SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
1

32
Panduan Budi Pekerti
Panduan Budi Pekerti
Tim Penyusun
Penanggung Jawab
Hamid Muhammad
Pengarah Materi
Arie Budhiman
Muhamad Chozin Amirullah
Thamrin Kasman
Wowon Wirdayat
Supriano
Purwadi Sutanto
Mustaghfirin Amin
Penulis
Muhammad Husnil
Juandanilsyah
Sumharmoko
Suharlan
Nur Widyani
Sri Wahyungsih
Sumiyati
Fatmah Yunita
Sekretariat
Sekretariat Ditjen Dikdasmen
Komplek Kemdikbud Gedung E Lantai 5
Jl. Jend. Sudirman, Senayan
Jakarta Pusat
Narahubung
Untuk pengembangan isi buku ini sila hubungi kami melalui,
Surat elektronik : bagren.dikdas@kemdikbud.go.id
Telp/Fax : 021-5725612
54
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Panduan Budi Pekerti
Daftar Isi
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Infografis
Silabus
Kata Pengantar
Bagian I | Pendahuluan
Latar Belakang
Dasar Hukum
Tujuan
Sasaran
Bagian II | Penumbuhan Budi Pekerti
A. Gerakan
B. Penumbuhan
C. Budi pekerti
D. Non-kurikuler
E. Nilai-nilai Dasar Kebangsaan dan Kemanusiaan
F. Prinsip penerapan Penumbuhan
G. Waktu Pelaksanaan
Bagian III | Peran Pemangku Kepentingan
A. Pemerintah
B. Pemerintah Daerah
C. Pemerintah Kabupaten/Kota
D. Dewan Perwakilan Rakyat
E. Sekolah
F. Orangtua
G. Lembaga Swadaya Masyarakat
H. Media
I. Dunia usaha
J. Masyarakat Umum
Bagian IV | Pembiasaan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kemanusiaan
A. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual
B. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan
C. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan
	 Guru dan Orang Tua
D. Mengembangkan Interaksi Positif Antarpeserta Didik
E. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah
76
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
F. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh
G. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah
Bagian V | Pemantauan dan Evaluasi
A. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
B. Aspek-Aspek yang Dipantau dan Dievaluasi
Bagian VI | Penutup
98
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Silabus Pelatihan
Kelompok Materi : Umum
Materi Pelatihan	 : 1.1.1. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti ( Penumbuhan )
Alokasi Waktu	 : 3 JP
No Kompetensi Uraian Materi
Kegiatan dan Teknik
Penilaian
1.1 a.	Memahami
arah kebijakan
Penumbuhan
b.	Memahami
hakekat
Penumbuhan
c.	Memahami
peran pemangku
kepentingan
dalam
Penumbuhan
d.	Memahami
Pembiasaan
Penumbuhan
Budi Pekerti
e.	Memahami
Pemantauan
dan Evaluasi
Penumbuhan
Bagian I | Pendahuluan
A.	 Latar Belakang
B.	 Dasar Hukum
C.	Tujuan
D.	Sasaran
Bagian II | Penumbuhan Budi
Pekerti
A.	Gerakan
B.	Penumbuhan
C.	 Budi Pekerti
D.	Non-kurikuler
E.	 Nilai-nilai Dasar Kebangsaan dan
Kemanusiaan
F.	 Prinsip Penerapan Penumbuhan
G.	 Waktu Pelaksanaan
Bagian III | Peran Pemangku
Kepentingan
A.	Pemerintah
B.	 Pemerintah Provinsi
C.	 Pemerintah Kabupaten/Kota
D.	 Dewan Perwakilan Rakyat
E.	Sekolah
F.	Keluarga
G.	 Lembaga Swadaya Masyarakat
H.	Media
I.	 Dunia usaha
J.	 Masyarakat Umum
Bagian IV | Pembiasaan Nilai-nilai
Kebangsaan dan Kemanusiaan
A.	 Menumbuhkembangkan Nilai-nilai
Moral dan Spiritual
B.	 Menumbuhkembangkan Nilai-nilai
Kebangsaan dan Kebhinnekaan
C.	 Mengembangkan Interaksi Positif
Antara Peserta Didik dengan Guru
	Ceramah
menggunakan
powerpoint
materi Gerakan
Penumbuhan
Budi Pekerti
	 Tanya Jawab dan
diskusi contoh
pembiasaan
Gerakan
Penumbuhan
Budi Pekerti
	Demonstrasi
contoh
pembiasaan
Gerakan
Penumbuhan
Budi Pekerti
Pre dan Post Test
1110
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Outline Modul Pelatihan
I. KONSEP : Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti
Seorang siswa tak mungkin bisa berbudi pekerti dalam waktu sekejap. Ini
langkah panjang. Perlu pembiasaan. Maka dari itu, dalam Permendikbud No. 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti disebutkan alur pembudayaan
agar seorang siswa berbudi pekerti. Alur itu adalah diajarkan, dibiasakan, dilatih
konsisten, menjadi kebiasaan, menjadi karakter, dan menjadi budaya.
II. DESKRIPSI :
Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti
(Penumbuhan) ini merupakan salah
satu ikhtiar menerjemahkan visi
Kemendikbud 2014-2019, yaitu
membentuk insan dan ekosistem
pendidikan dan kebudayaan
yang berkarakter. Kemendikbud
merancang aturan tentang
No Kompetensi Uraian Materi
Kegiatan dan Teknik
Penilaian
1.1
C.	 Mengembangkan Interaksi Positif
Antara Peserta Didik dengan Guru
dan Orang Tua
D.	 Mengembangkan Interaksi Positif
Antarpeserta Didik
E.	 Merawat Diri dan Lingkungan
Sekolah
F.	 Mengembangkan Potensi Diri
Peserta Didik Secara Utuh
G.	 Pelibatan Orang Tua dan
Masyarakat di Sekolah
Bagian V | Pemantauan dan
Evaluasi
A.	 Pelaksanaan Pemantauan dan
Evaluasi
B.	 Aspek-Aspek yang Dipantau dan
Dievaluasi
penumbuhan budi pekerti ini sebagai
gerakan. Gerakan berarti menjadikan
aturan ini sebagai milik bersama.
Kemendikbud menggunakan
istilah penumbuhan, bukannya
penanaman. Kemendikud meyakini
bahwa pada dasarnya setiap siswa
memiliki bibit-bibit nilai positif.
Mereka tentu tahu apa itu kejujuran,
sopan santun, kebaikan, menolong
teman, dan sebagainya.Karena
sudah ada di dalam diri siswa, maka
menjadi tugas kita bersama untuk
membuat lingkungan agar nilai-
nilai positif yang ada dalam anak
itu tumbuh dengan baik, sehingga
membuahkan perilaku yang
berbudi pekerti. Caranya dengan
menciptakan iklim sekolah yang lebih
baik, agar semua warga sekolah
turut berbudi pekerti. Prosesnya ada
di dalam sekolah itu sendiri, bukan
dari luar sekolah lalu ditancapkan
dan ditanam. Penumbuhan ini
tak dimasukkan ke intra kurikuler.
Selain akan membuat tas seorang
anak lebih berat, jika Penumbuhan
ini dimasukkan ke intra kurikuler
maka hanya akan dilihat sebagai
pengetahuan. Padahal Penumbuhan
itu bukan sekadar pengetahuan,
tapi juga laku sehari-hari. Misalnya,
seseorang yang memiliki karakter
jujur itu tentu telah melalui proses
kebiasaan jujur. Kebiasaan itu dia
jalankan terus sehingga membentuk
karakternya, dan kemudian
menjelma menjadi budaya jujur.
Melihat pola ini, maka pendidikan
harus memasukkan proses
pembiasaan. Dalam Penumbuhan
ini Kemendikbud menggunakan jalur
non-kurikuler.
Ada 7 nilai positif yang hendak ditumbuhkan dalam Penumbuhan ini. Ketujuh
nilai itu ditumbuhkan melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan sepanjang
waktu, di sekolah, lingkungan, dan rumah. Berikut ini 7 pembiasaan tersebut:
1.	 Internalisasi sikap moral
dan spiritual, yaitu mampu
menghayati hubungan spiritual
dengan Sang Pencipta yang
diwujudkan dengan sikap moral
untuk menghormati sesama
makhluk hidup dan alam sekitar;
2.	 Keteguhan menjaga semangat
kebangsaan dan kebhinekaan
untuk merekatkan persatuan
bangsa, yaitu mampu terbuka
terhadap perbedaan Bahasa,
suku bangsa, agama, dan
golongan, dipersatukan
oleh keterhubungan untuk
mewujudkan tindakan bersama
sebagai satu bangsa, satu tanah
air dan berbagasa bersama
Bahasa Indonesia;
3.	 Interaksi sosial positif antara
peserta didik dengan figur orang
dewasa di lingkungan sekolah
dan rumah, yaitu mampu dan
mau menghormati guru, kepala
sekolah, tenaga kependidikan,
warga masyarakat di lingkungan
sekolah, dan orang tua;
4.	 Interaksi sosial positif
antarpeserta didik, yaitu
kepedulian terhadap kondisi
fisik dan psikologis antarteman
sebaya, adik kelas, dan kakak
kelas;
5.	 Memelihara lingkungan sekolah,
yaitu melakukan gotong-royong
untuk menjaga keamanan,
ketertiban, kenyamanan, dan
kebersihan lingkungan sekolah;
6.	 Penghargaan terhadap keunikan
potensi peserta didik untuk
1312
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
dikembangkan, yaitu mendorong
peserta didik gemar membaca
dan mengembangkan minat
yang sesuai dengan potensi
bakatnya untuk memperluas
cakrawala kehidupan di dalam
mengembangkan dirinya sendiri;
7.	 Penguatan peran orangtua dan
unsur masyarakat yang terkait,
yaitu melibatkan peran aktif
orangtua dan unsur masyarakat
untuk ikut bertanggungjawab
mengawal kegiatan pembiasaan
sikap dan perilaku positif di
sekolah.
III. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Materi Penumbuhan dilaksanakan melalui kegiatan ceramah, tanya jawab,
brainstorming dan diskusi
IV. TUGAS-TUGAS BESERTA LEMBAR KERJA
Menyusun rencana penerapan Penumbuhan di sekolah
V. PENILAIAN DAN RUBRIK
Penilaian dilakukan melalui penilaian proses pada saat pembelajaran dan penilaian
akhir berupa tes dengan instrumen yang bisa dikembangkan oleh masing-masing
penyaji
VI. BAHAN PENDUKUNG PEMBELAJARAN
Presentasi, video atau gambar/ info grafis yang mendukung
VII. POWER POINT MATERI
1514
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Kata Pengantar
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti pasal I ayat 2 dijelaskan bahwa Penumbuhan Budi Pekerti
adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari
hari pertama masuk sekolah sampai dengan kelulusan. Berarti sejak kelas 1 Sekolah
Dasar (SD) sampai kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.
Gerakan penumbuhan budi pekerti didasarkan pada kondisi masih terabaikannya
penerapan nilai-nilai dasar kemanusiaan yang berakar dari Pancasila. Artinya,
pemahaman nilainya masih dalam tataran konseptual, belum terwujud dalam nilai aktual
dengan cara yang menyenangkan di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan penumbuhan budi pekerti
dengan baik dijadikan sebagai praktik baik dan menjadi contoh untuk disebarluaskan
ke sekolah-sekolah lainnya. Melalui program ini diharapkan para peserta didik memiliki
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kompetensi
akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai
norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, Penumbuhan Budi
Pekerti diharapkan menjadi budaya sekolah.
Untuk lebih menyosialisasikan Permendikbud tersebut maka Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah menyusun Buku Panduan Pelaksanaan Gerakan
Penumbuhan Budi Pekerti sebagai salah satu bahan acuan dalam pelaksanaannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
buku ini. Sumbang saran dan koreksi dari berbagai pihak selalu kami harapkan.
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah,
Hamid Muhammad
1716
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Bagian 1 : Pendahuluan
Latar Belakang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) merasa terhormat untuk
mengemban salah satu amanat janji
kemerdekaan, yaitu mencerdaskan anak
bangsa. Bukan hanya cerdas secara
intelektual, melainkan juga secara emosional
dan spiritual. Bulatnya ketiga kecerdasan
ini disebut sebagai akhlak atau budi pekerti.
Semua ini merupakan buah pendidikan.
Namun, tak bisa dimungkiri, dunia pendidikan
Indonesia masih menghadapi banyak masalah,
seperti rendahnya kedisiplinan, integritas, dan
masih maraknya tindak kekerasan di sekolah.
Kemendikbud tak diam dan tak mendiamkan
masalah-masalah ini. Selain terus
meningkatkan kompetensi siswa melalui jalur
intra kurikuler, Kemendikbud juga menerbitkan
kebijakan-kebijakan penting non-kurikuler,
seperti Sekolah Aman, Indeks Integritas Ujian
Nasional, dan Penumbuhan Budi Pekerti.
Sekolah Aman adalah sekolah yang
memberikan perlindungan kepada anak
dalam proses pembelajaran, baik dari sisi
kesehatan, keselamatan, dan keamanannya.
Tak bisa ditutupi bahwa pada faktanya
berbagai kasus yang mengancam keamanan
serta keselamatan anak masih berlangsung
di sekolah. Angkanya memprihatinkan.
Namun, selama ini penanggulangannya
masih sepotong-sepotong, per kasus,
dan dianggap bukan sebagai persoalan
pendidikan. Mulai tahun 2015 Kemendikbud
menjadikan kekerasan di sekolah sebagai
persoalan pendidikan. Penanggulangannya
pun dilakukan secara menyeluruh. Hal ini
diatur dengan jelas dalam Permendikbud
No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di
Lingkungan Satuan Pendidikan.
Regulasi ini sesuai dengan Nawacita Presiden
Jokowi-JK, yaitu negara harus hadir memberi
perlindungan kepada anak, serta melakukan
intervensi terhadap kekerasan. Dengan
Permendikbud No. 82 Tahun 2015 ini sekolah
haruslah menjadi tempat yang menyenangkan
bagi anak-anak, seumpama mereka berada di
taman. Anak-anak tentu akan betah berada di
taman.
Kemendikbud juga berikhtiar menumbuhkan
integritas dalam diri mereka. Caranya dengan
memperkenalkan Indeks Integritas Ujian
Nasional (IIUN). Sejak 2015 Kemendikbud
menggunakan IIUN sebagai ukuran sekolah
baik. Berprestasi itu penting, namun jujur yang
utama.
Kompeten, anti-kekerasan, dan berintegritas
merupakan bagian dari budi pekerti. Namun,
seorang siswa tak mungkin bisa berbudi
pekerti dalam waktu sekejap. Ini langkah
panjang. Perlu pembiasaan. Maka dari itu,
dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti disebutkan
alur pembudayaan agar seorang siswa berbudi
pekerti. Alur itu adalah diajarkan, dibiasakan,
dilatih konsisten, menjadi kebiasaan, menjadi
karakter, dan menjadi budaya.
Sejatinya, Gerakan Penumbuhan Budi
Pekerti (selanjutnya disebut Penumbuhan) ini
merupakan salah satu ikhtiar menerjemahkan
visi Kemendikbud 2014-2019, yaitu
membentuk insan dan ekosistem pendidikan
dan kebudayaan yang berkarakter. Agar
kebijakan ini menjadi gerakan, maka
Kemendikbud perlu menerbitkan Panduan
Pelaksanaan Penumbuhan ini. Buku ini akan
menjadi acuan kerja bagi para pemangku
kepentingan yang peduli terhadap kemajuan
pendidikan dan generasi depan Indonesia.
A.
1918
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Dasar Hukum
1.	 Undang-undang Dasar 1945 pasal 28B tentang Perlindungan Anak.
2.	 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
3.	 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4.	 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
5.	 Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
6.	 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
7.	 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 55 Tahun 2014 tentang Masa
Orientasi Peserta Didik Baru di Sekolah.
8.	 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti.
9.	 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 82 Tahun 2015 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan
Pendidikan.
Tujuan
1.	 Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menantang tapi menyenangkan
bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan;
2.	 Menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter di
keluarga, sekolah, dan masyarakat;
3.	 Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, dan keluarga.
4.	 Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
Sasaran
1.	Siswa
2.	Guru
3.	 Tenaga Kependidikan
4.	 Orang tua/Wali
5.	 Komite Sekolah
6.	 Alumni; dan/atau
7.	 Dunia usaha
8.	Olahraga
9.	Seniman/Budayawan
10.	 Pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di sekolah.
B.
C.
D.
2120
