Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxNIKEN70
Berisi program manajemen risiko dan pengelolaan fasilitas serta keselamatan (MFK) di Puskesmas yang mencakup 7 program utama yaitu mutu dan keselamatan pasien, manajemen risiko, MFK dan K3, PPI, serta terintegrasi dalam RUK dan RPK. Terdapat berbagai kegiatan seperti identifikasi risiko, penyusunan panduan, simulasi, pelatihan, evaluasi, dan lainnya guna menjamin keamanan, kenyamanan, dan efisiensi fas
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
1. Rekam medis berisi catatan mengenai kondisi pasien, hasil pemeriksaan, dan pengobatan yang diberikan untuk memudahkan pelayanan kesehatan berikutnya.
2. Rekam medis berguna untuk kontinuitas pelayanan kesehatan, evaluasi mutu, dan pertanggungjawaban medis.
3. Isi rekam medis meliputi identitas pasien, keluhan, diagnosis, pengobatan, dan tindak lanjut untuk memastikan pelayanan terpadu.
Manager Pelayanan Pasien atau MPP adalah seseorang yang bertugas menjalankan peran tertentu di rumah sakit yang erat kaitannya dengan kesinambungan pelayanan.
Siapakah MPP itu ? dan apa perannya dalam pelayanan? ikuti di slide ini
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien jatuh."
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxNIKEN70
Berisi program manajemen risiko dan pengelolaan fasilitas serta keselamatan (MFK) di Puskesmas yang mencakup 7 program utama yaitu mutu dan keselamatan pasien, manajemen risiko, MFK dan K3, PPI, serta terintegrasi dalam RUK dan RPK. Terdapat berbagai kegiatan seperti identifikasi risiko, penyusunan panduan, simulasi, pelatihan, evaluasi, dan lainnya guna menjamin keamanan, kenyamanan, dan efisiensi fas
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
1. Rekam medis berisi catatan mengenai kondisi pasien, hasil pemeriksaan, dan pengobatan yang diberikan untuk memudahkan pelayanan kesehatan berikutnya.
2. Rekam medis berguna untuk kontinuitas pelayanan kesehatan, evaluasi mutu, dan pertanggungjawaban medis.
3. Isi rekam medis meliputi identitas pasien, keluhan, diagnosis, pengobatan, dan tindak lanjut untuk memastikan pelayanan terpadu.
Manager Pelayanan Pasien atau MPP adalah seseorang yang bertugas menjalankan peran tertentu di rumah sakit yang erat kaitannya dengan kesinambungan pelayanan.
Siapakah MPP itu ? dan apa perannya dalam pelayanan? ikuti di slide ini
Buku pedoman ini membahas sistem pelaporan insiden keselamatan pasien di RSUD Sekarwangi. Dibahas pula definisi insiden keselamatan pasien, prosedur pelaporan insiden, dan analisis risiko insiden menggunakan matriks grading risiko untuk menentukan tindak lanjut berdasarkan tingkat risikonya."
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
1. Laporan evaluasi indikator mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat bulan November 2022 menunjukkan peningkatan kinerja beberapa indikator mutu seperti kepatuhan mencuci tangan, identifikasi pengguna layanan, dan kelengkapan pengisian e-Puskesmas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan yang meliputi pendekatan, langkah, dan aspek penilaian mutu pelayanan kesehatan.
2) Terdapat tiga pendekatan utama penilaian mutu yaitu struktur, proses, dan hasil (outcome).
3) Siklus penjaminan mutu meliputi perencanaan, pengukuran, identifikasi masalah, dan peningkatan mutu secara ber
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienSri Yusanti
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Puskesmas X dengan melakukan penilaian kinerja pelayanan klinis, memantau pencapaian sasaran keselamatan pasien, serta menerapkan manajemen risiko pada pelayanan laboratorium dan obat. Prioritas program ini adalah pelayanan darurat, ANC dan persalinan, serta pelayanan obat. Program ini akan dievaluasi setiap bulan untuk menilai capaian targetnya.
Dokumen tersebut membahas tentang kredensial tenaga kesehatan di Puskesmas yang meliputi dasar hukum, tujuan, ruang lingkup, mekanisme pelaksanaan kredensial dan rekredensial, serta penetapan kewenangan klinis berdasarkan rekomendasi tim kredensial.
