Dokumen ini membahas tentang indikator kinerja manajemen perawatan yang terkait erat dengan reliability, availability, maintainability, safety, dan security (RAMSS). Indikator kinerja tersebut meliputi backlog pekerjaan maintenance, waktu perawatan, biaya perawatan, dan dampaknya terhadap produksi, kapabilitas produksi, keselamatan kerja, serta efektivitas di tingkat pabrik, lini produksi, peralatan, atau sumber daya.
Dokumen ini membahas fungsi kegagalan dan keandalan sistem. Terdapat penjelasan tentang fungsi probabilitas kegagalan, aksioma kegagalan, parameter fungsi kegagalan seperti MTTF dan MTBF, serta fungsi laju kegagalan yang dapat direpresentasikan dalam kurva bathtub model. Juga dibahas cara mengolah data kerusakan dan perawatan untuk menghitung parameter-parameter tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya strategi pemeliharaan dan keandalan dalam operasi perusahaan. Strategi ini penting untuk memelihara dan meningkatkan ketersediaan peralatan, kualitas produk, persyaratan keamanan, dan efektivitas biaya. Dokumen juga menjelaskan berbagai metode untuk mengukur keandalan sistem seperti MTBF dan availability.
Sistem operasi PT Coca-Cola Bottling Indonesia mengalami masalah keandalan pada line produksi minuman bernomor delapan. Analisis data kerusakan mesin konveyor, filler, dan pencuci botol menunjukkan adanya variasi keandalan dan ketersediaan mesin setiap bulannya. Upaya perbaikan yang dilakukan bagian pemeliharaan mampu menurunkan waktu perbaikan meskipun keandalan belum sepenuhnya stabil. [/ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang line balancing dalam produksi massal untuk menyeimbangkan aliran produksi antar departemen dan meminimalkan waktu menunggu.
2. Dibahas pula langkah-langkah line balancing meliputi identifikasi tugas, penetapan waktu tugas, hubungan antartugas, penetapan output dan waktu produksi, perhitungan cycle time, penugasan tugas ke stasiun kerja.
3. Rumus yang digunakan antara lain efisiens
Dokumen ini membahas tentang indikator kinerja manajemen perawatan yang terkait erat dengan reliability, availability, maintainability, safety, dan security (RAMSS). Indikator kinerja tersebut meliputi backlog pekerjaan maintenance, waktu perawatan, biaya perawatan, dan dampaknya terhadap produksi, kapabilitas produksi, keselamatan kerja, serta efektivitas di tingkat pabrik, lini produksi, peralatan, atau sumber daya.
Dokumen ini membahas fungsi kegagalan dan keandalan sistem. Terdapat penjelasan tentang fungsi probabilitas kegagalan, aksioma kegagalan, parameter fungsi kegagalan seperti MTTF dan MTBF, serta fungsi laju kegagalan yang dapat direpresentasikan dalam kurva bathtub model. Juga dibahas cara mengolah data kerusakan dan perawatan untuk menghitung parameter-parameter tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya strategi pemeliharaan dan keandalan dalam operasi perusahaan. Strategi ini penting untuk memelihara dan meningkatkan ketersediaan peralatan, kualitas produk, persyaratan keamanan, dan efektivitas biaya. Dokumen juga menjelaskan berbagai metode untuk mengukur keandalan sistem seperti MTBF dan availability.
Sistem operasi PT Coca-Cola Bottling Indonesia mengalami masalah keandalan pada line produksi minuman bernomor delapan. Analisis data kerusakan mesin konveyor, filler, dan pencuci botol menunjukkan adanya variasi keandalan dan ketersediaan mesin setiap bulannya. Upaya perbaikan yang dilakukan bagian pemeliharaan mampu menurunkan waktu perbaikan meskipun keandalan belum sepenuhnya stabil. [/ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang line balancing dalam produksi massal untuk menyeimbangkan aliran produksi antar departemen dan meminimalkan waktu menunggu.