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
2322
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Bagian 2 :
Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti
Gerakan
Kemendikbud merancang aturan tentang
penumbuhan budi pekerti ini sebagai gerakan.
Gerakan berarti menjadikan aturan ini sebagai
milik bersama (lebih detail ada di bagian III).
Dalam buku panduan ini kami memberikan
keleluasaan kepada pembaca untuk mengisi
contoh-contoh pembiasaan baik di sekitar
lingkungan pembaca sekalian. Karena
memang, penumbuhan budi pekerti tak
cukup hanya diterapkan di sekolah. Ia adalah
proses menyeluruh. Dari sisi tempat, berarti
dipraktikkan di sekolah, rumah, maupun
lingkungan sekitar; dari sisi waktu, berarti
senantiasa dilaksanakan setiap waktu; dari sisi
pelaku, berarti dilakukan oleh semua pelaku
pendidikan.
Penumbuhan
Bukan tanpa alasan Kemendikbud menggu-
nakan istilah penumbuhan, bukannya
penanaman. Menanam bermakna menaruh
bibit atau benih ke dalam tanah. Bibitnya
kita sudah tentukan, biasanya kita pilih, kita
seragamkan. Sementara kata menumbuhkan
berarti menumbuhkembangkan bibit yang
sudah ada. Caranya, dengan diberi lingkungan
yang cocok, ekosistem yang memungkinkan
terjadinya interaksi positif untuk tumbuh dan
berkembang.
Kemendikud meyakini bahwa pada dasarnya
setiap siswa memiliki bibit-bibit nilai positif.
Mereka tahu apa itu kejujuran, sopan
santun, kebaikan, menolong teman, dan
sebagainya. Mereka perlu pembiasaan yang
memungkinkan pengetahuan itu menjadi
karakter diri dalam keseharian dan akhirnya
menjadi budaya bersama.
Budi Pekerti
Budi pekerti merupakan istilah yang digunakan
untuk menyebut kepribadian seseorang itu
baik. Istilah lainnya adalah adab atau akhlak.
Kita melihat seseorang berbudi pekerti baik
bila memang dia telah memiliki kebiasaan
positif dalam sekujur hidupnya. Ini bukan
proses sehari jadi. Seorang disebut sebagai
jujur, contohnya, karena dia telah menjalani
kesehariannya dengan nilai-nilai kejujuran.
A.
B.
C.
2524
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Melalui Permendikbud No. 23 Tahun 2015 ini
Kemendikbud mendorong agar semua pelaku
pendidikan memiliki budi pekerti.
Karena sudah ada di dalam diri siswa, maka
menjadi tugas kita bersama untuk membuat
lingkungan agar nilai-nilai positif yang ada
dalam anak itu tumbuh dengan baik, sehingga
membuahkan perilaku yang berbudi pekerti.
Caranya dengan menciptakan iklim sekolah
dan lingkungan yang lebih baik, agar semua
warganya turut berbudi pekerti.
Non-Kurikuler
Namun, Penumbuhan ini tak dimasukkan
ke intra kurikuler. Selain akan membuat tas
seorang anak lebih berat, jika Penumbuhan
ini dimasukkan ke intra kurikuler maka hanya
akan dilihat sebagai pengetahuan. Padahal
Penumbuhan itu bukan sekadar pengetahuan,
tapi juga perilaku sehari-hari. Misalnya,
seseorang yang memiliki karakter jujur itu
tentu telah melalui proses kebiasaan jujur.
Kebiasaan itu dia jalankan terus menerus
sehingga membentuk karakternya, dan
kemudian menjelma menjadi budaya jujur.
Melihat pola ini, maka pendidikan harus
memasukkan proses pembiasaan.
Secara bahasa, pembiasaan berarti proses
agar sesuatu menjadi biasa. Dalam pepatah,
“alah bisa karena biasa”. Biasa adalah kata
sifat yang bermakna sudah merupakan hal
yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
sehari-hari; sudah menjadi adat.
Jika jujur hanya diajarkan lewat intra kurikuler,
maka hanya akan menjadi pengetahuan.
Ketika diuji nilainya tentu tinggi. Namun, pada
praktiknya seringkali tak muncul. Karena
itu, dalam Penumbuhan ini Kemendikbud
menggunakan jalur non-kurikuler.
D.
E.
F.
Nilai-Nilai Dasar Kebangsaan dan
Kemanusiaan
Ada 7 nilai positif yang hendak ditumbuhkan dalam Penumbuhan ini. Ketujuh nilai itu
ditumbuhkan melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan sepanjang waktu, di sekolah,
lingkungan, dan rumah. Berikut ini 7 pembiasaan tersebut:
1.	 Internalisasi sikap moral dan spiritual,
yaitu mampu menghayati hubungan
spiritual dengan Sang Pencipta yang
diwujudkan dengan sikap moral untuk
menghormati sesama makhluk hidup dan
alam sekitar;
2.	 Keteguhan menjaga semangat
kebangsaan dan kebhinekaan untuk
merekatkan persatuan bangsa, yaitu
mampu terbuka terhadap perbedaan
bahasa, suku bangsa, agama,
dan golongan, dipersatukan oleh
keterhubungan untuk mewujudkan
tindakan bersama sebagai satu bangsa,
satu tanah air dan berbangasa bersama
Bahasa Indonesia;
3.	 Interaksi sosial positif antara peserta didik
dengan figur orang dewasa di lingkungan
sekolah dan rumah, yaitu mampu dan
mau menghormati guru, kepala sekolah,
tenaga kependidikan, warga masyarakat
di lingkungan sekolah, dan orang tua;
4.	 Interaksi sosial positif antarpeserta didik,
yaitu kepedulian terhadap kondisi fisik
dan psikologis antarteman sebaya, adik
kelas, dan kakak kelas;
5.	 Memelihara lingkungan sekolah, yaitu
melakukan gotong-royong untuk menjaga
keamanan, ketertiban, kenyamanan, dan
kebersihan lingkungan sekolah;
6.	 Penghargaan terhadap keunikan potensi
peserta didik untuk dikembangkan,
yaitu mendorong peserta didik gemar
membaca dan mengembangkan minat
yang sesuai dengan potensi bakatnya
untuk memperluas cakrawala kehidupan
di dalam mengembangkan dirinya sendiri;
7.	 Penguatan peran orangtua dan unsur
masyarakat yang terkait, yaitu melibatkan
peran aktif orangtua dan unsur
masyarakat untuk ikut bertanggungjawab
mengawal kegiatan pembiasaan sikap
dan perilaku positif di sekolah.
Prinsip Penerapan Penumbuhan
Visi Kemendikbud 2019 adalah membentuk
insan dan ekosistem pendidikan dan
kebudayaan yang berkarakter. Ada 3
strategi untuk menjalankan visi tersebut,
yaitu penguatan pelaku pendidikan dan
kebudayaan, meningkatkan mutu dan akses,
dan efektivitas birokrasi melalui perbaikan tata
kelola dan pelibatan publik. Secara kategori,
Penumbuhan ini masuk pada strategi pertama
dan ke tiga.
Strategi pertama berarti mendorong
siswa aktif di satu sisi, dan meningkatkan
kemampuan dalam berperan di sisi lainnya.
Siswa yang selama ini lebih diposisikan
sebagai obyek akan semakin dilibatkan
menjadi subyek pendidikan. Pelibatan siswa
secara teknis akan disesuaikan dengan
jenjang pendidikan, seperti PAUD, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Semakin
tinggi jenjang, semakin besar pula peran
serta aktifnya.
2726
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Dalam strategi ke tiga, khususnya tentang pelibatan publik, Kemendikbud mengajak seluruh
masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan Penumbuhan ini. Masyarakat dan keluarga
juga memiliki peran saat penerapan Penumbuhan. Pemerintah dan sekolah tak bisa sendirian
dalam melakukannya. Namun, dalam menerapkannya perlu prinsip utama. Berikut ini beberapa
prinsip utama dalam menerapkan Penumbuhan, baik di sekolah, lingkungan masyarakat,
maupun keluarga.
•	 Penumbuhan Budi Pekerti mengajak
keterlibatan seluruh warga sekolah, bukan
hanya menjadikan siswa sebagai sasaran
tunggal. Budaya sekolah akan terbentuk
dengan kokoh saat seluruh warga sekolah
terlibat dan konsisten mendorong dan
menjaganya.
•	 Setiap siswa terlibat dalam seluruh
kegiatan yang dilaksanakan dalam
kerangka Penumbuhan. Setiap siswa
juga diberi kesempatan untuk secara
bergantian memimpin dan mengelola
kegiatan-kegiatan yang diadakan. Jiwa
kepemimpinan ditumbuhkan dalam diri
setiap siswa.
•	 Penumbuhan Budi Pekerti tidak seragam
secara nasional, namun terbuka pada
konteks dan nilai-nilai muatan lokal
dan keragaman model dan metode.
Praktik-praktik baik perlu dikumpulkan
dan disebarkan antarsekolah agar
pembelajaran dapat berjalan lebih cepat.
•	 Setiap kegiatan dalam kerangka
Penumbuhan Budi Pekerti memiliki tujuan
mendalam dan bukan sekadar ritualistik.
Penumbuhan berbagai kemampuan
dan karakter baik ditumbuhkan melalui
pembiasaan terus-menerus.
•	 Penumbuhan Budi Pekerti mendorong
pendekatan positif dalam menyelesaikan
masalah. Daripada terlalu berfokus hanya
pada melarang perbuatan yang tidak baik,
sekolah perlu mendorong siswa untuk
melakukan perbuatan yang baik sebagai
alternatifnya.
•	 Penumbuhan Budi Pekerti mendorong
sekolah untuk secara sengaja
merencanakan kegiatan-kegiatan yang
relevan terhadap tumbuh kembang siswa,
terutama aspek-aspek yang selama ini
terkesampingkan akibat fokus berlebihan
pada aspek akademik yang sempit.
Siswa perlu mendapat kesempatan untuk
mengembangkan potensi dirinya secara
utuh dan bersiap menghadapi kehidupan
nyata dan berkontribusi positif pada
masyarakat.
Waktu Pelaksanaan
Karena dirancang sebagai praktik yang menyeluruh, Penumbuhan ini dilaksanakan sepanjang
proses pembelajaran di sekolah, sejak seorang siswa masuk sekolah hingga lulus. Untuk
Sekolah Dasar (SD) dilaksanakan mulai siswa hari pertama masuk sekolah. Sementara untuk
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dan Pendidikan Khusus dilaksanakan mulai hari pertama Masa Orientasi
Peserta Didik Baru (MOPDB).
G.
2928
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Bagian 3 :
Peran Pemangku Kepentingan
GBPB ini merupakan gerakan bersama yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Ini
masalah kita bersama. Para pemangku kepentingan di sini adalah pemerintah, DPR, lembaga
swadaya masyarakat, media, sekolah, orang tua, dunia usaha, dan masyarakat
pada umumnya.
Para pemangku kepentingan itu memiliki peran masing-masing. Berikut ini peran mereka:
PEMERINTAH
•	 Merumuskan kebijakan Penumbuhan.
•	 Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan Penumbuhan.
•	 Menyusun panduan pelaksanaan Penumbuhan dan materi sosialisasi.
•	 Mengadakan sosialisasi Penumbuhan.
•	 Melaksanakan kerja sama dan pemberdayaan peran masyarakat dalam Penumbuhan.
•	 Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Penumbuhan.
PEMERINTAH PROVINSI
•	 Melaksanakan kewenangan desentralisasi kebijakan Penumbuhan.
•	 Melakukan koordinasi pelaksanaan Penumbuhan dengan kabupaten/kota.
•	 Memasukkan anggaran Penumbuhan dalam APBD Provinsi
•	 Merumuskan bimbingan teknis Penumbuhan pada pendidikan menengah dan pendidikan
khusus.
•	 Melaksanakan bimbingan teknis Penumbuhan pada pendidikan menengah dan pendidikan
khusus.
•	 Melaksanakan kerja sama dan pemberdayaan serta masyarakat dalam Penumbuhan.
•	 Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Penumbuhan.
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
•	 Melaksanakan kewenangan desentralisasi kebijakan Penumbuhan.
•	 Melaksanakan kewenangan tugas dekosentrasi kebijakan Penumbuhan pada pendidikan
dasar.
•	 Memasukkan anggaran Penumbuhan dalam APBD Kabupaten/Kota.
•	 Merumuskan kebijakan teknis Penumbuhan pada pendidikan dasar.
•	 Melaksanakan bimbingan teknis Penumbuhan pada pendidikan dasar.
•	 Melaksanakan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam Penumbuhan
pada pendidikan dasar.
•	 Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Penumbuhan.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (PUSAT DAN DAERAH)
•	 Membantu pengawasan pelaksanaan Penumbuhan sesuai peraturan yang berlaku
•	 Mendukung alokasi anggaran untuk pelaksanaan Penumbuhan
SEKOLAH (GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN)
•	 Menyusun program kerja Penumbuhan dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS) sesuai
3130
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
sumber daya dan sumber dana yang tersedia.
•	 Menerapkan pembiasaan nilai-nilai Penumbuhan, baik kegiatan wajib, pembiasaan umum
maupun pembiasaan periodik di lingkungan sekolah dengan konsep sekolah sebagai
taman.
•	 Menerapkan pembiasaan nilai-nilai Penumbuhan sebagai kegiatan harian, mingguan,
bulanan, tengah tahunan, dan akhir tahunan sesuai dengan kearifan lokal.
•	 Menjalin kerja sama yang baik dengan orangtua dan masyarakat dalam Penumbuhan.
KELUARGA (ORANGTUA/WALI)
•	 Membuat komitmen antara anggota keluarga untuk melaksanakan Penumbuhan.
•	 Melaksanakan Penumbuhan di lingkungan keluarga sebagai upaya untuk menanamkan
pendidikan sosial dan keluarga agar memperkuat nilai-nilai keharmonisan keluarga.
•	 Menerapkan pembiasaan nilai-nilai Penumbuhan di lingkungan rumah, baik dengan
kegiatan wajib, pembiasaan umum maupun pembiasaan periodik.
•	 Berperan aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah, baik intra atau ekstra kurikuler.
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
•	 Membantu menyebarluaskan Penumbuhan melalui serangkaian kegiatan positif
•	 Menerapkan prinsip-prinsip Penumbuhan dalam setiap kampanye program
MEDIA
•	 Memberitakan peristiwa yang sesuai dengan prinsip Penumbuhan
•	 Bekerja sama dengan sekolah menerapkan Penumbuhan di wilayah kerja mereka
•	 Melakukan sosialisasi Penumbuhan
•	 Melakukan inovasi dalam memperkuat Penumbuhan
DUNIA USAHA
•	 Mengutamakan perekrutan karyawan dengan mengacu pada prinsip Penumbuhan
•	 Mengalokasikan dana tanggung jawab sosial perusahaan untuk Penumbuhan
•	 Menjalankan bisnis, terutama dalam hal pemasaran, sesuai dengan prinsip Penumbuhan
MASYARAKAT UMUM
•	 Mendukung pelaksanaan Penumbuhan di dalam dan di luar sekolah.
•	 Berperan aktif menciptakan lingkungan yang sesuai prinsip Penumbuhan.
•	 Mencegah kegiatan masyarakat yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Penumbuhan.
3332
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Bagian 4 :
Pembiasaan Nilai-Nilai Kebangsaan
dan Kemanusiaan
Perlu pembiasaan untuk bisa menumbuhkan budi pekerti pada siswa dan pelaku pendidikan.
Pembiasaan ini ada yang harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan, dan tahunan.
Juga ada kegiatan wajib dan kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi daerah. Untuk
kegiatan wajib harus dilakukan secara seragam. Namun, untuk yang terakhir Kemendikbud
menyerahkannya ke lingkungan masing-masing. Ini demi menjaga keberagaman laku-laku
positif yang ada di Nusantara.
Untuk itu, kami memberikan kesempatan kepada khalayak untuk mengisi contoh
pembiasaan baik di bagian yang kami kosongkan. Setelah mengisinya, kami memohon untuk
mengirimkannya kepada kami melalui surat elektronik bagren.dikdas@kemdikbud.go.id. Kami
akan mengumpulkan praktik baik itu, dan akan menjadi pembelajaran bagi kita semua.
Berikut ini pembiasaan Penumbuhan untuk sekolah:
1. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual
Kegiatan Wajib
Sebelum dan sesudah pelajaran guru dan peserta didik berdoa bersama sesuai dengan
keyakinan masing-masing yang dipimpin seorang peserta didik secara bergantian.
Pembiasaan Umum
Membiasakan menunaikan ibadah bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing, baik di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal.
Pembiasaan Periodik
Membiasakan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan sederhana dan
khidmat.
Contoh Pembiasaan Lainnya
1.	 Santun dalam berbicara dan berperilaku;
2.	 Berpakaian sopan dan sesuai aturan sekolah;
