SlideShare a Scribd company logo
I.         PENDAHULUAN
     A. Latar Belakang Penulisan
           Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan dana yang dapat
        menghasilkan pendapatan bagi pemilik dana. Investasi memiliki berbagai
        macam bentuk, misalnya deposito, saham, obligasi, maupun reksa dana. Salah
        satu bentuk investasi syari’ah adalah reksa dana syari’ah. Saat ini, reksa dana
        syari’ah merupakan investasi yang menarik bagi masyarakat yang ingin
        berinvestasi sesuai dengan syari’ah. Reksa dana syari’ah merupakan alternatif
        investasi yang hanya menempatkan dana pada debitor yang tidak melanggar
        batasan syari’ah, dalam fundamental maupun operasional perusahaan, sesuai
        fatwa Majelis Ulama Indonesia.
           Reksa dana syariah merupakan sarana investasi yang menggabungkan
        saham dan obligasi syari’ah dalam satu produk yang dikelola oleh manajer
        investasi. Manajer investasi menawarkan reksa dana syari’ah kepada para
        investor yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut
        dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi
        syari’ah yang dinilai menguntungkan.
           Kegiatan investasi yang bernafaskan Islam khususnya Reksa Dana
        Syari’ah akan menarik, terutama karena memberi keyakinan bahwa kegiatan
        investasi juga merupakan sebentuk kegiatan muamalah (keperdataan) dalam
        Islam. Reksa Dana Syari’ah ini dapat dijadikan salah satu alternatif
        masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim untuk ikut serta dalam kegiatan
        pasar modal dengan cara yang halal, sesuai syari’at agama. Mengingat hal
        tersebut, Indonesia jelas merupakan pasar potensial untuk tumbuhnya
        investasi yang bersifat islami.

     B. Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam
        penulisan makalah ini adalah:



                                                                                      1
1. Apakah yang dimaksud dengan reksa dana Syari’ah?
         2. Apa prinsip operasional serta jenis-jenis reksa dana Syari’ah?
         3. Bagaimana peluang, tantangan dan prospektif reksa dana Syari’ah?




II.          PEMBAHASAN
      A. Pengertian Reksa Dana Syari’ah
             Reksa Dana1 secara bahasa berasal dari kata “Reksa” yang berarti “jaga
         atau pelihara” dan kata “Dana” berarti “uang”. Sehingga Reksa Dana pada
         umumnya diartikan sebagai “kumpulan uang yang dipelihara”. 2 Pemakaian
         kata reksa dana di Indonesia merupakan terjemahan dari istilah “Mutual fund”
         yang kalau diterjemahkan secara harfiah dana bersama atau danareksa, namun
         karena danareksa sudah dikenal luas sebagai suatu perusahaan investasi, maka
         dirubah istilah danareksa tersebut menjadi reksa dana agar dapat lebih jelas
         makna pengertiannya antara reksa dana sebagai instrument investasi dengan
         danareksa sebagai perusahaan investasi.3


         1
           Reksa dana di luar negeri dikenal dengan sebutan Unit trust (Inggris) yang berarti unit
(saham) kepercayaan, atau Mutual fund (Amerika) yang berarti dana bersama atau Investment fund
(Jepang) yang berarti pengelolaan dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan. Di Indonesia, istilah
yang digunakan adalah Reksa Dana. Lihat Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat
Kontemporer, (UII Press, Yogyakarta, 2000), hlm. 92, lihat juga H.A Djazuli dan Yadi Janwari,
Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2002), hlm. 197.
         2
           Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi 2, (Ekonisia Kampus Fakultas
FE UII, Yogyakarta, 2003), hlm. 12.
         3
           Mangasa Simatupang, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana (Dilengkapi
Soal-Soal Latihan dan Jawaban), (Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010), hlm. 153-154.



                                                                                                    2
Instrumen reksa dana sebagai media investasi sangat berbeda dengan
        instrument saham (danareksa), instrument saham dapat dikategorikan sebagai
        instrument investasi langsung seperti deposito, obligasi dimana para pemodal
        atau investor melakukan investasi dengan menghubungi bank untuk produk
        perbankan atau perusahaan pialang untuk melakukan investasi pada saham,
        sebaliknya reksa dana dikategorikan sebagai jenis instrument investasi yang
        tidak langsung, dikarenakan untuk melakukan investasi pada reksa dana para
        pemodal menggunakan jasa pihak ketiga yang disebut manajer investasi
        sebagai pengelola portofolio investasi bagi para nasabah.4
            Sedangkan secara istilah, menurut Imamudin Yuliadi dalam karyanya
        Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar mengatakan bahwa “Reksa dana adalah
        wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
        untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek5 oleh manajer
        investasi”.6 Begitu juga Pratomo menjelaskan bahwa “Reksa dana adalah
        wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
        untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi
        yang telah mendapat izin dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal)”.7
            Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
        pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki waktu
        dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Menurut
        Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 telah diberikan definisi
        bahwa: “Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun




        4
           Ibid.
        5
           Yang dimaksud dengan protofolio efek adalah kumpulan (kombinasi) instrument investasi
yang dibuat sesuai dengan tujuan investasinya. Kegiatan menyusun portofolio merupakan bagian akhir
dari rancangan tujuan investasi. Baca lebih jelas dalam Wiku Suryomurti, Super Cerdas Investasi
Syari’ah, Hidup Kaya Raya, Mati Masuk Surga, (Qultum Media, Jakarta, 2011), hlm. 170.
         6
           Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar, (Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta,
2001), hlm. 145, lihat juga H.A Djazuli dan Yadi Janwari, Op. Cit., hlm. 197-198.
         7
           Eko Priyo Pratomo, Reksadana Solusi Perencanaan Investasi Diera Modern, (PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2002), hlm.33.



                                                                                                 3
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
        portofolio efek oleh manajer investasi”.8
            Dengan kata lain, reksa dana merupakan wadah berinvestasi secara
        kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi
        yang ditetapkan oleh fund manajer atau manajer investasi. Manajer investasi
        disini adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk
        para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
        nasabah. Atau secara singkat dapat dijelaskan bahwa dana yang ada dalam
        reksa dana merupakan dana bersama para investor (masyarakat), sedangkan
        manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
            Pada reksa dana secara umum, manajemen investasi mengelola dana-dana
        yang ditempatkan pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun
        kerugian dan menerima deviden atau bunga yang dibukukannya ke dalam
        “Nilai Aktiva Bersih (NAB)” reksa dana tersebut. Kekayaan dana yang
        dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank
        Kustodian9 yang tidak terafiliasi untuk menghimpun dana dari masyarakat
        investor secara kolektif (campuran) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
        portofolio efek oleh manajer investasi.10
            Setelah mengenal reksa dana secara umum (konvensional) maka beralih
        secara khusus pada pengertian reksa dana syari’ah. Tidak jauh berbeda dengan
        pengertian reksa dana pada umumnya. Reksa dana syari’ah merupakan sarana
        investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syari’ah dalam
        satu produk reksa dana syari’ah kepada para investor yang berminat,

        8
           Pasal 1 ayat 27 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.
        9
            Bank Kostodian adalah bank yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lainnya yang
berkaitan dengan efek serta jenis jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya, dan
menurut pasal 43 ayat 1 UUPM menyebutkan bahwa yang dapat bertindak sebagai bank Kustodian
adalah lembaga penyimpanan dan penyelsaian, perusahaan efek, dan bank umum yang telah
memperoleh persetujuan dari Bapepam. Baca lebih lanjut dalam Abdul Manan, Aspek Hukum dalam
Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syari’ah di Indonesia, (Kencana, Jakarta, 2009), hlm. 153.
         10
            Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Alvabeta, Bandung, 2010), hlm. 140.



                                                                                                  4
sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer
        investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syari’ah yang dinilai
        menguntungkan.11
             Menurut Wiku Suryomurti, reksa dana syari’ah adalah reksa dana
        sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan
        pelaksanaannya yang mengelolanya disesuaikan dengan prinsip-prinsip
        syari’ah di pasar modal. Dengan kata lain reksa dana syari’ah adalah reksa
        dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari’ah.12
             Secara lebih rinci Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah menjelaskan bahwa,
        “Reksa dana syari’ah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan
        dalam prinsip syari’ah, baik dalam bentuk akad, pengelolaan dana dan
        penggunaan dana. Bentuk akad antara investor dengan lembaga hendaknya
        dilakukan dengan sistem mudharabah, dimana pihak pertama menyediakan
        seluruh (100%) modal sedangkan pihak lain menjadi pengelola, keuntungan
        usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan
        apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan
        akibat kelalaian si pengelola, akan tetapi apabila disebabkan karena kelalaian
        pengelola, maka pengelola bertanggung jawab atas kerugian tersebut”.13
             Menurut Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No.20/DSN-
        MUI/IX/2000 mendefinisikan reksa dana syari’ah sebagai reksa dana yang
        beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari’ah Islam, baik dalam bentuk
        akad antara pemodal sebagai milik harta (shahib al-mal/ rabb al-mal) dengan
        manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer
        investasi sebagai shahib al-mal dengan pengguna investasi.
             Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa
        reksa dana syari’ah mengandung perngertian sebagai reksa dana yang

        11
          Ibid., hlm. 140-141.
        12
          Wiku Suryomurti, Op. Cit., hlm. 158.
       13
          Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer, (Alfabeta,
Bandung, 2010), hlm. 97-98.



                                                                                           5
pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syari’at Islam seperti
        tidak menginvestasikan dananya pada saham-saham atau obligasi serta
        sekuritas lainnya dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya
        bertentangan dengan syari’at Islam. Instrumen investasi yang dipilih dalam
        portofolionya haruslah yang dikategorikan halal.
             Dikatakan halal, jika pihak yang menerbitkan instrumen investasi tersebut
        tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam,
        seperti tidak melakukan riba, mayisir dan gharar. Jadi saham, obligasi dan
        sekuritas lainnya yang dikeluarkan perusahaan yang berhubungan dengan
        produksi atau penjualan minuman keras, rokok, produk mengandung babi,
        bisnis hiburan berbau maksiat, bisnis senjata, perjudian, pornografi, dan
        sebagainya tidak dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana syari’ah.


    B. Prinsip Operasional Reksa Dana Syari’ah
             Mekanisme operasional antara pemodal dengan Manajer Investasi reksa
        dana syari’ah menggunakan sistem wakalah. Pada akad wakalah tersebut,
        pemodal memberikan mandat kepada manajer investasi untuk melaksanakan
        investasi bagi kepentingan pemodal sesuai dengan ketentuan yang tercantum
        dalam prospektus. Investasi hanya dilakukan pada instrumen yang sesuai
        dengan syari’at Islam. Dan prinsip operasional yang digunakan reksa dana
        syari’ah adalah prinsip mudharabah atau qiradh.
             Pengertian mudharabah atau qiradh dari segi etimologi,14 adalah suatu
        perumpamaan (ibarat) seseorang yang memberikan (menyerahkan) harta
        benda (modal) kepada orang lain agar di                gunakan      perdagangan yang


        14
            Dalam fiqih Islam mudharabah merupakan salah satu bentuk kerjasama antara rab al-mal
(investor) dengan seorang pihak kedua (mudharib) yang berfungsi sebagai pengelola dalam berdagang.
Istilah mudharabah adalah bahasa penduduk Irak yang oleh ulama fiqh Hijaz menyebutkan dengan
Qiradh. Namun pengertian qiradh dan mudharabah adalah satu makna. Lihat Imam Taqiyyuddin Abu
Bakr bin Muhammad Al-Husaini, Kifayat al-Akhyar, Alih bahasa Syarifuddin, (PT. Al-Ma’arif,
Bandung, tt.), hlm. 301.



