SlideShare a Scribd company logo
1 of 394
Ekonomi Mikro Kelas H
Kelompok 7
Viery Erlangga Nugraha 1222300072
Maurheen Queena Hamada 1222300073
Mahesa 1222300074
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….................... 4
BAB II TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR …………………...… 20
BAB IV PERILAKU KONSUMEN ………………………………………………….................... 58
BAB V PERILAKU PRODUSEN ……………………………………………………………… 129
BAB VIII PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA …………… 214
BAB IX PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK ……… 247
BAB X PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLI ……………. 273
BAB XI PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN OLIGOPOLI ……………. 360
1.1 SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI
• Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Hakikat masalah
ekonomi yaitu adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan
manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan
yang jumlahnya terbatas.
1.2MAZHAB-MAZHAB DALAM EKONOMI
• Ilmu ekonomi mengenal berbagai mazhab. Sastradipoera (2001: 12-
82), menyatakan bahwa terdapat delapan mazhab ilmu ekonomi, yaitu
(1) mazhab merkantilis, (2) mazhab fisiokrat, (3) mazhab klasik, (4)
mazhab sosialis, (5) mazhab historis, (6) mazhab marjinalis, (7)
mazhab institusionalis, (8) mazhab kesejahteraan, (9) mazhab
keymesian, dan (10) mazhab chicago.
1.3 PENGERTIAN ILMU EKONOMI
• Teori ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang membicarakan
tentang bagaimana usaha manusia untuk mencapai
kemakmuran. Oleh karena itu, tidak asing lagi bahwa ilmu
ekonomi sering disebut sebagai ilmu tentang kemakmuran. Jadi
pada dasamya bagaimana semua orang atau masyarakat dapat
mencapai kemakmuran ekonominya atau yang disebut welfare
economic.
1.4 KELANGKAAN DAN
PROBLEM EKONOMI
• 1.4.1 Pengertian Dasar Barang dan Jasa
Jasa merupakan layanan seseorang/instansi/barang yang
akan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Barang dapat dibedakan menjadi benda yang dapat diraba
dan dilihat secara fisik (seperti baju atau televisi) dan sesuatu yang
tidak dapat diraba serta dilihat (seperti udara, oksigen, gas alam).
1.4.2 Kelangkaan (Scarcity) dan Alternatif Pilihan
masalah pokok dalam perekonomian timbul karena adanya
"kelangkaan" (scarcity) akibat dari ketidakseimbangan antara
kebutuhan masyarakat dan faktor-faktor produksi yang tersedia
dalam masyarakat.
1.4.3 Problem dalam Ilmu Ekonomi
 Mekanisme Ekonomi
 Mekanisme Perencanaan Pusat
 Mekanisme Pasar
1.5 KEGIATAN EKONOMI
1.5.1 Kebutuhan Manusia, Sumber Pemuas, dan Teknik Produksi
Kebutuhan manusia
Tingkat pemuas kebutuhan
Teknik produksi
Sumber daya
- sumber daya sebagai faktor produksi
- sumber daya manusia / tenaga kerja
1.5.2 Pelaku dan Aktivitas Ekonomi
1. Pelaku Ekonomi
Dalam perekonomian dapat dibedakan tiga kelompok pelaku
ekonomi : a. Rumah tangga keluarga.
b. Rumah tangga perusahaan.
c. Rumah tangga pemerintah.
2. Aktivitas Ekonomi
bagaimana terjadinya aliran barang dan aliran uang dalam
perekonomian yang sekaligus membentuk pasar, baik pasar
barang konsumsi maupun pasar faktor produksi.
1.6 PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG
LINGKUP, UNSUR PENTING, DAN ALAT
ANALISIS TEORI EKONOMI
1.6.1. Penggunaan Asumsi dalam Teori Ekonomi
Asumsi dipakai dalam ilmu ekonomi dikarenakan ahli - ahli
ekonomi tidak dapat melakukan percobaan usahanya dalam
suatu laboratorium, tetapi mempergunakan observasi gejala -
gejala ekonomi dengan menggunakan teknik statistik atau cara
lain, seperti Asumsi Rasionalitas, Asumsi Penyederhanaan,
Asumsi Ceteris Paribus
1.6.2. Unsur-Unsur Penting dalam Teori Ekonomi Mikro
Dalam menjelaskan atau menguraikan teori ekonomi mikro
terdapat empat unsur penting, yaitu definisi-definisi, pemisalan-
pemisalan, hipotesis, dan pembuatan ramalan.
1. Definisi
2. Pemisalan (Asumsi)
3. Hipotesis
4. Membuat Ramalan
a.) Teori Ekonomi Mikro
b.) Atas Dasar Asumsi –Asumi Tertentu
1.6.3. Pendekatan Ilmiah untuk Menjelaskan
Teori Ekonomi
• Ilmu ekonomi mikro memerlukan beberapa alat analisis untuk
menerangkan teori-teorinya dan menguji kebenaran teori-teori
tersebut. Grafik adalah alat analisis utama di samping
matematika dan statistika.
1. Pengamatan
2. Analisis Ekonomi
3. Analisis Statistik
1.6.3. Pendekatan Ilmiah untuk Menjelaskan
Teori Ekonomi
Ilmu ekonomi mikro memerlukan beberapa alat analisis untuk
menerangkan teori-teorinya dan menguji kebenaran teori-teori
tersebut. Grafik adalah alat analisis utama di samping
matematika dan statistika.
1. Pengamatan
2. Analisis Ekonomi
3. Analisis Statistik
4. Eksperimen
1.6.4. Perangkap dalam Menjelaskan Ilmu Ekonomi
• Dalam bidang ilmu ekonomi, kita sering terjebak dalam
perangkap yang menyebabkan kegagalan dalam analisis.
1.Kegagalan untuk Menjaga “ Hal-Hal Lainnya Tetap Sama”
(Cateris Paribus).
2.Kegagalan karena Adanya Kekeliruan Post Hoc.
3.Kekeliruan Komposisi.
1.7. EKONOMI MIKRO DALAM
KERANGKA ILMU EKONOMI
• 1.7.1. Penggunaan Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi membantu kita, secara individu, dalam cara
berbeda, tergantung pada kehidupan pribadi kita masing-masing.
1.Kegunaan Ilmu Ekonomi
2.Teori Harga
a) Teori Harga dan Ilmu Ekonomi
b) Teori Harga dan Dunia Hidup
1.7.2 Lingkup Pembahasan Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi bisa dibagi dalam 3 kelompok
dasar yaitu:
1.Kelompok Ekonomi Deskriptif
2.Kelompok Teori Ekonomi
3.Teori Ekonomi Terapan
Pertanyaan
1. Jelaskan Mazhab-Mazhab dalam ekonomi !
2. Jelaskan mengenai Teori Ekonomi !
3. Mengapa suatu asumsi dipakai dalam menjelaskan teori ekonomi ?
4. Jelaskan mengenai penggunaan Ilmu Ekonomi !
5. Jelaskan penyebab timbulnya kelangkaan(Scarcity) !
BAB II
TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN,
DAN HARGA PASAR
2.1 Harga Suatu Barang dan Jasa
Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan
jumlah uang tertentu. Barang dan jasa tersebut mempunyai
harga bila barang dan jasa itu mempunyai nilai dan guna.
2.2 Teori Permintaan
Permintaan akan barang dan jasa timbul dari kebutuhan konsumen untuk
menguasai barang dan jasa tersebut. Keinginan ini timbul karena barang
dan jasa itu mempunyai "nilal" Dalam kenyataannya, tidak setiap
keinginan konsumen bisa terwujud.
Fungsi Permintaan
Di mana :
Dx = permintaan akan barang
Px = Harga barang itu sendiri
P, 2 = harga barang yang lain
I = Pendapatan konsumen
S = Selera
Dx = f (Px; Py..... PI, S)
2.2.1 Hukum Permintaan
Hukum permintaan merupakan hukum
umum yang menyangkut pengaruh harga
terhadap jumlah barang di minta. Hukum
ini sejalan dengan pikiran yang logis dan
sederhana.
2.2.2. Kurva Demand
Kurva Demand adalah pembatas kondisi dimana segala sesuatu di
bawah kurva itu mungkin terjadi dan segala sesuatu di atas garis itu
tidak mungkin, jika kondisi permintaan diketahui.
Titik
kemungkinan
Harga
( dalam Rp)
Jumlah Barang
yang Diminta
A 2.000 4
B 1.600 8
C 1.200 12
D 800 16
Tabel 2.1 Daftar Permintaan Barang X
2.2.3. Pengecualian Kurva Demand
• Barang Gengsi
• Pengaruh Harapan yang Dinamis
2.2.4 Menggambar Kurva Demand dengan Matematis
Hubungan antara harga dan jumlah yang diminta bisa dituliskan berupa fungsi sebagai
berikut:
Q = F(P)
Fungsi ini bisa dituliskan dengan fungsi persamaan permintaan sebagai berikut:
Q = a - bP
Di mana:
Q = Jumlah barang yang diminta
P = Harga
a = Konstanta, jika harga barang sama dengan nol, maka jumlah yang diminta tertentu
b = Slope dari garis itu
(--)= Persamaan fungsi demand selalu berslope negative
Slope negatif ini menggambarkan bahwa hubungan antara Q dan P selalu berbanding
terbalik. Slope yang negatif mengambarkan bentuk kurva permintaan miring dari kiri atas
ke kanan bawah.
2.2.5. Pergeseran Kurva Demand
1. Perubahan Harga Barang Sendiri
Mengakibatkan Pergeseran di Sepanjang
Kurva Permintaan itu Sendiri
Selain Berubahnya
Harga Barang Itu Sendiri
Mengakibatkan
Pergeseran Kurva Permintaan
A. Pendapatan Konsumen
B. Harga Barang Terkait Substitusi dan
Komplementer
C. Selera dan Preferensi Konsumen
D. Perubahan Faktor Lain, Misalnya Perubahan
Pengharapan Harga
• Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas permintaan individu dan
permintaan semua orang dalam pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dari
penjumlahan berbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkat
harga
2.2.6 Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Harga Jumlah yang diminta Ali Jumlah yang diminta Budi Jumlah yang diminta pasar
Rp 12.000,00 10 15 25
Rp 10.000,00 20 20 40
Rp 8.000,00 30 25 55
Tabel 2.2
Pembentukan
kurva pasar
Dari tabel tersebut terlihat bahwa
kurva permintaan pasar adalah
penjumlahan horizontal dari
permintaan individu
2.3 Teori Penawaran
• Penawaran dapat diartikan dengan “ Berbagai kuantitas barang yang
akan dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai kemungkinan
harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah”.
2.3.1 Hukum Penawaran
• Hukum tersebut bararti bahwa kalau harga suatu barang meningkat maka
jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat, dan sebaliknya kalau harga
turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun.
2.3.2 Bentuk Kurva Penawaran
• 1. Bentuk Kurva Penawaran yang
Tunduk dengan Hukum Penawaran
Kondisi Penawaran
Tingkat Harga
yang Ditawarkan
Jumlah Barang
yang Ditawarkan
A 10 20
B 15 30
C 20 40
D 25 50
Data Hipotetis
Bentuk Persamaan Matematika
Qs = F(Px)
Qs = a + bP
2. Bentuk Kurva Penawaran yang Tidak Tunduk kepada Hukum Penawaran
Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang sangat pendek,
dimana produsen tidak dapat menambah atau tidak sempat menambah jumlah
produksinya.
2.3.3 Perubahan Penawaran
• Kurva penawaran itu adalah tempat yang
menunjukkan jumlah maksimal yang
ditawarkan.
Faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan penawaran
1. Berubahnya Harga Input Variabel
2. Perubahan Teknologi
3. Perubahan Iklim
4. Harga Komoditas Lain
5. Biaya untuk Memperoleh Faktor
Produksi
6. Pajak dan Subsidi
7. Harapan Harga
8. Tujuan Perusahaan
2.4 PENENTUAN HARGA PASAR
• Harga pasar terjadi karena adanya
interaksi permintaan dan penawaran
harga pasar dapat ditentukan secara
grafik dan matematis.
1. Secara Grafik
2. Secara Matematis
Persamaan fungsi demand = Qd = 400 – 0.5 P sedang fungsi penawaran Qs =
100 + P. Ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar.
Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs
400 – 0.5 = 100 + P
1.5 P = 300
P = 200
Q = 300
3. Perubahan Permintaan dan
Penawaran Mengubah Harga dan
Kuantitas Pasar
Harga pasar berubah jika penawaran bertambah sedang permintaan tetap
dengan adanya perubahan penawaran atau permintaan, harga dan kuantitas
keseimbangan akan berubah
b. Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang
penawaran tetap
c. Perubahan keseimbangan jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang
penawaran turun
2.5 APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR
1. Kebijakan Ceiling Price
kebijakan ceiling price adalah
kebijakan yang ditetapkan pemerintah
dengan tujuan melindungi konsumen
agar mendapatkan harga yang wajar.
2. Kebijakan Floor Price
Kebijakan Floor Price adalah kebijakan yang ditetapkan pemerintah di atas harga
pasar
3. Cobweb Teori – Teori Sarang Laba-Laba (Teori Penyesuaian Harga)
4. Surplus Produsen dan Konsumen
Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena
mereka beroperasi pada suatu pasar komoditi.
surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena
mereka membeli komoditi.
Dari uraian surplus konsumen dan produsen di atasbisa disimpulkan jika harga semakin
rendah, surplus konsumennya bertambah banyak, sealiknya, surplus produsennya
turun.
5. Pengalihan Beban Pajak (Shifting Tax)
Berkaitan dengan kasus pengenaan pajak, keberhasilan melimpahkan pajak
(shifting tax)
Pada konsumen tergantung dari kecondongan kurva penawaran.
• Beberapa kesimpulan dari beban pajak di atas sebagai berikut:
a. Semakin tidak elastis (semakin curam) permintaan semakin kecil
penurunan volume penjualan dan semakin besar kenaikan harga yang diakibatkan
oleh adanya pajak.
b. Semakin tidak elastis kurva penawaran, semakin kecil perubahan volume
transaksi dan harga beli yang dibayar konsumen dan semakin besar penurunan
harga jual yang diterima produsen.
6. Kasus Penetapan Harga Barang Bebas dan Barang Potensial
a. Barang Bebas
Barang bebas adalah barang yang jumlahnya melimpah sehingga tidak
mempunyai harga. Bukan berarti barang bebas ini tidak mempunyai transaksi
di pasar. Supply barang ini melimpah dibanding permintaan sehingga barang
bebas ini tidak mempunyai harga.
• Menurut Kurva pada Slide Sebelumnya
Supply-nya sebesar 004 sedang demand-nya hanya 002. Harganya nal. Akan
tetapi, dengan pertambahan penduduk maka kurva demand bergeser menjadi
kurva D1. Sedang keberadaan mata air semakin susut. Supply seperti kurva S
dan harganya sebesar OP2. Bila hal ini terjadi, maka orang harus
mengeluarkan biaya untuk menggali sumur, memompa sumur, biaya listrik
untuk menyedot air, dan sebagainya.
• b. Barang Potensial
Suatu misal barang potensial ini adalah peralatan makan (piring, gelas,
dan sendok garpu) yang terbuat dari emas.
Jadi peralatan makan yang sebelumnya adalah barang potensial, sekarang menjadi
barang ekonomis. Banyak barang yang secara potensial bisa diproduksi tetapi tidak
diproduksikan karena tidak ekonomis.
Pertanyaan
1. Bagaimana cara menggambar Kurva Demand dengan Matematis?
2. Jelaskan penyebab dari pergeseran Kurva Demand!
3. Mengapa kebijakan Ceiling Price digunakan dalam penentuan harga pasar?
4. Jelaskan penentuan Harga Pasar !
5. Bagaimana bentuk kurva penentuan harga pasar jika permintaan meningkat ?
BAB IV
PERILAKU KONSUMEN
4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN
DENGAN PERILAKU KONSUMEN
DENGAN PERILAKU KONSUMEN
DENGAN PERILAKU KONSUMEN
Utility adalah manfaat yang diperlukan konsumen dari barang yang
diminta. Jika konsumen membeli barang karena mengharap
memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara
rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal.
Secara rasional, utility akan meningkat jika jumlah barang yang
dikonsumsi meningkat.
NILAI BARANG
Nilai barang dapat dibedakan menjadi:
a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna
b. Nilai penggunaan subjektif
Nilai subjektif ini akan memiliki skor yang berlainan pada setiap
individu dalam menilai suatu barang. Hal ini tergantung dengan
waktu, tempat, dan jumlah barang tersebut yang dimilikinya
(kelangkaan).
Nilai pertukaran ini dapat dibagi menjadi:
a.Nilai pertukaran objektif
b.Nilai pertukaran subjektif
PEMENUHAN KEPUASAN
Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk
memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu, hendaknya
manusia dapat berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan
sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuasnya
mendekati keseimbangan.
Hukum Gossen I : “Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-
menerus, maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang,
sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhaan).”
Hukum Gossen II : “Tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi
berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut
dipuaskan dengan seimbang. Berdasarkan pendapat Gossen ini
timbullah berbagai teori guna dan kepuasan (marginal utility).”
4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL
UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU
KONSUMEN
Secara tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan
menggunakan konsep utilitas (daya guna). Menurut pendekatan ini
setiap barang mempunyai daya guna atau utilitas karena barang
tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen yang menggunakan barang tersebut.
Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang, pendekatan
tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna
dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi:
U = f(X1; X2;…………Xn)
Di mana :
U = banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen
X2 = banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen
tersebut.
la mengonsumsikan enam jenis barang (X1; X2; X3 … X6). Berbagai
pendekatan perilaku konsumen dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu cara pendekatan tradisional dan cara pendekatan modern.
Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua. Teori yang pertama
(cardinal utility) dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan
marginal utility dan total utility, sedangkan teori kedua
menggunakan pendekatan indifference curve (kurva indiferen).
Perbedaan kedua teori tersebut didasarkan pada asumsi pokok
tentang pengertian daya guna.
4.3. CARDINAL APPROACH
Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya
daya guna bagi seorang konsumen.Dalam pendekatan utilitas
kardinal, dianggap bahwa manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
oleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan
dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang dikonsumsi akan
dapat dihitung nilai gunanya. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai
guna total (total utility/TU) dan nilal guna marginal (marginal
utility/MU).
Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum
diminishing marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang
menurun karena pertambahan satu unit komoditas yang dikonsumsi.
4.3.1. Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU
dan TU)
1. Guna Batas (Marginal Utility)
Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang
terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gossen
maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh
seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir
semakin kecil.
2. Guna Total (Total Utility)
Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena
mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total ini akan semakin
besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai pada
tingkat tertentu di mana guna total ini akan mencapai titik
maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan
total gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah
barang tersebut.
Bila contoh uraian di atas kita buatkan dalam bentuk tabel dan dari
tabel kita buatkan grafik maka kita akan mendapatkan sebagai
berikut:
Dari data di atas dapat digambarkan kurva TU dan MU-nya. Kurva
TU bentuknya mula-mula meningkat namun pada titik puncaknya
kurva TU itu menurun. Kurva MU bentuknya terus menurun. MU
bisa bertanda negatif. MU bernilai negatif ditandai dengan bentuk
kurva MU-nya memotong sumbu horizontal bagian bawah, Kurva
TU setelah titik puncak akan cenderung menurun. Akan tetapi,
bentuk kurva TU tidak bisa memotong sumbu horizontal.
4.3.2. Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal
1. Utility Seseorang Bisa Diukur dengan Uang
Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat
kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara
numerik.
2. Berlakunya Hukum Gossen
(Law of Diminishing Marginal Utility)
Setiap barang mempunyai kemampuan untuk memberikan daya guna
kepada pemakainya. Dengan demikian, makin banyak barang yang
dikonsumsikan makin besar pula jumlah daya guna total yang
diperoleh.
Secara grafis, hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsikan
dengan daya guna total dan laju pertambahan daya guna dapat
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sumbu absis adalah untuk
skala kuantitas barang X. Sumbu ordinat merupakan skala untuk daya
guna. Kurva U (X) menggambarkan hubungan antara besarnya daya
guna dengan banyaknya barang yang dikonsumsi. Jelas bahwa kurva
tersebut harus dimulai dari titik asal atau titik nol sebab daya guna
baru diperoleh bila barang telah dikonsumsi.
Semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin besar pula jumlah
daya guna yang diperoleh konsumen. Hal ini dikarenakan sampai
dengan X3 lereng kurva U (X) adalah positif yang berarti selalu ada
pertambahan daya guna bila konsumsi barang X bertambah. Akan
tetapi, bila jumlah X3 sudah dilewati dan penambah jumlah barang X
diteruskan, jumlah daya guna justru akan lebih rendah dari jumlah
sebelumnya. Titik X3 mencerminkan jumlah barang X yang
memberikan tingkat daya guna maksimal atau titik kepuasan
maksimal.
3. Konsumen Bersifat Rasional
Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat
dipahami menurut logika umum. Setiap konsumen dianggap
mempunyai tujuan ideal. Asumsi ini dikembangkan dari konsep
bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo elanomicus.
Perbedaannya adalah antara kepuasan total (total utility) dan
kepuasan marjinal (marginal utility) Semakin banyak barang X yang
dikonsumsi, semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari barang
X.
4.3.3. Kritik pada Pendekatan Cardinal
1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang
tergantung dari subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu
barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila
barang tersebut mempunyai daya guna baginya.
2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan
Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan
kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur
adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai nilai yang
tetap.
4.3.4. Maksimalisasi Guna
Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada
tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari
marginal utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut:
Untuk memecahkan kasus semacam ini dapat
mempergunakan formula berikut ini:
Mux = MUy
px py
Formula (rumus) di atas disebut dengan syarat utama yang
harus dipenuhi. Dengan formula ini akan dapat diketahui
komposisi yang akan memberikan guna yang maksimal bagi
konsumen. Kelemahan dari formula ini ialah tidak
diperhatikannya berapa besar pendapatan konsumen.
Untuk mengatasi kelemahan ini maka dibuat formula
pelengkap sebagai berikut:
X. Py+Y. Py.......= /(pendapatan)
4.3.5. Cara Mempergunakan Persamaan Fungsi
Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang
dapat memenuhi formula (1) kemudian diuji apakah juga
memenuhi formula, dan (2) jika salah satu tidak terpenuhi maka
harus dicari kombinasi yang lain. Harga barang X dan Y mempunyai
perbandingan 1 : 2 karena harga barang X sebesar $ 1 dan harga
barang Y sebesar $ 2. Jika mengacu pada rumus (formula) 1, maka
besarnya MUy dua kali MUx, yang artinya setiap $ 1 yang
dikeluarkan konsumen untuk membeli barang Y mempunyai
manfaat dua kali dari manfaat barang X.
4.3.6. Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli
Konsumen
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan
dapatmengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan:
1.Adanya efek substitusi
2. Efek pendapatannya (income)
Pada tabel di atas yang memenuhi syarat pertama (MUx/Px =
MUy/Py) ada beberapa kombinasi, yaitu:
1. Unit barang X dan 4 unit barang Y.
2. Unit barang X dan 5 unit barang Y.
3. Unit barang X dan 6 unit baw 19 dari 44 barang Y
4. Unit barang X dan 7 unit
5. Unit barang X dan 8 unit barang Y.
Dari kelima kombinasi di atas yang memenuhi syarat kedua adalah
kombinasi 3 unit barang X dan 6 unit barang Y karena:
