Makalah ini membahas tentang pendekatan gender dalam pandangan Islam. Terdiri dari tiga bagian yaitu definisi dan konsep gender, gender dalam pandangan Islam, serta feminisme dan feminis Muslim. Dalam Islam, laki-laki dan perempuan dianggap setara di hadapan Allah dan memiliki hak yang sama. Meski ada perbedaan, namun tidak ada diskriminasi antara keduanya.
Dokumen tersebut membahas tentang pernikahan lintas agama dalam perspektif hukum Islam, termasuk definisi ahli kitab, pandangan ulama tentang pernikahan dengan wanita ahli kitab, syarat yang ditetapkan, dan fatwa Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkannya.
Syariah Islam merupakan tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia berdasarkan aturan-aturan yang diturunkan Allah SWT melalui Al-Qur'an dan Sunnah Nabi untuk mencapai keridhaan-Nya. Sumber-sumber syariah meliputi Al-Qur'an, Hadist, dan ijtihad para ulama. Tujuan syariah Islam mencakup menjaga agama, akal, harta, keturunan, dan jiwa. Prinsip-prinsip syariah meliputi
1. Tugas akhir semester mata kuliah Ushul Fiqh membahas daftar pertanyaan dan jawaban mengenai konsep-konsep dasar ilmu Ushul Fiqh seperti dalil-dalil syara', hubungan antara Al Qur'an dan Sunnah, serta qiyas.
Dokumen tersebut membahas tentang pernikahan lintas agama dalam perspektif hukum Islam, termasuk definisi ahli kitab, pandangan ulama tentang pernikahan dengan wanita ahli kitab, syarat yang ditetapkan, dan fatwa Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkannya.
Syariah Islam merupakan tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia berdasarkan aturan-aturan yang diturunkan Allah SWT melalui Al-Qur'an dan Sunnah Nabi untuk mencapai keridhaan-Nya. Sumber-sumber syariah meliputi Al-Qur'an, Hadist, dan ijtihad para ulama. Tujuan syariah Islam mencakup menjaga agama, akal, harta, keturunan, dan jiwa. Prinsip-prinsip syariah meliputi
1. Tugas akhir semester mata kuliah Ushul Fiqh membahas daftar pertanyaan dan jawaban mengenai konsep-konsep dasar ilmu Ushul Fiqh seperti dalil-dalil syara', hubungan antara Al Qur'an dan Sunnah, serta qiyas.
Dokumen tersebut membahas tentang ijma' dan qiyas sebagai sumber hukum Islam. Ijma' didefinisikan sebagai kesepakatan para ulama muslim tentang suatu masalah hukum, sedangkan qiyas adalah menyamakan masalah baru dengan masalah lama berdasarkan persamaan alasan hukumnya. Kedua sumber hukum ini diakui oleh kebanyakan ulama sebagai sumber hukum yang sah selama tidak bertentangan dengan Al-
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan dalam pencarian pengetahuan tentang Tuhan menurut perspektif Al Quran. Terdapat empat pendekatan yang diambil Nabi Ibrahim yaitu pendekatan empiris, rasional, kritis, dan intuitif melalui berdialog dengan Tuhan. Dokumen juga membahas teori perkembangan agama manusia dari dinamisme ke politeisme ke monoteisme serta pandangan agama Hindu dan Buddha tentang konsep Tuhan.
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSholiha Nurwulan
Makalah ini membahas tentang peradaban Islam pada masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin adalah keempat khalifah yang memerintah umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin merupakan masa keemasan dimana Islam berkembang pesat dan wilayah kekuasaannya me
Dokumen tersebut membahas tentang etika, moral, dan akhlak dalam Islam. Termasuk definisi, karakteristik, hubungan dengan tasawuf, aktualisasi dalam kehidupan, dampak modernisasi dan globalisasi, serta metode peningkatan etika dan moral. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan konsep-konsep dasar etika dalam Islam beserta penerapannya dalam kehidupan.
Akhlak merujuk pada perilaku yang melekat pada seseorang yang muncul secara spontan untuk melakukan kebaikan. Dokumen ini membahas pengertian akhlak dalam Islam serta hubungannya dengan etika, moral, dan tasawuf. Pembinaan akhlak dalam Islam dilakukan sejak dini melalui pendidikan orang tua dan teladan Rasulullah.
ruang lingkup ilmu kalam adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah - aqidah yang menyimpang
the scope of theology is about the Oneness of God reinforced with rational arguments to avoid deviating Aqeedah
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
Tata cara penyelenggaraan jenazah menurut Islam meliputi empat hal wajib yaitu memandikan, mengkafani, mensholatkan, dan menguburkan jenazah. Proses memandikan meliputi membersihkan tubuh dari kotoran, membersihkan mulut dan rambut, serta meratakan air ke seluruh tubuh sebanyak 3-5 kali. Jenazah kemudian dikeringkan dan dikafani dengan satu lapisan kain putih. Sholat jenazah dilakukan den
Dokumen tersebut membahas tentang konsep hak asasi manusia dalam pandangan Islam dan Barat. Secara umum, Islam melihat HAM bersifat teosentris dengan Allah sebagai pusat, sedangkan Barat lebih menekankan pandangan antroposentris dengan manusia sebagai pusat. Islam melindungi berbagai HAM seperti hak hidup, kebebasan beragama, keadilan, dan kepemilikan melalui ayat-ayat Alquran dan hadis.
Metodologi Studi Islam adalah kajian ilmiah dan objektif tentang Islam yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Tujuannya adalah mendialogkan pemahaman normatif dan historis Islam serta menghindari pemahaman yang salah antara agama dan budaya. Mempelajari metodologinya membuka ruang pemikiran kritis tanpa menganggap ajaran Islam itu sendiri sebagai kebenaran mutlak.
Makalah ini membahas tentang pengertian, dasar hukum, tujuan, syarat, penerima, jenis, dan hikmah zakat. Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan hadis untuk membersihkan dan mensucikan hati serta mendistribusikan kekayaan kepada yang membutuhkan."
