SlideShare a Scribd company logo
MATERI III
TESTING
A. Pengertian
Tes adalah suatu alat yang sudah disatndadisasikan untuk mengukur salah satu
sifat, kecakapan atau tingkah laku dengan cara mengukur sesuai dengan sampel dari
sifat, kecakapan atau tingkah laku (Siti Rahayu Haditono, 1987:56)
Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang
menggunakan soal-soal, pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan-
persoalan atau pertanyaan-pertanyaan itu telah dipilih dengan seksama dan telah
distandisasikan (Bimo Walgito, 1987:87).
Tes adalah suatu alat yang disusun untuk mengukur kualitas, abilitas, ketrampilan
atau pengetahuan dari seseorang atau sekelompok individu (Depdikbud:1975:67).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian tes adalah
suatu alat atau metode pengumupulan data yang sudah distandardisasikan untuk
mengukur/mengevaluasi salah satu aspek ability/kemampuan atau kecakapan dengan
jalan mengukur sampel dari salah satu aspek tersebut. Dengan demikian tes merupakan
alat pengumpul data untuk mengetahui kemampuan individu atau kelompok individu
dalam menyelesaikan sesuatu atau memperlihatkan ketrampilan tertentu, dalam
memperlihatkan hasil belajar, atau dalam menggunakan kemampuan psikologis untuk
memecahkan suatu persoalan.
B. Tujuan Penggunaan Tes
1. Untuk mendapatkan data yang dipergunakan dalam diagnosa/pemeriksaan.
2. Untuk mengecek keterangan-keterangan yang diperoleh dari klien/testee.
C. Syarat-syarat Tes yang Baik
Tes dikatakan baik dan bermutu jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Valid : tes harus mengukur apa yang seharusnya diukur.
2. Reliabel : tes harus menunjukkan kemantapan dan keajegan terhadap hasil tes.
3. Standar : tes harus memiliki patokan yang sama untuk setiap individu di dalam hal
pemberian instruksi, score, dan interpretasi.
4. Obyektif : tidak terdapat unsur subyektif di dalam isi, penyempain instruksi,
pemeriksaan dan interpretasi.
5. Diskriminatif : tes harus dapat mengungkapkan perbedaan gejala tertentu pada
individu satu dengan individu lain.
6. Komprehensif : tes itu dapat mengungkap banyak hal dalam satu/beberapa aspek
kecakapan seseorang.
7. Mudah diberikan : tes itu dapat dihantarkan oleh siapa saja yang mendapatkan
latihan.
Mortensen & Schmuller (1964:186) mengatakan bahwa tes yang baik
minimal harus memenuhi syarat : 1) validity; 2) reliability; 3) objectivity; and 4)
usability.
D. Jenis-jenis Tes
Jenis-jenis tes diantaranya ialah tes inteligensi, tes bakat, tes minat, tes kepribadian,
tes kecepatan, tes kemampuan, tes kecakapan, tes hasil belajar.
E. Kelemahan Tes
Beberapa kelemahan tes sebagai alat pengumpul data ialah bahwa :
a. pengukuran tidak pasti dan terbatas.
b. penyelenggaraan dapat dipengaruhi oleh keadaan sekeliling dan keadaan sewaktu
dari individu yang dites.
c. mudah timbul kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan.
F. Kegiatan Testing dalam Bimbingan
Kegiatan testing dalam bimbingan dimaksudkan untuk memperoleh data dalam
rangka memahami murid guna membuat diagnosa dan memberikan bimbingan dan
untuk mencek data yang diperoleh dari metode lain.
Pelayanan testing dalam program bimbingan bukan diperuntukkan untuk
menjatuhkan, merugikan orang yang dibimbing namun untuk menolong individu
dalam memahami dirinya, memahami masalahnya, mencari jalan keluar dan akhirnya
untuk memecahkan masalahnya.
MATERI IV
OBSERVASI
A. Pengertian
Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja
diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian
yang langsung (Bimo Walgito, 1987:54)
Observasi adalah suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak
langsung gejala-gejala yang sedang /berlangsung baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah (Djumhur, 1985:51).
Observasi sebagai alat pengumpul data adalah pengamatan yang memiliki sifat-
sifat (depdikbud:1975:50):
• dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu.
• direncanakan secara sistematis.
• hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya.
• dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya.
• bersifat kwantitatif.
B. Macam-macam Observasi
1. Menurut peranan observer
a.Observasi Partisipan: observasi di mana observer ikut aktif didalamkegiatan
observee.
b.Observasi Non Partisipan: observasi dimana observer tidak ikut aktif di dalam
bagian kegiatan observee (hanya mengamati dari jauh).
c.Observasi Kuasi partisipasi : observasi dimana observer seolah-olah turut
berpartisipasi yang sebenarnya hanya berpura-pura saja dalam kegiatan observee.
2. Menurut situasinya
a. Free Situation : adalah observasi yang dijalankan dalam situasi bebas, tidak ada
hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi.
b. Manipulated Stuation : adalah observasi yang situasinya dengan sengaja diadakan.
Sifatnya terkontrol ( dalam pengontrolan observer ).
c. Partially Controlled Situation : adalah campuran dari keadaan observasi free
situation dan manipulated situation.
3. Menurut sifatnya.
a. Observasi Sistematis : adalah observasi yang dilakukan menurut struktur yang
berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori, masalah yang
hendak di observasi.
b. Observasi Non Sistematis : adalah observasi yang dilakukan tanpa struktur atau
rencana terlebih dahulu, dengan demikian observer dapat menangkap apa saja
yang dapat di tangkap.
C. Alat Pencatat Observasi.
1. Anecdotal Records : merupakan cara untuk melengkapi observasi, dalam
mengadakan observasi pengamat dapat melakukan pencatatan tentang kejadian
yang berlakudengan suatu kasus atau individu.
2. Check List : adalah suatu daftar pengamatan, dimana observer tinggal memberikan
tanda check atau tanda-tanda lain terhadap ada tidaknya aspek-aspek yang di
amati.
3. Rating Scale : adalah alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi
untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi.
4. Mechanical Deviaces ( pencatatan dengan alat ) : dengan kemajuan tehnologi,
memungkinkan observer menggunakan alat-alat yang lebih sempurna untuk
mengadakan observasi, misalnya dengan alat potret, tape recorder dan lain-lain.
D. Cara Mencatat Hasil Observasi
1. Pencatatan secara langsung ( 0n the spot ) yaitu mencatat semua kejadian yang
terjadi pada saat itu juga.
2. Pencatatan sesudah observasi berlangsung.
3. Mencatat hasil observasi dengan menggunakan key words / key symbol. Merupakan
paduan dari cara langsung dan tidak langsung.
E. Langkah-langkah Observasi
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan sasaran
3. Menentukan ruang lingkup
4. Menentukan tempat dan waktu
5. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
6. Mulai mengadakan observasi.
7. Mengadakan pencatatan data.
8. Menyusun laporan.
F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Observasi
1. Menentukan materi apa yang akan diobservasi
2. Menentukan cara/teknik apa yang akan dipergunakan
3. Menentukan cara dalam mencatat hasil observasi
4. Dalam menyusun laporan harus di bedakan antara data dan interprestasi.
5. Harus diingat bahwa kemahiran observasi hanya dapat dicapai dengan mengadakan
latihan dalam observasi.
6. Selama observasi berlangsung jangan sampai memberikan interprestasi dan
interpretasi diberikan setelah oservasi selesai.
G. Materi Observasi.
Materi observasi tergantung pada maksud dan tujuan dalam melaksanakan observasi.
Misalnya mengenai tingkah laku, latar belakang sosial atau keadaan lain.
H. Hal-hal yang Mempengaruhi Kecermatan Hasil Observasi
1. Ada tidaknya prasangka observer tentang obyek yang diobservasi.
2. Kemampuan fisik observer dalam melakukan observasi.
3. Kemampuan observer untuk mengingat dan memusatkan perhatian.
4. Kemampuan observer dalam menghubungkan fakta satu dengan fakta lainnya yang
timbul selama observasi.
5. Kemampuan observer untuk menggunakan alat pencatat observasi.
6. Kemampuan observer untuk memahami situasi keseluruhan dari hal-hal yang
diamati.
7. Ketepatan dalam menggunakan alat pencatat.
I. Keterbatasan Observasi
1. Banyak hal yang tidak dapat diungkap dengan observasi. Misalnya kehidupan pribadi
seseorang yang sangat dirahasiakan.
2. Apabila obyek observasi tahu bahwa dia sedang diobservasi, ia dapat melakukan
kegiatannya dengan tidak wajar.
3. Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol.
4. Faktor subyektif observer sukar dihindarkan.
5. Timbulnya suatu kegiatan / kejadian yang hendak diobservasi tidak dapat dipastikan
sehingga observer sukar menentukan waktu yang tepat untuk melakukan observasi.
J. Kelebihan Observasi.
1. Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperhatikan
berbagai gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia ataupun situasi yang hanya
dapat diteliti melalui observasi langsung.
2. Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala
atau kejadian yang penting.
3. Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik untuk melengkapi dan mencek
fakta atau data yang diperoleh dengan alat pengumpul data lain.
4. Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal untuk berkomunikasi
dengan obyek yang ditelaah.
MATERI V
DAFTAR CEK (CHECK LIST)
A. Pengertian
Check List merupakan suatu daftar yang mengandung atau mencakup faktor-
faktor yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 1985:150)
Check list merupakan daftar yang berisi unsur-unsur yang mungkin terdapat dalam
situasi atau tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati (Depdikbud:1975:56).
Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa check list merupakan salah satu
metoda untuk memperoleh data yang berbentuk daftar yang berisi pernyataan dan
pertanyaan yang ingin diselidiki dengan memberi tanda cek oleh individu/kelompok.
B. Tujuan dan maksud Check List
Untuk mengetahui / mengecek ada tidaknya sifat/kebiasaan
keterampilan/pengalaman dan pengetahuan dari seseorang.
C. Manfaat Check List
Untuk mendapatkan faktor-faktor yang relevan dengan masalah yang sedang menjadi
pusat perhatian. Faktor-faktor yang diperoleh ini dapat terperinci menurut keperluan
yaitu sesuai dengan persiapan dan rencana yang telah dibuat sebelum daftar cek ini
disiapkan.
D. Fungsi Check List
1. Sebagai inventory ( alat pencatat hasil observasi yang dipergunakan seseorang dalam
mengamati diri sendiri/pengguna daftar cek selain sebagai observer juga sebagai
observee ).
2. Sebagai alat pencatat hasil observasi ( pengguna daftar cek hanya sebagai observer )
E. Ciri-ciri Check List yang Baik
1. Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu
2. Direncanakan secara sistematis
3. Berupa format yang praktis dan baik.
4. Hasil pengecekan diolah sesuai dengan tujuan.
5. Dapat diperiksa validitas, reabilitas dan ketelitiannya
6. Bersifat kuantitatif.
F. Macam-macam Check List
1. Check list perorangan
2. Check list kelompok
3. Check list dalam skala penilaian
4. Check list dalam angket
5. Check list masalah.
G. Contoh Penggunaan Check List.
Check list dapat dipergunakan dalam beberapa situasi :
1. Dalam perkuliahan yaitu ketika kuliah berlangsung.
2. Dalam belajar perorangan yaitu ketika individu belajar
3. Dalam pergaulan
4. Dalam pelaksanaan kerja kelompok
5. Dalam konsultasi/konseling.
H. Struktur Check List
1. Judul check list
2. Identitas pengisi
3. Petunjuk yang berisi penjelasan dan maksud check list
4. Pedoman/petunjuk pengisian.
5. Butir-butir/item check list.
I. Kelebihan Check List
1. Hasil check list lebih sistematis
2. Memudahkan observer untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan
individu.
3. Menghemat waktu dan tenaga.
J. Keterbatasan Check List.
1. Memerlukan biaya besar
2. Bila observee dalam mengerjakan tidak sesuai dengan petunjuk akan mengakibatkan
observer sulit dalam melakukan evaluasi.
3. Observer mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan bila observee menutupi
kelemahannya.
K. Check List Masalah/Daftar Cek Masalah ( DCM )
1. Pengertian
Suatu daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang / memancing
pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami seseorang.
2. Alasan Penggunaan DCM
DCM dipergunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah yang
dihadapi individu dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya :
a. Efisiensi
b. Intensitas
c. Validitas dan reliabilitas
3. Fungsi DCM
a. Memudahkan individu untuk mengemukakan masalah yang pernah dan sedang
dihadapi.
b. Untuk sistematisasi jenis masalah yang ada pada individu, agar memudahkan
analisa dan sintesa dengan data yang diperoleh dari alat lain.
c. Untuk mengarahkan prioritas progam pelayanan bimbingan dan konseling agar
sesuai dengan masalah yang dihadapi individu.
4. Contoh DCM
Salah satu daftar cek masalah yang sering dipergunakan untuk menyelidiki/
mengungkap persoalan yang ada pada individu adalah daftar cek masalah yang dibuat
oleh Ross L Mooney. DCM ini dikeluarkan oleh Bureu of Education Ohio State
Univesity. DCM dari Mooney diklasifikasikan jadi dua yaitu untuk siswa SMTP dan
untuk siswa SMTA/Mahasiswa. DCM ini terdiri dari sebelas topik masalah, dimana
setiap topik terdiri dari 30 item sehingga seluruhnya 330 item untuk
SMTA/Mahasiswa dan setiap topik terdiri dari 20 item sehingga seluruhnya 220 item
untuk SMTP. Kesebelas topik masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Health and Physical Development ( HPD )
2. Finances, Living Conditions and Employment ( FLE )
3. Social and Recreational Activities ( SRA )
4. Social Psychological Relations ( SPR )
5. Personal Psychological Relations ( PPR )
6. Courtship, Sex and Married ( CSM )
7. Home and Family ( HF )
8. Morals and Religion ( MR )
9. Adjusment to College Work ( ACW )
10. The Future Vocational and Education ( FVE )
11. Curriculum and Teaching Prosedures ( CTP ).
5. Pengadministrasian DCM
Agar hasilnya valid dan reliabel perlu diperhatikan petunjuk pelaksanaan dan
cara mengerjakannya.Petunjuk yang harus diperhatikan meliputi untuk instruktur
dan pengisi.
Analisa terhadap DCM dapat dilakukan secara individual dan kelompok.
Analisa secara kelompok dibedakan menjadi analisa per butir/item masalah dan
analisa per topik masalah. Masing-masing dianalisa dengan rumus yang berbeda.
6. Penggunaan hasil analisa data DCM dalam penyusunan progam dan bimbingan
konseling.
Hasil analisa data DCM dilengkapi dengan data yang diperoleh dari teknik lain dapat
dipergunakan untuk merencanakan progam BK, baik individual maupun kelompok.
Penyusunan progam BK ini adalah dalam rangka :
• Memprioritaskan masalah yang harus segera digarap
• Mendalami masalah individu maupun masalah kelompok
• Efisiensi pelayanan yaitu pencegahan, pengembangan dan penyembuhan sebelum
masalah-masalah itu menjadi akut.
a. Program bimbingan dan konseling individual.
• Mendalami masalah dan melengkapi data ( pengumpulan data ) wawancara,
observasi, sosiometri, dan sebagainya.
• Studi kasus yaitu membuat kasus individu yang bersangkutan
• Konseling
• Penempatan, rujukan, pemindahan jurusan, penukaran mata kuliah, dsb.
• Psychodrama
b. Progam bimbingan dan konseling kelompok
• Melengkapi data
• Aktivitas konselor : informasi, orientasi, testing
• Aktivitas siswa : kunjungan studi, diskusi, tugas-tugas kelompok, sosiodrama
• Student Case Confrence
• Group Counseling
MATERI VI
ANECDOTAL RECORD
A. Pengertian
Anecdotal Record merupakan record atau catatan - catatan yang bersifat komulatif
dari beberapa tingkah laku individu yang luar biasa ( Bimo Walgito, 1987 ).
Anecdotal Record merupakan catatan yang dibuat oleh penyelidik mengenai
kelakuan-kelakuan yang luar biasa ( Sutrisno Hadi, 1985).
Anecdotal Record adalah catatan tentang kejadian khusus yang bertalian dengan
masalah yang sedang menjadi pusat perhatian pengamat, terutama tingkah laku
individu yang diamati yang sifatnya typis ( Depdikbud, 1975).
The anecdote is a written account of a student’s actual behavior as observed ia a
specific situation (Mortensen & Schmuller, 1964).
Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian Anecdotal Record ialah
alat pencatat hasil observasi yang bersifat komulatif dari tingkah laku individu yang
luar biasa ( typical behavior )
B. Ciri - ciri Anecdotal Record yang Baik
1. Menerangkan tanggal, tempat dan waktu berlangsungnya kejadian tertentu, dan
siapa yang menjadi observer.
2. Melukiskan peristiwa yang faktuil dan obyektif. Peristiwa obyektif adalah laporan
yang mempunyai gambar potret atau apa adanya agar tidak ada yang tertinggal.
3. Segera dibuat setelah peristiwa itu terjadi, untuk menghindari kelupaan.
4. Harus dibuat oleh beberapa penyelidik.
5. Harus bersifat selektif, dipilih peristiwa yang penuh arti dan yang ada hubungannya
dengan perkembangan individu.
6. Laporan harus faktuil, dipisahkan dari data dan interpretasi.
C. Manfaat Catatan Anekdot bagi Konselor
1. Konselor dapat memperoleh pemahaman yang lebih tepat dari tingkah laku yang
ditunjukkan oleh individu.
2. Konselor memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu tingkah laku
individu yang bersangkutan.
3. Dengan mengetahui tingkah laku yang luar biasa itu, konselor dapat
mempertimbangkan cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan masalah dan
kebutuhan individu yang bersangkutan .
D. Penggunaan Catatan Anekdot.
Anecdotal Record dapat dipergunakan dalam berbagai situasi antara lain sewaktu
individu :
• Sedang menghadapi masalah
• Berada ditempat asing/diantara orang-orang yang belum dikenal
• Berada di rumah , sekolah, kantor.
E. Macam-macam Catatan Anekdot
1. Catatan anekdot type evaluasi
Berisi pernyataan yang menerangkan penilaian pencatatan/pengamat berdasarkan
ukuran baik buruk, yang diinginkan/yang tidak diinginkan, yang diterima/tidak
diterima. Contoh : pada hari ke 7 Amir memperlihatkan sikap yang lebih baik
terhadap teman-teman sepermainan. Ia mulai memberikan pertolongan kepada
teman-temannya.
2. Catatan Enekdot type interpretatif
Berisi penjelasan tentang kegiatan tingkah laku atau situasi yang telah
diobservasi oleh pengamat dengan dukungan / pendukung fakta yang diobservasi
itu. Contoh : pada minggu terakhir Ani tampak gelisah. Pertumbuhan badannya
begitu cepat. Tentulah pertumbuhan itu yang menyebabkan ia gelisah
3. Catatan Anekdot type deskripsi umum.
Berisi tentang catatan kegiatan, tingkah laku, atau situasi dalam bentuk
pernyataan umum. Contoh : Ali mulai tidak tenang kerjanya di kelas. Banyak
pekerjaannya tidak selesai pada waktunya. Dia mulai menghindarkan diri dari
pertemuan dan percakapan dengan teman.
4. Catatan Anekdot type deskripsi khusus.
Catatan yang berisi uraian tentang kegiatan, tingkah laku individu atau situasi
secara khusus dan teliti. Contoh : udara sangat dingin disertai hujan rintik-rintik,
sehingga pada waktu istirahat hari ini siswa tidak turun ke lapangan bermain.
Mereka memilih di ruang olah raga . Amin dan Ali memilih permainan galah
dengan beberapa temannya. Masing-masing dari mereka menjadi ketua dari kedua
regu yang berlawanan. dan teman temannya yang lain harus memilih pada regu
yang mana. Tiba-tiba Amin berteriak dari jauh dan menyatakan bahwa teman-
temannya yang lain tidak mau memilih regu yang dipimpinnya. Kemudian Ali
menjawab dengan tenang, habis maunya begitu dan saya tidak dapat mencegahnya.
F. Keterbatasan Catatan Anekdot
1. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan catatan anekdot sangat banyak, sehingga
hanya dilakukan terhadap beberapa klien yang khusus saja.
2. Pembimbing yang belum berpengalaman akan menitik beratkan pengamatannya
kebanyakan pada aspek-aspek tingkah laku yang tidak baik saja dan kurang
mencatat tingkah laku yang baik, karena sudah beranggapan bahwa seorang, klien
itu mempunyai kekurangan-kekurangan.
3. Pada pembuatan catatan anekdot hendaknya diingat mengenai kekurangan-
kekurangan yang ada pada sampel, kemungkinan besar tingkah laku yang dicatat
tadi tidak mewakili reaksi klien yang sebenarnya.
4. Tingkah laku yang diamati harus dilihat sebagai bagian dari keseluruhan tingkah
lakunya.
G. Contoh Catatan Anekdot
The form used for recording anecdotes should be preferably short and informal. It
should include the name of student, date, the observer’s name, where the incident took
place, and any comments or suggestions. Lihat contoh format catatan anekdot di
bawah ini (Mortensen& Schmuller, 1964:167):
H. Bentuk-bentuk Anekdot Record
1. Bentuk I : hanya sampai data
Student’s Name ....................... Date........................
Observer’s Name ......................................................
Where Observed
...................................................................................
Comments and Suggestions :
2. Bentuk II : sudah ada interprestasi
3. Bentuk III : selain ada data dan interprestasi juga ada rekomendasi ( sudah ada
perumusan masalahnya penganalisaan ).
Catatan anekdot dapat dibuat oleh tenaga-tenaga kependidikan, baik guru maupun
non guru, yang sempat mengobservasi tingkah laku siswa dalam berbagai situasi
sekolah. Guru dapat membuat catatan anekdot, hanya sampai data ( bentuk I ). Bentuk
II dan III harus dibuat konselor, karena memerlukan ketrampilan tertentu. Interpretasi
atau rekomendasi , komentar hendaknya ditulis di ruang tersendiri yang terpisah dari
ruang untuk memuat diskripsi.
I. Konsekuensi bagi Konselor yang Menggunakan Catatan Anekdot
1. Harus menguasai metode observasi dan mempunyai ketrampilan mencatat
2. Dapat membuat interpretasi dengan tepat
3. Dapat menyusun rekomendasi dengan tepat berdasarkan diagnosa.
MATERI VII
RATING SCALE
( SKALA PENILAIAN )
A. Pengertian
Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi untuk
menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi (Depdikbud, 1975:55).
Rating Scale adalah alat pengumpul data yang berupa suatu daftar yang berisi ciri-
ciri tingkah laku/sifat yang harus dicatat secra bertingka (Bimo Walgito, 1987).
Rating Scale merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap
sebagai butir-butir atau item (WS. Winkel,1995) .
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan pengertian Rating Scale
adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi
tentang sfat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara
bertingkat.
Penilaian yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontan terhadap
perilaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan berkomunikasi sosial dengan
orang itu selama periode waktu tertentu.
Unsur penilaian terdapat dalampernyataan pandangan pribadi dari orang yang
menilai subyek tertentu pada masing-masing sifat atau sikap yang tercantum dalam
daftar. Penilaian itu dituangkan dalam bentuk penentuan gradasi antara sedikit sekali
dan banyak sekali atau antara tidak ada dan sangat ada.
Karena penilaian yang diberikan merupakan pendapat pribadi dari pengamat dan
bersifat subyektif, skala penilaian yang diisi oleh satu pengamat saja tidak berarti
untuk mendapatkan gambaran yang agak obyektif tentang orang yang dinilai.
Untuk itu dibutuhkan beberapa skala penilaian yang diisi oleh beberapa orang,
yang kemudian dipelajari bersama-sama untuk mendapatkan suatu diskripsi tentang
kepribadian seseorang yang cukup terandalkan dan sesuai dengan kenyataan.
B. Kegunaan Pemakaian Rating Scale
1. Hasil observasi dapat dikuantifikasikan
2. Beberapa pengamat menyatakan penilaiannya atas seorang siswa terhadap sejumlah
alat/sikap yang sama sehingga penilaian-penilaian itu ( ratings ) dapat
dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran yang cukup terandalkan.
C. Kesalahan-kesalahan dalam Rating Scale
WS Winkel (1995) mengemukakan beberapa kesalahan yang terjadi dalam rating
scale :
1. Pengamat membuat generalisasi mengenai sikap atau sifat seseorang karena bergaul
akrab dengan siswa yang harus dinilai atau karena sudah mempunyai pandangan
tertentu terhadap lingkungan asal siswa ( personal bias ). Misalnya: guru di
Yogyakarta memandang semua siswa yang berasal dari Jakarta sebagai orang yang
bermoral bejat dan berlaku kasar ( personal bias : error of severity ). Contoh lain
adalah guru yang bergaul akrab dengan siswa yang kebetulan kemenakannya
sendiri, menilai semua butir dalam daftar pada gradasi baik ( personal bias : error
of leniency ).
2. Pengamat tidak berani untuk memberikan penilaian sangat baik atau sangat kurang,
dan karena itu menilai suatu item dalam daftar pada gradasi cukupan (error of
central tendency ).
3. Pengamat membiarkan dirinya terpengaruh oleh penilaiannya terhadap satu dua
sikap atau sifat yang dinilai sangat baik atau sangat kurang, sehingga penilaiannya
terhadap item-item lain cenderung jatuh pula pada gradasi sangat baik atau sangat
kurang ( hallo effect ). Misalnya bila guru sudah mempunyai kesan negatif terhadap
seorang siswa ( A ) yang penampilannya kurang menarik dan kemudian memilih
gradasi kurang pada item-item yang lain.
4. Pengamat tidak menangkap maksud dari butir-butir dalam daftar dan kemudian
mengartikannya menurut interprestasi sendiri ( logical error )
5. Pengamat kurang memisahkan jawaban terhadap butir yang satu dari jawaban
terhadap butir yang lain ( carry over effect ).
D. Bentuk-bentuk Rating Scale
Terdapat beberapa bentuk rating scale antara lain :
1. Skala Numerik/Kwantitatif
Skala ini menggunakan angka-angka ( skor-skor ) untuk menunjukan gradasi-
gradasi, disertai penjelasan singkat pada masing-masing angka.
2. Skala Penilaian Grafis.
Skala menggunakan suatu garis sebagai kontinum. Gradasi-gradasi ditunjuk pada
garis itu dengan menyajikan deskripsi-deskripsi singkat di bawah garisnya.
Pengamat memberikan tanda silang di garis pada tempat yang sesuai dengan gradasi
yang dipilih.
3. Daftar Cek.
Skala ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan type
pilihan berganda ( multiple choice ). Pada masing-masing sifat atau sikap yang
harus dinilai, disajikan empat sampai lima pilihan dengan deskripsi singkat pada
masing-masing pilihan. Pengamat memberikan tanda cek pada pilihan tertentu di
ruang yang disediakan.
E. Hal-hal yang Harus Dipenuhi oleh Koordinator Bimbingan supaya Skala
Penilaian Bermanfaat bagi Keperluan Bimbingan.
1. Pada awal tahun ajaran mencari bantuan dari sejumlah guru dan tenaga bimbingan
yang berminat berpartisipasi dalam proyek ini dan bersedia menyisihkan waktu
untuk mengisi skala penilaian pada waktu tertentu, misalnya pada akhir catur wulan
atau pada akhir tahun ajaran.
2. Bersama dengan petugas bimbingan yang lain menyusun skala penilaian, dengan
mencantumkan kurang lebih 10 sifat atau sikap. Perumusan dan isi pada masing-
masing butir harus jelas, disertai deskripsi singkat pada gradasi-gradasi penilaian .
Sikap dan sifat harus terkandung dalam perilaku yang dapat diamati ( observabel ),
biasanya disajikan lima gradasi. Disediakan ruang untuk mencatat tanggal, nama
siswa, dan nama pengamat..
3. Mengadakan pertemuan dengan tenaga-tenaga pendidik yang telah menyatakan
kesediaannya dengan berpartisipasi dalam proyek ini. Alat pengumpul data yang
telah disusun dirundingkan bersama supaya interprestasi terhadap butir-butir dalam
daftar sama, kekurangan dalam perumusan sekaligus dapat diperbaiki. Juga
diputuskan bersama prosedur pengisian dan penyerahan serta teknik pengisiannya,
khususnya yang berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
• Waktu : kapan skala penilaian diisi.
• Jumlah siswa yang akan dinilai.
• Kepada siapa skala penilaian yang telah diisi, diserahkan ?
• Mengingatkan para observer bahwa kesalahan mudah dilakukan pada waktu
mengisi skala penilaian khususnya personal bias, central tendency, hallo effect,
cary over effect.
• Mengingatkan para pengamat supaya tidak memberikan jawaban pada butir yang
tidak dapat mereka amati karena tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Lebih
baik tidak menjawab dari pada memperkirakan saja. Oleh karena itu dalam
instrumen atau daftar item dapat disediakan ruang untuk menyatakan tidak sempat
mengamati.
4. Menjelang akhir caturwulan, atau akhir tahun ajaran, ahli bimbingan yang diserahi
tugas mengolah skala-skala penilaian, mempelajarinya untuk mendapatkan
gambaran menyeluruh tentang sifat-sifat kepribadian dan sikap-sikap yang
tercantum dalam daftar butir-butir dan telah dinilai bebarapa orang.
5. Proyek semacam ini boleh dimulai setelah ada jaminan tentang partisipasi rekan-
rekan tenaga kependidikan, kemampuan dalam mengisi skala penilaian secara tepat
dan mengolah setiap set skala penilaian, serta manfaat bagi siswa-siswa yang
bersangkuatan.
F. Keterbatasan Rating Scale
1. Item-item pada skala penilaian diartikan lain-lain oleh mereka yang memberikan
penilaian ( sangat subyektif )
2. Sifat atau sikap yang harus dinilai tidak dapat diamati atau diobservasi karena sifat
atau sikap kurang tertuang dalam bentuk tingkah laku yang memungkinkan untuk
diamati ( observable )atau kurang sempat mengadakan observasi.
3. Gradasi-gradasi pada masing-masing item dalam daftar tidak jelas, terlalu banyak
atau terlalu sedikit.
4. Dibutuhkan banyak waktu untuk mengisi skala penilaian, banyak siswa dan
mengolahnya satu persatu.
G. Kelebihan Rating Scale
1. Dapat diperoleh adanya tingkatan-tingkatan dari setiap sifat.
2. Memudahkan observer, karena hanya tinggal memberi tanda- tanda tertentu pada
tingkatan sifat-sifat tertentu.
3. Observer tidak perlu memberikan evaluasi yang panjang lebar terhadap individu
yang diamati.
MATERI VIII
ANGKET ( QUESTIONARE )
1. Pengertian
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan
yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975)
Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab
secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 )
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau
dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden ( Bimo Walgito, 1987
).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu
alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga.
B. Struktur Batang Tubuh Angket
1. Judul angket
2. Pengantar yang berisi tujuan dan petunjuk pengisian.
3. Item-item pertanyaan, bisa juga opini atau pendapat, fakta.
Pengisian identitas dalam angket tergantung tujuannya, karena kadang-kadang
indentitas tidak diperlukan. Misalnya angket yang bertujuan atau menginginkan
opini atau pendapat umum.
C. Bentuk-bentuk Pertanyaan dalam Angket.
1. Pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang telah mendapat pengarahan dari
penyusun angket. Responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah
disediakan dalam kuesioner itu. Jadi jawabannya telah terikat, responden tidak
dapat memberikan jawabannya secara bebas.
2. Pertanyaan terbuka yaitu menghendaki jawaban responden sebebas-bebasnya
dengan uraian yang lengkap
3. Daftar cek. Contohnya : Tulislah tanda cek ( V ) di bawah lajur ya, apabila
pertanyaan yang bersangkutan sesuai dengan pendapat saudara dan tulislah tanda
itu di bawah lajur tidak, apabila pertanyaan itu tidak sesuai dengan pendapat
saudara.
NO PERTANYAAN-PERTANYAAN YA TIDAK
1 Putera saudara sangat penurut.
2 Putera saudara berkeinginan untuk
melanjutkan pelajarannya ke Per-
guruan Tinggi.
3 Putera saudara mempunyai banyak
teman
4 Putera saudara belajar di rumah
secara teratur
5 .......................dst...............................
4. Pilihan Salah Benar
Contoh : Lingkarilah huruf B apabila menurut pendapat anda pernyataan yang
bersangkutan itu benar, dan lingkarilah huruf S, apabila menurut pendapat anda
pernyataan itu salah.
a. B - S Anak saya banyak mempunyai teman bermain.
b. B - S Anak saya mempunyai kamar belajar sendiri.
c. B - S Anak saya mudah tersinggung perasaannya.
5. Skala
Contoh : Berilah tanda cek ( V ) pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda
Jenis Olah Raga Senang
Sekali
Senang Kurang
Senang
Tidak
Senang
Tidak
Tahu
1. Bulutangkis
2. Voley Ball
3.sepak Bola
4.Tenis
5. ..........dst.........
6. Pilihan Ganda ( Multiple Choice )
Contoh : Lingkarilah huruf yang berada di depan pernyataan yang sesuai dengan
pendapat anda.
1. Pengalama kerja anda dalam lembaga pemerintah :
a. kurang dari 2 tahun
b. 2 - 4 tahun
c. 5 - 7 tahun
d. 8 - 10 tahun
e. lebih dari 10 tahun
2. Status kepegawaian anda adalah :
a. pegawai lepas
b. pegawai harian
c. pegawai bulanan
d. pegawai sementara
