SlideShare a Scribd company logo
1 of 188
Kumpulan PPT Teori Ekonomi Mikro
BAB 1 – BAB 11
Dosen : Dr.Sigit Sardjono,M.Ec
Kelompok 7 :
• Desta Viananda ( 1222300075 )
• Rossa Christina Mailissa ( 1222300077)
• Andreas taigon Labi ( 1222300083 )
BAB I : PENDAHULUN
BAB II : TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR
BAB III : TEORI ELASTISITAS
BAB IV : PERILAKU KOSUMEN
BAB V : PERILAKU PRODUSEN
BAB VI : TEORI PRODUKSI
BAB VII : PENDAPATAN DAN LABA PERUSAHAAN
BAB VIII : PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
BAB IX : PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
BAB X : PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
BAB XI : MENENTUAKAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI
DAFTAR
ISI:
BAB 1 - PENDAHULUAN
Kelompok : 7
1.1 SEJARAH SINGKAT
PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran.
Adam Smith adalah orang pertama yang mengembangkan
ilmu ekonomi yaitu pada abad ke-18, tepatnya tahun 1776.
Buku An inquiry into the nature and causes of the wealth of
nation karya Adam smith dsebut sbgai queen off young
sciences.
Mazhab Merkantilisme
1
Mazhab Fisiokrat
2
Mazhab Klasik
3
Mazhab Sosialisme
4
1.2 MAZHAB-MAZHAB
DALAM EKONOMI
Mazhab Chicago
Mazhab Neoklasik
Mazhab Keynesian
Mazhab Institusionalis
Mazhab Marjinalis
Mazhab Historis
5
6
9
8
1
7
10
1.3 PENGERTIAN ILMU
EKONOMI
Teori ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang
membicarakan tentang bagaimana usaha manusia
untuk mencapai kemakmuran. Oleh karena itu, tidak
asing lagi bahwa ilmu ekonomi sering disebut
sebagai ilmu tentang kemakmuran. Jadi pada
dasamya bagaimana semua orang atau masyarakat
dapat mencapai kemakmuran ekonominya atau yang
disebut welfare economic.
1.4 KELANGKAAN DAN
PROBLEM EKONOMI
1.4.1 Pengertian dasar barang dan jasa.
1. Jasa Adalah layanan seseorang/instansi/barang yg akan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Jasa dapat berupa
seperangkat output yang berwujud dan tidak berwujud.
2. Barang Brng dpt d bdkan menjadi benda yg dpt diraba dan
dilihat ( sperti baju dan televisi)
Dan sesuatu yg tidak dapat diraba serta dilihat (seperti udara,
oksigen, dan gas alam)
1.4.2 Kelangkaan (Scarcity) dan Alternatif Pilihan.
Dengan demikian terlihat bahwa sebagian kebutuhan kebendaan manusia
sebenarnya berakar pada kebutuhan manusia sebagai makhluk biologis, seperti
kebutuhan pangan, sandang, dan papan, sedang yang lain lagi berakar pada
kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berkembang seiring
dengan perkembangan lingkungan dan budaya manusia dan masyarakatnya.
1.4.3 Problem dlm ilmu ekonomi
1. Mekanisme ekonomi adalah Mekanisme distribusi dngn mengandalkan
kegiatan ekonomi agar tercapai dirtribusi kekayaan
2. Mekanisme perencanaan pusat. adalah Mekanis yg mengatur jalannya
kegiatan ekonomi melalui rencana yg dbuat dlm pemerintah pusat
3. Mekanisme pasar Adalah Mekanis yg mengatur berlangsungnya kegiatan
ekonomi melalui pasaa
1.5 KEGIATAN EKONOMI
1. Kebutuhan Manusia
Kebutuhan manusia adalah titik pangkal kegiatan perekonomian. Kebutuhan manusia
adalah tujuan akhir kegiatan perekonomian. Kebutuhan adalah tenaga penggerak
atau tenaga pendorong perekonomian. Kebutuhan manusia terdiri dari berbagai
ragam dan dalam jangka panjang tak dapat dipuaskan.
2. Sumber Pemuas
Tingkat pemuas kebutuhan yang dapat disediakan suatu perekonomian sebagian
tergantung pada jumlah dan kualitas sumber-sumber yang dimilikinya. Sumber-sumber
adalah alat yang tersedia untuk menghasilkan barang-barang yang selanjutnya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
3. Teknik Produksi
Teknik produksi dan jumlah serta mutu tenaga kerja yang ada menentukan tingkat
pemenuhan kebutuhan yang dapat dicapal oleh suatu perekonomian. Teknik produksi
adalah pengetahuan dan alat-alat untuk mengubah sumber-sumber menjadi bentuk yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
6. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia tenaga kerja adalah sumber daya yang berupa jasa
manusia, baik fisik maupun mental. Dengan demikian sumber daya tenaga kerja
BABI 35 Pendahuluan Bahan dengan hak cipta dapat berupa pekerja, kapasitas
bekerja, keterampilan kerja, maupun pengetahuan yang telah lebur dalam diri
para pekerja.
4. Sumber Daya dan Teknologi
Sumber daya sendiri mengambil berbagai bentuk. Sumber daya dapat
dikelompokkan menjadi sumber daya alam, baik yang masih asli maupun yang
sudah diproses natural and property resources dan sumber daya manusia human
resources.
5. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam, kadang-kadang juga disebut sebagai tanah, menyangkut
tidak saja tanah dalam artian harfiah, tetapi tanah dalam artian luas, yaitu semua
benda yang merupakan hadiah alam, baik yang ada di atas permukaan tanah
maupun yang ada di dalamnya, dan yang dapat digunakan dalam proses
produksi.
1.6 PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG
LINGKUP, UNSUR PENTING, DAN
ANALISIS TEORI EKONOMI
1.6.1 Penggunaan Asumsi Dalam Teori Ekonomi
1. Definisi
2. Pemisalan (Asumsi)
3. Hipotesis
4.Membuat Ramalan
1. Asumsi Rasionalitas
2. Asumsi Ceteris Paribus
3. Asumsi Penyederhan
1.6.2 Unsur-unsur Penting Dalam Teori Ekonomi Mikro
1.6.3 Pendekatan Ilmiah Untuk Menjelaskan Teori Ekonomi
1. Kegagalan Untuk Menjaga Hal-hal Lainnya Tetap
Sama (Ceteris Paribus)
2. Kegagalan Karena Adanya Kekeliruan Post Hoc
3. Kekeliruan Komposisi
1. Pengamatan
2. Analisis Ekonomi
3. Analisis Statistik
4. Eksperimen
1.6.4 Perangkat Dalam Menjelaskan Ilmu Ekonomi
1.7 EKONOMI MIKRO DALAM
KERANGKA ILMU EKONOMI
1.7.1 Penggunaan Ilmu Ekonomi
Kita telah memahami sejak awal
bahwa pengetahuan ekonomi dapat
membantu mengelola kehidupan
pribadi kita, memahami masyarakat,
dan memperbaiki dunia di sekitar kita.
Ilmu ekonomi membantu kita, secara
individu, dalam cara berbeda,
tergantung pada kehidupan pribadi
kita masing-masing.
1. penggunaan ilmu ekonomi
2. teori harga.
a.) Teori harga dan ilmu ekonomi
b.) Teori harga dan dunia hidup
1.7.2 Lingkup pembahasan ilmu ekonomi
Dibagi menjadi tiga kelompok dasar, yaitu:
1. Kelompok ekonomi deskriptif
2. Kelompok teori ekonomi
3. Teori ekonomi terapan
BAB II
TEORI PERMINTAN,
PENAWARAN DAN
HARGA PASAR
Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan
jumlah uang tertentu. Barang dan jasa tersebut mempunyai
harga bila barang dan jasa itu mempunyai nilai dan guna. Dalam
bahasa teori ekonomi harga terbentuk karena adanya interaksi
antara permintaan dan penawaran jika permintaan lebih banyak
daripada suplai maka harga barang tersebut akan meningkat
demikian sebaliknya jika permintaan lebih kecil dibandingkan
suplai maka harga barang akan turun.
2.1. HARGA SUATU BARANG DAN JASA
Permintaan akan barang dan jasa timbul dari
kebutuhan konsumen untuk menguasai barang dan
jasa tersebut. keinginan ini timbul karena barang dan
jasa itu mempunyai "nilai". permintaan adalah salah
satu unsur penting dalam menentukan harga
sesuatu barang sedangkan keinginan bukanlah
suatu unsur yang turut menentukan harga.
2.2 TEORI PERMINTAAN
1. Harga barang itu sendiri
2. Kegunaan barang tersebut
3. Rasa dan keinginan konsumen
4. Banyak dan sedikitnya konsumen itu sendiri
5. Jumlah barang dan jasa yang tersedia
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PERMINTAN SUATU
BARANG ANTARA LAIN:
1. harga barang itu sendiri.
2. harga barang lain. (subtitusi maupun
komplementer)
3. income.
4 selera.
SECARA UMUM FAKTOR YANG MELEKAT
PADA SEMUA JENIS BARANG YANG
MEMPENGARUHI PERMINTAAN SUATU
BARANG
1. harga barang itu sendiri.
2. harga barang lain. (subtitusi maupun
komplementer)
3. income.
4 selera.
SECARA UMUM FAKTOR YANG MELEKAT
PADA SEMUA JENIS BARANG YANG
MEMPENGARUHI PERMINTAAN SUATU
BARANG
Dx= f (Px; Py....... P², I, S)
dimana:
Dx = permintaan akan barang.
Px = harga barang itu sendiri.
P² = harga barang yang lain.
I = pendapatan konsumen.
S = Selera.
RUMUS FUNGSI PERMINTAAN
SEBAGAI BERIKUT
Hukum permintaan merupakan hukum umum yang
menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah
barang di minta mekanisme sebagai berikut:
2.2.1 TEORI PERMINTAAN
"Jika harga turun maka permintaan akan barang
tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik
maka jumlah barang yang diminta akan berkurang".
Dari tabel 2.1 di atas
bisa menggambarkan hukum permintaan
semakin murah harga suatu barang maka
jumlah yang dibeli semakin besar. Begitu
pula sebaliknya jika harga suatu barang
meningkat maka jumlah barang yang
diminta akan semakin sedikit.
2.2.2 KURVA DEMAND
DAFTAR PERMINTAAN BARANG X
KURVA DEMAND
Pengecualian ini berupa klasik yang terkenal dengan nama
"barang Giffen atau "keanehan Giffen" (Giffen paradox). Giffen,
atau lengkapnya si Robert Giffen adalah seorang ahli ekonomi
Inggris pada abad ke-19 yang menemukan pengecualian.
Ada dua hal yang diduga keras sebagai pengecualian terhadap
hukum permintaan.
Hal pertama berhubungan dengan barang gengsi (prestige goods).
Hal kedua yang diduga keras sebagai pengecualian adalah
pengaruh harapan yang dinamis (dynamjc expectational effects).
2.2.3 PENGECUALIAN KURVA
DEMAND
Istilah penawaran ini dalam teori ekonomi mempunyai arti
berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai
tingkat harga dalam periode tertentu. Penawaran adalah
hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit
waktu yang akan dijual oleh penjual.
Kalau kurva permintaan pada umumnya mempunyai bentuk
dari kiri atas ke kanan bawah sedangkan kurva penawaran
mempunyai bentuk dari kiri bawah ke atas ke kanan atas.
2.3. TEORI PENAWARAN
"Jika harga suatu barang atau jasa naik
maka jumlah barang yang ditawarkan
akan bertambah dan sebaliknya jika
harga turun maka jumlah barang yang
ditawarkan akan berkurang dengan
anggapan ceteris paribus."
2.3.1 HUKUM PENAWARAN
1. Bentuk kurva penawaran yang tunduk dengan
hukum penawaran.
2.3.2. BENTUK KURVA PENAWARAN
Kurva penawaran itu adalah tempat yang
menunjukkan jumlah maksimal yang ditawarkan.
Singkatnya dapat dikatakan jika terjadi perubahan
faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang
ditawarkan berakibat bertambahnya penawaran
maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan
sebaliknya jika berakibat berkurangnya penawaran
maka kurva penawaran akan begeser ke kiri.
2.3.3. PERUBAHAN PENAWARAN
FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA
PERUBAHAN PENAWARAN ANTARA LAIN
1. Berubahnya harga input variabel.
2. perubahan teknologi.
3. perubahan iklim.
4. harga komoditas lain.
5. biaya untuk memperoleh faktor
produksi.
6.pajak dan subsidi.
7. harapan harga.
8. tujuan perusahaan.
Harga pasar terjadi karena adanya interaksi
permintaan dan penawaran. Dengan demikian
yang dimaksud dengan harga pasar ialah suatu
tingkat harga tertentu di mana penjual maupun
menjual sejumlah barangnya dan konsumen
mau membeli sejumlah barang tersebut. Jadi
harga pasar ini terjadi dari hasil kompromi
antara penjual dan pembeli.
2.4. PENENTUAN HARGA PASAR
TERJADINYA HARGA PASAR INI DAPAT
DIJELASKAN DENGAN:
1. SECARA GRAFIK
2. SECARA SISTEMATIS
3. PERUBAHAN PERMINTAAN DAN
PENAWARAN MENGUBAH KEADAAN
KUANTITAS PASAR.
1. Kebijakan ceiling price
Kebijakan ceiling price adalah kebijakan yang diterapkan
pemerintah dengan tujuan melindungi konsumen agar
mendapatkan harga yang wajar.
2.5. APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN
PASAR
2. Kebijakan Floor Price
Kebijakan floor prize adalah kebijakan yang
ditetapkan pemerintah di atas harga pasar.
3. Cobweb teori-teori sarang laba-laba (Teori Penyesuaian Harga)
Harga dan kuantitas untuk berbagai barang berubah secara siklis
dalam jangka panjang.
4. Surplus produsen dan konsumen.
Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen
karena mereka beroperasi pada suatu pasar komoditi.
Surplus produsen ditunjukkan oleh bidang P1EQ10
Surplus konsumen ditunjukkan oleh bidang P1P2E.
5. Pengalihan bahan pajak (Shifting Tax)
Jika pemerintah tidak mengenakan pajak
maka harga jual tersebut sebesar OP1.
Pada tingkat harga sebesar ini jumlah
yang diminta dan ditawarkan sebesar
OQ1. Pemerintah menetapkan pajak
sebesar E2E3.
BAB III
TEORI ELASTISITAS
Jika terjadi perubahan faktor yang mempengaruhi permintaan suatu
barang akan mendapat respon atau reaksi dari konsumen dengan
berubahnya jumlah barang yang diminta. Mengukur respon atau
reaksi dalam teori ekonomi disebut dengan elastisitas.
Jika yang berubah harga barang itu sendiri maka ukuran
responsnya disebut elastisitas harga permintaan (price elastisity).
Tetapi jika yang berubah harga barang lain yang mempunyai
hubungan (komplemen/subtitusi) maka ukuran responnya disebut
elastisi silang (cross elastisity). Tetapi jika yang berubah mendapat
maka ukuran responsifnya disebut elastisitas income (income
elastisity). Dan jika yang berubah iklan dari barang itu maka ukuran
responsnya disebut elastisitas iklan (advertising elastisity).
3.1 PENGERTIAN ELASTISITAS
3.2 ELASTISITAS PERMINTAAN
Sifat elastisitas dari suatu permintaan suatu
barang ada 5 macam yaitu:
1. Perfect elastic.
2. Elastis.
3. Unitary elastic.
4. Inelastis.
5. Perfect inelastic
3.2.1. konsep sifat elastisitas permintaan
Arc Elasticity ini mengukur respons (kepekaan)
perubahan jumlah barang yang diminta karena
adanya perubahan harga.
3.2.2. Cara Mengukur Tingkat Elastisitas
• Arc Elasticity (Elastisitas Busur)
Konsep elastisitas menggambarkan adanya
kecilnya perubahan harga sehingga seakan-akan
tidak terjadi perubahan.
Mengukur angka elastisitas harga dari
permintaan pada titik B, kemiringan slope dari
garis lurus PABX pada titik a adalah AP/AQ;
secara geometris sama dengan AX o/XoX,
sehingga AQ/AP= XoX/AXo.
Jadi Elastisitas di A=(XoA/0Xo) x (XoX/XoA)=
XoX/0Xo.
2. POINT ELASTICITY
kesimpulannya semakin tinggi keberadaan titik di
kurva permintaan semakin besar koefisien
elastisitasnya, dan sebaliknya.
A. Menghitung Tingkat
elastisitas dengan
mempergunakan
pendekatan
persamaan fungsi
B. Dengan mengamati hubungan elastisitas
dengan total revenue (total penerimaan)
C. Mengamati arah perubahan harga dan total revenue
D. Dengan melihat
kurva permintaan
(AR) dengan MR
E. Melihat
kecondongan
kurva permintaan
•Dua bentuk elastisitas yang ekstrem.
1.Elastis Sempurna 2.Enelastis Sempurna
3.3 elastisitas silang (cross elastisity)
Elastisitas permintaan silang mengukur
sampai berapa jauh berbagai barang
berhubungan satu sama lain. Untuk
menghitung tingkat cross elastisity ini
dengan membandingkan persentase
perubahan jumlah barang x yang dibeli
dengan presentase perubahan harga y dan
ini dapat diformulasikan sebagai berikut.
• Rumus dan Tabel Elastisitas Silang
1). Elastisitas
silang barang
substitusi
2). Elastisitas
silang barang
komplementer.
3.4. ELASTISITAS PENAWARAN.
1. Melihat besarnya koefisien elastisitasnya.
2. Melihat kecondongan kurva permintaan.
• Menentukan sifat penawaran yaitu dengan
cara:
3.5. ELASTISITAS PENDAPATAN
Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang
menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah
barang yang diminta dengan perubahan pendapatan.
Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut.
Jika berupa fungsi, maka
rumusnya sebagai berikut:
Barang luxury adalah barang yang dibeli dalam
jumlah lebih banyak jika pendapatan konsumen
bertambah.
3.5.1.Perubahan Permintaan Barang Lux
karena adanya kenaikan income
Barang inferior adalah barang yang dibeli dalam jumlah
lebih sedikit atau dikurangi jika pendapatan konsumen
bertambah.
3.5.1.Perubahan Permintaan Barang Inferior
karena adanya kenaikan income
BAB 4
Perilaku Konsumen
Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta.
Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas ( utility ). Secara rasional, utility akan
meningkat jika jumlah barang yang dikonsumsi meningkat. Dalam hal ini ada dua cara
pengukuran nilai manfaat dan suatu barang yakni secara cardinal (dengan
menggunakan pendekatan nilai absolut) dan secara ordinal (dengan menggunakan
pendekatan nilai relatif, order, atau ranking). Jika terjadi perubahan harga barang
meningkat atau turun akan mendapatkan respons dari konsumen terhadap jumlah
barang yang diminta atau dibeli akibat perubahan harga barang tersebut.
4.1. BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN
PERILAKU KONSUMEN*
• NILAI BARANG
• NILAI BARANG DAPAT
DIBEDAKAN MENJADI:
Kebutuhan manusia pada
garis besarnya dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
1. kebutuhan pokok
2. kebutuhan sekunder
A. NILAI penggunaan objektif ialah
kesanggupan suatu barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
B. Nilai penggunaan subjektif yaitu
arti yang diberikan oleh seseorang
kepada suatu barang yang tertentu
untuk memuaskan kebutuhannya.
• PEMENUHAN KEPUASAN
hakikatnya kekuasaan manusia tidaklah terbatas
untuk memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh
karena itu manusia berpikir rasional dalam
menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan
antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati
keseimbangan
Pada zaman modern ini, barang dan jasa di samping
mempunyai nilai kegunaan untuk pemenuhan kebutuhan,
juga mempunyai nilai pertukaran, yaitu kemampuan barang
dan jasa tersebut untuk ditukarkan dengan barang dan jasa
lainnya.
Nilai pertukaran dapat dibagi menjadi:
A. Nilai pertukaran objektif
B. Nilai pertukaran subjektif
Hukum Gossen I : jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-
menerus, maka kenikmatannya akan terus-menerus
berkurang, sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhan).
Hukum Gossen II : tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi
berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut
dijelaskan dengan seimbang.
• PENDAPAT AHLI EKONOMI TENTANG KEBUTUHAN
DAN PENGUASANYA YANG DIKENAL DENGAN
HUKUM GOSSEN YAITU:
Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan perilaku konsumen di
pasar barang secara tradisional. Perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep
utilitas (daya guna). Jadi apabila seseorang meminta suatu jenis barang, pada dasarnya yang diminta
adalah daya guna barang tersebut. Dalam kerangka pendekatan tradisional dikenal dengan
sekelompok orang yang menganggap bahwa utilitas dapat diukur secara absolut menggunakan unit
pengukuran yang disebut "util". Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang,
pendekatan tradisional merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang
dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi :
*4.2. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK
MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN*
Pendekatan tradisional dipecah menjadi dua
yang pertama berkembang menjadi teori
daya guna cardinal (cardinal utility) yang
menjelaskannya menggunakan marginal
utility dan total utility sedangkan yang ke dua
teori daya guna ordinal (ordinal utility) yang
menggunakan pendekatan indifference curve
(kurva indifferen).
Terdapat dua pendekatan untuk
menjelaskan perilaku konsumen dalam
buku ini:
A. cardinal approach
B. ordinal approach
Di mana U adalah banyaknya daya
guna bagi seseorang konsumen dan X2
adalah banyaknya barang tertentu yang
dikonsumsi oleh konsumen tersebut.
Berbagai pendekatan perilaku konsumen
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
cara pendekatan tradisional dan cara
pendekatan modern.
Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna bagi
seorang konsumen. Kita mengetahui bahwa konsumen yang akan kita pelajari
perilakunya itu adalah seorang yang mampu membuat order atau urutan-urutan
kombinasi barang yang dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya guna yang
diterimanya. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU)dan nilai
guna marginal (marginal utility/MU). Nilai guna total dikenal dengan jumlah seluruh
kepuasan yang diperoleh dan mengkonsumsi sejumlah komoditas tertentu. Nilai guna
marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan
pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas tertentu.
4.3. CARDINAL APPROACH.
*4.3.1. KONSEP GUNA BATAS DAN
GUNA TOTAL (MU DAN TU).*
.
1. Guna Batas
(Marginal utility).
2. Guna Total
(Total utility)
Guna batas ialah sumbangan
keputusan yang diberikan oleh
barang terakhir yang dimiliki oleh
orang tersebut. Menurut hukum
Gossen maka semakin banyak
jumlah barang yang sejenis yang
dipunyai oleh seseorang maka
sumbangan kepuasan dari
barang yang terakhir semakin
kecil.
Guna total Total utility ialah
tingkat kepuasan yang diperoleh
karena mengonsumen berbagai
jumlah barang. Guna total ini
akan semakin besar jika barang
yang dikonsumsi semakin
banyak sampai tingkat tertentu
di mana guna total ini akan
mencapai titik maksimum.
• Contoh tabel dan kurva
Terdapat tiga asumsi dalam teori cardinal:
1. Utility Seseorang Bisa Diukur Dengan Uang.
Pesan konsumen mengonsumsi barang atau jasa dapat dihitung
secara numerik. Dikemukakan bahwa daya guna diukur dalam
satuan util. Namun satuan util merupakan satuan yang tidak jelas
bagi kita. Oleh karena itu, diperlukan asumsi lain yaitu bahwa utility
dapat diukur dalam satuan uang, karena uang merupakan alat
pengukur yang bersifat objektif.
4.3.2. ASUMSI (ANGGAPAN) DALAM TEORI
CARDINAL
Dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing of
marginal utility yaitu pertambahan utilitas yang
menurun karena penambahan suatu unit barang yang
dikonsumsi.
Sumbu absis adalah untuk skala kuantitas barang.
Sumbu koordinat merupakan skala untuk daya guna.
Kurva U (X) menggambarkan hubungan antara
besarnya daya guna dengan banyaknya barang yang
dikonsumsi. Kurva tersebut harus dimulai dari titik asal
atau titik nol sebab daya guna baru diperoleh bila
barang telah dikonsumsi.
2. Berlakunya hukum Gossen (law of
diminishing marginal utility).
Implikasi lain dari pola U (X)
seperti dalam gambar tersebut
adalah laju pertambahan daya
guna yang menurun.
Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat
dipahami menurut logika umum. Perilaku konsumen dapat
membelanjakan uangnya harus dapat dimengerti apabila selalu
diarahkan kepada pencapaian daya guna maksimum. Asumsi ini
dikembangkan dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah
homo economicus.
3. KONSUMEN BERSIFAT RASIONAL
1. Asumsi utility bisa diukur adalah
pemikiran yang keliru.
*4.3.3. KRITIK PADA PENDEKATAN
CARDINAL*
2.. Marginal utility dari uang tidaklah
konstan
Aliran ini menganggap bahwa tinggi
rendahnya nilai suatu barang tergantung
dari subjek yang memberikan penilaian.
jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi
seseorang konsumen apabila barang
tersebut mempunyai daya guna baginya.
Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki semakin
memberikan kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok
dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur
tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Hal ini
disebabkan oleh semakin banyak uang yang dimilikinya
semakin rendah penilaiannya terhadap uang.
Guna batas ini adalah tambahan guna
pada guna total karena ada tambahan
satu unit barang lagi yang dikonsumsi.
Untuk mencari marginal utility ini
dipergunakan perhitungan sebagai
berikut.
4.3.4. MAKSIMALISASI GUNA
Jika total utility mencapai titik maksimal
maka MU=0, dan selanjutnya jika total
utility menurun karena penambahan unit
barang yang dikonsumsi maka MU akan
menjadi negatif (-).
• tabel 4.3 MUx dan MUy dan jumlah barang X dan
Y
Dari Tabel 4.3 di atas yang memenuhi
persyaratan pertama ada 4 kombinasi, yaitu:
1. Kombinasi I : 4 barang X dan 1 barang Y.
2. Kombinasi II: 6 barang X dan 2 barang Y.
3. Kombinasi III: 7 barang X dan 4 barang Y.
4. Kombinasi IV: 8 barang X dan 5 barang Y.
*4.3.5. CARA MEMPERGUNAKAN
PERSAMAAN FUNGSI*
1.) Syarat pertama:
MUX/ Px = MUy/ Py
26/1 =40/2 = 20 (telah memenuhi syarat
pertama
2.) Syarat kedua:
X.Px + Y.Py = I (income)
7x$1+3x$2 = 13 (memenuhi syarat kedua)
4.3.6. PERUBAHAN KOMBINASI
BARANG YANG DIBELI KONSUMEN.
1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan
naiknya harga salah satu barang tersebut
konsumen akan mengalihkan barang yang
dibelinya kepada barang pengganti yang
