Variasi teknik dalam pengumpulan data kualitatif cukup banyak, dan semuanya memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Memilih teknik yang benar, berarti mampu memilih pisau yang 'pas' untuk memotong buah-buahan.
Variasi teknik dalam pengumpulan data kualitatif cukup banyak, dan semuanya memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Memilih teknik yang benar, berarti mampu memilih pisau yang 'pas' untuk memotong buah-buahan.
Dalam penelitian kuantitatif,peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti .
Dalam penelitian kuantitatif,peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti .
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. TEKNIK PENGUMPULAN DATA : INTERVIU, OBSERVASI DAN
KUESIONER
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Penganpu :
Dr. H. Chaerul Rochman M.Pd
Dindin Nasrudin S.Pd, M.Pd, M.M
Oleh :
Intan Novia Giftianty (1142070088)
Wildan Zikbal (1142070081)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh seorang peneliti
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Metode ini digunakan dengan menarik
kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum
( Nana ,1992:7 ).Sedangkan menurut Sugiyono (2009:225) bahwa pengumpulan data dapat
diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka teknik pengumpulan adalah suatu teknik yang
dilakukan dalam mengumpulkan data untuk mendapatkan fakta dan kesimpulan dari penelitian
melalui observasi, interviu, kuisioner.
A. Observasi
Observasi menurut Kusuma (1987:25) adalah pengamatan yang dilakukan dengan
sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki.
“Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung”(Sukmadinata, 2011:
220). Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur,
observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan observasi nonpartisipan.
Menurut Arikunto (Gunawan, 2013: 143), observasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematis.Sedangkan Marshall (Sugiyono, 2013: 226) menyatakan
bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning
attached tothose behavior”. Yang berarti bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Tjetjep Rohendi Rohidi, (2011: 184-189) juga
mengemukakan bahwa“...dalam observasi, terdapat setidak-tidaknya tiga macam metode
observasi yaitu, observasi biasa, observasi terkendali, dan observasi terlibat”. Di bawah ini
akan dijelaskan mengenai beberapa macam observasi, diantaranya sebagai berikut:
a) Observasi Biasa
Peneliti yang menggunakan metode ini, tidak perlu terlibat dalam hubungan emosi
dengan pelaku yang menjadi sasaran penelitiannya. Penelitian ini juga tidak melakukan
kontak atau komunikasi dengan pelaku seni yang diamatinya, melainkan hanya
3. mengumpulkan informasi apa yang dilihat baik secara langsung oleh mata maupun
dibantu dengan alat dokumentasi.
b) Observasi Terkendali
Observasi terkendali ini sama dengan observasi biasa yaitu tidak perlu terlibat dalam
hubungan emosi dengan pelaku. Perbedaannya, pada observasi terkendali para pelaku
yang akan diamati dipilih dan kondisi-kondisi yang ada dalam ruang atau tempat
kegiatan dikendalikan oleh peneliti.
c) Observasi Terlibat
Observasi ini bentuk khusus observasi yang menuntut keterlibatan langsung pada dunia
sosial yang dipilih untuk diteliti. Keterlibatan peneliti dalam penelitian memberi
peluang yang sangat baik untuk melihat, mendengar, dan mengalami realitas
sebagaimana yang dilakukan dan dirasakan oleh para pelaku, masyarakat serta
kebudayaan setempat.
1. Metode observasi Nonpartisipan
Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja, sistematis
mengenai gejala- gejala yang terjadi untuk kemudian dilakukan pencatatan( Joko ,2004 :
63). penelitian ini meneliti secara observasi non partisipan, jadi peneliti datang di tempat
kegiatan yang diamati, tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Tahapan yang
dilakukan peneliti dalam observasi adalah sebagai berikut:
a) Observasi Deskriptif
Observasi ini dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai
objek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti,
maka peneliti melakukan penjelajahan umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi
terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Semua data direkam, oleh karena
itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata.
b) Observasi Terfokus,
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour obsevation, yaitu suatu observasi
yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu.
c) Observasi Terseleksi
4. Pada tahap ini peneliti telah menguraikan focus yang ditemukan sehingga datanya lebih
rinci, dengan begitu pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan,
dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan
kategori lain(Sugiyono,2010 : 203).
