PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Perbankan syariah adalah institusi keuangan yang bergerak dan beroperasi dengan mengacu pada hukum-hukum syariat. produk perbankan syariah tentunya mencerminkan semangat anti riba di masyarakat
oleh Bapak Fanny Rifqi
silakan dipelajari sebagai bahan acuan dan referensi. mohon sertakan dalam daftar pustaka jika anda berniat menduplikasinya. terimakasih.
Perbankan syariah adalah institusi keuangan yang bergerak dan beroperasi dengan mengacu pada hukum-hukum syariat. produk perbankan syariah tentunya mencerminkan semangat anti riba di masyarakat
oleh Bapak Fanny Rifqi
silakan dipelajari sebagai bahan acuan dan referensi. mohon sertakan dalam daftar pustaka jika anda berniat menduplikasinya. terimakasih.
1. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan dana yang dapat
menghasilkan pendapatan bagi pemilik dana. Investasi memiliki berbagai
macam bentuk, misalnya deposito, saham, obligasi, maupun reksa dana. Salah
satu bentuk investasi syari’ah adalah reksa dana syari’ah. Saat ini, reksa dana
syari’ah merupakan investasi yang menarik bagi masyarakat yang ingin
berinvestasi sesuai dengan syari’ah. Reksa dana syari’ah merupakan alternatif
investasi yang hanya menempatkan dana pada debitor yang tidak melanggar
batasan syari’ah, dalam fundamental maupun operasional perusahaan, sesuai
fatwa Majelis Ulama Indonesia.
Reksa dana syariah merupakan sarana investasi yang menggabungkan
saham dan obligasi syari’ah dalam satu produk yang dikelola oleh manajer
investasi. Manajer investasi menawarkan reksa dana syari’ah kepada para
investor yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut
dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi
syari’ah yang dinilai menguntungkan.
Kegiatan investasi yang bernafaskan Islam khususnya Reksa Dana
Syari’ah akan menarik, terutama karena memberi keyakinan bahwa kegiatan
investasi juga merupakan sebentuk kegiatan muamalah (keperdataan) dalam
Islam. Reksa Dana Syari’ah ini dapat dijadikan salah satu alternatif
masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim untuk ikut serta dalam kegiatan
pasar modal dengan cara yang halal, sesuai syari’at agama. Mengingat hal
tersebut, Indonesia jelas merupakan pasar potensial untuk tumbuhnya
investasi yang bersifat islami.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam
penulisan makalah ini adalah:
1
2. 1. Apakah yang dimaksud dengan reksa dana Syari’ah?
2. Apa prinsip operasional serta jenis-jenis reksa dana Syari’ah?
3. Bagaimana peluang, tantangan dan prospektif reksa dana Syari’ah?
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Reksa Dana Syari’ah
Reksa Dana1 secara bahasa berasal dari kata “Reksa” yang berarti “jaga
atau pelihara” dan kata “Dana” berarti “uang”. Sehingga Reksa Dana pada
umumnya diartikan sebagai “kumpulan uang yang dipelihara”. 2 Pemakaian
kata reksa dana di Indonesia merupakan terjemahan dari istilah “Mutual fund”
yang kalau diterjemahkan secara harfiah dana bersama atau danareksa, namun
karena danareksa sudah dikenal luas sebagai suatu perusahaan investasi, maka
dirubah istilah danareksa tersebut menjadi reksa dana agar dapat lebih jelas
makna pengertiannya antara reksa dana sebagai instrument investasi dengan
danareksa sebagai perusahaan investasi.3
1
Reksa dana di luar negeri dikenal dengan sebutan Unit trust (Inggris) yang berarti unit
(saham) kepercayaan, atau Mutual fund (Amerika) yang berarti dana bersama atau Investment fund
(Jepang) yang berarti pengelolaan dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan. Di Indonesia, istilah
yang digunakan adalah Reksa Dana. Lihat Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat
Kontemporer, (UII Press, Yogyakarta, 2000), hlm. 92, lihat juga H.A Djazuli dan Yadi Janwari,
Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2002), hlm. 197.
2
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi 2, (Ekonisia Kampus Fakultas
FE UII, Yogyakarta, 2003), hlm. 12.
3
Mangasa Simatupang, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana (Dilengkapi
Soal-Soal Latihan dan Jawaban), (Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010), hlm. 153-154.
2
3. Instrumen reksa dana sebagai media investasi sangat berbeda dengan
instrument saham (danareksa), instrument saham dapat dikategorikan sebagai
instrument investasi langsung seperti deposito, obligasi dimana para pemodal
atau investor melakukan investasi dengan menghubungi bank untuk produk
perbankan atau perusahaan pialang untuk melakukan investasi pada saham,
sebaliknya reksa dana dikategorikan sebagai jenis instrument investasi yang
tidak langsung, dikarenakan untuk melakukan investasi pada reksa dana para
pemodal menggunakan jasa pihak ketiga yang disebut manajer investasi
sebagai pengelola portofolio investasi bagi para nasabah.4
Sedangkan secara istilah, menurut Imamudin Yuliadi dalam karyanya
Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar mengatakan bahwa “Reksa dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek5 oleh manajer
investasi”.6 Begitu juga Pratomo menjelaskan bahwa “Reksa dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi
yang telah mendapat izin dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal)”.7
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki waktu
dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Menurut
Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 telah diberikan definisi
bahwa: “Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
4
Ibid.
