perkiraan pengeluaran energi. Informasi yang
telah dicatat tentang durasi, bentuk, dan intensitas dapat digunakan dan dikaitkan dengan
rata-rata pengeluaran energi yang dihubungkan lagi dengan berbagai aktifitas fisik yang
umum seperti yang telah dinyatakan oleh Ainsworth et. Al. (1993,2000).
Keuntungan Catatan aktifitas fisik melibatkan interpretasi perilaku aktifitas fisik selama
waktu yang digunakan untuk melakukan aktifitas fisik tersebut atau sesudahnya.
Validitas isinya lebih baik daripada ukuran obyektif,karena beberapa jenis aktifitas fisik
bisa ada untuk pilihan. Semua dimensi aktifitas fisik (frekuensi, durasi dan sebagainya)
dapat diukur menggunakan metode catatan.
Keterbatasan Jika partisipannya tidak termotivasi, maka tugas mencatat data pada
beberapa kesempatan dalam beberapa hari akan menjadikan beban. Terutama bagi orang
dewasa yang terbatas kemampuan pandangnya atau menderita arthritis di tangan. Reaksi
adalah masalah yang potensial. Karena partisipan harus melengkapi catatan selama masa
observasi, ini bisa mengubah perilaku aktifitas fisiknya misalnya dengan membuatnya
lebih sadar akan pentingnya menjadi aktif.
- 2 -
Kuesioner
Klasifikasi Beban partisipan yang tinggi, subyektif
Data Hasil Frekuensi, intensitas, durasi, bentuk, konteks, total
Kuesioner bisa dilakukan sendiri, dilengkapi oleh orang tua dari seorang anak atau
digunakan oleh pewawancara yang terlatih. Kuesioner memiliki keuntungan dan kerugian
yang sama seperti yang telah dijelaskan dalam catatan aktivitas fisik. Demikian juga
halnya dengan data kuesioner bias digunakan bersama dengan aktifitas fisik untuk
menghasilkan estimasi pengeluaran energi dalam aktivitas fisik.
Keuntungan Satu keuntungan dari kuesioner dibandingkan dengan catatan aktifitas fisik
adalah bahwa aktifitas yang diulang bukanlah suatu masalah (karena pengukuran fisik
tidak terjadi ketika proses yang berkelanjutan selama waktu tertentu yang diukur;
aktifitas fisik terjadi sebelum partisipan menyelesaikan kuesioner). Kuesioner mungkin
merupakan satu-satunya alternative praktisuntuk penelitian skala besar dari perilaku
aktifitas fisik.
Keterbatasan Keakuratan mengingat dipertanyakan, karena partisipan diminta untuk
mengingat perilaku selama waktu yang lama (mulai dari kemarin sampai seluruh
hidupnya).
Sensor Gerakan
Klasifikasi Beban partisipan rendah, Obyektif
Data Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi, Total
Sensor gerakan dapat dibagi menjadi dua tipe, pedometer dan akselerometer. Pedometer
mengukur total aktifitas fisik (jumlah langkah) sedangkan akselerometer memberikan
informasi yang lebih detil tentang intensitas dan arah gerakan.
Keuntungan Memberikan informasi pola waktu, durasi dan dimensi intensitas aktifitas
fisik dan berarti bahwa penggumpulan data lebih meyakinkan bagi partisipan.
Keterbatasan Parsipan mungkin lupa menggenakan sensor gerakan. Sensor gerakan
dapat juga dipengaruhi oleh gerakan ekstra seperti vibrasi kendaraan.
Monitor Detak Jantung
Klasifikasi Beban partisipan rendah, Obyktif
Data Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi, Total
Seperti motion sensor (sensor gerakan), monitor detak jantung dipakai selama
aktifitas fisik, dan kebanyakan model terdiri dari unit transmitter sabuk di dada dan unit
penerima yang dipakai dipinggang. Model yang paling sederhana menunjukkan hanya
detak jantung dan digunakan terutama untuk umpan balik cepat pada intensitas olahraga
sementara model yang lebih kompleks memungkinkan penyimpanan dan memberikan
data detak jantung.
Keuntungan Monitor detak jantung menawarkan metode yang meyakinkan untuk
mengukur indicator fisiologis jumlah dan intensitas kerja fisik yang dilakukan.
Keterbatasan Monitor detak jantung memiliki keterbatasan. Mungkin kelemahan yang
terbesar adalah pengeluarannya, terutama untuk model-model dengan memori dan
kapasitas untuk menampilkan data yang telah disimpan. Namun, penggunaan detak
jantung sebagai indicator aktifitas fisik merupakan masalah dalam beberapa situasi.
Hubungan detak jantung/VO2 tidak linier pada semua level aktifitas fisik (suatu masalah
- 3 -
yang relevan untuk partisipan, seperti orang tua yang memiliki intensitas aktifitas fisik
yang sangat rendah).
Doubly Labeled Water
Klasifikasi Beban partisipan yang rendah, Obyektif
Data Hasil Total
Metode doubly labaled water dapat digunakan untuk mengukur pengeluaran total
energi selama beberapa hari. Prosedur melibatkan pemakaian air yang mengandung
isotopes hidrogen dan oksigen. Selanjutnya distribusi alami isotop ini diseputar tubuh,
mereka secara perlahan meningkatmelalui urine, keringat dan uap air dan juga isotop
oksigen melalui karbon dioksida yang dikeluarkan. Dengan menggumpulkan urin, darah
