SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Materi Bab 1 unit 2 Kelas 10
PENERAPAN PANCASILA DALAM KONTEKS BERBANGSA
Pancasila bukan sekadar pajangan ataupun hafalan semata. Pancasila, pada saat sidang
BPUPKI, ditempatkan sebagai weltanschauung. "Philosophische Grondslag" berasal dari
bahasa Belanda yang berarti norma (lag), dasar (grands), dan yang
bersifat filsafat (philosophische). Selain itu, berasal juga dari bahasa Jerman, yaitu
"Weltanschauung" yang memiliki arti sebagai pandangan mendasar (anshcauung), dengan
dunia (welt).
Bahkan, ketika mengajukan penamaan lima dasar negara merdeka dengan
mengusulkan nama Pancasila. Soekarno menegaskan kelima dasar yang
diusulkannya itu bukan sesuatu yang asing bagi bangsa Indonesia karena ia digali
dari tradisi dan budaya bangsa Indonesia.
Namun demikian, praktik berbangsa tidak sepenuhnya sesuai dengan silasila Pancasila.
Dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, dapat kita jumpai sejumlah “pelanggaran”
terhadap sila-sila Pancasila. Tak hanya oleh masyarakat umum, di kalangan peserta didik
sendiri, praktik ber-Pancasila tak sepenuhnya dapat dijalankan dengan baik.
Mari kita diskusikan dan refleksikan penerapan Pancasila menurut sila-sila Pancasila.
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam konteks kehidupan berbangsa, sila pertama ini merefleksikan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, ia dapat
melaksanakan ajaran-ajaran agamanya secara nyaman dan seksama tanpa mengalami
gangguan. Namun faktanya, tidak semua manusia Indonesia yang berketuhanan ini dapat
melaksanakan ajaran dan ritual agamanya dengan nyaman dan seksama. Masih kerap
terjadi sejumlah persoalan terkait dengan kebebasan pelaksanaan ajaran agama, seperti
soal intoleransi terhadap keyakinan yang berbeda yang terjadi di kalangan masyarakat.
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua ini memberikan pengertian bahwa etiap bangsa Indonesia dijunjung tinggi, diakui,
dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Pendek kata, setiap warga negara Indonesia memiliki derajat, hak, dan kewajiban yang
sama. Oleh karena itu, segala tindakan yang melanggar “kemanusian”, seperti perundungan
(bullying), diskriminasi, dan kekerasan antar sesama tidak dapat dibenarkan. Sila ini juga
secara eksplisit menyebut kata “adil dan sesuai dengan moral-etis serta adab yang berlaku.
Sayangnya, kehidupan berbangsa kita tidak sepenuhnya dapat menerapkan hal ini. Masih
banyak terjadi tindakan tindakan yang tidak menghargai harkat dan martabat manusia,
seperti perundungan, diskriminasi, ujaran kebencian, bahkan kekerasan terhadap peserta
didik dan guru.
c. Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini memberikan syarat mutlak kepada setiap bangsa Indonesia untuk menjunjung
tinggi persatuan. Persatuan di sini bukan bermakna terjadinya penyeragaman dari
keragaman yang ada. Melalui sila ini, kita semua diminta bersatu padu, kompak tanpa
perpecahan untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara Indonesia. Faktanya, kita
masih kerap menjumpai berbagai narasi yang justru kontra-produktif dengan semangat
persatuan: saling menghujat, menghasut, memusuhi, dan menyerang mereka hanya karena
berbeda. Lebih parah lagi, gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari Indonesia
masih tetap eksis hingga kini.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Dalam konteks berbangsa, sila ini menegaskan bahwa segala keputusan di lingkungan
masyarakat harus dilakukan dengan penuh hikmat kebijaksanaan melalui mekanisme
musyawarah. Karena itulah, untuk melaksanakan kegiatan/program bersama di masyarakat
harus ditempuh dengan cara musyawarah. Prinsip musyawarah ini menyadarkan kita bahwa
setiap bangsa Indonesia memiliki hak, kedudukan, dan kewajiban yang setara. Dengan
demikian, tidak boleh ada seseorang atau satu kelompok yang merasa paling otoritatif dan
merasa paling benar. Faktanya, kita masih menjumpai sejumlah praktik kehidupan di
masyarakat yang tak sepenuhnya mengedepankan musyawarah, seperti tidak menghargai
pendapat yang berbeda, antikritik.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Keadilan adalah nilai universal yang harus dipraktikkan oleh setiap bangsa Indonesia.
Dalam konteks kehidupan berbangsa, keadilan dapat bermakna bahwa setiap bangsa
Indonesia berada dalam posisi yang setara, baik terkait dengan harkat, martabat, maupun
hak dan kewajibannya. Karena itu, merendahkan orang lain karena, misalnya, status sosial,
jenis kelamin, agama, dan budaya adalah bentuk dari ketidakadilan.
Untuk bersikap adil harus dimulai dari cara pikir yang adil. Sayangnya, ada banyak
ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita. Misalnya, diskriminasi dan ketidakadilan terhadap
perempuan: perempuan tidak mendapatkan hak belajar yang setara dengan laki-laki,
perempuan jarang dikasih kesempatan untuk menjadi pemimpin karena di anggap
emosional, upah pekerja perempuan umumnya lebih rendah dibanding laki laki, atau
dipaksa nikah muda karena ia perempuan. Tentu, masih banyak contoh lain dari
ketidakadilan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.

