SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
LENGKUNG REFLEKS
OLEH : dr. DJATMIKO,M.A.P
Definisi
 Reflex adalah rangkaian gerakan yang
dilakukan secara cepat, involunter dan
tidak direncanakan sebagai respon
terhadap suatu stimulus
 Merupakan fungsi integratif
 Lengkung reflex adalah jalur yang dilewati
oleh impuls saraf untuk menghasilkan
reflex
Komponen lengkung refleks
 Reseptor sensorik
 Saraf sensorik (neuron afferen)
 Pusat refleks (Batang otak, medula
spinalis)
 Saraf motorik (Neuron efferen)
 Efektor (otot, kelenjar)
Jenis reflex
 Reflex spinal
 Reflex cranial
 Reflex otonom
Refleks fisiologis
 Refleks yang normal ditemukan pada
orang sehat
 Contoh : refleks regang
Refleks patologis
 Refleks yang ditemukan pada orang yang
mengalami gangguan pada sistem sarafnya
 Contoh : refleks Babinsky, kecuali jika
ditemukan pada bayi
 Babinsky group :
– Refleks chaddock
– Refleks schaffer
– Refleks gordon
– Refleks Oppenheim
NEUROMUSCULAR
JUNCTION
Potensial membran:
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
Na+
Ca2+
Anion
K+
Anion
Potensial membran
timbul akibat dari
 Difusi ion
 Transport aktif
(pompa ion)
Dalam keadaan channel
terbuka (“leak”):
Ion K lebih mudah berdifusi
dari pada ion Na
Dengan perkataan lain:
Channel lebih permiabel
terhadap K daripada
terhadap ion Na
Na+
K+
Mekanisme terbentuknya potensial membran:
Dalam keadaan channel
tertutup:
Pompa Na-K akan
mengeluarkan kembali
ion Na dan
memasukkan kembali
ion K
3 Na+
2 K+
ATP ADP
Mekanisme terbentuknya potensial membran
Mekanisme terbentuknya potensial membran
A. Potensial
membran akibat
difusi ion K
B. Potensial
membran akibat
difusi ion K dan
ion Na
Mekanisme terbentuknya potensial membran
C. Potensial
membran
akibat
- difusi K+
- difusi Na+
-aktifitas
pompa
Na+-K+
Bila syaraf distimulasi:
Terjadi peningkatan
permiabelitas membran
 channel terbuka
Akan tetapi channel lebih
permiabel terhadap Ion
Na
Na+
K+
Mekanisme terbentuknya potensial aksi
Mekanisme terbentuknya potensial aksi
 Potensial membran istirahat (polarisasi)
stimulasi
 Difusi ion Na ke dalam sel  depolarisasi
 Overshoot: depolarisasi mencapai di atas 0
mV
 Diffusi ion K ke luar sel  repolarisasi
 Transport aktif ion Na dan ion K (pompa Na+-
K+)  ion Na kembali keluar sel dan ion K
kembali ke dalam sel
Polarisasi
Potensial Aksi :
Penyebaran potensial aksi
Sel syaraf:
Dua macam : - Mempunyai mielin
- Tidak mempunyai mielin
Sel syaraf bermielin
mielin
Penyebaran potensial aksi
Saltatory conduction
Diagram serat syaraf
 Bentuk hubungan:
– Saraf-saraf : sinaps
– Saraf-otot : myoneural junction
Sinaps
Ujung axon
 Neuron berakhir di
– otot
– kelenjar
– neuron lain
 Junction antara dua neuron: sinaps
– biasanya: ujung axon ke dendrit berikut
 bisa juga: axon ke axon berikut
 atau dendrit ke dendrit
– neuron biasa menerima ribuan ujung axon
Hubungan syaraf-syaraf pada suatu sel syaraf:
Synaps
Hubungan saraf-saraf pada suatu sel syaraf
Ujung terminal syaraf
Penyebaran potensial aksi
ke serat syaraf berikutnya
Melalui sinaps