atau air liur pada interval teratur, tingkat kenaikan isotop dapat dihitung dan selanjutnya
digunakan untuk menghitung produksi karbon dioksida yang kemudian dapat digunakan
untuk memperkirakan pengeluaran total energi.
Keuntungan Keuntungan utama menggunakan teknik doubly labeled water adalah
metode yang paling akurat untuk mengukur pengeluaran total energi. Yang selanjutnya
dapat berfungsi sebagai metori criteria yang baik untuk memvalidasikan kemampuan
metodealternatif untuk mengukur aktifitas fisik atau pengeluaran energi.
Keterbatasan Mungkin kelemahan utama dari metode ini adalah sangat mahal.
Observasi Langsung
Klasifikasi Beban partisipan rendah, Subyektif
Data Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi, Bentuk, Konteks, Total
Untuk metode ini, penilai yang terlatih melakukan observasi langsung pada partisipan
dalam konteks yang terbatas, seperti di sekolah taman kanak-kanak, pelajaran pendidikan
fisik atau tempat kerja. Metode pengkodean yang sistematis digunakan dengan formulir
yang telah disiapkan untuk mencatat interval singkat dan teratur dimana bentuk perilaku
dan ekspresi intensitas pengeluaran energi.
Keuntungan Mungkin keuntungan terbesar dari observasi langsung adalah memberikan
informasi yang lebih detil daripada metode lain pada semua aspek aktifitas fisik.
Keterbatasan Walaupun informasi yang diperoleh dari observasi langsung lebih lengkap
daripada metode lain, namun sifat subyektif dari penilaian membuat pengukuran yang
akurat bergantung pada kemampuan dan latihan dari penilai.
Calorimetry Tidak Langsung
Klasifikasi Beban partisipan yang rendah, Obyektif
Data Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi, Total
Indirect calorimetry melibatkan pengukuran pertukaran gas (konsumsi oksigen
dan produksi karbon dioksida) selama berbagai aktivitas fisik yang terkontrol. Ini dapat
diselesaikan melalui spirometry sirkuir terbuka menggunakan peralatan analisis gas yang
relative kecil.
Keuntungan Keuntungan utama calorimetry yaitu memberikan estimasi yang sangat
akurat keluarnya energi yang dikaitkan dengan bentuk dan intensitas spesifik dari olah
raga.
Keterbatasan Pengeluaran (harga) adalah kelemahan yang terbesardari indirect
calorimetry. Ahli teknis diperlukan untuk menggunakan tipe peralatan ini secara benar.
- 4 -
Karena metode ini didasarkan pada laboratorium, bentuk aktifitas fisik yang dapat diukur
terbatas.
MENGUKUR AKTIFITAS FISIK SELAMA HIDUP
Sifat perilaku aktifitas fisik berubah dalam masa hidup. Untuk mengukur aktifitas fisik
pada satu dari tiga tahap utama kehidupan (anak-anak ke remaja, remaja kedewasa, dan
tua), kita harus memahami karakteristik khusus setiap tahap dan mempertimbangkan
bukti penelitian yang spesifik terhadap setiap tahapan usia.
Berikut ini tipe bukti reliabilitas : (a) reliabilitas test-retest; (b) konsistensi internal; (c)
obyektifitas antar penilai; (d) reliabilitas antar instrument.
Mengukur Aktifitas Fisik pada Anak-anak dan Remaja
Anak-anak dan remaja menunjukkan berbagai kemampuan dan perilaku kognitif dan
fisik. Remaja lebih seperti orang dewasa daripada anak-anak, terutama berkaitan dengan
kemampuan mereka untuk membaca dan memahami kuesioner,dan perhatian mereka.
Anak-anak sangat berbeda dalam hal ini. Perilaku aktifitas anak-anak juga sangat berbeda
dari orang dewasa. Bailey et al.(1995) meneliti intensitas aktifitas anak-anak melalui
observasi langsung, yang mencatat level aktifitas setiap 3 detik. Durasi rata-rata waktu
aktifitas anak-anak sangat rendah, dari semua intensitas.
Bukti Reliabilitas dan Validitas – Anak-anak dan Remaja
Penelitian tentang validitas dan reliabilitas pada kelompok usia ini ditunjukkan dalam
table 9.2 dan 9.3. Hampir semua penelitian pada anak-anak memfokuskan pada
penggunaan sensor gerakan (pedometer dan akselerometer) dan kuesioner. Keduanya
sangat menyakinkan dan untuk kuesioner dan pedometer, alternative dengan biaya rendah
digunakan untuk anak-anak. Secara umum, dari 3 sampai 4 hari data diperlukan untuk
reliabilitas > 70, dan 5 sampai 6 hari diperlukan untuk menghasilkan reliabilitas > 80.
Hasil yang sama ditemukan untuk akselerometer, tetapi tipe instrument ini biasanya
dibatasi pada lingkungan penelitian karena biaya yang berlebihan. Walaupun kuesioner
ditunjukkan lebih dapat dipercaya pada populasi anak, namun penelitian lain
menunjukkan reliabilitas yang rendah.
Mengukur Aktifitas Fisik pada Orang Dewasa Usia Muda Sampai Pertengahan
Mungkin karakteristik yang paling penting yang membedakan orang dewasa dari anak-
anak, remaja, dan orang tua aalah jumlah waktu yang mereka habiskan di tempat kerja
setiap minggu. Terutama jika pekerjaan mereka menuntut fisik, maka penting bahwa