                                                                                                 6
menghasilkan keuntungan bersama dengan syarat-syarat tertentu dan jika rugi,
        maka kerugian di tanggung pemilik modal.15
             Kebolehan akad mudharabah atau qiradh menurut para ulama adalah QS.
        Al-Muzammil ayat 20 dan Al-Jumu’ah ayat 10 yaitu sebagai berikut :
                   . . .           . . .

            Artinya : “ . . . dan sebagian mereka berjalan di bumi mencari karunia
        Allah...”.(Al-muzammil : 20).

       . . .          

           Artinya : Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di
        muka bumi; dan carilah karunia Allah ….(Q.S Al-Jumuah : 10).

             Berdasarkan ayat tersebut di atas, secara umum mengandung kebolehan
        akad mudharabah atau qiradh, yang secara bekerjasama mencari rezeki yang
        ditebarkan Allah SWT di muka bumi. Dimana yang menjadi wajhud-dilalah
        atau argumen dari penjelasan surat (Q.S. Muzammil: 20) adalah adanya kata
        yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah dimana berarti
        melakukan suatu perjalanan usaha. Kata Yadhribuna Fiil Ard dalam tafsir Al-
        Maragi yang menafsirkan kata yadhribuna mereka bepergian untuk berdagang
        atau sama dengan perjalanan usaha.16 Selain itu Mudharib adalah sebagai
        orang yang melakukan (dharb) perjalanan untuk mencari karunia Allah SWT
        dan keuntungan investasinya ditempat lain.
             Selain ayat Al-Qur’an sebagai dasar kebolehan kerjasama mudharabah,
        dalam Sunnah Rasul dapat ditemukan beberapa dasar kebolehan kerjasama
        tersebut, diantaranya:




        15
            Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Al Madzahibu Al Arba’ah, Juz III, (Al Maktabah Al
‘Asriyah, Beirut, 1986), hlm. 43.
         16
            Ahmad Mustafa, Terjemah Tafsir Al- Maraghi, Cet. 1. Juz 29, (CV. Toha Putra, Semarang,
1993), hlm. 204.



                                                                                                   7
ً ‫ًةَ مْ ضُ ًةَ َّ ضُ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ  ِبّ ضُ ًةَ مْ ًةَ ًةَ ضُ مْ ضُ ًةَ مْ ذإ ِ مْ ضُ ًةَ ِبّ ذإ ِ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ مْ ًةَ ًةَ ضُض ًةَ ًةَ ا‬
        ‫رو ى ا بن عبراس رضي الضُعنهمرا أنه قرال: كرا ن سِيد نرا العبرا س بن عبد المكِلب إذ دفضع المضضرال م ًةَضضراربة‬                                                                             َ‫ًةَ ًةَ مْ ضُ ًةََّ ذإ ِ ًةَ ذإ ِ ًة‬
        َ‫ذإ ِ مْ ًةَ ًةَ ًةَ ًةًَةَ ًةَ ذإ ِ ذإ ِ ذإ ِ مْ ًةَ ًةَسضُ ضُ ذإ ِ ذإ ِ ًةَ مْ ا ً ًةَ ًةَ ًةَ مْ ذإ ِ ضُ ذإ ِ ذإ ِ ًةَ ذإ ِ ا ً ًةَ ًةَ ًةَ مْ ًةَ ذإ ِ ذإ ِ ذإ ِ ًةَ َّ ا ً ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ذإ ِ ًةَ مْ ًةَ ف ٍ ًةَ ذإ ِ مْ ًةَ ًةَ ًة‬
        ‫اشترط عِل ى صراحبه أن ال ي مِْلك به بحرا وال ينزل به واديرا وال يستر ى به دابة ذات كبد رطبة فإن فعضضل‬
                                                                                                  .17‫ذلك ضمن فبِلغ صرطه رسو ل ال صِل ى الضُعًةَِيه وسِلم فجأجرازه‬
                                                                                                        ُ‫ًةَِلمْ ذإ ِ ًةَ ًةًَةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ض‬               َ‫ًةَذإ ِ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةًَةَ ًةَ ضُ مْ ًةَ ضُ ًةَ ضُ مْ ضُ ذإ ِ ًةًَة‬
                    Artinya : Diriwayatkan dari ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin
        Abdul Muthalib, jika memberikan dana kemitra usahanya secara
        mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi
        lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika
        menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas
        dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah Saw
        dan Rasulullah pun membolehkannya. (HR. Thabrani).

                   Prinsip mudharabah atau qiradh ini diartikan sebagai sebuah ikatan atau
        sistem di mana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain utnuk
        dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh dari hasil
        pengelolaan tersebut dibagi antara kedua pihak sesuai dengan syarat-syarat
        yang disepakati oleh kedua belah pihak.
                   Prinsip mudharabah atau qiradh di reksa dana syari’ah ini memiliki
        beberapa karakteristik, yaitu: Pertama, pemodal sebagai rab al-mal ikut
        menanggung resiko kerugian yang dialami manajer investasi sebagai ‘amil.
        Kedua, manajer investasi sebagai ‘amil tidak menanggung resiko kerugian
        atas investasi kelau kerugian tersebut bukan disebabkan karena kelalaiannya.
        Ketiga, keuntungan dibagi antara pemodal dengan manajer investasi sesuai
        dengan proporsi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.18
                   Sesuai dengan prinsip operasional tersebut, maka pelaksanaan investasi
        yang dilakukan oleh manajemen investasi sebagai pengelola reksa dana
        menggunakan prinsip mudharabah atau qiradh dengan transaksi yang tidak
        boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah. Transaksi yang dilarang
        oleh syari’at Islam diantaranya transaksi yang di dalamnya mengandung unsur
        gharar (resiko yang tidak wajar) dan najsy (penawaran palsu).



        17
            Ibnu Hajar Asqalani, Buluqhul Maram, (Terj). M. Syaref Sujandi, (Al-Ma’arif, Bandung,
1983), hlm. 297.
         18
            H.A Djazuli dan Yadi Janwari, Op. Cit., hlm. 208



                                                                                                                                                                                                                                               8
Untuk menjamin reksa dana syari’ah beroperasi tanpa menyalahi aturan
        seperti yang diatur dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN), suatu reksa
        dana syari’ah wajib memiliki Dewan Pengawas Syari’ah (DPS). Fungsi utama
        DPS adalah sebagai penasehat pengelola investasi mengenai hal-hal yang
        berkaitan dengan aspek syari’ah dan sebagai mediator antara reksa dana
        dengan Dewan Syari’ah Nasional (DSN).19
             Berdasarkan prinsip operasional tersebut di atas, secara operasional
        terdapat perbedaan mendasar antara reksa dana syari’ah dan reksa dana secara
        umum (konvensional), yaitu dalam reksa dana syari’ah ada proses screening
        dan cleansing,20 sedangkan pada reksa dana konvensional tanpa proses
        screening dan tidak ada proses cleansing (filtersasi dari kegiatan haram)
        dalam mengkonstruksi portofolio.


    C. Bentuk-Bentuk Reksa Dana Syari’ah
             Dilihat dari bentuknya, bentuk reksa dana menurut Abdul Manan terbagi
        menjadi 2, yaitu:
        1.                        Reksa Dana Berbentuk Persero (Corporate Type).
                  Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal
             menjelaskan bahwa reksa dana perseroan adalah perusahaan yang
             kegiatannya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya
             dana dan penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek
             yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal.21
             Ciri-ciri reksa dana ini, sebagai berikut:
             a.      Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT).


        19
            Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 165.
        20
            Proses Screening adalah proses penempatan dana masyarakat di dalam portofolio haruslah
dikategorikan halal (sesuai prinsip-prinsip Islam), langkah ini merupakan filterisasi pertama dalam
pembentukan portofolio yang memenuhi semua prinsip Islam. Proses Cleansing yaitu membebaskan
semua sarana investasi dari unsur-unsur yang diharamkan. Baca dalam Mangasa Simatupang, Op. Cit.,
hlm. 210.
         21
            Pasal 18 Ayat 1a Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.



                                                                                                  9
b.      Pengelola kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara
            Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang ditunjuk.
       c.      Penyimpan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara
            Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.22

            Dalam bentuk ini, perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana
       dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut
       diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar
       uang. Reksa dana bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya
       menjadi reksa dana tertutup dan reksa dana terbuka. Reksa dana tertutup
       adalah reksa dana berbentuk perusahaan yang menjual sahamnya kepada
       investor melalui penawaran umum perdana di bursa efek sehingga apabila
       investornya akan menjual reksa dana tersebut, mereka bisa menjual
       kembali melalui bursa atau investor lainnya, bukan kepada pihak manajer
       investasi atau penerbitnya. Pembentukan harga penjualan tersebut
       didasarkan pada mekanisme pasar di bursa tersebut. Sedangkan yang
       dimaksud dengan reksa dana terbuka adalah reksa dana yang dibeli oleh
       pihak manajer investasi apabila investor tersebut akan menjual reksa
       dananya kembali, kapan saja dan jumlah berapa saja sesuai nilai aktiva
       bersih per unit yang berlaku.23
2. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Contractual Type)
       Reksa dana ini merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank
       Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyerta, dimana Manajer
       Investasi diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.
       Manajer investasi bertugas dan bertanggung jawab dalam mengelola
       portofolio reksa dana, sedangkan Bank Kostodian bertugas dan



22
     Abdul Manan, Op. Cit.
23
     Ibid.



                                                                             10
bertanggung jawab dalam pengadministrasian dan menyimpan kekayaan
          reksa dana.24
              Ciri-ciri reksa dana ini adalah sebagai berikut:
          a. Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
          b. Pengelola reksa dana dilakukan oleh Manajer Investasi berdasarkan
              kontrak.
          c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh Bank
              Kustodian berdasarkan kontrak.25
              Reksa dana terbuka ini lebih banyak memberikan kemudahan bagi
          investor dari pada reksa dana tertutup, hal ini disebabkan karena adanya
          kewajiban dari perusahaan investasi yang menerbitkan saham reksa dana
          untuk membeli kapan saja ketika investor hendak menjual kembali unit
          penyertaannya.

D. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolio
          Jenis reksa dana berdasarkan portofolio investasi menurut Widjaj dan
   Ramaniya dapat dibedakan menjadi:
   1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund). Reksa dana ini hanya
      melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang
      dari 1 tahun. Tujuan reksa dana ini adalah untuk menjaga likuiditas dan
      pemeliharaan modal. Bentuk instrumen investasinya antara lain adalah
      time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat
      deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang
      (SBPU). Daya tarik instrumen investasi di pasar uang ini adalah karena
      sifatnya sangat likuid serta mempunyai tingkat risiko lebih rendah
      dibandingkan dengan jenis instrumen investasi lainnya.
   2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund). Reksa dana jenis ini
      melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam
      bentuk efek bersifat utang. Reksa dana ini memiliki resiko yang relatif
      lebih besar dari reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk
      menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.


   24
        Heru Sudarsono, Op. Cit., hlm. 204.
   25
        Ibid.



                                                                                11
3. Reksa Dana Saham (Equity Fund). Reksa dana yang melakukan investasi
          sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat
          ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham maka resikonya lebih
          tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumya namun menghasilkan tingkat
          pengembalian yang lebih tinggi.
       4. Reksa dana Campuran (Discretionary Fund). Reksa dana jenis ini
          melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.26
    E. Peluang, Tantangan dan Prospektif Reksa Dana Syari’ah
        1. Peluang Reksa Dana Syari’ah
                 Sebagaimana halnya lembaga keuangan pada umumnya, reksa dana
             Syari’ah memiliki peluang untuk berkembang menjadi lebih besar
             sehingga menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berinvestasi. Diantara
             peluang tersebut adalah:
             a. Jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang cukup besar, bahkan
                terbesar di dunia yakni 88%, merupakan asset yang besar bagi
                berkembangnya reksa dana yang berbasis syari’ah ditanah air pada
                masa-masa yang akan datang.
             b. Perkembangan reksa dana Syari’ah yang menunjukkan trend positif,
                hal ini akan menambah kepercayaan para calon investor untuk
                bergabung dan menggunakan instrumen keuangan ini. Secara kualitas,
                ternyata kinerja reksa dana syari’ah Indonesia meningkat hingga
                melampaui Malaysia. Peningkatan tersebut merupakan gambaran
                betapa besarnya peluang reksa dana syari’ah untuk berkompetisi
                dengan reksa dana lainnya 27
             c. Perkembangan lembaga-lembaga keuangan berbasis syari’ah yang
                semakin baik dan booming serta dapat diterima dengan baik oleh
                seluruh lapisan masyarakat termasuk lembaga reksa dana syari’ah.
             d. Lahirnya berbagai Undang-undang dan Perturan-peraturan yang
                berdampak positif bagi perkembangan reksa dana syari’ah, seperti UU
                No.10/1998 tentang Perbankan pasal 6 huruf m, bank syariah dapat
                menyediakan pembiayaan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
        26
            Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Reksa Dana dan Peran Serta Tanggung
Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal, (Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006), hlm.
24-26, Lihat juga dalam Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 158, dan Heru Sudarsono, Op. Cit., hlm. 205.
         27
            Data Bloomberg menunjukkan bahwa Reksa dana Syari’ah masuk dalam 15 besar Reksa
dana Syari’ah dunia berdasarkan returnnya selama 3 tahun terakhir, dan kinerja Reksa dana Syari’ah
dari tahun ke tahun menurut Bapepam-LK juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak
2009, hal ini terlihat dari jumlah pemegang Reksa dana Syari’ah juga meningkat 3,3 %, dan
peningkatan NAB (Nilai Aktiva Bersih) sebesar 4,09 % dibanding sebelumnya 2,42%. Artikel oleh
Aris Alfatah, tersedia dalam http://www.scribd.com/doc/73958137/Reksa-Dana-Syariah.html, diakses
pada tanggal 1 November 2012.



                                                                                                12
prinsip syariah, yang dalam kaitan dengan Reksa dana, bank syariah
           dapat bertindak sebagai: Investor/pembeli produk reksa dana,
           Penyertaan (sponsorship) bank pada perusahaan reksa dana, Bank
           Kustodian, Manajer investasi dan Agen penjual.28

           Selain itu, reksa dana syari’ah sebagai wadah bagi masyarakat untuk
       menginvestasikan       dananya,   reksa   dana   memiliki   peluang    untuk
       memberikan keuntungan bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat
       meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan menurut Abdul Manan,
       reksa dana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian nasional
       karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan
       perusahaan-perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta.29
           Peluang yang besar dan terbuka lebar bagi reksa dana syari’ah di
       Indonesia merupakan sesuatu yang wajar. Menurut hemat penulis, peluang
       yang besar dan terbuka tersebut dikuatkan dengan beberapa pendapat,
       yaitu:
           Pertama, mayoritas penduduk Islam. Kuantitas ini, merupakan pangsa
       pasar yang begitu potensial. Ketika umat Islam mau memanfaatkan maka
       reksa dana syari’ah akan berkembang lebih pesat dan dahsyat. Akan
       tetapi, bukan berarti menafikan pelanggan non-muslim, bahkan menjadi
       tantangan tersendiri bagi insan reksa dana syari’ah untuk meraihnya.
           Kedua, fatwa bunga bank. Fatwa ini, dapat menjadi legitimasi bagi
       reksa dana syari’ah dalam mensosialisasikan kiprahnya. Umat perlu
       disadarkan bahwa ada alternatif pilihan, bahkan solusi untuk menghindari
       bunga, berganti sistem bagi hasil (profit sharing) yang lebih berkeadilan.
           Ketiga, menjalarnya penerapan ekonomi Islam. Saat ini, hadir asuransi
       syariah (takaful), pegadaian syariah, koperasi syariah, dan lainnya. Pada
       gilirannya, memberi peluang begitu lebar bagi reksa dana syari’ah untuk


28
     Ibid.
29
     Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 163.



                                                                                    13
melakukan net working, sehingga akan lebih berkembang dan bisa saling
             menguntungkan.
                Keempat, berkembangnya lembaga keislaman. Kehadiran partai Islam,
             setidaknya berpengaruh terhadap iklim kehidupan nasional. Terutama
             ketika politisi muslim tampil sebagai pembuat kebijakan (law maker).
             Diharapkan kebijakannya sesuai syari’ah dan mendukung penuh pada
             kemajuan lembaga keuangan syari’ah diantaranya reksa dana syari’ah.

        2. Tantangan Reksa Dana Syari’ah
                Selain memiliki peluang yang besar dan terbuka bagi berkembangnya
             reksa dana Syari’ah, lembaga keuangan ini juga menghadapi beberapa
             kendala atau tantangan-tantangan, diantara tantangan tersebut adalah:
             a. Tidak bisa dipungkiri bahwa reksa dana Syari’ah adalah lembaga
                keuangan yang hadir kurang lebih 8 tahun yang lalu. Usia yang muda
                ini tentu belum mampu untuk menyaingi keberadaan lembaga-lembaga
                reksa dana konvensional yang telah lebih dahulu lahir.
             b. Masih lemahnya kesadaran menabung masyarakat, sehingga jaringan
                pemasaran reksa dana Syari’ah tidak begitu luas. Hal ini tidak lepas
                dari tingkat penghasilan sebagian besar penduduk Indonesia yang
                masih rendah.
             c. Masih sedikitnya jumlah lembaga reksa dana Syari’ah di Indonesia,
                yakni baru mencapai sekitar 90 Funds yang dikelola sekitar 70 fund
                managers. Jumlah yang sedikit ini tentu membuat akses terhadap
                masyarakat luas juga menjadi terhambat.
             d. Reksa dana Syari’ah di Indonesia dinilai oleh sebagian kalangan hanya
                sebagai kelatahan penggiat ekonomi syari’ah dalam mensyariahkan
                berbagai produk konvensional, dengan hanya bermodalkan modifikasi
                yang sangat minim. Penilaian ini membuat sebagaian masyarakat
                masih ragu untuk berinvestasi dalam lembaga keuangan ini dan
                menganggap bahwa reksa dana Syari’ah tidak terlepas dari praktek
                riba. Inilah yang menjadi penghalang utama bagi sebagian investor
                muslim untuk menginvestasikan dananya dalam instrumen keuangan
                ini. Fakta ini menggambarkan bahwa reksa dana Syari’ah di Indonesia
                masih menghadapi tantangan yang berat dan menjadi pekerjaan rumah
                bagi seluruh pihak-pihak terkait.30
        30
          Artikel oleh Aris Alfatah, tersedia dalam http://www.scribd.com/doc/73958137/Reksa-
Dana-Syariah.html, diakses pada tanggal 1 November 2012.



                                                                                           14
Selain itu, menurut hemat penulis tantangan yang dihadapi dalam
reksa dana syari’ah adalah konsep bagi hasil yang tidak mampu
memberikan patokan tingkat penghasilan yang pasti. Pintar tidaknya
pengelola dana akan menjadi ukuran sekaligus berdampak pada hasil yang
bisa diperoleh investor. Disadari bahwa instrumen investasi syari’ah masih
terbatas,   sehingga   kemampuan    pengelola   dana    dalam   mengatur
portofolionya juga harus piawai. Penganekaragaman investasi yang
terbatas jelas akan menyulitkan pengelola dana. Oleh karena itu, investasi
syari’ah mempunyai risiko yang lebih tinggi, dan resiko tersebut
merupakan tantangan bagi raksa dana syari’ah.
    Resiko dan return merupakan dua hal yang tidak terpisah karena
pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini.
Return dan resiko mempunyai hubungan positif, semakin besar resiko
yang harus ditanggung semakin besar return yang harus dikompensasikan.
Dan resiko yang akan dihadapi bila menginvestasikan dana pada reksa
dana diantaranya adalah:
1) Resiko berkurangnya Nilai Unit Penyerta (NUP), resiko ini
   dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek, saham dan surat berharga
   lainnya yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut.
2) Resiko likuiditas, resiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh
   Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan
   penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya.
3) Resiko wanprestasi, dimana resiko ini dapat timbul ketika perusahaan
   asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera
   membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai
   pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
   wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, pialang
   Bank Kustodian dan lainnya.
4) Resiko Pasar. Hal ini terjadi karena nilai sekuritas di pasar efek
   memang berfluktuasi sesuai dengan kondisi ekonomi secara umum.
   Mengingat kenyataan bahwa portofolio memungkinkan terdiri atas
   efek-efek dari pasar saham, obligasi, komoditi, mata uang, dan lain-
   lain, maka terjadinya fluktuasi di pasar efek ini akan berpengaruh




                                                                        15
langsung pada nilai bersih portofolio, terutama jika terjadi koreksi atau
               pergerakan negatif.31
               Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dipahami bahwa
            tantangan yang dihadapi reksa dana syari’ah di Indonesia masih cukup
            berat. Secara umum, tantangan berat yang harus dipecahkan itu adalah
            bagaimana menjadikan lembaga atau industri keuangan syariah yang
            mapan (established), yakni reksa dana syari’ah yang profesional, sehat
            dan terpercaya. Dan apabila diklasifikasikan, berbagai tantangan tersebut
            ada yang berasal dari dalam (internal), dan ada yang datang dari luar
            (eksternal).
               Tantangan     dari dalam (internal) yaitu:         Perlu pengembangan
            kelembagaan, perlu sosialisasi dan promosi, perlu perluasan jaringan
            kantor, dan perlu peningkatan SDM. Sedangkan tantangan yang datang
            dari luar (eksternal), yaitu: Belum memadainya kerangka atau payung
            hukum, dukungan pemerintah belum penuh, dan sinisme masyarakat
            terhadap lembaga keuangan syari’ah termasuk reksa dana syari’ah.

