SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
113Vol. II, No.3, Desember 2005
Maksum Radji
Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
Departemen Farmasi, FMIPA-UI, Kampus UI Depok 16424
Pendahuluan
Tanaman, telah lama kita ketahui
merupakan salah satu sumber daya
yang sangat penting dalam upaya
pengobatan dan upaya memper-
tahankan kesehatan masyarakat.
Bahkan sampai saat inipun menurut
perkiraan badan kesehatan dunia
(WHO), 80% penduduk dunia masih
menggantungkan dirinya pada
pengobatan tradisional termasuk
penggunaan obat yang berasal dari
tanaman. Sampai saat ini seperempat
dari obat-obat modern yang beredar
PERANAN BIOTEKNOLOGI
DAN MIKROBA ENDOFIT
DALAM PENGEMBANGAN OBAT HERBAL
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.3, Desember 2005, 113 - 126
ISSN : 1693-9883
ABSTRACT
Plants have been the chief source of compounds of medicine for thousand of years.
Plants are also the source of many medicines for the majority of the world’s popula-
tion. The role of biotechnology is very important for multiplying, conserving the
spesies, and enhancing the production of secondary metabolites. Endophytes are
microbes that inhabit plants are currently considered to be a wellspring of novel
secondary metabolites offering the potensial for medical and industrial exploitation.
Natural products from various endophytic microbes have been investigated. Some
examples of natural products observed from endophytic microbes are antibiotics, anti-
viral compounds, anticancers, antimalarial compounds, antioxidants, antidiabetics,
and immunosuppressive compounds.
Key words : secondary metabolites, endophytes, genetic engineering, tissue
cultures.
di dunia berasal dari bahan aktif yang
diisolasi dan dikembangkan dari
tanaman. Sebagai contoh misalnya
aspirin adalah analgesik yang paling
popular yang diisolasi dari tanaman
Salix dan Spiraea, demikian pula
paclitaxel dan vinblastine merupakan
obat antikanker yang sangat poten-
sial yang berasal dari tanaman
(Pezzuto J, 1996).
Indonesia yang dikenal sebagai
salah satu dari 7 negara yang ke-
anekaragaman hayatinya terbesar ke
dua setelah Brazil, tentu sangat
potensial dalam mengembangkan
REVIEWARTIKEL
Corresponding author : E-mail : maksum@farmasi.ui.ac.id
MAJALAH ILMU KEFARMASIAN114
REVIEWARTIKEL
obat herbal yang berbasis pada
tanaman obat kita sendiri. Lebih dari
1000 spesies tumbuhan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku
obat. Tumbuhan tersebut menghasil-
kan metabolit sekunder dengan
struktur molekul dan aktivitas
biologik yang beraneka ragam, me-
miliki potensi yang sangat baik untuk
dikembangkan menjadi obat ber-
bagai penyakit.
Permasalahannya adalah bagai-
mana menjaga tingkat produksi obat
herbal tersebut dengan bahan baku
obat herbal yang terbatas karena
sebagian besar bahan baku obat
herbal diambil dari tanaman induk-
nya. Sehingga dihawatirkan bahwa
sumberdaya hayati ini akan musnah
disebabkan karena adanya kendala
dalam budidayanya. Bahkan disi-
nyalir bahwa bahan obat herbal yang
diproduksi dan diedarkan di Indo-
nesia saat ini sebagian besar bahan
bakunya sudah mulai diimpor dari
beberapa negara lain.
Peranan bioteknologi dalam
budidaya, multiplikasi, rekayasa
genetika, dan skrining mikroba
endofit yang dapat menghasilkan
metabolit sekunder sangat penting
dalam rangka pengembangan bahan
obat yang berasal dari tanaman obat
ini. Bahkan dengan kemajuan yang
pesat dalam bidang bioteknologi ini
telah dapat dihasilkan beberapa jenis
tanaman transgenik yang dapat
memproduksi vaksin rekombinan
(Maksum R. 2004).
Dalam tinjauan pustaka ini akan
dibahas tentang perkembangan dan
pemanfaatan teknik-teknik biotek-
nologi antara lain seperti teknik
kultur jaringan, in-vitro propagsi,
rekayasa genetika, dan peran mi-
kroba endofit dalam meningkatkan
produksi metabolit sekunder dari
berbagai tanaman obat tersebut.
Kultur Jaringan
Tumbuhan memiliki sifat totipo-
tency, artinya perkembangbiakannya
tidak hanya dari sel telur atau sperma
saja akan tetapi juga bisa berasal dari
sel-sel akar, daun, batang, dan sel
tumbuhan lainnya.
Bila kita menggunakan sebuah
sel yang berasal dari tumbuhan maka
badan tumbuhan keseluruhannya
dapat ditumbuhkan kembali. Karena
adanya sifat inilah, dengan teknik-
teknik yang telah lama dikenal
seperti setek, okulasi, cangkok, serta
dengan metode kultur jaringan,
perbanyakan klon tumbuhan dapat
dilakukan tanpa batas.
Propagasi secara in vitro dari
tanaman obat telah dilakukan untuk
menghasilkan obat ataupun bahan
obat yang berkualitas tinggi (Murch
SJ., et.al.2000). Disamping itu teknik
mikropropagasi juga telah dikem-
bangkan dan digunakan untuk bebe-
rapa tanaman obat, karena terbukti
multiplikasinya lebih cepat, dan
aman. Regenerasi tanaman dengan
tehnik kultur jaringan ini terbukti
menghasilkan bahan kimia yang sama
dengan tanaman induknya. Beberapa
diantaranya yang telah berhasil
dilakukan terhadap tanaman obat
115Vol. II, No.3, Desember 2005
REVIEWARTIKEL
seperti Cinchona ledgeriana, Digitalis
spp, Rehmania glutinosa, Rauwolfia
serpentina, Isoplexis canariensis, dll.
(Paek,KY.et.al.1995, Roy SK.,et.al.
1994., Perez BP., et.al. 2002).
Penambahan senyawa auxin dan
cytokinin dalam media perbenihan
kultur jaringan ternyata mampu
mempercepat multiplikasi sel jaringan
beberapa tumbuhan obat (Rout
Gr,et.al. 1999, Tsay HS, et.al. 1989).
Demikian pula penambahan 6-
benxylaminopurine (BA) dengan
konsentrasi tinggi (1-5 ppm), dapat
mempercepat petumbuhan jaringan
meristem dan meningkatkan pro-
duksi alkaloid dari Atropa belladonna
(Benyamin BD., et.al. 1987). Penam-
bahan 1-5 mg/l kinetin mampu me-
ningkatkan proliferasi sel Picorrhiza
kurroa (Lai N.,et.al. 1996), dan Plan-
tago ovata (Barna KS.et.al.1988),
sedangkan penambahan 2,2 uM
thidiazuron dapat mempercepat
proliferasi sel Nothapodytes foetida (Rai
VR et.al. 2002). Demikian pula
dengan penambahan 5 uM indole-3-
acetic acid (IAA), dapat meningkat-
kan kecepatan tumbuh dari sel
jaringan Zingiber spp. (Faria RT.1995).
Induksi pertumbuhan callus
dengan berbagai jenis zat yang ber-
sifat sebagai regulator pertumbuhan
yang dimasukkan ke dalam medium
pertumbuhannya juga telah banyak
dilakukan. Penambahan auxin dan
cytokinin dalam jumlah yang tepat
terbukti dapat meningkatkan rege-
nerasi kultur dari callus Plumbago rosea
(Satheesh KK., et.al. 1988), dan
regenerasi callus ini telah berhasil
dilakukan dari berbagai tambuhan
obat yang berasal dari berbagai
eksplan tumbuhan misalnya callus
yang berasal dari daun, cabang, akar,
umbi, bunga, dan bagian lainnya dari
tumbuhan. Beberapa diantaranya
adalah regenerasi callus Hyoscyamus
mutius (Basu P. et.el. 1996), Solanum
melongena (Sharma P.,et.al. 1995),
Chephaelis ipecacuanha (Rout GR.et.al.
1992), Psoralea corylifolia (Saxena
C.et.al. 1997), Zingiber officinale (Rout
GR, et.al.1997), Mentha arvensis
(Shasany AK.,et.al. 1998), Centella
asiatica ( Patra A., et.al. 1998), Plum-
bago Zeylanica (Rout GR., et.al. 1999),
Solanum laciniatum ( Okslar V., et.al.
2002), Echinacea pallida ( Koroch AR.,
et.al. 2003), dan Lepidium sativum
(Pande D., et.al. 2002).
Disamping regenerasi melalui sel
callus, regenerasi tumbuhan obat
melalui somatic embryogenesis juga
telah banyak dilakukan. Teknik ini
merupakan suatu proses dimana sel
somatik yang diambil dari jaringan
tumbuhan dapat diinduksi menjadi
embrio dan dapat tumbuh menjadi
tanaman utuh di dalam media per-
benihan yang sesuai. Dalam berbagai
percobaan yang telah dilakukan
pengaturan zat tumbuh atau zat
suplemen lainnya dapat mengatur
percepatan dari embryogenesis
tersebut untuk tujuan pembudi-
dayaan tanaman obat (Arumugam
N.et.al. 1990, Ghosh BE., et.al. 1991.,
Zhou J.,et.al. 1994., Rout GR.,et.al.
1995., Das P.,et.al. 1999., Kumar A.,
1992).
Kultur sel atau jaringan tanaman
MAJALAH ILMU KEFARMASIAN116
REVIEWARTIKEL
obat yang telah didapat melalui re-
generasi secara in vitro ini dapat
disimpan dalam waktu yang lama
pada temperatur rendah dalam nitro-
gen cair (-1960
C). Beberapa tanaman
obat telah dilakukan preservasinya
dengan cara pembekuan sel kultur-
nya antara lain tanaman obat yang
menghasilkan alkaloid yang sangat
penting seperti Rauwollfia serpentina,
Digitalis lanata, Atropa belladonna,
Hyoscyamus spp, dll. Sistem preservasi
beku (cryopreservation) ini dapat
digunakan untuk tujuan penyim-
panan berbagai jenis sel/jaringan,
meristem, pollen, embrio, callus,
ataupun protoplas, sehingga sangat
bermanfaat untuk konservasi tana-
man obat (Tripathi L.,et.al. 2003).
Metabolit sekunder
Tanaman obat merupakan salah
satu sumber bahan baku obat. Seba-
gian besar komponen kimia yang
berasal dari tamanan yang diguna-
kan sebagai obat atau bahan obat
adalah merupakan metobolit sekun-
der. Secara in vitro produksi meta-
bolit sekunder ini dapat dilakukan
dengan teknik kultur jaringan (Deus
B., et.al. 1982., Stafford A, 1986).
Produksi metabolit sekunder
beberapa tanaman obat melalui kul-
tur jaringan telah banyak dilakukan.
Beberapa diantaranya adalah pro-
duksi solasodine yang diisolasi dari
kultur callus Solanum eleagnifolium
(Nigra HM., et.al.1987) dan alkaloid
pyrrolidine dari kultur akar tanaman
Senecio spp. (Toppel G.,et.al. 1987).
Alkaloid cephaelin dan emetine dapat
diisolasi dari kultur callus tanaman
Cephaelis ipecacuanha (Jha S.,et.al.
1988). Demikian juga dengan alka-
loid-alkoloid penting lainnya seperti
quinoline disolasi dari kultur jaringan
Cinchona ledgeriana, diosgenin dari
kultur jaringan Dioscorea deltoidea
(Ravishankar GA.,et.al. 1991),
beberapa enzim proteolitik dari
kultur jaringan Allium sativum (Parisi
M.,et.al.2002), alkaloid cardenolide
dari kultur Digitalis lanata (Pradel H.,
et.al.1997), alkaloid azadirachtin dari
kultur jaringan Azadirachta indica
(Srividya N., et.al 1998) dan lepidine
dari kultur jaringan tanaman Lepidium
sativum (Pande D., et.al.2002).
Untuk tujuan komersial telah
dilakukan pengembangan produksi
metabolit sekunder tanaman obat
tersebut dengan sistem bioreaktor.
Sistem bioreaktor ini dapat diguna-
kan untuk kultur embryogenic ataupun
organogenic dari berbagai spesies
tanaman (Levin R.,et.al. 1988, Preil
W., et.al. 1988). Dari salah satu hasil
percobaan yang menggunakan sistem
bioreaktor ini dapat dihasilkan sapo-
nin sebesar 500 mg/L/hari dari
bioreactor kultur jaringan akar
pohon ginseng (Park JM.,et.al.1992),
dan produksi alkaloid ginsenoside
dari kultur akar Panax ginseng dengan
system bioreaktor berskala besar 1-
10 ton (Hahn EJ.,et.al. 2003). Teknik
kultivasi bioreaktor ini juga telah
berhasil dilakukan untuk mempro-
duksi zat anti kanker dari beberapa
spesies tanaman Taxus. Cara ini jauh
lebih effisien jika dibandingkan
117Vol. II, No.3, Desember 2005
REVIEWARTIKEL
dengan cara-cara konvensional
dimana untuk mendapatkan 1 kg
komponen aktif taxol harus mene-
bang 1 pohon Taxus yang kira-kira
telah berumur 100 tahun (Muhlbah
H.,1998).
Rekayasa Genetika
Kemajuan yang telah dicapai
dalam bidang bioteknologi dan
teknik DNA rekombinan telah mem-
bantu mempercepat dan meningkat-
kan berbagai penelitian menuju ke
arah pemahaman tentang biosintesis
dari metabolit sekunder. Berbagai
penelitian telah berhasil mengiden-
tifikasi beberapa enzim yang ber-
peran penting dalam jalan meta-
bolisme, dan telah berhasil dilakukan
rekayasa dan manipulasi terhadap
enzim-enzim tersebut. Teknik
rekayasa genetika dengan melakukan
transformasi genetik telah dilakukan
untuk memanipulasi lebih dari 120