3.	 Mengucapkan salam saat masuk kelas;
4.	 Membaca doa sebelum dan sesudah belajar sesuai dengan keyakinan yang dianut
dipimpin siswa secara bergiliran di bawah bimbingan guru;
5.	 Guru menyisipkan pesan moral yang konkret dalam doa bersama sesuai
pemahaman peserta didik;
6.	 Warga sekolah menunaikan ibadah bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing; dll
3534
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Contoh pembiasaan baik yang ada di lingkunganmu
1.
2.
3.
4.
Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik
bagren.dikdas@kemdikbud.go.id
2. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan
Kebhinnekaan
Kegiatan Wajib
1.	 Melaksanakan upacara bendera setiap Senin, hari-hari besar, dan pembukaan
Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) untuk jenjang SMP, SMA, SMK,
dan sekolah pada jalur pendidikan khusus yang setara. Upacara ini dilakukan
komandan dan para petugas upacara dari pengurus OSIS serta kepala sekolah/
wakil bertindak sebagai inspektur upacara. Demi menjaga keberagaman adat
dan budaya Nusantara, untuk bentuk upacara ini boleh disesuaikan dengan
kondisi lokal masing-masing satuan pendidikan. Misalnya, boleh saja upacara
menggunakan pakaian adat, tak melulu mengenakan pakaian seragam.
2.	 Menyanyikan lagu bernuansa patriotik dan cinta tanah air, baik lagu wajib nasional,
lagu daerah maupun lagu-lagu kebangsaan terkini.
Pembiasaan Umum
Mengenalkan beragam keunikan potensi daerah asal siswa melalui berbagai media dan
kegiatan positif.
Pembiasaan periodik
Membiasakan perayaan Hari Besar Nasional dengan mengkaji atau mengenalkan
pemikiran dan semangat yang melandasinya melalui berbagai media dan aktivitas.
Pembiasaan Baik
1. Dalam satu minggu ada hari berbahasa daerah.
Contoh pembiasaan baik di daerahmu
1.
2.
3.
4.
Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik
bagren.dikdas@kemdikbud.go.id
Contoh Pembiasaan Lainnya
1.	 Menyosialisasikan lagu wajib nasional, lagu daerah, dan/ atau lagu patriotik, seperti
Bagimu Negeri, Halo-Halo Bandung, Pancasila Rumah Kita, Kebyar–Kebyar,
Bendera, Garuda di Dadaku, dll ke berbagai media sosial dan kegiatan;
2.	 Memberi sikap hormat pada saat upacara kenaikan bendera;
3.	 Ikut memperingati dan berpartisipasi dalam perayaan hari-hari besar nasional;
4.	 Memberi dukungan secara patriotis dan terhormat kepada anak bangsa yang
sedang berlaga;
5.	 Turut berpartisipasi membangun bangsa lewat kemampuan yang dimiliki;
6.	 Memberi apresiasi positif pada budaya daerah lain; dll.
3. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik
dengan Guru dan Orang Tua
Kegiatan Wajib
Membiasakan pertemuan orangtua siswa pada setiap tahun ajaran baru untuk
menyosialisasikan visi, aturan, materi dan capaian belajar siswa yang diharapkan dapat
dukungan orang tua di rumah.
Pembiasaan Umum
1.	 Memberi salam, senyum dan sapaan kepada setiap orang di komunitas sekolah.
2.	 Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut kedatangan
peserta didik sesuai dengan tata nilai yang berlaku.
Pembiasaan Periodik
1.	 Membiasakan peserta didik (dan keluarga) untuk berpamitan dengan orangtua/
wali/penghuni rumah saat pergi dan lapor saat pulang, sesuai kebiasaan/adat yang
dibangun masing-masing keluarga;
2.	 Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru sebelum
pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian.
Contoh pembiasaan lainnya
1.	 Memberi salam, senyum, dan sapa;
2.	 Peserta didik mencium tangan dan/atau memeluk orang tua/wali sebelum
berangkat ke sekolah;
3.	 Melaksanakan senam/olahraga bersama yang gerakannya dapat disesuaikan
dengan tradisi daerah masing-masing;
4.	 Pemeriksaan isi tas dan gawai (gadget) peserta didik;
5.	 Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok sebaya (peer group) yang dihadiri
oleh pendidik dan tenaga kependidikan;
6.	 Turut mengamati perkembangan peserta didik melalui buku komunikasi siswa, dll.
Contoh pembiasaan baik di daerahmu
1.
2.
3.
4.
Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik
bagren.dikdas@kemdikbud.go.id
4. Mengembangkan Interaksi Positif Antarpeserta Didik
Kegiatan Wajib
Membiasakan pertemuan di lingkungan sekolah dan/atau rumah untuk belajar kelompok
3736
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
yang diketahui oleh guru dan/atau orangtua.
Pembiasaan umum
Gerakan kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk warga sekolah
yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan lainnya.
Pembiasaan periodik
Membiasakan siswa saling membantu bila ada siswa yang sedang mengalami musibah
atau kesusahan.
Contoh pembiasaan lainnya
1.	 Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok sebaya (peer group) dengan
dipimpin secara bergiliran;
2.	 Mengikutsertakan peserta didik dalam penyusunan tata tertib sekolah;
3.	 Penataan ruang kelas secara bersama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kelas;
4.	 Menghidupkan dan bersama-sama aktif dalam komunitas pengembangan bakat
dan minat siswa;
5.	 Menumbuhkan sikap saling menolong di saat salah satu siswa membutuhkan;
6.	 Menjenguk siswa yang sakit dan mendoakannya secara bersama-sama, dll.
Contoh pembiasaan baik di daerahmu
1.
2.
3.
4.
Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik
bagren.dikdas@kemdikbud.go.id
5. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah
Kegiatan Wajib
Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dengan membentuk kelompok
lintas kelas dan berbagi tugas sesuai usia dan kemampuan siswa.
Pembiasaan umum
1.	 Membiasakan penggunaan sumber daya sekolah (air, listrik, telepon, dsb) secara
efisien melalui berbagai kampanye kreatif dari dan oleh peserta didik.
2.	 Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan.
3.	 Membangun budaya peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan di bangkunya
masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab individu maupun kebersihan kelas
dan lingkungan sekolah sebagai bentuk tanggung jawab bersama.
Pembiasaan periodik
1.	 Mengajarkan simulasi antre dengan berbaris sebelum masuk kelas.
2.	 Antre saat bergantian memakai fasilitas sekolah.
3.	 Peserta didik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan bergantian regu.
4.	 Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah secara bergiliran.
5.	 Melaksanakan kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas kebersihan
setempat.
Contoh pembiasaan lainnya
1.	 Menjaga kebersihan pakaian seragam masing-masing;
2.	 Mencuci tangan sebelum makan;
3.	 Membiasakan memungut sampah yang dijumpai;
4.	 Mematikan kran air saat tidak digunakan;
5.	 Tidak menempel bahan publikasi di sembarang tempat;
6.	 Membersihkan sanitasi seperti toilet, wastafel, kamar mandi, dan/atau saluran air;
7.	 Pemeriksaan kebersihan gigi, kuku, dan rambut; dll.
Contoh pembiasaan baik di daerahmu
1.
2.
3.
4.
Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik
bagren.dikdas@kemdikbud.go.id
6. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh
Kegiatan Wajib
1.	 Membaca buku selain pelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
2.	 Seluruh warga sekolah (guru, tenaga kependidikan, siswa) memanfaatkan waktu
sebelum memulai hari pembelajaran pada hari-hari tertentu untuk kegiatan olah
fisik seperti senam kesegaran jasmani, dilaksanakan secara berkala dan rutin,
sekurang-kurangnya satu kali dalam seminggu.
Pembiasaan umum
1.	 Peserta didik membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai bentuk
(rekening bank, celengan, dan lainnya).
2.	 Membangun budaya bertanya dan melatih peserta didik mengajukan pertanyaan
kritis dan membiasakan siswa mengangkat tangan sebagai isyarat akan
mengajukan pertanyaan;
3.	 Membiasakan setiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi pemimpin dengan
cara memberikan kesempatan pada setiap siswa tanpa kecuali, untuk memimpin
secara bergilir dalam kegiatan-kegiatan bersama/berkelompok.
Pembiasaan periodik
Peserta didik melakukan kegiatan positif secara berkala sesuai dengan potensi dirinya.
Pembiasaan lainnya
1.	 Setiap peserta didik dapat menjadi pemimpin dalam setiap kegiatan bersama,
seperti berbaris menjelang masuk kelas, membaca doa sebelum dan sesudah
belajar, piket kelas, kerja bakti;
2.	 Peserta didik menulis kegiatan hari Sabtu dan Minggu, yang hasilnya diserahkan
kepada guru kelas/wali kelas yang sesuai dan diapresiasi sesuai dengan kondisi
sekolah;
3.	 Membuat buletin dan/atau majalah dinding;
4.	 Melaksanakan pentas seni atau pameran karya peserta didik;
5.	 Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengem­bangkan kemampuan,
bakat, dan minat;
6.	 Memberi peluang peserta didik untuk belajar menjadi enterpreneurship; dll
3938
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Contoh pembiasaan baik di daerahmu
1.
2.
3.
4.
Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik
bagren.dikdas@kemdikbud.go.id
7. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah
Kegiatan Wajib
Mengadakan pameran karya siswa pada setiap akhir tahun ajaran dengan mengundang
orangtua dan masyarakat untuk memberi apresiasi pada siswa.
Pembiasaan umum
Orangtua membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap malam untuk
bercengke-rama dengan anak mengenai kegiatan di sekolah.
Pembiasaan periodik
1.	 Masyarakat bekerja sama dengan sekolah untuk mengakomodasi kegiatan
kerelawanan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di
lingkungan sekitar sekolah.
2.	 Masyarakat dari berbagai profesi terlibat berbagi ilmu dan pengalaman kepada
siswa di dalam sekolah.
Contoh pembiasaan lainnya
1.	 Melaksanakan kegiatan bank sampah yang bekerja sama dengan pihak terkait;
2.	 Melaksanakan bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah;
3.	 Terus mendorong orang tua/wali untuk mengantar anaknya di hari pertama sekolah
ataupun di hari-hari lain;
4.	 Orang tua memberikan kesempatan kepada anaknya untuk bercerita tentang
pengalaman di sekolah;
5.	 Mendorong masyarakat dan dunia usaha agar bersama-sama berpartisipasi
membangun sekolah dalam berbagai kegiatan;
6.	 Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah yang relevan; dll.
Contoh pembiasaan baik di daerahmu
1.
2.
3.
Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik
bagren.dikdas@kemdikbud.go.id
Contoh Pembiasaan baik bagi orangtua:
1.	 Gerakan Hari Pertama Sekolah
2.	 Mulai tahun 2015 Kemendikbud mengajak orangtua untuk lebih terlibat aktif dalam
pendidikan anak. Kini, orangtua tak hanya menjadi penonton di luar pagar, tapi
masuk ke gelanggang untuk bersama-sama mendidik anak. Pendidikan anak bukan
hanya milik sekolah, tapi juga orangtua.
3.	 Keterlibatan orangtua diwujudkan sejak hari pertama sekolah. Hari pertama sekolah
adalah tonggak sejarah bagi perkembangan anak. Karena itu Kemendikbud
menggelar Gerakan Hari Pertama Sekolah; gerakan yang mengajak orangtua
untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah pada hari pertama. Tentu, dalam
mengantar itu bukan hanya sampai di gerbang, melainkan juga sampai ke ruang
kelas dan berkenalan dengan guru, wali kelas, dan kepala sekolah. Proses ini akan
menciptakan ekosistem pendidikan. Orangtua dan pihak sekolah menjadi mitra
bagi pendidikan anak.
Contoh Pembiasaan baik oleh sekolah:
1.	 Membaca buku selain pelajaran 15 menit sebelum pelajaran pertama dimulai
2.	 Untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap buku, Kemendikbud
menerapkan peraturan bahwa 15 menit sebelum pelajaran anak-anak dan guru
diminta membaca buku selain buku pelajaran. Untuk jenis buku, Kemendikbud
memberikan keleluasaan kepada pihak sekolah dan pelaku pendidikan di mana
pun. Buku yang dibaca itu bisa buku sastra, agama, sains, ilmu pengetahuan
popular, dan sebagainya. Titik pentingnya adalah menumbuhkan kecintaan anak-
anak terhadap membaca dan buku.
	 	 •  Sekolah wajib membuka perpustakaan.  
	 	 •  Perpustakaan sebagai pusat refererensi pelajaran sekolah.  
	 	 •  Wajib membuat majalah dinding di sekolah.
4140
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Bagian 5 : Pemantauan dan Evaluasi
Agar Penumbuhan ini berjalan sesuai rencana maka perlu pemantauan dan evaluasi. Upaya
ini dilakukan bukan hanya oleh pemerintah, melainkan juga oleh orangtua, masyarakat, pegiat
sosial, dan media.
A. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
Untuk memantau pelaksanaan Penumbuhan ini bisa dilakukan dengan observasi langsung atas
proses, wawancara kepada sumber/pelaku utama, dan kegiatan diskusi terbatas melalui forum
group discussion (FGD).
1.	 Pemantauan dan evaluasi kegiatan Penumbuhan ini dapat dilaksanakan pertengahan
tahun atau akhir tahun ajaran baru.
2.	 Pemantauan dan evaluasi kegiatan pembiasaan serta interaksi dan komunikasi di sekolah
dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
3.	 Pemantauan dan evaluasi kegiatan gerakan penumbuhan budi pekerti pada ajaran baru
dilaksanakan oleh sekolah.
a.	 Pemantauan dan evaluasi kegiatan MOPDB dilaksanakan pada awal tahun 	
pelajaran baru oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
b.	 Pemantauan dan evaluasi kegiatan pembiasaan serta interaksi dan komunikasi
di sekolah dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun oleh
pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
c.	 Pemantauan dan evaluasi kegiatan saat kelulusan dilaksanakan pada akhir
tahun pelajaran oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
B. Aspek-Aspek yang Dipantau dan Dievaluasi
1.	 Perubahan tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang Penumbuhan.
2.	 Perubahan sikap dan penghayatan setiap warga sekolah terkait Penumbuhan.
3.	 Perubahan tingkah laku/kebiasaan sehari-hari ketika dan setelah melaksanakan
Penumbuhan.
4.	 Sistem pembelajaran di kelas setelah Penumbuhan.
5.	 Perubahan keadaan lingkungan sekolah, lingkungan di sekitar sekolah, dan lingkungan
tempat tinggal siswa yang meliputi tingkat kebersihan, sanitasi, keindahan, keamanan,
ketertiban, kekeluargaan, keramahan, dan sebagainya.
6.	 Tingkat partisipasi masyarakat dalam Penumbuhan.
4342
Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti
Bagian 6 : Penutup
Meski sudah sampai pada penutup, pada prinsipnya buku panduan ini sangat bisa
berkembang. Perkembangan yang kami maksudkan adalah menuju ke arah yang lebih baik.
Untuk itu, kami memohon kesediaan pembaca untuk memberikan masukan-masukan berharga
demi perkembangan buku ini ke depan.
Sila kirim masukan Anda melalui surat elektronik kami, bagren.dikdas@kemdikbud.go.id.
Atau bisa langsung melalui sur-el masing-masing penyusun yang ada di dalam Tim penyusun
di bagian depan buku ini.
Ini semua, tiada lain, demi peningkatan kualitas pendidikan dan generasi kita pada masa
depan. Mari bersama-sama menumbuhkan budi pekerti pada siswa, juga kita semua.