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di fasilitas pelayanan kesehatan. K3 di fasyankes sangat penting untuk melindungi petugas kesehatan dari paparan bahaya selama bekerja serta menjaga produktivitas mereka. Dokumen ini menjelaskan berbagai aturan dan strategi yang harus diterapkan di fasyankes seperti manajemen resiko, penggunaan alat pelindung diri, dan pro
1. Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu pelayanan kesehatan di puskesmas yang meliputi 6 indikator yaitu kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, kepatuhan identifikasi pasien, keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat, ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, dan kepuasan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan instrumen akreditasi puskesmas yang menjadi tanggung jawab surveior, mencakup pembagian tugas surveior berdasarkan standar, kriteria, dan elemen penilaian serta profil penyampaian materi.
SKN atau Sistem Kesehatan Nasional merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat. SKN terdiri dari 7 subsistem utama yaitu: upaya kesehatan masyarakat dan perorangan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarak
PPT - PERTEMUAN KOORDINASI DAN EVALUASI SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA.pptxPuskesmasRancamanyar
Pertemuan koordinasi membahas tentang jejaring dan jaringan puskesmas serta klinik. Dibahas mengenai dasar hukum, istilah, jenis klinik, persyaratan sarana klinik, dan alur perizinan klinik berdasarkan peraturan terbaru. Kesepakatan penting adalah pendataan berkala jejaring puskesmas, pembinaan dan pengawasan, serta pelaporan hasilnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) yang mencakup dasar hukum, latar belakang, pengertian, manfaat, jenis pelayanan, indikator, dan peranan Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan pencapaian SPM RS.
Buku pedoman ini membahas sistem pelaporan insiden keselamatan pasien di RSUD Sekarwangi. Dibahas pula definisi insiden keselamatan pasien, prosedur pelaporan insiden, dan analisis risiko insiden menggunakan matriks grading risiko untuk menentukan tindak lanjut berdasarkan tingkat risikonya."
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
1. Laporan evaluasi indikator mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat bulan November 2022 menunjukkan peningkatan kinerja beberapa indikator mutu seperti kepatuhan mencuci tangan, identifikasi pengguna layanan, dan kelengkapan pengisian e-Puskesmas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan yang meliputi pendekatan, langkah, dan aspek penilaian mutu pelayanan kesehatan.
2) Terdapat tiga pendekatan utama penilaian mutu yaitu struktur, proses, dan hasil (outcome).
3) Siklus penjaminan mutu meliputi perencanaan, pengukuran, identifikasi masalah, dan peningkatan mutu secara ber
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienSri Yusanti
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Puskesmas X dengan melakukan penilaian kinerja pelayanan klinis, memantau pencapaian sasaran keselamatan pasien, serta menerapkan manajemen risiko pada pelayanan laboratorium dan obat. Prioritas program ini adalah pelayanan darurat, ANC dan persalinan, serta pelayanan obat. Program ini akan dievaluasi setiap bulan untuk menilai capaian targetnya.
Dokumen tersebut membahas tentang kredensial tenaga kesehatan di Puskesmas yang meliputi dasar hukum, tujuan, ruang lingkup, mekanisme pelaksanaan kredensial dan rekredensial, serta penetapan kewenangan klinis berdasarkan rekomendasi tim kredensial.
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di fasilitas pelayanan kesehatan. K3 di fasyankes sangat penting untuk melindungi petugas kesehatan dari paparan bahaya selama bekerja serta menjaga produktivitas mereka. Dokumen ini menjelaskan berbagai aturan dan strategi yang harus diterapkan di fasyankes seperti manajemen resiko, penggunaan alat pelindung diri, dan pro
1. Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu pelayanan kesehatan di puskesmas yang meliputi 6 indikator yaitu kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, kepatuhan identifikasi pasien, keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat, ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, dan kepuasan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan instrumen akreditasi puskesmas yang menjadi tanggung jawab surveior, mencakup pembagian tugas surveior berdasarkan standar, kriteria, dan elemen penilaian serta profil penyampaian materi.