jenis spesies dari sekitar 35 famili
tanaman menggunakan perantara
bakteri Agrobacterium ataupun
transformasi langsung (Birch RG.,
1997).
Agrobacterium tumafaciens, dan
Agrobacterium rhizogenes, merupakan
bakteri gram-negatif yang terdapat
di dalam tanah yang menyebabkan
tumor crown gall dan hairy root pada
tanaman. Bakteri Agrobacterium
tumafaciens mengandung mega-
plasmid yang berperan penting
dalam induksi tumor tanaman yang
diberi nama Ti plasmid. Selama proses
infeksi, T-DNA yang merupakan
segmen penting dari Ti plasmid
ditransfer ke dalam nukleus sel yang
terinfeksi dan terintegrasi ke dalam
kromosom hospesnya. Sedangkan
bakteri A. rhizogenes dapat meng-
induksi proliferasi multibranched di
tempat akar yang terinfeksi sehingga
disebut dengan “hairy root”. Melalui
infeksi ini dapat ditransfer T-DNA
yang dikenal dengan root inducing
plasmid (Ri plasmid), dan kemudian
dapat terintegrasi ke dalam kromo-
som sel tanaman (Nester EW., et.al.,
1984).
Kemampuan bakteri Agrobac-
terium tumafaciens, dan A. rhizogenes
yang mampu masuk ke dalam
nukleus dan berintegrasi ke dalam
kromosom tanaman inilah yang
dimanfaatkan oleh para peneliti
bioteknologi untuk melakukan
modifikasi secara genetik guna
meningkatkan produksi matabolit
sekunder tanaman obat, baik
tanaman dikotil ataupun monokotil.
Transformasi genetik terhadap
tumbuhan obat telah banyak yang
berhasil dilakukan. Beberapa dian-
taranya adalah transformasi genetik
menggunakan Agrobacterium tuma-
faciens terhadap tanaman transgenik
Azadirachta indica yang mengandung
rekombinan plasmid pTiA6 (Naina
NS.,et.al 1989), Atropa belladonna
(Cucu N.,et.al.2002), dan Echinea
purpurea dan terbukti dapat me-
ningkatkan komposisi alkaloid secara
signifikan (Koroch AR.,et.al.2002).
Demikian pula transformasi genetik
menggunakan Agrobacterium rhizo-
genes telah berhasil meningkatkan
MAJALAH ILMU KEFARMASIAN118
REVIEWARTIKEL
produksi artemisin sebesar 4.8 mg/
L, dari kultur sel Artemisia annua L.
(Cai G.,et.al.1995), dan dapat
meningkatkan produksi alkaloid
puerarin dari kultur sel Pueraria
phaseoloides (Shi HP.,et.al. 2003).
Berbagai jenis tanaman lain juga telah
diteliti peningkatan kadar metabolit
sekunder yang dihasilkannya melalui
transformasi genetik dengan Agro-
bacterium rhizogenes antara lain adalah
terhadap kultur sel/jaringan yang
berasal dari tanaman Aconitum
heterophyllum (Giri A.,et.al.1997),
Digitalis lanata (Pradel H.,et.al. 1997),
Papaver somniferum L. (Park SU.,et.al.
2000), dan Solanum aviculare (Argolo.,
et.al. 2000).
Mikroba Endofit
Mikroba endofit adalah mikroba
yang hidup di dalam jaringan
tanaman pada periode tertentu dan
mampu hidup dengan membentuk
koloni dalam jaringan tanaman tanpa
membahayakan inangnya. Setiap
tanaman tingkat tinggi dapat
mengandung beberapa mikroba
endofit yang mampu menghasilkan
senyawa biologi atau metabolit
sekunder yang diduga sebagai akibat
koevolusi atau transfer genetik (ge-
netic recombination) dari tanaman
inangnya ke dalam mikroba endofit
(Tan RX.,et.al. 2001).
Kemampuan mikroba endofit
memproduksi senyawa metabolit
sekunder sesuai dengan tanaman
inangnya merupakan peluang yang
sangat besar dan dapat diandalkan
untuk memproduksi metabolit
sekunder dari mikroba endofit yang
diisolasi dari tanaman inangnya
tersebut. Dari sekitar 300.000 jenis
tanaman yang tersebar di muka bumi
ini, masing-masing tanaman mengan-
dung satu atau lebih mikroba endofit
yang terdiri dari bakteri dan jamur
(Strobel GA.,et.al. 2003). Sehingga
apabila endofit yang diisolasi dari
suatu tanaman obat dapat meng-
hasilkan alkaloid atau metabolit
sekunder sama dengan tanaman
aslinya atau bahkan dalam jumlah
yang lebih tinggi, maka kita tidak
perlu menebang tanaman aslinya
untuk diambil sebagai simplisia, yang
kemungkinan besar memerlukan
puluhan tahun untuk dapat dipanen.
Berbagai jenis endofit telah berhasil
diisolasi dari tanaman inangnya, dan
telah berhasil dibiakkan dalam me-
dia perbenihan yang sesuai. Demi-
kian pula metabolit sekunder yang
diproduksi oleh mikroba endofit
tersebut telah berhasil diisolasi dan
dimurnikan serta telah dielusidasi
struktur molekulnya. Beberapa
diantaranya adalah :
1. Mikroba endofit yang
menghasilkan antibiotika
Cryptocandin adalah anti-
fungi yang dihasilkan oleh mi-
kroba endofit Cryptosporiopsis
quercina yang berhasil diisolasi
dari tanaman obat Tripterigeum
wilfordii, dan berhasiat sebagai
antijamur yang patogen terhadap
manusia yaitu Candida albicans
119Vol. II, No.3, Desember 2005
REVIEWARTIKEL
dan Trichopyton spp. (Strobel
GA.,et.al. 1999).
Beberapa zat aktif lain yang
diisolasi dari mikroba endofit
misalnya ecomycin diproduksi
oleh Pseudomonas viridiflava juga
aktif terhadap Cryptococcus
neoformans dan C.albicans. Eco-
mycin merupakan lipopeptida
yang disamping terdiri dari
molekul asam amino yang umum
juga mengandung homoserin
dan beta-hidroksi asam arpartat
(Miller RV., et.al. 1998), sedang-
kan senyawa kimia yang dipro-
duksi oleh mikroba endofit
Pseudomonas Syringae yang ber-
hasiat sebagai anti jamur adalah
pseudomycin, yang dapat meng-
hambat pertumbuhan Candida
albicans dan Cryptococcus neo-
formans (Harrison LD.,et.al.
1991).
Pestalotiopsis micrispora,
merupakan mikroba endofit
yang paling sering ditemukan di
tanaman hutan lindung di
seluruh dunia. Endofit ini meng-
hasilkan metabolit sekunder
ambuic acid yang berhasiat se-
bagai antifungi (Li, JY., et al.
2001). Phomopsichalasin, merupa-
kan metabolit yang diisolasi dari
mikroba endofit Phomopsis spp.
berhasiat sebagai anti bakteri
Bacillus subtilis, Salmonella enterica,
Staphylococcos aureus, dan juga
dapat menghambat pertum-
buhan jamur Candida tropicalis
(Horn WS., et.al. 1995).
Antibiotika berspektrum
luas yang disebut munumbicin,
dihasilkan oleh endofit Strepto-
myces spp. strain NRRL 30562
yang merupakan endofit yang
diisolasi dari tanaman Kennedia
nigriscans, dapat menghambat
pertumbuhan Bacillus anthracis,
dan Mycobacterium tuberculosis
yang multiresisten terhadap
berbagai obat anti tbc. (Castillo
UF.et.al. 2002). Jenis endofit
lainnya yang juga menghasilkan
antibiotika berspaktrum luas
adalah mikroba endofit yang
diisolasi dari tanaman Grevillea
pteridifolia. Endofit ini meng-
hasilkan metabolit kakadumycin.
Aktifitas antibakterinya sama
seperti munumbicin D, dan
kakadumycin ini juga berkhasiat
sebagai anti malaria (Castillo UJ.,
et.al. 2003).
2. Mikroba endofit yang mem-
produksi antivirus
Jamur endofit Cytonaema sp.
Dapat menghasilkan metabolit
cytonic acid A dan B, yang
struktur malekulnya merupakan
isomer p-tridepside, berhasiat
sebagai anti virus. Cytonic acid A
dan B ini merupakan protease in-
hibitor dan dapat menghambat
pertumbuhan cytomegalovirus
manusia. (Guo B.et.al. 2000).
3. Mikroba endofit yang
menghasilkan metabolit sebagai
antikanker
Paclitaxel dan derivatnya
merupakan zat yang berkhasiat
MAJALAH ILMU KEFARMASIAN120
REVIEWARTIKEL
sebagai antikanker yang pertama
kali ditemukan yang diproduksi
oleh mikroba endofit. Paclitaxel
merupakan senyawa diterpenoid
yang didapatkan dalam tanam-
an Taxus. Senyawa yang dapat
mempengaruhi molekul tubulin
dalam proses pembelahan sel-sel
kanker ini, umumnya diproduksi
oleh endofit Pestalotiopsis micro-
spora, yang diisolasi dari tanaman
Taxus andreanae, T. brevifolia, dan
T. wallichiana. Saat ini beberapa
jenis endofit lainnya telah dapat
diisolasi dari berbagai jenis Taxus
dan didapatkan berbagai senya-
wa yang berhasiat sebagai anti
tumor. Demikian pula upaya
untuk sintesisnya telah berhasil
dilakukan (Strobel GA. Et.al.
2002).
4. Mikroba endofit penghasil
zat anti malaria
Colletotrichum sp. merupakan
endofit yang diisolasi dari ta-
naman Artemisia annua, meng-
hasilkan metabolit artemisinin
yang sangat potensial sebagai
anti malaria (Lu H., et.al. 2000).
Disamping itu beberapa mikroba
endofit yang diisolasi dari
tanaman Cinchona spp, juga
mampu menghasilkan alkaloid
cinchona yang dapat dikembang-
kan sebagai sumber bahan baku
obat anti malaria (Simanjuntak
P., et.al. 2002).
5. Endofit yang memproduksi
antioksidan
Pestacin dan isopestacin
merupakan metabolit sekunder
yang dihasilkan oleh endofit P.
microspora. Endofit ini berhasil
diisolasi dari tanaman Terminalia
morobensis, yang tumbuh di Papua
New Guinea. Baik pestacin atau-
pun isopestacin berhasiat sebagai
antioksidan, dimana aktivitas ini
diduga karena struktur molekul-
nya mirip dengan flavonoid
(Strobel GA., et.al. 2002).
6. Endofit yang menghasilkan
metabolit yang berkhasiat seba-
gai antidiabetes
Endofit Pseudomassaria sp
yang diisolasi dari hutan lin-
dung, menghasilkan metabolit
sekunder yang bekerja seperti
insulin. Senyawa ini sangat
menjanjikan karena tidak seba-
gaimana insulin, senyawa ini
tidak rusak jika diberikan per-
oral. Dalam uji praklinik ter-
hadap binatang coba mem-
buktikan bahwa aktivitasnya
sangat baik dalam menurunkan
glukosa darah tikus yang diabe-
tes. Hasil tersebut diperkirakan
dapat menjadi awal dari era
terapi baru untuk mengatasi dia-
betes dimasa mendatang (Zhang
B. et.al.1999).
7. Endofit yang memproduksi
senyawa imunosupresif
Obat-obat imunospresif me-
rupakan obat yang digunakan
untuk pasien yang akan dilaku-
kan tindakan transplantasi
121Vol. II, No.3, Desember 2005
REVIEWARTIKEL
organ. Selain itu imunosupresif
juga dapat digunakan untuk
mengatasi penyakit autoimum
seperti rematoid artritis dan in-
sulin dependent diabetes. Senyawa
subglutinol A dan B yang
dihasilkan oleh endofit Fusarium
subglutinans yang diisolasi dari
tanaman T. wilfordii, merupakan
senyawa imunosupresif yang
sangat poten (Lee,J., et.al. 1995).
Penutup
Tanaman merupakan sumber
bahan baku obat yang tak ternilai
harganya, perlu terus menerus
mendapat perhatian kita semua.
Ekploitasi tanaman obat yang ber-
lebihan tanpa memperhatikan upaya
konservasinya tentu sangat meng-
khawatirkan. Peran para ahli budi-
daya tanaman dan para ahli bio-
teknologi khususnya teknologi kultur
jaringan sangat penting untuk
menghindari kelangkaan bahan baku
obat herbal yang sampai saat ini
masih diambil dari tanaman aslinya
secara konvensional. Kultur jaringan
sangat bermanfaat dalam upaya
perbanyakan dan multiplikasi serta
konversi dari beberapa spesies
tanaman obat. Produksi metabolit
sekunder dapat dilakukan secara in
vitro dalam skala besar. Demikian
pula rekayasa genetika dan tran-
sformasi genetik dapat mening-
katkan produksi metabolit sekunder.
Peran mikroba endofit yang dapat
memproduksi metabolit sekunder
yang sama kualitasnya dengan
tanaman aslinya sangat potensial
untuk terus dikembangkan guna
memperoleh metabolit sekunder
yang dapat digunakan untuk mengo-
bati berbagai jenis penyakit.
Daftar Acuan
Arumugam N., SS. Bhojwani. (1990).
Somatic embryogenesis in tissue
cultures of Podohyllum kexandrum.
Can J. Botany. 68: 487-491.
Argolo AC., BV. Charlwood, M.
Plesch. (2000). The regulation of
solasodine production by Argo-
bacterium rhizogenes trans-
formed roots of Solanum avicu-
lare. Planta Medica. 66: 448-451.
Barna KS., AK. Wakhlu. (1988). Axil-
lary shoot induction and plant
regeneration in Plantago ovata.
Plant Cell Tissue Organ Cult. 15 :
169-173.
Basu P., S. Chand. (1996).Regenera-
tion of plantlets from root-de-
rived callus of Egyptian henbane.
Cell Chromosome Res. 19: 31-34.
Benyamin BD., P. Roja, MR. Heble,
MS. (1987). Chandra. Multiple
shoot cultures of Atropa bella-
donna : Efect of physicochemi-
cal factors on growth and alka-
loid formation. J. Plant Nutr. 129:
129-135