e. pegawai tetap.
D. Macam-macam Angket
1. Dilihat dari cara memberikannya, angket dapat dibedakan:
a. Angket langsung, yaitu bila angket itu langsung diberikan kepada responden yang
ingin diselidiki . Jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan
perantara.
b. Angket tidak langsung, yaitu bila angket itu disampaiakan kepada orang lain ang
diminta pendapat tentang pendapat atau keadaan orang lain. Jawaban angket itu
diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber
pertama.
2. Dilihat dari strukturnya, angket dapat dibedakan menjadi :
a. Angket berstruktur, yaitu angket yang bersifat tegas, konkrit dengan pertanyaan-
pertanyaan yang terbatas dan menghendaki jawaban yang tegas dan terbatas pula.
b. Angket tak berstruktur, dipergunakan apabila konselor menginginkan uraian
lengkap dari subyek tentang sesuatu hal, di mana diminta uraian yang terbuka dan
panjang lebar. Disampaikan dengan mengajukan pertanyaan bebas.
E. Hal -hal yang Harus Diperhatikan dalam Angket.
1. Angket dipergunakan dalam keadaan atau situasi yang setepat-tepatnya. Misalnya
bila kekurangan waktu, sasaran banyak/luas maka dalam situasi demikian akan
tepat apabila kita menggunakan angket.
2. Terlebih dahulu ditentukan tujuan angket itu, baik tujuan umum maupun tujuan
khusus. Misalnya apakah yang dituju itu tentang latar belakang sosial anak. Tujuan
itu akan menentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun . Tanpa adanya
tujuan yang jelas kita akan sulit menyusun pertanyaan.
3. Tentukan dan susunlah pertanyaan-pertanyaan itu dengan sebaik-baiknya. Banyak
angket kurang berharga karena kesalahan-kesalahan dalam pertanyaannya.
4. Apabila pertanyaan-pertanyaan itu sudah ditentukan maka pertanyaan -pertanyaan
itu selanjutnya digolong-golongkan menurut golongannya masing-masing, agar
lebih sistematis dan lebih mudah dalam mengadakan penggolongan lebih lanjut.
5. Bila telah tersusun, diadakan ceking atau uji coba untuk memeriksa kemungkinan
adanya pertanyaan-pertanyaan yang perlu diperbaiki, sehingga diharapkan akan
mendapat angket yang baik.
F. Petunjuk-petunjuk Penyusunan Pertanyaan dalam Angket
1. Menggunakan kata-kata yang tidak mengandung arti rangkap.
2. Susunan kalimat hendaknya sederhana tapi jelas.
3. Menghindari pemakaian kata yang tidak ada gunanya
4. Menghindarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.
5. Mencantumkan kemungkinan jawaban sebanyak mungkin supaya subyek
mempunyai kemungkinan pilihan yang bebas.
6. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan responden sehingga
dapat dijawab dengan baik.
7. Hindarkan kata-kata yang bersifat sugestif dan juga kata yang bersifat negatif.
8. Pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab.
9. Bentuk berstruktur lebih baik dari pada bentuk terbuka.
10. Pertanyaan jangan membuat responden berpikir terlalu berat.
11. Pergunakan kata-kata yang netral, tidak menyinggung perasaan dan harga diri
responden.
G. Langkah-langkah Penyusunan Angket.
1. Persiapan.
2. Menentukan sasaran.
3. Menentukan tujuan.
4. Menentukan jenis informasi yang dibutuhkan.
5. Merancang bentuk-bentuk pertanyaan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan.
H. Kegunaan Angket dalam Bimbingan.
1. Untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan
catatan permanen.
2. Untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.
3. Pembuatan evaluasi progam bimbingan
4. Untuk mengambil sampling sikap/pendapat dari responden
I. Kelebihan Angket.
1. Merupakan metode yang praktis, karena dapat dipergunakan untuk mengumpulkan
data kepada sejumlah responden dalam jumlah yang banyak dan waktu yang
singkat.
2. Merupakan metode yang ekonomis, dari segi tenaga yang dibutuhkan.
3. Setiap responden menerima sejumlah pertanyaan yang sama.
4. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan keterangan.
5. Responden mempunyai waktu cukup untuk menjawab pertanyaan.
6. Pengaruh subyektif dapat dihindarkan.
J. Keterbatasan Angket.
1. Sulit untuk mendapat jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang
tepat.
2. Terbatas hanya pada responden yang bisa membaca dan menulis.
3. Karena tidak berhadapan langsung dengan responden, maka bila ada pertanyaan
yang kurang jelas, responden tidak dapat mendapatkan keterangan lebih lanjut.
4. Bersifat kaku, karena pertanyaan-pertanyaan dalam angket telah ditentukan,
sehingga tidak dapat diubah sesuai dengan keadaan sekitar.
5. Sulit mendapatkan jaminan bahwa semua responden akan mengembalikan angket
yang diberikan.
MATERI IX
STUDI DOKUMENTER
A. Pengertian
Studi dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang dipergunakan
pembimbing dengan jalan melihat/meneliti data-data dokumen siswa yang tersimpan
di sekolah/tempat lain.
Data pada studi dokumenter adalah data masa lalu, namun demikian dapat untuk
meramalkan atau mengungkapkan keadaan/kondisi sekarang. Walapun demikian, tidak
semua keadaan/kondisi sekarang dapat diketahui dari data masa lalu.
B. Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Dokumenter.
Salah satu metode yang dipergunakan adalah historis dokumenter dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data
2. Penilaian data, kita mengadakan klasifikasi data yang dibutuhkan/relevan dan
menyeleksi data.
3. Penafsiran data dengan mengadakan analisa. Memberikan asumsi/anggapan dasar
dan argumentasi. Bila data itu bisa diolah dengan statistik, maka diadakan
pengolahan serta pembuatan kesimpulan ( kesimpulan dari tiap item/soal )
4. Penyimpulan, ditarik dari kesimpulan masing-masing bagian. Kesimpulan umum
dapat berdiri sendiri, tetapi akan lebih dapat dipertanggungjawabkan bila dikaitkan
dengan data lain.
C. Sumber Data Studi Dokumenter.
1. Buku induk.
2. Buku pribadi/kartu pribadi.
3. Rapor.
4. Surat-surat keterangan.
5. Buku absen.
6. Kartu pembayaran SPP, OSIS, BP-3
7. Hasil pengisian angket, cek list, rating scale, dll.
8. Hasil karyanya, seperti lukisan, karangan, ketrampilan tangan.
D. Guna Studi Dokumenter.
1. Dapat dijadikan bahan pemahaman siswa.
2. Sebagai bahan pembanding antara data yang telah ada dengan data yang akan
dikumpulkan.
E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.
1. Untuk menjamin kebenaran data dokumenter itu perlu di cek kembali dengan
teknik-teknik lain.
2. Data siswa yang telah didokumentasikan perlu dianalisa dengan secermat-
cermatnya.
MATERI X
WAWANCARA ( INTERVIEW )
A. Pengertian
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan
komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog ( tanya
jawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung ( I. Djumhur dan Muh.
Surya, 1985 ).
Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang tua
dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation
( Bimo Walgito, 1987 ).
Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari
seorang murid secara lisan ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Wawancara informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi
dari murid secara lisan . Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk
bimbingan ( WS. Winkel, 1995 ).
B. Tujuan wawancara.
Ada berbagai tujuan yang dapat dicapai dalam wawancara yaitu :
1. Menciptakan hubungan baik diantara dua pihak yang terlibat ( subyek wawancara
dan pewawancara ). Pertemuan itu harus bebas dari segala kecemasan dan
ketakutan sehingga memungkinkan subyek wawancara menyatakan sikap dan
perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme pertahanan diri yang kadang-kadang
menghambat pernyataannya.
2. Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subyek wawancara. Oleh karena
subyek wawancara pada umumnya membawa berbagai ketegangan emosi ke dalam
pertemuan dalam wawancara itu, maka kedua belah pihak harus berusaha
meredakan ketegangan di dalam dirinya.
3. Menyediakan informasi yang dibutuhkan. Dalam wawancara kedua belah pihak
akan mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya.
4. Mendorong kearah pemahaman diri pada pihak subyek wawancara. Hampir semua
subyek wawancara menginginkan pemahaman diri yang lebih baik, dan pada
dasarnya memiliki kesanggupan dan bakat yang seringkali tidak dapat berkembang
dengan sempurna . Dengan wawancara subyek wawancara akan lebih memahami
dirinya.
5. Mendorong ke arah penyusunan kegiatan yang konstruktif pada subyek wawancara.
C. Macam-macam Wawancara.
Ada bermacam-macam jenis wawancara sesuai dengan tujuannya ataupun sifat-
sifat yang lain yang ada dalam wawancara, seperti jumlah orang yang diwawancarai
dan menurut peranan yang dimainkan.
1. Menurut tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi :
a. The employment interview, yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan
gambaran sampai mana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap
kreteria yang diminta oleh suatu employment.
b. Informational interview, yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
c. Administrative interview, yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan
administrasi, misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan
perubahan-perubahan di dalam tindakannya ( change in behavior )
d. Counseling interview, yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan
konseling. Interview ini khas dipergunakan dalam proses konseling.
2. Menurut jumlah orang yang diinterview, wawancara dapat dibedakan menjadi :
a. Interview perorangan ( individu ), yaitu wawancara yang dilakukan secara
perseorangan, yang menyangkut masalah-masalah pribadi yang dialami oleh
subyek wawancara. Misalnya : wawancara antara seorang klien dengan seorang
petugas bimbingan.
b. Interview kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan secara kelompok (lebih
dari satu orang), Misalnya : antara petugas bimbingan dengan seluruh siswa
kelas II.
3. Menurut peranan yang dimainkan, wawancara dapat dibedakan menjadi :
a. The non directive interview, yaitu interview yang kurang terpimpin dan kuarang
mendasarkan atas pedoman-pedoman tertentu. Biasanya digunakan dalam proses
konseling.
b. The focused interview, yaitu interview yang ditujukan kepada orang-orang tertentu
yang mempunyai hubungan dengan obyek-obyek yang diselidiki.
The repeated interview, yaitu interview yang berulang. Interview ini terutama digunakan
untuk mencoba mengikuti perkembangan yang tertentu terutama proses sosial.
4. Berdasarkan sifatnya, wawancara dibedakan menjadi :
a. Wawancara langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk
memperoleh keterangan mengenai orang tersebut.
b. Wawancara tidak langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang
untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain.
c. Wawancara insidentil, yaitu wawancara yang dilakukan sewaktu-waktu bila
dianggap perlu.
d. Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilakukan secara berencana pada
waktu yang telah ditetapkan.
D. Bagian-bagian Wawancara.
Dalam wawancara terdapat bagian-bagian tertentu yang dapat dipandang sebagai
bagian-bagian dari wawancara :
1. Permulaan atau Pendahuluan wawancara.
Pada bagian ini terutama ditujukan untuk mendapatkan hubungan yang baik (
dalam mengadakan kontak pertama ) antara interviewer dengan interviewee dan
biasanya diisi dengan menyampaikan maksud dan tujuan dari interview itu. Peranan
bagian ini penting, karena dengan mengadakan kontak yang pertama ini akan
memberikan gambaran tentang jalannya interview selanjutnya. Kalau telah terjadi
hubungan yang baik dan timbul perasaan saling mempercayai, maka hal ini telah
merupakan sumbangan yang besar artinya dalam perkembangan interview
selanjutnya.
2. Inti Interview.
Bagian ini merupakan bagian di mana maksud serta tujuan interview harus dapat
dicapai . Bila maksud dari interview untuk mengumpulkan data tentang latar
belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus bisa dicapai.
3. Akhir Interview
Bagian ini merupakan bagian di mana interview mulai berakhir. Interview dapat
ditutup dengan mengadakan penyimpulan tentang apa yang telah dibicarakan (
misalnya : dalam konseling interview ). Kadang-kadang interview ditutup dengan
menentukan waktu kapan interview itu akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan
mengadakan interview lagi.
E. Langkah-langkah Wawancara
Pedoman/petunjuk wawancara secara garis besar, sebagai berikut :
1. Persiapan.
a. Menentukan tujuan.
b. Menetapkan bentuk pertanyaan ( pertanyaan bebas atau terpimpin ).
c. Menetapkan responden yang diperkirakan sebagai sumber informasi.
d. Menetapkan jumlah responden yang akan diwawancarai
e. Menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara
f. Mengadakan hubungan dengan responden.
2. Pelaksanaan
a. Memilih pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar terarah dan dibutuhkan
dalam rangka mengumpulkan informasi.
b,Mengadakan wawancara.
3. Penutup.
a. Menyusun laporan wawancara secara sistematis
b. Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara
g. Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
wawancara itu.
F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Wawancara.
Agar wawancara dapat mencapai hasil yang baik perlu adanya beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam mengadakan wawancara :
1. Orang yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai latar belakang tentang
apa yang akan ditanyakan, karena yang akan ditanyakan perlu dipersiapkan dengan
sebaik-baiknya, agar wawancara dapat berlangsung dengan lancar, sistematis, dan
teratur.
2. Pewawancara harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan
dari wawancara tersebut.
3. Dalam wawancara harus dijaga agar selalu ada hubungan yang baik. Hubungan baik
ini merupakan sumbangan yang besar di dalam jalannya atau hasil wawancara yang
akan dapat dicapai.
4. Pewawancara atau pembimbing harus mempunyai sifat dapat dipercaya. rahasia
dari individu yang diwawancarai atau klien harus dapat disimpan dengan baik,
sebab kalau tidak demikian, kemungkinan klien tidak akan mengutarakan sesuatu
kepada wawancara dengan terbuka.
5. Pertanyaan hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya harus jelas.
6. Harus dijaga jangan sampai ada hal-hal yang mungkin mengganggu jalannya
wawancara. Bila ada hal-hal yang sekiranya dapat mengganggu, sebaiknya hal-hal
tersebut disingkirkan lebih dahulu.
7. Bahasa yang digunakan oleh pewawancara harus disesuaikan dengan kemampuan
yang diwawancarai.
8. Sekalipun pertanyaan-pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu supaya
sistematis, tetapi didalam memberikan pertanyaan-pertanyaan jangan sampai kaku,
masing-masing pertanyaan dapat diperluas kepada hal-hal yang berhubungan
dengan pertanyaan itu.
9. Pewawancara atau pembimbing harus menjaga jangan sampai ada waktu diam yang
terlalu lama. Hal yang demikian akan mematikan suasana wawancara.
10. Pewawancara harus mengadakan kontrol di dalam wawancara. Kalau ada hal-hal
yang bertentangan satu dengan yang lainnya perlu pewawancara mencari ketegasan.
11. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengadakan kontrol di ajukan setelah wawancara
sampai kepada suatu titik tertentu. Jadi jangan sampai memotong pembicarann,
karena ini akan mengganggu jalannya wawancara.
12. Lamanya waktu wawancara sebenarnya tergantung, kepada masalahnya. Tetapi
pada umumnya wawancara yang terlalu lama akan melelahkan kedua belah pihak.
Karenanya waktu wawancara sekitar 30 menit merupakan waktu yang cukup.
13. Di dalam wawancara hendaknya dihindari aku dari pewawancara atau pembimbing.
Jangan samapai aku tersebut ditonjol-tonjolkan.
14. Individu yang sukar berbicara tidak boleh dipaksa untuk memberikan
keterangan/penjelasan dengan panjang lebar.
15. Tidak terlalu banyak membuat catatan selama wawancara berlangsung. Selalu
harus minta ijin pada individu untuk membuat catatan seperlunya.
16. Menghindari pertanyaan yang sugestif, yang mendorong murid untuk memberikan
jawaban yang baik dan hindarkan pertanyaan yang hanya menuntut jawaban ya
atau tidak.
G. Kelebihan dan Keterbatasan Wawancara.
1. Kelebihan Wawancara.
a. Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan
pribadi subyek wawancara.
b. Dapat dilaksanakan terhadap setiap individu dan tingkatan umur.
c. Wawancara selalu digunakan untuk mengumpulkan data pelengkap terhadap data
yang dikumpulkan dengan teknik lain.
d. Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.
e. Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan subyek wawancara.
f. Subyek wawancara berhadapan langsung dengan pewawancara, maka diharapkan
dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga hal ini akan
mempengaruhi hasil wawancara.
g. Isi pertanyaan dan caranya mengajukan pertanyaan dapat disesuaikan dengan
tingkat perkembangan dan daya tangkap sebyek wawancara. Baik pewawancara
maupun subyek wawancara dapat memberikan penjelasan lebih lanjut bilamana
pertanyaan atau jawaban belum jelas.
h. Tidak dibatasi oleh kemampuan dan menulis individu, artinya orang tidak dapat
membaca atau menulispun dapat diajak wawancara
i. Kerahasiaan pribadi lebih terjamin.
2. Keterbatasan Wawancara.
a. Kalau pewawancara atau subyek wawancara mempunyai suatu prasangka yang
satu kepada yang lain, hasil wawancara tidak akan memuaskan.
b. Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu
dan tenaga dan mungkin juga biaya.
c. Menuntut keahlian, ketrampilan, dan penguasaan bahasa yang baik dari
pewawancara.
d. Sangat tergantung kepada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari
subyek wawancara, yang mungkin sangat menghambat ketelitian hasil
wawancara.
e. Laju dan materi wawancara sangat dipengaruhi oleh situasi sekitar tempat
wawancara.
Sekalipun ada segi-segi kelemahan, namun wawancara masih banyak
sumbangannya sebagai metode untuk mendapatkan data. Bahkan dalam proses
konseling, wawancara merupakan alat yang sangat pokok.
H. Sifat-sifat Pertanyaan dalam Wawancara.
Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam wawancara hendaknya sesuai
dengan kebutuhan :
a. Pertanyaan yang bersifat mendorong pembahasan dan pemahaman. Contoh: Coba,
ceritakan lebih lanjut. Bagaimana menurut pendapatmu.
b. Pertanyaan yang menarik pemahaman.
Yaitu pertanyaan yang mengandung kata karena, oleh sebab...., mengandung
sebab akibat.
c. Pertanyaan yang mendorong penerimaan perasaan.
Contoh : Apakah anda merasa senang ?
d. Pertanyaan yang mendorong sikap/tingkah laku tertentu, ( pertanyaan yang
mendorong, memperluas pandangan/memberi dorongan tentang sesuatu hal),
Contoh : anda jelaskan, bagaimana hal ini bisa terjadi.
I. Kapan sebaiknya Wawancara Diakhiri ?
Suatu wawancara diakhiri dengan memperhatikan beberapa hal :
1. Bila data/keterangan yang diperoleh sudah cukup/sesuai dengan harapan
pewawancara.
2. Dengan melihat sikap orang yang diwawancarai.
3. Sebaiknya tidak lebih dari 30 menit.
4. Karena wawancara dalam konseling tidak cukup hanya satu kali, maka konselor
harus tahu waktu dan konselor harus menjaga agar hubungan baik yang tercipta
terjaga dengan berjanji kalau konselor masih bersedia melanjutkan wawancara lagi
dilain waktu, jika klien masih menghendaki.
J. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Wawancara.
Berhasil tidaknya wawancara ditentukan oleh kedua belah pihak pewawancara dan
subyek wawancara yaitu tergantung kepada hal-hal sebagai berikut :
1. Hubungan baik antara pewawancara ( interviewer ) dan subyek wawancara
(interviewee ).
2. Ketrampilan sosial pewawancara yang meliputi :
• sikap dalam berbuat dan berbicara
• sikap tidak ingin menang sendiri
• nada dan irama berbicara
• kemampuan untuk mempergunakan dan memanipulasi kata-kata yang tepat
dalam berbagai suasana dan situasi
3. Pedoman wawancara yang harus disususun bersama-sma dan alat untuk mencatat
hasil wawancara itu.
MATERI XI
STUDI KASUS
A. Pengertian.
Studi kasus adalah suatu tehnik mempelajari seseorang individu secara mendalam
untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik ( I. Djumhur, 1985 ).
Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan
seorang murid secra mendalam dengan tujuan membantu murid untuk mencapai
penyesuaian diri yang lebih baik ( WS. Winkel, 1995 ).
Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan
komprehensif. Integratif artinya menggunakan berbagai tehnik pendekatan dan bersifat
komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu
secara lengkap ( Dewa Ktut Sukardi,1983 ).
B. Tujuan Studi Kasus.
Studi kasus bertujuan :
• Memahami siswa sebagai individu dalam keunikannya dan dalam keseluruhannya
• Membantu siswa untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik
C. Sasaran Studi Kasus.
Yang biasanya dipilih sebagai sasaran bagi studi kasus adalah individu yang
menunjukan gejala mengalami kesulitan atau masalah yang serius, sehingga
memerlukan bantuan yang serius pula.
D. Ciri-ciri Studi Kasus.
Studi kasus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data yang lengkap
2. Bersifat rahasia
3. Dilakukan secara terus menerus ( kontinyu )
4. Pengumpulan data dilakukan secara ilmiah
5. Data diperoleh dari berbagai pihak.
Dalam situasi konkrit di Indonesia, tidak mungkin menggunakan semua alat
pengumpul data dan semua alat penyimpan data secara serentak, karena di kebanyakan
sekolah pelayanan bimbingan dan konseling baru mulai dikembangkan, tidak mungkin
dan tidak bijaksana untuk mulai menggunakan alat-alat itu sekaligus semua. Maka
perlu ditentukan urutan prioritas, yaitu :
• angket, wawancara informatif, buku rapor.
• home visit, testing, rating scale
• otobiografi, sosiometri, studi kasus
E. Data yang Dikumpulkan dalam Studi Kasus.
Data yang dikumpulkan dalam studi kasus adalah sebagai berikut :
1. Indentitas diri
2. Latar belakang keluarga
3. Lingkungan hidup ( sosial-ekonomi )
4. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
5. Riwayat kesehatan
6. Testing dalam berbagai bidang
7. Riwayat pendidikan sekolah
8. Pola kesusilaan dan keyakinan hidup
9. Riwayat pelanggaran hidup
10. Penggunaan waktu luang
11. Minat dan cita-cita hidup
12. Pergaulan dengan teman-teman.
F. Langkah-langkah Studi Kasus.
1. Perencanaan.
2. Pengumpulan data.
3. Penggunaan dan pengolahan data.
4. Sintesa dan interpretasi data.
5. Membuat rencana pelaksanaan pertolongan.
6. Pelaksanaan rencana.
7. Evaluasi dan Follow up.
G. Bagian-bagian Studi Kasus
Studi kasus sebagai metode untuk mengadakan persiapan konseling dapat kita lihat
adanya bermacam-macam bagian, yaitu :
1. Data identitas ( data pengenal )
2. Tanda-tanda atau gejala yang nampak
3. Data-data sekitar klien :
a. Latar belakang keluarga ( family background ) antara lain :
• lingkungan rumah
• bagaimana hubungan antar anggota keluarga
• disiplin dalam rumah
• status perekonomian keluarga
• bagaimana sikap orang tua terhadap anak, dan sebaliknya
b. Latar belakang jasmani dan kesehatan anak, antara lain :
• kesehatan anak pada umunya
• ciri-ciri jasmani
• keadaan alat indera pada umumnya
• keadaan phisical defect ( jika ada )
c. Data mengenai segi pendidikannya :
• hasil belajar ( record ) di sekolah
• kemajuan dan kemunduran di sekolah
• kemampuan mengikuti pelajaran, dsb
d. Sosial behavior dan minatnya :
• hobinya
• hubungan sosialnya
• kepercayaan pada diri sendiri
• inisiatifnya, dsb
e. Data psycho test :
• perhatiannya
• bakatnya
• achievementnya, dsb
H. Contoh Studi Kasus.
Nama : George C
Kelas : III
Umur : 8 tahun 3 bulan
Keterangan : George dibawa ke klinik karena ia menunjukan kemunduran
dalam pelajaran di sekolah terutama dalam membaca dan berhitung.
Kesan Umum :
Waktu pertama kali ia dibawa ke klinik ia sangat gugup. Setelah dijelaskan mengapa ia
di bawa ke klinik tersebut ia mulai agak tenang. Ia menunjukan tanda-tanda
kegembiraan dalam mengerjakan berbagai tes, menunjukan usaha dan perhatian dan
tabah dalam menghadapi kesukaran. Kadang-kadang ia melakukan usaha yang salah.
Keadaan Fisik.
Pemeriksaan medis menunjukan bahwa George anak yang mempunyai perkembangan
kesehatan yang cukup baik. Ia 7 cm lebih tinggi dari ukuran normal dan 16 ons lebih
berat dari ukuran normal. Pemeriksaan pendengaran menunjukan bahwa ia kurang
dapat mendengar dengan tepat, 16,8 % kata-kata pada telinga kanan dan 20 % pada
telinga kiri. Penglihatan baik.
Kecakapan.
Dalam tes inteligensi yang diambil dari Stanford Binet, ia menunjukan IQ 95.
Sedangkan dari tes non verbal ia menunjukan IQ 99. Ia agak kurang dalam membaca
pengertian tetapi cukup baik dalam membaca tehnis dan prounounciation. George
tinggal dalam lingkungan rumah yang berbahasa Spanyol. Ibunya dapat berbahasa
Inggris sedikit. Ayahnya cukup lancar dalam berbahasa Inggris tetapi kurang dalam
menuruti grammar dan aksen yang tepat. Pada waktu George baru masuk kelas I ia
baru menguasai bahasa Inggris sedikit sekali.
Penyesuaian Sosial.
George menunjukan keterlambatan dalam perasaan dan perkembangan sosial. Ia
bermain dengan group anak laki-laki dan wanita yang berumur sekitar 6 - 8 tahun.
Keinginan dan minatnya normal. Ia rupanya tidak senang kepada kakak perempuannya
yang beruisa 1,5 tahun lebih tua dari padanya. Selain dengan kakak perempuannya ia
tidak mempunyai kelainan dalam penyesuaian sosialnya.
Interprestasi
George adalah anak yang sebenarnya mempunyai kecakapan sedang. Kemundurannya
dalam prestasi sekolah, disebabkan oleh faktor bahasa, ia kurang menguasai bahasa
Inggris. Problem lain ialah kuarang matangnya perkembangan sosial dan hubungan
yang tidak baik dengan kakak perempuannya. Kekurang tajaman dalam pendengaran
tidak merupakan faktor penghambat dalam pekerjaan sekolah.
Rekomendasi
Kemunduruan dalam prestasi sekolah akan dapat diatasi dengan memberikan
bimbingan yang baik dalam penguasaan bahasa. Kepada orang tua disarankan agar :
1. Membimbing George dalam mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi jangan sekali-
kali mengerjakan sendiri pekerjaan tersebut.
2. Mengusahakan hubungan yang baik dengan kakak perempuannya
3. Mengusahakan agar George bermain-main dengan kawan-kawannya yang sebaya.
4. Menanamkan rasa tanggungjawab dan rasa tidak usah tergantung pada orang lain.
5. Agar memperbaiki kelancaran bahasa Inggris dari George dengan jalan
menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan yang dilakukan dengan George.
MATERI XII
PEMERIKSAAN FISIK DAN KESEHATAN
A. Pengertian.
Pemeriksaan fisik dan kesehatan adalah salah satu tehnik pengumpul data untuk
mengetahui keadaan fisik dan keadaan kesehatan siswa.
B. Kegunaan Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan.
Untuk mengetahui perkembangan dan keadaan kesehatan siswa. Data tentang
keadaan fisik dan kesehatan diperlukan dalam pemahaman individu karena seorang
konselor harus mengetahui bahwa individu itu terdiri dari psycho, somatis / fisik dan
rohani. Ketiganya merupakan kebulatan yang utuh, saling berhubungan dan saling
mempengaruhi.
Tidaklah lengkap jika seorang pembimbing hanya mengambil salah satu segi saja
atau tidak mengumpulkan data tentang keadaan fisik dan kesehatan siswa. Jadi mutlak
jika kesehatan itu untuk kesempurnaan manusia. Sedangkan yang membuat diagnosa
kesehatan adalah orang-orang yang berkecimpung dan berwenang dalam dunia medis.
C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Seorang konselor harus mengetahui keadaan kesehatan jasmani dan rohani siswa. Hal
ini dapat dilakukan melalui :
1. Pertanyaan-pertanyaan atau pengamatan yang berkaitan tingkah laku siswa,
misalnya mengenai bagaimana bicaranya, pendengarannya, apakah ada tanda-tanda
neurosa, dsb.
2. Pertanyaan tentang penyakit yang pernah diderita.
3. Mengetahui tentang kesehatan keluarganya untuk mengetahui sifat-sifat keturunan
apa saja yang dibawa siswa.
D. Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan.
Dilihat dari sifatnya, pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Secara Medis, ialah pemeriksaan yang dilakukan oleh ahli kesehatan atau
pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, perawat, mantri, dsb. Misalnya :
• pemeriksaan penglihatan
• pemeriksaan pendengaran
• pemeriksaan penyakit-penyakit tertentu.
2. Secara Non Medis, ialah pemeriksaan yang dilakukan oleh guru dan konselor.
Misalnya :
• menimbang berat badan siswa
• mengukur tinggi badan
• mencatat ciri-ciri fisik
• wawancara tentang riwayat kesehatan
Dilihat dari cara berlangsungnya pemeriksaan kesehatan ini dapat dilakukan secara :
1. Periodik, yaitu pemeriksaan fisik dan kesehatan yang dilakukan secara periodik /
berencana. Misalnya :
• dilakukan pada awal tahun
• dilakukan pada pertengahan tahun
• dilakukan pada akhir tahun, dsb
2. Insidentil, yaitu pemeriksaan fisik dan kesehatan yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan, tidak ditetapkan waktunya, yang dicatat ialah hal-hal yang dianggap
penting pada waktu tertentu. Misalnya dilakukan bila siswa sakit secara tiba-tiba.
E. Usaha untuk memberikan pengertian, menanamkan kesadaran dan memupuk
rasa tanggung jawab atas kesejahteraan anak didik.
Usaha yang dapat dilakukan antara lain :
1. Mengintegrasikan pendidikan kesehatan dalam kurikulum secara menyeluruh.
2. Membimbing dalam memperkembangkan pengetahuan dan sikap untuk hidup sehat
yang sempurna.
3. Mencatat, mengamati, memeriksa secara periodik akan kesehatan seluruh warga
sekolah.
4. Mengadakan pendidikan khusus untuk mendidik konselor dalam hal kesehatan.
F. Contoh Kartu Pemeriksaan Kesehatan
Contoh 1
Nama siswa : ............................ L/P :
Kelas : ............................
Tanggal Aspek Keadaan Penyimpangan yang
harus diperhatikan
Penglihatan
Pendengaran
Bicara
Jalan
Lengan
Bentuk tubuh
...................., ..................
Pemeriksa
( .................................. )
Contoh : 2
Laporan Bulanan Guru UKS
Bulan ..................... tahun .........................
---------------------------------------------------------------------------------------------
Nama Sekolah :
Status Sekolah :
Pelapor :
---------------------------------------------------------------------------------------------
1. Jumlah murid yang diperiksa :
2. Jumlah murid yang di tes penglihatan/pendengarannya :
3. Jumlah murid yang diobati :
4. Jumlah murid yang diimunisasi :
5. Jumlah murid yang sakit :
MATERI XIII
BIOGRAFI DAN OTOBIOGRAFI
A. Pengertian
Autobiografi merupakan karangan yang ditulis oleh murid sendiri tentang riwayat
hidupnya sampai saat sekarang (WS. Winkel, 1985)
Biografi dan Autobiografi adalah alat pengumpul data dalam rangka program
bimbingan di sekolah untuk mengetahui bagaimana perkembangan hidup murid
tertentu secara menyeluruh dan garis besarnya ( Depdikbud, 1975 ).
Biografi adalah riwayat hidup atau catatan harian yang dapat merupakan salah
satu teknik untuk mengumpulkan data tentang murid yang ditulis oleh dirinya sendiri (
I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 )
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian Biografi adalah
suatu alat pengumpul data untuk mengetahui riwayat hidup seseorang yang ditulis
orang lain. Otobiografi adalah alat pengumpul data untuk mengetahui riwayat hidup
seseorang yang ditulis sendiri oleh orang itu hingga akhir hidupnya.
B. Kegunaan Biografi dan Otobiografi
Dalam bimbingan dan konseling Biografi dan otobiografi dapat dipergunakan untuk :
1. Memperoleh gambaran mengenai kejadian-kejadian penting dalam kehidupan
individu.
2. Mengetahui reaksi-reaksi pribadi atau sikap pribadi terhadap kejadian-kejadian
penting yang dihadapi individu dalam kehidupannya.
3. Memperoleh data mengenai individu / pribadi murid dan lingkungan hidupnya.
C. Syarat Penggunaan Metode Biografi dan Obiografi
Kedua metode tersebut dapat dipergunakan dalam bimbingan bila dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Harus ada kepastian bahwa membuat otobiografi / biografi akan berguna untuk
membantu siswa dalam mengatasi permasalahannya atau kesulitannya.
2. Siswa tidak boleh dipaksa untuk membuat riwayat hidup.
3. Konselor sebaiknya memberikan beberapa petunjuk mengenai cara menulis
riwayat hidup atau karangan antara lain urutan kronologis / urutan pembuatan dan
hal yang perlu diperhatikan.
4. Dalam mengadakan interpretasi mengenai karangan yang sudah diserahkan ,
konselor harus mengingat batas-batas atau kelemahan dari suatu riwayat hidup.
