SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
KONSEP DASAR DAN KEBIJAKAN
MBS
Konsep
Desentralisasi & Otonomi
Desentralisasi
Transfer kewenangan, tanggung jawab dan tugas
pengambilan keputusan dari organisasi yang lebih tinggi
kepada organisasi di bawahnya atau di antara organisasi itu
sendiri (Hanson, 1986)
Desentralisasi
Penyerahan urusan pemerintah oleh pemerintah pusat
kepada daerah otonom berdasarkan asas otonom
UU No. 23 Th 2014 Pasal 1 Ayat 8
Otonomi
Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
Elemen Utama Desentralisasi
(Suwandi, 2002)
Adanya urusan pemerintahan yang diserahkan
kepada Daerah
Adanya kelembagaan/organisasi yang menjadi
wadah
Adanya personil untuk melaksanakan tugas
otonomi
Adanya sumber-sumber keuangan untuk
membiayai otonomi
Adanya unsur perwakilan yang telah mendapat
legitimasi
Adanya manajemen pelayanan publik agar
efisien, efektif, ekonomis, dan akuntabel
Adanya pengawasan, supervisi, monitoring
evaluasi yang efektif dan efisien
Tujuan Desentralisasi
(Silverman, 1992, Bray, 1984, Burn, 1994, Hye, 1986)
Memperbaiki relevansi dan akurasi perencanaan dan memberikan kemungkinan yang
lebih besar terhadap kearifan lokal
Memungkinkan partisipasi daerah dalam membuat perencanaan dan bertanggung jawab
atas perencanaan yang telah dibuatnya
Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan
Pendistribusian sumberdaya yang lebih adil
Memberikan kemungkinan alternatif lain dalam pembuatan kebijakan dan memberikan
peluang untuk inovasi
Alasan pendidikan diselenggarakan
secara desentralisasi
Pembiayaan pendidikan
Peningkatan efektivitas dan efisiensi
Redistribusi kekuatan politik
Peningkatan kualitas pendidikan
Peningkatan inovasi dalam rangka pemuasan
harapan seluruh warga negara
Desentralisasi Pendidikan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (pasal 50 ayat 1, 2 dan 3)
Pemerintah menentukan kebijakan
nasional dan standar nasional
pendidikan untuk menjamin mutu
pendidikan
Pemerintah daerah provinsi melakukan
koordinasi penyelenggaraan
pendidikan, pengembangan tenaga
kependidikan dan evaluasinya
Pemerintah kabupaten/kota mengelola
pendidikan dasar dan menengah serta
satuan pendidikan yang berbasis
keunggulan lokal
Manajemen Berbasis Sekolah
Caldwell (2013)
• School-based management is the systematic decentralization to the school level of authority
school level of authority and responsibility to make decision on significant matters related to
significant matters related to school operations within a centrally determined framework of
determined framework of goals, policies, curriculum, standards, and accountability
Malen, Ogawa dan Kranz
• School-based management is the systematic decentralization to the school level of authority
school level of authority and responsibility to make decision on significant matters related to
significant matters related to school operations within a centrally determined framework of
determined framework of goals, policies, curriculum, standards, and accountability
accountability
Kesimpulan
• Bentuk desentralisasi yang mengidentifikasi sekolah secara individual sebagai unit utama untuk
perbaikan dan menyadarkan pada pendistribusian kewenangan pengambilan keputusan sebgai
alat utama di mana perbaikan dapat dimulai dan dilanjutkan
MBS
Istilah resmi school-based
management adalah
‘manajemen berbasis
sekolah/madrasah’
tertuang dalam UUSPN
Nomor 20 Tahun 2003,
pasal 51
Tahun 1998 MBS
dikenal dengan istilah
‘Manajemen
Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah
(MPMBS).
Program/Kegiatan MBS Menyatu dengan
Program/Kegiatan Pembinaan SMP
• Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI)
• Sekolah Standar Nasional (SSN)
• Program Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (PPMBS/REDIP-
G)
Dana APBN
• Decentralized Basic Education
Project (DBEP)
• Australia-Indonesia Basic
Education Program (AIBEP)
• Basic Education Capacity (BEC)
• Regional Education
Development and Improvement
Program (REDIP)-JICA (Dit PSMP,
2010)
Dana Donor Luar Negeri
Komponen Sub Komponen
Konteks • Tuntutan pengembangan diri dan
peluang tamatan
• Dukungan pemerintah & masyarakat
• Kebijakan pemerintah
• Landasan hukum
• Kemajuan IPTEK
• Nilai dan harapan masyarakat
• Tuntutan otonomi
• Tuntutan globalisasi
• Latar belakang ekonomi dan
sosial siswa
Input • Visi, misi, tujuan, sasaran
• Kurikulum
• Ketenagaan
• Peserta didik
• Sarana & prasarana
• Pembiayaan
• Regulasi sekolah
• Organisasi
• Administrasi
• Peranserta masyarakat
• Budaya sekolah
Proses • Proses pengelolaan
• Proses pembelajaran
• Informasi tentang pelaksanaan
pembelajaran
Output • Prestasi akademik
• Prestasi non-akademik
• Angka mengulang
• Angka putus sekolah
Outcome • Kesempatan pendidikan
• Kesempatan kerja
• Pengembangan diri
Sekolah sebagai suatu Sistem
Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dalam
Kebijakan
Pengertian
Pasal 51 UUSPN:
(1) Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan
berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.
Penjelasan Pasal 51 ayat (1) UUSPN :
Yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan
pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu oleh komite
sekolah/madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan.
Pasal 49 ayat (1) PP No. 66 Tahun 2010
‘Pengelolaan satuan pendidikan bertujuan memajukan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan menerapkan manajemen berbasis
sekolah/madrasah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan otonomi perguruan tinggi pada jenjang
pendidikan tinggi’.
Manajemen Berbasis
Sekolah
• model pengelolaan yang
memberikan otonomi kepada
sekolah, memberikan fleksibilitas
kepada sekolah, dan mendorong
partisipasi secara langsung warga
sekolah (guru, peserta didik,
kepala sekolah, karyawan) dan
masyarakat (orangtua peserta
didik, alumni, tokoh masyarakat,
ilmuwan, pengusaha) untuk
meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional serta peraturan
perundang-undangan yang
berlaku
Otonomi Sekolah
• pemberian kewenangan dan
tanggung jawab yang lebih besar
kepada sekolah. Dengan otonomi
,sekolah diberikan kewenangan
dan tanggungjawab untuk
mengambil keputusan-keputusan
sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan dan tuntutan sekolah
serta masyarakat atau pemangku
kepentingan yang ada
Partisipasi Masyarakat
• penciptaan lingkungan yang
terbuka dan demokratis, di mana
warga sekolah (guru, peserta
didik, karyawan) dan masyarakat
(orang tua peserta didik, tokoh
masyarakat, ilmuwan, usahawan,
dsb.) didorong untuk terlibat
secara langsung dalam
penyelenggaraan pendidikan,
mulai dari pengambilan keputusan,
pelaksanaan, dan evaluasi
pendidikan yang diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan
Tujuan MBS
• Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibilitas, partisipasi,
keterbukaan, kerja sama, akuntabilitas, kesinambungan, dan inisiatif sekolah dalam
mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia
• Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama
• Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah
tentang mutu sekolahnya
• Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan
dicapai.