2. Metode Observasi Partisipan
Menurut Susan dalam Sugiyono (2006) dalam observasi partisipatif peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan
berpartisipasi dalam aktifitas mereka. Jadi Observasi partisipasi merupakan metode
pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar berada dalam
keseharian pelaku yang diteliti atau informan, keberadaan peneliti dapat terlibat secara
aktif maupun tidak aktif. Spradley (1980) membagi partisipasi atau keterlibatan peneliti
menjadi empat yaitu;
(1) partisipasi pasif, di mana peneliti datang mengamati tetapi tidak ikut terlibat
kegiatan yang diamati
(2) partisipasi moderat, dimana peneliti kadang ikut aktif terlibat kegiatan kadang
tidak aktif
(3) partisipasi aktif, di mana peneliti terlibat aktif dalam kegiatan yang diteliti
(4) partisipasi lengkap,di mana peneliti sudah sepenuhnya terlibat sebagai orang
dalam, sehingga tidak kelihatan sedang melakukan penelitian.
Untuk mendapatkan data yang akurat sebaiknya menggunakan observasi dengan
partisipasi lengkap, karena sebagai orang dalam peneliti leluasa mengamati dan
mendapatkan makna sesungguhnya dari apa yang diamati.
3. Metode Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang
apa yang akan diamati, dimana tempatnya. Jadi observasi ini dilakukan apabila peneliti
telah tahu dengan pasti tentang variabel yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Pedoman wawancara terstruktur atau kuesioner tertutup juga dapat digunakan sebagai
pedoman untuk melakukan observasi ini.
4. Metode Observasi Tidak Terstruktur
Observasi ini adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti apa
5. yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peniliti tidak menggunakan instrument
baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Menurut Nasution (1988) :
1. Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.
2. Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
4. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
5. Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
6. Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.
B. Interviu/Wawancara
Interview/ wawancara adalah menanyakan beberapa pertanyaan yang berkaitan
dengan data yang kita butuhkan. Sejalan dengan apa yang dikemukakan Lexi bahwa
wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu( Lexy : 186). Metode ini
merupakan metode untuk mencari data yang dilakukan dengan cara bertemu langsung
dengan responden atau sumber data. Cara ini dilakukan dengan cara komunikasi verbal
jadi semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi ( Nasution,1991
:153). Esterberg (Sugiyono, 2013: 233) mengemukakan beberapa macam wawancara,
yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak
terstruktur.
a) Wawancara terstruktur (Structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan
diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumenberupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan.Menurut Gunawan (2013, 162-163), peneliti kualitatif jarang sekali
menggunakan wawancara terstruktur karena keterbatasan pada wawancara ini membuat
data yang diperoleh tidak kaya. Wawancara ini menghemat waktu dan membatasi efek
pewawancara apabila sejumlah pewawancara yang berbeda terlibat dalam penelitian.
Akan tetapi, jenis wawancara ini mengarahkan respons informan dan tidak tepat
digunakan pada pendekatan kualitatif. Peneliti kualitatif menggunakan pertanyaan yang
berstruktur ini hanya untuk mendapatkan data sosio-demografik, seperti usia,lamanya
kondisi yang dialami, lamanya pengalaman, pekerjaan, kualifikasi, dan lain-lain
b) Wawancara semiterstruktur
6. Dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menumkian permasalahan
secara lebih terbuka, di mana pikah yang diwawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat
apa yang dikemukakan oleh informan. Wawancara tidak terstruktur (Unstructured
interview)
c) Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana
Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam
wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh
responden.
Lincoln dan Guba (Sugiyono, 2013: 235) mengemukakan ada tujuh langkah
penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
3. Mengawali atau membuka alur wawancara.
4. Melangsungkan alur wawancara.
5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
C. Kuesioner
Terdapat banyak pendapat mengenai kuesioner dari para ahli, namun pada itinya
merujuk pada hal yang sama dan saling selaras. Oleh karenanya dapat kita ambil
diantaranya, angket atau kuisioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan
tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden,yang
dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden.
(Suroyo anwar, 2009:168).
Adapun berdasarkan Depdikbud pada tahun 1975 angket adalah suatu alat
pengumpul data berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk
mendapat jawaban. Atau secara tekis angket juga dikenal dengan sebuah kuisioner,alat
7. ini secara besar terdiri dari tiga bagian yaitu:judul angket.pengantar yang berisi
tujuan,atau petunjuk pengisian angket,dan item-item pertanyaan yang berisi opini atau
pendapat dan fakta. (Komalasari, 2011:81). Sedang menurut Ws Wingkel(1987)
kuesioner adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab
secara tertulis juga.