5
Yang dimaksud dengan protofolio efek adalah kumpulan (kombinasi) instrument investasi
yang dibuat sesuai dengan tujuan investasinya. Kegiatan menyusun portofolio merupakan bagian akhir
dari rancangan tujuan investasi. Baca lebih jelas dalam Wiku Suryomurti, Super Cerdas Investasi
Syari’ah, Hidup Kaya Raya, Mati Masuk Surga, (Qultum Media, Jakarta, 2011), hlm. 170.
6
Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar, (Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta,
2001), hlm. 145, lihat juga H.A Djazuli dan Yadi Janwari, Op. Cit., hlm. 197-198.
7
Eko Priyo Pratomo, Reksadana Solusi Perencanaan Investasi Diera Modern, (PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2002), hlm.33.
3
4. dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi”.8
Dengan kata lain, reksa dana merupakan wadah berinvestasi secara
kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi
yang ditetapkan oleh fund manajer atau manajer investasi. Manajer investasi
disini adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk
para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah. Atau secara singkat dapat dijelaskan bahwa dana yang ada dalam
reksa dana merupakan dana bersama para investor (masyarakat), sedangkan
manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Pada reksa dana secara umum, manajemen investasi mengelola dana-dana
yang ditempatkan pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun
kerugian dan menerima deviden atau bunga yang dibukukannya ke dalam
“Nilai Aktiva Bersih (NAB)” reksa dana tersebut. Kekayaan dana yang
dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank
Kustodian9 yang tidak terafiliasi untuk menghimpun dana dari masyarakat
investor secara kolektif (campuran) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi.10
Setelah mengenal reksa dana secara umum (konvensional) maka beralih
secara khusus pada pengertian reksa dana syari’ah. Tidak jauh berbeda dengan
pengertian reksa dana pada umumnya. Reksa dana syari’ah merupakan sarana
investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syari’ah dalam
satu produk reksa dana syari’ah kepada para investor yang berminat,
8
Pasal 1 ayat 27 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.
9
Bank Kostodian adalah bank yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lainnya yang
berkaitan dengan efek serta jenis jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya, dan
menurut pasal 43 ayat 1 UUPM menyebutkan bahwa yang dapat bertindak sebagai bank Kustodian
adalah lembaga penyimpanan dan penyelsaian, perusahaan efek, dan bank umum yang telah
memperoleh persetujuan dari Bapepam. Baca lebih lanjut dalam Abdul Manan, Aspek Hukum dalam
Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syari’ah di Indonesia, (Kencana, Jakarta, 2009), hlm. 153.
10
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Alvabeta, Bandung, 2010), hlm. 140.
4
5. sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer
investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syari’ah yang dinilai
menguntungkan.11
Menurut Wiku Suryomurti, reksa dana syari’ah adalah reksa dana
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya yang mengelolanya disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syari’ah di pasar modal. Dengan kata lain reksa dana syari’ah adalah reksa
dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari’ah.12
Secara lebih rinci Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah menjelaskan bahwa,
“Reksa dana syari’ah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan
dalam prinsip syari’ah, baik dalam bentuk akad, pengelolaan dana dan
penggunaan dana. Bentuk akad antara investor dengan lembaga hendaknya
dilakukan dengan sistem mudharabah, dimana pihak pertama menyediakan
seluruh (100%) modal sedangkan pihak lain menjadi pengelola, keuntungan
usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan
apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan
akibat kelalaian si pengelola, akan tetapi apabila disebabkan karena kelalaian
pengelola, maka pengelola bertanggung jawab atas kerugian tersebut”.13
Menurut Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No.20/DSN-
MUI/IX/2000 mendefinisikan reksa dana syari’ah sebagai reksa dana yang
beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari’ah Islam, baik dalam bentuk
akad antara pemodal sebagai milik harta (shahib al-mal/ rabb al-mal) dengan
manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer
investasi sebagai shahib al-mal dengan pengguna investasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa
reksa dana syari’ah mengandung perngertian sebagai reksa dana yang
11
Ibid., hlm. 140-141.
12
Wiku Suryomurti, Op. Cit., hlm. 158.
13
Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer, (Alfabeta,
Bandung, 2010), hlm. 97-98.
5
6. pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syari’at Islam seperti
tidak menginvestasikan dananya pada saham-saham atau obligasi serta
sekuritas lainnya dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya
bertentangan dengan syari’at Islam. Instrumen investasi yang dipilih dalam
portofolionya haruslah yang dikategorikan halal.
Dikatakan halal, jika pihak yang menerbitkan instrumen investasi tersebut
tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam,
seperti tidak melakukan riba, mayisir dan gharar. Jadi saham, obligasi dan
sekuritas lainnya yang dikeluarkan perusahaan yang berhubungan dengan
produksi atau penjualan minuman keras, rokok, produk mengandung babi,
bisnis hiburan berbau maksiat, bisnis senjata, perjudian, pornografi, dan
sebagainya tidak dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana syari’ah.
