2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
pert 11 humas.pptxsefrduhtrFJFGDhtrsrthGFD124
1. MEDIA & JURNALISTIK
KAMPUS YANG BERETIKA
Prof. Dr. Hj. Atie Rachmiatie M.Si
Jatinangor - Kopwil4 – 26 JANUARI 2016
2. Pers/Media Kampus :
Setiap penerbitan mhs harus mengikuti
pendekatan jurnalistik yg serius : berisikan kejadian-
kejadian yg memiliki newsvalue bagi lembaga dan
kehidupannya; merupakan wadah penyaluran ekspresi
mhs. Pers harus dibutuhkan oleh lingkungan kampus.
Ia tidak boleh jadi alat klik atau permainan yg hanya
memuaskan satu kelompok kecil (vested interest), ia
harus menjalankan fungsinya sbg mediator. (William
Rivers, 1982)
3. KARAKTERISTIK MEDIA KAMPUS
1. Diterbitkan oleh mahasiswa untuk mhs/civitas
akademika kampus (dosen-tekpen-mhs).
2. Berkala dalam bentuk cetak-elektronik-online
3. Mencerminkan kehidupan dunia Perguruan Tinggi,
kaum terpelajar, rasional, objektif, ilmiah
4. Ditujukan pada komunitas yang homogen sehingga
merupakan “elite papers” : isi dan penyajiannya
harus berkualitas tinggi disertai informasi yang
berbobot.
4. PERS SEBAGAI KEKUATAN KE-EMPAT
Pers (media informasi) kekuatan yang
mampu mempengaruhi sekaligus merubah
perilaku masyarakatnya.
pada kegiatan kampanye: pers dimanfaatkan
untuk melakukan proses pengelolaan pesan
impresson management.
Eksistensi pers pada posisi dan fungsinya
sebgai pengendali sekaligus kontrol sosial
pada hakikatnya dianggap sebagai the fourth
estate
5. • Pers kekuatan sosial yang menjalankan
kontrol secara bebas dan bertanggung jawab
kepada (masyarakat dan kekuatan2 sosial
lainnya)
• the fourth estate setelah 3 lembaga kekuasaan
berputar dalam proses pemerintahan:
eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
• Pers dari fungsinya mampu memengaruhi
massa dengan daya persuasinya yang kuat
dan pengaruh yang besar kepada Masyarakat
(to influence)
6. PERS SEBAGAI PEMBENTUK OPINI PUBLIK
- Silang pendapat sering muncul dlm berbagai forum
ilmiah, media massa, melalui interaksi antar
pesona. Arus informasi yang bercorak pro dan
kontra di sekitar isu pembaharuan terus bergulir.
- Pers memang memiliki kekuatan yg besar dlm
membentuk pendapat umum (public opinion)
- Astrid S susanto (1975:91) “the expression of
attitudes on a social issue”
- unsur pokok Opini Publik :
1. Pernyataan (expression)
2. Sikap (attitude)
3. Masalah masyarakat (social issue)
7. MEDIA
AUDIENCE
MEDIA ENVIRONMENT
Power of Influence
Production House
News Agencies
Programs Distributor
MEDIA
PERSONEL
Media Law
Code of Ethics
Code of Conducts
Govt. Subsidies
Advertising
License Fee
Transmission
Satellite
Transponder
Government
Media Owners
Parliament
Ratings
Publics
Opinions
9. Pada prakteknya, Ralph D. Casey Jurnalistik
memiliki dua sisi penting:
• Pada sisi Editorial diterapkan aspek Seni dan
Idealisme.
• Pada sisi Publikasi melibatkan aspek Bisnis dan
Ekonomi. Sebaliknya dalam pendekatan Profesi,
seorang jurnalis akan menghindari “Keterikatan-
nya dengan aspek bisnis dan ekonomi”.
10. FUNGSI MEDIA JURNALISTIK
Secara umum fungsi media :
1. To inform
2. To Educate
3. To entertaint
4. To Social Control
5. (+) to guidance, to influence, etc..