2. Dibahas pula langkah-langkah line balancing meliputi identifikasi tugas, penetapan waktu tugas, hubungan antartugas, penetapan output dan waktu produksi, perhitungan cycle time, penugasan tugas ke stasiun kerja.
3. Rumus yang digunakan antara lain efisiens
Dokumen tersebut membahas tiga proses pengerjaan non-konvensional yaitu abrasive jet machining (AJM), ultrasonic machining (USM), dan chemical machining (CHM). AJM bekerja dengan menembakkan partikel abrasif dengan kecepatan tinggi menggunakan aliran fluida. USM menggunakan getaran ultrasonik untuk menumbukkan partikel abrasif pada permukaan benda kerja. Sedangkan CHM mengandalkan reaksi kimia antara bahan kimia pelarut
Dokumen tersebut membahas tentang modul perkuliahan pengantar teknik industri yang mencakup konsep perancangan pemindahan bahan, pola umum aliran bahan, dan peralatan pemindahan bahan. Ringkasannya adalah modul tersebut membahas konsep dasar tentang perancangan sistem pemindahan material dalam industri manufaktur.
Studi kasus ini membahas strategi pemeliharaan dan reliabilitas Frito-Lay untuk menghindari downtime mesin produksi. Frito-Lay menerapkan pemeliharaan preventif, melibatkan karyawan, dan mempekerjakan tenaga pemeliharaan berketerampilan ganda untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi produksi."
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...Julita Anggrek
Penelitian ini membandingkan dua metode perakitan steker listrik untuk meningkatkan kecepatan prosesnya. Data gerakan dan waktu seorang pekerja direkam untuk dianalisis. Dengan mengubah jenis obeng, tata letak komponen, dan menyeimbangkan tugas tangan, kecepatan perakitan dapat ditingkatkan dari 90 detik menjadi 75 detik.
Method engineering bertujuan untuk mencapai ENASE (Efektif, Nyaman, Aman Sejahtera, Efisien) dan juga untuk melengkapi tugas Pengantar Teknik Industri I
Line balancing merupakan proses menyeimbangkan lintasan produksi untuk mencapai target produksi dengan meminimalkan penumpukan barang dan mengidentifikasi stasiun kerja kritis. Hal ini dilakukan dengan menghitung waktu siklus, merangking operasi berdasarkan bobot posisi, membagikan elemen kerja ke stasiun, dan menghitung delay keseimbangan. Stasiun kerja 1 dan 5 diidentifikasi sebagai stasiun kritis yang perlu diperbaiki metode kerjanya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar dalam pemeliharaan (maintenance). Pertama, diberikan definisi bahwa pemeliharaan adalah kegiatan untuk menjaga fasilitas agar tetap berfungsi dengan baik melalui inspeksi, perbaikan, dan penggantian. Kedua, dibahas tiga dasar utama pemeliharaan yaitu membersihkan, memeriksa, dan memperbaiki bila ada kerusakan. Ketiga, dijelaskan jenis-jenis pe
Tiga aspek utama yang perlu diperhatikan dalam mengoptimalkan proses produksi menurut dokumen tersebut adalah:
1) pengendalian mutu produk, 2) pengelolaan sumber daya manusia, dan 3) peningkatan efisiensi produksi.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan tata letak yang meliputi pengertian teknik industri, lingkup perancangan tata letak, aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam perancangan tata letak, ilmu-ilmu yang dibutuhkan, stakeholder yang terlibat, dan tahapan-tahapan perancangan tata letak."
