3. TENTANG MAJELIS DZIKIR
‘Atha’ bin Abi Rabah (wafat th. 114 H)
rahimahullaah berkata,
“Majelis dzikir adalah majelis yang didalamnya
membicarakan ilmu halal dan haram, yaitu
bagaimana harus menjual, membeli, berpuasa,
mengerjakan shalat, menikah, cerai, melakukan
haji, dan semacam itu.”
al-Khatib al-Baghdadi dalam al-Faqiih wal Mutafaqqih (no. 40).
Lihat kitab al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 132)
4. BELAJAR UNTUK
BERAMAL
Abu Abdillah Ar-Rudzabari
rahimahullah berkata,
“Barangsiapa yang berangkat
menimba ilmu sementara yang dia
inginkan semata-mata ilmu, maka
ilmunya tidak akan bermanfaat
baginya. Dan barangsiapa yang
berangkat menimba ilmu dalam
rangka mengamalkan ilmu, niscaya
ilmu yang sedikit pun akan
bermanfaat baginya.”
(Al-Muntakhab min Kitab az-Zuhd wa ar-
Raqaa’iq, Hal. 71)
5. ORANG BERILMU VS
ORANG TIDAK BERILMU
ْْل
َ
ه
ي ِ
و
َ
ت ْ
سَي
َْ
ين ِ
ذ
َّ
ال
ْ
َ
ون ُم
َ
ل ْعَي
ا َ
و
َْ
ين ِ
ذ
َّ
ل
ْ
َ
ل
ْ
َ
ون ُم
َ
ل ْعَي
ا َم
َّ
نِإ
ُْ
ر
َّ
ك
َ
ذ
َ
تَي
و
ُ
ول
ُ
أ
ْ ِ
ابَب
ْ
ل
َ ْ
اْل
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran” (QS. Az-Zumar, 39: 9)
6. AHLI ILMU AKAN MAMPU
MEMBEDAKAN BANYAK HAL
• Mana yang wajib, mana yang sunnah
• Mana yang mubah, mana yang makruh
• Mana yang halal, mana yang haram
• Mana yang baik, mana yang buruk
• Mana yang benar, mana yang salah
• Mana yang kekal, mana yang fana
• Mana yang penting, mana yang tidak
• Mana yang banyak pahalanya, mana
yang sedikit pahalanya
• Mana jalan ke surga, mana jalan ke
neraka
12. ILMU, PETUNJUK JALAN
PULANG MENUJU SURGA
ْْ
ن َم
ْ
َ
ك
َ
ل َ
س
ا
ً
يقِ
ر
َ
ط
ْ
ْ
لَي
ُْ
س ِ
م
َ
ت
ِْيه ِف
ِْ
ع
ا ًم
ْ
ل
َْل َّ
ه َ
س
ُْللا
ْ
ُ
ه
َ
ل
ِْهِب
ْ
َ
ط
ا
ً
يقِ
ر
ْ
َ
لِإ
َْ
ج
ْ
ال
ِْة
َّ
ن
“Barangsiapa yang menempuh
suatu jalan dalam rangka
menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan
menuju surga.”
(HR. Muslim no. 7028)
13. MAKNA JALAN UNTUK
MENUNTUT ILMU
1. Menempuh jalan untuk
menuntut ilmu dalam arti
yang sebenarnya, seperti
berjalan kaki menuju
majelis-majelis ilmu.
2. Menempuh jalan atau cara
yang dapat mengantarkan
seseorang untuk
memperoleh ilmu syar’i,
seperti membaca,
menghapal, menela’ah, dan
sebagainya.
14. MAKNA ALLAH MEMUDAHKAN
JALANNYA MENUJU SURGA
1. Allah akan memudahkan orang yang
menuntut ilmu semata-mata karena mencari
keridhaan Allah, dapat mengambil manfaat,
dan mengamalkannya, sehingga bisa
memasuki Surga-Nya.