• Fungsi tambahan (UU 32/2001
ttg Penyiaran) :
1. Fungsi Kebudayaan
2. Fungsi Ekonomi
11. JURNALISTIK MEDIA CETAK
Ada 3 jenis media cetak:
a. Suratkabar (daily) biasa disebut ‘koran’
merupakan salah satu kekuatan sosial & ekonomi
yang cukup penting dalam masyarakat, krn merekam
current issue masy.
b. Majalah (Tabloid) Majalah membuka halaman
iklan sebagai salah satu daya tariknya, majalah
memiliki edukasi yang lebih tinggi. Majalah
memperhatikan spesifikasi orientasinya (loyalitas
pembaca, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat).
c. Buku (Annual Report) media yang penting
(informasi, ilmu pengetahuan, laporan) dan dapat
menjadi dokumen penting bagi pembacanya
12. JURNALISTIK MEDIA
ELEKTRONIK
I. Radio Radio memiliki banyak kelebihan:
1. Kesederhanaan bentuk (portability)
2. Kemampuan yang tinggi untuk menjangkau
setiap pendengarnya yang melakukan kegiatan
lain. Bahkan Radio dipandang para ahli sebagai
Kekuatan kelima (the fifth estate), karena siaran
radio:
a. Bersifat langsung
b. Tidak mengenal jarak dan rintangan
c. Mempunyai daya tarik sendiri seperti:
suara, musik dan efek suara.
13. II. Televisi Marshall Mcluhan mengatakan media televisi
telah mampu menggiring masyarakat pada corak berfikir
‘kaca spion’ (rear view) “Segala sesuatu yang dilihat
sebagai realitas yang bukan sesungguhnya”
Televisi pendidikan (educational television) dirancang
untuk memperkaya hasil proses belajar mengajar pada
dunia pendidikan.Perkembangan dan perubahan media
televisi (program/peningkatan teknologi barunya) akan
menawarkan cara baru bagi publik dalam pemanfaatan
sarana televisi di masa mendatang.
14. JURNALISTIK FOTO
• Penggunaan foto jurnalistik dalam koran dan
majalah mulai berkembang tahun 1930-an.
• Foto jurnalistik tumbuh menjadi suatu konsep dalam
sistem komunikasi yang disebut komunikasi foto
(photographic communication)
• Foto digunakan sebagai salah satu bentuk media
dalam berkomunikasi antar manusia.
• Foto menempati kunci model dalam proses
komunikasi massa, yang dipadukan dg esetika.
15. * Foto lambang yang berdimensi visual, yang dapat
mendeskripsikan sesuatu pesan yang tidak secara
eksplisit tertuang dalam komunikasi baik lisan maupun
tulisan.
* Edwin Emery (1971:248) seni menyampaikan suatu
cerita lewat foto & gambar, dilihat dari sisi fungsinya
foto jurnalistik memiliki:
1. Menginformasikan (to inform)
2. meyakinkan (to persuade)
3. Menghibur (to entertain)
16. PRODUK JURNALISTIK
a. Tajuk Rencana/Editorial opini berisi pendapat
dan sikap resmi suatu media sebagai institusi
penerbitan teradap persoalan aktual, fenomenal dan
kontroversial yang berkembang di masyarakat.
b. Karikatur dalam Encyclopedia of the art menga-
takan karikatur sebagai representasi sikap atau
seseorang dengan cara “melebih-lebihkan/
sindiran sehingga melahirkan kelucuan. Karikatur
sering digunakan untuk sarana kritik sosial dan
politik.