Materi kuliah Perancangan Sistem Kerja & Ergonomi topi Perancangan Display & Kontrol berisi tentang Penginderaan, Display, Tipe, dan Perancangannya, Kontrol & Prinsip Perancangan Kontrol
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingDwi Andriyanto
Laporan ini membahas tentang praktikum biomekanika dan penanganan bahan manual yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa. Tujuan praktikum adalah memahami konsep ergonomi dan biomekanika serta mampu menghitung beban kerja berdasarkan aktivitas. Mahasiswa melakukan pengukuran terhadap operator dan menganalisis gaya serta momen saat mengangkat beban 10 kg. Mereka juga menghitung faktor keselamatan seperti AL, MPL, RWL dan LI untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pemeliharaan yang mencakup pengertian, prosedur perencanaan, dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan pemeliharaan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa manajemen pemeliharaan adalah pengorganisasian operasi pemeliharaan untuk memberikan kinerja peralatan produksi dan fasilitas industri, prosedur perencanaannya meliputi penentuan objek, cara, dan waktu
Bengkel Metadata, RDA & Hyperlink PUiTM 2010
Anjuran : BPBPT PTAR
Tarikh : 6 April 2010
Tempat : Bilik Seminar PTAR 1
Penceramah : En. Goh Keng Yew
Jawatan: Technical Director (Paradigm System Berhad) System Engineer
Dokumen tersebut membahas tiga proses pengerjaan non-konvensional yaitu abrasive jet machining (AJM), ultrasonic machining (USM), dan chemical machining (CHM). AJM bekerja dengan menembakkan partikel abrasif dengan kecepatan tinggi menggunakan aliran fluida. USM menggunakan getaran ultrasonik untuk menumbukkan partikel abrasif pada permukaan benda kerja. Sedangkan CHM mengandalkan reaksi kimia antara bahan kimia pelarut
Dokumen tersebut membahas tentang modul perkuliahan pengantar teknik industri yang mencakup konsep perancangan pemindahan bahan, pola umum aliran bahan, dan peralatan pemindahan bahan. Ringkasannya adalah modul tersebut membahas konsep dasar tentang perancangan sistem pemindahan material dalam industri manufaktur.
Studi kasus ini membahas strategi pemeliharaan dan reliabilitas Frito-Lay untuk menghindari downtime mesin produksi. Frito-Lay menerapkan pemeliharaan preventif, melibatkan karyawan, dan mempekerjakan tenaga pemeliharaan berketerampilan ganda untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi produksi."
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...Julita Anggrek
Penelitian ini membandingkan dua metode perakitan steker listrik untuk meningkatkan kecepatan prosesnya. Data gerakan dan waktu seorang pekerja direkam untuk dianalisis. Dengan mengubah jenis obeng, tata letak komponen, dan menyeimbangkan tugas tangan, kecepatan perakitan dapat ditingkatkan dari 90 detik menjadi 75 detik.
Method engineering bertujuan untuk mencapai ENASE (Efektif, Nyaman, Aman Sejahtera, Efisien) dan juga untuk melengkapi tugas Pengantar Teknik Industri I
Line balancing merupakan proses menyeimbangkan lintasan produksi untuk mencapai target produksi dengan meminimalkan penumpukan barang dan mengidentifikasi stasiun kerja kritis. Hal ini dilakukan dengan menghitung waktu siklus, merangking operasi berdasarkan bobot posisi, membagikan elemen kerja ke stasiun, dan menghitung delay keseimbangan. Stasiun kerja 1 dan 5 diidentifikasi sebagai stasiun kritis yang perlu diperbaiki metode kerjanya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar dalam pemeliharaan (maintenance). Pertama, diberikan definisi bahwa pemeliharaan adalah kegiatan untuk menjaga fasilitas agar tetap berfungsi dengan baik melalui inspeksi, perbaikan, dan penggantian. Kedua, dibahas tiga dasar utama pemeliharaan yaitu membersihkan, memeriksa, dan memperbaiki bila ada kerusakan. Ketiga, dijelaskan jenis-jenis pe
Tiga aspek utama yang perlu diperhatikan dalam mengoptimalkan proses produksi menurut dokumen tersebut adalah:
1) pengendalian mutu produk, 2) pengelolaan sumber daya manusia, dan 3) peningkatan efisiensi produksi.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan tata letak yang meliputi pengertian teknik industri, lingkup perancangan tata letak, aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam perancangan tata letak, ilmu-ilmu yang dibutuhkan, stakeholder yang terlibat, dan tahapan-tahapan perancangan tata letak."