Kebudayaan adalah gabungan antara tenaga batin dan tenaga lahir manusia. Yang dimaksud ialah bahwa suatu pemikiran manusia yang dilaksanakan dalam bentuk perbuatan adalah merupakan kebudayaan
Makalah ini membahas tentang hukum Islam yang merupakan bagian dari agama Islam. Hukum Islam mengatur berbagai aspek kehidupan manusia seperti hubungan manusia dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan manusia lain, dan lingkungan. Sumber hukum Islam berasal dari Al-Quran dan hadis yang kemudian dijabarkan lebih lanjut melalui ijtihad. Umat Islam di Indonesia turut serta dalam merumuskan dan menerapkan hukum
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi IslamRizqy Putra
Dokumen tersebut membahas tentang hukum, HAM, dan demokrasi dalam perspektif Islam. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa hukum Islam bersumber dari Al-Quran dan Hadis, mencakup bidang ibadah, muamalah, dan hukum pidana. Dokumen juga menjelaskan konsep HAM dalam Islam yang meliputi hak hidup, hak atas kekayaan, dan hak-hak dasar lainnya. Terakhir, dokumen mendef
Teks tersebut berisi jawaban atas 13 soal tentang hakekat keragaman dan kesetaraan manusia. Jawaban-jawaban tersebut menjelaskan tentang perbedaan masyarakat desa dan kota, makna keragaman dan kesetaraan manusia, kemajemukan secara horizontal dan vertikal, problematika dan solusi dari keragaman dan kesetaraan, serta pengertian istilah-istilah seperti etnosentrisme dan diskriminasi.
Dokumen tersebut membahas tentang bahasa baku Indonesia. Secara umum, bahasa baku adalah bahasa standar yang ditetapkan pemerintah untuk menyatukan berbagai dialek di Indonesia. Bahasa baku memiliki fungsi sebagai alat komunikasi resmi dan pemersatu bangsa. Pemakaian bahasa baku harus sesuai dengan aturan gramatika dan kaidah yang telah ditetapkan.
Makalah Islam, Perempuan, dan FeminismeAdiba Qonita
Dokumen ini membahas tentang kondisi perempuan sebelum dan setelah Islam, serta konsep Islam tentang perempuan. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa sebelum Islam, perempuan diperlakukan dengan sangat tidak adil dalam berbagai peradaban. Islam kemudian memperlakukan perempuan dengan penuh martabat dengan memberikan kedudukan yang setara dengan laki-laki, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan kecil dalam hal hukum dan
Dokumen tersebut membahas tentang ijma' dan qiyas sebagai sumber hukum Islam. Ijma' didefinisikan sebagai kesepakatan para ulama muslim tentang suatu masalah hukum, sedangkan qiyas adalah menyamakan masalah baru dengan masalah lama berdasarkan persamaan alasan hukumnya. Kedua sumber hukum ini diakui oleh kebanyakan ulama sebagai sumber hukum yang sah selama tidak bertentangan dengan Al-
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan dalam pencarian pengetahuan tentang Tuhan menurut perspektif Al Quran. Terdapat empat pendekatan yang diambil Nabi Ibrahim yaitu pendekatan empiris, rasional, kritis, dan intuitif melalui berdialog dengan Tuhan. Dokumen juga membahas teori perkembangan agama manusia dari dinamisme ke politeisme ke monoteisme serta pandangan agama Hindu dan Buddha tentang konsep Tuhan.
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSholiha Nurwulan
Makalah ini membahas tentang peradaban Islam pada masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin adalah keempat khalifah yang memerintah umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin merupakan masa keemasan dimana Islam berkembang pesat dan wilayah kekuasaannya me
Dokumen tersebut membahas tentang etika, moral, dan akhlak dalam Islam. Termasuk definisi, karakteristik, hubungan dengan tasawuf, aktualisasi dalam kehidupan, dampak modernisasi dan globalisasi, serta metode peningkatan etika dan moral. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan konsep-konsep dasar etika dalam Islam beserta penerapannya dalam kehidupan.
Akhlak merujuk pada perilaku yang melekat pada seseorang yang muncul secara spontan untuk melakukan kebaikan. Dokumen ini membahas pengertian akhlak dalam Islam serta hubungannya dengan etika, moral, dan tasawuf. Pembinaan akhlak dalam Islam dilakukan sejak dini melalui pendidikan orang tua dan teladan Rasulullah.
ruang lingkup ilmu kalam adalah tentang mengesakan tuhan yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari aqidah - aqidah yang menyimpang
the scope of theology is about the Oneness of God reinforced with rational arguments to avoid deviating Aqeedah
Email: fadrymuhammad50@gmail.com
Tata cara penyelenggaraan jenazah menurut Islam meliputi empat hal wajib yaitu memandikan, mengkafani, mensholatkan, dan menguburkan jenazah. Proses memandikan meliputi membersihkan tubuh dari kotoran, membersihkan mulut dan rambut, serta meratakan air ke seluruh tubuh sebanyak 3-5 kali. Jenazah kemudian dikeringkan dan dikafani dengan satu lapisan kain putih. Sholat jenazah dilakukan den
Dokumen tersebut membahas tentang konsep hak asasi manusia dalam pandangan Islam dan Barat. Secara umum, Islam melihat HAM bersifat teosentris dengan Allah sebagai pusat, sedangkan Barat lebih menekankan pandangan antroposentris dengan manusia sebagai pusat. Islam melindungi berbagai HAM seperti hak hidup, kebebasan beragama, keadilan, dan kepemilikan melalui ayat-ayat Alquran dan hadis.
Metodologi Studi Islam adalah kajian ilmiah dan objektif tentang Islam yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Tujuannya adalah mendialogkan pemahaman normatif dan historis Islam serta menghindari pemahaman yang salah antara agama dan budaya. Mempelajari metodologinya membuka ruang pemikiran kritis tanpa menganggap ajaran Islam itu sendiri sebagai kebenaran mutlak.