Adapun terdapat tiga jenis pertanyaan dalam kuesioner, yakni pertanyaan
tertutup, terbuka, dan gabungan tertutup dan terbuka. Pertanyaan dengan jawaban
terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan penuh kepada responden untuk
menjawabnya. Di sini peneliti tidak memberikan satupun alternatif jawaban.
Sedangkan pertanyaan dengan jawaban tertutup adalah sebaliknya, yaitu semua
alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh peneliti. Responden tinggal
memilih alternatif jawaban yang dianggapnya sesuai. Berikut penjelasan lengkapnya:
a. Kuesioner dengan jawaban tertutup: Salah satu keuntungannya untuk kuesioner
ini adalah sebagai berikut: (1) jawaban-jawaban bersifat standar dan bisa
dibandingkan dengan jawaban orang lain; (2) jawaban-jawabannya jauh lebih
mudah dikoding dan dianalisis, bahkan sering secara langsung dapat dikoding
dari pertanyaan yang ada, sehingga hal ini dapat menghemat tenaga dan waktu;
(3) responden lebih merasa yakin akan jawaban-jawabannya, terutama bagi
mereka yang sebelumnya tidak yakin; (4) jawaban-jawaban relatif lebih lengkap
karena sudah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti; dan (5) analisis dan
formulasinya lebih mudah jika dibandingkan dengan model kuesioner dengan
jawaban terbuka. Meskipun demikian, ada juga kelemahannya, yakni: (1) sangat
mudah bagi responden untuk menebak setiap jawaban, meskipun sebetulnya
mereka tidak memahami masalahnya; (2) responden merasa frustrasi dengan
sediaan jawaban yang tidak satu pun yang sesuai dengan keinginannya; (3)
sering terjadi jawaban-jawaban yang terlalu banyak sehingga membingungkan
responden untuk memilihnya; (4) tidak bisa mendeteksi adanya perbedaan
pendapat antara responden dengan peneliti karena responden hanya disuruh
memilih alternatif jawaban yang tersedia.
8. b. Kuesioner dengan jawaban terbuka: Keuntungannya antara lain adalah: (1)
dapat digunakan manakala semua alternatif jawaban tidak diketahui oleh
peneliti, atau manakala peneliti ingin melihat bagaimana dan mengapa
c. Kuesioner dengan jawaban tertutup dan terbuka (gabungan): Untuk
menjembatani kekurangan-kekurangan seperti tadi, maka sering digunakan
pertanyaan model gabungan antara keduanya. Dengan model tertutup dan
tebuka, semua kekurangan seperti tadi bisa diatasi. Misalnya dalam satu
pertanyaan, disamping disediakan alternatif jawaban oleh peneliti, juga perlu
disediakan alternatif terbuka (c. …………… ) untuk diisi sendiri oleh
responden sesuai dengan pendapatnya secara bebas. Dalam mengolah data
untuk model terakhir ini, bisa dilakukan pengelompokan ulang atas semua
jawaban responden pada alternatif terbuka tadi. Atau bisa juga peneliti melihat
ulang apakah jawaban responden yang terakhir itu sebenarnya sudah termasuk
ke dalam salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Dan jika ternyata
jawabannya sama dengan salah satu alternatif jawaban yang tersedia namun
dalam bahasa yang berbeda, peneliti bisa menganggapnya sebagai jawaban
seperti pada alternatif yang tersedia tadi. Contoh sebuah pertanyaan sederhana
dengan alternatif jawabannya: Tujuan Anda berkunjung ke perpustakaan
adalah: (1) mengerjakan tugas-tugas akademik; (2) mencari informasi
akademik untuk kepentingan tugas dari dosen; (3) menambah wawasan; (4)
………… menambah pengetahuan. (Responden menjawab dengan tulisan
sendiri pada alternatif yang terbuka ini). Kita bisa melihat bahwa sebenarnya
jawaban responden tersebut sama atau hampir sama dengan alternatif nomor
(3) menambah wawasan.