harganya lebih murah.
• Adanya kenaikan harga dapat mengubah
kombinasi barang yang dibeli, hal ini disebabkan :
2. Efek pendapatannya (income), dengan
kenaikan harga bagi konsumen yang
pendapatannya tetap akan menyebabkan
pendapatan real konsumen tersebut akan
berkurang.
Syarat pertama:
pada tabel di atas yang memenuhi syarat pertama
(MUx/Px=MUy/PY) ada beberapa kombinasi, yaitu:
1. Unit barang X dan 4 unit barang Y.
2. Unit barang X dan 5 unit barang Y.
3. Unit barang X dan 6 unit barang Y.
4. Unit barang X dan 7 unit barang Y.
5. Unit barang X dan 8 unit barang Y.
• CONTOH MENURUNKAN FUNGSI PERMINTAAN DARI
TABEL MARGINAL UTILITY Dari kelima kombinasi di atas yang
memenuhi syarat kedua adalah kombinasi 3
unit barang X dan 6 unit barang y karena :
4.4.1 Property Indiference Curve
4.4. INDIFFERENCE CURVE APPROACH
Cardinal Approach memiliki tiga kelemahan utama:
• Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi
yang keliru (doubtful). bahwa kepuasan dapat diukur secara numerik
diragukan karena sifat kepuasan bersifat subjektif.
• Asumsi bahwa utility uang konstan tidak realistis karena kenaikan
pendapatan dapat mengubah marginal utility uang.
• Anggapan tentang diminishing marginal utility dianggap hanya bersifat
psikologis tanpa dasar yang kuat.
Pendekatan ordinal adalah pendekatan yang menyatakan utilitas seseorang tidak dapat
diukur secara numerik, tetapi dapat diungkapkan secara ordinal. Pendekatan ini
mengukur tingkat utility melalui ordinal atau ranking, tetapi tidak memberikan nilai pasti
untuk utilitas tersebut. Konsumen biasanya mengonsumsi kombinasi barang dan
dihadapkan pada keterbatasan dana. Oleh karena itu, konsumen dapat mengubah
kombinasi barang yang dibelinya agar manfaat yang diperoleh tetap sama.
Pendekatan indifference curve atau kurva tak acuh merupakan pendekatan dalam
menjelaskan perilaku konsumen yang menggunakan kurva kepuasan sama. Dalam
pendekatan ini, kepuasan konsumen tidak bisa diukur secara numerik, melainkan
diungkapkan dengan kata-kata seperti lebih enak, lebih baik, atau lebih suka. Oleh
karena itu, pendekatan ini juga dikenal sebagai pendekatan ordinal
PENJELASAN
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curve
memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money).
c. Utility dinyatakan secara ordinal.
d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang
(diminishing marginal utility).
e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi.
f.Consistency and transitity of choice.
1.ASUMSI DALAM PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE
Konsumen akan bertindak secara rasional, yaitu dengan jumlah uang yang dimiliki ingin
mendapatkan utilitas yang maksimum. Asumsi yang tidak kalah penting adalah menganggap
bahwa berlakunya constant marginal of money, yang artinya uang sekadar sebagai alat
pembayaran saja. Dalam hal ini mengonsumsi empat komoditas pada umumnya lebih
memuaskan daripada mengonsumsi satu komoditas, tetapi berapa nilai kepuasannya tidak
dapat diketahui secara pasti. Semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin besar pula
jumlah daya guna yang diperoleh konsumen. Konsisten (prinsip transitivity), jika dikatakan
kombinasi A lebih disukai dari B dan B lebih disukai dari C maka A mestilah lebih disukai dari C.
Konsisten dengan dalil ini maka kurva indiferen tidak ada yang berpotongan.
PENJELASAN
Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika
konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia
harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah
tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of
Substitution. Lebih lanjut jika perubahan itu mula-mula
dari titik A ke B dan berlanjut ke titik C. Pengorbanan
barang Y untuk mendapatkan tambahan barang X yang
sama pengorbanan (pengurangan) barang Y itu semakin
lama semakin berkurang. Lihat gambar di bawah ini AA" >
BB" dan seterusnya.
2. Kurva IC Menunjukan Berlakunya Hukum Diminishing
Maeginal Rate of Substitution
Tabel : Kombinasi Barang Xdan Y yang memberikan kepuasan sama
Berikut adalah Kurva Indifference dari tabel di atas
Dari gambar di samping menunjukkan konsumen
mengonsumsi kombinasi A, B, C, dan D akan
memberikan kepuasan (utility) yang sama. Hal ini
dikarenakan kombinasi tersebut terletak pada satu
IC yang sama.
a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita
menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan
dikurangi. Sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang X
yang akan dikurangi. Pengurangan itu semakin lama semakin
berkurang.
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin.
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
3. Sifat - Sifat Indifference Curve
Keterangan:
Kalau bergerak dari arah titik A menuju titik B berarti pada awalnya konsumen lebih banyak mempunyai
barang Y. Jika konsumen ingin mendapatkan tambahan barang X maka konsumen harus bersedia
untuk melepas barang Y lebih besar dari barang X yang diperlukan. Bila proses ini berjalan terus
sampai titik B maka konsumen memperoleh barang X lebih banyak dari Y. Semakin sedikit barang Y
yang dipunyai konsumen maka semakin sedikit kesediaannya untuk melepaskan barang Y tersebut
guna mendapatkan tambahan barang X. Proses pengurangan barang Xini jika dibuat grafiknya makin
berbentuk cembung ke arah titik orgin. Garis ini tidak mungkin berbentuk garis lurus dari kiri ke kanan
bawah atau berbentuk cekung ke arah origin. Hal ini disebabkan karena perbandingan antara
pertukaran barang Y untuk mendapatkan barang X tidaklah konstan ataupun bertambah melainkan
selalu kurang. Tingkat kesediaan konsumen untuk melepaskan suatu barang tertentu guna
mendapatkan tambahan barang lain disebut Marginal Rate of Substitution (MRS).
3. Sifat - Sifat Indifference Curve
Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada
indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya
penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1
dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena
kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang berbeda.
Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas
konsumen lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan
semakin jauh dari titik 0 menunjukkan IC yang
memberikan utilitas lebih tinggi.
4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin
Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar
IC yang lebih jauh dari origin
memberikan keluasan
lebih tinggi
Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama
dengan kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan
terletak pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan
utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini
disebabkan terletak pada IC1. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa kombinasi di titik B sama
dengan kombinasi yang ada di titik C. Dalam
kenyataannya, kombinasi yang ada di titik B tidak
akan sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak
terletak pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua
IC tidak mungkin saling berpotongan.
5. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
dua IC tidak saling
berpotongan
4.4.2 Kendala Anggaran ( Budget Contraint )
Untuk memastikan kepuasan maksimal bagi konsumen, perlu diketahui
kombinasi mana yang dapat dicapai berdasarkan batasan pendapatan
mereka. Garis anggaran menghubungkan titik kombinasi dua jenis barang
yang dapat diakses oleh konsumen, dan mereka harus mengatur
komposisi barang sesuai dengan tingkat pendapatan mereka untuk
mencapai manfaat optimal. Garis anggaran juga dikenal sebagai budget
line atau BL.
BPx . (X) + Py . Y
Keterangan:
B = Anggaran
Px = Tingkat Harga X
Py = Tingkat Harga Y
Cara membuat garis anggaran (budget line) tersebut di atas ialah
menghubungkan dua titik kombinasi ekstrem antara barang X dan Y.
Kombinasi ekstrem ialah kombinasi yang terjadi bila pendapatan konsumen
seluruhnya dibelikan dengan barang X berarti barang Y= 0 dan bila
pendapatan konsumen dibelikan seluruhnya barang Y berarti barang X = 0.
Pendapatan konsumen sebesar $ 100. Pendapatan ini
akan dipergunakan untuk membeli barang Y di mana
harga X $ 2 per unit dan barang Y $ 4 per unit. Jika
semua pendapatannya dibelikan dengan barang Y
maka ia akan mendapatkan sebanyak 20 unit barang
Y. Bila pendapatannya seluruhnya dibelikan dengan
barang X maka ia akan mendapatkan sejumlah 50 unit
barang X. Bila 25 unit barang Y dan 50 unit barang X
ini dibuat dalam satu grafik maka garis yang
menghubungkan titik 25 Y dan 50 X (garis PQ) disebut
kurva anggaran (budget line).
Contoh:
Kurva anggaran
(budget line)
Jika dari (A) diketahui konsumen ingin mengoptimalkan utilitasnya, sedangkan dari (B) diketahui
adanya keterbatasan dana, maka pertanyaannya adalah: dengan dana terbatas berapakah
utilitas maksimalnya; atau dengan utilitas tertentu berapakah dana minimal yang diperlukan.
Konsumen ingin menikmati titik D pada IC tetapi dana yang tersedia tidak mencukupi. Konsumen
dapat menikmati titik C pada IC tetapi konsumen juga dapat menikmati titik E.
4.4.3. Keseimbangan Konsumen
Kombinasi yang memberikan guna
yang maksimal bagi konsumen ialah
kombinasi A karena dengan jumlah
uang yang ada konsumen mampu
mendapatkan kombinasi barang
terbanyak.
Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang
tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang optimal.
Keseimbangan Konsumen Yang Optimal
Keseimbangan Optimal
Keterangan:
Keseimbangan Konsumen Yang Optimal
Dari gambar di atas ada 4 titik (A, B, C, dan D) kombinasi. Dari 4 kombinasi di atas, kombinasi yang
memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D karena kombinasi di titik D ini terletak di IC yang
paling jauh dari titik origin. Akan tetapi, seseorang tidak bisa memilih kombinasi D ini disebabkan ia dibatasi
oleh pendapatannya. Dalam gambar di atas ditunjukkan dengan garis anggaran BL. Dengan adanya
kendala anggaran kombinasi yang bisa dipilih ada 3, yaitu A, B, dan C. Dari ketiga kombinasi yang
memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi yang berada di titik B. Pada titik B ini menunjukkan
kombinasi yang banyak bisa dipilih dengan jumlah uang tertentu. Kombinasi di titik B ini disebut dengan
keseimbangan optimal. Pada hakikatnya di titik B terjadinya kurva BL (garis anggaran) bersinggungan
dengan kurva IC atau slope BL sama dengan slope IC sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut:
Slope BL = Slope IC
Slope IC= MRS = MUY/Mux
Slope BL = Py/Px
Py/Px = MUY/MUx
MUy/Py = MUX/Px
Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan
indifference curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka
garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan bergeser ke kanan.
Dari gambar di bawah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum terjadi perubahan, harga barang X jumlah yang diminta barang X
sebanyak OQ1 dan barang Y yang diminta OY1. Kombinasi barang X dan Y
yang dibeli berada di titik E1. Suatu ketika harga barang X turun dan lainnya
tetap. Turunnya harga barang X menyebabkan jumlah yang diminta
bertambah menjadi OQ2 dan barang Y jumlah yang diminta turun menjadi
sebesar OY2. Dengan turunnya harga barang X kombinasi barang X dan Y
berubah menjadi E2. Jika titik potong E1 dan E2 dihubungkan dengan
sebuah garis maka garis itu disebut dengan price cunsumtion kurva (PCC).
4.4.4. Perubahan Utilitas Konsumen
• Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
Jika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang
dikehendaki/dibeli konsumen adalah E1. Suatu ketika pendapatan
konsumen meningkat. Meningkatnya pendapatan konsumen
menyebabkan preference konsumen terhadap barang X dan Y
berubah, tidak lagi terletak pada titik E1 tetapi berubah pada titik
E2. Fenomena ini digambarkan garis anggaran (budget line) dan
indifference curve akan bergeser kiri dan sejajar. Bilamana
pendapatan konsumen turun maka kedua curva di atas akan
bergeser ke kanan dan sejajar pula. Bila titik singgung antara
kurva anggaran (budget line) dan indefference yang lama dan yang
baru dihubungkan, maka garis yang menghubungkan kedua titik itu
disebut Income Counsumption Curve (ICC).
2. Berubahnya Pendapatan Konsumen
3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior
Perubahan Harga pada Barang Normal
Konsumen akan membeli barang dengan jumlah yang lebih banyak jika harga barang itu
turun (lebih murah). Perubahan ini yang disebut dengan efek substitusi (substitution effect).
Efek substitusi dari gambar di atas diperlihatkan berubahnya kombinasi barang X dan Y
yang dikonsumsi konsumen dari titik E1 ke E3 atau sebesar X1-X2.
Dengan daya beli yang meningkat akibat turunnya harga
barang X konsumen membeli barang X dan Y dengan
kombinasi E3 ke E2. Perubahan kombinasi yang dibeli dari
kombinasi E3 ke E2 ini disebut dengan income effect.
Substitusi efek dan income effect disebut total efek (total
effect), yaitu sebesar X1-X3. Hal ini ditunjukkan dengan
income effect dari E3 ke E2.
Berbeda dengan penjelasan di atas, untuk Gambar
4.15 di bawah ini memperlihatkan dampak
perubahan harga pada barang inferior. Semakin
murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan
yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta
berkurang. Perubahan kombinasi dari E1 ke E3
adalah price efect (efek harga) sebesar X1-X3,
perubahan dari kombinasi E3 ke E2 adalah income
effect atau sebesar E3 ke E2 sebesar X3-X2. Jadi
total efeknya adalah sebesar E1 ke E2 atau sebesar
X1-X2
Perubahan Harga pada Barang Inferior
Sesuai dengan hukum permintaan pasar, perubahan harga akan
mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga barang X turun
sementara harga barang Y tetap, akan terjadi perubahan dari BL ke BL1 ke
BL2. Dari perubahan ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
jumlah barang X yang diminta (diturunkan pada titik A, B, dan C) dengan
perubahan harga. Hubungan ini dikenal sebagai kurva permintaan, Apabila titik-
titik keseimbangan A, B, C pada kurva BL dihubungkan dengan garis, hasilnya
disebut Price Consumption Curve (FCC), yang menunjukkan keseimbangan
konsumen karena perubahan harga, dengan asumsi pendapatan tetap.
4.4.5. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
Pada saat harga barang X sebesar $ 2 jumlah yang diminta sebesaar OQ1. Harga
barang X turun menjadi $ 1.8 jumlah yang diminta barang X meningkat menjadi
sebesar OQ2. Perhatikan jumlah barang X yang diminta pada grafik di atas dan
bawah besarnya sama. Jika titik E1 dan E2 dihubungkan membentuk kurva demand.
Dari kurva ICC ini dapat dibentuk kurva engle yang
menggambarkan hubungan antara pendapatan
dengan jumlah barang yang diminta. (Ernest Engel
adalah orang pertama yang mengamati hubungan
perubahan tingkat pendapatan terhadap jumlah
barang yang dikonsumsi. Dalam kurva Engel,
sebagai sumbu vertikal adalah pendapatan dan
sebagai sumber horizontal adalah kuantitas). Jadi
ICC atau kurva Engel menunjukkan karakteristik
suatu barang terhadap perubahan pendapatan.
ICC atau kurva dapat diklasifikasikan sebagai
barang normal, inferior, dan given.
4.4.6. Penggambaran kurva Engel dari kurva ICC.
Bentuk kurva indiference curve
adalah non linear turun dari kiri atas
kekanan bawah dan cembung
terhadap titik nol. Bentuk yang
demikian ini menggambarkan
berlakunya hukum diminishing
marginal utility. Namun demikian,
ada beberapa bentuk curve
indiference yang lain, seperti
ditunjukkan pada kurva di bawah ini.
4.4.7. BENTUK INDIFFERENCE CURVE
• Kurva indiference yang
linier menunjukkan adanya
substitusi sempurna
• Kurva indiference curve yang
berupa huruf L menunjukkan
barang komplemen
Kritik terhadap pendekatan indiference curve.
A.) Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu di dalam mudah.
B.) Substitusi barang y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan harga
barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain yang
membuat konsumen tetap pada barang atau meninggalkan barang Y.
C.) IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising, past
behavior of stock.
4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN
INDIFERENCE CURVE
1. Kritik
Contoh 1:
4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE
2. Aplikasi Menghitung utilitas Konsumen dengan Fungsi
Diketahui suatu fungsi utility beserta nilai dari pendapatan harga. Fungsi utility = XY dan besarnya
income (I) =$1.000 . Harga barang X(PX) =$10 dan Py = $20Hitunglah kuantitas barang X dan barang
Y yang mengoptimumkan kepuasan konsumen.
Jawab:
L = Fungsi Tujuan- λ Fungsi kendala
= U(XY) + λ (Persamaan garis anggaran)
= U(XY) + λ (I - Px X - Py Y)
= XY + λ (1000 - 10X - 20Y)
λ = 1/10 Y
λ = 1/20 X
X = 100 - 2Y
1/10 Y = 1/20 X
Y = 2X
Temukan turunan parsial untuk X, Y dan λ karena kita akan menemukan nilai X, Y, dan A
yang memaksimumkan utility
4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN
INDIFERENCE CURVE
1. δ L/δ X = Y-10 λ = 0
2. δ L/δ Y = X-20 λ = 0
3. δ L/δ λ = 1000-10X-20Y= 0
4. λ = λ
5. X = 100 - 2Y
X = 100 - 4X
5X = 100
X = 20 dan Y = 40
(1)
(2)
(3)
(4)
6. Jadi barang X yang dibeli sebanyak 20 Unit dan barang
Y sebanyak 40 unit
7. Recheck, apakah ini memenuhi syarat kedua nilai X dan
Y kita masukkan persamaan garis anggaran (1000 - (10.2) -
(20.4))
4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN
INDIFERENCE CURVE
Contoh 2:
Diketahui fungsi total utility = 15 X + 10 Y+5X²+5Y². Jika harga X(Px) =Rp10.000,00 dan
harga barang Y(PY) =Rp20.000,00. Jika pendapatan konsumen (1) sebesar Rp260.000,00
berapa jumlah barang X dan Y yang dikonsumsi?
Jawab:
1. Fungsi L = Fungsi TU + λ (260-10 X-20 Y)
= (15X + 10Y + 5X²+ 5Y²) + λ (260 - 10X - 20Y)
2. δ TU/ δ X = 15+ 10 X - 10λ = 0............ λ = 1.5 + x
3. δ TU/ δ Y = 10+10Y - 20λ = 0............ λ = 0.5 + 0.5Y
4. δ TU/ δ λ = 260-10X - 20Y = 0........... Y = 13 - 0.5X
5. Substitusikan (1) dan (2)
(1)
(2)
(3)
4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN
INDIFERENCE CURVE
1.5 + X = 0.5 + 0.5Y
3 + 2X = 1 + Y
Y = 2 + 2X
Y = 13 - 0.5X
2X + 2 = 13 - 0.5X
2.5X = 11
X = 4.4 Y = 10.8
(4)
(5)
Recheck, substitusikan pada
fungsi garis anggaran:
260.000 - 4.4 (10.000) -10.8 (20.000) = 0
4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN
INDIFERENCE CURVE
Jadi memang benar jika mengonsumsi X sebanyak 6 dan Y sebanyak 10
utilitasnya akan maksimal. Berapa besarnya TU? Masukkan nilai X dan Y
pada fungsi TU.
Fungsi TU = 15X + 10Y + 5X² + 5Y²
= 15(4.4) + 10(10.8) + 5 (4.4)² +5.(10.8)²
= 66 + 108 + 96.8 + 583.2 = 854
PENGANTAR
EKONOMI MIKRO
Disusun oleh : Kelompok 7
Kelas : U
B A B 5
P E R I L A K U P R O D U S E N
Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi
menjadi barang produksi atau suatu proses di mana masukan
(input) diubah menjadi output. Faktor produksi dalam
pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man, capital, dan
skill (bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keterampilan).
Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai tanda suatu
tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang
semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input
yang dimilikinya. Perilaku produsen juga dinamakan tindakan atau
tingkah laku produsen atau dengan istilah producer's behaviour.
5. PERILAKU PRODUSEN
Proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor
dan capital, dalam proses produksi dapat dilakukan
dengan beberapa kombinasi.
Dalam analisis proses produksi terdapat
jangka waktu yang dinamakan "jangka
pendek" dan "jangka panjang". Umumnya
adalah sumber-sumber tetap yang
digunakan oleh perusahaan dalam industri
sangat sedikit jumlahnya atau dapat
ditambahkan dan dikurangi dalam jangka
pendek. Adanya kesulitan mengklasifikasi
secara general ini menyebabkan teori
ekonomi acuan jangka pendek dan jangka
panjang bukan berdasarkan waktu tetapi
apakah produsen dapat mengubah faktor
produksi yang ia gunakan atau tidak.
5.1. KONSEP JANGKA WAKTU
DALAM PROSES PRODUKSI
Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek
sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa
sumber yang digunakan. Periode jangka pendek yaitu suatu
jangka waktu proses produksi tertentu di mana hanya ada satu
faktor produksi yang bervariabel. Para ekonomi mengartikan
jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana
semua faktor produksi bersifat variabel. Artinya jumlahnya dapat
diubah-ubah, sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling
efisien. Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka
panjang secara mutlak tidak terkaitkan dengan kurun waktu
tertentu.
5.2. FUNGSI PRODUKSI.
Produksi adalah kegiatan mengubah
input menjadi output biasanya dalam
ekonomi dinyatakan dalam fungsi
produksi. Fungsi produksi ialah
hubungan teknis antara faktor
produksi dan barang produksi yang
dihasilkan dalam proses produksi.
Jumlah output yang dihasilkan suatu
perusahaan tergantung pada jumlah
input yang digunakan. Perusahaan
dapat menaikkan atau mengurangi
output dengan menambah atau
mengurangi input yang digunakan.
Yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada teknik
produksi yang digunakan. Makin kurang efisien teknik
yang digunakan maka akan semakin kecil output yang
dihasilkan. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu
menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung
pada jumlah faktor produksi yang digunakan.
Secara matematis fungsi produksi dapat ditulis
sebagai berikut:
Q=G(C,L,B,S)
dimana :
Q = Output
C = Capital
L = Labor
B = Bahan Baku
S = Skill
Bentuk Fungsi Quadratik:
Q = a + b1X + b2X^2
Bentuk Fungsi Linier:
Q = a + bX
Hubungan antara output dan input itu bisa
dalam bentuk linier ataupun tidak linier.
Gambar Kurvanya:
Gambar Kurvanya:
Bentuk Fungsi Cubic:
Q = a+ b1X + b2X^2 + b3 X^3
Gambar Kurvanya:
5.3. ANALISIS PROSES
PRODUKSI JANGKA PENDEK
Analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total
product), AP (Average product), dan MP (Marginal product).
Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (Labor). Ape ada
rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila
menambahkan satu tenaga kerja (Labor).
• AP = TP/Labor
• MP = TP2-TP1
• jika TP berupa fungsi maka turunan
pertama TP adalah MP
• MP = TP/L
5.3.1. HUKUM TAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN
BERKURANG (THE LAW OF DIMINISHING RETURNS).
Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang
(law of diminishing returns). Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin
kecil hal ini terjadi karena adanya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang.
Tabel di samping, yang semakin
bertambah terjadi sampai pada
penggunaan 3 Labor. Mulai lapor ke-4
law of diminishing returns mulai
bekerja. Hukum ini juga disebut
dengan law of diminishing marginal
physical product.
Sumbu horizontal menunjukkan
jumlah faktor tenaga kerja yang
digunakan dalam proses produksi
dan suhu vertikal menunjukkan
jumlah barang yang dihasilkan (Q).
Sifat dari produksi marginal mula-mula
meningkat sejalan dengan peningkatan
produksi total TP, kemudian mencapai titik
maksimal padi titik belok dari kurva produksi
total TP, Yaitu pada saat peningkatan produksi
total menjadi mulai semakin menurun.
Dari produksi total (TP) itu kita dapat
mengetahui pula besarnya produksi rata-rata
tenaga kerja. Pada umumnya tingkat produksi
rata-rata ini dipakai sebagai ukuran tingkat
efisiensi penggunaan tenaga kerja. Semakin
tinggi tingkat produksi rata-rata, semakin
efisien pula faktor produksi tenaga kerja yang
dipergunakan.
5.3.2. HUBUNGAN ANTARA TP, AP, DAN MP
• Pertama, hubungan antara produksi
marginal MP dan produksi total TP. Pada
saat produksi total TP mengalami
perubahan peningkatan produksi dari yang
menarik menjadi yang menurun, maka
pada saat itu kurva produksi marginal MP
mencapai titik maksimumnya. Kemudian
pada saat kurva produksi total TP
mencapai titik maksimum, maka kurva MP
memotong sumbu horizontal artinya
produksi marginal MP = 0
• kedua, hubungan antara produksi rata-rata AP dan produksi