• Meningkatkan efisiensi, relevansi, dan pemerataan pendidikan di daerah di mana sekolah
berada.
Pola Manajemen Konvensional:
1. Sentralistik
2. Subordinasi
3. Pengambilan keputusan terpusat
4. Ruang gerak kaku
5. Pendekatan birokratik
6. Diatur
7. Overregulasi
8. Mengontrol
9. Mengarahkan
10. Menghindari resiko
11. Menggunakan uang semuanya
12. Individual yang cerdas
13. Informasi terpribadi
14. Pendelegasian
15. Organisasi herarkis
16. Sistem linear
Pola Manajemen Berbasis Sekolah:
1. Desentralistik
2. Otonomi
3. Pengambilan keputusan partisipatif
4. Ruang gerak luwes
5. Pendekatan professional
6. Motivasi diri
7. Deregulasi
8. Mempengaruhi
9. Memfasilitasi
10. Mengelola resiko
11. Menggunakan uang seefisien mungkin
12. Teamwork yang cerdas
13. Informasi terbagi
14. Pemberdayaan
15. Organisasi datar
16. Sistem dinamis
Ciri-ciri Sekolah yang Efektif
• Memiliki Kebijakan, Tujuan, dan Sasaran Mutu
yang Jelas
• Tersedia Sumberdaya dan Siap
• Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
• Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
• Fokus pada Pelanggan (Khususnya Peserta didik)
• Input manajemen
Input
LANJUTAN
• Proses pembelajaran yang Efektivitasnya Tinggi
• Kepemimpinan Sekolah yang Kuat
• )Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
• Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
• Sekolah Memiliki Budaya Mutu
• Sekolah Memiliki “Teamwork” yang Kompak, Cerdas, dan Dinamis
• Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
• Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
• Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
• Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
• Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
• Memiliki Komunikasi yang Baik
• Sekolah Memiliki Akuntabilitas
• Manajemen Lingkungan Hidup
• Sekolah memiliki Kemampuan Menjaga Kesinambungan
Proses
• Sikap
• Pengetahuan
• Keterampilan
Output
Prinsip-Prinsip MBS
Prinsip Kemandirian, otonomi
Prinsip Kemitraan atau Kerjasama
Prinsip Partisipasi
Prinsip Keterbukaan
Prinsip Akuntabilitas
Nirlaba
Penjaminan Mutu
Akses berkeadilan
UUSPN pasal 51:
(2) Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan
berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu,
dan evaluasi yang transparan.
PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 49:
(1) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas
PP No. 66 Tahun 2010 Pasal 49 ayat (2)
Prinsip pengelolaan pendidikan: (1) Nirlaba, (2) Akuntabilitas, (3)
Penjaminan mutu, (4) Transparansi, (5) Akses berkeadilan;
Ciri-ciri Sekolah yang Mandiri
Bersifat adaptif dan antisipatif/ proaktif
Ulet, inovatif, gigih, berani mengambil resiko
Bertanggungjawab terhadap kinerja sekolah
Memiliki pengaruh yang kuat terhadap input manajemen dan
sumberdayanya
Memiliki pengaruh yang kuat terhadap kondisi kerja
Komitmen yang tinggi pada dirinya
Prestasi merupakan acuan bagi penilaiannya
Upaya Menciptakan Sekolah
Yang Mandiri
Mengembangkan
unit-unit
usaha/income
generating unit
untuk
menghasilkan
pemasukan dana
Membangun
kerjasama dengan
pihak lain dalam
bidang komersial,
sehingga ada
pemasukan dana
Mengupayakan
memperoleh
bantuan secara
kontinyu dari
pemerintah
daerah
Meningkatkan
peran dan fungsi
komite sekolah
dalam bidang
pendanaan/
keuangan
Mengoptimalkan
potensi sumber
daya sekolah
memberdayakan
alumni untuk
memperoleh
pemasukan dana
Penanaman jiwa
kewirausahaan
Peningkatan
kompetensi SDM
yang menunjang
kapasitas
pengelolaan dana,
Prinsip Kemitraan atau Kerjasama
Pengertian
suatu bentuk kerjasama antara
sekolah dengan para pemangku
kepentingan
