2. Peserta didik diharapkan dapat menunjukkan dan menceritakan perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebagai suatu kesatuan dalam
bentuk keimanan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
membiasakannya di dalam kehidupan sehari-hari sebagai ideologi, nilai dan
pandangan hidup. Selain itu, peserta didik juga diharapkan dapat bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nilai dan semangat gotong royong yang
berkembang di Indonesia, serta dapat menelaah kedudukan manusia sebagai
makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, menyajikan perbedaan
karakter yang ada di lingkungannya, dan menganalisis perilaku terpuji yang
harus ditunjukkan terhadap orang lain dimanapun berada.
Tujuan Pembelajaran
3. Pancasila
sebagai dasar negara Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar negara inilah yang sering
disebut sebagai Dasar Falsafah Negara (Philosofiche Grondslag).
Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar negara ini berarti pula sebagai
sumber dari segala sumber hukum bagi negara Indonesia yang mengatur
secara konstitusional negara Republik Indonesia tersebut beserta seluruh
unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintahan.
Bangsa Indonesia mempunyai dasar negara yang digali dari pandangan
hidup bangsa Indonesia sendiri dan bersumber dari kepribadian bangsa
Indonesia, yakni Pancasila.
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia memiliki dasar kedudukan
formal seperti tersirat di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 alinea IV
4. Pancasila
sebagai pandangan hidup
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya,
kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang
dijadikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai
Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan
dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
(Weltanschauung) mengandung unsur-unsur sebagai
berikut: nilai-nilai agama, budaya, dan adat istiadat.
6. SILA PERTAMA
Ketuhanan Yang Maha Esa
Hidup dengan kerukunan dan kedamaian antarumat
beragama.
Memberi kebebasan bagi setiap orang termasuk diri
sendiri dalam melaksanakan ibadah sesuai yang dianut
masing-masing
Tidak membedakan orang dengan agama yang berbeda
dalam sebuah pergaulan
Mengartikan bahwa sebagai warga negara Indonesia
mempercayai dan bertakwa pada Tuhan.
Contoh penerapan sila pertama dalam kehidupan sehari-hari :
1.
2.
3.
7. SILA KEDUA
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia.
Saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia, karena itu kembangkan sikap
hormat-menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
8. SILA KETIGA
Persatuan Indonesia
Menjaga ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat dengan persatuan
yang dibina bersama.
Tingkakan toleransi sosial pada keberagaman didalam masyarakat.
mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
Bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.
menggunakan produk buatan dalam negeri
Sila ini memiliki nilai persatuan dan kesatuan. Artinya, mengharuskan setiap orang
menghormati semua keanekaragaman yang ada di negara ini.
Contoh penerapannya :
1.
2.
3.
4.
5.
9. Membuat keputusan dengan cara musyawarah untuk
mufakat atau keputusan bersama.
Tidak memaksakan pendapat sendiri pada orang lain.
Aktif berperan dalam kegiatan di lingkungan
masyarakat.
Arti dari sila ini adalah senantiasa mengutamakan
kepentingan rakyat dan semua perilaku bersumber dari
nurani yang menjadi pokok utama kebenaran dan keadilan.
Contoh penerapannya :
1.
2.
3.
Sila Keempat
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
10. Mengembangkan perbuatan luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan gotong-royong.
Bersikap adil dengan menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak-hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
Tidak bersifat boros dan tidak bergaya hidup
mewah.
Tidak melakukan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum.
Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
Sila kelima Pancasila mengacu pada perlakuan yang
sama bagi seluruh rakyat dan upaya untuk
menciptakan kesejahteraan sosial yang adil bagi
semua.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sila Kelima
Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat
Indonesia