pengukuran aktifitas fisik yang digunakan pada orang dewasa yang bekerja bias
mendeteksi aktifitas fisik di tempat kerja. Kuesioner, beberapa pertanyaan harus menuju
pada aktifitas fisik selama jam kerja. Karena kelompok usia ini memiliki banyak
tanggung jawab yang dihubungkan dengan kerja, memelihara keluarga dan pemeliharaan
rumah, maka metode yang lebih efisien waktu merupakan yang paling praktis.
Bukti Reliabilitas dan Validitas –Orang Dewasa Usia Muda Sampai Pertengahan
Bukti penelitian untuk kelompok usia ini diberikan dalam Tabel 9.4 dan 9.5. dalam
beberapa tahun ini telah ada peningkatan penelitian yang meneliti pedometer yang
merefleksikan/menggambarkan meningkatnya popularitaspedometer untuk promosi
aktifitas fisik pada orang dewasa. Misalnya, Schneider et al. (2003)melaorkan reliabilitas
- 5 -
di atas R = 80 untuk sepuluh model yang berbeda, dengan tiga model di atas R = 90.
namun, berbagai model pedometer bisa saling tidak sesuai terutama waktu yang
dihabiskan dalamaktifitas fisik karena gaya hidup.
Banyak kuesioner mendokumentasikan reliabilitas test-re-test dan antar instrument yang
baik pada orang dewas, walaupun reliabilitastampak menurun ketika interval penggunaan
meningkat. Reliabilitas test-re-test dibawah R = 70 dalam penelitian yang menggunakan
interval satu tahun (Baranowski et al. 1999).
Mengukur Aktifitas Fisik pada Orang Tua
Hubungan antara aktifitas fisik dan hasil kesehatan berbeda pada orang tua, oleh karena
itu harus dipertimbangkan ketika mengukur aktifitas fisik pada kelompok usia ini. Karena
hubungan antara aktifitas fisik aerobikdan mortalitas lebih lemah pada kehidupan
selanjutnya, maka pengukuran tipe aktifitas ini menjadikurang penting. Hasil lainnya
dalam aktifitas fisik yang kompleks/huungan kesehatan menjadi lebih penting. Aktivitas
yang mempertahankan atau menignkatkan koordinasi dan keseimbangan membantu
untuk menurunkan resiko jatuh dan aktifitas dengan intensitas yang cukup untuk
mempengauhi kepadatan mineral tulang membantu menurunkan resiko patah tulan. Jadi
penting bahwa instrument yang digunakan untuk meneliti pengaruh kesehatan terhadap
aktifitas fisik pada populasi orang tua dirancang utuk mengukur kekuatan olahragan dan
aktifitas fisik yang mempertahankan berat badan.
Bukti Reliabilitas dan Validitas – Orang Tua
Bukti validitas dan reliabilitas untuk instrument pengukuran aktifitas fisik pada orang tua
terbatas dibandingkan dengan anak-anak, remaja dan orang dewasa yang lebih muda. Hal
ini mungkin karena standar keamanan yang lebih tinggi yang diperlukan oleh peneliti
yang melakukan tes fisik pada orang tua.
Tabel 9.6 dan 9.7 menunjukkan penelitian yang dilakukan dengan kelompok usia ini.
Penelitian pengukuran aktifitas fisik yang lebih sedikit telah dilakukan pada orang tua
daripada dua kelompok usia lainnya. Hampir semua penelitian memfokuskan pada
metode kuesioner dengan beberapa penelitian yang menggabungkan akselerometer dan
pedometer.
KESIMPULAN
Pengukuran aktivitas fisik itu penting karena hubungan antara aktivitas fisik dan berbagai
hasil kesehatan. Banyak penelitian yang telah dilakukan selama 10 tahun terakhir tentang
pengukuran aktivitas fisik. Karena itu peningkatan teknologi yang sangat cepat pada
monitor detak jantung, pedometer dan akselerometer, kita saat ini berada pada situasi
yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ketika mengukur aktifitas fisik, tampak jelas
bahwa kita harus memilih instrument yang memiliki bukti yang kuat reliabilitas dan
validitasnya untuk penggunaannya. Namun, dalam prakteknya, ini tidak selalu terjadi
seperti ini. Contohnya, Foster et al. (2000) menemukan bahwa dalam sample besar para
direktur rumah sakit dan direktur tempat peristirahatan di Inggris, 71% mengembangkan
ukuran aktifitasnya sendiri, 21% memodifikasi alat-alat yang ada dan hanya 6%
menggunakan instrument yang ada dengan bukti validitas yang telah ditentukan
sebelumnya. Ketika memilih sebuah instrument untuk digunakan dengan populasi
spesifik, kita harus mempertimbangkan apakah instrument tersebut sesuai dengan
- 6 -
populasinya. Sebagai tambahan, karena aktivitas fisik itu bersifat kompleks, maka tidak
ada satu instrument tunggal yang dapat mengukur semua aspek aktifitas fisik (yaitu,
frekuensi, intensitas, durasi, mode, konteks dan keluarnya energi), kita harus hati-hati
terhadap instrument yang kita pilih untuk mengukur karakteristik aktifitas fisik yang
ingin kita ukur.
- 7 -
MENGUKUR AKTIVITAS FISIK
MATA KULIAH
TES EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
DOSEN PENGAMPU :
Dr. KHOMSIN, M,Pd.
Dr. SOEGIYANT0, MS
DISUSUN OLEH : PURWANTORO, S.Pd.
NIM : 0602509038
ROMBEL : PACITAN
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
- 8 -

