SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MAKALAH RIVIEW JURNAL
“HAKIKAT DAN SIGNIFIKANSI PERMAINAN”
Disusun oleh :
Ardhi Nur Wahid 20060484051/2020B
Fakultas Ilmu Olahraga
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
Universitas Negeri Surabaya
Tahun 2020
BAB I
JURNAL
HAKIKAT DAN SIGNIFIKANSI PERMAINAN
Nugroho Susanto
PPS IKOR UNESA noegroho.soesanto@gmail.com
Abstrak
Permainan adalah aktivitas yang dilakukan secara sungguh-sungguh, tetapi dalam
melakukan permainan bukan merupakan suatu kesungguhan. Dalam hal ini aktivitas jasmani
adalah gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya permainan adalah
adanya gerak/aktivitas jasmani. Filosofi permainan didefnisikan sebagai hasil dari sejarah
manusia yang turun temurun tentunya tanpa membedakan ras, kultur, sosial, agama.
Permainan ditinjau melalui ilmu filsafat, ada dua analisa. Yang pertama melalui tubuh
filsafat yakni dalam permainan ini semua orang terlibat mulai dari usia anak-anak sampai
pada orang usia lanjut. Kedua ditinjau melalui nilai filsafat yakni permainan ini adalah
melalui permainan ini secara tidak langsung akan terjalin hubungan sosial antar seseorang
yang satu dengan yang lain. Fungsi melakukan bermain orang dapat mengaktualisasikan
potensi aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap dan perilaku. Tujuan fisik pendidikan
(psikomotorik, kognitif, dan afektif), keterampilan dan kesenangan harus diprioritaskan
sedangkan pengetahuan untuk membantu individu pengalaman kehidupan yang baik.
Selanjutnya pengembangan tingkat keterampilan motorik untuk yang kearah prestasi harus
di bina dan diarahkan agar nantinya mendapatkan hasil yang maksimal.
Kata Kunci: Permainan, Filsafat, Fungsi
Pendahuluan
Memang telah lama orang melakukan permainan, dan bermain telah menjadi kenyataan
merupakan gejala yang menyebar luas dalam macam-macam kalangan masyarakat, baik itu
golongan kanak-kanak, remaja orang dewasa, orang tua, laki-laki maupun perempuan, baik itu
kaya maupun miskin, bahkan anak binatang pun bermain juga. Tentunya semua orang pernah
merasakan bermain. Bila melihat anak kucing, anak anjing atau anak binatang lain yang sedang
bermain. Tentu saja tidak akan salah bila dikatakan bahwa mempunyai rasa senang saat
bermain dan dapat melihat bahwa dari tingkah laku anak binatang yang bermain pun
mempunyai rasa senang. Memang siapa pun yang bermain kebanyakan mempunyai rasa
senang, dan siapa pun senang bermain. Rasa senang yang ada pada anak didik merupakan
modal utama untuk menimbulkan situasi yang kondusif untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan.
Namun rasa senang itu akan makin terpenuhi bila yang bermain atau semua yang bermain akan
bermain dengan sungguhsungguh. Bila ada orang bermain tidak dengan sungguh-sungguh
berarti orang itu sedang tidak senang bermain atau mungkin karena orang itu sedang tidak
sehat. Bila permainan itu dilakukan oleh sekelompok orang dan salah seorang atau beberapa
orang, baik itu dalam satu kelompok maupun merupakan lawan dalam bermain, salah satu
lawan atau kelompok tidak bermain dengan sungguh-sungguh, maka orang tersebut akan
mengecewakan teman yang lain.
Memang peristiwa bermain itu merupakan peristiwa yang bersungguh-sungguh, namun
permainan bukanlah suatu kesungguhan. Maksud kata kesungguhan di sini ialah merupakan
kegiatan untuk memperoleh penghidupan, atau bermain untuk memperoleh uang.
Bila permainan bertujuan untuk memperoleh uang atau untuk perbaikan rekor bukan
merupakan permainan lagi Huizinga (1952: 45) menjajarkan kata bermain dengan kata
kesungguhan, tetapi dari kedua kata ini tidak setara atau tidak mempunyai nilai yang sama.
Bermain (play) dinilai positif, sedangkan kesungguhan (earnest) dinilai negatif. Arti kata
kesungguhan sama sekali bermakna bertolak belakang dengan kata bermain, kesungguhan itu
sama sekali bukan bermain. Di lain pihak bermain itu bukan berarti harus disebut tidak serius,
ini berarti bahwa dalam bermain harus serius atau bersungguh-sungguh. Tulisan ini difokuskan
pada pembahasan hakikat dan signifikansi permainan dalam ilmu filsafat keolahragaan.
Pengertian Permainan
Batasan mengenai permainan sangat luas dan sulit untuk menemukan pengertian permainan
secara nyata dan tepat dalam arti satu batasan dapat mencakup seluruh pengertian permainan.
Filosofi permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus dipertimbangkan
sebagai salah satu bagian dari program untuk mencapai tujuan pembelajaran. Filosofi
permainan didefnisikan sebagai hasil dari sejarah manusia yang turun temurun tentunya tanpa
membedakan ras, kultur, sosial, agama. Bercirikan aktifitas jasmani yang mengandung nilai-
nilai filosofis dalam setiap gerakannya.
Adapun pendapat para ahli mengenai pengertian bermain adalah sebagai berikut: Menurut
Scott Kretchmar (1994: 208) definisi dari permainan yang untuk terlibat dalam kegiatan
diarahkan tentang sebuah spesifik keadaan permainan. Dalam hal ini permainan juga memiliki
aturan yang telah ditentukan sebagai contoh aturan permainan yang akan dilakukan dan tata
cara permainannya. Filosofi bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus
dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sukintaka (1998: 10) menyatakan bahwa dengan aktivitas permainan akan terjadi sebabakibat,
dan membandingkan arti permainan dari berbagai bahasa di dunia menemukan unsurunsur
bermain yaitu gerak, sukarela, senang, dan sunggu-sungguh. Bermain merupakan aktivitas
jasmani yang dilakukan dengan sukarela dan bersungguh-sungguh untuk memperoleh rasa
senang dari melakukan aktivitas tersebut. Aktivitas jasmani adalah gerak manusia itu sendiri
yang berarti salah satu tanda adanya bermain adalah adanya gerak/aktivitas jasmani seperti:
jalan, lari, lempar, lompat, berguling, memanjat, merangkak, menendang, memukul, dan
lainnya. Anak dapat beraktivitas jasmani dipastikan sudah melalui aktivitas rohani. Sukarela
mempunyai arti bahwa dalam permainan anak melakukan aktivitasnya dengan menaati
peraturan tanpa adanya paksaan dari siapapun, karena aturan yang digunakan dalam permainan
adalah merupakan kesepakatan bersama. Sedangkan sungguh-sungguh berarti dalam
melakukan aktivitas permainan tersebut anak menggunakan segala kemampuannya (fisik,
teknik, taktik, dan psikis) untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam situasi
permainan tersebut.
Sukintaka (1998: 17) menyatakan bahwa permainan adalah gejala manusia
yang merupakan aktivitas dinamika manusia yang dibudayakan. Olympiade salah satu
contoh gejala manusia yang dibudayakan. Dalam permainan bukan hanya merupakan aktivitas
jasmani saja tetapi juga menyangkut fantasi, logika, dan bahasa. Sehingga dalam permainan
dibutuhkan keterpaduan antara fisik dalam hal ini aktivitas jasmani dan psikis yaitu logika,
persepsi, asumsi, emosi, keberanian, kecerdasan dan lain-lain.
Dalam permainan harus ada dua watak yaitu eros dan agon. Eros dalam arti bahwa bermain
hendaknya didasari rasa senang/cinta terhadap komponen yang ada dalam bermain itu sendiri
seperti teman bermain, sarana dan prasarana bermain, waktu bermain, situasi bermain dan
sebagainya. Sedang agon berarti perjuangan untuk mengalahkan segala tantangan atau
permasalahan dalam bermain. Anak dalam bermain pasti menghadapi berbagai tantangan baik
dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tantangan dari dalam misalnya keadaan
fisiknya atau psikisnya, sedang dari luar dapat beasal dari teman dan lawan mainnya,
situasinya, sarana prasarana bermainnya, penonton dan lain-lain. Tantangan ini hendaknya
dapat diatasi oleh anak dengan sungguhsungguh dan sekuat tenaga melalui fisik maupun
psikis.
Sebagai disiplin ilmu, filosofi tentang permainan telah dalam keberadaan untuk waktu yang
relatif lama. Pandangan filosofis mengenai permainan merupakan pendukung terbesar
kegiatan menurut orang yunani dan romawi. Melalui pendidikan olahraga fisik berbagai
permainan terbentuk berdasarkan dengan tingkatan usia. Dalam hal ini pengelompokan
permainan dikelompokan berdasarkan usia anakanak, dewasa, dan orang tua. (Duygu
Harmandar Demirel, 2013 Vol 4 191-202).
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas dapat di simpulkan oleh penulis mengenai permainan
adalah aktivitas yang dilakukan secara sungguh-sungguh, tetapi dalam melakukan permaianan
bukan merupakan suatu kesungguhan. Dalam hal ini aktivitas jasmani adalah gerak manusia
itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya bermain adalah adanya gerak/aktivitas jasmani.
Dalam hal ini pengelompokan permainan dikelompokan berdasarkan usia anak-anak, dewasa,
dan orang tua.
Pandangan Filsafat Tentang Permainan
Filosofi permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus
dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Saat ini dalam proses belajar di sekolah berkembang trend “belajar sambil
bermain”, trend ini pertama kali dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani di Amerka Serikat meskipun di Indonesia sebenarnya kaya akan permainan
khususnya permainan aktifitas fisik.
Menurut Hagg (1994: 478) filosofis analisis hubungan antara bermain dan aturan. Dalam hal
ini filosofis memandang pada olahraga teori permainan bergerak ke arah kedekatan praktek.
Dalam aktivitas permainan terdapat aturan-aturan yang harus ditaati sehingga menjadikan
permainan tersebut dapat berlangsung secara aman tanpa ada yang berbuat curang. Aktivitas
permainan dalam pendidikan jasmani memberikan banyak pilihan kepada siswa karena berisi
gerakan-gerakan yang merupakan hasil dari peradaban budaya manusia secara turun
temurun dan menjadi karakterisitk dari ekstensi budaya masyarakat.
Berdasarkan Meier dalam William (1995: 145) penulis menyimpulkan bahwa filosofi
permainan didefnisikan sebagai hasil dari sejarah manusia yang turun temurun tentunya tanpa
membedakan ras, kultur, sosial, agama. Bercirikan aktifitas jasmani yang mengandung nilai-
nilai filosofis dalam setiap gerakannya sebagai berikut:
a. Aktifitas bermain merupakan refleksi dari budaya masyarakat yang diaktualisaskan
dengan aktifitas jasmani. Di samping itu, dengan aktifitas bermain akan dapat
memberikan pengaruh besar terhadap kesehatan anak dalam periode waktu lama.
b. Bermain merupakan suatu hal penting dalam fase pertumbuhan manusia khususnya
pertumbuhan secara motorik, karena dengan aktifitas bermain anak akan mempunyai
perbendaharaan pengalaman gerak yang banyak sehingga nantinya akan memudahkan
anak tersebut untuk memahami keterampilan motorik yang efektif dan efisien.
c. Kepercayaan bahwa dengan bermain, anak akan belajar untuk membuat, mematuhi dan
melaksanakan aturan.
d. Program pembelajaran penjas di sekolah harus diisi dengan program yang disukai oleh
para siswa dan menawarkan banyak pilihan bagi mereka untuk beraktitfitas sesuai dengan
yang inginkan. Dengan aktifitas bermain semua siswa dengan berbagai level kamampuan
motoriknya akan mampu berpartispasi dalam pembelajaran penjas.
e. Dengan menanamkan nilai-nilai menghargai orang lain adalah salah satu tujuan yang
dipertimbangkan dalam aktifitas bermain
Akhirnya, nilai-nilai sosial para siswa dapat dikembangkan melalui aktfitas bermain akan
tetapi tujuan ini tidak dapat diperoleh secara otomatis melainkan tergantung kepada bagaimana
guru pendidikan jasmani merencanakan dan mengajarkan aktitfitas bermain ini kepada siswa
dengan benar.
Permainan Ditinjau Melalui Filsafat Olahraga
Penelitian menunjukkan bahwa filosofi pendidikan dalam bermain adalah manusia dengan
ilmu olahraga mampu mengembangkan teoritis dan pengetahuan sangat berguna untuk praktis
fisik pendidikan guru, olahraga para pendidik, atlet, dan para pelatih. Tujuan ilmu filsafat
olahraga ini adalah untuk menganalisa dan memahami olahraga dalam rangka untuk
memberikannya dalam permainan. (Emanuele
Isidori, 2015 : 5-13).
Jika permainan ditinjau melalui ilmu filsafat, ada dua analisa yang bisa diberikan menurut
Kretchamr (1994: 221) yang kemudian penulis simpulkan sebagai berikut. Yang pertama
melalui tubuh filsafat yakni dalam permainan ini semua orang terlibat mulai dari usia anak-
anak sampai pada orang usia lanjut. Dalam melakukan permainan ini diharapkan juga tidak
meninggalkan nila-nilai sportivitas yang ada dalam permainan tersebut. Dengan demikian
pikiran dan mental seseorang diharapkan melalui permainan ini dapat meningkatkan kinerja
motorik. Diharapkan melalui aktivitas permainan ini selain dapat meningkatkan kinerja
motorik juga bisa meningkatkan keterampilan yang lebih ke spesifik seperti ke arah olahraga
prestasi.
Kemudian yang kedua ditinjau melalui nilai filsafat yakni permainan ini adalah melalui
permainan ini secara tidak langsung akan terjalin hubungan sosial antar seseorang yang satu
dengan yang lain. Melalui hubungan sosial ini dapat terbentuk hubungan interaksi satu sama
yang lain. Kondisi dikehidupan nyata sekarang masyarakat masih banyak yang mempunyai
sifat individualis. melalui permainan ini di harapkan seseorang dapat memahami nilai-nilai
sosial khususnya pada permainan seperti nilai kerjasama. Kehidupan yang baik adalah terdiri
dari pengalaman yang dihargai untuk kepentingan bersama. Dengan kehidupan yang baik
harus bermakna atau telah mempunyai tujuan seperti dalam sebuah alur cerita.
Berdasarkan tujuan fisik pendidikan (psikomotorik, kognitif, dan afektif), keterampilan dan
kesenangan harus diprioritaskan sedangkan pengetahuan untuk membantu individu
pengalaman kehidupan yang baik. Selanjutnya pengembangan tingkat keterampilan motorik
untuk yang kearah prestasi harus di bina dan diarahkan agar nantinya mendapatkan hasil yang
maksimal. Perhatian tidak boleh mengalami pergeseran dari pengembangannya keterampilan
dalam sebuah lingkungan. Ketika olahraga, tari, dan latihan yang mengalami dalam semangat
bermain, maka pengalaman akan menyenangkan. Banyak kehidupan yang baik karena tinggal
di sebuah suasana bermain jika terlibat dalam olahraga. Masalah permainan dalam
perluasannya merupakan gejala kebudayaan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
permainan itu mempunyai makna pendidikan praktis. Permainan yang telah lama dikenal oleh
anak-anak, orang tua, laki-laki maupun perempuan, mampu menggerakkan untuk berlatih,
bergembira, dan rileks. Permainan merupakan salah satu komponen pokok pada tiap program
pendidikan jasmani, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mengenal secara mendalam
tentang seluk beluk permainan. Cowell (1998) mengatakan bahwa untuk membawa anak
kepada cita-cita pendidikan, maka perlu adanya usaha peningkatan keadaan jasmani, sosial,
mental, dan moral anak yang optimal. Agar memperoleh peningkatan tersebut, anak dapat
dibantu dengan permainan, karena anak dapat menampilkan dan memperbaiki keterampilan
jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan moral dan spiritual lewat ”fairplay” dan
”sportmanship” atau bermain dengan jujur, sopan, dan berjiwa olahragawan sejati.
Hanya ada dua cara dalam kinerja pada permainan dan dapat bermain, pada dasarnya,
membebaskan terhadap individunya. Kebijaksanaan pembebasan wawasan dan menemukan
arti sebagai pemain dan yang ditujukan dan penonton. Dalam eksplorasi suatu pembebasan
bersamaan dengan keterampilan dan kemampuan untuk mengeksplorasi, menemukan,
mengungkapkan, dan membuat. Yang penting permainan menyediakan menantang peluang
bagi individu di masa hidup. Dalam penerapannya permainan di lingkungan umumnya tidak
akan meninggalkan nilai-nilai budaya yang telah ada.
Fungsi melakukan bermain orang dapat mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia dalam
bentuk gerak, sikap dan perilaku. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dengan
bermain dapat meningkatkan kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia. Jika para
pendidik ingin menjadi agen perubahan utama dalam permainan, maka tidak perlu melarikan
diri dari permainan keterampilan dan lingkungan bermain untuk gerakan pendidikan, teori,
kebugaran, dan rekreasi. Bahkan, para pendidik harus tepat di unggul menjadi guru permainan
dan keterampilan yang memungkinkan orang untuk bermain dengan baik , sehingga berakhir
pada menciptakan roh bermain.
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa permainan jika di tinjau dari
sudut pandang ilmu filsafat adalah secara konsep antara teori permainan dan teori bermain
tidak sama atau berbeda. Di dalam pendidikan jasmani istilah permainan sangatlah populer
untuk membedakan dengan cabang olahraga lain seperti: atletik, senam, beladiri, akuatik, dan
permainan. Permainan sebagai salah satu cabang lahraga sangatlah tenar dalam dunia
pendidikan jasmani yang terdiri dari olahraga permainan yang baku sebagai contoh sepak bola,
bola voli, bola basket, tennis meja dan lainlainnya. Cabang olahraga permainan biasanya
menggunakan peraturan permainan yang resmi dari suatu induk organisasi. Sehingga dalam
teori permainan akan membahas mengenai sejarah perminan, sarana dan prasarana permainan,
teknik permainan, taktik dan strategi permainan, peraturan pertandingan dan permainan,
perwasitan, pelatihan dalam olahrga permainan tersebut.
Kesimpulan
Permainan adalah aktivitas yang dilakukan secara sungguh-sungguh, tetapi dalam melakukan
permaianan bukan merupakan suatu kesungguhan. Dalam hal ini aktivitas jasmani adalah
gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya bermain adalah adanya
gerak/aktivitas jasmani. Anak dapat beraktivitas jasmani dipastikan sudah melalui aktivitas
