kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik02_WandaOcta
Makalah ini berisi pancasila sebagai filsafat,Pancasila adalah jati diri bangsa indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat pemersatu bangsa indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk.
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik02_WandaOcta
Makalah ini berisi pancasila sebagai filsafat,Pancasila adalah jati diri bangsa indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat pemersatu bangsa indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk.
Di Presentasi Ini Akan Berisi.-
-Bagaimana Proses Panacasila Sebagai Ideologi
-Kapan Indonesia Menerapkan Ideologi Pancasila
Materi Atau Slide Ini Bebas Pakai/Ubah Tanpa Kecuali.
Catatan: Materi / Slide Ini Bekas Pakai Presentasi Kuliah.
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta) atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut Failasuf.
Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan monumental manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup, Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran filosof. Karena itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme, spiritualisme; realisme, dan berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-komunisme; sosialisme dll.
Di Presentasi Ini Akan Berisi.-
-Bagaimana Proses Panacasila Sebagai Ideologi
-Kapan Indonesia Menerapkan Ideologi Pancasila
Materi Atau Slide Ini Bebas Pakai/Ubah Tanpa Kecuali.
Catatan: Materi / Slide Ini Bekas Pakai Presentasi Kuliah.
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta) atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut Failasuf.
Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan monumental manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup, Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran filosof. Karena itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme, spiritualisme; realisme, dan berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-komunisme; sosialisme dll.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
1. PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
(The Practice of Pancasila Values in Everyday Life)
NILA ZULFIANI
Prodi : PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP HAMZAR LOMBOK UTARA
nilazulfiani@gmail.com
Abstrak
Artikel ini brtujuan untuk mendeskripsikan tentang pengamalan nilai-milai Pancasila sebagai
pandangan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Ketika gelombang gerakan reformasi melanda
bangsa Indonesia maka seluruh tatanan kehidupan mengalami keruntuhan. Bangsa Indonesia
ingin mengadakan suatu perubahan, yaitu menata kembali kehidupan berbangsa dan
bernegara demi terwujudnya masyarakat madani yang sejahtera, masyarakat yang
bermartabat kemanusiaan yang menghargai hak-hak asasi manusia, masyarakat yang
demokrasi yang bermoral religius serta masyarakat yang bermoral kemanusiaan dan beradab.
Dalam kenyataanya gerakan reformasi ini harus di bayar mahal oleh bangsa Indonesia yaitu
dampak sosial, politik, ekonomi terutama kemanusiaan. Para elit politik memanfaatkan
gerakan reformasi ini demi meraih kekuasaan, sehingga tidak mengherankan jikalau banyak
terjadi perbenturan kepentingan yang sangat memilukan dan tidak sedikit menelan korban
jiwa, sementara anak-anak bangsa sebagai masyarakat kecil sangat mendambakan kehidupan
yang damai, tentram dan sejahtera.
Kata Kunci : pengamalan, nilai-nilai pancasila
2. PENDAHULUAN
Pengamalan Pancasila berarti melaksankan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidupnya
segala perbuatan dan tingkah lakunya didasarkan atas Pancasila. Hal ini berarti Pancasila
digunakan sebagai pandangan hidup bangsa.
Pancasila memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur kehidupan-kehidupan
berbangsa dan bernegara. Melalui Pancasila, diharapkan Indonesia dapat sejahtera, berdaulat,
adil, makmur, dan tercapai cita-cita negaranya. Sehingga selain dijadikan norma hukum
dalam mengatur kehidupan bernegara, Pancasila juga digunakan sebagai pedoman bertingkah
laku yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
3. PEMBAHASAN
Bagaimana cara pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari hari
Pengamalan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai ideologi bangsa,Pancasila terdiri dari seperangkat nilai dan norma yang seyogyanya terinternalisasi
dalam diri setiap rakyat Indonesia.Ya, Pancasila adalah ruh yang menggerakkan aktivitas keseharian bangsa.
Karena itulah pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari menjadi sebuah urgensi.