More Related Content

What's hot

Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Fransiska Oktafiani
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
NajMah Usman
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 
Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1
Risfandi Setyawan
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
lasnisiregar
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
dewikarsui
 
Masalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansiaMasalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansia
eka1400
 
SKDN
SKDNSKDN
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1dwihelynarti78
 
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifSurvai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Hadik27
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Sukistinah
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Muh Saleh
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
BEM POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
pjj_kemenkes
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Muh Saleh
 

What's hot (20)

Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
 
Masalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansiaMasalah gizi pada lansia
Masalah gizi pada lansia
 
SKDN
SKDNSKDN
SKDN
 
Obesitas.ppt
Obesitas.pptObesitas.ppt
Obesitas.ppt
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1
 
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifSurvai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
 
Mortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan MorbiditasMortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan Morbiditas
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
 

Viewers also liked

Mempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansiaMempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansia
Warung Bidan
 
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
zulkarnainiskandar
 
Format pengkajian gerontik
Format pengkajian gerontikFormat pengkajian gerontik
Format pengkajian gerontikshibunn
 
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
nugdwis
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupIndriati Dewi
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensi
Si Om
 
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensiPedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensipuri al rosyid
 
Upaya kesehatan olahraga
Upaya kesehatan olahragaUpaya kesehatan olahraga
Upaya kesehatan olahragaJoni Iswanto
 
kesehatan olahraga dalam program uks
kesehatan olahraga dalam program ukskesehatan olahraga dalam program uks
kesehatan olahraga dalam program uks
Zakiah dr
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
Nirma Syari Vutry
 

Viewers also liked (11)

Mempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansiaMempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansia
 
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
 
Format pengkajian gerontik
Format pengkajian gerontikFormat pengkajian gerontik
Format pengkajian gerontik
 
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
 
Mediakom35
Mediakom35Mediakom35
Mediakom35
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidup
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensi
 
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensiPedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
Pedoman penemuan-dan-tatalaksana-hipertensi
 
Upaya kesehatan olahraga
Upaya kesehatan olahragaUpaya kesehatan olahraga
Upaya kesehatan olahraga
 
kesehatan olahraga dalam program uks
kesehatan olahraga dalam program ukskesehatan olahraga dalam program uks
kesehatan olahraga dalam program uks
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 

Similar to Mengukur aktivitas fisik

Modul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological PerformanceModul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological Performance
Dwi Andriyanto
 
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjafisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
annisazahra29
 
Smk
SmkSmk
SENAM.pptx
SENAM.pptxSENAM.pptx
SENAM.pptx
AirinShabrina1
 
312007400-JOURNAL-READING-reva-pptx.pptx
312007400-JOURNAL-READING-reva-pptx.pptx312007400-JOURNAL-READING-reva-pptx.pptx
312007400-JOURNAL-READING-reva-pptx.pptx
RevaAdenapio1
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
Julfiana Mardatillah
 
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptxtingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
RahmadRivalda
 
103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_c103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_c
maulanadavid
 
KEL 5 JURNAL MOBILISASI DINI POST CABG.pptx
KEL 5 JURNAL MOBILISASI DINI POST CABG.pptxKEL 5 JURNAL MOBILISASI DINI POST CABG.pptx
KEL 5 JURNAL MOBILISASI DINI POST CABG.pptx
MayaKaruniasari
 
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
aanansor
 
Minggu 1 11 sept
Minggu 1 11 septMinggu 1 11 sept
Minggu 1 11 sept
colleges
 
ATP PJOK KELAS 2 SD (Websiteedukasi.com).docx
ATP PJOK KELAS 2 SD (Websiteedukasi.com).docxATP PJOK KELAS 2 SD (Websiteedukasi.com).docx
ATP PJOK KELAS 2 SD (Websiteedukasi.com).docx
NurAzli2
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
RahmatHidayatHaqiqi
 
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasiReview jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
IMAMHARISUTOMO
 
Review jurnal 2 olahraga kesehatan
Review jurnal 2 olahraga kesehatanReview jurnal 2 olahraga kesehatan
Review jurnal 2 olahraga kesehatan
IMAMHARISUTOMO
 
4.CHAPTER2.pdf
4.CHAPTER2.pdf4.CHAPTER2.pdf
4.CHAPTER2.pdf
SupriadiGizi
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
alfinNugraha3
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
MuhammadMuslim30
 

Similar to Mengukur aktivitas fisik (20)

Modul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological PerformanceModul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological Performance
 
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjafisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
 
Smk hj
Smk hjSmk hj
Smk hj
 
Smk
SmkSmk
Smk
 
SENAM.pptx
SENAM.pptxSENAM.pptx
SENAM.pptx
 
312007400-JOURNAL-READING-reva-pptx.pptx
312007400-JOURNAL-READING-reva-pptx.pptx312007400-JOURNAL-READING-reva-pptx.pptx
312007400-JOURNAL-READING-reva-pptx.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
 
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptxtingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
tingkat pengetahuan recovery terhadap atlet atletik.pptx
 
103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_c103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_c
 
KEL 5 JURNAL MOBILISASI DINI POST CABG.pptx
KEL 5 JURNAL MOBILISASI DINI POST CABG.pptxKEL 5 JURNAL MOBILISASI DINI POST CABG.pptx
KEL 5 JURNAL MOBILISASI DINI POST CABG.pptx
 
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
 
Minggu 1 11 sept
Minggu 1 11 septMinggu 1 11 sept
Minggu 1 11 sept
 
ATP PJOK KELAS 2 SD (Websiteedukasi.com).docx
ATP PJOK KELAS 2 SD (Websiteedukasi.com).docxATP PJOK KELAS 2 SD (Websiteedukasi.com).docx
ATP PJOK KELAS 2 SD (Websiteedukasi.com).docx
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
 
4. aktivitas terapi
4. aktivitas terapi4. aktivitas terapi
4. aktivitas terapi
 
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasiReview jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
 
Review jurnal 2 olahraga kesehatan
Review jurnal 2 olahraga kesehatanReview jurnal 2 olahraga kesehatan
Review jurnal 2 olahraga kesehatan
 
4.CHAPTER2.pdf
4.CHAPTER2.pdf4.CHAPTER2.pdf
4.CHAPTER2.pdf
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
 

More from Iwan Hariyanto

DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docxDIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
Iwan Hariyanto
 
BAB III.docx
BAB III.docxBAB III.docx
BAB III.docx
Iwan Hariyanto
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
Iwan Hariyanto
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
Iwan Hariyanto
 
Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4
Iwan Hariyanto
 
Proposal bab iii r3
Proposal bab iii r3Proposal bab iii r3
Proposal bab iii r3
Iwan Hariyanto
 
Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2
Iwan Hariyanto
 
Proposal bab iii r
Proposal bab iii rProposal bab iii r
Proposal bab iii r
Iwan Hariyanto
 
Proposal bab iii
Proposal bab iiiProposal bab iii
Proposal bab iii
Iwan Hariyanto
 