rohani.
Permainan jika di tinjau dari sudut pandang ilmu filsafat adalah secara konsep antara teori
permainan dan teori bermain tidak sama atau berbeda. Di dalam pendidikan jasmani istilah
permainan sangatlah populer untuk membedakan dengan cabang olahraga lain seperti: atletik,
senam, beladiri, akuatik, dan permainan.
Saran penulis terhadap kondisi permainan yang ada di Indonesia jika di tinjau dari ilmu filsafat
adalah pemerintah harus lebih meningkatkan akan kesadaran masyarakat terhadap olahraga
pemainan tradisional. Karena nilai yang terkandung di dalam permainan tradisional
mengandung nilai luhur kebudayaan setempat.
Daftar Pustaka
Crowell, S.G., 1998. Sport as Spectacle and as Play: Nietzcheian Reflections, dalam
International Studies in Philosophy, Vol.
30, hal. 109-122
Duygu, H.D., dan Ibrahim, Y., 2013. The Philosophy of Physical Education and Sport from
Ancient Times to the Enlightenment, dalam European Journal of Educational Research,
Vol. 2, hal. 191-202
Emanuele, I., 2015. Philosophy of Sport Education Main Issues and
Methodology, dalam Physical Culture and Sport
Studies and Research, Vol. 66, hal. 5-13
Haag, H., 1994, Theoretical Foundantion of Sport Science as a Scientific
Discipline: Contribution to a Philosophy of Sport Science, Schourdorf, Verlaag
Karl Hoffman, Federal Republic of Germany.
Kretchmar, R.S., 1994, Practical Philosophy of Sports. Champaign: Human Kinetics
Meier, K.V., 1995. Embodiment, sport and Meaning, dalam William J. Morgan dan Kaluse V.
M., Philosophic Inquiry in Sport, Second Edition, Human kinetic, Champaign, USA
Sukintaka. 1998. Teori Bermain untuk Pendidkan Jasmani. Yogyakarta: FPOK IKIP
BAB II
RIVIEW JURNAL
Judul HAKIKAT DAN SIGNIFIKANSI PERMAINAN
Pengarang Nugroho Susanto
Nama Jurnal PPS IKOR UNESA noegroho.soesanto@gmail.com
Volume, Issue,
Tahun, Halaman
Jendela Olahraga Volume 2, nomer 1, November 2017 hal 99-104
Tujuan Penelitian
Untuk menunjukkan bahwa hakikat dan signifikansi permainan
pengajaran online sama efektifnya dengan pengajaran tatap muka.
2.1 Pengertian Permainan
Batasan mengenai permainan sangat luas dan sulit untuk menemukan
pengertian permainan secara nyata dan tepat dalam arti satu batasan dapat mencakup
seluruh pengertian permainan. Filosofi permainan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah harus dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Filosofi permainan didefnisikan sebagai hasil
dari sejarah manusia yang turun temurun tentunya tanpa membedakan ras, kultur,
sosial, agama. Bercirikan aktifitas jasmani yang mengandung nilai-nilai filosofis
dalam setiap gerakannya.
Adapun pendapat para ahli mengenai pengertian bermain adalah sebagai
berikut: Menurut Scott Kretchmar (1994: 208) definisi dari permainan yang untuk
terlibat dalam kegiatan diarahkan tentang sebuah spesifik keadaan permainan. Dalam
hal ini permainan juga memiliki aturan yang telah ditentukan sebagai contoh aturan
permainan yang akan dilakukan dan tata cara permainannya. Filosofi bermain dalam
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus dipertimbangkan sebagai salah
satu bagian dari program untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.1 Pandangan Filsafat Terhadap Permainan
Filosofi permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus
dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Saat ini dalam proses belajar di sekolah berkembang trend “belajar
sambil bermain”, trend ini pertama kali dikembangkan dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani di Amerka Serikat meskipun di Indonesia sebenarnya kaya akan
permainan khususnya permainan aktifitas fisik.
Menurut Hagg (1994: 478) filosofis analisis hubungan antara bermain dan
aturan. Dalam hal ini filosofis memandang pada olahraga teori permainan bergerak ke
arah kedekatan praktek. Dalam aktivitas permainan terdapat aturan-aturan yang harus
ditaati sehingga menjadikan permainan tersebut dapat berlangsung secara aman tanpa
ada yang berbuat curang. Aktivitas permainan dalam pendidikan jasmani memberikan
banyak pilihan kepada siswa karena berisi gerakan-gerakan yang merupakan hasil dari
peradaban budaya manusia secara turun temurun dan menjadi karakterisitk dari
ekstensi budaya masyarakat.
Berdasarkan Meier dalam William (1995: 145) penulis menyimpulkan bahwa
filosofi permainan didefnisikan sebagai hasil dari sejarah manusia yang turun temurun
tentunya tanpa membedakan ras, kultur, sosial, agama. Bercirikan aktifitas jasmani
yang mengandung nilai-nilai filosofis dalam setiap gerakannya.
Akhirnya, nilai-nilai sosial para siswa dapat dikembangkan melalui aktfitas
bermain akan tetapi tujuan ini tidak dapat diperoleh secara otomatis melainkan
tergantung kepada bagaimana guru pendidikan jasmani merencanakan dan
mengajarkan aktitfitas bermain ini kepada siswa dengan benar.
2.1 Permainan Ditinjau Melalui Filsafat Olahraga
Penelitian menunjukkan bahwa filosofi pendidikan dalam bermain adalah
manusia dengan ilmu olahraga mampu mengembangkan teoritis dan pengetahuan
sangat berguna untuk praktis fisik pendidikan guru, olahraga para pendidik, atlet, dan
para pelatih. Tujuan ilmu filsafat olahraga ini adalah untuk menganalisa dan
memahami olahraga dalam rangka untuk memberikannya dalam permainan.
(Emanuele Isidori, 2015 : 5-13).
Jika permainan ditinjau melalui ilmu filsafat, ada dua analisa yang bisa
diberikan menurut Kretchamr (1994: 221) yang kemudian penulis simpulkan sebagai
berikut. Yang pertama melalui tubuh filsafat yakni dalam permainan ini semua orang
terlibat mulai dari usia anak-anak sampai pada orang usia lanjut. Dalam melakukan
permainan ini diharapkan juga tidak meninggalkan nila-nilai sportivitas yang ada
dalam permainan tersebut. Dengan demikian pikiran dan mental seseorang diharapkan
melalui permainan ini dapat meningkatkan kinerja motorik. Diharapkan melalui
aktivitas permainan ini selain dapat meningkatkan kinerja motorik juga bisa
meningkatkan keterampilan yang lebih ke spesifik seperti ke arah olahraga prestasi.
Fungsi melakukan bermain orang dapat mengaktualisasikan potensi aktivitas
manusia dalam bentuk gerak, sikap dan perilaku. Dengan demikian dapat pula
dikatakan bahwa dengan bermain dapat meningkatkan kualitas anak sesuai dengan
aspek pribadi manusia. Jika para pendidik ingin menjadi agen perubahan utama dalam
permainan, maka tidak perlu melarikan diri dari permainan keterampilan dan
lingkungan bermain untuk gerakan pendidikan, teori, kebugaran, dan rekreasi.
Bahkan, para pendidik harus tepat di unggul menjadi guru permainan dan
keterampilan yang memungkinkan orang untuk bermain dengan baik , sehingga
berakhir pada menciptakan roh bermain.
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa permainan jika
di tinjau dari sudut pandang ilmu filsafat adalah secara konsep antara teori permainan
dan teori bermain tidak sama atau berbeda. Di dalam pendidikan jasmani istilah
permainan sangatlah populer untuk membedakan dengan cabang olahraga lain seperti:
atletik, senam, beladiri, akuatik, dan permainan. Permainan sebagai salah satu cabang
lahraga sangatlah tenar dalam dunia pendidikan jasmani yang terdiri dari olahraga
permainan yang baku sebagai contoh sepak bola, bola voli, bola basket, tennis meja
dan lain-lainnya.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Permainan adalah aktivitas yang dilakukan secara sungguh-sungguh, tetapi dalam
melakukan permaianan bukan merupakan suatu kesungguhan. Dalam hal ini aktivitas
jasmani adalah gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya bermain
adalah adanya gerak/aktivitas jasmani. Anak dapat beraktivitas jasmani dipastikan sudah
melalui aktivitas rohani.
Permainan jika di tinjau dari sudut pandang ilmu filsafat adalah secara konsep antara
teori permainan dan teori bermain tidak sama atau berbeda. Di dalam pendidikan jasmani
istilah permainan sangatlah populer untuk membedakan dengan cabang olahraga lain
seperti: atletik, senam, beladiri, akuatik, dan permainan.
1.2 Saran
Saran penulis terhadap kondisi permainan yang ada di Indonesia jika di tinjau dari
ilmu filsafat adalah pemerintah harus lebih meningkatkan akan kesadaran masyarakat
terhadap olahraga pemainan tradisional. Karena nilai yang terkandung di dalam permainan
tradisional mengandung nilai luhur kebudayaan setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Crowell, S.G., 1998. Sport as Spectacle and as Play: Nietzcheian Reflections, dalam
International Studies in Philosophy, Vol. 30, hal. 109-122
Duygu, H.D., dan Ibrahim, Y., 2013. The Philosophy of Physical Education and Sport from
Ancient Times to the Enlightenment, dalam European Journal of Educational Research, Vol.
2, hal. 191-202