2. Allah akan memudahkan jalan baginya
menuju Surga ketika melewati titian ash-
shirathal mustaqim pada hari Kiamat dan
memudahkannya dari berbagai kengerian
pada sebelum dan sesudahnya.
[Jami’ul ‘Ulum wal Hikam (II/297, Qawa’id wa Fawa’id
minal Arba’in An-Nawawiyyah (hal. 316-317),
Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga (hal. 8-9)]
15. • Adam dan Hawa
asalnya dari surga
• Diturunkan ke dunia
karena berbuat dosa
• Mereka bertobat
dan taat hingga
kembali kepada
ridha-Nya
NENEK MOYANG KITA
16. APA SIKAP KITA?
1. Surga neraka urusan
nanti! Yang penting
sekarang happy?! Disiksa
bersama iblis ga peduli?!
2. Serius mencari ilmu agar
tahu jalan pulang menuju
surga? Siap mengikuti
petunjuk ke arah surga
sehingga bisa berkumpul
bersama nenek moyang
kita (Adam dan Hawa)?
18. MENUNTUT ILMU ITU IBADAH
Mu’adz bin Jabal ra berkata,
ْْ
م
َّ
ل َع
َ
ت
َْ
م
ْ
ل ِ
ع
ْ
ال
ْ
َّ
نِإ
َ
ف
ْ
ُ
ه َم
ُّ
ل َع
َ
ت
ْ
َ
ك
َ
ل
ْ
ة
َ
ن َ
س َ
ح
،
ْ
ُ
هَب
َ
ل
َ
ط َ
و
ِْ
ع
ْ
َ
َاَب
،
ْ
ُ
ه
َ
تَ
ر
َ
اك
َ
ذ ُم َ
و
ْ
يحِب ْ
س
َ
ت
،
ْ
َ
ث ْ
حَب
ْ
ال َ
و
ْ
َ
ع
ْ
ُ
ه
ْ
ن
ْ
َا َ
ه ِ
ج
،
ْ
ُ
ه َيمِل ْع
َ
ت َ
و
ْْ
ن َم
ْ
َ
ل
ْ
ُ
ه ُم
َ
ل ْعَي
ْ
ة
َ
ق
َ
د َ
ص
،
ْ
ُ
ه
َ
ل
ْ
ذَب َ
و
ِْهِل
ْ
ه
َ
ِ
ْل
ْ
ُ
ق
ْ
ةَب ْ
ر
“Tuntutlah ilmu (belajarlah Islam) karena mempelajarinya adalah
suatu kebaikan untukmu. Mencari ilmu adalah suatu ibadah. Saling
mengingatkan akan ilmu adalah tasbih. Membahas suatu ilmu
adalah jihad. Mengajarkan ilmu pada orang yang tidak
mengetahuinya adalah sedekah. Mencurahkan tenaga untuk belajar
dari ahlinya adalah suatu qurbah (mendekatkan diri pada Allah).”
(Mughnil Muhtaj ila Ma’rifati Ma’ani Alfaazhil Minhaaj, Syamsuddin Muhammad bin Al Khotib Asy
Syarbini, 1/31, terbitan Darul Ma’rifah, cetakan pertama, 1418 H)
19. BAGIAN PAHALA MENUNTUT ILMU
Dari Watsih bin al Asqa’ ra. berkata Rasulullah saw bersabda,
ْْ
ن َم
َْ
ب
َ
ل
َ
ط
ا ًم
ْ
ل ِ
ع
ْ
ُ
ه
َ
كَ
ر
ْ
َ
َ
أ
َ
ف
،
َْ
ب
َ
ت
َ
ك
ُْللا
ْ
ُ
ه
َ
ل
ْ
ْ
ف ِك
ِْ
ْ
ن
ْ
َ
ل
َْ
ن ِ
م
ِْ
ر ْ
ج
َ ْ
اْل . ْْ
ن َم َ
و
َْ
ب
َ
ل
َ
ط
ًْم
ْ
ل ِ
ع
ا
ْْ
م
َ
ل
َ
ف
ْ
ُ
ه
ْ
كِ
ر
ْ
دُي
َْ
ب
َ
ت
َ
ك
ُْللا
ْ
ُ
ه
َ
ل
ْ
ل
ْ
ف ِك
َْ
ن ِ
م
ْْ
ج
َ ْ
اْل
ِْ
ر
“Barangsiapa menuntut ilmu dan mendapatkannya, maka Allah
mencatat baginya pahala 2 bagian; dan barangsiapa menuntut
ilmu tetapi ia tidak mendapatkannya, maka Allah mencatat
baginya pahala 1 bagian.”