Upaya sekolah dalam membangun
kemitraan atau kerjasama
membentuk tim khusus Humas
membuat wibsite
mengaplikasikan SIM
melaksanakan sosialisasi program dan
promosi
melaksanakan kontrak kerjasama
dengan pihak terkait
Prinsip Partisipasi
Partisipasi
proses di mana
pemangku kepentingan
terlibat aktif baik dalam
pengambilan keputusan,
pembuatan kebijakan,
perencanaan,
pelaksanaan dan
pengawasan/
pengevaluasian
pendidikan di sekolah
Tujuan utama
meningkatkan kontribusi
memberdayakan
kemampuan pemangku
kepentingan
meningkatkan peran pemangku
kepentingan,
menjamin agar setiap keputusan
mencerminkan aspirasi
pemangku kepentingan
Upaya-upaya
peningkatan partisipasi
pembuatan peraturan dan
pedoman tatacara berpartisipasi
penyediaan sarana partisipasi
dan saluran komunikasi
melakukan advokasi, publikasi,
transparansi, relasisasi terhadap
pemangku kepentingan;
melibatkan pemangku
kepentingan sesuai dengan
relevansi dan kompetensinya
Prinsip Keterbukaan
Pengertian
Pengembangan keterbukaan sangat
diperlukan untuk membangun keyakinan
dan kepercayaan publik terhadap
sekolah.
Keterbukaan merupakan keadaan di
mana setiap orang yang terkait dengan
sekolah dapat mengetahui proses dan
hasil pengambilan keputusan di sekolah.
Keterbukaan sama dengan apa adanya,
tidak bohong, tidak memanipulasi, jujur,
dan terbuka terhadap publik tentang apa
yang dikerjakan oleh sekolah
Upaya sekolah dalam membangun
keterbukaan
mendayagunakan berbagai jalur
komunikasi, baik langsung maupun tidak
langsung
menyiapkan kebijakan yang jelas
tentang cara mendapatkan informasi,
bentuk informasi dan prosedur
pengaduan apabila informasi tidak
sampai kepada publik
mengupayakan peraturan yang
menjamin hak publik untuk memperoleh
informasi
memberikan laporan
pertanggungjawaban tentang program-
program yang telah dilaksanakan
Keberhasilan transparansi
ditunjukkan oleh beberapa indicator
meningkatnya keyakinan dan
kepercayaan publik kepada sekolah
meningkatnya partisipasi publik terhadap
penyelenggaraan sekolah
bertambahnya wawasan dan
pengetahuan publik terhadap
penyelenggaraan sekolah
berkurangnya pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan yang
berlaku di sekolah
Prinsip Akuntabilitas
• pertanggung jawaban sekolah kepada
warga sekolah dan pemangku
kepentingan melalui pelaporan dan
pertemuan yang dilakukan secara
terbuka
Pengertian
• untuk mendorong terciptanya
tanggung jawab untuk meningkatkan
kinerja sekolah
Tujuan utama akuntabilitas
• menyusun pedoman tentang sistem
akuntabilitas
• menyusun pedoman pemantauan
kinerja penyelenggara sekolah
• menyusun rencana pengembangan
sekolah;
• menyusun indikator yang jelas
tentang pengukuran kinerja sekolah
• melakukan pengukuran kinerja
sekolah
• memberikan tanggapan terhadap
pertanyaan atau pengaduan publik
• menyampaikan semua upaya
peningkatan akuntabilitas kepada
publik
Upaya-upaya yang dapat
dilakukan sekolah
Peraturan Pemerintah tentang
Penyelenggaraan & Pengelolaan
Pendidikan
Tupoksi Penyelenggaraan Pendidikan
• Pasal 2-16 Peraturan Pemerintah 17 Tahun 2010
Pusat
• Pasal 1-3 Permendikbud No. 14 Tahun 2015
LPMP
• Pasal 17-27 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010
• UU No. 23 Tahun 2014 (Provinsi tidak lagi meliputi PAUD, SD dan SMP)
Provinsi
• Pasal 28-38 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010
Kabupaten/Kota
• Pasal 39-48 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010
Satuan Pendekatan oleh Masyarakat
• Pasal 49-58 Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010
Satuan Pendidikan
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to MBS.pptx

Ringkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsRingkasan materi mbs
Ringkasan materi mbs
Owner Fashion
 
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolahKepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Rachma Wati
 
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
Heldy Eriston
 
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan KtspManjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
uda Desnueri
 
Manajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manajemen Berbasis Sekolah Dan KtspManajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
WARGA SALAPAN
 
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan KtspManjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Songkilin Song
 
Managemen Mutu Berbasis Sekolah.ppt
Managemen Mutu Berbasis Sekolah.pptManagemen Mutu Berbasis Sekolah.ppt
Managemen Mutu Berbasis Sekolah.ppt
AkbarSetia1
 
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
ErdinHidayat
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Jerry Makawimbang
 

Similar to MBS.pptx (20)

Ringkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsRingkasan materi mbs
Ringkasan materi mbs
 
Makalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolahMakalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolah
 
Resume MBS_ Kelompok 11_PM 4B.pptx
Resume MBS_ Kelompok 11_PM 4B.pptxResume MBS_ Kelompok 11_PM 4B.pptx
Resume MBS_ Kelompok 11_PM 4B.pptx
 
Konsep mbs
Konsep mbsKonsep mbs
Konsep mbs
 
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolahKepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
 
P.5 MBS MPI 2016.pptx
P.5 MBS MPI 2016.pptxP.5 MBS MPI 2016.pptx
P.5 MBS MPI 2016.pptx
 
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
 
Kelompok 3 buku 2
Kelompok 3 buku 2Kelompok 3 buku 2
Kelompok 3 buku 2
 
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan KtspManjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
 
Manajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manajemen Berbasis Sekolah Dan KtspManajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
 
Manajemen berbasis-sekolah-dan-ktsp
Manajemen berbasis-sekolah-dan-ktspManajemen berbasis-sekolah-dan-ktsp
Manajemen berbasis-sekolah-dan-ktsp
 
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan KtspManjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
 
Manajemen berbasis sekolah dan ktsp
Manajemen berbasis sekolah dan ktspManajemen berbasis sekolah dan ktsp
Manajemen berbasis sekolah dan ktsp
 
Managemen Mutu Berbasis Sekolah.ppt
Managemen Mutu Berbasis Sekolah.pptManagemen Mutu Berbasis Sekolah.ppt
Managemen Mutu Berbasis Sekolah.ppt
 
MBS “Manajemen Berbasis Sekolah
MBS “Manajemen Berbasis SekolahMBS “Manajemen Berbasis Sekolah
MBS “Manajemen Berbasis Sekolah
 
Manajemen komponen sekolah
Manajemen komponen sekolahManajemen komponen sekolah
Manajemen komponen sekolah
 
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
 
Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis SekolahManajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah
 
05 materi inti 2 konsep adm & supervisi kur
05 materi inti 2 konsep adm & supervisi kur05 materi inti 2 konsep adm & supervisi kur
05 materi inti 2 konsep adm & supervisi kur
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 

Recently uploaded

IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT - Mapel Wawasan Kebangsaan Latsar CPNS
PPT - Mapel Wawasan Kebangsaan Latsar CPNSPPT - Mapel Wawasan Kebangsaan Latsar CPNS
PPT - Mapel Wawasan Kebangsaan Latsar CPNS
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 