More Related Content

What's hot

Rencana pengembangan madrasah
Rencana pengembangan madrasahRencana pengembangan madrasah
Rencana pengembangan madrasahMediaArtisia
 
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdfAKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdfCaLang1
 
Penetapan KKM Kur KTSP
Penetapan KKM Kur KTSPPenetapan KKM Kur KTSP
Penetapan KKM Kur KTSPRahmat Hidayat
 
Contoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaanContoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaanHamzah Chalik
 
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
 2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1 2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1YosiOktafianti1
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxCahyoNugroho82
 
MATERI BUKTI FISIK PKKS.pptx
MATERI BUKTI FISIK PKKS.pptxMATERI BUKTI FISIK PKKS.pptx
MATERI BUKTI FISIK PKKS.pptxeky tea
 
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaranInstrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaranSuaidin -Dompu
 
Refleksi Tindak Lanjut Observasi Kelas.docx
Refleksi Tindak Lanjut Observasi Kelas.docxRefleksi Tindak Lanjut Observasi Kelas.docx
Refleksi Tindak Lanjut Observasi Kelas.docxyendra3
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanAmbar Fidianingsih
 
PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptxPPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptxGGYes
 
Laporan tahunan kepala sekolah
Laporan tahunan kepala sekolahLaporan tahunan kepala sekolah
Laporan tahunan kepala sekolahJogie Suaduon
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitaTjoetnyak Izzatie
 
A20b3_YAHYA_LK Aksi Nyata_Deasain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdf
A20b3_YAHYA_LK Aksi Nyata_Deasain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdfA20b3_YAHYA_LK Aksi Nyata_Deasain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdf
A20b3_YAHYA_LK Aksi Nyata_Deasain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdfMochamad Yahya
 
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptxMATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptxAnonymous6qFUfWZ
 
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptxMateri  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptxArmanDino4
 

What's hot (20)

Rencana pengembangan madrasah
Rencana pengembangan madrasahRencana pengembangan madrasah
Rencana pengembangan madrasah
 
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdfAKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
 
Penetapan KKM Kur KTSP
Penetapan KKM Kur KTSPPenetapan KKM Kur KTSP
Penetapan KKM Kur KTSP
 
Contoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaanContoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaan
 
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
 2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1 2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
 
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
3. PPT Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
PKKS 2022.pptx
PKKS 2022.pptxPKKS 2022.pptx
PKKS 2022.pptx
 
MATERI BUKTI FISIK PKKS.pptx
MATERI BUKTI FISIK PKKS.pptxMATERI BUKTI FISIK PKKS.pptx
MATERI BUKTI FISIK PKKS.pptx
 
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaranInstrumen supervisi kegiatan pembelajaran
Instrumen supervisi kegiatan pembelajaran
 
Refleksi Tindak Lanjut Observasi Kelas.docx
Refleksi Tindak Lanjut Observasi Kelas.docxRefleksi Tindak Lanjut Observasi Kelas.docx
Refleksi Tindak Lanjut Observasi Kelas.docx
 
Instrumen supervisi kelas
Instrumen supervisi kelasInstrumen supervisi kelas
Instrumen supervisi kelas
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIKPANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
 
Refleksi rpp ke 3
Refleksi rpp ke 3Refleksi rpp ke 3
Refleksi rpp ke 3
 
PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptxPPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum dan Panduan Diskusi Komunitas Praktisi.pptx
 
Laporan tahunan kepala sekolah
Laporan tahunan kepala sekolahLaporan tahunan kepala sekolah
Laporan tahunan kepala sekolah
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
 
A20b3_YAHYA_LK Aksi Nyata_Deasain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdf
A20b3_YAHYA_LK Aksi Nyata_Deasain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdfA20b3_YAHYA_LK Aksi Nyata_Deasain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdf
A20b3_YAHYA_LK Aksi Nyata_Deasain Layanan Bimbingan dan Konseling.pdf
 
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptxMATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx
 
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptxMateri  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
 