Materi kuliah Perancangan Sistem Kerja & Ergonomi topi Perancangan Display & Kontrol berisi tentang Penginderaan, Display, Tipe, dan Perancangannya, Kontrol & Prinsip Perancangan Kontrol
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingDwi Andriyanto
Laporan ini membahas tentang praktikum biomekanika dan penanganan bahan manual yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa. Tujuan praktikum adalah memahami konsep ergonomi dan biomekanika serta mampu menghitung beban kerja berdasarkan aktivitas. Mahasiswa melakukan pengukuran terhadap operator dan menganalisis gaya serta momen saat mengangkat beban 10 kg. Mereka juga menghitung faktor keselamatan seperti AL, MPL, RWL dan LI untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pemeliharaan yang mencakup pengertian, prosedur perencanaan, dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan pemeliharaan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa manajemen pemeliharaan adalah pengorganisasian operasi pemeliharaan untuk memberikan kinerja peralatan produksi dan fasilitas industri, prosedur perencanaannya meliputi penentuan objek, cara, dan waktu
Bengkel Metadata, RDA & Hyperlink PUiTM 2010
Anjuran : BPBPT PTAR
Tarikh : 6 April 2010
Tempat : Bilik Seminar PTAR 1
Penceramah : En. Goh Keng Yew
Jawatan: Technical Director (Paradigm System Berhad) System Engineer
Dokumen ini membahas tentang kegagalan sistem, penyebabnya, dan bentuk manifestasinya. Kegagalan adalah ketidakmampuan sistem bekerja secara efektif untuk menghasilkan produk berkualitas. Penyebab kegagalan meliputi desain yang salah, kesalahan manufaktur, kondisi operasional yang buruk, kesalahan manusia, dan masalah antarmuka. Bentuk kegagalan umum meliputi longgar, bocor, klempuan, get
Dokumen tersebut membahas tentang biaya perawatan yang terdiri dari biaya tetap, biaya variabel perawatan preventif, dan biaya variabel perawatan korektif. Total biaya perawatan adalah jumlah biaya tetap ditambah biaya variabel per kali perawatan preventif dan korektif yang dipengaruhi oleh frekuensi masing-masing perawatan. Frekuensi perawatan diestimasi berdasarkan rentang waktu yang diamati dibagi interval waktu perawatan untuk preventif at
This document discusses Failure Mode and Effects Analysis (FMEA). It begins by defining key terms like probability, risk, risk measurement, and risk management. It then explains that FMEA is a manual analysis method used to determine the consequences of failures in components, modules, or subsystems. The FMEA process involves identifying potential failure modes, their causes and effects, current controls, and developing recommendations to address high priority risks. Seven steps of the FMEA process are outlined, including determining failure modes and associated risks, effects, causes, controls, recommended actions, and comparing results. An example of applying FMEA to a truck stop coffee process is also provided.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, hukum, pembagian, sebab-sebab timbulnya, dan cara mencegah bid'ah dalam masyarakat. Bid'ah didefinisikan sebagai perbuatan baru yang tidak berdasarkan dalil syariat. Bid'ah dibagi menjadi bid'ah hasanah dan bid'ah dhalalah. Jahiliah tentang agama dan mengikuti hawa nafsu disebutkan sebagai penyebab utama munculnya bid'ah. Cara mence
The document provides an overview of MARC 21 bibliographic records. It discusses the history and development of MARC, the different MARC formats, and the key components that make up a MARC record including fixed and variable fields. Variable fields are identified by tags, indicators, delimiters, and subfield codes to provide structured data about bibliographic items. The document also covers how MARC records are used in automated library systems.
The document provides an introduction and schedule for a training session on RDA, the new cataloging code. It discusses the background and history of RDA, including how it is based on FRBR and FRAD models and is designed to be used online. The schedule outlines topics to be covered such as differences from AACR2, examples, and a demonstration of the RDA Toolkit.