Proposal bab ii
Proposal bab iiProposal bab ii
Proposal bab ii
Iwan Hariyanto
 
Proposal bab i
Proposal bab iProposal bab i
Proposal bab i
Iwan Hariyanto
 
Jurnal
JurnalJurnal
Rpp bjawa kelas iv santa maria
Rpp bjawa kelas iv santa mariaRpp bjawa kelas iv santa maria
Rpp bjawa kelas iv santa maria
Iwan Hariyanto
 
Rpp bind kelas iv santa maria
Rpp bind kelas iv santa mariaRpp bind kelas iv santa maria
Rpp bind kelas iv santa maria
Iwan Hariyanto
 

More from Iwan Hariyanto (20)

DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docxDIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
DIAGRAM KEMAMPUAN LITERACY.docx
 
BAB III.docx
BAB III.docxBAB III.docx
BAB III.docx
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4Proposal bab iii r4
Proposal bab iii r4
 
Proposal bab iii r3
Proposal bab iii r3Proposal bab iii r3
Proposal bab iii r3
 
Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2Proposal bab iii r2
Proposal bab iii r2
 
Proposal bab iii r
Proposal bab iii rProposal bab iii r
Proposal bab iii r
 
Proposal bab iii
Proposal bab iiiProposal bab iii
Proposal bab iii
 
Proposal bab ii
Proposal bab iiProposal bab ii
Proposal bab ii
 
Proposal bab i
Proposal bab iProposal bab i
Proposal bab i
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Rpp bjawa kelas iv santa maria
Rpp bjawa kelas iv santa mariaRpp bjawa kelas iv santa maria
Rpp bjawa kelas iv santa maria
 
Rpp bind kelas iv santa maria
Rpp bind kelas iv santa mariaRpp bind kelas iv santa maria
Rpp bind kelas iv santa maria
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 

Recently uploaded

342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 

Recently uploaded (7)