Viewers also liked

3. bahan tayang penumbuhan budi pekerti
3. bahan tayang penumbuhan budi pekerti3. bahan tayang penumbuhan budi pekerti
3. bahan tayang penumbuhan budi pekertiMJUNAEDI1961
 
Paparan Mendikbud Mengenai Penumbuhan Budi Pekerti,
Paparan Mendikbud Mengenai Penumbuhan Budi Pekerti,Paparan Mendikbud Mengenai Penumbuhan Budi Pekerti,
Paparan Mendikbud Mengenai Penumbuhan Budi Pekerti,Edi Topan
 
Materi umum 1.2 kebijakan dinamika perkembangan kurikulum
Materi umum   1.2 kebijakan dinamika perkembangan kurikulumMateri umum   1.2 kebijakan dinamika perkembangan kurikulum
Materi umum 1.2 kebijakan dinamika perkembangan kurikulumMuhamad Charis
 
Tugas budi pekerti
Tugas budi pekertiTugas budi pekerti
Tugas budi pekertidhitapencari
 
Materi umum 1.2b panduan pbp
Materi umum 1.2b panduan pbpMateri umum 1.2b panduan pbp
Materi umum 1.2b panduan pbpEko Supriyadi
 
Daniel rosyid on Pendidikan Budi Pekerti
Daniel rosyid  on Pendidikan Budi PekertiDaniel rosyid  on Pendidikan Budi Pekerti
Daniel rosyid on Pendidikan Budi PekertiAkhmad Guntar
 
Pendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekertiPendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekertiZainulmbois
 
Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswa
Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswaMateri umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswa
Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswaEko Supriyadi
 
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116 Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116 MJUNAEDI1961
 

Viewers also liked (9)

3. bahan tayang penumbuhan budi pekerti
3. bahan tayang penumbuhan budi pekerti3. bahan tayang penumbuhan budi pekerti
3. bahan tayang penumbuhan budi pekerti
 
Paparan Mendikbud Mengenai Penumbuhan Budi Pekerti,
Paparan Mendikbud Mengenai Penumbuhan Budi Pekerti,Paparan Mendikbud Mengenai Penumbuhan Budi Pekerti,
Paparan Mendikbud Mengenai Penumbuhan Budi Pekerti,
 
Materi umum 1.2 kebijakan dinamika perkembangan kurikulum
Materi umum   1.2 kebijakan dinamika perkembangan kurikulumMateri umum   1.2 kebijakan dinamika perkembangan kurikulum
Materi umum 1.2 kebijakan dinamika perkembangan kurikulum
 
Tugas budi pekerti
Tugas budi pekertiTugas budi pekerti
Tugas budi pekerti
 
Materi umum 1.2b panduan pbp
Materi umum 1.2b panduan pbpMateri umum 1.2b panduan pbp
Materi umum 1.2b panduan pbp
 
Daniel rosyid on Pendidikan Budi Pekerti
Daniel rosyid  on Pendidikan Budi PekertiDaniel rosyid  on Pendidikan Budi Pekerti
Daniel rosyid on Pendidikan Budi Pekerti
 
Pendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekertiPendidikan budi pekerti
Pendidikan budi pekerti
 
Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswa
Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswaMateri umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswa
Materi umum 1.7 peran keluarga dalam pembelajaran siswa
 
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116 Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
Layout panduan gerakan literasi sekolah di sekolah dasar 260116
 

Similar to Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti

Tugas kak lia
Tugas kak liaTugas kak lia
Tugas kak liasultanary
 
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMakalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMara Sutan Siregar
 
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptxPendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptxAnwarMukhtarom
 
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docx
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docxBAB 1 zulia binfes luar sekolah .docx
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docxzuliasaputra2
 
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docx
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docxPROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docx
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docxPFathimah
 
AKSI NYATA Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
AKSI NYATA Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAKSI NYATA Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
AKSI NYATA Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfssuser8deec8
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)Sariki Sarif
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Erlita Izzatunnisa
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranIa Hidarya
 
Hsp moral f2
Hsp moral f2Hsp moral f2
Hsp moral f2Saif Anan
 
Permendikbud tahun2015 nomer023
Permendikbud tahun2015 nomer023Permendikbud tahun2015 nomer023
Permendikbud tahun2015 nomer023Chusnul Labib
 
Permendikbud no-23-tahun-2015
Permendikbud no-23-tahun-2015Permendikbud no-23-tahun-2015
Permendikbud no-23-tahun-2015Haris Yanto
 
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdfMohThahir1
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfNyokap Toto
 

Similar to Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (20)

Tugas kak lia
Tugas kak liaTugas kak lia
Tugas kak lia
 
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMakalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
 
Program kesiswaan
Program kesiswaanProgram kesiswaan
Program kesiswaan
 
Program kesiswaan
Program kesiswaanProgram kesiswaan
Program kesiswaan
 
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptxPendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
 
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docx
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docxBAB 1 zulia binfes luar sekolah .docx
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docx
 
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docx
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docxPROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docx
PROGRAM AKHLAQ MULIA 2.docx
 
AKSI NYATA Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
AKSI NYATA Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAKSI NYATA Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
AKSI NYATA Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Bab 1234 (1)
Bab 1234 (1)Bab 1234 (1)
Bab 1234 (1)
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
 
29876007
2987600729876007
29876007
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
 
Hsp moral f2
Hsp moral f2Hsp moral f2
Hsp moral f2
 
Permendikbud tahun2015 nomer023
Permendikbud tahun2015 nomer023Permendikbud tahun2015 nomer023
Permendikbud tahun2015 nomer023
 
Permendikbud no-23-tahun-2015
Permendikbud no-23-tahun-2015Permendikbud no-23-tahun-2015
Permendikbud no-23-tahun-2015
 
Permendikbud 23/2015 - Penumbuhan Budi Pekerti
Permendikbud 23/2015 - Penumbuhan Budi PekertiPermendikbud 23/2015 - Penumbuhan Budi Pekerti
Permendikbud 23/2015 - Penumbuhan Budi Pekerti
 
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1.pdf
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
 
Huraian Sukatan Pelajaran Pendidikan Moral Tingkatan 5
Huraian Sukatan Pelajaran Pendidikan Moral Tingkatan 5Huraian Sukatan Pelajaran Pendidikan Moral Tingkatan 5
Huraian Sukatan Pelajaran Pendidikan Moral Tingkatan 5
 

More from Desa Sukahaji Kidul Kec. Patrol - Indramayu - Jawa Barat - Indonesia

More from Desa Sukahaji Kidul Kec. Patrol - Indramayu - Jawa Barat - Indonesia (20)

Rasel Dwi ananda
Rasel Dwi anandaRasel Dwi ananda
Rasel Dwi ananda
 
PPPK INDRAMAYU TAHAPAN
PPPK INDRAMAYU TAHAPANPPPK INDRAMAYU TAHAPAN
PPPK INDRAMAYU TAHAPAN
 
INFO GAJI PPPK 2023
INFO GAJI PPPK 2023INFO GAJI PPPK 2023
INFO GAJI PPPK 2023
 
Surat Perjanjian Jual Beli Tanah
Surat Perjanjian Jual Beli TanahSurat Perjanjian Jual Beli Tanah
Surat Perjanjian Jual Beli Tanah
 
Curug Cijalu Subang Jawa Barat
Curug Cijalu Subang Jawa BaratCurug Cijalu Subang Jawa Barat
Curug Cijalu Subang Jawa Barat
 
Obyek Wisata Alam Curug Cijalu Subang
Obyek Wisata Alam Curug Cijalu SubangObyek Wisata Alam Curug Cijalu Subang
Obyek Wisata Alam Curug Cijalu Subang
 
Curug Cijalu Subang
Curug Cijalu SubangCurug Cijalu Subang
Curug Cijalu Subang
 
Surat Lamaran PPPK 2023 Indramayu
Surat Lamaran PPPK 2023 IndramayuSurat Lamaran PPPK 2023 Indramayu
Surat Lamaran PPPK 2023 Indramayu
 
Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023
Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023
Surat Pernyataan 5 Poin PPPK 2023
 
Rastilah, S.Pd.
Rastilah, S.Pd.Rastilah, S.Pd.
Rastilah, S.Pd.
 
Rastilah, S.Pd.
Rastilah, S.Pd.Rastilah, S.Pd.
Rastilah, S.Pd.
 
Rastilah bin Suwat / Wartinih
Rastilah bin Suwat / WartinihRastilah bin Suwat / Wartinih
Rastilah bin Suwat / Wartinih
 
Rastilah, S.Pd. PKBM Luhur Pekerti
Rastilah, S.Pd. PKBM Luhur PekertiRastilah, S.Pd. PKBM Luhur Pekerti
Rastilah, S.Pd. PKBM Luhur Pekerti
 
Rastilah
RastilahRastilah
Rastilah
 
surat pernyataan pppk
surat pernyataan pppksurat pernyataan pppk
surat pernyataan pppk
 
Surat Lamaran PPPK
Surat Lamaran PPPKSurat Lamaran PPPK
Surat Lamaran PPPK
 
Kartu Informasi daftar PPPK
Kartu Informasi daftar PPPK Kartu Informasi daftar PPPK
Kartu Informasi daftar PPPK
 
Kartu Informas
Kartu InformasKartu Informas
Kartu Informas
 
Podcast Kandaan Asik
Podcast Kandaan AsikPodcast Kandaan Asik
Podcast Kandaan Asik
 
podcast wong dermayu
podcast wong dermayupodcast wong dermayu
podcast wong dermayu
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti

  • 2. 32 Panduan Budi Pekerti Panduan Budi Pekerti Tim Penyusun Penanggung Jawab Hamid Muhammad Pengarah Materi Arie Budhiman Muhamad Chozin Amirullah Thamrin Kasman Wowon Wirdayat Supriano Purwadi Sutanto Mustaghfirin Amin Penulis Muhammad Husnil Juandanilsyah Sumharmoko Suharlan Nur Widyani Sri Wahyungsih Sumiyati Fatmah Yunita Sekretariat Sekretariat Ditjen Dikdasmen Komplek Kemdikbud Gedung E Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman, Senayan Jakarta Pusat Narahubung Untuk pengembangan isi buku ini sila hubungi kami melalui, Surat elektronik : bagren.dikdas@kemdikbud.go.id Telp/Fax : 021-5725612
  • 3. 54 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Panduan Budi Pekerti Daftar Isi Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Infografis Silabus Kata Pengantar Bagian I | Pendahuluan Latar Belakang Dasar Hukum Tujuan Sasaran Bagian II | Penumbuhan Budi Pekerti A. Gerakan B. Penumbuhan C. Budi pekerti D. Non-kurikuler E. Nilai-nilai Dasar Kebangsaan dan Kemanusiaan F. Prinsip penerapan Penumbuhan G. Waktu Pelaksanaan Bagian III | Peran Pemangku Kepentingan A. Pemerintah B. Pemerintah Daerah C. Pemerintah Kabupaten/Kota D. Dewan Perwakilan Rakyat E. Sekolah F. Orangtua G. Lembaga Swadaya Masyarakat H. Media I. Dunia usaha J. Masyarakat Umum Bagian IV | Pembiasaan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kemanusiaan A. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual B. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan C. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Guru dan Orang Tua D. Mengembangkan Interaksi Positif Antarpeserta Didik E. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah
  • 4. 76 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti F. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh G. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah Bagian V | Pemantauan dan Evaluasi A. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi B. Aspek-Aspek yang Dipantau dan Dievaluasi Bagian VI | Penutup
  • 5. 98 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Silabus Pelatihan Kelompok Materi : Umum Materi Pelatihan : 1.1.1. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti ( Penumbuhan ) Alokasi Waktu : 3 JP No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan dan Teknik Penilaian 1.1 a. Memahami arah kebijakan Penumbuhan b. Memahami hakekat Penumbuhan c. Memahami peran pemangku kepentingan dalam Penumbuhan d. Memahami Pembiasaan Penumbuhan Budi Pekerti e. Memahami Pemantauan dan Evaluasi Penumbuhan Bagian I | Pendahuluan A. Latar Belakang B. Dasar Hukum C. Tujuan D. Sasaran Bagian II | Penumbuhan Budi Pekerti A. Gerakan B. Penumbuhan C. Budi Pekerti D. Non-kurikuler E. Nilai-nilai Dasar Kebangsaan dan Kemanusiaan F. Prinsip Penerapan Penumbuhan G. Waktu Pelaksanaan Bagian III | Peran Pemangku Kepentingan A. Pemerintah B. Pemerintah Provinsi C. Pemerintah Kabupaten/Kota D. Dewan Perwakilan Rakyat E. Sekolah F. Keluarga G. Lembaga Swadaya Masyarakat H. Media I. Dunia usaha J. Masyarakat Umum Bagian IV | Pembiasaan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kemanusiaan A. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual B. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan C. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Guru Ceramah menggunakan powerpoint materi Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti Tanya Jawab dan diskusi contoh pembiasaan Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti Demonstrasi contoh pembiasaan Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti Pre dan Post Test
  • 6. 1110 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Outline Modul Pelatihan I. KONSEP : Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti Seorang siswa tak mungkin bisa berbudi pekerti dalam waktu sekejap. Ini langkah panjang. Perlu pembiasaan. Maka dari itu, dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti disebutkan alur pembudayaan agar seorang siswa berbudi pekerti. Alur itu adalah diajarkan, dibiasakan, dilatih konsisten, menjadi kebiasaan, menjadi karakter, dan menjadi budaya. II. DESKRIPSI : Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (Penumbuhan) ini merupakan salah satu ikhtiar menerjemahkan visi Kemendikbud 2014-2019, yaitu membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter. Kemendikbud merancang aturan tentang No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan dan Teknik Penilaian 1.1 C. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Guru dan Orang Tua D. Mengembangkan Interaksi Positif Antarpeserta Didik E. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah F. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh G. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah Bagian V | Pemantauan dan Evaluasi A. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi B. Aspek-Aspek yang Dipantau dan Dievaluasi penumbuhan budi pekerti ini sebagai gerakan. Gerakan berarti menjadikan aturan ini sebagai milik bersama. Kemendikbud menggunakan istilah penumbuhan, bukannya penanaman. Kemendikud meyakini bahwa pada dasarnya setiap siswa memiliki bibit-bibit nilai positif. Mereka tentu tahu apa itu kejujuran, sopan santun, kebaikan, menolong teman, dan sebagainya.Karena sudah ada di dalam diri siswa, maka menjadi tugas kita bersama untuk membuat lingkungan agar nilai- nilai positif yang ada dalam anak itu tumbuh dengan baik, sehingga membuahkan perilaku yang berbudi pekerti. Caranya dengan menciptakan iklim sekolah yang lebih baik, agar semua warga sekolah turut berbudi pekerti. Prosesnya ada di dalam sekolah itu sendiri, bukan dari luar sekolah lalu ditancapkan dan ditanam. Penumbuhan ini tak dimasukkan ke intra kurikuler. Selain akan membuat tas seorang anak lebih berat, jika Penumbuhan ini dimasukkan ke intra kurikuler maka hanya akan dilihat sebagai pengetahuan. Padahal Penumbuhan itu bukan sekadar pengetahuan, tapi juga laku sehari-hari. Misalnya, seseorang yang memiliki karakter jujur itu tentu telah melalui proses kebiasaan jujur. Kebiasaan itu dia jalankan terus sehingga membentuk karakternya, dan kemudian menjelma menjadi budaya jujur. Melihat pola ini, maka pendidikan harus memasukkan proses pembiasaan. Dalam Penumbuhan ini Kemendikbud menggunakan jalur non-kurikuler. Ada 7 nilai positif yang hendak ditumbuhkan dalam Penumbuhan ini. Ketujuh nilai itu ditumbuhkan melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan sepanjang waktu, di sekolah, lingkungan, dan rumah. Berikut ini 7 pembiasaan tersebut: 1. Internalisasi sikap moral dan spiritual, yaitu mampu menghayati hubungan spiritual dengan Sang Pencipta yang diwujudkan dengan sikap moral untuk menghormati sesama makhluk hidup dan alam sekitar; 2. Keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinekaan untuk merekatkan persatuan bangsa, yaitu mampu terbuka terhadap perbedaan Bahasa, suku bangsa, agama, dan golongan, dipersatukan oleh keterhubungan untuk mewujudkan tindakan bersama sebagai satu bangsa, satu tanah air dan berbagasa bersama Bahasa Indonesia; 3. Interaksi sosial positif antara peserta didik dengan figur orang dewasa di lingkungan sekolah dan rumah, yaitu mampu dan mau menghormati guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, warga masyarakat di lingkungan sekolah, dan orang tua; 4. Interaksi sosial positif antarpeserta didik, yaitu kepedulian terhadap kondisi fisik dan psikologis antarteman sebaya, adik kelas, dan kakak kelas; 5. Memelihara lingkungan sekolah, yaitu melakukan gotong-royong untuk menjaga keamanan, ketertiban, kenyamanan, dan kebersihan lingkungan sekolah; 6. Penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk
  • 7. 1312 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti dikembangkan, yaitu mendorong peserta didik gemar membaca dan mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya untuk memperluas cakrawala kehidupan di dalam mengembangkan dirinya sendiri; 7. Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat yang terkait, yaitu melibatkan peran aktif orangtua dan unsur masyarakat untuk ikut bertanggungjawab mengawal kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah. III. KEGIATAN PEMBELAJARAN Materi Penumbuhan dilaksanakan melalui kegiatan ceramah, tanya jawab, brainstorming dan diskusi IV. TUGAS-TUGAS BESERTA LEMBAR KERJA Menyusun rencana penerapan Penumbuhan di sekolah V. PENILAIAN DAN RUBRIK Penilaian dilakukan melalui penilaian proses pada saat pembelajaran dan penilaian akhir berupa tes dengan instrumen yang bisa dikembangkan oleh masing-masing penyaji VI. BAHAN PENDUKUNG PEMBELAJARAN Presentasi, video atau gambar/ info grafis yang mendukung VII. POWER POINT MATERI
  • 8. 1514 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Kata Pengantar Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti pasal I ayat 2 dijelaskan bahwa Penumbuhan Budi Pekerti adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari hari pertama masuk sekolah sampai dengan kelulusan. Berarti sejak kelas 1 Sekolah Dasar (SD) sampai kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Gerakan penumbuhan budi pekerti didasarkan pada kondisi masih terabaikannya penerapan nilai-nilai dasar kemanusiaan yang berakar dari Pancasila. Artinya, pemahaman nilainya masih dalam tataran konseptual, belum terwujud dalam nilai aktual dengan cara yang menyenangkan di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan penumbuhan budi pekerti dengan baik dijadikan sebagai praktik baik dan menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya. Melalui program ini diharapkan para peserta didik memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, Penumbuhan Budi Pekerti diharapkan menjadi budaya sekolah. Untuk lebih menyosialisasikan Permendikbud tersebut maka Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah menyusun Buku Panduan Pelaksanaan Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti sebagai salah satu bahan acuan dalam pelaksanaannya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun buku ini. Sumbang saran dan koreksi dari berbagai pihak selalu kami harapkan. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad
  • 9. 1716 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Bagian 1 : Pendahuluan Latar Belakang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merasa terhormat untuk mengemban salah satu amanat janji kemerdekaan, yaitu mencerdaskan anak bangsa. Bukan hanya cerdas secara intelektual, melainkan juga secara emosional dan spiritual. Bulatnya ketiga kecerdasan ini disebut sebagai akhlak atau budi pekerti. Semua ini merupakan buah pendidikan. Namun, tak bisa dimungkiri, dunia pendidikan Indonesia masih menghadapi banyak masalah, seperti rendahnya kedisiplinan, integritas, dan masih maraknya tindak kekerasan di sekolah. Kemendikbud tak diam dan tak mendiamkan masalah-masalah ini. Selain terus meningkatkan kompetensi siswa melalui jalur intra kurikuler, Kemendikbud juga menerbitkan kebijakan-kebijakan penting non-kurikuler, seperti Sekolah Aman, Indeks Integritas Ujian Nasional, dan Penumbuhan Budi Pekerti. Sekolah Aman adalah sekolah yang memberikan perlindungan kepada anak dalam proses pembelajaran, baik dari sisi kesehatan, keselamatan, dan keamanannya. Tak bisa ditutupi bahwa pada faktanya berbagai kasus yang mengancam keamanan serta keselamatan anak masih berlangsung di sekolah. Angkanya memprihatinkan. Namun, selama ini penanggulangannya masih sepotong-sepotong, per kasus, dan dianggap bukan sebagai persoalan pendidikan. Mulai tahun 2015 Kemendikbud menjadikan kekerasan di sekolah sebagai persoalan pendidikan. Penanggulangannya pun dilakukan secara menyeluruh. Hal ini diatur dengan jelas dalam Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Regulasi ini sesuai dengan Nawacita Presiden Jokowi-JK, yaitu negara harus hadir memberi perlindungan kepada anak, serta melakukan intervensi terhadap kekerasan. Dengan Permendikbud No. 82 Tahun 2015 ini sekolah haruslah menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak, seumpama mereka berada di taman. Anak-anak tentu akan betah berada di taman. Kemendikbud juga berikhtiar menumbuhkan integritas dalam diri mereka. Caranya dengan memperkenalkan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN). Sejak 2015 Kemendikbud menggunakan IIUN sebagai ukuran sekolah baik. Berprestasi itu penting, namun jujur yang utama. Kompeten, anti-kekerasan, dan berintegritas merupakan bagian dari budi pekerti. Namun, seorang siswa tak mungkin bisa berbudi pekerti dalam waktu sekejap. Ini langkah panjang. Perlu pembiasaan. Maka dari itu, dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti disebutkan alur pembudayaan agar seorang siswa berbudi pekerti. Alur itu adalah diajarkan, dibiasakan, dilatih konsisten, menjadi kebiasaan, menjadi karakter, dan menjadi budaya. Sejatinya, Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (selanjutnya disebut Penumbuhan) ini merupakan salah satu ikhtiar menerjemahkan visi Kemendikbud 2014-2019, yaitu membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter. Agar kebijakan ini menjadi gerakan, maka Kemendikbud perlu menerbitkan Panduan Pelaksanaan Penumbuhan ini. Buku ini akan menjadi acuan kerja bagi para pemangku kepentingan yang peduli terhadap kemajuan pendidikan dan generasi depan Indonesia. A.
  • 10. 1918 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Dasar Hukum 1. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28B tentang Perlindungan Anak. 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 55 Tahun 2014 tentang Masa Orientasi Peserta Didik Baru di Sekolah. 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Tujuan 1. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menantang tapi menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan; 2. Menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter di keluarga, sekolah, dan masyarakat; 3. Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan keluarga. 4. Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sasaran 1. Siswa 2. Guru 3. Tenaga Kependidikan 4. Orang tua/Wali 5. Komite Sekolah 6. Alumni; dan/atau 7. Dunia usaha 8. Olahraga 9. Seniman/Budayawan 10. Pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. B. C. D.
