SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang dapat
berpengaruh pada tenaga kerja, salah satu alasannya ialah pekerjaan yang
berat serta tuntutan pekerjaan yang tinggi. Resiko dan potensi bahaya tersebut
dapat berupa baikgangguan fisiologi maupun psikologi. Maka dari itu, dalam
perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia, harus diperhatikan
kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri. Pekerja yang mengalami
kelelahan secara fisiologi dan psikologi dapat menyebabkan penurunan pada
produksi yang dihasilkan oleh pabrik tersebut.
Fisiologi merupakan salah satu ilmu ergonomi yang dapat membantu
kita dalam memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang
mempengaruhi kelelahan kerja pada suatu aktivitas kerja. Dengan
menggunakan ilmu fisiologi, dapat diukur konsumsi oksigen dan energi yang
dihasilkan untuk setiap pekerjaan, kecepatan denyut jantung awal sebelum
beraktivitas, kecepatan denyut jantung saat beraktivitas, dan kecepatan denyut
jantung setelah beraktivitas. Berhubungan dengan hal tersebut, untuk
dilakukan penelitian mengenai pengukuran beban kerja fisik dengan metode
fisiologi.
Sedangkan Psikologi kerja merupakan salah satu dari cabang-cabang
psikologi yang mempelajari tentang tingkah laku serta gejala kejiwaan dari
manusia dalam lingkungan kerja. Kelelahan Psikologis adalah kelelahan
mental atau stress kerja yang dialami oleh pekerja. Stress kerja umumnya
disebabkan oleh beban kerja yang diterima melampaui batas-batas
kemampuan pekerja yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama pada
situasi dan kondisi tertentu. Pekerjaan yang berbeda dari setiap pekerja
tentunya akan menimbulkan tingkat stress yang berbeda pula Stres kerja
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhdap aspek-aspek
pekerjaan terutama terhadap motif berprestasi yang kelak akan berhubungan
dengan proses kerja.Stres kerja dapat dikurangi dengan cara menyesuaikan
kemampuan dan kapasitas kerja pekerja, jam kerja yang disesuaikan dengan
tuntutan tugas maupun tanggung jawab di luar pekerjaan, serta membentuk
lingkungan yang sehat bagi pekerja.
Beban kerja fisiologis maupun psikologis erat kaitannya dengan kinerja
operator. Beban kerja yang melebihi batas kemampuan operatora dapat
menyebabkan kelelahan (fatigue) maupun cedera, sedangkan beban kerja
yang terlalu ringan dapat menimbulkan efek kebosanan atau kejenuhan pekerja
terhadap pekerjaannya. Beban kerja yang diberikan kepada pekerja sebaiknya
adalah beban kerja yang seimbang dengan kemampuan yang dimiliki oleh
pekerja. Bila beban kerja yang diberikan tidak seimbang maka dapat
memberikan dampak yang tidak baik bagi pekerja maupun kepada
perusahaan. Untuk psikologis mengunakan metode yang populer adalah
NASA-TLX.
NASA-TLX merupakan pengukuran beban kerja secara subjektif dengan
biaya pengukuran yang lebih murah daripada pengukuran secara obyektif.
NASA Task Load Index berbentuk kuesioner yang berfokus pada pengukuran
beban kerja. Metode NASA- TLX merupakan prosedur rating multidimensional,
yang membagi workload atas dasar rata-rata pembebanan 6 dimensi, yaitu
Mental Demand, Physical Demand, Temporal Demand, Effort, Own
Performance, dan Frustation. NASA-TLX dibagi menjadi dua tahap, yaitu
perbandingan tiap skala (Paired Comparison) dan pemberian nilai terhadap
pekerjaan (Event Scoring).
Selain itu, Biomekanika merupakan suatu aplikasi dari mekanika teknik
untuk menganalisa sistem kerangka otot manusia. Dengan biomekanika dapat
dianalisa apakah sikap atau posisi kerja seseorang dapat memberikan resiko
cidera. Sehingga diharapkan resiko cidera pada seseorang dapat dicegah
(Nurmianto, 2008). Dalam biomekanika terdapat sebuah aturan dan tata cara
dalam pemindahan benda, dimana benda yang akan di pindahkan harus sesuai
dengan postur tubuh seseorang yang ingin mengangkatnya, sehingga
seseorang yang akan mengangkatnya tidak mengalami cedera.
Oleh karena itu, praktikan akan membuat laporan tugas besar yang
membahas tentang fisiologi, psikologi, dan biomekanika.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka praktikan merumuskan masalah
sebagai berikut yaitu:
1. Bagaimana cara menghitung beban kerja fisik dengan metode fisiologi?
2. Bagaimana cara menghitung menggunakan salah satu prinsip biomekanika
yaitu RWL (Recommended Weight Limit)?
3. Bagaimana cara menghitung menggunakan salah satu prinsip biomekanika
yaitu LI (Lifting Index)?
4. Bagaimana cara menilai psikologi pekerja menggunakan kuisioner?
1.3. Tujuan
1. Memenuhi tugas besar semester III mata kuliah Ergonomi.
2. Menghitung beban kerja fisik para pekerja menggunakan metode fisiologi
3. Menghitung menggunakan salah satu prinsip biomekanika yaitu RWL
(Recommended Weight Limit).
4. Menghitung menggunakan salah satu prinsip biomekanika yaitu LI (Lifting
Index).
5. Menyebarkan kuisoner lalu menghitung menggunakan prinsip psikologi.
1.4. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam laporan ini adalah mengenai produk yang telah
dibuat, yaitu fisiologi, bimekanika, dan psikologi.
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung dalam pembuatan laporan
serta prinsip yang digunakan untuk membahas masalah fisiologi, bimekanika,
dan psikologi.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi tentang pengolahan data yang dilakukan dengan melakukan
pengukuran beban kerja fisik menggunakan metode penilaian langsung dan
tidak langsung, serta pengukuran beban kerja mental secara subjektif
menggunakan metode NASA TLX.
BAB IV ANALISIS PENGOLAHAN DATA
Bab ini tentang analisis dari pengolahan data yang dilakukan dengan
melakukan pengukuran beban kerja fisik menggunakan metode penilaian
langsung dan tidak langsung, serta pengukuran beban kerja mental secara
subjektif menggunakan metode NASA TLX.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang berkaitan dengan analisa data yang
telah diuraikan dan saran.
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1. Beban Kerja Fisik
Secara garis besar, kegiatan manusia dapat digolongkan dalam dua
komponen utama yaitu kerja fisik (menggunakan otot sebagai kegiatan
sentral) dan kerja mental (menggunakan otak sebagai pencetus utama).
Kedua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan secara sempurna mengingat
terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Namun, jika
dilihat dari energi yang dikeluarkan, maka kerja mental murni relatif lebih
sedikit mengeluarkan energi dibandingkan dengan kerja fisik.
Beban Kerja Fisik adalah Perkerjaan yang dilakukan dengan
mengandalkan kegiatan fisik semata akan mengakibatkan perubahan pada
fungsi alat-alat tubuh yang dapat dideteksi melalui perubahan :
1. Konsumsi oksigen;
2. Denyut jantung;
3. Peredaran darah dalam paru-paru;
4. Temperatur tubuh;
5. Konsentrasi asam laktat dalam darah;
6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni;
7. Tingkat penguapan, dan faktor lainnya.
Kerja fisik akan mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan
dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada saat kerja biasanya
ditentukan dengan cara tidak langsung yaitu dengan pengukuran kecepatan
denyut jantung atau konsumsi oksigen. Pengukuran beban kerja fisik
merupakan pengukuran beban kerja yang dilakukan secara objektif dimana
sumber data yang diolah merupakan data-data kuantitatif. Denyut jantung
atau denyut nadi digunakan untuk mengukur beban kerja dinamis seseorang
sebagai manifestasi dari gerakan otot. Semakin besar aktifitas otot maka akan
semakin besar fluktuasi dari gerakan denyut jantung yang ada, demikian pula
sebaliknya.
Menurut Grandjean (1998) dan Suyasning (1981), beban kerja dapat
diukur dengan denyut nadi kerja. Selain itu, denyut nadi juga dapat digunakan
untuk memperkirakan kondisi fisik atau derajat kesegaran jasmani seseorang.
Denyut jantung (yang diukur per menit) dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kelelahan seseorang. Cara lain yang dapat dilakukan untuk merekam
denyut jantung seseorang pada saat kerja yakni dengan menggunakan
electromyography (EMG).
2.2. Pengukuran Beban Kerja
Fisiologis Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat
dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya
ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran :
1. Kecepatan denyut jantung
2. Konsumsi Oksigen
Pengeluaran energi relatif yang banyak dan pada jenis tersebut dapat
dibedakan dalam beberapa kerja sesuai fisik yaitu:
a. Kerja Statis, yaitu:
1. Tidak menghasilkan gerak.
2. Kontraksi otot bersifat isometris (tegang otot bertambah sementara
tegangan otot tetap). Kelelahan lebih cepat terjadi.
b. Kerja Dinamis, yaitu:
1. Menghasilkan gerak.
2. Kontraksi otot bersifat isotonis (panjang otot berubah sementara
tegangan otot tetap).
3. Kontraksi otot bersifat ritmis (kontraksi dan relaksasi secara
bergantian).
4. Kelelahan relatif agak lama terjadi.
ο‚· Metode Penilaian Langsung
Menurut Rodahl (1989) bahwa penilaian beban fisik dapat dilakukan
dengan dua metode secara objektif, yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energy
expenditure melalui asupan energi selama bekerja. Semakin berat kerja maka
semakin banyak energi yang dikeluarkan. Faktor yang mempengaruhi
konsumsi energi diantaranya adalah metode kerja, sikap kerja, tingkat kerja
dan perancangan peralatan kerja. Sedangkan besarnya konsumsi energi
tergantung pada berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin. Volume
oksigen yang digunakan tersebut dilakukan dengan cara mengukur volume
udara ekpirasi dan kemudian kadar oksigennya diubah ke dalam satuan liter
(L).
Astuti (1985) merumuskan hubungan antara energy expenditure
dengan kecepatan denyut jantung yaitu :
𝐸 = 1.80411 βˆ’ 0.0229038 𝑋 + 4.71733π‘₯πŸπŸŽβˆ’πŸ’
𝑿 𝟐
Dimana :
E = Energi (Kkal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung/menit (denyut/menit)
Untuk menghitung konsumsi energinya adalah :
𝐾𝐸 = 𝐸𝑑 βˆ’ 𝐸𝑖
Dimana:
KE = konsumsi energi suatu kegiatan tertentu (Kkal/menit)
Et = pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (Kkal/menit)
Ei = pengeluaran energi pada saat istirahat (Kkal/menit)
Total metabolisme tubuh secara langsung dapat diukur dengan melalui
konsumsi oksigen dengan persamaan sebagai berikut : (Konz, 1996:50)
𝑇𝐸 = 60 π‘₯ 𝐾𝐸 π‘₯ 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜
Dimana :
Total Met = Total metabolisme (total metabolisme)
Energi = Konsumsi energi (Kkal/menit)
Ox Uptk = Oxygen Uptake (Konsumsi energi) (Liter/menit)
Dari hasil perhitungan Total Metabolisme tersebut kemudian
dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan Menteri Tenaga Kerja
melalui Kep. No. 51 Tahun 1999 sebagai berikut :
Jika denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan, maka
recovery (waktu pemulihan) untuk beristirahat meningkat sejalan dengan
beban kerja. Dalam keadaan yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu
istirahat yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang kronis. Murrel
membuat metode untuk menentukan waktu istirahat sebagai kompensasi dari
pekerjaan fisik :
Dimana :
R = Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recovery)
T = Total waktu kerja dalam menit
Et = Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam kkal/menit
S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam
kkal/menit (4 untuk wanita dan 5 untuk pria Kkal/menit)
ο‚· Metode Penilaian Tidak Langsung
Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi
selama bekerja. Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat
penting di dalam peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja
maksimum. Salah satu yang dapat digunakan untuk menghitung denyut
jantung adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan Electrocardio
Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia dapat memakai
stopwatch dengan metode 10 denyut. Dengan metode tersebut dapat dihitung
denyut nadi kerja sebagai berikut :
1. Denyut nadi untuk mengestimasi index beban kerja terdiri dari
beberapa jenis, yaitu: Denyut jantung pada saat istirahat (resting pulse)
adalah rata-rata denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai.
2. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut
jantung pada saat seseorang bekerja.
3. Denyut jantung untuk bekerja (work pulse) adalah selisish antara
senyut jantung selama bekerja dan selama istirahat.
4. Denyut jantung selama istirahat total (recovery cost or recovery cost)
adalah jumlah aljabar denyut jantung dan berhentinya denyut pada
suatunpekerjaan selesai dikerjakannya sampai dengan denyut berada
pada kondisi istirahatnya.
5. Denyut kerja total (Total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah
denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan samapi dengan denyut
berada pada kondisi istirahatnya (resting level).
Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja
maksimum tersebut. Lebih lanjut, Manuaba & Vanwonteerghem (1996)
menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi
kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kerja
kardiovaskuler (cardiovasculair load = %CVL) yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Dimana : Denyut nadi istirahat = rata – rata denyut nadi sebelum
pekerjaan dimulai
Denyut nadi kerja = rata – rata denyut nadi selama bekerja
Denyut nadi maksimum = (220 – umur) untuk laki-laki dan (200
– umur ) untuk Wanita
Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan dengan klasifikasi
yang telah ditetapkan sebagai berikut :
Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolute denyut nadi pada
ketergantungguan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran
(individual fitness), dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan
tidak segera tercapai maka diperluakan redesain pekerjaan untuk mengurangi
tekanan fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun
keseluruhan dari variabel bebas (tasks, organisasi kerja, dan lingkungan
kerja) yang menyebabkan beban tugas tambahan.
2.3. Beban Kerja Mental (Mental Workload)
Beban kerja mental yang merupakan perbedaan antara tuntutan kerja mental
dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja yang bersangkutan.
Beban kerja yang timbul dari aktivitas mental di lingkungan kerja antara lain
disebabkan oleh :
ο‚· Keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam waktu lama
ο‚· Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan tanggung jawab
besar
ο‚· Menurunnya konsentrasi akibat aktivitasyang monoton
ο‚· Kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja yang
terisolasi dengan orang lain.