marginal MP. Pada saat produk rata-rata AP meningkat, produksi
marginal MP lebih tinggi daripada produk rata-rata AP, ternak
pada saat produksi rata-rata AP menurun produksi marginal MP
lebih rendah daripada produksi rata-rata AP. Hal ini menunjukkan
bahwa pada saat produksi rata-rata AP mencapai titik maksimum
produksi marginal MP sama dengan produksi rata-rata AP atau
kurva produksi rata-rata AP berpotongan dengan kurva produksi
marginal MP.
• kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah:
• 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
• 2. Jika AP maksimum maka MPP = AP
• 3. Jika AP semakin berkunang maka MP < AP
Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting untuk menentukan kegiatan
produsen dalam melakukan kegiatan usahanya.
5.3.3. TAHAPAN DALAM FUNGSI
PRODUKSI
Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP)
mencapai titik maksimal sampai pada saat
produksi total (TP) mencapai maksimal atau
pada saat produksi marjinal (MP) sama
dengan nol, AP dan MP semakin berkurang
tetapi MP masih positif Hal ini dikarenakan
TP masih terus bertambah. Masih
meningkatnya TP karena efisiensi tanah
masih terus bertambah. Dalam suatu proses
produksi semakin banyak labor yang dipakai
menyebabkan tingkat efisiensi dari labor
semakin berkurang
Tahap I
Mulai dari titik asal (0)
sampai titik maksimum
produksi rata-rata (AP), yaitu
pada saat produksi marjinal
(MP) sama dengan produksi
rata-rata (AP). Jika labor
ditambah, AP bertambah.
Bertambahnya AP ini
menunjukkan terjadinya
efisiensi lobor. Pada stage
(tahap) ini TP juga
bertambah.
Tahap III
AP dan TP pada tahap ini
semakin berkurang dan MP
menjadi negatif karena luas
tanah tetap dan labor
ditambah terus sehingga
terjadi ketidakefisiensian
tanah dan labor. Akibatnya
pada tahap ini produksi total
(TP) menurun terus
5.4. PRODUKSI JANGKA
PANJANG.
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel
yang menghasilkan suatu tingkatan tertentu".
5.4.1. ISOQUANT
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas kekanan bawah.
c. Kurva isokuan yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah
produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari
titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling
bersinggungan.
2. Sifat dari Kurva Isoquant
1. Pengertian kurva isoquant
MRTS adalah sejumlah faktor x yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor y
sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat mrts itu adalah kemiringan isoquent
pada titik khusus.
MRTS di C = -∆K / ∆L
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan Lnya:
• K1/L1>K2/L2 proses produksinya Capital intensif.
• K1/L1<K2/L2 proses produksinya labor intensif.
LANJUTAN 5.4.1
3. MRTS (marginal rate technical of substitution).
4. Bentuk isoquant lain.
Bentuk isoquant yang linear
seperti diatas menunjukkan
adanya subtitusi input kapital
dan labor adalah sempurna.
Bentuk isoquant yang berupa huruf
L seperti di atas menunjukkan tidak
adanya substitusi input Capital dan
labor.
Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang
menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi
yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu
5.4.2. ISO-BIAYA (ISOCOST)
2. Gambar kurva isocost
• Pengertian Isocost
Jika harga faktor
produksi kapital adalah
PK, harga labor adalah
PI dan besarnya dana
yang tersedia adalah M.
slope kurva isocost adalah
=M/ Pk: M/ PI=M/ Pk x PI/ M = PI/ Pk
Sedang Fungsi TC = PI L + Pk K
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
1. Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lain
2. Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lain
3. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah
LANJUTAN 5.4.2.
3. Perubahan Isocost
A. Kurva Isocost Berubah Jika
Harga Faktor Produski labor turun
atau naik sedang Lainnya Tetap
Jika harga labor
bertambah murah maka
kurva isocoss bergeser ke
kanan dari KL2 menjadi
KL3. Dan jika harga orator
pertama mahal maka kurva
isocost bergeser ke kiri
dari KL2 menjadi KL3.
B. Kurva isocost berubah jika harga
faktor produksi kapital turun atau
naik sedang lainnya tetap.
Jika harga labor bertambah
murah maka kurva isocoss
bergeser ke kanan dari KL2
menjadi KL3. Dan jika harga
orator pertama mahal maka
kurva isocost bergeser ke
kiri dari KL2 menjadi KL3.
5.4.3. EKUILIBRIUM
PRODUSEN
Equilibrium produsen bisa diartikan sebagai "suatu keadaan seimbang dimana produsen mendapat
keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah upah tingkat produksi atau dalam
penggunaan faktor-faktor produksinya". Artinya, apabila produsen mengurangi atau menambah tingkat
produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input
ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil.
Titik c menunjukkan produksi yang optimum
di mana pada saat itu produsen dalam posisi
keseimbangan. Pada saat itu dalam posisi :
MRTS = slope Iso Quant.
-MPI/ MPkPI/ Pk
PI.MPk=Pk.MPI
Persamaan diatas masing masing ruas
kiri dan kanan dibagi Pl. PC maka hasil:
5.4.4. JALUR EKSPANSI (EKSPANSION PATH).
Expantion patch atau jalur perluasan adalah suatu garis yang
menunjukkan titik-titik least cost combination (LCC)
diberbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik
yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan
sejumlah produk tertentu
5.4.5. HASIL DARI PENGEMBANGAN SKALA USAHA
(RETURN TO SCALE).
Jika input ditambah maka output akan
bertambah. Jika L adalah labor dan C
adalah kapital dan Q adalah output maka :
= L + C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga
akan berubah :
=al + ac bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat
perubahan output (b) bisa dalam keadaan
(1) b > a, (2) b = a; dan (3) b < a
Apabila terjadi
1. b> a disebut dengan Inceasing return to
scale
Misalkan input labor dan kapital
ditambahkan 20% maka output akan
meningkat sebesar 30%.
5.4.5. HASIL DARI PENGEMBANGAN SKALA USAHA
(RETURN TO SCALE).
2. b=a disebut dengan cosntant return to scale.
Misalkan input labor dan kapital ditambah 20%
maka output meningkat sebesar 20%.
3. disebut dengan decreasing return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambahkan
20% maka output akan meningkat sebesar
10%.
5.4.6. MEMILIH KOMBINASI INPUT
YANG EFISIEN (RIDGE LINE).
Kurva di atas IQ 1 di titik L1 menunjukkan
minimum labor K1 minimum Capital guna
menghasilkan produk tertentu. Demikian juga
pada IQ2 di titik L2 yang menunjukkan minimal
labor dan K2 menunjukkan minimal kapital.
Jika terjadi perubahan dalam ongkos dana
perusahaan sedang lainnya tetap akan
menyebabkan pergeseran kurva isokus ke kanan
atau ke kiri. Bagi perusahaan yang ingin
meminimumkan ongkos produksi untuk suatu
tingkat tertentu disebut dengan least cost resources
kombination.
5.4.7. KOMBINASI ONGKOS TERKECIL
(LEAST COST COMBINATION).
Disusun oleh : Kelompok 7
BAB VI
TEORI BIAYA PRODUKSI
6.1 BIAYA
PRODUKSI
Produksi menunjuk pada jumlah input yang dipakai dan jumlah
fisik output yang dihasilkan, sedangkan biaya produksi
menunjuk pada biaya perolehan input tersebut (nilai uangnya.
Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi
output, perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja
yang diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan harga
dan input tersebut yang merupakan biaya produksi dan output.
Biaya produksi sangat penting peranannya bagi perusahaan
dalam menentukan jumlah output sehingga pemahaman
tentang konsep dan definisi biaya produksi.
6.1.1. Pengertian Produksi
Hal ini umumnya dalam industri di mana sumber sumber tetap yang
digunakan oleh perusahaan dalam industri tersebut sangat sedikit
jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek.
Untuk industri lain, jangka pendek ini mungkin satu tahun atau lebih.
Diperlukan waktu yang cukup panjang untuk menambah kapasitas
produksi perusahaan, seperti mobil atau besi
Dalam analisis biaya terdapat jangka waktu yang dinamakan
"jangka pendek" dan "jangka panjang". Jangka pendek adalah
jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga pemisahan dapat
mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan.
6.1.2. Periode Waktu
Pembebanan Biaya
Jangka pendek ialah suatu periode produksi di mana salah satu faktor
produksi tetap, sedangkan faktor produksi lain berubah-ubah.
Dalam proses produksi jangka pendek, yaitu suatu jangka waktu proses
produksi tertentu, ada satu atau lebih faktor produksi yang tidak dapat
ditambah atau dikurangi jumlahnya.
Dalam proses produksi jangka pendek ini ada beberapa jenis faktor lain
yang jumlahnya dapat diubah-ubah sesuai dengan jumlah output yang
ingin dihasilkan. Faktor produksi jenis ini disebut faktor produksi
variabel.
1. Konsep Jangka Pendek
Dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan produsen untuk mengadakan penggantian
dan penyesuaian faktor-faktor produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar. Para ekonom
mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi
bersifat variabel yang artinya jumlah nya dapat diubah-ubah. Sehingga dalam jangka panjang
produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang
paling efisien.
Adapun biaya disamping biaya total, seperti biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC) dan
biaya total (IC) kita tertarik untuk mengetahui biaya-biyai rata-rata seperti biaya tetap rata-rata
(AFC) biaya variabel rata-rata (AVC) dan biaya total rata-rata (ATC)
2. Konsep Jangka Panjang
6.1.3. Biaya implisit,
alternatif, dan
eksplisit
Biaya implisit merupakan
perkiraan jumlah pendapatan
yang seharusnya diperoleh
apabila sumber daya yang
digunakan tersebut digunakan
dalam usaha terbaik lainnya.
Biaya produksi implisit untuk
menghasilkan sejumlah barang
tertentu adalah sama dengan
jumlah yang dapat diterima oleh
produsen dalam penggunaan
alternatif terbaik dari waktu dan
uang miliknya.
Para ekonomi mendefinisikan ongkos
produksi untuk suatu output tertentu
sebagai nilai yang harus dikorbankan
(hilang) dan alternatif produksi yang
menggunakan input di mana input
tersebut digunakan untuk memproduksi
output tertentu di atas. Prinsip ini dikenal
dengan nama alternatif cost principle
atau opportunity cost principle.
Biaya produksi alternatif atau biaya
produksi opportunity untuk menghasilkan
satu unit barang x adalah sama dengan
jumlah barang Y yang harus dikorbankan
supaya faktor produksi yang tertentu itu
dapat digunakan untuk menghasilkan X
dan bukan y.
Biaya eksplisit adalah biaya nyata
diderita dan atau yang umum
dibebankan pada produksi.
Biaya produksi eksplisit adalah biaya
produksi yang harus dikeluarkan
untuk faktor-faktor produksi yang
harus dibeli dari pihak luar.
Penentuan keuntungan atau kerugian
dari suatu usaha seharusnya
memperhitungkan juga besarnya
biaya produksi implisi tersebut
2. Biaya Alternatif 3. Biaya Eksplisit
1. Biaya Implisit
4. Konsep Biaya
Lainnya
Biaya eksternal adalah biaya
atau kerugian yang diderita
oleh pihak lain sebagai
akibat dari kegiatan usaha
perusahaan. Dengan
demikian biaya produksi
menurut konsep ini terdiri
dari biaya eksplisit dan biaya
implisit.
5. Teori biaya
tradisional dan Modern
• Teori biaya tradisional adalah teori yang
sampai sekarang ini dianut secara luas yaitu
teori biaya yg kurva biaya total, biaya variabel,
dan biaya marginal yang berbentuk u.
• Teori biaya modern Menurut Stigler,
perusahaan biasanya memelihara kapasitas
cadangan. Cadangan ini sebagai strategi
perusahaan menghadapi perubahan-perubahan
usahanya sehingga dalam jangka pendek, kurva
biaya rata-rata variabel berbentuk seperti
cawan, tidak lagi berbentuk u. Untuk jangka
panjang kurva biaya rata-rata berbentuk L.
Lanjutan 6.1.3
Biaya produksi didasarkan pada periode atau waktu dapat
dibagi menjadi:
Biaya jangka pendek ialah biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan pada jangka waktu tertentu di mana
perusahaan tidak sempat mengubah beberapa jumlah
sumber yang dipakai dalam proses produksi.
Biaya produksi jangka panjang ialah biaya produksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan, pada jangka waktu di mana
perusahaan sudah dapat mengubah beberapa jumlah
sumber yang dipakai.
6.1.4. Biaya produk
jangka pendek dan
jangka panjang.
1
1 Biaya produksi jangka pendek
2. Biaya produksi jangka panjang.
• Analisis biaya
jangka pendek.
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pd waktu trtntu, dan
biaya ini tidak tergantung dengan jumlah produksi.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan, dan biaya ini besar
kecilnya tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan.
1. Biaya tetap atau fixed cost (FC).
2. Biaya variabel atau variabel cost(VC).
TC = TFC + TVC
TFC = TC - TVC
TVC = TC - TFC
Untuk menganalisis biaya produksi menggunakan pendekatan
secara total cost, dan dibagi dalam dua unsur cost, yaitu :
Ciri-ciri dari kedua
golongan biaya ini:
Fixed cost secara total ialah tetap, semakin besar
produk yang dihasilkan maka biaya tetap
persatuan akan bertambah kecil namun begitu
tidak akan menjadi nol (0).
1
Biaya variabel secara total adalah variabel
tetapi Biaya variabel persatuan dalam
jangka pendek adalah konstan.
2
• Analisis Biaya
Jangka panjang
1. Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Cost(AFC).
AFC = TFC/Q
Mempunyai sifat semakin besar produk yang
dihasilkan maka AFC nya semakin kecil tetapi tidak
akan nol (0).
2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variabel (AVC)
AVC = TVC/Q
AVC ini mempunyai sifat turun kemudian pada jumlah produksi
tertentu AVC ini akan naik. Di dalam grafik bentuk AVC akan
seperti U. Maka dengan bertambahnya permintaan akan
sumber harga sumber akan naik. Dengan naiknya harga
sumber ini maka total biaya variabel akan ikut naik.
~ Contoh grafik total
variabel cost dalam
bentuk umum
TC = TC/Q
Bentuk dan sifat dari AC ini relatif sama
dengan AVC.
1
4. Marginal cost (MC)
3. Biaya rata-rata atau average cost (AC).
Lanjutan
Kalau diandaikan perusahaan menambah produksi
dengan jumlah produksi yang lebih besar berarti
bahwa perusahaan akan mengeluarkan anggaran
biaya yang lebih besar pula, namun pada produksi
setinggi X biaya produksi rata-rata jangka pendek
(SAC) lebih tinggi daripada biaya produksi rata-rata
jangka panjang (LC); dengan kata lain, kurva SMC
harus lebih tinggi daripada kurva LMC setelah
produksi melewati jumlah X.
6.2.1. kurva rata-rata jangka pendek.
6.2. KURVA BIAYA RATA-RATA
DAN BIAYA MARGINAL JANGKA
PENDEK DAN PANJANG.
Bahwa dalam suatu tingkat produksi tertentu, kita temukan adanya biaya
produksi rata-rata jangka pendek yang sama besarnya dengan biaya rata-
rata jangka panjang. Pada jumlah produksi setinggi X tampak bahwa biaya
produksi rata-rata jangka pendek (SC) sama dengan biaya produksi rata-
rata jangka panjang (LC). Ini berarti bahwa biaya total jangka pendek sama
besarnya dengan biaya total jangka panjang atau STC = LTC.
Dari penjelasan ini berarti bahwa biaya marginal jangka pendek harus lebih
kecil daripada biaya marginal jangka panjang, dan kita menggambarkan
SMC berada di bawah LMC.
Para ekonomi mengartikan jangka panjang sebagai keadaan
proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat
variabel. Artinya, jumlahnya dapat diubah-ubah. Produksi
jangka pendek merupakan suatu potret pada suatu saat
tertentu dari rangkaian film yang diputar. Rangkaian film itu
sendiri dapat diartikan sebagai jangka panjang.
Dapat dikatakan bahwa biaya produksi rata-rata akan semakin
murah bila kita menghasilkan barang dengan jumlah yang
semakin banyak. Keadaan ini disebut dengan skala ekonomis.
Kurva biaya rata-rata jangka panjang (LAC) merupakan
sampul dari kurva biaya rata-rata jangka pendek sehingga
kurva biaya rata-rata jangka panjang sering pula disebut
sebagai kurva sampul
6.2.2. kurva rata-rata
jangka panjang.
Biaya marginal jangka panjang adalah perubahan
biaya total karena perubahan satu unit output bila
perusahaan punya banyak waktu untuk
menghadapi perubahan output dengan
mengubah skala perusahaan. Kurva biaya
marginal jangka panjang mempunyai hubungan
yang sama dengan kurva biaya rata-rata jangka
panjang seperti hubungan antara kurva biaya
marginal jangka pendek dengan kurva biaya rata-
rata jangka pendek.
6.2.3. biaya marginal
jangka
Tingkat output di mana biaya rata-rata jangka pendek
paling rendah adalah tingkat output di mana skala
pabrik tertentu paling penting dipergunakan. Peringkat
output ini dinamakan "tingkat output optimum".
Berbagai unsur biaya jangka pendek karena
perubahan output tidak tergantung pada hanya
perubahan harga per unit berbagai sumber yang
digunakan perusahaan. Efisiensi penggunaan
berbagai sumber berubah-ubah sesuai dengan
berbagai tingkat output yang dipilih pada skala pabrik
tertentu.
6.3. TINGKAT OUTPUT
OPTIMUM.
6.4. HUBUNGAN
LMC DENGAN SMC.
LMC kepanjangan dari long run marginal cost (biaya marginal jangka
panjang). Sedangkan SMC kepanjangan dari short run marginal cost
(biaya marginal jangka pendek).
Untuk membuktikan bahwa SMC = SAC pada tingkat output X3
misalnya kita memperhatikan berbagai variasi di sekitar X2.
Kita akan membandingkan perubahan biaya bila output diubah dalam
jangka panjang dengan perubahan biaya bila output diubah dengan
skala perusahaan SAC. Pada X3 biaya rata-rata jangka panjang LAC
lebih kecil dan biaya rata-rata jangka pendek SAC. Oleh karena itu,
pada tingkat output tersebut total biaya jangka pendek (STC/short
total cost) lebih besar dan LTC (biaya total, jangka panjang)
6.4.1. faktor-faktor yang
menyebabkan kurva biaya rata-
rata jangka panjang LAC turun.
Pembagian kerja dan spesialisasi tenaga kerja.
Suatu pabrik kecil yang mempekerjakan beberapa orang
tak dapat mengkhususkan tenaga kerjanya untuk
pekerjaan tertentu, seperti perusahaan besar yang
mempekerjakan banyak tenaga kerja.
1
Faktor teknologi.
Kemungkinan untuk menurunkan biaya per unit output dengan
metode teknologi pertama dengan bertambah besarnya skala
perusahaan. Untuk menghasilkan output yang sedikit biasanya
bukanlah secara produksi yang mempergunakan teknologi yang
paling maju. Penggunaan teknologi yang lebih maju lebih terbuka
yang akan menyebabkan biaya per unit menjadi turun.
2
Sepintas lalu kelihatannya bahwa dengan adanya penambahan skala
perusahaan lebih lanjut paling sedikit dapat mempertahankan
ekonomi skala perusahaan. Pertambahan skala perusahaan lebih
lanjut menyebabkan timbulnya inefisiensi. Dengan peningkatan skala
perusahaan manajemen, seperti halnya tenaga kerja yang lebih
rendah, menjadi efisien karena pembagian pekerjaan dan
spesialisasi dalam tugas-tugas tertentu. Tanggung jawab untuk
mengambil keputusan harus dilimpahkan (didelegasikan) dan
koordinasi harus diadakan di antara berbagai bawahan pengambil
keputusan.
6.4.2. Disekonomi skala
Dalam teori modern, biaya diklasifikasikan atas biaya
tetap dan biaya variabel. Perbedaan utama antara teori
biaya tradisional dengan modern adalah adanya kapasitas
cadangan pada teori biaya modern.
6.5. TEORI BIAYA
MODERN
6.5.1. Teori modern jangka pendek.
1. Para pengusaha dalam menentukan besar perusahaannya
dimulai dengan perkiraan produksi yang akan dijual.
2. Para pengusaha ingin memenuhi permintaan musiman atas
produksinya secara efisien.
3. Kapasitas cadangan digunakan untuk mengatasi hambatan-
hambatan proses produksi karena adanya kerusakan.
4. Para pengusaha biasanya mengharapkan peningkatan
permintaan atas hasil produksinya di masa mendatang.
Beberapa alasan kapasitas cadangan tersebut antara lain:
Lanjutan 6.5.1
Kurva biaya tetap per unit
(AFC) dapat dilihat pada
kurva di bawah ini.
Kurva Biaya variabel per
unit (AVC) dan (MC) dapat
dilihat di bawah ini.
Kurva biaya total
per unit AC dapat
dilihat di bawah ini.
Untuk jangka panjang biaya dapat
diklasifikasi atas biaya produksi dan biaya
manajemen. Biaya produksi per unit AC
menurun perlahan-lahan, sedangkan biaya
manajemen naik secara perlahan-lahan.
Penurunan biaya produksi merupakan hasil
dari skala ekonomi produksi.
6.5.2. teori biaya modern
jangka panjang.
Skala ekonomi produksi dimaksud bersumber
dari beberapa faktor sebagai berikut :
1. Manfaat dan desentralisasi dan
peningkatan kemampuan.
2. Biaya reparasi yang lebih rendah pada
tingkat tertentu.
3. Skala perusahaan yang lebih besar
memungkinkan integrasi maupun
diversifikasi yang lebih fleksibel.
Lanjutan 6.5.2
Perbedaan dengan teori biaya
tradisional di mana kurva biaya jangka
panjang merupakan sampul dari
keseluruhan kurva biaya jangka pendek.
Dalam teori modern masing-masing
kurva jangka panjang berpotongan
dengan kurva biaya jangka panjang.
Kelompok 7
BAB VIII
PENENTUAN HARGA DALAM
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. sedang
pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan
penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, dengan kata lain
terjadinya transaksi jual beli suatu barang. Yang dimaksud dengan persaingan adalah jika
sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen
bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan
besar yaitu :
a. Pasar persaingan sempurna
b. Pasar persaingan monopolistik
c. Pasar monopoli
d. Pasar oligopoli
8.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN.
8.1.1. Pengertian pasar
8.1.2. ciri-ciri pasar persaingan.
8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA.
Pasar persaingan sempurna adalah suatu
pasar yang terdapat banyak penjual dan
pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli
tidak dapat mempengaruhi harga pasar.
Dengan demikian, masing-masing penjual di
pasar adalah sebagai pengikut harga pasar
atau disebut price taker.
8.2.1. ciri-ciri pasar persaingan
murni/sempurna
01
02
Masing-masing pembeli maupun penjual tidak
dapat mempengaruhi pasar. Hal ini berarti bahwa
harga barang akan tetap karena masing-masing
penjual hanya merupakan bagian yang kecil dari
seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar.
Barang homogen artinya semua jenis barang yang
ditawarkan semua penjual sama. Jadi produksi satu
penjual merupakan subtitusi yang sempurna dengan
hasil produksi penjual yang lain.
03
04
Penjual muda emas keluar masuk pasar artinya
baik penjual yang baru maupun yang lama bebas
untuk masuk atau meninggalkan pasar. Artinya
penjual bisa memulai mengusahakan produksi
atau berjualan tanpa ada suatu hambatan.
Informasi yang sempurna artinya jika ada
konsumen yang mengetahui harga yang lebih
murah maka konsumen yang lain juga segera
mengetahuinya. Apabila salah satu produsen
menggunakan teknologi baru maka dengan mudah
produsen yang lain mengikutinya.
JUMLAH PENJUALAN SAN PEMBELI SANGAT BANYAK.
BARANG YANG DIPERJUALBELIKAN HOMOGEN/IDENTIK
PENJUAL BISA KELUAR MASUK DI PASAR
DENGAN MUDAH.
INFORMASI TERHADAP PASAR SEMPURNA.
Kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual atau
produsen barang.
Lanjutan 8.2.1
Perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat
mempengaruhi harga barang persatuan, maka kurva
penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus,
mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka
besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama
sehingga kurvanya berimpit menjadi satu.
8.2.2. Penentuan Jumlah
Produksi dan Harga. 01
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau
rugi minimal, harga dan jumlah produk yang
diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC =
MR. Dengan syarat informasi pasar untuk
memperoleh nilai MC dan Mr bersifat centainty (bisa
d perhitungkan). Seang kaidah MC = MR
dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi
TR, dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC.
Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu
fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
Penentuan harga dalam pasar
persaingan sempurna yang
memperoleh laba.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba maksimal adalah sebesar
:
P = OP1 dan Q = OQ1
Lanjutan 8.2.2
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin ruginya minimal adalah sebesar
*P = OP2 dan Q = OQ1*
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba
normal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan AC yang paling rendah.