       3. Prospektif Reksa Dana Syari’ah
               Pasar reksa dana syari’ah saat ini makin menunjukkan pertumbuhan
            yang menjanjikan. Sejak dari kegiatan perbankan dan investasi syari’ah
            yang baru muncul beberapa tahun belakangan, pertumbuhan reksa dana
            syari’ah terus mengalami kenaikan. Aset reksa dana syari’ah nasional
            diproyeksi tumbuh di atas 10 % menjadi sekitar Rp 2,08 triliun. Jumlah
            tersebut diproyeksi akan terus meningkat dengan makin banyaknya
            investor yang kini mulai melirik berinvestasi di reksa dana syari’ah yang
            dianggap lebih menguntungkan.
               Di Indonesia, perkembangan reksa dana syari’ah sebagai pasar modal
            juga telah mengalami kemajuan yang pesat, sebagai gambaran setidaknya

       31
           Inggi H. Achsien, Investasi Syari’ah di Pasar Modal, Cetakan Ke-2, (PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2003), hlm. 82-83.



                                                                                         16
terdapat beberapa perkembangan dan kemajuan yang patut dicatat
diantaranya adalah telah diterbitkan 6 (enam) Fatwa Dewan Syari’ah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berkaitan dengan
industri pasar modal. Adapun ke enam fatwa dimaksud adalah :
a. No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham.
b. No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
   Untuk Reksa Dana Syari’ah.
c. No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syari’ah.
d. No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syari’ah Mudharabah.
e. No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
   Penerapan Prinsip syari’ah di Bidang Pasar Modal.
f. No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syari’ah Ijarah.

    Dengan diterbitkannya fatwa-fatwa yang berkaitan dengan reksa dana
syari’ah atau pasar modal syari’ah, telah memberikan dorongan untuk
mengembangkan alternatif sumber pembiayaan yang sekaligus menambah
alternatif instrumen investasi halal. Perkembangan reksa dana syari’ah
saat ini ditandai dengan maraknya perusahaan yang listing di Jakarta
Islamic Index (JII), penawaran umum Obligasi Syari’ah dan juga Reksa
Dana Syari’ah. Kinerja saham syari’ah yang terdaftar dalam JII
mengalami perkembangan yang cukup mengembirakan.
    Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang memiliki
motif investasi yang didasari prinsip syari’ah dan dilandasi akan
keyakinan prospek berkembangnya reksa dana syari’ah yang akan
menjadi salah satu pilar penunjang industri pasar modal Indonesia,
BAPEPAM-LK telah menyusun Master plan pasar modal Indonesia. Di
dalamnya terdapat dua strategi utama pengembangan reksa dana berbasis
syariah, yaitu :
1) Penyusunan kerangka hukum yang dapat memfasilitasi pengembangan
   pasar modal berbasis syariah dan mendorong pengembangannya.
2) Mendorong pengembangan serta penciptaan produk-produk pasar
   modal berbasis syari’ah. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Dana Reksa
   Investment Management (DIM) pada tahun 2000 telah meluncurkan



                                                                    17
Jakarta Islamic (JII) yang terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan
                  prinsip syari’ah.32

                  Dari kedua strategi utama tersebut dijabarkan oleh Bapepam menjadi
             tujuh implementasi strategi, yaitu:
             a)   Mengatur penerapan prinsip syari’ah;
             b)   Menyusun standar akuntansi;
             c)   Mengembangkan profesi pelaku pasar;
             d)   Sosialisasi prinsip syari’ah;
             e)   Mengembangkan produk;
             f)   Menciptakan produk baru; dan
             g)   Meningkatkan kerja sama dengan Dewan Syari’ah Nasional MUI.33

                   Dari mulai konsep sampai prospek pada reksa dana syari’ah, pada
             akhirnya yang terpenting yang harus terjadi di reksa dana syari’ah adalah
             bahwa setiap transaksi (jual-beli) saham harus dengan niat dan tujuan
             untuk memperoleh penambahan modal, memperoleh aset likuid, maupun
             mengharap deviden dengan memilikinya sampai jatuh tempo, sehingga
             menjadi halal sepanjang usahanya tidak dalam hal yang haram. Namun
             ketika aktivitas jual beli saham tersebut disalah gunakan dan menjadi alat
             spekulasi mengejar keuntungan di atas kerugian pihak lain, maka
             hukumnya haram karena berubah menjadi perjudian saham.
                  Selain prospek tersebut, menurut Mangasa Simatupang reksa dana
             syari’ah yang ditujukan untuk memenuhi kelompok investor yang
             menginginkan dan memperoleh pendapatan investasi yang sifatnya tidak
             mengandung unsur spekulatif dan dapat dipertanggung jawabkan secara
             religius yang sejalan dengan prinsip-prinsip syari’ah memiliki peluang
             pengembangan yang sangat prospektif, hal ini sejalan dengan semakin
             kuat keyakinan sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia yang
             diperkirakan mencapai lebih dari 78% berpendapat bahwa praktek sektor
        32
           Abu Fitri Ambardi, Pasar Modal Syariah: Konsep dan Prospek, diposkan 6 September
2012, tersedia dalam http://abufitriambardi.blogspot.com/2011/09/pasar-modal-syariah-konsep-
prospek.html, dikases pada tanggal 1 November 2012.
        33
           Ibid.



                                                                                          18
keuangan konvensional mengandung riba dan tidak sesuai dengan prinsip-
       prinsip Islam.34
           Selain itu, industri keuangan syari’ah termasuk reksa dana syari’ah
       merupakan salah satu industri yang tumbuh paling cepat secara global,
       rata-rata mencapai 10% sampai 15% pertahun. Hal lain yang juga sangat
       mendukung dan lebih memberikan optimis terhadap pertumbuhan
       keuangan syari’ah di dunia maupun di Indonesia dimasa yang akan datang
       yaitu adanya data yang menunjukkan bahwa saat ini tersedia dana yang
       sangat besar di negara-negara Arab yang memiliki dana mencapai $ 1,3
       triliun, di mana dari jumlah dana tersebut menurut hasil penelitian oleh
       Merryll Lynchs akan di tempatkan sebesar $ 800 miliar untuk dikelola
       oleh industri keuangan syari’ah, sehingga industri reksa dana syari’ah di
       Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menyerap sebagian dari dana
       tersebut.35




34
     Mangasa Simatupang, Op. Cit., hlm. 210.
35
     Ibid., hlm. 210-211.



                                                                              19
III.           PENUTUP
       A.        Kesimpulan
             Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
            maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
            1. Reksa dana syari’ah adalah wadah berinvestasi secara kolektif para
               masyarakat pemodal (shahib al-mal/ rabb al-mal) untuk di tempatkan
               dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh
               manajer investasi yang berlaku sebagai shahib al-mal yang dipercaya
               untuk mengelola dana tersebut.
            2. Mekanisme operasional antara pemodal dengan manajer investasi reksa
               dana syari’ah menggunakan sistem wakalah, dan prinsip operasional
               yang digunakan oleh reksa dana syari’ah adalah prinsip mudharabah
               atau qiradh. Adapun jenis reksa dana syari’ah yaitu Reksa Dana Pasar
               Uang (Money Market Fund), Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed
               Income Fund), Reksa Dana Saham (Equity Fund) dan Reksa dana
               Campuran (Discretionary Fund).
            3. Reksa dana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin
               ikut serta dalam pasar modal dengan modal minimal yang relatif kecil
               dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit. Reksa dana memiliki
               andil yang amat besar dalam perekonomian nasional karena dapat
               memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan-
               perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta. Disisi lain, reksa
               dana memberikan keuntungan kepada masyarakat berupa keamanan dan
               keuntungan materi yang meningkatkan kesejahteraan material.


       B.        Penutup
               Dengan mengucapkan Alhamdulillah penulis telah mengakhiri penulisan
            makalah ini. Sebagai manusia biasa tentunya dalam penulisan ini masih
            banyak hal-hal yang belum terpenuhi, baik dari segi bahasa, penyusunan


                                                                                  20
kalimat, dan hal yang lainnya. Namun demikian penulis telah berupaya
semaksimal mungkin demi terselesaikannya makalah ini dan agar mendapat
hasil sebaik mungkin, tetapi kemampuan yang penulis miliki sangatlah
terbatas. Oleh karena itu untuk kesempurnaan karya yang sederhana ini
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi keberhasilan karya penulis di masa mendatang.
   Akhirnya semoga Allah SWT. selalu memberkahi pembelajaran kita,
khususnya bapak Prof. Dr. H. Soeharto, S.H., M.A sebagai perbendaharaan
ilmu dan penambah wawasan kita, dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya semua
pihak yang berkenan membaca makalah ini.




                                                                     21

More Related Content

What's hot

Produk Perbankan Syariah
Produk Perbankan SyariahProduk Perbankan Syariah
Produk Perbankan Syariah
Phuji Maisaroh
 
Investasi syariah dan tabungan
Investasi syariah dan tabunganInvestasi syariah dan tabungan
Investasi syariah dan tabunganArif Arif
 
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islamInvestasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Yusuf Darismah
 
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar BisnisMemilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
yunisarosa
 
Psak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahPsak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahcitra Joni
 
Manajemen Aktiva Dan Pasiva
Manajemen Aktiva  Dan PasivaManajemen Aktiva  Dan Pasiva
Manajemen Aktiva Dan Pasiva
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
12345mimi
 
Keuangan Syariah
Keuangan SyariahKeuangan Syariah
Keuangan Syariah
Fikhanza Fikartwork
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
M Nasution
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshinacitra Joni
 
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariahAkad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Edwin Irwanto
 
Dinar dan dirham
Dinar dan dirhamDinar dan dirham
Dinar dan dirham
AsadCungkring97
 
Penyaluran dana
Penyaluran danaPenyaluran dana
Penyaluran dana
gitasyahrul
 
Pegadaian Syariah
Pegadaian SyariahPegadaian Syariah
Pegadaian SyariahDwi Anita
 
obligasi syariah
obligasi syariah obligasi syariah
obligasi syariah Yaa Sheikh
 
Teknik penganggaran modal
Teknik penganggaran modalTeknik penganggaran modal
Teknik penganggaran modalAnis Fithriyani
 
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBTAKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
Miftah Iqtishoduna
 
Presentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiPresentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiNoeghraha Prathama
 

What's hot (20)

Produk Perbankan Syariah
Produk Perbankan SyariahProduk Perbankan Syariah
Produk Perbankan Syariah
 
Investasi syariah dan tabungan
Investasi syariah dan tabunganInvestasi syariah dan tabungan
Investasi syariah dan tabungan
 
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islamInvestasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
 
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar BisnisMemilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
 
Psak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahPsak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkah
 