More Related Content

Similar to OPTIMASI PERMAINAN

Materi I Pengantar Permainan Anak.pdf
Materi I Pengantar Permainan Anak.pdfMateri I Pengantar Permainan Anak.pdf
Materi I Pengantar Permainan Anak.pdflistu1
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanMasriqon Masriqon
 
PEMIKIRAN VISUAL DALAM PERMAINAN JENKET BERASASKAN SISTEM SOSIAL BUDAYA
PEMIKIRAN VISUAL DALAM PERMAINAN JENKET BERASASKAN SISTEM SOSIAL BUDAYAPEMIKIRAN VISUAL DALAM PERMAINAN JENKET BERASASKAN SISTEM SOSIAL BUDAYA
PEMIKIRAN VISUAL DALAM PERMAINAN JENKET BERASASKAN SISTEM SOSIAL BUDAYAPaimin Hamid
 
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...ade fikri
 
Kkbi murid & alam belajar part esei
Kkbi murid & alam belajar part eseiKkbi murid & alam belajar part esei
Kkbi murid & alam belajar part eseiQayyum Sobri
 
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Nur_halimah_tusyadyah
 
bermain permainan.pptx
bermain permainan.pptxbermain permainan.pptx
bermain permainan.pptxwildakartika1
 
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...DindaSafitri13
 
Riview Jurnal Filsafat dan Sejarah Olahraga
Riview Jurnal Filsafat dan Sejarah OlahragaRiview Jurnal Filsafat dan Sejarah Olahraga
Riview Jurnal Filsafat dan Sejarah OlahragaArdhinw
 
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Riri Albantani
 
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakModul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakpjj_kemenkes
 
Media permainan-dan-seni-dalam-bimbingan-dan-konseling
Media permainan-dan-seni-dalam-bimbingan-dan-konselingMedia permainan-dan-seni-dalam-bimbingan-dan-konseling
Media permainan-dan-seni-dalam-bimbingan-dan-konselingRichard Anderson
 