Neuro-transmitter
- Asetilkolin
Koneksi sinaps
– akson dapat menerima
ujung syaraf lain
(synaptic inputs)
– akson
 cell body
 dendrites
 axon
Anatomi sinaps
 Presynaptic neuron
– ujung menggembung: synaptic knob
– synaptic vesicles
– neurotransmitter (suatu hormon)
 Synaptic cleft (celah sinaps)
– tidak bisa dilompati action potential (AP)
 Postsynaptic neuron
– membran subsinaps menghadap cleft
– membawa AP menjauhi sinaps
Proses di sinaps
 Ujung axon (synaptic knob):
– AP  Ca channel opens  Ca masuk knob
 Neurotransmitter (synaptic vesicles)
– eksositosis ke synaptic cleft
– diffusi ke reseptor di membran subsinaps
 Ikatan neurotransmitter – reseptor
– aktifasi pembukaan ‘special ion channel’
– permiabilitas neuron postsynaps berubah
Pada excitatory synapse
 Kanal Na dan K postsinaps terbuka
– Na masuk: beda konsentrasi dan muatan
– K keluar: beda konsentrasi saja
– Na masuk jauh lebih banyak
 Depolarisasi neuron postsynaps
– satu sinaps: tidak cukup untuk depolarisasi
– beberapa sinaps: threshold tercapai  AP
– disebut: excitatory postsynaptic potential
(EPSP)
Pada inhibitory synapse
 Perubahan kanal K dan Cl
– K keluar, Cl masuk
– hiperpolarisasi neuron (makin negatif)
– disebut: inhibitory postsynatic potential (IPSP)
 Neuron semakin sulit mencapai ambang
Grand postsynaptic potential-
GPSP
 Gabungan EPSP dan IPSP
– dari semua neuron presinaps  neuron postsinaps
– ribuan dendrit bersinaps di neuron postsinaps
 Presynaptic inputs:
– informasi sensoris dari lingkungan
– informasi keseimbangan homeostasis
– informasi dari pusat-pusat kontrol otak
– informasi lain-lain
 EPSP dan IPSP adalah graded potential
 Summasi temporal (tempus = time)
– rangsangan berurutan tapi jauh: sedikit
– rangsangan berdekatan: bisa  threshold
(graded potential tidak punya refrakter)
 Spatial summation (space)
– rangsangan serentak dari berbagai presinaps
– bisa mencapai AP
– bisa saling menghilangkan
Inhibisi atau fasiltasi presinaps
 Ujung akson presinaps
– bisa disyarafi oleh ujung akson lain
– neurotransmitternya bisa
bertambah atau berkurang
 Neurotransmitter:
– berkurang: inhibisi presinaps
– bertambah: fasilitasi presinaps
Konvergensi dan divergensi
 Convergence:
– neuron menerima banyak akson neuron lain
– dipengaruhi oleh banyak sel lain
 Divergence:
– akson dikirim ke banyak neuron lain
– ujung akson bercabang
– mempengaruhi banyak sel lain
 Convergence:
– akson-akson neuron lain 
mempengaruhi neuron penerima
 Divergence:
– ujung akson bercabang 
mempengaruhi banyak sel lain
Neuromuscular Junction
- Serat otot disyarafi syaraf
bermielin
- 1 junction per 1 serat otot
- Ujung syaraf invaginasi ke
dalam serat otot, tapi berada
di luar membran serat otot
- Ditutupi oleh sel Schwan 
insulasi dari cairan intersisial
- Akson terminal mengandung
banyak mitokondria untuk
sintesis neurotransmiter
- Neurotransmiter disimpan di
dalam vesikel sinaptik
Motor Endplate
Vesikel
sinaptik
Axon terminal
didalam lekukan
sinaptik
Celah subneural
Celah
sinaptik
Sekresi Asetilkolin (AK)
Impuls