RDA is a new cataloging standard that aims to make resource description and access more intuitive for users. It is based on FRBR and FRAD models established by IFLA that define bibliographic entities and their attributes and relationships. RDA seeks to accommodate all types of resources, align with the semantic web, and simplify the cataloging process by focusing on recording attributes as they appear. It was implemented in 2013 and emphasizes direct transcription over abbreviations to create more user-friendly records. RDA aims to improve users' ability to find, identify, select, and acquire resources through catalog searches.
Managing Electronic Collections in Alma presented at the 2016 GaCOMO in Athens as part of the Pre-Conference sponsored by TSIG and the Cataloging Functional Group of GIL.
This document provides an introduction and overview of Resource Description and Access (RDA), which replaces Anglo-American Cataloging Rules, Revision 2 (AACR2) as the new content standard for bibliographic data. Some key changes in RDA include removing the "rule of three" for author names, eliminating abbreviations, using terms like "content type", "media type", and "carrier type" instead of the general material designation (GMD), and focusing more on relationships between works through FRBR modeling. RDA aims to be a more universal standard that works with existing technologies and covers more than just books. The presentation outlines the timeline of RDA development and implementation, differences from AACR2, and considerations for training
O documento descreve a vida e obra de Shiyali Ramamrita Ranganathan, criador da Colon Classification. Ele nasceu na Índia em 1892 e se tornou professor de matemática antes de se tornar bibliotecário. Ranganathan desenvolveu um novo sistema de classificação, a Colon Classification, que introduziu novas abordagens como a análise facetada e o índice em cadeia. A Colon Classification foi publicada pela primeira vez em 1933 e teve várias edições posteriores.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis FMEA (Failure Mode and Effects Analysis) yang dirancang untuk mengidentifikasi potensi kegagalan pada produk atau proses, penyebab kegagalan, dan efek kegagalan. Terdapat tiga jenis FMEA yaitu FMEA sistem, desain, dan proses. FMEA bertujuan untuk meningkatkan desain dan proses manufaktur dengan mengidentifikasi masalah potensial. FMEA melibatkan penilaian tingkat kepar
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pemeliharaan mesin, termasuk pemeliharaan berdasarkan kegagalan, pemeliharaan preventif berdasarkan waktu, pemeliharaan prediktif berdasarkan kondisi, dan pemeliharaan proaktif berdasarkan resiko. Dibahas pula manfaat dan kerugian masing-masing jenis pemeliharaan serta kapan jenis manakah yang tepat digunakan. Diuraikan pula konsep OEE untuk
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan dan keandalan sistem yang mencakup definisi keandalan sistem, faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan sistem, teknik pemeliharaan pencegahan dan kerusakan, serta contoh perhitungan keandalan komponen dan sistem.
Total Productive Maintenance (TPM) merupakan sistem pemeliharaan mesin produksi yang melibatkan seluruh karyawan perusahaan untuk mencapai efisiensi maksimum. TPM bertujuan mencapai tingkat kerusakan mesin yang minimal dengan mengubah pandangan bahwa kerusakan mesin adalah hal yang tidak terhindarkan menjadi sesuatu yang tidak dapat diterima.
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-13: Analisis Variansi, Eksperimentasi Fak...Arif Rahman
This document discusses statistical analysis and experimental design. It defines statistics as the branch of mathematics concerned with collecting, organizing, summarizing, simplifying, presenting, interpreting, analyzing and synthesizing data to help solve problems and make decisions. It discusses the goals and principles of experimental design, including replication to estimate experimental error, randomization to ensure statistical validity, and local control to reduce experimental error. Key aspects like blocking, balancing and grouping techniques are explained as methods to control nuisance factors and refine heterogeneous data in experimental design.
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-12: Uji Asumsi Klasik pada Regresi Linier...Arif Rahman
1. The document discusses statistical analysis methods, including regression analysis and classical assumptions for regression models.
2. It explains the differences between correlation and regression, and covers simple and multiple linear regression analysis.