Makalah ini membahas tentang pengertian, dasar hukum, tujuan, syarat, penerima, jenis, dan hikmah zakat. Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan hadis untuk membersihkan dan mensucikan hati serta mendistribusikan kekayaan kepada yang membutuhkan."
Kebudayaan adalah gabungan antara tenaga batin dan tenaga lahir manusia. Yang dimaksud ialah bahwa suatu pemikiran manusia yang dilaksanakan dalam bentuk perbuatan adalah merupakan kebudayaan
Makalah ini membahas tentang hukum Islam yang merupakan bagian dari agama Islam. Hukum Islam mengatur berbagai aspek kehidupan manusia seperti hubungan manusia dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan manusia lain, dan lingkungan. Sumber hukum Islam berasal dari Al-Quran dan hadis yang kemudian dijabarkan lebih lanjut melalui ijtihad. Umat Islam di Indonesia turut serta dalam merumuskan dan menerapkan hukum
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi IslamRizqy Putra
Dokumen tersebut membahas tentang hukum, HAM, dan demokrasi dalam perspektif Islam. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa hukum Islam bersumber dari Al-Quran dan Hadis, mencakup bidang ibadah, muamalah, dan hukum pidana. Dokumen juga menjelaskan konsep HAM dalam Islam yang meliputi hak hidup, hak atas kekayaan, dan hak-hak dasar lainnya. Terakhir, dokumen mendef
Teks tersebut berisi jawaban atas 13 soal tentang hakekat keragaman dan kesetaraan manusia. Jawaban-jawaban tersebut menjelaskan tentang perbedaan masyarakat desa dan kota, makna keragaman dan kesetaraan manusia, kemajemukan secara horizontal dan vertikal, problematika dan solusi dari keragaman dan kesetaraan, serta pengertian istilah-istilah seperti etnosentrisme dan diskriminasi.
Dokumen tersebut membahas tentang bahasa baku Indonesia. Secara umum, bahasa baku adalah bahasa standar yang ditetapkan pemerintah untuk menyatukan berbagai dialek di Indonesia. Bahasa baku memiliki fungsi sebagai alat komunikasi resmi dan pemersatu bangsa. Pemakaian bahasa baku harus sesuai dengan aturan gramatika dan kaidah yang telah ditetapkan.
Makalah Islam, Perempuan, dan FeminismeAdiba Qonita
Dokumen ini membahas tentang kondisi perempuan sebelum dan setelah Islam, serta konsep Islam tentang perempuan. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa sebelum Islam, perempuan diperlakukan dengan sangat tidak adil dalam berbagai peradaban. Islam kemudian memperlakukan perempuan dengan penuh martabat dengan memberikan kedudukan yang setara dengan laki-laki, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan kecil dalam hal hukum dan
8. hadits shahih syarat dan macam macamFakhri Cool
Hadis shahih adalah hadis yang memenuhi kriteria (1) sanadnya bersambung, (2) perawinya adil dan dhabit, (3) bebas dari syadz dan illat. Terdapat dua jenis hadis shahih yaitu shahih lidzatih yang memenuhi semua kriteria dan shahih lighairih yang memenuhi sebagian kriteria namun dikuatkan oleh hadis lain.
Teks tersebut membahas tentang bahaya ide gender equality dan kesetaraan gender yang diatur dalam RUU KKG. Menurut penulis, RUU KKG bertentangan dengan ajaran Islam karena menganggap aturan-aturan Syariah seperti perbedaan aurat laki-laki dan perempuan sebagai diskriminatif. RUU KKG juga dianggap dapat merusak tatanan keluarga dan masyarakat Muslim.
Dokumen tersebut membahas peran pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Karawang. PKH adalah program bantuan tunai bersyarat yang bertujuan memutus rantai kemiskinan melalui peningkatan akses pendidikan dan kesehatan. Peran pendamping PKH di lapangan sangat menentukan keberhasilan program. Penelitian ini bertujuan menganalisis peran pendamping PKH di Karawang."
Dokumen tersebut membahas tentang gender dalam pendidikan Islam. Secara umum, dokumen menjelaskan tentang konsep gender dan wacana gender dalam pendidikan, faktor-faktor penyebab bias gender dalam pendidikan Islam, serta perbedaan partisipasi antara laki-laki dan perempuan dalam pendidikan.
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa BesarDede Adi Nugraha
Makalah ini membahas tentang menghargai karya orang lain dan macam-macam dosa besar dalam 3 kalimat. Pertama, menghargai karya orang lain berarti memberi penghargaan terhadap hasil karya orang lain seperti seni, ciptaan, atau produk. Kedua, terdapat perlindungan hak cipta untuk mencegah penjiplakan karya orang lain. Ketiga, tujuh dosa besar menurut agama Islam adalah sy
Bab 1 membahas sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan. Pemerintahan desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa, sedangkan pemerintah kecamatan terdiri atas camat dan perangkat kecamatan. Masing-masing memiliki struktur organisasi yang berbeda untuk mengatur urusan pemerintahan di tingkat desa dan kecamatan.
Program Magister Psikologi menyertakan program matrikulasi satu bulan untuk penyetaraan dan pemahaman dasar manusia dan psikologi. Program ini terdiri dari studium generale, panel mayoring, proses belajar magister, materi pemahaman manusia, pendekatan diagnostik, dan praktik berbagai tes. Mata kuliah magister dan keprofesian mencakup filsafat ilmu, metodologi penelitian, statistika, psikodiagnostika, konseling, dan mata kuliah serta
1. Dokumen tersebut membahas tentang gender dalam perspektif Islam. Islam mengajarkan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan sebagai makhluk ciptaan Allah. Alquran dan hadis memberikan penghormatan yang sama kepada perempuan seperti laki-laki.
Beberapa persoalan perempuan dalam islamAgus Muqtafiy
Teks tersebut membahas beberapa persoalan yang dihadapi perempuan dalam Islam, termasuk persoalan kesetaraan gender, kepemimpinan, dan persepsi terhadap peran laki-laki dan perempuan. Teks ini menjelaskan pandangan Islam tentang persamaan kedudukan dan potensi antara laki-laki dan perempuan di hadapan Allah, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai pembagian peran gender dalam rumah tangga dan masyarakat."