Mengapa demikian? Pancasila dirumuskan oleh para Founding Fathers negara Indonesia dengan “memeras” sari
pati nilai-nilai luhur yang telah sejak dulu membudaya di nusantara.Nilai-nilai luhur tersebut telah tumbuh dan
berkembang di tengah masyarakat, bahkan jauh sebelum Republik Indonesia berdiri.
Dalam konteks kedudukannya sebagaidasar negara, Pancasila sejatinya adalah identitas bangsa Indonesia.
Kehadirannya membuat bangsa ini utuh.Karena tanpa dasar negara, bangsa Indonesia tidak memiliki identitas
serta arah tujuan yang sama, sehingga ancaman perpecahan akan lebih mudah terjadi.
Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat Indonesia memahami dan memiliki wawasan mengenai nilai Pancasila
serta Kewarnegaraan Bangsa Indonesia. Buku berjudul Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan: Merajut
Kebinekaan dalam MenghadapiTantangan Revolusi Industri yang dibuat oleh Muhammad Ridha Iswardhana
ini diharapkan dapat memahami serta mengaplikasikan nilai Pancasila yang ada ke dalam kehidupan sehari-hari.
Pengamalan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut adalah nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana cara mengamalkannya:
1. Pengamalan Nilai Sila Pertama (Ketuhanan)
Nilai ini terkandung pada sila pertama Pancasila yang berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Nilai ketuhanan
pada sila pertama tersebut mengandung dua nilai turunan, yaitu nilai kepercayaan dan nilai ketakwaan.
Nilai kepercayaan diwujudkan dalam bentuk keyakinan dan pengakuan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam konteks kenegaraan, keyakinan tersebut diwujudkan dengan adanya enam agama yang secara resmi
diakui oleh pemerintah, yaitu Islam, Katolik, Protestan,Hindu, Budha, dan Konghucu.
Sementara nilai ketakwaan bermakna kebebasan bagi setiap warga negara untuk beribadah ses uaiagama yang
diyakininya tersebut.Hal ini sesuaiamanah UUD 1945, terutama Pasal 28E Ayat 1 yang berbunyi “Setiap
warga negara bebas memeluk agama dan beribadah sesuaiagamanya.”
Sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa juga menjadi dasar negara serta ideologi
politik religius, yang menyatakan bahwa setiap kelompok agama tidak memiliki alasan untukmembenturkan
dasarnegara nasional yang ada dengan keimanan yang diyakini. Pada buku Islam, Pancasila dan Deradikalisasi
oleh Syaiful Arif dijabarkan mengenai wacana keislaman serta kebangsaan yang ditempatkan pada konteks
dreradikalisasi agama.
4. Butir Pengamalan Sila Ke-1 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003
Untuk membantu memahami nilai ketuhanan tersebut,terdapat butir-butir sila pertama sebagaipenjelas bagi
masyarakat. Menurut TAP MPR Nomor I/MPR/2003, berikut ini adalah butir-butir pengamalan sila pertama
Pancasila:
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuaidengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasarkemanusiaan yang adil dan beradab
3. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan
pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuaidengan agama dan
kepercayaannya masing-masing
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Dengan tuntunan butir-butir tersebut,masyarakat diharapkan makin mudah untuk mengamalkan sila pertama
dimanapun mereka berada. Berikut adalah beberapa contoh praktik pengamalan nilai ketuhanan tersebut:
Penerapannilai ketuhanan di rumah
a. Membiasakan keluarga untuk menjalankan kewajiban ibadah dengan rajin, seperti, salat
lima waktu atau beribadah ke gereja
b. Membiasakan berdoa tiap sebelum dan setelah melakukan aktivitas, misal, saat makan,
tidur, atau bepergian
c. Menghormati orang tua serta menaati nasihat dan perintahnya
Penerapan nilai ketuhanan di masyarakat
a. Saling menghormati antar tetangga walaupun berbeda keyakinan
b. Memperkuat toleransi di antara para pemeluk agama dengan cara memberikan kesempatan
untuk menjalankan ibadah masing-masing
c. Memperlakukan tetangga dengan baik, misalnya dengan saling berbagi oleh-oleh,
makanan, atau hadiah
Penerapan nilai ketuhanan di sekolah
a. Menganggap semua teman sama meskipun berbeda-beda agamanya
b. Saling menghormati dan bertoleransi antar teman dengan keyakinan yang berbeda
c. Bergaul dengan positif dan produktif, misalnya, saling mendukung untuk mencapai
kesuksesan, saling membantu, juga bermain dan belajar bersama.