Neuromuscular junction

Vesikel AK dilepaskan menuju ke
ruang sinaptik

Saluran Ca terbuka

Ca menarik vesikel AK ke membran
syaraf dekat dense bar

Vesikel AK menyatu ke membran
syaraf

AK keluar ke ruang sinaptik melalui
proses eksositosis
Vesikel
Dense bar
Saluran Ca
Celah subneural
Reseptor
asetilkolin
Lamina basalis
dan
asetilkolinesterase
Membran syaraf
Membran otot
Release site
Efek AK pada membran Postsinaptik
 Reseptor AK pada celah
subneural adalah saluran AK
(acetylcholine-gated ion
channel)
 Saluran AK bila sudah
ditempeli AK  terbuka
 Saluran AK yang terbuka
dapat dilalui ion-ion positif Na,
K, Ca  depolarisasi
 Ion-ion negatif tidak bisa
lewat, karena muatan negatif
di pintu
AK
Na+
Nasib AK Setelah Dilepaskan
AK hanya berada di ruang sinaptik selama
beberapa milidetik, kemudian segera disingkirkan
sehingga tidak terjadi re-eksitasi otot setelah
selesai satu potensial aksi
  
 Mengaktivasi reseptor AK
 Segera disingkirkan dengan cara:
- Terbanyak dihancurkan oleh enzim AK- esterase
yang terdapat di lamina basalis pada ruang
sinaptik, antara presinap dan post-sinap
- Sejumlah kecil berdifusi keluar dari ruang sinaptik
materi lengkap tentang Lengkung refleks.pptx

More Related Content

Similar to materi lengkap tentang Lengkung refleks.pptx

Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxNeuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxBennyHamonangan
 
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]Teuku Sultan
 
Materi_Kuliah_Anatomi_Fisiologi_Sistem_Saraf.pdf
Materi_Kuliah_Anatomi_Fisiologi_Sistem_Saraf.pdfMateri_Kuliah_Anatomi_Fisiologi_Sistem_Saraf.pdf
Materi_Kuliah_Anatomi_Fisiologi_Sistem_Saraf.pdfAgathaHaselvin
 
Sistem Koordinasi (SARAF) By Astrid A. Hermanto
Sistem Koordinasi (SARAF) By Astrid A. HermantoSistem Koordinasi (SARAF) By Astrid A. Hermanto
Sistem Koordinasi (SARAF) By Astrid A. HermantoAstridAnanda3
 
Reseptor neurotransmiter
Reseptor neurotransmiterReseptor neurotransmiter
Reseptor neurotransmiterElviraYunita2
 
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di AnatomiNeurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di AnatomiDimas Erda Widyamarta
 
Anatomi dan fisiologi sistem saraf serta mekanisme penghantaran implus
Anatomi dan fisiologi sistem saraf serta mekanisme penghantaran implusAnatomi dan fisiologi sistem saraf serta mekanisme penghantaran implus
Anatomi dan fisiologi sistem saraf serta mekanisme penghantaran implusSilaturrahman Nurse
 
Presentasi Sistem Syaraf 1
Presentasi Sistem Syaraf 1Presentasi Sistem Syaraf 1
Presentasi Sistem Syaraf 1Ryan Falamy
 
Fisiologi Hewan Sistem Saraf
Fisiologi Hewan Sistem SarafFisiologi Hewan Sistem Saraf
Fisiologi Hewan Sistem SarafAlit Kuntayoni
 

Similar to materi lengkap tentang Lengkung refleks.pptx (20)

Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxNeuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]
Fisiologi sistem saraf_(dr.imran,_sp_s)_2013[1]
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
sistem saraf manusia
sistem saraf manusiasistem saraf manusia
sistem saraf manusia
 
PPT KHS.pptx
PPT KHS.pptxPPT KHS.pptx
PPT KHS.pptx
 
fisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraffisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraf
 
Materi_Kuliah_Anatomi_Fisiologi_Sistem_Saraf.pdf
Materi_Kuliah_Anatomi_Fisiologi_Sistem_Saraf.pdfMateri_Kuliah_Anatomi_Fisiologi_Sistem_Saraf.pdf
Materi_Kuliah_Anatomi_Fisiologi_Sistem_Saraf.pdf
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Sistem Koordinasi (SARAF) By Astrid A. Hermanto
Sistem Koordinasi (SARAF) By Astrid A. HermantoSistem Koordinasi (SARAF) By Astrid A. Hermanto
Sistem Koordinasi (SARAF) By Astrid A. Hermanto
 
Reseptor neurotransmiter
Reseptor neurotransmiterReseptor neurotransmiter
Reseptor neurotransmiter
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
Makalah saraf
Makalah sarafMakalah saraf
Makalah saraf
 
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di AnatomiNeurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
Neurology Sistem in Anatomy/ Sistem Saraf di Anatomi
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
Anatomi dan fisiologi sistem saraf serta mekanisme penghantaran implus
Anatomi dan fisiologi sistem saraf serta mekanisme penghantaran implusAnatomi dan fisiologi sistem saraf serta mekanisme penghantaran implus
Anatomi dan fisiologi sistem saraf serta mekanisme penghantaran implus
 
Presentasi Sistem Syaraf 1
Presentasi Sistem Syaraf 1Presentasi Sistem Syaraf 1
Presentasi Sistem Syaraf 1
 
Sistem Regulasi
Sistem RegulasiSistem Regulasi
Sistem Regulasi
 
Coordination book
Coordination bookCoordination book
Coordination book
 
Fisiologi Hewan Sistem Saraf
Fisiologi Hewan Sistem SarafFisiologi Hewan Sistem Saraf
Fisiologi Hewan Sistem Saraf
 

Recently uploaded

KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxPPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxDianLestariDian
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayhamzahasadullah4
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntasCytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntascytotec sabah
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024PUTRA ADI IRAWAN
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPeniMSaptoargo2
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologiZulAzhri
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxgunadarmabarra
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxImmanuelIndrapratama
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxalfareese93
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdfnendaayuwandari
 