D. Bentuk Biografi dan otobiografi
Dilihat dari strukturnya dapat digolongkan menjadi :
1. Bentuk Berstruktur, yaitu apabila biografi atau otobiografi disusun atau ditulis
dengan struktur seperti yang diminta oleh pengumpul data.
2. Bentuk Tak Berstruktur, yaitu apabila pengumpul data memberikan kebebasan atau
keterbukaan pada individu dalam menuliskan biografi atau biografi, jadi tidak ada
pengarahan tentang isinya.
E. Kelebihan Otobiografi / Biografi
1. Merupakan tehnik proyeksi yang banyak mengungkap tentang kehidupan batin
klien.
2. Bagi konselor yang mendapat latihan khusus, akan mudah mendapatkan gambaran
jiwa klien secara keseluruhan.
3. Melalui tehnik ini akan diperoleh pengertian tentang filsafat hidup seseorang,
pandangan-pandangannya, cita-citanya, dsb.
4. Gambaran menegnai aspek-aspek yang penting dalam hidup klien sangat berguna
bagi konselor atau guru.
5. Riwayat hidup juga berguna bagi klien sendiri yaitu dalam melukiskan perasaannya,
tingkah lakunya sehingga ia lebih mengenal dirinya.
6. kadang-kadang dengan menulis riwayat dapat merupakan alat untuk melegakan
perasaan ( katarsis).
F. Keterbatasan Biografi / Otobiografi
1. Harus diinterpretasikan dalam hubungannya dengan data yang berasal dari sumber
lain.
2. Penulisan riwayat hidup sangat tergantung pada kemampuan dan kecakapan
individu dalam menulisnya.
3. Dibutuhkan kemampuan dan latihan serta pengalaman yang cukup matang bagi
seorang konselor untuk menegrti atau memahami persoalan yang ada dibalik
kalimat yang dituliskan.
4. Riwayat hidup bersifat subyektif.
G. Garis besar Isi ( Pedoman ) Penulisan Riwayat Hidup
1. Keterangan tentang diri.
a. Nama lengkap, nama panggilan
b. Tempat, tanggal lahir.
c. Alamat asal.
d. Tempat tinggal sekarang.
2. Saya dan keluarga
a. Anda anak keberapa.
b. Apakah anda hidup dengan keluarga ? Jika tidak, mengapa ?
c. Nama, umur dan pekerjaan orang tua.
d. Nama, umur dan pekerjaan saudara-saudara anda.
e. Kebiasaan, bakat, minat dari keluarga anda.
f. Bahasa yang biasa dipergunakan.
g. Terangkan hal-hal yang masih diingat sebelum masuk Sekolah Dasar seperti
minat, teman bermain, kepandaian-kepandaian dan pengalaman yang luar
biasa.
3. Riwayat kesehatan
a. Tinggi dan berat badan.
b. Penglihatan dan pendengaran.
c. Penyakit yang paling berat yang anda derita dalam hidup, dimana, kapan,
mengapa dan berobat kepada siapa.
d. Pernahkan anda ditimpa kecelakaan, jenis apa, kapan, dan apa akibatnya.
4. Riwayat Pendidikan
a. Tuliskan sekolah yang pernah anda masuki, namanya, dimana, kapan masuk
dan keluarnya.
b. Pernahkan anda tinggal kelas, di kelas berapa, di sekolah apa dan mengapa.
c. Sebutkan mata pelajaran yang anda sukai dan yang kurang anda sukai pada
masing-masing sekolah yang anda masuki.
d. Sebutkan kegiatan ekstra kurikuler yang anda sukai pada masing-masing
sekolah.
e. Sebutkan dan jelaskan pengalaman yang paling berkesan bagi anda di setiap
sekolah.
f. Apakah rencana anda setelah tamat dari sekolah.
5. Rekreasi dan pengisian waktu luang.
a. Apakah hobi anda ?
b. Apakah anda seorang kolektor ? Jika ya, jelaskan kegiatan anda yang
berhubungan dengan hal itu.
c. Apakah anda berpartisipasi dalam kegiatan olah raga atau organisasi ?
d. Sebutkan dan jelaskan bacaan dan film yang anda senangi.
6. Pribadi saya.
a. Ciri jasmani anda.
b. Apakah anda mudah bergaul dengan orang lain.
c. Apakah anda lebih suka sendirian atau bersama orang lain.
d. Apakah anda terkenal diantara teman anda ?
e. Apakah anda merasa bahagia dari sebagian waktu yang anda miliki.
f. Apakah filsafat hidup anda ?
g. Apakah anda mempunyai bakat khusus, bagaimana rencana anda untuk
mengembangkannya ?
7. Pekerjaan.
a. Terangkan alasan anda memilih pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar di
jurusan yang anda masuki sekarang ?
b. Apakah anda yakin telah memilih pilihan yang tepat ?
MATERI XIV
KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT )
A. Pengertian
Home Visit adalah salah satu tehnik pengumpul data dengan jalan mengunjungi rumah
siswa untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa dan untuk
melengkapi data siswa yang sudah ada yang diperoleh dengan tehnik lain
(WS.Winkel, 1995).
B. Alasan Penggunaan Home Visit
1. Hanya sebagian kecil waktu anak berada di sekolah dan selebihnya berada di
rumah. Untuk melengkapi pengalaman membimbing tentang seseorang perlu
mengetahui kehidupan keluarga di mana anak itu tinggal dan banyak melakukan
kegiatan sesudah pulang sekolah.
2. Tidak sedikit masalah yang timbul di sekolah, berasal dari rumah.
C. Tujuan Home Visit.
1. Membangun hubungan antara lembaga keluarga, sekolah dan masyarakat.
2. Mengumpulkan data yang berharga tentang latar belakang kehidupan anak dan
keluarganya, mengumpulkan data dapat berarti mendapat data baru atau mengecek
betul tidaknya data yang diperoleh melalui metode lain.
3. Lebih mengenal lingkungan hidup siswa sehari-hari, bila informasi yang
dibutuhkan tidak dapat diperoleh melalui angket dan wawancara informasi.
4. Untuk membicarakan kasus seorang siswa bila memerlukan kerjasama dengan
orang tua.
D. Langkah-langkah Home Visit
1. Persiapan
a. Menentukan tujuan.
b. Menentukan waktu pelaksanaan
c. Mengirim surat pemberitahuan kepada orang tua yang diketahui oleh kepala
sekolah.
d. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, misalnya daftar pertanyaan
dan pedoman observasi.
2. Pelaksanaan
a. Perkenalan, dimaksudkan untuk mengadakan kontak yang baik agar konsep
orang tua tidak bersifat defensif / mempertahankan diri. Untuk menciptakan
hubungan baik, konselor harus bersikap sopan dan sabar, menjelaskan maksud
dan tujuan home visit. Dengan demikian diharapkan orang tua siswa akan
bersikap terbuka.
b. Mengadakan observasi seperlunya.
c. Mengadakan wawancara yang sesungguhnya dan secukupnya.
3. Penutup.
Mengakhiri home visit dan minta diri. Akhirilah home visit pada waktu yang tepat,
dengan melihat kemungkinan terjadinya kebosanan dan memeprtimbangkan waktu.
4. Pembuatan laporan.
Dalam menyusun laporan home visit hendaknya dibuat juga kesimpulan (
sementara ).
E. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Home Visit.
1. Mengadakan persiapan mental sebelumnya mengenai informasi apa yang ingin
diperoleh .
2. Konselor perlu bersikap wajar, sopan dan menghargai dan ada kesediaan untuk
menolong untuk menghindari memberikan kesan seolah-olah diadakan
pemeriksaan atau penggeledahan.
3. Harus ada kepastian sebelum berkunjung ,bahwa kedatangan konselor akan
disambut dengan baik. Kepastian itu dapat diperoleh dari surat balasan yang
diberikan orang tua terhadap surat pemberitahuan dari sekolah mengenai rencana
kunjungan rumah atau dengan menanyai siswa yang bersangkutan tentang rencana
berkunjung ke rumahnya. Kalau siswa tidak menyukainya atau meragukan
kerelaan orang tua menerima kunjungan petugas bimbingan / konselor, pada
umumnya lebih baik rencana itu dibatalkan saja.
4. Membuat catatan seperlunya, sesuai dengan tujuan.
5. Hindari wawancara sepihak.
6. Pada ibu biasanya banyak tersimpan data.
7. Sebelum mengadakan home visit, sebaiknya pembimbing mempelajari data anak
di sekolah.
8. Mencari data sejauh yang memungkinkan.
9. Pendekatan dapat dilakukan dari segi positif atau kekuatan dari keluarga anak.
10. Hasil dari home visit dipergunakan dalam rangka menolong.
11. Sesudah kembali dari kunjungan rumah, pembimbing membuat laporan singkat
tentang informasi yang diperoleh dengan membedakan antara fakta dan data
dengan kesan pribadi yang merupakan interpretasi terhadap informasi. Laporan itu
disimpan sendiri dan tembusan dilampirkan pada kartu pribadi siswa yang
bersangkutan.
F. Informasi yang Diperoleh dalam Home Visit.
Informasi yang dapat dikumpulkan biasanya mencakup hal-hal :
1. Letak rumah dan keadaan di dalam rumah : keadaan fisik daerah di sekitar rumah,
ukuran rumah, perlengkapan di dalam rumah, sumber penerangan, dsb.
2. Fasilitas belajar yang tersedia bagi siswa : ruang belajar, meja belajar, macam
sumber penerangan, sumber-sumber gangguan.
3. Kebiasaan belajar siswa : belajar pada waktu-waktu kapan, berinisiatif sendiri atau
harus dikejar-kejar, belajar bersama teman atau sendirian.
4. Suasana keluarga : corak hubungan antara anak dan orang tua (akrab atau tidak),
sikap orang tua terhadap sekolah, sikap orang tua terhadap teman-teman bergaul
anaknya, harapan kedua orang tua terhadap anaknya, tekanan ekonomi, dsb.
G. Keterbatasan Home Visit.
1. Menyita banyak waktu dari pembimbing di luar jam kerjanya.
2. Orang tua mudah merasa tidak enak dipancingi informasi macam-macam tentang
keadaan keluarganya.
3. Informasi yang dapat diperoleh terbatas, sebab petugas bimbingan hanya melihat
ruang tamu.
4. Pada umumnya orang tua cenderung memberikan kesan yang baik tentang
keluarganya, sehingga informasi yang diberikan tidak / belum tentu
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
5. Orang tua siswa belum menyadari pentingnya kunjungan rumah.
6. Hambatan bagi pembimbing yang belum matang secara pribadi dan dalam
pemahaman sosial yaitu adanya kesukaran ketika berhubungan dengan orang tua.
7. Adanya perasaan curiga dari orang tua jika tujuan home visit tidak jelas.
H. Kelebihan Home Visit
1. Mendapatkan secara langsung data dan masalah yang dihadapi oleh siswa.
2. Dapat untuk mencocokkan data yang sebelumnya telah diperoleh dari siswa.
3. Memperoleh hubungan timbal balik / kerjasama yang sehat antara pembimbing
dan orang tua.
I. Contoh Format Surat Pemberitahuan Home Visit
SURAT PEMBERITAHUAN UNTUK HOME VISIT
Sekolah ................., .............................
...................................
................................... Kepada
-------------------------- Yth. Sdr. ................................
Nomor : ................... ................................................
Hal : ................... ................................................
Dengan Hormat,
Dengan ini kami menugaskan :
1. Sdr. ....................................
2. Sdr. ....................................
selaku Koordinator dan Anggota Staf Bimbingan dan Konseling di sekolah tersebut
untuk mengadakan kunjungan ke rumah saudara pada :
Hari : ......................................
Tanggal : ......................................
Waktu : ......................................
dalam rangka usaha kami di bidang BK guna membicarakan masalah putra / putri Sdr.:
Nama : .......................................
Kelas : .......................................
No. Induk : .......................................
Kami harapkan agar saudara bersedia untuk menerima kunjungan para petugas kami
tersebut di atas dengan mengirimkan kembali surat yang kami lampirkan ini.
Atas kesediaan Saudara kami ucapkan terima kasih.
Kepala Sekolah ....................
( ................................... )
....................., .........................
Kepada
Yth. Sdr. Kepala Sekolah ..............
............................................................
Dengan Hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : .........................................
Alamat : .........................................
Orang tua / wali dari murid :
Nama : .........................................
Kelas : .........................................
No. Induk : .........................................
dengan ini menyatakan kesediaan kami untuk menerima kunjungan Sdr.
................................... dan Sdr. ..................................... ke rumah kami, pada :
Hari : .........................................
Tanggal : .........................................
Waktu : .........................................
untuk membicarakan masalah yang dihadapi oleh putera / puteri kami tersebut di atas,
sesuai dengan surat Sdr. tertanggal .................. Nomor ..............
Demikian agar Saudara memakluminya.
Hormat kami
Orang tua / wali murid
( ..................................... )
MATERI XV
SOSIOMETRI
A. Pengertian
Sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-
hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid (I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 ).
Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu
dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing
anggota kelompok yang bersangkutan ( Depdikbud, 1975 ).
Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau
hubungan berteman seseorang ( Bimo Walgito, 1987 ).
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan
sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 - 50 orang ),
berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok (WS. Winkel, 1985 ).
Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa
dalam kelompok ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sosiometri adalah
suatu tehnik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu
dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya
dalam suatu kelompok.
B. Macam Sosimetri
Tes Sosiometri ada dua macam , yaitu :
1. Tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai
pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu ( criterium ) bersama-
sama dengan teman-teman yang dipilih.
2. Tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya
terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya.
Tes sosiometri jenis pertama paling sering digunakan di institusi-institusi pendidikan
dengan tujuan meningkatkan jaringan hubungan sosial dalam kelompok,sedangkan
jenis yang kedua jarang digunakan, dan inipun untuk mengetahui jaringan hubungan
sosial pada umumnya saja.
C. Ciri khas penggunaan angket sosiometri atau tes sosiometri , yang terikat pada
situasi pergaulan sosial atau kriterium tertentu.
1. Dijelaskan kepada siswa yang tergabung dalam suatu kelompok, misalnya satuan
kelas, bahwa akan dibentuk kelompok-kelompok lebih kecil ( 4-6 orang ) dalam
rangka mengadakan kegiatan tertentu, seperti belajar kelompok dalam kelas,
rekreasi bersama ke pantai, dsb. Kegiatan tertentu itu merupakan situasi pergaulan
sosial ( criterion ) yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan.
2. Setiap siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan nama beberapa
teman di dalam kelompok, dengan siapa dia ingin dan lebih suka melakukan
kegiatan itu. Jumlah teman yang boleh dipilih biasanya tiga orang, dalam urutan
pilihan pertama, kedua, dan ketiga. Yang terungkap dalam pilihan-pilihan itu
bukanlah jaringan hubungan sosial yang sekarang ini sudah ada, melainkan
keinginan masing-masing siswa terhadap kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal
pembentukan kelompok. Pilihan-pilihan itu dapat berubah, bila tes sosiometri
diterapkan lagi pada lain kesempatan terhadap kegiatan lain (kriterium berbeda ).
Ada kemungkinan siswa akan memilih teman-teman yang lain untuk belajar
bersama di kelas, dibanding dengan pilihan-pilihannya untuk pergi piknik
bersama. Pilihan-pilihan siswa tidak menyatakan alasan untuk memilih, kecuali
bila hal itu dinyatakan dalam tes. Pilihan-pilihan juga tidak menyatakan tentang
sering tidaknya bergaul dengan teman-teman tertentu, atau intim tidaknya
pergaulan dengan teman-teman tertentu; bahkan tidak mutlak terungkapkan taraf
popularitas siswa tertentu, dalam arti biasanya mempunyai banyak teman,
beberapa teman atau sama sekali tidak mempunyai teman.
3. Setiap siswa dalam kelompok menangkap dengan jelas kegiatan apa yang
dimaksud, dan mengetahui bahwa kegiatan itu terbuka bagi semua.
4. Pilihan-pilihan dinyatakan secara rahasia dan hasil keseluruhan pemilihan juga
dirahasiakan. Hal ini mencegah timbulnya rasa tidak enak pada siswa, yang tidak
suka pilihannya diketahui umum atau akan mengetahui bahwa ia tidak dipilih. Ciri
kerahasiaan juga memungkinkan bahwa dibentuk kelompok-kelompok kecil yang
tidak seluruhnya sesuai dengan pilihan-pilihan siswa.
5. Biasanya siswa diminta untuk menyatakan siapa yang mereka pilih, bukan siapa
yang tidak mereka pilih dalam urutan tidak begitu disukai, kurang disukai, tidak
disukai, sama sekali tidak disukai. menyatakan pilihan yang negatif mudah
dirasakan sebagai beban psikologis.
6. Tenaga kependidikan yang dapat menerapkan tes sosiometri adalah guru bidang
studi, wali kelas, dan tenaga ahli bimbingan, tergantung dari kegiatan yang akan
dilakukan.
D. Kegunaan Sosiometri
Sosiometri dapat dipergunakan untuk :
1. Memperbaiki hubungan insani.
2. Menentukan kelompok kerja
3. Meneliti kemampuan memimpin seseorang individu dalam kelompok tertentu
untuk suatu kegiatan tertentu.
4. Mengetahui bagaimana hubungan sosial / berteman seorang individu dengan
individu lainnya.
5. Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individu dalam kelompok
sosial tertentu.
6. Menemukan individu mana yang diterima / ditolak dalam kelompok sosial
tertentu.
E. Norma-norma Sosiometri
Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu lain dapat dilihat dari
beberapa segi yaitu :
1. Frekwensi hubungan, yaitu sering tidaknya individu bergaul. makin sering
individu bergaul, pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan
sosialnya. Bagi individu yang mengisolir diri, di mana ia kurang bergaul, hal ini
menunjukkan bahwa di dalam pergaulannya kurang baik.
2. Intensitas hubungan, yaitu intim tidaknya individu bergaul. Makin
intim/mendalam seseorang dalam hubungan sosialnya dapat dinyatakan bahwa
hubungan sosialnya makin baik. Teman intim merupakan teman akrab yang
mempunyai intensitas hubungan yang mendalam.
3. Popularitas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul. Makin banyak
teman di dalam pergaulan pada umumnya dapat dinyatakan makin baik dalam
hubungan sosialnya. Faktor popularitas tersebut digunakan sebagai ukuran atau
kriteria untuk melihat baik tidaknya seseorang dalam hubungan atau kontak
sosialnya.
F. Manfaat Sosiometri dalam Bimbingan.
Dengan mempelajari data sosiometri seorang konselor dapat :
1. Menemukan murid mana yang ternyata mempunyai masalah penyesuaian diri
dalam kelompoknya.
2. Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara murid-murid dengan
penerimaan sosialnya.
3. Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian murid terhadap masalah
pergaulan yang sedang dialami oleh individu tertentu.
4. Merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang
lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian di kelas
tertentu.
Cara untuk menciptakan suasana / iklim sosial yang baik :
• Membentuk kelompok belajar / kelompok kerja .
• Mempersatukan kelompok minoritas dalam klik di dalamsatu kelas.
• Menciptakan hubungan baik dan harmonis
• Membangun perasaan berhasil dan berprestasi. Hendaknya ditanamkan rasa
bahwa kalau kompak, akan berhasil baik.
G. Tahap-tahap Pelaksanaan Sosiometri
1. Tahap Persiapan.
• Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki.
• Memberikan informasi atau keterangan tentang tujuan penyelenggaraan
sosiometri.
• Mempersiapkan angket sosiometri.
2. Tahap Pelaksanaan.
• Membagikan dan mengisi angket sosiometri.
• Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah angket sudah diisi dengan
benar
3. Tahap Pengolahan.
• Memeriksa hasil angket
• Mengolah data sosiometri dengan cara menganalisa indeks, menyusun tabel
tabulasi, membuat sosigram.
H. Bentuk-bentuk Sosiogram.
Sosiogram adalah diagram yang menunjukkan hubungan atau interaksi individu dalam
sebuah kelompok, yang sekaligus dapat pula ditemukan pola hubungan sosial individu
dengan individu lainnya. Sosiogram dapat dituangkan dalam bentuk sejumlah
lingkaran (dari terkecil sampai terbesar) dan dalam bentuk lajur. Contoh sosiogram :
1. Bentuk Lajur.
Jumlah Pilihan Sosiogram
3 B D
2 A
1 C
2. Bentuk Lingkaran
C
3 2 1 0
B
D
A
Hal-hal yang dapat ditemukan dalam sosiogram :
1. Apakah terdapat lebih banyak pilihan searah atau dua arah (saling memilih).
2. Apakah terdapat banyak pilihan antara siswa-siswa dan siswi-siswi ataukah hanya
sedikit.
3. Apakah terdapat kelompok yang cenderung bersifat tertutup karena banyak terdapat
saling memilih sebagai pilihan pertama dan kedua (klik).
4. Apakah ada siswa yang tidak mendapat pilihan sama sekali (terisolir) atau hanya
sedikit pilihan, apalagi pilihan ketiga saja (terabaikan).
5. Apakah ada siswa yang mendapat banyak pilihan, apalagi sebagai pilihan pertama.
6. Siswa ini dapat dianggap populer dalam kelompok seluruh kelompok teman, tetapi
hanya dalam rangka kegiatan yang menjadi kriterium.
I. Interpretasi Data Sosiometri
1. Menurut Moreno, seorang ahli ilmu jiwa sosial, ada tiga periode dalam
mengembangkan kelompok sosial :
a. Periode awal sosialisasi.
Periode ini dilewati anak sampai dengan usia 9 tahun. Ciri-ciri kelompok ini
adalah :
• Ditemui banyaknya individu yang terisolir, karena pada usia ini berpusat pada
dirinya sendiri.
• Sedikit dijumpai hubungan yang saling memilih.
• Kurang stabil.
b. Periode Sosialisasi I.
Periode ini dilalui anak pada usia 9 - 14 tahun.
Ciri-cirinya :
• Ada kecenderungan untuk membentuk kelompok-kelompok kecil diantara
mereka, yang biasanya kelompok ini berdiri sendiri.
• Pada umumnya terlihat ada kegiatan yang kooperatif untuk mencapai tujuan
tertentu.
• Kelompok-kelompok kecil yang ada biasanya terdiri dari satu jenis kelamin.
c. Periode Sosialisasi II
Periode ini dilalui anak pada usia 14 tahun ke atas. Ciri-ciri kelompok ini :
• Sudah ada pembauran antara anak laki-laki dan perempuan.
• Ada peningkatan dalam kompleksitas struktur sosial.
• Jumlah anak yang terisolir relatif meningkat, dibanding periode sebelumnya,
karena :
meningkatnya tuntutan kelompok tertentu semakin kompleks.
intensitas hubungan semakin dalam (intim/tidaknya hubungan seseorang).
Interpretasi anak terisolir .
Ciri-ciri anak terisolir / tidak diterima dalam kelompok :
a. Meninggalkan kelompoknya dan tindak-tanduknya agresif.
b. Walaupun ada yang memilihnya, tetapi dia tidak dipilih oleh kelompok
sehingga ia lepas dari kelompoknya.
c. Adanya perasaan rendah diri. Misalnya : emosi yang tidak stabil, cemas dan
sensitif akan penampilan fisiknya.
d. Memperlihatkan kegagalan-kegagalan untuk mendapatkan penghargaan dari
teman sebayanya dan ia gagal menemukan seseorang yang dapat ia percayai.
e. Pada umumnya mereka tidak dapat mengatasi situasi-situasi sosial dengan
wajar dan gagal ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
2. Menurut Mary Nortway
Menurut pendapatnya anak yang terisolir dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Recessive Group ( meninggalkan diri dari kelompok ).
Tanda-tandanya :
• Tidak mempedulikan penampilan diri.
• Tidak tertarik akan hal-hal yang ia miliki.
• Kurang tertarik akan orang-orang dan kejadian.
• Pada umumnya mempunyai cacat mental.
• Pada umumnya kurang efektif menggunakan ketrampilan karena adanya
tekanan emosi dalam dirinya.
b. Un Interested Group.
Ciri-cirinya :
• Memperlihatkan kepentingan pribadinya lebih besar daripada kepentingan
sosial ( anak yang mempunyai ego sangat besar ).
• Biasanya mempunyai kesenangan tertentu.
c. In Efective Group.
Ciri-cirinya :
• Ramai
• Nakal
• Sombong
• Agresif yang dinampakkan dengan kekerasan fisiknya.
• Suka memberontak.
Selain itu, ia juga mengemukakan tanda-tanda anak populer / star sebagai berikut:
a. Pada umumnya kualitas kepribadian yang menyenangkan.
b. Relatif bebas dari perasaan rendah diri dan kecemasan.
c. Kurang begitu sensitif / kurang peka terhadap penampilan fisiknya.
d. Mempunyai stabilitas yang tinggi dalam perkembangan emosinya dan
mempunyai kepercayaan pada dirinya bahwa ia dihargai oleh kelompok
sosialnya.
e. Mempunyai lebih banyak teman dekat / sahabat dan banyak berkecimpung
dalam kegiatan-kegiatan kelompok.
3. Menurut Daniel S Belden.
Beberapa metode dalam mempergunakan sosiometri :
a. Baik laki-laki maupun perempuan cenderung memilih teman terhadap mereka
yang secara umur dan prestasi sekolah mereka sama, tetapi lebih sedikit
superior dalam hal penyesuaian diri.
b. Anak yang relatif terlalu tua, muda, pandai, bodoh, dalam hubungan di
kelompoknya cenderung menjadi terisolir.
c. Seorang anak yang secara nyata superior tetapi tergolong inferior, bagi
pemilihannya cenderung ditolak begitu juga sebaliknya.
d. Anak-anak mempunyai kecenderungan untuk menghindari sedapat mungkin
teman sekelasnya yang ketrampilan mentalnya ternyata superior atau inferior.
e. Berdasarkan penelitian lainnya menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih
muda dapat mencapai status sosial rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan
anak-anak yang mempunyai umur sebaya atau di atasnya.
J. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Sosiometri
1. Sosiometri tidak seharusnya dipergunakan sendirian, terlepas dari data yang
dikumpulkan melalui metode lain.
2. Agar menghasilkan data yang valid, pembimbing/pengumpul data harus mengikuti
semua prosedur / langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri secara tepat.
3. Informasi yang diperoleh harus dijaga kerahasiannya. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya anak yang terisolir menjadi makin rendah diri.
4. Perlu diusahakan untuk meniadakan klik-klik di dalam kelompok sosial.
5. Pemindahan anak-anak yang terisolir masuk ke dalam kelompok lain, harus
diperhatikan interaksi penerimaan kedua belah pihak.
6. Pembimbing perlu menyadari kebutuhan khusus apa yang diperlukan oleh
individu-individu tertentu.
K. Angket / Kuesioner Sosiometri
Untuk mendapatkan materi di dalam sosiometri, biasanya dipergunakan angket
sosiometri dan hasil dari kuesioner ini diolah lebih lanjut sehingga menghasilkan
sosiometri itu. Angket tersebut dapat berbentuk sebagai berikut :
1. Bentuk pertama.
Tanggal : ...........................
Nama : ...........................
Kriterium : ...........................
Yang disukai : Yang tidak disukai :
1. ............................................. 1. ............................................
2. ............................................. 2. ............................................
3. ............................................ 3. ............................................
2. Bentuk kedua.
A. Siapakah diantara teman-temanmu yang kamu pilih sebagai teman belajar ?
1. ............................................ alasan ...............................................
2. ............................................ alasan ...............................................
3. ............................................ alasan ...............................................
B. Siapakah diantara teman-temanmu yang tidak kamu sukai untuk belajar bersama ?
1. ............................................ alasan ...............................................
2. ............................................ alasan ...............................................
3. ............................................ alasan ...............................................
Dengan melihat angket sosiometri, kita dapat mengetahui macam/ bentuk dalam
menentukan hubungan sosial :
1. Pemilihan sebagai arah yang positif.
2. Pemilihan sebagai arah yang negatif.
L. Konfigurasi dalam Sosiogram
Sehubungan dengan macam/bentuk hubungan sosial (pemilihan dan penolakan), maka
kita dapat mengetahui adanya beberapa konfigurasi yang menyatakan erat tidaknya
hubungan/relasi sosial yang terjadi. Konfigurasi adalah hubungan atau relasi sosial
dari individu -individu dalam suatu kelompok sehingga membentuk suatu susunan
yang tertentu (Bimo Walgito, 1987). Macam-macam konfigurasi adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk ini merupakan suatu persahabatan atau hubungan yang erat, intensitas
yang cukup kuat.
A
B C
2. Bentuk ini mempunyai intensitas hubungan yang lebih kuat dari pada konfigurasi
yang pertama.
A
B C
3. Konfigurasi ini kurang baik, karena jika M yang berkedudukan sebagai pusat
tidak ada, maka kelompok ini akan bubar.
M
4. Konfigurasi ini mempunyai intensitas hubungan yang cukup kuat.
A
B C
D E
5. Konfigurasi ini mempunyai intensitas hubungan yang kuat sekali, yang
tidak mudah terpisah karena masing-masing mempunyai hubungan
sosial yang baik.
A
B C
D E
Dalam sosiogram, berdasarkan cara memilih dan jumlah pemilih dapat
dilihat adanya kasus-kasus istimewa yaitu :
1. Yang paling banyak dipilih disebut bintang (star).
2. Yang paling sedikit dipilih atau sama sekali tidak
dipilih disebut terpencil (isolated).
3.Yang saling memilih disebut timbal balik (mutual).
4. Tiga orang yang saling memilih disebut segitiga
(triangle).
5. kelompok tertutup (klik). Ada tiga bentuk klik yaitu:
a. Klik chain
A B C D
b. Klik terbuka.
A B C
D E
c. Klik tertutup.
A B
C
M. Analisa Indeks.
Pada umumnya hasil sosiometri itu dianalisa lebih lanjut dan salah satunya adalah
dengan analisa indeks. Dalam analisa ini kita menghitung berapakah jumlah indeks
untuk masing-masing individu dalam tiap-tiap kelompok yang ingin diselidiki. dalam
analisa ini ada 3 status kedudukan, yaitu :
1. Status pemilihan (choice status : cs).
Untuk mencari status pemilihan dari seseorang dalam suatu kelompok dapat dicari
dengan rumus :
jumlah anak yang memilih A
csA = -------------------------------------------
N - 1
Range : 0 sampai 1.
Jika indeks popularitasnya 0, berarti popularitas individu itu jelek (tidak ada yang
memilih). Jika indeks popularitasnya 1, berarti popularitas individu itu baik (semua
memilih individu tersebut). Dengan demikian kita dapat menempatkan tiap-tiap
individu/anak pada rentang tersebut .
2. Status penolakan (rejection status : rs)
Rumus :
jumlah anak yang menolak A
rsA = -----------------------------------------
N - 1
Range : -1 sampai 0.
Jika indeks popularitas -1, berarti individu itu ditolak (tidak disenangi
teman-temannya). Jika indeks popularitasnya 0, berarti individu itu tidak ditolak
(disenangi teman-temannya). Setelah kita mengetahui indeks dari masing-masing
anak dalam pergaulan sosialnya dengan teman-temannya, selajutnya kita dapat
menempatkan masing-masing anak dalam rentang pergaulannya.
3. Status pemilihan dan penolakan (cs dan rs)
Rumus :
jumlah pemilih A - jumlah penolak A
cs.rs A = ----------------------------------------------------
N - 1
Range : -1 sampai 1
Jika indeks popularitas -1, berarti iindividu itu paling ditolak. Jika indeks
popularitasnya 1, berarti individu itu paling populer. Dengan skala ini kita dapat
menempatkan masing-masing anak dalam rentang pergaulannya sesuai dengan
nilai indeks yang dicapai oleh masing-masing anak dalam kelompok itu.
Keterangan : A : kode anak yang diselidiki.
N : jumlah anak dalam kelompok
Contoh menghitung analisa indeks !
Dari hasil angket sosiometri, dapat dibuat tabulasi sebagai berikut:
Pemilih
Dipilih
A B C D E
Jml
pemi
-lih
Jml
peno-
lak
A h r h r 2 2
B h h r h 3 1
C r r r r 0 4
D h h h r h 4 0
E r r r h 1 3
4 4 4 4 4 10 10
Keterangan : h: disukai
r: tidak disukai
Setelah tabulasi dibuat, selanjutnya kita dapat mencari indeks popularitas dari
masing-masing individu. Sebagai contoh, misalnya kita akan mencari indeks
popularitas A dan B :
2 2 3 3
cs A = ------ = ------- = 0.5 cs B = ------ = ------- = 0.75
5 - 1 4 5 - 1 4
2 2 1 1
rs A = --------- = ------- = 0.5 rs B = --------- = -------- = 0.25
5 -1 4 5 - 1 4
2 - 2 0 3 - 1 2
cs.rs A = --------- = ---- = 0 cs.rs B = -------- = ------ = 0.5
5 - 1 4 5 - 1 4
N. Kelebihan dan kelemahan Sosiometri
1. Kelebihan sosiometri
Dengan sosiometri kita dapat :
a. mengetahui hubungan sosial antar siswa.
b. meningkatkan hubungan sosial antar siswa.
c. menempatkan siswa dalam kelompok yang sesuai.
d. menemukan siswa mana yang mempunyai masalah penyesuaian diri dengan
kelompoknya.
e. membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara siswa dengan penerimaan
sosialnya.
f. membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam pergaulan yang sedang
dialami.
g. membantu konselor dalam menciptakan iklim sosial yang lebih baik dengan
menyesuaikan program yang konstruktif.
2. Kelemahan sosiometri.
a. sangat sulit dijamin kerahasiaannya, karena siswa cenderung saling mananyai
pilihannya.
b. siswa memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa dia akan paling
berhasil dalam melakukan pekerjaan, tetapi atas dasar rasa simpati dan
antipati.
c. memerlukan waktu banyak / lama.
Materi evaluasi pendidikan