B. Prinsip Operasional Reksa Dana Syari’ah
Mekanisme operasional antara pemodal dengan Manajer Investasi reksa
dana syari’ah menggunakan sistem wakalah. Pada akad wakalah tersebut,
pemodal memberikan mandat kepada manajer investasi untuk melaksanakan
investasi bagi kepentingan pemodal sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam prospektus. Investasi hanya dilakukan pada instrumen yang sesuai
dengan syari’at Islam. Dan prinsip operasional yang digunakan reksa dana
syari’ah adalah prinsip mudharabah atau qiradh.
Pengertian mudharabah atau qiradh dari segi etimologi,14 adalah suatu
perumpamaan (ibarat) seseorang yang memberikan (menyerahkan) harta
benda (modal) kepada orang lain agar di gunakan perdagangan yang
14
Dalam fiqih Islam mudharabah merupakan salah satu bentuk kerjasama antara rab al-mal
(investor) dengan seorang pihak kedua (mudharib) yang berfungsi sebagai pengelola dalam berdagang.
Istilah mudharabah adalah bahasa penduduk Irak yang oleh ulama fiqh Hijaz menyebutkan dengan
Qiradh. Namun pengertian qiradh dan mudharabah adalah satu makna. Lihat Imam Taqiyyuddin Abu
Bakr bin Muhammad Al-Husaini, Kifayat al-Akhyar, Alih bahasa Syarifuddin, (PT. Al-Ma’arif,
Bandung, tt.), hlm. 301.
6
7. menghasilkan keuntungan bersama dengan syarat-syarat tertentu dan jika rugi,
maka kerugian di tanggung pemilik modal.15
Kebolehan akad mudharabah atau qiradh menurut para ulama adalah QS.
Al-Muzammil ayat 20 dan Al-Jumu’ah ayat 10 yaitu sebagai berikut :
. . . . . .
Artinya : “ . . . dan sebagian mereka berjalan di bumi mencari karunia
Allah...”.(Al-muzammil : 20).
. . .
Artinya : Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah ….(Q.S Al-Jumuah : 10).
Berdasarkan ayat tersebut di atas, secara umum mengandung kebolehan
akad mudharabah atau qiradh, yang secara bekerjasama mencari rezeki yang
ditebarkan Allah SWT di muka bumi. Dimana yang menjadi wajhud-dilalah
atau argumen dari penjelasan surat (Q.S. Muzammil: 20) adalah adanya kata
yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah dimana berarti
melakukan suatu perjalanan usaha. Kata Yadhribuna Fiil Ard dalam tafsir Al-
Maragi yang menafsirkan kata yadhribuna mereka bepergian untuk berdagang
atau sama dengan perjalanan usaha.16 Selain itu Mudharib adalah sebagai
orang yang melakukan (dharb) perjalanan untuk mencari karunia Allah SWT
dan keuntungan investasinya ditempat lain.
Selain ayat Al-Qur’an sebagai dasar kebolehan kerjasama mudharabah,
dalam Sunnah Rasul dapat ditemukan beberapa dasar kebolehan kerjasama
tersebut, diantaranya:
15
Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Al Madzahibu Al Arba’ah, Juz III, (Al Maktabah Al
‘Asriyah, Beirut, 1986), hlm. 43.
16
Ahmad Mustafa, Terjemah Tafsir Al- Maraghi, Cet. 1. Juz 29, (CV. Toha Putra, Semarang,
1993), hlm. 204.
7
8. ً ًةَ مْ ضُ ًةَ َّ ضُ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ِبّ ضُ ًةَ مْ ًةَ ًةَ ضُ مْ ضُ ًةَ مْ ذإ ِ مْ ضُ ًةَ ِبّ ذإ ِ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ مْ ًةَ ًةَ ضُض ًةَ ًةَ ا
رو ى ا بن عبراس رضي الضُعنهمرا أنه قرال: كرا ن سِيد نرا العبرا س بن عبد المكِلب إذ دفضع المضضرال م ًةَضضراربة ًَةَ ًةَ مْ ضُ ًةََّ ذإ ِ ًةَ ذإ ِ ًة
َذإ ِ مْ ًةَ ًةَ ًةَ ًةًَةَ ًةَ ذإ ِ ذإ ِ ذإ ِ مْ ًةَ ًةَسضُ ضُ ذإ ِ ذإ ِ ًةَ مْ ا ً ًةَ ًةَ ًةَ مْ ذإ ِ ضُ ذإ ِ ذإ ِ ًةَ ذإ ِ ا ً ًةَ ًةَ ًةَ مْ ًةَ ذإ ِ ذإ ِ ذإ ِ ًةَ َّ ا ً ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ذإ ِ ًةَ مْ ًةَ ف ٍ ًةَ ذإ ِ مْ ًةَ ًةَ ًة
اشترط عِل ى صراحبه أن ال ي مِْلك به بحرا وال ينزل به واديرا وال يستر ى به دابة ذات كبد رطبة فإن فعضضل
.17ذلك ضمن فبِلغ صرطه رسو ل ال صِل ى الضُعًةَِيه وسِلم فجأجرازه
ًُةَِلمْ ذإ ِ ًةَ ًةًَةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ض ًَةَذإ ِ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةَ ًةًَةَ ًةَ ضُ مْ ًةَ ضُ ًةَ ضُ مْ ضُ ذإ ِ ًةًَة
Artinya : Diriwayatkan dari ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin
Abdul Muthalib, jika memberikan dana kemitra usahanya secara
mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi
lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika
menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas
dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah Saw
dan Rasulullah pun membolehkannya. (HR. Thabrani).