Isu Gender Dalam Studi Islam Metodologi Studi Islamni'matul maula
Isu gender dalam studi Islam merupakan topik yang menarik untuk didiskusikan. Terdapat berbagai pengertian dan teori mengenai isu gender, sejarah perkembangan isu gender di dunia Islam, serta tokoh-tokoh feminis dan perspektif Al-Quran mengenai kesetaraan gender."
Dokumen tersebut membahas tentang gender dalam perspektif Islam. Islam mengajarkan prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, namun ada ketimpangan yang muncul akibat penafsiran keliru terhadap beberapa ayat Alquran dan bias gender dalam pemaknaan hadis. Alquran sebenarnya berisi prinsip keadilan universal dan menekankan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
Materi Konsep Gender, Seks, dan Kesetaraan Gender (SIG 2022).pptsitiruwaidah56
Konsep kesetaraan gender menjadi sangat penting, dimana perempuan dan laki-laki merupakan mitra sejajar yang harus memperoleh kesempatan yang sama untuk berkembang dan mempunyai andil yang seimbang terhadap pembangunan di berbagai bidang sektor
Modul PAI Kontemporer KB 3 - Gender Dan PermasalahanyaIstna Zakia Iriana
Dokumen tersebut membahas tentang konsep gender dan permasalahannya dalam pandangan Islam. Gender dan jenis kelamin adalah dua hal yang berbeda, di mana gender dipengaruhi budaya sedangkan jenis kelamin bersifat biologis. Islam menolak pandangan yang membedakan laki-laki dan perempuan dan memberikan kesetaraan bagi keduanya. Dokumen juga membahas tentang aurat wanita, larangan LGBT, dan pandangan ulama terhadap perilaku homoseksual.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi kepemimpinan, perbedaan antara sex dan gender, serta persamaan hak dan martabat perempuan dalam Islam berdasarkan beberapa ayat Al-Quran."
Dokumen membahas tentang pluralisme dan gender dalam perspektif Islam. Terdapat penjelasan konsep pluralisme sebagai interaksi positif antar kelompok yang berbeda, serta gender sebagai peran sosial yang dikonstruksi berbeda dengan jenis kelamin biologis. Dokumen juga menganalisis pandangan Al Quran tentang kesamaan derajat laki-laki dan perempuan di hadapan Allah.
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenAli Murfi
This research has been done to reveal the gender bias in text books of Islamic and Christian religious educationas as the basis for promoting gender concept religious education factually. These findings show that the text books of Islamic and Christian religious, which are learnt by students nowadays, are found only a little value of gender norm. Because of this, it is necessary for the religious education lessons are to be revised and implemented the comprehension of gender bias by professional teacher. This is as the innovative movement of religious education about equality and equity of women and men in the access of economic, social, cultural and political activities.
Similar to Makalah Pendekatan Gender dalam Islam (20)
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
1. PENDEKATAN GENDER
DALAM PANDANGAN ISLAM
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
pada Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Ahmad Maghfur, M.Ag
Oleh :
Sarah Risqi Kamilah 2013113008
Anis Fitriyah 2013113033
Alief Reza Kurnia Chasa 2013113036
Afiatul Ajza 2013113230
Mulky Billadina 2013113236
Ferawati Oktaviani 2013112174
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
2. PENDEKATAN GENDER
DALAM PANDANGAN ISLAM
I. PENDAHULUAN
Pada dekade terakhir ini semakin merebak perdebatan tentang
ajaran agama yang berkaitan dengan perempuan. Terutama Islam, banyak
orang yang mulai mempertanyakan ajaran-ajaran agama yang terkesan bias
gender. Dalam beberapa tradisi agama ditemukan beberapa hal yang
terkesan mendiskreditkan perempuan. Islam, yang secara normatif
mengajarkan kesetaraan laki-laki dan perempuan, tidak terlepas dari
pemahaman bias gender. Hal ini mengandung tanda tanya besar di
kalangan pemeluknya. Adakah kesalahan terletak pada teksnya ataukah
pada cara memahaminya? Mungkinkah Islam mengajarkan prinsip
kesetaraan itu memuat hal yang kontradiktif, seperti memandang rendah
perempuan? Untuk mengungkap berbagai persoalan tersebut diperlukan
kajian mendalam tentang ajaran Islam dari aspek tekstual dan
kontekstualnya. Dalam makalah ini penulis membagi pembahasan menjadi
tiga bagian, yaitu :
1) Definisi dan Konsep gender
2) Gender dalam pandangan Islam
3) Feminisme dan Feminis Muslim
II. PEMBAHASAN
A. Definisi dan Konsep Gender
Kata Gender berasal dari Bahasa Inggris gender yang berarti jenis
kelamin. Menurut Nasaruddin Umar, pengertian ini kurang tepat, sebab
dengan pengertian tersebut Gender disamakan dengan sex yang berarti
jenis kelamin pula. Persoalan ini muncul barangkali adalah karena kata
3. Gender termasuk kosa kata baru, sehingga pengertiannya belum ditemukan
dalam kamus Besar Bahasa Indonesia.1
Meskipun kata Gender belum masuk dalam perbendaharaan kamus
besar Bahasa Indonesia, istilah tersebut sudah lazim dipergunakan,
khususnya, di Kantor Menteri Urusan Peranan Wanita dengan ejaan
„Gender‟. Gender diartikan sebagai penafsiran yang bersifat mental
(interpretasi mental) dan budaya (cultural) terhadap perbedaan kelamin,
laki-laki dan perempuan. Gender biasanya dipergunakan untuk
menunjukkan pembagian kerja yang tepat bagi laki-laki dan perempuan.2
Gender sebagai alat analisis umumnya digunakan oleh penganut
aliran ilmu sosial konflik yang memusatkan perhatian pada ketidakadilan
struktural dan sistem. Gender adalah perbedaan yang bukan biologis dan
bukan kodrat Tuhan. Perbedaan biologis dan perbedaan jenis kelamin
adalah kodrat Tuhan sehingga secara permanen berbeda. Sementara gender
adalah behavioral differences antara laki-laki dan perempuan yang
socially-constructed, yaitu perbedaan yang bukan kodrat atau bukan
ciptaan Tuhan, melainkan diciptakan oleh kaum laki-laki dan perempuan
melalui proses panjang dalam kehidupan sosial dan budaya.3
Istilah gender digunakan berbeda dengan sex. Gender digunakan
untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial-
budaya. Sementara sex digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-
laki dan perempuan dari segi anatomi biologi. Istilah sex lebih banyak
berkonsentrasi pada aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan
komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan
karakteristik biologis lainnya. Sementara itu, gender lebih banyak
1
Supiana, “Metodologi Studi Islam”, (Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi Islam,
2012) hlm. 329
2
Ibid. hlm. 330
3
Gusnarib wahab, “Gender dalam Perspektif Islam” Jurnal Hunafa Vol. 5, No. 2, Agustus
2008, hlm.228
4. berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek-aspek
non-biologis lainnya.4
Mansoer Fakih menguraikan pengertian Gender secara lebih detail
beserta contoh contohnya. Menurutnya, Gender adalah sifat yang melekat
pada laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun
kultural. Misalnya, perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional,
dan keibuan. Sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan
perkasa. Ciri-ciri dan sifat-sifat tersebut merupakan sifat-sifat yang dapat
dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut,
keibuan, sementara ada juga perempuan yang rasional, kuat dan perkasa.5
Perubahan ciri dan sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke
waktu dan dari tempat ke tempat lain. Jadi yang disebut Gender adalah
semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat laki-laki dan perempuan
yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta dapat berbeda dari satu
tempat ke tempat lainnya maupun berbeda dari satu kelas ke kelas lain.