(HR. Thabrani dalam al-Kabiir, dan para perawinya terpercaya – Mazma’uz
Zawa’id I/330)
20. PAHALA UNTUK PENUNTUT ILMU
Dari Abu Dzar ra. ia berkata, Rasulullah saw
bersabda kepadaku:
اَي
اَب
َ
أ
ْ
ر
َ
ذ
ْ
ْ
ن
َ َ
ْل
َْ
و
ُ
د
ْ
غ
َ
ت
َْع
َ
ت
َ
ف
َْ
م
َّ
ل
ْ
ةَآي
ْْ
ن ِ
م
ْ ِ
اب
َ
ت ِك
ا
ِْ
َّ
ّلل
ْ ْ
ن
ي
َ
رِخ
ْ
َ
ك
َ
ل
ْْ
ن ِ
م
ْ
ْ
ن
َ
أ
َْ
ِ
ّ
ل َ
ص
ُ
ت
ا ِ
م
ْ
َ
ة
َ
ئ
ْ
ة َع
ْ
كَ
ر
ْ
ْ
ن
َ َ
ْل َ
و
ْ
ْ
غ
َ
ت
َْ
و
ُ
د
َْ
م
َّ
ل َع
َ
ت
َ
ف
اًابَب
ْْ
ن ِ
م
ِْ
م
ْ
ل ِ
ع
ْ
ال
ْ
ُ
ع
َْل ِ
م
ِْهِب
ْْ
و
َ
أ
ْْ
م
َ
ل
َْم ْعُي
ْْل
ْ ْ
ن
ي
َ
رِخ
ْ
َ
ك
َ
ل
ْْ
ن ِ
م
ْ
ْ
ن
َ
أ
َْ
ِ
ّ
ل َ
ص
ُ
ت
َْ
ف
ْ
ل
َ
أ
ْ
ْ
كَ
ر
ْ
ة َع
“Hai Abu Dzar, engkau berpagi-pagi untuk
mempelajari satu ayat dari kitab Allah lebih
baik bagimu dari pada engkau shalat
(sunnah) sebanyak 100 (seratus) raka'at. Dan
engkau berpagi-pagi untuk mempelajari satu
bab ilmu kemudian diamalkan ataupun tidak
diamalkan, adalah lebih baik bagimu
daripada engkau shalat (sunnah) sebanyak
1.000 (seribu) raka'at.”
(HR. Ibnu Majah No. 219)
21. PAHALA HAJI YANG SEMPURNA
Dari Abu Umamah ra, Nabi saw bersabda,
ْْ
ن َم
ا
َ
د
َ
غ
ْ
َ
لِإ
ِْ
د ِ
ج ْ
س َم
ْ
ال
ال
ْ
ُ
يدِ
رُي
الِإ
ْ
ْ
ن
َ
أ
َْ
م
َّ
ل َع
َ
تَي
اً ْ
ن
ي
َ
رِخ
ْْ
و
َ
أ
ُْي
ْ
ُ
ه َم
ّ
ل َع
،
ْ
َ
ان
َ
ك
ْ
ُ
ه
َ
ل
ِْ
ر ْ
ج
َ
أ
َ
ك
ْ
اج َ
ح
ا ًّام
َ
ت
ْ
ُ
ه
ُ
ت َّ
ج َ
ح
“Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah
untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan
mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.”
(HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 94)
22. SEPERTI BERJIHAD
DI JALAN ALLAH TA’ALA
ْْ
ن َم
َْـل
َ
رِخ
َ
َ
ا
َ
ن
َ
ـد ِ
ج ْ
ـس َم
ا
َ
ـذ
َ
ه
َْيِل
َْ
م
َّ
ل َع
َ
ت
اً ْ
ن
ي
َ
رِخ
ْ
ُ
ه َم
ّ
ل َعُيِل ْ
و
َ
أ
ْ
َ
ان
َ
ك
َْ
ج ُم
ْ
ال
َ
ك
ِْ
د ِ
اه
ِْ ِ
ف
لْيِب َ
س
ِْللا
“Barangsiapa yang memasuki masjid
kami ini (masjid Nabawi) dengan tujuan
untuk mempelajari kebaikan atau
mengajarkannya, dia ibarat seorang
yang berjihad di jalan Allah.”
(HR Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Ibnu Abi
Syaibah, dan Al-Hakim, dari Abu Hurairah ra)
23. PAHALA ORANG
BERILMU LEBIH BESAR
‘Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata,
“Seorang ‘alim mendapat
ganjaran pahala yang lebih
besar dari pada orang yang
melakukan puasa, shalat, dan
berjihad di jalan Allah.”
[Lihat Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 133)
dan Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga (hal. 38)]
25. DOSA-DOSA KECIL
AKAN DIAMPUNI
Nabi saw. bersabda,
ِْ
ن َم
َْل
َ
ق
َ
ت
ْ
ان
ْ
َّ
ل َع
َ
تَيِل
َْ
م
ا ًم
ْ
ل ِ
ع
َْ
ر ِ
ف
ُ
غ
ْ
ُ
ه
َ
ل
َْلْب
َ
ق
ْ
ْ
أن
َْ
و
ُ
ط
ْ
خَي
“Siapa yang berpindah (baik dengan
berjalan kaki atau naik kendaraan)
untuk mempelajari ilmu
(syariat/agama) maka ia akan
diampuni (dosa-dosa kecilnya yang
telah lalu) sebelum ia akan
melangkah (dari tempatnya jika ia
berniat karena Allah taala).”
(Lubbabul Hadis bab pertama, imam As-Suyuthi)
26. DIMINTAKAN AMPUN
OLEH SELURUH MAKHLUK
Nabi saw bersabda,
“Setiap sesuatu yang di
dunia ini akan
memintakan
pengampunan kepada
Allah SWT untuk para
pencari ilmu, hingga ikan
di laut pun ikut
memintakan
pengampunan baginya.”
(HR. Abu Daud, al-Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
27. DIMINTAKAN AMPUN OLEH
PENGHUNI LANGIT DAN BUMI
ْ
َّ
نِإ َ
و
َْ
مِال َع
ْ
ال
ُْ
ـر ِ
ـف
ْ
غ
َ
ـت ْ
ـسَي
َ
ل
ْ
ُ
ه
َ
ل
ْْ
ن َم
ِْ ِ
ف
ـا َم َّ
الس
ْ ِ
ات َ
و
ْْ
ن َم َ
و
ِْ ِ
ف
ِْ
ض ْ
ر
َ
اْل
َْ
ح
ْ َّّ
ت
ْ
ُ
ـان
َ
تْـي ِ
ح
ْ
ال
ِْ ِ
ف
ِْـاء َم
ْ
ال
“Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar
dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan
oleh ikan-ikan yang berada di dalam air.”
(HR. Abu Dawud (no. 3641), Tirmidzi (no. 2682), Ibnu Majah (no. 223), Ahmad (V/196),
Ad-Darimi (I/98), Ibnu Hibban (88 – Al-Ihsan dan 80 – Al-Mawarid))
29. IBNU ABZA, BEKAS BUDAK
PEMIMPIN MEKKAH
Nafi’ bin Abdul Harits pernah bertemu dengan Umar bin
Khattab ra. di ‘Isfan (nama sebuah tempat, pen). Ketika
itu Umar ra mengangkatnya sebagai
gubernur Mekah.