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AW
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AWPERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AW
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AW
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AWPERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AW
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARANPERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARANDjoko Adi Walujo
 

Similar to OPTIMASI PERMAINAN (20)

Materi I Pengantar Permainan Anak.pdf
Materi I Pengantar Permainan Anak.pdfMateri I Pengantar Permainan Anak.pdf
Materi I Pengantar Permainan Anak.pdf
 
Bahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainanBahan ajar bermain dan permainan
Bahan ajar bermain dan permainan
 
Teori bermain
Teori bermainTeori bermain
Teori bermain
 
PEMIKIRAN VISUAL DALAM PERMAINAN JENKET BERASASKAN SISTEM SOSIAL BUDAYA
PEMIKIRAN VISUAL DALAM PERMAINAN JENKET BERASASKAN SISTEM SOSIAL BUDAYAPEMIKIRAN VISUAL DALAM PERMAINAN JENKET BERASASKAN SISTEM SOSIAL BUDAYA
PEMIKIRAN VISUAL DALAM PERMAINAN JENKET BERASASKAN SISTEM SOSIAL BUDAYA
 
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
Bermain dalam dunia anak anak adalah salah satu aktifitas yang paling menyena...
 
Kkbi murid & alam belajar part esei
Kkbi murid & alam belajar part eseiKkbi murid & alam belajar part esei
Kkbi murid & alam belajar part esei
 
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
Review Game Anak Usia Dini "Freeding Frenzy"
 
bermain permainan.pptx
bermain permainan.pptxbermain permainan.pptx
bermain permainan.pptx
 
Ppt filsafat
Ppt filsafatPpt filsafat
Ppt filsafat
 
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia...
 
MBE12503
MBE12503MBE12503
MBE12503
 
Riview Jurnal Filsafat dan Sejarah Olahraga
Riview Jurnal Filsafat dan Sejarah OlahragaRiview Jurnal Filsafat dan Sejarah Olahraga
Riview Jurnal Filsafat dan Sejarah Olahraga
 
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar
 
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anakModul 2 kb 4 bermain pada anak
Modul 2 kb 4 bermain pada anak
 
Media permainan-dan-seni-dalam-bimbingan-dan-konseling
Media permainan-dan-seni-dalam-bimbingan-dan-konselingMedia permainan-dan-seni-dalam-bimbingan-dan-konseling
Media permainan-dan-seni-dalam-bimbingan-dan-konseling
 
Pendidikan Khas
Pendidikan Khas Pendidikan Khas
Pendidikan Khas
 
Tugas sosial 2
Tugas sosial 2Tugas sosial 2
Tugas sosial 2
 
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AW
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AWPERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AW
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AW
 
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AW
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AWPERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AW
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN - DJOKO AW
 
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARANPERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN
PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