Oleh karena itu pemahaman atas konsep gender sesungguhnya
merupakan isu mendasar dalam rangka menjelaskan masalah kesetaraan
hubungan, kedudukan, peran dan tanggung jawab antara kaum perempuan
dan laki-laki.
B. Gender dalam Pandangan Islam
Berbicara tentang Gender, sama artinya dengan berbicara sekitar
hubungan wanita dan pria. Berbicara hubungan wanita dan pria dalam
Islam pada prinsipnya dapat disebut sama artinya dengan berbicara sekitar
kemitrasejajaran pria dan wanita. Sebab dalam Islam secara prinsip
hubungan kedua jenis kelamin ini adalah sejajar di hadapan Allah (khaliq).
(Khoeruddin Nasution, 2007:184-185).
4
Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur'an (Jakarta:
Paramadina, 1999), h. 35.
5
Supiana. Op.cit. hlm. 330
5. Ada sejumlah nash yang berbicara tentang kemitrasejajaran
perempuan dan laki-laki yang dapat dikelompokkan minimal menjadi
delapan, yakni: (1) statemen umum tentang kesetaraan wanita dan pria, (2)
asal usul, (3) „Amal, (4)saling kasih dan mencintai, (5) keadilan dan
persamaan, (6) jaminan sosial, (7) saling tolong menolong, dan (8)
kesempatan mendapat pendidikan. (Khoeruddin Nasution, 2007:185).
Adapun sebab-sebab lahirnya konsep bias Gender dalam Islam
adalah sebagai akibat dari sepuluh faktor, yakni: (1) Penggunaan studi
Islam yang parsial, (2) Belum ada kesadaran pentingnya pembedaan nash
menjadi normatif-universal dengan praktistemporal, (3) terkesan sejumlah
Nash memarginalkan wanita, sebagai akibat penggunaan parsial, (4)
budaya-budaya Muslim merasuk terhadap ajaran Islam, (5) dominasi
teologi laki-laki dalam memahami nash, (6)kajian Islam dengan
pendekatan agama murni, (7) generalisasi (mengambil hukum umum) dari
kasus khusus, (8) mengambil hukum sebagai produk hukum dari
penetapan hukum berdasarkan siyasah al-Syar‟iyah, (9) kajian Islam yang
literalis dan historis (tekstual), dan (10) peran Kekuasaan (penguasa).
(Khoeruddin Nasution, 2007:185). Sebenarnya, dalam Islam telah
ditetapkan bahwa kedudukan wanita antara lain sebagai berikut:
1. Wanita adalah rekan, pasangan pria. Pria adalah pasangan wanita (An-
Nisa : 1, an-Nahl :72, al- Baqarah:187, ar- Ruum :21, al- A‟raf :189,
at- taubah :71, al- Hujurat :13)
2. Wanita dan pria sama-sama mendapatkan pahala atas pandangan,
sikap, dan perbuatan mereka di dunia (al- Ahzab:35, al- Jin :38, al-
Imran:195)
3. Iman pria dan wanita dinilai sama dalam pandangan Islam (al-
Ahzab:35, al- Buruj : 10, Muhammad:19)
4. Wanita dan pria sama-sama dapat berusaha memperoleh, memiliki dan
membelanjakan harta kekayaan (al- Insyirah:4,32)
5. Wanita dan pria sama-sama memiliki hak waris (an- Nisa : 7)
6. 6. Kaidah pokok pernikahan Islam adalah monogami sedang poligami
diizinkan sebagai tidakan darurat.(Anshari,1994:76)
Al qur‟an mengakui adanya perbedaan (distinction) antara laki-laki
dan perempuan, tetapi perbedaan tersebut bukanlah pembedaan
(discrimination) yang menguntungan satu pihak dan merugikan pihak
lainya. Perbedaan tersebut dimaksudkan untuk mendukung misi pokok al
qur‟an, yaitu terciptanya hubungan harmonis yang didasari rasa kasih
sayang (mawaddah wa rahmah) dilingkungan keluarga. Hal tersebut
merupakan cikal bakal terwujudnya komunitas ideal dalam suatu negeri
yang damai penuh ampunan Tuhan (baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafur). Ini semua bisa terwujud manakala ada pola keseimbangan dan
keserasian antara keduanya (laki-laki dan perempuan).