Manajemen Aktiva Dan Pasiva
Manajemen Aktiva  Dan PasivaManajemen Aktiva  Dan Pasiva
Manajemen Aktiva Dan Pasiva
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
 
Keuangan Syariah
Keuangan SyariahKeuangan Syariah
Keuangan Syariah
 
Dana pensiun
Dana pensiunDana pensiun
Dana pensiun
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
 
Rahn (Gadai Syariah)
Rahn (Gadai Syariah)Rahn (Gadai Syariah)
Rahn (Gadai Syariah)
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshina
 
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariahAkad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
 
Dinar dan dirham
Dinar dan dirhamDinar dan dirham
Dinar dan dirham
 
Penyaluran dana
Penyaluran danaPenyaluran dana
Penyaluran dana
 
Pegadaian Syariah
Pegadaian SyariahPegadaian Syariah
Pegadaian Syariah
 
obligasi syariah
obligasi syariah obligasi syariah
obligasi syariah
 
Teknik penganggaran modal
Teknik penganggaran modalTeknik penganggaran modal
Teknik penganggaran modal
 
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBTAKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
 
Presentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islamiPresentasi kebijakan moneter islami
Presentasi kebijakan moneter islami
 

Viewers also liked

Mengenal Reksadana
Mengenal ReksadanaMengenal Reksadana
Mengenal Reksadana
ade orreo
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
nita junita
 
Hakikat nilai moral dalam kehidupan manusia
Hakikat nilai moral dalam kehidupan manusiaHakikat nilai moral dalam kehidupan manusia
Hakikat nilai moral dalam kehidupan manusia
Jhony ferdiansyah
 
ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan Hukum
ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan HukumISBD - Manusia, Moral, Nilai dan Hukum
ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan HukumNia_rakhmayanti
 
makalah tentang asuransi syariah dengan asuransi konvesional
makalah tentang asuransi syariah dengan asuransi konvesionalmakalah tentang asuransi syariah dengan asuransi konvesional
makalah tentang asuransi syariah dengan asuransi konvesional
Isty Ingin SLamanya
 
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Apep Wahyudin
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
Fachrul Rozie
 

Viewers also liked (11)

Manusia nilai norma dan hukum
Manusia nilai norma dan hukumManusia nilai norma dan hukum
Manusia nilai norma dan hukum
 
Mengenal Reksadana
Mengenal ReksadanaMengenal Reksadana
Mengenal Reksadana
 
Reksadana
Reksadana Reksadana
Reksadana
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
 
Hakikat nilai moral dalam kehidupan manusia
Hakikat nilai moral dalam kehidupan manusiaHakikat nilai moral dalam kehidupan manusia
Hakikat nilai moral dalam kehidupan manusia
 
ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan Hukum
ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan HukumISBD - Manusia, Moral, Nilai dan Hukum
ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan Hukum
 
makalah tentang asuransi syariah dengan asuransi konvesional
makalah tentang asuransi syariah dengan asuransi konvesionalmakalah tentang asuransi syariah dengan asuransi konvesional
makalah tentang asuransi syariah dengan asuransi konvesional
 
Makalah formulir
Makalah formulirMakalah formulir
Makalah formulir
 
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
Makalah ISBD(manusia dan lingkungan)
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Contoh kata pengantar
Contoh kata pengantarContoh kata pengantar
Contoh kata pengantar
 

Similar to Makalah reksadana syari'ah prof. dr. soeharto

Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana SyariahLembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
Alya Zulvia Isfahani
 
Rek012.pptx
Rek012.pptxRek012.pptx
Rek012.pptx
RudiWibowo13
 
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
intandwik_
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
University Islamic Kadiri
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
Reksadana_syariah.pptx
Reksadana_syariah.pptxReksadana_syariah.pptx
Reksadana_syariah.pptx
MuhammadAlfatihAulia
 
(4) Jenis-jenis Investasi.ppt
(4) Jenis-jenis Investasi.ppt(4) Jenis-jenis Investasi.ppt
(4) Jenis-jenis Investasi.ppt
Efrizal Rizqia A
 
Pasar Uang Syariah.pdf
Pasar Uang Syariah.pdfPasar Uang Syariah.pdf
Pasar Uang Syariah.pdf
Zukét Printing
 
Pasar Uang Syariah.docx
Pasar Uang Syariah.docxPasar Uang Syariah.docx
Pasar Uang Syariah.docx
Zukét Printing
 
Pasar Uang dan Pasar Modal
Pasar Uang dan Pasar ModalPasar Uang dan Pasar Modal
Pasar Uang dan Pasar Modal
Arieska D. Saputri Carrotist
 
Ppt_reksa_dana.pptx
Ppt_reksa_dana.pptxPpt_reksa_dana.pptx
Ppt_reksa_dana.pptx
HeriSuheri10
 
20 pedoman investasi-reksa_dana
20 pedoman investasi-reksa_dana20 pedoman investasi-reksa_dana
20 pedoman investasi-reksa_danaSiLvi FitrissaLam
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Zukét Printing
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Zukét Printing
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Artikel reksadana
Artikel reksadanaArtikel reksadana
Artikel reksadana
marinaselviani
 
Reksa dana syari’ah [Nana T. Sidik]
Reksa dana syari’ah [Nana T. Sidik]Reksa dana syari’ah [Nana T. Sidik]
Reksa dana syari’ah [Nana T. Sidik]
Nana Tauran Sidik
 
Bank dan lembaga keuangan - Reksadana
Bank dan lembaga keuangan - ReksadanaBank dan lembaga keuangan - Reksadana
Bank dan lembaga keuangan - Reksadana
hasril ariel
 

Similar to Makalah reksadana syari'ah prof. dr. soeharto (20)

Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana SyariahLembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
Lembaga Keuangan Syariah - Reksadana Syariah
 
Rek012.pptx
Rek012.pptxRek012.pptx
Rek012.pptx
 
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
HBL, 11, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Penanaman Modal Dalam Negeri dan A...
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
Reksadana_syariah.pptx
Reksadana_syariah.pptxReksadana_syariah.pptx
Reksadana_syariah.pptx
 
Makalah pasar modal
Makalah pasar modalMakalah pasar modal
Makalah pasar modal
 
(4) Jenis-jenis Investasi.ppt
(4) Jenis-jenis Investasi.ppt(4) Jenis-jenis Investasi.ppt
(4) Jenis-jenis Investasi.ppt
 
Pasar Uang Syariah.pdf
Pasar Uang Syariah.pdfPasar Uang Syariah.pdf
Pasar Uang Syariah.pdf
 
Pasar Uang Syariah.docx
Pasar Uang Syariah.docxPasar Uang Syariah.docx
Pasar Uang Syariah.docx
 
Pasar Uang dan Pasar Modal
Pasar Uang dan Pasar ModalPasar Uang dan Pasar Modal
Pasar Uang dan Pasar Modal
 
Ppt_reksa_dana.pptx
Ppt_reksa_dana.pptxPpt_reksa_dana.pptx
Ppt_reksa_dana.pptx
 
20 pedoman investasi-reksa_dana
20 pedoman investasi-reksa_dana20 pedoman investasi-reksa_dana
20 pedoman investasi-reksa_dana
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 
Artikel reksadana
Artikel reksadanaArtikel reksadana
Artikel reksadana
 
Reksa dana syari’ah [Nana T. Sidik]
Reksa dana syari’ah [Nana T. Sidik]Reksa dana syari’ah [Nana T. Sidik]
Reksa dana syari’ah [Nana T. Sidik]
 
Bank dan lembaga keuangan - Reksadana
Bank dan lembaga keuangan - ReksadanaBank dan lembaga keuangan - Reksadana
Bank dan lembaga keuangan - Reksadana
 