More Related Content

Similar to Materi Bab 1 unit 2 Kelas 10.doc

Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
Immawan Awaluddin
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
Immawan Awaluddin
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
Nurul Azzahra
 
Materi bab 1 unit 2 PKn Kelas 11.doc
Materi bab 1 unit 2 PKn Kelas 11.docMateri bab 1 unit 2 PKn Kelas 11.doc
Materi bab 1 unit 2 PKn Kelas 11.doc
TunggulRohmadi1
 
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILAArtikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Raha Sia
 
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesiaImplementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Muchlis Soleiman
 
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa IndonesiaNilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
metalujay
 

Similar to Materi Bab 1 unit 2 Kelas 10.doc (20)

Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
 
Materi Makalah PPKn
Materi Makalah PPKnMateri Makalah PPKn
Materi Makalah PPKn
 
Tugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdf
Tugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdfTugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdf
Tugas2_Pancasila_HendroGunawan.pdf
 
Artikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani newArtikel nila zulfiani new
Artikel nila zulfiani new
 
Materi bab 1 unit 2 PKn Kelas 11.doc
Materi bab 1 unit 2 PKn Kelas 11.docMateri bab 1 unit 2 PKn Kelas 11.doc
Materi bab 1 unit 2 PKn Kelas 11.doc
 
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILAArtikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
 
Pancasila Sebagai Way Of Life
Pancasila Sebagai Way Of LifePancasila Sebagai Way Of Life
Pancasila Sebagai Way Of Life
 
Suara Demokrasi.pptx
Suara Demokrasi.pptxSuara Demokrasi.pptx
Suara Demokrasi.pptx
 
Tugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiTugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar ii
 
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesiaImplementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
 
Patani matkul pancasila kel 7
Patani matkul pancasila kel 7Patani matkul pancasila kel 7
Patani matkul pancasila kel 7
 
FILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILAFILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILA
 
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa IndonesiaNilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila Berakar dari Budaya Bangsa Indonesia
 
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraanPengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
 
Kewarganegaraan (Pancasila Sebagai Cita-cita Moral)
Kewarganegaraan (Pancasila Sebagai Cita-cita Moral)Kewarganegaraan (Pancasila Sebagai Cita-cita Moral)
Kewarganegaraan (Pancasila Sebagai Cita-cita Moral)
 
Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan Sepanjang HayatPendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan Sepanjang Hayat
 
Pancasila sebagai sistem Etika
Pancasila sebagai sistem EtikaPancasila sebagai sistem Etika
Pancasila sebagai sistem Etika
 
Pembangunan karakter bangsa
Pembangunan karakter bangsaPembangunan karakter bangsa
Pembangunan karakter bangsa
 

Recently uploaded

perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
SemediGiri2
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
putrisari631
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Materi Bab 1 unit 2 Kelas 10.doc