SKN atau Sistem Kesehatan Nasional merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat. SKN terdiri dari 7 subsistem utama yaitu: upaya kesehatan masyarakat dan perorangan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarak
PPT - PERTEMUAN KOORDINASI DAN EVALUASI SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA.pptxPuskesmasRancamanyar
Pertemuan koordinasi membahas tentang jejaring dan jaringan puskesmas serta klinik. Dibahas mengenai dasar hukum, istilah, jenis klinik, persyaratan sarana klinik, dan alur perizinan klinik berdasarkan peraturan terbaru. Kesepakatan penting adalah pendataan berkala jejaring puskesmas, pembinaan dan pengawasan, serta pelaporan hasilnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) yang mencakup dasar hukum, latar belakang, pengertian, manfaat, jenis pelayanan, indikator, dan peranan Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan pencapaian SPM RS.
Dokumen tersebut merupakan keputusan menteri kesehatan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) di rumah sakit yang mengatur tentang jenis dan mutu pelayanan dasar minimum yang harus disediakan rumah sakit serta indikator dan target yang harus dicapai.
Draft standar pelayanan minimal kesehatan 2015Muh Saleh
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun 2015. Dokumen menjelaskan pengertian dan tujuan dari SPM Bidang Kesehatan, serta memberikan pedoman pelaksanaan dan indikator-indikator untuk mengukur pencapaian SPM Bidang Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) Sesuai KPI (SOP Base on KPI)M. Rojana Hamdan
Standard Operating Procedures (SOP) adalah
suatu paket proses kerja dengan langkahlangkah
yang di-standar-kan dan harus diikuti
agar tujuan perusahaan/ organisasi dapat
tercapai.
SOP yang ideal harus menunjang kesuksesan dalam pencapaian KPI agar Tupoksi tercapai dan Tujuan Perusahaan / organisasi pun tercapai.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas program dan kebijakan pemerintah dalam penguatan pelayanan kesehatan primer melalui akreditasi puskesmas, termasuk peran berbagai pihak dalam proses akreditasi.
2) Konsep mutu pelayanan kesehatan dan manajemen puskesmas sesuai standar akreditasi.
3) Tujuan akreditasi puskesmas antara lain sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu ole
Tugas manajemen mutu pelayanan kesehatan sesi 9 fitriandriasari
Dokumen tersebut membahas tentang akreditasi rumah sakit di Indonesia, meliputi pengertian, dasar hukum, tujuan, jenis survei, standar, dan proses akreditasi rumah sakit. Akreditasi rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Proses akreditasi terdiri atas tahap persiapan, pelaksanaan survei, dan pembinaan paska survei.
Pedoman ini menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan survei akreditasi rumah sakit oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Indonesia. Terdiri dari pengertian, standar yang digunakan, jenis surveiornya, dan pembagian tugas antar survei untuk memastikan pelaksanaan survei yang efektif dan terarah.
Dokumen tersebut membahas tentang akreditasi rumah sakit, termasuk sejarah, tujuan, manfaat, instrumen, dan proses akreditasi rumah sakit. Akreditasi rumah sakit bertujuan untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dan mendorong perbaikan berkelanjutan melalui pemenuhan standar pelayanan kesehatan. Proses akreditasi melibatkan penilaian terhadap pemenuhan standar struktur, proses, dan hasil pelayanan oleh rumah sakit
Standar Akreditasi Klinik-Lies(overview) (1).pptxNaniMulyani17
Dokumen tersebut membahas tentang revisi standar akreditasi klinik berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021. Dokumen menjelaskan unsur-unsur standar yang terdiri atas tata kelola klinik, peningkatan mutu dan keselamatan pasien, serta pelayanan kesehatan perseorangan.