Menurut Henry R. Jex dalam bukunya β€œHuman Mental Workload”,
definisi beban kerja mental yakni : β€œMental workload is the operator’s
evaluation of the attentional load margin (between their motivated capacity
and the current task demands) while achieving adequate task performance in
a mission relevant context”.
2.4. Metode NASA-TLX
Metode pengukuran beban kerja secara subjektif merupakan
pengukuran beban kerja mental berdasarkan persepsi subyektif
responden/pekerja.
Metode pengukuran beban kerja subyektif yang populer digunakan
adalah metode NASA-TLX (NASA Task Load Index). Metode NASA-TLX
dikembangkan oleh Sandra G. Hart dari NASA-Ames Research Center serta
Lowell E. Staveland dari San Jose State University pada tahun 1981
(Hancock dan Meshkati, 1988). Metode ini berupa kuesioner dikembangkan
berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yang lebih mudah
tetapi lebih sensitif pada pengukuran beban kerja. Metode NASATLX
merupakan prosedur rating multi dimensional, yang membagi workload atas
dasar rata-rata pembebanan 6 dimensi, yaitu Mental Demand, Physical
Demand, Temporal Demand, Effort, Own Performance, dan Frustation.
NASA-TLX dibagi menjadi dua tahap, yaitu perbandingan tiap skala (Paired
Comparison) dan pemberian nilai terhadap pekerjaan (Event Scoring).
Metode pengukuran dengan NASA-TLX ini banyak digunakan
dibandingkan metode obyektif karena cukup sederhana dan tidak
membutuhkan banyak waktu serta biaya. Peneliti cukup membuat kuesioner
dan menyebarkannya pada para pekerja dalam yang akan diukur beban
mentalnya. Perlu digarisbawahi bahwa yang diukur disini merupakan beban
kerja dari jenis pekerjaannya, bukan beban kerja yang dimiliki oleh masing-
masing pekerja. Contoh sederhananya, beban kerja yang diukur bukan antara
staf marketing 1 dengan staf marketing 2 melainkan antara staf marketing
dengan staf accounting. Karena bersifat subyektif, data yang diambil harus
lebih dari satu sumber untuk meminimasi subyektifitas. Selain itu dalam
proses pengolahan kuesioner juga harus memperhatikan kevalidan dari data
yang digunakan. Data yang dianggap tidak sesuai atau outlier harus
dieliminasi agar tidak mengganggu hasil pengukuran.
Hancock dan Meshkati (1988) menjelaskan langkah-langkah dalam
pengukuran beban kerja mental dengan menggunakan metode NASA-TLX.
1. Penjelasan indikator beban mental yang akan diukur
Tabel 2.1 Indikator NASA-TLX
(Sumber : https://aplikasiergonomi.wordpress.com/2011/12/23/pengukuran-
mental-workload-dengan-nasa-tlx/)
2. Pembobotan
Pada bagian ini responden diminta untuk melingkari salah satu dari dua
indikator yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental
terhadap pekerjaan tersebut. Kuesioner NASA-TLX yang diberikan berupa
perbandingan berpasangan. Dari kuesioner ini dihitung jumlah tally dari
setiap indikator yang dirasakan paling berpengaruh. Jumlah tally menjadi
bobot untuk tiap indikator beban mental.
Tabel 2.2 Tabel Kuosioner Perbandingan antar Indikator
(Sumber : https://kupdf.net/download/kuesioner-nasa-
tlx_5c038a0de2b6f50b34d14855_pdf)
3. Pemberian Rating
Pada bagian ini responden diminta memberi rating terhadap keenam
indikator beban mental. Rating yang diberikan adalah subyektif tergantung
pada beban mental yang dirasakan oleh responden tersebut. Untuk
mendapatkan skor beban mental NASA-TLX, bobot dan rating untuk
setiap indikator dikalikan kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan 15
(jumlah perbandingan berpasangan).
Gambar 2.3 Rating indikator NASA-TLX
(Sumber : https://kupdf.net/download/kuesioner-nasa-
tlx_5c038a0de2b6f50b34d14855_pdf)
4. Menghitung nilai produk Diperoleh dengan mengalikan rating dengan
bobot faktor untuk masing-masing deskriptor. Dengan demikian dihasilkan
6 nilai produk untuk 6 indikator (MD, PD, TD, CE, FR, EF).
Produk = rating * bobot faktor 5.
5. Menghitung Weighted Workload (WWL)
Diperoleh dengan menjumlahkan keenam nilai produk :
6. Menghitung rata-rata WWL
Diperoleh dengan membagi WWL dengan jumlah bobot total
7. Interpretasi Skor
Berdasarkan penjelasan Hart dan Staveland (1981) dalam teori NASA-
TLX, skor beban kerja yang diperoleh terbagi dalam tiga bagian yaitu
pekerjaan menurut para responden tergolong agak berat jika nilai >80,
nilai 50-80 menyatakan beban pekerjaan sedang, sedangkan nilai <50
menyatakan beban pekerjaan agak ringan.
Tabel 2.4 Skor NASA-TLX
Output yang dihasilkan dari pengukuran dengan NASA-TLX ini berupa
tingkat beban kerja mental yang dialami oleh pekerja. Hasil pengukuran ini
bisa menjadi pertimbangan manajemen untuk melakukan langkah lebih
lanjut, misalnya dengan mengurangi beban kerja untuk pekerjaan yang
memiliki skor di atas 80, kemudian mengalokasikannya pada pekerjaan
yang memiliki beban kerja di bawah 50 atau langkah-langkah yang
lainnya.
2.5. Biomekanika
ο‚· Reccomended Weight Limit (RWL)
Recommended Weight Limit (RWL) merupakan rekomendasi
batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan
cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan
dalam jangka waktu yang cukup lama.
Recommended Weight Limit (RWL) ini ditetapkan oleh NIOSH
pada tahun 1991 di Amerika Serikat.
Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan :
1. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada
penambahan ataupun pengurangan beban di tengah-tengah
pekerjaan.
2. Beban diangkat dengan kedua tangan
3. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu
maksimal 8 jam.
4. Pengangkatan atau penurunan beban tidak boleh dilakukan saat
duduk atau berlutut
5. Tempat kerja tidak sempit.
Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan
beban dalam proses pemuatan barang yang dilakukan oleh pekerja
dalam eksperimen, penulis melakukan pengukuran terhadap faktor –
faktor yang mempengaruhi dalam pengangkatan beban dengan acuan
ketetapan NIOSH (1991)
Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan
untuk diangkat seorang pekerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH
adalah sbb:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Keterangan :
LC : (Lifting Constanta) konstanta pembebanan = 23 kg
HM : (Horizontal Multiplier) faktor pengali horisontal = 25/H
VM : (Vertical Multiplier) faktor pengali vertikal = 1 – 0,003 [V – 75]
DM : (Distance Multiplier) faktor pengali perpindahan = 0,82 + 4,5/D
AM : (Asymentric Multiplier) faktor pengali asimentrik = 1 – 0,0032 A( 0
)
FM : (Frequency Multiplier) faktor pengali frekuensi
CM : (Coupling Multiplier) faktor pengali kopling (handle)
ο‚· Lifting Index (LI)
Lifting Index digunakan untuk mengestimasi tingkat tegangan fisik
dalam suatu kegiatan pemindahan material secara manual. Dengan
persamaan :
𝐿𝐼 =
Bobot Aktual
π‘…π‘ŠπΏ
Jika LI > 1, berat beban yang diangkat melebihi batas pengangkatan
yang direkomendasikan maka aktivitas tersebut mengandung resiko
cidera tulang belakang.
Jika LI < 1, berat beban yang diangkat tidak melebihi batas
pengangkatan yang direkomendasikan maka aktivitas tersebut tidak
mengandung resiko cidera tulang belakang (Waters, et al; 1993).
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Tempat Pengamatan
Lokasi : Pabrik Tahu
Alamat : Pondok Cabe Ilir
Jumlah Operator : 5 Operator
Jenis Mesin : Tradisional
3.2 Deskripsi Aktivitas Operator
1. Operator 1
Proses awal dalam pembuatan tahu yang dilakukan oleh operator 1
ialah mencetak tahu (setelah proses perebusan kacang kedelai). Ini
merupakan salah satu rangkaian awal dalam pembuatan jenis tahu,
pada bagian ini cara mencetak tahu masih menggunakan cara manual
dan masih membutuhkan tenaga pekerja(belum menggunakan mesin
modern).Pada proses ini ketelitian dan kehati-hatian diperlukan agar
bentuk tahu sesuai dengan harapan.
2. Operator 2
Selanjutnya pada operator ini proses yang dilakukan ialah memotong
tahu, pada proses ini masih menggunakan cara manual dan masih
membutuhkan tenaga pekerja(belum menggunakan mesin
modern).Pada proses ini ketelitian cukup diperlukaan agar hasil
potongannya sesuai dan meminimalisir cacat.
3. Operator 3
Setelah proses pencetakan tahu telah usai selanjutnya yang akan
dilakukan oleh operator 3 adalah merebus tahu. Pada proses ini masih
menggunakan cara manual dan masih membutuhkan tenaga
pekerja(belum menggunakan mesin modern). Pada proses ini ketelitian
tidak begitu diperhatikan tetapi diperlukan kehati-hatian agar tahu tidak
rusak dan hancur pada saat proses perebusan.
4. Operator 4
Setelah proses perebusan tahu telah usai, selanjutnya operator 4
melakukan proses penggorengan tahu. Pada proses ini masih
menggunakan cara manual dan masih membutuhkan tenaga
pekerja(belum menggunakan mesin modern). Pada proses ini
ketelitian sangatlah dibutuhkan, karna pada proses ini menentukan
tahu yang layak untuk dijual atau tidak.
5. Operator 5
Operator 5 sedang melakukan aktifitas menata tahu dengan
menggunakan cara manual. Selain menata tahu, operator ini melakukan
proses Quality Control juga, maka bisa disebutkan bahwa kegiatan ini
sangat perlu ketelitian yang cukup untuk meminimalisir cacat/gagal
produk.
3.3 Perhitungan RWL Pekerja
1. Operator 1
ο‚· RWL (awal) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,67 x 0,886 x 0,86 x 1 x 0,75 x 1
= 8,80
ο‚· RWL (akhir) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,84 x 0,946 x 0,86 x 1 x 0,75 x 1
= 11,78
ο‚· LI = Beban angkatan / RWL
= 4 / 8,80 = 0,45
2. Operator 2
ο‚· RWL (awal) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.64 x 0,901x 0,88x 1 x 0,75 x 1
= 8,75
ο‚· RWL (akhir) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,79 x 0,98 x 0,88 x 1 x 0,75 x 1
= 11,75
ο‚· LI = Beban angkatan / RWL
= 2/8,75 = 0,22
3. Operator 3
ο‚· RWL (awal) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,45 x 0,997 x 0,92 x 1 x 0,75 x 1
= 7,12
ο‚· RWL (akhir) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,75 x 0,994 x 0,92 x 1 x 0,75 x 1
= 11,83
ο‚· LI = Beban angkatan / RWL
= 1 / 7,12 = 0,14
4. Operator 4
ο‚· RWL (awal) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 1,39 x 1 x 0,83 x 1 x 0,75 x 1
= 19,9
ο‚· RWL (akhir) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,89 x 0,979 x 0,83 x 1 x 0,75 x 1
= 12,47
ο‚· LI = Beban angkatan / RWL
= 3 / 12,47 = 0,24
5. Operator 5
ο‚· RWL (awal) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,53 x 0,994 x 0,85 x 1 x 0,75 x 1
= 7,72
ο‚· RWL (akhir) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,67 x 0,778 x 0,85 x 1 x 0,75 x 1
= 7,64
ο‚· LI = Beban angkatan / RWL
= 3 / 7,64 = 0,39
3.4 Pengumpulan Data Beban Kerja Fisik
Identitas Operator :
1. Nama Pekerja : Heru
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 25 tahun
2. Nama Pekerja : Deni
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 40 tahun
3. Nama Pekerja : Nanang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 35 tahun
4. Nama Pekerja : Anwar
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 30 tahun
5. Nama Pekerja : Syauqi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 19 tahun
KEGIATAN 10 Denyut (Detik) Vo2 (cc)
Heru Deni Nanang Anwar Syauqi Heru Deni Nanang Anwar Syauqi
Istirahat
Sebelum
Bekerja
7.21 6.65 6.30 7.15 6.50 2700 2200 2100 2150 2000
Bekerja 5
Menit
7.50 7.20 7.15 7.23 7.05 2400 2150 2150 2100 1900
Bekerja 15
Menit
5.65 4.70 4.50 5.03 4.25 2300 2000 2050 2150 1800
Bekerja 25
Menit
4.03 4.02 4.05 4.10 4.00 2150 1900 1`950 2100 1650
3.5 Pengolahan Data Beban Kerja Fisik (Fisiologi)
1. Operator Heru
Waktu (detik)
Bekerja 5
Menit
Bekerja 15
Menit
Bekerja 25
Menit
Rata-rata Istirahat
7.50 5.65 4.03 5.76 7.21
Tabel 3.2 Data Denyut Nadi Operator Heru
Vo2 (cc)
Bekerja 5
Menit
Bekerja 15
Menit
Bekerja 25
Menit
Rata-rata Istirahat
2400 2300 2150 2280 2700
Tabel 3.3 Data Volume Oksigen Operator Heru
A. Metode Penilaian Langsung
οƒ˜ Menghitung denyut nadi
Mengitung denyut nadi istirahat
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
waktu perhitungan
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
7.21
π‘₯ 60
Denyut nadi istirahat = 83.21 denyut/menit
οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
rata βˆ’ rata denyut kerja
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
5.76
π‘₯ 60
Denyut nadi kerja = 104.16 denyut/menit
ο‚· Konsumsi Energi Istirahat
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (83.21) + 0.000471733(83.212)
Ei = 3.16 Kkal/menit
ο‚· Konsumsi Energi Kerja
Et = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
Et = 1.80411 – 0.0229038 (104.16) + 0.000471733(104.162)
Et = 4.53 Kkal/menit
ο‚· Konsumsi Energi (KE)
KE = Et – Ei
KE = 4.53 – 3.16
KE = 1.37 Kkal/menit
ο‚· Kebutuhan Istirahat
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = |
6(Et βˆ’ 4)
Et βˆ’ 1.5
|
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = |
6(4.53 βˆ’ 4)
4.53 βˆ’ 1.5
|
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 1,04 menit
ο‚· Oxygen Uptake
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ =
Rata βˆ’ rata volume oksigen
1000
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ =
2280
1000
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2,280 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ/π‘šπ‘’π‘›π‘–t