MBS.pptx

  • 1. KONSEP DASAR DAN KEBIJAKAN MBS
  • 2. Konsep Desentralisasi & Otonomi Desentralisasi Transfer kewenangan, tanggung jawab dan tugas pengambilan keputusan dari organisasi yang lebih tinggi kepada organisasi di bawahnya atau di antara organisasi itu sendiri (Hanson, 1986) Desentralisasi Penyerahan urusan pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonom UU No. 23 Th 2014 Pasal 1 Ayat 8 Otonomi Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
  • 3. Elemen Utama Desentralisasi (Suwandi, 2002) Adanya urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah Adanya kelembagaan/organisasi yang menjadi wadah Adanya personil untuk melaksanakan tugas otonomi Adanya sumber-sumber keuangan untuk membiayai otonomi Adanya unsur perwakilan yang telah mendapat legitimasi Adanya manajemen pelayanan publik agar efisien, efektif, ekonomis, dan akuntabel Adanya pengawasan, supervisi, monitoring evaluasi yang efektif dan efisien
  • 4. Tujuan Desentralisasi (Silverman, 1992, Bray, 1984, Burn, 1994, Hye, 1986) Memperbaiki relevansi dan akurasi perencanaan dan memberikan kemungkinan yang lebih besar terhadap kearifan lokal Memungkinkan partisipasi daerah dalam membuat perencanaan dan bertanggung jawab atas perencanaan yang telah dibuatnya Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan Pendistribusian sumberdaya yang lebih adil Memberikan kemungkinan alternatif lain dalam pembuatan kebijakan dan memberikan peluang untuk inovasi
  • 5. Alasan pendidikan diselenggarakan secara desentralisasi Pembiayaan pendidikan Peningkatan efektivitas dan efisiensi Redistribusi kekuatan politik Peningkatan kualitas pendidikan Peningkatan inovasi dalam rangka pemuasan harapan seluruh warga negara
  • 6. Desentralisasi Pendidikan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 50 ayat 1, 2 dan 3) Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan Pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan dan evaluasinya Pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan menengah serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal
  • 7. Manajemen Berbasis Sekolah Caldwell (2013) • School-based management is the systematic decentralization to the school level of authority school level of authority and responsibility to make decision on significant matters related to significant matters related to school operations within a centrally determined framework of determined framework of goals, policies, curriculum, standards, and accountability Malen, Ogawa dan Kranz • School-based management is the systematic decentralization to the school level of authority school level of authority and responsibility to make decision on significant matters related to significant matters related to school operations within a centrally determined framework of determined framework of goals, policies, curriculum, standards, and accountability accountability Kesimpulan • Bentuk desentralisasi yang mengidentifikasi sekolah secara individual sebagai unit utama untuk perbaikan dan menyadarkan pada pendistribusian kewenangan pengambilan keputusan sebgai alat utama di mana perbaikan dapat dimulai dan dilanjutkan
  • 8. MBS Istilah resmi school-based management adalah ‘manajemen berbasis sekolah/madrasah’ tertuang dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003, pasal 51 Tahun 1998 MBS dikenal dengan istilah ‘Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).
  • 9. Program/Kegiatan MBS Menyatu dengan Program/Kegiatan Pembinaan SMP • Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) • Sekolah Standar Nasional (SSN) • Program Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (PPMBS/REDIP- G) Dana APBN • Decentralized Basic Education Project (DBEP) • Australia-Indonesia Basic Education Program (AIBEP) • Basic Education Capacity (BEC) • Regional Education Development and Improvement Program (REDIP)-JICA (Dit PSMP, 2010) Dana Donor Luar Negeri
  • 10. Komponen Sub Komponen Konteks • Tuntutan pengembangan diri dan peluang tamatan • Dukungan pemerintah & masyarakat • Kebijakan pemerintah • Landasan hukum • Kemajuan IPTEK • Nilai dan harapan masyarakat • Tuntutan otonomi • Tuntutan globalisasi • Latar belakang ekonomi dan sosial siswa Input • Visi, misi, tujuan, sasaran • Kurikulum • Ketenagaan • Peserta didik • Sarana & prasarana • Pembiayaan • Regulasi sekolah • Organisasi • Administrasi • Peranserta masyarakat • Budaya sekolah Proses • Proses pengelolaan • Proses pembelajaran • Informasi tentang pelaksanaan pembelajaran Output • Prestasi akademik • Prestasi non-akademik • Angka mengulang • Angka putus sekolah Outcome • Kesempatan pendidikan • Kesempatan kerja • Pengembangan diri Sekolah sebagai suatu Sistem