342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 

Mengukur aktivitas fisik

  • 1. PENDAHULUAN Caspersen (1989) mendefinisikan aktifitas fisik sebagai “semua gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang mengakibatkan keluarnya kalori” (hal. 424). Yang lainnya (misalnya, Freedson & Miller 2000) menyatakan bahwa aktifitas fisik juga melibatkan komponen perilaku, yang mengindikasikan bahwa aktifitas fisik itu bersifat sukarela. Oleh karena itu aktifitas fisik memiliki dua komponen : gerakan dan perilaku. Istilah olahraga dan aktifitas fisik kadang-kadang juga digunakan tetapi menunjukkan konstruksi yang berbeda. Olahraga adalah aktifitas fisik yang dikarakteristikkan dengan struktur yang terencana dan memiliki tujuan untuk meningkatkan fitness (Pate et al. 1995). Semua olahraga adalah aktifitias fisik tetapi tidak semua aktifitas fisik dapat dijelaskan sebagai olahraga. MEMAHAMI HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DAN KESEHATAN Penelitian tentang aktivitas fisik semakin meningkatkan kepentingannya selama abad ke dua puluh, karena hubungannya dengan berbagai hasil kesehatan. Pada awal abad ke dua puluh, morbiditas dan mortalitas (kematian)akiat dari penyakit infeksi seperti pneumonia dan influenza; sebaliknya saat ini, penyebab utama morbiditas dan mortalitas dalam masyarakat modern akibat dari gaya hidup. Perilaku yang menyebabkannya adalah tembakau, alcohol, dan penyalah gunaan obat-obatan, makanan dan tingkat aktifitas fisik menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, strok, kanker, kegemukan, osteoporosis dan hipertensi. Efek menguntungkan dari aktifitas fisik pada berbagai masalah kesehatan sudah diterima dengan baik dan telah didokumentasikan di banyak penelitian, teks review dan website yang dihubungkan dengan organisasiseperti National Institutes of Health (www.nih.gov). Olahraga fisik merupakan perilaku multidimensi yang terdiri dari karakteristik psikologis dan sosiologis yang memiliki akibat fisiologis dan fisik jangka pendek dan jangka panjang. Tidak seperti perilaku yang terstruktur dan terencana seperti bekerja, makan dan olahraga, aktifitas fisik bisa terjadi sepanjang hari, dalam beberapa konteks(rumah, tempat kerja, tempat peristirahatan) dan dapat direncanakan atau tidak, terstruktur atau tidak. Hasil dari aktifitas fisik banyak dan bervariasi jika dihubungkan dengan kesehatan (fisiologis dan psikologis) dan hasilnya. Pentingnya Mengukur Aktifitas Fisik Pernyataan umum bahwa aktifitas fisik memiliki hasil kesehatan yang positif sudah cukup untuk membenarkan pentingnya mengukur aktifitas fisik. Aktifitas fisik harus didorong untuk dilakukan pada anak-anak dan orang dewasauntuk meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan menjadi orangdewasa yang aktif.tanda-tandakesehatan negative lainnya, seperti obesitas telah meningkat padatahun-tahun terakhir. Hubungan antara partisipasi aktifitas fisik dan indicator psikologis seperti harga diri juga diketahui pada anak-anak dan remaja. Pada orang dewasa, aktifitas fisik menjadi lebih penting untuk mempertahankan kemampuan fungsional.tingkatkekuatan dan fleksibilitas berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan fungsi hidupnya sehari-hari seperti mandi, - 1 -
  • 2. berpakaian, naik tangga dan membawa barang belanjaan. Aktivitas fisik dapat menunda penurunan kekuatan jika dihubungkan dengan proses penuaan, yang pada akhirnya menjadikan orang tersebut lebih mandiri. Tipe Instrumen untuk Mengukur Aktivitas Fisik Instrument pengukuran aktifitas fisik dapat diklasifiksikan menurut dua karakteristik yang penting : jumlah beban partisipan dan apakah mereka subyektif atau obyektif. Beban partisipan menjelaskan seberapa banyak usaha atau ketidaknyamanan disebabkan pada orang tersebut yang sedang dites. Monitor detak jantung misalnya, memiliki beban partisipan yang rendah karena setelah monitor detak jantung dipasang, monitor tersebut menggumpulkan data tanpa usaha tambahan. Instrument dengan beban partisipan yang rendah memiliki pengaruh yang sangat kecil pada kemampuan partisipan untuk melanjutkan aktifitas normalnya sehari-hari. Sebaliknya aktifitas fisik memiliki beban partisipan yang lebih tinggi karena melibatkan usaha yang terus menerus oleh partisipan untuk dicatat kegiatannya selama satu hari. instrumen dengan beban partisipan yang tinggi bias mengganggu dan mengubah perilaku aktifitas fisik partisipan. Klasifikasi baik subyektif atau obyektif didasarkan pada prosedur yang mengarah pada alokasi skor partisipan. Instrument subyektif memerlukan partisipan atau pencatat yang terlatih untuk menggunakan penilaian dalam menentukan skor yang dialokasikan pada partisipan. Pengumpulan data menggunakan instrument obyektif tidak memerlukan interpretasi perilaku/kegiatan oleh partisipan atau pencatat. Catatan Aktivitas Fisik Klasifikasi Beban partisipasi yang tinggi, subyektif Data Hasil Frekuensi, intensitas, durasi , mode, konteks, total Catatan aktivitas fisik memerlukan partisipan mencatat dengan dasar yang bersifat terus menerus selama beberapa waktu yang diukur dimana bentuk aktifitas fisik yang telah dialakukan mulai dari satu menit sampai empat jam. Data yang diambil dari catatan aktifitas fisik bias diterjemahkan kedalam perkiraan pengeluaran energi. Informasi yang telah dicatat tentang durasi, bentuk, dan intensitas dapat digunakan dan dikaitkan dengan rata-rata pengeluaran energi yang dihubungkan lagi dengan berbagai aktifitas fisik yang umum seperti yang telah dinyatakan oleh Ainsworth et. Al. (1993,2000). Keuntungan Catatan aktifitas fisik melibatkan interpretasi perilaku aktifitas fisik selama waktu yang digunakan untuk melakukan aktifitas fisik tersebut atau sesudahnya. Validitas isinya lebih baik daripada ukuran obyektif,karena beberapa jenis aktifitas fisik bisa ada untuk pilihan. Semua dimensi aktifitas fisik (frekuensi, durasi dan sebagainya) dapat diukur menggunakan metode catatan. Keterbatasan Jika partisipannya tidak termotivasi, maka tugas mencatat data pada beberapa kesempatan dalam beberapa hari akan menjadikan beban. Terutama bagi orang dewasa yang terbatas kemampuan pandangnya atau menderita arthritis di tangan. Reaksi adalah masalah yang potensial. Karena partisipan harus melengkapi catatan selama masa observasi, ini bisa mengubah perilaku aktifitas fisiknya misalnya dengan membuatnya lebih sadar akan pentingnya menjadi aktif. - 2 -