Islam menempatkan perempuan pada posisi yang sama dengan laki-
laki. Kesamaan tersebut dapat dilihat dari tiga hal.
Pertama, dari hakikat kemanusiaanya. Islam memberikan sejumlah
hak kepada perempuan dalam rangka peningkatan kualitas kemanusiaanya.
Hak tersebut antara lain : waris (QS.AnNisa/4 : 11), persaksian (QS.Al-
Baaqarah/2 : 282), aqiqah (QS.AT-Taubah/9 :21), dan lain lain.
Kedua, Islam mengajarkan bahwa baik perempuan maupun laki laki
mendapat pahala yang sama atas amal shaleh yang dibuatnya. Sebaliknya,
laki-laki dan perempuan memperoleh azab yang sama atas pelanggaran
yang diperbuatnya.
Ketiga, Islam tidak mentolelir adanya perbedaan dan perlakuan tidak
adil antar umat manusia. Hal ini ditegaskan dalam firmanNya :
7. Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.”(QS. Al-Hujurat :13)
Dari ayat tersebut tampak jelas bagaimana hubungan antara laki-
laki dan perempuan diatur oleh norma agama. Ayat tersebut sekaligus
memberi penjelasan bahwa pada dasarnya diciptakan sama, meskipun
berasal dari bangsa atau suku yang berlainan.
Secara lebih jelas, hubungan antar jenis kelamin atu prinsip gender
dalam Islam ditegaskan dalam (QS.Al-Azhab/33 : 35)
Artinya : “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,
laki-laki dan perempuan yang mukmin[1218],6
laki-laki dan perempuan
yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-
laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
6
[1218] Yang dimaksud dengan Muslim di sini ialah orang-orang yang mengikuti
perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin
di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
8. berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Jika kita meletakkan beberapa ayat diatas secara bersama-sama dan
melihatnya secara tepat sesuai dengan dimensi waktu, jelaslah bahwa
Allah tidak membeda-bedakan jenis kelamin atau kodrat yang dibawa
sejak lahir. Lalu, bagaimana dengan kemunculan beberapa hadist yang
terkesan memojokkan perempuan, sehingga membentuk rasa benci
terhadap perempuan ? dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan
(hubungan Gender) ada sebuah hadist yang sangat populer dan terkesan
memojokkan perempuan, yaitu : “Tidak akan beruntung suatu kaum yang
menyerahkan kepemimpinanya kepada perempuan.”
Pembacaan hadist diatas harus dilakukan secara kritis. Hadist ini
tidak dapat diterjemahkan bila dihadapkan pada bukti-bukti sejarah.
Bahkan Islam sendiri mengabadikan kesuksesan kepemimpinan
perempuan sebagaimana dilukiskan dalam diri Ratu Balqis. Kisah
kebesaran Ratu Balqis diuraikan paling tidak dalam dua surah yakni an-
Naml dan al-Anbiya‟.
Ada sementara pendapat yang mengatakan, bisa jadi as-bab al-
wurud hadist ini merupakan respons spontan Nabi terhadap keinginan Raja
Kisra di Persia untuk mewariskan kepemimpinan kepada anak
perempuanya yang memang belum siap saat itu.
Bagaimana pula terhadap hadist yang emngatakan bahwa
perempuan tercipta dari tulang rusuk yang bengkok ? Dalam sebuah hadist
disebutkan: Dari Abu Hurairah ra berkata, “Nasihatilah olehmu wanita,
sebab wanita itu tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, jika kau paksa
meluruskanya dengan kekerasan, pasti dia akan tetap bengkok. Karena
itu, nasihatilah olehmu wanita.”
9. Hadist tersebut memberikan kesan bahwa perempuan merupakan
ciptaan kedua, sementara laki-laki adalah ciptaan pertama dan utama.
Tentu saja yang dimaksud laki-laki disini adalah Adam dan yang
perempuan adalah Hawa.
Ketika hadist ini diuji dan diperbandingkan dengan ayat-ayat Al-
Qur‟an ada 30-an ayat yang berbicara tentang penciptaan manusia-tak
satupun ayat yang dapat ditafsirkan sebagai penegasan atau merujuk pada
keyakinan bahwa laki-laki diciptakan terlebih dahulu ketimbang
perempuan atau bahwa perempuan diciptakan dari laki-laki. Beberapa ayat
dapat ditafsirkan bahwa penciptaan pertama (nafsin wahidah) justru
bersifat perempuan, bukan laki-laki.
Dengan demikian, jelas bahwa hubungan antara laki-laki dan
perempuan merupakan hubungan kemitraan yang sejajar. Sekali lagi, ini
ditegaskan dalam firman-Nya (Q.S. at-Taubah/9 : 71) :
Artinya : “dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang
lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah
dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
C. Feminisme dan Feminis Muslim
Menurut Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan, dua orang Feminis dari
Asia Selatan, tidak mudah untuk merumuskan definisi feminisme yang dapat
diterima oleh atau diterapkan kepada semua feminis dalam semua waktu dan
disemua tempat. Karena feminisme tidak mengambil dasar konseptual dan
10. teoritisnya dari suatu rumusan teori tunggal. Definisi feminisme berubah-
ubah sesuai dengan perbedaan realitas sosio-kultural yang melatarbelakangi
lahirbya faham ini, dan perbedaan tingkat kesadaran, persepsi serta tindakan
yang dilakukan oleh para feminis itu sendiri. 7
Menurut kaum feminis, penindasan dan pemerasan terhadap perempuan
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat sebagaimana yang diungkapkan
dalam definisi diatas hanyalah salah satu saja dari fenomena ketidakadilan
gender (gender ineaqualities) yang menimpa kaum perempuan. Secara lebih
lengkap Mansour Fakih, seorang feminis Muslim Indonesia menyebutkan
lima fenomena ketidakadilan gender lainnya yaitu :
1) Marginalisasi perempuan baik di rumah tangga, di tempat kerja,
maupun di dalam bidang kehidupan bermasyarakat lainnya. Proses
marginalisasi ini berakibat pada kemiskinan ekonomi perempuan.