ο‚· Total Metabolisme
TE = 60 x KE x Ox Uptk
TE = 60 x 1.37 x 2.28
TE = 187.41 Kkal
B. Metode Penilaian Tidak Langsung
οƒ˜ Menghitung denyut nadi
Mengitung denyut nadi istirahat
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
waktu perhitungan
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
7.21
π‘₯ 60
Denyut nadi istirahat = 83.21 denyut/menit
οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
rata βˆ’ rata denyut kerja
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
5.76
π‘₯ 60
Denyut nadi kerja = 104.16 denyut/menit
ο‚· Menghitung %CVL
π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 200 βˆ’ 25
π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 175 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘
%𝐢𝑉𝐿 =
100 x (DNK βˆ’ DNI)
DNmax βˆ’ DNI
%𝐢𝑉𝐿 =
100 x (104 .16 βˆ’ 83.21 )
175 βˆ’ 83.21
%𝐢𝑉𝐿 = 22%
2. Operator Deni
Waktu (detik)
Bekerja 5
Menit
Bekerja 15
Menit
Bekerja 25
Menit
Rata-rata Istirahat
7.20 4.70 4.02 5.32 6.65
Tabel 3.4 Data Denyut Nadi Operator Deni
Vo2 (cc)
Bekerja 5
Menit
Bekerja 15
Menit
Bekerja 25
Menit
Rata-rata Istirahat
2150 2000 1900 2016 2200
Tabel 3.5 Data Volume Oksigen Operator Deni
A. Metode Penilaian Langsung
οƒ˜ Menghitung denyut nadi
Mengitung denyut nadi istirahat
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
waktu perhitungan
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
6.65
π‘₯ 60
Denyut nadi istirahat = 90.22 denyut/menit
οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
rata βˆ’ rata denyut kerja
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
5.32
π‘₯ 60
Denyut nadi kerja = 112.78 denyut/menit
ο‚· Konsumsi Energi Istirahat
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (90.22) + 0.000471733(90.222)
Ei = 3.57Kkal/menit
ο‚· Konsumsi Energi Kerja
Et = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
Et = 1.80411 – 0.0229038 (112.78) + 0.000471733(112.782)
Et = 6.0 Kkal/menit
ο‚· Konsumsi Energi (KE)
KE = Et – Ei
KE = 6.0 – 3.57
KE = 2.43 Kkal/menit
ο‚· Kebutuhan Istirahat
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = |
6(Et βˆ’ 4)
Et βˆ’ 1.5
|
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = |
6(6.0 βˆ’ 4)
6.0 βˆ’ 1.5
|
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 2.66 menit
ο‚· Oxygen Uptake
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ =
Rata βˆ’ rata volume oksigen
1000
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ =
2016
1000
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2,016 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ/π‘šπ‘’π‘›π‘–t
ο‚· Total Metabolisme
TE = 60 x KE x Ox Uptk
TE = 60 x 1.37 x 2,016
TE = 165,71 Kkal
B. Metode Penilaian Tidak Langsung
οƒ˜ Menghitung denyut nadi
Mengitung denyut nadi istirahat
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
waktu perhitungan
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
6.65
π‘₯ 60
Denyut nadi istirahat = 90.22 denyut/menit
οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
rata βˆ’ rata denyut kerja
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
5.32
π‘₯ 60
Denyut nadi kerja = 112.78 denyut/menit
ο‚· Menghitung %CVL
π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 200 βˆ’ 40
π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 160 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘
%𝐢𝑉𝐿 =
100 x (DNK βˆ’ DNI)
DNmax βˆ’ DNI
%𝐢𝑉𝐿 =
100 x (112 .78 βˆ’ 90.22 )
160 βˆ’ 90.22
%𝐢𝑉𝐿 = 32%
3. Operator Nanang
Waktu (detik)
Bekerja 5
Menit
Bekerja 15
Menit
Bekerja 25
Menit
Rata-rata Istirahat
7.15 4.50 4.05 5.20 6.30
Tabel 3.6 Data Denyut Nadi Operator Nanang
Vo2 (cc)
Bekerja 5 Bekerja 15 Bekerja 25 Rata-rata Istirahat
Menit Menit Menit
2150 2050 1950 2050 2100
Tabel 3.7 Data Volume Oksigen Operator Nanang
A. Metode Penilaian Langsung
οƒ˜ Menghitung denyut nadi
Mengitung denyut nadi istirahat
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
waktu perhitungan
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
6.30
π‘₯ 60
Denyut nadi istirahat = 95.23 denyut/menit
οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
rata βˆ’ rata denyut kerja
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
5.20
π‘₯ 60
Denyut nadi kerja = 115.38 denyut/menit
ο‚· Konsumsi Energi Istirahat
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (95.23) + 0.000471733(95.23 2)
Ei = 3.90 Kkal/menit
ο‚· Konsumsi Energi Kerja
Et = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
Et = 1.80411 – 0.0229038 (115.38) + 0.000471733(115.38 2)
Et = 5.44 Kkal/menit
ο‚· Konsumsi Energi (KE)
KE = Et – Ei
KE = 5.44 – 3.90
KE = 1.54 Kkal/menit
ο‚· Kebutuhan Istirahat
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = |
6(Et βˆ’ 4)
Et βˆ’ 1.5
|
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = |
6(5.44 βˆ’ 4)
5.44 βˆ’ 1.5
|
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 2.19 menit
ο‚· Oxygen Uptake
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ =
Rata βˆ’ rata volume oksigen
1000
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ =
2050
1000
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2,05 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ/π‘šπ‘’π‘›π‘–t
ο‚· Total Metabolisme
TE = 60 x KE x Ox Uptk
TE = 60 x 1.54 x 2.05
TE = 189,42 Kkal
B. Metode Penilaian Tidak Langsung
οƒ˜ Menghitung denyut nadi
Mengitung denyut nadi istirahat
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
waktu perhitungan
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
6.30
π‘₯ 60
Denyut nadi istirahat = 95.23 denyut/menit
οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
rata βˆ’ rata denyut kerja
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
5.20
π‘₯ 60
Denyut nadi kerja = 115.38 denyut/menit
ο‚· Menghitung %CVL
π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 200 βˆ’ 35
π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 165 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘
%𝐢𝑉𝐿 =
100 x (DNK βˆ’ DNI)
DNmax βˆ’ DNI
%𝐢𝑉𝐿 =
100 x (115 .38 βˆ’ 95.23 )
165 βˆ’ 95.23
%𝐢𝑉𝐿 = 28%
4. Operator Anwar
Waktu (detik)
Bekerja 5
Menit
Bekerja 15
Menit
Bekerja 25
Menit
Rata-rata Istirahat
7.23 5.03 4.10 5.45 7.15
Tabel 3.8 Data Denyut Nadi Operator Anwar
Vo2 (cc)
Bekerja 5
Menit
Bekerja 15
Menit
Bekerja 25
Menit
Rata-rata Istirahat
2100 2150 2100 2116 2150
Tabel 3.9 Data Volume Oksigen Operator Anwar
A. Metode Penilaian Langsung
οƒ˜ Menghitung denyut nadi
Mengitung denyut nadi istirahat
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
waktu perhitungan
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
7.15
π‘₯ 60
Denyut nadi istirahat = 83.91denyut/menit
οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
rata βˆ’ rata denyut kerja
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
5.45
π‘₯ 60
Denyut nadi kerja = 110.09 denyut/menit
ο‚· Konsumsi Energi Istirahat
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (83.91) + 0.000471733(83.912)
Ei = 3.20 Kkal/menit
ο‚· Konsumsi Energi Kerja
Et = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
Et = 1.80411 – 0.0229038 (110.09) + 0.000471733(110.092)
Et = 4.99 Kkal/menit
ο‚· Konsumsi Energi (KE)
KE = Et – Ei
KE =4.99 – 3.20
KE = 1.79 Kkal/menit
ο‚· Kebutuhan Istirahat
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = |
6(Et βˆ’ 4)
Et βˆ’ 1.5
|
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = |
6(4.99 βˆ’ 4)
4.99 βˆ’ 1.5
|
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 1.70 menit
ο‚· Oxygen Uptake
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ =
Rata βˆ’ rata volume oksigen
1000
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ =
2116
1000
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2,116 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ/π‘šπ‘’π‘›π‘–t
ο‚· Total Metabolisme
TE = 60 x KE x Ox Uptk
TE = 60 x 1.79 x 2.11
TE = 226,61 Kkal
B. Metode Penilaian Tidak Langsung
οƒ˜ Menghitung denyut nadi
Mengitung denyut nadi istirahat
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
waktu perhitungan
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
7.15
π‘₯ 60
Denyut nadi istirahat = 83.91denyut/menit
οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
rata βˆ’ rata denyut kerja
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
5.45
π‘₯ 60
Denyut nadi kerja = 110.09 denyut/menit
ο‚· Menghitung %CVL
π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 200 βˆ’ 30
π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 170 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘
%𝐢𝑉𝐿 =
100 x (DNK βˆ’ DNI)
DNmax βˆ’ DNI
%𝐢𝑉𝐿 =
100 x (110 .09 βˆ’ 83.91)
170 βˆ’ 83.91
%𝐢𝑉𝐿 = 30%
5. Operator Syauqi
Waktu (detik)
Bekerja 5
Menit
Bekerja 15
Menit
Bekerja 25
Menit
Rata-rata Istirahat
7.05 4.25 4.00 5.00 6.50
Tabel 3.10 Data Denyut Nadi Operator Syauqi
Vo2 (cc)
Bekerja 5
Menit
Bekerja 15
Menit
Bekerja 25
Menit
Rata-rata Istirahat
1900 1800 1650 1783 2000
Tabel 3.11 Data Volume Oksigen Operator Syauqi
A. Metode Penilaian Langsung
οƒ˜ Menghitung denyut nadi
Mengitung denyut nadi istirahat
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
waktu perhitungan
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
6.50
π‘₯ 60
Denyut nadi istirahat = 92.30 denyut/menit
οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
rata βˆ’ rata denyut kerja
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
5.00
π‘₯ 60
Denyut nadi kerja = 120 denyut/menit
ο‚· Konsumsi Energi Istirahat
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
Ei = 1.80411 – 0.0229038 (92.30) + 0.000471733(92.302)
sEi = 3.70 Kkal/menit
ο‚· Konsumsi Energi Kerja
Et = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
Et = 1.80411 – 0.0229038 (120) + 0.000471733(1202)
Et = 5.84 Kkal/menit
ο‚· Konsumsi Energi (KE)
KE = Et – Ei
KE = 5.84 – 3.70
KE = 2.14 Kkal/menit
ο‚· Kebutuhan Istirahat
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = |
6(Et βˆ’ 4)
Et βˆ’ 1.5
|
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = |
6(5.84 βˆ’ 4)
5.84 βˆ’ 1.5
| 11.04 4.34
𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 2.54 menit
ο‚· Oxygen Uptake
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ =
Rata βˆ’ rata volume oksigen
1000
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ =
1783
1000
𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 1,783 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ/π‘šπ‘’π‘›π‘–t
ο‚· Total Metabolisme
TE = 60 x KE x Ox Uptk
TE = 60 x 2.14 x 1.78
TE = 228,55 Kkal
B, Metode Penilaian Tidak Langsung
οƒ˜ Menghitung denyut nadi
Mengitung denyut nadi istirahat
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
waktu perhitungan
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ =
10 denyut
6.50
π‘₯ 60
Denyut nadi istirahat = 92.30 denyut/menit
οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
rata βˆ’ rata denyut kerja
π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘)
𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž =
10 denyut
5.00
π‘₯ 60
Denyut nadi kerja = 120 denyut/menit
ο‚· Menghitung %CVL
π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 200 βˆ’ 19
π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 181 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘
%𝐢𝑉𝐿 =
100 x (DNK βˆ’ DNI)
DNmax βˆ’ DNI
%𝐢𝑉𝐿 =
100 x (120 βˆ’ 92.30 )
181 βˆ’ 92.30
= 31%
3.6 Pengolahan Data Beban Kerja Mental (Psikologi)
1. Operator 1
Nama Pekerja : Heru
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 25 tahun
1. Pembobotan
a. EF / OP
b. TD / FR
c. TD / EF
d. PD / FR
e. OP / FR
f. TD / PD
g. OP / PD
h. TD / MD
i. EF / FR
j. MD / OP
k. TD/ OP
l. MD / EF
m. MD / PD
n. PD / EF
o. MD / FR
Kategori Jumlah
MD 2
PD 4
TD 2
OP 3
FR 0
EF 4
2. Rating
Pertanyaan Skala
Menurut anda, seberapa besar usaha
mental yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini?
50
Menurut anda, seberapa besar usaha
fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan
ini?
100
Menurut anda, seberapa besar tekanan
yang Anda rasakan berkaitan dengan
waktu untuk melakukan pekerjaan ini?
80
Menurut anda, seberapa besar tingkat
keberhasilan Anda dalam melakukan
pekerjaan ini?
60
Menurut anda, seberapa besar
kecemasan, perasaan tertekan, dan
stress yang Anda rasakan dalam
melakukan pekerjaan ini?
70
Menurut anda, seberapa besar kerja
mental dan fisik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini?
80
Kategori Rating Bobot Nilai
MD 50 2 100
PD 100 4 400
TD 80 2 160
OP 60 3 180
FR 70 0 0
EF 80 4 320
3. WWL (Weighted Workload)
WWL (Weighted Workload) = jumlah produk
WWL = 1160
4. Skor
Skor = jumlah produk / 15
Skor = 1160 / 15
Skor = 78, artinya tingkat beban kerja mental pekerja dalam keadaan
tinggi.
2. Operator 2
Nama Pekerja : Deni
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 40 tahun
1. Pembobotan
a. EF / OP
b. TD / FR
c. TD / EF
d. PD / FR
e. OP / FR
f. TD / PD
g. OP / PD
h. TD / MD
i. EF / FR
j. MD / OP
k. TD/ OP
l. MD / EF
m. MD / PD
n. PD / EF
o. MD / FR
Kategori Jumlah
MD 1
PD 4
TD 2
OP 4
FR 1
EF 3
2. Rating
Pertanyaan Skala
Menurut anda, seberapa besar usaha
mental yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini?
