1. Bermain
Dasar tentang bermain pertama kali
diungkapkan oleh Plato, bahwa bermain
mempunyai nilai praktis. Ia memberikan
contoh konkrit dalam pembelajaran
kepada anak-anak, seperti mempelajari
aritmatika dengan membagikan apel.
Artinya bermain dapat digunakan
sebagai media untuk meningkatkan
keterampilan dan kemampuan tertentu
pada anak. Hal ini dikuatkan oleh
Aristoteles dan Frobel.
PGSD, USD
PERMAINAN ANAK
2. Teori Klasik
Teori ini digagas oleh seorang penyair
dari Jerman: Moritz Lazarus. Ia
berpendapat bahwa tujuan bermain
adalah memulihkan energi yang terkuras
saat bekerja.
TEORI REKREASI
Digagas oleh Schiller/Spencer.
Menurutnya bermain terjadi akibat
energi yang berlebih. Misalnya anak
akan segera menyelesaikan
tugasnya saat dijanjikan boleh
bermain. Namun teori ini
mendapatkan banyak tentangan.
TEORI SURPLUS ENERGI
3. Diajukan oleh Karl Groos yang
menyatakan bahwa bermain berfungsi
untuk memperkuat instink yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
dimasa mendatang. Bermain adalah
sesuatu yang menyenangkan di masa
muda, karenya tetap perlu di lakukan di
masa dewasa
TEORI PRAKTIS
Seorang profesor psikologi dan
pedagogi bernama G. Stanley Hall
berpendapat bahwa tahapan
kegiatan bermain merupakan mata
rantai evolusi makhluk hidup.
Mislanya seorang anak senang
bermain air, dikaitkan dengan
kegiatan nenek moyangnya.
TEORI REKAPITULASI
4. Teori Modern
TEORI PSIKOANALITIK
Teori ini digagas oleh Sigmund
Freud. Ia mengatakan bahwa
bermain sebagai cara yang
digunakan anak untuk
mengatasi pengalaman
traumatik. Hal ini memberikan
ilham pada para ahli ilmu jiwa
untuk memanfaatkan bermain
sebagai terapi.
TEORI KOGNITIF -
PIAGET
Piaget berpendapat bahwa
bermain bertujuan
mempraktikan dan melakukan
konsolidasi konsep-konsep
serta keterampilan yang telah
dipelajari anak sebelumnya.
TEORI KOGNITIF -
VYGOTSKY
Vygotsky melihat bermain
secara menyeluruh, baik untuk
perkembangan kognitif, sosial,
dan emosi anak. Ketiganya saling
berhubungan satu dengan yang
lain.
5. Other things that are
taking shape in the
community
TEORI KOGNITIF -
JEROME BRUNER
Bruner menekankan fungsi
bermain sebagai sarana
mengembangkan kreativitas
dan fleksibilitas perilaku dan
berpikir. Mengembangkan
imajinasi dan narasi saat
presentasi.
TEORI ARROUSAL
MODULATION
Dikembangkan oleh Berlyne.
Bermain tetap membuat anak
terjaga pada tingkat optimal
dengan menambahkan
stimulasi.
TEORI BATESON
Bermain dapat memajukan
kemampuan untuk memahami
berbagai tingkatan makna. Saat
bermain anak akan sadar bahwa
yang dilakukan bukanlah
sesungguhnya. Anak akan
terlihat dalam peran pura-pura,
sekaligus menyadari identitas
masing-masing.
6. Ciri kegiatan
bermain
2. Muncul emosi-emosi positif. Kegiatan bermain
mempunyai nilai (value).
3. Fleksibilitas. Mudah beralih dari kegiatan satu ke
kegiatan yang lain.
1.Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik,
artinya muncul atas keinginan pribadi dan
untuk kepentingan sendiri.
7. 5. Bebas memilih. Anak mempunyai kesempatan untuk
memilih yang diinginkan.
6. Mempunyai kualitas pura-pura. Kegiatan bermain
mempunyai kerangka tertentu untuk memisahkan
dengan kehidupan nyata, sehingga anak mampu
memberikan “makna” atas permainan yang sedang
dimainkannya.
4. Lebih menekankan pada proses
dibandingkan hasil akhir. Anak mampu
berekspresi dan berprestasi untuk
menyelesaikan permainan
8. Kesimpulan
Ciri nomor 6 menjadi indikasi paling kuat bahwa
seorang anak sedang melakukan kegiatan bermain.
Batasan bermain menjadi penting untuk dipahami
karena berfungsi sebagai parameter bagi guru,
antara lain dalam menentukan sejauh mana
aktivitas yang dilakukan anak dikategorikan dalam
kegiatan bermain atau bukan bermain.
Thank You!