  • 12. 2322 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Bagian 2 : Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti Gerakan Kemendikbud merancang aturan tentang penumbuhan budi pekerti ini sebagai gerakan. Gerakan berarti menjadikan aturan ini sebagai milik bersama (lebih detail ada di bagian III). Dalam buku panduan ini kami memberikan keleluasaan kepada pembaca untuk mengisi contoh-contoh pembiasaan baik di sekitar lingkungan pembaca sekalian. Karena memang, penumbuhan budi pekerti tak cukup hanya diterapkan di sekolah. Ia adalah proses menyeluruh. Dari sisi tempat, berarti dipraktikkan di sekolah, rumah, maupun lingkungan sekitar; dari sisi waktu, berarti senantiasa dilaksanakan setiap waktu; dari sisi pelaku, berarti dilakukan oleh semua pelaku pendidikan. Penumbuhan Bukan tanpa alasan Kemendikbud menggu- nakan istilah penumbuhan, bukannya penanaman. Menanam bermakna menaruh bibit atau benih ke dalam tanah. Bibitnya kita sudah tentukan, biasanya kita pilih, kita seragamkan. Sementara kata menumbuhkan berarti menumbuhkembangkan bibit yang sudah ada. Caranya, dengan diberi lingkungan yang cocok, ekosistem yang memungkinkan terjadinya interaksi positif untuk tumbuh dan berkembang. Kemendikud meyakini bahwa pada dasarnya setiap siswa memiliki bibit-bibit nilai positif. Mereka tahu apa itu kejujuran, sopan santun, kebaikan, menolong teman, dan sebagainya. Mereka perlu pembiasaan yang memungkinkan pengetahuan itu menjadi karakter diri dalam keseharian dan akhirnya menjadi budaya bersama. Budi Pekerti Budi pekerti merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kepribadian seseorang itu baik. Istilah lainnya adalah adab atau akhlak. Kita melihat seseorang berbudi pekerti baik bila memang dia telah memiliki kebiasaan positif dalam sekujur hidupnya. Ini bukan proses sehari jadi. Seorang disebut sebagai jujur, contohnya, karena dia telah menjalani kesehariannya dengan nilai-nilai kejujuran. A. B. C.
  • 13. 2524 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Melalui Permendikbud No. 23 Tahun 2015 ini Kemendikbud mendorong agar semua pelaku pendidikan memiliki budi pekerti. Karena sudah ada di dalam diri siswa, maka menjadi tugas kita bersama untuk membuat lingkungan agar nilai-nilai positif yang ada dalam anak itu tumbuh dengan baik, sehingga membuahkan perilaku yang berbudi pekerti. Caranya dengan menciptakan iklim sekolah dan lingkungan yang lebih baik, agar semua warganya turut berbudi pekerti. Non-Kurikuler Namun, Penumbuhan ini tak dimasukkan ke intra kurikuler. Selain akan membuat tas seorang anak lebih berat, jika Penumbuhan ini dimasukkan ke intra kurikuler maka hanya akan dilihat sebagai pengetahuan. Padahal Penumbuhan itu bukan sekadar pengetahuan, tapi juga perilaku sehari-hari. Misalnya, seseorang yang memiliki karakter jujur itu tentu telah melalui proses kebiasaan jujur. Kebiasaan itu dia jalankan terus menerus sehingga membentuk karakternya, dan kemudian menjelma menjadi budaya jujur. Melihat pola ini, maka pendidikan harus memasukkan proses pembiasaan. Secara bahasa, pembiasaan berarti proses agar sesuatu menjadi biasa. Dalam pepatah, “alah bisa karena biasa”. Biasa adalah kata sifat yang bermakna sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari; sudah menjadi adat. Jika jujur hanya diajarkan lewat intra kurikuler, maka hanya akan menjadi pengetahuan. Ketika diuji nilainya tentu tinggi. Namun, pada praktiknya seringkali tak muncul. Karena itu, dalam Penumbuhan ini Kemendikbud menggunakan jalur non-kurikuler. D. E. F. Nilai-Nilai Dasar Kebangsaan dan Kemanusiaan Ada 7 nilai positif yang hendak ditumbuhkan dalam Penumbuhan ini. Ketujuh nilai itu ditumbuhkan melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan sepanjang waktu, di sekolah, lingkungan, dan rumah. Berikut ini 7 pembiasaan tersebut: 1. Internalisasi sikap moral dan spiritual, yaitu mampu menghayati hubungan spiritual dengan Sang Pencipta yang diwujudkan dengan sikap moral untuk menghormati sesama makhluk hidup dan alam sekitar; 2. Keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinekaan untuk merekatkan persatuan bangsa, yaitu mampu terbuka terhadap perbedaan bahasa, suku bangsa, agama, dan golongan, dipersatukan oleh keterhubungan untuk mewujudkan tindakan bersama sebagai satu bangsa, satu tanah air dan berbangasa bersama Bahasa Indonesia; 3. Interaksi sosial positif antara peserta didik dengan figur orang dewasa di lingkungan sekolah dan rumah, yaitu mampu dan mau menghormati guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, warga masyarakat di lingkungan sekolah, dan orang tua; 4. Interaksi sosial positif antarpeserta didik, yaitu kepedulian terhadap kondisi fisik dan psikologis antarteman sebaya, adik kelas, dan kakak kelas; 5. Memelihara lingkungan sekolah, yaitu melakukan gotong-royong untuk menjaga keamanan, ketertiban, kenyamanan, dan kebersihan lingkungan sekolah; 6. Penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu mendorong peserta didik gemar membaca dan mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya untuk memperluas cakrawala kehidupan di dalam mengembangkan dirinya sendiri; 7. Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat yang terkait, yaitu melibatkan peran aktif orangtua dan unsur masyarakat untuk ikut bertanggungjawab mengawal kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah. Prinsip Penerapan Penumbuhan Visi Kemendikbud 2019 adalah membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter. Ada 3 strategi untuk menjalankan visi tersebut, yaitu penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan, meningkatkan mutu dan akses, dan efektivitas birokrasi melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan publik. Secara kategori, Penumbuhan ini masuk pada strategi pertama dan ke tiga. Strategi pertama berarti mendorong siswa aktif di satu sisi, dan meningkatkan kemampuan dalam berperan di sisi lainnya. Siswa yang selama ini lebih diposisikan sebagai obyek akan semakin dilibatkan menjadi subyek pendidikan. Pelibatan siswa secara teknis akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan, seperti PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Semakin tinggi jenjang, semakin besar pula peran serta aktifnya.
  • 14. 2726 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Dalam strategi ke tiga, khususnya tentang pelibatan publik, Kemendikbud mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan Penumbuhan ini. Masyarakat dan keluarga juga memiliki peran saat penerapan Penumbuhan. Pemerintah dan sekolah tak bisa sendirian dalam melakukannya. Namun, dalam menerapkannya perlu prinsip utama. Berikut ini beberapa prinsip utama dalam menerapkan Penumbuhan, baik di sekolah, lingkungan masyarakat, maupun keluarga. • Penumbuhan Budi Pekerti mengajak keterlibatan seluruh warga sekolah, bukan hanya menjadikan siswa sebagai sasaran tunggal. Budaya sekolah akan terbentuk dengan kokoh saat seluruh warga sekolah terlibat dan konsisten mendorong dan menjaganya. • Setiap siswa terlibat dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam kerangka Penumbuhan. Setiap siswa juga diberi kesempatan untuk secara bergantian memimpin dan mengelola kegiatan-kegiatan yang diadakan. Jiwa kepemimpinan ditumbuhkan dalam diri setiap siswa. • Penumbuhan Budi Pekerti tidak seragam secara nasional, namun terbuka pada konteks dan nilai-nilai muatan lokal dan keragaman model dan metode. Praktik-praktik baik perlu dikumpulkan dan disebarkan antarsekolah agar pembelajaran dapat berjalan lebih cepat. • Setiap kegiatan dalam kerangka Penumbuhan Budi Pekerti memiliki tujuan mendalam dan bukan sekadar ritualistik. Penumbuhan berbagai kemampuan dan karakter baik ditumbuhkan melalui pembiasaan terus-menerus. • Penumbuhan Budi Pekerti mendorong pendekatan positif dalam menyelesaikan masalah. Daripada terlalu berfokus hanya pada melarang perbuatan yang tidak baik, sekolah perlu mendorong siswa untuk melakukan perbuatan yang baik sebagai alternatifnya. • Penumbuhan Budi Pekerti mendorong sekolah untuk secara sengaja merencanakan kegiatan-kegiatan yang relevan terhadap tumbuh kembang siswa, terutama aspek-aspek yang selama ini terkesampingkan akibat fokus berlebihan pada aspek akademik yang sempit. Siswa perlu mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya secara utuh dan bersiap menghadapi kehidupan nyata dan berkontribusi positif pada masyarakat. Waktu Pelaksanaan Karena dirancang sebagai praktik yang menyeluruh, Penumbuhan ini dilaksanakan sepanjang proses pembelajaran di sekolah, sejak seorang siswa masuk sekolah hingga lulus. Untuk Sekolah Dasar (SD) dilaksanakan mulai siswa hari pertama masuk sekolah. Sementara untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Pendidikan Khusus dilaksanakan mulai hari pertama Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB). G.
  • 15. 2928 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Bagian 3 : Peran Pemangku Kepentingan GBPB ini merupakan gerakan bersama yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Ini masalah kita bersama. Para pemangku kepentingan di sini adalah pemerintah, DPR, lembaga swadaya masyarakat, media, sekolah, orang tua, dunia usaha, dan masyarakat pada umumnya. Para pemangku kepentingan itu memiliki peran masing-masing. Berikut ini peran mereka: PEMERINTAH • Merumuskan kebijakan Penumbuhan. • Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan Penumbuhan. • Menyusun panduan pelaksanaan Penumbuhan dan materi sosialisasi. • Mengadakan sosialisasi Penumbuhan. • Melaksanakan kerja sama dan pemberdayaan peran masyarakat dalam Penumbuhan. • Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Penumbuhan. PEMERINTAH PROVINSI • Melaksanakan kewenangan desentralisasi kebijakan Penumbuhan. • Melakukan koordinasi pelaksanaan Penumbuhan dengan kabupaten/kota. • Memasukkan anggaran Penumbuhan dalam APBD Provinsi • Merumuskan bimbingan teknis Penumbuhan pada pendidikan menengah dan pendidikan khusus. • Melaksanakan bimbingan teknis Penumbuhan pada pendidikan menengah dan pendidikan khusus. • Melaksanakan kerja sama dan pemberdayaan serta masyarakat dalam Penumbuhan. • Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Penumbuhan. PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA • Melaksanakan kewenangan desentralisasi kebijakan Penumbuhan. • Melaksanakan kewenangan tugas dekosentrasi kebijakan Penumbuhan pada pendidikan dasar. • Memasukkan anggaran Penumbuhan dalam APBD Kabupaten/Kota. • Merumuskan kebijakan teknis Penumbuhan pada pendidikan dasar. • Melaksanakan bimbingan teknis Penumbuhan pada pendidikan dasar. • Melaksanakan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam Penumbuhan pada pendidikan dasar. • Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Penumbuhan. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (PUSAT DAN DAERAH) • Membantu pengawasan pelaksanaan Penumbuhan sesuai peraturan yang berlaku • Mendukung alokasi anggaran untuk pelaksanaan Penumbuhan SEKOLAH (GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN) • Menyusun program kerja Penumbuhan dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS) sesuai
  • 16. 3130 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti sumber daya dan sumber dana yang tersedia. • Menerapkan pembiasaan nilai-nilai Penumbuhan, baik kegiatan wajib, pembiasaan umum maupun pembiasaan periodik di lingkungan sekolah dengan konsep sekolah sebagai taman. • Menerapkan pembiasaan nilai-nilai Penumbuhan sebagai kegiatan harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan, dan akhir tahunan sesuai dengan kearifan lokal. • Menjalin kerja sama yang baik dengan orangtua dan masyarakat dalam Penumbuhan. KELUARGA (ORANGTUA/WALI) • Membuat komitmen antara anggota keluarga untuk melaksanakan Penumbuhan. • Melaksanakan Penumbuhan di lingkungan keluarga sebagai upaya untuk menanamkan pendidikan sosial dan keluarga agar memperkuat nilai-nilai keharmonisan keluarga. • Menerapkan pembiasaan nilai-nilai Penumbuhan di lingkungan rumah, baik dengan kegiatan wajib, pembiasaan umum maupun pembiasaan periodik. • Berperan aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah, baik intra atau ekstra kurikuler. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT • Membantu menyebarluaskan Penumbuhan melalui serangkaian kegiatan positif • Menerapkan prinsip-prinsip Penumbuhan dalam setiap kampanye program MEDIA • Memberitakan peristiwa yang sesuai dengan prinsip Penumbuhan • Bekerja sama dengan sekolah menerapkan Penumbuhan di wilayah kerja mereka • Melakukan sosialisasi Penumbuhan • Melakukan inovasi dalam memperkuat Penumbuhan DUNIA USAHA • Mengutamakan perekrutan karyawan dengan mengacu pada prinsip Penumbuhan • Mengalokasikan dana tanggung jawab sosial perusahaan untuk Penumbuhan • Menjalankan bisnis, terutama dalam hal pemasaran, sesuai dengan prinsip Penumbuhan MASYARAKAT UMUM • Mendukung pelaksanaan Penumbuhan di dalam dan di luar sekolah. • Berperan aktif menciptakan lingkungan yang sesuai prinsip Penumbuhan. • Mencegah kegiatan masyarakat yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Penumbuhan.
  • 17. 3332 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Bagian 4 : Pembiasaan Nilai-Nilai Kebangsaan dan Kemanusiaan Perlu pembiasaan untuk bisa menumbuhkan budi pekerti pada siswa dan pelaku pendidikan. Pembiasaan ini ada yang harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan, dan tahunan. Juga ada kegiatan wajib dan kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi daerah. Untuk kegiatan wajib harus dilakukan secara seragam. Namun, untuk yang terakhir Kemendikbud menyerahkannya ke lingkungan masing-masing. Ini demi menjaga keberagaman laku-laku positif yang ada di Nusantara. Untuk itu, kami memberikan kesempatan kepada khalayak untuk mengisi contoh pembiasaan baik di bagian yang kami kosongkan. Setelah mengisinya, kami memohon untuk mengirimkannya kepada kami melalui surat elektronik bagren.dikdas@kemdikbud.go.id. Kami akan mengumpulkan praktik baik itu, dan akan menjadi pembelajaran bagi kita semua. Berikut ini pembiasaan Penumbuhan untuk sekolah: 1. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan Spiritual Kegiatan Wajib Sebelum dan sesudah pelajaran guru dan peserta didik berdoa bersama sesuai dengan keyakinan masing-masing yang dipimpin seorang peserta didik secara bergantian. Pembiasaan Umum Membiasakan menunaikan ibadah bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, baik di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal. Pembiasaan Periodik Membiasakan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan sederhana dan khidmat. Contoh Pembiasaan Lainnya 1. Santun dalam berbicara dan berperilaku; 2. Berpakaian sopan dan sesuai aturan sekolah; 3. Mengucapkan salam saat masuk kelas; 4. Membaca doa sebelum dan sesudah belajar sesuai dengan keyakinan yang dianut dipimpin siswa secara bergiliran di bawah bimbingan guru; 5. Guru menyisipkan pesan moral yang konkret dalam doa bersama sesuai pemahaman peserta didik; 6. Warga sekolah menunaikan ibadah bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing; dll