Birch RG.,(1997). Plant transforma-
tion : Problem and strategies for
practical application. Ann Rev
Plant Physiol Plant Mol Biol. 48:
297-326.
MAJALAH ILMU KEFARMASIAN122
REVIEWARTIKEL
Cai G., G. Li, H.Ye, (1995). Hairy
roots culture of Artemisia annua
L. by Ri plasmid transformation
and biosynthesis of artemisinin.
Chin J Biotechnol. 11: 227-235.
Castillo UF., GA. Strobel, EJ. Ford,
WM Hess, H. Poter, JB. Jenson,
H. Albert, R. Robinson, MA.
Condron, DB. Teplow, D. Ste-
vens and D. Yaver. (2002).
Munumbicins, wide spectrum
antibiotics produced by Strepto-
myces NRRL 30562, endophytic
on Kennedia nigriscans. Microbiol-
ogy 148:2675-2685.
Castillo UJ., K. Harper, GA. Strobel.,
J. Sears, K. Alesi, E.Ford, J. Lin,
M. Hunter, M. Maranta, H. Ge.
D. Yaver, JB. Jensen, H. Porter,
R. Robinson, D. Millar, WM.
Hess, M. Condron, and D.
Teplow. (2003). Kakandumycins,
novel antibiotics from Strepto-
myces sp. NRRL 30566, an endo-
phyte of Grevillea pteridifolia.
FEMS Lett. 24: 183-190.
Cucu N., Gabriela, L. Gavrila. (2002).
Genetically modified medicines
plants. Transfer and expression
of a marker kanamycine resis-
tance gene in Atropa belladonna
plants. Rom Biotechnol Lett. 7: 869-
874.
Das P., SK. Palai, A. Patra, YS
Samantaray, GR. Rout. (1999). In
vitro somatic embryogenesis in
Tyhponium trilobatum Schoot.
Plant Growth Reg. 27: 95-99.
Deus B., MH Zenk. (1982). Exploita-
tion of plant cells for the produc-
tion of natural compounds.
Biotechnol Bioeng. 24: 1965-1974.
Faria RT., RD. Illg. (1995). Micro-
prpgation of Zingiber spectabile
Griff. Sci. Horticult. 62: 135-137.
Gastaldo P., AM. Cafiglia. (1996).
Somatic embryogenesis and es-
culin formation in calli and em-
bryoids from bark explants of
Aesculus hippocastanum L. Plant
Sci. Shannon. 119: 157-162.
Ghosh BE, S. Sen. (1991). Plant regen-
eration through somatic embryo-
genesis from spear callus culture
of Asparagus cooperi Baker. Plant
Cell Rep. 9: 667-670.
Giri A., S. Banerjee, PS Ahuja, CC
Giri. (1997). Production of hairy
roots in Aconitum heterophyllum
Wall. Using Argobacterium rhi-
zogenes. In vitro Cell Dev Biol Plant
.33: 293-306.
Guo B., J. Dai, S. Ng, Y. Huang, C.
Leong, W.Ong, and BK. Carte.
(2000). Cytonic acid A and B,
novel tridepside inhibitor of
hCMV protease from the endo-
phytic fungus Cytonaena sp.
J.Nat.Prod. 63: 602-604.
Hahn EJ., YS Kim, KW.Yu, CS Jeong,
KY Paek. (2003). Adventitious
root cultures of Panax gingseng
and ginsedoside production
though large scale bioreactor sys-
tem. J Plant Biotechnol. 5: 1-6.
Harrison L., C.Teplow., M. Rinaldi.,
and GA Strobel., (1991) Pseu-
domycins, a family of novel pep-
tides from Pseudomonas Syringae,
possessing broad spectrum anti-
fungal activity. J.Gen.Microbiol.
137 : 2857-2865.
123Vol. II, No.3, Desember 2005
Horn WS., MSJ.Simmonds, RE.
Schartz, and WM. Blaney. (1995).
Phomopsichalasin, a novel anti-
microbial agent from an endo-
phytic Phomopsis Spp. Tetrahedron
14: 3969-3978.
Jha S., NP. Sahu, SB. Mahato. (1988).
Production of the alkaloids emet-
ine and cephaelin in callus cul-
tures of Cephaelis ipecacuanha.
Planta Medica 54: 504-506.
Koroch AR., J. Kapteyn, HR. Juliani,
JE. Simon. (2003). In vitro regen-
eration of Echinacea pallida from
leaf explants. In vitro Cell Dev Biol
Plant. 39: 415-418.
Koroch AR., J. Kapteyn, HR. Juliani,
JE. Simon. (2002). Invotro-
regeneration and Agrobacterium
transformation of Echinecea
purpuria leaf explant. Trends
New Crop New News.
Kumar A., (1992). Somatic embryo-
genesis ang high frequency
plantlet regeneration in callus cul-
tures of Thevetia peruviana. Plant
Cell Tissue Organ Cult. 31: 47-50.
Lai N., PS. Ahuja. (1996). Plantlet re-
generation from callus in Piccor-
hiza kurroa Royle, An endangered
medicinal plants. Plant Tissue
Cult. 6: 127-134
Li JY., JK. Harper, DM. Grant, BO.
Tombe, B. Basyal, WM. Hess,
and GA.Srobel. Ambuic acid, a
highly functionalized cyclohexe-
none with antifungal activity
from Pestalotiopsis spp. And
Monochaetia spp. Pytochemistry 56:
463-468.
Lee,J. E. Lobkovsky, NB. Pliam, GA.
Strobel, and J. Clardy (1995).
Subglutinols A and B: immuno-
suppressive compounds from the
endophytic fungus Fusarium
subglutinans. J.Org.Chem. 60: 7076-
7077.
Levin R., V. Gaba, B. Tal, S. Hirsch,
D. De Nola, K. Vasil. (1988). Au-
tomatic planttissue culture for
mass propagation. Biotchnology.
6: 1035-1040.
Lu H., WX. Zou, JC. Meng, J. Hu, and
RX Tan. (2000). New Bioactive
metabolites produced by Colle-
totrichum sp., an endophytic fun-
gus in Artemisia annua. Plant Sci.
151: 76-73.
Maksum R. (2004) Pemberian Vakasin
melalui Tanaman Trangenik.
Maj. Il.Kefarmasian Indon. 1(1):
1-9.
Miller,RV.,CM.Miller, D. Garton-
Kinney, B.Redgrave, J. Sears, M.
Condron, D. Teplow, and GA.
Strobel. (1998). Ecomycins,
unique antimycotics from Pseu-
domonas viridflava. J. Appl.
Microbiol. 84:937-944.
Muhlbach H., (1998). Use of plant cell
cultures in biotechnology. Biotech
Ann Rev. 4: 113-171.
Murch SJ., K. Ray, PK Saksena. (2000).
Tryptophan is a precursor for
malatonin and serotonin biosyn-
thesis in vitrogenerated St.John’s
wort. Plant Cell Rep. 19: 698-704.
Naina NS., PK Gupta, AF. Masca-
renhas. (1989). Genetic transfor-
mation and regeneration of
MAJALAH ILMU KEFARMASIAN124
transgenic neem (Azadirachta in-
dica) plants using Argobacterium
tumafaciens. Curr Sci. 58: 184-187
Nester EW., MP Gordon, RM
Amasino, MF. Yanofsky. (1984).
Crown gall: a molecular and
physiological analysis. Ann Rev
Plant Physiol. 35: 387-413.
Nigra, HM. OH Caso, AM. Guilietti,
(1987). Production of Solasodine
by calli from different parts of
Solanum eleaginifolium. Plant Cell
Rep. 6: 135-137.
Okslar V., B. Strukeij, S. Kreft, B.
Bohanec, J. Zel. (2002). Micro-
propagation and hairy root cul-
ture of Solanum laciniatum. In
vitro Cell Dev Biol Plant. 38: 352-
357.
Pande P., S. Malik, M. Bora. PS.
Srivastava.(2002) Rapid protocol
for in vitro propagation of Lepi-
dium sativum Linn and enchan-
cement in the yield of lepidine.
In vitro Cell Dev Biol Plant. 38: 451-
455.
Parisi M., S. Moreno, G. Fernandez,
(2002). Characterization of a
novel cysteine peptidase from
tissue cultures of garlic (Allium
sativum L). In vitro Cell Dev Biol
Plant. 38: 608-612.
Park JM., SY. Yoon. (1992). Produc-
tion of sunguinarine by suspen-
sion culture of Papaver somniferum
in bioreactors. J.Ferm Bioeng. 74:
292-296.
Patra A., B. Rai, (1998). Succesful plan
regeneration from callus cultures
of Centella asiatica Linn. Urban.
Plant Growth Reg. 24: 13-16.
Paek KY., KJ. Yu, SI.Park, NS. Sung,
CH. Park. (1995). Micropro-
pagatian of Rehmannia glutinosa as
medicinal plant by shoot tip and
root segment culture. Acta
Horticult. 390:113-120.
Pessuto J. (1996)Taxol Production in
plant cell culture comes of age.
Nature Biotechnol. 14: 1083.
Perez-Bermudez P., HU. Seitz, I.
Gavidia, (2002) A protocol for
rapid micropropagation of
endergered Isoplexes In vitro.
Cell Dev Biol Plant. 38: 178-182.
Pradel H., U. Dumkelehmann, B.
Diettrich, M. Luckner. (1997).
Hairy root cultures of Digitalis
lanata. Secondary metabolism
and plant regeneration. J. Plant
Physiol. 151: 209-215.
Preil W., P. Florek, U. Wix, A. Beck.
(1988). Toward mass propaga-
tion by use of bioreactors. Acta
Horticult. 226: 99-105.
Rai VR. (2002). Rapid clonal propa-
gation of Nothapodytes foetida – a
threatened medicinal tree. In-
vitro Cell Dev Biol-Plant. 38: 183-
185.
Ravishankar GA., S. Grewal. (1991).
Development of media for
growth of Dioscorea deltoidea cells
and in vitro diosgenin produc-
tion : Influence of media constitu-
ents and nutrient stress. Bio-
technol. Lett. 13: 125-130.
Roy SK., MZ. Hossain, MS. Islam,
(1994). Mass propagation of
Rauvolfia serpentina by in vitro
shoot tip culture. Plant Tissue
Cult. 4: 69-75.
125Vol. II, No.3, Desember 2005
Rout GR., P.Das. (1997). In vitro or-
ganogenesis in ginger (Zingiber
officinale). J.Herbs. Spices and
Med.Plants. 4: 41-51.
Rout GR. C. Saxena, S. Samantaray,
P. Das. (1999). Rapid clonal
propagation of Plumbago zeylanica
Linn. Plant Growth Reg. 28: 1-4.
Rout GR., UC. Mallick, P. Das. (1992).
In vitro plant regeneration from
leaf callus of Cephaelis ipecacuanha.
Adv.Plat. Sci. 5: 608-613.
Rout GR., S Samantaray. (1995). So-
matic embryogenesis and plant
regeneration from callus culture
of Acacia catechu a multipurpose
leguminous tree. Plant Cell Tis-
sue Organ Cult. 42: 283-285.
Satheesh Kumar K., KV Bavanandan.
(1988). Micropropagation of
Plumbago rosea Linn. Plant Cell
Tissue Organ Cult. 15: 275-278.
Saxena C., SK. Palai, S. Samantaray,
GR Rout, P. Das. (1997). Plant
regeneration from callus cultures
of Psoralea corylifolia Linn. Plant
Growth Reg. 22: 13-17
Sharma P., MV. Rajam (1995). Geno-
type, explat and position effects
on organogenesis and somatic
embryogenesis in Solanum
melongena L. J. Exp. Botany. 46 :
135-141.
Shasany AK., SPS. Khanuja, S.
Dhawan, U. Yadav, S. Sharma, S.
Kumar, (1998). High regenera-
tive nature of Mentha arvensis in-
ternodes. J.Biosci. 23: 641-646.
Shi HP., S. Kintzios. (2003). Genetic
transformation of Pueraria pha-
seoloides with Argobacterium
rhizogenes. And puerarin produc-
tion in hairy roots. Plant Cell Rep.
21: 1103-1107.
Simanjuntak P., T. Parwati, Busta-
nussalam, TK. Prana, S. Wibowo,
H. Shibuya. (2002). Isolasi dan
kultivasi mikroba endofit peng-
hasil senyawa alkaloid kinkona
dari Chinchona spp. J. Mikrobiol.
Indon. 7(2): 27-30.
Srividya N., BPS Devi. (1998).
Azadirachtin and nimbin content
in in vitro cultured shoots and
roots of Azadirachta indica A. Juss
Indian J Plant Physiol. 3: 129-34.
Stafford A., P. Morris, MW. Fowler.
(1986). Plant cell Biotchnology: A
perspective. Enzyme Microbial
Tech. 8: 578-597.
Strobel GA., and B. Daisy (2003),
Bioprospecting for Microbial En-
dophytes and Their Natural
Products. Microbiol. and Mol. Bi-
ology Rev. 67(4):491-502.
Strobel,GA. (2002). Microbial gifts
from rain forests. Can.J.Plant
Pathol. 24: 14-20.
Strobel, GA., E. Ford. J. Woapong,
JK. Harper, AM. Arif, DM.
Grant, PCW. Fung, and K. Chan.
(2002). Isopestacin, an isoben-
zopuranone from Pestalotiopsis
microspora, possessing antifungal
and antioxidant activities.
Pytochemistry 60: 179-183.
Strobel GA., RV. Miller, C. Miller, M.
Condron, DB. Teplow, and WM.
Hess. (1999). Cryptocandin, a
potent antimycotic from endo-
MAJALAH ILMU KEFARMASIAN126
phytic fungus Cryptosporiopsis
quercina. Microbiology 145: 1919-
1926.
Tan,RX and WX Zou., (2001) Endo-
phytes : a rich source of func-
tional metabolites. Nat Prod.Rep.
18 : 448-459.
Tripathi L., JN Tripathi. (2003). Role
of biotechnology in medicinal
plants. Trop J. Pharm. Res. 2(2):
243-253.
Toppel G., L. White, B. Riebesehl, K.
Von Borstel, T. Hartman. (1987).
Alkaloid pattern and biosyn-
thetic capacity of root cultures
from some pyrrolizidine alkaloid
producing Senecio spp. Plant Cell
Rep. 6: 466-469.
Tsay HS., TG. Gau. CC. Chen. (1989).
Rapid clonal propagation of
Pinella ternate by tissue culture.
Plant Cell Rep. 8: 450-454.
Zhang,B., G.salituro, D.Szalkowski,
Z. Li, Y. Zhang, I. Royo, D.
Vilella, M. Dez, F. Pelaes, C.
Ruby, RL. Kendall, X. Mao, P.
Griffin, J. Calaycay, JR. Zierath,
JV. Heck, RG. Smith, and DE.
Moller. (1999). Discovery af small
molecule insulin mimetic with
antidiabetic activity in mice. Sci-
ence 284: 974-981.
Zhou J., H. Ma, F. Guo, X. Luo. (1994).
Effect of thidiazuron on somatic
embryogenesis of Cayratia
japonica. Plant Cell Tissue Organ
Cult. 36: 73-79.