Makalah reksadana syari'ah prof. dr. soeharto

  • 1. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan dana yang dapat menghasilkan pendapatan bagi pemilik dana. Investasi memiliki berbagai macam bentuk, misalnya deposito, saham, obligasi, maupun reksa dana. Salah satu bentuk investasi syari’ah adalah reksa dana syari’ah. Saat ini, reksa dana syari’ah merupakan investasi yang menarik bagi masyarakat yang ingin berinvestasi sesuai dengan syari’ah. Reksa dana syari’ah merupakan alternatif investasi yang hanya menempatkan dana pada debitor yang tidak melanggar batasan syari’ah, dalam fundamental maupun operasional perusahaan, sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia. Reksa dana syariah merupakan sarana investasi yang menggabungkan saham dan obligasi syari’ah dalam satu produk yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi menawarkan reksa dana syari’ah kepada para investor yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syari’ah yang dinilai menguntungkan. Kegiatan investasi yang bernafaskan Islam khususnya Reksa Dana Syari’ah akan menarik, terutama karena memberi keyakinan bahwa kegiatan investasi juga merupakan sebentuk kegiatan muamalah (keperdataan) dalam Islam. Reksa Dana Syari’ah ini dapat dijadikan salah satu alternatif masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim untuk ikut serta dalam kegiatan pasar modal dengan cara yang halal, sesuai syari’at agama. Mengingat hal tersebut, Indonesia jelas merupakan pasar potensial untuk tumbuhnya investasi yang bersifat islami. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan makalah ini adalah: 1
  • 2. 1. Apakah yang dimaksud dengan reksa dana Syari’ah? 2. Apa prinsip operasional serta jenis-jenis reksa dana Syari’ah? 3. Bagaimana peluang, tantangan dan prospektif reksa dana Syari’ah? II. PEMBAHASAN A. Pengertian Reksa Dana Syari’ah Reksa Dana1 secara bahasa berasal dari kata “Reksa” yang berarti “jaga atau pelihara” dan kata “Dana” berarti “uang”. Sehingga Reksa Dana pada umumnya diartikan sebagai “kumpulan uang yang dipelihara”. 2 Pemakaian kata reksa dana di Indonesia merupakan terjemahan dari istilah “Mutual fund” yang kalau diterjemahkan secara harfiah dana bersama atau danareksa, namun karena danareksa sudah dikenal luas sebagai suatu perusahaan investasi, maka dirubah istilah danareksa tersebut menjadi reksa dana agar dapat lebih jelas makna pengertiannya antara reksa dana sebagai instrument investasi dengan danareksa sebagai perusahaan investasi.3 1 Reksa dana di luar negeri dikenal dengan sebutan Unit trust (Inggris) yang berarti unit (saham) kepercayaan, atau Mutual fund (Amerika) yang berarti dana bersama atau Investment fund (Jepang) yang berarti pengelolaan dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan. Di Indonesia, istilah yang digunakan adalah Reksa Dana. Lihat Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (UII Press, Yogyakarta, 2000), hlm. 92, lihat juga H.A Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002), hlm. 197. 2 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi 2, (Ekonisia Kampus Fakultas FE UII, Yogyakarta, 2003), hlm. 12. 3 Mangasa Simatupang, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana (Dilengkapi Soal-Soal Latihan dan Jawaban), (Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010), hlm. 153-154. 2
  • 3. Instrumen reksa dana sebagai media investasi sangat berbeda dengan instrument saham (danareksa), instrument saham dapat dikategorikan sebagai instrument investasi langsung seperti deposito, obligasi dimana para pemodal atau investor melakukan investasi dengan menghubungi bank untuk produk perbankan atau perusahaan pialang untuk melakukan investasi pada saham, sebaliknya reksa dana dikategorikan sebagai jenis instrument investasi yang tidak langsung, dikarenakan untuk melakukan investasi pada reksa dana para pemodal menggunakan jasa pihak ketiga yang disebut manajer investasi sebagai pengelola portofolio investasi bagi para nasabah.4 Sedangkan secara istilah, menurut Imamudin Yuliadi dalam karyanya Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar mengatakan bahwa “Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek5 oleh manajer investasi”.6 Begitu juga Pratomo menjelaskan bahwa “Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal)”.7 Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 telah diberikan definisi bahwa: “Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun 4 Ibid. 5 Yang dimaksud dengan protofolio efek adalah kumpulan (kombinasi) instrument investasi yang dibuat sesuai dengan tujuan investasinya. Kegiatan menyusun portofolio merupakan bagian akhir dari rancangan tujuan investasi. Baca lebih jelas dalam Wiku Suryomurti, Super Cerdas Investasi Syari’ah, Hidup Kaya Raya, Mati Masuk Surga, (Qultum Media, Jakarta, 2011), hlm. 170. 6 Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar, (Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2001), hlm. 145, lihat juga H.A Djazuli dan Yadi Janwari, Op. Cit., hlm. 197-198. 7 Eko Priyo Pratomo, Reksadana Solusi Perencanaan Investasi Diera Modern, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002), hlm.33. 3
  • 4. dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”.8 Dengan kata lain, reksa dana merupakan wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh fund manajer atau manajer investasi. Manajer investasi disini adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. Atau secara singkat dapat dijelaskan bahwa dana yang ada dalam reksa dana merupakan dana bersama para investor (masyarakat), sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut. Pada reksa dana secara umum, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkan pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima deviden atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai Aktiva Bersih (NAB)” reksa dana tersebut. Kekayaan dana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank Kustodian9 yang tidak terafiliasi untuk menghimpun dana dari masyarakat investor secara kolektif (campuran) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.10 Setelah mengenal reksa dana secara umum (konvensional) maka beralih secara khusus pada pengertian reksa dana syari’ah. Tidak jauh berbeda dengan pengertian reksa dana pada umumnya. Reksa dana syari’ah merupakan sarana investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syari’ah dalam satu produk reksa dana syari’ah kepada para investor yang berminat, 8 Pasal 1 ayat 27 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995. 9 Bank Kostodian adalah bank yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lainnya yang berkaitan dengan efek serta jenis jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya, dan menurut pasal 43 ayat 1 UUPM menyebutkan bahwa yang dapat bertindak sebagai bank Kustodian adalah lembaga penyimpanan dan penyelsaian, perusahaan efek, dan bank umum yang telah memperoleh persetujuan dari Bapepam. Baca lebih lanjut dalam Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syari’ah di Indonesia, (Kencana, Jakarta, 2009), hlm. 153. 10 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Alvabeta, Bandung, 2010), hlm. 140. 4
  • 5. sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syari’ah yang dinilai menguntungkan.11 Menurut Wiku Suryomurti, reksa dana syari’ah adalah reksa dana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang mengelolanya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah di pasar modal. Dengan kata lain reksa dana syari’ah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari’ah.12 Secara lebih rinci Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah menjelaskan bahwa, “Reksa dana syari’ah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dalam prinsip syari’ah, baik dalam bentuk akad, pengelolaan dana dan penggunaan dana. Bentuk akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem mudharabah, dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100%) modal sedangkan pihak lain menjadi pengelola, keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat kelalaian si pengelola, akan tetapi apabila disebabkan karena kelalaian pengelola, maka pengelola bertanggung jawab atas kerugian tersebut”.13 Menurut Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No.20/DSN- MUI/IX/2000 mendefinisikan reksa dana syari’ah sebagai reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari’ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai milik harta (shahib al-mal/ rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai shahib al-mal dengan pengguna investasi. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa reksa dana syari’ah mengandung perngertian sebagai reksa dana yang 11 Ibid., hlm. 140-141. 12 Wiku Suryomurti, Op. Cit., hlm. 158. 13 Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer, (Alfabeta, Bandung, 2010), hlm. 97-98. 5
  • 6. pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syari’at Islam seperti tidak menginvestasikan dananya pada saham-saham atau obligasi serta sekuritas lainnya dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syari’at Islam. Instrumen investasi yang dipilih dalam portofolionya haruslah yang dikategorikan halal. Dikatakan halal, jika pihak yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, seperti tidak melakukan riba, mayisir dan gharar. Jadi saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan perusahaan yang berhubungan dengan produksi atau penjualan minuman keras, rokok, produk mengandung babi, bisnis hiburan berbau maksiat, bisnis senjata, perjudian, pornografi, dan sebagainya tidak dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana syari’ah. B. Prinsip Operasional Reksa Dana Syari’ah Mekanisme operasional antara pemodal dengan Manajer Investasi reksa dana syari’ah menggunakan sistem wakalah. Pada akad wakalah tersebut, pemodal memberikan mandat kepada manajer investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan pemodal sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam prospektus. Investasi hanya dilakukan pada instrumen yang sesuai dengan syari’at Islam. Dan prinsip operasional yang digunakan reksa dana syari’ah adalah prinsip mudharabah atau qiradh. Pengertian mudharabah atau qiradh dari segi etimologi,14 adalah suatu perumpamaan (ibarat) seseorang yang memberikan (menyerahkan) harta benda (modal) kepada orang lain agar di gunakan perdagangan yang 14 Dalam fiqih Islam mudharabah merupakan salah satu bentuk kerjasama antara rab al-mal (investor) dengan seorang pihak kedua (mudharib) yang berfungsi sebagai pengelola dalam berdagang. Istilah mudharabah adalah bahasa penduduk Irak yang oleh ulama fiqh Hijaz menyebutkan dengan Qiradh. Namun pengertian qiradh dan mudharabah adalah satu makna. Lihat Imam Taqiyyuddin Abu Bakr bin Muhammad Al-Husaini, Kifayat al-Akhyar, Alih bahasa Syarifuddin, (PT. Al-Ma’arif, Bandung, tt.), hlm. 301. 6
  • 7. menghasilkan keuntungan bersama dengan syarat-syarat tertentu dan jika rugi, maka kerugian di tanggung pemilik modal.15 Kebolehan akad mudharabah atau qiradh menurut para ulama adalah QS. Al-Muzammil ayat 20 dan Al-Jumu’ah ayat 10 yaitu sebagai berikut : . . .           . . . Artinya : “ . . . dan sebagian mereka berjalan di bumi mencari karunia Allah...”.(Al-muzammil : 20). . . .           Artinya : Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah ….(Q.S Al-Jumuah : 10). Berdasarkan ayat tersebut di atas, secara umum mengandung kebolehan akad mudharabah atau qiradh, yang secara bekerjasama mencari rezeki yang ditebarkan Allah SWT di muka bumi. Dimana yang menjadi wajhud-dilalah atau argumen dari penjelasan surat (Q.S. Muzammil: 20) adalah adanya kata yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah dimana berarti melakukan suatu perjalanan usaha. Kata Yadhribuna Fiil Ard dalam tafsir Al- Maragi yang menafsirkan kata yadhribuna mereka bepergian untuk berdagang atau sama dengan perjalanan usaha.16 Selain itu Mudharib adalah sebagai orang yang melakukan (dharb) perjalanan untuk mencari karunia Allah SWT dan keuntungan investasinya ditempat lain. Selain ayat Al-Qur’an sebagai dasar kebolehan kerjasama mudharabah, dalam Sunnah Rasul dapat ditemukan beberapa dasar kebolehan kerjasama tersebut, diantaranya: 15 Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Al Madzahibu Al Arba’ah, Juz III, (Al Maktabah Al ‘Asriyah, Beirut, 1986), hlm. 43. 16 Ahmad Mustafa, Terjemah Tafsir Al- Maraghi, Cet. 1. Juz 29, (CV. Toha Putra, Semarang, 1993), hlm. 204. 7