  • 3. Kuesioner Klasifikasi Beban partisipan yang tinggi, subyektif Data Hasil Frekuensi, intensitas, durasi, bentuk, konteks, total Kuesioner bisa dilakukan sendiri, dilengkapi oleh orang tua dari seorang anak atau digunakan oleh pewawancara yang terlatih. Kuesioner memiliki keuntungan dan kerugian yang sama seperti yang telah dijelaskan dalam catatan aktivitas fisik. Demikian juga halnya dengan data kuesioner bias digunakan bersama dengan aktifitas fisik untuk menghasilkan estimasi pengeluaran energi dalam aktivitas fisik. Keuntungan Satu keuntungan dari kuesioner dibandingkan dengan catatan aktifitas fisik adalah bahwa aktifitas yang diulang bukanlah suatu masalah (karena pengukuran fisik tidak terjadi ketika proses yang berkelanjutan selama waktu tertentu yang diukur; aktifitas fisik terjadi sebelum partisipan menyelesaikan kuesioner). Kuesioner mungkin merupakan satu-satunya alternative praktisuntuk penelitian skala besar dari perilaku aktifitas fisik. Keterbatasan Keakuratan mengingat dipertanyakan, karena partisipan diminta untuk mengingat perilaku selama waktu yang lama (mulai dari kemarin sampai seluruh hidupnya). Sensor Gerakan Klasifikasi Beban partisipan rendah, Obyektif Data Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi, Total Sensor gerakan dapat dibagi menjadi dua tipe, pedometer dan akselerometer. Pedometer mengukur total aktifitas fisik (jumlah langkah) sedangkan akselerometer memberikan informasi yang lebih detil tentang intensitas dan arah gerakan. Keuntungan Memberikan informasi pola waktu, durasi dan dimensi intensitas aktifitas fisik dan berarti bahwa penggumpulan data lebih meyakinkan bagi partisipan. Keterbatasan Parsipan mungkin lupa menggenakan sensor gerakan. Sensor gerakan dapat juga dipengaruhi oleh gerakan ekstra seperti vibrasi kendaraan. Monitor Detak Jantung Klasifikasi Beban partisipan rendah, Obyktif Data Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi, Total Seperti motion sensor (sensor gerakan), monitor detak jantung dipakai selama aktifitas fisik, dan kebanyakan model terdiri dari unit transmitter sabuk di dada dan unit penerima yang dipakai dipinggang. Model yang paling sederhana menunjukkan hanya detak jantung dan digunakan terutama untuk umpan balik cepat pada intensitas olahraga sementara model yang lebih kompleks memungkinkan penyimpanan dan memberikan data detak jantung. Keuntungan Monitor detak jantung menawarkan metode yang meyakinkan untuk mengukur indicator fisiologis jumlah dan intensitas kerja fisik yang dilakukan. Keterbatasan Monitor detak jantung memiliki keterbatasan. Mungkin kelemahan yang terbesar adalah pengeluarannya, terutama untuk model-model dengan memori dan kapasitas untuk menampilkan data yang telah disimpan. Namun, penggunaan detak jantung sebagai indicator aktifitas fisik merupakan masalah dalam beberapa situasi. Hubungan detak jantung/VO2 tidak linier pada semua level aktifitas fisik (suatu masalah - 3 -
  • 4. yang relevan untuk partisipan, seperti orang tua yang memiliki intensitas aktifitas fisik yang sangat rendah). Doubly Labeled Water Klasifikasi Beban partisipan yang rendah, Obyektif Data Hasil Total Metode doubly labaled water dapat digunakan untuk mengukur pengeluaran total energi selama beberapa hari. Prosedur melibatkan pemakaian air yang mengandung isotopes hidrogen dan oksigen. Selanjutnya distribusi alami isotop ini diseputar tubuh, mereka secara perlahan meningkatmelalui urine, keringat dan uap air dan juga isotop oksigen melalui karbon dioksida yang dikeluarkan. Dengan menggumpulkan urin, darah atau air liur pada interval teratur, tingkat kenaikan isotop dapat dihitung dan selanjutnya digunakan untuk menghitung produksi karbon dioksida yang kemudian dapat digunakan untuk memperkirakan pengeluaran total energi. Keuntungan Keuntungan utama menggunakan teknik doubly labeled water adalah metode yang paling akurat untuk mengukur pengeluaran total energi. Yang selanjutnya dapat berfungsi sebagai metori criteria yang baik untuk memvalidasikan kemampuan metodealternatif untuk mengukur aktifitas fisik atau pengeluaran energi. Keterbatasan Mungkin kelemahan utama dari metode ini adalah sangat mahal. Observasi Langsung Klasifikasi Beban partisipan rendah, Subyektif Data Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi, Bentuk, Konteks, Total Untuk metode ini, penilai yang terlatih melakukan observasi langsung pada partisipan dalam konteks yang terbatas, seperti di sekolah taman kanak-kanak, pelajaran pendidikan fisik atau tempat kerja. Metode pengkodean yang sistematis digunakan dengan formulir yang telah disiapkan untuk mencatat interval singkat dan teratur dimana bentuk perilaku dan ekspresi intensitas pengeluaran energi. Keuntungan Mungkin keuntungan terbesar dari observasi langsung adalah memberikan informasi yang lebih detil daripada metode lain pada semua aspek aktifitas fisik. Keterbatasan Walaupun informasi yang diperoleh dari observasi langsung lebih lengkap daripada metode lain, namun sifat subyektif dari penilaian membuat pengukuran yang akurat bergantung pada kemampuan dan latihan dari penilai. Calorimetry Tidak Langsung Klasifikasi Beban partisipan yang rendah, Obyektif Data Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi, Total Indirect calorimetry melibatkan pengukuran pertukaran gas (konsumsi oksigen dan produksi karbon dioksida) selama berbagai aktivitas fisik yang terkontrol. Ini dapat diselesaikan melalui spirometry sirkuir terbuka menggunakan peralatan analisis gas yang relative kecil. Keuntungan Keuntungan utama calorimetry yaitu memberikan estimasi yang sangat akurat keluarnya energi yang dikaitkan dengan bentuk dan intensitas spesifik dari olah raga. Keterbatasan Pengeluaran (harga) adalah kelemahan yang terbesardari indirect calorimetry. Ahli teknis diperlukan untuk menggunakan tipe peralatan ini secara benar. - 4 -