More Related Content

What's hot

Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROSMPN 4 Kerinci
 
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)Annisa Dinandya
 
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Yosua Silalahi
 
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalPpt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalSMPN 4 Kerinci
 
Makalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringanMakalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringanandreanapulu
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHDevi Nathania
 
Panduan Kultur Jaringan Gaharu
Panduan Kultur Jaringan GaharuPanduan Kultur Jaringan Gaharu
Panduan Kultur Jaringan GaharuAndri Sofda
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringanafifauliya
 
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Shella Sagita
 
Makalah biologi ANALISIS KULTUR JARINGAN
Makalah biologi ANALISIS  KULTUR JARINGANMakalah biologi ANALISIS  KULTUR JARINGAN
Makalah biologi ANALISIS KULTUR JARINGANFahrizal Hari
 
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar  Kultur jaringanPpt Biologi Dasar  Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringanbesse fatimah
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibAndria Bin Muhayat
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhantochi run
 
Biologi (Kultur Jaringan)
Biologi (Kultur Jaringan)Biologi (Kultur Jaringan)
Biologi (Kultur Jaringan)Sena Aditya
 

What's hot (20)

Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
 
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
Kultur Jaringan (Presentasi Biologi SMA)
 
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
Kultur Jaringan XI IPA 2 SMAN 31
 
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalPpt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
 
Makalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringanMakalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringan
 
Aklimatisasi
AklimatisasiAklimatisasi
Aklimatisasi
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
KULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAHKULTUR JARINGAN MAKALAH
KULTUR JARINGAN MAKALAH
 
Panduan Kultur Jaringan Gaharu
Panduan Kultur Jaringan GaharuPanduan Kultur Jaringan Gaharu
Panduan Kultur Jaringan Gaharu
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
 
Makalah biologi ANALISIS KULTUR JARINGAN
Makalah biologi ANALISIS  KULTUR JARINGANMakalah biologi ANALISIS  KULTUR JARINGAN
Makalah biologi ANALISIS KULTUR JARINGAN
 
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar  Kultur jaringanPpt Biologi Dasar  Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhan
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Bab 6 bioteknologi 9j
Bab 6 bioteknologi 9jBab 6 bioteknologi 9j
Bab 6 bioteknologi 9j
 
Kultur Jaringan
Kultur JaringanKultur Jaringan
Kultur Jaringan
 
Biologi (Kultur Jaringan)
Biologi (Kultur Jaringan)Biologi (Kultur Jaringan)
Biologi (Kultur Jaringan)
 

Viewers also liked

Piano aria sicilia capitolo 7 pag 219 a 233 righe copiate dal piano veneto ...
Piano aria sicilia capitolo 7 pag 219  a 233  righe copiate dal piano veneto ...Piano aria sicilia capitolo 7 pag 219  a 233  righe copiate dal piano veneto ...
Piano aria sicilia capitolo 7 pag 219 a 233 righe copiate dal piano veneto ...Pino Ciampolillo
 
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...Pino Ciampolillo
 
Tarsu isola delle femmine 2013 delibera della commissione straordinaria consi...
Tarsu isola delle femmine 2013 delibera della commissione straordinaria consi...Tarsu isola delle femmine 2013 delibera della commissione straordinaria consi...
Tarsu isola delle femmine 2013 delibera della commissione straordinaria consi...Pino Ciampolillo
 
Corte dei conti regione sicilia bilancio 2011 e 2012 scioglimento c.c. isola...
Corte dei conti regione sicilia bilancio 2011 e 2012 scioglimento c.c.  isola...Corte dei conti regione sicilia bilancio 2011 e 2012 scioglimento c.c.  isola...
Corte dei conti regione sicilia bilancio 2011 e 2012 scioglimento c.c. isola...Pino Ciampolillo
 
Copia di piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambie...
Copia di piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambie...Copia di piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambie...
Copia di piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambie...Pino Ciampolillo
 
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...Pino Ciampolillo
 
Piano aria sicilia capitolo 7 da pag 219 a pag 233 piano direttore ass.to t...
Piano aria sicilia capitolo 7  da pag 219 a pag 233  piano direttore ass.to t...Piano aria sicilia capitolo 7  da pag 219 a pag 233  piano direttore ass.to t...
Piano aria sicilia capitolo 7 da pag 219 a pag 233 piano direttore ass.to t...Pino Ciampolillo
 
Byor presentatie event 16 april 2013 'van bezoeker naar klant' Mangrove
Byor presentatie event 16 april 2013 'van bezoeker naar klant' MangroveByor presentatie event 16 april 2013 'van bezoeker naar klant' Mangrove
Byor presentatie event 16 april 2013 'van bezoeker naar klant' MangroveBYOR Group
 