70
Menurut anda, seberapa besar usaha
fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan
ini?
100
Menurut anda, seberapa besar tekanan
yang Anda rasakan berkaitan dengan
waktu untuk melakukan pekerjaan ini?
50
Menurut anda, seberapa besar tingkat
keberhasilan Anda dalam melakukan
pekerjaan ini?
75
Menurut anda, seberapa besar
kecemasan, perasaan tertekan, dan
stress yang Anda rasakan dalam
melakukan pekerjaan ini?
40
Menurut anda, seberapa besar kerja
mental dan fisik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini?
80
Kategori Rating Bobot Nilai
MD 70 1 70
PD 100 4 400
TD 50 2 100
OP 75 4 300
FR 40 1 40
EF 80 3 270
3. WWL (Weighted Workload)
WWL (Weighted Workload) = jumlah produk
WWL = 1180
4. Skor
Skor = jumlah produk / 15
Skor = 1180 / 15
Skor = 78.6, artinya tingkat beban kerja mental pekerja dalam keadaan
tinggi.
3. Operator 3
Nama Pekerja : Nanang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 35 tahun
1. Pembobotan
a. EF / OP
b. TD / FR
c. TD / EF
d. PD / FR
e. OP / FR
f. TD / PD
g. OP / PD
h. TD / MD
i. EF / FR
j. MD / OP
k. TD/ OP
l. MD / EF
m. MD / PD
n. PD / EF
o. MD / FR
Kategori Jumlah
MD 2
PD 3
TD 3
OP 2
FR 0
EF 5
2. Rating
Pertanyaan Skala
Menurut anda, seberapa besar usaha
mental yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini?
70
Menurut anda, seberapa besar usaha
fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan
ini?
90
Menurut anda, seberapa besar tekanan
yang Anda rasakan berkaitan dengan
waktu untuk melakukan pekerjaan ini?
80
Menurut anda, seberapa besar tingkat
keberhasilan Anda dalam melakukan
pekerjaan ini?
70
Menurut anda, seberapa besar
kecemasan, perasaan tertekan, dan
stress yang Anda rasakan dalam
melakukan pekerjaan ini?
50
Menurut anda, seberapa besar kerja
mental dan fisik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini?
100
Kategori Rating Bobot Nilai
MD 70 2 140
PD 90 3 270
TD 80 3 240
OP 70 2 140
FR 50 0 0
EF 100 5 500
3. WWL (Weighted Workload)
WWL (Weighted Workload) = jumlah produk
WWL = 1290
4. Skor
Skor = jumlah produk / 15
Skor = 1290 / 15
Skor =86, artinya tingkat beban kerja mental pekerja dalam keadaan
sangat tinggi.
4. Operator 4
Nama Pekerja : Anwar
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 30 tahun
1. Pembobotan
a. EF / OP
b. TD / FR
c. TD / EF
d. PD / FR
e. OP / FR
f. TD / PD
g. OP / PD
h. TD / MD
i. EF / FR
j. MD / OP
k. TD/ OP
l. MD / EF
m. MD / PD
n. PD / EF
o. MD / FR
Kategori Jumlah
MD 2
PD 5
TD 3
OP 0
FR 1
EF 4
2. Rating
Pertanyaan Skala
Menurut anda, seberapa besar usaha
mental yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini?
60
Menurut anda, seberapa besar usaha
fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan
ini?
90
Menurut anda, seberapa besar tekanan
yang Anda rasakan berkaitan dengan
waktu untuk melakukan pekerjaan ini?
70
Menurut anda, seberapa besar tingkat
keberhasilan Anda dalam melakukan
pekerjaan ini?
90
Menurut anda, seberapa besar
kecemasan, perasaan tertekan, dan
stress yang Anda rasakan dalam
melakukan pekerjaan ini?
80
Menurut anda, seberapa besar kerja
mental dan fisik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini?
80
Kategori Rating Bobot Nilai
MD 60 2 120
PD 90 5 450
TD 70 3 210
OP 90 0 0
FR 80 1 80
EF 80 4 360
3. WWL (Weighted Workload)
WWL (Weighted Workload) = jumlah produk
WWL = 1220
4. Skor
Skor = jumlah produk / 15
Skor = 1220 / 15
Skor = 81.3, artinya tingkat beban kerja mental pekerja dalam keadaan
sangat tinggi.
5. Operator 5
Nama Pekerja : Syauqi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 19 tahun
1. Pembobotan
a. EF / OP
b. TD / FR
c. TD / EF
d. PD / FR
e. OP / FR
f. TD / PD
g. OP / PD
h. TD / MD
i. EF / FR
j. MD / OP
k. TD/ OP
l. MD / EF
m. MD / PD
n. PD / EF
o. MD / FR
Kategori Jumlah
MD 2
PD 2
TD 3
OP 4
FR 2
EF 2
2. Rating
Pertanyaan Skala
Menurut anda, seberapa besar usaha
mental yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini?
70
Menurut anda, seberapa besar usaha
fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan
ini?
90
Menurut anda, seberapa besar tekanan
yang Anda rasakan berkaitan dengan
waktu untuk melakukan pekerjaan ini?
80
Menurut anda, seberapa besar tingkat
keberhasilan Anda dalam melakukan
pekerjaan ini?
100
Menurut anda, seberapa besar
kecemasan, perasaan tertekan, dan
stress yang Anda rasakan dalam
melakukan pekerjaan ini?
70
Menurut anda, seberapa besar kerja
mental dan fisik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini?
80
Kategori Rating Bobot Nilai
MD 70 2 140
PD 90 2 180
TD 80 3 240
OP 100 4 400
FR 70 2 140
EF 80 2 160
3. WWL (Weighted Workload)
WWL (Weighted Workload) = jumlah produk
WWL = 1260
4. Skor
Skor = jumlah produk / 15
Skor = 1260 / 15
Skor = 84, artinya tingkat beban kerja mental pekerja dalam keadaan
sangat tinggi.
BAB IV
ANALISIS
4.1. Analisis Perhitungan Reccomended Weight Limit dan Lifting Index
Hasil dari perhitungan Reccomended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index
dapat dilihat pada tabel berikut:
Operator RWL awal RWL akhir Nilai LI
Heru 8,80 11,78 0,45
Deni 8,75 11,75 0,22
Nanang 7,12 11,83 0,14
Anwar 19,9 12,47 0,24
Syauqi 7,72 7,64 0,39
Berdasarkan hasil dari perhitungan RWL (Recomended Weight Limit) dan
Lifting Index (LI) yang dipaparkan dalam tabel menunjukkan bahwa aktifitas
para pekerja tidak menimbulkan resiko cidera tulang belakang, hal ini terlihat
pada angka LI yang menunjukkan hasil yaitu kurang dari 1 (LI < 1). Jika
pekerjaan tersebut aman bila dilakukan dalam jangka panjang.
4.2. Analisis Perhitungan Beban Fisiologis
Operator Usia Jenis
Kelamin
Total
Metabolisme
(kkal)
%CVL (%)
Heru 25 Laki-laki 187.41 22%
Deni 40 Laki-laki 165.71 32%
Nanang 35 Laki-laki 189.42 28%
Anwar 30 Laki-laki 226.61 30%
Syauqi 19 Laki-laki 228.55 31%
Dari hasil perhitungan di atas dengan metode penilaian langsung (Total
Metabolisme), Operator Anwar dan Syauqi termasuk kedalam klasifikasi beban
kerja sedang (>200-350 kkal), sedangkan operator Heru, Deni dan Nanang
termasuk kedalam klasifikasi beban kerja ringan (100-200 kkal).
Dari hasil perhitungan di atas dengan metode penilaian tidak langsung (%CVL),
operator Deni, Anwar dan Syauqi dianjurkan untuk diperlukan perbaikan karena
hasil %CVL nya termasuk dalam klasifikasi (30%-60%), sedangkan operator
Heru dan Nanang tidak mengalami kelelahan karena hasil %CVL nya termasuk
ke dalam klasifikasi (<30%).
4.3. Analisis Perhitungan Beban Psikologi
Operator Usia Skor
Heru 25 78
Deni 40 78,6
Nanang 35 86
Anwar 30 81,3
Syauqi 19 84
Dari hasil perhitungan kuisioner NASA-TLX, dapat diketahui operator Heru dan
Deni termasuk kedalam klasifikasi beban kerja mental tinggi (50-79) sedangkan
operator Nanang, Anwar dan Syauqi termasuk kedalam klasifikasi beban kerja
mental sangat tinggi (80-100). Hasil skor yang didapat bervariasi, hal ini
disebabkan karena kuesioner NASA-TLX bersifat subjektif tergantung dari
pendapat masing-masing operator.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dari perhitungan RWL (Recomended Weight
Limit) dan Lifting Index (LI) yang dipaparkan dalam tabel
menunjukkan bahwa aktifitas para pekerja tidak menimbulkan resiko
cidera tulang belakang, hal ini terlihat pada angka LI yang
menunjukkan hasil yaitu kurang dari 1 (LI < 1). Jika pekerjaan
tersebut aman bila dilakukan dalam jangka panjang.
2. Dari hasil perhitungan di atas dengan metode penilaian langsung
(Total Metabolisme), Operator Anwar dan Syauqi termasuk kedalam
klasifikasi beban kerja sedang (>200-350 kkal), sedangkan operator
Heru, Deni dan Nanang termasuk kedalam klasifikasi beban kerja
ringan (100-200 kkal).
Dari hasil perhitungan di atas dengan metode penilaian tidak
langsung (%CVL), operator Deni, Anwar dan Syauqi dianjurkan
untuk diperlukan perbaikan karena hasil %CVL nya termasuk dalam
klasifikasi (30%-60%), sedangkan operator Heru dan Nanang tidak
mengalami kelelahan karena hasil %CVL nya termasuk ke dalam
klasifikasi (<30%).
3. Dari hasil perhitungan kuisioner NASA-TLX, dapat diketahui
operator Heru dan Deni termasuk kedalam klasifikasi beban kerja
mental tinggi (50-79) sedangkan operator Nanang, Anwar dan
Syauqi termasuk kedalam klasifikasi beban kerja mental sangat
tinggi (80-100). Hasil skor yang didapat bervariasi, hal ini
disebabkan karena kuesioner NASA-TLX bersifat subjektif
tergantung dari pendapat masing-masing operator.
5.2Saran
Rekomendasi terhadap perusahaan agar lebih efektif adalah dengan
penggunaan mesin modern sehingga jumlah tahu yang dapat diproduksi
dapat lebih meningkat serta dapat menekan harga upah karyawan.
Selain itu dengan adanya mesin, perusahaan dapat meminimalisir
tingkat cacat atau gagal produk. Dengan penggunaan mesin juga
pekerja dapat meminimalisir tingkat cidera dan lelah, sebab tidak perlu
melakukan pekerjaan secara kontinyu.