X. Px + Y. Py = $12
3. $2 + $6 . $1=$12
Jika kita perhatikan di atas, sebelum terjadi perubahan harga
barang jumlah yang dibeli adalah sebanyak 3 unit. Harga barang X
turun dari 5.2 menjadi 5 1. Sedang yang lainnya tetap. Turunnya
harga barang X menyebabkan jumlah barang X yang dibeli
bertambah banyak, yaitu sebelum terjadi perubahan harga barang
X dibeli sebanyak 3 unit.
Dengan turunnya harga barang X jumlah dibeli bertambah menjadi
unit. Fenomena ini menggambarkan hukum permintaan. Jika
kondisi perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta
digambarkan secara grafik bisa sebagai berikut:
4.4. INDIFFERENCE CURVE APPROACH
4.4.1. Property Indiference Curve
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah
asumsi yang keliru (doubtful).
2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan
adalah tidak realistik karena jika income seseorang meningkat
maka marginal utility dari uang akan berubah.
3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat
psikologis saja.
1.Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve Agar perilaku
konsumen dapat dijelaskan rill, teori indifference curve
memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of
money).
c. Utility dinyatakan secara ordinal.
d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin
berkurang(diminishing marginal utility).
e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa
komoditi.
f. Consistency and transitity of choice.
2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Diminishing Marginal
Rate ofSubstitutionBerubahnya kombinasi dari A ke 8
menunjukkan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak
maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah
tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution.
Lebih lanjut jika perubahan itu mula-mula dari titik A ke B dan
berlanjut ke titik C. Pengorbanan barang Y untuk mendapatkan
tambahan barang X yang sama pengorbanan (pengurangan)
barang Y itu semakin lama semakin berkurang. Lihat gambar di
bawah ini AA"> BB" dan seterusnya.
Dari gambar di atas menunjukkan konsumen mengonsumsi
kombinasi A, B, C, dan D akan memberikan kepuasan
(utility) yang sama. Hal ini dikarenakan kombinasi tersebut
terletak pada satu IC yang sama.
3.Sifat-sifat Indifference Curve
a.Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita
menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan
dikurangi. Sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang X
yang akan dikurangi. Pengurangan itu semakin lama semakin
berkurang.
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin.
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin Jauh dari
Titik Origin, Utilitasnya Semakin BesarKeterangan gambar di
bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan
berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y
menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena
kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi
di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih tinggi. Hal
ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik 0 menunjukkan IC
yang memberikan utilitas lebih tinggi.
5. Pada Dua IC Tidak Saling BerpotonganKombinasi di titik A
memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik B. Hal ini
disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan
utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan
terletak pada IC1. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kombinasi di titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik C.
Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada di titik B tidak akan
sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC
yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin
saling berpotongan.
4.4.2. Kendala Anggaran (Budget Contraint)
Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang
yang dapat dicapai oleh konsumen. Garis ini disebutgaris
anggaran (budget line). Persamaan budget line dapat ditulis
sebagai benkut:
BPX. (X) + Py. Y
Keterangan:B = Anggaran
Px Tingkat Harga X
Py Tingkat Harga Y
4.4.3. Keseimbangan Konsumen
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen
ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve
indifference dengan kurva anggaran (budget line), atau apabila
yang seharusnya diperbuat sama dengan apa yang diperbuat.
Keseimbangan Konsumen yang Optimal
Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu
mengonsumsi kombinasi barang yang optimal.
4.4.4. Perubahan Utilitas Konsumen
Ada dua faktor yang akan menyebabkan berubahnya kombinasi
guna maksimal ini:
1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang:Jika harga barang X
naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve-nya
bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran
(budget) line) dan indifference curve akan bergeser ke kanan. Hal
ini disebabkan jika harga naik jumlah barang X yang dapat dibeli
berkurang dan jika harga turun jumlah barang X yang dapat
dibeli bertambah.
2. Berubahnya Pendapatan KonsumenJika harga barang X dan Y
tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli konsumen
adalah E1. Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat.
Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan preference
konsumen terhadap barang Xdan Y berubah, tidak lagi terletak
pada titik E1 tetapi berubah pada titik E2. Fenomena ini
digambarkan garis anggaran (budget line) dan indifference curve
akan bergeser kiri dan sejajar.
3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior
Perubahan Harga pada Barang Normal
Jika terjadi perubahan harga, misalkan barang X harga lebih murah
maka konsumen akan membeli barang X akan dibeli dalam jumlah
lebih banyak. Bisa juga dikatakan karena harga barang X lebih
murah konsumen mensubstitusi dengan membeli barang X lebih
banyak dan mengurangi jumlah barang Y.
Perubahan Harga pada Barang Inferior
Berbeda dengan penjelasan di atas, untuk Gambar 4.15 di bawah
ini memperlihatkan dampak perubahan harga pada barang
inferior. Semakin murahnya barang X menghasilkan efek
pendapatan yang negatif, yaitu jumlah barang X yang
diminta berkurang.
4.4.5. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
Jadi kurva permintaanadalah keseimbangan konsumen (keinginan
optimal konsumen untuk membeli suatu barang pada satu
kendala tertentu).
4.4.6. Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC
Jadi ICC atau Kurva Engel menunjukkan karakteristik suatu
barang terhadap perubahan pendapatan. ICC atau kurva Engel
dapat diklasifikasikan sebagai barang normal, inferior, dan giffen.
4.4.7. Bentuk Indifference Curve
Kurva Indiference yang
Linier Menunjukkan
Adanya
Substitusi Sempurna
Kurva indifference
curve yang berupa
huruf L menunjukkan
barang komplemen.
4.4.8. Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference
Curve
Kritik
Kritik terhadap pendekatan indifference curve
a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu
tidaklah mudah.
b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya
kenaikan harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih
adanya faktor-faktor lain yang membuat konsumen tetap pada barang
X atau meninggalkan barang X.
c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect
advertising, pastbehavior of stock.
Pertanyaan
1. Jelaskan mengenai Utility!
2. Bagaimana manusia memenuhi semua kebutuhannya jika kepuasan manusia
tersebut tidak terbatas?
3. Mengapa pada dua IC tidak saling berpotongan?
4. Jelaskan mengenai Marginal Utility dan Total Utility!
5. Bagaimana perubahan harga pada Barang Normal dan Barang Inferior?
BAB V
PERILAKU PRODUSEN
Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor
produksi menjadi barang produksi atau suatu proses di mana
masukan (input) diubah menjadi output. Faktor produksi
dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man,
capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal, dan
keterampilan). Dalam membahas perilaku produsen
anggapan dasar yang digunakan adalah bahwa tujuan
pengusaha hendak mencapai laba yang maksimal.
Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan
seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang
semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input
yang dimilikinya. Jadi, untuk mendapatkan keuntungan
sebesar- besarnya merupakan tujuan yang prinsipiel. Pada
saat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya inilah
seorang produsen dikatakan dalam keadaan keseimbangan
atau ekuilibrium atau "ekuilibrium produsen".
misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu
labor dan capital, dalam proses produksi dapat dilakukan
dengan beberapa kombinasi.
5.1. KONSEP JANGKA WAKTU
DALAM PROSES PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang
dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Ukuran
jangka waktu tidak sama antara industri satu dengan industri
lainnya. Ada proses produksi yang memerlukan waktu hanya
hitungan jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada yang
hitungan bulan bahkan tahun.
Periode jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses
produksi tertentu di mana hanya ada satu faktor produksi
yang bervariabel. Sedang faktor lain tidak dapat ditambah
atau dikurangi jumlahnya oleh produsen berapa pun output
dihasilkan.
Konsep jangka pendek yang akan kita gunakan adalah
jangka waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan
tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber- sumber
seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen. Dalam
kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan produsen
untuk mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor-
faktor produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar.
Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan
proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat
variabel. Artinya jumlahnya dapat diubah-ubah. Sebesarnya
keadaan produksi jangka panjang merupakan rangkaian saja
dari keadaan produksi jangka pendek atau dapat dikatakan
sebaliknya bahwa keadaan produksi jangka pendek
merupakan suatu potret pada suatu saat tertentu dari
rangkaian film yang diputar yang dapat diartikan sebagai
jangka panjang.
5.2. FUNGSI PRODUKSI
Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output.
biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi.
Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan
barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi
produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber
masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan)
tanpa memperhitungkan harga.
Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis. Persamaan tersebut dengan mudah diperluas
untuk memasukkan sebanyak mungkin sumber untuk
menghasilkan suatu barang tertentu. Fungsi ini memberikan
cara yang mudah untuk menghubungkan output dan input.
jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung
pada jumlah input yang digunakan.
Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi output
dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan,
atau karena sumber-sumber bias. Dikombinasikan dengan
berbagai perbandingan untuk menghasilkan suatu barang,
output juga bisa ditingkatkan dengan menjumlahkan salah
satu sumber sedang jumlah sumber lain yang digunakan
tetap tak berubah.
Output yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada
teknik produksi yang digunakan. Dengan jumlah input yang
tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang lebih
efisien, maka output perusahaan akan lebih besar. Semakin
kurang efisien teknik yang digunakan maka akan semakin
kecil output yang dihasilkan. Maka berapa pun jumlah biaya
yang dikeluarkan perusahaan, teknik yang digunakan
haruslah teknik yang paling efisien.
Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa
jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi
yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan variabel tidak
bebas dan faktor produksi merupakan variabel bebas. Secara
matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = F(C,L,B,S)
Di mana:
Q = Output ; C = Capital ; L = Labor ; B = Bahan Baku ; S = Skill
Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang menunjukkan
jumlah udang yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit
yang ditebar, banyaknya makanan dan obat-obatan yang
dipakai, dan jam kerja karyawannya. Hubungan antara output
dan Input itu bisa dalam bentuk linier ataupun tidak linier.
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek
dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total
product), AP (average product), dan MP (marginal product).
Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh
sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang
dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan
hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
5.3.1. Hukum Tambahan Hasil
yang Semakin Berkurang
(The Law of Di- minishing Returns)
Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum
Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of
Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek,
di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor- faktor
produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi
total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara
terus-menerus.
Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan
tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah
tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun.
Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang
Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Keadaan
ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Dari tabel di atas, hasil yang semakin bertambah terjadi sampai
pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing
Returns mulai bekerja. Hukum ini juga disebut dengan Law of
Diminishing Marginal Physical Product.
Dalam Gambar 5.2 digambarkan kurva TP yang cekung ke
atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika sumber yang
bervariabel (berubah) yang sedikit digunakan sumber yang
tetap (tanah) maka hasilnya tidak efisien.
Dengan menambah sumber variabel terus- menerus, maka
TP akan terus-menerus bertambah sampai pada titik B. Pada
titik B ini Law of Diminishing Returns mulai bekerja dan
penambahan sumber variabel dengan jumlah yang terus-
menerus akan mengakibatkan pertambahan TP yang
semakin berkurang.
Jika kita lihat Gambar 5.2 di atas, sumbu horizontal
menunjukkan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang
digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal
menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q). Dalam hal
ini faktor produksi tanah dianggap sebagai faktor produksi
tetap.
Dengan tambahan tenaga kerja yang terus-menerus, mula-
mula jumlah produksi meningkat dan biasanya dengan
tambahan yang semakin besar, kemudian dengan tambahan
tenaga kerja berikutnya jumlah produksi total juga meningkat
tetapi dengan tambahan produksi yang semakin kecil.
Akhirnya tambahan jumlah tenaga kerja selanjutnya akan
tetap meningkatkan jumlah produksi tetapi sampai pada
jumlah tenaga kerja tertentu, produksi total akan mencapai
maksimum; yang berarti pada tambahan tenaga kerja
berikutnya justru akan menurunkan jumlah produksi total
(TP).
Sifat dari produksi marjinal mula-mula meningkat sejalan
dengan peningkatan produksi total (TP), kemudian mencapai
titik maksimal padi titik belok dari kurva produksi total (TP),
yaitu pada saat peningkatan produksi total menjadi mulai
semakin menurun, dan menurun terus sampai sama dengan
nol pada saat produksi total mencapai titik maksimum.
Secara grafis produksi marjinal (MP) ini dapat ditunjukkan
oleh lereng dan kurva produksi total (TP), yaitu ditunjukkan
oleh garis singgung pada setiap titik pada kurva produksi
total. Sebagai contoh pada jumlah tenaga kerja sebanyak
OL1 produksi marjinalnya (MP) adalah lereng garis singgung
LA. Dari produksi total (TP) itu kita dapat mengetahui pula
besarnya produksi rata-rata tenaga kerja.
Pada umumnya tingkat produksi rata-rata ini dipakai sebagai
ukuran tingkat efisiensi penggunaan tenaga kerja. Semakin
tinggi tingkat produksi rata-rata, semakin efisien pula faktor
produksi tenaga kerja yang dipergunakan. Semakin banyak
jumlah tenaga kerja yang digunakan, tambahan tenaga kerja
tersebut akan meningkatkan produksi rata-rata. Kemudian
tambahan tenaga kerja selanjutnya sampai pada jumlah
tertentu akan menyebabkan produksi rata-rata mencapai titik
maksimum.
Kemudian tambahan tenaga kerja selanjutnya sampai pada
jumlah tertentu akan menyebabkan produksi rata-rata
mencapai titik maksimum. Kemudian produksi rata-rata (AP)
itu menurun terus dengan tambahan jumlah tenaga kerja
lebih lanjut. Kurva produksi rata-rata (AP) dapat diturunkan
dengan cara menarik garis lurus yang menghubungkan kurva
produksi total (TP) dengan titik asal (0).
Sebagai misal pada jumlah tenaga kerja OL1 tingkat produksi
total adalah AL sehingga produksi rata-rata (AP) adalah
lereng dari garis lurus OA. Pada jumlah tenaga kerja L1
berarti bahwa produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada
produksi rata-rata (AP).
5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP
Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting untuk dipahami
karena posisinya sangat menentukan kegiatan produsen dalam
melakukan kegiatan usahanya.
Pertama, hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi
total (TP). Pada saat produksi total (TP) mengalami perubahan
peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun,
maka pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik
maksimumnya.
Kemudian pada saat kurva produksi total (TP) mencapai titik
maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya
produksi marjinal (MP) sama dengan nol.
Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi
marjinal (MP). Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat,
produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP),
dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun produksi marjinal
(MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP).
Hal ini menunjukkan bahwa pada saat produksi rata-rata (AP)
mencapai titik maksimum produksi marjinal (MP) sama
dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata
(AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal (MP).
Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah:
1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP.
2. Jika AP maximum maka MPP = AP.
3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi
Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan
produksi marjinal itu sangat berguna untuk melihat tingkat
efisiensi penggunaan faktor produksi. Gambar 5.1 kita
membagi fungsi produksi itu dalam tiga tingkatan atau tahap,
yaitu tahap I, tahap II, dan tahap III. Tahap I ditandai dari
produksi awal hingga AP yang maximal. Tahap II dimulai dari
AP maximal hingga MP-nya sama dengan 0 (nol). Tahap III
ditandai dari TP yang mulai menurun.
Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-
rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama
dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP
bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya
efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah.
Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik
maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai
maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama
dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih
positif. Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih
meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus
bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak
labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor
semakin berkurang.
Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP
menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah
terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor.
Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
5.4. PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di
mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya
atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk
menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan
menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant
(isoproduct atau isoquant).
5.4.1. Isoquant
1. Pengertian Kurva Isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan
berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input
yang bervariabel yang menghasilkan tingkat output tertentu".
Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan
sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja
dan sumbu vertikal menunjukkan faktorcapital. Titik-titik di
sepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor
dan capital yang menghasilkan 100 unit."
2. Sifat dari Kurva Isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri
kurva indifference, yaitu:
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan
jumlah produksi yanglebih banyak atau dengan kata lain
semakin jauh kurva isoquant ini dari titikasal menunjukkan
semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling
berpotongan atau saling bersinggungan.
3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi
oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak
berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant
pada titik khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah:
MRTS di C = - ΔK/ΔL
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya
menghasilkan rasio K dan L-nya:
K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
4. Bentuk Isoquant Lain
Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan
adanya substitusi input kapital dan labor adalah sempurna.
Substitusi kapital dan labor secara sempurna ini dalam dunia
nyata tidak pernah bisa terjadi. Dalam suatu proses produksi
tidak mungkin hanya dilakukan labor saja atau kapital saja.
Dalam proses produksi ada minimal kapital dan
ada minimal labor.
Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di atas
menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor.
Substitusi kapital dan labor hanya terjadi pada kebutuhan
minimum saja. Setelah itu tidak terjadi substitusi. Sebagai
contoh, di suatu perusahan yang sudah menggunakan
peralatan yang modern, dibutuhkan sedikit operator mesin
saja. Demikian sebaliknya, pada usaha kerajinan yang
membutuhkan peralatan minimal saja.
5.4.2. Iso-biaya (Isocost)
1. Pengertian IsocostIso-biaya (Isocost) adalah:
"Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang
menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi
yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah
anggaran tertentu.
Letak iso-biaya ini tergantung pada besarnya anggaran belanja
perusahaan serta harga faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi oleh perusahaan yang bersangkutan. Semakin
besar anggaran perusahaan dengan harga faktor produksi yang
tetap, maka letak dan garis iso-biaya ini akan semakin menjauhi
titik asal (nol). Selanjutnya perubahan harga salah satu faktor
produksi apabila jumlah anggaran tetap akan menyebabkan
lereng dan kurva iso-biaya itu berubah.
Gambar 5.4 melukiskan iso-biaya tersebut. Sumbu horizontal