Piano aria sicilia capitolo 1 da pag 9 a pag 29 sicilia 1
Piano aria sicilia capitolo 1 da pag 9 a pag 29  sicilia 1Piano aria sicilia capitolo 1 da pag 9 a pag 29  sicilia 1
Piano aria sicilia capitolo 1 da pag 9 a pag 29 sicilia 1Pino Ciampolillo
 
Le motivazione nella sentenza di condanna, di francesco bruno, per l’omicidio...
Le motivazione nella sentenza di condanna, di francesco bruno, per l’omicidio...Le motivazione nella sentenza di condanna, di francesco bruno, per l’omicidio...
Le motivazione nella sentenza di condanna, di francesco bruno, per l’omicidio...Pino Ciampolillo
 
Piano aria sicilia il copiato riga dopo riga non solo dal piano aria d...
Piano aria sicilia il copiato riga dopo  riga   non  solo  dal piano  aria  d...Piano aria sicilia il copiato riga dopo  riga   non  solo  dal piano  aria  d...
Piano aria sicilia il copiato riga dopo riga non solo dal piano aria d...Pino Ciampolillo
 
D'arpa progettista dicembre 2013 capitolato tetto comune
D'arpa progettista dicembre 2013 capitolato tetto comuneD'arpa progettista dicembre 2013 capitolato tetto comune
D'arpa progettista dicembre 2013 capitolato tetto comunePino Ciampolillo
 
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...Pino Ciampolillo
 
Piano aria regione sicilia anza' salvatore giuseppe ciampolillo procedimento ...
Piano aria regione sicilia anza' salvatore giuseppe ciampolillo procedimento ...Piano aria regione sicilia anza' salvatore giuseppe ciampolillo procedimento ...
Piano aria regione sicilia anza' salvatore giuseppe ciampolillo procedimento ...Pino Ciampolillo
 

Viewers also liked (16)

Piano aria sicilia capitolo 7 pag 219 a 233 righe copiate dal piano veneto ...
Piano aria sicilia capitolo 7 pag 219  a 233  righe copiate dal piano veneto ...Piano aria sicilia capitolo 7 pag 219  a 233  righe copiate dal piano veneto ...
Piano aria sicilia capitolo 7 pag 219 a 233 righe copiate dal piano veneto ...
 
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
 
Tarsu isola delle femmine 2013 delibera della commissione straordinaria consi...
Tarsu isola delle femmine 2013 delibera della commissione straordinaria consi...Tarsu isola delle femmine 2013 delibera della commissione straordinaria consi...
Tarsu isola delle femmine 2013 delibera della commissione straordinaria consi...
 
Corte dei conti regione sicilia bilancio 2011 e 2012 scioglimento c.c. isola...
Corte dei conti regione sicilia bilancio 2011 e 2012 scioglimento c.c.  isola...Corte dei conti regione sicilia bilancio 2011 e 2012 scioglimento c.c.  isola...
Corte dei conti regione sicilia bilancio 2011 e 2012 scioglimento c.c. isola...
 
Copia di piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambie...
Copia di piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambie...Copia di piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambie...
Copia di piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambie...
 
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
 
amaha internet course
amaha internet courseamaha internet course
amaha internet course
 
Piano aria sicilia capitolo 7 da pag 219 a pag 233 piano direttore ass.to t...
Piano aria sicilia capitolo 7  da pag 219 a pag 233  piano direttore ass.to t...Piano aria sicilia capitolo 7  da pag 219 a pag 233  piano direttore ass.to t...
Piano aria sicilia capitolo 7 da pag 219 a pag 233 piano direttore ass.to t...
 
Byor presentatie event 16 april 2013 'van bezoeker naar klant' Mangrove
Byor presentatie event 16 april 2013 'van bezoeker naar klant' MangroveByor presentatie event 16 april 2013 'van bezoeker naar klant' Mangrove
Byor presentatie event 16 april 2013 'van bezoeker naar klant' Mangrove
 
Piano aria sicilia capitolo 1 da pag 9 a pag 29 sicilia 1
Piano aria sicilia capitolo 1 da pag 9 a pag 29  sicilia 1Piano aria sicilia capitolo 1 da pag 9 a pag 29  sicilia 1
Piano aria sicilia capitolo 1 da pag 9 a pag 29 sicilia 1
 
Le motivazione nella sentenza di condanna, di francesco bruno, per l’omicidio...
Le motivazione nella sentenza di condanna, di francesco bruno, per l’omicidio...Le motivazione nella sentenza di condanna, di francesco bruno, per l’omicidio...
Le motivazione nella sentenza di condanna, di francesco bruno, per l’omicidio...
 
Piano aria sicilia il copiato riga dopo riga non solo dal piano aria d...
Piano aria sicilia il copiato riga dopo  riga   non  solo  dal piano  aria  d...Piano aria sicilia il copiato riga dopo  riga   non  solo  dal piano  aria  d...
Piano aria sicilia il copiato riga dopo riga non solo dal piano aria d...
 
Evalu12
Evalu12Evalu12
Evalu12
 
D'arpa progettista dicembre 2013 capitolato tetto comune
D'arpa progettista dicembre 2013 capitolato tetto comuneD'arpa progettista dicembre 2013 capitolato tetto comune
D'arpa progettista dicembre 2013 capitolato tetto comune
 
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
Piano aria regione sicilia audizioni in commissione territorio ambiente inter...
 
Piano aria regione sicilia anza' salvatore giuseppe ciampolillo procedimento ...
Piano aria regione sicilia anza' salvatore giuseppe ciampolillo procedimento ...Piano aria regione sicilia anza' salvatore giuseppe ciampolillo procedimento ...
Piano aria regione sicilia anza' salvatore giuseppe ciampolillo procedimento ...
 

Similar to Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal

Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriUnny Ru
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Haniatur Rohmah
 
Materi farmakognosi sem genap
Materi farmakognosi sem genapMateri farmakognosi sem genap
Materi farmakognosi sem genapapotek agam farma
 
Artikel 13 3 3 siti fatimah
Artikel 13 3 3 siti fatimahArtikel 13 3 3 siti fatimah
Artikel 13 3 3 siti fatimahtantri_ta
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthiKesuma Yudha
 
BIOTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN(1).docx
BIOTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN(1).docxBIOTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN(1).docx
BIOTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN(1).docxssuser04c576
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitIrpandi Uciha
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...Repository Ipb
 
es krim jamu
es krim jamues krim jamu
es krim jamuHana Asri
 
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatIbanevBlo
 
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamaAcuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamasiswanto19
 
Jamu Imunitas COVID.pptx
Jamu Imunitas COVID.pptxJamu Imunitas COVID.pptx
Jamu Imunitas COVID.pptxWidhiAstana2
 

Similar to Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal (20)

Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
Penelitian tanaman
Penelitian tanamanPenelitian tanaman
Penelitian tanaman
 
Materi farmakognosi sem genap
Materi farmakognosi sem genapMateri farmakognosi sem genap
Materi farmakognosi sem genap
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Artikel 13 3 3 siti fatimah
Artikel 13 3 3 siti fatimahArtikel 13 3 3 siti fatimah
Artikel 13 3 3 siti fatimah
 
Kajian Literatur : Double Stemcell
Kajian Literatur : Double StemcellKajian Literatur : Double Stemcell
Kajian Literatur : Double Stemcell
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthi
 
BIOTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN(1).docx
BIOTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN(1).docxBIOTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN(1).docx
BIOTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN(1).docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencit
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
 
es krim jamu
es krim jamues krim jamu
es krim jamu
 
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
 
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamaAcuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
 
OT.ppt
OT.pptOT.ppt
OT.ppt
 
Tugas tcm batra
Tugas tcm batraTugas tcm batra
Tugas tcm batra
 
Jamu Imunitas COVID.pptx
Jamu Imunitas COVID.pptxJamu Imunitas COVID.pptx
Jamu Imunitas COVID.pptx
 

Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal

  • 1. 113Vol. II, No.3, Desember 2005 Maksum Radji Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Departemen Farmasi, FMIPA-UI, Kampus UI Depok 16424 Pendahuluan Tanaman, telah lama kita ketahui merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam upaya pengobatan dan upaya memper- tahankan kesehatan masyarakat. Bahkan sampai saat inipun menurut perkiraan badan kesehatan dunia (WHO), 80% penduduk dunia masih menggantungkan dirinya pada pengobatan tradisional termasuk penggunaan obat yang berasal dari tanaman. Sampai saat ini seperempat dari obat-obat modern yang beredar PERANAN BIOTEKNOLOGI DAN MIKROBA ENDOFIT DALAM PENGEMBANGAN OBAT HERBAL Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.3, Desember 2005, 113 - 126 ISSN : 1693-9883 ABSTRACT Plants have been the chief source of compounds of medicine for thousand of years. Plants are also the source of many medicines for the majority of the world’s popula- tion. The role of biotechnology is very important for multiplying, conserving the spesies, and enhancing the production of secondary metabolites. Endophytes are microbes that inhabit plants are currently considered to be a wellspring of novel secondary metabolites offering the potensial for medical and industrial exploitation. Natural products from various endophytic microbes have been investigated. Some examples of natural products observed from endophytic microbes are antibiotics, anti- viral compounds, anticancers, antimalarial compounds, antioxidants, antidiabetics, and immunosuppressive compounds. Key words : secondary metabolites, endophytes, genetic engineering, tissue cultures. di dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari tanaman. Sebagai contoh misalnya aspirin adalah analgesik yang paling popular yang diisolasi dari tanaman Salix dan Spiraea, demikian pula paclitaxel dan vinblastine merupakan obat antikanker yang sangat poten- sial yang berasal dari tanaman (Pezzuto J, 1996). Indonesia yang dikenal sebagai salah satu dari 7 negara yang ke- anekaragaman hayatinya terbesar ke dua setelah Brazil, tentu sangat potensial dalam mengembangkan REVIEWARTIKEL Corresponding author : E-mail : maksum@farmasi.ui.ac.id
  • 2. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN114 REVIEWARTIKEL obat herbal yang berbasis pada tanaman obat kita sendiri. Lebih dari 1000 spesies tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Tumbuhan tersebut menghasil- kan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan aktivitas biologik yang beraneka ragam, me- miliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi obat ber- bagai penyakit. Permasalahannya adalah bagai- mana menjaga tingkat produksi obat herbal tersebut dengan bahan baku obat herbal yang terbatas karena sebagian besar bahan baku obat herbal diambil dari tanaman induk- nya. Sehingga dihawatirkan bahwa sumberdaya hayati ini akan musnah disebabkan karena adanya kendala dalam budidayanya. Bahkan disi- nyalir bahwa bahan obat herbal yang diproduksi dan diedarkan di Indo- nesia saat ini sebagian besar bahan bakunya sudah mulai diimpor dari beberapa negara lain. Peranan bioteknologi dalam budidaya, multiplikasi, rekayasa genetika, dan skrining mikroba endofit yang dapat menghasilkan metabolit sekunder sangat penting dalam rangka pengembangan bahan obat yang berasal dari tanaman obat ini. Bahkan dengan kemajuan yang pesat dalam bidang bioteknologi ini telah dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman transgenik yang dapat memproduksi vaksin rekombinan (Maksum R. 2004). Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang perkembangan dan pemanfaatan teknik-teknik biotek- nologi antara lain seperti teknik kultur jaringan, in-vitro propagsi, rekayasa genetika, dan peran mi- kroba endofit dalam meningkatkan produksi metabolit sekunder dari berbagai tanaman obat tersebut. Kultur Jaringan Tumbuhan memiliki sifat totipo- tency, artinya perkembangbiakannya tidak hanya dari sel telur atau sperma saja akan tetapi juga bisa berasal dari sel-sel akar, daun, batang, dan sel tumbuhan lainnya. Bila kita menggunakan sebuah sel yang berasal dari tumbuhan maka badan tumbuhan keseluruhannya dapat ditumbuhkan kembali. Karena adanya sifat inilah, dengan teknik- teknik yang telah lama dikenal seperti setek, okulasi, cangkok, serta dengan metode kultur jaringan, perbanyakan klon tumbuhan dapat dilakukan tanpa batas. Propagasi secara in vitro dari tanaman obat telah dilakukan untuk menghasilkan obat ataupun bahan obat yang berkualitas tinggi (Murch SJ., et.al.2000). Disamping itu teknik mikropropagasi juga telah dikem- bangkan dan digunakan untuk bebe- rapa tanaman obat, karena terbukti multiplikasinya lebih cepat, dan aman. Regenerasi tanaman dengan tehnik kultur jaringan ini terbukti menghasilkan bahan kimia yang sama dengan tanaman induknya. Beberapa diantaranya yang telah berhasil dilakukan terhadap tanaman obat
  • 3. 115Vol. II, No.3, Desember 2005 REVIEWARTIKEL seperti Cinchona ledgeriana, Digitalis spp, Rehmania glutinosa, Rauwolfia serpentina, Isoplexis canariensis, dll. (Paek,KY.et.al.1995, Roy SK.,et.al. 1994., Perez BP., et.al. 2002). Penambahan senyawa auxin dan cytokinin dalam media perbenihan kultur jaringan ternyata mampu mempercepat multiplikasi sel jaringan beberapa tumbuhan obat (Rout Gr,et.al. 1999, Tsay HS, et.al. 1989). Demikian pula penambahan 6- benxylaminopurine (BA) dengan konsentrasi tinggi (1-5 ppm), dapat mempercepat petumbuhan jaringan meristem dan meningkatkan pro- duksi alkaloid dari Atropa belladonna (Benyamin BD., et.al. 1987). Penam- bahan 1-5 mg/l kinetin mampu me- ningkatkan proliferasi sel Picorrhiza kurroa (Lai N.,et.al. 1996), dan Plan- tago ovata (Barna KS.et.al.1988), sedangkan penambahan 2,2 uM thidiazuron dapat mempercepat proliferasi sel Nothapodytes foetida (Rai VR et.al. 2002). Demikian pula dengan penambahan 5 uM indole-3- acetic acid (IAA), dapat meningkat- kan kecepatan tumbuh dari sel jaringan Zingiber spp. (Faria RT.1995). Induksi pertumbuhan callus dengan berbagai jenis zat yang ber- sifat sebagai regulator pertumbuhan yang dimasukkan ke dalam medium pertumbuhannya juga telah banyak dilakukan. Penambahan auxin dan cytokinin dalam jumlah yang tepat terbukti dapat meningkatkan rege- nerasi kultur dari callus Plumbago rosea (Satheesh KK., et.al. 1988), dan regenerasi callus ini telah berhasil dilakukan dari berbagai tambuhan obat yang berasal dari berbagai eksplan tumbuhan misalnya callus yang berasal dari daun, cabang, akar, umbi, bunga, dan bagian lainnya dari tumbuhan. Beberapa diantaranya adalah regenerasi callus Hyoscyamus mutius (Basu P. et.el. 1996), Solanum melongena (Sharma P.,et.al. 1995), Chephaelis ipecacuanha (Rout GR.et.al. 1992), Psoralea corylifolia (Saxena C.et.al. 1997), Zingiber officinale (Rout GR, et.al.1997), Mentha arvensis (Shasany AK.,et.al. 1998), Centella asiatica ( Patra A., et.al. 1998), Plum- bago Zeylanica (Rout GR., et.al. 1999), Solanum laciniatum ( Okslar V., et.al. 2002), Echinacea pallida ( Koroch AR., et.al. 2003), dan Lepidium sativum (Pande D., et.al. 2002). Disamping regenerasi melalui sel callus, regenerasi tumbuhan obat melalui somatic embryogenesis juga telah banyak dilakukan. Teknik ini merupakan suatu proses dimana sel somatik yang diambil dari jaringan tumbuhan dapat diinduksi menjadi embrio dan dapat tumbuh menjadi tanaman utuh di dalam media per- benihan yang sesuai. Dalam berbagai percobaan yang telah dilakukan pengaturan zat tumbuh atau zat suplemen lainnya dapat mengatur percepatan dari embryogenesis tersebut untuk tujuan pembudi- dayaan tanaman obat (Arumugam N.et.al. 1990, Ghosh BE., et.al. 1991., Zhou J.,et.al. 1994., Rout GR.,et.al. 1995., Das P.,et.al. 1999., Kumar A., 1992). Kultur sel atau jaringan tanaman
  • 4. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN116 REVIEWARTIKEL obat yang telah didapat melalui re- generasi secara in vitro ini dapat disimpan dalam waktu yang lama pada temperatur rendah dalam nitro- gen cair (-1960 C). Beberapa tanaman obat telah dilakukan preservasinya dengan cara pembekuan sel kultur- nya antara lain tanaman obat yang menghasilkan alkaloid yang sangat penting seperti Rauwollfia serpentina, Digitalis lanata, Atropa belladonna, Hyoscyamus spp, dll. Sistem preservasi beku (cryopreservation) ini dapat digunakan untuk tujuan penyim- panan berbagai jenis sel/jaringan, meristem, pollen, embrio, callus, ataupun protoplas, sehingga sangat bermanfaat untuk konservasi tana- man obat (Tripathi L.,et.al. 2003). Metabolit sekunder Tanaman obat merupakan salah satu sumber bahan baku obat. Seba- gian besar komponen kimia yang berasal dari tamanan yang diguna- kan sebagai obat atau bahan obat adalah merupakan metobolit sekun- der. Secara in vitro produksi meta- bolit sekunder ini dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan (Deus B., et.al. 1982., Stafford A, 1986). Produksi metabolit sekunder beberapa tanaman obat melalui kul- tur jaringan telah banyak dilakukan. Beberapa diantaranya adalah pro- duksi solasodine yang diisolasi dari kultur callus Solanum eleagnifolium (Nigra HM., et.al.1987) dan alkaloid pyrrolidine dari kultur akar tanaman Senecio spp. (Toppel G.,et.al. 1987). Alkaloid cephaelin dan emetine dapat diisolasi dari kultur callus tanaman Cephaelis ipecacuanha (Jha S.,et.al. 1988). Demikian juga dengan alka- loid-alkoloid penting lainnya seperti quinoline disolasi dari kultur jaringan Cinchona ledgeriana, diosgenin dari kultur jaringan Dioscorea deltoidea (Ravishankar GA.,et.al. 1991), beberapa enzim proteolitik dari kultur jaringan Allium sativum (Parisi M.,et.al.2002), alkaloid cardenolide dari kultur Digitalis lanata (Pradel H., et.al.1997), alkaloid azadirachtin dari kultur jaringan Azadirachta indica (Srividya N., et.al 1998) dan lepidine dari kultur jaringan tanaman Lepidium sativum (Pande D., et.al.2002). Untuk tujuan komersial telah dilakukan pengembangan produksi metabolit sekunder tanaman obat tersebut dengan sistem bioreaktor. Sistem bioreaktor ini dapat diguna- kan untuk kultur embryogenic ataupun organogenic dari berbagai spesies tanaman (Levin R.,et.al. 1988, Preil W., et.al. 1988). Dari salah satu hasil percobaan yang menggunakan sistem bioreaktor ini dapat dihasilkan sapo- nin sebesar 500 mg/L/hari dari bioreactor kultur jaringan akar pohon ginseng (Park JM.,et.al.1992), dan produksi alkaloid ginsenoside dari kultur akar Panax ginseng dengan system bioreaktor berskala besar 1- 10 ton (Hahn EJ.,et.al. 2003). Teknik kultivasi bioreaktor ini juga telah berhasil dilakukan untuk mempro- duksi zat anti kanker dari beberapa spesies tanaman Taxus. Cara ini jauh lebih effisien jika dibandingkan