2. Penentuan harga dalam pasar persaingan
sempurna yang memperoleh kerugian yang
minimum.
3. Penentuan harga dan pasar persaingan
sempurna yang memperoleh normal profit
(break even income).
8.2.3 periode jangka pendek dan jangka panjang yang
dialami perusahaan dalam persaingan sempurna.
1. Kondisi perusahaan dalam persaingan sempurna
dalam periode jangka pendek.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam
persaingan sempurna dapat mengalami tiga
hal, yaitu :
A. Mendapat laba super normal
B. Mendapat laba normal
C. Menderita kerugian
Dalam jangka pendek suatu perusahaan yang
mengalami kerugian masih mungkin untuk
memutuskan tetap berproduksi, meskipun
menderita rugi. Pada kondisi ini perusahaan
sebaiknya tetap usaha.
Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu
tutup usaha karena tutup usaha dengan
melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama,
yaitu KL. Ini disebut shortdown point.
2. Kondisi perusahaan dalam persaingan
sempurna dalam periode jangka panjang.
Lanjutan 8.2.2
Dalam jangka panjang mendorong perusahaan-perusahaan
baru masuk ke dalam pasar dan perusahaan-perusahaan
yang ada ingin menambah produksinya. Tambahnya
kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahaan
baru mengakibatkan bergesernya kurva supply ke kanan dan
harga akan turun.
Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-
perusahaan selalu hanya akan memperoleh keuntungan
normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum.
8.2.4. keburukan dan kebaikan perusahaan yang
berada dalam pasar persaingan sempurna.
Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang
paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang
diperjualbelikan tidak ada inovasi. Dan konsumen tidak bisa memilih karena
masing-masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar
Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan pada
pasar persaingan sempurna. Adanya lokasi sumber daya yang efisien
dan adanya kebebasan bertindak. Oleh karena itu, agar tidak mengalami
kerugian perusahaan harus bekerja secara efisien mungkin.
KEBURUKANNYA
KEBAIKANNYA
BAB IX
PENENTUAN HARGA PADA PASAR
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual
dapat mempengaruhi harga dengan jalan diferensiasi
produk. Diferensiasi produk atau product differentiation
adalah membedakan dua barang yang sebenarnya
sama sehingga menjadi berbeda.
Terdapat dua unsur modal pasar persaingan monopoli.
Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang
tersebut memang hanya satu macam. Kedua, terdapat
juga unsur persaingannya karena jumlah penjual
banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak
mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual
lainnya.
9.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK.
Bentuk kurva demon dari perusahaan monopolistik
berada di antara perusahaan monopoli dan
persaingan sempurna. Kemiringannya di antara
kedua kurva demon dari monopoli dan persaingan
sempurna.
9.2. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI
PERSAINGAN MONOPOLISTIK.
Dalam jangka pendek perusahaan
dalam persaingan monopoli dapat
mengalami tiga hal yaitu :
1. Mendapat
Laba
supernormal
2. Mendapat
Laba Normal
3. Menderita
Kerugian
lanjutan 9.2
Harga dan output yang menjamin
laba maksimal dengan menggunakan
kaidah MR = MC. Pada kaidah MR =
MC harga jual produk sebesar OP1
dan output yang dijual sebanyak OQ1
dan besarnya laba P1 P2LK.
1. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK
YANG MENDAPAT LABA SUPERNORMAL.
lanjutan 9.2
MR = MC adalah kaidah guna
menetapkan harga dan output yang
menjamin laba maksimal. Pada kaidah
MR = MC harga jual produk sebesar
OP1 dan output yang dijual sebanyak
OQ1 dan besarnya TC = TR yaitu
sebesar OP1KQ1.
2. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK
YANG MENDAPAT LABA NORMAL.
lanjutan 9.2
MR = MC adalah kaidah
guna menetapkan harga
output yang menjamin kalau
laba, laba yang maksimal
tetapi kalau rugi kerugian
yang minimal.
3. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK
YANG MENDAPAT LABA NORMAL.
9.3. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI
TERHADAP OUTPUT DAN HARGA.
Bentuk kurva temanya yang bersifat sangat elastis sehingga
dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami
banyak pengurangan.
Terdapat beberapa efisiensi masing-masing perusahaan dalam jangka panjang
yang artinya, perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala
optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah
dibangun pada tingkat output optimum.
1.
2.
Efisiensi masing-masing perusahaan
Perubahan harga berakibat perubahan
permintaan yang besar.
lanjutan 9.3
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi
dalam persaingan monopoli. Usaha masing-masing perusahaan
untuk memperluas besarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan
kegiatan yang sama oleh penjual lainnya.
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk
tertentu berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar
persaingan monopoli.
3.
4.
Jenis produk yang tersedia.
Promosi penjualan.
BAB X
PENENTUAN HARGA
PADA PASAR
MONOPOLI
Kelompok 7
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya
ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure
monopoli.Produk yang dijual di pasar tersebut tak memiliki
barang substitusinya.
10.1. ARTI MONOPOLI
Perusahaan public lokal yang mendekati monopoli murni
antara lain industri aluminium sebelum perang dunia II, mesin-
mesin pembuat sepatu, nikel, besi, telepon, dan beberapa
lainnya. Ada atau tidak adanya bentuk monopoli murni, prinsip-
prinsip monopoli murni memberikan suatu alat yang sangat
berguna untuk menganalisis persoalan penentuan harga, output,
dan alokasi sumber.
10.2.1. ciri-ciri pasar monopoli.
10.2. CIRI-CIRI DAN FAKTOR
PENYEBAB PASAR MONOPOLI.
1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan.
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip.
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam
industri
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga.
5. Promosi iklan kurang diperlukan.
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan
munculnya pasar (perusahaan) monopoli :
10.2.2. faktor-faktor yang menimbulkan
adanya pasar monopoli
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya
tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang,
yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada
perusahaan.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati
skala ekonomi (economic of scale ) hingga ke tingkat
produksi yang sangat tinggi.
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri
jangka panjang akan ada perusahaan barang lainnya yang masuk ke
dalam suatu industri. Masuknya perusahaan baru akan mengubah
keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak.
10.3. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN
YANG AKAN MEMASUKI PASAR
Sang monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam
industri tersebut dengan beberapa cara. Dia dapat mengendalikan bahan
baku yang diperlukan untuk menghasilkan produknya. Misalnya dalam
pembuatan mesin pembuat sepatu, sebuah perusahaan memegang paten
semua mesin yang digunakan untuk membuat peralatan yang digunakan
dalam pembuatan sepatu. Pembuat sepatu yang memperoleh suatu mesin
dan sumber lain akan mendapat kesulitan untuk mendapatkan mesin utama
dari perusahaan tersebut.
1. Penguasaan bahan mentah.
2. Hak paten
3. Terbatasnya pasar
4. Pembelian hak monopoli oleh
pemerintah
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul
karena beberapa sebab, antara lain:
Lanjutan 10.3.
10.4. PENENTUAN BESARNYA
HARGA DAN OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang
monopolistik menyamakan MR dengan
MC-nya, maka pada saat yang sama ia
menentukan pula tingkat output dan
tingkat harga pasar untuk produknya.
Walaupun Q merupakan tingkat outputnya optimal jangka
pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya
jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar
daripada AVC. Tetapi jika p dibawa AVC kerugian akan
diminumkan dengan berhenti berproduksi.
Jika MR > MC, berarti jika produksi bertambah, kenaikan
penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari
kenaikan biayanya. kondisi laba maksimal pada
perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut
Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari
fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
π =R - B
seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam
suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah
juga kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya
menurun dari kiri atas kekanan bawah, yang berarti bahwa produsen
tersebut bisa mempengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih
sedikit atau lebih banyak barang produksinya.
10.5. POSISI KESEIMBANGAN
Perbedaan lain dengan persaingan sempurna adalah bahwa dalam
monopoli equilibrium perusahaan adalah juga equilibrium pasar.
Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan murni dan monopolis
terlihat dalam bidang penjualan. Penjualan dalam persaingan murni
dapat menjual semua yang ingin dijualnya dengan harga pasar yang
ada karena sama dengan biaya marginal.
10.5.1 hubungan P, TR,
dan MR.
Penentuan harga dan output dalam
keadaan monopoli murni pada dasarnya
sama dengan yang berlaku untuk
perusahaan dalam persaingan murni bila
tujuan perusahaan adalah mencapai laba
yang maksimal dicapai pada saat MR = MC.
Pada output tertentu monopolis akan
mencapai penerimaan total maksimum.
Pendapatan marginal pada tingkat
penjualan untuk sang monopolis lebih
rendah dari harga per unit pada tingkat ini.
Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada
tabel dan gambar di bawah ini.
Ada atau tidak adanya laba tergantung pada suatu hubungan
antara kurva permintaan yang dihadapi oleh sang monopolis
dan keadaan biayanya. Monopoli mengalami kerugian hanya
dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang monopoli secara
pasti mengalami keuntungan.
10.5.2. laba rugi dan
impas bagi monopolis
Dalam keadaan yang dimisalkan sang monopolis
membangun skala perusahaan yang lebih besar dan skala
optimal perusahaan dan menjalankannya pada tingkat output
yang lebih besar dan tingkat output optimum jika dia ingin
mendapatkan laba yang maksimal. Skala perusahaannya
demikian besar sehingga terjadi kerugian ekonomis.
1. Monopolis yang mendapatkan keuntungan.
Analisis perilaku perusahaan monopoli
dalam mencapai posisi ekuilibrium, iya
itu posisi keuntungan maksimum akan
dicapai pada saat MR = MC.
Keuntungan maksimum yang
merupakan tujuan pokok dari seorang
produsen dapat dilihat dari gambar di
bawah ini, dengan laba maksimal
(P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR.
Dengan harga sebesar OP1 biaya rata-
rata.
Lanjutan 10.5.2
2. Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas.
Sejalan dengan penjelasan
gambar di atas, maka besarnya
harga TR = TC. Hal ini terjadi
karena adanya kenaikan ongkos
rata-rata sehingga besarnya AC
jangka pendek naik menjadi
sama dengan harga (P)
sehingga TR = OP1KQ dan TC =
OQKP1.
Lanjutan 10.5.2
3. Monopolis yang mendapatkan kerugian.
Perlu diketahui bahwa seorang
monopoli hanya dapat mengatur
banyak sedikitnya jumlah barang
yang ditawarkan dan tinggi rendahnya
harga. Hal ini terjadi apabila terjadi
kenaikan ongkos rata-rata yang terus-
menerus sehingga AC jangka pendek
lebih besar daripada harga per unit
(P). Dengan demikian, dalam jangka
pendek dapat menimbulkan kerugian
sebesar P1P2KL karena TR =0P1LQ
dan TC = OP2KQ.
Lanjutan 10.5.2
10.6.1. Kerugian adanya monopoli
10.6. KERUGIAN DAN
PENGATURAN MONOPOLI
Jika suatu industri dengan
persaingan murni dijadikan
monopoli, maka monopoli akan
menaikkan harga dan memperkecil
output dari sebelumnya.
Bila terdapat laba, konsumen membayar
lebih mahal untuk produk tersebut dari
biaya produksinya. Artinya, konsumen
membayar lebih banyak untuk produk
tersebut dari yang diperlukan untuk
menarik berbagai sumber yang perlu
untuk tetap dalam industri tersebut.
2. Halangan bagi perusahaan
lain yang hendak masuk pasar.
1. Output yang lebih kecil.
Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan
sumber-sumber pada tingkat efisiensi puncaknya.
Song monopolis menggunakan kegiatan promosi penjualan
untuk memperbesar pasarnya. Jika monopolis dapat
meyakinkan masyarakat bahwa pemakaian produknya sangat
dibutuhkan atau tidak dapat digantikan dan harus disediakan
dalam setiap rumah tangga, maka elastisitas permintaan pada
tingkat harga dapat dikurangi.
Lanjutan 10.6.1.
3. Efisiensi ekonomi.
4. Promosi penjualan.
Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang dikenakan
oleh perusahaan monopoli negara, seperti perusahaan gas dan
listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan harga
yang akan menarik sang monopolis untuk menyediakan produk
sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan konsumen.
10.6.2. pengaturan monopoli
oleh pemerintah.
Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan
harga per unit yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih
banyak. Apabila masyarakat menghendaki jumlah barang yang
disediakan monopoli diperbanyak, maka satu-satunya jalan adalah
campur tangan pemerintah mene tapkan harga yang lebih rendah
sehingga jumlah barang yang dilaksanakan semakin besar.
1. Pengaturan Harga
BAB XI
MENENTUKAN HARGA
PADA PASAR
OLIGOPOLI
Kelompok 7
11.1. PENGERTIAN PASAR.
Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat
banyak penjual dan masing-masing penjual
dapat mempengaruhi harga pasar. Pasar
oligopoli juga merupakan pasar yang terdiri
dari beberapa produsen (dua sampai dengan
lima produsen) sedangkan apabila terjadi dua
perusahaan disebut duapoli.
Karakter pasar oligopoli yaitu :
1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan
penentuan harga dan jumlah produksi.
2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan.
Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh
douglas adalah :
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah
pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin.
Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang
bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil.
Untuk sederhananya, anggap bahwa produk tersebut homogen dan para
pembeli memilih produk diantara kedua perusahaan tersebut semata-mata
berdasarkan harganya. Tindakan yang diambil suatu perusahaan pasti akan
menimbulkan reaksi perusahaan lainnya.
11.2. DEMAND OLIGOPOLI.
Ada beberapa model pasar oligopoli, antara lain :
1. Model Cournot.
Model Cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang
pertama kali diteliti oleh augustin karena tahun 1938. Model ini
beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan
adalah sama dan bersifat substitusi sempurna serta struktur
ongkos produksi per unit sama.
11.2.1. Model Oligopoli
Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya
menghasilkan setengah dari output yang diminta pasar yang
tidak dilayani oleh perusahaan pertama. Jadi, output yang
dihasilkan perusahaan kedua adalah 0, 25 (0,5 X 0,5) dari
seluruh permintaan yang ada di pasar.
Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved) seperti
ditunjukkan pada gambar di samping ini :
Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin
besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur
ongkos yang dihadapi duopolis adalah berbeda:
Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah:
Q = a + bX, dan b > 0, serta Q = Q, +Q
Di mana:
Q = Jumlah total keluaran
Q₁ = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama
Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua
a = konstanta
b = slope/kemiringan garis permintaan
Kurva pendapatan marjinal (MR) dari masing- masing duopoli tidak
perlu sama. Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka
perusahaan yang mempunyai ukuran/ skala usaha yang lebih besar
akan memiliki 11R yang lebih kecil.
Buktinya:
TR, P.Q, di mana ; P = a + b (Q₁ + Q₁₂)- f(0,0)
Penurunan kurva reaksi secara
matematis
Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis
harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau
kemiringan kurva MC lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
Ada beberapa kelemahan dari model cournot, yaitu :
Lanjutan. 11.2.1.
A. Asumsi adalah model carnot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen
tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan
persaingan adalah tidak realistis.
B. Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-masing
periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan
mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan
sempurna.
C. Pada model karena tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian
untuk menuju ke posisi keseimbangan.
D. Anggaplah bahwa ongkos produksi besarnya nol tidak realistis.
Model pasal 2 poli yang kedua adalah model
Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun
1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa
masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli
memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap
mempertahankan tingkat harga jualnya apapun
yang ditentukan oleh perusahaan.
Model baterai menggunakan alat analisis yang
sama dengan model cournot, tetapi model ini pun
tidak lepas dari kritik seperti halnya modal cournot
yaitu :
2. Model Bertrand A. Anggapan dalam model Bertrand mengenai
perilaku produsen yang tidak pernah
menggunakan pengalamannya untuk
mengantisipasi persaingan tidak realistis.
B. masing-masing perusahaan dapat
memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak
untuk pasar.
C. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar
mengarah pada tingkat harga persaingan pasar,
tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan
perusahaan atau pesaing baru untuk masuk atau
keluar pasar.
Model Chamberlin menyebabkan bahwa keseimbangan stabil
di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan suatu harga. Tingkat harga ini
merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di
pasar untuk memaksimumkan keuntungannya.
Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak
bebas (terikat) terhadap persaingan yang ada di pasar. Akibatnya
keseimbangan stabil di pasar pada tingkat harga dan output monopoli.
Kelemahan dari modal ini adalah apabila ada perusahaan baru yang
masuk maka keseimbangan stabil tidak dapat dipecahkan dalam modal
ini dengan mekanisme modal pasar monopoli.
3. Model Chamberlin (Model untuk
pasar kelompok kecil).
4. Model kurva permintaan patah (The
kinked-Demand model)
P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali
pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang merupakan
dasar bagi penelaah kurva permintaan yang patah,
yaitu :
A. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman
dengan atau tanpa diferensiasi produk.
B. Apabila suatu perusahaan menurun harga, maka
perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan
mengikuti penurunan harga tersebut.
C. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka
perusahaan-perusahaan lainnya dalam negeri tidak
akan mengikutinya.
Dalam gambar 11.4 di atas ada dua kurva
permintaan, yang pertama yaitu kurva
permintaan dd (kurva permintaan Marshall)
dan yang kedua adalah kurva permintaan DD,
yaitu kurva bagian pasar yang
menggambarkan kuantitas permintaan zat dari
perusahaan yang bersangkutan.
Model ini pertama kali dipertemukan diperkenalkan oleh
Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang merupakan
pengembangan dari model cournot. Dalam model ini dianggap
bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat
menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya
dapat berperilaku seperti halnya yang digambarkan oleh modal
cournot.
Pada gambar disamping terlihat bentuk kurva isoprofit dan
kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-masing duopolis.
Keadaan seperti ini disebut dengan "ketidakseimbangan
stakelberg" (stackelberg di sequilibrium) dan gejalanya terlihat
dengan adanya perang harga. Kurang harga tersebut akan
berhenti apabila salah satu perusahaan sudah mau berperan
sebagai sholawat di pasar atau sampai berbentuk
penggabungan (collusion) antara kedua perusahaan tersebut.
5. Model Stackelberg
Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli :
A. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P¹,
maka permintaan akan bertambah ke C¹, harga ke P₂, maka permintaan
akan bertambah ke B¹,
• Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun.
• Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.
B. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P¹, dan
P², perubahan permintaan akan ke titik B dan C.
C. Menaikkan harga ke P³, permintaan ada di titik A¹, karena reaksi
perusahaan mengubah harga maka kurva permintaan menjadi D¹,ED¹
Jika suatu perusahaan menurunkan harganya
dan memperoleh kenaikan volume penjualan
yang cukup tinggi maka perusahaan-
perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian
besar volume usaha mereka.
Penentuan harga dan output dalam
11.3. MODEL PENETAPAN HARGA
PASAR OLIGOPOLI.
11.3.1. Basah Dengan Ketegaran Harga (KinKed demand curve model)
Pasar oligopoli mempunyai beberapa model
dalam menetapkan harga produknya
diantaranya :
1. Pasar kartal
2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price
leadership)
Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinkedvdemand curve atau kurva permintaan yang
patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualnya dengan jalan menurunkan harganya.
Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk
membeli barang tersebut.
Sebab pokok dari terjadinya perang harga adalah karena adanya saling ketergantungan independensi
antara penjual yang satu dengan yang lain. Dalam kasus pasar dengan ketegaran harga akan dapat dilihat
bagaimana seorang produsen menyesuaikan diri terhadap harga barang yang ditentukan oleh pengusaha
lain, khususnya bila harga barang itu diturunkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga barang
bersifat tegar untuk naik, tetapi tidak tekan untuk turun.
Ciri-ciri pasar oligopoli.
1. Menghasilkan atau menjual barang standar
atau barang berbeda
2. Kekuatan menentukan harga kadang-
kadang sama atau kuat.
3. Promosi masih diperlukan.
Harga akan berubah jika MC memotong bagian Mr yang condong miring.
Misalkan jika biaya terus turun hingga memotong MR yang turun miring (bukan yang tegak lurus)
maka harga bisa turun mula-mula harga yang menjamin lebih maksimal pada saat MC
berpotongan dengan MR (PLN-MR), yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1
Lanjutan 11.3.1.
Efek kesejahteraan dan bentuk pasar
oligopoli kurang lebih sama dengan
monopoli. Di satu pihak oligopoli
menimbulkan efek yang negatif dalam
bentuk :
1. Adanya keuntungan yang besar.
2. Adanya ketidak efisien produk.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi
terhadap konsumen maupun buruh.
4. Ketegaran harga sering dikatakan
menunjang adanya inflasi yang dapat
merugikan masyarakat makro.
11.4. PENGARUH OLIGOPOLI
TERHADAP KESEJAHTERAAN.
Adapun beberapa kebijaksanaan umum yang
mungkin bisa diambil untuk mengurangi efek-efek
negatif tersebut.
1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-
hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke
dalam pasar global tersebut ditekan sampai
sekecil-kecilnya.
2. Diadakannya undang-undang persaingan yang
melarang adanya kerjasama di antara para
pengusaha oligopoli (baik secara diam-diam atau
terbuka)
3. Kemungkinan kebijakan yang lebih drastis
adalah mencoba merombak struktur pasar yang
oligopolitis tersebut.
01
struktuk Pasar Oligopoli
Dapat meningkatkan
keuntungan mereka jika dan
mereka mengurangi tingkat
persaingan antara mereka dan
mereka bertindak seperti
monopolis.
02 03
Dengan mengadakan
kerjasama mereka dapat
mengurangi ketidakpuasan
yang ada.
Adanya kerjasama antara
mereka menutup
kemungkinan masuknya
produsen baru dalam
industri.
Thank
you

