Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya memantaskan diri untuk menjadi pengemban dakwah yang efektif dengan mengutip beberapa ayat Al-Quran dan hadis Nabi. Termasuk menjaga ketaatan agar memiliki kepribadian Islam yang kuat, tidak mudah tergoda, serta terus meningkatkan diri untuk berdakwah secara maksimal.
2. PENDAHULUAN
Realita kondisi dakwah hari ini begitu banyak tantangan,
halangan, rintangan dan hambatan
Tidak sedikit pula yang berhenti di tengah jalan, bahkan
meninggalkan aktivitas mulia ini
Lantas bagaimana kita memposisikan dan memantaskan
diri untuk menjadi pengemban dakwah hingga
mendapatkan pertolongan Allah SWT
Artinya akan menyiapkan diri untuk menghadapi
tantangan dan hambatan yang jauh lebih besar lagi, baik
tantangan terhadap jamaah dakwah maupun terhadap
pengemban dakwah
Oleh karenanya kita perlu mengingat Kembali apa alasan
kita memilih jalan dakwah
3. QS Al-Maidah 105
ُكْيَلَع ۟واُنَماَء َينِذَّٱل اَهُّيَأََٰٓي
ُّرُضَي َ
َل ۖ ْمُكَسُفنَأ ْم
نَّم مُك
ِ َّ
ٱّلل ىَلِإ ۚ ْمُتْيَدَتْهٱ اَذِإ َّلَض
َنُيَف اًعيِمَج ْمُكُع ِج ْرَم
اَمِب مُكُئِب
َونُلَمْعَت ْمُتنُك
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat
itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat
petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan
menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
4. Dakwah itu Laksana Memegang Bara Api
Dari Abu Umayyah Asy-Sya'bani berkata : Aku bertanya kepada Abu
Tsa'labah Al-Khasyani, Ya Aba Tsa’labah apa yang engkau katakana
tentang ayat Allah ini?" Tanyanya: "Ayat yang mana?" Saya
menjawab: "Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu. Orang-
orang yang sesat itu tidak akan memberi mudharat kepadamu
apabila kamu telah mendapat petunjuk (Qur'an Surah Al-Maaidah,
5:105)
5. Dakwah itu Laksana Memegang Bara Api
Berkata Abu Tsa'labah Al-Khasyani tentang ayat itu maka
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kamu
sekalian menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah perbuatan
mungkar sehingga kalian melihat kebtahilan sebagai perkara yang
ditaati, hawa nafsu sebagai perkara yang dikuti, dan dunia
sebagai perkara yang diagungkan.
6. Dakwah itu Laksana Memegang Bara Api
Setiap orang mengatakan dirinya diatas agama Islam dengan dasar
hawa nafsunya masing-masing. Sementara Islam bertentangan
dengan apa yang hendak mereka sandarkan padanya.
Tiap orang merasa ta’jub dengan akal pemikirannya masing-
masing. Maka peliharalah diri-diri kalian (tetaplah di atas diri-diri
kalian) dan tinggalkanlah orang-orang awam karena sesungguhnya
pada hari itu adalah hari yang penuh kesabaran (hari dimana
seseorang yang sabar menjalankan al haq dan dia akan
mendapatkan pahala yang besar dan berlipat).
7. Dakwah itu Laksana Memegang Bara Api
Orang yang sabar menghadapi kepahitan pada masa itu ibarat
menggenggam bara api. Orang yang mengamalkan Islam pada
masa itu mendapat pahala sama dengan pahala 50 orang yang
beramal sepertinya. Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw
yang artinya : Ya Rasulullah pahala 50 orang dari mereka?
Rasulullah berkata : Pahala 50 orang dari kalian (yakni sahabat
yang mengamalkan seperti itu).“
(HR Ibnu Majah No. 4014, HR Abu Dawud no. 4341 dan Al-Tirmidzi
no. 3058. Al-Tirmidzi menilai hadis ini hasan gharib)
8. Tabiat Dakwah
Karena yang dipegang adalah bara Api maka akan selalu ada
yang konsisten, tapi akan ada juga yang berguguran
“Seseorang tidak akan sanggup mengorbankan kepentingannya
demi menerapkan pemikiran dan mengemban dakwah serta
mengalami kondisi yang sulit kecuali orang pilihan.