menunjukkan jumlah faktor produksi labor dan sumbu vertikal
menunjukkan faktor produksi kapital. Lereng garis iso-biaya ini
ditentukan oleh perbandingan harga faktor produksi K dan harga
faktor produksi L.
2. Gambar Kurva Isocost
Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital
adalah Pk, harga labor adalah Pl dan besarnya dana yang
tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan
kapital maka akan didapat barang kapital
sebanyak M/Pk unit.
Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat labor
sebanyak M/PI unit. Jika kedua titik itu dihubungkan maka
akan mendapat sebuah garis yang disebut dengan "garis
Isocost".
Slope kurva Isocost adalah=
M/Pk:M/PI= M/Pk x PI/M = PI/Pk
Sedang Fungsi TC = PIL + Pk K
3. Perubahan Isocost
Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya
tetap.
Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya
tetap.
Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski Labor
Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi Kapital
Turun atau Naik sedang Lainnya TetapJika harga kapital
bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke atas dari
K2L menjadi K3L. Dan jika harga kapital bertambah mahal
maka kurva isocost bergesar ke bawah dari
K2L menjadi K3L.
c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana) Berubah
Berkurang atau BertambahJika jumlah modal bertambah
besar maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L2
menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal maka
kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1.
5.4.3. Ekuilibrium Produsen
kuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen.
Untuk menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok, yaitu
garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant.
Pada Gambar 5.5 di atas, titik C menunjukkan produksi yang
optimum di mana pada saat itu produsen dalam posisi
keseimbangan. Dengan demikian, posisi keseimbangan
produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan
dengan kurva isocost.
Pada saat itu dalam posisi:
MRTS = Slope Iso Quant
-MPI/MPk = -PI/Pk
Pl. MPk=Pk. MPI
Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi
Pl. PC maka hasil:
PI .MPk/PI .Pk = Pk .MPI/Pl .Pk
MPK/PK = MPI/PI
5.4.4. Jalur Ekspansi (Expansion Path)
Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang
menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di
berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik
yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan
sejumlah produk tertentu. Jadi produsen yang mempunyai
uang yang akan digunakan untuk ongkos produksi yang
semakin lama semakin besar dan ingin memperluas
produksinya, maka agar diperoleh ongkos yang paling kecil
dia harus mengombinasikan penggunaan input-input L dan K
pada titik-titik garis expantion path.
5.4.5. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale)
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L
adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka:
= L + C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah:
= aL + aCbQ
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b)
bisa dalam keadaan (1) b>a; (2) b = a; dan (3) b<a.
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari
2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali
lipat output seharusnya meningkat menjadi 200 unit tetapi
meningkat lebih dari 200 unit. Pada gambar di atas
diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari
2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali
lipat output meningkat menjadi 200 unit. Pada gambar di atas
diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
Jika ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali
D gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output
meningkat tidak menja 200 unit tetapi meningkat kurang dari
200 unit. Pada gambar di atas diperlihatk dengan isoquant
yang titik-titik.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses
produksi lebih efisien, yaitu:
1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak
terlibat dalam pros produksi tenaga kerjanya semakin
terampil.
2. Penggunaan teknologi.
3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama.
4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.
5.4.6. Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line)
Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu
peta isoquant di mana antara isoquant yang satu dengan
isoquant yang lain tidak saling berpotongan. Isoquant yang
terletak semakin jauh dan titik O menunjukkan tingkat output
yang semakin besar.
Pada gambar di atas, kurva IQ1 di titik L1 menunjukkan
minimum labor dan di titik K1 minimum kapital guna
menghasilkan produk tertentu. Demikian juga pada IQ2 di titik
L2 yang menunjukkan minimum labor dan K2 menunjukkan
minimal kapital. Pada IQ3 titik 13 adalah minimal labor dan
K3 adalah minimal kapital. Jika titik-titik K1, K2, dan K3 juga
titik-titik L1, L2, dan 13 dihubungkan akan membentuk
gambar bagai ridge-line. Daerah yang dibatasi ke dua ridge-
line itu disebut "daerah relevant". Relevan menggunakan
input labor dan kapital.
5.4.7. Kombinasi Ongkos (Least Cost Combination)
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan)
sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva
isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan
semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung
antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan
(expansion path).
Pertanyaan
1. Jelaskan mengenai Perilaku Produsen!
2. Bagaimana terjadinya Perubahan Isocost?
3. Mengapa hubungan antara AP(Produksi rata-rata), MP(Produksi Marginal) ,
dan TP (produksi total) sangat penting untuk dipahami ?
4. Bagaimana kesimpulan hubungan dari MP dan AP?
5. Jelaskan mengenai Ridge Line pada Gambar 5.10 kombinasi faktor produksi
yang ekonomis!
BAB VIII
PENENTUAN HARGA
DALAM PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
8.1 BENTUK PASAR PERSAINGAN
8.1.1. Pengertian Pasar
Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat
berkumpulnya para penjual. Sedang pengertian pasar dalam
pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli
dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual
beli suatu barang.
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori
ekonomi mikro menjadi empat golongan besar, yaitu:
a. Pasar Persaingan Sempurna
b. Pasar Persaingan Monopolistik
c. Pasar Monopoli
d. Pasar Oligopoli
8.1.2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak
penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak
dapat memengaruhi harga pasar.
8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/SempurnaPasar
persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:
1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
2. Barang yang diperjualbelikan homogen/identik.
3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.
4. Informasi terhadap pasar sempurna.
1. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak
Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga
masing-masing pembeli maupun penjual tidak dapat
memengaruhi pasar.
2. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik
Di samping itu, jenis barang yang diperjualbelikan di pasar
tersebut adalah homogen atau satu jenis saja (identik). Barang
homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan
semua penjual sama.
3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah
Pembeli maupun penjual bebas keluar ataupun masuk ke
pasar. Sedang konsumen dengan bebas memilih dalam
pembelian barang tersebut di pasar.
4. Informasi terhadap Pasar Sempurna
Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada
konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka
konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Demikian
juga jika ada produsen/penjual yang mengetahui ada bahan
baku yang harganya lebih murah maka produsen/penjual
yang lain juga segera mengetahuinya.
Kita perhatikan dari tabel di atas, perusahaan dalam
persaingan sempurna produsen tidak dapat memengaruhi
harga barang per satuan, maka kurva penerimaan total akan
bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0)
karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR
mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit
menjadi satu. Jika digambarkan ke tiga kurva tersebut
seakan-akan hanya satu kurva.
8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi
minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan
ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidah menetapkan
harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat
informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat
centainty (bisa diperhitungkan).
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Laba
Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba
maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah
OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK.
Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.Harga
dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal
adalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
Dari gambar di atas terlihat, harga yang menjamin rugi
minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah
OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL.
Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2.Harga dan
jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi manimal adalah
sebesar
P = OP2 dan Q = OQ1
3. Penentuan dalam Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Normal Profit (Break Even Income)
Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba normal
adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC
adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1.
Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna
seperti gambar di atas, untuk mendapatkan laba normal
perusahaan harus bekerja yang paling efisien. Terlihat besarnya
AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh
perusahaan yang berada pada persaingan yang lain.Harga dan
jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah
sebesar P = OP1 dan Q = OQ1 Dengan AC yang paling rendah
Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang
berada pada persaingan yang lain.Harga dan jumlah yang
diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan AC yang paling rendah
8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang
Dialami Perusa- haan dalam Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka PendekMaksud jangka pendek adalah
jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila
terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak
mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup
waktu bagi perusahaan- untuk menambah perusahaan-
perusahaan yang baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan
sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
c. Menderita kerugian.
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka PanjangMaksud jangka panjang adalah jangka
waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada
kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk
dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-
perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi
kenaikan permintaan barang.
Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-
perusahaan "selalu" hanya akan memperoleh keuntungan
normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum.
Perusahaan yang hanya menenima keuntungan normal
(normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or
Profitability", artinya apabila harga turun sedikit saja
perusahaan akan segera keluar dari pasar.
8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada
dalam Pasar Persaingan Sempurna
Keburukannya:
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk
yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja
yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga
produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. Antara
penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis
atau identik.
Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan
konsumen. Konsumen tidak bisa memilih karena masing-
masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar.
Kebaikannya:
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya
kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang
berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh
karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus
bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien, perusahan
baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan
menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat
turunnya harga.
Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini
dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurna. Persaingan
yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi
sumber daya menjadi efisen dan konsumen dapat
memperoleh barang dengan harga yang kompetitif.
Pertanyaan
1.Bagaimana perbedaan ciri-ciri pada pasar persaingan
sempurna, monopolistik, oligopoli, dan monopoli?
2.Bagaimana caranya agar perusahaan mendapatkan laba
maksimal atau rugi minimal?
3.Jelaskan kebaikan dari perusahaan yang berada dalam pasar
persaingan sempurna!
4.Jelaskan keburukan dari perusahaan yang berada dalam
pasar persaingan sempurna!
5.Jelaskan perbedaan kondisi perusahaan dalam persaingan
jangka pendek!
BAB IX
PENENTUAN HARGA PADA PASAR
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
9.1 BENTUK PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat
banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
mempengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk.
Deferensiasi produk atau product differentiation adalah
membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga
menjadi berbeda. Caranya dengan promosi, advertensi,
perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan yang baik, dan
lain sebagainya.
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli.
Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang
tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva
permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah,
meskipun mendekati horizontal. Kedua, terdapat juga unsur
persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga
tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh
yang berarti terhadap penjual lainnya.
Bila jumlah penjual cukup banyak sehingga kegiatan masing-
masing penjual tidak mempunyai pengaruh yang nyata pada
penjual yang lain dan begitu juga sebaliknya, maka industri
yang seperti ini dinamakan industri dengan monopoli
persaingan.
Analisis baru yang dapat kita ambil dari teori persaingan
monopoli yaitu analisis ini memberikan gambaran yang lebih
baik tentang industri dengan persaingan di mana dapat
perbedaan produk pengolahan makanan, pakaian pria, tekstil,
perusahaan jasa di kota besar, dan banyak lainnya yang
mengakui adanya sedikit unsur monopoli dan perbedaan
harga yang dikenakan oleh berbagai penjual untuk suatu
jenis produk tertentu.
Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih
menyukai produk penjual tertentu dibandingkan dengan produk
penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh
seorang penjual agak sedikit miring ke bawah dan
menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan
harga produknya. Biasanya, kurva permintaan yang dihadapi
oleh perusahaan sangat elastis dalam batas harga tertentu
karena berbagai barang substitusi tersedia bagi produknya.
Pembedaan produk membuat unit produk yang dijual oleh
seorang penjual tidak sama dengan unit produk penjual lain. Tak
ada harga tunggal yang berlaku untuk produk yang dibedakan
dalam seluruh industri. Penjual yang berlainan akan menerima
produk yang dibedakan. Kurva yang dihadapi oleh masing-
masing penjual sangat elastis sebab banyak barang substitusi
lain yang hampir sama atau perbedaannya hanya sedikit sekali
dan dapat menggantikan dari barang pertama tersebut.
Perlu diketahui bahwa adanya ongkos tambahan seperti
ongkos advertensi dan lain sebagainya itu merupakan
penyebab pasar tersebut menjadi berbentuk pasar
persaingan monopoli. Dalam jangka pendek, suatu
perusahaan juga seperti pada pasar yang lain, maksudnya
bahwa pada suatu saat perusahaan akan menerima
keuntungan lebih atau menerima kerugian atau hanya
menerima keuntungan normal saja.
Pada pasar persaingan monopoli barang heterogen sehingga
semua produsen juga tidak akan menetapkan harga yang
sama. Lain halnya dengan pasar persaingan sempurna di
mana barang adalah homogen, maka semua produsen akan
menetapkan harga pasar yang sama. Oleh karena, itu selama
tidak ada dua perusahaan yang menjual barang yang sama
persis sama maka barang harga-harga juga tidak akan sama
di dalam satu industri/pasar.
Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian
jalan masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam
industri, yaitu terbuka dan satunya tertutup. Apabila dalam
jangka panjang ada perusahaan-perusahaan dalam
persaingan ini mengalami keuntungan lebih, maka akan
mendorong masuknya perusahaan-perusahaan lain. Untuk
masuk ke dalam industri/pasar perusahaan-perusahaan yang
telah ada harus menambah kapasitas produksinya.
Apabila semua barang merupakan barang substitusi yang baik,
maka pasar akan dibagi-bagikan diantara perusahaan yang ada.
Berarti, kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser ke
kiri. Dengan adanya produk diferensiasi yang semakin besar berarti
akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan MC akan
bergeser ke atas. Hal ini tersebut increasing cost industry. Apabila
ini berjalan terus maka lama-kelamaan sampai seluruh keuntungan
lebih yang mula-mula di nikmati masing-masing perusahaan akan
habis.
Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada
diantara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna.
bila pada persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya
horizontal atau elastis sempurna, kurva delman dari monopoli
bersifat inelastis. kurva delman perusahaan yang
monopolistik berbentuk elastis kemiringannya di antara kedua
kurva delman dari monopoli dan persaingan sempurna.
9.2. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan
monopoli dapat mengalami tiga hal, yaitu:
- Mendapat laba supernormal
- Mendapat laba normal
- Menderita kerugian
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin
laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan
output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar
0P1KQ1
9.3. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI
TERHADAP OUTPUT DAN HARGA
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang
Besar
Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga
dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami
banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh
persaingan monopolis sangat elastis.
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Akan terdapat beberapa efisiensi masing-masing
perusahaan dalam jangka panjang bila masuknya
perusahaan baru ke dalam industri yang bersangkutan
bebas dan mudah. Artinya, perusahaan tidak akan
dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan
atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah
dibangunnya pada tingkat output optimum.
Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi ada
laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata-
rata jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk
semua output. Keluarnya perusahaan dan industri akan terus
berlangsung sehingga kurva biaya rata-rata jangka panjang
untuk setiap perusahaan bersinggungan kembali dengan
kurva permintaan yang dihadapinya.
3. Promosi Penjualan
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat
terjadi dalam persaingan monopoli. Usaha masing-masing
perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini akan
diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya,
dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah
menambah biaya produksi. Pemborosan seperti ini lebih kecil
dalam persaingan monopoli dibandingkan dengan oligopoli.
Dalam oligopoli usaha penjual yang satu untuk memperluas
pasarnya akan mendorong pihak lain untuk melakukan usaha
yang sama untuk mempertahankan bagian pasarnya.
Persaingan yang seperti itu tidak ada dalam persaingan
monopoli. Iklan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan
tidak menimbulkan tindakan balasan dan yang lain.
Bila iklan yang dilakukan oleh salah satu penjual diimbangi
oleh yang lain, maka tindakan balasan tersebut sebenarnya
merupakan usaha yang sama untuk memperluas pasar
masing-masing. Tak ada yang bereaksi atas penggerogotan
pasarnya oleh penjual lain.
4. Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk
tertentu yang berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar
persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya,
atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan.
Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam
produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan
konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
Masa bodoh terhadap perbedaan mutu yang sebenarnya
karena kesediaan untuk membayar harga yang lebih tinggi
untuk merek tertentu yang dalam kenyataannya tidak lebih
baik dari merek dengan harga yang lebih rendah. Apakah
para ibu rumah tangga mengerti tentang perbandingan mutu
antara berbagai merek sabun, detergen, poles lantai, seterika
listrik, dan sebagainya.
Pertanyaan
1.Jelaskan mengenai Pasar Persaingan Monopolistik!
2.Jelaskan jika suatu perusahaan dalam kondisi
mendapatkan laba supernormal!
3.Bagaimana bentuk kurva demand dari perusahaan
monopolistik?
4.Mengapa kurva permintaan suatu perusahaan elastis
pada perbedaan produk?
5.Bagaimana cara membedakan dua barang yang
sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda?
PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
BAB X
10.1. ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini
adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly. Produk yang dijual di
pasar tersebut tak memiliki barang substitusinya. Produk yang dijual oleh
sang monopoli harus dengan mudah dibedakan dengan barang lain yang
dijual dalam perekonomian.
Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam
perekonomian tak memengaruhi sang monopoli. Sebaliknya,
perubahan harga produk dan output sang monopolis juga tak
memengaruhi produser lain dalam perekonomian. Monopoli
murni dalam dunia nyata jarang ditemukan.
Perusahaan publik lokal digambarkan oleh beberapa ahli
ekonomi yang mendekati monopoli murni antara lain industri
aluminium sebelum Perang Dunia II, mesin-mesin pembuat
sepatu, nikel, besi, telepon, dan beberapa lainnya. Akan
tetapi, meskipun mempunyai pengawasan penuh atau lebih
dari 90% atas sesuatu produk oleh satu perusahaan,
monopoli tidak sempurna kecuali kalau tidak ada barang
substitusi/ barang pengganti.
Bagi barang kebutuhan umum, gas dan listrik sampai batas
tertentu adalah barang substitusi satu sama lain. Aluminium
juga memiliki substitusi, begitu juga campuran logam yang
dibuat dengan campuran magnesium.
Ada atau tidak adanya bentuk monopoli murni, prinsip-prinsip
monopoli murni memberikan suatu alat yang sangat berguna