OPTIMASI PERMAINAN

  • 1. MAKALAH RIVIEW JURNAL “HAKIKAT DAN SIGNIFIKANSI PERMAINAN” Disusun oleh : Ardhi Nur Wahid 20060484051/2020B Fakultas Ilmu Olahraga Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Surabaya Tahun 2020
  • 2. BAB I JURNAL HAKIKAT DAN SIGNIFIKANSI PERMAINAN Nugroho Susanto PPS IKOR UNESA noegroho.soesanto@gmail.com Abstrak Permainan adalah aktivitas yang dilakukan secara sungguh-sungguh, tetapi dalam melakukan permainan bukan merupakan suatu kesungguhan. Dalam hal ini aktivitas jasmani adalah gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya permainan adalah adanya gerak/aktivitas jasmani. Filosofi permainan didefnisikan sebagai hasil dari sejarah manusia yang turun temurun tentunya tanpa membedakan ras, kultur, sosial, agama. Permainan ditinjau melalui ilmu filsafat, ada dua analisa. Yang pertama melalui tubuh filsafat yakni dalam permainan ini semua orang terlibat mulai dari usia anak-anak sampai pada orang usia lanjut. Kedua ditinjau melalui nilai filsafat yakni permainan ini adalah melalui permainan ini secara tidak langsung akan terjalin hubungan sosial antar seseorang yang satu dengan yang lain. Fungsi melakukan bermain orang dapat mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap dan perilaku. Tujuan fisik pendidikan (psikomotorik, kognitif, dan afektif), keterampilan dan kesenangan harus diprioritaskan sedangkan pengetahuan untuk membantu individu pengalaman kehidupan yang baik. Selanjutnya pengembangan tingkat keterampilan motorik untuk yang kearah prestasi harus di bina dan diarahkan agar nantinya mendapatkan hasil yang maksimal.
  • 3. Kata Kunci: Permainan, Filsafat, Fungsi Pendahuluan Memang telah lama orang melakukan permainan, dan bermain telah menjadi kenyataan merupakan gejala yang menyebar luas dalam macam-macam kalangan masyarakat, baik itu golongan kanak-kanak, remaja orang dewasa, orang tua, laki-laki maupun perempuan, baik itu kaya maupun miskin, bahkan anak binatang pun bermain juga. Tentunya semua orang pernah merasakan bermain. Bila melihat anak kucing, anak anjing atau anak binatang lain yang sedang bermain. Tentu saja tidak akan salah bila dikatakan bahwa mempunyai rasa senang saat bermain dan dapat melihat bahwa dari tingkah laku anak binatang yang bermain pun mempunyai rasa senang. Memang siapa pun yang bermain kebanyakan mempunyai rasa senang, dan siapa pun senang bermain. Rasa senang yang ada pada anak didik merupakan modal utama untuk menimbulkan situasi yang kondusif untuk melaksanakan kegiatan pendidikan. Namun rasa senang itu akan makin terpenuhi bila yang bermain atau semua yang bermain akan bermain dengan sungguhsungguh. Bila ada orang bermain tidak dengan sungguh-sungguh berarti orang itu sedang tidak senang bermain atau mungkin karena orang itu sedang tidak sehat. Bila permainan itu dilakukan oleh sekelompok orang dan salah seorang atau beberapa orang, baik itu dalam satu kelompok maupun merupakan lawan dalam bermain, salah satu lawan atau kelompok tidak bermain dengan sungguh-sungguh, maka orang tersebut akan mengecewakan teman yang lain. Memang peristiwa bermain itu merupakan peristiwa yang bersungguh-sungguh, namun permainan bukanlah suatu kesungguhan. Maksud kata kesungguhan di sini ialah merupakan kegiatan untuk memperoleh penghidupan, atau bermain untuk memperoleh uang. Bila permainan bertujuan untuk memperoleh uang atau untuk perbaikan rekor bukan merupakan permainan lagi Huizinga (1952: 45) menjajarkan kata bermain dengan kata kesungguhan, tetapi dari kedua kata ini tidak setara atau tidak mempunyai nilai yang sama. Bermain (play) dinilai positif, sedangkan kesungguhan (earnest) dinilai negatif. Arti kata kesungguhan sama sekali bermakna bertolak belakang dengan kata bermain, kesungguhan itu sama sekali bukan bermain. Di lain pihak bermain itu bukan berarti harus disebut tidak serius, ini berarti bahwa dalam bermain harus serius atau bersungguh-sungguh. Tulisan ini difokuskan pada pembahasan hakikat dan signifikansi permainan dalam ilmu filsafat keolahragaan. Pengertian Permainan Batasan mengenai permainan sangat luas dan sulit untuk menemukan pengertian permainan secara nyata dan tepat dalam arti satu batasan dapat mencakup seluruh pengertian permainan. Filosofi permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program untuk mencapai tujuan pembelajaran. Filosofi permainan didefnisikan sebagai hasil dari sejarah manusia yang turun temurun tentunya tanpa membedakan ras, kultur, sosial, agama. Bercirikan aktifitas jasmani yang mengandung nilai- nilai filosofis dalam setiap gerakannya.
  • 4. Adapun pendapat para ahli mengenai pengertian bermain adalah sebagai berikut: Menurut Scott Kretchmar (1994: 208) definisi dari permainan yang untuk terlibat dalam kegiatan diarahkan tentang sebuah spesifik keadaan permainan. Dalam hal ini permainan juga memiliki aturan yang telah ditentukan sebagai contoh aturan permainan yang akan dilakukan dan tata cara permainannya. Filosofi bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sukintaka (1998: 10) menyatakan bahwa dengan aktivitas permainan akan terjadi sebabakibat, dan membandingkan arti permainan dari berbagai bahasa di dunia menemukan unsurunsur bermain yaitu gerak, sukarela, senang, dan sunggu-sungguh. Bermain merupakan aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sukarela dan bersungguh-sungguh untuk memperoleh rasa senang dari melakukan aktivitas tersebut. Aktivitas jasmani adalah gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya bermain adalah adanya gerak/aktivitas jasmani seperti: jalan, lari, lempar, lompat, berguling, memanjat, merangkak, menendang, memukul, dan lainnya. Anak dapat beraktivitas jasmani dipastikan sudah melalui aktivitas rohani. Sukarela mempunyai arti bahwa dalam permainan anak melakukan aktivitasnya dengan menaati peraturan tanpa adanya paksaan dari siapapun, karena aturan yang digunakan dalam permainan adalah merupakan kesepakatan bersama. Sedangkan sungguh-sungguh berarti dalam melakukan aktivitas permainan tersebut anak menggunakan segala kemampuannya (fisik, teknik, taktik, dan psikis) untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam situasi permainan tersebut. Sukintaka (1998: 17) menyatakan bahwa permainan adalah gejala manusia yang merupakan aktivitas dinamika manusia yang dibudayakan. Olympiade salah satu contoh gejala manusia yang dibudayakan. Dalam permainan bukan hanya merupakan aktivitas jasmani saja tetapi juga menyangkut fantasi, logika, dan bahasa. Sehingga dalam permainan dibutuhkan keterpaduan antara fisik dalam hal ini aktivitas jasmani dan psikis yaitu logika, persepsi, asumsi, emosi, keberanian, kecerdasan dan lain-lain. Dalam permainan harus ada dua watak yaitu eros dan agon. Eros dalam arti bahwa bermain hendaknya didasari rasa senang/cinta terhadap komponen yang ada dalam bermain itu sendiri seperti teman bermain, sarana dan prasarana bermain, waktu bermain, situasi bermain dan sebagainya. Sedang agon berarti perjuangan untuk mengalahkan segala tantangan atau permasalahan dalam bermain. Anak dalam bermain pasti menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tantangan dari dalam misalnya keadaan fisiknya atau psikisnya, sedang dari luar dapat beasal dari teman dan lawan mainnya, situasinya, sarana prasarana bermainnya, penonton dan lain-lain. Tantangan ini hendaknya dapat diatasi oleh anak dengan sungguhsungguh dan sekuat tenaga melalui fisik maupun psikis. Sebagai disiplin ilmu, filosofi tentang permainan telah dalam keberadaan untuk waktu yang relatif lama. Pandangan filosofis mengenai permainan merupakan pendukung terbesar kegiatan menurut orang yunani dan romawi. Melalui pendidikan olahraga fisik berbagai permainan terbentuk berdasarkan dengan tingkatan usia. Dalam hal ini pengelompokan permainan dikelompokan berdasarkan usia anakanak, dewasa, dan orang tua. (Duygu Harmandar Demirel, 2013 Vol 4 191-202).