More Related Content

What's hot

Kata kerja operasional ranah kognitif
Kata kerja operasional ranah kognitifKata kerja operasional ranah kognitif
Kata kerja operasional ranah kognitif
Grosir Micho
 
Penilaian kompetensi guru
Penilaian kompetensi guruPenilaian kompetensi guru
Penilaian kompetensi guruSani Assyifa
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran
rina afriani
 
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtLaporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Elvininda Ervita Ningrum
 
PPT KELOMPOK 1 TELAAH KURIKULUM.pptx
PPT KELOMPOK 1 TELAAH KURIKULUM.pptxPPT KELOMPOK 1 TELAAH KURIKULUM.pptx
PPT KELOMPOK 1 TELAAH KURIKULUM.pptx
DwiYuningsih5
 
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran pptHakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
Fiqran Haruna
 
Isu-Isu Perkembangan
Isu-Isu PerkembanganIsu-Isu Perkembangan
Isu-Isu Perkembangan
Yunita Siswanti
 
Perkembangan supervisi pendidikan
Perkembangan supervisi pendidikanPerkembangan supervisi pendidikan
Perkembangan supervisi pendidikan
mutiararamadhan2
 
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
Andina Aulia Rachma
 
Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerja
opiyuparfumazwar
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Muhammad Imam BW
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
audiasls
 
Contoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
Contoh Program Kebugaran jasmani selama semingguContoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
Contoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
denson siburian
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokAcantha Ruama
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
Surya Eka
 

What's hot (20)

Kata kerja operasional ranah kognitif
Kata kerja operasional ranah kognitifKata kerja operasional ranah kognitif
Kata kerja operasional ranah kognitif
 
Penilaian kompetensi guru
Penilaian kompetensi guruPenilaian kompetensi guru
Penilaian kompetensi guru
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran
 
Tahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlbergTahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlberg
 
Portofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi PendidikanPortofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi Pendidikan
 
Laporan refleksi
Laporan refleksiLaporan refleksi
Laporan refleksi
 
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtLaporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
 
PPT KELOMPOK 1 TELAAH KURIKULUM.pptx
PPT KELOMPOK 1 TELAAH KURIKULUM.pptxPPT KELOMPOK 1 TELAAH KURIKULUM.pptx
PPT KELOMPOK 1 TELAAH KURIKULUM.pptx
 
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran pptHakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
 
Rubrik penilaian
Rubrik penilaianRubrik penilaian
Rubrik penilaian
 
Isu-Isu Perkembangan
Isu-Isu PerkembanganIsu-Isu Perkembangan
Isu-Isu Perkembangan
 
Perkembangan supervisi pendidikan
Perkembangan supervisi pendidikanPerkembangan supervisi pendidikan
Perkembangan supervisi pendidikan
 
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
 
Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerja
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Contoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
Contoh Program Kebugaran jasmani selama semingguContoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
Contoh Program Kebugaran jasmani selama seminggu
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompok
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 

Similar to Materi evaluasi pendidikan

K1. PPT OBSERVASI.pptx
K1. PPT OBSERVASI.pptxK1. PPT OBSERVASI.pptx
K1. PPT OBSERVASI.pptx
NawazzZz
 
Instrumen penelitian
Instrumen penelitianInstrumen penelitian
Instrumen penelitianAli Ahyadi
 
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasiTeknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
Bellarmino Krishna Wardhana
 
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan KebidananStandar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan
pjj_kemenkes
 
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanContoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
Terminal Purba
 
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
Jan Hutahaean
 
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdfInstrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
esdeenduaranggailung
 
Materi Riset
Materi RisetMateri Riset
Materi Riset
guest19facd
 
Instrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan dataInstrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan data
Levina Lme
 