  • 8. ً ‫ًةَ مْ ضُ ًةَ َّ ضُ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ِبّ ضُ ًةَ مْ ًةَ ًةَ ضُ مْ ضُ ًةَ مْ ذإ ِ مْ ضُ ًةَ ِبّ ذإ ِ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ مْ ًةَ ًةَ ضُض ًةَ ًةَ ا‬ ‫رو ى ا بن عبراس رضي الضُعنهمرا أنه قرال: كرا ن سِيد نرا العبرا س بن عبد المكِلب إذ دفضع المضضرال م ًةَضضراربة‬ َ‫ًةَ ًةَ مْ ضُ ًةََّ ذإ ِ ًةَ ذإ ِ ًة‬ َ‫ذإ ِ مْ ًةَ ًةَ ًةَ ًةًَةَ ًةَ ذإ ِ ذإ ِ ذإ ِ مْ ًةَ ًةَسضُ ضُ ذإ ِ ذإ ِ ًةَ مْ ا ً ًةَ ًةَ ًةَ مْ ذإ ِ ضُ ذإ ِ ذإ ِ ًةَ ذإ ِ ا ً ًةَ ًةَ ًةَ مْ ًةَ ذإ ِ ذإ ِ ذإ ِ ًةَ َّ ا ً ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ذإ ِ ًةَ مْ ًةَ ف ٍ ًةَ ذإ ِ مْ ًةَ ًةَ ًة‬ ‫اشترط عِل ى صراحبه أن ال ي مِْلك به بحرا وال ينزل به واديرا وال يستر ى به دابة ذات كبد رطبة فإن فعضضل‬ .17‫ذلك ضمن فبِلغ صرطه رسو ل ال صِل ى الضُعًةَِيه وسِلم فجأجرازه‬ ُ‫ًةَِلمْ ذإ ِ ًةَ ًةًَةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ض‬ َ‫ًةَذإ ِ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةًَةَ ًةَ ضُ مْ ًةَ ضُ ًةَ ضُ مْ ضُ ذإ ِ ًةًَة‬ Artinya : Diriwayatkan dari ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib, jika memberikan dana kemitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah Saw dan Rasulullah pun membolehkannya. (HR. Thabrani). Prinsip mudharabah atau qiradh ini diartikan sebagai sebuah ikatan atau sistem di mana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain utnuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh dari hasil pengelolaan tersebut dibagi antara kedua pihak sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak. Prinsip mudharabah atau qiradh di reksa dana syari’ah ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu: Pertama, pemodal sebagai rab al-mal ikut menanggung resiko kerugian yang dialami manajer investasi sebagai ‘amil. Kedua, manajer investasi sebagai ‘amil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi kelau kerugian tersebut bukan disebabkan karena kelalaiannya. Ketiga, keuntungan dibagi antara pemodal dengan manajer investasi sesuai dengan proporsi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.18 Sesuai dengan prinsip operasional tersebut, maka pelaksanaan investasi yang dilakukan oleh manajemen investasi sebagai pengelola reksa dana menggunakan prinsip mudharabah atau qiradh dengan transaksi yang tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah. Transaksi yang dilarang oleh syari’at Islam diantaranya transaksi yang di dalamnya mengandung unsur gharar (resiko yang tidak wajar) dan najsy (penawaran palsu). 17 Ibnu Hajar Asqalani, Buluqhul Maram, (Terj). M. Syaref Sujandi, (Al-Ma’arif, Bandung, 1983), hlm. 297. 18 H.A Djazuli dan Yadi Janwari, Op. Cit., hlm. 208 8
  • 9. Untuk menjamin reksa dana syari’ah beroperasi tanpa menyalahi aturan seperti yang diatur dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN), suatu reksa dana syari’ah wajib memiliki Dewan Pengawas Syari’ah (DPS). Fungsi utama DPS adalah sebagai penasehat pengelola investasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aspek syari’ah dan sebagai mediator antara reksa dana dengan Dewan Syari’ah Nasional (DSN).19 Berdasarkan prinsip operasional tersebut di atas, secara operasional terdapat perbedaan mendasar antara reksa dana syari’ah dan reksa dana secara umum (konvensional), yaitu dalam reksa dana syari’ah ada proses screening dan cleansing,20 sedangkan pada reksa dana konvensional tanpa proses screening dan tidak ada proses cleansing (filtersasi dari kegiatan haram) dalam mengkonstruksi portofolio. C. Bentuk-Bentuk Reksa Dana Syari’ah Dilihat dari bentuknya, bentuk reksa dana menurut Abdul Manan terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Reksa Dana Berbentuk Persero (Corporate Type). Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal menjelaskan bahwa reksa dana perseroan adalah perusahaan yang kegiatannya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dan penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal.21 Ciri-ciri reksa dana ini, sebagai berikut: a. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT). 19 Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 165. 20 Proses Screening adalah proses penempatan dana masyarakat di dalam portofolio haruslah dikategorikan halal (sesuai prinsip-prinsip Islam), langkah ini merupakan filterisasi pertama dalam pembentukan portofolio yang memenuhi semua prinsip Islam. Proses Cleansing yaitu membebaskan semua sarana investasi dari unsur-unsur yang diharamkan. Baca dalam Mangasa Simatupang, Op. Cit., hlm. 210. 21 Pasal 18 Ayat 1a Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. 9
  • 10. b. Pengelola kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang ditunjuk. c. Penyimpan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.22 Dalam bentuk ini, perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar uang. Reksa dana bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksa dana tertutup dan reksa dana terbuka. Reksa dana tertutup adalah reksa dana berbentuk perusahaan yang menjual sahamnya kepada investor melalui penawaran umum perdana di bursa efek sehingga apabila investornya akan menjual reksa dana tersebut, mereka bisa menjual kembali melalui bursa atau investor lainnya, bukan kepada pihak manajer investasi atau penerbitnya. Pembentukan harga penjualan tersebut didasarkan pada mekanisme pasar di bursa tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan reksa dana terbuka adalah reksa dana yang dibeli oleh pihak manajer investasi apabila investor tersebut akan menjual reksa dananya kembali, kapan saja dan jumlah berapa saja sesuai nilai aktiva bersih per unit yang berlaku.23 2. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Contractual Type) Reksa dana ini merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyerta, dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Manajer investasi bertugas dan bertanggung jawab dalam mengelola portofolio reksa dana, sedangkan Bank Kostodian bertugas dan 22 Abdul Manan, Op. Cit. 23 Ibid. 10
  • 11. bertanggung jawab dalam pengadministrasian dan menyimpan kekayaan reksa dana.24 Ciri-ciri reksa dana ini adalah sebagai berikut: a. Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK). b. Pengelola reksa dana dilakukan oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak. c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh Bank Kustodian berdasarkan kontrak.25 Reksa dana terbuka ini lebih banyak memberikan kemudahan bagi investor dari pada reksa dana tertutup, hal ini disebabkan karena adanya kewajiban dari perusahaan investasi yang menerbitkan saham reksa dana untuk membeli kapan saja ketika investor hendak menjual kembali unit penyertaannya. D. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolio Jenis reksa dana berdasarkan portofolio investasi menurut Widjaj dan Ramaniya dapat dibedakan menjadi: 1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund). Reksa dana ini hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Tujuan reksa dana ini adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Bentuk instrumen investasinya antara lain adalah time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Daya tarik instrumen investasi di pasar uang ini adalah karena sifatnya sangat likuid serta mempunyai tingkat risiko lebih rendah dibandingkan dengan jenis instrumen investasi lainnya. 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund). Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Reksa dana ini memiliki resiko yang relatif lebih besar dari reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. 24 Heru Sudarsono, Op. Cit., hlm. 204. 25 Ibid. 11
  • 12. 3. Reksa Dana Saham (Equity Fund). Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham maka resikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. 4. Reksa dana Campuran (Discretionary Fund). Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.26 E. Peluang, Tantangan dan Prospektif Reksa Dana Syari’ah 1. Peluang Reksa Dana Syari’ah Sebagaimana halnya lembaga keuangan pada umumnya, reksa dana Syari’ah memiliki peluang untuk berkembang menjadi lebih besar sehingga menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berinvestasi. Diantara peluang tersebut adalah: a. Jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang cukup besar, bahkan terbesar di dunia yakni 88%, merupakan asset yang besar bagi berkembangnya reksa dana yang berbasis syari’ah ditanah air pada masa-masa yang akan datang. b. Perkembangan reksa dana Syari’ah yang menunjukkan trend positif, hal ini akan menambah kepercayaan para calon investor untuk bergabung dan menggunakan instrumen keuangan ini. Secara kualitas, ternyata kinerja reksa dana syari’ah Indonesia meningkat hingga melampaui Malaysia. Peningkatan tersebut merupakan gambaran betapa besarnya peluang reksa dana syari’ah untuk berkompetisi dengan reksa dana lainnya 27 c. Perkembangan lembaga-lembaga keuangan berbasis syari’ah yang semakin baik dan booming serta dapat diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk lembaga reksa dana syari’ah. d. Lahirnya berbagai Undang-undang dan Perturan-peraturan yang berdampak positif bagi perkembangan reksa dana syari’ah, seperti UU No.10/1998 tentang Perbankan pasal 6 huruf m, bank syariah dapat menyediakan pembiayaan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan 26 Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Reksa Dana dan Peran Serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal, (Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006), hlm. 24-26, Lihat juga dalam Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 158, dan Heru Sudarsono, Op. Cit., hlm. 205. 27 Data Bloomberg menunjukkan bahwa Reksa dana Syari’ah masuk dalam 15 besar Reksa dana Syari’ah dunia berdasarkan returnnya selama 3 tahun terakhir, dan kinerja Reksa dana Syari’ah dari tahun ke tahun menurut Bapepam-LK juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak 2009, hal ini terlihat dari jumlah pemegang Reksa dana Syari’ah juga meningkat 3,3 %, dan peningkatan NAB (Nilai Aktiva Bersih) sebesar 4,09 % dibanding sebelumnya 2,42%. Artikel oleh Aris Alfatah, tersedia dalam http://www.scribd.com/doc/73958137/Reksa-Dana-Syariah.html, diakses pada tanggal 1 November 2012. 12
  • 13. prinsip syariah, yang dalam kaitan dengan Reksa dana, bank syariah dapat bertindak sebagai: Investor/pembeli produk reksa dana, Penyertaan (sponsorship) bank pada perusahaan reksa dana, Bank Kustodian, Manajer investasi dan Agen penjual.28 Selain itu, reksa dana syari’ah sebagai wadah bagi masyarakat untuk menginvestasikan dananya, reksa dana memiliki peluang untuk memberikan keuntungan bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan menurut Abdul Manan, reksa dana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian nasional karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan-perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta.29 Peluang yang besar dan terbuka lebar bagi reksa dana syari’ah di Indonesia merupakan sesuatu yang wajar. Menurut hemat penulis, peluang yang besar dan terbuka tersebut dikuatkan dengan beberapa pendapat, yaitu: Pertama, mayoritas penduduk Islam. Kuantitas ini, merupakan pangsa pasar yang begitu potensial. Ketika umat Islam mau memanfaatkan maka reksa dana syari’ah akan berkembang lebih pesat dan dahsyat. Akan tetapi, bukan berarti menafikan pelanggan non-muslim, bahkan menjadi tantangan tersendiri bagi insan reksa dana syari’ah untuk meraihnya. Kedua, fatwa bunga bank. Fatwa ini, dapat menjadi legitimasi bagi reksa dana syari’ah dalam mensosialisasikan kiprahnya. Umat perlu disadarkan bahwa ada alternatif pilihan, bahkan solusi untuk menghindari bunga, berganti sistem bagi hasil (profit sharing) yang lebih berkeadilan. Ketiga, menjalarnya penerapan ekonomi Islam. Saat ini, hadir asuransi syariah (takaful), pegadaian syariah, koperasi syariah, dan lainnya. Pada gilirannya, memberi peluang begitu lebar bagi reksa dana syari’ah untuk 28 Ibid. 29 Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 163. 13