Prinsip mudharabah atau qiradh ini diartikan sebagai sebuah ikatan atau
sistem di mana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain utnuk
dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh dari hasil
pengelolaan tersebut dibagi antara kedua pihak sesuai dengan syarat-syarat
yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Prinsip mudharabah atau qiradh di reksa dana syari’ah ini memiliki
beberapa karakteristik, yaitu: Pertama, pemodal sebagai rab al-mal ikut
menanggung resiko kerugian yang dialami manajer investasi sebagai ‘amil.
Kedua, manajer investasi sebagai ‘amil tidak menanggung resiko kerugian
atas investasi kelau kerugian tersebut bukan disebabkan karena kelalaiannya.
Ketiga, keuntungan dibagi antara pemodal dengan manajer investasi sesuai
dengan proporsi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.18
Sesuai dengan prinsip operasional tersebut, maka pelaksanaan investasi
yang dilakukan oleh manajemen investasi sebagai pengelola reksa dana
menggunakan prinsip mudharabah atau qiradh dengan transaksi yang tidak
boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah. Transaksi yang dilarang
oleh syari’at Islam diantaranya transaksi yang di dalamnya mengandung unsur
gharar (resiko yang tidak wajar) dan najsy (penawaran palsu).
17
Ibnu Hajar Asqalani, Buluqhul Maram, (Terj). M. Syaref Sujandi, (Al-Ma’arif, Bandung,
1983), hlm. 297.
18
H.A Djazuli dan Yadi Janwari, Op. Cit., hlm. 208
8
9. Untuk menjamin reksa dana syari’ah beroperasi tanpa menyalahi aturan
seperti yang diatur dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN), suatu reksa
dana syari’ah wajib memiliki Dewan Pengawas Syari’ah (DPS). Fungsi utama
DPS adalah sebagai penasehat pengelola investasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan aspek syari’ah dan sebagai mediator antara reksa dana
dengan Dewan Syari’ah Nasional (DSN).19
Berdasarkan prinsip operasional tersebut di atas, secara operasional
terdapat perbedaan mendasar antara reksa dana syari’ah dan reksa dana secara
umum (konvensional), yaitu dalam reksa dana syari’ah ada proses screening
dan cleansing,20 sedangkan pada reksa dana konvensional tanpa proses
screening dan tidak ada proses cleansing (filtersasi dari kegiatan haram)
dalam mengkonstruksi portofolio.
C. Bentuk-Bentuk Reksa Dana Syari’ah
Dilihat dari bentuknya, bentuk reksa dana menurut Abdul Manan terbagi
menjadi 2, yaitu:
1. Reksa Dana Berbentuk Persero (Corporate Type).
Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal
menjelaskan bahwa reksa dana perseroan adalah perusahaan yang
kegiatannya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya
dana dan penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek
yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal.21
Ciri-ciri reksa dana ini, sebagai berikut:
a. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT).
19
Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 165.
20
Proses Screening adalah proses penempatan dana masyarakat di dalam portofolio haruslah
dikategorikan halal (sesuai prinsip-prinsip Islam), langkah ini merupakan filterisasi pertama dalam
pembentukan portofolio yang memenuhi semua prinsip Islam. Proses Cleansing yaitu membebaskan
semua sarana investasi dari unsur-unsur yang diharamkan. Baca dalam Mangasa Simatupang, Op. Cit.,
hlm. 210.
21
Pasal 18 Ayat 1a Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
9
10. b. Pengelola kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara
Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang ditunjuk.
c. Penyimpan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara
Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.22
Dalam bentuk ini, perusahaan penerbit reksa dana menghimpun dana
dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar
uang. Reksa dana bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya
menjadi reksa dana tertutup dan reksa dana terbuka. Reksa dana tertutup
adalah reksa dana berbentuk perusahaan yang menjual sahamnya kepada
investor melalui penawaran umum perdana di bursa efek sehingga apabila
investornya akan menjual reksa dana tersebut, mereka bisa menjual
kembali melalui bursa atau investor lainnya, bukan kepada pihak manajer
investasi atau penerbitnya. Pembentukan harga penjualan tersebut
didasarkan pada mekanisme pasar di bursa tersebut. Sedangkan yang
dimaksud dengan reksa dana terbuka adalah reksa dana yang dibeli oleh
pihak manajer investasi apabila investor tersebut akan menjual reksa
dananya kembali, kapan saja dan jumlah berapa saja sesuai nilai aktiva
bersih per unit yang berlaku.23
2. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Contractual Type)
Reksa dana ini merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank
Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyerta, dimana Manajer
Investasi diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.