More Related Content

Similar to Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono, M.Ec.pptx

Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023ziyakhoir29
 
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS UKUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS Usarahwinengku
 
Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)FaizaMasudiyah
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9nelyaarofatin
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 Radhika ayu Maulidia
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1lufvifebrianti
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxSuciCahyani18
 
Tugas Teori Ekonomi Mikro
Tugas Teori Ekonomi MikroTugas Teori Ekonomi Mikro
Tugas Teori Ekonomi MikroChavaAnnastasia
 
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptx
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptxTUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptx
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptxevaelysaputri
 
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdfTUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdfRadhika ayu Maulidia
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSSiti Hardiyanti
 
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14febygalih
 
TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12Devinaaulia2
 
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfHari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfrahmathabibi9
 
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxSaviraAnjelinGomez
 
Kelompok 11 pe.mikro slide share
Kelompok 11 pe.mikro slide shareKelompok 11 pe.mikro slide share
Kelompok 11 pe.mikro slide shareArgalekaayu
 
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomiaaztrader
 
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5CharismaBayuRamadhan
 
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxtrendaardianti
 

Similar to Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono, M.Ec.pptx (20)

Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
 
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS UKUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
KUMPULAN TUGAS AKHIR PPT PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4 KELAS U
 
Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
 
Tugas Teori Ekonomi Mikro
Tugas Teori Ekonomi MikroTugas Teori Ekonomi Mikro
Tugas Teori Ekonomi Mikro
 
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptx
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptxTUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptx
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 02.pptx
 
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptxPENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
PENGANTAR MIKRO SIGIT SARDJONO KELOMPOK 11.pptx
 
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdfTUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPS
 
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
 
TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12TUGAS PTE MIKRO KEL 12
TUGAS PTE MIKRO KEL 12
 
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfHari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
 
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
 
Kelompok 11 pe.mikro slide share
Kelompok 11 pe.mikro slide shareKelompok 11 pe.mikro slide share
Kelompok 11 pe.mikro slide share
 
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
 
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
 
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
 

Recently uploaded

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Tugas Akhir Kumpulan PPT Bab 1-11 Teori Ekonomi Mikro (Kelompok 7) - Dr.Sigit Sardjono, M.Ec.pptx