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatanKonsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatanIrfanNersMaulana
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 

Recently uploaded (20)

Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxPPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntasCytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologi
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
 
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatanKonsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 

materi lengkap tentang Lengkung refleks.pptx

  • 1. LENGKUNG REFLEKS OLEH : dr. DJATMIKO,M.A.P
  • 2. Definisi  Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus  Merupakan fungsi integratif  Lengkung reflex adalah jalur yang dilewati oleh impuls saraf untuk menghasilkan reflex
  • 3. Komponen lengkung refleks  Reseptor sensorik  Saraf sensorik (neuron afferen)  Pusat refleks (Batang otak, medula spinalis)  Saraf motorik (Neuron efferen)  Efektor (otot, kelenjar)
  • 4. Jenis reflex  Reflex spinal  Reflex cranial  Reflex otonom
  • 5.
  • 6. Refleks fisiologis  Refleks yang normal ditemukan pada orang sehat  Contoh : refleks regang
  • 7. Refleks patologis  Refleks yang ditemukan pada orang yang mengalami gangguan pada sistem sarafnya  Contoh : refleks Babinsky, kecuali jika ditemukan pada bayi  Babinsky group : – Refleks chaddock – Refleks schaffer – Refleks gordon – Refleks Oppenheim
  • 9. Potensial membran: + - + - + - + - + - + - + - + - + - + - + - + - + - + - Na+ Ca2+ Anion K+ Anion Potensial membran timbul akibat dari  Difusi ion  Transport aktif (pompa ion)
  • 10. Dalam keadaan channel terbuka (“leak”): Ion K lebih mudah berdifusi dari pada ion Na Dengan perkataan lain: Channel lebih permiabel terhadap K daripada terhadap ion Na Na+ K+ Mekanisme terbentuknya potensial membran:
  • 11. Dalam keadaan channel tertutup: Pompa Na-K akan mengeluarkan kembali ion Na dan memasukkan kembali ion K 3 Na+ 2 K+ ATP ADP Mekanisme terbentuknya potensial membran
  • 12. Mekanisme terbentuknya potensial membran A. Potensial membran akibat difusi ion K B. Potensial membran akibat difusi ion K dan ion Na
  • 13. Mekanisme terbentuknya potensial membran C. Potensial membran akibat - difusi K+ - difusi Na+ -aktifitas pompa Na+-K+
  • 14. Bila syaraf distimulasi: Terjadi peningkatan permiabelitas membran  channel terbuka Akan tetapi channel lebih permiabel terhadap Ion Na Na+ K+ Mekanisme terbentuknya potensial aksi
  • 16.  Potensial membran istirahat (polarisasi) stimulasi  Difusi ion Na ke dalam sel  depolarisasi  Overshoot: depolarisasi mencapai di atas 0 mV  Diffusi ion K ke luar sel  repolarisasi  Transport aktif ion Na dan ion K (pompa Na+- K+)  ion Na kembali keluar sel dan ion K kembali ke dalam sel Polarisasi Potensial Aksi :
  • 18. Sel syaraf: Dua macam : - Mempunyai mielin - Tidak mempunyai mielin Sel syaraf bermielin mielin
  • 21.  Bentuk hubungan: – Saraf-saraf : sinaps – Saraf-otot : myoneural junction
  • 23. Ujung axon  Neuron berakhir di – otot – kelenjar – neuron lain  Junction antara dua neuron: sinaps – biasanya: ujung axon ke dendrit berikut  bisa juga: axon ke axon berikut  atau dendrit ke dendrit – neuron biasa menerima ribuan ujung axon
  • 24. Hubungan syaraf-syaraf pada suatu sel syaraf: Synaps
  • 25. Hubungan saraf-saraf pada suatu sel syaraf
  • 27. Penyebaran potensial aksi ke serat syaraf berikutnya Melalui sinaps Neuro-transmitter - Asetilkolin
  • 28. Koneksi sinaps – akson dapat menerima ujung syaraf lain (synaptic inputs) – akson  cell body  dendrites  axon
  • 29. Anatomi sinaps  Presynaptic neuron – ujung menggembung: synaptic knob – synaptic vesicles – neurotransmitter (suatu hormon)  Synaptic cleft (celah sinaps) – tidak bisa dilompati action potential (AP)  Postsynaptic neuron – membran subsinaps menghadap cleft – membawa AP menjauhi sinaps