TUGAS perawat.pptx
TUGAS perawat.pptxTUGAS perawat.pptx
TUGAS perawat.pptx
WisnuDwiseptian
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Berbagai Instrumen Penelitian
Berbagai Instrumen PenelitianBerbagai Instrumen Penelitian
Berbagai Instrumen Penelitian
Levina Lme
 
metodelogi penelitian
metodelogi penelitianmetodelogi penelitian
metodelogi penelitian
Intan Giftianty
 
Pert 5 pengumpulan-data
Pert 5 pengumpulan-dataPert 5 pengumpulan-data
Pert 5 pengumpulan-data
dedidarwis
 
SAP 2Metode penelitian
SAP 2Metode penelitianSAP 2Metode penelitian
SAP 2Metode penelitianAs As
 
Non tes & pengembangan non tes
Non tes & pengembangan non tesNon tes & pengembangan non tes
Non tes & pengembangan non tes
Magister of Sriwijaya University
 
teknik-pengumpulan-data.pptx
teknik-pengumpulan-data.pptxteknik-pengumpulan-data.pptx
teknik-pengumpulan-data.pptx
HerdiNanda
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiSeta Wicaksana
 
Pengembangan Perangkat_BK.pdf
Pengembangan Perangkat_BK.pdfPengembangan Perangkat_BK.pdf
Pengembangan Perangkat_BK.pdf
HariMaktoharibi1
 

Similar to Materi evaluasi pendidikan (20)

K1. PPT OBSERVASI.pptx
K1. PPT OBSERVASI.pptxK1. PPT OBSERVASI.pptx
K1. PPT OBSERVASI.pptx
 
Instrumen penelitian
Instrumen penelitianInstrumen penelitian
Instrumen penelitian
 
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasiTeknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
 
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan KebidananStandar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan
 
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanContoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
 
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
 
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdfInstrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
 
Materi Riset
Materi RisetMateri Riset
Materi Riset
 
Instrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan dataInstrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan data
 
TUGAS perawat.pptx
TUGAS perawat.pptxTUGAS perawat.pptx
TUGAS perawat.pptx
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Berbagai Instrumen Penelitian
Berbagai Instrumen PenelitianBerbagai Instrumen Penelitian
Berbagai Instrumen Penelitian
 
metodelogi penelitian
metodelogi penelitianmetodelogi penelitian
metodelogi penelitian
 
Pert 5 pengumpulan-data
Pert 5 pengumpulan-dataPert 5 pengumpulan-data
Pert 5 pengumpulan-data
 
SAP 2Metode penelitian
SAP 2Metode penelitianSAP 2Metode penelitian
SAP 2Metode penelitian
 
Non tes & pengembangan non tes
Non tes & pengembangan non tesNon tes & pengembangan non tes
Non tes & pengembangan non tes
 
teknik-pengumpulan-data.pptx
teknik-pengumpulan-data.pptxteknik-pengumpulan-data.pptx
teknik-pengumpulan-data.pptx
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
 
Pengembangan Perangkat_BK.pdf
Pengembangan Perangkat_BK.pdfPengembangan Perangkat_BK.pdf
Pengembangan Perangkat_BK.pdf
 

More from Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara

Karya Tulis Ilmiah Ke-2
Karya Tulis Ilmiah Ke-2Karya Tulis Ilmiah Ke-2
Karya Tulis Ilmiah Ke-1
Karya Tulis Ilmiah Ke-1Karya Tulis Ilmiah Ke-1
Laporan kewirausahaan telor asin
Laporan kewirausahaan telor asinLaporan kewirausahaan telor asin
Laporan kewirausahaan telor asin
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
 
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Pedoman Penulisan Karya IlmiahPedoman Penulisan Karya Ilmiah
Jenis Karangan
Jenis KaranganJenis Karangan
Teori dan Psikologi Belajar
Teori dan Psikologi Belajar Teori dan Psikologi Belajar
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013Proposal Hibah PPM 2013
PPM Kurikulum 2013
PPM Kurikulum 2013PPM Kurikulum 2013
SKRIPSI PGSD
SKRIPSI PGSDSKRIPSI PGSD
Pembelajaran Gaya SD III
Pembelajaran Gaya SD IIIPembelajaran Gaya SD III
Pembelajaran Gaya SD II
Pembelajaran Gaya SD IIPembelajaran Gaya SD II
Konsep dasar ipa prof. zuhdan
Konsep dasar ipa prof. zuhdanKonsep dasar ipa prof. zuhdan

More from Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara (20)

Karya Tulis Ilmiah Ke-2
Karya Tulis Ilmiah Ke-2Karya Tulis Ilmiah Ke-2
Karya Tulis Ilmiah Ke-2
 
Karya Tulis Ilmiah Ke-1
Karya Tulis Ilmiah Ke-1Karya Tulis Ilmiah Ke-1
Karya Tulis Ilmiah Ke-1
 
Laporan kewirausahaan telor asin
Laporan kewirausahaan telor asinLaporan kewirausahaan telor asin
Laporan kewirausahaan telor asin
 
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Pedoman Penulisan Karya IlmiahPedoman Penulisan Karya Ilmiah
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
 
Jenis Karangan
Jenis KaranganJenis Karangan
Jenis Karangan
 
Pengantar Statistika 1
Pengantar Statistika 1Pengantar Statistika 1
Pengantar Statistika 1
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 
Teori dan Psikologi Belajar
Teori dan Psikologi Belajar Teori dan Psikologi Belajar
Teori dan Psikologi Belajar
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Manajemen Pendidikan
Manajemen PendidikanManajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
 
Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013
 
PPM Kurikulum 2013
PPM Kurikulum 2013PPM Kurikulum 2013
PPM Kurikulum 2013
 
SKRIPSI PGSD
SKRIPSI PGSDSKRIPSI PGSD
SKRIPSI PGSD
 
Pembelajaran Gaya SD III
Pembelajaran Gaya SD IIIPembelajaran Gaya SD III
Pembelajaran Gaya SD III
 
Pembelajaran Gaya SD II
Pembelajaran Gaya SD IIPembelajaran Gaya SD II
Pembelajaran Gaya SD II
 
Pembelajaran Gaya SD I
Pembelajaran Gaya SD IPembelajaran Gaya SD I
Pembelajaran Gaya SD I
 
Review Artikel Metopen
Review Artikel MetopenReview Artikel Metopen
Review Artikel Metopen
 
SDA (Air) Presentasi
SDA (Air) PresentasiSDA (Air) Presentasi
SDA (Air) Presentasi
 
Tugas Makalah SDA (Air)
Tugas Makalah SDA (Air)Tugas Makalah SDA (Air)
Tugas Makalah SDA (Air)
 
Konsep dasar ipa prof. zuhdan
Konsep dasar ipa prof. zuhdanKonsep dasar ipa prof. zuhdan
Konsep dasar ipa prof. zuhdan
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 