Beberapa permasalahan yang mungkin dan bahkan sering terjadi dan bagaimana
cara memperbaikinya adalah sebagaimana disarankan oleh Bailey (1987), sebagai
berikut:
a. Responden sering menganggap wawancara tidak masuk akal dan bahkan
sering menganggapnya sebagai dalih (subterfuge) untuk tujuan-tujuan
tertentu misalnya komersial. Alternatif pemecahannya antara lain adalah
9. menyampaikannya dalam pengantar bahwa penelitian yang akan dilakukan
benar-benar untuk tujuan nonkomersial. Tentu saja dengan kata-kata yang
baik dan sopan.
b. Responden merasa terganggu dengan adanya informasi yang dirasa
menyerang dirinya atau kepentingannya, misalnya takut dirilis di media
massa. Pemecahannya adalah menghindari pertanyaan yang sensitif, serta
diyakinkan bahwa tidak akan ada nama responden di dalamnya.
c. Responden menolak bekerja sama atas dasar pengalaman masa lalu.
Upayakan untuk meyakinkan responden bahwa ini beda, beri pengertian
bahwa responden dalam hal ini turut berjasa dalam membantu penelitian
ini.
d. Responden yang tergolong dirinya kelompok minoritas sehingga merasa
lelah karena sering dijadikan kelinci percobaan (guinea pig). Ini jarang
terjadi di negeri kita. Namun jika hal seperti ii terjadi, peneliti bisa
menggunakan instrumen lain., atau bahkan mencari sumber data yang lain.
e. Responden orang ‘penting’ dan sering merasa tahu akan apa yang akan
ditelitinya. Cara pemecahannya adalah dengan metode menyanjung orang
penting tadi, misalnya dengan mengatakan bahwa hanya dialah orang satu-
satunya yang bisa memberikan informasi tentang masalah ini.
f. Responden menjawab dengan pertimbangan normatif, berpikir baik atau
jelek. Katakan kepadanya bahwa penelitian ini semata-mata untuk
pengembangan ilmu, dan bukan untuk kepentingan lain. Selain itu nama
responden juta tidak perlu dicantumkan.
g. Responden merasa takut akan ‘kebodohannya’ dalam menjawab
pertanyaan ini. Katakan kepadanya bahwa jawaban apapun dari responden
itu penting, dan tidak ada yang salah dalam menjawab.
h. Responden mengatakan tidak ada waktu untuk menjawabnya, atau merasa
itu bukan bidang minatnya. Pemecahannya adalah mengatakan bahwa
dialah satu-satunya orang yang bisa memberikan informasi yang
diperlukan dalam penelitian ini.
Adapun jika dilihat dari bentuknya, kuesioner dibedakan menjadi
empat jenis. Yakni sebagai berikut :
10. 1. Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup.
2. Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka.
3. Check list yaitu sebuah daftar dan responden tinggal membutuhkan
tanda check pada kolom yang sesuai.
4. Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti
oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya
mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
(Malka, Absurditas. http://dataolah.blogspot.co.id/2012/07/macam-macam-
angket-atau-kuesioner.html, 3 Maret 2017)
11. Soal Pilihan Ganda
1. Pengumpulan data dengan jalan kontak langsung dengan objek yang diteliti melalui tatap
muka dan tanya jawab merupakan cara kerja …
a. komunikasi langsung
b. lokakarya
c. observasi
d. diskusi
e. wawancara
2. Tujuan dari pengumpulan data adalah …
a. untuk merekayasa pendapat
b. unruk mengedit pengisian data
c. untuk mempermudah pengolahan data
d. untuk menganalisis data
e. untuk mempresentasikan data
3. Keterangan yang benar dan nyata dapat dijadikan dasar kajian merupakan pengertian dari
…
a. informasi
b. data
c. realita
d. fakta
e. bukti
4. Setelah topik penelitian dan sumber data ditentukan, serta instrumen penelitian disiapkan,
langkah selanjutnya adalah …
a. penyusunan laporan
b. pengumpulan data
c. pengolahan data
d. penulisan laporan
e. penyusunan kesimpulan
5. Untuk mengetahui keterangan data yang lebih akurat, seseorang interviewer perlu membuat
pedoman wawancara yang terperinci. Untuk itu, teknik pengumpulan data yang dipakai
oleh peneliti disebut …
a. interview bebas terpimpin
12. b. interview tidak terstruktur
c. interview berstruktur
d. interview bebas
e. interview terpimpin
6. Berikut merupakan masalah-masalah yang sering terjadi pada observasi, menurut Bailey,
Kecuali…
a. Responden seling menganggap penelitian tidak masuk akal.
b. Responden merasa terganggu dengan adanya informasi yang dirasa menyerang
dirinya atau kepentingannya, misalnya takut dirilis di media massa.
c. Responden menolak bekerja sama atas dasar pengalaman masa lalu
d. Responden yang tergolong dirinya kelompok minoritas sehingga merasa lelah karena
sering dijadikan kelinci percobaan (guinea pig)
e. Responden merasa antusias dalam menjawan kuesioner.
