2. Homo Ludens = Manusia bermain
Johan Huizinga berpendapat bahwa :
• Bermain sebagai sesuatu yang berhubungan erat
dengan Spontanitas, Autentisistas dan aktualisasi
dirinya secara asli menjadi manusia yang seutuh
mungkin.
• Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan,
penikmatan yang intensif, bebas dari kekangan atau
kedudukan, berproses emansipatorik dan itu hanya
tercapai dalam alam dan susana kemerdekaan.
(Johan Huizinga, 1938)
3. Ahli berpendapat bahwa :
Pendapat Tentang Bermain
• Groos (Schaefer, et al., 1991) bermain dipandang
sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di
masa mendatang yang penting untuk bertahan
hidup.
• Hall (dalam Schaefer, et al., 1991) melihat
bermain sebagai rekapitulasi perkembangan
suatu ras dan merupakan media yang penting
untuk menyatakan kehidupan dalam diri (inner
life) anak.
4. Lanjutan…..
• Erikson (dalam Landreth, 2001) mendefinisikan
bermain sebagai suatu situasi dimana ego
dapat bertransaksi dengan pengalaman dengan
menciptakan situasi model dan juga dapat
menguasai realitas melalui percobaan dan
perencanaan.
(http://klinis.wordpress.com/2007/08/30/penerapan-terapi-bermain-bagi-penyandang-autisme-1/)
5. Lanjutan….
• Bermain oleh Elizabeth B Hurlock ( 1978 ) dalam
bukunya Child Development 6th edition dikatakan
sebagai suatu term ( istilah ) yang sulit
dispesifikasikan. Bentuk ekstrim ( umum ) dari arti
bermain adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk
mendapatkan kesenangan, dan tanpa
memperhitungkan hasil akhir dari aktivitas tersebut.
• Piaget ( dalam Hurlock , 1978 )berpendapat bahwa
bermain terdiri dari respon yang dilakukan berulang-
ulang untuk mendapatkan kesenangan secara
fungsional.
6. Lanjutan…..
• Bettleheim ( dalam Hurlock , 1978 ) menambahkan
bahwa aktivitas bermain adalah aktivitas yang tidak
dibatasi oleh peraturan-peraturan , hanya
mementingkan keterlibatan pemain dan tidak ada
suatu pengaruh hasil akhir dari permainan terhadap
kenyataan sesungguhnya.
• Bermain pada umumnya sebagai kegiatan spontan
yang tidak mempunyai tujuan tertentu dan lebih
didorong oleh kebutuhan untuk rasa senang
(Chickzen Mihalyi, 1976, Erikson 1950 )
7. Lanjutan…
• Sukintaka (1998), bermain adalah aktivitas
jasmani yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan sukarela untuk memperoleh rasa
senang dari aktivitas tersebut.
• Drijarkara, bermain adalah gejala manusia
yang dibudayakan.
8. Bermain harus mempunyai dua sifat yang
menyertainya yaitu eros dan agon.
• Eros berarti adanya rasa cinta dalam
bermain.
• Agon adalah dinamika untuk mengalahkan
tantangan dalam perjuangan
9. Pandangan Bermain : Teori Klasik
Tokoh Teori Tujuan
Schiller/ Spencer Surplus Energi Mengeluarkan Energi
berlebih
Lazarus Rekreasi Memulihkan energi
Hall Rekapitulasi Memunculkan Instink
Nenek Moyang
Gross Praktis Menyempurnakan
Instink
Johnson et al, (1999) hal. 6 dalam Mayke T. S (2007: 6)
10. Pandangan Bermain : Teori Modern
Teori Peran Bermain dalam Perkembangan Anak
Psikoanalitik Mengatasi pengalaman traumatik, coping terhadap frustasi
Kognitif-Piaget Mempraktekan dan Melakukan kosolidasi konsep –konsep
serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya
Kognitif - Vygotsky Memajukan berfikir abstrak: belajar dalam kaitan ZPD ;
pengaturan diri
Kognitif – Bruner/
Sutton-Smith
Memunculkan fleksibilitas perilaku dan berfikir ;
Imajinasi dan narasi
Singer Mengatur kecepatan Stimulasi dari dalam dan dari luar
11. Pandangan Bermain : Teori lain
Teori Peran Bermain dalam Perkembangan Anak
Arousal
Modulation
Tetap Membuat anak terjaga pada tingkat optimal dengan
menambah stimulasi
Bateson Memajukan kemampuan untuk memahami berbagai tingkat
makna
12. Batasan Bermain
Smith et al ; Garvey ; Rubin, Frein & Vandenberg( dalam Johnson et.al, 1999)
Mengungkapan ciri kegiatan bermain sebagai berikut :
• Dilakukan berdasrkan motivasi instrinsik
• Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh
emosi-emosi yang positif
• Flesibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktivitas ke
aktivitas yang lain
• Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhir
• Bebas memilih
• Mempunyai kualitas pura-pura
• Keterlibatan aktif dari si pemain
• Bebas aturan–aturan yang ditetapkan dari luar.