17. c. Pojok Kutipan pernyataan singkat narasumber
atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik atau
kontroversial untuk kemudian dikomentari oleh pihak
redaksi dengan kata-kata/kalimat yang mengusik,
menggelitik, dan adakalanya reflektif.
d. Artikel Tulisan lepas berisi opini seseorang yang
mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang
sifatnya aktual dan kontroversial dengan tujuan
memberitahu (informatif), memengaruhi dan
meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur
khalayak pembaca (rekreatif). Ada beberapa jenis
artikel: artikel praktis, artikel ringan, artikel
halaman opini dan artikel analisis ahli.
18. e. Kolom Opini singkat seseorang yang lebih
banyak menekankan aspek pengamatan dan
pemaknaan terhadap suatu persoalan atau
keadaan yang terdapat dalam masyarakat.
f. Surat Pembaca Opini singkat yang ditulis oleh
pembaca dan dimuat dalam rubrik khusus surat
pembaca. Surat Pembaca biasanya berisi keluhan
atau komentar pembaca tentang apa saja yang
menyangkut kepentingan dirinya atau masyarakat.
19. TIPOLOGI PERS
A. Pers Berkualitas (quality newspaper)
dikelola secara konseptual & profesional
walaupun orientasi bisnisnya tetap komersial.
Tulisan pers berkualitas termasuk berat, segala
sesuatu dilihat menurut pandangan, aturan,
norma, etika dan kebijakan yang sudah baku.
Penerbitan pers berkualitas ditujukan untuk
masyarakat kelas menengah atas.
20. B. Pers Populer (popular newspaper) Cara
penyajian sesuai sengan selera zaman, cepat
berubah-rubah, sederhana, tegas-lugas, enak
dipandang, mudah dibaca, karya warna, dan
sangat kompromistis dengan tuntutan pasar.
Pers populer sangat menekankan nilai serta
kepentingan komersial.
C. Pers Kuning (yellow newspaper) Penyajian
pers ini banyak mengeksploitasi warna. Penataan
judul sering tak beraturan, tumpang tindih. Pers
kuning menggunakan pendekatan SCC (sex,
conflict, crime). Lebih banyak mengangkat
persoalan dan gambar berselera rendah.
22. MENEGAKKAN ETIKA PERS
Etika Pers filsafat moral mengenai kewajiban-
kewajiban pers & tentang apa yang baik dan yang
buruk, pers yang benar dan pers yang salah, pers
yang tepat dan pers tidak tepat.
Pers yang Etis pers yang memberikan
informasi dan fakta yang benar dari berbagai
sumber sehingga khalayak pembaca dapat menilai
sendiri informasi tersebut
23. KODE ETIK PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA
PWI
1. Mempertimbangkan pemuatan berita dengan
bijaksana
2. Tidak menyiarkan berita & gambar yang
menyesatkan
3. Tidak menerima imbalan untuk menyiarkan/tidak
menyiarkan berita
4. Berita disajikan secara berimbang & adil
5. Tidak menyiarkan berita/gambar yang merugikan
nama baik/perasaan asusila seseorang
6. Menghormati asas praduga tidak bersalah
7. Tidak menyebut nama/identitas korban dalam
penulisan berita kejahatan / seksual
24. 8. Menulis Judul yang mencerminkan isi berita
9. Menempuh cara yang sopan dan terhormat untuk
memperoleh bahan berita
10. Mencabut/meralat setiap pemberitaan yang
tidak akurat
11. Meneliti kebenaran bahan berita dan
kompetensi sumber berita
12. Tidak melakukan plagiat
13. Harus menyebut sumber berita kecuali yang
bersangkutan meminta identitasnya dirahasiakan
14. Menghormati kesepakatan dengan nara sumber
seperti informasi latar belakang, embargo dan
keterangan off the record (tidak untuk disiarkan)
25. KODE PRAKTIK MEDIA PERS
1. AKURASI
a. Menyebarkan informasi, pers wajib menempatkan
kepentingan publik diatas kepentingan
individu/ kelompok
b. Tidak menyebarkan informasi yang kurang akurat,
menyesatkan atau diputarbalikan
c. Jika informasi yang dipublikasikan ternyata tidak
akurat/menyesatkan segera melakukan koreksi
dan permohonan maaf
d. Pers membedakan antara komentar, dugaan dan
fakta
26. 2. PRIVASI
a. Setiap orang berhak dihormati privasinya serta
keluarga, rumah tangga, kesehatan, dan
kerahasiaan surat-suratnya.
