2. A. Pengertian Dakwah Bil Hal
Dakwah bil al-hal adalah dakwah dengan perbuatan
nyata seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW,
terbukti bahwa pertama kali tiba di Madinah yang
dilakukan adalah pembangunan Masjid Quba,
mempersatukan kaum Anshor dan Muhajirin dalam
ikatan ukhuwah islamiyah dan seterusnya
4. C. Aplikasi Dakwah Bil Hal Pada Masa Kini
Sejak agama Islam masuk ke wilayah Indonesia pada abad ke
VIII agama Islam telah mengalami pasang surut. Perkembangan
Islam di Nusantara diawali dengan munculnya kerajaan-kerajaan
Islam, seperti: kerajaan Samudera Pasai dan Perlak.
Selanjutnya Islam mengalami kemunduran pada saat Indonesia
dijajah oleh Belanda dimana aktivitas umat Islam terpasung. Politik
Belanda terhadap Islam dilandasi dengan rasa curiga dan takut
sehingga dengan cermat mereka mengawasi segala sesuatu yang
berbau Islam.
5. K.H. Badruddin Hsubki mencoba
merumuskan berbagai persoalan
ummat islam di Indonesia sebagai
berikut:
Keterbelakangan dalam bidang
pendidikan.
Keterbelakangan sosial ekonomi.
Belum terealisasinya ukhuwah
islamiah
Lemahnya etos kerja ummat islam.
6. D. Strategi Dakwah Bil Hal
Strategi dakwah dengan perbuatan nyata (bil hal)
dapat dipergunakan baik mengenai akhlak, cara bergaul,
cara beribadat, berumah tangga dan segala aspek
kehidupan manusia. Cara menunjukkan dengan perbuatan
itu sangat besar manfaatnya bagi kegiatan dakwah,
diantaranya adalah sebagai berikut:
7. Memberi ingat dan sulit dilupakan
Menarik perhatian bagi mad’u untuk
mengikuti langkahnya
Memberi pengertian yang mendasar baik
dari pengamatannya maupun
pengalamannya.
Memberi dorongan untuk berbuat.
Mudah ditangkap atau dipahami oleh
mad’u
8. E. Bentuk-Bentuk Dakwah Bil Hal
Bentuk-bentuk pengembangan kegiatan dakwah bil-
hal dapat dilakukan melalui bentuk pengembangan
kehidupan dan penghidupan manusia antara lain berupa:
• Penyelenggaraan pendidikan pada masyarakat
• Kegiatan Koperasi
• Pengembangan kegiatan transmigrasi
9. • Penyelenggaraan usaha kesehatan masyarakat seperti
mendirikan Rumah Sakit, Polildinik, BKIA, Balai
Pengobatan, dan sebagainya
• Peningkatan gizi masyarakat
• Penyelenggaraan panti asuhan
• Penciptaan lapangan kerja
• Peningkatan penggunaan media cetak, media informasi
dan komunikasi serta seni budaya.
10. F. Metode Dakwah Bil-Hal
Metode merupakan bagian dari unsur-unsur dakwah.
Sehingga, metode dakwah menjadi wajib ada dalam proses
dakwah bil-hal. Metode-metode dakwah yang dapat digunakan
dalam dakwah bil-hal, diantaranya:
• Bil al-Hikmah sering diartikan bijaksana adalah suatu
pendekatan sedemikian rupa sehingga objek dakwah mampu
melaksanakan apa yang didakwahkan atas kemauannya sendiri
tidak merasa ada paksaan, konflik maupun rasa tertekan.
11. • Mau’idzah al-hasanah yaitu nasehat-nasehat yang baik,
berupa petujuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang
baik yang dapat merubah hati agar nasehat tersebut dapat
diterima, berkenaan di hati, enak didengar, menyentuh
perasaan, lurus di pikiran, menghindari sikap kasar dan
tidak boleh mencaci/menyebut kesalahan audience
sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas
kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan
oleh pihak subjek dakwah.
12. • Dan mujadalah atau diskusi apabila dua metode di atas tidak
mampu diterapkan, dikarenakan objek dakwah yang
mempunyai tingkat kekritisan tinggi seperti ahli kitab,
orientalis, filosof dan lain sebagainya. tidak merendahkan
pihak lawan atau menjelek-jelekan, mencaci, karena tujuan
dikusi untuk mencapai sebuah kebenaran.
• Tujuan diskusi untuk mencapai kebenaran sesuai dengan
ajaran Allah.
• Tetap menghormati pihak lawan sebab setiap jiwa manusia
mempunyai harga diri.
13. Sementara itu, Nabi Muhammad saw. Telah
mengaplikasikan tiga kerangka dasar metode dakwah tersebut
melalui enam pendekatan dalam berdakwah yaitu:
• Pendekatan personal dari mulut ke mulut (manhaj al-sirri).
• Pendekatan pendekatan (manhaj al-tablus).
• Pendekatan penawaran (manhaj al-ardh).
• Pendekatan misi (manhaj al bi’tsah(.
• Pendekatan korespondensi (manhaj al-mukatabah).
• Pendekatan diskusi (manhaj al-mujadalah).
14. Pertama, kekuatan spiritualitas. Menurutnya,
Nabi Muhammad membangun masyarakat Islam
dengan akhlak yang mulia dan spiritualitas yang
kokoh
Kedua, ketangguhan, keuletan, kesederhanaan,
dan semangat yang dimiliki Rasulullah.
Rasulullah merupakan sebaik-baik teladan yang
harus diikuti.
15. Ketiga, dakwah Rasulullah menggunakan metode
hikmah. Okrisal menjelaskan, strategi dakwah
Nabi untuk memberantas kesyikirikan adalah
dengan cara yang baik dan bijak.
Keempat, Rasulullah meliliki tujuan perjuangan
yang jelas.
Kelima, memiliki prinsip kebersamaan.
Keenam, memiliki prinsip kesamaan.
16. “Prinsip kebersamaan dan kesamaan ini
maksudnya sama-sama susah, sama-sama
gembira. Bahkan kata Rasulullah saw., kalau ada
kebahagiaan, biarkan saya menjadi orang terakhir
yang merasakan. Tapi kalau ada kesulitan,
biarkan saya orang pertama yang merasakan,
17. Ketujuh, Rasulullah mendahulukan kepentingan
dan keselamatan umat.
Kedelapan, Rasulullah saw. memberikan
kebebasan berkreasi, berpendapat, dan
pendegelasian wewenang.
Kesembilan, kharismatik dan demokratis.