13. Perkembangan Bermain
1. Mildred Parten ( 1932)
• Unoccupied play
• Solitary play
• Onlooker play
• Paralel play
• Assosiative play
• Cooperative play
14. Lanjutan…
2. Jean Piaget (1962)
• Sensory motor play (20 hari – 6 bulan)
• Symbolic / make believe play (2 tahun- 7 tahun)
• Social games with rules (8 tahun- 11 tahun)
• Games with rules & sports (11 tahun keatas)
3. Hurlock (1981)
• Exploratory stage ( tahap penjelajahan)
• Toy stage ( tahap mainan)
• Play stage ( tahap bermain)
• Daydream stage ( tahap melamun
15. Lanjutan….
4. Rubin, Fein & Vandenberg ( 1983) dan
Smilansky ( 1968)
• Functional Play
• Constructive Play
• Make –Believe Play
• Games with rules
16. MANFAAT BERMAIN
Hurlock mengemukakan bahwa bermain mempunyai peranan
terhadap perkembangan anak dalam hal :
• Perkembangan fisik.
• Belajar berkomunikasi
• Jalan keluarnya energi dan emosi
• Jalan keluarnya kebutuhan/cita-cita.
• Sebagai sumber belajar
• Memacu kreativitas
• Pengenalan diri
• Belajar bermasyarakat
• Sebagai standard moral
• Mengetahui pemilahan dan peranan seks
• Perkembangan kepribadian yang layak
17. Lanjutan ….
Sedang menurut Tedjasaputra (2001:39-50) manfaat bermain
bagi anak adalah untuk:
• Perkembangan aspek fisik.
• Perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus
• Perkembangan aspek sosial
• Perkembangan aspek emosi dan kepribadian
• Perkembangan aspek kognisi
• Mengasah ketajaman penginderaan
• Mengembangkan keterampilan olahraga dan menari
• Media terapi
• Media intervensi.
18. MAINAN
Mainan adalah sesuatu yang digunakan dalam permainan oleh
anak-anak, orang dewasa ataupun
binatang.(http://id.wikipedia.org/wiki/Mainan)
Mainan adalah sarana yang sangat baik untuk medorong
kemampuan anak untuk belajar dan berkembang, sekaligus
sarana bagi mereka untuk bermain dan bersenang-senang.
(http://www.cutenlittle.com/)
Alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan oleh
manusia untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki
berbagai sifat.(Anggani Sudono, 2006 : 7)
19. PERMAINAN
Permainan adalah kegiatan yang ditandai dengan
oleh aturan serta persyaratan –persyaratan yang
disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk
melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan.
(Bettelheim dalam Hurlock, 1978)
Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi
dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang,
atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan
sendiri atau bersama-sama.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Permainan)
20. Struktur dan Klasifikasi Games:
The Caillois Graph
Agôn Alea Mimicry Ilinx
Horseplay
Football
Chess
Coin flips
Craps
Lotteries
Cops &
Robbers
Opera
Swinging
Skiing
Rock
Climbing
Agôn: contests of skill.
Alea: games of chance.
Mimicry: games of make-believe, fantasy, and imitation.
Ilinx: games of vertigo.
Ludus: Sobriety of attitude, formality of game structure.
Paidia: Frivolity of attitude, informality of game structure.
21. Loy’s Conceptualization of Sport
PLAY : Characteristics-
•Separate
•Free
•Uncertain
•Governed by rules
“only Pretending” quality
GAMES : Characteristics:
•Competition
•Outcome determined
by physical skill
strategy or chance
SPORT :Characteristics:
Institutionalized game requiring
Demonstrated physical prowess
Donald Chu, 1982 : 13
22. REFERENSI
Anggani Sudono. 2006. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta : Grasindo
Donald Chu. 1982. Dimensions of Sport. New York : John Wiley & Sons Publisher
Elizabeth B. Hurlock. 1978. Child Development 6th Edition ( Perkembangan Anak). Jakarta :
Erlangga
Johan Huizinga. 1938. Homo Ludens( terjemahan).Jakarta :LP3ES
Mayke S Tedjasaputra. 2007. Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta : Grasindo
http://id.wikipedia.org/wiki/Permainan
http://klinis.wordpress.com/2007/08/30/penerapan-terapi-bermain-bagi-penyandang-autisme-
1/
http://www.cutenlittle.com/