7. Jika dilihat dari bentuknya, kuesioner dibedakan menjadi empat jenis, kecuali…
a. Kuesioner pilihan ganda.
b. Kuesioner lisan.
c. Kuesioner terbuka
d. Check list
e. Rating scale
8. Menurut Lincoln dan Guba terdapat tujuh langkah penggunaan wawancara untuk
mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu diantaranya….kecuali…
a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
c. Mengawali atau membuka alur wawancara.
d. Menyusun kerangka berpikir
e. Melangsungkan alur wawancara
9. Cara yang dilakukan oleh seorang peneliti mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penelitian. Adalah penegertian dari …
a. Teknik pengumpulan data
b. Kuesioner
c. Kuesioner tertutup
d. Wawancara
13. e. Observasi
10. Rangkaian beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan oleh seorang
peneliti dari responden yang disampaikan secara langsung. Merupakan penegertian dari …
a. Teknik pengumpulan data
b. Kuesioner
c. Kuesioner tertutup
d. Wawancara
e. Observasi
Essay
1. Sebutkan macam – macam observasi ?
Jawaban : Tjetjep Rohendi Rohidi, (2011: 184-189) juga mengemukakan
bahwa“...dalam observasi, terdapat setidak-tidaknya tiga macam metode observasi
yaitu, observasi biasa, observasi terkendali, dan observasi terlibat
2. Jelaskan ketiga macam metode observasi tersebut ?
Jawaban :
a. Observasi Biasa, peneliti yang menggunakan metode ini, tidak perlu terlibat dalam
hubungan emosi dengan pelaku yang menjadi sasaran penelitiannya
b. Observasi Terkendali, sama dengan observasi biasa yaitu tidak perlu terlibat dalam
hubungan emosi dengan pelaku.
c. Observasi Terlibat, observasi ini bentuk khusus observasi yang menuntut
keterlibatan langsung pada dunia sosial yang dipilih untuk diteliti
3. Sebutkan tiga jenis kusioner, jika ditinjau dari jawaban responden !
Jawaban :
1) Kuesioner tertutup
2) Kuesioner terbuka
3) Kuesioner tertutup dan terbuka
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kuesioner !
Jawaban :
Kuesioner adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan yang dibuat peneliti tertulis
yang harus dijawab oleh responden secara tertulis juga. Dimana daftar tersebut dapat
berupa pertanyaan yang kemusian dijawab oleh responden. Atau dapat pula berupa
pilihan, untuk kemudian diberikan pilihan oleh responden.
14. 5. Kemukakan ada tujuh langkah penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data
dalam penelitian kualitatif, secara berurutan !
Jawaban :
1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
3) Mengawali atau membuka alur wawancara.
4) Melangsungkan alur wawancara.
5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Imam.2013. Metode Penelitian Kualitatif :Teori dan Pratilik. Jakarta : Bumi
Aksara
Keneth D. Bailey. 1987. Mothods of Social Research. Michigan : University of Michigan.
15. Komalasari, dkk. 2011. Asesmen Teknik Non Tes Perspektif BK Komprehensif. Jakarta: PT.
Indeks
Kusuma, S.T. 1987. Psiko Diagnostik. Yogyakarta : SGPLB Negeri Yogyakarta.
Lexy J, Metodologi, h. 186.
Malka, Absurditas. “Macam-Macam Angket atau Kuesioner. 3 Maret 2017.
http://dataolah.blogspot.co.id/2012/07/macam-macam-angket-atau-kuesioner.html.
Nana sunjana. 1992. Menyusun Karya Tulisan Ilmiah, untuk Memperoleh Angka
Kredit.Bandung: Sinar Baru
Nana Syaodih Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nasution. 1988. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia
Nasution. 1991. Metode Research.Bandung: Jemmars
P. Joko Subagyo. 2004. Metodelogi dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka cipta
Rohendi Rohidi, Tjetjep. (2011). Metode Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara
Semarang
Spradley, James, 1980, Paricipant Observation, Holt, Rinehart and Winston Press.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2006. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D .Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D:
Bandung
Winkel, W.S & Hastuti Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta : Media Abadi