Orang yang tidak memenuhi syarat dan karakter yang
dibutuhkan akan berguguran dan pasti berguguran
bagaimanapun mereka menyembunyikan kelemahan mereka”
Berarti dakwah perlu orang yang sungguh-sungguh
(memantaskan diri)
9. QS Ali Imran 146
َم َلَتَق ٍّىِبَّن نِم نِيَأَك َو
َف ٌيرِثَك َونُّيِب ِ
ر ُۥهَع
۟واُنَه َو اَم
ِ َّ
ٱّلل ِليِبَس ىِف ْمُهَباَصَأ َٰٓاَمِل
اَم َو ۟واُفُعَض اَم َو
َّصٱل ُّب ِحُي ُ َّ
ٱّلل َو ۗ ۟واُناَكَتْسٱ
َين ِ
رِب
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka
sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi
lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu
dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh)”
10. QS Ali Imran 147
َانَبوُنُذ َانَل ْرِفْغٱ َانَّبَر ۟واُلاَق نَأ َٰٓ َّ
َلِإ ْمُهَل ْوَق َانَك اَم َو
ِبَث َو َان ِ
رْمَأ َٰٓىِف َانَفاَرْسِإ َو
َن ْرُصٱن َو َانَماَدْقَأ ْت
ىَلَع ا
َين ِ
رِفَكْٱل ِم ْوَقْٱل
“Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa
kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami
dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang
kafir"
11. Nashrullah hanya bagi yang pantas
Kemenangan tidak ditentukan pada jumlah dan persenjataan :
Pesan Abu Bakar kepada panglima Amru bin Ash : “Dahulu kita
pernah berperang Bersama Rasulullah sedang kita hanya memiliki
dua ekor kuda, adapun kita sendiri waktu itu hanya berjalan di
belakang onta. Dalam perang Uhud yang disertai Rasulullah pun
kami hanya membawa seekor kuda yang ditunggangi oleh beliau
SAW. Meski demikian, Allah tetap memenagkan dan menolong kita
atas orang-orang yang menyelisihi kita”
Salah seorang pasukan Romawi menyampaikan kepada Heraclius
(ketika pasukan Romawai dengan jumlah yang besar luluh lantak
oleh umat Islam dalam setiap kancah peperangan) : “Mereka
semua bangun menunaikan shalat malam, mereka berpuasa di
siang hari, mereka menepati janji, mereka beramar makruf nahi
munkar, serta mereka saling tolong menolong”
12.
13. 1. Sadar Posisi Sebagai Pengemban Dakwah
Bukan Objek Dakwah
Muncul rasa syukur dan tekad untuk istiqomah
Berdakwah bukan hanya untuk sekedarnya tetapi untuk berjuang
Memiliki tujuan dan peta hidup yang jelas, tidak mudah tergoda
(Qs An-Nur : 37)
Terus mengupgrade diri, menggali potensi bisa berbuat yang
terbaik untuk dakwah, tidak berdakwah minmalis
Menjaga ketaatan demi target meraih kepribadian islam (Qs Al-
Anfal : 1 – 4)
14. Qs An-Nur : 37
َو ٌةَرَجِت ْمِهيِهْلُت َّ
َل ٌلاَج ِ
ر
ِ َّ
ٱّلل ِ
رْكِذ نَع ٌعْيَب َ
َل
َّٱلز ِءَٰٓاَتيِإ َو ِةوَلَّصٱل ِامَقِإ َو
ًم ْوَي َونُفَاخَي ۙ ِةوَك
ا
َ ْ
ٱل َو ُوبُلُقْٱل ِهيِف ُبَّلَقَتَت
ُرَصْب
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual
beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati
dan penglihatan menjadi goncang”
15. Q.S Al-Anfal Ayat 1
ٱ ِلُق ۖ ِلاَفنَ ْ
ٱل ِنَع ََكنوُلَٔـْسَي
وُسَّٱلر َو ِ َّ ِ
ّلل ُلاَفنَ ْ
ل
ۖ ِل
َب َاتَذ ۟واُحِلْصَأ َو َ َّ
ٱّلل ۟واُقَّتٱَف
َ َّ
ٱّلل ۟واُعيِطَأ َو ۖ ْمُكِنْي
َينِنِمْؤُّم مُتنُك نِإ َٰٓۥُهَلوُسَر َو
“Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan
perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul,
oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di
antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah
orang-orang yang beriman"
16. Q.S Al-Anfal Ayat 2
ِكُذ اَذِإ َينِذَّٱل َونُنِمْؤُمْٱل اَمَّنِإ
ُهُبوُلُق ْتَل ِج َو ُ َّ
ٱّلل َر
اَذِإ َو ْم
ْتَداَز ُۥهُتَياَء ْمِهْيَلَع ْتَيِلُت
ِهِبَر ىَلَع َو اًنَميِإ ْمُه
ْم
َونُلَّك َوَتَي
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal”
17. Q.S Al-Anfal Ayat 3
َّمِم َو َةوَلَّصٱل َونُميِقُي َينِذَّٱل
َونُقِفنُي ْمُهَنْقَزَر ا
“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian
dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”
18. Q.S Al-Anfal Ayat 4
ۚ اًّقَح َونُنِمْؤُمْٱل ُمُه َكِئ
ََٰٓل ۟
وُأ
ِبَر َدنِع ٌتَجَرَد ْمُهَّل
ْمِه
ٌمي ِ
رَك ٌق ْز ِ
ر َو ٌةَرِفْغَم َو
“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rezeki (nikmat) yang mulia”
19. 2. Sadar Konsekuensi Dakwah
