Terdapat 4 model promosi kesehatan yang banyak digunakan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan. 4 model promosi kesehatan itu antara lain :
1. Model Kepercayaan Kesehatan (Helath Belief Model)
2. Model Transteoritik (Transtheoritical Model)
3. Teori Aksi Beralasan (Theory of Reasoned Action)
4. Stres dan Koping (Stress and Coping)
Dari keempat model diatas, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga untuk pemilihan model promosi kesehatan perlu beberapa pertimbangan yang harus dikaji terlebih dahulu. Materi berikut menjabarkan tentang keempat model beserta dengan kelebihan dan kekurangannya.
Terdapat 4 model promosi kesehatan yang banyak digunakan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan. 4 model promosi kesehatan itu antara lain :
1. Model Kepercayaan Kesehatan (Helath Belief Model)
2. Model Transteoritik (Transtheoritical Model)
3. Teori Aksi Beralasan (Theory of Reasoned Action)
4. Stres dan Koping (Stress and Coping)
Dari keempat model diatas, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga untuk pemilihan model promosi kesehatan perlu beberapa pertimbangan yang harus dikaji terlebih dahulu. Materi berikut menjabarkan tentang keempat model beserta dengan kelebihan dan kekurangannya.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2006).
PPT disusun dalam rangka penugasan salahsatu mata kuliah.
untuk semua yang berperan dalam penyusunan ppt ini, saya ucapkan terima kasih.
untuk pembaca yang budiman, semoga bermanfaat.
Thanks to follow my SlideShare account .
Follow me on :
IG : @riskiekaf
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2006).
PPT disusun dalam rangka penugasan salahsatu mata kuliah.
untuk semua yang berperan dalam penyusunan ppt ini, saya ucapkan terima kasih.
untuk pembaca yang budiman, semoga bermanfaat.
Thanks to follow my SlideShare account .
Follow me on :
IG : @riskiekaf
Presentasi ini menyajikan pendekatan konseling melalui pendekatan client centred
Penggunaan presentasi ini sebagai referensi dalam penulisan ilmiah (seperti makalah, skripsi) dan populer (majalah, blog), mohon dicantumkan dalam daftar pustaka / referensi sebagai berikut :
Wiyadnya, I Gde. dkk. 2012. "Pendekatan Konseling Client Centred", Presentasi tidak dipublikasikan, Jakarta: STAH Dharma Nusantara.
6. Peran dan Fungsi Perawat
Manager
kasus
Mengidentifikasi
Menyusun rencana
Mengkoordinasi
Menilai kualitas
pelayanan
Pelaksana
Asuhan
keperawatan
Pengkajian komprehensif
Menetapkan masalah
keperawatan
Menyusun rencana
Melakukan tindakan
Mengevaluasi
Mendokumentasi
Pendidik
Mengidentifikasi kebutuhan belajar
Memilih metode pembelajaran
Rencana PenKes
Melaksanakan PenKes
Melatih komunitas/kelompok/keluarga
Mendorong komunitas/kelompok/keluarga melatih keterampilan
Mendokumentasikan
7. Peran dan Fungsi Perawat
Pembela
(Advocate)
Menyediakan informasi
Memfasilitasi klien dalam mengambil keputusan
Membangun jejaring kerja
Menghormati hak klien
Persetujuan
Pendampingan
Informasi sumber layanan kesehatan
Memfasilitasi dalam pemanfaatan layanan
Konselor
Mengembangkan koping yang konstruktif dalam
penyelesaian masalah.
Memberikan berbagai solusi dalam rangka menetapkan
cara yang lebih baik untuk penyelesaian masalah.
Peneliti mengidentifikasi masalah praktik dan mencari jawaban melalui
pendekatan ilmiah.