untuk menganalisis persoalan penentuan harga, output, dan
alokasi sumber.
Pertama, monopoli sebagai alat analisis sangat berguna
dipakai pada industri-industri yang mendekati monopoli murni
atau industri yang dalam banyak hal bertindak seperti dalam
monopoli murni. Kedua, monopoli sebagai alat analisis dan
berbagai modifikasinya sangat berguna dalam mempelajari
persaingan oligopoli dan persaingan monopoli. Kita terlebih
dahulu akan mempelajari konsep dasar analisis monopoli.
Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan
sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar.
Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai
penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai
substitut, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut
sekaligus sebagai industrinya juga. Monopoli, seperti halnya
persaingan sempurna, hanya ada dalam teori saja, di mana
sejumlah barang yang dihasilkan oleh satu produsen saja.
10.2. CIRI-CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI
10.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
10.2.2. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar
Monopoli
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan
Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari
tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Kalau
mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus
membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat-syarat
penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu dan para
pembeli tidak dapat berbuat apa pun dalam menentukan syarat
jual beli.
10.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang
seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subtitute)
yang dapat menggantikan barang tersebut. Aliran listrik
adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang
pengganti yang mirip; yang ada hanyalah barang pengganti
yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak
3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam
Industri
Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena
tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat
beberapa perusahaan dalam industri. Keuntungan
perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan-
perusahaan lain memasuki industri tersebut.
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya
penjual dalam pasar, maka penentuan harga dapat
dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopoli
dipandang sebagai penentu harga atau price setter.
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya
perusahaan dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan
barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang
memerlukan barang yng diproduksinya terpaksa membeli
darinya. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering
membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik
pembeli, tetapi untuk memelihara hubungn baik dengan
masyarakat
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar
(perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:
10.2.2. Faktor-Faktor yang Menimbulkan
Adanya Pasar Monopoli
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya
tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati
skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat
produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang,
yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada
perusahaan.
10.3. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI
PASAR
Dengan masuknya perusahaan baru mereka menggerogoti
pasar perusahaan yang sudah ada. Hal tersebut
menyebabkan kurva permintaan dan kurva pendapatan
marginal yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan
akan bergeser ke bawah.
Kita dapat melihat penggeseran kurva permintaan masing-
masing perusahaan ini ke bawah sebagai akibat dari kenaikan
penawaran produk industri dengan masuknya perusahaan baru.
Kenaikan penawaran menggeser kurva permintaan yang
dihadapi oleh masing-masing perusahaan ke bawah dan kurva
biaya perusahaan bergeser ke atas.
Hal ini akan menyebabkan laba berkurang, tetapi perusahaan
baru akan terus masuk selama masih ada kemungkinan
untuk memperoleh laba. Sampai akhirnya cukup banyak
perusahaan baru yang telah masuk sehinggga semua laba
murni industri lenyap. Sang Monopolis dapat menghalangi
masuknya perusahaan baru ke dalam industri tersebut
dengan beberapa cara.
Dia dapat mengendalikan bahan baku yang diperlukan untuk
menghasilkan produknya. The Aluminium Company of
America, misalnya, sebelum perang dunia kedua memiliki
dan mengawasi 90% persediaan bauxite, bahan baku dalam
pembuatan aluminium. Perusahaan tersebut menguasai
paten tertentu yang menghalangi perusahaan lain untuk
meniru produknya. Dalam pembuatan mesin pembut sepatu,
sebuah perusahaan memegang paten semua mesin.
yang digunakan untuk membuat peralatan yang digunakan
dalam pembuatan sepatu. Perusahaan tersebut tidak menjual
mesin-mesin tersebut, tapi menyewakannya dan memungut
royalti atasnya.
Pembuat sepatu yang memperoleh suatu mesin dan sumber
lain akan mendapat kesulitan untuk mendapatkan mesin utama
dari perusahaan tersebut atau pasar seorang monopolis
mungkin sedemikian terbatas dibandingkan dengan skala
optimum perusahaan sehingga walaupun sebuah perusahaan
mendapat laba, tetapi masuknya perusahaan yang baru akan
membuat harga sedemikian rupa sehingga keduanya dapat
menderita kerugian.
Dengan demikian, masuknya perusahaan baru dapat
dihalangi. Masih ada cara lain untuk menghalangi masuknya
perusahaan baru. Dalam bidang public utility, hak monopoli
diberikan agar dapat menghalangi masuknya perusahaan
yang baru.
Paten yang sama dengan paten yang dimiliki monopolis
walaupun dapat digunakan untuk menghasilkan barang
pengganti mungkin merupakan jalan yang sulit. Dalam beberapa
kasus paten dapat menjadi lewat waktu atau usang karena
adanya proses baru yang lebih baik. Berkaitan dengan
pemilikan tunggal atas bahan mentah yang digunakan, sering
bahan mentah pengganti dapat dikembangkan untuk membuat
suatu produk yang dapat merupakan barang pengganti yang
sangat baik untuk barang yang asli.
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa
sebab, antara lain:
1. Penguasaan Bahan Mentah
Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka
penguasaan sumber X akan bisa menimbulkan perusahaan
monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan X
kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina.
2. Hak Paten
Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu
macam barang tertentu atau cara produksi tertentu. Contoh:
produk-produk Microsft-Windows.
3. Terbatasnya Pasar
Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada
masih terbatas, mungkin hanya bisa memberikan "ruang hidup"
untuk satu perusahaan saja. Dengan istilah lain, karena adanya
economies of scale yang besar, tetapi luas pasar yang terbatas,
maka satu perusahaan saja sudah mampu memenuhi
permintaan pasar. Akibatnya kalau ada perusahaan baru yang
berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan mengalami
kesulitan dalam menjual barangnya. Jadi di dalam pasar tetap
4.Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah
Ada kalanya hak monopili diberikan oleh pemerintah. Contoh:
PELNI pada jalur tertentu.
10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN
OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR
dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan
pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya.
Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Di situ
perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada
tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut
pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q,
ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba
maksimum.
Walaupun Q merupakan tingkat output-nya optimal jangka
pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika
penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar
daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas,
tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan
dengan berhenti berproduksi.
Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan
penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan
biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer dapat
meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan
produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi
laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat
MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal
pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai
Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari
fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
Gambar di atas menunjukkan bagaimana seorang monopolis
dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR
memotong kurva MC pada tingkat output Q, yang sekaligius
menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimal yang
masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q adalah
P. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimalkan
laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang
diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah CPP'C'. Laba itu
diperoleh TR (OPC'Q) dikurangi dengan TC (OCC'Q).
10.5. POSISI KESEIMBANGAN
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR
dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan
pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya.
Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Di situ
perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada
tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut
pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q,
ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba
maksimum.
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen
dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang
dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Kurva
permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa
memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit
atau lebih banyak barang produksinya.
Dengan demikian, kalau diperbandingkan dengan perusahaan
dalam persaingan sempurna, perusahaan monopoli harus
menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia jual,
tetapi juga menentukan berapa harga jual yang bisa
menghasilkan keuntungan maksimal baginya. Perbedaan lain
dengan persaingan sempurna adalah bahwa dalam monopoli
ekuilibrium perusahaan adalah juga ekuilibrium pasar. Ada atau
tidak adanya laba tergantung pada hubungan antara kurva
permintaan yang dihadapi oleh Sang Monopolis dan keadaan
Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan murni dan
monopolis terlihat dalam bidang penjualan. Penjual dalam
persaingan murni dapat menjual semua yang ingin dijualnya
dengan harga pasar yang ada karena harga sama dengan
biaya marginalnya. Sang Monopolis menghadapi kurva
permintaan atas produknya. Oleh karena itu, lebih banyak
yang dijualnya per unit waktu sehingga harganya harus lebih
rendah. Hal ini mempunyai akibat penting bagi pendapatan
marginal Sang Monopolis dalam hubungannya dengan harga.
Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni
pada dasarnya sama dengan yang berlaku untuk perusahaan
dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah
mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC.
Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain
adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva
permintaannya horizontal, kurva permintaan persaingan
monopolis kecondongannya bersifat elastis yang cukup besar
dengan kemiringan yang landai.
10.5.1. Hubungan P, TR, dan MR
Sementara itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk
miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis. Bentuk
kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih
besar Sang Monopolis harus menurunkan harga ini. Artinya,
bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai
penerimaan total maksimum. Penjualan yang lebih besar akan
menyebabkan penerimaan total berkurang, bukannya
bertambah.
Pendapatan marginal pada berbagai tingkat penjualan per
unit waktu untuk Sang Monopolis akan lebih rendah dari
harga per unit pada tingkat penjualan ini. Untuk lebih jelasnya
bisa kita lihat pada tabel dan gambar di bawah ini.
Ada atau tidak adanya laba tergantung pada hubungan antara
kurva permintaan yang dihadapi oleh Sang Monopolis dan
keadaan biayanya. Sang monopolis mungkin menderita rugi
dalam jangka pendek. Monopoli bisa menderita kerugian
disebabkan karena (1) biaya awal yang besar (set up cost), dan
(2) demand- nya belum berkembang karena belum dikenal.
Monopoli mengalami kerugian hanya dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang monopoli secara pasti mengalami
keuntungan.
Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba
ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan
dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka
laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka
panjang. Walaupun demikian, laba yang akan diperoleh monopoli
ditentukan oleh seberapa besar permintaan yang dihadapi relatif
terhadap biaya produksi yang dikeluarkan.
Gambar 10.3 menunjukkan hal ini. Pada tingkat output
optimal Q harga pasar yang dapat diterima total penerimaan
monopoli menderita kerugian sebesar daerah yang diarsir.
Dalam keadaan yang dimisalkan Sang Monopolis membangun
skala perusahaan yang lebih besar dan skala optimum
perusahaan dan menjalankannya pada tingkat output yang lebih
besar dan tingkat output optimum jika dia ingin mendapat laba
yang maksimal. Skala perusahaannya demikian besar sehingga
terjadi kerugian ekonomis. Akan lebih menguntungkan kalau dia
menggunakan skala pemisahaan yang lebih kecil dan skala
yang ada untuk menghasilkan tingkat output x dengan tingkat
output yang paling efisien.
Dengan menggunakan SAC melebihi tingkat output yang paling
efisien dia dapat mencapai biaya per unit yang lebih rendah dan
yang dapat diperoleh dengan SAC yang lebih besar dan
menjalankan SAC melewati tingkat output optimum.
1. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai
posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan
dicapai pada saat MR = MC. Kurva D dan MR apabila
digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh
"ekuilibrium perusahaan" yang sekaligus sama dengan "equal
pasar". Monopolis merupakan satu-satunya penjual/perusahaan
di dalam pasar/industri sehingga equilibrium perusahaan
individual sama dengan ekuilibrium pasar.
Equal pasar yang menjamin diperolehnya keuntungan
maksimum pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q.
Keuntungan maksimum yang merupakan tujuan pokok dari
seorang produsen dapat dilihat dari gambar di bawah ini, laba
maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR. Laba
maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan
tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual
sebanyak OQ.
Jika monopolis menjual dengan jumlah lebih banyak atau lebih
sedikit laba yang diperolehnya tidak maksimal atau belum
maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang dijual tidak menuruti
kaidah MR= MC. Lebih lanjut dari gambar di bawah ini, dengan
harga sebesar OP1 biaya rata.
2. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami Impas
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya
harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos
rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi
sama dengan harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC =
OQKP1.
3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC
lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan
ongkos rata-rata yang terus- menerus sehingga AC jangka
pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan
demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian
sebesar P1P2KL karena TR =0P1LQ dan TC = OP2KQ
Perlu diketahui bahwa seorang monopolis hanya dapat
mengatur banyak sedikitnya jumlah barang yang ditawarkan dan
tinggi rendahnya harga saja. Monopolis tidak mampu mengatur
ongkos rata-rata karena AC tergantung kepada harga faktor-
faktor produksi yang diperlukan, seperti upah tenaga kerja. Oleh
karena itu, dalam jangka pendek seorang monopolis dapat
menderita rugi. Artinya, monopolis tidak selalu untung.
Ada beberapa salah pengertian dalam monopoli. Pertama,
bahwa monopolis akan selalu untung. Hal ini tidaklah salah
karena dalam jangka pendek kemungkinan monopolis dapat
mengalami kerugian, yang disebabkan oleh SAC demikian tinggi
sedang harga (P) demikian rendah sehingga P <AC jangka
pendek.
Kedua, bahwa kurva permintaan monopolis selalu inelastis. Hal
ini tidaklah salah juga sebab kurva permintaan monopoli tidak
selalu inelastis. Elastis atau inelastis ini tergantung dan kurva
permintaannya.
Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar
dia tetap sebagai monopolis yaitu:
a. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang
dipakainya.
b. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya
perusahaan lain tidak bisa meniru.
c. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala
perusahaan optimum sehingga masuknya perusahain lain
akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga
menghilangkan keuntungan yang ada dan kedua-duanya
akan menderita rugi.
10.6. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
10.6.1. Kerugian Adanya Monopoli
Dari hal-hal yang dibahas di atas kita lihat bahwa kerugian
masyarakat dan adanya monopoli bukan hanya timbul karena
perusahaan monopoli bisa menikmati keuntungan di atas
keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk-bentuk kerugian lain.
Akan tetapi, monopoli tidak selalu lebih buruk daripada
persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dan segi-segi lain,
misalnya:
1. Output yang Lebih Kecil
Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli,
maka monopoli akan menaikkan harga dan memperkecil output
dari sebelumnya. Dalam menjelaskan hal ini, kita akan
menganggap bahwa biaya produksi rata-rata minimum sama
saja. Sebenarnya kita memperkirakan kurva biaya Sang
Monopolis seperti ini akan lebih tinggi daripada dalam
persaingan murni.
Jika industri adalah suatu industri dengan persaingan bebas,
masing-masing perusahaan akan mempergunakan skala
perusahaan yang cukup besar untuk dapat mengambil
keuntungan dan skala. Artinya, mereka akan bekerja dengan
skala optimum perusahaan. Pengubahan jadi monopoli tak
membawa lebih banyak keuntungan ekonomis skala, tetapi
sebaliknya akan mengakibatkan adanya kerugian ekonomi.
2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk
masuk memungkinkan diperolehnya laba jangka panjang. Bila
terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal untuk produk
tersebut dari biaya produksinya.
Artinya, konsumen membayar lebih banyak untuk produk
tersebut dari yang diperlukan untuk menarik berbagai sumber
yang diperlukan untuk tetap dalam industri tersebut.
Dihalanginya perusahaan baru untuk masuk dalam pasar
merupakan isyarat untuk meluaskan output dalam industri yang
bersangkutan.
3. Efisiensi Ekonomi
Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber-
sumber pada tingkat efisiensi puncaknya. Monopoli
mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak digunakan
dengan efisiensi sebaik-baiknya. Berbeda dengan perusahaan
dalam persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka panjang
menggunakan skala optimum perusahaan pada tingkat output
optimum.
4. Promosi Penjualan
Kegiatan promosi penjualan mungkin akan menguntungkan
Sang Monopolis. Dalam pasar dengan persaingan murni tak ada
gunanya melakukan kegiatan seperti itu. Sang Monopolis
mungkin menggunakan kegiatan promosi penjualan untuk
memperbesar pasarnya, artinya untuk menggeser kurva
permintaannya ke kanan.
Juga jika monopolis dapat meyakinkan masyarakat bahwa
pemakaian produknya sangat diperlukan atau tak dapat
digantikan dan harus disediakan dalam setiap rumah tangga,
maka elastisitas permintaan pada tingkat harga dapat dikurangi.
Di samping itu, kegiatan seperti itu digunakan untuk melindungi
diri dari persaingan yang mungkin timbul dan untuk melindungi
kedudukan monopolinya. Tujuannya untuk mengaitkan namanya
dengan produk tersebut sehingga calon saingan akan sukar
memasuki pasar tersebut.
Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa
mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap masyarakat
adalah:
1. Menetapkn Undang-Undang antimonopoli.
2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan.
3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam
pasar dengan tujuan membatasi kekuasaan monopoli.
Dengan adanya perusahaan tandingan harga dan output
dapat dikendalikan
4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis
Kita akan lihat dua alat pengaturan pemenintah, yaitu (1)
pengaturan langsung terhadap harga yang dijual oleh
monopolis, dan (2) pengaturan melalui pengenaan pajak.
10.6.2. Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
1. Pengaturan Harga
Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang
dikenakan oleh perusahaan monopoli negara, seperti
perusahaan gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi
adalah penentuan harga yang akan menarik Sang Monopolis
untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai
dengan permintaan konsumen. Sang Monopolis memperoleh
laba maksimal di mana biaya marginal sama dengan pendapat
marginal.
Dikarenakan tak ada perusahaan baru yang masuk, maka laba
maksimal ini akan dapat dipertahankan dalam waktu yang
lama. Keuntungan monopolis ini dianggap tidak wajar. Untuk itu
pemerintah dapat menentukan hargat tertinggi di bawah harga
keseimbangan MR-MC, misalkan bahwa harga maksimum
adalah pada tingkat mana kurva biaya marginal.
Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen
dengan harga per unit yang lebih murah dan jumlah barang
yang lebih banyak. Hal ini dapat menghalangi Sang Monopolis
mengambil semua keuntungan dari kedudukan monopoli dan
juga memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output
sampai titik di mana biaya marginalnya sama dengan harga
produknya. Biasanya produsen monopolis tidak melihat berapa
kebutuhan akan barang tersebut yang dibutuhkan masyarakat.
Apabila masyarakat menghendaki jumlah barang yang
disediakan monopoli diperbanyak, maka satu-satunya jalan
adalah campur tangan pemerintah dengan penetapan harga
yang lebih rendah sehingga jumlah barang yang ditawarkan
akan semakin besar.
Seperti telah diketahui, seorang produsen monopolis
menghasilkan barang dengan tujuan memaksimalkan laba
dengan cara menyamakan antara penerimaan marjinal dan
biaya marjinal. Akan tetapi karena dalam pasar monopoli harga
tidak sama dengan biaya marjinal, terciptalah laba monopolis
yang berupa perbedaan antara tingkat harga dan biaya rata-
rata.
Sekarang kita perhatikan Gambar 10.6 yang menunjukkan
seorang produsen monopolis sedang mendapatkan laba
dengan memproduksi barang X sebanyak OQ dengan tingkat
harga setinggi OP1. Laba maksimum yang dicapai monopolis
tidak perlu bekerja dengan AC yang terendah (tidak efisien).
Keadaan ini berbeda bila dibandingkan dengan keadaan
seorang pesaing sempurna yang bekerja untuk
memaksimumkan laba.
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx

More Related Content

Similar to MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx

Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5WidyaKusuma15
 
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...ochamailissa
 
Tugas Teori Ekonomi Mikro
Tugas Teori Ekonomi MikroTugas Teori Ekonomi Mikro
Tugas Teori Ekonomi MikroChavaAnnastasia
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKROTUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKROPUTRI NABILAH
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H kelompok 10
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H kelompok 10Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H kelompok 10
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H kelompok 10achmadalfin1927
 
pasar barang.pdf
pasar barang.pdfpasar barang.pdf
pasar barang.pdfAdheliaGule
 
Kkm ekonomi smakelasx
Kkm ekonomi smakelasxKkm ekonomi smakelasx
Kkm ekonomi smakelasxLexi Pontus
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Gondo Madden
 
pengantar ekonomi mikro
pengantar ekonomi mikropengantar ekonomi mikro
pengantar ekonomi mikronurazizahdekfi
 
teori ekonomi makro
teori ekonomi makroteori ekonomi makro
teori ekonomi makropanamjayait
 
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum Ekonomi
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum EkonomiMateri dan Soal Latihan SBMPTN Soshum Ekonomi
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum EkonomiAmmara Fathina
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 Radhika ayu Maulidia
 
PPT TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
PPT TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptxPPT TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
PPT TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptxAiniNurul14
 
KUMPULAN TUGAS PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS UKUMPULAN TUGAS PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS Usarahwinengku
 
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptxTUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptxtrendaardianti
 

Similar to MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx (20)

Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
 
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit...
 
Teori ekonomi tho
Teori ekonomi thoTeori ekonomi tho
Teori ekonomi tho
 
Tugas Teori Ekonomi Mikro
Tugas Teori Ekonomi MikroTugas Teori Ekonomi Mikro
Tugas Teori Ekonomi Mikro
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKROTUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H kelompok 10
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H kelompok 10Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H kelompok 10
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kelas H kelompok 10
 
Teori Ekonomi Makro
Teori Ekonomi MakroTeori Ekonomi Makro
Teori Ekonomi Makro
 
pasar barang.pdf
pasar barang.pdfpasar barang.pdf
pasar barang.pdf
 
Kkm ekonomi smakelasx
Kkm ekonomi smakelasxKkm ekonomi smakelasx
Kkm ekonomi smakelasx
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
 
pengantar ekonomi mikro
pengantar ekonomi mikropengantar ekonomi mikro
pengantar ekonomi mikro
 
teori ekonomi makro
teori ekonomi makroteori ekonomi makro
teori ekonomi makro
 
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum Ekonomi
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum EkonomiMateri dan Soal Latihan SBMPTN Soshum Ekonomi
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum Ekonomi
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
 
Cbr eko mikro unimed
Cbr eko mikro unimedCbr eko mikro unimed
Cbr eko mikro unimed
 
PPT TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
PPT TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptxPPT TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
PPT TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
 
KUMPULAN TUGAS PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS UKUMPULAN TUGAS PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
 
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptxTUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS AKHIR PPT ILMU EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Pengantar ekonomi
Pengantar ekonomiPengantar ekonomi
Pengantar ekonomi
 

