SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
AMARUDDIN
Jurnalisti-ilmu Komunikasi
Universitas Serang Raya
2015
Pendapat para ahli:
F. Fraser Bond dalam An Introduction to Journalism (1961:1)
menjelaskan: jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita
dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati.
Roland E. Wolseley dalam Understanding Magazines (1969:3)
menjelaskan: jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran,
pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat
pemerhati, hiburan umum secara sistematik dan dapat dipercaya
untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun
siaran (Mappatoto, 1993:69-70).
Adinegoro menjelaskan, jurnalistik adalah semacam kepandaian
mengarang yang pokoknya memberi pekabaran pada masyarakat
dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya (Amar, 1984:30).
Astrid S. Susanto (1986:73) menjelaskan, jurnalistik adalah kegiatan
pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang
kejasian sehari-hari.
Onong Uchjana menjelaskan, jurnalistik adalah sebagai teknik
mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada
menyebarkannya kepada masyarakat (2003:95).
dll
Bentuk dan Pengelolaan Jurnalistik dibagi tiga bagian:
1)Jurnalistik Media Cetak (newspaper and magazine journalism)
2)Jurnalistik Media Elektronik Auditif (radio broadcast journalism)
3)Jurnalistik Media Elektronik Audiovisual (television journalism)
Ruang Lingkup Jurnalistik:
Kegiatan mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk
tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik
maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media
cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
 Produk Jurnalistik adalah surat kabar, tabloid, majalah, buletin,
atau berkala lainnya seperti radio, televisi, dan media massa
online internet.
 Surat kabar, tabloid, majalah, dan buletin dapat digolongkan
pada tiga kelompok besar; 1) berita (news), 2) opini (views), dan
3) iklan (advertising).
 Dari ketiga kelompok besar itu hanya berita dan opini saja yang
disebut produk jurnalistik, dan iklan bukanlah produk jurnalistik.
 Kelompok berita (news) meliputi antara lain; berita langsung
(straight news), berita menyeluruh (comprehensive), merita
mendalam (depth news), pelaporan mendalam (depth
reporting), berita penyelidikan (investigative news), berita khas
bercerita (feature news), berita gambar (photo news). Sifat
berita adalah objektif.
 Kelompok opini (views) meliputi; tajuk rencana, karikatur, pojok,
artikel, kolom, esai, dan surat pembaca. Sifat opini adalah
subjektif.
Lima fungsi utama pers yang ditemukan di setiap
negara demokrasi, yaitu:
1. Informasi (to inform)
2. Edukasi (to educate)
3. Koreksi (to influence)
4. Rekreasi (to intertain)
5. Mediasi (to mediate)
Kaakteristik pers terdapat lima, yaitu:
1. Periodesitas
2. Publisitas
3. Aktualitas
4. Universalitas
5. Objektivitas
Tipologi Pers dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Pers berkualitas (quality newspaper)
2. Pers populer (populer newspaper)
3. Pers kuning (yellow newspaper)
Pers bisa berdiri dengan sangan baik
apabila bertumpu pada tiga pilar (prinsip),
yaitu:
1.Idealisme
2.Komersialisme
3.Profesionalisme
Karakteristik bahasa jurnalistik: singkat, padat, lugas,
jelas, jernih, menarik, demokratis, mengutamakan
kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari
penggunaan kata atau istilah-istilah teknis, dan
tunduk kepada kaidah atau etika bahasa baku.
Pengertian Berita:
Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di
dunia.
Para pakar jurnalistik menjelaskan, berita adalah apa yang
ditulis surat kabar, disiarkan radio, dan ditayangkan televisi.
Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan
berita. Berita biasanya berkenaan dengan orang-orang, tetapi
tidak setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan
sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian
kecil saja yang dilaporkan. Jadi, tidak ada satu pengertian
khusus tentang “berita” yang bisa diterima secara umum.
Pendapat Para Ahli:
Paul De Massenner dalam buku Here’s The News: Unisco Associate
menjelaskan, news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan
menarik perhatian serta minat khalayak pendengar.
Charnley dan James M. Neal menjelaskan, berita adalah laporan tentang
suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang
penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada
khalayak (Errol Jonathans dalam Mirza, 2000:68-69)
Doug Newson dan James A. Wollert dalam Media Writing: News for the
Mass Media (1985:11) menjelaskan, berita adalah apa saja yang ingin dan
perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat.
Dean M. Lyle Spencer dalam News Writing menjelaskan, berita adalah
suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian
sebagian besar pembaca (Assegaff, 1983:23).
Michael V. Chamley dalam Reporting (1965) menjelaskan, berita adalah
laporan tercepat mengenai fakta dan opini yang menarik atau penting,
atau kedua-duanya, bagi sejumlah penduduk (Assegaff, 1983:24).
Dll.
 Berita diklasifikasi ke dalam dua kategori: berita berat (hard
news) dan berita ringan (soft news).
 Berita berat merupakan berita yang berkenaan dengan
peristiwa yang mengguncangkan dan menyita perhatian,
seperti kebakaran, gempa bumi, kerusuhan dan lain
sebagainya.
 Berita ringan merupakan berita yang berkenaan dengan
peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan
manusiawi, seperti pesta pernikahan bintang film, atau seminar
sehari tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja.
 Berdasarkan lokasi peristiwanya, berita dapat dibedakan
dengan di tempat terbuka (outdoor news) dan di tempat
tertutup (indoor news). Berita indoor biasanya berkenaan
dengan sidang kabinet, seminar, pengadilan, dan peristiwa
lainnya yang di tempat tertutup.
 Berdasarkan sifatnya, berita dapat dipilah menjadi berita
diduga (sudah direncanakan) dan berita tak diduga (tidak
terencana).
 Berdasarkan materi isinya, berita dapat dikelompokan
sebagai berikut:
 Berita pernyataan pendapat, ide atau gagasan (talking
news)
 Berita ekonomi (economic news)
 Berita keuangan (financial news)
 Berita politik (political news)
 Berita sosial kemasyarakatan (social news)
 Berita hukum dan keadilan (law and justice news)
 Berita pendidikan (education news)
 Berita olah raga (sport news)
 Berita bencana dan tragedi (tragedy and disaster news)
 Berita kriminal (crime news)
 Berita perang (war news)
 Berita ilmiah (scientifict news)
 Berita hiburan (entertainment news)
 Berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau
minat insani (human interest news)
 Berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi pada
tiga kelompok: elementary, intermediate, dan
advance.
 Berita intermediate mencakup pelaporan berita
langsung (straight news), berita mendalam (depth
news report), dan berita menyeluruh
(comprehensive news report).
 Berita intermedate meliputi pelaporan berita
interpretatif (interpretative news report) dan
pelaporan karangan khas (feature story report).
 Berita advance menunjuk pada pelaporan
mendalam (depth reporting), pelaporan