Manajer investasi bertugas dan bertanggung jawab dalam mengelola
portofolio reksa dana, sedangkan Bank Kostodian bertugas dan
22
Abdul Manan, Op. Cit.
23
Ibid.
10
11. bertanggung jawab dalam pengadministrasian dan menyimpan kekayaan
reksa dana.24
Ciri-ciri reksa dana ini adalah sebagai berikut:
a. Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
b. Pengelola reksa dana dilakukan oleh Manajer Investasi berdasarkan
kontrak.
c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh Bank
Kustodian berdasarkan kontrak.25
Reksa dana terbuka ini lebih banyak memberikan kemudahan bagi
investor dari pada reksa dana tertutup, hal ini disebabkan karena adanya
kewajiban dari perusahaan investasi yang menerbitkan saham reksa dana
untuk membeli kapan saja ketika investor hendak menjual kembali unit
penyertaannya.
D. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolio
Jenis reksa dana berdasarkan portofolio investasi menurut Widjaj dan
Ramaniya dapat dibedakan menjadi:
1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund). Reksa dana ini hanya
melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang
dari 1 tahun. Tujuan reksa dana ini adalah untuk menjaga likuiditas dan
pemeliharaan modal. Bentuk instrumen investasinya antara lain adalah
time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat
deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU). Daya tarik instrumen investasi di pasar uang ini adalah karena
sifatnya sangat likuid serta mempunyai tingkat risiko lebih rendah
dibandingkan dengan jenis instrumen investasi lainnya.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund). Reksa dana jenis ini
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam
bentuk efek bersifat utang. Reksa dana ini memiliki resiko yang relatif
lebih besar dari reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
24
Heru Sudarsono, Op. Cit., hlm. 204.
25
Ibid.
11
12. 3. Reksa Dana Saham (Equity Fund). Reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat
ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham maka resikonya lebih
tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumya namun menghasilkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi.
4. Reksa dana Campuran (Discretionary Fund). Reksa dana jenis ini
melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.26
E. Peluang, Tantangan dan Prospektif Reksa Dana Syari’ah
1. Peluang Reksa Dana Syari’ah
Sebagaimana halnya lembaga keuangan pada umumnya, reksa dana
Syari’ah memiliki peluang untuk berkembang menjadi lebih besar
sehingga menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berinvestasi. Diantara
peluang tersebut adalah:
a. Jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang cukup besar, bahkan
terbesar di dunia yakni 88%, merupakan asset yang besar bagi
berkembangnya reksa dana yang berbasis syari’ah ditanah air pada
masa-masa yang akan datang.
b. Perkembangan reksa dana Syari’ah yang menunjukkan trend positif,
hal ini akan menambah kepercayaan para calon investor untuk
bergabung dan menggunakan instrumen keuangan ini. Secara kualitas,
ternyata kinerja reksa dana syari’ah Indonesia meningkat hingga
melampaui Malaysia. Peningkatan tersebut merupakan gambaran
betapa besarnya peluang reksa dana syari’ah untuk berkompetisi
dengan reksa dana lainnya 27
c. Perkembangan lembaga-lembaga keuangan berbasis syari’ah yang
semakin baik dan booming serta dapat diterima dengan baik oleh
seluruh lapisan masyarakat termasuk lembaga reksa dana syari’ah.
d. Lahirnya berbagai Undang-undang dan Perturan-peraturan yang
berdampak positif bagi perkembangan reksa dana syari’ah, seperti UU
No.10/1998 tentang Perbankan pasal 6 huruf m, bank syariah dapat
menyediakan pembiayaan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
26
Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Reksa Dana dan Peran Serta Tanggung
Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal, (Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006), hlm.
24-26, Lihat juga dalam Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 158, dan Heru Sudarsono, Op. Cit., hlm. 205.
27
Data Bloomberg menunjukkan bahwa Reksa dana Syari’ah masuk dalam 15 besar Reksa
dana Syari’ah dunia berdasarkan returnnya selama 3 tahun terakhir, dan kinerja Reksa dana Syari’ah
dari tahun ke tahun menurut Bapepam-LK juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak
2009, hal ini terlihat dari jumlah pemegang Reksa dana Syari’ah juga meningkat 3,3 %, dan
peningkatan NAB (Nilai Aktiva Bersih) sebesar 4,09 % dibanding sebelumnya 2,42%. Artikel oleh
Aris Alfatah, tersedia dalam http://www.scribd.com/doc/73958137/Reksa-Dana-Syariah.html, diakses
pada tanggal 1 November 2012.