Materi evaluasi pendidikan

  • 1. MATERI III TESTING A. Pengertian Tes adalah suatu alat yang sudah disatndadisasikan untuk mengukur salah satu sifat, kecakapan atau tingkah laku dengan cara mengukur sesuai dengan sampel dari sifat, kecakapan atau tingkah laku (Siti Rahayu Haditono, 1987:56) Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan- persoalan atau pertanyaan-pertanyaan itu telah dipilih dengan seksama dan telah distandisasikan (Bimo Walgito, 1987:87). Tes adalah suatu alat yang disusun untuk mengukur kualitas, abilitas, ketrampilan atau pengetahuan dari seseorang atau sekelompok individu (Depdikbud:1975:67). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian tes adalah suatu alat atau metode pengumupulan data yang sudah distandardisasikan untuk mengukur/mengevaluasi salah satu aspek ability/kemampuan atau kecakapan dengan jalan mengukur sampel dari salah satu aspek tersebut. Dengan demikian tes merupakan alat pengumpul data untuk mengetahui kemampuan individu atau kelompok individu dalam menyelesaikan sesuatu atau memperlihatkan ketrampilan tertentu, dalam memperlihatkan hasil belajar, atau dalam menggunakan kemampuan psikologis untuk memecahkan suatu persoalan. B. Tujuan Penggunaan Tes 1. Untuk mendapatkan data yang dipergunakan dalam diagnosa/pemeriksaan. 2. Untuk mengecek keterangan-keterangan yang diperoleh dari klien/testee.
  • 2. C. Syarat-syarat Tes yang Baik Tes dikatakan baik dan bermutu jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Valid : tes harus mengukur apa yang seharusnya diukur. 2. Reliabel : tes harus menunjukkan kemantapan dan keajegan terhadap hasil tes. 3. Standar : tes harus memiliki patokan yang sama untuk setiap individu di dalam hal pemberian instruksi, score, dan interpretasi. 4. Obyektif : tidak terdapat unsur subyektif di dalam isi, penyempain instruksi, pemeriksaan dan interpretasi. 5. Diskriminatif : tes harus dapat mengungkapkan perbedaan gejala tertentu pada individu satu dengan individu lain. 6. Komprehensif : tes itu dapat mengungkap banyak hal dalam satu/beberapa aspek kecakapan seseorang. 7. Mudah diberikan : tes itu dapat dihantarkan oleh siapa saja yang mendapatkan latihan. Mortensen & Schmuller (1964:186) mengatakan bahwa tes yang baik minimal harus memenuhi syarat : 1) validity; 2) reliability; 3) objectivity; and 4) usability. D. Jenis-jenis Tes Jenis-jenis tes diantaranya ialah tes inteligensi, tes bakat, tes minat, tes kepribadian, tes kecepatan, tes kemampuan, tes kecakapan, tes hasil belajar. E. Kelemahan Tes Beberapa kelemahan tes sebagai alat pengumpul data ialah bahwa : a. pengukuran tidak pasti dan terbatas.
  • 3. b. penyelenggaraan dapat dipengaruhi oleh keadaan sekeliling dan keadaan sewaktu dari individu yang dites. c. mudah timbul kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan. F. Kegiatan Testing dalam Bimbingan Kegiatan testing dalam bimbingan dimaksudkan untuk memperoleh data dalam rangka memahami murid guna membuat diagnosa dan memberikan bimbingan dan untuk mencek data yang diperoleh dari metode lain. Pelayanan testing dalam program bimbingan bukan diperuntukkan untuk menjatuhkan, merugikan orang yang dibimbing namun untuk menolong individu dalam memahami dirinya, memahami masalahnya, mencari jalan keluar dan akhirnya untuk memecahkan masalahnya.
  • 4. MATERI IV OBSERVASI A. Pengertian Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yang langsung (Bimo Walgito, 1987:54) Observasi adalah suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung gejala-gejala yang sedang /berlangsung baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah (Djumhur, 1985:51). Observasi sebagai alat pengumpul data adalah pengamatan yang memiliki sifat- sifat (depdikbud:1975:50): • dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu. • direncanakan secara sistematis. • hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya. • dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya. • bersifat kwantitatif. B. Macam-macam Observasi 1. Menurut peranan observer a.Observasi Partisipan: observasi di mana observer ikut aktif didalamkegiatan observee. b.Observasi Non Partisipan: observasi dimana observer tidak ikut aktif di dalam bagian kegiatan observee (hanya mengamati dari jauh).
  • 5. c.Observasi Kuasi partisipasi : observasi dimana observer seolah-olah turut berpartisipasi yang sebenarnya hanya berpura-pura saja dalam kegiatan observee. 2. Menurut situasinya a. Free Situation : adalah observasi yang dijalankan dalam situasi bebas, tidak ada hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi. b. Manipulated Stuation : adalah observasi yang situasinya dengan sengaja diadakan. Sifatnya terkontrol ( dalam pengontrolan observer ). c. Partially Controlled Situation : adalah campuran dari keadaan observasi free situation dan manipulated situation. 3. Menurut sifatnya. a. Observasi Sistematis : adalah observasi yang dilakukan menurut struktur yang berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori, masalah yang hendak di observasi. b. Observasi Non Sistematis : adalah observasi yang dilakukan tanpa struktur atau rencana terlebih dahulu, dengan demikian observer dapat menangkap apa saja yang dapat di tangkap. C. Alat Pencatat Observasi. 1. Anecdotal Records : merupakan cara untuk melengkapi observasi, dalam mengadakan observasi pengamat dapat melakukan pencatatan tentang kejadian yang berlakudengan suatu kasus atau individu. 2. Check List : adalah suatu daftar pengamatan, dimana observer tinggal memberikan tanda check atau tanda-tanda lain terhadap ada tidaknya aspek-aspek yang di amati.
  • 6. 3. Rating Scale : adalah alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi. 4. Mechanical Deviaces ( pencatatan dengan alat ) : dengan kemajuan tehnologi, memungkinkan observer menggunakan alat-alat yang lebih sempurna untuk mengadakan observasi, misalnya dengan alat potret, tape recorder dan lain-lain. D. Cara Mencatat Hasil Observasi 1. Pencatatan secara langsung ( 0n the spot ) yaitu mencatat semua kejadian yang terjadi pada saat itu juga. 2. Pencatatan sesudah observasi berlangsung. 3. Mencatat hasil observasi dengan menggunakan key words / key symbol. Merupakan paduan dari cara langsung dan tidak langsung. E. Langkah-langkah Observasi 1. Menentukan tujuan 2. Menentukan sasaran 3. Menentukan ruang lingkup 4. Menentukan tempat dan waktu 5. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. 6. Mulai mengadakan observasi. 7. Mengadakan pencatatan data. 8. Menyusun laporan. F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Observasi 1. Menentukan materi apa yang akan diobservasi 2. Menentukan cara/teknik apa yang akan dipergunakan
  • 7. 3. Menentukan cara dalam mencatat hasil observasi 4. Dalam menyusun laporan harus di bedakan antara data dan interprestasi. 5. Harus diingat bahwa kemahiran observasi hanya dapat dicapai dengan mengadakan latihan dalam observasi. 6. Selama observasi berlangsung jangan sampai memberikan interprestasi dan interpretasi diberikan setelah oservasi selesai. G. Materi Observasi. Materi observasi tergantung pada maksud dan tujuan dalam melaksanakan observasi. Misalnya mengenai tingkah laku, latar belakang sosial atau keadaan lain. H. Hal-hal yang Mempengaruhi Kecermatan Hasil Observasi 1. Ada tidaknya prasangka observer tentang obyek yang diobservasi. 2. Kemampuan fisik observer dalam melakukan observasi. 3. Kemampuan observer untuk mengingat dan memusatkan perhatian. 4. Kemampuan observer dalam menghubungkan fakta satu dengan fakta lainnya yang timbul selama observasi. 5. Kemampuan observer untuk menggunakan alat pencatat observasi. 6. Kemampuan observer untuk memahami situasi keseluruhan dari hal-hal yang diamati. 7. Ketepatan dalam menggunakan alat pencatat. I. Keterbatasan Observasi 1. Banyak hal yang tidak dapat diungkap dengan observasi. Misalnya kehidupan pribadi seseorang yang sangat dirahasiakan.
  • 8. 2. Apabila obyek observasi tahu bahwa dia sedang diobservasi, ia dapat melakukan kegiatannya dengan tidak wajar. 3. Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol. 4. Faktor subyektif observer sukar dihindarkan. 5. Timbulnya suatu kegiatan / kejadian yang hendak diobservasi tidak dapat dipastikan sehingga observer sukar menentukan waktu yang tepat untuk melakukan observasi. J. Kelebihan Observasi. 1. Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperhatikan berbagai gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia ataupun situasi yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung. 2. Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting. 3. Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik untuk melengkapi dan mencek fakta atau data yang diperoleh dengan alat pengumpul data lain. 4. Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal untuk berkomunikasi dengan obyek yang ditelaah.
  • 9. MATERI V DAFTAR CEK (CHECK LIST) A. Pengertian Check List merupakan suatu daftar yang mengandung atau mencakup faktor- faktor yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 1985:150) Check list merupakan daftar yang berisi unsur-unsur yang mungkin terdapat dalam situasi atau tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati (Depdikbud:1975:56). Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa check list merupakan salah satu metoda untuk memperoleh data yang berbentuk daftar yang berisi pernyataan dan pertanyaan yang ingin diselidiki dengan memberi tanda cek oleh individu/kelompok. B. Tujuan dan maksud Check List Untuk mengetahui / mengecek ada tidaknya sifat/kebiasaan keterampilan/pengalaman dan pengetahuan dari seseorang. C. Manfaat Check List Untuk mendapatkan faktor-faktor yang relevan dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian. Faktor-faktor yang diperoleh ini dapat terperinci menurut keperluan yaitu sesuai dengan persiapan dan rencana yang telah dibuat sebelum daftar cek ini disiapkan. D. Fungsi Check List 1. Sebagai inventory ( alat pencatat hasil observasi yang dipergunakan seseorang dalam mengamati diri sendiri/pengguna daftar cek selain sebagai observer juga sebagai observee ). 2. Sebagai alat pencatat hasil observasi ( pengguna daftar cek hanya sebagai observer )
  • 10. E. Ciri-ciri Check List yang Baik 1. Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu 2. Direncanakan secara sistematis 3. Berupa format yang praktis dan baik. 4. Hasil pengecekan diolah sesuai dengan tujuan. 5. Dapat diperiksa validitas, reabilitas dan ketelitiannya 6. Bersifat kuantitatif. F. Macam-macam Check List 1. Check list perorangan 2. Check list kelompok 3. Check list dalam skala penilaian 4. Check list dalam angket 5. Check list masalah. G. Contoh Penggunaan Check List. Check list dapat dipergunakan dalam beberapa situasi : 1. Dalam perkuliahan yaitu ketika kuliah berlangsung. 2. Dalam belajar perorangan yaitu ketika individu belajar 3. Dalam pergaulan 4. Dalam pelaksanaan kerja kelompok 5. Dalam konsultasi/konseling. H. Struktur Check List 1. Judul check list
  • 11. 2. Identitas pengisi 3. Petunjuk yang berisi penjelasan dan maksud check list 4. Pedoman/petunjuk pengisian. 5. Butir-butir/item check list. I. Kelebihan Check List 1. Hasil check list lebih sistematis 2. Memudahkan observer untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan individu. 3. Menghemat waktu dan tenaga. J. Keterbatasan Check List. 1. Memerlukan biaya besar 2. Bila observee dalam mengerjakan tidak sesuai dengan petunjuk akan mengakibatkan observer sulit dalam melakukan evaluasi. 3. Observer mengalami kesulitan dalam memberikan bimbingan bila observee menutupi kelemahannya. K. Check List Masalah/Daftar Cek Masalah ( DCM ) 1. Pengertian Suatu daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang / memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami seseorang. 2. Alasan Penggunaan DCM DCM dipergunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi individu dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya : a. Efisiensi
  • 12. b. Intensitas c. Validitas dan reliabilitas 3. Fungsi DCM a. Memudahkan individu untuk mengemukakan masalah yang pernah dan sedang dihadapi. b. Untuk sistematisasi jenis masalah yang ada pada individu, agar memudahkan analisa dan sintesa dengan data yang diperoleh dari alat lain. c. Untuk mengarahkan prioritas progam pelayanan bimbingan dan konseling agar sesuai dengan masalah yang dihadapi individu. 4. Contoh DCM Salah satu daftar cek masalah yang sering dipergunakan untuk menyelidiki/ mengungkap persoalan yang ada pada individu adalah daftar cek masalah yang dibuat oleh Ross L Mooney. DCM ini dikeluarkan oleh Bureu of Education Ohio State Univesity. DCM dari Mooney diklasifikasikan jadi dua yaitu untuk siswa SMTP dan untuk siswa SMTA/Mahasiswa. DCM ini terdiri dari sebelas topik masalah, dimana setiap topik terdiri dari 30 item sehingga seluruhnya 330 item untuk SMTA/Mahasiswa dan setiap topik terdiri dari 20 item sehingga seluruhnya 220 item untuk SMTP. Kesebelas topik masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Health and Physical Development ( HPD ) 2. Finances, Living Conditions and Employment ( FLE ) 3. Social and Recreational Activities ( SRA ) 4. Social Psychological Relations ( SPR ) 5. Personal Psychological Relations ( PPR )
  • 13. 6. Courtship, Sex and Married ( CSM ) 7. Home and Family ( HF ) 8. Morals and Religion ( MR ) 9. Adjusment to College Work ( ACW ) 10. The Future Vocational and Education ( FVE ) 11. Curriculum and Teaching Prosedures ( CTP ). 5. Pengadministrasian DCM Agar hasilnya valid dan reliabel perlu diperhatikan petunjuk pelaksanaan dan cara mengerjakannya.Petunjuk yang harus diperhatikan meliputi untuk instruktur dan pengisi. Analisa terhadap DCM dapat dilakukan secara individual dan kelompok. Analisa secara kelompok dibedakan menjadi analisa per butir/item masalah dan analisa per topik masalah. Masing-masing dianalisa dengan rumus yang berbeda. 6. Penggunaan hasil analisa data DCM dalam penyusunan progam dan bimbingan konseling. Hasil analisa data DCM dilengkapi dengan data yang diperoleh dari teknik lain dapat dipergunakan untuk merencanakan progam BK, baik individual maupun kelompok. Penyusunan progam BK ini adalah dalam rangka : • Memprioritaskan masalah yang harus segera digarap • Mendalami masalah individu maupun masalah kelompok • Efisiensi pelayanan yaitu pencegahan, pengembangan dan penyembuhan sebelum masalah-masalah itu menjadi akut. a. Program bimbingan dan konseling individual.
  • 14. • Mendalami masalah dan melengkapi data ( pengumpulan data ) wawancara, observasi, sosiometri, dan sebagainya. • Studi kasus yaitu membuat kasus individu yang bersangkutan • Konseling • Penempatan, rujukan, pemindahan jurusan, penukaran mata kuliah, dsb. • Psychodrama b. Progam bimbingan dan konseling kelompok • Melengkapi data • Aktivitas konselor : informasi, orientasi, testing • Aktivitas siswa : kunjungan studi, diskusi, tugas-tugas kelompok, sosiodrama • Student Case Confrence • Group Counseling
  • 15. MATERI VI ANECDOTAL RECORD A. Pengertian Anecdotal Record merupakan record atau catatan - catatan yang bersifat komulatif dari beberapa tingkah laku individu yang luar biasa ( Bimo Walgito, 1987 ). Anecdotal Record merupakan catatan yang dibuat oleh penyelidik mengenai kelakuan-kelakuan yang luar biasa ( Sutrisno Hadi, 1985). Anecdotal Record adalah catatan tentang kejadian khusus yang bertalian dengan masalah yang sedang menjadi pusat perhatian pengamat, terutama tingkah laku individu yang diamati yang sifatnya typis ( Depdikbud, 1975). The anecdote is a written account of a student’s actual behavior as observed ia a specific situation (Mortensen & Schmuller, 1964). Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian Anecdotal Record ialah alat pencatat hasil observasi yang bersifat komulatif dari tingkah laku individu yang luar biasa ( typical behavior ) B. Ciri - ciri Anecdotal Record yang Baik 1. Menerangkan tanggal, tempat dan waktu berlangsungnya kejadian tertentu, dan siapa yang menjadi observer. 2. Melukiskan peristiwa yang faktuil dan obyektif. Peristiwa obyektif adalah laporan yang mempunyai gambar potret atau apa adanya agar tidak ada yang tertinggal. 3. Segera dibuat setelah peristiwa itu terjadi, untuk menghindari kelupaan. 4. Harus dibuat oleh beberapa penyelidik.
  • 16. 5. Harus bersifat selektif, dipilih peristiwa yang penuh arti dan yang ada hubungannya dengan perkembangan individu. 6. Laporan harus faktuil, dipisahkan dari data dan interpretasi. C. Manfaat Catatan Anekdot bagi Konselor 1. Konselor dapat memperoleh pemahaman yang lebih tepat dari tingkah laku yang ditunjukkan oleh individu. 2. Konselor memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu tingkah laku individu yang bersangkutan. 3. Dengan mengetahui tingkah laku yang luar biasa itu, konselor dapat mempertimbangkan cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan masalah dan kebutuhan individu yang bersangkutan . D. Penggunaan Catatan Anekdot. Anecdotal Record dapat dipergunakan dalam berbagai situasi antara lain sewaktu individu : • Sedang menghadapi masalah • Berada ditempat asing/diantara orang-orang yang belum dikenal • Berada di rumah , sekolah, kantor. E. Macam-macam Catatan Anekdot 1. Catatan anekdot type evaluasi Berisi pernyataan yang menerangkan penilaian pencatatan/pengamat berdasarkan ukuran baik buruk, yang diinginkan/yang tidak diinginkan, yang diterima/tidak diterima. Contoh : pada hari ke 7 Amir memperlihatkan sikap yang lebih baik
  • 17. terhadap teman-teman sepermainan. Ia mulai memberikan pertolongan kepada teman-temannya. 2. Catatan Enekdot type interpretatif Berisi penjelasan tentang kegiatan tingkah laku atau situasi yang telah diobservasi oleh pengamat dengan dukungan / pendukung fakta yang diobservasi itu. Contoh : pada minggu terakhir Ani tampak gelisah. Pertumbuhan badannya begitu cepat. Tentulah pertumbuhan itu yang menyebabkan ia gelisah 3. Catatan Anekdot type deskripsi umum. Berisi tentang catatan kegiatan, tingkah laku, atau situasi dalam bentuk pernyataan umum. Contoh : Ali mulai tidak tenang kerjanya di kelas. Banyak pekerjaannya tidak selesai pada waktunya. Dia mulai menghindarkan diri dari pertemuan dan percakapan dengan teman. 4. Catatan Anekdot type deskripsi khusus. Catatan yang berisi uraian tentang kegiatan, tingkah laku individu atau situasi secara khusus dan teliti. Contoh : udara sangat dingin disertai hujan rintik-rintik, sehingga pada waktu istirahat hari ini siswa tidak turun ke lapangan bermain. Mereka memilih di ruang olah raga . Amin dan Ali memilih permainan galah dengan beberapa temannya. Masing-masing dari mereka menjadi ketua dari kedua regu yang berlawanan. dan teman temannya yang lain harus memilih pada regu yang mana. Tiba-tiba Amin berteriak dari jauh dan menyatakan bahwa teman- temannya yang lain tidak mau memilih regu yang dipimpinnya. Kemudian Ali menjawab dengan tenang, habis maunya begitu dan saya tidak dapat mencegahnya. F. Keterbatasan Catatan Anekdot
  • 18. 1. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan catatan anekdot sangat banyak, sehingga hanya dilakukan terhadap beberapa klien yang khusus saja. 2. Pembimbing yang belum berpengalaman akan menitik beratkan pengamatannya kebanyakan pada aspek-aspek tingkah laku yang tidak baik saja dan kurang mencatat tingkah laku yang baik, karena sudah beranggapan bahwa seorang, klien itu mempunyai kekurangan-kekurangan. 3. Pada pembuatan catatan anekdot hendaknya diingat mengenai kekurangan- kekurangan yang ada pada sampel, kemungkinan besar tingkah laku yang dicatat tadi tidak mewakili reaksi klien yang sebenarnya. 4. Tingkah laku yang diamati harus dilihat sebagai bagian dari keseluruhan tingkah lakunya. G. Contoh Catatan Anekdot The form used for recording anecdotes should be preferably short and informal. It should include the name of student, date, the observer’s name, where the incident took place, and any comments or suggestions. Lihat contoh format catatan anekdot di bawah ini (Mortensen& Schmuller, 1964:167): H. Bentuk-bentuk Anekdot Record 1. Bentuk I : hanya sampai data Student’s Name ....................... Date........................ Observer’s Name ...................................................... Where Observed ................................................................................... Comments and Suggestions :
  • 19. 2. Bentuk II : sudah ada interprestasi 3. Bentuk III : selain ada data dan interprestasi juga ada rekomendasi ( sudah ada perumusan masalahnya penganalisaan ). Catatan anekdot dapat dibuat oleh tenaga-tenaga kependidikan, baik guru maupun non guru, yang sempat mengobservasi tingkah laku siswa dalam berbagai situasi sekolah. Guru dapat membuat catatan anekdot, hanya sampai data ( bentuk I ). Bentuk II dan III harus dibuat konselor, karena memerlukan ketrampilan tertentu. Interpretasi atau rekomendasi , komentar hendaknya ditulis di ruang tersendiri yang terpisah dari ruang untuk memuat diskripsi. I. Konsekuensi bagi Konselor yang Menggunakan Catatan Anekdot 1. Harus menguasai metode observasi dan mempunyai ketrampilan mencatat 2. Dapat membuat interpretasi dengan tepat 3. Dapat menyusun rekomendasi dengan tepat berdasarkan diagnosa.
  • 20. MATERI VII RATING SCALE ( SKALA PENILAIAN ) A. Pengertian Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi (Depdikbud, 1975:55). Rating Scale adalah alat pengumpul data yang berupa suatu daftar yang berisi ciri- ciri tingkah laku/sifat yang harus dicatat secra bertingka (Bimo Walgito, 1987). Rating Scale merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai butir-butir atau item (WS. Winkel,1995) . Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan pengertian Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sfat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat. Penilaian yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontan terhadap perilaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan berkomunikasi sosial dengan orang itu selama periode waktu tertentu. Unsur penilaian terdapat dalampernyataan pandangan pribadi dari orang yang menilai subyek tertentu pada masing-masing sifat atau sikap yang tercantum dalam daftar. Penilaian itu dituangkan dalam bentuk penentuan gradasi antara sedikit sekali dan banyak sekali atau antara tidak ada dan sangat ada.
  • 21. Karena penilaian yang diberikan merupakan pendapat pribadi dari pengamat dan bersifat subyektif, skala penilaian yang diisi oleh satu pengamat saja tidak berarti untuk mendapatkan gambaran yang agak obyektif tentang orang yang dinilai. Untuk itu dibutuhkan beberapa skala penilaian yang diisi oleh beberapa orang, yang kemudian dipelajari bersama-sama untuk mendapatkan suatu diskripsi tentang kepribadian seseorang yang cukup terandalkan dan sesuai dengan kenyataan. B. Kegunaan Pemakaian Rating Scale 1. Hasil observasi dapat dikuantifikasikan 2. Beberapa pengamat menyatakan penilaiannya atas seorang siswa terhadap sejumlah alat/sikap yang sama sehingga penilaian-penilaian itu ( ratings ) dapat dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran yang cukup terandalkan. C. Kesalahan-kesalahan dalam Rating Scale WS Winkel (1995) mengemukakan beberapa kesalahan yang terjadi dalam rating scale : 1. Pengamat membuat generalisasi mengenai sikap atau sifat seseorang karena bergaul akrab dengan siswa yang harus dinilai atau karena sudah mempunyai pandangan tertentu terhadap lingkungan asal siswa ( personal bias ). Misalnya: guru di Yogyakarta memandang semua siswa yang berasal dari Jakarta sebagai orang yang bermoral bejat dan berlaku kasar ( personal bias : error of severity ). Contoh lain adalah guru yang bergaul akrab dengan siswa yang kebetulan kemenakannya sendiri, menilai semua butir dalam daftar pada gradasi baik ( personal bias : error of leniency ).
  • 22. 2. Pengamat tidak berani untuk memberikan penilaian sangat baik atau sangat kurang, dan karena itu menilai suatu item dalam daftar pada gradasi cukupan (error of central tendency ). 3. Pengamat membiarkan dirinya terpengaruh oleh penilaiannya terhadap satu dua sikap atau sifat yang dinilai sangat baik atau sangat kurang, sehingga penilaiannya terhadap item-item lain cenderung jatuh pula pada gradasi sangat baik atau sangat kurang ( hallo effect ). Misalnya bila guru sudah mempunyai kesan negatif terhadap seorang siswa ( A ) yang penampilannya kurang menarik dan kemudian memilih gradasi kurang pada item-item yang lain. 4. Pengamat tidak menangkap maksud dari butir-butir dalam daftar dan kemudian mengartikannya menurut interprestasi sendiri ( logical error ) 5. Pengamat kurang memisahkan jawaban terhadap butir yang satu dari jawaban terhadap butir yang lain ( carry over effect ). D. Bentuk-bentuk Rating Scale Terdapat beberapa bentuk rating scale antara lain : 1. Skala Numerik/Kwantitatif Skala ini menggunakan angka-angka ( skor-skor ) untuk menunjukan gradasi- gradasi, disertai penjelasan singkat pada masing-masing angka. 2. Skala Penilaian Grafis. Skala menggunakan suatu garis sebagai kontinum. Gradasi-gradasi ditunjuk pada garis itu dengan menyajikan deskripsi-deskripsi singkat di bawah garisnya. Pengamat memberikan tanda silang di garis pada tempat yang sesuai dengan gradasi yang dipilih.
  • 23. 3. Daftar Cek. Skala ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan type pilihan berganda ( multiple choice ). Pada masing-masing sifat atau sikap yang harus dinilai, disajikan empat sampai lima pilihan dengan deskripsi singkat pada masing-masing pilihan. Pengamat memberikan tanda cek pada pilihan tertentu di ruang yang disediakan. E. Hal-hal yang Harus Dipenuhi oleh Koordinator Bimbingan supaya Skala Penilaian Bermanfaat bagi Keperluan Bimbingan. 1. Pada awal tahun ajaran mencari bantuan dari sejumlah guru dan tenaga bimbingan yang berminat berpartisipasi dalam proyek ini dan bersedia menyisihkan waktu untuk mengisi skala penilaian pada waktu tertentu, misalnya pada akhir catur wulan atau pada akhir tahun ajaran. 2. Bersama dengan petugas bimbingan yang lain menyusun skala penilaian, dengan mencantumkan kurang lebih 10 sifat atau sikap. Perumusan dan isi pada masing- masing butir harus jelas, disertai deskripsi singkat pada gradasi-gradasi penilaian . Sikap dan sifat harus terkandung dalam perilaku yang dapat diamati ( observabel ), biasanya disajikan lima gradasi. Disediakan ruang untuk mencatat tanggal, nama siswa, dan nama pengamat.. 3. Mengadakan pertemuan dengan tenaga-tenaga pendidik yang telah menyatakan kesediaannya dengan berpartisipasi dalam proyek ini. Alat pengumpul data yang telah disusun dirundingkan bersama supaya interprestasi terhadap butir-butir dalam daftar sama, kekurangan dalam perumusan sekaligus dapat diperbaiki. Juga
  • 24. diputuskan bersama prosedur pengisian dan penyerahan serta teknik pengisiannya, khususnya yang berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut : • Waktu : kapan skala penilaian diisi. • Jumlah siswa yang akan dinilai. • Kepada siapa skala penilaian yang telah diisi, diserahkan ? • Mengingatkan para observer bahwa kesalahan mudah dilakukan pada waktu mengisi skala penilaian khususnya personal bias, central tendency, hallo effect, cary over effect. • Mengingatkan para pengamat supaya tidak memberikan jawaban pada butir yang tidak dapat mereka amati karena tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Lebih baik tidak menjawab dari pada memperkirakan saja. Oleh karena itu dalam instrumen atau daftar item dapat disediakan ruang untuk menyatakan tidak sempat mengamati. 4. Menjelang akhir caturwulan, atau akhir tahun ajaran, ahli bimbingan yang diserahi tugas mengolah skala-skala penilaian, mempelajarinya untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang sifat-sifat kepribadian dan sikap-sikap yang tercantum dalam daftar butir-butir dan telah dinilai bebarapa orang. 5. Proyek semacam ini boleh dimulai setelah ada jaminan tentang partisipasi rekan- rekan tenaga kependidikan, kemampuan dalam mengisi skala penilaian secara tepat dan mengolah setiap set skala penilaian, serta manfaat bagi siswa-siswa yang bersangkuatan. F. Keterbatasan Rating Scale
  • 25. 1. Item-item pada skala penilaian diartikan lain-lain oleh mereka yang memberikan penilaian ( sangat subyektif ) 2. Sifat atau sikap yang harus dinilai tidak dapat diamati atau diobservasi karena sifat atau sikap kurang tertuang dalam bentuk tingkah laku yang memungkinkan untuk diamati ( observable )atau kurang sempat mengadakan observasi. 3. Gradasi-gradasi pada masing-masing item dalam daftar tidak jelas, terlalu banyak atau terlalu sedikit. 4. Dibutuhkan banyak waktu untuk mengisi skala penilaian, banyak siswa dan mengolahnya satu persatu. G. Kelebihan Rating Scale 1. Dapat diperoleh adanya tingkatan-tingkatan dari setiap sifat. 2. Memudahkan observer, karena hanya tinggal memberi tanda- tanda tertentu pada tingkatan sifat-sifat tertentu. 3. Observer tidak perlu memberikan evaluasi yang panjang lebar terhadap individu yang diamati.
  • 26. MATERI VIII ANGKET ( QUESTIONARE ) 1. Pengertian Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975) Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987) Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 ) Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden ( Bimo Walgito, 1987 ). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga. B. Struktur Batang Tubuh Angket 1. Judul angket 2. Pengantar yang berisi tujuan dan petunjuk pengisian. 3. Item-item pertanyaan, bisa juga opini atau pendapat, fakta.
  • 27. Pengisian identitas dalam angket tergantung tujuannya, karena kadang-kadang indentitas tidak diperlukan. Misalnya angket yang bertujuan atau menginginkan opini atau pendapat umum. C. Bentuk-bentuk Pertanyaan dalam Angket. 1. Pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang telah mendapat pengarahan dari penyusun angket. Responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam kuesioner itu. Jadi jawabannya telah terikat, responden tidak dapat memberikan jawabannya secara bebas. 2. Pertanyaan terbuka yaitu menghendaki jawaban responden sebebas-bebasnya dengan uraian yang lengkap 3. Daftar cek. Contohnya : Tulislah tanda cek ( V ) di bawah lajur ya, apabila pertanyaan yang bersangkutan sesuai dengan pendapat saudara dan tulislah tanda itu di bawah lajur tidak, apabila pertanyaan itu tidak sesuai dengan pendapat saudara. NO PERTANYAAN-PERTANYAAN YA TIDAK 1 Putera saudara sangat penurut. 2 Putera saudara berkeinginan untuk melanjutkan pelajarannya ke Per- guruan Tinggi. 3 Putera saudara mempunyai banyak teman 4 Putera saudara belajar di rumah secara teratur 5 .......................dst............................... 4. Pilihan Salah Benar
  • 28. Contoh : Lingkarilah huruf B apabila menurut pendapat anda pernyataan yang bersangkutan itu benar, dan lingkarilah huruf S, apabila menurut pendapat anda pernyataan itu salah. a. B - S Anak saya banyak mempunyai teman bermain. b. B - S Anak saya mempunyai kamar belajar sendiri. c. B - S Anak saya mudah tersinggung perasaannya. 5. Skala Contoh : Berilah tanda cek ( V ) pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda Jenis Olah Raga Senang Sekali Senang Kurang Senang Tidak Senang Tidak Tahu 1. Bulutangkis 2. Voley Ball 3.sepak Bola 4.Tenis 5. ..........dst......... 6. Pilihan Ganda ( Multiple Choice ) Contoh : Lingkarilah huruf yang berada di depan pernyataan yang sesuai dengan pendapat anda. 1. Pengalama kerja anda dalam lembaga pemerintah : a. kurang dari 2 tahun b. 2 - 4 tahun c. 5 - 7 tahun d. 8 - 10 tahun e. lebih dari 10 tahun 2. Status kepegawaian anda adalah :