  • 30. Proses di sinaps  Ujung axon (synaptic knob): – AP  Ca channel opens  Ca masuk knob  Neurotransmitter (synaptic vesicles) – eksositosis ke synaptic cleft – diffusi ke reseptor di membran subsinaps  Ikatan neurotransmitter – reseptor – aktifasi pembukaan ‘special ion channel’ – permiabilitas neuron postsynaps berubah
  • 31. Pada excitatory synapse  Kanal Na dan K postsinaps terbuka – Na masuk: beda konsentrasi dan muatan – K keluar: beda konsentrasi saja – Na masuk jauh lebih banyak  Depolarisasi neuron postsynaps – satu sinaps: tidak cukup untuk depolarisasi – beberapa sinaps: threshold tercapai  AP – disebut: excitatory postsynaptic potential (EPSP)
  • 32. Pada inhibitory synapse  Perubahan kanal K dan Cl – K keluar, Cl masuk – hiperpolarisasi neuron (makin negatif) – disebut: inhibitory postsynatic potential (IPSP)  Neuron semakin sulit mencapai ambang
  • 33. Grand postsynaptic potential- GPSP  Gabungan EPSP dan IPSP – dari semua neuron presinaps  neuron postsinaps – ribuan dendrit bersinaps di neuron postsinaps  Presynaptic inputs: – informasi sensoris dari lingkungan – informasi keseimbangan homeostasis – informasi dari pusat-pusat kontrol otak – informasi lain-lain  EPSP dan IPSP adalah graded potential
  • 34.  Summasi temporal (tempus = time) – rangsangan berurutan tapi jauh: sedikit – rangsangan berdekatan: bisa  threshold (graded potential tidak punya refrakter)  Spatial summation (space) – rangsangan serentak dari berbagai presinaps – bisa mencapai AP – bisa saling menghilangkan
  • 35. Inhibisi atau fasiltasi presinaps  Ujung akson presinaps – bisa disyarafi oleh ujung akson lain – neurotransmitternya bisa bertambah atau berkurang  Neurotransmitter: – berkurang: inhibisi presinaps – bertambah: fasilitasi presinaps
  • 36. Konvergensi dan divergensi  Convergence: – neuron menerima banyak akson neuron lain – dipengaruhi oleh banyak sel lain  Divergence: – akson dikirim ke banyak neuron lain – ujung akson bercabang – mempengaruhi banyak sel lain
  • 37.  Convergence: – akson-akson neuron lain  mempengaruhi neuron penerima  Divergence: – ujung akson bercabang  mempengaruhi banyak sel lain
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42. Neuromuscular Junction - Serat otot disyarafi syaraf bermielin - 1 junction per 1 serat otot - Ujung syaraf invaginasi ke dalam serat otot, tapi berada di luar membran serat otot - Ditutupi oleh sel Schwan  insulasi dari cairan intersisial - Akson terminal mengandung banyak mitokondria untuk sintesis neurotransmiter - Neurotransmiter disimpan di dalam vesikel sinaptik Motor Endplate Vesikel sinaptik Axon terminal didalam lekukan sinaptik Celah subneural Celah sinaptik
  • 43. Sekresi Asetilkolin (AK) Impuls  Neuromuscular junction  Vesikel AK dilepaskan menuju ke ruang sinaptik  Saluran Ca terbuka  Ca menarik vesikel AK ke membran syaraf dekat dense bar  Vesikel AK menyatu ke membran syaraf  AK keluar ke ruang sinaptik melalui proses eksositosis Vesikel Dense bar Saluran Ca Celah subneural Reseptor asetilkolin Lamina basalis dan asetilkolinesterase Membran syaraf Membran otot Release site
  • 44. Efek AK pada membran Postsinaptik  Reseptor AK pada celah subneural adalah saluran AK (acetylcholine-gated ion channel)  Saluran AK bila sudah ditempeli AK  terbuka  Saluran AK yang terbuka dapat dilalui ion-ion positif Na, K, Ca  depolarisasi  Ion-ion negatif tidak bisa lewat, karena muatan negatif di pintu AK Na+
  • 45. Nasib AK Setelah Dilepaskan AK hanya berada di ruang sinaptik selama beberapa milidetik, kemudian segera disingkirkan sehingga tidak terjadi re-eksitasi otot setelah selesai satu potensial aksi     Mengaktivasi reseptor AK  Segera disingkirkan dengan cara: - Terbanyak dihancurkan oleh enzim AK- esterase yang terdapat di lamina basalis pada ruang sinaptik, antara presinap dan post-sinap - Sejumlah kecil berdifusi keluar dari ruang sinaptik