  • 1. Materi Bab 1 unit 2 Kelas 10 PENERAPAN PANCASILA DALAM KONTEKS BERBANGSA Pancasila bukan sekadar pajangan ataupun hafalan semata. Pancasila, pada saat sidang BPUPKI, ditempatkan sebagai weltanschauung. "Philosophische Grondslag" berasal dari bahasa Belanda yang berarti norma (lag), dasar (grands), dan yang bersifat filsafat (philosophische). Selain itu, berasal juga dari bahasa Jerman, yaitu "Weltanschauung" yang memiliki arti sebagai pandangan mendasar (anshcauung), dengan dunia (welt). Bahkan, ketika mengajukan penamaan lima dasar negara merdeka dengan mengusulkan nama Pancasila. Soekarno menegaskan kelima dasar yang diusulkannya itu bukan sesuatu yang asing bagi bangsa Indonesia karena ia digali dari tradisi dan budaya bangsa Indonesia. Namun demikian, praktik berbangsa tidak sepenuhnya sesuai dengan silasila Pancasila. Dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, dapat kita jumpai sejumlah “pelanggaran” terhadap sila-sila Pancasila. Tak hanya oleh masyarakat umum, di kalangan peserta didik sendiri, praktik ber-Pancasila tak sepenuhnya dapat dijalankan dengan baik. Mari kita diskusikan dan refleksikan penerapan Pancasila menurut sila-sila Pancasila. a. Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam konteks kehidupan berbangsa, sila pertama ini merefleksikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, ia dapat melaksanakan ajaran-ajaran agamanya secara nyaman dan seksama tanpa mengalami gangguan. Namun faktanya, tidak semua manusia Indonesia yang berketuhanan ini dapat melaksanakan ajaran dan ritual agamanya dengan nyaman dan seksama. Masih kerap terjadi sejumlah persoalan terkait dengan kebebasan pelaksanaan ajaran agama, seperti soal intoleransi terhadap keyakinan yang berbeda yang terjadi di kalangan masyarakat. b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kedua ini memberikan pengertian bahwa etiap bangsa Indonesia dijunjung tinggi, diakui, dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya selaku ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Pendek kata, setiap warga negara Indonesia memiliki derajat, hak, dan kewajiban yang sama. Oleh karena itu, segala tindakan yang melanggar “kemanusian”, seperti perundungan (bullying), diskriminasi, dan kekerasan antar sesama tidak dapat dibenarkan. Sila ini juga secara eksplisit menyebut kata “adil dan sesuai dengan moral-etis serta adab yang berlaku. Sayangnya, kehidupan berbangsa kita tidak sepenuhnya dapat menerapkan hal ini. Masih banyak terjadi tindakan tindakan yang tidak menghargai harkat dan martabat manusia, seperti perundungan, diskriminasi, ujaran kebencian, bahkan kekerasan terhadap peserta didik dan guru. c. Persatuan Indonesia Sila ketiga ini memberikan syarat mutlak kepada setiap bangsa Indonesia untuk menjunjung tinggi persatuan. Persatuan di sini bukan bermakna terjadinya penyeragaman dari keragaman yang ada. Melalui sila ini, kita semua diminta bersatu padu, kompak tanpa perpecahan untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara Indonesia. Faktanya, kita masih kerap menjumpai berbagai narasi yang justru kontra-produktif dengan semangat persatuan: saling menghujat, menghasut, memusuhi, dan menyerang mereka hanya karena berbeda. Lebih parah lagi, gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari Indonesia masih tetap eksis hingga kini. d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Dalam konteks berbangsa, sila ini menegaskan bahwa segala keputusan di lingkungan
  • 2. masyarakat harus dilakukan dengan penuh hikmat kebijaksanaan melalui mekanisme musyawarah. Karena itulah, untuk melaksanakan kegiatan/program bersama di masyarakat harus ditempuh dengan cara musyawarah. Prinsip musyawarah ini menyadarkan kita bahwa setiap bangsa Indonesia memiliki hak, kedudukan, dan kewajiban yang setara. Dengan demikian, tidak boleh ada seseorang atau satu kelompok yang merasa paling otoritatif dan merasa paling benar. Faktanya, kita masih menjumpai sejumlah praktik kehidupan di masyarakat yang tak sepenuhnya mengedepankan musyawarah, seperti tidak menghargai pendapat yang berbeda, antikritik. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Keadilan adalah nilai universal yang harus dipraktikkan oleh setiap bangsa Indonesia. Dalam konteks kehidupan berbangsa, keadilan dapat bermakna bahwa setiap bangsa Indonesia berada dalam posisi yang setara, baik terkait dengan harkat, martabat, maupun hak dan kewajibannya. Karena itu, merendahkan orang lain karena, misalnya, status sosial, jenis kelamin, agama, dan budaya adalah bentuk dari ketidakadilan. Untuk bersikap adil harus dimulai dari cara pikir yang adil. Sayangnya, ada banyak ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita. Misalnya, diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan: perempuan tidak mendapatkan hak belajar yang setara dengan laki-laki, perempuan jarang dikasih kesempatan untuk menjadi pemimpin karena di anggap emosional, upah pekerja perempuan umumnya lebih rendah dibanding laki laki, atau dipaksa nikah muda karena ia perempuan. Tentu, masih banyak contoh lain dari ketidakadilan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.