Recently uploaded

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 

Recently uploaded (20)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 

MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 7.pptx

  • 1.
  • 2. Ekonomi Mikro Kelas H Kelompok 7 Viery Erlangga Nugraha 1222300072 Maurheen Queena Hamada 1222300073 Mahesa 1222300074
  • 3. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….................... 4 BAB II TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR …………………...… 20 BAB IV PERILAKU KONSUMEN ………………………………………………….................... 58 BAB V PERILAKU PRODUSEN ……………………………………………………………… 129 BAB VIII PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA …………… 214 BAB IX PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK ……… 247 BAB X PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLI ……………. 273 BAB XI PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN OLIGOPOLI ……………. 360
  • 4. 1.1 SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI • Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Hakikat masalah ekonomi yaitu adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.
  • 5. 1.2MAZHAB-MAZHAB DALAM EKONOMI • Ilmu ekonomi mengenal berbagai mazhab. Sastradipoera (2001: 12- 82), menyatakan bahwa terdapat delapan mazhab ilmu ekonomi, yaitu (1) mazhab merkantilis, (2) mazhab fisiokrat, (3) mazhab klasik, (4) mazhab sosialis, (5) mazhab historis, (6) mazhab marjinalis, (7) mazhab institusionalis, (8) mazhab kesejahteraan, (9) mazhab keymesian, dan (10) mazhab chicago.
  • 6. 1.3 PENGERTIAN ILMU EKONOMI • Teori ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang membicarakan tentang bagaimana usaha manusia untuk mencapai kemakmuran. Oleh karena itu, tidak asing lagi bahwa ilmu ekonomi sering disebut sebagai ilmu tentang kemakmuran. Jadi pada dasamya bagaimana semua orang atau masyarakat dapat mencapai kemakmuran ekonominya atau yang disebut welfare economic.
  • 7. 1.4 KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI • 1.4.1 Pengertian Dasar Barang dan Jasa Jasa merupakan layanan seseorang/instansi/barang yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang dapat dibedakan menjadi benda yang dapat diraba dan dilihat secara fisik (seperti baju atau televisi) dan sesuatu yang tidak dapat diraba serta dilihat (seperti udara, oksigen, gas alam).
  • 8. 1.4.2 Kelangkaan (Scarcity) dan Alternatif Pilihan masalah pokok dalam perekonomian timbul karena adanya "kelangkaan" (scarcity) akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. 1.4.3 Problem dalam Ilmu Ekonomi  Mekanisme Ekonomi  Mekanisme Perencanaan Pusat  Mekanisme Pasar
  • 9. 1.5 KEGIATAN EKONOMI 1.5.1 Kebutuhan Manusia, Sumber Pemuas, dan Teknik Produksi Kebutuhan manusia Tingkat pemuas kebutuhan Teknik produksi Sumber daya - sumber daya sebagai faktor produksi - sumber daya manusia / tenaga kerja
  • 10. 1.5.2 Pelaku dan Aktivitas Ekonomi 1. Pelaku Ekonomi Dalam perekonomian dapat dibedakan tiga kelompok pelaku ekonomi : a. Rumah tangga keluarga. b. Rumah tangga perusahaan. c. Rumah tangga pemerintah. 2. Aktivitas Ekonomi bagaimana terjadinya aliran barang dan aliran uang dalam perekonomian yang sekaligus membentuk pasar, baik pasar barang konsumsi maupun pasar faktor produksi.
  • 11. 1.6 PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG LINGKUP, UNSUR PENTING, DAN ALAT ANALISIS TEORI EKONOMI 1.6.1. Penggunaan Asumsi dalam Teori Ekonomi Asumsi dipakai dalam ilmu ekonomi dikarenakan ahli - ahli ekonomi tidak dapat melakukan percobaan usahanya dalam suatu laboratorium, tetapi mempergunakan observasi gejala - gejala ekonomi dengan menggunakan teknik statistik atau cara lain, seperti Asumsi Rasionalitas, Asumsi Penyederhanaan, Asumsi Ceteris Paribus
  • 12. 1.6.2. Unsur-Unsur Penting dalam Teori Ekonomi Mikro Dalam menjelaskan atau menguraikan teori ekonomi mikro terdapat empat unsur penting, yaitu definisi-definisi, pemisalan- pemisalan, hipotesis, dan pembuatan ramalan.
  • 13. 1. Definisi 2. Pemisalan (Asumsi) 3. Hipotesis 4. Membuat Ramalan a.) Teori Ekonomi Mikro b.) Atas Dasar Asumsi –Asumi Tertentu
  • 14. 1.6.3. Pendekatan Ilmiah untuk Menjelaskan Teori Ekonomi • Ilmu ekonomi mikro memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-teorinya dan menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik adalah alat analisis utama di samping matematika dan statistika. 1. Pengamatan 2. Analisis Ekonomi 3. Analisis Statistik
  • 15. 1.6.3. Pendekatan Ilmiah untuk Menjelaskan Teori Ekonomi Ilmu ekonomi mikro memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-teorinya dan menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik adalah alat analisis utama di samping matematika dan statistika. 1. Pengamatan 2. Analisis Ekonomi 3. Analisis Statistik 4. Eksperimen
  • 16. 1.6.4. Perangkap dalam Menjelaskan Ilmu Ekonomi • Dalam bidang ilmu ekonomi, kita sering terjebak dalam perangkap yang menyebabkan kegagalan dalam analisis. 1.Kegagalan untuk Menjaga “ Hal-Hal Lainnya Tetap Sama” (Cateris Paribus). 2.Kegagalan karena Adanya Kekeliruan Post Hoc. 3.Kekeliruan Komposisi.
  • 17. 1.7. EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI • 1.7.1. Penggunaan Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi membantu kita, secara individu, dalam cara berbeda, tergantung pada kehidupan pribadi kita masing-masing. 1.Kegunaan Ilmu Ekonomi 2.Teori Harga a) Teori Harga dan Ilmu Ekonomi b) Teori Harga dan Dunia Hidup
  • 18. 1.7.2 Lingkup Pembahasan Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi bisa dibagi dalam 3 kelompok dasar yaitu: 1.Kelompok Ekonomi Deskriptif 2.Kelompok Teori Ekonomi 3.Teori Ekonomi Terapan
  • 19. Pertanyaan 1. Jelaskan Mazhab-Mazhab dalam ekonomi ! 2. Jelaskan mengenai Teori Ekonomi ! 3. Mengapa suatu asumsi dipakai dalam menjelaskan teori ekonomi ? 4. Jelaskan mengenai penggunaan Ilmu Ekonomi ! 5. Jelaskan penyebab timbulnya kelangkaan(Scarcity) !
  • 20. BAB II TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR
  • 21. 2.1 Harga Suatu Barang dan Jasa Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang tertentu. Barang dan jasa tersebut mempunyai harga bila barang dan jasa itu mempunyai nilai dan guna.
  • 22. 2.2 Teori Permintaan Permintaan akan barang dan jasa timbul dari kebutuhan konsumen untuk menguasai barang dan jasa tersebut. Keinginan ini timbul karena barang dan jasa itu mempunyai "nilal" Dalam kenyataannya, tidak setiap keinginan konsumen bisa terwujud.
  • 23. Fungsi Permintaan Di mana : Dx = permintaan akan barang Px = Harga barang itu sendiri P, 2 = harga barang yang lain I = Pendapatan konsumen S = Selera Dx = f (Px; Py..... PI, S)
  • 24. 2.2.1 Hukum Permintaan Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah barang di minta. Hukum ini sejalan dengan pikiran yang logis dan sederhana.
  • 25. 2.2.2. Kurva Demand Kurva Demand adalah pembatas kondisi dimana segala sesuatu di bawah kurva itu mungkin terjadi dan segala sesuatu di atas garis itu tidak mungkin, jika kondisi permintaan diketahui.
  • 26. Titik kemungkinan Harga ( dalam Rp) Jumlah Barang yang Diminta A 2.000 4 B 1.600 8 C 1.200 12 D 800 16 Tabel 2.1 Daftar Permintaan Barang X
  • 27. 2.2.3. Pengecualian Kurva Demand • Barang Gengsi • Pengaruh Harapan yang Dinamis
  • 28. 2.2.4 Menggambar Kurva Demand dengan Matematis Hubungan antara harga dan jumlah yang diminta bisa dituliskan berupa fungsi sebagai berikut: Q = F(P) Fungsi ini bisa dituliskan dengan fungsi persamaan permintaan sebagai berikut: Q = a - bP Di mana: Q = Jumlah barang yang diminta P = Harga a = Konstanta, jika harga barang sama dengan nol, maka jumlah yang diminta tertentu
  • 29. b = Slope dari garis itu (--)= Persamaan fungsi demand selalu berslope negative Slope negatif ini menggambarkan bahwa hubungan antara Q dan P selalu berbanding terbalik. Slope yang negatif mengambarkan bentuk kurva permintaan miring dari kiri atas ke kanan bawah.
  • 30. 2.2.5. Pergeseran Kurva Demand 1. Perubahan Harga Barang Sendiri Mengakibatkan Pergeseran di Sepanjang Kurva Permintaan itu Sendiri
  • 31. Selain Berubahnya Harga Barang Itu Sendiri Mengakibatkan Pergeseran Kurva Permintaan A. Pendapatan Konsumen B. Harga Barang Terkait Substitusi dan Komplementer C. Selera dan Preferensi Konsumen D. Perubahan Faktor Lain, Misalnya Perubahan Pengharapan Harga
  • 32. • Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas permintaan individu dan permintaan semua orang dalam pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan berbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkat harga 2.2.6 Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
  • 33. Harga Jumlah yang diminta Ali Jumlah yang diminta Budi Jumlah yang diminta pasar Rp 12.000,00 10 15 25 Rp 10.000,00 20 20 40 Rp 8.000,00 30 25 55 Tabel 2.2 Pembentukan kurva pasar Dari tabel tersebut terlihat bahwa kurva permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal dari permintaan individu
  • 34. 2.3 Teori Penawaran • Penawaran dapat diartikan dengan “ Berbagai kuantitas barang yang akan dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah”.
  • 35. 2.3.1 Hukum Penawaran • Hukum tersebut bararti bahwa kalau harga suatu barang meningkat maka jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat, dan sebaliknya kalau harga turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun.
  • 36. 2.3.2 Bentuk Kurva Penawaran • 1. Bentuk Kurva Penawaran yang Tunduk dengan Hukum Penawaran
  • 37. Kondisi Penawaran Tingkat Harga yang Ditawarkan Jumlah Barang yang Ditawarkan A 10 20 B 15 30 C 20 40 D 25 50 Data Hipotetis Bentuk Persamaan Matematika Qs = F(Px) Qs = a + bP
  • 38. 2. Bentuk Kurva Penawaran yang Tidak Tunduk kepada Hukum Penawaran Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang sangat pendek, dimana produsen tidak dapat menambah atau tidak sempat menambah jumlah produksinya.
  • 39. 2.3.3 Perubahan Penawaran • Kurva penawaran itu adalah tempat yang menunjukkan jumlah maksimal yang ditawarkan.
  • 40. Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penawaran 1. Berubahnya Harga Input Variabel 2. Perubahan Teknologi 3. Perubahan Iklim 4. Harga Komoditas Lain 5. Biaya untuk Memperoleh Faktor Produksi 6. Pajak dan Subsidi 7. Harapan Harga 8. Tujuan Perusahaan
  • 41. 2.4 PENENTUAN HARGA PASAR • Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan dan penawaran harga pasar dapat ditentukan secara grafik dan matematis. 1. Secara Grafik
  • 42. 2. Secara Matematis Persamaan fungsi demand = Qd = 400 – 0.5 P sedang fungsi penawaran Qs = 100 + P. Ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar. Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs 400 – 0.5 = 100 + P 1.5 P = 300 P = 200 Q = 300
  • 43. 3. Perubahan Permintaan dan Penawaran Mengubah Harga dan Kuantitas Pasar Harga pasar berubah jika penawaran bertambah sedang permintaan tetap dengan adanya perubahan penawaran atau permintaan, harga dan kuantitas keseimbangan akan berubah
  • 44. b. Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang penawaran tetap
  • 45. c. Perubahan keseimbangan jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang penawaran turun
  • 46. 2.5 APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR 1. Kebijakan Ceiling Price kebijakan ceiling price adalah kebijakan yang ditetapkan pemerintah dengan tujuan melindungi konsumen agar mendapatkan harga yang wajar.
  • 47. 2. Kebijakan Floor Price Kebijakan Floor Price adalah kebijakan yang ditetapkan pemerintah di atas harga pasar
  • 48. 3. Cobweb Teori – Teori Sarang Laba-Laba (Teori Penyesuaian Harga)
  • 49. 4. Surplus Produsen dan Konsumen Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena mereka beroperasi pada suatu pasar komoditi. surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena mereka membeli komoditi.
  • 50. Dari uraian surplus konsumen dan produsen di atasbisa disimpulkan jika harga semakin rendah, surplus konsumennya bertambah banyak, sealiknya, surplus produsennya turun.
  • 51. 5. Pengalihan Beban Pajak (Shifting Tax) Berkaitan dengan kasus pengenaan pajak, keberhasilan melimpahkan pajak (shifting tax) Pada konsumen tergantung dari kecondongan kurva penawaran.
  • 52. • Beberapa kesimpulan dari beban pajak di atas sebagai berikut: a. Semakin tidak elastis (semakin curam) permintaan semakin kecil penurunan volume penjualan dan semakin besar kenaikan harga yang diakibatkan oleh adanya pajak. b. Semakin tidak elastis kurva penawaran, semakin kecil perubahan volume transaksi dan harga beli yang dibayar konsumen dan semakin besar penurunan harga jual yang diterima produsen.
  • 53. 6. Kasus Penetapan Harga Barang Bebas dan Barang Potensial a. Barang Bebas Barang bebas adalah barang yang jumlahnya melimpah sehingga tidak mempunyai harga. Bukan berarti barang bebas ini tidak mempunyai transaksi di pasar. Supply barang ini melimpah dibanding permintaan sehingga barang bebas ini tidak mempunyai harga.
  • 54. • Menurut Kurva pada Slide Sebelumnya Supply-nya sebesar 004 sedang demand-nya hanya 002. Harganya nal. Akan tetapi, dengan pertambahan penduduk maka kurva demand bergeser menjadi kurva D1. Sedang keberadaan mata air semakin susut. Supply seperti kurva S dan harganya sebesar OP2. Bila hal ini terjadi, maka orang harus mengeluarkan biaya untuk menggali sumur, memompa sumur, biaya listrik untuk menyedot air, dan sebagainya.
  • 55. • b. Barang Potensial Suatu misal barang potensial ini adalah peralatan makan (piring, gelas, dan sendok garpu) yang terbuat dari emas.
  • 56. Jadi peralatan makan yang sebelumnya adalah barang potensial, sekarang menjadi barang ekonomis. Banyak barang yang secara potensial bisa diproduksi tetapi tidak diproduksikan karena tidak ekonomis.
  • 57. Pertanyaan 1. Bagaimana cara menggambar Kurva Demand dengan Matematis? 2. Jelaskan penyebab dari pergeseran Kurva Demand! 3. Mengapa kebijakan Ceiling Price digunakan dalam penentuan harga pasar? 4. Jelaskan penentuan Harga Pasar ! 5. Bagaimana bentuk kurva penentuan harga pasar jika permintaan meningkat ?
  • 59. 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN PERILAKU KONSUMEN Utility adalah manfaat yang diperlukan konsumen dari barang yang diminta. Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal. Secara rasional, utility akan meningkat jika jumlah barang yang dikonsumsi meningkat.
  • 60. NILAI BARANG Nilai barang dapat dibedakan menjadi: a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna b. Nilai penggunaan subjektif Nilai subjektif ini akan memiliki skor yang berlainan pada setiap individu dalam menilai suatu barang. Hal ini tergantung dengan waktu, tempat, dan jumlah barang tersebut yang dimilikinya (kelangkaan).
  • 61. Nilai pertukaran ini dapat dibagi menjadi: a.Nilai pertukaran objektif b.Nilai pertukaran subjektif
  • 62. PEMENUHAN KEPUASAN Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu, hendaknya manusia dapat berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan.
  • 63. Hukum Gossen I : “Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus- menerus, maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhaan).”
  • 64. Hukum Gossen II : “Tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut dipuaskan dengan seimbang. Berdasarkan pendapat Gossen ini timbullah berbagai teori guna dan kepuasan (marginal utility).”
  • 65. 4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN Secara tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya guna). Menurut pendekatan ini setiap barang mempunyai daya guna atau utilitas karena barang tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang tersebut.
  • 66. Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang, pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi: U = f(X1; X2;…………Xn) Di mana : U = banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen X2 = banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen tersebut.
  • 67. la mengonsumsikan enam jenis barang (X1; X2; X3 … X6). Berbagai pendekatan perilaku konsumen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara pendekatan tradisional dan cara pendekatan modern.
  • 68. Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua. Teori yang pertama (cardinal utility) dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan marginal utility dan total utility, sedangkan teori kedua menggunakan pendekatan indifference curve (kurva indiferen). Perbedaan kedua teori tersebut didasarkan pada asumsi pokok tentang pengertian daya guna.
  • 69. 4.3. CARDINAL APPROACH Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna bagi seorang konsumen.Dalam pendekatan utilitas kardinal, dianggap bahwa manfaat atau kenikmatan yang diperoleh oleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilal guna marginal (marginal utility/MU).
  • 70. Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit komoditas yang dikonsumsi.
  • 71. 4.3.1. Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan TU) 1. Guna Batas (Marginal Utility) Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gossen maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil.
  • 72. 2. Guna Total (Total Utility) Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total ini akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai pada tingkat tertentu di mana guna total ini akan mencapai titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan total gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang tersebut.
  • 73. Bila contoh uraian di atas kita buatkan dalam bentuk tabel dan dari tabel kita buatkan grafik maka kita akan mendapatkan sebagai berikut:
  • 74. Dari data di atas dapat digambarkan kurva TU dan MU-nya. Kurva TU bentuknya mula-mula meningkat namun pada titik puncaknya kurva TU itu menurun. Kurva MU bentuknya terus menurun. MU bisa bertanda negatif. MU bernilai negatif ditandai dengan bentuk kurva MU-nya memotong sumbu horizontal bagian bawah, Kurva TU setelah titik puncak akan cenderung menurun. Akan tetapi, bentuk kurva TU tidak bisa memotong sumbu horizontal.
  • 75.
  • 76. 4.3.2. Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal 1. Utility Seseorang Bisa Diukur dengan Uang Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik.
  • 77. 2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility) Setiap barang mempunyai kemampuan untuk memberikan daya guna kepada pemakainya. Dengan demikian, makin banyak barang yang dikonsumsikan makin besar pula jumlah daya guna total yang diperoleh.
  • 78. Secara grafis, hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsikan dengan daya guna total dan laju pertambahan daya guna dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sumbu absis adalah untuk skala kuantitas barang X. Sumbu ordinat merupakan skala untuk daya guna. Kurva U (X) menggambarkan hubungan antara besarnya daya guna dengan banyaknya barang yang dikonsumsi. Jelas bahwa kurva tersebut harus dimulai dari titik asal atau titik nol sebab daya guna baru diperoleh bila barang telah dikonsumsi.
  • 79. Semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin besar pula jumlah daya guna yang diperoleh konsumen. Hal ini dikarenakan sampai dengan X3 lereng kurva U (X) adalah positif yang berarti selalu ada pertambahan daya guna bila konsumsi barang X bertambah. Akan tetapi, bila jumlah X3 sudah dilewati dan penambah jumlah barang X diteruskan, jumlah daya guna justru akan lebih rendah dari jumlah sebelumnya. Titik X3 mencerminkan jumlah barang X yang memberikan tingkat daya guna maksimal atau titik kepuasan maksimal.
  • 80.
  • 81. 3. Konsumen Bersifat Rasional Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat dipahami menurut logika umum. Setiap konsumen dianggap mempunyai tujuan ideal. Asumsi ini dikembangkan dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo elanomicus. Perbedaannya adalah antara kepuasan total (total utility) dan kepuasan marjinal (marginal utility) Semakin banyak barang X yang dikonsumsi, semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari barang X.
  • 82. 4.3.3. Kritik pada Pendekatan Cardinal 1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya.
  • 83. 2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai nilai yang tetap.
  • 84. 4.3.4. Maksimalisasi Guna Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut:
  • 85.
  • 86. Untuk memecahkan kasus semacam ini dapat mempergunakan formula berikut ini: Mux = MUy px py
  • 87. Formula (rumus) di atas disebut dengan syarat utama yang harus dipenuhi. Dengan formula ini akan dapat diketahui komposisi yang akan memberikan guna yang maksimal bagi konsumen. Kelemahan dari formula ini ialah tidak diperhatikannya berapa besar pendapatan konsumen. Untuk mengatasi kelemahan ini maka dibuat formula pelengkap sebagai berikut: X. Py+Y. Py.......= /(pendapatan)
  • 88. 4.3.5. Cara Mempergunakan Persamaan Fungsi Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang dapat memenuhi formula (1) kemudian diuji apakah juga memenuhi formula, dan (2) jika salah satu tidak terpenuhi maka harus dicari kombinasi yang lain. Harga barang X dan Y mempunyai perbandingan 1 : 2 karena harga barang X sebesar $ 1 dan harga barang Y sebesar $ 2. Jika mengacu pada rumus (formula) 1, maka besarnya MUy dua kali MUx, yang artinya setiap $ 1 yang dikeluarkan konsumen untuk membeli barang Y mempunyai manfaat dua kali dari manfaat barang X.
  • 89. 4.3.6. Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapatmengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan: 1.Adanya efek substitusi 2. Efek pendapatannya (income)
  • 90.
  • 91. Pada tabel di atas yang memenuhi syarat pertama (MUx/Px = MUy/Py) ada beberapa kombinasi, yaitu: 1. Unit barang X dan 4 unit barang Y. 2. Unit barang X dan 5 unit barang Y. 3. Unit barang X dan 6 unit baw 19 dari 44 barang Y 4. Unit barang X dan 7 unit 5. Unit barang X dan 8 unit barang Y. Dari kelima kombinasi di atas yang memenuhi syarat kedua adalah kombinasi 3 unit barang X dan 6 unit barang Y karena: X. Px + Y. Py = $12 3. $2 + $6 . $1=$12
  • 92. Jika kita perhatikan di atas, sebelum terjadi perubahan harga barang jumlah yang dibeli adalah sebanyak 3 unit. Harga barang X turun dari 5.2 menjadi 5 1. Sedang yang lainnya tetap. Turunnya harga barang X menyebabkan jumlah barang X yang dibeli bertambah banyak, yaitu sebelum terjadi perubahan harga barang X dibeli sebanyak 3 unit.
  • 93. Dengan turunnya harga barang X jumlah dibeli bertambah menjadi unit. Fenomena ini menggambarkan hukum permintaan. Jika kondisi perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta digambarkan secara grafik bisa sebagai berikut:
  • 94.
  • 95. 4.4. INDIFFERENCE CURVE APPROACH 4.4.1. Property Indiference Curve Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu: 1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru (doubtful).
  • 96. 2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistik karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah. 3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja.
  • 97. 1.Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan rill, teori indifference curve memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu: a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality). b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). c. Utility dinyatakan secara ordinal. d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang(diminishing marginal utility). e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi. f. Consistency and transitity of choice.
  • 98. 2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Diminishing Marginal Rate ofSubstitutionBerubahnya kombinasi dari A ke 8 menunjukkan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution. Lebih lanjut jika perubahan itu mula-mula dari titik A ke B dan berlanjut ke titik C. Pengorbanan barang Y untuk mendapatkan tambahan barang X yang sama pengorbanan (pengurangan) barang Y itu semakin lama semakin berkurang. Lihat gambar di bawah ini AA"> BB" dan seterusnya.
  • 99.
  • 100.
  • 101. Dari gambar di atas menunjukkan konsumen mengonsumsi kombinasi A, B, C, dan D akan memberikan kepuasan (utility) yang sama. Hal ini dikarenakan kombinasi tersebut terletak pada satu IC yang sama.
  • 102. 3.Sifat-sifat Indifference Curve a.Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang X yang akan dikurangi. Pengurangan itu semakin lama semakin berkurang. b. Cembung terhadap titik 0 atau origin. c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
  • 103. 4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin BesarKeterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik 0 menunjukkan IC yang memberikan utilitas lebih tinggi.
  • 104.
  • 105. 5. Pada Dua IC Tidak Saling BerpotonganKombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan terletak pada IC1. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi di titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada di titik B tidak akan sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan.
  • 106.
  • 107. 4.4.2. Kendala Anggaran (Budget Contraint) Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang yang dapat dicapai oleh konsumen. Garis ini disebutgaris anggaran (budget line). Persamaan budget line dapat ditulis sebagai benkut: BPX. (X) + Py. Y Keterangan:B = Anggaran Px Tingkat Harga X Py Tingkat Harga Y
  • 108.
  • 109. 4.4.3. Keseimbangan Konsumen Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indifference dengan kurva anggaran (budget line), atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan apa yang diperbuat.
  • 110.
  • 111. Keseimbangan Konsumen yang Optimal Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang optimal.
  • 112.
  • 113.