penyelidikan (investigative reporting), dan
penulisan tajuk rencana (editorial writing).
Penjabaran berdasarkan penjelasan Rivers (1994:6-7):
Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu
fakta peristiwa. Berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai
dari what, who, when, where, why, dan how (5W + 1H).
Depth news report merupakan laporan yang sedikit berbeda
dengan straight news report, yaitu menghimpun suatu
fakta/peristiwa dengan fakta lainnya dalam waktu yang berbeda
sebagai data pendukung. Berita jenis ini memerlukan pengalihan
informasi, bukan opini reporter. Jadi, fakta-fakta yang nyata masih
tetap besar.
Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang
bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek.
Interpretative report lebih menfokuskan suatu isu, masalah, atau
peristiwa-peristiwa kontroversial, akan tetapi tetap diseputar fakta
(bukan opini).
Feaure story lebih menekankan pada penarikan perhatian
pembaca dengan memunculkan fakta, dan menyajikan suatu
pengalaman pembaca (reading experiences) yang lebih
bergantung pada gaya (style) penulisan dan humor daripada
pentingnya informasi yang disajikan.
 Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat
mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa
fenomena atau aktual. Berita jenis ini dalam tradisi pers
sering disajikan dalam rubrik khusus, seperti laporan utama,
bahasan utama, fokus. Dalam penyajiannya biasanya
dilakukan dengan beberapa judul untuk menghindari
kejenuhan pembaca.
 Investigasi reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh
berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini
biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan
kontroversi, dan pelaksanaan pencarian/pengumpulan
faktanya sering ilegal atau tidak etis.
 Editorial writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di
depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian
fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting
dan memengaruhi pendapat umum. Jurnalis yang bergiat di
berita jenis ini terkadang merasa dirinya sebagai petugas
informasi masyarakat (public information officer).
George Fox Mott dalam New Survey of Journalism (1958)
menjelaskan, paling tidak terdapat delapan konsep berita
yang harus diperhatikan oleh praktisi dan pengamat
media massa (Effendy, 2003:130-134), yaitu:
Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report),
Berita sebagai rekaman (news as record),
Berita sebagai fakta objektif (news as objective facts),
Berita sebagai interpretasi (news as interpretation),
Berita sebagai sensasi (news as sensation),
Berita sebagai minat insani (news as human interest),
Berita sebagai ramalan (news as prediction),
Berita sebagai gambar (news as picture).
Kriteria umum nilai berita dalam penjelasan Brian S. Brooks,
George Kennedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam News
Reporting and Editing (1980:6-17) sebagai berikut:
 Keluarbiasaan (unusualness)
 Kebaruan (newness)
 Akibat (impact)
 Aktual (timeliness)
 Kedekatan (proximity)
 Informasi (information)
 Konflik (conflict)
 Orang penting (prominence)
 Ketertarikan manusiawi (human interest)
 Kejutan (surprising)
 Seks (sex)
Persyaratan Wawancara Berita (Jonathan dalam
Mirzan, 2000:86-88):
a. Mempunyai tujuan yang jelas
b. Efisien
c. Menyenangkan
d. Mengandalkan persiapan dan riset awal
e. Melibatkan kepentingan khalayak
f. Menimbulkan spontanitas
g. Pewawancara berfungsi sebagai pengendali,
dan
h. Mampu mengembangkan logika.
Jenis-jenis wawancara berita berdasarkan bentuknya
(Flyod G. Arpan dalam Toward Better
Communications yang dikutik Mappatoto, 199, 21-22):
a. Wawancara sosok pribadi (personal interview)
b. Wawancara berita (news-page interview)
c. Wawancara jalanan (man in the street
interview)
d. Wawancara sambil lalu (casual interview)
e. Wawancara telepon (telephone interview)
f. Wawancara tertulis (written interview), dan
g. Wawancara kelompok (discussion interview)
Hal yang harus diperhatikan selama wawancara
(Patmono, 1996:41-48):
a. Menjaga suasana
b. Bersikap wajar
c. Memelihara situasi
d. Tangkas dalam menarik kesimpulan
e. Menjaga pokok persoalan
f. Bersikap kritis, dan
g. Senantiasa menjaga sopan santun.
Berdasarkan pokok persoalan (subject matter) dan tipe
orang yang diwawancarai terdapat dua pola
wawancara (Bruce D. Itule dikuti Muhtadi, 1999:217-218):
1)Funnel interview, yaitu pola wawancara yang disusun
seperti bentuk corong atau cerobong (funnel). Funnel
interview merupakan pola yang paling banyak
digunakan, dan yang paling rileks dirasakan baik oleh
nara sumber maupun oleh reporter sendiri. Sebab,
pertanyaan-pertanyaan yang berat dan serius sedapat
mungkin dikemas dan diubah menjadi sebaliknya.
2)Interved funnel interview, yaitu pola wawancara yang
disusun seperti cerobong terbalik. Dalam pola ini
reporter langsung menanyakan masalah-masalah
pokok tanpa harus memulainya dengan pertanyaan-
pertanyaan umum dan ringan.
Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara berita
(Semi, 1995:43-48) sebagai brikut:
 Pertanyaan terbuka
 Pertanyaan hipotetik terbuka
 Pertanyaan langsung
 Pertanyaan tertutup
 Pertanyaan beban
 Pertanyaan terpimpin, dan
 Pertanyaan orang ketiga
 Teknik penulisan berita secara universal dapat
dibedakan, sesuai dengan prinsip pelaporan (to
report), menjadi dua pola, yaitu: pola penulisan
piramida terbalik (inverted pyramid) dan pola penulisan
dengan rumus 5W+1H.
 Berita disajikan dengan pola piramida terbalik karena
tiga asumsi, yaitu; memudahkan khalayak pembaca
dan pendengar, memudahkan reporter dan editor
dalam memotong bagian-bagian yang dianggap
kurang atau tidak penting ketika dihadapkan kepada
kendala teknis, dan memudahkan para jurnalis dalam
menyusun pesan berita melalui rumus baku.
 Berita ditulis dengan rumus 5W+1H agar berita itu
lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis
jurnalistik.
Penulisan piramida terbalik:
Head Line/Judul Berita
DATE LINE
Titimangs
a
LEAD
Teras Berita
BRIDGE
Perangkai
BODY
Tubuh Berita
LEG
Kaki Berita
sangat
penting
penting
cukup
penting
kurang
penting
 Judul adalah identitas. Tanpa judul, tulisan sehebat
apapun tidak ada artinya.
 Judul berita yang baik harus memenuhi tujuh
syarat, yaitu: 1) provokatif, 2) singkat-padat, 3)
relevan, 4) fungsional, 5) formal, 6) representatif,
dan 7) menggunakan bahasa baku (Sumardiria,
2004:62-69).
 Secara sederhana, feature adalah cerita atau
karangan khas yang berpijak pada fakta dan data
yang diperoleh melalui proses jurnalistik.
 Penulisan feature tidak tunduk pada kaidah pola
piramida terbalik dengan rumus 5W+1H atau cara
penyusunan pesan secara deduktif. Akan tetapi,
feature tetap harus mengandung unsur 5W+1H.
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan,
feature adalah karangan yang melukiskan suatu
pernyataan dengan lebih terinci sehingga apa
yang dilaporkan hidup dan tergambar dalam
imajinasi pembaca (Balai Pustaka, 1990:350).
NO BERITA FEATURE KETERANGAN
1 Ditulis dengan
menggunakan teknik
melaporkan (to report)
suatu peristiwa secara
faktual
Ditulis dengan teknik
mengisahkan (to story)
suatu situasi, peristiwa,