2) Subordinasi terhadap perempuan karena adanya anggapan bahwa
perempuan itu irrasional, emosional, maka ia tidak bisa memimpin
dan oleh karena itu harus ditempatkan pada posisi yang tidak penting.
3) Stereotype yang merugikan kaum perempuan, misalnya asumsi bahwa
perempuan bersolek dalam rangka memancing perhatian lawan
jenisnya, maka setiap ada kasus kekerasan seksual atau pelecehan
seksual selalu dikaitkan dengan label ini. Masyarakat punya
kecenderungan menyalahkan perempuan sebagai korban perkosaan
akibat stereotype tadi.
4) Berbagai bentuk kekerasan menimpa perempuan baik fisik maupun
psikologis karena anggapan bahwa perempuan lemah dibandingkan
dengan laki-laki sehingga laki-laki leluasa melakukan kekerasan
terhadap perempuan.
5) Pembagian kerja secara seksual yang merugikan kaum perempuan,
misalnya perempuan hanya cocok dengan pekerjaan domestik, oleh
sebab itu tidak pantas melakukan pekerjaan publik seperti laki-laki.
7
Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan, Persoalan Pokok Mengenai Feminisme dan
Relevansinya, terjemahan S. Herlina (jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), hlm. 4.
11. Akibatnya peremuan terkurung dalam ruang dan wawasan yang
sempit.
Karena kesadaran akan penindasan dan pemerasan terhadap
perempuan hanyalah salah satu saja dari kesadaran terhadap ketidakadilan
gender, maka kiranya menurut hemat penulis, feminisme lebih tepat kalau
didefinisikan sebagai berikut : “Kesadaran akan ketidakadilan gender yang
menimpa kaum perempuan baik dalam keluarga maupun masyarakat serta
tindakan sadar oleh perempuan maupun lelaki untuk mengubah keadaan
tersebut. “
Dalam analisis feminisme, sejarah perbedaan gender antara manusia jenis
laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh
karena itu terbentuknya perbedaan gender dikarenakan oleh banyak
hal,diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat bahkan dikonstruksi
secara sosial,kultural, melaui ajaran keagamaan bahkan oleh negara. Melalui
proses panjang, sosialisasi gender tersebut akhirnya dianggap menjadi
ketentuan Tuhan—seolah-olah bersifat biologis yang tidak bisa diubah lagi.
Kodrat laki-laki dan kodrat perempuan dipahami sebagai perbedaan gender.
Misalnya sifat lemah lembut, sifat memelihara dan sifat emosional yang
dimiliki oleh kaum perempuan dikatakan sebagai kodrat kaum perempuan.
Karena perspektif ekofeminisme tidak lagi sejalan dengan paradigma
utama feminisme yaitu menolak konsep gender sebagai sesuatu yang kodrati
tapi merupakan hasil konstruksi sosio-kultural, maka dalam pembahasan
selanjutnya penulis tidak akan memasukkan ekofeminisme sebagai salah satu
dari aliran-aliran feminisme, apalagi aliran ini belum merupakan aliran yang
besar dibandingkan dengan keempat aliran yang akan diuraikan di bawah ini.
1. Feminisme Liberal
Dasar filosofis gerakan aliran ini adalah liberalisme, yakni bahwa
semua orang diciptakan dengan hak-hak yang sama, dan setiap orang harus
punya kesempatan yang sama untuk memajukan dirinya.
12. Bagi kaum feminis liberal ada dua cara untuk mencapai tujuan ini.
Pertama adalah melakukan pendekatan psikologis dengan cara
membangkitkan kesadaran individu, antara lain melalui diskusi-diskusi
yang membicarakan pengalaman-pengalaman perempuan pada masyarakat
yang dikuasai laki-laki. Cara kedua adalah dengan menuntut pembaruan-
pembaruan hukum yang tidak menguntungkan perempuan, dan mengubah
hukum ini menjadi peraturan-peraturan baru yang memperlakukan
perempuan setara dengan laki-laki.8
2. Feminisme Marxis-Sosialis
Aliran ini berupaya menghilangkan struktur kelas dalam masyarakat
berdasarkan jenis kelamin dengan melontarkan isu bahwa ketimpangan
peran antara kedua jenis kelamin itu sesungguhnya lebih disebabkan oleh
faktor budaya alam.
Struktur ekonomi atau kelas di dalam masyarakat memberikan
pengaruh efektif terhadap status perempuan, karena itu, untuk mengangkat
harkat dan martabat perempuan supaya seimbang dengan laki-laki,
diperlukan peninjauan kembali struktur secara mendalam, terutama dengan
menghapuskan dikotomi pekerjaan sektor domestik dan sektor publik.
3. Feminisme Radikal
Gerakan feminis radikal dapat didefinisikan sebagi gerakan
perempuan yang berjuang di dalam realitas seksual, dan kurang pada
realitas-realitas lainnya. Karena itu gerakan ini terutama mempersoalkan
bagaimana caranya masyarakat. Kelompok yang paling ekstrem dari
gerakan kaum feminis radikal bahkan berusaha memutuskan hubungannya
dengan laki-laki. Kelompok ekstrem ini menamakan kaum feminis lesbian.
Mereka berkata ini dari politik kaum feminis lesbian adalah berusaha
menunjukkan bahwa hubungan heteroksesual sebagai suatu lembaga dan
ideologi merupakan benang utama dari kekuatan laki-laki.
8
Arief Budiman, Pembagian Kerja, hlm. 40-41.
13. 4. Feminisme Sosialis
Gerakan feminisme sosialis lebih difokuskan kepada penyadaran
kaum perempuan akan posisi mereka yang tertindas. Menurut mereka
banyak perempuan yang tidak sadar bahwa mereka adalah kelompok yang
ditindas oleh sistem partiarkhi. Contohnya, dengan menonjolkan isu-isu
betapa perempuan diperlakukan tidak manusiawi, dikurung dalam sangkar
emas, sampai pada isu mengapa perempuan yang harus membuat kopi
untuk pada suami dan sebagainya. Timbulnya kesadaran ini akan membuat
kaum perempuan bangkit emosinya, dan secara kelompok diharapkan
mengadakan konflik langsung dengan kelompok dominan ( laki-laki ).