12
13. prinsip syariah, yang dalam kaitan dengan Reksa dana, bank syariah
dapat bertindak sebagai: Investor/pembeli produk reksa dana,
Penyertaan (sponsorship) bank pada perusahaan reksa dana, Bank
Kustodian, Manajer investasi dan Agen penjual.28
Selain itu, reksa dana syari’ah sebagai wadah bagi masyarakat untuk
menginvestasikan dananya, reksa dana memiliki peluang untuk
memberikan keuntungan bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan menurut Abdul Manan,
reksa dana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian nasional
karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan
perusahaan-perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta.29
Peluang yang besar dan terbuka lebar bagi reksa dana syari’ah di
Indonesia merupakan sesuatu yang wajar. Menurut hemat penulis, peluang
yang besar dan terbuka tersebut dikuatkan dengan beberapa pendapat,
yaitu:
Pertama, mayoritas penduduk Islam. Kuantitas ini, merupakan pangsa
pasar yang begitu potensial. Ketika umat Islam mau memanfaatkan maka
reksa dana syari’ah akan berkembang lebih pesat dan dahsyat. Akan
tetapi, bukan berarti menafikan pelanggan non-muslim, bahkan menjadi
tantangan tersendiri bagi insan reksa dana syari’ah untuk meraihnya.
Kedua, fatwa bunga bank. Fatwa ini, dapat menjadi legitimasi bagi
reksa dana syari’ah dalam mensosialisasikan kiprahnya. Umat perlu
disadarkan bahwa ada alternatif pilihan, bahkan solusi untuk menghindari
bunga, berganti sistem bagi hasil (profit sharing) yang lebih berkeadilan.
Ketiga, menjalarnya penerapan ekonomi Islam. Saat ini, hadir asuransi
syariah (takaful), pegadaian syariah, koperasi syariah, dan lainnya. Pada
gilirannya, memberi peluang begitu lebar bagi reksa dana syari’ah untuk
28
Ibid.
29
Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 163.
13
14. melakukan net working, sehingga akan lebih berkembang dan bisa saling
menguntungkan.
Keempat, berkembangnya lembaga keislaman. Kehadiran partai Islam,
setidaknya berpengaruh terhadap iklim kehidupan nasional. Terutama
ketika politisi muslim tampil sebagai pembuat kebijakan (law maker).
Diharapkan kebijakannya sesuai syari’ah dan mendukung penuh pada
kemajuan lembaga keuangan syari’ah diantaranya reksa dana syari’ah.
2. Tantangan Reksa Dana Syari’ah
Selain memiliki peluang yang besar dan terbuka bagi berkembangnya
reksa dana Syari’ah, lembaga keuangan ini juga menghadapi beberapa
kendala atau tantangan-tantangan, diantara tantangan tersebut adalah:
a. Tidak bisa dipungkiri bahwa reksa dana Syari’ah adalah lembaga
keuangan yang hadir kurang lebih 8 tahun yang lalu. Usia yang muda
ini tentu belum mampu untuk menyaingi keberadaan lembaga-lembaga
reksa dana konvensional yang telah lebih dahulu lahir.
b. Masih lemahnya kesadaran menabung masyarakat, sehingga jaringan
pemasaran reksa dana Syari’ah tidak begitu luas. Hal ini tidak lepas
dari tingkat penghasilan sebagian besar penduduk Indonesia yang
masih rendah.
c. Masih sedikitnya jumlah lembaga reksa dana Syari’ah di Indonesia,
yakni baru mencapai sekitar 90 Funds yang dikelola sekitar 70 fund
managers. Jumlah yang sedikit ini tentu membuat akses terhadap
masyarakat luas juga menjadi terhambat.
d. Reksa dana Syari’ah di Indonesia dinilai oleh sebagian kalangan hanya
sebagai kelatahan penggiat ekonomi syari’ah dalam mensyariahkan
berbagai produk konvensional, dengan hanya bermodalkan modifikasi
yang sangat minim. Penilaian ini membuat sebagaian masyarakat
masih ragu untuk berinvestasi dalam lembaga keuangan ini dan
menganggap bahwa reksa dana Syari’ah tidak terlepas dari praktek
riba. Inilah yang menjadi penghalang utama bagi sebagian investor
muslim untuk menginvestasikan dananya dalam instrumen keuangan
ini. Fakta ini menggambarkan bahwa reksa dana Syari’ah di Indonesia
masih menghadapi tantangan yang berat dan menjadi pekerjaan rumah
bagi seluruh pihak-pihak terkait.30
30
Artikel oleh Aris Alfatah, tersedia dalam http://www.scribd.com/doc/73958137/Reksa-
Dana-Syariah.html, diakses pada tanggal 1 November 2012.
14
15. Selain itu, menurut hemat penulis tantangan yang dihadapi dalam
reksa dana syari’ah adalah konsep bagi hasil yang tidak mampu
memberikan patokan tingkat penghasilan yang pasti. Pintar tidaknya
pengelola dana akan menjadi ukuran sekaligus berdampak pada hasil yang
bisa diperoleh investor. Disadari bahwa instrumen investasi syari’ah masih
terbatas, sehingga kemampuan pengelola dana dalam mengatur
portofolionya juga harus piawai. Penganekaragaman investasi yang
terbatas jelas akan menyulitkan pengelola dana. Oleh karena itu, investasi
syari’ah mempunyai risiko yang lebih tinggi, dan resiko tersebut
merupakan tantangan bagi raksa dana syari’ah.
Resiko dan return merupakan dua hal yang tidak terpisah karena
pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini.
Return dan resiko mempunyai hubungan positif, semakin besar resiko
yang harus ditanggung semakin besar return yang harus dikompensasikan.