atau keadaan secara
faktual
Berita ditulis dengan gaya
laporan yang sifatnya kaku,
tegak lurus, ringkas, dan
tegas. Feature ditulis dengan
gaya menulis cerita pendek
(cerpen) yang sifatnya lentur,
hidup, dan memikat
2 Berisi laporan peristiwa
yang sifatnya aktual,
faktual, objektif, benar,
dan akurat.
Berisi tentang suatu
situasi, keadaan, atau
aspek kehidupan yang
sifatnya faktual, objektif,
benar, dan akurat.
Laporan fakta atau peristiwa
pada berita bersifat tembak
langsung (to the point).
Cerita faktual pada feature
menggunakan alur dan
pemantik.
3 Hasil karya liputan
jurnalistik melalui proses
proyeksi, observasi,
investigasi, komunikasi
dan konfirmasi dengan
pihak nara sumber.
Hasil karya liputan
jurnalistik melalui proses
proyeksi, observasi,
investigasi, komunikasi
dan konfirmasi dengan
pihak nara sumber.
Liputan jurnalistik untuk berita
sering dilakukan secara tiba-
tiba, tak terduga, tanpa
rancangan, dan singkat.
Liputan jurnalistik untuk
feature lebih banyak
direncanakan sebelumnya,
dan butuh waktu cukup
NO BERITA FEATURE KETERANGAN
4 Bertujuan hanya untuk
memberi tahu atau
menyampaikan
informasi kepada
khalayak (informatif)
Bertujuan untuk memberi
tahu atau
menyampaikan informasi
tetapi sekaligus juga
menghibur khalayak
(informatif dan rekreatif)
Laporan berita hanya
menyentuh wilayah kognitif
khalayak pembaca,
pendengar, atau pemirsa.
Cerita feature tak hanya
menyentuh kognitif tetapi
juga efektif khalayak.
5 Rangkaian fakta atau
informasi disajikan
secara resmi dan formal
Rangkaian fakta atau
informasi disajikan secara
tidak resmi dan informal.
Laporan berita hanya
memaparkan peristiwa
secara singkat dan lugas.
Cerita feature melukiskan
peristiwa secara naratif
memikat.
6 Sangat terikat kepada
aktualitas. Berita adalah
laporan tercepat
peristiwa faktual terkini.
Cepat tetapi mudah
basi (out of date)
Tidak terikat kepada
aktualitas. Cerita feature
bisa dipersiapkan, diliput,
ditulis, dan disajikan
kapan saja sesuai
dengan kebutuhan.
Tahan lama.
Hanya feature news yang
peliputan dan penyajiannya
sangat terikat kepada
aktualitas. Pemuatan atau
penyajian feature news (soft
news) biasanya
digandengkan dengan
straight news (hard news)
7 Nama lengkap
wartawan atau reporter
peliput biasanya tidak
Nama lengkap wartawan
atau reporter penulis
cerita feature biasanya
Pada berita, nama lengkap
reporter tidak diantumkan
dengan pertimbangan
NO BERITA FEATURE KETERANGAN
8 Beiita mencerminkan
karya kolektif
institusional suatu media
massa.
Cerita feature dicitrakan
sebagai cerminan karya
kreatif individual seorang
reporter.
Berita tidak terdapat hak
cipta. Cerita feature
terdapat hak cipta dan
dihargai atau dihormati.
9 Selalu mencantumkan
baris tanggal (date line)
pada awal teras berita
(lead)
Tidak menccantumkan
baris tanggal pada awal
intro cerita atau paragraf
pertama.
Sebagian media cetak,
hanya mencantumkan
nama tempat cerita feature
terjadi (setting atau lokasi
peristiwa)
10 Karena disajikan
dengan pola piramida
terbalik, berita dapat
dipotong pada bagian
bawah sesuai dengan
keperluan tanpa
mengubah dan
mengganggu isinya.
Karena ditulis dengan
teknik mengisahkan di
luar pola piramida
terbalik, setiap bagian
cerita feature sama
pentingnya satu sama
lain hingga pada bagian
bawah tidak bisa
dipotong begitu saja.
Berita disusun dengan skala
prioritas dimulai dari urutan
pesan sangat penting (lead),
penting (bridge), cukup
penting (body), dan kurang
penting (leg). Cerita feature
ditulis dengan urutan pesan
bagian awal-atas (intro) dan
bagian akhir-bawah
(penutup tetap sama
penting.
11 Tidak menyampaikan
pesan moral tertentu,
kecuali informasi atau
laporan fakta peristiwa
Selalu membawa pesan
moral tertentu, seperti
nilai kejujuran, kesetiaan,
sikap tulus, cinta kasih,
Laporan berita hanya untuk
mengisi kepala
(pengetahuan atau dimensi
kognitif) khalayak. Cerita
NO BERITA FEATURE KETERANGAN
12 Ditulis dengan
menggunakan judul
yang dicetak tebal,
tegak-lurus,
mengesankan formal
dan maskulin (hard
news)
Ditulis dengan
menggunakan judul yang
dicetak normal tipis,
miring (italic),
mengesankan informal
dan feminim (soft news)
Hard nesw (berita) menunjuk
bacaan serius. Soft news
(feature) menunjuk bacaan
ringan.
13 Disusun dengan
menggunakan pola
piramida terbalik dan
rumus 5W+1H
Disusun dengan pola
induktif, kronologis, logis,
topikal, atau spesial.
Dalam karya feature wwalau
tidak tunduk pada kaidah
jurnalistik, tapi tetap
mengandung unsur 5W+1H.
14 Ditulis dengan
menggunakan bahasa
jurnalistik dan sangat
terikat pada kaidah
jurnalistik.
Ditulis dengan
menggunakan gaya
bahasa jurnalistik sastra
dan mengadobsi
penulisan fiksi.
Feature bersifat naratif
ekspresif. Berita bersifat
eksplanatif dan produktif.
15 Setiap reporter
diasumsikan mampu
meliput dan menyusun
berita sesuai dengan
kaidah pokok jurnalistik
konvensional.
Tidak setiap reporter
mampu, tertarik, dan
gemar meliput, menulis,
dan menyajikan cerita
feature.
Penulisan berita bersifat
teknis, rutin, dan
menekankan keterampilan
institusional. Penulisan
feature lebih banyak
menekankan jiwa seniman,
sastrawan, dan
Wolseley dan Cambell dalam Exploring Journalism
(Assegaff, 1983:56) menjelaskan, paling tidak terdapat
enam jenis feature:
1)Feature minat insani (human interest feature)
2)Feature sejarah (hystorical feature)
3)Feature biografi atau tentang riwayat perjalanan
seorang tokoh (biografical feature)
4)Feature perjalanan (travelogue feature),
5)Feature yang mengajarkan suatu keahlian atau
petunjuk praktis (how to do feature), dan
6)Feature ilmiah (scientific feature)
Empat Ciri Utama Cerita Feature (Kurnia, 2002:45-76):
1.Penyusunan adegan
2.Dialog
3.Sudut pandang orang ketiga
4.Mencatat detail atau lengkap dari suatu peristiwa
Unsur-Unsur Pokok Cerita Feature:
1.Tema
2.Sudut pandang (point of view) atau visi pengarang
3.Plot (berbeda dengan plot cerpen, dalam feature tidak perlu
memunculkan dan menajamkan konflik).
4.Karakter
5.Gaya
6.Suasana
7.Lokasi peristiwa
Kalau engkau tidak punya waktu untuk membaca,
kau tidak punya waktu (atau peralatan) untuk menulis.
Mudah saja. Membaca adalah pusat kreatif kehidupan
seorang penulis.
(Stephen King)
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi
selama tidak menulis, ia akan hilang dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian
(Pramoedya Ananta Toer, Novelis)
 Pengembangan keterampilan menulis merupakan
prioritas utama dalam kegiatan pendidikan,
karena menulis memiliki peran penting dalam
kehidupan akademik, sosial, dan bahkan personal
(Chapman, 2001).
 Seseorang enggan menulis karena tidak tahu
untuk apa ia menulis, merasa tidak berbakat
menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus
menulis. Padahal, manfaat menulis sangat banyak,
diantaranya: peningkatan kecerdasan,
pengembangan daya inisiatif dan kreativitas,
penumbuhan keberanian, pendorongan kemauan
dan kemampuan mengumpulkan informasi.
 Menulis merupakan salah satu keterampilan yang mesti
dikuasai oleh mahasiswa.
 Takala (dalam Achmadi, 1990) menjelaskan, menulis
adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan
mengorganisasi makna dalam tataran ganda; bersifat
interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu dengan menggunakan sistem tanda
konvensional yang dapat dibaca.
 Unsur-unsur dalam kegiatan menulis adalah: 1) penulis,
2) makna atau ide yang disampaikan, 3) tujuan (suatu
yang diinginkan penulis terhadap gagasan yang
disampaikan kepada pembaca), dan 6) adanya
interaksi antara penulis dan pembaca lewat tulisan.
 Keterampilan yang diperlukan untuk menyusun sebuah
karangan yang baik meliputi: 1) keteampilan gramatikal
(kemampuan menyusun kalimat yang benar), 2) penuangan isi,
3) keterampilan stilistik (kemampuan menggunakan kalimat dan
bahasa secara efektif, 4) keterampilan mekanis (kemampuan
menggunakan secara tepat ejaan dan tata bahasa), 5)
keterampilan memutuskan (kemampuan menulis dengan cara
yang tepat untuk tujuan dan pembaca khusus, bersama
dengan kemampuan memilih, mengorganisasikan, dan
menyampaikan informasi yang releval.
 Karena menulis sebagai keterampilan kognitif yang kompleks,
seorang penulis harus mampu memanfaatkan situasi sebagai
berikut: 1) tujuan penulis, 2) pembaca, 3) kesempatan
(keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya suatu
kejadian, waktu, tempat, dan situasi).
 Karakteristi pembaca hendaknya dipahami oleh penulis,
sebagai berikut: 1) usia, 2) jenis kelamin, 3) tempat tinggal, 4)
latar belakang pendidikan, 5) minat budaya, minat-minat sosial,
7) kegemaran pembaca, dan sebagainya.
 Pendapat Hairston (1986), hal-hal yang perlu diperhatikan dan
dilakukan penulis berkenaan dengan pembaca atau calon
pembaca adalah: 1) mendeskripsikan pembaca (tingkat
pendidikan, ekonomi, jenis kelamin, dan usia), 2) menganalisis
hal-hal penting pada diri pembaca (penghargaan yang
mereka miliki atas persoalan yang dibicarakan/ditulis dan
kesibukan pembaca), 3) mengestimasi pengetahuan yang telah
mereka miliki tentang topik tulisan (seberapa banyak latar
pengetahuan mereka, seberapa banyak penulis harus
memberikan penjelasan, dan dapat tidaknya menggunakan
istilah khusus), 4) menganalisis sikap yang akan dimiliki pembaca
pada topik (perasaan mereka tentang pokok permasalahan
dan kemauan mereka untuk mempelajarinya), 5) mengetahui
alasan pembaca (harapan pembaca untuk memperoleh
sesuatu), dan 6) mengetahuan pertanyaan atau persoalan
yang ingin dijawab oleh pembaca.
 Beberapa praysarat bagi penulis (Keraf, 1998) sebagai berikut: 1)
kemampuan berbahasa, 2) kemampuan penalaran, dan 3)
kemampuan mengenai dasar-dasar retorika.
Tahapan dalam kegiatan menulis sebagai berikut:
1)Perencanaan (planning) atau persiapan (prewriting)
2)Penulisan buram (drafting) atau penulisan
(composing), dan
3)Perbaikan (revising) atau revisi (revision)
(Mc. Crimmon, 1986, dan Hairston,
1986)
 Pengertian Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa adalah terjadinya penyimpangan
kaidah dalam tindak berbahasa, baik secara lisan maupun
tertulis.
 Jenis-Jenis Kesalahan Berbahasa:
1)Taksonomi (kafisikasi) kategori linguistik (linguistic category),
2)Taksonomi siasat permukaan (survase taxonomy),
3)Taksonomi komparatif (comparative taxonomy), dan
4)Taksonomi efek komunikasi (communicative effect
taxonomy).
(Duley, Burt, dan Krashen, 1982)
 Kesalahan dalam berbahasa:
1) Penggunaan ejaan
Contoh:
B. Rumusan Masalah. (seharusnya tidak titik setelah sub judul)
Hindari unsur K.K.N! (seharusnya tidak titik setelah huruf kapital
yang berturut-turut)
Namun demikian dari pihak sekolah yang bekerjasama
dengan masyarakat dan .... (seharusnya koma setelah
kalimat “namun demikian”)
1) Pemilihan kata
Contoh:
Diharapkan sekolah dapat mampu melaksanakan...
...yakni seperti gudang rusak
1) Penggunaan kalimat
Contoh:
Kritik dan saran pada pembaca untuk kesempurnaan buku ini
Dan mahasiswa yang berhasil adalah mereka yang memiliki
kemampuan menulis
Pendekatan Latihan Menulis (Proett dan Gill, 1986, 1986):
a)Pendekatan frekuensi, banyak latihan mengarang sekalipun
tidak dikoreksi (seperti buku harian atau surat), akan
membantu meningkatkan menulis seseorang.
b)Pendekatan gramatikal, kemampuan pengetahuan
tentang struktur bahasa akan mempercepat kemahiran
dalam menulis.
c)Pendekatan koreksi, banyak koreksi atau masukan yang
diperoleh atas tulisannya akan membangkitkan semangat
menjadi penulis.
d)Pendekatan formal, keterampilan menulis akan diperoleh
bila pengetahuan bahasa, pengalineaan, pewacanaan,
serta konversi atau aturan penulisan dikuasai dengan baik.
Pengertian Penalaran
Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berfikir dengan
menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau reviden,
ataupun suatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada
suatu kesimpulan (Keraf, 1982; Moeliono, 1989).
Penalaran dapat dikatakan proses berfikir yang sistematik
dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan
(pengetahuan atau keyakinan).
Penalaran dapat dilakukan dengan cara induktif dan
deduktif.
Penalaran induktif adalah suatu proses berfikir yang bertolek
dari hal-hal khusus menuju sesuatu yang umum.
Penalaran deduktif adalah suatu proses berfikir yang
bertolak dari sesuatu yang umum menuju yang khusus.
Jenis-Jenis Penalaran
Penalaran induktif. Penalaran ini dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu; generalisasi, analogi, dan hubungan kausal (sebab
akibat).
Generalisasi atau perampatan adalah proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk
menarik kesimpulan mengenai semua/sebagian dari gejala atau
peristiwa itu.
Analogi induktif atau analogi logis adalah suatu proses penalaran
yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama
lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan.
Penalaran kausal (sebab akibat) didasarkan pada hukum
kausalitas. Hukum kausalitas menyatakan, semua peristiwa yang
terjadi di dunia ini terjalin dalam rangkaian sebab akibat. Corak
penalaran kausalitas dapat terwujud dalam pola sebab ke akibat,
akibat ke sebab, dan akibat ke akibat.
Penalaran deduktif kebalikan dari penalaran induktif, yaitu bersifat
spesifikasi (pengkhususan). Dalam penalaran ini diperlukan
mengumpulkan bahan atau fakta secara memadai sebelum pada
suatu kesimpulan.
Kesalahan Nalar
Kesalahan nalar (reasoning atau logical fally) adalah kekeliruan dalam
proses berfikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan.
Kekeliruan nalar dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan,
atau ketidaktahuan.
Macam-Macam Kesalahan Nalar
Generalisasi yang terlalu luas. Hal ini terjadi karena kurangnya data,
sikap “menggampangkan”, malas mengumpulkan dan menguji data
secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan
bahan yang terbatas.
Kerancuan analogi. Hal ini disebabkan penggunaan analogi yang
tidak tepat, atau perbandingan dua hal yang tidak memiliki kesamaan
esensial.
Kekeliruan kausalitas (sebab akibat). Hal ini disebabkan seseorang
keliru menentukan sebab atau akibat dari suatu peristiwa.
Kesalahan relevansi. Hal ini terjadi jika bukti, peristiwa, atau alasan
yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah
kesimpulan.
Penyandaran terhadap prestise seseorang. Hal ini disebabkan salah
mengutik pendapat orang yang ternyata tidak ada kaitannya dengan
persoalan yang sedang dikaji.