  • 5. 117Vol. II, No.3, Desember 2005 REVIEWARTIKEL dengan cara-cara konvensional dimana untuk mendapatkan 1 kg komponen aktif taxol harus mene- bang 1 pohon Taxus yang kira-kira telah berumur 100 tahun (Muhlbah H.,1998). Rekayasa Genetika Kemajuan yang telah dicapai dalam bidang bioteknologi dan teknik DNA rekombinan telah mem- bantu mempercepat dan meningkat- kan berbagai penelitian menuju ke arah pemahaman tentang biosintesis dari metabolit sekunder. Berbagai penelitian telah berhasil mengiden- tifikasi beberapa enzim yang ber- peran penting dalam jalan meta- bolisme, dan telah berhasil dilakukan rekayasa dan manipulasi terhadap enzim-enzim tersebut. Teknik rekayasa genetika dengan melakukan transformasi genetik telah dilakukan untuk memanipulasi lebih dari 120 jenis spesies dari sekitar 35 famili tanaman menggunakan perantara bakteri Agrobacterium ataupun transformasi langsung (Birch RG., 1997). Agrobacterium tumafaciens, dan Agrobacterium rhizogenes, merupakan bakteri gram-negatif yang terdapat di dalam tanah yang menyebabkan tumor crown gall dan hairy root pada tanaman. Bakteri Agrobacterium tumafaciens mengandung mega- plasmid yang berperan penting dalam induksi tumor tanaman yang diberi nama Ti plasmid. Selama proses infeksi, T-DNA yang merupakan segmen penting dari Ti plasmid ditransfer ke dalam nukleus sel yang terinfeksi dan terintegrasi ke dalam kromosom hospesnya. Sedangkan bakteri A. rhizogenes dapat meng- induksi proliferasi multibranched di tempat akar yang terinfeksi sehingga disebut dengan “hairy root”. Melalui infeksi ini dapat ditransfer T-DNA yang dikenal dengan root inducing plasmid (Ri plasmid), dan kemudian dapat terintegrasi ke dalam kromo- som sel tanaman (Nester EW., et.al., 1984). Kemampuan bakteri Agrobac- terium tumafaciens, dan A. rhizogenes yang mampu masuk ke dalam nukleus dan berintegrasi ke dalam kromosom tanaman inilah yang dimanfaatkan oleh para peneliti bioteknologi untuk melakukan modifikasi secara genetik guna meningkatkan produksi matabolit sekunder tanaman obat, baik tanaman dikotil ataupun monokotil. Transformasi genetik terhadap tumbuhan obat telah banyak yang berhasil dilakukan. Beberapa dian- taranya adalah transformasi genetik menggunakan Agrobacterium tuma- faciens terhadap tanaman transgenik Azadirachta indica yang mengandung rekombinan plasmid pTiA6 (Naina NS.,et.al 1989), Atropa belladonna (Cucu N.,et.al.2002), dan Echinea purpurea dan terbukti dapat me- ningkatkan komposisi alkaloid secara signifikan (Koroch AR.,et.al.2002). Demikian pula transformasi genetik menggunakan Agrobacterium rhizo- genes telah berhasil meningkatkan
  • 6. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN118 REVIEWARTIKEL produksi artemisin sebesar 4.8 mg/ L, dari kultur sel Artemisia annua L. (Cai G.,et.al.1995), dan dapat meningkatkan produksi alkaloid puerarin dari kultur sel Pueraria phaseoloides (Shi HP.,et.al. 2003). Berbagai jenis tanaman lain juga telah diteliti peningkatan kadar metabolit sekunder yang dihasilkannya melalui transformasi genetik dengan Agro- bacterium rhizogenes antara lain adalah terhadap kultur sel/jaringan yang berasal dari tanaman Aconitum heterophyllum (Giri A.,et.al.1997), Digitalis lanata (Pradel H.,et.al. 1997), Papaver somniferum L. (Park SU.,et.al. 2000), dan Solanum aviculare (Argolo., et.al. 2000). Mikroba Endofit Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman pada periode tertentu dan mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya. Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikroba endofit yang mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang diduga sebagai akibat koevolusi atau transfer genetik (ge- netic recombination) dari tanaman inangnya ke dalam mikroba endofit (Tan RX.,et.al. 2001). Kemampuan mikroba endofit memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat besar dan dapat diandalkan untuk memproduksi metabolit sekunder dari mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman inangnya tersebut. Dari sekitar 300.000 jenis tanaman yang tersebar di muka bumi ini, masing-masing tanaman mengan- dung satu atau lebih mikroba endofit yang terdiri dari bakteri dan jamur (Strobel GA.,et.al. 2003). Sehingga apabila endofit yang diisolasi dari suatu tanaman obat dapat meng- hasilkan alkaloid atau metabolit sekunder sama dengan tanaman aslinya atau bahkan dalam jumlah yang lebih tinggi, maka kita tidak perlu menebang tanaman aslinya untuk diambil sebagai simplisia, yang kemungkinan besar memerlukan puluhan tahun untuk dapat dipanen. Berbagai jenis endofit telah berhasil diisolasi dari tanaman inangnya, dan telah berhasil dibiakkan dalam me- dia perbenihan yang sesuai. Demi- kian pula metabolit sekunder yang diproduksi oleh mikroba endofit tersebut telah berhasil diisolasi dan dimurnikan serta telah dielusidasi struktur molekulnya. Beberapa diantaranya adalah : 1. Mikroba endofit yang menghasilkan antibiotika Cryptocandin adalah anti- fungi yang dihasilkan oleh mi- kroba endofit Cryptosporiopsis quercina yang berhasil diisolasi dari tanaman obat Tripterigeum wilfordii, dan berhasiat sebagai antijamur yang patogen terhadap manusia yaitu Candida albicans
  • 7. 119Vol. II, No.3, Desember 2005 REVIEWARTIKEL dan Trichopyton spp. (Strobel GA.,et.al. 1999). Beberapa zat aktif lain yang diisolasi dari mikroba endofit misalnya ecomycin diproduksi oleh Pseudomonas viridiflava juga aktif terhadap Cryptococcus neoformans dan C.albicans. Eco- mycin merupakan lipopeptida yang disamping terdiri dari molekul asam amino yang umum juga mengandung homoserin dan beta-hidroksi asam arpartat (Miller RV., et.al. 1998), sedang- kan senyawa kimia yang dipro- duksi oleh mikroba endofit Pseudomonas Syringae yang ber- hasiat sebagai anti jamur adalah pseudomycin, yang dapat meng- hambat pertumbuhan Candida albicans dan Cryptococcus neo- formans (Harrison LD.,et.al. 1991). Pestalotiopsis micrispora, merupakan mikroba endofit yang paling sering ditemukan di tanaman hutan lindung di seluruh dunia. Endofit ini meng- hasilkan metabolit sekunder ambuic acid yang berhasiat se- bagai antifungi (Li, JY., et al. 2001). Phomopsichalasin, merupa- kan metabolit yang diisolasi dari mikroba endofit Phomopsis spp. berhasiat sebagai anti bakteri Bacillus subtilis, Salmonella enterica, Staphylococcos aureus, dan juga dapat menghambat pertum- buhan jamur Candida tropicalis (Horn WS., et.al. 1995). Antibiotika berspektrum luas yang disebut munumbicin, dihasilkan oleh endofit Strepto- myces spp. strain NRRL 30562 yang merupakan endofit yang diisolasi dari tanaman Kennedia nigriscans, dapat menghambat pertumbuhan Bacillus anthracis, dan Mycobacterium tuberculosis yang multiresisten terhadap berbagai obat anti tbc. (Castillo UF.et.al. 2002). Jenis endofit lainnya yang juga menghasilkan antibiotika berspaktrum luas adalah mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Grevillea pteridifolia. Endofit ini meng- hasilkan metabolit kakadumycin. Aktifitas antibakterinya sama seperti munumbicin D, dan kakadumycin ini juga berkhasiat sebagai anti malaria (Castillo UJ., et.al. 2003). 2. Mikroba endofit yang mem- produksi antivirus Jamur endofit Cytonaema sp. Dapat menghasilkan metabolit cytonic acid A dan B, yang struktur malekulnya merupakan isomer p-tridepside, berhasiat sebagai anti virus. Cytonic acid A dan B ini merupakan protease in- hibitor dan dapat menghambat pertumbuhan cytomegalovirus manusia. (Guo B.et.al. 2000). 3. Mikroba endofit yang menghasilkan metabolit sebagai antikanker Paclitaxel dan derivatnya merupakan zat yang berkhasiat
  • 8. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN120 REVIEWARTIKEL sebagai antikanker yang pertama kali ditemukan yang diproduksi oleh mikroba endofit. Paclitaxel merupakan senyawa diterpenoid yang didapatkan dalam tanam- an Taxus. Senyawa yang dapat mempengaruhi molekul tubulin dalam proses pembelahan sel-sel kanker ini, umumnya diproduksi oleh endofit Pestalotiopsis micro- spora, yang diisolasi dari tanaman Taxus andreanae, T. brevifolia, dan T. wallichiana. Saat ini beberapa jenis endofit lainnya telah dapat diisolasi dari berbagai jenis Taxus dan didapatkan berbagai senya- wa yang berhasiat sebagai anti tumor. Demikian pula upaya untuk sintesisnya telah berhasil dilakukan (Strobel GA. Et.al. 2002). 4. Mikroba endofit penghasil zat anti malaria Colletotrichum sp. merupakan endofit yang diisolasi dari ta- naman Artemisia annua, meng- hasilkan metabolit artemisinin yang sangat potensial sebagai anti malaria (Lu H., et.al. 2000). Disamping itu beberapa mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Cinchona spp, juga mampu menghasilkan alkaloid cinchona yang dapat dikembang- kan sebagai sumber bahan baku obat anti malaria (Simanjuntak P., et.al. 2002). 5. Endofit yang memproduksi antioksidan Pestacin dan isopestacin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh endofit P. microspora. Endofit ini berhasil diisolasi dari tanaman Terminalia morobensis, yang tumbuh di Papua New Guinea. Baik pestacin atau- pun isopestacin berhasiat sebagai antioksidan, dimana aktivitas ini diduga karena struktur molekul- nya mirip dengan flavonoid (Strobel GA., et.al. 2002). 6. Endofit yang menghasilkan metabolit yang berkhasiat seba- gai antidiabetes Endofit Pseudomassaria sp yang diisolasi dari hutan lin- dung, menghasilkan metabolit sekunder yang bekerja seperti insulin. Senyawa ini sangat menjanjikan karena tidak seba- gaimana insulin, senyawa ini tidak rusak jika diberikan per- oral. Dalam uji praklinik ter- hadap binatang coba mem- buktikan bahwa aktivitasnya sangat baik dalam menurunkan glukosa darah tikus yang diabe- tes. Hasil tersebut diperkirakan dapat menjadi awal dari era terapi baru untuk mengatasi dia- betes dimasa mendatang (Zhang B. et.al.1999). 7. Endofit yang memproduksi senyawa imunosupresif Obat-obat imunospresif me- rupakan obat yang digunakan untuk pasien yang akan dilaku- kan tindakan transplantasi
  • 9. 121Vol. II, No.3, Desember 2005 REVIEWARTIKEL organ. Selain itu imunosupresif juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit autoimum seperti rematoid artritis dan in- sulin dependent diabetes. Senyawa subglutinol A dan B yang dihasilkan oleh endofit Fusarium subglutinans yang diisolasi dari tanaman T. wilfordii, merupakan senyawa imunosupresif yang sangat poten (Lee,J., et.al. 1995). Penutup Tanaman merupakan sumber bahan baku obat yang tak ternilai harganya, perlu terus menerus mendapat perhatian kita semua. Ekploitasi tanaman obat yang ber- lebihan tanpa memperhatikan upaya konservasinya tentu sangat meng- khawatirkan. Peran para ahli budi- daya tanaman dan para ahli bio- teknologi khususnya teknologi kultur jaringan sangat penting untuk menghindari kelangkaan bahan baku obat herbal yang sampai saat ini masih diambil dari tanaman aslinya secara konvensional. Kultur jaringan sangat bermanfaat dalam upaya perbanyakan dan multiplikasi serta konversi dari beberapa spesies tanaman obat. Produksi metabolit sekunder dapat dilakukan secara in vitro dalam skala besar. Demikian pula rekayasa genetika dan tran- sformasi genetik dapat mening- katkan produksi metabolit sekunder. Peran mikroba endofit yang dapat memproduksi metabolit sekunder yang sama kualitasnya dengan tanaman aslinya sangat potensial untuk terus dikembangkan guna memperoleh metabolit sekunder yang dapat digunakan untuk mengo- bati berbagai jenis penyakit. Daftar Acuan Arumugam N., SS. Bhojwani. (1990). Somatic embryogenesis in tissue cultures of Podohyllum kexandrum. Can J. Botany. 68: 487-491. Argolo AC., BV. Charlwood, M. Plesch. (2000). The regulation of solasodine production by Argo- bacterium rhizogenes trans- formed roots of Solanum avicu- lare. Planta Medica. 66: 448-451. Barna KS., AK. Wakhlu. (1988). Axil- lary shoot induction and plant regeneration in Plantago ovata. Plant Cell Tissue Organ Cult. 15 : 169-173. Basu P., S. Chand. (1996).Regenera- tion of plantlets from root-de- rived callus of Egyptian henbane. Cell Chromosome Res. 19: 31-34. Benyamin BD., P. Roja, MR. Heble, MS. (1987). Chandra. Multiple shoot cultures of Atropa bella- donna : Efect of physicochemi- cal factors on growth and alka- loid formation. J. Plant Nutr. 129: 129-135 Birch RG.,(1997). Plant transforma- tion : Problem and strategies for practical application. Ann Rev Plant Physiol Plant Mol Biol. 48: 297-326.