5. 2. Pengamalan Nilai Pancasila Sila Ke-2 (Kemanusiaan)
Nilai ini terkandung dalam sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.” Adanya nilai tersebut
mengandung makna bahwa kemanusiaan haruslah diutamakan dalam aktivitas keseharian masyarakat Indonesia.
Terlebih lagi negeri ini berdiri di atas berbagai macam perbedaan,seperti yang tersurat dalam semboyan negara
Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika”.Nilai kemanusiaan menjamin kita untukmemperlakukan sesama manusia
dengan adil tanpa membedakan suku, ras, golongan,dan agama.
Dalam konteks negara, Indonesia juga menjamin seluruh warga negaranya memiliki kesamaan kedudukan
dalam hukum dan pemerintahan. Jaminan ini sebagaimana tercantumdalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945.
Pasal tersebut berbunyi, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalamhukumdan pemerintahan, dan
wajib menjunjung hukumdan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
Butir Pengamalan Sila Ke-2 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003
Nilai kemanusiaan juga menjamin setiap manusia memiliki persamaan derajat. Hal ini seperti tercantum dalam
makna sila kedua menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,yaitu menghargai dan menghormati antar
sesama manusia serta memiliki persamaan derajat.Secara lebih mendetail, pengamalan sila kedua dijabarkan
dalam butir-butir sesuaiTAP MPR Nomor I/MPR/2003, sebagaiberikut:
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuaidengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan
sebagainya
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa salira
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8. Berani membela kebenaran serta keadilan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagaibagian dari seluruh umat manusia
10. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Berikut ini adalah penerapan nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila pada kehidupan sehari-hari:
Penerapannilai kemanusiaandi rumah
a. Menghormati, menghargai, dan menyayangi orang tua serta saudara
b. Membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah
c. Mendengarkan nasihat dan mematuhi perintah orang tua
d. Tidak semena-mena terhadap orang tua dan sesama saudara
e. Memiliki sikap tenggang rasa dan menjaga kerukunan di dalam rumah
Penerapannilai kemanusiaandi masyarakat
a. Menghormati tetangga tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan
b. Menjaga kerukunan antar tetangga
c. Menolong tetangga yang membutuhkan bantuan
d. Menjaga norma kesopanan di lingkungan tetangga
e. Melaksanakan kewajiban sesuaiperaturan yang disepakati di lingkungan masyarakat, misalnya, menjaga
kebersihan lingkungan dengan ikut kerja bakti
f. Tidak main hakim sendiri
g. Mengambil keputusan untukkepentingan masyarakat dengan jalan musyawarah.
Penerapannilai kemanusiaandi sekolah:
a. Memperlakukan sesama teman dengan baik tanpa membedakan suku, ras, agama, dan golongan
b. Menghormati guru
c. Menghargaiteman
d. Membantu guru dan teman yang mengalami kesulitan.
Dalam penerapan nilai Pancasila yang ada, sangat penting untuk jika kita dapat mengaplikasikannya ke
kehidupan sehari-hari. Pada buku Komik Pancasila yang ditulis oleh ImmaLevav dan W.B. Atmoko, penerapan
nilai Pancasila yang ada akan digambarkan melalui gambar yang ada sehingga Grameds dapat memahaminya
dengan lebih mudah.
6. 3. Pengamalan Nilai Pancasila Ke-3 (Nilai Persatuan)
Sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia”, mengandung nilai persatuan ini. Maknanya adalah bahwa seluruh
warga negara Indonesia harus bersatu tanpa memandang perbedaan suku, bahasa,agama, dan latar belakang
budaya lainnya.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, nilai persatuan salah satunya dapat diwujudkan dengan cara
memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Nasionalisme sendiri berarti rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.