More Related Content

What's hot

Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi HumasTeknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi HumasIndiwan Seto wahyu wibowo
 
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers ppt
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers pptJurnalistik, Komunikasi, dan Pers ppt
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers pptJaya Purnama
 
Sepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalismeSepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalismebahanamahasiswa
 
Sepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen JurnalismeSepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen JurnalismeAndreas Harsono
 
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se Banten
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se BantenPelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se Banten
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se BantenIndiwan Seto wahyu wibowo
 
Sembilan elemen jurnalisme
Sembilan elemen jurnalismeSembilan elemen jurnalisme
Sembilan elemen jurnalismebahanamahasiswa
 
Media dalam Terorisme
Media dalam TerorismeMedia dalam Terorisme
Media dalam TerorismePindai Media
 

What's hot (12)

Jurnalisme Warga 1
Jurnalisme Warga 1Jurnalisme Warga 1
Jurnalisme Warga 1
 
Teknik penulisan berita dan feature
Teknik penulisan berita dan featureTeknik penulisan berita dan feature
Teknik penulisan berita dan feature
 
Teknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowo
Teknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowoTeknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowo
Teknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowo
 
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi HumasTeknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
 
Jurnalistik media cetak
Jurnalistik media cetakJurnalistik media cetak
Jurnalistik media cetak
 
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers ppt
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers pptJurnalistik, Komunikasi, dan Pers ppt
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers ppt
 
Jurnalistik
JurnalistikJurnalistik
Jurnalistik
 
Sepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalismeSepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalisme
 
Sepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen JurnalismeSepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen Jurnalisme
 
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se Banten
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se BantenPelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se Banten
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se Banten
 
Sembilan elemen jurnalisme
Sembilan elemen jurnalismeSembilan elemen jurnalisme
Sembilan elemen jurnalisme
 
Media dalam Terorisme
Media dalam TerorismeMedia dalam Terorisme
Media dalam Terorisme
 

Similar to Materi mata-kuliah-jurnalistik unsera

Similar to Materi mata-kuliah-jurnalistik unsera (20)

Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.pptMateri-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
 
John Parlyn Halomoan Sinaga
John Parlyn Halomoan SinagaJohn Parlyn Halomoan Sinaga
John Parlyn Halomoan Sinaga
 
KONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.pptKONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.ppt
 
KONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.pptKONSEP_JURNALISME.ppt
KONSEP_JURNALISME.ppt
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistik
 
Pelatihan jurnalistik kejakgung
Pelatihan  jurnalistik kejakgungPelatihan  jurnalistik kejakgung
Pelatihan jurnalistik kejakgung
 
Pelatihan Jurnalistik
Pelatihan JurnalistikPelatihan Jurnalistik
Pelatihan Jurnalistik
 
Dasar_dasar_Jurnalistik.ppt
Dasar_dasar_Jurnalistik.pptDasar_dasar_Jurnalistik.ppt
Dasar_dasar_Jurnalistik.ppt
 
Teknik penulisan Berita dan Feature
Teknik penulisan Berita dan FeatureTeknik penulisan Berita dan Feature
Teknik penulisan Berita dan Feature
 
Pers dan jurnalistik
Pers dan jurnalistikPers dan jurnalistik
Pers dan jurnalistik
 
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Berita Berkala
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Berita BerkalaPENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Berita Berkala
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Berita Berkala
 
Ruang lingkup jurnalistik
Ruang lingkup jurnalistikRuang lingkup jurnalistik
Ruang lingkup jurnalistik
 
Teknik menulis berita
Teknik menulis beritaTeknik menulis berita
Teknik menulis berita
 
Hakikat Jurnalistik
Hakikat JurnalistikHakikat Jurnalistik
Hakikat Jurnalistik
 
Menjadi Jurnalis
Menjadi JurnalisMenjadi Jurnalis
Menjadi Jurnalis
 
Soalan
SoalanSoalan
Soalan
 
Jenis jenis feature
Jenis jenis featureJenis jenis feature
Jenis jenis feature
 
Pers dan jurnalistik ii
Pers dan jurnalistik iiPers dan jurnalistik ii
Pers dan jurnalistik ii
 
jurnalistik per2.ppt
jurnalistik per2.pptjurnalistik per2.ppt
jurnalistik per2.ppt
 
pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124
pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124
pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