More Related Content

What's hot

Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran LangsungPengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Yesica Adicondro
Β 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
Eman Mendrofa
Β 
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel SoftwareSimulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
Mega Audina
Β 
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsungPengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
ISTA
Β 
Poisson distribution
Poisson distributionPoisson distribution
Poisson distribution
Muhammad Luthfan
Β 
Tinjauan pustaka teori Kerangka Berpikir
Tinjauan pustaka teori Kerangka BerpikirTinjauan pustaka teori Kerangka Berpikir
Tinjauan pustaka teori Kerangka Berpikir
Luluk Wulandari Hariyanto
Β 
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSimulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Siti Farida
Β 
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
Dwi Putra Mahardhika
Β 
Contoh Lampiran Karya Ilmiah Mahasiswa Peternakan UNDIP
Contoh Lampiran Karya Ilmiah Mahasiswa Peternakan UNDIPContoh Lampiran Karya Ilmiah Mahasiswa Peternakan UNDIP
Contoh Lampiran Karya Ilmiah Mahasiswa Peternakan UNDIPUniversitas Diponegoro
Β 
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESINANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
Β 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Nurul Faqih Isro'i
Β 
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
Β 
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
Try Martanto
Β 
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spssBab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
NajMah Usman
Β 
MO II Forecasting
MO II ForecastingMO II Forecasting
MO II Forecasting
Lilia Pascariani
Β 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatif
Ruyung Movia
Β 
7.1. PRINSIP-PRINSIP ANTROPOMETRI DALAM ERGONOMI
7.1. PRINSIP-PRINSIP ANTROPOMETRI DALAM ERGONOMI7.1. PRINSIP-PRINSIP ANTROPOMETRI DALAM ERGONOMI
7.1. PRINSIP-PRINSIP ANTROPOMETRI DALAM ERGONOMI
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
Β 
Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
Shofyan Shofyan
Β 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Syafril Djaelani,SE, MM
Β 
simulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupuksimulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupuk
Nurul Chaira
Β 

What's hot (20)

Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran LangsungPengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Β 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
Β 
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel SoftwareSimulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
Β 
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsungPengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
Β 
Poisson distribution
Poisson distributionPoisson distribution
Poisson distribution
Β 
Tinjauan pustaka teori Kerangka Berpikir
Tinjauan pustaka teori Kerangka BerpikirTinjauan pustaka teori Kerangka Berpikir
Tinjauan pustaka teori Kerangka Berpikir
Β 
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final ProjectSimulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Simulasi Sistem Antrian Kasir Supermarket - Final Project
Β 
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
Β 
Contoh Lampiran Karya Ilmiah Mahasiswa Peternakan UNDIP
Contoh Lampiran Karya Ilmiah Mahasiswa Peternakan UNDIPContoh Lampiran Karya Ilmiah Mahasiswa Peternakan UNDIP
Contoh Lampiran Karya Ilmiah Mahasiswa Peternakan UNDIP
Β 
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESINANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
Β 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Β 
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
Β 
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
Β 
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spssBab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
Β 
MO II Forecasting
MO II ForecastingMO II Forecasting
MO II Forecasting
Β 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatif
Β 
7.1. PRINSIP-PRINSIP ANTROPOMETRI DALAM ERGONOMI
7.1. PRINSIP-PRINSIP ANTROPOMETRI DALAM ERGONOMI7.1. PRINSIP-PRINSIP ANTROPOMETRI DALAM ERGONOMI
7.1. PRINSIP-PRINSIP ANTROPOMETRI DALAM ERGONOMI
Β 
Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
Β 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Β 
simulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupuksimulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupuk
Β 

Similar to fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja

TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docxTUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TaufiqurRohman76
Β 
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
6. beban kerja mnrt pendekatan pwcMufliha Dahlan
Β 
Modul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological PerformanceModul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological Performance
Dwi Andriyanto
Β 
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
aanansor
Β 
1566 2835-1-sm
1566 2835-1-sm1566 2835-1-sm
1566 2835-1-sm
Paul Young
Β 
Basic Biomechanics and Workstation Design (chap.12)
Basic Biomechanics and Workstation Design (chap.12)Basic Biomechanics and Workstation Design (chap.12)
Basic Biomechanics and Workstation Design (chap.12)
RanaAlya
Β 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
Hamdani Nurdin
Β 
Rt004
Rt004Rt004
Rt004
abadi1982
Β 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
MeizyAnggun
Β 
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptxModul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
FianantaFauzi2
Β 
Maulana yusuf pertemuan 14
Maulana yusuf pertemuan 14Maulana yusuf pertemuan 14
Maulana yusuf pertemuan 14
MaulanaYusuf127
Β 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisik
Iwan Hariyanto
Β 
Basic biomechanics and workstation design
Basic biomechanics and workstation designBasic biomechanics and workstation design
Basic biomechanics and workstation design
HnAlfiany
Β 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Pensil Dan Pemadam
Β 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Pensil Dan Pemadam
Β 
Makalah rifkah ergonomi biomekanika
Makalah rifkah ergonomi biomekanikaMakalah rifkah ergonomi biomekanika
Makalah rifkah ergonomi biomekanika
rifkahahdar
Β 
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdfPERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
GrahaMedika
Β 
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2Tanti fironika
Β 
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.pptergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
AgengSPILTollIndones
Β 
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
naianaia3
Β 

Similar to fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja (20)

TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docxTUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
Β 
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
Β 
Modul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological PerformanceModul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological Performance
Β 
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Β 
1566 2835-1-sm
1566 2835-1-sm1566 2835-1-sm
1566 2835-1-sm
Β 
Basic Biomechanics and Workstation Design (chap.12)
Basic Biomechanics and Workstation Design (chap.12)Basic Biomechanics and Workstation Design (chap.12)
Basic Biomechanics and Workstation Design (chap.12)
Β 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
Β 
Rt004
Rt004Rt004
Rt004
Β 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
Β 
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptxModul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Β 
Maulana yusuf pertemuan 14
Maulana yusuf pertemuan 14Maulana yusuf pertemuan 14
Maulana yusuf pertemuan 14
Β 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisik
Β 
Basic biomechanics and workstation design
Basic biomechanics and workstation designBasic biomechanics and workstation design
Basic biomechanics and workstation design
Β 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Β 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Β 
Makalah rifkah ergonomi biomekanika
Makalah rifkah ergonomi biomekanikaMakalah rifkah ergonomi biomekanika
Makalah rifkah ergonomi biomekanika
Β 
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdfPERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
Β 
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2
Β 
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.pptergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
Β 
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptxPsikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Psikologi Industri dan Organisasi (3)).pptx
Β 

Recently uploaded

PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknklPPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
AlifMuhammadRifq
Β 
6. Mekanika Bahan - Geser dan Bending Pada Balok.pptx
6. Mekanika Bahan - Geser dan Bending Pada Balok.pptx6. Mekanika Bahan - Geser dan Bending Pada Balok.pptx
6. Mekanika Bahan - Geser dan Bending Pada Balok.pptx
FLIMTYPapua
Β 
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
muhammadridwanxz2
Β 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
MuhammadZidan94
Β 
Review: Electro Magnetic Field Risk.pptx
Review: Electro Magnetic Field Risk.pptxReview: Electro Magnetic Field Risk.pptx
Review: Electro Magnetic Field Risk.pptx
samuelsamuel201968
Β 
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoamGeofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
ZamruddinHambali
Β 
Pengenalan PLC pada Matakuliah Otomasi Industri
Pengenalan PLC pada Matakuliah Otomasi IndustriPengenalan PLC pada Matakuliah Otomasi Industri
Pengenalan PLC pada Matakuliah Otomasi Industri
Denny Dio
Β 
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
HadisHasyimiMiftahul
Β 
SLIDE SHO
SLIDE SHOSLIDE SHO
SLIDE SHO
NordinMohd
Β 

Recently uploaded (9)

PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknklPPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
PPT KERJA PRAKTEK.pptxbjkjknjnnmnknknklnlnknknkl
Β 
6. Mekanika Bahan - Geser dan Bending Pada Balok.pptx
6. Mekanika Bahan - Geser dan Bending Pada Balok.pptx6. Mekanika Bahan - Geser dan Bending Pada Balok.pptx
6. Mekanika Bahan - Geser dan Bending Pada Balok.pptx
Β 
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan  2024
PPT Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2024
Β 
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan KomputerMateri 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Materi 7 Evaluasi Interaksi Manusia dan Komputer
Β 
Review: Electro Magnetic Field Risk.pptx
Review: Electro Magnetic Field Risk.pptxReview: Electro Magnetic Field Risk.pptx
Review: Electro Magnetic Field Risk.pptx
Β 
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoamGeofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Geofoam - Copy.pptx teknologi bahan geofoam
Β 
Pengenalan PLC pada Matakuliah Otomasi Industri
Pengenalan PLC pada Matakuliah Otomasi IndustriPengenalan PLC pada Matakuliah Otomasi Industri
Pengenalan PLC pada Matakuliah Otomasi Industri
Β 
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827
Β 
SLIDE SHO
SLIDE SHOSLIDE SHO
SLIDE SHO
Β 

fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang dapat berpengaruh pada tenaga kerja, salah satu alasannya ialah pekerjaan yang berat serta tuntutan pekerjaan yang tinggi. Resiko dan potensi bahaya tersebut dapat berupa baikgangguan fisiologi maupun psikologi. Maka dari itu, dalam perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia, harus diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri. Pekerja yang mengalami kelelahan secara fisiologi dan psikologi dapat menyebabkan penurunan pada produksi yang dihasilkan oleh pabrik tersebut. Fisiologi merupakan salah satu ilmu ergonomi yang dapat membantu kita dalam memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi kelelahan kerja pada suatu aktivitas kerja. Dengan menggunakan ilmu fisiologi, dapat diukur konsumsi oksigen dan energi yang dihasilkan untuk setiap pekerjaan, kecepatan denyut jantung awal sebelum beraktivitas, kecepatan denyut jantung saat beraktivitas, dan kecepatan denyut jantung setelah beraktivitas. Berhubungan dengan hal tersebut, untuk dilakukan penelitian mengenai pengukuran beban kerja fisik dengan metode fisiologi. Sedangkan Psikologi kerja merupakan salah satu dari cabang-cabang psikologi yang mempelajari tentang tingkah laku serta gejala kejiwaan dari manusia dalam lingkungan kerja. Kelelahan Psikologis adalah kelelahan mental atau stress kerja yang dialami oleh pekerja. Stress kerja umumnya disebabkan oleh beban kerja yang diterima melampaui batas-batas kemampuan pekerja yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama pada situasi dan kondisi tertentu. Pekerjaan yang berbeda dari setiap pekerja tentunya akan menimbulkan tingkat stress yang berbeda pula Stres kerja berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhdap aspek-aspek pekerjaan terutama terhadap motif berprestasi yang kelak akan berhubungan dengan proses kerja.Stres kerja dapat dikurangi dengan cara menyesuaikan kemampuan dan kapasitas kerja pekerja, jam kerja yang disesuaikan dengan tuntutan tugas maupun tanggung jawab di luar pekerjaan, serta membentuk lingkungan yang sehat bagi pekerja. Beban kerja fisiologis maupun psikologis erat kaitannya dengan kinerja operator. Beban kerja yang melebihi batas kemampuan operatora dapat menyebabkan kelelahan (fatigue) maupun cedera, sedangkan beban kerja yang terlalu ringan dapat menimbulkan efek kebosanan atau kejenuhan pekerja terhadap pekerjaannya. Beban kerja yang diberikan kepada pekerja sebaiknya adalah beban kerja yang seimbang dengan kemampuan yang dimiliki oleh pekerja. Bila beban kerja yang diberikan tidak seimbang maka dapat
  • 2. memberikan dampak yang tidak baik bagi pekerja maupun kepada perusahaan. Untuk psikologis mengunakan metode yang populer adalah NASA-TLX. NASA-TLX merupakan pengukuran beban kerja secara subjektif dengan biaya pengukuran yang lebih murah daripada pengukuran secara obyektif. NASA Task Load Index berbentuk kuesioner yang berfokus pada pengukuran beban kerja. Metode NASA- TLX merupakan prosedur rating multidimensional, yang membagi workload atas dasar rata-rata pembebanan 6 dimensi, yaitu Mental Demand, Physical Demand, Temporal Demand, Effort, Own Performance, dan Frustation. NASA-TLX dibagi menjadi dua tahap, yaitu perbandingan tiap skala (Paired Comparison) dan pemberian nilai terhadap pekerjaan (Event Scoring). Selain itu, Biomekanika merupakan suatu aplikasi dari mekanika teknik untuk menganalisa sistem kerangka otot manusia. Dengan biomekanika dapat dianalisa apakah sikap atau posisi kerja seseorang dapat memberikan resiko cidera. Sehingga diharapkan resiko cidera pada seseorang dapat dicegah (Nurmianto, 2008). Dalam biomekanika terdapat sebuah aturan dan tata cara dalam pemindahan benda, dimana benda yang akan di pindahkan harus sesuai dengan postur tubuh seseorang yang ingin mengangkatnya, sehingga seseorang yang akan mengangkatnya tidak mengalami cedera. Oleh karena itu, praktikan akan membuat laporan tugas besar yang membahas tentang fisiologi, psikologi, dan biomekanika. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka praktikan merumuskan masalah sebagai berikut yaitu: 1. Bagaimana cara menghitung beban kerja fisik dengan metode fisiologi? 2. Bagaimana cara menghitung menggunakan salah satu prinsip biomekanika yaitu RWL (Recommended Weight Limit)? 3. Bagaimana cara menghitung menggunakan salah satu prinsip biomekanika yaitu LI (Lifting Index)? 4. Bagaimana cara menilai psikologi pekerja menggunakan kuisioner? 1.3. Tujuan 1. Memenuhi tugas besar semester III mata kuliah Ergonomi. 2. Menghitung beban kerja fisik para pekerja menggunakan metode fisiologi 3. Menghitung menggunakan salah satu prinsip biomekanika yaitu RWL (Recommended Weight Limit). 4. Menghitung menggunakan salah satu prinsip biomekanika yaitu LI (Lifting Index). 5. Menyebarkan kuisoner lalu menghitung menggunakan prinsip psikologi.
  • 3. 1.4. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam laporan ini adalah mengenai produk yang telah dibuat, yaitu fisiologi, bimekanika, dan psikologi. 1.5. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II STUDI PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung dalam pembuatan laporan serta prinsip yang digunakan untuk membahas masalah fisiologi, bimekanika, dan psikologi. BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi tentang pengolahan data yang dilakukan dengan melakukan pengukuran beban kerja fisik menggunakan metode penilaian langsung dan tidak langsung, serta pengukuran beban kerja mental secara subjektif menggunakan metode NASA TLX. BAB IV ANALISIS PENGOLAHAN DATA Bab ini tentang analisis dari pengolahan data yang dilakukan dengan melakukan pengukuran beban kerja fisik menggunakan metode penilaian langsung dan tidak langsung, serta pengukuran beban kerja mental secara subjektif menggunakan metode NASA TLX. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan yang berkaitan dengan analisa data yang telah diuraikan dan saran.
  • 4. BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Beban Kerja Fisik Secara garis besar, kegiatan manusia dapat digolongkan dalam dua komponen utama yaitu kerja fisik (menggunakan otot sebagai kegiatan sentral) dan kerja mental (menggunakan otak sebagai pencetus utama). Kedua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan secara sempurna mengingat terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Namun, jika dilihat dari energi yang dikeluarkan, maka kerja mental murni relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan dengan kerja fisik. Beban Kerja Fisik adalah Perkerjaan yang dilakukan dengan mengandalkan kegiatan fisik semata akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh yang dapat dideteksi melalui perubahan : 1. Konsumsi oksigen; 2. Denyut jantung; 3. Peredaran darah dalam paru-paru; 4. Temperatur tubuh; 5. Konsentrasi asam laktat dalam darah; 6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni; 7. Tingkat penguapan, dan faktor lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada saat kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung yaitu dengan pengukuran kecepatan denyut jantung atau konsumsi oksigen. Pengukuran beban kerja fisik merupakan pengukuran beban kerja yang dilakukan secara objektif dimana sumber data yang diolah merupakan data-data kuantitatif. Denyut jantung atau denyut nadi digunakan untuk mengukur beban kerja dinamis seseorang sebagai manifestasi dari gerakan otot. Semakin besar aktifitas otot maka akan semakin besar fluktuasi dari gerakan denyut jantung yang ada, demikian pula sebaliknya. Menurut Grandjean (1998) dan Suyasning (1981), beban kerja dapat diukur dengan denyut nadi kerja. Selain itu, denyut nadi juga dapat digunakan untuk memperkirakan kondisi fisik atau derajat kesegaran jasmani seseorang. Denyut jantung (yang diukur per menit) dapat digunakan untuk mengukur tingkat kelelahan seseorang. Cara lain yang dapat dilakukan untuk merekam denyut jantung seseorang pada saat kerja yakni dengan menggunakan electromyography (EMG).