3. Key classical assumptions discussed include the assumptions of linearity, no multicollinearity, normality of residuals, homoscedasticity, and that covariates are uncorrelated with residuals. Methods for testing some of these assumptions are also presented.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk memodelkan hubungan antara variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Metode ini mengestimasi koefisien regresi untuk setiap variabel bebas berdasarkan data sampel yang dikumpulkan. Contoh menunjukkan estimasi koefisien regresi untuk tiga variabel bebas berdasarkan data 15 observasi.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis regresi linier sederhana, yang merupakan metode statistika untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan mengestimasi koefisien regresi dan melakukan prediksi."
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-6: Uji Kesesuaian Baik (Goodness of Fit T...Arif Rahman
Dokumen tersebut membahas tentang uji hipotesa dan langkah-langkah pengujian hipotesa, termasuk mendefinisikan hipotesa, memilih uji statistik yang tepat, menentukan tingkat signifikansi, membangun daerah keputusan, menghitung statistik uji, dan menarik kesimpulan."
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-4: Uji Hipotesa Proporsi ParametrikArif Rahman
Dokumen tersebut membahas tentang statistika inferensia yang menganalisis data sampel untuk menggeneralisasi ke populasi, mengestimasi parameter, menguji hipotesa, dan membuat prediksi."
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-2: Uji Hipotesa Rata-rata ParametrikArif Rahman
Teks tersebut membahas tentang statistika inferensia yang menganalisis atau mensintesa data untuk menggeneralisasi sampel terhadap populasi, mengestimasi parameter, menguji hipotesa, dan membuat prediksi untuk menghasilkan informasi dan kesimpulan. Metode pengujian hipotesa secara statistik digunakan untuk membentuk kesimpulan mengenai populasi berdasarkan sampel yang diambil.
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-1: Pengantar Statistika Inferensia
Manper03 failure
1. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
1
Kegagalan
Teknik Industri
Universitas Brawijaya
2. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
PermasalahanKegagalan
2
3. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
KerugianPerawatanBuruk
6 (six) big losses
Down Time.
1. Breakdown karena kerusakan equipment.
2. Setup dan adjustment (misal penggantian
dies)
Speed Losses.
3. Menunggu atau penghentian minor (misal
operasi abnormal).
4. Penurunan kecepatan (perbedaan
spesifikasi desain dengan aktual)
Defects.
5. Cacat saat proses dan rework (scrap dan
cacat membutuhkan perbaikan)
6. Penurunan yield saat startup dan
produksi stabil.
3
4. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
DefinisiKegagalan
Kegagalan (Failure) adalah
Ketidakmampuan sistem berfungsi
dengan efektif dalam performansi
baik untuk menghasilkan produk
dengan kualitas baik.
4
5. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
DefinisiSalah
Salah (Error) adalah status dari
bagian sistem yang tidak sesuai
dengan batas spesifikasinya yang
nantinya akan menyebabkan
terjadinya kegagalan.
5
6. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
DefinisiKesalahan
Kesalahan (Fault) adalah kondisi
yang diperkirakan menjadi
penyebab error.
6
7. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
Fault–Error–Failure
7
FAULT
ERROR FAILURE
8. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
JenisKegagalan
Catastrophic failure
Komponen gagal tiba-tiba dan tak
terduga
Degradation/Deterioration failure
Komponen gagal karena kinerjanya
menurun seiring pemakaian.
8
9. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
JenisKegagalan
Deterioration / degradation terdeteksi dengan failure
progress yang dinyatakan dalam P-F interval, atau waktu
antara titik “P” (potential failure) yang menunjukkan
penyimpangan performansi terdeteksi pertama kali
dengan titik “F” (functional failure) yang menunjukkan saat
terjadi kegagalan
9
10. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
JenisKegagalan
10
11. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
JenisKegagalan
Drift failure
Kinerja menurun saat pemakaian
menuju batas spesifikasi. Apabila
sistem dimatikan dan diistirahatkan
untuk beberapa waktu, selanjutnya
dinyalakan kembali, akan berfungsi
normal kembali.
Intermittent failure
Kinerja menurun saat pemakaian dan
tiba-tiba gagal. Apabila sistem
dimatikan dan diistirahatkan untuk
beberapa waktu, selanjutnya
dinyalakan kembali, akan berfungsi
normal kembali.11
12. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
PenyebabKegagalan
Fundamentally wrong design
Kesalahan desain komponen
Kekeliruan spesifikasi teknis,
termasuk suaian dan batas
toleransinya
Ketidaksesuaian dengan kebutuhan
Kegagalan integrasi
Kegagalan fungsional sistemik
...
12
13. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
PenyebabKegagalan
...
Manufacturing faults
Material tidak sesuai dengan
spesifikasi material
Part terkena abrasif atau korosif
secara fisik atau kimiawi
Manufaktur tidak berdasarkan
gambar teknik dan peta proses
Perakitan tidak mengikuti prosedur
perakitan
Kapabilitas manufaktur yang tidak
memadai
...13
14. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
PenyebabKegagalan
...
Operational condition faults
Pengujian
Penyimpanan
Pemindahan dan penanganan
Instalasi
Pengoperasian
Perawatan
...
14
15. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
PenyebabKegagalan
...
Human errors during operation
Kesalahan tidak disengaja
• Kekeliruan deteksi
• Kekeliruan diagnosa
• Kekeliruan eksekusi tindakan
Kesalahan disengaja
• Kriminalitas
• Teror
• Sabotase
• Hacking
...
15
16. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
PenyebabKegagalan
...
Interface faults
Interface beda tipe
Batasan toleransi interface
Kegagalan sinyal di interface
16
17. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
17
PenyebabKegagalan
18. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
IndikasiKegagalan
• Kebisingan abnormal
• Getaran atau
guncangan
• Perubahan
temperatur
• Asap atau percikan
api
• Bau yang tidak biasa
• Kondisi pelumas
atau pendingin
• Defisiensi kualitas
produk
• Ketidakstabilan
• Operasi terputus-putus
• Penurunan kinerja
proses
• Proses operasi kasar
• Kesulitan pengontrolan
• Kesulitan
pengoperasian
• Membutuhkan upaya
lebih keras
• Tidak dapat
dioperasikan
18
19. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
WujudKegagalan
Kegagalan umum
Badly fitted
Loosening
Leaking
Sticking
Vibration
Shocking
Oxidation
19
20. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
WujudKegagalan
Komponen struktur logam
Corrosion
Cracking
Deformation
Embrittlement
Fatigue
Fracture
Friction
Wear
20
21. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
WujudKegagalan
Komponen polymer
Abrasive wear
Bad resilience
Compression set
Dieseling
Explosive decompression
Extrusion
Friction
Hardening
Installation damage
Nibbing
Shrinking
Spiralling
Swelling
21
22. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
WujudKegagalan
Komponen Elektrik
Dielectric breakdown
Electromigration
Induced current
Voltage drop
Limited Power
Electrical shorts
Electrical opens
22
23. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
FungsiKegagalan
F(T): Fungsi probabilitas
kegagalan terjadi sebelum waktu
tertentu
F(X): Fungsi probabilitas
kegagalan yang terjadi dalam
waktu tertentu tidak melebihi
jumlah tertentu
( ) { } ( )∫=≤=
T
dttfTtPTF
0
{ } ( )∫=≤=
X
dxxfXxPXF
0
)(
23
24. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
FungsiKegagalan
24
f(t)
Time To Repair Time To Failure
Time Between Failure
25. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
ParameterFungsiKegagalan
MTTF :waktu rata-rata masa pakai
sebelum rusak (mean time to failure)
MTBF :waktu rata-rata antara
terjadinya kegagalan (mean time
between failures)
MTTR :waktu rata-rata perawatan
(mean time to repair)
MDT :waktu rata-rata sistem tidak
dapat dipergunakan (mean downtime)
25
26. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
AksiomaKegagalan
Probabilitas tidak adanya kegagalan
yang terjadi dalam interval waktu T
(dinotasikan P{x=0}) ekuivalen
dengan probabilitas terjadinya
kegagalan setelah waktu T
(dinotasikan P{t>T})
26
{ } { }TtPxP >== 0
27. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
Fungsilajukegagalan
Fungsi laju kegagalan (failure
rate), λ(t), adalah fungsi yang
menyatakan hubungan antara
umur komponen atau sistem
dengan frekuensi kegagalan, atau
banyaknya kegagalan per satuan
waktu pada umur ke-t.