  • 14. melakukan net working, sehingga akan lebih berkembang dan bisa saling menguntungkan. Keempat, berkembangnya lembaga keislaman. Kehadiran partai Islam, setidaknya berpengaruh terhadap iklim kehidupan nasional. Terutama ketika politisi muslim tampil sebagai pembuat kebijakan (law maker). Diharapkan kebijakannya sesuai syari’ah dan mendukung penuh pada kemajuan lembaga keuangan syari’ah diantaranya reksa dana syari’ah. 2. Tantangan Reksa Dana Syari’ah Selain memiliki peluang yang besar dan terbuka bagi berkembangnya reksa dana Syari’ah, lembaga keuangan ini juga menghadapi beberapa kendala atau tantangan-tantangan, diantara tantangan tersebut adalah: a. Tidak bisa dipungkiri bahwa reksa dana Syari’ah adalah lembaga keuangan yang hadir kurang lebih 8 tahun yang lalu. Usia yang muda ini tentu belum mampu untuk menyaingi keberadaan lembaga-lembaga reksa dana konvensional yang telah lebih dahulu lahir. b. Masih lemahnya kesadaran menabung masyarakat, sehingga jaringan pemasaran reksa dana Syari’ah tidak begitu luas. Hal ini tidak lepas dari tingkat penghasilan sebagian besar penduduk Indonesia yang masih rendah. c. Masih sedikitnya jumlah lembaga reksa dana Syari’ah di Indonesia, yakni baru mencapai sekitar 90 Funds yang dikelola sekitar 70 fund managers. Jumlah yang sedikit ini tentu membuat akses terhadap masyarakat luas juga menjadi terhambat. d. Reksa dana Syari’ah di Indonesia dinilai oleh sebagian kalangan hanya sebagai kelatahan penggiat ekonomi syari’ah dalam mensyariahkan berbagai produk konvensional, dengan hanya bermodalkan modifikasi yang sangat minim. Penilaian ini membuat sebagaian masyarakat masih ragu untuk berinvestasi dalam lembaga keuangan ini dan menganggap bahwa reksa dana Syari’ah tidak terlepas dari praktek riba. Inilah yang menjadi penghalang utama bagi sebagian investor muslim untuk menginvestasikan dananya dalam instrumen keuangan ini. Fakta ini menggambarkan bahwa reksa dana Syari’ah di Indonesia masih menghadapi tantangan yang berat dan menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pihak-pihak terkait.30 30 Artikel oleh Aris Alfatah, tersedia dalam http://www.scribd.com/doc/73958137/Reksa- Dana-Syariah.html, diakses pada tanggal 1 November 2012. 14
  • 15. Selain itu, menurut hemat penulis tantangan yang dihadapi dalam reksa dana syari’ah adalah konsep bagi hasil yang tidak mampu memberikan patokan tingkat penghasilan yang pasti. Pintar tidaknya pengelola dana akan menjadi ukuran sekaligus berdampak pada hasil yang bisa diperoleh investor. Disadari bahwa instrumen investasi syari’ah masih terbatas, sehingga kemampuan pengelola dana dalam mengatur portofolionya juga harus piawai. Penganekaragaman investasi yang terbatas jelas akan menyulitkan pengelola dana. Oleh karena itu, investasi syari’ah mempunyai risiko yang lebih tinggi, dan resiko tersebut merupakan tantangan bagi raksa dana syari’ah. Resiko dan return merupakan dua hal yang tidak terpisah karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan resiko mempunyai hubungan positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung semakin besar return yang harus dikompensasikan. Dan resiko yang akan dihadapi bila menginvestasikan dana pada reksa dana diantaranya adalah: 1) Resiko berkurangnya Nilai Unit Penyerta (NUP), resiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek, saham dan surat berharga lainnya yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut. 2) Resiko likuiditas, resiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. 3) Resiko wanprestasi, dimana resiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, pialang Bank Kustodian dan lainnya. 4) Resiko Pasar. Hal ini terjadi karena nilai sekuritas di pasar efek memang berfluktuasi sesuai dengan kondisi ekonomi secara umum. Mengingat kenyataan bahwa portofolio memungkinkan terdiri atas efek-efek dari pasar saham, obligasi, komoditi, mata uang, dan lain- lain, maka terjadinya fluktuasi di pasar efek ini akan berpengaruh 15
  • 16. langsung pada nilai bersih portofolio, terutama jika terjadi koreksi atau pergerakan negatif.31 Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dipahami bahwa tantangan yang dihadapi reksa dana syari’ah di Indonesia masih cukup berat. Secara umum, tantangan berat yang harus dipecahkan itu adalah bagaimana menjadikan lembaga atau industri keuangan syariah yang mapan (established), yakni reksa dana syari’ah yang profesional, sehat dan terpercaya. Dan apabila diklasifikasikan, berbagai tantangan tersebut ada yang berasal dari dalam (internal), dan ada yang datang dari luar (eksternal). Tantangan dari dalam (internal) yaitu: Perlu pengembangan kelembagaan, perlu sosialisasi dan promosi, perlu perluasan jaringan kantor, dan perlu peningkatan SDM. Sedangkan tantangan yang datang dari luar (eksternal), yaitu: Belum memadainya kerangka atau payung hukum, dukungan pemerintah belum penuh, dan sinisme masyarakat terhadap lembaga keuangan syari’ah termasuk reksa dana syari’ah. 3. Prospektif Reksa Dana Syari’ah Pasar reksa dana syari’ah saat ini makin menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Sejak dari kegiatan perbankan dan investasi syari’ah yang baru muncul beberapa tahun belakangan, pertumbuhan reksa dana syari’ah terus mengalami kenaikan. Aset reksa dana syari’ah nasional diproyeksi tumbuh di atas 10 % menjadi sekitar Rp 2,08 triliun. Jumlah tersebut diproyeksi akan terus meningkat dengan makin banyaknya investor yang kini mulai melirik berinvestasi di reksa dana syari’ah yang dianggap lebih menguntungkan. Di Indonesia, perkembangan reksa dana syari’ah sebagai pasar modal juga telah mengalami kemajuan yang pesat, sebagai gambaran setidaknya 31 Inggi H. Achsien, Investasi Syari’ah di Pasar Modal, Cetakan Ke-2, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003), hlm. 82-83. 16
  • 17. terdapat beberapa perkembangan dan kemajuan yang patut dicatat diantaranya adalah telah diterbitkan 6 (enam) Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berkaitan dengan industri pasar modal. Adapun ke enam fatwa dimaksud adalah : a. No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham. b. No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syari’ah. c. No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syari’ah. d. No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syari’ah Mudharabah. e. No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip syari’ah di Bidang Pasar Modal. f. No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syari’ah Ijarah. Dengan diterbitkannya fatwa-fatwa yang berkaitan dengan reksa dana syari’ah atau pasar modal syari’ah, telah memberikan dorongan untuk mengembangkan alternatif sumber pembiayaan yang sekaligus menambah alternatif instrumen investasi halal. Perkembangan reksa dana syari’ah saat ini ditandai dengan maraknya perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII), penawaran umum Obligasi Syari’ah dan juga Reksa Dana Syari’ah. Kinerja saham syari’ah yang terdaftar dalam JII mengalami perkembangan yang cukup mengembirakan. Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang memiliki motif investasi yang didasari prinsip syari’ah dan dilandasi akan keyakinan prospek berkembangnya reksa dana syari’ah yang akan menjadi salah satu pilar penunjang industri pasar modal Indonesia, BAPEPAM-LK telah menyusun Master plan pasar modal Indonesia. Di dalamnya terdapat dua strategi utama pengembangan reksa dana berbasis syariah, yaitu : 1) Penyusunan kerangka hukum yang dapat memfasilitasi pengembangan pasar modal berbasis syariah dan mendorong pengembangannya. 2) Mendorong pengembangan serta penciptaan produk-produk pasar modal berbasis syari’ah. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Dana Reksa Investment Management (DIM) pada tahun 2000 telah meluncurkan 17
  • 18. Jakarta Islamic (JII) yang terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan prinsip syari’ah.32 Dari kedua strategi utama tersebut dijabarkan oleh Bapepam menjadi tujuh implementasi strategi, yaitu: a) Mengatur penerapan prinsip syari’ah; b) Menyusun standar akuntansi; c) Mengembangkan profesi pelaku pasar; d) Sosialisasi prinsip syari’ah; e) Mengembangkan produk; f) Menciptakan produk baru; dan g) Meningkatkan kerja sama dengan Dewan Syari’ah Nasional MUI.33 Dari mulai konsep sampai prospek pada reksa dana syari’ah, pada akhirnya yang terpenting yang harus terjadi di reksa dana syari’ah adalah bahwa setiap transaksi (jual-beli) saham harus dengan niat dan tujuan untuk memperoleh penambahan modal, memperoleh aset likuid, maupun mengharap deviden dengan memilikinya sampai jatuh tempo, sehingga menjadi halal sepanjang usahanya tidak dalam hal yang haram. Namun ketika aktivitas jual beli saham tersebut disalah gunakan dan menjadi alat spekulasi mengejar keuntungan di atas kerugian pihak lain, maka hukumnya haram karena berubah menjadi perjudian saham. Selain prospek tersebut, menurut Mangasa Simatupang reksa dana syari’ah yang ditujukan untuk memenuhi kelompok investor yang menginginkan dan memperoleh pendapatan investasi yang sifatnya tidak mengandung unsur spekulatif dan dapat dipertanggung jawabkan secara religius yang sejalan dengan prinsip-prinsip syari’ah memiliki peluang pengembangan yang sangat prospektif, hal ini sejalan dengan semakin kuat keyakinan sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia yang diperkirakan mencapai lebih dari 78% berpendapat bahwa praktek sektor 32 Abu Fitri Ambardi, Pasar Modal Syariah: Konsep dan Prospek, diposkan 6 September 2012, tersedia dalam http://abufitriambardi.blogspot.com/2011/09/pasar-modal-syariah-konsep- prospek.html, dikases pada tanggal 1 November 2012. 33 Ibid. 18
  • 19. keuangan konvensional mengandung riba dan tidak sesuai dengan prinsip- prinsip Islam.34 Selain itu, industri keuangan syari’ah termasuk reksa dana syari’ah merupakan salah satu industri yang tumbuh paling cepat secara global, rata-rata mencapai 10% sampai 15% pertahun. Hal lain yang juga sangat mendukung dan lebih memberikan optimis terhadap pertumbuhan keuangan syari’ah di dunia maupun di Indonesia dimasa yang akan datang yaitu adanya data yang menunjukkan bahwa saat ini tersedia dana yang sangat besar di negara-negara Arab yang memiliki dana mencapai $ 1,3 triliun, di mana dari jumlah dana tersebut menurut hasil penelitian oleh Merryll Lynchs akan di tempatkan sebesar $ 800 miliar untuk dikelola oleh industri keuangan syari’ah, sehingga industri reksa dana syari’ah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menyerap sebagian dari dana tersebut.35 34 Mangasa Simatupang, Op. Cit., hlm. 210. 35 Ibid., hlm. 210-211. 19
  • 20. III. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 1. Reksa dana syari’ah adalah wadah berinvestasi secara kolektif para masyarakat pemodal (shahib al-mal/ rabb al-mal) untuk di tempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh manajer investasi yang berlaku sebagai shahib al-mal yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut. 2. Mekanisme operasional antara pemodal dengan manajer investasi reksa dana syari’ah menggunakan sistem wakalah, dan prinsip operasional yang digunakan oleh reksa dana syari’ah adalah prinsip mudharabah atau qiradh. Adapun jenis reksa dana syari’ah yaitu Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund), Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund), Reksa Dana Saham (Equity Fund) dan Reksa dana Campuran (Discretionary Fund). 3. Reksa dana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin ikut serta dalam pasar modal dengan modal minimal yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit. Reksa dana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian nasional karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan- perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta. Disisi lain, reksa dana memberikan keuntungan kepada masyarakat berupa keamanan dan keuntungan materi yang meningkatkan kesejahteraan material. B. Penutup Dengan mengucapkan Alhamdulillah penulis telah mengakhiri penulisan makalah ini. Sebagai manusia biasa tentunya dalam penulisan ini masih banyak hal-hal yang belum terpenuhi, baik dari segi bahasa, penyusunan 20
  • 21. kalimat, dan hal yang lainnya. Namun demikian penulis telah berupaya semaksimal mungkin demi terselesaikannya makalah ini dan agar mendapat hasil sebaik mungkin, tetapi kemampuan yang penulis miliki sangatlah terbatas. Oleh karena itu untuk kesempurnaan karya yang sederhana ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi keberhasilan karya penulis di masa mendatang. Akhirnya semoga Allah SWT. selalu memberkahi pembelajaran kita, khususnya bapak Prof. Dr. H. Soeharto, S.H., M.A sebagai perbendaharaan ilmu dan penambah wawasan kita, dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya semua pihak yang berkenan membaca makalah ini. 21