b. Tidak dibenarkan memotret seseorang di wilayah
privasi tanpa seizin yang bersangkutan.
c. Wartawan tidak menelepon, memaksa/ memotret
seseorang setelah diminta untuk menghentikan
upaya itu.
d. Pers harus hati-hati dalam menyiarkan informasi
yang dikategorikan melanggar privasi kecuali
untuk kepentingan publik.
27. 3. PORNOGRAFI
Pers tidak menyiarkan informasi dan produk visual yang
diketahui menghina/melecehkan perempuan
4. DISKRIMINASI
Pers menghindari sikap merendahkan bahkan
menghindari penulisan akan ras, warna
kulit, agama, jenis kelamin/kecenderungan seksual
dan terhadap kelemahan fisik/penyandang cacat.
Kecuali hal itu secara langsung berkaitan dengan isi
berita
28. 5. LIPUTAN KRIMINAL
a. Pers menghindari identifikasi keluarga/teman
yang dituduh/disangka melakukan kejahatan tanpa
seizin mereka.
b. Pertimbangan khusus diperhatikan untuk kasus
anak-anak (saksi/korban kejahatan)
c. Pers tidak boleh mengidentifikasi anak-anak di
bawah usia 16 tahun yang terlibat kasus
serangan seksual (saksi/korban)
29. 6. CARA-CARA YANG TIDAK DIBENARKAN
a. Jurnalis tidak memperoleh/mencari
informasi/gambar melalui cara-cara yang
tidak dibenarkan
b. Dokumen/foto hanya bisa diambil dengan
seizin pemiliknya
c. Dalih dapat dibenarkan bila menyangkut
kepentingan publik dan hanya ketika bahan
berita tidak bisa diperoleh dengan cara-cara
yang sewajarnya.
30. 7. SUMBER RAHASIA
Pers memiliki kewajiban moral untuk melindungi
sumber informasi rahasia/konfidensial
8. HAK JAWAB dan BANTAHAN
a. Hak jawab atas berita yang tidak akurat
harus dihormati
b. Kesalahan atau ketidakakuratan wajib segera
dikoreksi. Koreksi dan sanggahan wajib
diterbitkan segera.
31. ETIKA BISNIS PERS
1. Ditumbuhkembangkan atas prinsip-prinsip
ekonomi dan sistem manajemen yang sehat
2. Tidak menyiarkan hal-hal yang merugikan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa
3. Terbuka melayani klaim dari masyarakat
4. Memelihara Iklim yang kondusif, dalam arti
kemerdekaan pers sebagai landasan dan
jaminan tumbuh dan berkembangnya media.
5. Tidak melakukan praktik memonopoli
pembentukan opini publik dan memonopoli
kepemilikan media.
32. 6. Bekerja sama yang saling menguntungkan dan
menghindari persaingan curang
7. Harus memiliki standar profesi
8. Menghormati tata krama dan tata cara periklanan
Indonesia serta wajib memberikan data yang
akurat mengenai profil medianya
9. Melaksanakan hubungan dengan mitra kerjanya
dengan jujur
10. Menghormati organisasi pers dan lembaga lain
dalam pengembangan pers serta menjaga
prinsip-prinsip kemerdekaan pers
33. Penutup :
1. Selalu memahami dan mengacu pada nilai-nilai
budaya, agama yang berlaku di masyarakat
secara umum maupun lingkungan setempat
(kearifan lokal)
2. Berorientasi pada profesionalisme : SDM, Metode
& teknik memproses informasi, menguasai peta
khalayak, kualitas hardware
3. Memiliki visi dan misi media kampus yang jelas
dan tepat.