  • 5. Berdasarkan pemaparan para ahli diatas dapat di simpulkan oleh penulis mengenai permainan adalah aktivitas yang dilakukan secara sungguh-sungguh, tetapi dalam melakukan permaianan bukan merupakan suatu kesungguhan. Dalam hal ini aktivitas jasmani adalah gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya bermain adalah adanya gerak/aktivitas jasmani. Dalam hal ini pengelompokan permainan dikelompokan berdasarkan usia anak-anak, dewasa, dan orang tua. Pandangan Filsafat Tentang Permainan Filosofi permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program untuk mencapai tujuan pembelajaran. Saat ini dalam proses belajar di sekolah berkembang trend “belajar sambil bermain”, trend ini pertama kali dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Amerka Serikat meskipun di Indonesia sebenarnya kaya akan permainan khususnya permainan aktifitas fisik. Menurut Hagg (1994: 478) filosofis analisis hubungan antara bermain dan aturan. Dalam hal ini filosofis memandang pada olahraga teori permainan bergerak ke arah kedekatan praktek. Dalam aktivitas permainan terdapat aturan-aturan yang harus ditaati sehingga menjadikan permainan tersebut dapat berlangsung secara aman tanpa ada yang berbuat curang. Aktivitas permainan dalam pendidikan jasmani memberikan banyak pilihan kepada siswa karena berisi gerakan-gerakan yang merupakan hasil dari peradaban budaya manusia secara turun temurun dan menjadi karakterisitk dari ekstensi budaya masyarakat. Berdasarkan Meier dalam William (1995: 145) penulis menyimpulkan bahwa filosofi permainan didefnisikan sebagai hasil dari sejarah manusia yang turun temurun tentunya tanpa membedakan ras, kultur, sosial, agama. Bercirikan aktifitas jasmani yang mengandung nilai- nilai filosofis dalam setiap gerakannya sebagai berikut: a. Aktifitas bermain merupakan refleksi dari budaya masyarakat yang diaktualisaskan dengan aktifitas jasmani. Di samping itu, dengan aktifitas bermain akan dapat memberikan pengaruh besar terhadap kesehatan anak dalam periode waktu lama. b. Bermain merupakan suatu hal penting dalam fase pertumbuhan manusia khususnya pertumbuhan secara motorik, karena dengan aktifitas bermain anak akan mempunyai perbendaharaan pengalaman gerak yang banyak sehingga nantinya akan memudahkan anak tersebut untuk memahami keterampilan motorik yang efektif dan efisien. c. Kepercayaan bahwa dengan bermain, anak akan belajar untuk membuat, mematuhi dan melaksanakan aturan. d. Program pembelajaran penjas di sekolah harus diisi dengan program yang disukai oleh para siswa dan menawarkan banyak pilihan bagi mereka untuk beraktitfitas sesuai dengan yang inginkan. Dengan aktifitas bermain semua siswa dengan berbagai level kamampuan motoriknya akan mampu berpartispasi dalam pembelajaran penjas. e. Dengan menanamkan nilai-nilai menghargai orang lain adalah salah satu tujuan yang dipertimbangkan dalam aktifitas bermain Akhirnya, nilai-nilai sosial para siswa dapat dikembangkan melalui aktfitas bermain akan tetapi tujuan ini tidak dapat diperoleh secara otomatis melainkan tergantung kepada bagaimana
  • 6. guru pendidikan jasmani merencanakan dan mengajarkan aktitfitas bermain ini kepada siswa dengan benar. Permainan Ditinjau Melalui Filsafat Olahraga Penelitian menunjukkan bahwa filosofi pendidikan dalam bermain adalah manusia dengan ilmu olahraga mampu mengembangkan teoritis dan pengetahuan sangat berguna untuk praktis fisik pendidikan guru, olahraga para pendidik, atlet, dan para pelatih. Tujuan ilmu filsafat olahraga ini adalah untuk menganalisa dan memahami olahraga dalam rangka untuk memberikannya dalam permainan. (Emanuele Isidori, 2015 : 5-13). Jika permainan ditinjau melalui ilmu filsafat, ada dua analisa yang bisa diberikan menurut Kretchamr (1994: 221) yang kemudian penulis simpulkan sebagai berikut. Yang pertama melalui tubuh filsafat yakni dalam permainan ini semua orang terlibat mulai dari usia anak- anak sampai pada orang usia lanjut. Dalam melakukan permainan ini diharapkan juga tidak meninggalkan nila-nilai sportivitas yang ada dalam permainan tersebut. Dengan demikian pikiran dan mental seseorang diharapkan melalui permainan ini dapat meningkatkan kinerja motorik. Diharapkan melalui aktivitas permainan ini selain dapat meningkatkan kinerja motorik juga bisa meningkatkan keterampilan yang lebih ke spesifik seperti ke arah olahraga prestasi. Kemudian yang kedua ditinjau melalui nilai filsafat yakni permainan ini adalah melalui permainan ini secara tidak langsung akan terjalin hubungan sosial antar seseorang yang satu dengan yang lain. Melalui hubungan sosial ini dapat terbentuk hubungan interaksi satu sama yang lain. Kondisi dikehidupan nyata sekarang masyarakat masih banyak yang mempunyai sifat individualis. melalui permainan ini di harapkan seseorang dapat memahami nilai-nilai sosial khususnya pada permainan seperti nilai kerjasama. Kehidupan yang baik adalah terdiri dari pengalaman yang dihargai untuk kepentingan bersama. Dengan kehidupan yang baik harus bermakna atau telah mempunyai tujuan seperti dalam sebuah alur cerita. Berdasarkan tujuan fisik pendidikan (psikomotorik, kognitif, dan afektif), keterampilan dan kesenangan harus diprioritaskan sedangkan pengetahuan untuk membantu individu pengalaman kehidupan yang baik. Selanjutnya pengembangan tingkat keterampilan motorik untuk yang kearah prestasi harus di bina dan diarahkan agar nantinya mendapatkan hasil yang maksimal. Perhatian tidak boleh mengalami pergeseran dari pengembangannya keterampilan dalam sebuah lingkungan. Ketika olahraga, tari, dan latihan yang mengalami dalam semangat bermain, maka pengalaman akan menyenangkan. Banyak kehidupan yang baik karena tinggal di sebuah suasana bermain jika terlibat dalam olahraga. Masalah permainan dalam perluasannya merupakan gejala kebudayaan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa permainan itu mempunyai makna pendidikan praktis. Permainan yang telah lama dikenal oleh anak-anak, orang tua, laki-laki maupun perempuan, mampu menggerakkan untuk berlatih, bergembira, dan rileks. Permainan merupakan salah satu komponen pokok pada tiap program pendidikan jasmani, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mengenal secara mendalam tentang seluk beluk permainan. Cowell (1998) mengatakan bahwa untuk membawa anak
  • 7. kepada cita-cita pendidikan, maka perlu adanya usaha peningkatan keadaan jasmani, sosial, mental, dan moral anak yang optimal. Agar memperoleh peningkatan tersebut, anak dapat dibantu dengan permainan, karena anak dapat menampilkan dan memperbaiki keterampilan jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan moral dan spiritual lewat ”fairplay” dan ”sportmanship” atau bermain dengan jujur, sopan, dan berjiwa olahragawan sejati. Hanya ada dua cara dalam kinerja pada permainan dan dapat bermain, pada dasarnya, membebaskan terhadap individunya. Kebijaksanaan pembebasan wawasan dan menemukan arti sebagai pemain dan yang ditujukan dan penonton. Dalam eksplorasi suatu pembebasan bersamaan dengan keterampilan dan kemampuan untuk mengeksplorasi, menemukan, mengungkapkan, dan membuat. Yang penting permainan menyediakan menantang peluang bagi individu di masa hidup. Dalam penerapannya permainan di lingkungan umumnya tidak akan meninggalkan nilai-nilai budaya yang telah ada. Fungsi melakukan bermain orang dapat mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap dan perilaku. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dengan bermain dapat meningkatkan kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia. Jika para pendidik ingin menjadi agen perubahan utama dalam permainan, maka tidak perlu melarikan diri dari permainan keterampilan dan lingkungan bermain untuk gerakan pendidikan, teori, kebugaran, dan rekreasi. Bahkan, para pendidik harus tepat di unggul menjadi guru permainan dan keterampilan yang memungkinkan orang untuk bermain dengan baik , sehingga berakhir pada menciptakan roh bermain. Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa permainan jika di tinjau dari sudut pandang ilmu filsafat adalah secara konsep antara teori permainan dan teori bermain tidak sama atau berbeda. Di dalam pendidikan jasmani istilah permainan sangatlah populer untuk membedakan dengan cabang olahraga lain seperti: atletik, senam, beladiri, akuatik, dan permainan. Permainan sebagai salah satu cabang lahraga sangatlah tenar dalam dunia pendidikan jasmani yang terdiri dari olahraga permainan yang baku sebagai contoh sepak bola, bola voli, bola basket, tennis meja dan lainlainnya. Cabang olahraga permainan biasanya menggunakan peraturan permainan yang resmi dari suatu induk organisasi. Sehingga dalam teori permainan akan membahas mengenai sejarah perminan, sarana dan prasarana permainan, teknik permainan, taktik dan strategi permainan, peraturan pertandingan dan permainan, perwasitan, pelatihan dalam olahrga permainan tersebut. Kesimpulan Permainan adalah aktivitas yang dilakukan secara sungguh-sungguh, tetapi dalam melakukan permaianan bukan merupakan suatu kesungguhan. Dalam hal ini aktivitas jasmani adalah gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya bermain adalah adanya gerak/aktivitas jasmani. Anak dapat beraktivitas jasmani dipastikan sudah melalui aktivitas rohani. Permainan jika di tinjau dari sudut pandang ilmu filsafat adalah secara konsep antara teori permainan dan teori bermain tidak sama atau berbeda. Di dalam pendidikan jasmani istilah permainan sangatlah populer untuk membedakan dengan cabang olahraga lain seperti: atletik, senam, beladiri, akuatik, dan permainan.