Dakwah hanya bisa dipikul oleh orang yang jujur dan teguh
hati
Siap berkorban dan bersabar tanpa hitungan
Berpikir proposional, focus pada solusi dan tidak emosional
(tidak saling menyalahkan)
20. 3. Sadar Bahwa Kita Bagian Dari Jamaah
Dakwah & Sadar berada di dalamnya
Selalu berjamaah karena dakwah tidak mungkin sendirian
Menyelaraskan target pribadi dan target jamaah
Tsiqah wal Indibath : Siap dipimpin dan Memimpin
Selalu bermuhasabah, tidak bangga diri dan memlihara iri
yang positif
Siap berlomba dalam menunaikan amanah dengan ikhlas
Mengharap berkah berjamaah : saling menguatkan,
meringankan, menasehati, berhuznudzon
21. Q.S At-Taubah Ayat 119
۟واُقَّتٱ ۟واُنَماَء َينِذَّٱل اَهُّيَأََٰٓي
َّصٱل َعَم ۟واُنوُك َو َ َّ
ٱّلل
َينِقِد
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar”
22. 4. Memastikan layak untuk memimpin umat
Dakwah sejatinya meraih hati dan pikiran umat, maka kita
harus membina diri
Menguatkan Aspek aqliyah : bekal ilmu (amal pribadi dan
amal jamaah)
Menguatkan Aspek nafsiyah : (perkuat akidah dan tingkatkan
amal – ketahanan ideologis, perbaiki akhlaq dan muamalah –
brand image)
Oleh karenanya wajib terikat di dalam pembinaan (tasqif)
TUJUAN TASQIF (fikr – amal – ghayah) dan pembinaan adalah
yang mampu menggerakkan
23. Ta’lim
• Transfer knowledge secara umum
• Belum mengadopsi pemikiran tertentu
• Masih membentuk asumsi belum mengindera realitas
• Pemikiran belum cukup untuk menyelesaikan masalah
Tastqif
• Pengetahuan dan penginderaan realitas secara valid
• Mengadopsi pemikiran tertentu
• Pemikiran tersebut menjadi produktif untuk menyelesaikan permasalahan
• Menghasilkan aktivitas dan pergerakan
24. TASQIF DIDAPAT KETIKA BERADA DALAM
JAMAAH DAKWAH
Bagaimanapun juga, hidup berjamaah jauh lebih baik.
Akan selalu ada kawan yang menyertai kita dalam
kehidupan.
Siap meluruskan manakala ada kesalahan, dan siap
membantu dalam kebenaran.
25. Q.S Al-maidah Ayat 55
ُۥهُلوُسَر َو ُ َّ
ٱّلل ُمُكُّيِل َو اَمَّنِإ
َينِذَّٱل ۟واُنَماَء َينِذَّٱل َو
َونُميِقُي
ُه َو َةوَكَّٱلز َونُتْؤُي َو َةوَلَّصٱل
َونُعِكَر ْم
“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang
yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka
tunduk (kepada Allah).”
26. Q.S Al-maidah Ayat 56
َو ُۥهَلوُسَر َو َ َّ
ٱّلل َّل َوَتَي نَم َو
َّنِإَف ۟واُنَماَء َينِذَّٱل
َونُبِلَغْٱل ُمُه ِ َّ
ٱّلل َب ْز ِح
“Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman
menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah
yang pasti menang.”
27. Alhasil
Memantaskan diri berarti :
Menyiapkan diri sebagai pengemban dakwah bukan objek
Menyiapkan diri dari konsekuensi dakwah
Menyiapkan diri dalam jamaah
Menyiapkan diri untuk memimpin umat sehingga perlu
mentasqif diri dalam pembinaan yang menggerakkan diri
dan umat
29. Artinya
“Wahai manusia! Dengarlah dan pikirkanlah! Sesungguhnya Allah azza wa
jalla mempunyai makhluk-makhluk yang mereka itu bukanlah para nabi
dan bukan pula para syuhada, sedang para nabi dan syuhada iri terhadap
mereka itu karena dekatnya kedudukan dan kedekatan mereka terhadap
Allah.”
Maka bertekuk lututlah seorang laki-laki badui yang termasuk orang-
orang yang keras hatinya seraya mengayunkan tangannya kepada Nabi
saw. Lantas ia pun berkata: Ya Rasulullah, orang-orang dari kalangan
kaum mukminin, bukan dari para nabi dan bukan pula kaum syuhada,
namun para nabi dan kaum syuhada iri kepada mereka karena majlis dan
kedekatan mereka? Sebutkan ciri-ciri mereka. Jelaskan hal mereka
kepada kami.
31. “Mereka adalah orang-orang dari berbagai suku dan kabilah,
tidak ada hubungan kerabat dekat antara mereka, mereka
saling mencintai karena Allah dan saling tulus. Di hari
kiamat Allah akan meletakkan bagi mereka mimbar-mimbar
dari cahaya lantas Allah mendudukkan mereka pada
mimbar-mimbar itu. Lantas Alah jadikan wajah-wajah dan
baju-baju mereka dari cahaya. Saat manusia tersentak di
hari kiamat mereka tiada tersentak. Mereka itu wali-wali
Allah yang tiada takut dan tiada bersedih hati.” (HR.
Ahmad).