  • 11.
  • 13. Pengertian Pasal 51 UUSPN: (1) Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah. Penjelasan Pasal 51 ayat (1) UUSPN : Yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah/madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan. Pasal 49 ayat (1) PP No. 66 Tahun 2010 ‘Pengelolaan satuan pendidikan bertujuan memajukan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah/madrasah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan otonomi perguruan tinggi pada jenjang pendidikan tinggi’.
  • 14. Manajemen Berbasis Sekolah • model pengelolaan yang memberikan otonomi kepada sekolah, memberikan fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, peserta didik, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orangtua peserta didik, alumni, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku Otonomi Sekolah • pemberian kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah. Dengan otonomi ,sekolah diberikan kewenangan dan tanggungjawab untuk mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan tuntutan sekolah serta masyarakat atau pemangku kepentingan yang ada Partisipasi Masyarakat • penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratis, di mana warga sekolah (guru, peserta didik, karyawan) dan masyarakat (orang tua peserta didik, tokoh masyarakat, ilmuwan, usahawan, dsb.) didorong untuk terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan
  • 15. Tujuan MBS • Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerja sama, akuntabilitas, kesinambungan, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia • Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama • Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya • Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai. • Meningkatkan efisiensi, relevansi, dan pemerataan pendidikan di daerah di mana sekolah berada.
  • 16. Pola Manajemen Konvensional: 1. Sentralistik 2. Subordinasi 3. Pengambilan keputusan terpusat 4. Ruang gerak kaku 5. Pendekatan birokratik 6. Diatur 7. Overregulasi 8. Mengontrol 9. Mengarahkan 10. Menghindari resiko 11. Menggunakan uang semuanya 12. Individual yang cerdas 13. Informasi terpribadi 14. Pendelegasian 15. Organisasi herarkis 16. Sistem linear Pola Manajemen Berbasis Sekolah: 1. Desentralistik 2. Otonomi 3. Pengambilan keputusan partisipatif 4. Ruang gerak luwes 5. Pendekatan professional 6. Motivasi diri 7. Deregulasi 8. Mempengaruhi 9. Memfasilitasi 10. Mengelola resiko 11. Menggunakan uang seefisien mungkin 12. Teamwork yang cerdas 13. Informasi terbagi 14. Pemberdayaan 15. Organisasi datar 16. Sistem dinamis
  • 17. Ciri-ciri Sekolah yang Efektif • Memiliki Kebijakan, Tujuan, dan Sasaran Mutu yang Jelas • Tersedia Sumberdaya dan Siap • Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi • Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi • Fokus pada Pelanggan (Khususnya Peserta didik) • Input manajemen Input
  • 18. LANJUTAN • Proses pembelajaran yang Efektivitasnya Tinggi • Kepemimpinan Sekolah yang Kuat • )Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib • Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif • Sekolah Memiliki Budaya Mutu • Sekolah Memiliki “Teamwork” yang Kompak, Cerdas, dan Dinamis • Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian) • Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat • Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen • Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan • Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan • Memiliki Komunikasi yang Baik • Sekolah Memiliki Akuntabilitas • Manajemen Lingkungan Hidup • Sekolah memiliki Kemampuan Menjaga Kesinambungan Proses • Sikap • Pengetahuan • Keterampilan Output
  • 19. Prinsip-Prinsip MBS Prinsip Kemandirian, otonomi Prinsip Kemitraan atau Kerjasama Prinsip Partisipasi Prinsip Keterbukaan Prinsip Akuntabilitas Nirlaba Penjaminan Mutu Akses berkeadilan UUSPN pasal 51: (2) Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan. PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 49: (1) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas PP No. 66 Tahun 2010 Pasal 49 ayat (2) Prinsip pengelolaan pendidikan: (1) Nirlaba, (2) Akuntabilitas, (3) Penjaminan mutu, (4) Transparansi, (5) Akses berkeadilan;