  • 5. 2.2. Pengukuran Beban Kerja Fisiologis Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran : 1. Kecepatan denyut jantung 2. Konsumsi Oksigen Pengeluaran energi relatif yang banyak dan pada jenis tersebut dapat dibedakan dalam beberapa kerja sesuai fisik yaitu: a. Kerja Statis, yaitu: 1. Tidak menghasilkan gerak. 2. Kontraksi otot bersifat isometris (tegang otot bertambah sementara tegangan otot tetap). Kelelahan lebih cepat terjadi. b. Kerja Dinamis, yaitu: 1. Menghasilkan gerak. 2. Kontraksi otot bersifat isotonis (panjang otot berubah sementara tegangan otot tetap). 3. Kontraksi otot bersifat ritmis (kontraksi dan relaksasi secara bergantian). 4. Kelelahan relatif agak lama terjadi. ο‚· Metode Penilaian Langsung Menurut Rodahl (1989) bahwa penilaian beban fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energy expenditure melalui asupan energi selama bekerja. Semakin berat kerja maka semakin banyak energi yang dikeluarkan. Faktor yang mempengaruhi konsumsi energi diantaranya adalah metode kerja, sikap kerja, tingkat kerja dan perancangan peralatan kerja. Sedangkan besarnya konsumsi energi tergantung pada berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin. Volume oksigen yang digunakan tersebut dilakukan dengan cara mengukur volume udara ekpirasi dan kemudian kadar oksigennya diubah ke dalam satuan liter (L). Astuti (1985) merumuskan hubungan antara energy expenditure dengan kecepatan denyut jantung yaitu : 𝐸 = 1.80411 βˆ’ 0.0229038 𝑋 + 4.71733π‘₯πŸπŸŽβˆ’πŸ’ 𝑿 𝟐 Dimana : E = Energi (Kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung/menit (denyut/menit) Untuk menghitung konsumsi energinya adalah : 𝐾𝐸 = 𝐸𝑑 βˆ’ 𝐸𝑖
  • 6. Dimana: KE = konsumsi energi suatu kegiatan tertentu (Kkal/menit) Et = pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (Kkal/menit) Ei = pengeluaran energi pada saat istirahat (Kkal/menit) Total metabolisme tubuh secara langsung dapat diukur dengan melalui konsumsi oksigen dengan persamaan sebagai berikut : (Konz, 1996:50) 𝑇𝐸 = 60 π‘₯ 𝐾𝐸 π‘₯ 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ Dimana : Total Met = Total metabolisme (total metabolisme) Energi = Konsumsi energi (Kkal/menit) Ox Uptk = Oxygen Uptake (Konsumsi energi) (Liter/menit) Dari hasil perhitungan Total Metabolisme tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan Menteri Tenaga Kerja melalui Kep. No. 51 Tahun 1999 sebagai berikut : Jika denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan, maka recovery (waktu pemulihan) untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Dalam keadaan yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang kronis. Murrel membuat metode untuk menentukan waktu istirahat sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik : Dimana : R = Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recovery) T = Total waktu kerja dalam menit Et = Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam kkal/menit S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam kkal/menit (4 untuk wanita dan 5 untuk pria Kkal/menit) ο‚· Metode Penilaian Tidak Langsung Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum. Salah satu yang dapat digunakan untuk menghitung denyut jantung adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan Electrocardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia dapat memakai
  • 7. stopwatch dengan metode 10 denyut. Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut : 1. Denyut nadi untuk mengestimasi index beban kerja terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Denyut jantung pada saat istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai. 2. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut jantung pada saat seseorang bekerja. 3. Denyut jantung untuk bekerja (work pulse) adalah selisish antara senyut jantung selama bekerja dan selama istirahat. 4. Denyut jantung selama istirahat total (recovery cost or recovery cost) adalah jumlah aljabar denyut jantung dan berhentinya denyut pada suatunpekerjaan selesai dikerjakannya sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya. 5. Denyut kerja total (Total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan samapi dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya (resting level). Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum tersebut. Lebih lanjut, Manuaba & Vanwonteerghem (1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kerja kardiovaskuler (cardiovasculair load = %CVL) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : Dimana : Denyut nadi istirahat = rata – rata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai Denyut nadi kerja = rata – rata denyut nadi selama bekerja Denyut nadi maksimum = (220 – umur) untuk laki-laki dan (200 – umur ) untuk Wanita Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut : Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolute denyut nadi pada ketergantungguan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran
  • 8. (individual fitness), dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak segera tercapai maka diperluakan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari variabel bebas (tasks, organisasi kerja, dan lingkungan kerja) yang menyebabkan beban tugas tambahan. 2.3. Beban Kerja Mental (Mental Workload) Beban kerja mental yang merupakan perbedaan antara tuntutan kerja mental dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja yang bersangkutan. Beban kerja yang timbul dari aktivitas mental di lingkungan kerja antara lain disebabkan oleh : ο‚· Keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi dalam waktu lama ο‚· Kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan tanggung jawab besar ο‚· Menurunnya konsentrasi akibat aktivitasyang monoton ο‚· Kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat kerja yang terisolasi dengan orang lain. Menurut Henry R. Jex dalam bukunya β€œHuman Mental Workload”, definisi beban kerja mental yakni : β€œMental workload is the operator’s evaluation of the attentional load margin (between their motivated capacity and the current task demands) while achieving adequate task performance in a mission relevant context”. 2.4. Metode NASA-TLX Metode pengukuran beban kerja secara subjektif merupakan pengukuran beban kerja mental berdasarkan persepsi subyektif responden/pekerja. Metode pengukuran beban kerja subyektif yang populer digunakan adalah metode NASA-TLX (NASA Task Load Index). Metode NASA-TLX dikembangkan oleh Sandra G. Hart dari NASA-Ames Research Center serta Lowell E. Staveland dari San Jose State University pada tahun 1981 (Hancock dan Meshkati, 1988). Metode ini berupa kuesioner dikembangkan berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yang lebih mudah tetapi lebih sensitif pada pengukuran beban kerja. Metode NASATLX merupakan prosedur rating multi dimensional, yang membagi workload atas dasar rata-rata pembebanan 6 dimensi, yaitu Mental Demand, Physical Demand, Temporal Demand, Effort, Own Performance, dan Frustation. NASA-TLX dibagi menjadi dua tahap, yaitu perbandingan tiap skala (Paired Comparison) dan pemberian nilai terhadap pekerjaan (Event Scoring). Metode pengukuran dengan NASA-TLX ini banyak digunakan dibandingkan metode obyektif karena cukup sederhana dan tidak membutuhkan banyak waktu serta biaya. Peneliti cukup membuat kuesioner
  • 9. dan menyebarkannya pada para pekerja dalam yang akan diukur beban mentalnya. Perlu digarisbawahi bahwa yang diukur disini merupakan beban kerja dari jenis pekerjaannya, bukan beban kerja yang dimiliki oleh masing- masing pekerja. Contoh sederhananya, beban kerja yang diukur bukan antara staf marketing 1 dengan staf marketing 2 melainkan antara staf marketing dengan staf accounting. Karena bersifat subyektif, data yang diambil harus lebih dari satu sumber untuk meminimasi subyektifitas. Selain itu dalam proses pengolahan kuesioner juga harus memperhatikan kevalidan dari data yang digunakan. Data yang dianggap tidak sesuai atau outlier harus dieliminasi agar tidak mengganggu hasil pengukuran. Hancock dan Meshkati (1988) menjelaskan langkah-langkah dalam pengukuran beban kerja mental dengan menggunakan metode NASA-TLX. 1. Penjelasan indikator beban mental yang akan diukur Tabel 2.1 Indikator NASA-TLX (Sumber : https://aplikasiergonomi.wordpress.com/2011/12/23/pengukuran- mental-workload-dengan-nasa-tlx/) 2. Pembobotan Pada bagian ini responden diminta untuk melingkari salah satu dari dua indikator yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental terhadap pekerjaan tersebut. Kuesioner NASA-TLX yang diberikan berupa perbandingan berpasangan. Dari kuesioner ini dihitung jumlah tally dari setiap indikator yang dirasakan paling berpengaruh. Jumlah tally menjadi bobot untuk tiap indikator beban mental.
  • 10. Tabel 2.2 Tabel Kuosioner Perbandingan antar Indikator (Sumber : https://kupdf.net/download/kuesioner-nasa- tlx_5c038a0de2b6f50b34d14855_pdf) 3. Pemberian Rating Pada bagian ini responden diminta memberi rating terhadap keenam indikator beban mental. Rating yang diberikan adalah subyektif tergantung pada beban mental yang dirasakan oleh responden tersebut. Untuk mendapatkan skor beban mental NASA-TLX, bobot dan rating untuk setiap indikator dikalikan kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan 15 (jumlah perbandingan berpasangan). Gambar 2.3 Rating indikator NASA-TLX (Sumber : https://kupdf.net/download/kuesioner-nasa- tlx_5c038a0de2b6f50b34d14855_pdf)
  • 11. 4. Menghitung nilai produk Diperoleh dengan mengalikan rating dengan bobot faktor untuk masing-masing deskriptor. Dengan demikian dihasilkan 6 nilai produk untuk 6 indikator (MD, PD, TD, CE, FR, EF). Produk = rating * bobot faktor 5. 5. Menghitung Weighted Workload (WWL) Diperoleh dengan menjumlahkan keenam nilai produk : 6. Menghitung rata-rata WWL Diperoleh dengan membagi WWL dengan jumlah bobot total 7. Interpretasi Skor Berdasarkan penjelasan Hart dan Staveland (1981) dalam teori NASA- TLX, skor beban kerja yang diperoleh terbagi dalam tiga bagian yaitu pekerjaan menurut para responden tergolong agak berat jika nilai >80, nilai 50-80 menyatakan beban pekerjaan sedang, sedangkan nilai <50 menyatakan beban pekerjaan agak ringan. Tabel 2.4 Skor NASA-TLX Output yang dihasilkan dari pengukuran dengan NASA-TLX ini berupa tingkat beban kerja mental yang dialami oleh pekerja. Hasil pengukuran ini bisa menjadi pertimbangan manajemen untuk melakukan langkah lebih lanjut, misalnya dengan mengurangi beban kerja untuk pekerjaan yang memiliki skor di atas 80, kemudian mengalokasikannya pada pekerjaan yang memiliki beban kerja di bawah 50 atau langkah-langkah yang lainnya. 2.5. Biomekanika ο‚· Reccomended Weight Limit (RWL) Recommended Weight Limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan
  • 12. dalam jangka waktu yang cukup lama. Recommended Weight Limit (RWL) ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat. Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan : 1. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun pengurangan beban di tengah-tengah pekerjaan. 2. Beban diangkat dengan kedua tangan 3. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam. 4. Pengangkatan atau penurunan beban tidak boleh dilakukan saat duduk atau berlutut 5. Tempat kerja tidak sempit. Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan beban dalam proses pemuatan barang yang dilakukan oleh pekerja dalam eksperimen, penulis melakukan pengukuran terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pengangkatan beban dengan acuan ketetapan NIOSH (1991) Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat seorang pekerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sbb: RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM Keterangan : LC : (Lifting Constanta) konstanta pembebanan = 23 kg HM : (Horizontal Multiplier) faktor pengali horisontal = 25/H VM : (Vertical Multiplier) faktor pengali vertikal = 1 – 0,003 [V – 75] DM : (Distance Multiplier) faktor pengali perpindahan = 0,82 + 4,5/D AM : (Asymentric Multiplier) faktor pengali asimentrik = 1 – 0,0032 A( 0 ) FM : (Frequency Multiplier) faktor pengali frekuensi CM : (Coupling Multiplier) faktor pengali kopling (handle) ο‚· Lifting Index (LI) Lifting Index digunakan untuk mengestimasi tingkat tegangan fisik dalam suatu kegiatan pemindahan material secara manual. Dengan persamaan : 𝐿𝐼 = Bobot Aktual π‘…π‘ŠπΏ Jika LI > 1, berat beban yang diangkat melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
  • 13. Jika LI < 1, berat beban yang diangkat tidak melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang (Waters, et al; 1993).