Materi mata-kuliah-jurnalistik unsera

  • 2.
  • 3. Pendapat para ahli: F. Fraser Bond dalam An Introduction to Journalism (1961:1) menjelaskan: jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati. Roland E. Wolseley dalam Understanding Magazines (1969:3) menjelaskan: jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran (Mappatoto, 1993:69-70). Adinegoro menjelaskan, jurnalistik adalah semacam kepandaian mengarang yang pokoknya memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya (Amar, 1984:30). Astrid S. Susanto (1986:73) menjelaskan, jurnalistik adalah kegiatan pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejasian sehari-hari. Onong Uchjana menjelaskan, jurnalistik adalah sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarkannya kepada masyarakat (2003:95). dll
  • 4. Bentuk dan Pengelolaan Jurnalistik dibagi tiga bagian: 1)Jurnalistik Media Cetak (newspaper and magazine journalism) 2)Jurnalistik Media Elektronik Auditif (radio broadcast journalism) 3)Jurnalistik Media Elektronik Audiovisual (television journalism) Ruang Lingkup Jurnalistik: Kegiatan mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
  • 5.  Produk Jurnalistik adalah surat kabar, tabloid, majalah, buletin, atau berkala lainnya seperti radio, televisi, dan media massa online internet.  Surat kabar, tabloid, majalah, dan buletin dapat digolongkan pada tiga kelompok besar; 1) berita (news), 2) opini (views), dan 3) iklan (advertising).  Dari ketiga kelompok besar itu hanya berita dan opini saja yang disebut produk jurnalistik, dan iklan bukanlah produk jurnalistik.  Kelompok berita (news) meliputi antara lain; berita langsung (straight news), berita menyeluruh (comprehensive), merita mendalam (depth news), pelaporan mendalam (depth reporting), berita penyelidikan (investigative news), berita khas bercerita (feature news), berita gambar (photo news). Sifat berita adalah objektif.  Kelompok opini (views) meliputi; tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, esai, dan surat pembaca. Sifat opini adalah subjektif.
  • 6. Lima fungsi utama pers yang ditemukan di setiap negara demokrasi, yaitu: 1. Informasi (to inform) 2. Edukasi (to educate) 3. Koreksi (to influence) 4. Rekreasi (to intertain) 5. Mediasi (to mediate)
  • 7. Kaakteristik pers terdapat lima, yaitu: 1. Periodesitas 2. Publisitas 3. Aktualitas 4. Universalitas 5. Objektivitas
  • 8. Tipologi Pers dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Pers berkualitas (quality newspaper) 2. Pers populer (populer newspaper) 3. Pers kuning (yellow newspaper)
  • 9. Pers bisa berdiri dengan sangan baik apabila bertumpu pada tiga pilar (prinsip), yaitu: 1.Idealisme 2.Komersialisme 3.Profesionalisme
  • 10. Karakteristik bahasa jurnalistik: singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, mengutamakan kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis, dan tunduk kepada kaidah atau etika bahasa baku.
  • 11. Pengertian Berita: Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Para pakar jurnalistik menjelaskan, berita adalah apa yang ditulis surat kabar, disiarkan radio, dan ditayangkan televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya berkenaan dengan orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan. Jadi, tidak ada satu pengertian khusus tentang “berita” yang bisa diterima secara umum.
  • 12. Pendapat Para Ahli: Paul De Massenner dalam buku Here’s The News: Unisco Associate menjelaskan, news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Charnley dan James M. Neal menjelaskan, berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak (Errol Jonathans dalam Mirza, 2000:68-69) Doug Newson dan James A. Wollert dalam Media Writing: News for the Mass Media (1985:11) menjelaskan, berita adalah apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat. Dean M. Lyle Spencer dalam News Writing menjelaskan, berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca (Assegaff, 1983:23). Michael V. Chamley dalam Reporting (1965) menjelaskan, berita adalah laporan tercepat mengenai fakta dan opini yang menarik atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah penduduk (Assegaff, 1983:24). Dll.
  • 13.  Berita diklasifikasi ke dalam dua kategori: berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news).  Berita berat merupakan berita yang berkenaan dengan peristiwa yang mengguncangkan dan menyita perhatian, seperti kebakaran, gempa bumi, kerusuhan dan lain sebagainya.  Berita ringan merupakan berita yang berkenaan dengan peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi, seperti pesta pernikahan bintang film, atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja.  Berdasarkan lokasi peristiwanya, berita dapat dibedakan dengan di tempat terbuka (outdoor news) dan di tempat tertutup (indoor news). Berita indoor biasanya berkenaan dengan sidang kabinet, seminar, pengadilan, dan peristiwa lainnya yang di tempat tertutup.  Berdasarkan sifatnya, berita dapat dipilah menjadi berita diduga (sudah direncanakan) dan berita tak diduga (tidak terencana).
  • 14.  Berdasarkan materi isinya, berita dapat dikelompokan sebagai berikut:  Berita pernyataan pendapat, ide atau gagasan (talking news)  Berita ekonomi (economic news)  Berita keuangan (financial news)  Berita politik (political news)  Berita sosial kemasyarakatan (social news)  Berita hukum dan keadilan (law and justice news)  Berita pendidikan (education news)  Berita olah raga (sport news)  Berita bencana dan tragedi (tragedy and disaster news)  Berita kriminal (crime news)  Berita perang (war news)  Berita ilmiah (scientifict news)  Berita hiburan (entertainment news)  Berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat insani (human interest news)
  • 15.  Berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi pada tiga kelompok: elementary, intermediate, dan advance.  Berita intermediate mencakup pelaporan berita langsung (straight news), berita mendalam (depth news report), dan berita menyeluruh (comprehensive news report).  Berita intermedate meliputi pelaporan berita interpretatif (interpretative news report) dan pelaporan karangan khas (feature story report).  Berita advance menunjuk pada pelaporan mendalam (depth reporting), pelaporan penyelidikan (investigative reporting), dan penulisan tajuk rencana (editorial writing).
  • 16. Penjabaran berdasarkan penjelasan Rivers (1994:6-7): Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu fakta peristiwa. Berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, dan how (5W + 1H). Depth news report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan straight news report, yaitu menghimpun suatu fakta/peristiwa dengan fakta lainnya dalam waktu yang berbeda sebagai data pendukung. Berita jenis ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter. Jadi, fakta-fakta yang nyata masih tetap besar. Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Interpretative report lebih menfokuskan suatu isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial, akan tetapi tetap diseputar fakta (bukan opini). Feaure story lebih menekankan pada penarikan perhatian pembaca dengan memunculkan fakta, dan menyajikan suatu pengalaman pembaca (reading experiences) yang lebih bergantung pada gaya (style) penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.
  • 17.  Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomena atau aktual. Berita jenis ini dalam tradisi pers sering disajikan dalam rubrik khusus, seperti laporan utama, bahasan utama, fokus. Dalam penyajiannya biasanya dilakukan dengan beberapa judul untuk menghindari kejenuhan pembaca.  Investigasi reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi, dan pelaksanaan pencarian/pengumpulan faktanya sering ilegal atau tidak etis.  Editorial writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan memengaruhi pendapat umum. Jurnalis yang bergiat di berita jenis ini terkadang merasa dirinya sebagai petugas informasi masyarakat (public information officer).
  • 18. George Fox Mott dalam New Survey of Journalism (1958) menjelaskan, paling tidak terdapat delapan konsep berita yang harus diperhatikan oleh praktisi dan pengamat media massa (Effendy, 2003:130-134), yaitu: Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report), Berita sebagai rekaman (news as record), Berita sebagai fakta objektif (news as objective facts), Berita sebagai interpretasi (news as interpretation), Berita sebagai sensasi (news as sensation), Berita sebagai minat insani (news as human interest), Berita sebagai ramalan (news as prediction), Berita sebagai gambar (news as picture).
  • 19. Kriteria umum nilai berita dalam penjelasan Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and Editing (1980:6-17) sebagai berikut:  Keluarbiasaan (unusualness)  Kebaruan (newness)  Akibat (impact)  Aktual (timeliness)  Kedekatan (proximity)  Informasi (information)  Konflik (conflict)  Orang penting (prominence)  Ketertarikan manusiawi (human interest)  Kejutan (surprising)  Seks (sex)