Fungsi laju kegagalan biasanya
ditunjukkan mempergunakan
kurva bathtub model.
27
λ(t) =
– d(R(t))
.
1
=
f(t)
dt R(t) R(t)
28. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
Bath-TubModel
Bath-tub Model
• Infant mortality, debugging, burn-in, run-in,
break-in or early failure period
• Constant failure rate, useful life, hazard or
chance failure period
• Wear-out or degradation failure period
28
29. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
EarlyFailurePeriod
Akibat cacat hardware/software yang tidak
terdeteksi namun membaik bersamaan
dengan peningkatan reliability (misalnya
pengerasan permukaan poros seiring dengan
rotasi-friksi-lubrikasi saat pengoperasian)
Disebabkan kesalahan desain, kesalahan
manufaktur, atau penyesuaian sambungan
yang bergerak
Dapat menyebabkan kesalahan prediksi yang
signifikan jika monitoring menggunakan
steady-state failure rate
Dapat menggunakan model distribusi Weibull
untuk pendekatan kemunculan kejadian
kegagalan
29
30. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
SteadyStateFailurePeriod
Failure rate lebih rendah dibandingkan early-
life period
Failure rate konstan (independen terhadap
waktu) dan tidak terlalu berfluktuasi
Kegagalan disebabkan karena pengaruh
lingkungan dan penggunaan
Proses kemunculan kejadian kegagalan dapat
diasumsikan sebagai proses Poisson
Dapat menggunakan model distribusi
exponential untuk pendekatan waktu antar
kejadian kegagalan
30
31. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
DegradationFailurePeriod
Failure rate meningkat semakin cepat sesuai
umur pemakaian
Kegagalan disebabkan karena pengaruh
penurunan kinerja setelah umur ekonomis
akibat keausan, keropos atau faktor-faktor lain
di masa usang
Dapat menggunakan model distribusi weibull
untuk pendekatan waktu antar kejadian
kegagalan
31
32. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
PolaPerubahanLajuKegagalan
32
33. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
PolaPerubahanLajuKegagalan
Pattern A merupakan bathtub curve
secara umum. Pada periode awal
dimulai dengan laju kegagalan yang
tinggi (dikenal sebagai infant mortality
zone) diikuti dengan penurunan laju
tersebut hingga stasioner konstan
(dikenal sebagai useful life zone) dan
mulai meningkat kembali secara
gradual (dikenal sebagai wear-out
zone).
Pattern B menunjukkan laju
kegagalan pada awalnya konstan dan
secara perlahan meningkat.
33
34. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
PolaPerubahanLajuKegagalan
Pattern C menunjukkan laju
kegagalan pada awalnya konstan atau
meningkat sangat lambat hingga tidak
teridentifikasikan wear-out zone-nya.
Pattern D menunjukkan laju
kegagalan meningkat pada infant
mortality zone, diikuti dengan laju
kegagalan yang konstan pada zona
berikutnya.
34
35. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
PolaPerubahanLajuKegagalan
Pattern E menunjukkan laju
kegagalan konstan sepanjang usianya.
Pattern F menunjukkan dimulai
laju kegagalan yang tinggi dan
menurun hingga lajunya konstan
sampai di akhir usianya.
35
36. Manajemen Perawatan – 03 Kegagalan Arif Rahman – Universitas Brawijaya
36
End of Slides ...End of Slides ...