Bahan presentasi tentang pemahaman akreditasiKhamid Arif
Dokumen tersebut merangkum proses akreditasi puskesmas kesehatan di Kecamatan Cengkareng. Proses akreditasi meliputi penilaian standar mutu layanan kesehatan puskesmas dalam manajemen, pelayanan klinis, dan upaya kesehatan masyarakat. Kriteria penilaian mencakup perencanaan, pelaksanaan, dokumentasi, dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Terdapat beberapa tingkat keberhasil
Dokumen ini memberikan informasi tentang pelatihan akreditasi untuk puskesmas kecamatan Cengkareng. Pelatihan ini membahas proses akreditasi puskesmas yang meliputi penilaian standar manajemen, layanan klinis, dan upaya kesehatan masyarakat berdasarkan 9 bab. Terdapat 4 tingkat keberhasilan akreditasi yaitu tidak terakreditasi, terakreditasi dasar, terakreditasi madya, terakreditasi utama, dan terakreditasi paripurna.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
4. 1. Konsep Akreditasi
Akreditasi :
Suatu pengakuan yang diberikan
pemerintah kepada Instansi tertentu
karena telah memenuhi standar yang
ditentukan
AKREDITASI
RUMAH SAKIT
Pengakuan terhadap Rumah Sakit yg diberikan
oleh lembaga independen penyelenggara
Akreditasi yg ditetapkan oleh Menteri, setelah
dinilai bahwa Rumah Sakit itu memenuhi
Standar Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku
untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit secara berkesinambungan.
Dasar Hukum
5. Dasar Hukum
1.UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit Pasal 40
2.Permenkes no. 159b/88 tentang rumah sakit, pasal 26 mengatur
tentang akreditasi Rumah Sakit.
3.SK Menkes 436/93 menyatakan berlakunya standard pelayanan
Rumah Sakit dan standard pelayanan medis.
4.SK Dirjen Yanmed No. YM.02.03.3.5.2626 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan Lainnya.
6. Undang Undang No. 44/2009 tentang RS
(1) Dlm upaya peningkatan mutu pelayanan RS wajib dilakukan akreditasi scr
berkala min 3 th sekali.
(2) Akreditasi RS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu
lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan
Standar Akreditasi yang berlaku
(3) Lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh
Menteri.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi RS bagaimana dimaksud pada ayat
(1), & ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga : AKREDITASI
Pasal 40
Dasar
Hukum
7. Mempermudah akses masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan
Memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan RS danSDM di RS
Meningkatkan mutu dan
mempertahankan
standar pelayanan RS
Memberikan kepastian hukum
kepada pasien,masyarakat, dan
SDM RS
Tujuan
Akreditasi
8. Manfaat Akreditasi
Terbentuknya
budaya mutu
dalam memberikan
pelayanan
kesehatan pada
pasien sesuai
standar di RS
Terlindungainya
pasien/masyarakat
dari layanan
kesehatan yang
tidak bermutu
Peningkatan
kesejahteraan
rumah sakit
Sebagai salah satu
syarat peningkatan
kelas RS
9. 2. Standart Pelayanan RS
Seperangkat kebijakan, peraturan, pengarahan, prosedur atau hasil
kerja yg ditetapkan oleh manajemen utk seluruh upaya kes di RS, yg
dapat digunakan sbg petunjuk/pedoman yg memungkinkan semua
staf baik medis maupun non medis utk melaksanakan tugasnya dg
baik (Depkes, 1994)
11. 16 Pelayanan RS yang diakreditasi :
1. Administrasi dan manajemen
2. Pelayanan medis
3. Pelayanan keperawatan
4. Pelayanan gawat darurat
5. Rekam medis
6. Farmasi
7. Radiologi
8. Kamar operasi
9. Pengendalian infeksi
10. Pelayanan Resti
11. Laboratoriun dan keselamatan kerja
12. Kebakaran dan kewaspadaan bencana
13. Pelayanan intensif
14. Pelayanan transfusi darah
15. Pelayanan rehabilitasi medik
16. Pelayanan gizi
12. SETIAP FUNGSI PELAYANAN TERDIRI
DARI 7 STANDAR :
1. Falsafah dan Tujuan
2. Administrasi dan
Pengelolaan
3. Staf dan Pimpinan
4. Fasilitas dan Peralatan
5. Kebijakan dan Prosedur
6. Pengembangan Staf dan
Program Pendidikan
7. Evaluasi dan
pengendalian mutu
13. 3. SOP
suatu perangkat yang mengatur
tahapan suatu proses kerja atau prosedur
kerja tertentu.
prosedur kerja yang dimaksud bersifat
tetap, rutin dan tidak berubah – ubah dan
dibakukan menjadi dokumen tertulis.
14. Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah
sakit atau fasilitas pelayanan dapat tercapai bila tersedia biaya
operasional dan pemeliharaan sarana dan alat kesehatan yang
memadai
Sehingga untuk itu haruslah disusun petunjuk teknis dan
standart operational procedure (SOP) tentang pemeliharaan
dan optimalisasi pemanfaatan sarana rumah sakit dan alat
kesehatan. (Depkes RI, 2003)
15. • Pihak Penyusun SOP
Tim khusus yang
dibentuk oleh
pimpinan organisasi
• Pihak Pelaksana SOP
semua jajaran yang
berada dalam
organisasi
16. Tujuan SOP
Umum
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efektif dan
efisien serta senantiasa meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan pencapaian standar profesi dan standar pelayanan
Khusus
1. Mempertahankan tingkat penampilan kerja
2. Sebagai acuan dlm pelaksanaan kegiatan tertentu
3. Menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi, pemborosan
4. Sebagai cara atau parameter dalam meningkatkan mutu
5. Menjamin penggungaan SD secara efektif dan efisien
6. Menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
7. Melindungi organisasi dan petugas dari tuntutan hukum
17. Manfaat pembuatan Standar Operasional
Prosedur ini diantaranya:
1. Efisiensi waktu
2. Memudahkan tahapan pelayanan
3. Sarana untuk mengkomunikasikan pelaksanaan suatu pekerjaan
4. Acuan dalam melakukan penilaian terhadap proses layanan
5. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen
6. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan
18. 1. Konsisten
2. Komitmen
3. Perbaikan kelanjutan
4. Mengikat
5. Seluruh unsur memiliki peran
penting
6. Didokumentasikan dengan baik
Prinsip Pelaksanaan
SOP :
20. KONSEP DASAR AKREDITASI RUMAH SAKIT
STANDAR
RUMAH
SAKIT
Kemenke
S
MEMENUHI
SURVEI
AKREDITASI R.S.
INSTRUMEN
AKREDITASI
SERTIFIKAT
KARS
16. Standar Pelayanan
7. Standar
Keselamatan
Pasien
SERTIFIKASI
SK MEKKES R.I. No.1165A TH.2001
Tentang KARS
21. Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS)
• lembaga independen pelaksana akreditasi rumah sakit yang bersifat
fungsional, non-struktural, dan bertanggung jawab kepada Menteri.
Komisi ini merupakan badan independen yang dibentuk berdasarkan surat
keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI No. YM.02.03.3.5.2626
tanggal 8 April 1998
• KARS mempunyai fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengembangan,
pembimbingan dan pelatihan serta monitoring dan evaluasi dalam bidang
akreditasi rumah sakit di Indonesia, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan perkembangan akreditasi rumah sakit secara
internasional. Masa bakti Komisi Akreditasi Rumah Sakit adalah 5 tahun
untuk pelaksana akreditasi (surveyor).
22. Tugas pokok dan fungsi KARS
• Merumuskan kebijakan dan tata laksana akreditasi rumah sakit
• Menyusun rencana strategis akreditasi rumah sakit
• Menyusun peraturan internal KARS
• Menyusun standar akreditasi
• Menetapkan status akreditasi rumah sakit
• Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan pembimbingan serta pengembangan di bidang akreditasi
dan mutu layanan rumah sakit
• Mengangkat dan memberhentikan tenaga surveyor
• Membina kerja sama dengan institusi di dalam negeri maupun di luar negeri yang berkaitan dengan
bidang akreditasi dan peningkatan mutu layanan rumah sakit
• Melakukan sosialisasi dan promosi kegiatan akreditasi
• Melakukan monitoring dan evaluasi dalam bidang akreditasi rumah sakit
• Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan akreditasi rumah sakit.
23. Lanjutan …….
• KARS dapat bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan Provinsi, Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia dan Komite Akreditasi
Nasional dalam melakukan monitoring dan
evaluasi kinerja rumah sakit pasca akreditasi
dan untuk membina rumah sakit dalam upaya
meningkatkan mutu layanannya.