  • 29. a. pegawai lepas b. pegawai harian c. pegawai bulanan d. pegawai sementara e. pegawai tetap. D. Macam-macam Angket 1. Dilihat dari cara memberikannya, angket dapat dibedakan: a. Angket langsung, yaitu bila angket itu langsung diberikan kepada responden yang ingin diselidiki . Jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan perantara. b. Angket tidak langsung, yaitu bila angket itu disampaiakan kepada orang lain ang diminta pendapat tentang pendapat atau keadaan orang lain. Jawaban angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama. 2. Dilihat dari strukturnya, angket dapat dibedakan menjadi : a. Angket berstruktur, yaitu angket yang bersifat tegas, konkrit dengan pertanyaan- pertanyaan yang terbatas dan menghendaki jawaban yang tegas dan terbatas pula. b. Angket tak berstruktur, dipergunakan apabila konselor menginginkan uraian lengkap dari subyek tentang sesuatu hal, di mana diminta uraian yang terbuka dan panjang lebar. Disampaikan dengan mengajukan pertanyaan bebas. E. Hal -hal yang Harus Diperhatikan dalam Angket.
  • 30. 1. Angket dipergunakan dalam keadaan atau situasi yang setepat-tepatnya. Misalnya bila kekurangan waktu, sasaran banyak/luas maka dalam situasi demikian akan tepat apabila kita menggunakan angket. 2. Terlebih dahulu ditentukan tujuan angket itu, baik tujuan umum maupun tujuan khusus. Misalnya apakah yang dituju itu tentang latar belakang sosial anak. Tujuan itu akan menentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun . Tanpa adanya tujuan yang jelas kita akan sulit menyusun pertanyaan. 3. Tentukan dan susunlah pertanyaan-pertanyaan itu dengan sebaik-baiknya. Banyak angket kurang berharga karena kesalahan-kesalahan dalam pertanyaannya. 4. Apabila pertanyaan-pertanyaan itu sudah ditentukan maka pertanyaan -pertanyaan itu selanjutnya digolong-golongkan menurut golongannya masing-masing, agar lebih sistematis dan lebih mudah dalam mengadakan penggolongan lebih lanjut. 5. Bila telah tersusun, diadakan ceking atau uji coba untuk memeriksa kemungkinan adanya pertanyaan-pertanyaan yang perlu diperbaiki, sehingga diharapkan akan mendapat angket yang baik. F. Petunjuk-petunjuk Penyusunan Pertanyaan dalam Angket 1. Menggunakan kata-kata yang tidak mengandung arti rangkap. 2. Susunan kalimat hendaknya sederhana tapi jelas. 3. Menghindari pemakaian kata yang tidak ada gunanya 4. Menghindarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu. 5. Mencantumkan kemungkinan jawaban sebanyak mungkin supaya subyek mempunyai kemungkinan pilihan yang bebas.
  • 31. 6. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan responden sehingga dapat dijawab dengan baik. 7. Hindarkan kata-kata yang bersifat sugestif dan juga kata yang bersifat negatif. 8. Pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab. 9. Bentuk berstruktur lebih baik dari pada bentuk terbuka. 10. Pertanyaan jangan membuat responden berpikir terlalu berat. 11. Pergunakan kata-kata yang netral, tidak menyinggung perasaan dan harga diri responden. G. Langkah-langkah Penyusunan Angket. 1. Persiapan. 2. Menentukan sasaran. 3. Menentukan tujuan. 4. Menentukan jenis informasi yang dibutuhkan. 5. Merancang bentuk-bentuk pertanyaan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. H. Kegunaan Angket dalam Bimbingan. 1. Untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan catatan permanen. 2. Untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain. 3. Pembuatan evaluasi progam bimbingan 4. Untuk mengambil sampling sikap/pendapat dari responden I. Kelebihan Angket.
  • 32. 1. Merupakan metode yang praktis, karena dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data kepada sejumlah responden dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat. 2. Merupakan metode yang ekonomis, dari segi tenaga yang dibutuhkan. 3. Setiap responden menerima sejumlah pertanyaan yang sama. 4. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan keterangan. 5. Responden mempunyai waktu cukup untuk menjawab pertanyaan. 6. Pengaruh subyektif dapat dihindarkan. J. Keterbatasan Angket. 1. Sulit untuk mendapat jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang tepat. 2. Terbatas hanya pada responden yang bisa membaca dan menulis. 3. Karena tidak berhadapan langsung dengan responden, maka bila ada pertanyaan yang kurang jelas, responden tidak dapat mendapatkan keterangan lebih lanjut. 4. Bersifat kaku, karena pertanyaan-pertanyaan dalam angket telah ditentukan, sehingga tidak dapat diubah sesuai dengan keadaan sekitar. 5. Sulit mendapatkan jaminan bahwa semua responden akan mengembalikan angket yang diberikan.
  • 33. MATERI IX STUDI DOKUMENTER A. Pengertian Studi dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang dipergunakan pembimbing dengan jalan melihat/meneliti data-data dokumen siswa yang tersimpan di sekolah/tempat lain. Data pada studi dokumenter adalah data masa lalu, namun demikian dapat untuk meramalkan atau mengungkapkan keadaan/kondisi sekarang. Walapun demikian, tidak semua keadaan/kondisi sekarang dapat diketahui dari data masa lalu. B. Langkah-langkah Pelaksanaan Studi Dokumenter. Salah satu metode yang dipergunakan adalah historis dokumenter dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data 2. Penilaian data, kita mengadakan klasifikasi data yang dibutuhkan/relevan dan menyeleksi data. 3. Penafsiran data dengan mengadakan analisa. Memberikan asumsi/anggapan dasar dan argumentasi. Bila data itu bisa diolah dengan statistik, maka diadakan pengolahan serta pembuatan kesimpulan ( kesimpulan dari tiap item/soal ) 4. Penyimpulan, ditarik dari kesimpulan masing-masing bagian. Kesimpulan umum dapat berdiri sendiri, tetapi akan lebih dapat dipertanggungjawabkan bila dikaitkan dengan data lain. C. Sumber Data Studi Dokumenter.
  • 34. 1. Buku induk. 2. Buku pribadi/kartu pribadi. 3. Rapor. 4. Surat-surat keterangan. 5. Buku absen. 6. Kartu pembayaran SPP, OSIS, BP-3 7. Hasil pengisian angket, cek list, rating scale, dll. 8. Hasil karyanya, seperti lukisan, karangan, ketrampilan tangan. D. Guna Studi Dokumenter. 1. Dapat dijadikan bahan pemahaman siswa. 2. Sebagai bahan pembanding antara data yang telah ada dengan data yang akan dikumpulkan. E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan. 1. Untuk menjamin kebenaran data dokumenter itu perlu di cek kembali dengan teknik-teknik lain. 2. Data siswa yang telah didokumentasikan perlu dianalisa dengan secermat- cermatnya.
  • 35. MATERI X WAWANCARA ( INTERVIEW ) A. Pengertian Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog ( tanya jawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung ( I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 ). Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang tua dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation ( Bimo Walgito, 1987 ). Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi dari seorang murid secara lisan ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). Wawancara informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid secara lisan . Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan ( WS. Winkel, 1995 ). B. Tujuan wawancara. Ada berbagai tujuan yang dapat dicapai dalam wawancara yaitu : 1. Menciptakan hubungan baik diantara dua pihak yang terlibat ( subyek wawancara dan pewawancara ). Pertemuan itu harus bebas dari segala kecemasan dan ketakutan sehingga memungkinkan subyek wawancara menyatakan sikap dan perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme pertahanan diri yang kadang-kadang menghambat pernyataannya.
  • 36. 2. Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subyek wawancara. Oleh karena subyek wawancara pada umumnya membawa berbagai ketegangan emosi ke dalam pertemuan dalam wawancara itu, maka kedua belah pihak harus berusaha meredakan ketegangan di dalam dirinya. 3. Menyediakan informasi yang dibutuhkan. Dalam wawancara kedua belah pihak akan mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya. 4. Mendorong kearah pemahaman diri pada pihak subyek wawancara. Hampir semua subyek wawancara menginginkan pemahaman diri yang lebih baik, dan pada dasarnya memiliki kesanggupan dan bakat yang seringkali tidak dapat berkembang dengan sempurna . Dengan wawancara subyek wawancara akan lebih memahami dirinya. 5. Mendorong ke arah penyusunan kegiatan yang konstruktif pada subyek wawancara. C. Macam-macam Wawancara. Ada bermacam-macam jenis wawancara sesuai dengan tujuannya ataupun sifat- sifat yang lain yang ada dalam wawancara, seperti jumlah orang yang diwawancarai dan menurut peranan yang dimainkan. 1. Menurut tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi : a. The employment interview, yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan gambaran sampai mana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap kreteria yang diminta oleh suatu employment. b. Informational interview, yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
  • 37. c. Administrative interview, yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan administrasi, misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan di dalam tindakannya ( change in behavior ) d. Counseling interview, yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan konseling. Interview ini khas dipergunakan dalam proses konseling. 2. Menurut jumlah orang yang diinterview, wawancara dapat dibedakan menjadi : a. Interview perorangan ( individu ), yaitu wawancara yang dilakukan secara perseorangan, yang menyangkut masalah-masalah pribadi yang dialami oleh subyek wawancara. Misalnya : wawancara antara seorang klien dengan seorang petugas bimbingan. b. Interview kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan secara kelompok (lebih dari satu orang), Misalnya : antara petugas bimbingan dengan seluruh siswa kelas II. 3. Menurut peranan yang dimainkan, wawancara dapat dibedakan menjadi : a. The non directive interview, yaitu interview yang kurang terpimpin dan kuarang mendasarkan atas pedoman-pedoman tertentu. Biasanya digunakan dalam proses konseling. b. The focused interview, yaitu interview yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan obyek-obyek yang diselidiki. The repeated interview, yaitu interview yang berulang. Interview ini terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan yang tertentu terutama proses sosial.
  • 38. 4. Berdasarkan sifatnya, wawancara dibedakan menjadi : a. Wawancara langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang tersebut. b. Wawancara tidak langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain. c. Wawancara insidentil, yaitu wawancara yang dilakukan sewaktu-waktu bila dianggap perlu. d. Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilakukan secara berencana pada waktu yang telah ditetapkan. D. Bagian-bagian Wawancara. Dalam wawancara terdapat bagian-bagian tertentu yang dapat dipandang sebagai bagian-bagian dari wawancara : 1. Permulaan atau Pendahuluan wawancara. Pada bagian ini terutama ditujukan untuk mendapatkan hubungan yang baik ( dalam mengadakan kontak pertama ) antara interviewer dengan interviewee dan biasanya diisi dengan menyampaikan maksud dan tujuan dari interview itu. Peranan bagian ini penting, karena dengan mengadakan kontak yang pertama ini akan memberikan gambaran tentang jalannya interview selanjutnya. Kalau telah terjadi hubungan yang baik dan timbul perasaan saling mempercayai, maka hal ini telah merupakan sumbangan yang besar artinya dalam perkembangan interview selanjutnya.
  • 39. 2. Inti Interview. Bagian ini merupakan bagian di mana maksud serta tujuan interview harus dapat dicapai . Bila maksud dari interview untuk mengumpulkan data tentang latar belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu harus bisa dicapai. 3. Akhir Interview Bagian ini merupakan bagian di mana interview mulai berakhir. Interview dapat ditutup dengan mengadakan penyimpulan tentang apa yang telah dibicarakan ( misalnya : dalam konseling interview ). Kadang-kadang interview ditutup dengan menentukan waktu kapan interview itu akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan mengadakan interview lagi. E. Langkah-langkah Wawancara Pedoman/petunjuk wawancara secara garis besar, sebagai berikut : 1. Persiapan. a. Menentukan tujuan. b. Menetapkan bentuk pertanyaan ( pertanyaan bebas atau terpimpin ). c. Menetapkan responden yang diperkirakan sebagai sumber informasi. d. Menetapkan jumlah responden yang akan diwawancarai e. Menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara f. Mengadakan hubungan dengan responden. 2. Pelaksanaan a. Memilih pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar terarah dan dibutuhkan dalam rangka mengumpulkan informasi. b,Mengadakan wawancara.
  • 40. 3. Penutup. a. Menyusun laporan wawancara secara sistematis b. Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara g. Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan wawancara itu. F. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Wawancara. Agar wawancara dapat mencapai hasil yang baik perlu adanya beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengadakan wawancara : 1. Orang yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai latar belakang tentang apa yang akan ditanyakan, karena yang akan ditanyakan perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, agar wawancara dapat berlangsung dengan lancar, sistematis, dan teratur. 2. Pewawancara harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan dari wawancara tersebut. 3. Dalam wawancara harus dijaga agar selalu ada hubungan yang baik. Hubungan baik ini merupakan sumbangan yang besar di dalam jalannya atau hasil wawancara yang akan dapat dicapai. 4. Pewawancara atau pembimbing harus mempunyai sifat dapat dipercaya. rahasia dari individu yang diwawancarai atau klien harus dapat disimpan dengan baik, sebab kalau tidak demikian, kemungkinan klien tidak akan mengutarakan sesuatu kepada wawancara dengan terbuka. 5. Pertanyaan hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya harus jelas.
  • 41. 6. Harus dijaga jangan sampai ada hal-hal yang mungkin mengganggu jalannya wawancara. Bila ada hal-hal yang sekiranya dapat mengganggu, sebaiknya hal-hal tersebut disingkirkan lebih dahulu. 7. Bahasa yang digunakan oleh pewawancara harus disesuaikan dengan kemampuan yang diwawancarai. 8. Sekalipun pertanyaan-pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu supaya sistematis, tetapi didalam memberikan pertanyaan-pertanyaan jangan sampai kaku, masing-masing pertanyaan dapat diperluas kepada hal-hal yang berhubungan dengan pertanyaan itu. 9. Pewawancara atau pembimbing harus menjaga jangan sampai ada waktu diam yang terlalu lama. Hal yang demikian akan mematikan suasana wawancara. 10. Pewawancara harus mengadakan kontrol di dalam wawancara. Kalau ada hal-hal yang bertentangan satu dengan yang lainnya perlu pewawancara mencari ketegasan. 11. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengadakan kontrol di ajukan setelah wawancara sampai kepada suatu titik tertentu. Jadi jangan sampai memotong pembicarann, karena ini akan mengganggu jalannya wawancara. 12. Lamanya waktu wawancara sebenarnya tergantung, kepada masalahnya. Tetapi pada umumnya wawancara yang terlalu lama akan melelahkan kedua belah pihak. Karenanya waktu wawancara sekitar 30 menit merupakan waktu yang cukup. 13. Di dalam wawancara hendaknya dihindari aku dari pewawancara atau pembimbing. Jangan samapai aku tersebut ditonjol-tonjolkan. 14. Individu yang sukar berbicara tidak boleh dipaksa untuk memberikan keterangan/penjelasan dengan panjang lebar.
  • 42. 15. Tidak terlalu banyak membuat catatan selama wawancara berlangsung. Selalu harus minta ijin pada individu untuk membuat catatan seperlunya. 16. Menghindari pertanyaan yang sugestif, yang mendorong murid untuk memberikan jawaban yang baik dan hindarkan pertanyaan yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak. G. Kelebihan dan Keterbatasan Wawancara. 1. Kelebihan Wawancara. a. Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi subyek wawancara. b. Dapat dilaksanakan terhadap setiap individu dan tingkatan umur. c. Wawancara selalu digunakan untuk mengumpulkan data pelengkap terhadap data yang dikumpulkan dengan teknik lain. d. Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi. e. Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan subyek wawancara. f. Subyek wawancara berhadapan langsung dengan pewawancara, maka diharapkan dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil wawancara. g. Isi pertanyaan dan caranya mengajukan pertanyaan dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan daya tangkap sebyek wawancara. Baik pewawancara maupun subyek wawancara dapat memberikan penjelasan lebih lanjut bilamana pertanyaan atau jawaban belum jelas. h. Tidak dibatasi oleh kemampuan dan menulis individu, artinya orang tidak dapat membaca atau menulispun dapat diajak wawancara
  • 43. i. Kerahasiaan pribadi lebih terjamin. 2. Keterbatasan Wawancara. a. Kalau pewawancara atau subyek wawancara mempunyai suatu prasangka yang satu kepada yang lain, hasil wawancara tidak akan memuaskan. b. Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan mungkin juga biaya. c. Menuntut keahlian, ketrampilan, dan penguasaan bahasa yang baik dari pewawancara. d. Sangat tergantung kepada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin sangat menghambat ketelitian hasil wawancara. e. Laju dan materi wawancara sangat dipengaruhi oleh situasi sekitar tempat wawancara. Sekalipun ada segi-segi kelemahan, namun wawancara masih banyak sumbangannya sebagai metode untuk mendapatkan data. Bahkan dalam proses konseling, wawancara merupakan alat yang sangat pokok. H. Sifat-sifat Pertanyaan dalam Wawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam wawancara hendaknya sesuai dengan kebutuhan : a. Pertanyaan yang bersifat mendorong pembahasan dan pemahaman. Contoh: Coba, ceritakan lebih lanjut. Bagaimana menurut pendapatmu. b. Pertanyaan yang menarik pemahaman.
  • 44. Yaitu pertanyaan yang mengandung kata karena, oleh sebab...., mengandung sebab akibat. c. Pertanyaan yang mendorong penerimaan perasaan. Contoh : Apakah anda merasa senang ? d. Pertanyaan yang mendorong sikap/tingkah laku tertentu, ( pertanyaan yang mendorong, memperluas pandangan/memberi dorongan tentang sesuatu hal), Contoh : anda jelaskan, bagaimana hal ini bisa terjadi. I. Kapan sebaiknya Wawancara Diakhiri ? Suatu wawancara diakhiri dengan memperhatikan beberapa hal : 1. Bila data/keterangan yang diperoleh sudah cukup/sesuai dengan harapan pewawancara. 2. Dengan melihat sikap orang yang diwawancarai. 3. Sebaiknya tidak lebih dari 30 menit. 4. Karena wawancara dalam konseling tidak cukup hanya satu kali, maka konselor harus tahu waktu dan konselor harus menjaga agar hubungan baik yang tercipta terjaga dengan berjanji kalau konselor masih bersedia melanjutkan wawancara lagi dilain waktu, jika klien masih menghendaki. J. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Wawancara. Berhasil tidaknya wawancara ditentukan oleh kedua belah pihak pewawancara dan subyek wawancara yaitu tergantung kepada hal-hal sebagai berikut : 1. Hubungan baik antara pewawancara ( interviewer ) dan subyek wawancara (interviewee ). 2. Ketrampilan sosial pewawancara yang meliputi :
  • 45. • sikap dalam berbuat dan berbicara • sikap tidak ingin menang sendiri • nada dan irama berbicara • kemampuan untuk mempergunakan dan memanipulasi kata-kata yang tepat dalam berbagai suasana dan situasi 3. Pedoman wawancara yang harus disususun bersama-sma dan alat untuk mencatat hasil wawancara itu.
  • 46. MATERI XI STUDI KASUS A. Pengertian. Studi kasus adalah suatu tehnik mempelajari seseorang individu secara mendalam untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik ( I. Djumhur, 1985 ). Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seorang murid secra mendalam dengan tujuan membantu murid untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik ( WS. Winkel, 1995 ). Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan komprehensif. Integratif artinya menggunakan berbagai tehnik pendekatan dan bersifat komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap ( Dewa Ktut Sukardi,1983 ). B. Tujuan Studi Kasus. Studi kasus bertujuan : • Memahami siswa sebagai individu dalam keunikannya dan dalam keseluruhannya • Membantu siswa untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik C. Sasaran Studi Kasus. Yang biasanya dipilih sebagai sasaran bagi studi kasus adalah individu yang menunjukan gejala mengalami kesulitan atau masalah yang serius, sehingga memerlukan bantuan yang serius pula.
  • 47. D. Ciri-ciri Studi Kasus. Studi kasus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data yang lengkap 2. Bersifat rahasia 3. Dilakukan secara terus menerus ( kontinyu ) 4. Pengumpulan data dilakukan secara ilmiah 5. Data diperoleh dari berbagai pihak. Dalam situasi konkrit di Indonesia, tidak mungkin menggunakan semua alat pengumpul data dan semua alat penyimpan data secara serentak, karena di kebanyakan sekolah pelayanan bimbingan dan konseling baru mulai dikembangkan, tidak mungkin dan tidak bijaksana untuk mulai menggunakan alat-alat itu sekaligus semua. Maka perlu ditentukan urutan prioritas, yaitu : • angket, wawancara informatif, buku rapor. • home visit, testing, rating scale • otobiografi, sosiometri, studi kasus E. Data yang Dikumpulkan dalam Studi Kasus. Data yang dikumpulkan dalam studi kasus adalah sebagai berikut : 1. Indentitas diri 2. Latar belakang keluarga 3. Lingkungan hidup ( sosial-ekonomi ) 4. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan 5. Riwayat kesehatan 6. Testing dalam berbagai bidang
  • 48. 7. Riwayat pendidikan sekolah 8. Pola kesusilaan dan keyakinan hidup 9. Riwayat pelanggaran hidup 10. Penggunaan waktu luang 11. Minat dan cita-cita hidup 12. Pergaulan dengan teman-teman. F. Langkah-langkah Studi Kasus. 1. Perencanaan. 2. Pengumpulan data. 3. Penggunaan dan pengolahan data. 4. Sintesa dan interpretasi data. 5. Membuat rencana pelaksanaan pertolongan. 6. Pelaksanaan rencana. 7. Evaluasi dan Follow up. G. Bagian-bagian Studi Kasus Studi kasus sebagai metode untuk mengadakan persiapan konseling dapat kita lihat adanya bermacam-macam bagian, yaitu : 1. Data identitas ( data pengenal ) 2. Tanda-tanda atau gejala yang nampak 3. Data-data sekitar klien : a. Latar belakang keluarga ( family background ) antara lain : • lingkungan rumah • bagaimana hubungan antar anggota keluarga
  • 49. • disiplin dalam rumah • status perekonomian keluarga • bagaimana sikap orang tua terhadap anak, dan sebaliknya b. Latar belakang jasmani dan kesehatan anak, antara lain : • kesehatan anak pada umunya • ciri-ciri jasmani • keadaan alat indera pada umumnya • keadaan phisical defect ( jika ada ) c. Data mengenai segi pendidikannya : • hasil belajar ( record ) di sekolah • kemajuan dan kemunduran di sekolah • kemampuan mengikuti pelajaran, dsb d. Sosial behavior dan minatnya : • hobinya • hubungan sosialnya • kepercayaan pada diri sendiri • inisiatifnya, dsb e. Data psycho test : • perhatiannya • bakatnya • achievementnya, dsb H. Contoh Studi Kasus.
  • 50. Nama : George C Kelas : III Umur : 8 tahun 3 bulan Keterangan : George dibawa ke klinik karena ia menunjukan kemunduran dalam pelajaran di sekolah terutama dalam membaca dan berhitung. Kesan Umum : Waktu pertama kali ia dibawa ke klinik ia sangat gugup. Setelah dijelaskan mengapa ia di bawa ke klinik tersebut ia mulai agak tenang. Ia menunjukan tanda-tanda kegembiraan dalam mengerjakan berbagai tes, menunjukan usaha dan perhatian dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Kadang-kadang ia melakukan usaha yang salah. Keadaan Fisik. Pemeriksaan medis menunjukan bahwa George anak yang mempunyai perkembangan kesehatan yang cukup baik. Ia 7 cm lebih tinggi dari ukuran normal dan 16 ons lebih berat dari ukuran normal. Pemeriksaan pendengaran menunjukan bahwa ia kurang dapat mendengar dengan tepat, 16,8 % kata-kata pada telinga kanan dan 20 % pada telinga kiri. Penglihatan baik. Kecakapan. Dalam tes inteligensi yang diambil dari Stanford Binet, ia menunjukan IQ 95. Sedangkan dari tes non verbal ia menunjukan IQ 99. Ia agak kurang dalam membaca pengertian tetapi cukup baik dalam membaca tehnis dan prounounciation. George tinggal dalam lingkungan rumah yang berbahasa Spanyol. Ibunya dapat berbahasa Inggris sedikit. Ayahnya cukup lancar dalam berbahasa Inggris tetapi kurang dalam
  • 51. menuruti grammar dan aksen yang tepat. Pada waktu George baru masuk kelas I ia baru menguasai bahasa Inggris sedikit sekali.
  • 52. Penyesuaian Sosial. George menunjukan keterlambatan dalam perasaan dan perkembangan sosial. Ia bermain dengan group anak laki-laki dan wanita yang berumur sekitar 6 - 8 tahun. Keinginan dan minatnya normal. Ia rupanya tidak senang kepada kakak perempuannya yang beruisa 1,5 tahun lebih tua dari padanya. Selain dengan kakak perempuannya ia tidak mempunyai kelainan dalam penyesuaian sosialnya. Interprestasi George adalah anak yang sebenarnya mempunyai kecakapan sedang. Kemundurannya dalam prestasi sekolah, disebabkan oleh faktor bahasa, ia kurang menguasai bahasa Inggris. Problem lain ialah kuarang matangnya perkembangan sosial dan hubungan yang tidak baik dengan kakak perempuannya. Kekurang tajaman dalam pendengaran tidak merupakan faktor penghambat dalam pekerjaan sekolah. Rekomendasi Kemunduruan dalam prestasi sekolah akan dapat diatasi dengan memberikan bimbingan yang baik dalam penguasaan bahasa. Kepada orang tua disarankan agar : 1. Membimbing George dalam mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi jangan sekali- kali mengerjakan sendiri pekerjaan tersebut. 2. Mengusahakan hubungan yang baik dengan kakak perempuannya 3. Mengusahakan agar George bermain-main dengan kawan-kawannya yang sebaya. 4. Menanamkan rasa tanggungjawab dan rasa tidak usah tergantung pada orang lain. 5. Agar memperbaiki kelancaran bahasa Inggris dari George dengan jalan menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan yang dilakukan dengan George.
  • 53.
  • 54. MATERI XII PEMERIKSAAN FISIK DAN KESEHATAN A. Pengertian. Pemeriksaan fisik dan kesehatan adalah salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui keadaan fisik dan keadaan kesehatan siswa. B. Kegunaan Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan. Untuk mengetahui perkembangan dan keadaan kesehatan siswa. Data tentang keadaan fisik dan kesehatan diperlukan dalam pemahaman individu karena seorang konselor harus mengetahui bahwa individu itu terdiri dari psycho, somatis / fisik dan rohani. Ketiganya merupakan kebulatan yang utuh, saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Tidaklah lengkap jika seorang pembimbing hanya mengambil salah satu segi saja atau tidak mengumpulkan data tentang keadaan fisik dan kesehatan siswa. Jadi mutlak jika kesehatan itu untuk kesempurnaan manusia. Sedangkan yang membuat diagnosa kesehatan adalah orang-orang yang berkecimpung dan berwenang dalam dunia medis. C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Seorang konselor harus mengetahui keadaan kesehatan jasmani dan rohani siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui : 1. Pertanyaan-pertanyaan atau pengamatan yang berkaitan tingkah laku siswa, misalnya mengenai bagaimana bicaranya, pendengarannya, apakah ada tanda-tanda neurosa, dsb. 2. Pertanyaan tentang penyakit yang pernah diderita.
  • 55. 3. Mengetahui tentang kesehatan keluarganya untuk mengetahui sifat-sifat keturunan apa saja yang dibawa siswa. D. Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan. Dilihat dari sifatnya, pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Secara Medis, ialah pemeriksaan yang dilakukan oleh ahli kesehatan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, perawat, mantri, dsb. Misalnya : • pemeriksaan penglihatan • pemeriksaan pendengaran • pemeriksaan penyakit-penyakit tertentu. 2. Secara Non Medis, ialah pemeriksaan yang dilakukan oleh guru dan konselor. Misalnya : • menimbang berat badan siswa • mengukur tinggi badan • mencatat ciri-ciri fisik • wawancara tentang riwayat kesehatan Dilihat dari cara berlangsungnya pemeriksaan kesehatan ini dapat dilakukan secara : 1. Periodik, yaitu pemeriksaan fisik dan kesehatan yang dilakukan secara periodik / berencana. Misalnya : • dilakukan pada awal tahun • dilakukan pada pertengahan tahun • dilakukan pada akhir tahun, dsb
  • 56. 2. Insidentil, yaitu pemeriksaan fisik dan kesehatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, tidak ditetapkan waktunya, yang dicatat ialah hal-hal yang dianggap penting pada waktu tertentu. Misalnya dilakukan bila siswa sakit secara tiba-tiba. E. Usaha untuk memberikan pengertian, menanamkan kesadaran dan memupuk rasa tanggung jawab atas kesejahteraan anak didik. Usaha yang dapat dilakukan antara lain : 1. Mengintegrasikan pendidikan kesehatan dalam kurikulum secara menyeluruh. 2. Membimbing dalam memperkembangkan pengetahuan dan sikap untuk hidup sehat yang sempurna. 3. Mencatat, mengamati, memeriksa secara periodik akan kesehatan seluruh warga sekolah. 4. Mengadakan pendidikan khusus untuk mendidik konselor dalam hal kesehatan. F. Contoh Kartu Pemeriksaan Kesehatan Contoh 1 Nama siswa : ............................ L/P : Kelas : ............................ Tanggal Aspek Keadaan Penyimpangan yang harus diperhatikan Penglihatan Pendengaran Bicara Jalan Lengan Bentuk tubuh
  • 58. Contoh : 2 Laporan Bulanan Guru UKS Bulan ..................... tahun ......................... --------------------------------------------------------------------------------------------- Nama Sekolah : Status Sekolah : Pelapor : --------------------------------------------------------------------------------------------- 1. Jumlah murid yang diperiksa : 2. Jumlah murid yang di tes penglihatan/pendengarannya : 3. Jumlah murid yang diobati : 4. Jumlah murid yang diimunisasi : 5. Jumlah murid yang sakit :
  • 59. MATERI XIII BIOGRAFI DAN OTOBIOGRAFI A. Pengertian Autobiografi merupakan karangan yang ditulis oleh murid sendiri tentang riwayat hidupnya sampai saat sekarang (WS. Winkel, 1985) Biografi dan Autobiografi adalah alat pengumpul data dalam rangka program bimbingan di sekolah untuk mengetahui bagaimana perkembangan hidup murid tertentu secara menyeluruh dan garis besarnya ( Depdikbud, 1975 ). Biografi adalah riwayat hidup atau catatan harian yang dapat merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data tentang murid yang ditulis oleh dirinya sendiri ( I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 ) Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian Biografi adalah suatu alat pengumpul data untuk mengetahui riwayat hidup seseorang yang ditulis orang lain. Otobiografi adalah alat pengumpul data untuk mengetahui riwayat hidup seseorang yang ditulis sendiri oleh orang itu hingga akhir hidupnya. B. Kegunaan Biografi dan Otobiografi Dalam bimbingan dan konseling Biografi dan otobiografi dapat dipergunakan untuk : 1. Memperoleh gambaran mengenai kejadian-kejadian penting dalam kehidupan individu. 2. Mengetahui reaksi-reaksi pribadi atau sikap pribadi terhadap kejadian-kejadian penting yang dihadapi individu dalam kehidupannya. 3. Memperoleh data mengenai individu / pribadi murid dan lingkungan hidupnya.