Langkah-langkah yang dapat diambil dalam meningkatkan jiwa nasionalisme pada bangsa Indonesia dapat
Grameds pahami pada buku berjudul Mengobarkan Kembali Api Pancasila oleh Sayidiman Suryohadiprojo yang
menyatakan dengan adanya persatuan tersebut, Pancasila bukan hanya dijadikan sebagai slogan, semboyan,
maupun wacana, tetapi menjadi nilai yang tertanam dalam diri.
Butir Pengamalan Sila Ke-3 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003
Lebih jelasnya, kandungan sila ketiga dijabarkan dalam butir-butir sesuaiTAP MPR Nomor I/MPR/2003,
sebagaiberikut:
1. Mampu menempatkan persatuan,kesatuan,serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara serta bangsa apabila diperlukan
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi, serta keadilan sosial
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasarBhinneka TunggalIka
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila juga harus diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut ini
adalah beberapa contoh penerapannya:
Penerapannilai persatuandi rumah
a. Menanamkan jiwa dan semangat patriotisme serta cinta tanah air bagi seluruh anggota keluarga. Misalnya
dengan membiasakan mengonsumsi produk-produk lokal buatan Indonesia
b. Mengajarkan kepada anggota keluarga untuk menjaga nama baik Indonesia
c. Menumbuhkan sikap saling menghormati, menyayangi, dan menghargai di antara anggota keluarga.
Penerapan nilai persatuan di masyarakat
a. Saling bekerja sama dan menghormati antar tetangga tanpa membedakan suku,agama, ras, dan golongan
b. Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau keluarga
c. Tidak memaksakan keinginan kita kepada orang lain
d. Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat
e. Di tengah lingkungan yang majemuk dengan berbagai latar belakang budaya, bahasa Indonesia digunakan
sebagaibahasa pergaulan.
Penerapannilai persatuandi sekolah
a. Berteman tanpa memandang status sosialekonomi, agama, suku, ras, dan golongan
b. Menjaga kerukunan dan toleransi di antara teman dan guru
c. Membantu teman yang kesusahan dengan tulus ikhlas
d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah.
Namun, ditengah masyarakat saat ini sendiri, kita masih sering melihat banyaknya ketimpangan antara status
sosial yang dimiliki seseorang.Seperti contohnya ketimpangan gender yang terjadi pada perempuan. Hal ini
dibahas pada buku berjudul Melintas Perbedaan: Suara Perempuan, Agensi, dan Politik Solidaritas yang dibuat
oleh Rachmi Diyah Larasati & Ratna Noviani. Jika Grameds tertarik, klik “beli buku” yang ada di bawah ini.
7. 4. Pengamalan Nilai Pancasila Ke-4 (Nilai Kerakyatan)
Nilai kerakyatan terkandung pada sila keempat Pancasila, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.” Nilai tersebut bermakna kekuasaan tertinggi ada di tangan
rakyat.
Nilai kerakyatan terkait erat dengan pemerintahan di Indonesia yang menerapkan sistemdemokrasi, yaitu,
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Selain nilai tersebut,sila keempat juga bermakna
pengambilan keputusan dari pendapat-pendapat yang berbeda diutamakan melalui mekanisme musyawarah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun membedah makna sila keempat sebagaiberikut:
· Kata hikmat kebijaksanaan diartikan sebagai penggunaan akal sehat dalam melakukan segala sesuatu
· Permusyawaratan dimaknai sebagaimusyawarah untuk mengambil keputusan dan mencapai mufakat
· Perwakilan mengacu kepada sistemyang dianut, yaitu perwakilan rakyat.