  • 18. 3534 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Contoh pembiasaan baik yang ada di lingkunganmu 1. 2. 3. 4. Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik bagren.dikdas@kemdikbud.go.id 2. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan Kegiatan Wajib 1. Melaksanakan upacara bendera setiap Senin, hari-hari besar, dan pembukaan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) untuk jenjang SMP, SMA, SMK, dan sekolah pada jalur pendidikan khusus yang setara. Upacara ini dilakukan komandan dan para petugas upacara dari pengurus OSIS serta kepala sekolah/ wakil bertindak sebagai inspektur upacara. Demi menjaga keberagaman adat dan budaya Nusantara, untuk bentuk upacara ini boleh disesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing satuan pendidikan. Misalnya, boleh saja upacara menggunakan pakaian adat, tak melulu mengenakan pakaian seragam. 2. Menyanyikan lagu bernuansa patriotik dan cinta tanah air, baik lagu wajib nasional, lagu daerah maupun lagu-lagu kebangsaan terkini. Pembiasaan Umum Mengenalkan beragam keunikan potensi daerah asal siswa melalui berbagai media dan kegiatan positif. Pembiasaan periodik Membiasakan perayaan Hari Besar Nasional dengan mengkaji atau mengenalkan pemikiran dan semangat yang melandasinya melalui berbagai media dan aktivitas. Pembiasaan Baik 1. Dalam satu minggu ada hari berbahasa daerah. Contoh pembiasaan baik di daerahmu 1. 2. 3. 4. Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik bagren.dikdas@kemdikbud.go.id Contoh Pembiasaan Lainnya 1. Menyosialisasikan lagu wajib nasional, lagu daerah, dan/ atau lagu patriotik, seperti Bagimu Negeri, Halo-Halo Bandung, Pancasila Rumah Kita, Kebyar–Kebyar, Bendera, Garuda di Dadaku, dll ke berbagai media sosial dan kegiatan; 2. Memberi sikap hormat pada saat upacara kenaikan bendera; 3. Ikut memperingati dan berpartisipasi dalam perayaan hari-hari besar nasional; 4. Memberi dukungan secara patriotis dan terhormat kepada anak bangsa yang sedang berlaga; 5. Turut berpartisipasi membangun bangsa lewat kemampuan yang dimiliki; 6. Memberi apresiasi positif pada budaya daerah lain; dll. 3. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Guru dan Orang Tua Kegiatan Wajib Membiasakan pertemuan orangtua siswa pada setiap tahun ajaran baru untuk menyosialisasikan visi, aturan, materi dan capaian belajar siswa yang diharapkan dapat dukungan orang tua di rumah. Pembiasaan Umum 1. Memberi salam, senyum dan sapaan kepada setiap orang di komunitas sekolah. 2. Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut kedatangan peserta didik sesuai dengan tata nilai yang berlaku. Pembiasaan Periodik 1. Membiasakan peserta didik (dan keluarga) untuk berpamitan dengan orangtua/ wali/penghuni rumah saat pergi dan lapor saat pulang, sesuai kebiasaan/adat yang dibangun masing-masing keluarga; 2. Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian. Contoh pembiasaan lainnya 1. Memberi salam, senyum, dan sapa; 2. Peserta didik mencium tangan dan/atau memeluk orang tua/wali sebelum berangkat ke sekolah; 3. Melaksanakan senam/olahraga bersama yang gerakannya dapat disesuaikan dengan tradisi daerah masing-masing; 4. Pemeriksaan isi tas dan gawai (gadget) peserta didik; 5. Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok sebaya (peer group) yang dihadiri oleh pendidik dan tenaga kependidikan; 6. Turut mengamati perkembangan peserta didik melalui buku komunikasi siswa, dll. Contoh pembiasaan baik di daerahmu 1. 2. 3. 4. Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik bagren.dikdas@kemdikbud.go.id 4. Mengembangkan Interaksi Positif Antarpeserta Didik Kegiatan Wajib Membiasakan pertemuan di lingkungan sekolah dan/atau rumah untuk belajar kelompok
  • 19. 3736 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti yang diketahui oleh guru dan/atau orangtua. Pembiasaan umum Gerakan kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk warga sekolah yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan lainnya. Pembiasaan periodik Membiasakan siswa saling membantu bila ada siswa yang sedang mengalami musibah atau kesusahan. Contoh pembiasaan lainnya 1. Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok sebaya (peer group) dengan dipimpin secara bergiliran; 2. Mengikutsertakan peserta didik dalam penyusunan tata tertib sekolah; 3. Penataan ruang kelas secara bersama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kelas; 4. Menghidupkan dan bersama-sama aktif dalam komunitas pengembangan bakat dan minat siswa; 5. Menumbuhkan sikap saling menolong di saat salah satu siswa membutuhkan; 6. Menjenguk siswa yang sakit dan mendoakannya secara bersama-sama, dll. Contoh pembiasaan baik di daerahmu 1. 2. 3. 4. Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik bagren.dikdas@kemdikbud.go.id 5. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah Kegiatan Wajib Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dengan membentuk kelompok lintas kelas dan berbagi tugas sesuai usia dan kemampuan siswa. Pembiasaan umum 1. Membiasakan penggunaan sumber daya sekolah (air, listrik, telepon, dsb) secara efisien melalui berbagai kampanye kreatif dari dan oleh peserta didik. 2. Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan. 3. Membangun budaya peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan di bangkunya masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab individu maupun kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sebagai bentuk tanggung jawab bersama. Pembiasaan periodik 1. Mengajarkan simulasi antre dengan berbaris sebelum masuk kelas. 2. Antre saat bergantian memakai fasilitas sekolah. 3. Peserta didik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan bergantian regu. 4. Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah secara bergiliran. 5. Melaksanakan kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas kebersihan setempat. Contoh pembiasaan lainnya 1. Menjaga kebersihan pakaian seragam masing-masing; 2. Mencuci tangan sebelum makan; 3. Membiasakan memungut sampah yang dijumpai; 4. Mematikan kran air saat tidak digunakan; 5. Tidak menempel bahan publikasi di sembarang tempat; 6. Membersihkan sanitasi seperti toilet, wastafel, kamar mandi, dan/atau saluran air; 7. Pemeriksaan kebersihan gigi, kuku, dan rambut; dll. Contoh pembiasaan baik di daerahmu 1. 2. 3. 4. Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik bagren.dikdas@kemdikbud.go.id 6. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh Kegiatan Wajib 1. Membaca buku selain pelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. 2. Seluruh warga sekolah (guru, tenaga kependidikan, siswa) memanfaatkan waktu sebelum memulai hari pembelajaran pada hari-hari tertentu untuk kegiatan olah fisik seperti senam kesegaran jasmani, dilaksanakan secara berkala dan rutin, sekurang-kurangnya satu kali dalam seminggu. Pembiasaan umum 1. Peserta didik membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai bentuk (rekening bank, celengan, dan lainnya). 2. Membangun budaya bertanya dan melatih peserta didik mengajukan pertanyaan kritis dan membiasakan siswa mengangkat tangan sebagai isyarat akan mengajukan pertanyaan; 3. Membiasakan setiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi pemimpin dengan cara memberikan kesempatan pada setiap siswa tanpa kecuali, untuk memimpin secara bergilir dalam kegiatan-kegiatan bersama/berkelompok. Pembiasaan periodik Peserta didik melakukan kegiatan positif secara berkala sesuai dengan potensi dirinya. Pembiasaan lainnya 1. Setiap peserta didik dapat menjadi pemimpin dalam setiap kegiatan bersama, seperti berbaris menjelang masuk kelas, membaca doa sebelum dan sesudah belajar, piket kelas, kerja bakti; 2. Peserta didik menulis kegiatan hari Sabtu dan Minggu, yang hasilnya diserahkan kepada guru kelas/wali kelas yang sesuai dan diapresiasi sesuai dengan kondisi sekolah; 3. Membuat buletin dan/atau majalah dinding; 4. Melaksanakan pentas seni atau pameran karya peserta didik; 5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengem­bangkan kemampuan, bakat, dan minat; 6. Memberi peluang peserta didik untuk belajar menjadi enterpreneurship; dll
  • 20. 3938 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Contoh pembiasaan baik di daerahmu 1. 2. 3. 4. Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik bagren.dikdas@kemdikbud.go.id 7. Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat di Sekolah Kegiatan Wajib Mengadakan pameran karya siswa pada setiap akhir tahun ajaran dengan mengundang orangtua dan masyarakat untuk memberi apresiasi pada siswa. Pembiasaan umum Orangtua membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap malam untuk bercengke-rama dengan anak mengenai kegiatan di sekolah. Pembiasaan periodik 1. Masyarakat bekerja sama dengan sekolah untuk mengakomodasi kegiatan kerelawanan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar sekolah. 2. Masyarakat dari berbagai profesi terlibat berbagi ilmu dan pengalaman kepada siswa di dalam sekolah. Contoh pembiasaan lainnya 1. Melaksanakan kegiatan bank sampah yang bekerja sama dengan pihak terkait; 2. Melaksanakan bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah; 3. Terus mendorong orang tua/wali untuk mengantar anaknya di hari pertama sekolah ataupun di hari-hari lain; 4. Orang tua memberikan kesempatan kepada anaknya untuk bercerita tentang pengalaman di sekolah; 5. Mendorong masyarakat dan dunia usaha agar bersama-sama berpartisipasi membangun sekolah dalam berbagai kegiatan; 6. Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah yang relevan; dll. Contoh pembiasaan baik di daerahmu 1. 2. 3. Catatan: Setelah diisi, mohon kirimkan kepada kami melalui surat elektronik bagren.dikdas@kemdikbud.go.id Contoh Pembiasaan baik bagi orangtua: 1. Gerakan Hari Pertama Sekolah 2. Mulai tahun 2015 Kemendikbud mengajak orangtua untuk lebih terlibat aktif dalam pendidikan anak. Kini, orangtua tak hanya menjadi penonton di luar pagar, tapi masuk ke gelanggang untuk bersama-sama mendidik anak. Pendidikan anak bukan hanya milik sekolah, tapi juga orangtua. 3. Keterlibatan orangtua diwujudkan sejak hari pertama sekolah. Hari pertama sekolah adalah tonggak sejarah bagi perkembangan anak. Karena itu Kemendikbud menggelar Gerakan Hari Pertama Sekolah; gerakan yang mengajak orangtua untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah pada hari pertama. Tentu, dalam mengantar itu bukan hanya sampai di gerbang, melainkan juga sampai ke ruang kelas dan berkenalan dengan guru, wali kelas, dan kepala sekolah. Proses ini akan menciptakan ekosistem pendidikan. Orangtua dan pihak sekolah menjadi mitra bagi pendidikan anak. Contoh Pembiasaan baik oleh sekolah: 1. Membaca buku selain pelajaran 15 menit sebelum pelajaran pertama dimulai 2. Untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap buku, Kemendikbud menerapkan peraturan bahwa 15 menit sebelum pelajaran anak-anak dan guru diminta membaca buku selain buku pelajaran. Untuk jenis buku, Kemendikbud memberikan keleluasaan kepada pihak sekolah dan pelaku pendidikan di mana pun. Buku yang dibaca itu bisa buku sastra, agama, sains, ilmu pengetahuan popular, dan sebagainya. Titik pentingnya adalah menumbuhkan kecintaan anak- anak terhadap membaca dan buku. • Sekolah wajib membuka perpustakaan. • Perpustakaan sebagai pusat refererensi pelajaran sekolah. • Wajib membuat majalah dinding di sekolah.
  • 21. 4140 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Bagian 5 : Pemantauan dan Evaluasi Agar Penumbuhan ini berjalan sesuai rencana maka perlu pemantauan dan evaluasi. Upaya ini dilakukan bukan hanya oleh pemerintah, melainkan juga oleh orangtua, masyarakat, pegiat sosial, dan media. A. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Untuk memantau pelaksanaan Penumbuhan ini bisa dilakukan dengan observasi langsung atas proses, wawancara kepada sumber/pelaku utama, dan kegiatan diskusi terbatas melalui forum group discussion (FGD). 1. Pemantauan dan evaluasi kegiatan Penumbuhan ini dapat dilaksanakan pertengahan tahun atau akhir tahun ajaran baru. 2. Pemantauan dan evaluasi kegiatan pembiasaan serta interaksi dan komunikasi di sekolah dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. 3. Pemantauan dan evaluasi kegiatan gerakan penumbuhan budi pekerti pada ajaran baru dilaksanakan oleh sekolah. a. Pemantauan dan evaluasi kegiatan MOPDB dilaksanakan pada awal tahun pelajaran baru oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. b. Pemantauan dan evaluasi kegiatan pembiasaan serta interaksi dan komunikasi di sekolah dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. c. Pemantauan dan evaluasi kegiatan saat kelulusan dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. B. Aspek-Aspek yang Dipantau dan Dievaluasi 1. Perubahan tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang Penumbuhan. 2. Perubahan sikap dan penghayatan setiap warga sekolah terkait Penumbuhan. 3. Perubahan tingkah laku/kebiasaan sehari-hari ketika dan setelah melaksanakan Penumbuhan. 4. Sistem pembelajaran di kelas setelah Penumbuhan. 5. Perubahan keadaan lingkungan sekolah, lingkungan di sekitar sekolah, dan lingkungan tempat tinggal siswa yang meliputi tingkat kebersihan, sanitasi, keindahan, keamanan, ketertiban, kekeluargaan, keramahan, dan sebagainya. 6. Tingkat partisipasi masyarakat dalam Penumbuhan.
  • 22. 4342 Panduan Budi PekertiPanduan Budi Pekerti Bagian 6 : Penutup Meski sudah sampai pada penutup, pada prinsipnya buku panduan ini sangat bisa berkembang. Perkembangan yang kami maksudkan adalah menuju ke arah yang lebih baik. Untuk itu, kami memohon kesediaan pembaca untuk memberikan masukan-masukan berharga demi perkembangan buku ini ke depan. Sila kirim masukan Anda melalui surat elektronik kami, bagren.dikdas@kemdikbud.go.id. Atau bisa langsung melalui sur-el masing-masing penyusun yang ada di dalam Tim penyusun di bagian depan buku ini. Ini semua, tiada lain, demi peningkatan kualitas pendidikan dan generasi kita pada masa depan. Mari bersama-sama menumbuhkan budi pekerti pada siswa, juga kita semua.