Umar pun berkata kepadanya, “Siapakah orang yang
kamu serahi urusan untuk memimpin penduduk
lembah itu?”.
Dia mengatakan, “Orang yang saya angkat sebagai
pemimpin mereka adalah Ibnu Abza; salah seorang
bekas budak kami.”
Maka Umar mengatakan, “Apakah kamu mengangkat
seorang bekas budak untuk memimpin mereka?”.
Dia pun menjawab, “Wahai Amirul Mukminin,
sesungguhnya dia adalah orang yang pandai
memahami Kitabullah, mendalami ilmu waris, dan juga
seorang hakim.” (HR. Muslim)
30. Umar ra. berkata,
ْ
َّ
نِإ
َْللا
ُْع
َ
فْ
رَي
ا
َ
ذ َ
هِب
ْ ِ
اب
َ
ت ِ
ك
ْ
ال
ا ًام َ
و
ْ
ق
َ
أ
ُْع
َ
ضَي َ
و
ِْهِب
َْ
ينِ
ر
َ
آرِخ
Sesungguhnya nabi kalian itu
bersabda, “Sesungguhnya
Allah mengangkat derajat
seseorang dengan kitab ini (Al
Qur’an) dan merendahkan
yang lain dengan kitab ini.“
(HR. Muslim no. 817)
ALLAH MENGANGKAT
DERAJAT ORANG BERILMU
31. ORANG CACAT
MENJADI HAKIM
• Pernah ada seseorang yang lehernya
cacat, sehingga dia selalu menjadi bahan
ejekan orang-orang disekitarnya.
Kemudian ibunya berkata kepadanya,
“Hendaklah engkau menuntut ilmu,
niscaya Allah akan mengangkat
derajatmu.”
• Lalu orang tersebut menuntut ilmu syar’i
sampai dia menjadi seorang yang ‘alim
(pandai), sehingga dia diangkat menjadi
Hakim di Mekah selama 20 tahun. Dan
jika ada seseorang yang memiliki perkara
duduk dihadapannya, gemetarlah seluruh
tubuhnya sampai dia berdiri.
[Lihat Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 26) dan Menuntut Ilmu
Jalan Menuju Surga (hal. 33)]
32. ِْ
ع
َ
فْ
رَي
ُْللا
َْ
ين ِ
ذ
َّ
ال
وا
ُ
ن َم
َ
آ
ْْ
م
ُ
ك
ْ
ن ِ
م
َْ
ين ِ
ذ
َّ
ال َ
و
وا
ُ
وت
ُ
أ
ِْ
ع
ْ
ال
َْ
م
ْ
ل
ْ
ات َ
جَ
ر
َ
َ
“Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa
derajat.” (QS Al Mujadalah, 58: 11)
ALLAH MENGANGKAT
DERAJAT ORANG BERILMU
33. • Imam Syaukani rahimahullah menjelaskan bahwa
dalam firman Allah ِْ
ع
َ
فْ
رَي
ُْللا
َْ
ين ِ
ذ
َّ
ال
وا
ُ
ن َآم
ِْ
م
ْْ
م
ُ
نك
mencakup pengangkatan derajat di dunia dan di
akhirat.
• Sedangkan dalam firman-Nya َْ
ين ِ
ذ
َّ
ال َ
و
وا
ُ
وت
ُ
أ
ْ
ْ
ل ِ
ع
ْ
ال
َْ
م
ْ
ات َ
ج َ
ر
َ
َmaksudnya Allah mengangkat derajat
orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat
yang tinggi dan kedudukan mulia di dunia serta
pahala di akhirat.
• Maka barangsiapa menggabungkan iman dan
ilmu niscaya Allah akan mengangkatnya
beberapa derajat dengan imannya dan
mengangkat pula beberapa derajat dengan
ilmunya.
• Dengan demikian semua pengangkatan derajat
tersebut terkumpul dalam majelis ilmu. (Fathul
ALLAH MENGANGKAT
DERAJAT ORANG BERILMU