  • 114. 4.4.4. Perubahan Utilitas Konsumen Ada dua faktor yang akan menyebabkan berubahnya kombinasi guna maksimal ini: 1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang:Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budget) line) dan indifference curve akan bergeser ke kanan. Hal ini disebabkan jika harga naik jumlah barang X yang dapat dibeli berkurang dan jika harga turun jumlah barang X yang dapat dibeli bertambah.
  • 115. 2. Berubahnya Pendapatan KonsumenJika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli konsumen adalah E1. Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat. Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan preference konsumen terhadap barang Xdan Y berubah, tidak lagi terletak pada titik E1 tetapi berubah pada titik E2. Fenomena ini digambarkan garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan bergeser kiri dan sejajar.
  • 116.
  • 117. 3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior Perubahan Harga pada Barang Normal Jika terjadi perubahan harga, misalkan barang X harga lebih murah maka konsumen akan membeli barang X akan dibeli dalam jumlah lebih banyak. Bisa juga dikatakan karena harga barang X lebih murah konsumen mensubstitusi dengan membeli barang X lebih banyak dan mengurangi jumlah barang Y.
  • 118.
  • 119. Perubahan Harga pada Barang Inferior Berbeda dengan penjelasan di atas, untuk Gambar 4.15 di bawah ini memperlihatkan dampak perubahan harga pada barang inferior. Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang.
  • 120.
  • 121. 4.4.5. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC Jadi kurva permintaanadalah keseimbangan konsumen (keinginan optimal konsumen untuk membeli suatu barang pada satu kendala tertentu).
  • 122.
  • 123. 4.4.6. Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC Jadi ICC atau Kurva Engel menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan. ICC atau kurva Engel dapat diklasifikasikan sebagai barang normal, inferior, dan giffen.
  • 124.
  • 125. 4.4.7. Bentuk Indifference Curve Kurva Indiference yang Linier Menunjukkan Adanya Substitusi Sempurna Kurva indifference curve yang berupa huruf L menunjukkan barang komplemen.
  • 126. 4.4.8. Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve Kritik Kritik terhadap pendekatan indifference curve a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah mudah.
  • 127. b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain yang membuat konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X. c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising, pastbehavior of stock.
  • 128. Pertanyaan 1. Jelaskan mengenai Utility! 2. Bagaimana manusia memenuhi semua kebutuhannya jika kepuasan manusia tersebut tidak terbatas? 3. Mengapa pada dua IC tidak saling berpotongan? 4. Jelaskan mengenai Marginal Utility dan Total Utility! 5. Bagaimana perubahan harga pada Barang Normal dan Barang Inferior?
  • 130. Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau suatu proses di mana masukan (input) diubah menjadi output. Faktor produksi dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man, capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keterampilan). Dalam membahas perilaku produsen anggapan dasar yang digunakan adalah bahwa tujuan pengusaha hendak mencapai laba yang maksimal.
  • 131. Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Jadi, untuk mendapatkan keuntungan sebesar- besarnya merupakan tujuan yang prinsipiel. Pada saat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya inilah seorang produsen dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium atau "ekuilibrium produsen".
  • 132. misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital, dalam proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi.
  • 133.
  • 134. 5.1. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Ukuran jangka waktu tidak sama antara industri satu dengan industri lainnya. Ada proses produksi yang memerlukan waktu hanya hitungan jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada yang hitungan bulan bahkan tahun.
  • 135. Periode jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu di mana hanya ada satu faktor produksi yang bervariabel. Sedang faktor lain tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya oleh produsen berapa pun output dihasilkan.
  • 136. Konsep jangka pendek yang akan kita gunakan adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber- sumber seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen. Dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan produsen untuk mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor- faktor produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar.
  • 137. Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel. Artinya jumlahnya dapat diubah-ubah. Sebesarnya keadaan produksi jangka panjang merupakan rangkaian saja dari keadaan produksi jangka pendek atau dapat dikatakan sebaliknya bahwa keadaan produksi jangka pendek merupakan suatu potret pada suatu saat tertentu dari rangkaian film yang diputar yang dapat diartikan sebagai jangka panjang.
  • 138. 5.2. FUNGSI PRODUKSI Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output. biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga.
  • 139. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis. Persamaan tersebut dengan mudah diperluas untuk memasukkan sebanyak mungkin sumber untuk menghasilkan suatu barang tertentu. Fungsi ini memberikan cara yang mudah untuk menghubungkan output dan input. jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah input yang digunakan.
  • 140. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi output dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan, atau karena sumber-sumber bias. Dikombinasikan dengan berbagai perbandingan untuk menghasilkan suatu barang, output juga bisa ditingkatkan dengan menjumlahkan salah satu sumber sedang jumlah sumber lain yang digunakan tetap tak berubah.
  • 141. Output yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan. Dengan jumlah input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang lebih efisien, maka output perusahaan akan lebih besar. Semakin kurang efisien teknik yang digunakan maka akan semakin kecil output yang dihasilkan. Maka berapa pun jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan, teknik yang digunakan haruslah teknik yang paling efisien.
  • 142. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan variabel tidak bebas dan faktor produksi merupakan variabel bebas. Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: Q = F(C,L,B,S) Di mana: Q = Output ; C = Capital ; L = Labor ; B = Bahan Baku ; S = Skill
  • 143. Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang menunjukkan jumlah udang yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit yang ditebar, banyaknya makanan dan obat-obatan yang dipakai, dan jam kerja karyawannya. Hubungan antara output dan Input itu bisa dalam bentuk linier ataupun tidak linier.
  • 144.
  • 145.
  • 146.
  • 147. Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
  • 148.
  • 149. 5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Di- minishing Returns) Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor- faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus.
  • 150. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
  • 151. Dari tabel di atas, hasil yang semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing Returns mulai bekerja. Hukum ini juga disebut dengan Law of Diminishing Marginal Physical Product.
  • 152. Dalam Gambar 5.2 digambarkan kurva TP yang cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika sumber yang bervariabel (berubah) yang sedikit digunakan sumber yang tetap (tanah) maka hasilnya tidak efisien.
  • 153. Dengan menambah sumber variabel terus- menerus, maka TP akan terus-menerus bertambah sampai pada titik B. Pada titik B ini Law of Diminishing Returns mulai bekerja dan penambahan sumber variabel dengan jumlah yang terus- menerus akan mengakibatkan pertambahan TP yang semakin berkurang.
  • 154.
  • 155. Jika kita lihat Gambar 5.2 di atas, sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q). Dalam hal ini faktor produksi tanah dianggap sebagai faktor produksi tetap.
  • 156. Dengan tambahan tenaga kerja yang terus-menerus, mula- mula jumlah produksi meningkat dan biasanya dengan tambahan yang semakin besar, kemudian dengan tambahan tenaga kerja berikutnya jumlah produksi total juga meningkat tetapi dengan tambahan produksi yang semakin kecil.
  • 157. Akhirnya tambahan jumlah tenaga kerja selanjutnya akan tetap meningkatkan jumlah produksi tetapi sampai pada jumlah tenaga kerja tertentu, produksi total akan mencapai maksimum; yang berarti pada tambahan tenaga kerja berikutnya justru akan menurunkan jumlah produksi total (TP).
  • 158. Sifat dari produksi marjinal mula-mula meningkat sejalan dengan peningkatan produksi total (TP), kemudian mencapai titik maksimal padi titik belok dari kurva produksi total (TP), yaitu pada saat peningkatan produksi total menjadi mulai semakin menurun, dan menurun terus sampai sama dengan nol pada saat produksi total mencapai titik maksimum.
  • 159. Secara grafis produksi marjinal (MP) ini dapat ditunjukkan oleh lereng dan kurva produksi total (TP), yaitu ditunjukkan oleh garis singgung pada setiap titik pada kurva produksi total. Sebagai contoh pada jumlah tenaga kerja sebanyak OL1 produksi marjinalnya (MP) adalah lereng garis singgung LA. Dari produksi total (TP) itu kita dapat mengetahui pula besarnya produksi rata-rata tenaga kerja.
  • 160. Pada umumnya tingkat produksi rata-rata ini dipakai sebagai ukuran tingkat efisiensi penggunaan tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat produksi rata-rata, semakin efisien pula faktor produksi tenaga kerja yang dipergunakan. Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, tambahan tenaga kerja tersebut akan meningkatkan produksi rata-rata. Kemudian tambahan tenaga kerja selanjutnya sampai pada jumlah tertentu akan menyebabkan produksi rata-rata mencapai titik maksimum.
  • 161. Kemudian tambahan tenaga kerja selanjutnya sampai pada jumlah tertentu akan menyebabkan produksi rata-rata mencapai titik maksimum. Kemudian produksi rata-rata (AP) itu menurun terus dengan tambahan jumlah tenaga kerja lebih lanjut. Kurva produksi rata-rata (AP) dapat diturunkan dengan cara menarik garis lurus yang menghubungkan kurva produksi total (TP) dengan titik asal (0).
  • 162. Sebagai misal pada jumlah tenaga kerja OL1 tingkat produksi total adalah AL sehingga produksi rata-rata (AP) adalah lereng dari garis lurus OA. Pada jumlah tenaga kerja L1 berarti bahwa produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produksi rata-rata (AP).
  • 163. 5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting untuk dipahami karena posisinya sangat menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan usahanya. Pertama, hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat produksi total (TP) mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya.
  • 164. Kemudian pada saat kurva produksi total (TP) mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya produksi marjinal (MP) sama dengan nol. Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP). Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat, produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP), dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP).
  • 165. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat produksi rata-rata (AP) mencapai titik maksimum produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal (MP). Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah: 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP. 2. Jika AP maximum maka MPP = AP. 3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
  • 166. 5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal itu sangat berguna untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi. Gambar 5.1 kita membagi fungsi produksi itu dalam tiga tingkatan atau tahap, yaitu tahap I, tahap II, dan tahap III. Tahap I ditandai dari produksi awal hingga AP yang maximal. Tahap II dimulai dari AP maximal hingga MP-nya sama dengan 0 (nol). Tahap III ditandai dari TP yang mulai menurun.
  • 167. Tahap I Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata- rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah.
  • 168. Tahap II Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang.
  • 169. Tahap III AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
  • 170. 5.4. PRODUKSI JANGKA PANJANG Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
  • 171. 5.4.1. Isoquant 1. Pengertian Kurva Isoquant Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan tingkat output tertentu". Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktorcapital. Titik-titik di sepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan capital yang menghasilkan 100 unit."
  • 172.
  • 173. 2. Sifat dari Kurva Isoquant Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifference, yaitu: a. Cembung ke arah titik origin. b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yanglebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titikasal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut.
  • 174. d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 175.
  • 176. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah: MRTS di C = - ΔK/ΔL
  • 177. Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya: K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif. K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
  • 179. Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital dan labor adalah sempurna. Substitusi kapital dan labor secara sempurna ini dalam dunia nyata tidak pernah bisa terjadi. Dalam suatu proses produksi tidak mungkin hanya dilakukan labor saja atau kapital saja. Dalam proses produksi ada minimal kapital dan ada minimal labor.
  • 180.
  • 181. Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor. Substitusi kapital dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja. Setelah itu tidak terjadi substitusi. Sebagai contoh, di suatu perusahan yang sudah menggunakan peralatan yang modern, dibutuhkan sedikit operator mesin saja. Demikian sebaliknya, pada usaha kerajinan yang membutuhkan peralatan minimal saja.
  • 182. 5.4.2. Iso-biaya (Isocost) 1. Pengertian IsocostIso-biaya (Isocost) adalah: "Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu.
  • 183. Letak iso-biaya ini tergantung pada besarnya anggaran belanja perusahaan serta harga faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi oleh perusahaan yang bersangkutan. Semakin besar anggaran perusahaan dengan harga faktor produksi yang tetap, maka letak dan garis iso-biaya ini akan semakin menjauhi titik asal (nol). Selanjutnya perubahan harga salah satu faktor produksi apabila jumlah anggaran tetap akan menyebabkan lereng dan kurva iso-biaya itu berubah.
  • 184. Gambar 5.4 melukiskan iso-biaya tersebut. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor produksi labor dan sumbu vertikal menunjukkan faktor produksi kapital. Lereng garis iso-biaya ini ditentukan oleh perbandingan harga faktor produksi K dan harga faktor produksi L.
  • 185. 2. Gambar Kurva Isocost
  • 186. Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga labor adalah Pl dan besarnya dana yang tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit. Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat labor sebanyak M/PI unit. Jika kedua titik itu dihubungkan maka akan mendapat sebuah garis yang disebut dengan "garis Isocost".
  • 187. Slope kurva Isocost adalah= M/Pk:M/PI= M/Pk x PI/M = PI/Pk Sedang Fungsi TC = PIL + Pk K
  • 188. 3. Perubahan Isocost Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya tetap. Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah. a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski Labor Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
  • 189.
  • 190. b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi Kapital Turun atau Naik sedang Lainnya TetapJika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi K3L.
  • 191.
  • 192. c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana) Berubah Berkurang atau BertambahJika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L2 menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1.
  • 193.
  • 194. 5.4.3. Ekuilibrium Produsen kuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen. Untuk menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok, yaitu garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant.
  • 195.
  • 196. Pada Gambar 5.5 di atas, titik C menunjukkan produksi yang optimum di mana pada saat itu produsen dalam posisi keseimbangan. Dengan demikian, posisi keseimbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan dengan kurva isocost. Pada saat itu dalam posisi: MRTS = Slope Iso Quant -MPI/MPk = -PI/Pk Pl. MPk=Pk. MPI
  • 197. Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi Pl. PC maka hasil: PI .MPk/PI .Pk = Pk .MPI/Pl .Pk MPK/PK = MPI/PI
  • 198. 5.4.4. Jalur Ekspansi (Expansion Path) Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Jadi produsen yang mempunyai uang yang akan digunakan untuk ongkos produksi yang semakin lama semakin besar dan ingin memperluas produksinya, maka agar diperoleh ongkos yang paling kecil dia harus mengombinasikan penggunaan input-input L dan K pada titik-titik garis expantion path.
  • 199.
  • 200. 5.4.5. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale) Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka: = L + C akan menghasilkan Q Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah: = aL + aCbQ Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b>a; (2) b = a; dan (3) b<a.
  • 201.
  • 202. Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output seharusnya meningkat menjadi 200 unit tetapi meningkat lebih dari 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
  • 203.
  • 204. Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat menjadi 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
  • 205.
  • 206. Jika ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali D gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat tidak menja 200 unit tetapi meningkat kurang dari 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatk dengan isoquant yang titik-titik.
  • 207. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien, yaitu: 1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam pros produksi tenaga kerjanya semakin terampil. 2. Penggunaan teknologi. 3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama. 4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.
  • 208. 5.4.6. Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line) Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu peta isoquant di mana antara isoquant yang satu dengan isoquant yang lain tidak saling berpotongan. Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik O menunjukkan tingkat output yang semakin besar.
  • 209.
  • 210. Pada gambar di atas, kurva IQ1 di titik L1 menunjukkan minimum labor dan di titik K1 minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu. Demikian juga pada IQ2 di titik L2 yang menunjukkan minimum labor dan K2 menunjukkan minimal kapital. Pada IQ3 titik 13 adalah minimal labor dan K3 adalah minimal kapital. Jika titik-titik K1, K2, dan K3 juga titik-titik L1, L2, dan 13 dihubungkan akan membentuk gambar bagai ridge-line. Daerah yang dibatasi ke dua ridge- line itu disebut "daerah relevant". Relevan menggunakan input labor dan kapital.
  • 211. 5.4.7. Kombinasi Ongkos (Least Cost Combination) Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path).
  • 212.
  • 213. Pertanyaan 1. Jelaskan mengenai Perilaku Produsen! 2. Bagaimana terjadinya Perubahan Isocost? 3. Mengapa hubungan antara AP(Produksi rata-rata), MP(Produksi Marginal) , dan TP (produksi total) sangat penting untuk dipahami ? 4. Bagaimana kesimpulan hubungan dari MP dan AP? 5. Jelaskan mengenai Ridge Line pada Gambar 5.10 kombinasi faktor produksi yang ekonomis!
  • 214. BAB VIII PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  • 215. 8.1 BENTUK PASAR PERSAINGAN 8.1.1. Pengertian Pasar Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. Sedang pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual beli suatu barang.
  • 216. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar, yaitu: a. Pasar Persaingan Sempurna b. Pasar Persaingan Monopolistik c. Pasar Monopoli d. Pasar Oligopoli
  • 217. 8.1.2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
  • 218.
  • 219. 8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar.
  • 220.
  • 221. 8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/SempurnaPasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut: 1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak. 2. Barang yang diperjualbelikan homogen/identik. 3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah. 4. Informasi terhadap pasar sempurna.
  • 222. 1. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga masing-masing pembeli maupun penjual tidak dapat memengaruhi pasar. 2. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik Di samping itu, jenis barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut adalah homogen atau satu jenis saja (identik). Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama.
  • 223. 3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah Pembeli maupun penjual bebas keluar ataupun masuk ke pasar. Sedang konsumen dengan bebas memilih dalam pembelian barang tersebut di pasar.
  • 224. 4. Informasi terhadap Pasar Sempurna Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Demikian juga jika ada produsen/penjual yang mengetahui ada bahan baku yang harganya lebih murah maka produsen/penjual yang lain juga segera mengetahuinya.
  • 225.
  • 226.
  • 227. Kita perhatikan dari tabel di atas, perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika digambarkan ke tiga kurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
  • 228. 8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan).
  • 229. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba
  • 230. Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1
  • 231. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
  • 232. Dari gambar di atas terlihat, harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2.Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi manimal adalah sebesar P = OP2 dan Q = OQ1
  • 233. 3. Penentuan dalam Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income)
  • 234. Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna seperti gambar di atas, untuk mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja yang paling efisien. Terlihat besarnya AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang lain.Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1 Dengan AC yang paling rendah
  • 235. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang lain.Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1 Dengan AC yang paling rendah
  • 236. 8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusa- haan dalam Persaingan Sempurna 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka PendekMaksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan- untuk menambah perusahaan- perusahaan yang baru.
  • 237. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu: a. Mendapat laba super normal. b. Mendapat laba normal. c. Menderita kerugian.
  • 238.
  • 239. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka PanjangMaksud jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan- perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang.
  • 240. Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan- perusahaan "selalu" hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menenima keuntungan normal (normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar.
  • 241.
  • 242. 8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna Keburukannya: Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. Antara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis atau identik.
  • 243. Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen. Konsumen tidak bisa memilih karena masing- masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar.
  • 244. Kebaikannya: Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien, perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat turunnya harga.
  • 245. Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurna. Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi sumber daya menjadi efisen dan konsumen dapat memperoleh barang dengan harga yang kompetitif.
  • 246. Pertanyaan 1.Bagaimana perbedaan ciri-ciri pada pasar persaingan sempurna, monopolistik, oligopoli, dan monopoli? 2.Bagaimana caranya agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal? 3.Jelaskan kebaikan dari perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna! 4.Jelaskan keburukan dari perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna! 5.Jelaskan perbedaan kondisi perusahaan dalam persaingan jangka pendek!
  • 247. BAB IX PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
  • 248. 9.1 BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Deferensiasi produk atau product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda. Caranya dengan promosi, advertensi, perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan yang baik, dan lain sebagainya.
  • 249. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
  • 250. Bila jumlah penjual cukup banyak sehingga kegiatan masing- masing penjual tidak mempunyai pengaruh yang nyata pada penjual yang lain dan begitu juga sebaliknya, maka industri yang seperti ini dinamakan industri dengan monopoli persaingan.