  • 60. C. Syarat Penggunaan Metode Biografi dan Obiografi Kedua metode tersebut dapat dipergunakan dalam bimbingan bila dipenuhi syarat- syarat sebagai berikut : 1. Harus ada kepastian bahwa membuat otobiografi / biografi akan berguna untuk membantu siswa dalam mengatasi permasalahannya atau kesulitannya. 2. Siswa tidak boleh dipaksa untuk membuat riwayat hidup. 3. Konselor sebaiknya memberikan beberapa petunjuk mengenai cara menulis riwayat hidup atau karangan antara lain urutan kronologis / urutan pembuatan dan hal yang perlu diperhatikan. 4. Dalam mengadakan interpretasi mengenai karangan yang sudah diserahkan , konselor harus mengingat batas-batas atau kelemahan dari suatu riwayat hidup. D. Bentuk Biografi dan otobiografi Dilihat dari strukturnya dapat digolongkan menjadi : 1. Bentuk Berstruktur, yaitu apabila biografi atau otobiografi disusun atau ditulis dengan struktur seperti yang diminta oleh pengumpul data. 2. Bentuk Tak Berstruktur, yaitu apabila pengumpul data memberikan kebebasan atau keterbukaan pada individu dalam menuliskan biografi atau biografi, jadi tidak ada pengarahan tentang isinya. E. Kelebihan Otobiografi / Biografi 1. Merupakan tehnik proyeksi yang banyak mengungkap tentang kehidupan batin klien. 2. Bagi konselor yang mendapat latihan khusus, akan mudah mendapatkan gambaran jiwa klien secara keseluruhan.
  • 61. 3. Melalui tehnik ini akan diperoleh pengertian tentang filsafat hidup seseorang, pandangan-pandangannya, cita-citanya, dsb. 4. Gambaran menegnai aspek-aspek yang penting dalam hidup klien sangat berguna bagi konselor atau guru. 5. Riwayat hidup juga berguna bagi klien sendiri yaitu dalam melukiskan perasaannya, tingkah lakunya sehingga ia lebih mengenal dirinya. 6. kadang-kadang dengan menulis riwayat dapat merupakan alat untuk melegakan perasaan ( katarsis). F. Keterbatasan Biografi / Otobiografi 1. Harus diinterpretasikan dalam hubungannya dengan data yang berasal dari sumber lain. 2. Penulisan riwayat hidup sangat tergantung pada kemampuan dan kecakapan individu dalam menulisnya. 3. Dibutuhkan kemampuan dan latihan serta pengalaman yang cukup matang bagi seorang konselor untuk menegrti atau memahami persoalan yang ada dibalik kalimat yang dituliskan. 4. Riwayat hidup bersifat subyektif. G. Garis besar Isi ( Pedoman ) Penulisan Riwayat Hidup 1. Keterangan tentang diri. a. Nama lengkap, nama panggilan b. Tempat, tanggal lahir. c. Alamat asal. d. Tempat tinggal sekarang.
  • 62. 2. Saya dan keluarga a. Anda anak keberapa. b. Apakah anda hidup dengan keluarga ? Jika tidak, mengapa ? c. Nama, umur dan pekerjaan orang tua. d. Nama, umur dan pekerjaan saudara-saudara anda. e. Kebiasaan, bakat, minat dari keluarga anda. f. Bahasa yang biasa dipergunakan. g. Terangkan hal-hal yang masih diingat sebelum masuk Sekolah Dasar seperti minat, teman bermain, kepandaian-kepandaian dan pengalaman yang luar biasa. 3. Riwayat kesehatan a. Tinggi dan berat badan. b. Penglihatan dan pendengaran. c. Penyakit yang paling berat yang anda derita dalam hidup, dimana, kapan, mengapa dan berobat kepada siapa. d. Pernahkan anda ditimpa kecelakaan, jenis apa, kapan, dan apa akibatnya. 4. Riwayat Pendidikan a. Tuliskan sekolah yang pernah anda masuki, namanya, dimana, kapan masuk dan keluarnya. b. Pernahkan anda tinggal kelas, di kelas berapa, di sekolah apa dan mengapa. c. Sebutkan mata pelajaran yang anda sukai dan yang kurang anda sukai pada masing-masing sekolah yang anda masuki.
  • 63. d. Sebutkan kegiatan ekstra kurikuler yang anda sukai pada masing-masing sekolah. e. Sebutkan dan jelaskan pengalaman yang paling berkesan bagi anda di setiap sekolah. f. Apakah rencana anda setelah tamat dari sekolah. 5. Rekreasi dan pengisian waktu luang. a. Apakah hobi anda ? b. Apakah anda seorang kolektor ? Jika ya, jelaskan kegiatan anda yang berhubungan dengan hal itu. c. Apakah anda berpartisipasi dalam kegiatan olah raga atau organisasi ? d. Sebutkan dan jelaskan bacaan dan film yang anda senangi. 6. Pribadi saya. a. Ciri jasmani anda. b. Apakah anda mudah bergaul dengan orang lain. c. Apakah anda lebih suka sendirian atau bersama orang lain. d. Apakah anda terkenal diantara teman anda ? e. Apakah anda merasa bahagia dari sebagian waktu yang anda miliki. f. Apakah filsafat hidup anda ? g. Apakah anda mempunyai bakat khusus, bagaimana rencana anda untuk mengembangkannya ? 7. Pekerjaan. a. Terangkan alasan anda memilih pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar di jurusan yang anda masuki sekarang ?
  • 64. b. Apakah anda yakin telah memilih pilihan yang tepat ?
  • 65. MATERI XIV KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT ) A. Pengertian Home Visit adalah salah satu tehnik pengumpul data dengan jalan mengunjungi rumah siswa untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa dan untuk melengkapi data siswa yang sudah ada yang diperoleh dengan tehnik lain (WS.Winkel, 1995). B. Alasan Penggunaan Home Visit 1. Hanya sebagian kecil waktu anak berada di sekolah dan selebihnya berada di rumah. Untuk melengkapi pengalaman membimbing tentang seseorang perlu mengetahui kehidupan keluarga di mana anak itu tinggal dan banyak melakukan kegiatan sesudah pulang sekolah. 2. Tidak sedikit masalah yang timbul di sekolah, berasal dari rumah. C. Tujuan Home Visit. 1. Membangun hubungan antara lembaga keluarga, sekolah dan masyarakat. 2. Mengumpulkan data yang berharga tentang latar belakang kehidupan anak dan keluarganya, mengumpulkan data dapat berarti mendapat data baru atau mengecek betul tidaknya data yang diperoleh melalui metode lain. 3. Lebih mengenal lingkungan hidup siswa sehari-hari, bila informasi yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh melalui angket dan wawancara informasi. 4. Untuk membicarakan kasus seorang siswa bila memerlukan kerjasama dengan orang tua. D. Langkah-langkah Home Visit
  • 66. 1. Persiapan a. Menentukan tujuan. b. Menentukan waktu pelaksanaan c. Mengirim surat pemberitahuan kepada orang tua yang diketahui oleh kepala sekolah. d. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, misalnya daftar pertanyaan dan pedoman observasi. 2. Pelaksanaan a. Perkenalan, dimaksudkan untuk mengadakan kontak yang baik agar konsep orang tua tidak bersifat defensif / mempertahankan diri. Untuk menciptakan hubungan baik, konselor harus bersikap sopan dan sabar, menjelaskan maksud dan tujuan home visit. Dengan demikian diharapkan orang tua siswa akan bersikap terbuka. b. Mengadakan observasi seperlunya. c. Mengadakan wawancara yang sesungguhnya dan secukupnya. 3. Penutup. Mengakhiri home visit dan minta diri. Akhirilah home visit pada waktu yang tepat, dengan melihat kemungkinan terjadinya kebosanan dan memeprtimbangkan waktu. 4. Pembuatan laporan. Dalam menyusun laporan home visit hendaknya dibuat juga kesimpulan ( sementara ). E. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Home Visit.
  • 67. 1. Mengadakan persiapan mental sebelumnya mengenai informasi apa yang ingin diperoleh . 2. Konselor perlu bersikap wajar, sopan dan menghargai dan ada kesediaan untuk menolong untuk menghindari memberikan kesan seolah-olah diadakan pemeriksaan atau penggeledahan. 3. Harus ada kepastian sebelum berkunjung ,bahwa kedatangan konselor akan disambut dengan baik. Kepastian itu dapat diperoleh dari surat balasan yang diberikan orang tua terhadap surat pemberitahuan dari sekolah mengenai rencana kunjungan rumah atau dengan menanyai siswa yang bersangkutan tentang rencana berkunjung ke rumahnya. Kalau siswa tidak menyukainya atau meragukan kerelaan orang tua menerima kunjungan petugas bimbingan / konselor, pada umumnya lebih baik rencana itu dibatalkan saja. 4. Membuat catatan seperlunya, sesuai dengan tujuan. 5. Hindari wawancara sepihak. 6. Pada ibu biasanya banyak tersimpan data. 7. Sebelum mengadakan home visit, sebaiknya pembimbing mempelajari data anak di sekolah. 8. Mencari data sejauh yang memungkinkan. 9. Pendekatan dapat dilakukan dari segi positif atau kekuatan dari keluarga anak. 10. Hasil dari home visit dipergunakan dalam rangka menolong. 11. Sesudah kembali dari kunjungan rumah, pembimbing membuat laporan singkat tentang informasi yang diperoleh dengan membedakan antara fakta dan data dengan kesan pribadi yang merupakan interpretasi terhadap informasi. Laporan itu
  • 68. disimpan sendiri dan tembusan dilampirkan pada kartu pribadi siswa yang bersangkutan. F. Informasi yang Diperoleh dalam Home Visit. Informasi yang dapat dikumpulkan biasanya mencakup hal-hal : 1. Letak rumah dan keadaan di dalam rumah : keadaan fisik daerah di sekitar rumah, ukuran rumah, perlengkapan di dalam rumah, sumber penerangan, dsb. 2. Fasilitas belajar yang tersedia bagi siswa : ruang belajar, meja belajar, macam sumber penerangan, sumber-sumber gangguan. 3. Kebiasaan belajar siswa : belajar pada waktu-waktu kapan, berinisiatif sendiri atau harus dikejar-kejar, belajar bersama teman atau sendirian. 4. Suasana keluarga : corak hubungan antara anak dan orang tua (akrab atau tidak), sikap orang tua terhadap sekolah, sikap orang tua terhadap teman-teman bergaul anaknya, harapan kedua orang tua terhadap anaknya, tekanan ekonomi, dsb. G. Keterbatasan Home Visit. 1. Menyita banyak waktu dari pembimbing di luar jam kerjanya. 2. Orang tua mudah merasa tidak enak dipancingi informasi macam-macam tentang keadaan keluarganya. 3. Informasi yang dapat diperoleh terbatas, sebab petugas bimbingan hanya melihat ruang tamu. 4. Pada umumnya orang tua cenderung memberikan kesan yang baik tentang keluarganya, sehingga informasi yang diberikan tidak / belum tentu menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. 5. Orang tua siswa belum menyadari pentingnya kunjungan rumah.
  • 69. 6. Hambatan bagi pembimbing yang belum matang secara pribadi dan dalam pemahaman sosial yaitu adanya kesukaran ketika berhubungan dengan orang tua. 7. Adanya perasaan curiga dari orang tua jika tujuan home visit tidak jelas. H. Kelebihan Home Visit 1. Mendapatkan secara langsung data dan masalah yang dihadapi oleh siswa. 2. Dapat untuk mencocokkan data yang sebelumnya telah diperoleh dari siswa. 3. Memperoleh hubungan timbal balik / kerjasama yang sehat antara pembimbing dan orang tua. I. Contoh Format Surat Pemberitahuan Home Visit SURAT PEMBERITAHUAN UNTUK HOME VISIT Sekolah ................., ............................. ................................... ................................... Kepada -------------------------- Yth. Sdr. ................................ Nomor : ................... ................................................ Hal : ................... ................................................ Dengan Hormat, Dengan ini kami menugaskan : 1. Sdr. .................................... 2. Sdr. .................................... selaku Koordinator dan Anggota Staf Bimbingan dan Konseling di sekolah tersebut untuk mengadakan kunjungan ke rumah saudara pada : Hari : ...................................... Tanggal : ...................................... Waktu : ...................................... dalam rangka usaha kami di bidang BK guna membicarakan masalah putra / putri Sdr.: Nama : ....................................... Kelas : ....................................... No. Induk : ....................................... Kami harapkan agar saudara bersedia untuk menerima kunjungan para petugas kami tersebut di atas dengan mengirimkan kembali surat yang kami lampirkan ini. Atas kesediaan Saudara kami ucapkan terima kasih.
  • 70. Kepala Sekolah .................... ( ................................... )
  • 71. ....................., ......................... Kepada Yth. Sdr. Kepala Sekolah .............. ............................................................ Dengan Hormat, Kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ......................................... Alamat : ......................................... Orang tua / wali dari murid : Nama : ......................................... Kelas : ......................................... No. Induk : ......................................... dengan ini menyatakan kesediaan kami untuk menerima kunjungan Sdr. ................................... dan Sdr. ..................................... ke rumah kami, pada : Hari : ......................................... Tanggal : ......................................... Waktu : ......................................... untuk membicarakan masalah yang dihadapi oleh putera / puteri kami tersebut di atas, sesuai dengan surat Sdr. tertanggal .................. Nomor .............. Demikian agar Saudara memakluminya. Hormat kami Orang tua / wali murid ( ..................................... )
  • 72.
  • 73. MATERI XV SOSIOMETRI A. Pengertian Sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan- hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid (I. Djumhur dan Muh. Surya, 1985 ). Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan ( Depdikbud, 1975 ). Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang ( Bimo Walgito, 1987 ). Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 - 50 orang ), berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok (WS. Winkel, 1985 ). Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa dalam kelompok ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sosiometri adalah suatu tehnik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok. B. Macam Sosimetri Tes Sosiometri ada dua macam , yaitu :
  • 74. 1. Tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu ( criterium ) bersama- sama dengan teman-teman yang dipilih. 2. Tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya. Tes sosiometri jenis pertama paling sering digunakan di institusi-institusi pendidikan dengan tujuan meningkatkan jaringan hubungan sosial dalam kelompok,sedangkan jenis yang kedua jarang digunakan, dan inipun untuk mengetahui jaringan hubungan sosial pada umumnya saja. C. Ciri khas penggunaan angket sosiometri atau tes sosiometri , yang terikat pada situasi pergaulan sosial atau kriterium tertentu. 1. Dijelaskan kepada siswa yang tergabung dalam suatu kelompok, misalnya satuan kelas, bahwa akan dibentuk kelompok-kelompok lebih kecil ( 4-6 orang ) dalam rangka mengadakan kegiatan tertentu, seperti belajar kelompok dalam kelas, rekreasi bersama ke pantai, dsb. Kegiatan tertentu itu merupakan situasi pergaulan sosial ( criterion ) yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan. 2. Setiap siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan nama beberapa teman di dalam kelompok, dengan siapa dia ingin dan lebih suka melakukan kegiatan itu. Jumlah teman yang boleh dipilih biasanya tiga orang, dalam urutan pilihan pertama, kedua, dan ketiga. Yang terungkap dalam pilihan-pilihan itu bukanlah jaringan hubungan sosial yang sekarang ini sudah ada, melainkan keinginan masing-masing siswa terhadap kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal pembentukan kelompok. Pilihan-pilihan itu dapat berubah, bila tes sosiometri
  • 75. diterapkan lagi pada lain kesempatan terhadap kegiatan lain (kriterium berbeda ). Ada kemungkinan siswa akan memilih teman-teman yang lain untuk belajar bersama di kelas, dibanding dengan pilihan-pilihannya untuk pergi piknik bersama. Pilihan-pilihan siswa tidak menyatakan alasan untuk memilih, kecuali bila hal itu dinyatakan dalam tes. Pilihan-pilihan juga tidak menyatakan tentang sering tidaknya bergaul dengan teman-teman tertentu, atau intim tidaknya pergaulan dengan teman-teman tertentu; bahkan tidak mutlak terungkapkan taraf popularitas siswa tertentu, dalam arti biasanya mempunyai banyak teman, beberapa teman atau sama sekali tidak mempunyai teman. 3. Setiap siswa dalam kelompok menangkap dengan jelas kegiatan apa yang dimaksud, dan mengetahui bahwa kegiatan itu terbuka bagi semua. 4. Pilihan-pilihan dinyatakan secara rahasia dan hasil keseluruhan pemilihan juga dirahasiakan. Hal ini mencegah timbulnya rasa tidak enak pada siswa, yang tidak suka pilihannya diketahui umum atau akan mengetahui bahwa ia tidak dipilih. Ciri kerahasiaan juga memungkinkan bahwa dibentuk kelompok-kelompok kecil yang tidak seluruhnya sesuai dengan pilihan-pilihan siswa. 5. Biasanya siswa diminta untuk menyatakan siapa yang mereka pilih, bukan siapa yang tidak mereka pilih dalam urutan tidak begitu disukai, kurang disukai, tidak disukai, sama sekali tidak disukai. menyatakan pilihan yang negatif mudah dirasakan sebagai beban psikologis. 6. Tenaga kependidikan yang dapat menerapkan tes sosiometri adalah guru bidang studi, wali kelas, dan tenaga ahli bimbingan, tergantung dari kegiatan yang akan dilakukan.
  • 76. D. Kegunaan Sosiometri Sosiometri dapat dipergunakan untuk : 1. Memperbaiki hubungan insani. 2. Menentukan kelompok kerja 3. Meneliti kemampuan memimpin seseorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu. 4. Mengetahui bagaimana hubungan sosial / berteman seorang individu dengan individu lainnya. 5. Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individu dalam kelompok sosial tertentu. 6. Menemukan individu mana yang diterima / ditolak dalam kelompok sosial tertentu. E. Norma-norma Sosiometri Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu lain dapat dilihat dari beberapa segi yaitu : 1. Frekwensi hubungan, yaitu sering tidaknya individu bergaul. makin sering individu bergaul, pada umumnya individu itu makin baik dalam segi hubungan sosialnya. Bagi individu yang mengisolir diri, di mana ia kurang bergaul, hal ini menunjukkan bahwa di dalam pergaulannya kurang baik. 2. Intensitas hubungan, yaitu intim tidaknya individu bergaul. Makin intim/mendalam seseorang dalam hubungan sosialnya dapat dinyatakan bahwa hubungan sosialnya makin baik. Teman intim merupakan teman akrab yang mempunyai intensitas hubungan yang mendalam.
  • 77. 3. Popularitas hubungan, yaitu banyak sedikitnya teman bergaul. Makin banyak teman di dalam pergaulan pada umumnya dapat dinyatakan makin baik dalam hubungan sosialnya. Faktor popularitas tersebut digunakan sebagai ukuran atau kriteria untuk melihat baik tidaknya seseorang dalam hubungan atau kontak sosialnya. F. Manfaat Sosiometri dalam Bimbingan. Dengan mempelajari data sosiometri seorang konselor dapat : 1. Menemukan murid mana yang ternyata mempunyai masalah penyesuaian diri dalam kelompoknya. 2. Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara murid-murid dengan penerimaan sosialnya. 3. Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian murid terhadap masalah pergaulan yang sedang dialami oleh individu tertentu. 4. Merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian di kelas tertentu. Cara untuk menciptakan suasana / iklim sosial yang baik : • Membentuk kelompok belajar / kelompok kerja . • Mempersatukan kelompok minoritas dalam klik di dalamsatu kelas. • Menciptakan hubungan baik dan harmonis • Membangun perasaan berhasil dan berprestasi. Hendaknya ditanamkan rasa bahwa kalau kompak, akan berhasil baik. G. Tahap-tahap Pelaksanaan Sosiometri
  • 78. 1. Tahap Persiapan. • Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki. • Memberikan informasi atau keterangan tentang tujuan penyelenggaraan sosiometri. • Mempersiapkan angket sosiometri. 2. Tahap Pelaksanaan. • Membagikan dan mengisi angket sosiometri. • Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah angket sudah diisi dengan benar 3. Tahap Pengolahan. • Memeriksa hasil angket • Mengolah data sosiometri dengan cara menganalisa indeks, menyusun tabel tabulasi, membuat sosigram. H. Bentuk-bentuk Sosiogram. Sosiogram adalah diagram yang menunjukkan hubungan atau interaksi individu dalam sebuah kelompok, yang sekaligus dapat pula ditemukan pola hubungan sosial individu dengan individu lainnya. Sosiogram dapat dituangkan dalam bentuk sejumlah lingkaran (dari terkecil sampai terbesar) dan dalam bentuk lajur. Contoh sosiogram : 1. Bentuk Lajur. Jumlah Pilihan Sosiogram 3 B D 2 A
  • 79. 1 C 2. Bentuk Lingkaran C 3 2 1 0 B D A Hal-hal yang dapat ditemukan dalam sosiogram : 1. Apakah terdapat lebih banyak pilihan searah atau dua arah (saling memilih). 2. Apakah terdapat banyak pilihan antara siswa-siswa dan siswi-siswi ataukah hanya sedikit. 3. Apakah terdapat kelompok yang cenderung bersifat tertutup karena banyak terdapat saling memilih sebagai pilihan pertama dan kedua (klik). 4. Apakah ada siswa yang tidak mendapat pilihan sama sekali (terisolir) atau hanya sedikit pilihan, apalagi pilihan ketiga saja (terabaikan). 5. Apakah ada siswa yang mendapat banyak pilihan, apalagi sebagai pilihan pertama. 6. Siswa ini dapat dianggap populer dalam kelompok seluruh kelompok teman, tetapi hanya dalam rangka kegiatan yang menjadi kriterium. I. Interpretasi Data Sosiometri 1. Menurut Moreno, seorang ahli ilmu jiwa sosial, ada tiga periode dalam mengembangkan kelompok sosial :
  • 80. a. Periode awal sosialisasi. Periode ini dilewati anak sampai dengan usia 9 tahun. Ciri-ciri kelompok ini adalah : • Ditemui banyaknya individu yang terisolir, karena pada usia ini berpusat pada dirinya sendiri. • Sedikit dijumpai hubungan yang saling memilih. • Kurang stabil. b. Periode Sosialisasi I. Periode ini dilalui anak pada usia 9 - 14 tahun. Ciri-cirinya : • Ada kecenderungan untuk membentuk kelompok-kelompok kecil diantara mereka, yang biasanya kelompok ini berdiri sendiri. • Pada umumnya terlihat ada kegiatan yang kooperatif untuk mencapai tujuan tertentu. • Kelompok-kelompok kecil yang ada biasanya terdiri dari satu jenis kelamin. c. Periode Sosialisasi II Periode ini dilalui anak pada usia 14 tahun ke atas. Ciri-ciri kelompok ini : • Sudah ada pembauran antara anak laki-laki dan perempuan. • Ada peningkatan dalam kompleksitas struktur sosial. • Jumlah anak yang terisolir relatif meningkat, dibanding periode sebelumnya, karena : meningkatnya tuntutan kelompok tertentu semakin kompleks. intensitas hubungan semakin dalam (intim/tidaknya hubungan seseorang).
  • 81. Interpretasi anak terisolir . Ciri-ciri anak terisolir / tidak diterima dalam kelompok : a. Meninggalkan kelompoknya dan tindak-tanduknya agresif. b. Walaupun ada yang memilihnya, tetapi dia tidak dipilih oleh kelompok sehingga ia lepas dari kelompoknya. c. Adanya perasaan rendah diri. Misalnya : emosi yang tidak stabil, cemas dan sensitif akan penampilan fisiknya. d. Memperlihatkan kegagalan-kegagalan untuk mendapatkan penghargaan dari teman sebayanya dan ia gagal menemukan seseorang yang dapat ia percayai. e. Pada umumnya mereka tidak dapat mengatasi situasi-situasi sosial dengan wajar dan gagal ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. 2. Menurut Mary Nortway Menurut pendapatnya anak yang terisolir dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Recessive Group ( meninggalkan diri dari kelompok ). Tanda-tandanya : • Tidak mempedulikan penampilan diri. • Tidak tertarik akan hal-hal yang ia miliki. • Kurang tertarik akan orang-orang dan kejadian. • Pada umumnya mempunyai cacat mental. • Pada umumnya kurang efektif menggunakan ketrampilan karena adanya tekanan emosi dalam dirinya. b. Un Interested Group. Ciri-cirinya :
  • 82. • Memperlihatkan kepentingan pribadinya lebih besar daripada kepentingan sosial ( anak yang mempunyai ego sangat besar ). • Biasanya mempunyai kesenangan tertentu. c. In Efective Group. Ciri-cirinya : • Ramai • Nakal • Sombong • Agresif yang dinampakkan dengan kekerasan fisiknya. • Suka memberontak. Selain itu, ia juga mengemukakan tanda-tanda anak populer / star sebagai berikut: a. Pada umumnya kualitas kepribadian yang menyenangkan. b. Relatif bebas dari perasaan rendah diri dan kecemasan. c. Kurang begitu sensitif / kurang peka terhadap penampilan fisiknya. d. Mempunyai stabilitas yang tinggi dalam perkembangan emosinya dan mempunyai kepercayaan pada dirinya bahwa ia dihargai oleh kelompok sosialnya. e. Mempunyai lebih banyak teman dekat / sahabat dan banyak berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan kelompok. 3. Menurut Daniel S Belden. Beberapa metode dalam mempergunakan sosiometri :
  • 83. a. Baik laki-laki maupun perempuan cenderung memilih teman terhadap mereka yang secara umur dan prestasi sekolah mereka sama, tetapi lebih sedikit superior dalam hal penyesuaian diri. b. Anak yang relatif terlalu tua, muda, pandai, bodoh, dalam hubungan di kelompoknya cenderung menjadi terisolir. c. Seorang anak yang secara nyata superior tetapi tergolong inferior, bagi pemilihannya cenderung ditolak begitu juga sebaliknya. d. Anak-anak mempunyai kecenderungan untuk menghindari sedapat mungkin teman sekelasnya yang ketrampilan mentalnya ternyata superior atau inferior. e. Berdasarkan penelitian lainnya menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih muda dapat mencapai status sosial rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang mempunyai umur sebaya atau di atasnya. J. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Sosiometri 1. Sosiometri tidak seharusnya dipergunakan sendirian, terlepas dari data yang dikumpulkan melalui metode lain. 2. Agar menghasilkan data yang valid, pembimbing/pengumpul data harus mengikuti semua prosedur / langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri secara tepat. 3. Informasi yang diperoleh harus dijaga kerahasiannya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya anak yang terisolir menjadi makin rendah diri. 4. Perlu diusahakan untuk meniadakan klik-klik di dalam kelompok sosial.
  • 84. 5. Pemindahan anak-anak yang terisolir masuk ke dalam kelompok lain, harus diperhatikan interaksi penerimaan kedua belah pihak. 6. Pembimbing perlu menyadari kebutuhan khusus apa yang diperlukan oleh individu-individu tertentu. K. Angket / Kuesioner Sosiometri Untuk mendapatkan materi di dalam sosiometri, biasanya dipergunakan angket sosiometri dan hasil dari kuesioner ini diolah lebih lanjut sehingga menghasilkan sosiometri itu. Angket tersebut dapat berbentuk sebagai berikut : 1. Bentuk pertama. Tanggal : ........................... Nama : ........................... Kriterium : ........................... Yang disukai : Yang tidak disukai : 1. ............................................. 1. ............................................ 2. ............................................. 2. ............................................ 3. ............................................ 3. ............................................ 2. Bentuk kedua. A. Siapakah diantara teman-temanmu yang kamu pilih sebagai teman belajar ? 1. ............................................ alasan ............................................... 2. ............................................ alasan ............................................... 3. ............................................ alasan ............................................... B. Siapakah diantara teman-temanmu yang tidak kamu sukai untuk belajar bersama ? 1. ............................................ alasan ...............................................
  • 85. 2. ............................................ alasan ............................................... 3. ............................................ alasan ............................................... Dengan melihat angket sosiometri, kita dapat mengetahui macam/ bentuk dalam menentukan hubungan sosial : 1. Pemilihan sebagai arah yang positif. 2. Pemilihan sebagai arah yang negatif. L. Konfigurasi dalam Sosiogram Sehubungan dengan macam/bentuk hubungan sosial (pemilihan dan penolakan), maka kita dapat mengetahui adanya beberapa konfigurasi yang menyatakan erat tidaknya hubungan/relasi sosial yang terjadi. Konfigurasi adalah hubungan atau relasi sosial dari individu -individu dalam suatu kelompok sehingga membentuk suatu susunan yang tertentu (Bimo Walgito, 1987). Macam-macam konfigurasi adalah sebagai berikut: 1. Bentuk ini merupakan suatu persahabatan atau hubungan yang erat, intensitas yang cukup kuat. A B C 2. Bentuk ini mempunyai intensitas hubungan yang lebih kuat dari pada konfigurasi yang pertama. A B C
  • 86. 3. Konfigurasi ini kurang baik, karena jika M yang berkedudukan sebagai pusat tidak ada, maka kelompok ini akan bubar. M
  • 87. 4. Konfigurasi ini mempunyai intensitas hubungan yang cukup kuat. A B C D E 5. Konfigurasi ini mempunyai intensitas hubungan yang kuat sekali, yang tidak mudah terpisah karena masing-masing mempunyai hubungan sosial yang baik. A B C D E Dalam sosiogram, berdasarkan cara memilih dan jumlah pemilih dapat dilihat adanya kasus-kasus istimewa yaitu : 1. Yang paling banyak dipilih disebut bintang (star). 2. Yang paling sedikit dipilih atau sama sekali tidak dipilih disebut terpencil (isolated). 3.Yang saling memilih disebut timbal balik (mutual). 4. Tiga orang yang saling memilih disebut segitiga (triangle). 5. kelompok tertutup (klik). Ada tiga bentuk klik yaitu: a. Klik chain A B C D
  • 88. b. Klik terbuka. A B C D E c. Klik tertutup. A B C M. Analisa Indeks. Pada umumnya hasil sosiometri itu dianalisa lebih lanjut dan salah satunya adalah dengan analisa indeks. Dalam analisa ini kita menghitung berapakah jumlah indeks untuk masing-masing individu dalam tiap-tiap kelompok yang ingin diselidiki. dalam analisa ini ada 3 status kedudukan, yaitu : 1. Status pemilihan (choice status : cs). Untuk mencari status pemilihan dari seseorang dalam suatu kelompok dapat dicari dengan rumus : jumlah anak yang memilih A csA = ------------------------------------------- N - 1 Range : 0 sampai 1. Jika indeks popularitasnya 0, berarti popularitas individu itu jelek (tidak ada yang memilih). Jika indeks popularitasnya 1, berarti popularitas individu itu baik (semua
  • 89. memilih individu tersebut). Dengan demikian kita dapat menempatkan tiap-tiap individu/anak pada rentang tersebut . 2. Status penolakan (rejection status : rs) Rumus : jumlah anak yang menolak A rsA = ----------------------------------------- N - 1 Range : -1 sampai 0. Jika indeks popularitas -1, berarti individu itu ditolak (tidak disenangi teman-temannya). Jika indeks popularitasnya 0, berarti individu itu tidak ditolak (disenangi teman-temannya). Setelah kita mengetahui indeks dari masing-masing anak dalam pergaulan sosialnya dengan teman-temannya, selajutnya kita dapat menempatkan masing-masing anak dalam rentang pergaulannya. 3. Status pemilihan dan penolakan (cs dan rs) Rumus : jumlah pemilih A - jumlah penolak A cs.rs A = ---------------------------------------------------- N - 1 Range : -1 sampai 1 Jika indeks popularitas -1, berarti iindividu itu paling ditolak. Jika indeks popularitasnya 1, berarti individu itu paling populer. Dengan skala ini kita dapat menempatkan masing-masing anak dalam rentang pergaulannya sesuai dengan nilai indeks yang dicapai oleh masing-masing anak dalam kelompok itu.
  • 90. Keterangan : A : kode anak yang diselidiki. N : jumlah anak dalam kelompok Contoh menghitung analisa indeks ! Dari hasil angket sosiometri, dapat dibuat tabulasi sebagai berikut: Pemilih Dipilih A B C D E Jml pemi -lih Jml peno- lak A h r h r 2 2 B h h r h 3 1 C r r r r 0 4 D h h h r h 4 0 E r r r h 1 3 4 4 4 4 4 10 10 Keterangan : h: disukai r: tidak disukai Setelah tabulasi dibuat, selanjutnya kita dapat mencari indeks popularitas dari masing-masing individu. Sebagai contoh, misalnya kita akan mencari indeks popularitas A dan B : 2 2 3 3 cs A = ------ = ------- = 0.5 cs B = ------ = ------- = 0.75 5 - 1 4 5 - 1 4 2 2 1 1 rs A = --------- = ------- = 0.5 rs B = --------- = -------- = 0.25
  • 91. 5 -1 4 5 - 1 4 2 - 2 0 3 - 1 2 cs.rs A = --------- = ---- = 0 cs.rs B = -------- = ------ = 0.5 5 - 1 4 5 - 1 4 N. Kelebihan dan kelemahan Sosiometri 1. Kelebihan sosiometri Dengan sosiometri kita dapat : a. mengetahui hubungan sosial antar siswa. b. meningkatkan hubungan sosial antar siswa. c. menempatkan siswa dalam kelompok yang sesuai. d. menemukan siswa mana yang mempunyai masalah penyesuaian diri dengan kelompoknya. e. membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara siswa dengan penerimaan sosialnya. f. membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam pergaulan yang sedang dialami. g. membantu konselor dalam menciptakan iklim sosial yang lebih baik dengan menyesuaikan program yang konstruktif. 2. Kelemahan sosiometri. a. sangat sulit dijamin kerahasiaannya, karena siswa cenderung saling mananyai pilihannya. b. siswa memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan pekerjaan, tetapi atas dasar rasa simpati dan antipati.
  • 92. c. memerlukan waktu banyak / lama.