  • 1. Kumpulan PPT Teori Ekonomi Mikro BAB 1 – BAB 11 Dosen : Dr.Sigit Sardjono,M.Ec Kelompok 7 : • Desta Viananda ( 1222300075 ) • Rossa Christina Mailissa ( 1222300077) • Andreas taigon Labi ( 1222300083 )
  • 2. BAB I : PENDAHULUN BAB II : TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR BAB III : TEORI ELASTISITAS BAB IV : PERILAKU KOSUMEN BAB V : PERILAKU PRODUSEN BAB VI : TEORI PRODUKSI BAB VII : PENDAPATAN DAN LABA PERUSAHAAN BAB VIII : PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA BAB IX : PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK BAB X : PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI BAB XI : MENENTUAKAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI DAFTAR ISI:
  • 3. BAB 1 - PENDAHULUAN Kelompok : 7
  • 4. 1.1 SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Adam Smith adalah orang pertama yang mengembangkan ilmu ekonomi yaitu pada abad ke-18, tepatnya tahun 1776. Buku An inquiry into the nature and causes of the wealth of nation karya Adam smith dsebut sbgai queen off young sciences.
  • 5. Mazhab Merkantilisme 1 Mazhab Fisiokrat 2 Mazhab Klasik 3 Mazhab Sosialisme 4 1.2 MAZHAB-MAZHAB DALAM EKONOMI Mazhab Chicago Mazhab Neoklasik Mazhab Keynesian Mazhab Institusionalis Mazhab Marjinalis Mazhab Historis 5 6 9 8 1 7 10
  • 6. 1.3 PENGERTIAN ILMU EKONOMI Teori ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang membicarakan tentang bagaimana usaha manusia untuk mencapai kemakmuran. Oleh karena itu, tidak asing lagi bahwa ilmu ekonomi sering disebut sebagai ilmu tentang kemakmuran. Jadi pada dasamya bagaimana semua orang atau masyarakat dapat mencapai kemakmuran ekonominya atau yang disebut welfare economic.
  • 7. 1.4 KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI 1.4.1 Pengertian dasar barang dan jasa. 1. Jasa Adalah layanan seseorang/instansi/barang yg akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jasa dapat berupa seperangkat output yang berwujud dan tidak berwujud. 2. Barang Brng dpt d bdkan menjadi benda yg dpt diraba dan dilihat ( sperti baju dan televisi) Dan sesuatu yg tidak dapat diraba serta dilihat (seperti udara, oksigen, dan gas alam)
  • 8. 1.4.2 Kelangkaan (Scarcity) dan Alternatif Pilihan. Dengan demikian terlihat bahwa sebagian kebutuhan kebendaan manusia sebenarnya berakar pada kebutuhan manusia sebagai makhluk biologis, seperti kebutuhan pangan, sandang, dan papan, sedang yang lain lagi berakar pada kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan lingkungan dan budaya manusia dan masyarakatnya. 1.4.3 Problem dlm ilmu ekonomi 1. Mekanisme ekonomi adalah Mekanisme distribusi dngn mengandalkan kegiatan ekonomi agar tercapai dirtribusi kekayaan 2. Mekanisme perencanaan pusat. adalah Mekanis yg mengatur jalannya kegiatan ekonomi melalui rencana yg dbuat dlm pemerintah pusat 3. Mekanisme pasar Adalah Mekanis yg mengatur berlangsungnya kegiatan ekonomi melalui pasaa
  • 9. 1.5 KEGIATAN EKONOMI 1. Kebutuhan Manusia Kebutuhan manusia adalah titik pangkal kegiatan perekonomian. Kebutuhan manusia adalah tujuan akhir kegiatan perekonomian. Kebutuhan adalah tenaga penggerak atau tenaga pendorong perekonomian. Kebutuhan manusia terdiri dari berbagai ragam dan dalam jangka panjang tak dapat dipuaskan. 2. Sumber Pemuas Tingkat pemuas kebutuhan yang dapat disediakan suatu perekonomian sebagian tergantung pada jumlah dan kualitas sumber-sumber yang dimilikinya. Sumber-sumber adalah alat yang tersedia untuk menghasilkan barang-barang yang selanjutnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan. 3. Teknik Produksi Teknik produksi dan jumlah serta mutu tenaga kerja yang ada menentukan tingkat pemenuhan kebutuhan yang dapat dicapal oleh suatu perekonomian. Teknik produksi adalah pengetahuan dan alat-alat untuk mengubah sumber-sumber menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
  • 10. 6. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia tenaga kerja adalah sumber daya yang berupa jasa manusia, baik fisik maupun mental. Dengan demikian sumber daya tenaga kerja BABI 35 Pendahuluan Bahan dengan hak cipta dapat berupa pekerja, kapasitas bekerja, keterampilan kerja, maupun pengetahuan yang telah lebur dalam diri para pekerja. 4. Sumber Daya dan Teknologi Sumber daya sendiri mengambil berbagai bentuk. Sumber daya dapat dikelompokkan menjadi sumber daya alam, baik yang masih asli maupun yang sudah diproses natural and property resources dan sumber daya manusia human resources. 5. Sumber Daya Alam Sumber daya alam, kadang-kadang juga disebut sebagai tanah, menyangkut tidak saja tanah dalam artian harfiah, tetapi tanah dalam artian luas, yaitu semua benda yang merupakan hadiah alam, baik yang ada di atas permukaan tanah maupun yang ada di dalamnya, dan yang dapat digunakan dalam proses produksi.
  • 11. 1.6 PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG LINGKUP, UNSUR PENTING, DAN ANALISIS TEORI EKONOMI 1.6.1 Penggunaan Asumsi Dalam Teori Ekonomi 1. Definisi 2. Pemisalan (Asumsi) 3. Hipotesis 4.Membuat Ramalan 1. Asumsi Rasionalitas 2. Asumsi Ceteris Paribus 3. Asumsi Penyederhan 1.6.2 Unsur-unsur Penting Dalam Teori Ekonomi Mikro
  • 12. 1.6.3 Pendekatan Ilmiah Untuk Menjelaskan Teori Ekonomi 1. Kegagalan Untuk Menjaga Hal-hal Lainnya Tetap Sama (Ceteris Paribus) 2. Kegagalan Karena Adanya Kekeliruan Post Hoc 3. Kekeliruan Komposisi 1. Pengamatan 2. Analisis Ekonomi 3. Analisis Statistik 4. Eksperimen 1.6.4 Perangkat Dalam Menjelaskan Ilmu Ekonomi
  • 13. 1.7 EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI 1.7.1 Penggunaan Ilmu Ekonomi Kita telah memahami sejak awal bahwa pengetahuan ekonomi dapat membantu mengelola kehidupan pribadi kita, memahami masyarakat, dan memperbaiki dunia di sekitar kita. Ilmu ekonomi membantu kita, secara individu, dalam cara berbeda, tergantung pada kehidupan pribadi kita masing-masing. 1. penggunaan ilmu ekonomi 2. teori harga. a.) Teori harga dan ilmu ekonomi b.) Teori harga dan dunia hidup 1.7.2 Lingkup pembahasan ilmu ekonomi Dibagi menjadi tiga kelompok dasar, yaitu: 1. Kelompok ekonomi deskriptif 2. Kelompok teori ekonomi 3. Teori ekonomi terapan
  • 15. Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang tertentu. Barang dan jasa tersebut mempunyai harga bila barang dan jasa itu mempunyai nilai dan guna. Dalam bahasa teori ekonomi harga terbentuk karena adanya interaksi antara permintaan dan penawaran jika permintaan lebih banyak daripada suplai maka harga barang tersebut akan meningkat demikian sebaliknya jika permintaan lebih kecil dibandingkan suplai maka harga barang akan turun. 2.1. HARGA SUATU BARANG DAN JASA
  • 16. Permintaan akan barang dan jasa timbul dari kebutuhan konsumen untuk menguasai barang dan jasa tersebut. keinginan ini timbul karena barang dan jasa itu mempunyai "nilai". permintaan adalah salah satu unsur penting dalam menentukan harga sesuatu barang sedangkan keinginan bukanlah suatu unsur yang turut menentukan harga. 2.2 TEORI PERMINTAAN
  • 17. 1. Harga barang itu sendiri 2. Kegunaan barang tersebut 3. Rasa dan keinginan konsumen 4. Banyak dan sedikitnya konsumen itu sendiri 5. Jumlah barang dan jasa yang tersedia FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAN SUATU BARANG ANTARA LAIN:
  • 18. 1. harga barang itu sendiri. 2. harga barang lain. (subtitusi maupun komplementer) 3. income. 4 selera. SECARA UMUM FAKTOR YANG MELEKAT PADA SEMUA JENIS BARANG YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SUATU BARANG
  • 19. 1. harga barang itu sendiri. 2. harga barang lain. (subtitusi maupun komplementer) 3. income. 4 selera. SECARA UMUM FAKTOR YANG MELEKAT PADA SEMUA JENIS BARANG YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SUATU BARANG
  • 20. Dx= f (Px; Py....... P², I, S) dimana: Dx = permintaan akan barang. Px = harga barang itu sendiri. P² = harga barang yang lain. I = pendapatan konsumen. S = Selera. RUMUS FUNGSI PERMINTAAN SEBAGAI BERIKUT
  • 21. Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah barang di minta mekanisme sebagai berikut: 2.2.1 TEORI PERMINTAAN "Jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang".
  • 22. Dari tabel 2.1 di atas bisa menggambarkan hukum permintaan semakin murah harga suatu barang maka jumlah yang dibeli semakin besar. Begitu pula sebaliknya jika harga suatu barang meningkat maka jumlah barang yang diminta akan semakin sedikit. 2.2.2 KURVA DEMAND DAFTAR PERMINTAAN BARANG X KURVA DEMAND
  • 23. Pengecualian ini berupa klasik yang terkenal dengan nama "barang Giffen atau "keanehan Giffen" (Giffen paradox). Giffen, atau lengkapnya si Robert Giffen adalah seorang ahli ekonomi Inggris pada abad ke-19 yang menemukan pengecualian. Ada dua hal yang diduga keras sebagai pengecualian terhadap hukum permintaan. Hal pertama berhubungan dengan barang gengsi (prestige goods). Hal kedua yang diduga keras sebagai pengecualian adalah pengaruh harapan yang dinamis (dynamjc expectational effects). 2.2.3 PENGECUALIAN KURVA DEMAND
  • 24. Istilah penawaran ini dalam teori ekonomi mempunyai arti berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga dalam periode tertentu. Penawaran adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan dijual oleh penjual. Kalau kurva permintaan pada umumnya mempunyai bentuk dari kiri atas ke kanan bawah sedangkan kurva penawaran mempunyai bentuk dari kiri bawah ke atas ke kanan atas. 2.3. TEORI PENAWARAN
  • 25. "Jika harga suatu barang atau jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus." 2.3.1 HUKUM PENAWARAN
  • 26. 1. Bentuk kurva penawaran yang tunduk dengan hukum penawaran. 2.3.2. BENTUK KURVA PENAWARAN
  • 27. Kurva penawaran itu adalah tempat yang menunjukkan jumlah maksimal yang ditawarkan. Singkatnya dapat dikatakan jika terjadi perubahan faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan berakibat bertambahnya penawaran maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan sebaliknya jika berakibat berkurangnya penawaran maka kurva penawaran akan begeser ke kiri. 2.3.3. PERUBAHAN PENAWARAN
  • 28. FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PERUBAHAN PENAWARAN ANTARA LAIN 1. Berubahnya harga input variabel. 2. perubahan teknologi. 3. perubahan iklim. 4. harga komoditas lain. 5. biaya untuk memperoleh faktor produksi. 6.pajak dan subsidi. 7. harapan harga. 8. tujuan perusahaan.
  • 29. Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan dan penawaran. Dengan demikian yang dimaksud dengan harga pasar ialah suatu tingkat harga tertentu di mana penjual maupun menjual sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah barang tersebut. Jadi harga pasar ini terjadi dari hasil kompromi antara penjual dan pembeli. 2.4. PENENTUAN HARGA PASAR
  • 30. TERJADINYA HARGA PASAR INI DAPAT DIJELASKAN DENGAN: 1. SECARA GRAFIK 2. SECARA SISTEMATIS 3. PERUBAHAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN MENGUBAH KEADAAN KUANTITAS PASAR.
  • 31. 1. Kebijakan ceiling price Kebijakan ceiling price adalah kebijakan yang diterapkan pemerintah dengan tujuan melindungi konsumen agar mendapatkan harga yang wajar. 2.5. APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR 2. Kebijakan Floor Price Kebijakan floor prize adalah kebijakan yang ditetapkan pemerintah di atas harga pasar. 3. Cobweb teori-teori sarang laba-laba (Teori Penyesuaian Harga) Harga dan kuantitas untuk berbagai barang berubah secara siklis dalam jangka panjang.
  • 32. 4. Surplus produsen dan konsumen. Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena mereka beroperasi pada suatu pasar komoditi. Surplus produsen ditunjukkan oleh bidang P1EQ10 Surplus konsumen ditunjukkan oleh bidang P1P2E. 5. Pengalihan bahan pajak (Shifting Tax) Jika pemerintah tidak mengenakan pajak maka harga jual tersebut sebesar OP1. Pada tingkat harga sebesar ini jumlah yang diminta dan ditawarkan sebesar OQ1. Pemerintah menetapkan pajak sebesar E2E3.
  • 34. Jika terjadi perubahan faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang akan mendapat respon atau reaksi dari konsumen dengan berubahnya jumlah barang yang diminta. Mengukur respon atau reaksi dalam teori ekonomi disebut dengan elastisitas. Jika yang berubah harga barang itu sendiri maka ukuran responsnya disebut elastisitas harga permintaan (price elastisity). Tetapi jika yang berubah harga barang lain yang mempunyai hubungan (komplemen/subtitusi) maka ukuran responnya disebut elastisi silang (cross elastisity). Tetapi jika yang berubah mendapat maka ukuran responsifnya disebut elastisitas income (income elastisity). Dan jika yang berubah iklan dari barang itu maka ukuran responsnya disebut elastisitas iklan (advertising elastisity). 3.1 PENGERTIAN ELASTISITAS
  • 35. 3.2 ELASTISITAS PERMINTAAN Sifat elastisitas dari suatu permintaan suatu barang ada 5 macam yaitu: 1. Perfect elastic. 2. Elastis. 3. Unitary elastic. 4. Inelastis. 5. Perfect inelastic 3.2.1. konsep sifat elastisitas permintaan
  • 36. Arc Elasticity ini mengukur respons (kepekaan) perubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubahan harga. 3.2.2. Cara Mengukur Tingkat Elastisitas • Arc Elasticity (Elastisitas Busur)
  • 37. Konsep elastisitas menggambarkan adanya kecilnya perubahan harga sehingga seakan-akan tidak terjadi perubahan. Mengukur angka elastisitas harga dari permintaan pada titik B, kemiringan slope dari garis lurus PABX pada titik a adalah AP/AQ; secara geometris sama dengan AX o/XoX, sehingga AQ/AP= XoX/AXo. Jadi Elastisitas di A=(XoA/0Xo) x (XoX/XoA)= XoX/0Xo. 2. POINT ELASTICITY
  • 38. kesimpulannya semakin tinggi keberadaan titik di kurva permintaan semakin besar koefisien elastisitasnya, dan sebaliknya.
  • 39. A. Menghitung Tingkat elastisitas dengan mempergunakan pendekatan persamaan fungsi
  • 40. B. Dengan mengamati hubungan elastisitas dengan total revenue (total penerimaan) C. Mengamati arah perubahan harga dan total revenue
  • 41. D. Dengan melihat kurva permintaan (AR) dengan MR E. Melihat kecondongan kurva permintaan
  • 42. •Dua bentuk elastisitas yang ekstrem. 1.Elastis Sempurna 2.Enelastis Sempurna
  • 43. 3.3 elastisitas silang (cross elastisity) Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain. Untuk menghitung tingkat cross elastisity ini dengan membandingkan persentase perubahan jumlah barang x yang dibeli dengan presentase perubahan harga y dan ini dapat diformulasikan sebagai berikut.
  • 44. • Rumus dan Tabel Elastisitas Silang
  • 45. 1). Elastisitas silang barang substitusi 2). Elastisitas silang barang komplementer.
  • 46. 3.4. ELASTISITAS PENAWARAN. 1. Melihat besarnya koefisien elastisitasnya. 2. Melihat kecondongan kurva permintaan. • Menentukan sifat penawaran yaitu dengan cara:
  • 47. 3.5. ELASTISITAS PENDAPATAN Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut. Jika berupa fungsi, maka rumusnya sebagai berikut:
  • 48. Barang luxury adalah barang yang dibeli dalam jumlah lebih banyak jika pendapatan konsumen bertambah. 3.5.1.Perubahan Permintaan Barang Lux karena adanya kenaikan income
  • 49. Barang inferior adalah barang yang dibeli dalam jumlah lebih sedikit atau dikurangi jika pendapatan konsumen bertambah. 3.5.1.Perubahan Permintaan Barang Inferior karena adanya kenaikan income
  • 51. Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas ( utility ). Secara rasional, utility akan meningkat jika jumlah barang yang dikonsumsi meningkat. Dalam hal ini ada dua cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang yakni secara cardinal (dengan menggunakan pendekatan nilai absolut) dan secara ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order, atau ranking). Jika terjadi perubahan harga barang meningkat atau turun akan mendapatkan respons dari konsumen terhadap jumlah barang yang diminta atau dibeli akibat perubahan harga barang tersebut. 4.1. BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN*
  • 52. • NILAI BARANG • NILAI BARANG DAPAT DIBEDAKAN MENJADI: Kebutuhan manusia pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. kebutuhan pokok 2. kebutuhan sekunder A. NILAI penggunaan objektif ialah kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. B. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
  • 53. • PEMENUHAN KEPUASAN hakikatnya kekuasaan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu manusia berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan Pada zaman modern ini, barang dan jasa di samping mempunyai nilai kegunaan untuk pemenuhan kebutuhan, juga mempunyai nilai pertukaran, yaitu kemampuan barang dan jasa tersebut untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. Nilai pertukaran dapat dibagi menjadi: A. Nilai pertukaran objektif B. Nilai pertukaran subjektif
  • 54. Hukum Gossen I : jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus- menerus, maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhan). Hukum Gossen II : tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut dijelaskan dengan seimbang. • PENDAPAT AHLI EKONOMI TENTANG KEBUTUHAN DAN PENGUASANYA YANG DIKENAL DENGAN HUKUM GOSSEN YAITU:
  • 55. Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang secara tradisional. Perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya guna). Jadi apabila seseorang meminta suatu jenis barang, pada dasarnya yang diminta adalah daya guna barang tersebut. Dalam kerangka pendekatan tradisional dikenal dengan sekelompok orang yang menganggap bahwa utilitas dapat diukur secara absolut menggunakan unit pengukuran yang disebut "util". Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang, pendekatan tradisional merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi : *4.2. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN*
  • 56. Pendekatan tradisional dipecah menjadi dua yang pertama berkembang menjadi teori daya guna cardinal (cardinal utility) yang menjelaskannya menggunakan marginal utility dan total utility sedangkan yang ke dua teori daya guna ordinal (ordinal utility) yang menggunakan pendekatan indifference curve (kurva indifferen). Terdapat dua pendekatan untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam buku ini: A. cardinal approach B. ordinal approach Di mana U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2 adalah banyaknya barang tertentu yang dikonsumsi oleh konsumen tersebut. Berbagai pendekatan perilaku konsumen dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu cara pendekatan tradisional dan cara pendekatan modern.
  • 57. Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna bagi seorang konsumen. Kita mengetahui bahwa konsumen yang akan kita pelajari perilakunya itu adalah seorang yang mampu membuat order atau urutan-urutan kombinasi barang yang dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU)dan nilai guna marginal (marginal utility/MU). Nilai guna total dikenal dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan mengkonsumsi sejumlah komoditas tertentu. Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas tertentu. 4.3. CARDINAL APPROACH.
  • 58. *4.3.1. KONSEP GUNA BATAS DAN GUNA TOTAL (MU DAN TU).* . 1. Guna Batas (Marginal utility). 2. Guna Total (Total utility) Guna batas ialah sumbangan keputusan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut hukum Gossen maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. Guna total Total utility ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total ini akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai tingkat tertentu di mana guna total ini akan mencapai titik maksimum. • Contoh tabel dan kurva
  • 59. Terdapat tiga asumsi dalam teori cardinal: 1. Utility Seseorang Bisa Diukur Dengan Uang. Pesan konsumen mengonsumsi barang atau jasa dapat dihitung secara numerik. Dikemukakan bahwa daya guna diukur dalam satuan util. Namun satuan util merupakan satuan yang tidak jelas bagi kita. Oleh karena itu, diperlukan asumsi lain yaitu bahwa utility dapat diukur dalam satuan uang, karena uang merupakan alat pengukur yang bersifat objektif. 4.3.2. ASUMSI (ANGGAPAN) DALAM TEORI CARDINAL
  • 60. Dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing of marginal utility yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi. Sumbu absis adalah untuk skala kuantitas barang. Sumbu koordinat merupakan skala untuk daya guna. Kurva U (X) menggambarkan hubungan antara besarnya daya guna dengan banyaknya barang yang dikonsumsi. Kurva tersebut harus dimulai dari titik asal atau titik nol sebab daya guna baru diperoleh bila barang telah dikonsumsi. 2. Berlakunya hukum Gossen (law of diminishing marginal utility). Implikasi lain dari pola U (X) seperti dalam gambar tersebut adalah laju pertambahan daya guna yang menurun.
  • 61. Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat dipahami menurut logika umum. Perilaku konsumen dapat membelanjakan uangnya harus dapat dimengerti apabila selalu diarahkan kepada pencapaian daya guna maksimum. Asumsi ini dikembangkan dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo economicus. 3. KONSUMEN BERSIFAT RASIONAL
  • 62. 1. Asumsi utility bisa diukur adalah pemikiran yang keliru. *4.3.3. KRITIK PADA PENDEKATAN CARDINAL* 2.. Marginal utility dari uang tidaklah konstan Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian. jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya. Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak uang yang dimilikinya semakin rendah penilaiannya terhadap uang.
  • 63. Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut. 4.3.4. MAKSIMALISASI GUNA Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU=0, dan selanjutnya jika total utility menurun karena penambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi negatif (-). • tabel 4.3 MUx dan MUy dan jumlah barang X dan Y
  • 64. Dari Tabel 4.3 di atas yang memenuhi persyaratan pertama ada 4 kombinasi, yaitu: 1. Kombinasi I : 4 barang X dan 1 barang Y. 2. Kombinasi II: 6 barang X dan 2 barang Y. 3. Kombinasi III: 7 barang X dan 4 barang Y. 4. Kombinasi IV: 8 barang X dan 5 barang Y. *4.3.5. CARA MEMPERGUNAKAN PERSAMAAN FUNGSI* 1.) Syarat pertama: MUX/ Px = MUy/ Py 26/1 =40/2 = 20 (telah memenuhi syarat pertama 2.) Syarat kedua: X.Px + Y.Py = I (income) 7x$1+3x$2 = 13 (memenuhi syarat kedua)
  • 65. 4.3.6. PERUBAHAN KOMBINASI BARANG YANG DIBELI KONSUMEN. 1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang tersebut konsumen akan mengalihkan barang yang dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih murah. • Adanya kenaikan harga dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli, hal ini disebabkan : 2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan real konsumen tersebut akan berkurang.
  • 66. Syarat pertama: pada tabel di atas yang memenuhi syarat pertama (MUx/Px=MUy/PY) ada beberapa kombinasi, yaitu: 1. Unit barang X dan 4 unit barang Y. 2. Unit barang X dan 5 unit barang Y. 3. Unit barang X dan 6 unit barang Y. 4. Unit barang X dan 7 unit barang Y. 5. Unit barang X dan 8 unit barang Y. • CONTOH MENURUNKAN FUNGSI PERMINTAAN DARI TABEL MARGINAL UTILITY Dari kelima kombinasi di atas yang memenuhi syarat kedua adalah kombinasi 3 unit barang X dan 6 unit barang y karena :
  • 67. 4.4.1 Property Indiference Curve 4.4. INDIFFERENCE CURVE APPROACH Cardinal Approach memiliki tiga kelemahan utama: • Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru (doubtful). bahwa kepuasan dapat diukur secara numerik diragukan karena sifat kepuasan bersifat subjektif. • Asumsi bahwa utility uang konstan tidak realistis karena kenaikan pendapatan dapat mengubah marginal utility uang. • Anggapan tentang diminishing marginal utility dianggap hanya bersifat psikologis tanpa dasar yang kuat.
  • 68. Pendekatan ordinal adalah pendekatan yang menyatakan utilitas seseorang tidak dapat diukur secara numerik, tetapi dapat diungkapkan secara ordinal. Pendekatan ini mengukur tingkat utility melalui ordinal atau ranking, tetapi tidak memberikan nilai pasti untuk utilitas tersebut. Konsumen biasanya mengonsumsi kombinasi barang dan dihadapkan pada keterbatasan dana. Oleh karena itu, konsumen dapat mengubah kombinasi barang yang dibelinya agar manfaat yang diperoleh tetap sama. Pendekatan indifference curve atau kurva tak acuh merupakan pendekatan dalam menjelaskan perilaku konsumen yang menggunakan kurva kepuasan sama. Dalam pendekatan ini, kepuasan konsumen tidak bisa diukur secara numerik, melainkan diungkapkan dengan kata-kata seperti lebih enak, lebih baik, atau lebih suka. Oleh karena itu, pendekatan ini juga dikenal sebagai pendekatan ordinal PENJELASAN
  • 69. Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curve memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu: a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality). b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). c. Utility dinyatakan secara ordinal. d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility). e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi. f.Consistency and transitity of choice. 1.ASUMSI DALAM PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE
  • 70. Konsumen akan bertindak secara rasional, yaitu dengan jumlah uang yang dimiliki ingin mendapatkan utilitas yang maksimum. Asumsi yang tidak kalah penting adalah menganggap bahwa berlakunya constant marginal of money, yang artinya uang sekadar sebagai alat pembayaran saja. Dalam hal ini mengonsumsi empat komoditas pada umumnya lebih memuaskan daripada mengonsumsi satu komoditas, tetapi berapa nilai kepuasannya tidak dapat diketahui secara pasti. Semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin besar pula jumlah daya guna yang diperoleh konsumen. Konsisten (prinsip transitivity), jika dikatakan kombinasi A lebih disukai dari B dan B lebih disukai dari C maka A mestilah lebih disukai dari C. Konsisten dengan dalil ini maka kurva indiferen tidak ada yang berpotongan. PENJELASAN
  • 71. Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution. Lebih lanjut jika perubahan itu mula-mula dari titik A ke B dan berlanjut ke titik C. Pengorbanan barang Y untuk mendapatkan tambahan barang X yang sama pengorbanan (pengurangan) barang Y itu semakin lama semakin berkurang. Lihat gambar di bawah ini AA" > BB" dan seterusnya. 2. Kurva IC Menunjukan Berlakunya Hukum Diminishing Maeginal Rate of Substitution
  • 72. Tabel : Kombinasi Barang Xdan Y yang memberikan kepuasan sama Berikut adalah Kurva Indifference dari tabel di atas Dari gambar di samping menunjukkan konsumen mengonsumsi kombinasi A, B, C, dan D akan memberikan kepuasan (utility) yang sama. Hal ini dikarenakan kombinasi tersebut terletak pada satu IC yang sama.
  • 73. a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang X yang akan dikurangi. Pengurangan itu semakin lama semakin berkurang. b. Cembung terhadap titik 0 atau origin. c. Dua IC tidak akan saling berpotongan. 3. Sifat - Sifat Indifference Curve
  • 74. Keterangan: Kalau bergerak dari arah titik A menuju titik B berarti pada awalnya konsumen lebih banyak mempunyai barang Y. Jika konsumen ingin mendapatkan tambahan barang X maka konsumen harus bersedia untuk melepas barang Y lebih besar dari barang X yang diperlukan. Bila proses ini berjalan terus sampai titik B maka konsumen memperoleh barang X lebih banyak dari Y. Semakin sedikit barang Y yang dipunyai konsumen maka semakin sedikit kesediaannya untuk melepaskan barang Y tersebut guna mendapatkan tambahan barang X. Proses pengurangan barang Xini jika dibuat grafiknya makin berbentuk cembung ke arah titik orgin. Garis ini tidak mungkin berbentuk garis lurus dari kiri ke kanan bawah atau berbentuk cekung ke arah origin. Hal ini disebabkan karena perbandingan antara pertukaran barang Y untuk mendapatkan barang X tidaklah konstan ataupun bertambah melainkan selalu kurang. Tingkat kesediaan konsumen untuk melepaskan suatu barang tertentu guna mendapatkan tambahan barang lain disebut Marginal Rate of Substitution (MRS). 3. Sifat - Sifat Indifference Curve
  • 75. Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik 0 menunjukkan IC yang memberikan utilitas lebih tinggi. 4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar IC yang lebih jauh dari origin memberikan keluasan lebih tinggi