  • 20. Persyaratan Wawancara Berita (Jonathan dalam Mirzan, 2000:86-88): a. Mempunyai tujuan yang jelas b. Efisien c. Menyenangkan d. Mengandalkan persiapan dan riset awal e. Melibatkan kepentingan khalayak f. Menimbulkan spontanitas g. Pewawancara berfungsi sebagai pengendali, dan h. Mampu mengembangkan logika.
  • 21. Jenis-jenis wawancara berita berdasarkan bentuknya (Flyod G. Arpan dalam Toward Better Communications yang dikutik Mappatoto, 199, 21-22): a. Wawancara sosok pribadi (personal interview) b. Wawancara berita (news-page interview) c. Wawancara jalanan (man in the street interview) d. Wawancara sambil lalu (casual interview) e. Wawancara telepon (telephone interview) f. Wawancara tertulis (written interview), dan g. Wawancara kelompok (discussion interview)
  • 22. Hal yang harus diperhatikan selama wawancara (Patmono, 1996:41-48): a. Menjaga suasana b. Bersikap wajar c. Memelihara situasi d. Tangkas dalam menarik kesimpulan e. Menjaga pokok persoalan f. Bersikap kritis, dan g. Senantiasa menjaga sopan santun.
  • 23. Berdasarkan pokok persoalan (subject matter) dan tipe orang yang diwawancarai terdapat dua pola wawancara (Bruce D. Itule dikuti Muhtadi, 1999:217-218): 1)Funnel interview, yaitu pola wawancara yang disusun seperti bentuk corong atau cerobong (funnel). Funnel interview merupakan pola yang paling banyak digunakan, dan yang paling rileks dirasakan baik oleh nara sumber maupun oleh reporter sendiri. Sebab, pertanyaan-pertanyaan yang berat dan serius sedapat mungkin dikemas dan diubah menjadi sebaliknya. 2)Interved funnel interview, yaitu pola wawancara yang disusun seperti cerobong terbalik. Dalam pola ini reporter langsung menanyakan masalah-masalah pokok tanpa harus memulainya dengan pertanyaan- pertanyaan umum dan ringan.
  • 24. Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara berita (Semi, 1995:43-48) sebagai brikut:  Pertanyaan terbuka  Pertanyaan hipotetik terbuka  Pertanyaan langsung  Pertanyaan tertutup  Pertanyaan beban  Pertanyaan terpimpin, dan  Pertanyaan orang ketiga
  • 25.  Teknik penulisan berita secara universal dapat dibedakan, sesuai dengan prinsip pelaporan (to report), menjadi dua pola, yaitu: pola penulisan piramida terbalik (inverted pyramid) dan pola penulisan dengan rumus 5W+1H.  Berita disajikan dengan pola piramida terbalik karena tiga asumsi, yaitu; memudahkan khalayak pembaca dan pendengar, memudahkan reporter dan editor dalam memotong bagian-bagian yang dianggap kurang atau tidak penting ketika dihadapkan kepada kendala teknis, dan memudahkan para jurnalis dalam menyusun pesan berita melalui rumus baku.  Berita ditulis dengan rumus 5W+1H agar berita itu lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik.
  • 26. Penulisan piramida terbalik: Head Line/Judul Berita DATE LINE Titimangs a LEAD Teras Berita BRIDGE Perangkai BODY Tubuh Berita LEG Kaki Berita sangat penting penting cukup penting kurang penting
  • 27.  Judul adalah identitas. Tanpa judul, tulisan sehebat apapun tidak ada artinya.  Judul berita yang baik harus memenuhi tujuh syarat, yaitu: 1) provokatif, 2) singkat-padat, 3) relevan, 4) fungsional, 5) formal, 6) representatif, dan 7) menggunakan bahasa baku (Sumardiria, 2004:62-69).
  • 28.  Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik.  Penulisan feature tidak tunduk pada kaidah pola piramida terbalik dengan rumus 5W+1H atau cara penyusunan pesan secara deduktif. Akan tetapi, feature tetap harus mengandung unsur 5W+1H.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan, feature adalah karangan yang melukiskan suatu pernyataan dengan lebih terinci sehingga apa yang dilaporkan hidup dan tergambar dalam imajinasi pembaca (Balai Pustaka, 1990:350).
  • 29. NO BERITA FEATURE KETERANGAN 1 Ditulis dengan menggunakan teknik melaporkan (to report) suatu peristiwa secara faktual Ditulis dengan teknik mengisahkan (to story) suatu situasi, peristiwa, atau keadaan secara faktual Berita ditulis dengan gaya laporan yang sifatnya kaku, tegak lurus, ringkas, dan tegas. Feature ditulis dengan gaya menulis cerita pendek (cerpen) yang sifatnya lentur, hidup, dan memikat 2 Berisi laporan peristiwa yang sifatnya aktual, faktual, objektif, benar, dan akurat. Berisi tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan yang sifatnya faktual, objektif, benar, dan akurat. Laporan fakta atau peristiwa pada berita bersifat tembak langsung (to the point). Cerita faktual pada feature menggunakan alur dan pemantik. 3 Hasil karya liputan jurnalistik melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi dan konfirmasi dengan pihak nara sumber. Hasil karya liputan jurnalistik melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi dan konfirmasi dengan pihak nara sumber. Liputan jurnalistik untuk berita sering dilakukan secara tiba- tiba, tak terduga, tanpa rancangan, dan singkat. Liputan jurnalistik untuk feature lebih banyak direncanakan sebelumnya, dan butuh waktu cukup
  • 30. NO BERITA FEATURE KETERANGAN 4 Bertujuan hanya untuk memberi tahu atau menyampaikan informasi kepada khalayak (informatif) Bertujuan untuk memberi tahu atau menyampaikan informasi tetapi sekaligus juga menghibur khalayak (informatif dan rekreatif) Laporan berita hanya menyentuh wilayah kognitif khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Cerita feature tak hanya menyentuh kognitif tetapi juga efektif khalayak. 5 Rangkaian fakta atau informasi disajikan secara resmi dan formal Rangkaian fakta atau informasi disajikan secara tidak resmi dan informal. Laporan berita hanya memaparkan peristiwa secara singkat dan lugas. Cerita feature melukiskan peristiwa secara naratif memikat. 6 Sangat terikat kepada aktualitas. Berita adalah laporan tercepat peristiwa faktual terkini. Cepat tetapi mudah basi (out of date) Tidak terikat kepada aktualitas. Cerita feature bisa dipersiapkan, diliput, ditulis, dan disajikan kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Tahan lama. Hanya feature news yang peliputan dan penyajiannya sangat terikat kepada aktualitas. Pemuatan atau penyajian feature news (soft news) biasanya digandengkan dengan straight news (hard news) 7 Nama lengkap wartawan atau reporter peliput biasanya tidak Nama lengkap wartawan atau reporter penulis cerita feature biasanya Pada berita, nama lengkap reporter tidak diantumkan dengan pertimbangan
  • 31. NO BERITA FEATURE KETERANGAN 8 Beiita mencerminkan karya kolektif institusional suatu media massa. Cerita feature dicitrakan sebagai cerminan karya kreatif individual seorang reporter. Berita tidak terdapat hak cipta. Cerita feature terdapat hak cipta dan dihargai atau dihormati. 9 Selalu mencantumkan baris tanggal (date line) pada awal teras berita (lead) Tidak menccantumkan baris tanggal pada awal intro cerita atau paragraf pertama. Sebagian media cetak, hanya mencantumkan nama tempat cerita feature terjadi (setting atau lokasi peristiwa) 10 Karena disajikan dengan pola piramida terbalik, berita dapat dipotong pada bagian bawah sesuai dengan keperluan tanpa mengubah dan mengganggu isinya. Karena ditulis dengan teknik mengisahkan di luar pola piramida terbalik, setiap bagian cerita feature sama pentingnya satu sama lain hingga pada bagian bawah tidak bisa dipotong begitu saja. Berita disusun dengan skala prioritas dimulai dari urutan pesan sangat penting (lead), penting (bridge), cukup penting (body), dan kurang penting (leg). Cerita feature ditulis dengan urutan pesan bagian awal-atas (intro) dan bagian akhir-bawah (penutup tetap sama penting. 11 Tidak menyampaikan pesan moral tertentu, kecuali informasi atau laporan fakta peristiwa Selalu membawa pesan moral tertentu, seperti nilai kejujuran, kesetiaan, sikap tulus, cinta kasih, Laporan berita hanya untuk mengisi kepala (pengetahuan atau dimensi kognitif) khalayak. Cerita
  • 32. NO BERITA FEATURE KETERANGAN 12 Ditulis dengan menggunakan judul yang dicetak tebal, tegak-lurus, mengesankan formal dan maskulin (hard news) Ditulis dengan menggunakan judul yang dicetak normal tipis, miring (italic), mengesankan informal dan feminim (soft news) Hard nesw (berita) menunjuk bacaan serius. Soft news (feature) menunjuk bacaan ringan. 13 Disusun dengan menggunakan pola piramida terbalik dan rumus 5W+1H Disusun dengan pola induktif, kronologis, logis, topikal, atau spesial. Dalam karya feature wwalau tidak tunduk pada kaidah jurnalistik, tapi tetap mengandung unsur 5W+1H. 14 Ditulis dengan menggunakan bahasa jurnalistik dan sangat terikat pada kaidah jurnalistik. Ditulis dengan menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra dan mengadobsi penulisan fiksi. Feature bersifat naratif ekspresif. Berita bersifat eksplanatif dan produktif. 15 Setiap reporter diasumsikan mampu meliput dan menyusun berita sesuai dengan kaidah pokok jurnalistik konvensional. Tidak setiap reporter mampu, tertarik, dan gemar meliput, menulis, dan menyajikan cerita feature. Penulisan berita bersifat teknis, rutin, dan menekankan keterampilan institusional. Penulisan feature lebih banyak menekankan jiwa seniman, sastrawan, dan