  • 20. Ciri-ciri Sekolah yang Mandiri Bersifat adaptif dan antisipatif/ proaktif Ulet, inovatif, gigih, berani mengambil resiko Bertanggungjawab terhadap kinerja sekolah Memiliki pengaruh yang kuat terhadap input manajemen dan sumberdayanya Memiliki pengaruh yang kuat terhadap kondisi kerja Komitmen yang tinggi pada dirinya Prestasi merupakan acuan bagi penilaiannya
  • 21. Upaya Menciptakan Sekolah Yang Mandiri Mengembangkan unit-unit usaha/income generating unit untuk menghasilkan pemasukan dana Membangun kerjasama dengan pihak lain dalam bidang komersial, sehingga ada pemasukan dana Mengupayakan memperoleh bantuan secara kontinyu dari pemerintah daerah Meningkatkan peran dan fungsi komite sekolah dalam bidang pendanaan/ keuangan Mengoptimalkan potensi sumber daya sekolah memberdayakan alumni untuk memperoleh pemasukan dana Penanaman jiwa kewirausahaan Peningkatan kompetensi SDM yang menunjang kapasitas pengelolaan dana,
  • 22. Prinsip Kemitraan atau Kerjasama Pengertian suatu bentuk kerjasama antara sekolah dengan para pemangku kepentingan Upaya sekolah dalam membangun kemitraan atau kerjasama membentuk tim khusus Humas membuat wibsite mengaplikasikan SIM melaksanakan sosialisasi program dan promosi melaksanakan kontrak kerjasama dengan pihak terkait
  • 23. Prinsip Partisipasi Partisipasi proses di mana pemangku kepentingan terlibat aktif baik dalam pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/ pengevaluasian pendidikan di sekolah Tujuan utama meningkatkan kontribusi memberdayakan kemampuan pemangku kepentingan meningkatkan peran pemangku kepentingan, menjamin agar setiap keputusan mencerminkan aspirasi pemangku kepentingan Upaya-upaya peningkatan partisipasi pembuatan peraturan dan pedoman tatacara berpartisipasi penyediaan sarana partisipasi dan saluran komunikasi melakukan advokasi, publikasi, transparansi, relasisasi terhadap pemangku kepentingan; melibatkan pemangku kepentingan sesuai dengan relevansi dan kompetensinya
  • 24. Prinsip Keterbukaan Pengertian Pengembangan keterbukaan sangat diperlukan untuk membangun keyakinan dan kepercayaan publik terhadap sekolah. Keterbukaan merupakan keadaan di mana setiap orang yang terkait dengan sekolah dapat mengetahui proses dan hasil pengambilan keputusan di sekolah. Keterbukaan sama dengan apa adanya, tidak bohong, tidak memanipulasi, jujur, dan terbuka terhadap publik tentang apa yang dikerjakan oleh sekolah Upaya sekolah dalam membangun keterbukaan mendayagunakan berbagai jalur komunikasi, baik langsung maupun tidak langsung menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan informasi, bentuk informasi dan prosedur pengaduan apabila informasi tidak sampai kepada publik mengupayakan peraturan yang menjamin hak publik untuk memperoleh informasi memberikan laporan pertanggungjawaban tentang program- program yang telah dilaksanakan Keberhasilan transparansi ditunjukkan oleh beberapa indicator meningkatnya keyakinan dan kepercayaan publik kepada sekolah meningkatnya partisipasi publik terhadap penyelenggaraan sekolah bertambahnya wawasan dan pengetahuan publik terhadap penyelenggaraan sekolah berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di sekolah
  • 25. Prinsip Akuntabilitas • pertanggung jawaban sekolah kepada warga sekolah dan pemangku kepentingan melalui pelaporan dan pertemuan yang dilakukan secara terbuka Pengertian • untuk mendorong terciptanya tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja sekolah Tujuan utama akuntabilitas • menyusun pedoman tentang sistem akuntabilitas • menyusun pedoman pemantauan kinerja penyelenggara sekolah • menyusun rencana pengembangan sekolah; • menyusun indikator yang jelas tentang pengukuran kinerja sekolah • melakukan pengukuran kinerja sekolah • memberikan tanggapan terhadap pertanyaan atau pengaduan publik • menyampaikan semua upaya peningkatan akuntabilitas kepada publik Upaya-upaya yang dapat dilakukan sekolah
  • 27. Tupoksi Penyelenggaraan Pendidikan • Pasal 2-16 Peraturan Pemerintah 17 Tahun 2010 Pusat • Pasal 1-3 Permendikbud No. 14 Tahun 2015 LPMP • Pasal 17-27 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 • UU No. 23 Tahun 2014 (Provinsi tidak lagi meliputi PAUD, SD dan SMP) Provinsi • Pasal 28-38 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Kabupaten/Kota • Pasal 39-48 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Satuan Pendekatan oleh Masyarakat • Pasal 49-58 Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 Satuan Pendidikan