Butir Pengamalan Sila Ke-4 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003
Pengamalan sila keempat dijabarkan dalam butir-butir sesuaiTAP MPR Nomor I/MPR/2003, sebagaiberikut:
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untukkepentingan bersama
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Menghormati serta menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagaihasil musyawarah
6. Dengan itikad baik serta rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah
7. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan di dalam musyawarah
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuaidengan hati nurani yang luhur
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai kebenaran dan keadilan, serta mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bangsa
10. Memberi kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Nilai kerakyatan ini hendaknya dapat tertanam dalam diri setiap rakyat Indonesia,serta dapat diterapkan di
mana pun. Berikut contoh penerapan nilai kerakyatan dalam sila keempat tersebut:
Penerapan nilai kerakyatan di rumah
a. Anak mendengarkan dan menuruti nasihat orang tua
b. Orang tua mau mendengarkan dan menerima saran dari anak
c. Menghargaidan melaksanakan keputusan.
Penerapan nilai kerakyatan di masyarakat
a. Mengikuti pemilihan kepala daerah, baik dari tingkat provinsi, kabupaten,hingga RT dan RW
b. Aktif mengikuti kegiatan musyawarah warga dan memberikan pendapat
c. Melaksanakan keputusan hasil musyawarah.
Penerapan nilai kerakyatan di sekolah
a. Aktif mengikuti organisasikesiswaan
b. Mengambil keputusan untukkepentingan bersama lewat jalan musyawarah
c. Mendengarkan pendapat guru dan teman
d. Tidak memaksakan pendapat dan kehendak kepada teman.
8. 5. Penerapan Nilai Pancasila Sile Ke-5 Nilai Keadilan
Nilai keadilan tercermin dalam sila kelima Pancasila, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.” Makna
nilai tersebut adalah setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama untukmendapatkan kesejahteraan.
Mewujudkan rakyat yang sejahtera tanpa kesenjangan ekonomi, sosial, budaya,juga politik, merupakan tujuan
dari bangsa Indonesia.Dengan demikian nilai keadilan dapat diwujudkan.
Nilai keadilan yang ada itu sendiri berbeda pada setiap pandangan seseorang.Dalam buku berjudul Perihal
Keadilan Pencarian Makna Fairness Imparialitas Dan Dasar Hidup Bersama yang dibuat oleh Sunaryo ini
mengajak Grameds untuklebih memahami ide dasardari keadilan, seperti fairness, imparsialitas, serta politik.
Sementara itu, mewujudkan kemakmuran rakyat juga merupakan amanah dari Undang-Undang Dasar 1945. Hal
tersebut tersurat dalam Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi:
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarkemakmuran rakyat.”
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa untuk mencapai keadilan sosial maka seluruh
masyarakat haruslah mendapatkan hak serta melaksanakan kewajibannya.
Butir Pengamalan Sila Ke-5 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003
Untuk memandu pengamalan nilai keadilan, butir-butir sila kelima Pancasila pun dirumuskan melalui TAP
MPR Nomor I/MPR/2003 sebagaiberikut:
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Menghormati hak orang lain
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
6. Tidak menggunakan hak milik untukusaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
7. Tidak menggunakan hak milik untukhal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah
8. Tidak menggunakan hak milik untukbertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum
9. Suka bekerja keras
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Nilai keadilan juga seharusnya dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut adalah beberapa
contoh penerapan nilai keadilan dalam berbagai lingkungan:
Penerapan nilai keadilan di lingkungan rumah:
a. Menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak sesuaiperanan masing-masing anggota keluarga
b. Saling membantu dan mendukung antar anggota keluarga
c. Menghormati hak masing-masing anggota keluarga.
Penerapan nilai keadilan di lingkungan masyarakat:
a. Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagaiwarga masyarakat
b. Membantu tetangga yang membutuhkan tanpa melihat status sosial
c. Mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan masyarakat.
Penerapan nilai keadilan di lingkungan sekolah:
a. Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagaisiswa
b. Menghargai teman dan menghormati guru
c. Saling membantu dan berbagi antar teman.
Demikianlah praktik pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Karena Pancasila
merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur bangsa,menerapkannya tentu akan membawa manfaat bagi kita.
Karenanya, mari mulai mengamalkannya sekarang juga!