Menggunakan hasil penelitian dalam praktik keperawatan
8. Peran dan Fungsi Perawat
Penemu
Kasus
Melibatkan diri dalam penelusuran kasus/masalah
klien atau keluarga, untuk selanjutnya dilakukan kajian
apa saja yang dibutuhkan kklien.
Pembaharu
Mengidentifikasi kekuatan dan penghambat
perubahan
Pencarian dan memotivasi untuk berubah
Membantu klien mengiinternalisasi perubahan
Role Model Transformasi perilaku perawat yang dapat
dipelajari oleh klienatau keluarga.
19. : Komunikasi yang dirancang dan dilakukan untuk tujuan terapi
Empati
Respon
Efektif
Hambatan Deskripsi
Fisik Hal menyangkut ruang fisik dan lingkungan
Biologis Ketidaksempurnaan anggota tubuh
Intelektual Pengetahuan dan kemampuan
Psikis Kejiwaan, emosional, kepercayaan, penilaian
Kultural Bahasa, budaya, etnis
Aggressive
Passive
Assertive
20. AGRESIF PASIF ASERTIF
Bentuk Tubuh Condong ke depan Agak mundur Tegak lurus
Kepala Mendonggkak ke atas Menunduk Santai dan tidak kaku
Mata
Melototi seolah-olah akan
mengamuk
Tidak berani menatap
Langsung, tidak
melotot, pandangan
bagus, biasa/santai
Wajah Tegas
Tersenyum selalu
bahkan sewaktu kesal
Ekspresi sesuai
dengan kata yang
keluar
Nada Suara Keras
Ragu/lembut,
cenderung berbicara
setelah lawan selesai
bicara
Sesuai dengan kontak
Anggota
Gerak
Terkontrol, jari menunjuk
menancap ke suatu objek,
terkepal keras
Diam, tidak biasa
bergerak
Santai, bebas
bergerak
Movement/
Walking
Lambat/cepat dan keras,
bebas
Lambat dan ragu-gau,
atau cepat tetapi
terkesan terburu-buru
Terukur, sesuai
tindakan
21.
22. PENGGUNAAN DIRI SECARA TERAPEUTIK DAN ANALISIS DIRI PERAWAT
• Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, diri perawat adalah
alat yang terapeutik untuk penyembuhan klien. Sebagai alat,
perawat harus mampu menggunakan dirinya secara terapeutik.
Cara menggunakan diri secara terapeutik (bagi perawat), yaitu
mengembangkan kesadaran diri (developing self awareness),
mengembangkan kepercayaan (developing trust),
menghindari pengulangan (avoiding stereotypes), dan
tidak menghakimi (becoming nonjudgmental) (Chitty, 1997).
• Sebagai seorang perawat, Anda harus selalu meningkatkan kualitas
diri supaya terapeutik untuk diri sendiri dan orang lain dengan
menganalisis diri. Cara melakukan analisis diri adalah melakukan
evaluasi kesadaran diri (self awareness) dan pengungkapan diri,
mengklarifikasi nilai, mengeksplorasi perasaan, perawat sebagai
role model, mengutamakan kepentingan orang lain, bersikap etis,
dan bertanggung jawab.
23.
24. Helping Relationship
• Hubungan terapeutik perawat-klien merupakan
sebuah pengalaman belajar yang saling
menguntungkan, pengalaman yang berdasarkan
kemanusiaan antara perawat dan klien dengan
saling menghargai dan saling menerima perbedaan
sosial-budaya antara keduanya. Pada hubungan ini,
perawat menggunakan dirinya sendiri dan teknik
komunikasi dalam asuhan keperawatan yang
diberikannya untuk merubah pola fikir dan
perubahan perilaku pada klien.
• Helping relationship adalah hubungan yang terjadi
antara dua atau lebih individu maupun kelompok
yang saling memberikan dan menerima bantuan
atau dukungan untuk memenuhi kebutuhan dasar
sepanjang kehidupan. Perawat adalah sebagai
helper yang berperan membantu klien untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia klien.