Semakin tinggi tingkat konflik antara kelas perempuan dan kelas dominan,
diharapkan dapat meruntuhkan sistem partiarkhi.9
Menurut Drs. H. Yubahar Ilyas, Lc., M.A. , para feminis yang
beragama Islam, tapi tidak mempersoalkan ajaran Islam, baik normativitas
maupun historisitasnya, dan sepenuhnya berdasarkan perspektif feminism,
baik liberal, radikal, Marxis, Sosialis dan aliran lainnya, maka feminis
seperti itu tidak penulis kategorikan sebagai feminis Muslim.
Di antara para feminis Muslim kontemporer yang mempersoalkan
historisitas ajaran Islam adalah Asghar Ali Engineer, Riffat Hasan dan
Amina Wadud Muhsin. Dalam pandangan mereka bertiga, Al-Qur‟an tidak
melihat inferioritas perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Laki-laki
dan perempuan, menurut mereka, setara dalam pandangan Allah SWT.
Hanya para mufassirlah ----yang hampir semuanya laki-laki itu--- yang
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an secara tidak tepat. Di antara ayat-ayat
yang penafsirannya mereka persoalkan adalah ayat-ayat tentang
penciptaan perempuan, kepimimpinan rumah tangga, kesaksian dan
kewarisan perempuan.
Asghar Ali Engineer adalah seorang pemikir dan teologi Islam dari
India dengan reputasi internasional. Untuk mendapatkan gambaran tentang
9
Ratna Megawangi, “Perkembangan”, hlm. 10.
14. bagaimana pandangan Asghar tentang hak-hak perempuan dalam Islam
mari kita kutip paragraf pengantar buku yang dia tulis sendiri :
“Walaupun Al-Qur’an menganugerahkan status yang setara bagi laki-
laki dan perempuan dalam pengertian normatif, namun Al-Qur’an juga
mengakui adanya superioritas laki-laki dalam konteks sosial tertentu.
Namun, para teolog telah mengabaikan konteks tersebut dan menjadikan
laki-laki sebagai makhluk superior dalam pengertian yang absolut.”10
Terakhir tentang Amina Wadud Muhsin, dalam bukunya yang berjudul
Wanita di dalam Al-Qur’an, Amina mencoba menafsirkan kembali
beberapa ayat-ayat tentang perempuan dengan metodologi model
hermeneutik, yaitu :
“Salah satu bentuk metode penafsiran kitab suci, yang di dalam
pengoperasiannya untuk memperoleh kesimpulan makna suatu teks (ayat),
selalu berhubungan dengan tiga aspek dari teks itu yakni : 1. dDalam
konteks apa suatu teks ditulis (jika dikaitkan dengan Al-Qur‟an, dalam
konteks apa ayat itu diwahyukan); 2. Bagaimana komposisi tata bahasa
teks (ayat) tersebut (bagaimana pengungkapannya, apa yang dikatakannya)
dan 3. Bagaimana keseluruhan teks (ayat), Weltanschauung-nya atau
pandangan hidupnya. Kerapkali perbedaan pendapat bisa dilacak dari
variasi dalam penekanan ketiga aspek ini.”11
10
Asghar Ali Engineer, Hak-hak Perempuan dalam Islam, terjemahan Farid Wajidi dan Cici
Farkha Assegaf (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1994), hlm. Xi-xii.
11
Amina Wadud Muhsin, Wanita di dalam Al-Qur’an, terjemahan Yaziar Radianri
(Bandung:Pustaka, 1994), hlm. 4.
15. III. KESIMPULAN
Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Istilah gender
digunakan berbeda dengan sex. Gender digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial-budaya. Sementara sex
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari
segi anatomi biologi.
Selain itu, Berbicara hubungan wanita dan pria dalam Islam pada
prinsipnya dapat disebut sama artinya dengan berbicara sekitar
kemitrasejajaran pria dan wanita. Sebab dalam Islam secara prinsip
hubungan kedua jenis kelamin ini adalah sejajar di hadapan Allah (khaliq).
Al qur‟an mengakui adanya perbedaan (distinction) antara laki-laki
dan perempuan, tetapi perbedaan tersebut bukanlah pembedaan
(discrimination) yang menguntungan satu pihak dan merugikan pihak
lainya. Perbedaan tersebut dimaksudkan untuk mendukung misi pokok al
qur‟an, yaitu terciptanya hubungan harmonis yang didasari rasa kasih
sayang (mawaddah wa rahmah) dilingkungan keluarga.
Dan yang terakhir, paham mengenai feminisme menunculkan
banyak aliran-aliran yaitu aliran Feminisme liberal, Feminisme marx-
sosialis, feminisme radikal, dan feminisme sosialis. Sedangkan para
feminis muslim sendiri beranggapan bahwa Al-Qur‟an tidak melihat
inferioritas perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Laki-laki dan
perempuan, menurut mereka, setara dalam pandangan Allah SWT. Hanya
para mufassirlah ----yang hampir semuanya laki-laki itu--- yang
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an secara tidak tepat.
16. DAFTAR PUSTAKA
Supiana. 2012. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam.
Umar, Nasaruddin. 1999. Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur'an.
Jakarta: Paramadina.
Bhasin, Kamla dan Nighat Said Khan, 1995. Persoalan Pokok Mengenai
Feminisme dan Relevansinya, diterjemahkan S. Herlina. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Muhsin, Amina Wadud. 1994 Wanita di dalam Al-Qur’an, diterjemahkan Yaziar
Radianri. Bandung:Pustaka
Engineer , Asghar Ali. 1994. Hak-hak Perempuan dalam Islam, diterjemahkan
Farid Wajidi dan Cici Farkha Assegaf. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Qahab, Gusnarib. 2008. “Gender dalam Perspektif Islam” Jurnal Hunafa Vol. 5,
No. 2.