Dan resiko yang akan dihadapi bila menginvestasikan dana pada reksa
dana diantaranya adalah:
1) Resiko berkurangnya Nilai Unit Penyerta (NUP), resiko ini
dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek, saham dan surat berharga
lainnya yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut.
2) Resiko likuiditas, resiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh
Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan
penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya.
3) Resiko wanprestasi, dimana resiko ini dapat timbul ketika perusahaan
asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera
membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai
pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, pialang
Bank Kustodian dan lainnya.
4) Resiko Pasar. Hal ini terjadi karena nilai sekuritas di pasar efek
memang berfluktuasi sesuai dengan kondisi ekonomi secara umum.
Mengingat kenyataan bahwa portofolio memungkinkan terdiri atas
efek-efek dari pasar saham, obligasi, komoditi, mata uang, dan lain-
lain, maka terjadinya fluktuasi di pasar efek ini akan berpengaruh
15
16. langsung pada nilai bersih portofolio, terutama jika terjadi koreksi atau
pergerakan negatif.31
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dipahami bahwa
tantangan yang dihadapi reksa dana syari’ah di Indonesia masih cukup
berat. Secara umum, tantangan berat yang harus dipecahkan itu adalah
bagaimana menjadikan lembaga atau industri keuangan syariah yang
mapan (established), yakni reksa dana syari’ah yang profesional, sehat
dan terpercaya. Dan apabila diklasifikasikan, berbagai tantangan tersebut
ada yang berasal dari dalam (internal), dan ada yang datang dari luar
(eksternal).
Tantangan dari dalam (internal) yaitu: Perlu pengembangan
kelembagaan, perlu sosialisasi dan promosi, perlu perluasan jaringan
kantor, dan perlu peningkatan SDM. Sedangkan tantangan yang datang
dari luar (eksternal), yaitu: Belum memadainya kerangka atau payung
hukum, dukungan pemerintah belum penuh, dan sinisme masyarakat
terhadap lembaga keuangan syari’ah termasuk reksa dana syari’ah.
3. Prospektif Reksa Dana Syari’ah
Pasar reksa dana syari’ah saat ini makin menunjukkan pertumbuhan
yang menjanjikan. Sejak dari kegiatan perbankan dan investasi syari’ah
yang baru muncul beberapa tahun belakangan, pertumbuhan reksa dana
syari’ah terus mengalami kenaikan. Aset reksa dana syari’ah nasional
diproyeksi tumbuh di atas 10 % menjadi sekitar Rp 2,08 triliun. Jumlah
tersebut diproyeksi akan terus meningkat dengan makin banyaknya
investor yang kini mulai melirik berinvestasi di reksa dana syari’ah yang
dianggap lebih menguntungkan.
Di Indonesia, perkembangan reksa dana syari’ah sebagai pasar modal
juga telah mengalami kemajuan yang pesat, sebagai gambaran setidaknya
31
Inggi H. Achsien, Investasi Syari’ah di Pasar Modal, Cetakan Ke-2, (PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2003), hlm. 82-83.
16
17. terdapat beberapa perkembangan dan kemajuan yang patut dicatat
diantaranya adalah telah diterbitkan 6 (enam) Fatwa Dewan Syari’ah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berkaitan dengan
industri pasar modal. Adapun ke enam fatwa dimaksud adalah :
a. No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham.
b. No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
Untuk Reksa Dana Syari’ah.
c. No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syari’ah.
d. No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syari’ah Mudharabah.
e. No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip syari’ah di Bidang Pasar Modal.
f. No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syari’ah Ijarah.
Dengan diterbitkannya fatwa-fatwa yang berkaitan dengan reksa dana
syari’ah atau pasar modal syari’ah, telah memberikan dorongan untuk
mengembangkan alternatif sumber pembiayaan yang sekaligus menambah
alternatif instrumen investasi halal. Perkembangan reksa dana syari’ah
saat ini ditandai dengan maraknya perusahaan yang listing di Jakarta
Islamic Index (JII), penawaran umum Obligasi Syari’ah dan juga Reksa
Dana Syari’ah. Kinerja saham syari’ah yang terdaftar dalam JII
mengalami perkembangan yang cukup mengembirakan.
Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang memiliki
motif investasi yang didasari prinsip syari’ah dan dilandasi akan
keyakinan prospek berkembangnya reksa dana syari’ah yang akan
menjadi salah satu pilar penunjang industri pasar modal Indonesia,
BAPEPAM-LK telah menyusun Master plan pasar modal Indonesia. Di
dalamnya terdapat dua strategi utama pengembangan reksa dana berbasis
syariah, yaitu :
1) Penyusunan kerangka hukum yang dapat memfasilitasi pengembangan
pasar modal berbasis syariah dan mendorong pengembangannya.