  • 33. Wolseley dan Cambell dalam Exploring Journalism (Assegaff, 1983:56) menjelaskan, paling tidak terdapat enam jenis feature: 1)Feature minat insani (human interest feature) 2)Feature sejarah (hystorical feature) 3)Feature biografi atau tentang riwayat perjalanan seorang tokoh (biografical feature) 4)Feature perjalanan (travelogue feature), 5)Feature yang mengajarkan suatu keahlian atau petunjuk praktis (how to do feature), dan 6)Feature ilmiah (scientific feature)
  • 34. Empat Ciri Utama Cerita Feature (Kurnia, 2002:45-76): 1.Penyusunan adegan 2.Dialog 3.Sudut pandang orang ketiga 4.Mencatat detail atau lengkap dari suatu peristiwa Unsur-Unsur Pokok Cerita Feature: 1.Tema 2.Sudut pandang (point of view) atau visi pengarang 3.Plot (berbeda dengan plot cerpen, dalam feature tidak perlu memunculkan dan menajamkan konflik). 4.Karakter 5.Gaya 6.Suasana 7.Lokasi peristiwa
  • 35. Kalau engkau tidak punya waktu untuk membaca, kau tidak punya waktu (atau peralatan) untuk menulis. Mudah saja. Membaca adalah pusat kreatif kehidupan seorang penulis. (Stephen King) Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama tidak menulis, ia akan hilang dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer, Novelis)
  • 36.  Pengembangan keterampilan menulis merupakan prioritas utama dalam kegiatan pendidikan, karena menulis memiliki peran penting dalam kehidupan akademik, sosial, dan bahkan personal (Chapman, 2001).  Seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa ia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Padahal, manfaat menulis sangat banyak, diantaranya: peningkatan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberanian, pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
  • 37.  Menulis merupakan salah satu keterampilan yang mesti dikuasai oleh mahasiswa.  Takala (dalam Achmadi, 1990) menjelaskan, menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengorganisasi makna dalam tataran ganda; bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda konvensional yang dapat dibaca.  Unsur-unsur dalam kegiatan menulis adalah: 1) penulis, 2) makna atau ide yang disampaikan, 3) tujuan (suatu yang diinginkan penulis terhadap gagasan yang disampaikan kepada pembaca), dan 6) adanya interaksi antara penulis dan pembaca lewat tulisan.
  • 38.  Keterampilan yang diperlukan untuk menyusun sebuah karangan yang baik meliputi: 1) keteampilan gramatikal (kemampuan menyusun kalimat yang benar), 2) penuangan isi, 3) keterampilan stilistik (kemampuan menggunakan kalimat dan bahasa secara efektif, 4) keterampilan mekanis (kemampuan menggunakan secara tepat ejaan dan tata bahasa), 5) keterampilan memutuskan (kemampuan menulis dengan cara yang tepat untuk tujuan dan pembaca khusus, bersama dengan kemampuan memilih, mengorganisasikan, dan menyampaikan informasi yang releval.  Karena menulis sebagai keterampilan kognitif yang kompleks, seorang penulis harus mampu memanfaatkan situasi sebagai berikut: 1) tujuan penulis, 2) pembaca, 3) kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya suatu kejadian, waktu, tempat, dan situasi).  Karakteristi pembaca hendaknya dipahami oleh penulis, sebagai berikut: 1) usia, 2) jenis kelamin, 3) tempat tinggal, 4) latar belakang pendidikan, 5) minat budaya, minat-minat sosial, 7) kegemaran pembaca, dan sebagainya.
  • 39.  Pendapat Hairston (1986), hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan penulis berkenaan dengan pembaca atau calon pembaca adalah: 1) mendeskripsikan pembaca (tingkat pendidikan, ekonomi, jenis kelamin, dan usia), 2) menganalisis hal-hal penting pada diri pembaca (penghargaan yang mereka miliki atas persoalan yang dibicarakan/ditulis dan kesibukan pembaca), 3) mengestimasi pengetahuan yang telah mereka miliki tentang topik tulisan (seberapa banyak latar pengetahuan mereka, seberapa banyak penulis harus memberikan penjelasan, dan dapat tidaknya menggunakan istilah khusus), 4) menganalisis sikap yang akan dimiliki pembaca pada topik (perasaan mereka tentang pokok permasalahan dan kemauan mereka untuk mempelajarinya), 5) mengetahui alasan pembaca (harapan pembaca untuk memperoleh sesuatu), dan 6) mengetahuan pertanyaan atau persoalan yang ingin dijawab oleh pembaca.  Beberapa praysarat bagi penulis (Keraf, 1998) sebagai berikut: 1) kemampuan berbahasa, 2) kemampuan penalaran, dan 3) kemampuan mengenai dasar-dasar retorika.
  • 40. Tahapan dalam kegiatan menulis sebagai berikut: 1)Perencanaan (planning) atau persiapan (prewriting) 2)Penulisan buram (drafting) atau penulisan (composing), dan 3)Perbaikan (revising) atau revisi (revision) (Mc. Crimmon, 1986, dan Hairston, 1986)
  • 41.  Pengertian Kesalahan Berbahasa Kesalahan berbahasa adalah terjadinya penyimpangan kaidah dalam tindak berbahasa, baik secara lisan maupun tertulis.  Jenis-Jenis Kesalahan Berbahasa: 1)Taksonomi (kafisikasi) kategori linguistik (linguistic category), 2)Taksonomi siasat permukaan (survase taxonomy), 3)Taksonomi komparatif (comparative taxonomy), dan 4)Taksonomi efek komunikasi (communicative effect taxonomy). (Duley, Burt, dan Krashen, 1982)
  • 42.  Kesalahan dalam berbahasa: 1) Penggunaan ejaan Contoh: B. Rumusan Masalah. (seharusnya tidak titik setelah sub judul) Hindari unsur K.K.N! (seharusnya tidak titik setelah huruf kapital yang berturut-turut) Namun demikian dari pihak sekolah yang bekerjasama dengan masyarakat dan .... (seharusnya koma setelah kalimat “namun demikian”) 1) Pemilihan kata Contoh: Diharapkan sekolah dapat mampu melaksanakan... ...yakni seperti gudang rusak 1) Penggunaan kalimat Contoh: Kritik dan saran pada pembaca untuk kesempurnaan buku ini Dan mahasiswa yang berhasil adalah mereka yang memiliki kemampuan menulis
  • 43. Pendekatan Latihan Menulis (Proett dan Gill, 1986, 1986): a)Pendekatan frekuensi, banyak latihan mengarang sekalipun tidak dikoreksi (seperti buku harian atau surat), akan membantu meningkatkan menulis seseorang. b)Pendekatan gramatikal, kemampuan pengetahuan tentang struktur bahasa akan mempercepat kemahiran dalam menulis. c)Pendekatan koreksi, banyak koreksi atau masukan yang diperoleh atas tulisannya akan membangkitkan semangat menjadi penulis. d)Pendekatan formal, keterampilan menulis akan diperoleh bila pengetahuan bahasa, pengalineaan, pewacanaan, serta konversi atau aturan penulisan dikuasai dengan baik.
  • 44. Pengertian Penalaran Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berfikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau reviden, ataupun suatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu kesimpulan (Keraf, 1982; Moeliono, 1989). Penalaran dapat dikatakan proses berfikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan atau keyakinan). Penalaran dapat dilakukan dengan cara induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah suatu proses berfikir yang bertolek dari hal-hal khusus menuju sesuatu yang umum. Penalaran deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari sesuatu yang umum menuju yang khusus.
  • 45. Jenis-Jenis Penalaran Penalaran induktif. Penalaran ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu; generalisasi, analogi, dan hubungan kausal (sebab akibat). Generalisasi atau perampatan adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua/sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Analogi induktif atau analogi logis adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan. Penalaran kausal (sebab akibat) didasarkan pada hukum kausalitas. Hukum kausalitas menyatakan, semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjalin dalam rangkaian sebab akibat. Corak penalaran kausalitas dapat terwujud dalam pola sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Penalaran deduktif kebalikan dari penalaran induktif, yaitu bersifat spesifikasi (pengkhususan). Dalam penalaran ini diperlukan mengumpulkan bahan atau fakta secara memadai sebelum pada suatu kesimpulan.
  • 46. Kesalahan Nalar Kesalahan nalar (reasoning atau logical fally) adalah kekeliruan dalam proses berfikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan nalar dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Macam-Macam Kesalahan Nalar Generalisasi yang terlalu luas. Hal ini terjadi karena kurangnya data, sikap “menggampangkan”, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas. Kerancuan analogi. Hal ini disebabkan penggunaan analogi yang tidak tepat, atau perbandingan dua hal yang tidak memiliki kesamaan esensial. Kekeliruan kausalitas (sebab akibat). Hal ini disebabkan seseorang keliru menentukan sebab atau akibat dari suatu peristiwa. Kesalahan relevansi. Hal ini terjadi jika bukti, peristiwa, atau alasan yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan. Penyandaran terhadap prestise seseorang. Hal ini disebabkan salah mengutik pendapat orang yang ternyata tidak ada kaitannya dengan persoalan yang sedang dikaji.