  • 14. BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Tempat Pengamatan Lokasi : Pabrik Tahu Alamat : Pondok Cabe Ilir Jumlah Operator : 5 Operator Jenis Mesin : Tradisional 3.2 Deskripsi Aktivitas Operator 1. Operator 1 Proses awal dalam pembuatan tahu yang dilakukan oleh operator 1 ialah mencetak tahu (setelah proses perebusan kacang kedelai). Ini merupakan salah satu rangkaian awal dalam pembuatan jenis tahu, pada bagian ini cara mencetak tahu masih menggunakan cara manual dan masih membutuhkan tenaga pekerja(belum menggunakan mesin modern).Pada proses ini ketelitian dan kehati-hatian diperlukan agar bentuk tahu sesuai dengan harapan. 2. Operator 2
  • 15. Selanjutnya pada operator ini proses yang dilakukan ialah memotong tahu, pada proses ini masih menggunakan cara manual dan masih membutuhkan tenaga pekerja(belum menggunakan mesin modern).Pada proses ini ketelitian cukup diperlukaan agar hasil potongannya sesuai dan meminimalisir cacat. 3. Operator 3 Setelah proses pencetakan tahu telah usai selanjutnya yang akan dilakukan oleh operator 3 adalah merebus tahu. Pada proses ini masih menggunakan cara manual dan masih membutuhkan tenaga pekerja(belum menggunakan mesin modern). Pada proses ini ketelitian tidak begitu diperhatikan tetapi diperlukan kehati-hatian agar tahu tidak rusak dan hancur pada saat proses perebusan. 4. Operator 4 Setelah proses perebusan tahu telah usai, selanjutnya operator 4 melakukan proses penggorengan tahu. Pada proses ini masih menggunakan cara manual dan masih membutuhkan tenaga pekerja(belum menggunakan mesin modern). Pada proses ini
  • 16. ketelitian sangatlah dibutuhkan, karna pada proses ini menentukan tahu yang layak untuk dijual atau tidak. 5. Operator 5 Operator 5 sedang melakukan aktifitas menata tahu dengan menggunakan cara manual. Selain menata tahu, operator ini melakukan proses Quality Control juga, maka bisa disebutkan bahwa kegiatan ini sangat perlu ketelitian yang cukup untuk meminimalisir cacat/gagal produk. 3.3 Perhitungan RWL Pekerja 1. Operator 1 ο‚· RWL (awal) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,67 x 0,886 x 0,86 x 1 x 0,75 x 1 = 8,80 ο‚· RWL (akhir) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,84 x 0,946 x 0,86 x 1 x 0,75 x 1 = 11,78 ο‚· LI = Beban angkatan / RWL = 4 / 8,80 = 0,45 2. Operator 2 ο‚· RWL (awal) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.64 x 0,901x 0,88x 1 x 0,75 x 1 = 8,75 ο‚· RWL (akhir) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,79 x 0,98 x 0,88 x 1 x 0,75 x 1 = 11,75 ο‚· LI = Beban angkatan / RWL = 2/8,75 = 0,22
  • 17. 3. Operator 3 ο‚· RWL (awal) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,45 x 0,997 x 0,92 x 1 x 0,75 x 1 = 7,12 ο‚· RWL (akhir) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,75 x 0,994 x 0,92 x 1 x 0,75 x 1 = 11,83 ο‚· LI = Beban angkatan / RWL = 1 / 7,12 = 0,14 4. Operator 4 ο‚· RWL (awal) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 1,39 x 1 x 0,83 x 1 x 0,75 x 1 = 19,9 ο‚· RWL (akhir) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,89 x 0,979 x 0,83 x 1 x 0,75 x 1 = 12,47 ο‚· LI = Beban angkatan / RWL = 3 / 12,47 = 0,24 5. Operator 5 ο‚· RWL (awal) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,53 x 0,994 x 0,85 x 1 x 0,75 x 1 = 7,72 ο‚· RWL (akhir) = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,67 x 0,778 x 0,85 x 1 x 0,75 x 1 = 7,64 ο‚· LI = Beban angkatan / RWL = 3 / 7,64 = 0,39 3.4 Pengumpulan Data Beban Kerja Fisik Identitas Operator : 1. Nama Pekerja : Heru Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 25 tahun 2. Nama Pekerja : Deni Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 40 tahun 3. Nama Pekerja : Nanang Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 35 tahun 4. Nama Pekerja : Anwar Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 30 tahun 5. Nama Pekerja : Syauqi
  • 18. Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 19 tahun KEGIATAN 10 Denyut (Detik) Vo2 (cc) Heru Deni Nanang Anwar Syauqi Heru Deni Nanang Anwar Syauqi Istirahat Sebelum Bekerja 7.21 6.65 6.30 7.15 6.50 2700 2200 2100 2150 2000 Bekerja 5 Menit 7.50 7.20 7.15 7.23 7.05 2400 2150 2150 2100 1900 Bekerja 15 Menit 5.65 4.70 4.50 5.03 4.25 2300 2000 2050 2150 1800 Bekerja 25 Menit 4.03 4.02 4.05 4.10 4.00 2150 1900 1`950 2100 1650 3.5 Pengolahan Data Beban Kerja Fisik (Fisiologi) 1. Operator Heru Waktu (detik) Bekerja 5 Menit Bekerja 15 Menit Bekerja 25 Menit Rata-rata Istirahat 7.50 5.65 4.03 5.76 7.21 Tabel 3.2 Data Denyut Nadi Operator Heru Vo2 (cc) Bekerja 5 Menit Bekerja 15 Menit Bekerja 25 Menit Rata-rata Istirahat 2400 2300 2150 2280 2700 Tabel 3.3 Data Volume Oksigen Operator Heru A. Metode Penilaian Langsung οƒ˜ Menghitung denyut nadi Mengitung denyut nadi istirahat 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut waktu perhitungan π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut 7.21 π‘₯ 60 Denyut nadi istirahat = 83.21 denyut/menit οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut rata βˆ’ rata denyut kerja π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut 5.76 π‘₯ 60 Denyut nadi kerja = 104.16 denyut/menit ο‚· Konsumsi Energi Istirahat Ei = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
  • 19. Ei = 1.80411 – 0.0229038 (83.21) + 0.000471733(83.212) Ei = 3.16 Kkal/menit ο‚· Konsumsi Energi Kerja Et = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2) Et = 1.80411 – 0.0229038 (104.16) + 0.000471733(104.162) Et = 4.53 Kkal/menit ο‚· Konsumsi Energi (KE) KE = Et – Ei KE = 4.53 – 3.16 KE = 1.37 Kkal/menit ο‚· Kebutuhan Istirahat 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = | 6(Et βˆ’ 4) Et βˆ’ 1.5 | 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = | 6(4.53 βˆ’ 4) 4.53 βˆ’ 1.5 | 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 1,04 menit ο‚· Oxygen Uptake 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = Rata βˆ’ rata volume oksigen 1000 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2280 1000 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2,280 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ/π‘šπ‘’π‘›π‘–t ο‚· Total Metabolisme TE = 60 x KE x Ox Uptk TE = 60 x 1.37 x 2.28 TE = 187.41 Kkal B. Metode Penilaian Tidak Langsung οƒ˜ Menghitung denyut nadi Mengitung denyut nadi istirahat 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut waktu perhitungan π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut 7.21 π‘₯ 60 Denyut nadi istirahat = 83.21 denyut/menit οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut rata βˆ’ rata denyut kerja π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut 5.76 π‘₯ 60 Denyut nadi kerja = 104.16 denyut/menit ο‚· Menghitung %CVL π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 200 βˆ’ 25 π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 175 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘ %𝐢𝑉𝐿 = 100 x (DNK βˆ’ DNI) DNmax βˆ’ DNI
  • 20. %𝐢𝑉𝐿 = 100 x (104 .16 βˆ’ 83.21 ) 175 βˆ’ 83.21 %𝐢𝑉𝐿 = 22% 2. Operator Deni Waktu (detik) Bekerja 5 Menit Bekerja 15 Menit Bekerja 25 Menit Rata-rata Istirahat 7.20 4.70 4.02 5.32 6.65 Tabel 3.4 Data Denyut Nadi Operator Deni Vo2 (cc) Bekerja 5 Menit Bekerja 15 Menit Bekerja 25 Menit Rata-rata Istirahat 2150 2000 1900 2016 2200 Tabel 3.5 Data Volume Oksigen Operator Deni A. Metode Penilaian Langsung οƒ˜ Menghitung denyut nadi Mengitung denyut nadi istirahat 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut waktu perhitungan π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut 6.65 π‘₯ 60 Denyut nadi istirahat = 90.22 denyut/menit οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut rata βˆ’ rata denyut kerja π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut 5.32 π‘₯ 60 Denyut nadi kerja = 112.78 denyut/menit ο‚· Konsumsi Energi Istirahat Ei = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2) Ei = 1.80411 – 0.0229038 (90.22) + 0.000471733(90.222) Ei = 3.57Kkal/menit ο‚· Konsumsi Energi Kerja Et = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2) Et = 1.80411 – 0.0229038 (112.78) + 0.000471733(112.782) Et = 6.0 Kkal/menit ο‚· Konsumsi Energi (KE) KE = Et – Ei KE = 6.0 – 3.57 KE = 2.43 Kkal/menit ο‚· Kebutuhan Istirahat
  • 21. 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = | 6(Et βˆ’ 4) Et βˆ’ 1.5 | 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = | 6(6.0 βˆ’ 4) 6.0 βˆ’ 1.5 | 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 2.66 menit ο‚· Oxygen Uptake 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = Rata βˆ’ rata volume oksigen 1000 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2016 1000 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2,016 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ/π‘šπ‘’π‘›π‘–t ο‚· Total Metabolisme TE = 60 x KE x Ox Uptk TE = 60 x 1.37 x 2,016 TE = 165,71 Kkal B. Metode Penilaian Tidak Langsung οƒ˜ Menghitung denyut nadi Mengitung denyut nadi istirahat 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut waktu perhitungan π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut 6.65 π‘₯ 60 Denyut nadi istirahat = 90.22 denyut/menit οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut rata βˆ’ rata denyut kerja π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut 5.32 π‘₯ 60 Denyut nadi kerja = 112.78 denyut/menit ο‚· Menghitung %CVL π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 200 βˆ’ 40 π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 160 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘ %𝐢𝑉𝐿 = 100 x (DNK βˆ’ DNI) DNmax βˆ’ DNI %𝐢𝑉𝐿 = 100 x (112 .78 βˆ’ 90.22 ) 160 βˆ’ 90.22 %𝐢𝑉𝐿 = 32% 3. Operator Nanang Waktu (detik) Bekerja 5 Menit Bekerja 15 Menit Bekerja 25 Menit Rata-rata Istirahat 7.15 4.50 4.05 5.20 6.30 Tabel 3.6 Data Denyut Nadi Operator Nanang Vo2 (cc) Bekerja 5 Bekerja 15 Bekerja 25 Rata-rata Istirahat
  • 22. Menit Menit Menit 2150 2050 1950 2050 2100 Tabel 3.7 Data Volume Oksigen Operator Nanang A. Metode Penilaian Langsung οƒ˜ Menghitung denyut nadi Mengitung denyut nadi istirahat 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut waktu perhitungan π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut 6.30 π‘₯ 60 Denyut nadi istirahat = 95.23 denyut/menit οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut rata βˆ’ rata denyut kerja π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut 5.20 π‘₯ 60 Denyut nadi kerja = 115.38 denyut/menit ο‚· Konsumsi Energi Istirahat Ei = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2) Ei = 1.80411 – 0.0229038 (95.23) + 0.000471733(95.23 2) Ei = 3.90 Kkal/menit ο‚· Konsumsi Energi Kerja Et = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2) Et = 1.80411 – 0.0229038 (115.38) + 0.000471733(115.38 2) Et = 5.44 Kkal/menit ο‚· Konsumsi Energi (KE) KE = Et – Ei KE = 5.44 – 3.90 KE = 1.54 Kkal/menit ο‚· Kebutuhan Istirahat 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = | 6(Et βˆ’ 4) Et βˆ’ 1.5 | 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = | 6(5.44 βˆ’ 4) 5.44 βˆ’ 1.5 | 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 2.19 menit ο‚· Oxygen Uptake 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = Rata βˆ’ rata volume oksigen 1000 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2050 1000 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2,05 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ/π‘šπ‘’π‘›π‘–t ο‚· Total Metabolisme TE = 60 x KE x Ox Uptk TE = 60 x 1.54 x 2.05 TE = 189,42 Kkal
  • 23. B. Metode Penilaian Tidak Langsung οƒ˜ Menghitung denyut nadi Mengitung denyut nadi istirahat 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut waktu perhitungan π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut 6.30 π‘₯ 60 Denyut nadi istirahat = 95.23 denyut/menit οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut rata βˆ’ rata denyut kerja π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut 5.20 π‘₯ 60 Denyut nadi kerja = 115.38 denyut/menit ο‚· Menghitung %CVL π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 200 βˆ’ 35 π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 165 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘ %𝐢𝑉𝐿 = 100 x (DNK βˆ’ DNI) DNmax βˆ’ DNI %𝐢𝑉𝐿 = 100 x (115 .38 βˆ’ 95.23 ) 165 βˆ’ 95.23 %𝐢𝑉𝐿 = 28% 4. Operator Anwar Waktu (detik) Bekerja 5 Menit Bekerja 15 Menit Bekerja 25 Menit Rata-rata Istirahat 7.23 5.03 4.10 5.45 7.15 Tabel 3.8 Data Denyut Nadi Operator Anwar Vo2 (cc) Bekerja 5 Menit Bekerja 15 Menit Bekerja 25 Menit Rata-rata Istirahat 2100 2150 2100 2116 2150 Tabel 3.9 Data Volume Oksigen Operator Anwar A. Metode Penilaian Langsung οƒ˜ Menghitung denyut nadi Mengitung denyut nadi istirahat 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut waktu perhitungan π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut 7.15 π‘₯ 60 Denyut nadi istirahat = 83.91denyut/menit οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja
  • 24. 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut rata βˆ’ rata denyut kerja π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut 5.45 π‘₯ 60 Denyut nadi kerja = 110.09 denyut/menit ο‚· Konsumsi Energi Istirahat Ei = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2) Ei = 1.80411 – 0.0229038 (83.91) + 0.000471733(83.912) Ei = 3.20 Kkal/menit ο‚· Konsumsi Energi Kerja Et = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2) Et = 1.80411 – 0.0229038 (110.09) + 0.000471733(110.092) Et = 4.99 Kkal/menit ο‚· Konsumsi Energi (KE) KE = Et – Ei KE =4.99 – 3.20 KE = 1.79 Kkal/menit ο‚· Kebutuhan Istirahat 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = | 6(Et βˆ’ 4) Et βˆ’ 1.5 | 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = | 6(4.99 βˆ’ 4) 4.99 βˆ’ 1.5 | 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 1.70 menit ο‚· Oxygen Uptake 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = Rata βˆ’ rata volume oksigen 1000 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2116 1000 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 2,116 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ/π‘šπ‘’π‘›π‘–t ο‚· Total Metabolisme TE = 60 x KE x Ox Uptk TE = 60 x 1.79 x 2.11 TE = 226,61 Kkal B. Metode Penilaian Tidak Langsung οƒ˜ Menghitung denyut nadi Mengitung denyut nadi istirahat 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut waktu perhitungan π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut 7.15 π‘₯ 60 Denyut nadi istirahat = 83.91denyut/menit οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut rata βˆ’ rata denyut kerja π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut 5.45 π‘₯ 60