2) Mendorong pengembangan serta penciptaan produk-produk pasar
modal berbasis syari’ah. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Dana Reksa
Investment Management (DIM) pada tahun 2000 telah meluncurkan
17
18. Jakarta Islamic (JII) yang terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan
prinsip syari’ah.32
Dari kedua strategi utama tersebut dijabarkan oleh Bapepam menjadi
tujuh implementasi strategi, yaitu:
a) Mengatur penerapan prinsip syari’ah;
b) Menyusun standar akuntansi;
c) Mengembangkan profesi pelaku pasar;
d) Sosialisasi prinsip syari’ah;
e) Mengembangkan produk;
f) Menciptakan produk baru; dan
g) Meningkatkan kerja sama dengan Dewan Syari’ah Nasional MUI.33
Dari mulai konsep sampai prospek pada reksa dana syari’ah, pada
akhirnya yang terpenting yang harus terjadi di reksa dana syari’ah adalah
bahwa setiap transaksi (jual-beli) saham harus dengan niat dan tujuan
untuk memperoleh penambahan modal, memperoleh aset likuid, maupun
mengharap deviden dengan memilikinya sampai jatuh tempo, sehingga
menjadi halal sepanjang usahanya tidak dalam hal yang haram. Namun
ketika aktivitas jual beli saham tersebut disalah gunakan dan menjadi alat
spekulasi mengejar keuntungan di atas kerugian pihak lain, maka
hukumnya haram karena berubah menjadi perjudian saham.
Selain prospek tersebut, menurut Mangasa Simatupang reksa dana
syari’ah yang ditujukan untuk memenuhi kelompok investor yang
menginginkan dan memperoleh pendapatan investasi yang sifatnya tidak
mengandung unsur spekulatif dan dapat dipertanggung jawabkan secara
religius yang sejalan dengan prinsip-prinsip syari’ah memiliki peluang
pengembangan yang sangat prospektif, hal ini sejalan dengan semakin
kuat keyakinan sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia yang
diperkirakan mencapai lebih dari 78% berpendapat bahwa praktek sektor
32
Abu Fitri Ambardi, Pasar Modal Syariah: Konsep dan Prospek, diposkan 6 September
2012, tersedia dalam http://abufitriambardi.blogspot.com/2011/09/pasar-modal-syariah-konsep-
prospek.html, dikases pada tanggal 1 November 2012.
33
Ibid.
18
19. keuangan konvensional mengandung riba dan tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip Islam.34
Selain itu, industri keuangan syari’ah termasuk reksa dana syari’ah
merupakan salah satu industri yang tumbuh paling cepat secara global,
rata-rata mencapai 10% sampai 15% pertahun. Hal lain yang juga sangat
mendukung dan lebih memberikan optimis terhadap pertumbuhan
keuangan syari’ah di dunia maupun di Indonesia dimasa yang akan datang
yaitu adanya data yang menunjukkan bahwa saat ini tersedia dana yang
sangat besar di negara-negara Arab yang memiliki dana mencapai $ 1,3
triliun, di mana dari jumlah dana tersebut menurut hasil penelitian oleh
Merryll Lynchs akan di tempatkan sebesar $ 800 miliar untuk dikelola
oleh industri keuangan syari’ah, sehingga industri reksa dana syari’ah di
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menyerap sebagian dari dana
tersebut.35
34
Mangasa Simatupang, Op. Cit., hlm. 210.
35
Ibid., hlm. 210-211.
19
20. III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
1. Reksa dana syari’ah adalah wadah berinvestasi secara kolektif para
masyarakat pemodal (shahib al-mal/ rabb al-mal) untuk di tempatkan
dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh
manajer investasi yang berlaku sebagai shahib al-mal yang dipercaya
untuk mengelola dana tersebut.
2. Mekanisme operasional antara pemodal dengan manajer investasi reksa
dana syari’ah menggunakan sistem wakalah, dan prinsip operasional
yang digunakan oleh reksa dana syari’ah adalah prinsip mudharabah
atau qiradh. Adapun jenis reksa dana syari’ah yaitu Reksa Dana Pasar
Uang (Money Market Fund), Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed
Income Fund), Reksa Dana Saham (Equity Fund) dan Reksa dana
Campuran (Discretionary Fund).
3. Reksa dana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin
ikut serta dalam pasar modal dengan modal minimal yang relatif kecil
dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit. Reksa dana memiliki
andil yang amat besar dalam perekonomian nasional karena dapat
memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan-
perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta. Disisi lain, reksa
dana memberikan keuntungan kepada masyarakat berupa keamanan dan
keuntungan materi yang meningkatkan kesejahteraan material.
B. Penutup
Dengan mengucapkan Alhamdulillah penulis telah mengakhiri penulisan
makalah ini. Sebagai manusia biasa tentunya dalam penulisan ini masih
banyak hal-hal yang belum terpenuhi, baik dari segi bahasa, penyusunan
20
21. kalimat, dan hal yang lainnya. Namun demikian penulis telah berupaya
semaksimal mungkin demi terselesaikannya makalah ini dan agar mendapat
hasil sebaik mungkin, tetapi kemampuan yang penulis miliki sangatlah
terbatas. Oleh karena itu untuk kesempurnaan karya yang sederhana ini
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi keberhasilan karya penulis di masa mendatang.
Akhirnya semoga Allah SWT. selalu memberkahi pembelajaran kita,
khususnya bapak Prof. Dr. H. Soeharto, S.H., M.A sebagai perbendaharaan
ilmu dan penambah wawasan kita, dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya semua
pihak yang berkenan membaca makalah ini.
21