  • 76. Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan terletak pada IC1. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi di titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada di titik B tidak akan sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan. 5. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan dua IC tidak saling berpotongan
  • 77. 4.4.2 Kendala Anggaran ( Budget Contraint ) Untuk memastikan kepuasan maksimal bagi konsumen, perlu diketahui kombinasi mana yang dapat dicapai berdasarkan batasan pendapatan mereka. Garis anggaran menghubungkan titik kombinasi dua jenis barang yang dapat diakses oleh konsumen, dan mereka harus mengatur komposisi barang sesuai dengan tingkat pendapatan mereka untuk mencapai manfaat optimal. Garis anggaran juga dikenal sebagai budget line atau BL. BPx . (X) + Py . Y Keterangan: B = Anggaran Px = Tingkat Harga X Py = Tingkat Harga Y Cara membuat garis anggaran (budget line) tersebut di atas ialah menghubungkan dua titik kombinasi ekstrem antara barang X dan Y. Kombinasi ekstrem ialah kombinasi yang terjadi bila pendapatan konsumen seluruhnya dibelikan dengan barang X berarti barang Y= 0 dan bila pendapatan konsumen dibelikan seluruhnya barang Y berarti barang X = 0.
  • 78. Pendapatan konsumen sebesar $ 100. Pendapatan ini akan dipergunakan untuk membeli barang Y di mana harga X $ 2 per unit dan barang Y $ 4 per unit. Jika semua pendapatannya dibelikan dengan barang Y maka ia akan mendapatkan sebanyak 20 unit barang Y. Bila pendapatannya seluruhnya dibelikan dengan barang X maka ia akan mendapatkan sejumlah 50 unit barang X. Bila 25 unit barang Y dan 50 unit barang X ini dibuat dalam satu grafik maka garis yang menghubungkan titik 25 Y dan 50 X (garis PQ) disebut kurva anggaran (budget line). Contoh: Kurva anggaran (budget line)
  • 79. Jika dari (A) diketahui konsumen ingin mengoptimalkan utilitasnya, sedangkan dari (B) diketahui adanya keterbatasan dana, maka pertanyaannya adalah: dengan dana terbatas berapakah utilitas maksimalnya; atau dengan utilitas tertentu berapakah dana minimal yang diperlukan. Konsumen ingin menikmati titik D pada IC tetapi dana yang tersedia tidak mencukupi. Konsumen dapat menikmati titik C pada IC tetapi konsumen juga dapat menikmati titik E. 4.4.3. Keseimbangan Konsumen Kombinasi yang memberikan guna yang maksimal bagi konsumen ialah kombinasi A karena dengan jumlah uang yang ada konsumen mampu mendapatkan kombinasi barang terbanyak.
  • 80. Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang optimal. Keseimbangan Konsumen Yang Optimal Keseimbangan Optimal
  • 81. Keterangan: Keseimbangan Konsumen Yang Optimal Dari gambar di atas ada 4 titik (A, B, C, dan D) kombinasi. Dari 4 kombinasi di atas, kombinasi yang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D karena kombinasi di titik D ini terletak di IC yang paling jauh dari titik origin. Akan tetapi, seseorang tidak bisa memilih kombinasi D ini disebabkan ia dibatasi oleh pendapatannya. Dalam gambar di atas ditunjukkan dengan garis anggaran BL. Dengan adanya kendala anggaran kombinasi yang bisa dipilih ada 3, yaitu A, B, dan C. Dari ketiga kombinasi yang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi yang berada di titik B. Pada titik B ini menunjukkan kombinasi yang banyak bisa dipilih dengan jumlah uang tertentu. Kombinasi di titik B ini disebut dengan keseimbangan optimal. Pada hakikatnya di titik B terjadinya kurva BL (garis anggaran) bersinggungan dengan kurva IC atau slope BL sama dengan slope IC sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut: Slope BL = Slope IC Slope IC= MRS = MUY/Mux Slope BL = Py/Px Py/Px = MUY/MUx MUy/Py = MUX/Px
  • 82. Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan bergeser ke kanan. Dari gambar di bawah dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum terjadi perubahan, harga barang X jumlah yang diminta barang X sebanyak OQ1 dan barang Y yang diminta OY1. Kombinasi barang X dan Y yang dibeli berada di titik E1. Suatu ketika harga barang X turun dan lainnya tetap. Turunnya harga barang X menyebabkan jumlah yang diminta bertambah menjadi OQ2 dan barang Y jumlah yang diminta turun menjadi sebesar OY2. Dengan turunnya harga barang X kombinasi barang X dan Y berubah menjadi E2. Jika titik potong E1 dan E2 dihubungkan dengan sebuah garis maka garis itu disebut dengan price cunsumtion kurva (PCC). 4.4.4. Perubahan Utilitas Konsumen • Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
  • 83. Jika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli konsumen adalah E1. Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat. Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan preference konsumen terhadap barang X dan Y berubah, tidak lagi terletak pada titik E1 tetapi berubah pada titik E2. Fenomena ini digambarkan garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan bergeser kiri dan sejajar. Bilamana pendapatan konsumen turun maka kedua curva di atas akan bergeser ke kanan dan sejajar pula. Bila titik singgung antara kurva anggaran (budget line) dan indefference yang lama dan yang baru dihubungkan, maka garis yang menghubungkan kedua titik itu disebut Income Counsumption Curve (ICC). 2. Berubahnya Pendapatan Konsumen
  • 84. 3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior Perubahan Harga pada Barang Normal Konsumen akan membeli barang dengan jumlah yang lebih banyak jika harga barang itu turun (lebih murah). Perubahan ini yang disebut dengan efek substitusi (substitution effect). Efek substitusi dari gambar di atas diperlihatkan berubahnya kombinasi barang X dan Y yang dikonsumsi konsumen dari titik E1 ke E3 atau sebesar X1-X2. Dengan daya beli yang meningkat akibat turunnya harga barang X konsumen membeli barang X dan Y dengan kombinasi E3 ke E2. Perubahan kombinasi yang dibeli dari kombinasi E3 ke E2 ini disebut dengan income effect. Substitusi efek dan income effect disebut total efek (total effect), yaitu sebesar X1-X3. Hal ini ditunjukkan dengan income effect dari E3 ke E2.
  • 85. Berbeda dengan penjelasan di atas, untuk Gambar 4.15 di bawah ini memperlihatkan dampak perubahan harga pada barang inferior. Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang. Perubahan kombinasi dari E1 ke E3 adalah price efect (efek harga) sebesar X1-X3, perubahan dari kombinasi E3 ke E2 adalah income effect atau sebesar E3 ke E2 sebesar X3-X2. Jadi total efeknya adalah sebesar E1 ke E2 atau sebesar X1-X2 Perubahan Harga pada Barang Inferior
  • 86. Sesuai dengan hukum permintaan pasar, perubahan harga akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga barang X turun sementara harga barang Y tetap, akan terjadi perubahan dari BL ke BL1 ke BL2. Dari perubahan ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah barang X yang diminta (diturunkan pada titik A, B, dan C) dengan perubahan harga. Hubungan ini dikenal sebagai kurva permintaan, Apabila titik- titik keseimbangan A, B, C pada kurva BL dihubungkan dengan garis, hasilnya disebut Price Consumption Curve (FCC), yang menunjukkan keseimbangan konsumen karena perubahan harga, dengan asumsi pendapatan tetap. 4.4.5. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC Pada saat harga barang X sebesar $ 2 jumlah yang diminta sebesaar OQ1. Harga barang X turun menjadi $ 1.8 jumlah yang diminta barang X meningkat menjadi sebesar OQ2. Perhatikan jumlah barang X yang diminta pada grafik di atas dan bawah besarnya sama. Jika titik E1 dan E2 dihubungkan membentuk kurva demand.
  • 87. Dari kurva ICC ini dapat dibentuk kurva engle yang menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta. (Ernest Engel adalah orang pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi. Dalam kurva Engel, sebagai sumbu vertikal adalah pendapatan dan sebagai sumber horizontal adalah kuantitas). Jadi ICC atau kurva Engel menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan. ICC atau kurva dapat diklasifikasikan sebagai barang normal, inferior, dan given. 4.4.6. Penggambaran kurva Engel dari kurva ICC.
  • 88. Bentuk kurva indiference curve adalah non linear turun dari kiri atas kekanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Bentuk yang demikian ini menggambarkan berlakunya hukum diminishing marginal utility. Namun demikian, ada beberapa bentuk curve indiference yang lain, seperti ditunjukkan pada kurva di bawah ini. 4.4.7. BENTUK INDIFFERENCE CURVE • Kurva indiference yang linier menunjukkan adanya substitusi sempurna • Kurva indiference curve yang berupa huruf L menunjukkan barang komplemen
  • 89. Kritik terhadap pendekatan indiference curve. A.) Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu di dalam mudah. B.) Substitusi barang y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain yang membuat konsumen tetap pada barang atau meninggalkan barang Y. C.) IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising, past behavior of stock. 4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE 1. Kritik
  • 90. Contoh 1: 4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE 2. Aplikasi Menghitung utilitas Konsumen dengan Fungsi Diketahui suatu fungsi utility beserta nilai dari pendapatan harga. Fungsi utility = XY dan besarnya income (I) =$1.000 . Harga barang X(PX) =$10 dan Py = $20Hitunglah kuantitas barang X dan barang Y yang mengoptimumkan kepuasan konsumen. Jawab: L = Fungsi Tujuan- λ Fungsi kendala = U(XY) + λ (Persamaan garis anggaran) = U(XY) + λ (I - Px X - Py Y) = XY + λ (1000 - 10X - 20Y)
  • 91. λ = 1/10 Y λ = 1/20 X X = 100 - 2Y 1/10 Y = 1/20 X Y = 2X Temukan turunan parsial untuk X, Y dan λ karena kita akan menemukan nilai X, Y, dan A yang memaksimumkan utility 4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE 1. δ L/δ X = Y-10 λ = 0 2. δ L/δ Y = X-20 λ = 0 3. δ L/δ λ = 1000-10X-20Y= 0 4. λ = λ 5. X = 100 - 2Y X = 100 - 4X 5X = 100 X = 20 dan Y = 40 (1) (2) (3) (4) 6. Jadi barang X yang dibeli sebanyak 20 Unit dan barang Y sebanyak 40 unit 7. Recheck, apakah ini memenuhi syarat kedua nilai X dan Y kita masukkan persamaan garis anggaran (1000 - (10.2) - (20.4))
  • 92. 4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE Contoh 2: Diketahui fungsi total utility = 15 X + 10 Y+5X²+5Y². Jika harga X(Px) =Rp10.000,00 dan harga barang Y(PY) =Rp20.000,00. Jika pendapatan konsumen (1) sebesar Rp260.000,00 berapa jumlah barang X dan Y yang dikonsumsi? Jawab: 1. Fungsi L = Fungsi TU + λ (260-10 X-20 Y) = (15X + 10Y + 5X²+ 5Y²) + λ (260 - 10X - 20Y) 2. δ TU/ δ X = 15+ 10 X - 10λ = 0............ λ = 1.5 + x 3. δ TU/ δ Y = 10+10Y - 20λ = 0............ λ = 0.5 + 0.5Y 4. δ TU/ δ λ = 260-10X - 20Y = 0........... Y = 13 - 0.5X 5. Substitusikan (1) dan (2) (1) (2) (3)
  • 93. 4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE 1.5 + X = 0.5 + 0.5Y 3 + 2X = 1 + Y Y = 2 + 2X Y = 13 - 0.5X 2X + 2 = 13 - 0.5X 2.5X = 11 X = 4.4 Y = 10.8 (4) (5) Recheck, substitusikan pada fungsi garis anggaran: 260.000 - 4.4 (10.000) -10.8 (20.000) = 0
  • 94. 4.4.8. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE Jadi memang benar jika mengonsumsi X sebanyak 6 dan Y sebanyak 10 utilitasnya akan maksimal. Berapa besarnya TU? Masukkan nilai X dan Y pada fungsi TU. Fungsi TU = 15X + 10Y + 5X² + 5Y² = 15(4.4) + 10(10.8) + 5 (4.4)² +5.(10.8)² = 66 + 108 + 96.8 + 583.2 = 854
  • 95. PENGANTAR EKONOMI MIKRO Disusun oleh : Kelompok 7 Kelas : U B A B 5 P E R I L A K U P R O D U S E N
  • 96. Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau suatu proses di mana masukan (input) diubah menjadi output. Faktor produksi dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man, capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keterampilan). Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai tanda suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Perilaku produsen juga dinamakan tindakan atau tingkah laku produsen atau dengan istilah producer's behaviour. 5. PERILAKU PRODUSEN
  • 97. Proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital, dalam proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi.
  • 98. Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Umumnya adalah sumber-sumber tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam industri sangat sedikit jumlahnya atau dapat ditambahkan dan dikurangi dalam jangka pendek. Adanya kesulitan mengklasifikasi secara general ini menyebabkan teori ekonomi acuan jangka pendek dan jangka panjang bukan berdasarkan waktu tetapi apakah produsen dapat mengubah faktor produksi yang ia gunakan atau tidak. 5.1. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Periode jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu di mana hanya ada satu faktor produksi yang bervariabel. Para ekonomi mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel. Artinya jumlahnya dapat diubah-ubah, sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien. Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang secara mutlak tidak terkaitkan dengan kurun waktu tertentu.
  • 99. 5.2. FUNGSI PRODUKSI. Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi output dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan. Yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan. Makin kurang efisien teknik yang digunakan maka akan semakin kecil output yang dihasilkan. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut: Q=G(C,L,B,S) dimana : Q = Output C = Capital L = Labor B = Bahan Baku S = Skill
  • 100. Bentuk Fungsi Quadratik: Q = a + b1X + b2X^2 Bentuk Fungsi Linier: Q = a + bX Hubungan antara output dan input itu bisa dalam bentuk linier ataupun tidak linier. Gambar Kurvanya: Gambar Kurvanya: Bentuk Fungsi Cubic: Q = a+ b1X + b2X^2 + b3 X^3 Gambar Kurvanya:
  • 101. 5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (Average product), dan MP (Marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (Labor). Ape ada rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambahkan satu tenaga kerja (Labor). • AP = TP/Labor • MP = TP2-TP1 • jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP • MP = TP/L
  • 102. 5.3.1. HUKUM TAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG (THE LAW OF DIMINISHING RETURNS). Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (law of diminishing returns). Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil hal ini terjadi karena adanya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang. Tabel di samping, yang semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3 Labor. Mulai lapor ke-4 law of diminishing returns mulai bekerja. Hukum ini juga disebut dengan law of diminishing marginal physical product.
  • 103. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan suhu vertikal menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q). Sifat dari produksi marginal mula-mula meningkat sejalan dengan peningkatan produksi total TP, kemudian mencapai titik maksimal padi titik belok dari kurva produksi total TP, Yaitu pada saat peningkatan produksi total menjadi mulai semakin menurun. Dari produksi total (TP) itu kita dapat mengetahui pula besarnya produksi rata-rata tenaga kerja. Pada umumnya tingkat produksi rata-rata ini dipakai sebagai ukuran tingkat efisiensi penggunaan tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat produksi rata-rata, semakin efisien pula faktor produksi tenaga kerja yang dipergunakan.
  • 104. 5.3.2. HUBUNGAN ANTARA TP, AP, DAN MP • Pertama, hubungan antara produksi marginal MP dan produksi total TP. Pada saat produksi total TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menarik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva produksi marginal MP mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada saat kurva produksi total TP mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal artinya produksi marginal MP = 0 • kedua, hubungan antara produksi rata-rata AP dan produksi marginal MP. Pada saat produk rata-rata AP meningkat, produksi marginal MP lebih tinggi daripada produk rata-rata AP, ternak pada saat produksi rata-rata AP menurun produksi marginal MP lebih rendah daripada produksi rata-rata AP. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat produksi rata-rata AP mencapai titik maksimum produksi marginal MP sama dengan produksi rata-rata AP atau kurva produksi rata-rata AP berpotongan dengan kurva produksi marginal MP. • kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah: • 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP • 2. Jika AP maksimum maka MPP = AP • 3. Jika AP semakin berkunang maka MP < AP Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting untuk menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan usahanya.
  • 105. 5.3.3. TAHAPAN DALAM FUNGSI PRODUKSI Tahap II Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang Tahap I Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi lobor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah. Tahap III AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus
  • 106. 5.4. PRODUKSI JANGKA PANJANG. Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkatan tertentu". 5.4.1. ISOQUANT a. Cembung ke arah titik origin. b. Menurun dari kiri atas kekanan bawah. c. Kurva isokuan yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan. 2. Sifat dari Kurva Isoquant 1. Pengertian kurva isoquant
  • 107. MRTS adalah sejumlah faktor x yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat mrts itu adalah kemiringan isoquent pada titik khusus. MRTS di C = -∆K / ∆L Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan Lnya: • K1/L1>K2/L2 proses produksinya Capital intensif. • K1/L1<K2/L2 proses produksinya labor intensif. LANJUTAN 5.4.1 3. MRTS (marginal rate technical of substitution). 4. Bentuk isoquant lain. Bentuk isoquant yang linear seperti diatas menunjukkan adanya subtitusi input kapital dan labor adalah sempurna. Bentuk isoquant yang berupa huruf L seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input Capital dan labor.
  • 108. Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu 5.4.2. ISO-BIAYA (ISOCOST) 2. Gambar kurva isocost • Pengertian Isocost Jika harga faktor produksi kapital adalah PK, harga labor adalah PI dan besarnya dana yang tersedia adalah M. slope kurva isocost adalah =M/ Pk: M/ PI=M/ Pk x PI/ M = PI/ Pk Sedang Fungsi TC = PI L + Pk K
  • 109. Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan: 1. Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lain 2. Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lain 3. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah LANJUTAN 5.4.2. 3. Perubahan Isocost A. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski labor turun atau naik sedang Lainnya Tetap Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocoss bergeser ke kanan dari KL2 menjadi KL3. Dan jika harga orator pertama mahal maka kurva isocost bergeser ke kiri dari KL2 menjadi KL3. B. Kurva isocost berubah jika harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocoss bergeser ke kanan dari KL2 menjadi KL3. Dan jika harga orator pertama mahal maka kurva isocost bergeser ke kiri dari KL2 menjadi KL3.
  • 110. 5.4.3. EKUILIBRIUM PRODUSEN Equilibrium produsen bisa diartikan sebagai "suatu keadaan seimbang dimana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah upah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya". Artinya, apabila produsen mengurangi atau menambah tingkat produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil. Titik c menunjukkan produksi yang optimum di mana pada saat itu produsen dalam posisi keseimbangan. Pada saat itu dalam posisi : MRTS = slope Iso Quant. -MPI/ MPkPI/ Pk PI.MPk=Pk.MPI Persamaan diatas masing masing ruas kiri dan kanan dibagi Pl. PC maka hasil:
  • 111. 5.4.4. JALUR EKSPANSI (EKSPANSION PATH). Expantion patch atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik-titik least cost combination (LCC) diberbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu
  • 112. 5.4.5. HASIL DARI PENGEMBANGAN SKALA USAHA (RETURN TO SCALE). Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka : = L + C akan menghasilkan Q Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah : =al + ac bQ Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b > a, (2) b = a; dan (3) b < a Apabila terjadi 1. b> a disebut dengan Inceasing return to scale Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 30%.
  • 113. 5.4.5. HASIL DARI PENGEMBANGAN SKALA USAHA (RETURN TO SCALE). 2. b=a disebut dengan cosntant return to scale. Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output meningkat sebesar 20%. 3. disebut dengan decreasing return to scale Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 10%.
  • 114. 5.4.6. MEMILIH KOMBINASI INPUT YANG EFISIEN (RIDGE LINE). Kurva di atas IQ 1 di titik L1 menunjukkan minimum labor K1 minimum Capital guna menghasilkan produk tertentu. Demikian juga pada IQ2 di titik L2 yang menunjukkan minimal labor dan K2 menunjukkan minimal kapital. Jika terjadi perubahan dalam ongkos dana perusahaan sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isokus ke kanan atau ke kiri. Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat tertentu disebut dengan least cost resources kombination. 5.4.7. KOMBINASI ONGKOS TERKECIL (LEAST COST COMBINATION).
  • 115. Disusun oleh : Kelompok 7 BAB VI TEORI BIAYA PRODUKSI
  • 116. 6.1 BIAYA PRODUKSI Produksi menunjuk pada jumlah input yang dipakai dan jumlah fisik output yang dihasilkan, sedangkan biaya produksi menunjuk pada biaya perolehan input tersebut (nilai uangnya. Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan harga dan input tersebut yang merupakan biaya produksi dan output. Biaya produksi sangat penting peranannya bagi perusahaan dalam menentukan jumlah output sehingga pemahaman tentang konsep dan definisi biaya produksi. 6.1.1. Pengertian Produksi
  • 117. Hal ini umumnya dalam industri di mana sumber sumber tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam industri tersebut sangat sedikit jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek. Untuk industri lain, jangka pendek ini mungkin satu tahun atau lebih. Diperlukan waktu yang cukup panjang untuk menambah kapasitas produksi perusahaan, seperti mobil atau besi Dalam analisis biaya terdapat jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga pemisahan dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. 6.1.2. Periode Waktu Pembebanan Biaya
  • 118. Jangka pendek ialah suatu periode produksi di mana salah satu faktor produksi tetap, sedangkan faktor produksi lain berubah-ubah. Dalam proses produksi jangka pendek, yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu, ada satu atau lebih faktor produksi yang tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya. Dalam proses produksi jangka pendek ini ada beberapa jenis faktor lain yang jumlahnya dapat diubah-ubah sesuai dengan jumlah output yang ingin dihasilkan. Faktor produksi jenis ini disebut faktor produksi variabel. 1. Konsep Jangka Pendek
  • 119. Dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan produsen untuk mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor-faktor produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar. Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel yang artinya jumlah nya dapat diubah-ubah. Sehingga dalam jangka panjang produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien. Adapun biaya disamping biaya total, seperti biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC) dan biaya total (IC) kita tertarik untuk mengetahui biaya-biyai rata-rata seperti biaya tetap rata-rata (AFC) biaya variabel rata-rata (AVC) dan biaya total rata-rata (ATC) 2. Konsep Jangka Panjang
  • 120. 6.1.3. Biaya implisit, alternatif, dan eksplisit Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah pendapatan yang seharusnya diperoleh apabila sumber daya yang digunakan tersebut digunakan dalam usaha terbaik lainnya. Biaya produksi implisit untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu adalah sama dengan jumlah yang dapat diterima oleh produsen dalam penggunaan alternatif terbaik dari waktu dan uang miliknya. Para ekonomi mendefinisikan ongkos produksi untuk suatu output tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan (hilang) dan alternatif produksi yang menggunakan input di mana input tersebut digunakan untuk memproduksi output tertentu di atas. Prinsip ini dikenal dengan nama alternatif cost principle atau opportunity cost principle. Biaya produksi alternatif atau biaya produksi opportunity untuk menghasilkan satu unit barang x adalah sama dengan jumlah barang Y yang harus dikorbankan supaya faktor produksi yang tertentu itu dapat digunakan untuk menghasilkan X dan bukan y. Biaya eksplisit adalah biaya nyata diderita dan atau yang umum dibebankan pada produksi. Biaya produksi eksplisit adalah biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk faktor-faktor produksi yang harus dibeli dari pihak luar. Penentuan keuntungan atau kerugian dari suatu usaha seharusnya memperhitungkan juga besarnya biaya produksi implisi tersebut 2. Biaya Alternatif 3. Biaya Eksplisit 1. Biaya Implisit
  • 121. 4. Konsep Biaya Lainnya Biaya eksternal adalah biaya atau kerugian yang diderita oleh pihak lain sebagai akibat dari kegiatan usaha perusahaan. Dengan demikian biaya produksi menurut konsep ini terdiri dari biaya eksplisit dan biaya implisit. 5. Teori biaya tradisional dan Modern • Teori biaya tradisional adalah teori yang sampai sekarang ini dianut secara luas yaitu teori biaya yg kurva biaya total, biaya variabel, dan biaya marginal yang berbentuk u. • Teori biaya modern Menurut Stigler, perusahaan biasanya memelihara kapasitas cadangan. Cadangan ini sebagai strategi perusahaan menghadapi perubahan-perubahan usahanya sehingga dalam jangka pendek, kurva biaya rata-rata variabel berbentuk seperti cawan, tidak lagi berbentuk u. Untuk jangka panjang kurva biaya rata-rata berbentuk L. Lanjutan 6.1.3
  • 122. Biaya produksi didasarkan pada periode atau waktu dapat dibagi menjadi: Biaya jangka pendek ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada jangka waktu tertentu di mana perusahaan tidak sempat mengubah beberapa jumlah sumber yang dipakai dalam proses produksi. Biaya produksi jangka panjang ialah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan, pada jangka waktu di mana perusahaan sudah dapat mengubah beberapa jumlah sumber yang dipakai. 6.1.4. Biaya produk jangka pendek dan jangka panjang. 1 1 Biaya produksi jangka pendek 2. Biaya produksi jangka panjang.
  • 123. • Analisis biaya jangka pendek. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pd waktu trtntu, dan biaya ini tidak tergantung dengan jumlah produksi. Biaya yang dikeluarkan perusahaan, dan biaya ini besar kecilnya tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. 1. Biaya tetap atau fixed cost (FC). 2. Biaya variabel atau variabel cost(VC). TC = TFC + TVC TFC = TC - TVC TVC = TC - TFC Untuk menganalisis biaya produksi menggunakan pendekatan secara total cost, dan dibagi dalam dua unsur cost, yaitu :
  • 124. Ciri-ciri dari kedua golongan biaya ini: Fixed cost secara total ialah tetap, semakin besar produk yang dihasilkan maka biaya tetap persatuan akan bertambah kecil namun begitu tidak akan menjadi nol (0). 1 Biaya variabel secara total adalah variabel tetapi Biaya variabel persatuan dalam jangka pendek adalah konstan. 2
  • 125. • Analisis Biaya Jangka panjang 1. Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Cost(AFC). AFC = TFC/Q Mempunyai sifat semakin besar produk yang dihasilkan maka AFC nya semakin kecil tetapi tidak akan nol (0). 2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variabel (AVC) AVC = TVC/Q AVC ini mempunyai sifat turun kemudian pada jumlah produksi tertentu AVC ini akan naik. Di dalam grafik bentuk AVC akan seperti U. Maka dengan bertambahnya permintaan akan sumber harga sumber akan naik. Dengan naiknya harga sumber ini maka total biaya variabel akan ikut naik. ~ Contoh grafik total variabel cost dalam bentuk umum