  • 25. Denyut nadi kerja = 110.09 denyut/menit ο‚· Menghitung %CVL π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 200 βˆ’ 30 π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 170 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘ %𝐢𝑉𝐿 = 100 x (DNK βˆ’ DNI) DNmax βˆ’ DNI %𝐢𝑉𝐿 = 100 x (110 .09 βˆ’ 83.91) 170 βˆ’ 83.91 %𝐢𝑉𝐿 = 30% 5. Operator Syauqi Waktu (detik) Bekerja 5 Menit Bekerja 15 Menit Bekerja 25 Menit Rata-rata Istirahat 7.05 4.25 4.00 5.00 6.50 Tabel 3.10 Data Denyut Nadi Operator Syauqi Vo2 (cc) Bekerja 5 Menit Bekerja 15 Menit Bekerja 25 Menit Rata-rata Istirahat 1900 1800 1650 1783 2000 Tabel 3.11 Data Volume Oksigen Operator Syauqi A. Metode Penilaian Langsung οƒ˜ Menghitung denyut nadi Mengitung denyut nadi istirahat 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut waktu perhitungan π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut 6.50 π‘₯ 60 Denyut nadi istirahat = 92.30 denyut/menit οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut rata βˆ’ rata denyut kerja π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut 5.00 π‘₯ 60 Denyut nadi kerja = 120 denyut/menit ο‚· Konsumsi Energi Istirahat Ei = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2) Ei = 1.80411 – 0.0229038 (92.30) + 0.000471733(92.302) sEi = 3.70 Kkal/menit ο‚· Konsumsi Energi Kerja Et = 1.80411 – 0.0229038 (X) + 0.000471733(X2)
  • 26. Et = 1.80411 – 0.0229038 (120) + 0.000471733(1202) Et = 5.84 Kkal/menit ο‚· Konsumsi Energi (KE) KE = Et – Ei KE = 5.84 – 3.70 KE = 2.14 Kkal/menit ο‚· Kebutuhan Istirahat 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = | 6(Et βˆ’ 4) Et βˆ’ 1.5 | 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = | 6(5.84 βˆ’ 4) 5.84 βˆ’ 1.5 | 11.04 4.34 𝑅 π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 2.54 menit ο‚· Oxygen Uptake 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = Rata βˆ’ rata volume oksigen 1000 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 1783 1000 𝑂π‘₯ π‘ˆπ‘π‘‘π‘˜ = 1,783 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ/π‘šπ‘’π‘›π‘–t ο‚· Total Metabolisme TE = 60 x KE x Ox Uptk TE = 60 x 2.14 x 1.78 TE = 228,55 Kkal B, Metode Penilaian Tidak Langsung οƒ˜ Menghitung denyut nadi Mengitung denyut nadi istirahat 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut waktu perhitungan π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘Žβ„Žπ‘Žπ‘‘ = 10 denyut 6.50 π‘₯ 60 Denyut nadi istirahat = 92.30 denyut/menit οƒ˜ Menghitung denyut nadi kerja 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut rata βˆ’ rata denyut kerja π‘₯ 60 (𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑 π‘›π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž = 10 denyut 5.00 π‘₯ 60 Denyut nadi kerja = 120 denyut/menit ο‚· Menghitung %CVL π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 200 βˆ’ 19 π·π‘π‘šπ‘Žπ‘₯ = 181 𝑑𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑/π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘ %𝐢𝑉𝐿 = 100 x (DNK βˆ’ DNI) DNmax βˆ’ DNI %𝐢𝑉𝐿 = 100 x (120 βˆ’ 92.30 ) 181 βˆ’ 92.30 = 31% 3.6 Pengolahan Data Beban Kerja Mental (Psikologi) 1. Operator 1
  • 27. Nama Pekerja : Heru Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 25 tahun 1. Pembobotan a. EF / OP b. TD / FR c. TD / EF d. PD / FR e. OP / FR f. TD / PD g. OP / PD h. TD / MD i. EF / FR j. MD / OP k. TD/ OP l. MD / EF m. MD / PD n. PD / EF o. MD / FR Kategori Jumlah MD 2 PD 4 TD 2 OP 3 FR 0 EF 4 2. Rating Pertanyaan Skala Menurut anda, seberapa besar usaha mental yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? 50 Menurut anda, seberapa besar usaha fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? 100 Menurut anda, seberapa besar tekanan yang Anda rasakan berkaitan dengan waktu untuk melakukan pekerjaan ini? 80 Menurut anda, seberapa besar tingkat keberhasilan Anda dalam melakukan pekerjaan ini? 60
  • 28. Menurut anda, seberapa besar kecemasan, perasaan tertekan, dan stress yang Anda rasakan dalam melakukan pekerjaan ini? 70 Menurut anda, seberapa besar kerja mental dan fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini? 80 Kategori Rating Bobot Nilai MD 50 2 100 PD 100 4 400 TD 80 2 160 OP 60 3 180 FR 70 0 0 EF 80 4 320 3. WWL (Weighted Workload) WWL (Weighted Workload) = jumlah produk WWL = 1160 4. Skor Skor = jumlah produk / 15 Skor = 1160 / 15 Skor = 78, artinya tingkat beban kerja mental pekerja dalam keadaan tinggi. 2. Operator 2 Nama Pekerja : Deni Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 40 tahun 1. Pembobotan a. EF / OP b. TD / FR c. TD / EF d. PD / FR e. OP / FR f. TD / PD g. OP / PD h. TD / MD i. EF / FR j. MD / OP k. TD/ OP
  • 29. l. MD / EF m. MD / PD n. PD / EF o. MD / FR Kategori Jumlah MD 1 PD 4 TD 2 OP 4 FR 1 EF 3 2. Rating Pertanyaan Skala Menurut anda, seberapa besar usaha mental yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? 70 Menurut anda, seberapa besar usaha fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? 100 Menurut anda, seberapa besar tekanan yang Anda rasakan berkaitan dengan waktu untuk melakukan pekerjaan ini? 50 Menurut anda, seberapa besar tingkat keberhasilan Anda dalam melakukan pekerjaan ini? 75 Menurut anda, seberapa besar kecemasan, perasaan tertekan, dan stress yang Anda rasakan dalam melakukan pekerjaan ini? 40 Menurut anda, seberapa besar kerja mental dan fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini? 80 Kategori Rating Bobot Nilai MD 70 1 70 PD 100 4 400 TD 50 2 100 OP 75 4 300 FR 40 1 40 EF 80 3 270 3. WWL (Weighted Workload) WWL (Weighted Workload) = jumlah produk
  • 30. WWL = 1180 4. Skor Skor = jumlah produk / 15 Skor = 1180 / 15 Skor = 78.6, artinya tingkat beban kerja mental pekerja dalam keadaan tinggi. 3. Operator 3 Nama Pekerja : Nanang Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 35 tahun 1. Pembobotan a. EF / OP b. TD / FR c. TD / EF d. PD / FR e. OP / FR f. TD / PD g. OP / PD h. TD / MD i. EF / FR j. MD / OP k. TD/ OP l. MD / EF m. MD / PD n. PD / EF o. MD / FR Kategori Jumlah MD 2 PD 3 TD 3 OP 2 FR 0 EF 5 2. Rating Pertanyaan Skala Menurut anda, seberapa besar usaha mental yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? 70 Menurut anda, seberapa besar usaha fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? 90
  • 31. Menurut anda, seberapa besar tekanan yang Anda rasakan berkaitan dengan waktu untuk melakukan pekerjaan ini? 80 Menurut anda, seberapa besar tingkat keberhasilan Anda dalam melakukan pekerjaan ini? 70 Menurut anda, seberapa besar kecemasan, perasaan tertekan, dan stress yang Anda rasakan dalam melakukan pekerjaan ini? 50 Menurut anda, seberapa besar kerja mental dan fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini? 100 Kategori Rating Bobot Nilai MD 70 2 140 PD 90 3 270 TD 80 3 240 OP 70 2 140 FR 50 0 0 EF 100 5 500 3. WWL (Weighted Workload) WWL (Weighted Workload) = jumlah produk WWL = 1290 4. Skor Skor = jumlah produk / 15 Skor = 1290 / 15 Skor =86, artinya tingkat beban kerja mental pekerja dalam keadaan sangat tinggi. 4. Operator 4 Nama Pekerja : Anwar Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 30 tahun 1. Pembobotan a. EF / OP b. TD / FR c. TD / EF d. PD / FR e. OP / FR f. TD / PD g. OP / PD
  • 32. h. TD / MD i. EF / FR j. MD / OP k. TD/ OP l. MD / EF m. MD / PD n. PD / EF o. MD / FR Kategori Jumlah MD 2 PD 5 TD 3 OP 0 FR 1 EF 4 2. Rating Pertanyaan Skala Menurut anda, seberapa besar usaha mental yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? 60 Menurut anda, seberapa besar usaha fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? 90 Menurut anda, seberapa besar tekanan yang Anda rasakan berkaitan dengan waktu untuk melakukan pekerjaan ini? 70 Menurut anda, seberapa besar tingkat keberhasilan Anda dalam melakukan pekerjaan ini? 90 Menurut anda, seberapa besar kecemasan, perasaan tertekan, dan stress yang Anda rasakan dalam melakukan pekerjaan ini? 80 Menurut anda, seberapa besar kerja mental dan fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini? 80 Kategori Rating Bobot Nilai MD 60 2 120 PD 90 5 450 TD 70 3 210
  • 33. OP 90 0 0 FR 80 1 80 EF 80 4 360 3. WWL (Weighted Workload) WWL (Weighted Workload) = jumlah produk WWL = 1220 4. Skor Skor = jumlah produk / 15 Skor = 1220 / 15 Skor = 81.3, artinya tingkat beban kerja mental pekerja dalam keadaan sangat tinggi. 5. Operator 5 Nama Pekerja : Syauqi Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 19 tahun 1. Pembobotan a. EF / OP b. TD / FR c. TD / EF d. PD / FR e. OP / FR f. TD / PD g. OP / PD h. TD / MD i. EF / FR j. MD / OP k. TD/ OP l. MD / EF m. MD / PD n. PD / EF o. MD / FR Kategori Jumlah MD 2 PD 2 TD 3 OP 4 FR 2 EF 2
  • 34. 2. Rating Pertanyaan Skala Menurut anda, seberapa besar usaha mental yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? 70 Menurut anda, seberapa besar usaha fisik yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini? 90 Menurut anda, seberapa besar tekanan yang Anda rasakan berkaitan dengan waktu untuk melakukan pekerjaan ini? 80 Menurut anda, seberapa besar tingkat keberhasilan Anda dalam melakukan pekerjaan ini? 100 Menurut anda, seberapa besar kecemasan, perasaan tertekan, dan stress yang Anda rasakan dalam melakukan pekerjaan ini? 70 Menurut anda, seberapa besar kerja mental dan fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini? 80 Kategori Rating Bobot Nilai MD 70 2 140 PD 90 2 180 TD 80 3 240 OP 100 4 400 FR 70 2 140 EF 80 2 160 3. WWL (Weighted Workload) WWL (Weighted Workload) = jumlah produk WWL = 1260 4. Skor Skor = jumlah produk / 15 Skor = 1260 / 15 Skor = 84, artinya tingkat beban kerja mental pekerja dalam keadaan sangat tinggi.
  • 35. BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Perhitungan Reccomended Weight Limit dan Lifting Index Hasil dari perhitungan Reccomended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index dapat dilihat pada tabel berikut: Operator RWL awal RWL akhir Nilai LI Heru 8,80 11,78 0,45 Deni 8,75 11,75 0,22 Nanang 7,12 11,83 0,14 Anwar 19,9 12,47 0,24 Syauqi 7,72 7,64 0,39 Berdasarkan hasil dari perhitungan RWL (Recomended Weight Limit) dan Lifting Index (LI) yang dipaparkan dalam tabel menunjukkan bahwa aktifitas para pekerja tidak menimbulkan resiko cidera tulang belakang, hal ini terlihat pada angka LI yang menunjukkan hasil yaitu kurang dari 1 (LI < 1). Jika pekerjaan tersebut aman bila dilakukan dalam jangka panjang. 4.2. Analisis Perhitungan Beban Fisiologis Operator Usia Jenis Kelamin Total Metabolisme (kkal) %CVL (%) Heru 25 Laki-laki 187.41 22% Deni 40 Laki-laki 165.71 32% Nanang 35 Laki-laki 189.42 28% Anwar 30 Laki-laki 226.61 30% Syauqi 19 Laki-laki 228.55 31% Dari hasil perhitungan di atas dengan metode penilaian langsung (Total Metabolisme), Operator Anwar dan Syauqi termasuk kedalam klasifikasi beban kerja sedang (>200-350 kkal), sedangkan operator Heru, Deni dan Nanang termasuk kedalam klasifikasi beban kerja ringan (100-200 kkal). Dari hasil perhitungan di atas dengan metode penilaian tidak langsung (%CVL), operator Deni, Anwar dan Syauqi dianjurkan untuk diperlukan perbaikan karena hasil %CVL nya termasuk dalam klasifikasi (30%-60%), sedangkan operator Heru dan Nanang tidak mengalami kelelahan karena hasil %CVL nya termasuk ke dalam klasifikasi (<30%). 4.3. Analisis Perhitungan Beban Psikologi Operator Usia Skor Heru 25 78 Deni 40 78,6 Nanang 35 86 Anwar 30 81,3 Syauqi 19 84 Dari hasil perhitungan kuisioner NASA-TLX, dapat diketahui operator Heru dan Deni termasuk kedalam klasifikasi beban kerja mental tinggi (50-79) sedangkan operator Nanang, Anwar dan Syauqi termasuk kedalam klasifikasi beban kerja
  • 36. mental sangat tinggi (80-100). Hasil skor yang didapat bervariasi, hal ini disebabkan karena kuesioner NASA-TLX bersifat subjektif tergantung dari pendapat masing-masing operator.
  • 37. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil dari perhitungan RWL (Recomended Weight Limit) dan Lifting Index (LI) yang dipaparkan dalam tabel menunjukkan bahwa aktifitas para pekerja tidak menimbulkan resiko cidera tulang belakang, hal ini terlihat pada angka LI yang menunjukkan hasil yaitu kurang dari 1 (LI < 1). Jika pekerjaan tersebut aman bila dilakukan dalam jangka panjang. 2. Dari hasil perhitungan di atas dengan metode penilaian langsung (Total Metabolisme), Operator Anwar dan Syauqi termasuk kedalam klasifikasi beban kerja sedang (>200-350 kkal), sedangkan operator Heru, Deni dan Nanang termasuk kedalam klasifikasi beban kerja ringan (100-200 kkal). Dari hasil perhitungan di atas dengan metode penilaian tidak langsung (%CVL), operator Deni, Anwar dan Syauqi dianjurkan untuk diperlukan perbaikan karena hasil %CVL nya termasuk dalam klasifikasi (30%-60%), sedangkan operator Heru dan Nanang tidak mengalami kelelahan karena hasil %CVL nya termasuk ke dalam klasifikasi (<30%). 3. Dari hasil perhitungan kuisioner NASA-TLX, dapat diketahui operator Heru dan Deni termasuk kedalam klasifikasi beban kerja mental tinggi (50-79) sedangkan operator Nanang, Anwar dan Syauqi termasuk kedalam klasifikasi beban kerja mental sangat tinggi (80-100). Hasil skor yang didapat bervariasi, hal ini disebabkan karena kuesioner NASA-TLX bersifat subjektif tergantung dari pendapat masing-masing operator. 5.2Saran Rekomendasi terhadap perusahaan agar lebih efektif adalah dengan penggunaan mesin modern sehingga jumlah tahu yang dapat diproduksi dapat lebih meningkat serta dapat menekan harga upah karyawan. Selain itu dengan adanya mesin, perusahaan dapat meminimalisir tingkat cacat atau gagal produk. Dengan penggunaan mesin juga pekerja dapat meminimalisir tingkat cidera dan lelah, sebab tidak perlu melakukan pekerjaan secara kontinyu.