  • 251. Analisis baru yang dapat kita ambil dari teori persaingan monopoli yaitu analisis ini memberikan gambaran yang lebih baik tentang industri dengan persaingan di mana dapat perbedaan produk pengolahan makanan, pakaian pria, tekstil, perusahaan jasa di kota besar, dan banyak lainnya yang mengakui adanya sedikit unsur monopoli dan perbedaan harga yang dikenakan oleh berbagai penjual untuk suatu jenis produk tertentu.
  • 252. Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk penjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang penjual agak sedikit miring ke bawah dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga produknya. Biasanya, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sangat elastis dalam batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi produknya.
  • 253. Pembedaan produk membuat unit produk yang dijual oleh seorang penjual tidak sama dengan unit produk penjual lain. Tak ada harga tunggal yang berlaku untuk produk yang dibedakan dalam seluruh industri. Penjual yang berlainan akan menerima produk yang dibedakan. Kurva yang dihadapi oleh masing- masing penjual sangat elastis sebab banyak barang substitusi lain yang hampir sama atau perbedaannya hanya sedikit sekali dan dapat menggantikan dari barang pertama tersebut.
  • 254. Perlu diketahui bahwa adanya ongkos tambahan seperti ongkos advertensi dan lain sebagainya itu merupakan penyebab pasar tersebut menjadi berbentuk pasar persaingan monopoli. Dalam jangka pendek, suatu perusahaan juga seperti pada pasar yang lain, maksudnya bahwa pada suatu saat perusahaan akan menerima keuntungan lebih atau menerima kerugian atau hanya menerima keuntungan normal saja.
  • 255. Pada pasar persaingan monopoli barang heterogen sehingga semua produsen juga tidak akan menetapkan harga yang sama. Lain halnya dengan pasar persaingan sempurna di mana barang adalah homogen, maka semua produsen akan menetapkan harga pasar yang sama. Oleh karena, itu selama tidak ada dua perusahaan yang menjual barang yang sama persis sama maka barang harga-harga juga tidak akan sama di dalam satu industri/pasar.
  • 256. Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan satunya tertutup. Apabila dalam jangka panjang ada perusahaan-perusahaan dalam persaingan ini mengalami keuntungan lebih, maka akan mendorong masuknya perusahaan-perusahaan lain. Untuk masuk ke dalam industri/pasar perusahaan-perusahaan yang telah ada harus menambah kapasitas produksinya.
  • 257. Apabila semua barang merupakan barang substitusi yang baik, maka pasar akan dibagi-bagikan diantara perusahaan yang ada. Berarti, kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser ke kiri. Dengan adanya produk diferensiasi yang semakin besar berarti akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan MC akan bergeser ke atas. Hal ini tersebut increasing cost industry. Apabila ini berjalan terus maka lama-kelamaan sampai seluruh keuntungan lebih yang mula-mula di nikmati masing-masing perusahaan akan habis.
  • 258. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada diantara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. bila pada persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva delman dari monopoli bersifat inelastis. kurva delman perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis kemiringannya di antara kedua kurva delman dari monopoli dan persaingan sempurna.
  • 259.
  • 260. 9.2. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami tiga hal, yaitu: - Mendapat laba supernormal - Mendapat laba normal - Menderita kerugian
  • 261.
  • 262. MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar 0P1KQ1
  • 263.
  • 264. 9.3. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA 1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis.
  • 265. 2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Akan terdapat beberapa efisiensi masing-masing perusahaan dalam jangka panjang bila masuknya perusahaan baru ke dalam industri yang bersangkutan bebas dan mudah. Artinya, perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum.
  • 266. Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata- rata jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua output. Keluarnya perusahaan dan industri akan terus berlangsung sehingga kurva biaya rata-rata jangka panjang untuk setiap perusahaan bersinggungan kembali dengan kurva permintaan yang dihadapinya.
  • 267. 3. Promosi Penjualan Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli. Usaha masing-masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya produksi. Pemborosan seperti ini lebih kecil dalam persaingan monopoli dibandingkan dengan oligopoli.
  • 268. Dalam oligopoli usaha penjual yang satu untuk memperluas pasarnya akan mendorong pihak lain untuk melakukan usaha yang sama untuk mempertahankan bagian pasarnya. Persaingan yang seperti itu tidak ada dalam persaingan monopoli. Iklan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tidak menimbulkan tindakan balasan dan yang lain.
  • 269. Bila iklan yang dilakukan oleh salah satu penjual diimbangi oleh yang lain, maka tindakan balasan tersebut sebenarnya merupakan usaha yang sama untuk memperluas pasar masing-masing. Tak ada yang bereaksi atas penggerogotan pasarnya oleh penjual lain.
  • 270. 4. Jenis Produk yang Tersedia Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
  • 271. Masa bodoh terhadap perbedaan mutu yang sebenarnya karena kesediaan untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk merek tertentu yang dalam kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan harga yang lebih rendah. Apakah para ibu rumah tangga mengerti tentang perbandingan mutu antara berbagai merek sabun, detergen, poles lantai, seterika listrik, dan sebagainya.
  • 272. Pertanyaan 1.Jelaskan mengenai Pasar Persaingan Monopolistik! 2.Jelaskan jika suatu perusahaan dalam kondisi mendapatkan laba supernormal! 3.Bagaimana bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik? 4.Mengapa kurva permintaan suatu perusahaan elastis pada perbedaan produk? 5.Bagaimana cara membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda?
  • 273. PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI BAB X
  • 274. 10.1. ARTI MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly. Produk yang dijual di pasar tersebut tak memiliki barang substitusinya. Produk yang dijual oleh sang monopoli harus dengan mudah dibedakan dengan barang lain yang dijual dalam perekonomian.
  • 275. Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam perekonomian tak memengaruhi sang monopoli. Sebaliknya, perubahan harga produk dan output sang monopolis juga tak memengaruhi produser lain dalam perekonomian. Monopoli murni dalam dunia nyata jarang ditemukan.
  • 276. Perusahaan publik lokal digambarkan oleh beberapa ahli ekonomi yang mendekati monopoli murni antara lain industri aluminium sebelum Perang Dunia II, mesin-mesin pembuat sepatu, nikel, besi, telepon, dan beberapa lainnya. Akan tetapi, meskipun mempunyai pengawasan penuh atau lebih dari 90% atas sesuatu produk oleh satu perusahaan, monopoli tidak sempurna kecuali kalau tidak ada barang substitusi/ barang pengganti.
  • 277. Bagi barang kebutuhan umum, gas dan listrik sampai batas tertentu adalah barang substitusi satu sama lain. Aluminium juga memiliki substitusi, begitu juga campuran logam yang dibuat dengan campuran magnesium.
  • 278. Ada atau tidak adanya bentuk monopoli murni, prinsip-prinsip monopoli murni memberikan suatu alat yang sangat berguna untuk menganalisis persoalan penentuan harga, output, dan alokasi sumber.
  • 279. Pertama, monopoli sebagai alat analisis sangat berguna dipakai pada industri-industri yang mendekati monopoli murni atau industri yang dalam banyak hal bertindak seperti dalam monopoli murni. Kedua, monopoli sebagai alat analisis dan berbagai modifikasinya sangat berguna dalam mempelajari persaingan oligopoli dan persaingan monopoli. Kita terlebih dahulu akan mempelajari konsep dasar analisis monopoli.
  • 280. Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai substitut, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut sekaligus sebagai industrinya juga. Monopoli, seperti halnya persaingan sempurna, hanya ada dalam teori saja, di mana sejumlah barang yang dihasilkan oleh satu produsen saja.
  • 281. 10.2. CIRI-CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI 10.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli 10.2.2. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli
  • 282. 1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu dan para pembeli tidak dapat berbuat apa pun dalam menentukan syarat jual beli. 10.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
  • 283. 2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip; yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak
  • 284. 3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan- perusahaan lain memasuki industri tersebut.
  • 285. 4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter.
  • 286. 5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang memerlukan barang yng diproduksinya terpaksa membeli darinya. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungn baik dengan masyarakat
  • 287. Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah: 10.2.2. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli
  • 288. 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. 3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
  • 289. 10.3. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR Dengan masuknya perusahaan baru mereka menggerogoti pasar perusahaan yang sudah ada. Hal tersebut menyebabkan kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan akan bergeser ke bawah.
  • 290. Kita dapat melihat penggeseran kurva permintaan masing- masing perusahaan ini ke bawah sebagai akibat dari kenaikan penawaran produk industri dengan masuknya perusahaan baru. Kenaikan penawaran menggeser kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan ke bawah dan kurva biaya perusahaan bergeser ke atas.
  • 291. Hal ini akan menyebabkan laba berkurang, tetapi perusahaan baru akan terus masuk selama masih ada kemungkinan untuk memperoleh laba. Sampai akhirnya cukup banyak perusahaan baru yang telah masuk sehinggga semua laba murni industri lenyap. Sang Monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam industri tersebut dengan beberapa cara.
  • 292. Dia dapat mengendalikan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produknya. The Aluminium Company of America, misalnya, sebelum perang dunia kedua memiliki dan mengawasi 90% persediaan bauxite, bahan baku dalam pembuatan aluminium. Perusahaan tersebut menguasai paten tertentu yang menghalangi perusahaan lain untuk meniru produknya. Dalam pembuatan mesin pembut sepatu, sebuah perusahaan memegang paten semua mesin.
  • 293. yang digunakan untuk membuat peralatan yang digunakan dalam pembuatan sepatu. Perusahaan tersebut tidak menjual mesin-mesin tersebut, tapi menyewakannya dan memungut royalti atasnya.
  • 294. Pembuat sepatu yang memperoleh suatu mesin dan sumber lain akan mendapat kesulitan untuk mendapatkan mesin utama dari perusahaan tersebut atau pasar seorang monopolis mungkin sedemikian terbatas dibandingkan dengan skala optimum perusahaan sehingga walaupun sebuah perusahaan mendapat laba, tetapi masuknya perusahaan yang baru akan membuat harga sedemikian rupa sehingga keduanya dapat menderita kerugian.
  • 295. Dengan demikian, masuknya perusahaan baru dapat dihalangi. Masih ada cara lain untuk menghalangi masuknya perusahaan baru. Dalam bidang public utility, hak monopoli diberikan agar dapat menghalangi masuknya perusahaan yang baru.
  • 296. Paten yang sama dengan paten yang dimiliki monopolis walaupun dapat digunakan untuk menghasilkan barang pengganti mungkin merupakan jalan yang sulit. Dalam beberapa kasus paten dapat menjadi lewat waktu atau usang karena adanya proses baru yang lebih baik. Berkaitan dengan pemilikan tunggal atas bahan mentah yang digunakan, sering bahan mentah pengganti dapat dikembangkan untuk membuat suatu produk yang dapat merupakan barang pengganti yang sangat baik untuk barang yang asli.
  • 297. Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain: 1. Penguasaan Bahan Mentah Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan X kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina.
  • 298. 2. Hak Paten Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu atau cara produksi tertentu. Contoh: produk-produk Microsft-Windows.
  • 299. 3. Terbatasnya Pasar Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada masih terbatas, mungkin hanya bisa memberikan "ruang hidup" untuk satu perusahaan saja. Dengan istilah lain, karena adanya economies of scale yang besar, tetapi luas pasar yang terbatas, maka satu perusahaan saja sudah mampu memenuhi permintaan pasar. Akibatnya kalau ada perusahaan baru yang berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjual barangnya. Jadi di dalam pasar tetap
  • 300. 4.Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah Ada kalanya hak monopili diberikan oleh pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur tertentu.
  • 301. 10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
  • 302.
  • 303. Walaupun Q merupakan tingkat output-nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
  • 304. Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai
  • 305. Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
  • 306. Gambar di atas menunjukkan bagaimana seorang monopolis dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q, yang sekaligius menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimal yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q adalah P. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah CPP'C'. Laba itu diperoleh TR (OPC'Q) dikurangi dengan TC (OCC'Q).
  • 307. 10.5. POSISI KESEIMBANGAN Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
  • 308. Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya.
  • 309. Dengan demikian, kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, perusahaan monopoli harus menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan maksimal baginya. Perbedaan lain dengan persaingan sempurna adalah bahwa dalam monopoli ekuilibrium perusahaan adalah juga ekuilibrium pasar. Ada atau tidak adanya laba tergantung pada hubungan antara kurva permintaan yang dihadapi oleh Sang Monopolis dan keadaan
  • 310. Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan murni dan monopolis terlihat dalam bidang penjualan. Penjual dalam persaingan murni dapat menjual semua yang ingin dijualnya dengan harga pasar yang ada karena harga sama dengan biaya marginalnya. Sang Monopolis menghadapi kurva permintaan atas produknya. Oleh karena itu, lebih banyak yang dijualnya per unit waktu sehingga harganya harus lebih rendah. Hal ini mempunyai akibat penting bagi pendapatan marginal Sang Monopolis dalam hubungannya dengan harga.
  • 311. Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama dengan yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC. Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva permintaannya horizontal, kurva permintaan persaingan monopolis kecondongannya bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landai. 10.5.1. Hubungan P, TR, dan MR
  • 312. Sementara itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis. Bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar Sang Monopolis harus menurunkan harga ini. Artinya, bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai penerimaan total maksimum. Penjualan yang lebih besar akan menyebabkan penerimaan total berkurang, bukannya bertambah.
  • 313. Pendapatan marginal pada berbagai tingkat penjualan per unit waktu untuk Sang Monopolis akan lebih rendah dari harga per unit pada tingkat penjualan ini. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel dan gambar di bawah ini.
  • 314.
  • 315.
  • 316. Ada atau tidak adanya laba tergantung pada hubungan antara kurva permintaan yang dihadapi oleh Sang Monopolis dan keadaan biayanya. Sang monopolis mungkin menderita rugi dalam jangka pendek. Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan karena (1) biaya awal yang besar (set up cost), dan (2) demand- nya belum berkembang karena belum dikenal. Monopoli mengalami kerugian hanya dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang monopoli secara pasti mengalami keuntungan.
  • 317. Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Walaupun demikian, laba yang akan diperoleh monopoli ditentukan oleh seberapa besar permintaan yang dihadapi relatif terhadap biaya produksi yang dikeluarkan.
  • 318. Gambar 10.3 menunjukkan hal ini. Pada tingkat output optimal Q harga pasar yang dapat diterima total penerimaan monopoli menderita kerugian sebesar daerah yang diarsir.
  • 319. Dalam keadaan yang dimisalkan Sang Monopolis membangun skala perusahaan yang lebih besar dan skala optimum perusahaan dan menjalankannya pada tingkat output yang lebih besar dan tingkat output optimum jika dia ingin mendapat laba yang maksimal. Skala perusahaannya demikian besar sehingga terjadi kerugian ekonomis. Akan lebih menguntungkan kalau dia menggunakan skala pemisahaan yang lebih kecil dan skala yang ada untuk menghasilkan tingkat output x dengan tingkat output yang paling efisien.
  • 320. Dengan menggunakan SAC melebihi tingkat output yang paling efisien dia dapat mencapai biaya per unit yang lebih rendah dan yang dapat diperoleh dengan SAC yang lebih besar dan menjalankan SAC melewati tingkat output optimum.
  • 321. 1. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MR = MC. Kurva D dan MR apabila digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh "ekuilibrium perusahaan" yang sekaligus sama dengan "equal pasar". Monopolis merupakan satu-satunya penjual/perusahaan di dalam pasar/industri sehingga equilibrium perusahaan individual sama dengan ekuilibrium pasar.
  • 322. Equal pasar yang menjamin diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q. Keuntungan maksimum yang merupakan tujuan pokok dari seorang produsen dapat dilihat dari gambar di bawah ini, laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR. Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ.
  • 323. Jika monopolis menjual dengan jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba yang diperolehnya tidak maksimal atau belum maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR= MC. Lebih lanjut dari gambar di bawah ini, dengan harga sebesar OP1 biaya rata.
  • 324.
  • 325. 2. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami Impas Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1.
  • 326.
  • 327. 3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus- menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR =0P1LQ dan TC = OP2KQ
  • 328. Perlu diketahui bahwa seorang monopolis hanya dapat mengatur banyak sedikitnya jumlah barang yang ditawarkan dan tinggi rendahnya harga saja. Monopolis tidak mampu mengatur ongkos rata-rata karena AC tergantung kepada harga faktor- faktor produksi yang diperlukan, seperti upah tenaga kerja. Oleh karena itu, dalam jangka pendek seorang monopolis dapat menderita rugi. Artinya, monopolis tidak selalu untung.
  • 329. Ada beberapa salah pengertian dalam monopoli. Pertama, bahwa monopolis akan selalu untung. Hal ini tidaklah salah karena dalam jangka pendek kemungkinan monopolis dapat mengalami kerugian, yang disebabkan oleh SAC demikian tinggi sedang harga (P) demikian rendah sehingga P <AC jangka pendek.
  • 330. Kedua, bahwa kurva permintaan monopolis selalu inelastis. Hal ini tidaklah salah juga sebab kurva permintaan monopoli tidak selalu inelastis. Elastis atau inelastis ini tergantung dan kurva permintaannya. Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap sebagai monopolis yaitu:
  • 331. a. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya. b. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidak bisa meniru. c. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala perusahaan optimum sehingga masuknya perusahain lain akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada dan kedua-duanya akan menderita rugi.
  • 332.
  • 333. 10.6. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI 10.6.1. Kerugian Adanya Monopoli Dari hal-hal yang dibahas di atas kita lihat bahwa kerugian masyarakat dan adanya monopoli bukan hanya timbul karena perusahaan monopoli bisa menikmati keuntungan di atas keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk-bentuk kerugian lain. Akan tetapi, monopoli tidak selalu lebih buruk daripada persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dan segi-segi lain, misalnya:
  • 334. 1. Output yang Lebih Kecil Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya. Dalam menjelaskan hal ini, kita akan menganggap bahwa biaya produksi rata-rata minimum sama saja. Sebenarnya kita memperkirakan kurva biaya Sang Monopolis seperti ini akan lebih tinggi daripada dalam persaingan murni.
  • 335. Jika industri adalah suatu industri dengan persaingan bebas, masing-masing perusahaan akan mempergunakan skala perusahaan yang cukup besar untuk dapat mengambil keuntungan dan skala. Artinya, mereka akan bekerja dengan skala optimum perusahaan. Pengubahan jadi monopoli tak membawa lebih banyak keuntungan ekonomis skala, tetapi sebaliknya akan mengakibatkan adanya kerugian ekonomi.
  • 336. 2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk masuk memungkinkan diperolehnya laba jangka panjang. Bila terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut dari biaya produksinya.
  • 337. Artinya, konsumen membayar lebih banyak untuk produk tersebut dari yang diperlukan untuk menarik berbagai sumber yang diperlukan untuk tetap dalam industri tersebut. Dihalanginya perusahaan baru untuk masuk dalam pasar merupakan isyarat untuk meluaskan output dalam industri yang bersangkutan.
  • 338. 3. Efisiensi Ekonomi Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber- sumber pada tingkat efisiensi puncaknya. Monopoli mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak digunakan dengan efisiensi sebaik-baiknya. Berbeda dengan perusahaan dalam persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka panjang menggunakan skala optimum perusahaan pada tingkat output optimum.
  • 339. 4. Promosi Penjualan Kegiatan promosi penjualan mungkin akan menguntungkan Sang Monopolis. Dalam pasar dengan persaingan murni tak ada gunanya melakukan kegiatan seperti itu. Sang Monopolis mungkin menggunakan kegiatan promosi penjualan untuk memperbesar pasarnya, artinya untuk menggeser kurva permintaannya ke kanan.
  • 340. Juga jika monopolis dapat meyakinkan masyarakat bahwa pemakaian produknya sangat diperlukan atau tak dapat digantikan dan harus disediakan dalam setiap rumah tangga, maka elastisitas permintaan pada tingkat harga dapat dikurangi. Di samping itu, kegiatan seperti itu digunakan untuk melindungi diri dari persaingan yang mungkin timbul dan untuk melindungi kedudukan monopolinya. Tujuannya untuk mengaitkan namanya dengan produk tersebut sehingga calon saingan akan sukar memasuki pasar tersebut.
  • 341. Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap masyarakat adalah: 1. Menetapkn Undang-Undang antimonopoli. 2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan.
  • 342. 3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar dengan tujuan membatasi kekuasaan monopoli. Dengan adanya perusahaan tandingan harga dan output dapat dikendalikan 4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis
  • 343. Kita akan lihat dua alat pengaturan pemenintah, yaitu (1) pengaturan langsung terhadap harga yang dijual oleh monopolis, dan (2) pengaturan melalui pengenaan pajak. 10.6.2. Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
  • 344. 1. Pengaturan Harga Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang dikenakan oleh perusahaan monopoli negara, seperti perusahaan gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan harga yang akan menarik Sang Monopolis untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan konsumen. Sang Monopolis memperoleh laba maksimal di mana biaya marginal sama dengan pendapat marginal.
  • 345. Dikarenakan tak ada perusahaan baru yang masuk, maka laba maksimal ini akan dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Keuntungan monopolis ini dianggap tidak wajar. Untuk itu pemerintah dapat menentukan hargat tertinggi di bawah harga keseimbangan MR-MC, misalkan bahwa harga maksimum adalah pada tingkat mana kurva biaya marginal.
  • 346. Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini dapat menghalangi Sang Monopolis mengambil semua keuntungan dari kedudukan monopoli dan juga memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output sampai titik di mana biaya marginalnya sama dengan harga produknya. Biasanya produsen monopolis tidak melihat berapa kebutuhan akan barang tersebut yang dibutuhkan masyarakat.
  • 347. Apabila masyarakat menghendaki jumlah barang yang disediakan monopoli diperbanyak, maka satu-satunya jalan adalah campur tangan pemerintah dengan penetapan harga yang lebih rendah sehingga jumlah barang yang ditawarkan akan semakin besar.
  • 348. Seperti telah diketahui, seorang produsen monopolis menghasilkan barang dengan tujuan memaksimalkan laba dengan cara menyamakan antara penerimaan marjinal dan biaya marjinal. Akan tetapi karena dalam pasar monopoli harga tidak sama dengan biaya marjinal, terciptalah laba monopolis yang berupa perbedaan antara tingkat harga dan biaya rata- rata.
  • 349. Sekarang kita perhatikan Gambar 10.6 yang menunjukkan seorang produsen monopolis sedang mendapatkan laba dengan memproduksi barang X sebanyak OQ dengan tingkat harga setinggi OP1. Laba maksimum yang dicapai monopolis tidak perlu bekerja dengan AC yang terendah (tidak efisien). Keadaan ini berbeda bila dibandingkan dengan keadaan seorang pesaing sempurna yang bekerja untuk memaksimumkan laba.