24. Tingkat Pelaksanaan Akreditasi RS
• Administrasi dan manajemen
• Pelayanan medis
• Pelayanan keperawatan
• Pelayanan gawat darurat
• Rekam medis
Akreditasi tingkat dasar
(5 kegiatan pelayanan)
• 5 kegiatan pelayanan dasar
• Farmasi
• Radiologi
• Kamar operasi
• Pengendalian infeksi
• Pelayanan Resti
• Laboratoriun dan keselamatan kerja
• Kebakaran dan kewaspadaan bencana
Akreditasi tingkat lanjut
(12 kegiatan pelayanan)
• 12 pelayanan lanjut
• Pelayanan intensif
• Pelayanan transfusi darah
• Pelayanan rehabilitasi medik
• Pelayanan gizi
Akreditasi tingkat
lengkap
(16 kegiatan pelayanan)
26. • Pemenuhan standar
• Penilaian mandiri (self assessment)
Proses penilaian penerapan Standar Pelayanan
RS dgn menggunakan Instrumen Akreditasi
untuk mengukur kesiapan & kemampuan RS
dlm rangka survei Akreditasi
Dilakukan oleh RS yg akan menjalani proses
Akreditasi
PERSIAPAN AKREDITASI
27. • Proses pembinaan RS dlm rangka meningkatkan
kinerja dlm mempersiapkan survei Akreditasi
• Dilakukan oleh pembimbing Akreditasi dari
lembaga independen pelaksana Akreditasi yg akan
melakukan Akreditasi
• Pembimbing Akreditasi tenaga kesehatan yg
memiliki kompetensi dan kewenangan dlm
membimbing RS untuk mempersiapkan Akreditasi
BIMBINGAN
AKREDITASI
28. PELAKSANAAN
AKREDITASI
• Survei Akreditasi
Penilaian untuk mengukur pencapaian dan cara penerapan Standar
Pelayanan RS
Dilakukan oleh surveior Akreditasi dari lembaga independen pelaksana
Akreditasi
Surveior Akreditasi tenaga kesehatan yg memiliki kompetensi dan
kewenangan dlm bidang Akreditasi untuk melaksanakan survei Akreditasi
• Penetapan status Akreditasi
Dilakukan oleh lembaga independen pelaksana Akreditasi berdasarkan
rekomendasi dari surveior Akreditasi
Surveior Akreditasi memberikan rekomendasi perbaikan-perbaikan yg
harus dilakukan oleh RS untuk pemenuhan Standar Pelayanan Rumah
Sakit
RS yg telah mendapatkan status Akreditasi nasional diwajibkan membuat
perencanaan perbaikan strategis sesuai dgn rekomendasi surveior untuk
memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yg belum tercapai
29. KEGIATAN PASCA AKREDITASI
• Dilakukan dalam bentuk survei verifikasi
Survei verifikasi dilakukan oleh lembaga independen
pelaksana Akreditasi yg melakukan penetapan status
Akreditasi terhadap RS
untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan mutu
pelayanan RS sesuai dgn rekomendasi dari surveior
• Pelaksanaan kegiatan pasca Akreditasi diatur oleh lembaga
independen pelaksana Akreditasi
30. STATUS AKREDITASI
ada empat tingkatan :
1. Akreditasi Istimewa dengan masa berlakunya 5 tahun
Didapat setelah 3 X berturut-turut lulus
2. Akreditasi Penuh: nilai total > 75 %, tidak ada nilai < 60%, 3 tahun masa
berlaku
Diberikan pada RS yang telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh
komisi gabungan akreditasi
3. Akreditasi Bersyarat: nilai total >65 % – <75 %, tidak ada nilai < 60%, 1
tahun disurvei/nilai lagi pelayanan yang nilainya di bawah 75%
Diberikan jika RS telah memenuhi persyaratan minimal tapi belum
cukup untuk mendapatkan akreditasi penuh (berlaku 1 tahun)
4. Tidak Diakreditasi (Tidak Lulus)
RS dianggap belum mampu memenuhi standar yang ditetapkan
32. Daftar Pustaka
-> Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012
-> Luwiharsih : Keselamatan Pasien dalam Akreditasi Baru, Disampaikan pada Kongres
PERSI XII, Seminar Tahunan VI Patient Safety dan Hospital Expo XXV Jakarta
Convention Center 7 - 10 November 2012.
-> http://web.kars.or.id/kars/ (akses : Kamis, 15 Oktober 2015)