  • 10. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN122 REVIEWARTIKEL Cai G., G. Li, H.Ye, (1995). Hairy roots culture of Artemisia annua L. by Ri plasmid transformation and biosynthesis of artemisinin. Chin J Biotechnol. 11: 227-235. Castillo UF., GA. Strobel, EJ. Ford, WM Hess, H. Poter, JB. Jenson, H. Albert, R. Robinson, MA. Condron, DB. Teplow, D. Ste- vens and D. Yaver. (2002). Munumbicins, wide spectrum antibiotics produced by Strepto- myces NRRL 30562, endophytic on Kennedia nigriscans. Microbiol- ogy 148:2675-2685. Castillo UJ., K. Harper, GA. Strobel., J. Sears, K. Alesi, E.Ford, J. Lin, M. Hunter, M. Maranta, H. Ge. D. Yaver, JB. Jensen, H. Porter, R. Robinson, D. Millar, WM. Hess, M. Condron, and D. Teplow. (2003). Kakandumycins, novel antibiotics from Strepto- myces sp. NRRL 30566, an endo- phyte of Grevillea pteridifolia. FEMS Lett. 24: 183-190. Cucu N., Gabriela, L. Gavrila. (2002). Genetically modified medicines plants. Transfer and expression of a marker kanamycine resis- tance gene in Atropa belladonna plants. Rom Biotechnol Lett. 7: 869- 874. Das P., SK. Palai, A. Patra, YS Samantaray, GR. Rout. (1999). In vitro somatic embryogenesis in Tyhponium trilobatum Schoot. Plant Growth Reg. 27: 95-99. Deus B., MH Zenk. (1982). Exploita- tion of plant cells for the produc- tion of natural compounds. Biotechnol Bioeng. 24: 1965-1974. Faria RT., RD. Illg. (1995). Micro- prpgation of Zingiber spectabile Griff. Sci. Horticult. 62: 135-137. Gastaldo P., AM. Cafiglia. (1996). Somatic embryogenesis and es- culin formation in calli and em- bryoids from bark explants of Aesculus hippocastanum L. Plant Sci. Shannon. 119: 157-162. Ghosh BE, S. Sen. (1991). Plant regen- eration through somatic embryo- genesis from spear callus culture of Asparagus cooperi Baker. Plant Cell Rep. 9: 667-670. Giri A., S. Banerjee, PS Ahuja, CC Giri. (1997). Production of hairy roots in Aconitum heterophyllum Wall. Using Argobacterium rhi- zogenes. In vitro Cell Dev Biol Plant .33: 293-306. Guo B., J. Dai, S. Ng, Y. Huang, C. Leong, W.Ong, and BK. Carte. (2000). Cytonic acid A and B, novel tridepside inhibitor of hCMV protease from the endo- phytic fungus Cytonaena sp. J.Nat.Prod. 63: 602-604. Hahn EJ., YS Kim, KW.Yu, CS Jeong, KY Paek. (2003). Adventitious root cultures of Panax gingseng and ginsedoside production though large scale bioreactor sys- tem. J Plant Biotechnol. 5: 1-6. Harrison L., C.Teplow., M. Rinaldi., and GA Strobel., (1991) Pseu- domycins, a family of novel pep- tides from Pseudomonas Syringae, possessing broad spectrum anti- fungal activity. J.Gen.Microbiol. 137 : 2857-2865.
  • 11. 123Vol. II, No.3, Desember 2005 Horn WS., MSJ.Simmonds, RE. Schartz, and WM. Blaney. (1995). Phomopsichalasin, a novel anti- microbial agent from an endo- phytic Phomopsis Spp. Tetrahedron 14: 3969-3978. Jha S., NP. Sahu, SB. Mahato. (1988). Production of the alkaloids emet- ine and cephaelin in callus cul- tures of Cephaelis ipecacuanha. Planta Medica 54: 504-506. Koroch AR., J. Kapteyn, HR. Juliani, JE. Simon. (2003). In vitro regen- eration of Echinacea pallida from leaf explants. In vitro Cell Dev Biol Plant. 39: 415-418. Koroch AR., J. Kapteyn, HR. Juliani, JE. Simon. (2002). Invotro- regeneration and Agrobacterium transformation of Echinecea purpuria leaf explant. Trends New Crop New News. Kumar A., (1992). Somatic embryo- genesis ang high frequency plantlet regeneration in callus cul- tures of Thevetia peruviana. Plant Cell Tissue Organ Cult. 31: 47-50. Lai N., PS. Ahuja. (1996). Plantlet re- generation from callus in Piccor- hiza kurroa Royle, An endangered medicinal plants. Plant Tissue Cult. 6: 127-134 Li JY., JK. Harper, DM. Grant, BO. Tombe, B. Basyal, WM. Hess, and GA.Srobel. Ambuic acid, a highly functionalized cyclohexe- none with antifungal activity from Pestalotiopsis spp. And Monochaetia spp. Pytochemistry 56: 463-468. Lee,J. E. Lobkovsky, NB. Pliam, GA. Strobel, and J. Clardy (1995). Subglutinols A and B: immuno- suppressive compounds from the endophytic fungus Fusarium subglutinans. J.Org.Chem. 60: 7076- 7077. Levin R., V. Gaba, B. Tal, S. Hirsch, D. De Nola, K. Vasil. (1988). Au- tomatic planttissue culture for mass propagation. Biotchnology. 6: 1035-1040. Lu H., WX. Zou, JC. Meng, J. Hu, and RX Tan. (2000). New Bioactive metabolites produced by Colle- totrichum sp., an endophytic fun- gus in Artemisia annua. Plant Sci. 151: 76-73. Maksum R. (2004) Pemberian Vakasin melalui Tanaman Trangenik. Maj. Il.Kefarmasian Indon. 1(1): 1-9. Miller,RV.,CM.Miller, D. Garton- Kinney, B.Redgrave, J. Sears, M. Condron, D. Teplow, and GA. Strobel. (1998). Ecomycins, unique antimycotics from Pseu- domonas viridflava. J. Appl. Microbiol. 84:937-944. Muhlbach H., (1998). Use of plant cell cultures in biotechnology. Biotech Ann Rev. 4: 113-171. Murch SJ., K. Ray, PK Saksena. (2000). Tryptophan is a precursor for malatonin and serotonin biosyn- thesis in vitrogenerated St.John’s wort. Plant Cell Rep. 19: 698-704. Naina NS., PK Gupta, AF. Masca- renhas. (1989). Genetic transfor- mation and regeneration of
  • 12. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN124 transgenic neem (Azadirachta in- dica) plants using Argobacterium tumafaciens. Curr Sci. 58: 184-187 Nester EW., MP Gordon, RM Amasino, MF. Yanofsky. (1984). Crown gall: a molecular and physiological analysis. Ann Rev Plant Physiol. 35: 387-413. Nigra, HM. OH Caso, AM. Guilietti, (1987). Production of Solasodine by calli from different parts of Solanum eleaginifolium. Plant Cell Rep. 6: 135-137. Okslar V., B. Strukeij, S. Kreft, B. Bohanec, J. Zel. (2002). Micro- propagation and hairy root cul- ture of Solanum laciniatum. In vitro Cell Dev Biol Plant. 38: 352- 357. Pande P., S. Malik, M. Bora. PS. Srivastava.(2002) Rapid protocol for in vitro propagation of Lepi- dium sativum Linn and enchan- cement in the yield of lepidine. In vitro Cell Dev Biol Plant. 38: 451- 455. Parisi M., S. Moreno, G. Fernandez, (2002). Characterization of a novel cysteine peptidase from tissue cultures of garlic (Allium sativum L). In vitro Cell Dev Biol Plant. 38: 608-612. Park JM., SY. Yoon. (1992). Produc- tion of sunguinarine by suspen- sion culture of Papaver somniferum in bioreactors. J.Ferm Bioeng. 74: 292-296. Patra A., B. Rai, (1998). Succesful plan regeneration from callus cultures of Centella asiatica Linn. Urban. Plant Growth Reg. 24: 13-16. Paek KY., KJ. Yu, SI.Park, NS. Sung, CH. Park. (1995). Micropro- pagatian of Rehmannia glutinosa as medicinal plant by shoot tip and root segment culture. Acta Horticult. 390:113-120. Pessuto J. (1996)Taxol Production in plant cell culture comes of age. Nature Biotechnol. 14: 1083. Perez-Bermudez P., HU. Seitz, I. Gavidia, (2002) A protocol for rapid micropropagation of endergered Isoplexes In vitro. Cell Dev Biol Plant. 38: 178-182. Pradel H., U. Dumkelehmann, B. Diettrich, M. Luckner. (1997). Hairy root cultures of Digitalis lanata. Secondary metabolism and plant regeneration. J. Plant Physiol. 151: 209-215. Preil W., P. Florek, U. Wix, A. Beck. (1988). Toward mass propaga- tion by use of bioreactors. Acta Horticult. 226: 99-105. Rai VR. (2002). Rapid clonal propa- gation of Nothapodytes foetida – a threatened medicinal tree. In- vitro Cell Dev Biol-Plant. 38: 183- 185. Ravishankar GA., S. Grewal. (1991). Development of media for growth of Dioscorea deltoidea cells and in vitro diosgenin produc- tion : Influence of media constitu- ents and nutrient stress. Bio- technol. Lett. 13: 125-130. Roy SK., MZ. Hossain, MS. Islam, (1994). Mass propagation of Rauvolfia serpentina by in vitro shoot tip culture. Plant Tissue Cult. 4: 69-75.
  • 13. 125Vol. II, No.3, Desember 2005 Rout GR., P.Das. (1997). In vitro or- ganogenesis in ginger (Zingiber officinale). J.Herbs. Spices and Med.Plants. 4: 41-51. Rout GR. C. Saxena, S. Samantaray, P. Das. (1999). Rapid clonal propagation of Plumbago zeylanica Linn. Plant Growth Reg. 28: 1-4. Rout GR., UC. Mallick, P. Das. (1992). In vitro plant regeneration from leaf callus of Cephaelis ipecacuanha. Adv.Plat. Sci. 5: 608-613. Rout GR., S Samantaray. (1995). So- matic embryogenesis and plant regeneration from callus culture of Acacia catechu a multipurpose leguminous tree. Plant Cell Tis- sue Organ Cult. 42: 283-285. Satheesh Kumar K., KV Bavanandan. (1988). Micropropagation of Plumbago rosea Linn. Plant Cell Tissue Organ Cult. 15: 275-278. Saxena C., SK. Palai, S. Samantaray, GR Rout, P. Das. (1997). Plant regeneration from callus cultures of Psoralea corylifolia Linn. Plant Growth Reg. 22: 13-17 Sharma P., MV. Rajam (1995). Geno- type, explat and position effects on organogenesis and somatic embryogenesis in Solanum melongena L. J. Exp. Botany. 46 : 135-141. Shasany AK., SPS. Khanuja, S. Dhawan, U. Yadav, S. Sharma, S. Kumar, (1998). High regenera- tive nature of Mentha arvensis in- ternodes. J.Biosci. 23: 641-646. Shi HP., S. Kintzios. (2003). Genetic transformation of Pueraria pha- seoloides with Argobacterium rhizogenes. And puerarin produc- tion in hairy roots. Plant Cell Rep. 21: 1103-1107. Simanjuntak P., T. Parwati, Busta- nussalam, TK. Prana, S. Wibowo, H. Shibuya. (2002). Isolasi dan kultivasi mikroba endofit peng- hasil senyawa alkaloid kinkona dari Chinchona spp. J. Mikrobiol. Indon. 7(2): 27-30. Srividya N., BPS Devi. (1998). Azadirachtin and nimbin content in in vitro cultured shoots and roots of Azadirachta indica A. Juss Indian J Plant Physiol. 3: 129-34. Stafford A., P. Morris, MW. Fowler. (1986). Plant cell Biotchnology: A perspective. Enzyme Microbial Tech. 8: 578-597. Strobel GA., and B. Daisy (2003), Bioprospecting for Microbial En- dophytes and Their Natural Products. Microbiol. and Mol. Bi- ology Rev. 67(4):491-502. Strobel,GA. (2002). Microbial gifts from rain forests. Can.J.Plant Pathol. 24: 14-20. Strobel, GA., E. Ford. J. Woapong, JK. Harper, AM. Arif, DM. Grant, PCW. Fung, and K. Chan. (2002). Isopestacin, an isoben- zopuranone from Pestalotiopsis microspora, possessing antifungal and antioxidant activities. Pytochemistry 60: 179-183. Strobel GA., RV. Miller, C. Miller, M. Condron, DB. Teplow, and WM. Hess. (1999). Cryptocandin, a potent antimycotic from endo-
  • 14. MAJALAH ILMU KEFARMASIAN126 phytic fungus Cryptosporiopsis quercina. Microbiology 145: 1919- 1926. Tan,RX and WX Zou., (2001) Endo- phytes : a rich source of func- tional metabolites. Nat Prod.Rep. 18 : 448-459. Tripathi L., JN Tripathi. (2003). Role of biotechnology in medicinal plants. Trop J. Pharm. Res. 2(2): 243-253. Toppel G., L. White, B. Riebesehl, K. Von Borstel, T. Hartman. (1987). Alkaloid pattern and biosyn- thetic capacity of root cultures from some pyrrolizidine alkaloid producing Senecio spp. Plant Cell Rep. 6: 466-469. Tsay HS., TG. Gau. CC. Chen. (1989). Rapid clonal propagation of Pinella ternate by tissue culture. Plant Cell Rep. 8: 450-454. Zhang,B., G.salituro, D.Szalkowski, Z. Li, Y. Zhang, I. Royo, D. Vilella, M. Dez, F. Pelaes, C. Ruby, RL. Kendall, X. Mao, P. Griffin, J. Calaycay, JR. Zierath, JV. Heck, RG. Smith, and DE. Moller. (1999). Discovery af small molecule insulin mimetic with antidiabetic activity in mice. Sci- ence 284: 974-981. Zhou J., H. Ma, F. Guo, X. Luo. (1994). Effect of thidiazuron on somatic embryogenesis of Cayratia japonica. Plant Cell Tissue Organ Cult. 36: 73-79.