  • 5. Karena metode ini didasarkan pada laboratorium, bentuk aktifitas fisik yang dapat diukur terbatas. MENGUKUR AKTIFITAS FISIK SELAMA HIDUP Sifat perilaku aktifitas fisik berubah dalam masa hidup. Untuk mengukur aktifitas fisik pada satu dari tiga tahap utama kehidupan (anak-anak ke remaja, remaja kedewasa, dan tua), kita harus memahami karakteristik khusus setiap tahap dan mempertimbangkan bukti penelitian yang spesifik terhadap setiap tahapan usia. Berikut ini tipe bukti reliabilitas : (a) reliabilitas test-retest; (b) konsistensi internal; (c) obyektifitas antar penilai; (d) reliabilitas antar instrument. Mengukur Aktifitas Fisik pada Anak-anak dan Remaja Anak-anak dan remaja menunjukkan berbagai kemampuan dan perilaku kognitif dan fisik. Remaja lebih seperti orang dewasa daripada anak-anak, terutama berkaitan dengan kemampuan mereka untuk membaca dan memahami kuesioner,dan perhatian mereka. Anak-anak sangat berbeda dalam hal ini. Perilaku aktifitas anak-anak juga sangat berbeda dari orang dewasa. Bailey et al.(1995) meneliti intensitas aktifitas anak-anak melalui observasi langsung, yang mencatat level aktifitas setiap 3 detik. Durasi rata-rata waktu aktifitas anak-anak sangat rendah, dari semua intensitas. Bukti Reliabilitas dan Validitas – Anak-anak dan Remaja Penelitian tentang validitas dan reliabilitas pada kelompok usia ini ditunjukkan dalam table 9.2 dan 9.3. Hampir semua penelitian pada anak-anak memfokuskan pada penggunaan sensor gerakan (pedometer dan akselerometer) dan kuesioner. Keduanya sangat menyakinkan dan untuk kuesioner dan pedometer, alternative dengan biaya rendah digunakan untuk anak-anak. Secara umum, dari 3 sampai 4 hari data diperlukan untuk reliabilitas > 70, dan 5 sampai 6 hari diperlukan untuk menghasilkan reliabilitas > 80. Hasil yang sama ditemukan untuk akselerometer, tetapi tipe instrument ini biasanya dibatasi pada lingkungan penelitian karena biaya yang berlebihan. Walaupun kuesioner ditunjukkan lebih dapat dipercaya pada populasi anak, namun penelitian lain menunjukkan reliabilitas yang rendah. Mengukur Aktifitas Fisik pada Orang Dewasa Usia Muda Sampai Pertengahan Mungkin karakteristik yang paling penting yang membedakan orang dewasa dari anak- anak, remaja, dan orang tua aalah jumlah waktu yang mereka habiskan di tempat kerja setiap minggu. Terutama jika pekerjaan mereka menuntut fisik, maka penting bahwa pengukuran aktifitas fisik yang digunakan pada orang dewasa yang bekerja bias mendeteksi aktifitas fisik di tempat kerja. Kuesioner, beberapa pertanyaan harus menuju pada aktifitas fisik selama jam kerja. Karena kelompok usia ini memiliki banyak tanggung jawab yang dihubungkan dengan kerja, memelihara keluarga dan pemeliharaan rumah, maka metode yang lebih efisien waktu merupakan yang paling praktis. Bukti Reliabilitas dan Validitas –Orang Dewasa Usia Muda Sampai Pertengahan Bukti penelitian untuk kelompok usia ini diberikan dalam Tabel 9.4 dan 9.5. dalam beberapa tahun ini telah ada peningkatan penelitian yang meneliti pedometer yang merefleksikan/menggambarkan meningkatnya popularitaspedometer untuk promosi aktifitas fisik pada orang dewasa. Misalnya, Schneider et al. (2003)melaorkan reliabilitas - 5 -
  • 6. di atas R = 80 untuk sepuluh model yang berbeda, dengan tiga model di atas R = 90. namun, berbagai model pedometer bisa saling tidak sesuai terutama waktu yang dihabiskan dalamaktifitas fisik karena gaya hidup. Banyak kuesioner mendokumentasikan reliabilitas test-re-test dan antar instrument yang baik pada orang dewas, walaupun reliabilitastampak menurun ketika interval penggunaan meningkat. Reliabilitas test-re-test dibawah R = 70 dalam penelitian yang menggunakan interval satu tahun (Baranowski et al. 1999). Mengukur Aktifitas Fisik pada Orang Tua Hubungan antara aktifitas fisik dan hasil kesehatan berbeda pada orang tua, oleh karena itu harus dipertimbangkan ketika mengukur aktifitas fisik pada kelompok usia ini. Karena hubungan antara aktifitas fisik aerobikdan mortalitas lebih lemah pada kehidupan selanjutnya, maka pengukuran tipe aktifitas ini menjadikurang penting. Hasil lainnya dalam aktifitas fisik yang kompleks/huungan kesehatan menjadi lebih penting. Aktivitas yang mempertahankan atau menignkatkan koordinasi dan keseimbangan membantu untuk menurunkan resiko jatuh dan aktifitas dengan intensitas yang cukup untuk mempengauhi kepadatan mineral tulang membantu menurunkan resiko patah tulan. Jadi penting bahwa instrument yang digunakan untuk meneliti pengaruh kesehatan terhadap aktifitas fisik pada populasi orang tua dirancang utuk mengukur kekuatan olahragan dan aktifitas fisik yang mempertahankan berat badan. Bukti Reliabilitas dan Validitas – Orang Tua Bukti validitas dan reliabilitas untuk instrument pengukuran aktifitas fisik pada orang tua terbatas dibandingkan dengan anak-anak, remaja dan orang dewasa yang lebih muda. Hal ini mungkin karena standar keamanan yang lebih tinggi yang diperlukan oleh peneliti yang melakukan tes fisik pada orang tua. Tabel 9.6 dan 9.7 menunjukkan penelitian yang dilakukan dengan kelompok usia ini. Penelitian pengukuran aktifitas fisik yang lebih sedikit telah dilakukan pada orang tua daripada dua kelompok usia lainnya. Hampir semua penelitian memfokuskan pada metode kuesioner dengan beberapa penelitian yang menggabungkan akselerometer dan pedometer. KESIMPULAN Pengukuran aktivitas fisik itu penting karena hubungan antara aktivitas fisik dan berbagai hasil kesehatan. Banyak penelitian yang telah dilakukan selama 10 tahun terakhir tentang pengukuran aktivitas fisik. Karena itu peningkatan teknologi yang sangat cepat pada monitor detak jantung, pedometer dan akselerometer, kita saat ini berada pada situasi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ketika mengukur aktifitas fisik, tampak jelas bahwa kita harus memilih instrument yang memiliki bukti yang kuat reliabilitas dan validitasnya untuk penggunaannya. Namun, dalam prakteknya, ini tidak selalu terjadi seperti ini. Contohnya, Foster et al. (2000) menemukan bahwa dalam sample besar para direktur rumah sakit dan direktur tempat peristirahatan di Inggris, 71% mengembangkan ukuran aktifitasnya sendiri, 21% memodifikasi alat-alat yang ada dan hanya 6% menggunakan instrument yang ada dengan bukti validitas yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika memilih sebuah instrument untuk digunakan dengan populasi spesifik, kita harus mempertimbangkan apakah instrument tersebut sesuai dengan - 6 -
  • 7. populasinya. Sebagai tambahan, karena aktivitas fisik itu bersifat kompleks, maka tidak ada satu instrument tunggal yang dapat mengukur semua aspek aktifitas fisik (yaitu, frekuensi, intensitas, durasi, mode, konteks dan keluarnya energi), kita harus hati-hati terhadap instrument yang kita pilih untuk mengukur karakteristik aktifitas fisik yang ingin kita ukur. - 7 -
  • 8. MENGUKUR AKTIVITAS FISIK MATA KULIAH TES EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DOSEN PENGAMPU : Dr. KHOMSIN, M,Pd. Dr. SOEGIYANT0, MS DISUSUN OLEH : PURWANTORO, S.Pd. NIM : 0602509038 ROMBEL : PACITAN PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010 - 8 -