  • 8. Saran penulis terhadap kondisi permainan yang ada di Indonesia jika di tinjau dari ilmu filsafat adalah pemerintah harus lebih meningkatkan akan kesadaran masyarakat terhadap olahraga pemainan tradisional. Karena nilai yang terkandung di dalam permainan tradisional mengandung nilai luhur kebudayaan setempat. Daftar Pustaka Crowell, S.G., 1998. Sport as Spectacle and as Play: Nietzcheian Reflections, dalam International Studies in Philosophy, Vol. 30, hal. 109-122 Duygu, H.D., dan Ibrahim, Y., 2013. The Philosophy of Physical Education and Sport from Ancient Times to the Enlightenment, dalam European Journal of Educational Research, Vol. 2, hal. 191-202 Emanuele, I., 2015. Philosophy of Sport Education Main Issues and Methodology, dalam Physical Culture and Sport Studies and Research, Vol. 66, hal. 5-13 Haag, H., 1994, Theoretical Foundantion of Sport Science as a Scientific Discipline: Contribution to a Philosophy of Sport Science, Schourdorf, Verlaag Karl Hoffman, Federal Republic of Germany. Kretchmar, R.S., 1994, Practical Philosophy of Sports. Champaign: Human Kinetics Meier, K.V., 1995. Embodiment, sport and Meaning, dalam William J. Morgan dan Kaluse V. M., Philosophic Inquiry in Sport, Second Edition, Human kinetic, Champaign, USA Sukintaka. 1998. Teori Bermain untuk Pendidkan Jasmani. Yogyakarta: FPOK IKIP
  • 9. BAB II RIVIEW JURNAL Judul HAKIKAT DAN SIGNIFIKANSI PERMAINAN Pengarang Nugroho Susanto Nama Jurnal PPS IKOR UNESA noegroho.soesanto@gmail.com Volume, Issue, Tahun, Halaman Jendela Olahraga Volume 2, nomer 1, November 2017 hal 99-104 Tujuan Penelitian Untuk menunjukkan bahwa hakikat dan signifikansi permainan pengajaran online sama efektifnya dengan pengajaran tatap muka. 2.1 Pengertian Permainan Batasan mengenai permainan sangat luas dan sulit untuk menemukan pengertian permainan secara nyata dan tepat dalam arti satu batasan dapat mencakup seluruh pengertian permainan. Filosofi permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program untuk mencapai tujuan pembelajaran. Filosofi permainan didefnisikan sebagai hasil dari sejarah manusia yang turun temurun tentunya tanpa membedakan ras, kultur, sosial, agama. Bercirikan aktifitas jasmani yang mengandung nilai-nilai filosofis dalam setiap gerakannya.
  • 10. Adapun pendapat para ahli mengenai pengertian bermain adalah sebagai berikut: Menurut Scott Kretchmar (1994: 208) definisi dari permainan yang untuk terlibat dalam kegiatan diarahkan tentang sebuah spesifik keadaan permainan. Dalam hal ini permainan juga memiliki aturan yang telah ditentukan sebagai contoh aturan permainan yang akan dilakukan dan tata cara permainannya. Filosofi bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2.1 Pandangan Filsafat Terhadap Permainan Filosofi permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus dipertimbangkan sebagai salah satu bagian dari program untuk mencapai tujuan pembelajaran. Saat ini dalam proses belajar di sekolah berkembang trend “belajar sambil bermain”, trend ini pertama kali dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Amerka Serikat meskipun di Indonesia sebenarnya kaya akan permainan khususnya permainan aktifitas fisik. Menurut Hagg (1994: 478) filosofis analisis hubungan antara bermain dan aturan. Dalam hal ini filosofis memandang pada olahraga teori permainan bergerak ke arah kedekatan praktek. Dalam aktivitas permainan terdapat aturan-aturan yang harus ditaati sehingga menjadikan permainan tersebut dapat berlangsung secara aman tanpa ada yang berbuat curang. Aktivitas permainan dalam pendidikan jasmani memberikan banyak pilihan kepada siswa karena berisi gerakan-gerakan yang merupakan hasil dari peradaban budaya manusia secara turun temurun dan menjadi karakterisitk dari ekstensi budaya masyarakat. Berdasarkan Meier dalam William (1995: 145) penulis menyimpulkan bahwa filosofi permainan didefnisikan sebagai hasil dari sejarah manusia yang turun temurun tentunya tanpa membedakan ras, kultur, sosial, agama. Bercirikan aktifitas jasmani yang mengandung nilai-nilai filosofis dalam setiap gerakannya. Akhirnya, nilai-nilai sosial para siswa dapat dikembangkan melalui aktfitas bermain akan tetapi tujuan ini tidak dapat diperoleh secara otomatis melainkan tergantung kepada bagaimana guru pendidikan jasmani merencanakan dan mengajarkan aktitfitas bermain ini kepada siswa dengan benar. 2.1 Permainan Ditinjau Melalui Filsafat Olahraga Penelitian menunjukkan bahwa filosofi pendidikan dalam bermain adalah manusia dengan ilmu olahraga mampu mengembangkan teoritis dan pengetahuan sangat berguna untuk praktis fisik pendidikan guru, olahraga para pendidik, atlet, dan para pelatih. Tujuan ilmu filsafat olahraga ini adalah untuk menganalisa dan memahami olahraga dalam rangka untuk memberikannya dalam permainan. (Emanuele Isidori, 2015 : 5-13). Jika permainan ditinjau melalui ilmu filsafat, ada dua analisa yang bisa diberikan menurut Kretchamr (1994: 221) yang kemudian penulis simpulkan sebagai berikut. Yang pertama melalui tubuh filsafat yakni dalam permainan ini semua orang terlibat mulai dari usia anak-anak sampai pada orang usia lanjut. Dalam melakukan permainan ini diharapkan juga tidak meninggalkan nila-nilai sportivitas yang ada
  • 11. dalam permainan tersebut. Dengan demikian pikiran dan mental seseorang diharapkan melalui permainan ini dapat meningkatkan kinerja motorik. Diharapkan melalui aktivitas permainan ini selain dapat meningkatkan kinerja motorik juga bisa meningkatkan keterampilan yang lebih ke spesifik seperti ke arah olahraga prestasi. Fungsi melakukan bermain orang dapat mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap dan perilaku. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dengan bermain dapat meningkatkan kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia. Jika para pendidik ingin menjadi agen perubahan utama dalam permainan, maka tidak perlu melarikan diri dari permainan keterampilan dan lingkungan bermain untuk gerakan pendidikan, teori, kebugaran, dan rekreasi. Bahkan, para pendidik harus tepat di unggul menjadi guru permainan dan keterampilan yang memungkinkan orang untuk bermain dengan baik , sehingga berakhir pada menciptakan roh bermain. Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa permainan jika di tinjau dari sudut pandang ilmu filsafat adalah secara konsep antara teori permainan dan teori bermain tidak sama atau berbeda. Di dalam pendidikan jasmani istilah permainan sangatlah populer untuk membedakan dengan cabang olahraga lain seperti: atletik, senam, beladiri, akuatik, dan permainan. Permainan sebagai salah satu cabang lahraga sangatlah tenar dalam dunia pendidikan jasmani yang terdiri dari olahraga permainan yang baku sebagai contoh sepak bola, bola voli, bola basket, tennis meja dan lain-lainnya.
  • 12. BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan Permainan adalah aktivitas yang dilakukan secara sungguh-sungguh, tetapi dalam melakukan permaianan bukan merupakan suatu kesungguhan. Dalam hal ini aktivitas jasmani adalah gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya bermain adalah adanya gerak/aktivitas jasmani. Anak dapat beraktivitas jasmani dipastikan sudah melalui aktivitas rohani. Permainan jika di tinjau dari sudut pandang ilmu filsafat adalah secara konsep antara teori permainan dan teori bermain tidak sama atau berbeda. Di dalam pendidikan jasmani istilah permainan sangatlah populer untuk membedakan dengan cabang olahraga lain seperti: atletik, senam, beladiri, akuatik, dan permainan. 1.2 Saran Saran penulis terhadap kondisi permainan yang ada di Indonesia jika di tinjau dari ilmu filsafat adalah pemerintah harus lebih meningkatkan akan kesadaran masyarakat terhadap olahraga pemainan tradisional. Karena nilai yang terkandung di dalam permainan tradisional mengandung nilai luhur kebudayaan setempat.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Crowell, S.G., 1998. Sport as Spectacle and as Play: Nietzcheian Reflections, dalam International Studies in Philosophy, Vol. 30, hal. 109-122 Duygu, H.D., dan Ibrahim, Y., 2013. The Philosophy of Physical Education and Sport from Ancient Times to the Enlightenment, dalam European Journal of Educational Research, Vol. 2, hal. 191-202