  • 126. TC = TC/Q Bentuk dan sifat dari AC ini relatif sama dengan AVC. 1 4. Marginal cost (MC) 3. Biaya rata-rata atau average cost (AC). Lanjutan Kalau diandaikan perusahaan menambah produksi dengan jumlah produksi yang lebih besar berarti bahwa perusahaan akan mengeluarkan anggaran biaya yang lebih besar pula, namun pada produksi setinggi X biaya produksi rata-rata jangka pendek (SAC) lebih tinggi daripada biaya produksi rata-rata jangka panjang (LC); dengan kata lain, kurva SMC harus lebih tinggi daripada kurva LMC setelah produksi melewati jumlah X.
  • 127. 6.2.1. kurva rata-rata jangka pendek. 6.2. KURVA BIAYA RATA-RATA DAN BIAYA MARGINAL JANGKA PENDEK DAN PANJANG. Bahwa dalam suatu tingkat produksi tertentu, kita temukan adanya biaya produksi rata-rata jangka pendek yang sama besarnya dengan biaya rata- rata jangka panjang. Pada jumlah produksi setinggi X tampak bahwa biaya produksi rata-rata jangka pendek (SC) sama dengan biaya produksi rata- rata jangka panjang (LC). Ini berarti bahwa biaya total jangka pendek sama besarnya dengan biaya total jangka panjang atau STC = LTC. Dari penjelasan ini berarti bahwa biaya marginal jangka pendek harus lebih kecil daripada biaya marginal jangka panjang, dan kita menggambarkan SMC berada di bawah LMC.
  • 128. Para ekonomi mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel. Artinya, jumlahnya dapat diubah-ubah. Produksi jangka pendek merupakan suatu potret pada suatu saat tertentu dari rangkaian film yang diputar. Rangkaian film itu sendiri dapat diartikan sebagai jangka panjang. Dapat dikatakan bahwa biaya produksi rata-rata akan semakin murah bila kita menghasilkan barang dengan jumlah yang semakin banyak. Keadaan ini disebut dengan skala ekonomis. Kurva biaya rata-rata jangka panjang (LAC) merupakan sampul dari kurva biaya rata-rata jangka pendek sehingga kurva biaya rata-rata jangka panjang sering pula disebut sebagai kurva sampul 6.2.2. kurva rata-rata jangka panjang.
  • 129. Biaya marginal jangka panjang adalah perubahan biaya total karena perubahan satu unit output bila perusahaan punya banyak waktu untuk menghadapi perubahan output dengan mengubah skala perusahaan. Kurva biaya marginal jangka panjang mempunyai hubungan yang sama dengan kurva biaya rata-rata jangka panjang seperti hubungan antara kurva biaya marginal jangka pendek dengan kurva biaya rata- rata jangka pendek. 6.2.3. biaya marginal jangka
  • 130. Tingkat output di mana biaya rata-rata jangka pendek paling rendah adalah tingkat output di mana skala pabrik tertentu paling penting dipergunakan. Peringkat output ini dinamakan "tingkat output optimum". Berbagai unsur biaya jangka pendek karena perubahan output tidak tergantung pada hanya perubahan harga per unit berbagai sumber yang digunakan perusahaan. Efisiensi penggunaan berbagai sumber berubah-ubah sesuai dengan berbagai tingkat output yang dipilih pada skala pabrik tertentu. 6.3. TINGKAT OUTPUT OPTIMUM.
  • 131. 6.4. HUBUNGAN LMC DENGAN SMC. LMC kepanjangan dari long run marginal cost (biaya marginal jangka panjang). Sedangkan SMC kepanjangan dari short run marginal cost (biaya marginal jangka pendek). Untuk membuktikan bahwa SMC = SAC pada tingkat output X3 misalnya kita memperhatikan berbagai variasi di sekitar X2. Kita akan membandingkan perubahan biaya bila output diubah dalam jangka panjang dengan perubahan biaya bila output diubah dengan skala perusahaan SAC. Pada X3 biaya rata-rata jangka panjang LAC lebih kecil dan biaya rata-rata jangka pendek SAC. Oleh karena itu, pada tingkat output tersebut total biaya jangka pendek (STC/short total cost) lebih besar dan LTC (biaya total, jangka panjang)
  • 132. 6.4.1. faktor-faktor yang menyebabkan kurva biaya rata- rata jangka panjang LAC turun. Pembagian kerja dan spesialisasi tenaga kerja. Suatu pabrik kecil yang mempekerjakan beberapa orang tak dapat mengkhususkan tenaga kerjanya untuk pekerjaan tertentu, seperti perusahaan besar yang mempekerjakan banyak tenaga kerja. 1 Faktor teknologi. Kemungkinan untuk menurunkan biaya per unit output dengan metode teknologi pertama dengan bertambah besarnya skala perusahaan. Untuk menghasilkan output yang sedikit biasanya bukanlah secara produksi yang mempergunakan teknologi yang paling maju. Penggunaan teknologi yang lebih maju lebih terbuka yang akan menyebabkan biaya per unit menjadi turun. 2
  • 133. Sepintas lalu kelihatannya bahwa dengan adanya penambahan skala perusahaan lebih lanjut paling sedikit dapat mempertahankan ekonomi skala perusahaan. Pertambahan skala perusahaan lebih lanjut menyebabkan timbulnya inefisiensi. Dengan peningkatan skala perusahaan manajemen, seperti halnya tenaga kerja yang lebih rendah, menjadi efisien karena pembagian pekerjaan dan spesialisasi dalam tugas-tugas tertentu. Tanggung jawab untuk mengambil keputusan harus dilimpahkan (didelegasikan) dan koordinasi harus diadakan di antara berbagai bawahan pengambil keputusan. 6.4.2. Disekonomi skala
  • 134. Dalam teori modern, biaya diklasifikasikan atas biaya tetap dan biaya variabel. Perbedaan utama antara teori biaya tradisional dengan modern adalah adanya kapasitas cadangan pada teori biaya modern. 6.5. TEORI BIAYA MODERN 6.5.1. Teori modern jangka pendek. 1. Para pengusaha dalam menentukan besar perusahaannya dimulai dengan perkiraan produksi yang akan dijual. 2. Para pengusaha ingin memenuhi permintaan musiman atas produksinya secara efisien. 3. Kapasitas cadangan digunakan untuk mengatasi hambatan- hambatan proses produksi karena adanya kerusakan. 4. Para pengusaha biasanya mengharapkan peningkatan permintaan atas hasil produksinya di masa mendatang. Beberapa alasan kapasitas cadangan tersebut antara lain:
  • 135. Lanjutan 6.5.1 Kurva biaya tetap per unit (AFC) dapat dilihat pada kurva di bawah ini. Kurva Biaya variabel per unit (AVC) dan (MC) dapat dilihat di bawah ini. Kurva biaya total per unit AC dapat dilihat di bawah ini.
  • 136. Untuk jangka panjang biaya dapat diklasifikasi atas biaya produksi dan biaya manajemen. Biaya produksi per unit AC menurun perlahan-lahan, sedangkan biaya manajemen naik secara perlahan-lahan. Penurunan biaya produksi merupakan hasil dari skala ekonomi produksi. 6.5.2. teori biaya modern jangka panjang. Skala ekonomi produksi dimaksud bersumber dari beberapa faktor sebagai berikut : 1. Manfaat dan desentralisasi dan peningkatan kemampuan. 2. Biaya reparasi yang lebih rendah pada tingkat tertentu. 3. Skala perusahaan yang lebih besar memungkinkan integrasi maupun diversifikasi yang lebih fleksibel.
  • 137. Lanjutan 6.5.2 Perbedaan dengan teori biaya tradisional di mana kurva biaya jangka panjang merupakan sampul dari keseluruhan kurva biaya jangka pendek. Dalam teori modern masing-masing kurva jangka panjang berpotongan dengan kurva biaya jangka panjang.
  • 138. Kelompok 7 BAB VIII PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  • 139. Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. sedang pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual beli suatu barang. Yang dimaksud dengan persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar yaitu : a. Pasar persaingan sempurna b. Pasar persaingan monopolistik c. Pasar monopoli d. Pasar oligopoli 8.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN. 8.1.1. Pengertian pasar
  • 140. 8.1.2. ciri-ciri pasar persaingan.
  • 141. 8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA. Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
  • 142. 8.2.1. ciri-ciri pasar persaingan murni/sempurna 01 02 Masing-masing pembeli maupun penjual tidak dapat mempengaruhi pasar. Hal ini berarti bahwa harga barang akan tetap karena masing-masing penjual hanya merupakan bagian yang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar. Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi produksi satu penjual merupakan subtitusi yang sempurna dengan hasil produksi penjual yang lain. 03 04 Penjual muda emas keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar. Artinya penjual bisa memulai mengusahakan produksi atau berjualan tanpa ada suatu hambatan. Informasi yang sempurna artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Apabila salah satu produsen menggunakan teknologi baru maka dengan mudah produsen yang lain mengikutinya. JUMLAH PENJUALAN SAN PEMBELI SANGAT BANYAK. BARANG YANG DIPERJUALBELIKAN HOMOGEN/IDENTIK PENJUAL BISA KELUAR MASUK DI PASAR DENGAN MUDAH. INFORMASI TERHADAP PASAR SEMPURNA.
  • 143. Kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen barang. Lanjutan 8.2.1 Perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat mempengaruhi harga barang persatuan, maka kurva penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu.
  • 144. 8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga. 01 Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan Mr bersifat centainty (bisa d perhitungkan). Seang kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR, dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi. Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh laba. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar : P = OP1 dan Q = OQ1
  • 145. Lanjutan 8.2.2 Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin ruginya minimal adalah sebesar *P = OP2 dan Q = OQ1* Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1 Dengan AC yang paling rendah. 2. Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh kerugian yang minimum. 3. Penentuan harga dan pasar persaingan sempurna yang memperoleh normal profit (break even income).
  • 146. 8.2.3 periode jangka pendek dan jangka panjang yang dialami perusahaan dalam persaingan sempurna. 1. Kondisi perusahaan dalam persaingan sempurna dalam periode jangka pendek. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu : A. Mendapat laba super normal B. Mendapat laba normal C. Menderita kerugian Dalam jangka pendek suatu perusahaan yang mengalami kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugi. Pada kondisi ini perusahaan sebaiknya tetap usaha. Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu KL. Ini disebut shortdown point.
  • 147. 2. Kondisi perusahaan dalam persaingan sempurna dalam periode jangka panjang. Lanjutan 8.2.2 Dalam jangka panjang mendorong perusahaan-perusahaan baru masuk ke dalam pasar dan perusahaan-perusahaan yang ada ingin menambah produksinya. Tambahnya kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahaan baru mengakibatkan bergesernya kurva supply ke kanan dan harga akan turun. Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan- perusahaan selalu hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum.
  • 148. 8.2.4. keburukan dan kebaikan perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna. Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. Dan konsumen tidak bisa memilih karena masing-masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurna. Adanya lokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja secara efisien mungkin. KEBURUKANNYA KEBAIKANNYA
  • 149. BAB IX PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
  • 150. Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga dengan jalan diferensiasi produk. Diferensiasi produk atau product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda. Terdapat dua unsur modal pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya. 9.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK. Bentuk kurva demon dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Kemiringannya di antara kedua kurva demon dari monopoli dan persaingan sempurna.
  • 151. 9.2. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami tiga hal yaitu : 1. Mendapat Laba supernormal 2. Mendapat Laba Normal 3. Menderita Kerugian
  • 152. lanjutan 9.2 Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1 P2LK. 1. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG MENDAPAT LABA SUPERNORMAL.
  • 153. lanjutan 9.2 MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR yaitu sebesar OP1KQ1. 2. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG MENDAPAT LABA NORMAL.
  • 154. lanjutan 9.2 MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga output yang menjamin kalau laba, laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. 3. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG MENDAPAT LABA NORMAL.
  • 155. 9.3. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA. Bentuk kurva temanya yang bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Terdapat beberapa efisiensi masing-masing perusahaan dalam jangka panjang yang artinya, perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangun pada tingkat output optimum. 1. 2. Efisiensi masing-masing perusahaan Perubahan harga berakibat perubahan permintaan yang besar.
  • 156. lanjutan 9.3 Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli. Usaha masing-masing perusahaan untuk memperluas besarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya. Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli. 3. 4. Jenis produk yang tersedia. Promosi penjualan.
  • 157. BAB X PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI Kelompok 7
  • 158. Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoli.Produk yang dijual di pasar tersebut tak memiliki barang substitusinya. 10.1. ARTI MONOPOLI Perusahaan public lokal yang mendekati monopoli murni antara lain industri aluminium sebelum perang dunia II, mesin- mesin pembuat sepatu, nikel, besi, telepon, dan beberapa lainnya. Ada atau tidak adanya bentuk monopoli murni, prinsip- prinsip monopoli murni memberikan suatu alat yang sangat berguna untuk menganalisis persoalan penentuan harga, output, dan alokasi sumber.
  • 159. 10.2.1. ciri-ciri pasar monopoli. 10.2. CIRI-CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI. 1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan. 2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. 3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri 4. Dapat mempengaruhi penentuan harga. 5. Promosi iklan kurang diperlukan.
  • 160. Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar (perusahaan) monopoli : 10.2.2. faktor-faktor yang menimbulkan adanya pasar monopoli 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan. 2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale ) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
  • 161. Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri jangka panjang akan ada perusahaan barang lainnya yang masuk ke dalam suatu industri. Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak. 10.3. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR Sang monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam industri tersebut dengan beberapa cara. Dia dapat mengendalikan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produknya. Misalnya dalam pembuatan mesin pembuat sepatu, sebuah perusahaan memegang paten semua mesin yang digunakan untuk membuat peralatan yang digunakan dalam pembuatan sepatu. Pembuat sepatu yang memperoleh suatu mesin dan sumber lain akan mendapat kesulitan untuk mendapatkan mesin utama dari perusahaan tersebut.
  • 162. 1. Penguasaan bahan mentah. 2. Hak paten 3. Terbatasnya pasar 4. Pembelian hak monopoli oleh pemerintah Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain: Lanjutan 10.3.
  • 163. 10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Walaupun Q merupakan tingkat outputnya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Tetapi jika p dibawa AVC kerugian akan diminumkan dengan berhenti berproduksi. Jika MR > MC, berarti jika produksi bertambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol. π =R - B
  • 164. seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas kekanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa mempengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya. 10.5. POSISI KESEIMBANGAN Perbedaan lain dengan persaingan sempurna adalah bahwa dalam monopoli equilibrium perusahaan adalah juga equilibrium pasar. Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan murni dan monopolis terlihat dalam bidang penjualan. Penjualan dalam persaingan murni dapat menjual semua yang ingin dijualnya dengan harga pasar yang ada karena sama dengan biaya marginal.
  • 165. 10.5.1 hubungan P, TR, dan MR. Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama dengan yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC. Pada output tertentu monopolis akan mencapai penerimaan total maksimum. Pendapatan marginal pada tingkat penjualan untuk sang monopolis lebih rendah dari harga per unit pada tingkat ini. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel dan gambar di bawah ini.
  • 166. Ada atau tidak adanya laba tergantung pada suatu hubungan antara kurva permintaan yang dihadapi oleh sang monopolis dan keadaan biayanya. Monopoli mengalami kerugian hanya dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang monopoli secara pasti mengalami keuntungan. 10.5.2. laba rugi dan impas bagi monopolis Dalam keadaan yang dimisalkan sang monopolis membangun skala perusahaan yang lebih besar dan skala optimal perusahaan dan menjalankannya pada tingkat output yang lebih besar dan tingkat output optimum jika dia ingin mendapatkan laba yang maksimal. Skala perusahaannya demikian besar sehingga terjadi kerugian ekonomis.
  • 167. 1. Monopolis yang mendapatkan keuntungan. Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, iya itu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MR = MC. Keuntungan maksimum yang merupakan tujuan pokok dari seorang produsen dapat dilihat dari gambar di bawah ini, dengan laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR. Dengan harga sebesar OP1 biaya rata- rata. Lanjutan 10.5.2
  • 168. 2. Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas. Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1. Lanjutan 10.5.2
  • 169. 3. Monopolis yang mendapatkan kerugian. Perlu diketahui bahwa seorang monopoli hanya dapat mengatur banyak sedikitnya jumlah barang yang ditawarkan dan tinggi rendahnya harga. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus- menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR =0P1LQ dan TC = OP2KQ. Lanjutan 10.5.2
  • 170. 10.6.1. Kerugian adanya monopoli 10.6. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya. Bila terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut dari biaya produksinya. Artinya, konsumen membayar lebih banyak untuk produk tersebut dari yang diperlukan untuk menarik berbagai sumber yang perlu untuk tetap dalam industri tersebut. 2. Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar. 1. Output yang lebih kecil.
  • 171. Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber-sumber pada tingkat efisiensi puncaknya. Song monopolis menggunakan kegiatan promosi penjualan untuk memperbesar pasarnya. Jika monopolis dapat meyakinkan masyarakat bahwa pemakaian produknya sangat dibutuhkan atau tidak dapat digantikan dan harus disediakan dalam setiap rumah tangga, maka elastisitas permintaan pada tingkat harga dapat dikurangi. Lanjutan 10.6.1. 3. Efisiensi ekonomi. 4. Promosi penjualan.
  • 172. Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang dikenakan oleh perusahaan monopoli negara, seperti perusahaan gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan harga yang akan menarik sang monopolis untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan konsumen. 10.6.2. pengaturan monopoli oleh pemerintah. Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Apabila masyarakat menghendaki jumlah barang yang disediakan monopoli diperbanyak, maka satu-satunya jalan adalah campur tangan pemerintah mene tapkan harga yang lebih rendah sehingga jumlah barang yang dilaksanakan semakin besar. 1. Pengaturan Harga
  • 173. BAB XI MENENTUKAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI Kelompok 7
  • 174. 11.1. PENGERTIAN PASAR. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga pasar. Pasar oligopoli juga merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen (dua sampai dengan lima produsen) sedangkan apabila terjadi dua perusahaan disebut duapoli. Karakter pasar oligopoli yaitu : 1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi. 2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan. Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh douglas adalah :
  • 175. Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Untuk sederhananya, anggap bahwa produk tersebut homogen dan para pembeli memilih produk diantara kedua perusahaan tersebut semata-mata berdasarkan harganya. Tindakan yang diambil suatu perusahaan pasti akan menimbulkan reaksi perusahaan lainnya. 11.2. DEMAND OLIGOPOLI.
  • 176. Ada beberapa model pasar oligopoli, antara lain : 1. Model Cournot. Model Cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh augustin karena tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitusi sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama. 11.2.1. Model Oligopoli Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya menghasilkan setengah dari output yang diminta pasar yang tidak dilayani oleh perusahaan pertama. Jadi, output yang dihasilkan perusahaan kedua adalah 0, 25 (0,5 X 0,5) dari seluruh permintaan yang ada di pasar. Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved) seperti ditunjukkan pada gambar di samping ini :
  • 177. Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis adalah berbeda: Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah: Q = a + bX, dan b > 0, serta Q = Q, +Q Di mana: Q = Jumlah total keluaran Q₁ = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua a = konstanta b = slope/kemiringan garis permintaan Kurva pendapatan marjinal (MR) dari masing- masing duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/ skala usaha yang lebih besar akan memiliki 11R yang lebih kecil. Buktinya: TR, P.Q, di mana ; P = a + b (Q₁ + Q₁₂)- f(0,0) Penurunan kurva reaksi secara matematis Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
  • 178. Ada beberapa kelemahan dari model cournot, yaitu : Lanjutan. 11.2.1. A. Asumsi adalah model carnot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan persaingan adalah tidak realistis. B. Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. C. Pada model karena tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan. D. Anggaplah bahwa ongkos produksi besarnya nol tidak realistis.
  • 179. Model pasal 2 poli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apapun yang ditentukan oleh perusahaan. Model baterai menggunakan alat analisis yang sama dengan model cournot, tetapi model ini pun tidak lepas dari kritik seperti halnya modal cournot yaitu : 2. Model Bertrand A. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi persaingan tidak realistis. B. masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar. C. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk masuk atau keluar pasar.
  • 180. Model Chamberlin menyebabkan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan suatu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap persaingan yang ada di pasar. Akibatnya keseimbangan stabil di pasar pada tingkat harga dan output monopoli. Kelemahan dari modal ini adalah apabila ada perusahaan baru yang masuk maka keseimbangan stabil tidak dapat dipecahkan dalam modal ini dengan mekanisme modal pasar monopoli. 3. Model Chamberlin (Model untuk pasar kelompok kecil).
  • 181. 4. Model kurva permintaan patah (The kinked-Demand model) P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaah kurva permintaan yang patah, yaitu : A. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa diferensiasi produk. B. Apabila suatu perusahaan menurun harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti penurunan harga tersebut. C. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam negeri tidak akan mengikutinya. Dalam gambar 11.4 di atas ada dua kurva permintaan, yang pertama yaitu kurva permintaan dd (kurva permintaan Marshall) dan yang kedua adalah kurva permintaan DD, yaitu kurva bagian pasar yang menggambarkan kuantitas permintaan zat dari perusahaan yang bersangkutan.
  • 182. Model ini pertama kali dipertemukan diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan dari model cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya yang digambarkan oleh modal cournot. Pada gambar disamping terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-masing duopolis. Keadaan seperti ini disebut dengan "ketidakseimbangan stakelberg" (stackelberg di sequilibrium) dan gejalanya terlihat dengan adanya perang harga. Kurang harga tersebut akan berhenti apabila salah satu perusahaan sudah mau berperan sebagai sholawat di pasar atau sampai berbentuk penggabungan (collusion) antara kedua perusahaan tersebut. 5. Model Stackelberg
  • 183. Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli : A. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P¹, maka permintaan akan bertambah ke C¹, harga ke P₂, maka permintaan akan bertambah ke B¹, • Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun. • Pelanggan lain membatalkan pembeliannya. B. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P¹, dan P², perubahan permintaan akan ke titik B dan C. C. Menaikkan harga ke P³, permintaan ada di titik A¹, karena reaksi perusahaan mengubah harga maka kurva permintaan menjadi D¹,ED¹ Jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi maka perusahaan- perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha mereka. Penentuan harga dan output dalam
  • 184. 11.3. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI. 11.3.1. Basah Dengan Ketegaran Harga (KinKed demand curve model) Pasar oligopoli mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga produknya diantaranya : 1. Pasar kartal 2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership) Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinkedvdemand curve atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualnya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Sebab pokok dari terjadinya perang harga adalah karena adanya saling ketergantungan independensi antara penjual yang satu dengan yang lain. Dalam kasus pasar dengan ketegaran harga akan dapat dilihat bagaimana seorang produsen menyesuaikan diri terhadap harga barang yang ditentukan oleh pengusaha lain, khususnya bila harga barang itu diturunkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga barang bersifat tegar untuk naik, tetapi tidak tekan untuk turun. Ciri-ciri pasar oligopoli. 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda 2. Kekuatan menentukan harga kadang- kadang sama atau kuat. 3. Promosi masih diperlukan.
  • 185. Harga akan berubah jika MC memotong bagian Mr yang condong miring. Misalkan jika biaya terus turun hingga memotong MR yang turun miring (bukan yang tegak lurus) maka harga bisa turun mula-mula harga yang menjamin lebih maksimal pada saat MC berpotongan dengan MR (PLN-MR), yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1 Lanjutan 11.3.1.
  • 186. Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbulkan efek yang negatif dalam bentuk : 1. Adanya keuntungan yang besar. 2. Adanya ketidak efisien produk. 3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh. 4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro. 11.4. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN. Adapun beberapa kebijaksanaan umum yang mungkin bisa diambil untuk mengurangi efek-efek negatif tersebut. 1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan- hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar global tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya. 2. Diadakannya undang-undang persaingan yang melarang adanya kerjasama di antara para pengusaha oligopoli (baik secara diam-diam atau terbuka) 3. Kemungkinan kebijakan yang lebih drastis adalah mencoba merombak struktur pasar yang oligopolitis tersebut.
  • 187. 01 struktuk Pasar Oligopoli Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika dan mereka mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis. 02 03 Dengan mengadakan kerjasama mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada. Adanya kerjasama antara mereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri.