SlideShare a Scribd company logo
1
Menguasai pola pikir dan struktur keilmuan serta materi ajar PAI dengan
perspektif tawassuth, tawaazun, dan tasaamuh, yang berkategori advance
materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),
“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-
hari.
1. Menganalisis kedudukan gender dan cadar dalam Islam
2. Menunjukkan perilaku penyetaraan gender di masyarakat
3. Menunjukkan kedudukan LGBT sebgai manusia yang terhormat dan kembali
pada fitrah yang sesungguhnya
1. Permalasalah gender
2. Gender dalam Islam
3. Cadar bagi wanita
4. LGBT
URAIAN MATERI
1. Permasalahan Dalam Gender
Konsep urgen yang perlu dipahami dalam diskursus gender adalah membedakan dua
hal yang berbeda, yaitu gender dan jenis kelamin. Dengan memisahkan makna antara gender
KEGIATAN BELAJAR 3:
CAPAIAN PEMBELAJARAN
SUBCAPAIAN PEMBELAJARAN
POKOK-POKOK MATERI
2
maka setiap pendidik dan orangtua akan mampu membedakan antara yang kodrati dengan yang
bukan kodrati.
Jenis kelamin adalah suatu hal yang menunjukkan pada pembagian sifat dua jenis
kelamin manusia secara biologis. Sebagai contoh dari jenis kelamin laki-laki yaitu memiliki
organ-organ yang menunjukkan sifat kelaki-lakian, seperti memiliki penis, jakun, serta mampu
menghasilkan sperma. Sementara itu, jenis kelamin perempuan juga memiliki organ-organ
yang menunjukkan sifat perempuan, di antaranya memiliki vagina, rahim, payudara, serta
menghasilkan ovum. Sifat-sifat tersebut melekat selamnaya pada manusia yang memiliki jenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini memberikan makna bahwa secara biologis, semua
organ yang dimiliki baik oleh laki-laki tidak akan bisa ditukar pada jenis kelamin perempuan.
Begitu pula sebaliknya, seluruh organ yang dimiliki perempuan tidak akan dibenarkan untuk
ditukar dengan organ laki-laki. Hal demikian inilah yang disebut ketentuan ilahi yang tidak
dibenarkan untuk dipertukarkan dan bersifat kodrati.
Gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dibangun dari
interaksi sosial dan budaya. Sebagai contoh bahwa perempuan lebih dipahami sebagai
seseorang yang feminim, lemah lembut, serta memiliki sifat-sifat keibuan. Sementara laki-laki
lebih dipahami sebagai sosok seseorang yang maskulin, rasionalis, serta memiliki kekuatan
yang lebih dari perempuan. Namun, kedua sifat tersebut esensinya dapat dipertukarkan. Dalam
kehidupan sehari dapat ditemukan bahwa ada laki-laki yang memiliki sifat-sifat perempuan
seperti lemah lembut dan keibuan. Perubahan tersebut berlangsung dari masa ke masa dan di
berbagai tempat. Hal inilah yang disebut sebagai hal yang bukan kodrati.1
Gender juga
dipahami sebagai konstruksi sosial yang terkait sikap, peraturan, tanggungjawab, dan pola
tingkah laku laki-laki dan perempuan dalam segala kehidupannya.2
Selain itu, dalam pemahaman gender, dikenal juga dengan sifat gender, peran gender,
dan ranah gender. Sifat gender merupakan sifat dan tingkah laku yang terdapat pada laki-laki
dan perempuan. Peran gender merupakan hal-hal atau perilaku yang wajar atau tidak dilakukan
oleh laki-laki dan perempuan yang berlandaskan pada value (nilai), kultur, serta norma
masyarakat yang berlangsung pada waktu tertentu. Sedangkan ranah gender yaitu ruang bagi
laki-laki dan perempuan untuk memainkan perannya masing-masing. Ranah dalam hal ini
terbagi dua yaitu ranah domestik dan publik Ranah domestik yaitu ruang atau wilayah sekitar
1
Ana Rosilawati, Perempuan dan Pendidikan: Refleksi atas Pendidikan Berspektif Gender, Hasil
Penelitian Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak, h. 2.
2
Gouri srivastava, Gender Concerns in Education, NCERT: India, tt, h. 1.
3
kehidupan rumah tangga seperti sumur, dapur dan kasur, sementara wilayah publik yaitu ruang
atau wilayah pekerjaan umum seperti pekerjaan di kantor, pasar dan pusat-pusat perbelanjaan.3
Maggie Humm sebagaimana dikutip Nur Rohmah menganggap patriarki sebagai suatu
sistem yang mengedepankan kekuasaan laki-laki yang mendiskreditkan perempuan melalui
lembaga sosial, dan ekonomi. Humm menambahkan bahwa dalam histori masyarakat yang
menganut sistem patriarki baik feodal, kapitalis, maupun sosialis, akan memberikan ruang yang
lebih dominan bagi kaum laki-laki daripada perempuan dan menjadi media dan ganjaran dari
susunan kekuasaan internal dan eksternal rumah.
Selanjutnya, Nikmatullah sebagaimana dikutip Rosiawati menjelaskan contoh konkret
dari pemahaman gender dapat ditemui dalam kultur budaya masyarakat di Indonesia. Sebagai
contoh dalam kehidupan masyarakat yang menganut sistem garis kebapakan (patriarkhi),
memposisikan laki-laki sebagai pemimipin dan pengambil segala keputusan, sementara
perempuan tidak diberikan ruang dan posisi yang signifikan dalam segala lini kehiduapan
bermasyarakat. Kaum perempuan dianggap berada pada posisi kelas kedua (the second class)
di bawah jenis kelamin laki-laki. Realita ini dapat disaksikan pada tradisi perempuan suku
Sasak, Jawa, Makasar. Berbeda dengan patriarkhi, pada masyarakat yang menganut sistem
jalur keibuan (matriarkhi) memposisikan perempuan di atas laki-laki. Mereka memberikan
ruang yang cukup besar kepada kaum perempuan untuk memerankan peran laki-lakiu seperti
menjadi pemimpin dan pengambil keputusan dalam kehidupan bermasyarakat. Realita ini
dapat dilihat pada tradisi masyarakat Minangkabau yang memberikan kesempatan bagi
perempuan untuk lebih dominan berperan daripada laki-laki.
Praktik ketimpangan gender terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu:4
a. Marginalisasi atau proses peminggiran/pemiskinan, yang mengakibatkan
kemiskinan secara ekonomi. Seperti dalam memperoleh akses pendidikan,
seperti pandangan yang menganggap bahwa perempuan tidak penting untuk
mengenyam pendidikan yang tinggi dikarenakan nantinya akan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga.
b. Subordinasi, yaitu pemahaman yang meyakini salah satu jenis kelamin dianggap
lebih unggul dan urgen dibanding jenis kelamin lain. Pemahaman in juga
memposisikan perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Hal ini dapat dilihat
3
Siti Azisah dkk, Buku Saku Kontekstualisasi Gender, Islam dan Budaya, Makasar : UIN Alaudin Makasar,
2016, h. 6.
4
Iswah Adrian, Kurikulum Berbasis Gender (Membangun Pendidikan yang Berkesetaraan) Jurnal Tadris
Vol. 4 No. 1, 2009, h. 140-141..
4
pada masa lampau dimana perempuan tidak mendapatkan kesempatan dan akses
yang sama seperti laki dalam bidang pendidikan. Pada saat yang bersamaan,
ketika kondisi keuangan keluarga pas-pasan maka yang diprioritaskan untuk
mengenyam pendidikan adalah laki-laki.
c. Stereotipe, yaitu labeling (pelabelan) terhadap seseorang atau kelompok yang
tidak sesuai dengan realita yang terjadi. Kegiatan ini secara umum akan selalu
melahirkan ketidakadilan. Hal ini berimplikasi kepada terjadinya penindasan dan
ketidakadilan bagi kaum perempuan. Sebagi contoh berkembang pemahaman di
masyarakat bahwa perempuan hanya mampu berperan untuk mengerjakan tugas-
tugas rumah tangga. Sementara laki-laki memiliki peran yang lebih dominan
dalam hal melakukan pekerjaan di luar rumah seperti mencari nafkah,
menjalankan bisnis, bahkan aktif dalam perpolitikan.
d. Violence yaitu suatu bentuk serangan terhadap fisik maupun psikologis
seseorang. Kekerasan terhadap seseorang tidak hanya tertuju pada fisik saja
seperti tindakan asusila dan lain sebagainya, namun juga mengarah pada psikis
seseorang.
e. Beban ganda yaitutanggung jawab yang dipikul satu jenis kelamin tertentu secara
berlebihan. Hal ini merujuk pada penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas
pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh perempuan.
Hal-hal tersebut di atas bermuara pada terjadinya diskriminasi antara laki-laki dan
perempuan di lingkungan keluarga dan maupun sosial masyarakat. Membahas tentang gender
berarti memberikan ruang dan kesempatan yang sama antara laki-laki untuk berkontribusi
dalam pembangunan, ekonomi, politik dan budaya. Dengan demikian kesetaraan gender
bermakna memberikan akses yang sama kepada laki-laki dan perempuan untuk menikmati
pembangunan.
2. Gender dalam Pandangan Islam
Persepsi masyarakat tentang peran laki-laki dan perempuan terbangaun melalui pros es
internalisasi budaya laki-laki. Oleh karena itu pandangan gender tidak terlepas dari dominasi
budaya laki-laki, bahkan dominasi budaya laki-laki tidak hanya mempengaruhi perilaku
masyarakat saja, tetapi juga penafsiran terhadap teks-teks agama (Al-Qur’an dan al-Hadits
khususnya yang berkaitan dengan gender) juga tidak luput dari budaya laki-laki. Hal ini sering
kali mengakibatkan dalil-dalil agama dijadikan sebagai alasan untuk menolak kesetaraan
5
gender (Arifin, et.al: 238). Akibat lain yang tidak kalah pentingnya ialah timbulnya anggapan
dan tuduhan dari pihak yang tidak menyukai Islam atau yang dangkal pemahamannya terhadap
Islam bahwa bahwa dalam ajaran Islam penuh diwarnai dengan ketidakadilan, terutama yang
berkaitan dengan masalah gender, seperti masalah poligami, pembagian harta warisan, dan
lain-lain.
Salah satu tema pokok ajaran Islam adalah persamaan derajat di antara manusia, baik
laki-laki atau perempuan, antar suku bangsa atau keturunan. Al-Qur’an tidak membeda-
bedakan derajat kemuliaan manusia atas dasar itu semua, melainkan tinggi rendahnya derajat
kemuliaan manusia itu diukur dengan tinggi rendahnya tingkat ketakwaan dan nilai-nilai
pengabdian terhadap AllahSwt. Mengenai kedudukan perempuan dalam pandangan Islam tidak
seperti yang diduga dan dipraktikkan oleh sebagian anggota masyarakat, tidak pula seperti yang
dituduhkan oleh orang-orang yang tidak menyukai Islam. Ajaran Islam (Al-Qur’an), sangat
memuliakan dan memberikan perhatian serta penghormatan yang besar kepada perempuan
tidak ubahnya seperti halnya kepada laki-laki. AllahSwt telah berfirman:
ّ‫و‬ ‫نسآء‬ ّ‫و‬ ‫كثيرا‬ ‫رجاال‬ ‫منهما‬ ّ‫وبث‬ ‫زوجها‬ ‫منها‬ ‫خلق‬ ّ‫و‬ ‫احدة‬ ّ‫و‬ ‫نفس‬ ‫ن‬ّ‫م‬ ‫خلقكم‬ ‫ذى‬ّ‫ل‬‫ا‬ ‫ّكم‬‫ب‬‫ر‬ ‫قوا‬ّ‫ت‬‫ا‬ ‫اس‬ّ‫ن‬‫ال‬ ‫ّها‬‫ي‬‫أ‬ ‫يا‬‫هللا‬ ‫قوا‬ّ‫ت‬‫ا‬‫ذى‬ّ‫ل‬‫ا‬
‫قيبا‬ ّ‫ر‬ ‫عليكم‬ ‫كان‬ ‫هللا‬ ّ‫ان‬ ‫األرحام‬ ‫و‬ ‫به‬ ‫تسآءلون‬‫ساء‬ّ‫ن‬‫ال‬1)
“Hai manusia, bertakwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan
bertakwalah kamu sekalian kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namanya
kamu sekalian saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah senantiasa menjaga dan mengawasi kamu sekalian (QS. al-Nisa’
1).
‫عليم‬ ‫هللا‬ ّ‫إن‬ ‫أتقاكم‬ ‫هللا‬ ‫عند‬ ‫أكرمكم‬ ّ‫إن‬ ‫لتعارفوآ‬ ‫قباءل‬ ّ‫و‬ ‫شعوبا‬ ‫وجعلناكم‬ ‫أنثى‬ ّ‫و‬ ‫ذكر‬ ‫ن‬ّ‫م‬ ‫خلقناكم‬ ‫ا‬ّ‫ن‬‫إ‬ ‫اس‬ّ‫ن‬‫ال‬ ‫ّها‬‫ي‬‫ا‬ ‫يا‬
‫خبير‬‫(الحجرات‬13)
“Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami telah menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling taqwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat 13).
‫كانوا‬ ‫ما‬ ‫بأحسن‬ ‫أجرهم‬ ‫هم‬ّ‫ن‬‫لنجي‬ ّ‫و‬ ‫ّبة‬‫ي‬‫ط‬ ‫حيوة‬ ‫ه‬ّ‫ن‬‫فلنحيي‬ ‫مؤمن‬ ‫وهو‬ ‫أنثى‬ ‫أو‬ ‫ذكر‬ ‫من‬ ‫صالحا‬ ‫عمل‬ ‫من‬‫يعملون‬‫(النحل‬
97)
“Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki ataupun perempuan, sedangkan
dia adalah orang yang beriman, maka sungguh akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik, dan sungguh akan kami balasi mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl 97)
Ayat-ayat tersebut di atas menegaskan bahwa Islam (al-Qur’an) menolak pandangan-
pandangan yang membeda-bedakan laki-laki dan perempuan.Keduanya (laki-laki maupun
perempuan) berasal dari jenis yang sama (jenis manusia), memiliki peluang dan kesempatan
6
yang sama untuk memperoleh kebahagiaan dan kemuliaan. Allah menjadikan mereka
(manusia) beraneka ragam suku dan bangsa agar saling mengenal satu sama lain untuk berkasih
sayang dan saling memuliakan, bukan untuk saling menghinakan dan saling merendahkan.
Tanpa membedakan jenis kelamin, suku, bangsa, warna kulit dan sebagainya Allah
menjanjikan kehidupan yang baik (kebahagiaan/kemuliaan) bagi siapa saja yang beriman dan
bertakwa kepadaNya. Jenis kelamin laki-laki atau perempuan tidaklah menjadi ukuran
kemuliaan, akan tetapi iman dan takwa itulah yang menjadi ukuran kemuliaan yang
sebenarnya.
Allah tidak membebani hambanya dengan sesuatu pekerjaan diluar kesanggupannya.
Kesetaraan gender dalam ajaran Islam bukanlah penyamarataan antara laki-laki dan perempuan
dalam segala hal. Adanya perbedaan dalam pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan
di dalam ajaran Islam sama sekali bukan untuk merendahkan martabat perempuan, melainkan
pembagian tugas secara proporsional yang justru untuk memuliakan perempuan.
Sesuai dengan kodratnya, laki-laki dan perempuan dilahirkan dengan struktur anatomi
tubuh dan kekuatan yang berbeda. Ada jenis pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh
perempuan, ada pula yang hanya sesuai untuk laki-laki. Pekerjaan hamil, menyusui,
melahirkan, tentu hanya bisa dilakukan oleh perempuan, sementara itu pekerjaan berat yang
membutuhkan kekuatan fisik (otot) tentu tidak sesuai jika harus dibebankan kepada
perempuan. Seandainyapun ada pekerjaan fisik yang dapat dikerjakan oleh perempuan, tentu
harus disesuaikan dengan kemampuannya.
Pada dasarnya, perempuan juga boleh melakukan pakerjaan apa saja selama mereka
sanggup mengerjakannya, namun jika perempuan bahkan juga laki-laki harus dibebani dengan
pekerjaan diluar batas kesanggupannya, maka hal ini tentu melanggar prinsip keadilan. Oleh
karena itu, laki-laki dan perempuan ditakdirkan untuk berpasangan atas dasar persamaan
derajat, duduk sama rendah berdiri sama tinggi, saling melengkapi dan saling memuliakan
antara yang satu dengan yang lain yang dibangun di atas dasar prinsip keadilan, bukan untuk
saling berhadapan dan saling merendahkan. Tidak ada kelebihan derajat laki-laki atas
perempuan dan sebaliknya kecuali karena ketakwaannya kepada AllahSwt.
Kesalahpahaman di dalam memahami ajaran Islam tentang gender antara lain
disebabkan karena orang tersebut tidak meletakkan masalah gender itu dalam Islam sebagai
suatu sistem, melainkan ia melihat persoalan gender itu sebagai suatu aspek ajaran Islam yang
terpisah dari aspek-aspek ajaran Islam yang lainnya. Jika hendak menilai ajaran Islam,
seseorang harus melihat Islam sebagai suatu sistem. Orang tidak boleh menilai Islam pada
aspek tertentu saja yang terpisah dari sistemnya. Secara akademis hal demikian tidak dapat
7
dibenarkan (Tafsir, 2008: 147). Misalnya tentang pembagian warisan yang dinyatakan
secara sharih (jelas) di dalam al-Qur’an, bahwa anak laki-laki mendapat bagian lebih besar,
yakni dua kali dari anak perempuan. Melihat hal ini, orang segera mengambil kesimpulan
bahwa ajaran Islam tidak adil. Kesimpulan semacam ini tidak sah karena ada kesalahan pada
segi epistemologi.
Demikian pula dalam masalah poligami atau masalah-masalah lain yang terkait dengan
gender maupun yang tidak. Oleh karena itu, jika ada pernyataan bahwa dalam kitab suci al-
Qur’an terdapat unsur ketidakadilan, maka yang harus dilakukan adalah membaca ulang dan
mencoba memahami al-Qur’an secara komprehensif. Apabila setelah menelaah ulang masih
juga merasa ada ketidakadilan, yang perlu diperhatikan adalah mungkin saja ada kesalahan
persepsi manusia dalam mendifinisikan sebuah konsep keadilan.
3. Cadar Bagi Wanita
Cadar bagi wanita, menurut Imam Asy Syafi’i ra menegaskan dalam Al Umm (1/109);,
‫ووجهها‬ ‫كفيها‬ ‫إال‬ ‫عورة‬ ‫المرأة‬ ‫وكل‬
“Dan setiap wanita adalah aurat kecuali kedua telapak tangan dan wajahnya.”
Pendapatini yang masyhur dari pendapat ulama Syafi’iyah yang ada: Imam Nawawi
ra dalam Al-Majmu’ (3/169) mengatakan,
‫والكفين‬ ‫الوجه‬ ‫اال‬ ‫بدنها‬ ‫جميع‬ ‫الحرة‬ ‫وعورة‬ ‫االمة‬ ‫وكذلك‬ ‫وركبته‬ ‫سرته‬ ‫بين‬ ‫ما‬ ‫الرجل‬ ‫عورة‬ ‫أن‬ ‫مذهبنا‬ ‫من‬ ‫المشهور‬ ‫ان‬
‫احمد‬ ‫عن‬ ‫رواية‬ ‫وهي‬ ‫وطائفة‬ ‫مالك‬ ‫قال‬ ‫كله‬ ‫وبهذا‬
“Pendapat yang masyhur di madzhab kami (Syafi’iyah) bahwa aurat pria
adalah antara pusar hingga lutut, begitu pula budak wanita. Sedangkan aurat
wanita merdeka adalah seluruh badannya kecuali wajah dan telapak tangan.
Demikian pula pendapat yang dianut oleh Imam Malik dan sekelompok ulama
serta menjadi salah satu pendapat Imam Ahmad.”
Ibnul Mundzir menyandarkan pendapat ini kepada Imam Asy Syafi’i dalam Al Awsath
(5/70), beliau katakan dalam kitab yang sama (5/75),
‫سوى‬ ‫بدنها‬ ‫جميع‬ ‫الصالة‬ ‫في‬ ‫تخمر‬ ‫أن‬ ‫المرأة‬ ‫على‬‫وكفيها‬ ‫وجهها‬
“Wajib bagi wanita menutup seluruh badannya dalam shalat kecuali wajah dan
kedua telapak tangannya”.
Syaikh ‘Amru bin ‘Abdil Mun’im Salim mengatakan,“Sungguh sangat aneh sebagian
orang yang menukil dari ulama Syafi’iyah dalam masalah ini, tidak bisa membedakan antara
dua hal:
a. Melihat wajah dan telapak tangan, itu boleh selama aman dari fitnah (godaan). Hal ini
disepakati oleh ulama Syafi’iyah.
8
b. Hukum menyingkap wajah dan kedua telapak tangan, telah terbukti di atas bahwa
ulama Syafi’iyah membolehkan tanpa syarat.
Mereka tidak bisa membedakan dua hal ini sampai akhirnya rancu. Sehingga mereka
pun mensyaratkan hal kedua di atas (hukum menyingkap wajah) selama aman dari fitnah. Ini
jelas keliru karena telah mencampur adukkan dua hukum di atas.
Seperti kita contohkan lainnya, beda antara hukum suara wanita aurat atau bukan ? dengan
hukum wanita memberi salam pada laki-laki boleh ataukah tidak ?. Suara wanita bukanlah
aurat sebagaimana diterangkan dalam hadits yang shahih. Sedangkan memberi salam pada laki-
laki itu disyaratkan boleh selama aman dari fitnah.” (Jilbab Al Mar-ah Al Muslimah, 192-193)
Dalam madzhab Syafi’i jika dikatakan pendapat yang masyhur berarti adalah pendapat
di kalangan ulama madzhab (bukan pendapat Imam Syafi’i) dan merupakan pendapat yang
lebih tersohor, namun ada pendapat ulama Syafi’iyah lainnya yang dalilnya juga kuat. Artinya
ada sebagian ulama Syafi’iyah yang juga punya pendapat bahwa menutup wajah itu wajib dan
dalilnya sama kuat. Namun sebagaimana kata Imam Nawawi, pendapat yang menyatakan
bahwa aurat wanita adalah seluruh badan selain wajah dan telapak tangan merupakan pendapat
yang lebih tersohor di madzhab Syafi’iyah.
Ada beda pendapat antara ulama Syafi’iyah terdahulu dan belakangan. ulama
Syafi’iyah membedakan bahwa aurat wanita adalah seluruh badan kecuali wajah dan telapak
tangan, ini berlaku dalam shalat. Sedangkan aurat di luar shalat adalah seluruh badan termasuk
wajah dan telapak tangan. Namun yang dipahami oleh Syaikh ‘Amru di atas, ulama Syafi’iyah
terdahulu (Imam Asy Syafi’i dan Imam Nawawi) memutlakkan aurat wanita adalah seluruh
badan kecuali wajah dan telapak tangan. Jika diperhatikan beda antara hukum memandang
wajah wanita dan hukum menyingkap wajah,ini dua hal dua hal yang berbeda.
Dalam buku “ al-Niqab adah wa laisa ibadah” yang ditulis oleh Prof Dr Hamdi Zaqzuq
Menteri Perwaqafan tahun 2008 menyatakan Para ulama Mesir senior berpendapat bahwa
cadar adalah sebagai tradisi kaum wanita bukan ibadah. Lebih rinci pada buku itu dengan
mengutip pandangan Syeikh Muhammad Al-Ghazali,dalam bukunya Al-Sunnah al-Nabawiyah
bayna Ahli al-Fiqh Wa al-Rakyi, bahwa Islam telah mewajibkan bagi wanita untuk membuka
wajah dalam ibadah haji, ibadah shalat dan tidak dalil dalam Al-qur’an hadis dan akal yang
menyuruh menutup wajah. Ibadah perlu dalil yang tegas, memang diketahui bahwa sebagian
kaum wanita pada msa jahiliyah dan awal Islam mengenakan cadar tutup wajah, tetapi
perbuatan ini hanya tradisi bukan ibadah.(Al-Niqab: 8-9 )
Sumber https://rumaysho.com/1760-menutup-wajah-menurut-madzhab-syafii.html
4. LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender).
Ada 4 istilah yang terangkum dalam singkatan LBJTini yaitu: 1) Lesbian artinya wanita
yang mencintai atau merasakan rangsangan seksual dengan sesama wanita. 2) Gay adalah
istilah yang digunakan bagi lelaki penyuka sesama lelaki. 3) Biseksual adalah orang yang
9
memiliki ketertarikan kepada lelaki sekaligus kepada perempuan, dan 4) Transgender adalah
orang yang memiliki identitas gender atau ekspresi gender yang berbeda dengan seksnya yang
ditunjuk saat lahir (waria/wadam).
Secara umum, empat istilah di atas disebut homoseksual, yaitu keadaan tertarik kepada
orang lain dari jenis kelamin yang sama. Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili mengidentifikasikan
tiga istilah yang relevan dengan LGBT yaitu zina, liwath dan Sihaq.Pertama, Zina yaitu
hubungan kelamin antara lelaki dengan wanita yang bukan pasangan suami istri yang
sah.Kedua, Liwath (Gay) yaitu hubungan homoseksual antara lelaki dengan
lelaki.Ketiga, Sihaq (lesbi) yaitu hubungan homoseksual antara wanita dan wanita.
Para ulama sepakat bahwa Liwath (gay) dan Sihaq (lesbi) statusnya lebih buruk
dibandingkan Zina.Allah menyebutkan perilaku homoseksual (gay dan lesbi) dalam Al-Quran
pada ayat-ayat yang mengisahkan kehidupan ummat Nabi Luth As.Dari 27 ayat yang memuat
kisah Nabi Luth As. dengan kaumnya, terdapat tiga ayat yang menyebut perilaku homoseksual
(gay dan lesbi) dengan “fahisyah”.Selain pada kedua ayat di atas (Q.S. Al-A’raf [7]: 80 dan
Q.S. Al-Ankabut [29]: 28 satu ayat lagi terdapat pada Q.S. An-Naml [27]: 54
( ( َ‫ون‬ُ‫ر‬ ِ‫ْص‬‫ب‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ش‬ ِ‫اح‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ْ‫َأ‬‫ت‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ِ‫ل‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ً‫ط‬‫و‬ُ‫ل‬ َ‫و‬٥٤
“Dan ingatlah kisah Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “mengapa kamu
mengerjakan Fâhisyah (keji) sedang kamu memperlihatkannya?”.
Ketika menafsirkan ayat di atas, Ibnu Katsir mengatakan: “Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus Luth, dan ingatkanlah Luth ketika ia berkata kepada kaumnya. Luth adalah
putra Haran, putra Azar, putra saudara laki-laki Nabi Ibrahim Al-Khalil As. yang telah beriman
bersama Nabi Ibrahim As. dan hijrah bersamanya ke negeri Syam.
Allah mengutus Nabi Luth As. kepada kaum Sodom dan daerah-daerah sekitarnya untuk
menyeru mereka agar menyembah Allah, memerintahkan mereka untuk mengerjakan
kebajikan, melarang mereka berbuat munkar. Saat itu kaum Sodom tenggelam dalam perbuatan
dosa. Hal-hal yang diharamkan dan perbuatan keji yang mereka ada-adakan dan belum pernah
dilakukan oleh seseorang pun keturunan Adam dan juga oleh makhluk lain, yaitu mendatangi
orang laki-laki, bukan perempuan (homoseks).
Kota Sodom (bahasa Arab: ‫سدوم‬ / Sadūm) inilah yang daripadanya lahir istilah sodomy.
Dalam bahasa Ibrani, sodom berarti terbakar dan Gemorah (bahasa Arab: ‫عمورة‬ ʿ/ Amūrah)
berarti terkubur. Di dalam Al-Quran kaumnnya Nabi Luth Alaihi salam disebut “Al-
Mu’tafikat” yang artinya di jungkir-balikkan (Q,S An Najm :53)
‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ َ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ف‬َ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬
“Dan negeri-negeri kaum Luth yang telah dihancurkan Allah”.
10
Perbuatan tersebut merupakan suatu hal yang belum pernah dilakukan oleh seorang
keturunan Adam dan belum pernah terlintas dalam hati mereka untuk melakukannya selain
kaum Sodom. Semoga laknat Allah tetap menimpa mereka”.
Sehubungan dengan firman Allah:
“Yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia) ini sebelum kalian”.( Q.S
Al-A’araf: 80).
Amr bin Dinar berkata: “Tidak seorang lelaki pun menyetubuhi lelaki kecuali kaum
Luth yang pertama melakukannya”.Al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah Bani Umayah, pendiri
Masjid Jami’ Damaskus berkata: “Seandainya Allah tidak menceritakan kepada kita tentang
berita kaum Luth, niscaya kita tidak percaya bahwa ada lelaki yang menaiki lelaki”. Para ahli
tafsir juga mengatakan: ”Sebagaimana kaum lelaki, kaum wanitanya Nabi Luth juga
melampiaskan nafsunya dengan sesama wanita”.
Al-Quran menyebutkan perilaku homoseksual ini sebagai “fâhisyah” karena kaum gay
dalam menyalurkan nafsu seksualnya dengan cara sodomi (liwath) yang secara istilah syariat
definisinya adalah memasukan kepala penis ke dalam dubur/anus pria lainnya.Perilaku ini
sudah tentu sangat menjijikan, karena seorang laki-laki menyetubuhi dubur/anus laki-laki lain,
sedangkan di dalam dubur itu terdapat kotoran besar yang bau, kotor dan jorok, sehingga
manusia yang normal pasti menolaknya.
Al-Quran mengisyaratkan dampak negatif perilaku gay sebagai berikut:
( ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ َ‫اب‬ َ‫و‬َ‫ج‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ َ‫َر‬‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ِي‬‫د‬‫َا‬‫ن‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ْ‫َأ‬‫ت‬ َ‫و‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ع‬َ‫ط‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫و‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ِّ‫الر‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ْ‫َأ‬‫ت‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫ئ‬َ‫أ‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ َّ‫َّللا‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫ت‬ْ‫ئ‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬
َ‫ِين‬‫ق‬ِ‫د‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬
“Apakah (pantas) kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan
kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain
hanya mengatakan, “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk
orang-orang yang benar”.
Q.S. Al-Ankabut (28):29).
Menurut Tafsir Jalalain, yang di maksud “Taqtha’ûnas sabîl” adalah melakukan
perbuatan keji di jalan yang dilewati manusia, sehingga manusia tidak mau lagi melewati jalan
itu.Muhammad Quraish Syihab dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan ayat di atas sebagai
berikut: “Sesungguhnya yang kalian lakukan (homoseksual) adalah kemungkaran yang
membinasakan, kalian melakukan perbuatan keji dengan para lelaki, kalian memutuskan jalan
untuk mengembangkan keturunan sehingga hasilnya adalah kehancuran. Kalian melakukan
kemungkaran-kemungkaran dalam masyarakat tanpa rasa takut kepada Allah dan rasa malu
di antara kalian”.
11
Ibnu Katsir ketika menjelaskan kalimat “fî nâdîkum al-munkar” (mengerjakan
kemungkaran di tempat-tempat pertemuan kalian) menurut Mujahid, perbuatan mungkar
tersebut adalah sebagian mereka menyetubuhi sebagian yang lain di depan mata sekumpulan
manusia.Menurut Aisyah ra dan Al Qasim, perbuatan munkar tersebut ialah mereka
berkumpul di tempat-tempat pertemuan sambil saling kentut dan tertawa-tawa.
Pendapat lain menyebutkan bahwa perbuatan munkar mereka adalah adu kambing
(domba) dan sabung ayam. Semua perbuatan itu merekalah yang mula-mula melakukannya.
Bahkan perbuatan mereka jauh lebih jahat dari pada sekadar itu.
Dari uraian di atas diketahui bahwa LGBT menimbulkan berbagai dampak negatif di
masyarakat dengan terputusnya generasi (keturunan) dan berbagai tindakan kejahatan lain.
Prof. Dr. Abdul Hamid Al-Qudah, spesialis penyakit kelamin menular dan AIDS di
Asosiasi Kedokteran Islam Dunia menjelaskan dampak-dampak yang ditimbulkan LGBT
sebagai berikut:
1) Dampak kesehatan
78 % pelaku homoseksual terjangkit penyakit-penyakit menular dan rentan terhadap kematian.
Rata-rata usia laki-laki yang menikah adalah 75 tahun, sedangkan rata-rata usia gay adalah 42
tahun, dan menurun menjadi 39 tahun jika menjadi korban AIDS. Rata-rata usia wanita yang
bersuami dan normal adalah 79 tahun, sedangkan rata-rata usia lesbian adalah 45 tahun.
2) Dampak sosial
Seorang gay akan sulit mendapatkan ketenangan hidup karena selalu berganti ganti
pasangan. Penelitian menyatakan: “Seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang
pertahunnya. Sedangkan pasangan zina saja tidak tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya “.
Sebanyak 43 persen orang gay yang didata dan diteliti menyatakan bahwa seumur
hidupnya melakukan homoseksual dengan 500 orang. 28 persen melakukannya dengan lebih
dari 1,000 orang. 79 persen melakukannya dengan pasangan yang tidak dikenali sama sekali
dan 70 persen hanya merupakan pasangan kencan satu malam atau beberapa menit saja.
Berdasarkan penelitian di atas, melegalkan pasangan LGBT dalam ikatan pernikahan pada
hakikatnya adalah tindakan yang sia-sia.
3) Dampak pendidikan
Penelitian membuktikan bahwa pasangan homo menghadapi permasalahan putus
sekolah lima kali lebih besar dari pada siswa normal karena mereka merasakan ketidakamanan
dan 28 persen dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah.
4) Dampak keamanan
12
Kaum homoseksual menyebabkan 33 persen pelecehan seksual pada anak-anak di
Amerika Serikat (AS), padahal populasi mereka hanyalah 2 persen dari keseluruhan penduduk
negara itu.
Sementara itu, di Indonesia melalui riset dengan bantuan Google dalam kurun waktu
2014 hingga 2016, telah terjadi 25 kasus pembunuhan sadis dengan latar belakang kehidupan
pelaku dan atau korban dari kalangan pelaku homoseksual.
Mengingat buruknya dampak perilaku homoseksual ini, Allah telah menghukum pelakunya
dengan hukuman yang sangat berat. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Hijr [15]: 72-74.
َ‫ل‬( َ‫ون‬ُ‫ه‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬ َ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ع‬٧٢( َ‫ِين‬‫ق‬ ِ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫م‬ ُ‫ة‬َ‫ح‬ْ‫ي‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬َ‫ف‬ )٧٣ْ‫ن‬ِ‫م‬ ً‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬ ِ‫ح‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ط‬ْ‫م‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ف‬ )
( ٍ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ج‬ِ‫س‬٧٤
“Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam
kemabukan (kesesatan)(72). Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang
menggunturkan ketika matahari akan terbit(73). Maka kami jungkir-balikkan negeri
itu dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.(74)”.
Ibnul Qayyim menerangkan, karena dampak dari perilaku gay adalah kerusakan yang
besar, maka balasan yang diterima di dunia dan akhirat adalah siksaan yang sangat berat di
dunia dan di akhirat.Pada rangkaian ayat-ayat ini, Allah menjelaskan tiga bentuk siksaan
sekaligus yang ditimpakan kepada pelaku gay di zaman Nabi Luth Alaihi Salam yaitu mereka
disiksa dengan suara keras mengguntur yang terjadi menjelang matahari terbit, bersama dengan
itu, negeri mereka yang terangkat tinggi ke udara kemudian dibalik yang semula di atas menjadi
di bawah, sambil dihujani batu yang keras yang berjatuhan secara bertubi-tubi di atas kepala
mereka.
Sebagaimana yang disebutkan di ayat lain, yaitu Q.S. Hud [11}: 82:83:
ِ‫م‬ ً‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬ ِ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ط‬ْ‫م‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ‫َا‬‫ن‬ُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬( ٍ‫د‬‫ُو‬‫ض‬ْ‫ن‬َ‫م‬ ٍ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ج‬ِ‫س‬ ْ‫ن‬٨٢َ‫ين‬ِ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ظ‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ِي‬‫ه‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ‫ّك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ً‫ة‬َ‫م‬ َّ‫و‬َ‫س‬ُ‫م‬)
((‫يد‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ِ‫ب‬٨٣
“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth,
dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar.Yang
diberi tanda oleh Tuhanmu.Dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang yang zalim”.
Al- Bukhari menjelaskan “Sijjil” adalah batu yang keras dan besar. Ulama lain berkata:
“yaitu adalah batu tanah liat yang di bakar”.
Ketika menjelaskan kata “musawwamatan” (yang diberi tanda), Ibnu Katsir
menukilkan pendapat Qotadah dan Ikrimah (dua ahli tafsir generasi tabiin): “Bahwa kaumnya
Nabi Luth As. dihujani dengan batu yang ditandai dengan terpahat di atasnya nama-nama orang
yang akan ditimpa batu tersebut”.
13
Batu itu memercikkan bara dan mengenai penduduk negeri dan penduduk yang
terpencar di berbagai desa sekitarnya. Suatu saat, seorang sedang berbicara di tengah-tengah
manusia, tiba-tiba ia tertimpa batu dari langit dan jatuh di antara mereka. Batu-batu itu bertubi-
tubi menghujani mereka hingga seluruh negeri dan mereka mati semua.
Menurut para ahli tarikh (sejarah), kehancuran kaumnya Nabi Luth As yang
bergelimang maksiat itu terjadi 4,000 tahun yang lalu. Tidak ada petunjuk lokasi di mana
peristiwa itu terjadi hingga pada tahun 1924, seorang ahli purbakala bernama Wiliam Albert
berangkat menuju Laut Mati untuk melakukan penelitihan di sana. Akhirnya, dia dan tim
menemukan sisa-sisa kehancuran kaum Sodom dan Gemorah di sekitar Laut Mati tersebut.
Sodom dan Gemora terletak di atas sesar Moab dan pembinasaan dua kaumnya Nabi
Luth As ini diinterpretasikan terjadi melalui serangkaian bencana geologi dengan urutan:
a) Pergerakan sesar Moab
b) Gempa dengan magnitude 7,0 + SR yang menghancurkan kota-kota dan sekitarnya
serta likuifaksi yang menenggelamkan sebagian wilayah kota-kota.
c) Erupsi gunung garam dan gunung lumpur yang meletuskan halit, anhirdit, batu-batuan,
aspal, lumpur, bitumen dan belerang.
d) Kebakaran kota-kota di sekitarnya karena material hidrokarbon yang diletuskan
terbakar sehingga menjadi hujan api dan belerang.Bencana kotastropik ini telah
meratakan Sodom dan Gemorah dan menewaskan seluruh penduduk kecuali Nabi
Luth Alaihi salam dua puterinya dan seorang yang beriman kepadanya.
5. Hukuman Homoseksual dan Cara Pencegahannya
Seluruh ulama sepakat (ijma’) atas keharaman homoseksual. Ibnu Qudamah berkata:
“Ulama sepakat atas keharaman liwath (sodomi). Allah telah mencelanya dalam kitab-Nya dan
mencela pelakunya, demikian pula Rasulullah Saw juga mencelanya.
Beliau bersabda:
( ( ‫ا‬ً‫ث‬‫ال‬َ‫ث‬ ، ٍ‫ط‬‫و‬ُ‫ل‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ َ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ َّ‫َّللا‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ، ٍ‫وط‬ُ‫ل‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ َ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ َّ‫َّللا‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫د‬َ‫م‬‫ح‬َ‫ا‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ر‬
“Allah mengutuk orang yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth.Allah
mengutus orang yang berbuat seperti perbuatan Nabi Luth.Beliau bersabda sampai
tiga kali”. (H.R Ahmad).
Beliau juga telah menetapkan hukuman bagi pelaku homoseksual ini dalam sabdanya:
( َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫د‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ْ‫ن‬َ‫م‬‫الترمذى‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫(ر‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ل‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ ٍ‫وط‬ُ‫ل‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬
“Barang siapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth Alaihi salam
maka bunuhlah pelaku dan pasangannya”. (H.R. At- Tirmidzi).
14
Beliau mengatakan perbuatan homoseksual adalah sama dengan Zina, sebagaimana
sabdanya:
( ِ‫ان‬َ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬ َ‫ز‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ‫َى‬‫ت‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫َان‬‫ت‬َ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬ َ‫ز‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ة‬َ‫أ‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ة‬َ‫أ‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ت‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬‫البيهقى‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫(ر‬
“Apakah seorang lelaki mendatangi lelaki maka kedua-duanya telah berzina dan apabila
seorang dan apabila wanita mendatangi wanita maka maka kedua-duanya telah berzina”.
(H.R. Al-Baihaqi)
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili meriwayatkan hadist ini dari Abu Musa Al-
Asy’ari ra.Berdasarkan hadis-hadis di atas, para ulama berbeda pendapat tentang hukuman
bagi pelaku homoseksual.Imam Malik, Imam Asy Syafi’i dan Imam Ahmad mengatakan
bahwa tindakan homoseksual mewajibkan hukuman Hadd karena Allah memperberat
hukuman bagi pelakunya dalam kitab-Nya sehingga pelakunya harus mendapatkan hukuman
hadd zina karena adanya makna perzinaan di dalamnya.
Menurut ulama Syafi’iyah, hukuman hadd bagi pelaku homoseksual adalah sama
dengan hukuman hadd zina. Jika pelakunya muhshan (sudah beristri atau bersuami) wajib
dirajam sampai mati. Sedangkan jika pelakunya (belum beristri atau belum bersuami) di
cambuk 100 kali dan diasingkan.ghairu muhshan
Sementara itu, menurut Prof. Dr. Amir Abdul Aziz, Guru Besar Fiqh Perbandingan di
Universitas dan Najah Al-Wathaniyah, Nablus, Palestina, pelaku homoseksual
baik muhshan maupun ghairu Muhson hukuman haddnya adalah rajam. Pendapat ini sama
dengan pendapat ulama Malikiyah dan pendapat ulama Hanafiah dalam salah satu versi riwayat
yang paling kuat dari Imam Ahmad.
Ketika menjelaskan hadist riwayat Imam At-Tirmidzi di atas, Imam Ash-Shan’ani
(1059-1182 H) dalam “Subulus salam” mengatakan ada 4 pendapat tentang hukuman bagi
pelaku homoseksual:
1) Dihukum dengan hadd zina yaitu dirajam bagi yang muhshan dan dijilid bagi
yang ghairu muhshan.
2) Dibunuh baik pelaku maupun obyeknya baik muhshan maupun ghairu muhshan.
3) Dibakar dengan api, baik pelaku maupun obyeknya. Ini adalah pendapat para sahabat
RasulullahSaw.
4) Dilempar dari tempat yang tinggi dengan kepala di bawah kemudian dilempari batu. ini
adalah pendapat Abdulllah Bin Abbas Radhiallahu anhu.
Adapun menurut Imam Abu Hanifah, pelaku homoseksual hanya dihukum ta’zir karena
tindakan homoseksual tidak sampai menyebabkan percampuran nasab.Sedang ta’zirnya adalah
dimasukkan ke penjara sampai bertaubat atau sampai mati.
15
Dari uraian di atas, Islam memandang bahwa perilaku LGBT bukanlah penyakit atau
genetik tetapi merupakan tindak kejahatan. Islam menyebut pelakunya dengan sebutan yang
sangat buruk antara lain: Al-Mujrimun (para pelaku kriminal) (QS Al -A’raf[7];84) : Al-
Mufsidun (pelaku kerusakan) (Q.S. Al Ankabut [29]; 30), Az-Zalimum(orang yang
menganiyaya diri) (Q.S. Al Ankabut [29];31)
Apa yang dinyatakan Al-Quran ini adalah benar. Susan Cohran, seorang psikolog dan
ahli epidemiologi dari University of California (AS) berkata: “Tidak masuk akal
memasukkannya ke dalam buku dan berkata, “Ini adalah penyakit” jika tidak ada bukti bahwa
itu adalah penyakit”. Demikian kata Cohran menanggapi soal gay dalam sebuah panel yang
diselenggarakan Lembaga PBB untuk kesehatan, WHO (World Health Organization).
Untuk mencegah kejahatan yang sangat membahayakan ini, Islam memberikan beberapa
ketentuan, antara lain:
1) Merendahkan pandangan/menundukan pandangan.
2) Berpakaian yang menutup aurat.
3) Memperbanyak puasa sunnah.
4) Memisahkan tempat tidur anak ketika ketika sudah berumur 10 tahun.
5) Menghindari perilaku wanita menyerupai pria dan sebaliknya. Sikap tomboy wanita
dan lemah gemulai seorang pria dilarang dalam Islam.
6) Memilih teman pergaulan dan menghindari pergaulan bebas.
7) Mewujudkan keluarga harmonis yang penuh ketenangan dan diliputi kasih sayang.
8) Rajin dalam beribadah terutama shalat dan membaca Al-Quran. (AT/hnh/P1)

More Related Content

Similar to Modul 9 kb 3

11897580.ppt
11897580.ppt11897580.ppt
11897580.ppt
agus war
 
Gender
 Gender Gender
Gender
Len Handayani
 
Tugas makalah gender
Tugas makalah genderTugas makalah gender
Tugas makalah gender
DIKNAS PENDIDIKAN
 
Pluralisme dan gender
Pluralisme dan genderPluralisme dan gender
Pluralisme dan gender
Abdan Matin Ahmad
 
Makalah Pendekatan Gender dalam Islam
Makalah Pendekatan Gender dalam IslamMakalah Pendekatan Gender dalam Islam
Makalah Pendekatan Gender dalam Islam
Alief Reza KC
 
MAKALAH_DIMENSI_SOSIAL_WANITA_DAN_PERMAS.docx
MAKALAH_DIMENSI_SOSIAL_WANITA_DAN_PERMAS.docxMAKALAH_DIMENSI_SOSIAL_WANITA_DAN_PERMAS.docx
MAKALAH_DIMENSI_SOSIAL_WANITA_DAN_PERMAS.docx
AlbaladEnci
 
GENDER
GENDERGENDER
GENDER
rzkmardiyah
 
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiPola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiEly Goro Leba
 
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptxOPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
AbankHutbah
 
Hubungan Antarkelompok
Hubungan  Antarkelompok Hubungan  Antarkelompok
Hubungan Antarkelompok
Srirahmayani21
 
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
IntructuresTIK
 
Artikel keberagaman gender
Artikel keberagaman genderArtikel keberagaman gender
Artikel keberagaman gender
HILDEGARDIS NAI ULU
 
SEX vs GENDER9.ppt
SEX vs GENDER9.pptSEX vs GENDER9.ppt
SEX vs GENDER9.ppt
kontalkantul1
 
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxPPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
NoveliaOleAwa
 
Gender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsxGender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsx
Kazekun2
 

Similar to Modul 9 kb 3 (20)

11897580.ppt
11897580.ppt11897580.ppt
11897580.ppt
 
Gender
 Gender Gender
Gender
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pai
PaiPai
Pai
 
Tugas makalah gender
Tugas makalah genderTugas makalah gender
Tugas makalah gender
 
Pluralisme dan gender
Pluralisme dan genderPluralisme dan gender
Pluralisme dan gender
 
Makalah Pendekatan Gender dalam Islam
Makalah Pendekatan Gender dalam IslamMakalah Pendekatan Gender dalam Islam
Makalah Pendekatan Gender dalam Islam
 
MAKALAH_DIMENSI_SOSIAL_WANITA_DAN_PERMAS.docx
MAKALAH_DIMENSI_SOSIAL_WANITA_DAN_PERMAS.docxMAKALAH_DIMENSI_SOSIAL_WANITA_DAN_PERMAS.docx
MAKALAH_DIMENSI_SOSIAL_WANITA_DAN_PERMAS.docx
 
GENDER
GENDERGENDER
GENDER
 
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiPola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
 
09 Gender
09 Gender09 Gender
09 Gender
 
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptxOPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
 
Hubungan Antarkelompok
Hubungan  Antarkelompok Hubungan  Antarkelompok
Hubungan Antarkelompok
 
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
 
Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
Artikel keberagaman gender
Artikel keberagaman genderArtikel keberagaman gender
Artikel keberagaman gender
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
SEX vs GENDER9.ppt
SEX vs GENDER9.pptSEX vs GENDER9.ppt
SEX vs GENDER9.ppt
 
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxPPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
 
Gender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsxGender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsx
 

More from kasmuddin nanang

Modul 14 kb 4
Modul 14 kb 4Modul 14 kb 4
Modul 14 kb 4
kasmuddin nanang
 
Modul 14 kb 3
Modul 14 kb 3Modul 14 kb 3
Modul 14 kb 3
kasmuddin nanang
 
Modul 14 kb 1
Modul 14 kb 1Modul 14 kb 1
Modul 14 kb 1
kasmuddin nanang
 
Modul 14 kb 2
Modul 14 kb 2Modul 14 kb 2
Modul 14 kb 2
kasmuddin nanang
 
Modul 13 kb 4
Modul 13 kb 4Modul 13 kb 4
Modul 13 kb 4
kasmuddin nanang
 
Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3
kasmuddin nanang
 
Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2
kasmuddin nanang
 
Modul 13 kb 1
Modul 13 kb 1Modul 13 kb 1
Modul 13 kb 1
kasmuddin nanang
 
Modul 12 kb 4
Modul 12 kb 4Modul 12 kb 4
Modul 12 kb 4
kasmuddin nanang
 
Modul 12 kb 3
Modul 12 kb 3Modul 12 kb 3
Modul 12 kb 3
kasmuddin nanang
 
Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2
kasmuddin nanang
 
Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1
kasmuddin nanang
 
Modul 11 kb 4
Modul 11 kb 4Modul 11 kb 4
Modul 11 kb 4
kasmuddin nanang
 
Modul 11 kb 3
Modul 11 kb 3Modul 11 kb 3
Modul 11 kb 3
kasmuddin nanang
 
Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1
kasmuddin nanang
 
Modul 11 kb 2
Modul 11 kb 2Modul 11 kb 2
Modul 11 kb 2
kasmuddin nanang
 
Modul 10 kb 4
Modul 10 kb 4Modul 10 kb 4
Modul 10 kb 4
kasmuddin nanang
 
Modul 10 kb 3
Modul 10 kb 3Modul 10 kb 3
Modul 10 kb 3
kasmuddin nanang
 
Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2
kasmuddin nanang
 
Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1
kasmuddin nanang
 

More from kasmuddin nanang (20)

Modul 14 kb 4
Modul 14 kb 4Modul 14 kb 4
Modul 14 kb 4
 
Modul 14 kb 3
Modul 14 kb 3Modul 14 kb 3
Modul 14 kb 3
 
Modul 14 kb 1
Modul 14 kb 1Modul 14 kb 1
Modul 14 kb 1
 
Modul 14 kb 2
Modul 14 kb 2Modul 14 kb 2
Modul 14 kb 2
 
Modul 13 kb 4
Modul 13 kb 4Modul 13 kb 4
Modul 13 kb 4
 
Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3
 
Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2
 
Modul 13 kb 1
Modul 13 kb 1Modul 13 kb 1
Modul 13 kb 1
 
Modul 12 kb 4
Modul 12 kb 4Modul 12 kb 4
Modul 12 kb 4
 
Modul 12 kb 3
Modul 12 kb 3Modul 12 kb 3
Modul 12 kb 3
 
Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2
 
Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1
 
Modul 11 kb 4
Modul 11 kb 4Modul 11 kb 4
Modul 11 kb 4
 
Modul 11 kb 3
Modul 11 kb 3Modul 11 kb 3
Modul 11 kb 3
 
Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1
 
Modul 11 kb 2
Modul 11 kb 2Modul 11 kb 2
Modul 11 kb 2
 
Modul 10 kb 4
Modul 10 kb 4Modul 10 kb 4
Modul 10 kb 4
 
Modul 10 kb 3
Modul 10 kb 3Modul 10 kb 3
Modul 10 kb 3
 
Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2Modul 10 kb 2
Modul 10 kb 2
 
Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1Modul 10 kb 1
Modul 10 kb 1
 

Recently uploaded

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 

Recently uploaded (20)

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 

Modul 9 kb 3

  • 1. 1 Menguasai pola pikir dan struktur keilmuan serta materi ajar PAI dengan perspektif tawassuth, tawaazun, dan tasaamuh, yang berkategori advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari- hari. 1. Menganalisis kedudukan gender dan cadar dalam Islam 2. Menunjukkan perilaku penyetaraan gender di masyarakat 3. Menunjukkan kedudukan LGBT sebgai manusia yang terhormat dan kembali pada fitrah yang sesungguhnya 1. Permalasalah gender 2. Gender dalam Islam 3. Cadar bagi wanita 4. LGBT URAIAN MATERI 1. Permasalahan Dalam Gender Konsep urgen yang perlu dipahami dalam diskursus gender adalah membedakan dua hal yang berbeda, yaitu gender dan jenis kelamin. Dengan memisahkan makna antara gender KEGIATAN BELAJAR 3: CAPAIAN PEMBELAJARAN SUBCAPAIAN PEMBELAJARAN POKOK-POKOK MATERI
  • 2. 2 maka setiap pendidik dan orangtua akan mampu membedakan antara yang kodrati dengan yang bukan kodrati. Jenis kelamin adalah suatu hal yang menunjukkan pada pembagian sifat dua jenis kelamin manusia secara biologis. Sebagai contoh dari jenis kelamin laki-laki yaitu memiliki organ-organ yang menunjukkan sifat kelaki-lakian, seperti memiliki penis, jakun, serta mampu menghasilkan sperma. Sementara itu, jenis kelamin perempuan juga memiliki organ-organ yang menunjukkan sifat perempuan, di antaranya memiliki vagina, rahim, payudara, serta menghasilkan ovum. Sifat-sifat tersebut melekat selamnaya pada manusia yang memiliki jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini memberikan makna bahwa secara biologis, semua organ yang dimiliki baik oleh laki-laki tidak akan bisa ditukar pada jenis kelamin perempuan. Begitu pula sebaliknya, seluruh organ yang dimiliki perempuan tidak akan dibenarkan untuk ditukar dengan organ laki-laki. Hal demikian inilah yang disebut ketentuan ilahi yang tidak dibenarkan untuk dipertukarkan dan bersifat kodrati. Gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dibangun dari interaksi sosial dan budaya. Sebagai contoh bahwa perempuan lebih dipahami sebagai seseorang yang feminim, lemah lembut, serta memiliki sifat-sifat keibuan. Sementara laki-laki lebih dipahami sebagai sosok seseorang yang maskulin, rasionalis, serta memiliki kekuatan yang lebih dari perempuan. Namun, kedua sifat tersebut esensinya dapat dipertukarkan. Dalam kehidupan sehari dapat ditemukan bahwa ada laki-laki yang memiliki sifat-sifat perempuan seperti lemah lembut dan keibuan. Perubahan tersebut berlangsung dari masa ke masa dan di berbagai tempat. Hal inilah yang disebut sebagai hal yang bukan kodrati.1 Gender juga dipahami sebagai konstruksi sosial yang terkait sikap, peraturan, tanggungjawab, dan pola tingkah laku laki-laki dan perempuan dalam segala kehidupannya.2 Selain itu, dalam pemahaman gender, dikenal juga dengan sifat gender, peran gender, dan ranah gender. Sifat gender merupakan sifat dan tingkah laku yang terdapat pada laki-laki dan perempuan. Peran gender merupakan hal-hal atau perilaku yang wajar atau tidak dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang berlandaskan pada value (nilai), kultur, serta norma masyarakat yang berlangsung pada waktu tertentu. Sedangkan ranah gender yaitu ruang bagi laki-laki dan perempuan untuk memainkan perannya masing-masing. Ranah dalam hal ini terbagi dua yaitu ranah domestik dan publik Ranah domestik yaitu ruang atau wilayah sekitar 1 Ana Rosilawati, Perempuan dan Pendidikan: Refleksi atas Pendidikan Berspektif Gender, Hasil Penelitian Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak, h. 2. 2 Gouri srivastava, Gender Concerns in Education, NCERT: India, tt, h. 1.
  • 3. 3 kehidupan rumah tangga seperti sumur, dapur dan kasur, sementara wilayah publik yaitu ruang atau wilayah pekerjaan umum seperti pekerjaan di kantor, pasar dan pusat-pusat perbelanjaan.3 Maggie Humm sebagaimana dikutip Nur Rohmah menganggap patriarki sebagai suatu sistem yang mengedepankan kekuasaan laki-laki yang mendiskreditkan perempuan melalui lembaga sosial, dan ekonomi. Humm menambahkan bahwa dalam histori masyarakat yang menganut sistem patriarki baik feodal, kapitalis, maupun sosialis, akan memberikan ruang yang lebih dominan bagi kaum laki-laki daripada perempuan dan menjadi media dan ganjaran dari susunan kekuasaan internal dan eksternal rumah. Selanjutnya, Nikmatullah sebagaimana dikutip Rosiawati menjelaskan contoh konkret dari pemahaman gender dapat ditemui dalam kultur budaya masyarakat di Indonesia. Sebagai contoh dalam kehidupan masyarakat yang menganut sistem garis kebapakan (patriarkhi), memposisikan laki-laki sebagai pemimipin dan pengambil segala keputusan, sementara perempuan tidak diberikan ruang dan posisi yang signifikan dalam segala lini kehiduapan bermasyarakat. Kaum perempuan dianggap berada pada posisi kelas kedua (the second class) di bawah jenis kelamin laki-laki. Realita ini dapat disaksikan pada tradisi perempuan suku Sasak, Jawa, Makasar. Berbeda dengan patriarkhi, pada masyarakat yang menganut sistem jalur keibuan (matriarkhi) memposisikan perempuan di atas laki-laki. Mereka memberikan ruang yang cukup besar kepada kaum perempuan untuk memerankan peran laki-lakiu seperti menjadi pemimpin dan pengambil keputusan dalam kehidupan bermasyarakat. Realita ini dapat dilihat pada tradisi masyarakat Minangkabau yang memberikan kesempatan bagi perempuan untuk lebih dominan berperan daripada laki-laki. Praktik ketimpangan gender terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu:4 a. Marginalisasi atau proses peminggiran/pemiskinan, yang mengakibatkan kemiskinan secara ekonomi. Seperti dalam memperoleh akses pendidikan, seperti pandangan yang menganggap bahwa perempuan tidak penting untuk mengenyam pendidikan yang tinggi dikarenakan nantinya akan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. b. Subordinasi, yaitu pemahaman yang meyakini salah satu jenis kelamin dianggap lebih unggul dan urgen dibanding jenis kelamin lain. Pemahaman in juga memposisikan perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Hal ini dapat dilihat 3 Siti Azisah dkk, Buku Saku Kontekstualisasi Gender, Islam dan Budaya, Makasar : UIN Alaudin Makasar, 2016, h. 6. 4 Iswah Adrian, Kurikulum Berbasis Gender (Membangun Pendidikan yang Berkesetaraan) Jurnal Tadris Vol. 4 No. 1, 2009, h. 140-141..
  • 4. 4 pada masa lampau dimana perempuan tidak mendapatkan kesempatan dan akses yang sama seperti laki dalam bidang pendidikan. Pada saat yang bersamaan, ketika kondisi keuangan keluarga pas-pasan maka yang diprioritaskan untuk mengenyam pendidikan adalah laki-laki. c. Stereotipe, yaitu labeling (pelabelan) terhadap seseorang atau kelompok yang tidak sesuai dengan realita yang terjadi. Kegiatan ini secara umum akan selalu melahirkan ketidakadilan. Hal ini berimplikasi kepada terjadinya penindasan dan ketidakadilan bagi kaum perempuan. Sebagi contoh berkembang pemahaman di masyarakat bahwa perempuan hanya mampu berperan untuk mengerjakan tugas- tugas rumah tangga. Sementara laki-laki memiliki peran yang lebih dominan dalam hal melakukan pekerjaan di luar rumah seperti mencari nafkah, menjalankan bisnis, bahkan aktif dalam perpolitikan. d. Violence yaitu suatu bentuk serangan terhadap fisik maupun psikologis seseorang. Kekerasan terhadap seseorang tidak hanya tertuju pada fisik saja seperti tindakan asusila dan lain sebagainya, namun juga mengarah pada psikis seseorang. e. Beban ganda yaitutanggung jawab yang dipikul satu jenis kelamin tertentu secara berlebihan. Hal ini merujuk pada penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh perempuan. Hal-hal tersebut di atas bermuara pada terjadinya diskriminasi antara laki-laki dan perempuan di lingkungan keluarga dan maupun sosial masyarakat. Membahas tentang gender berarti memberikan ruang dan kesempatan yang sama antara laki-laki untuk berkontribusi dalam pembangunan, ekonomi, politik dan budaya. Dengan demikian kesetaraan gender bermakna memberikan akses yang sama kepada laki-laki dan perempuan untuk menikmati pembangunan. 2. Gender dalam Pandangan Islam Persepsi masyarakat tentang peran laki-laki dan perempuan terbangaun melalui pros es internalisasi budaya laki-laki. Oleh karena itu pandangan gender tidak terlepas dari dominasi budaya laki-laki, bahkan dominasi budaya laki-laki tidak hanya mempengaruhi perilaku masyarakat saja, tetapi juga penafsiran terhadap teks-teks agama (Al-Qur’an dan al-Hadits khususnya yang berkaitan dengan gender) juga tidak luput dari budaya laki-laki. Hal ini sering kali mengakibatkan dalil-dalil agama dijadikan sebagai alasan untuk menolak kesetaraan
  • 5. 5 gender (Arifin, et.al: 238). Akibat lain yang tidak kalah pentingnya ialah timbulnya anggapan dan tuduhan dari pihak yang tidak menyukai Islam atau yang dangkal pemahamannya terhadap Islam bahwa bahwa dalam ajaran Islam penuh diwarnai dengan ketidakadilan, terutama yang berkaitan dengan masalah gender, seperti masalah poligami, pembagian harta warisan, dan lain-lain. Salah satu tema pokok ajaran Islam adalah persamaan derajat di antara manusia, baik laki-laki atau perempuan, antar suku bangsa atau keturunan. Al-Qur’an tidak membeda- bedakan derajat kemuliaan manusia atas dasar itu semua, melainkan tinggi rendahnya derajat kemuliaan manusia itu diukur dengan tinggi rendahnya tingkat ketakwaan dan nilai-nilai pengabdian terhadap AllahSwt. Mengenai kedudukan perempuan dalam pandangan Islam tidak seperti yang diduga dan dipraktikkan oleh sebagian anggota masyarakat, tidak pula seperti yang dituduhkan oleh orang-orang yang tidak menyukai Islam. Ajaran Islam (Al-Qur’an), sangat memuliakan dan memberikan perhatian serta penghormatan yang besar kepada perempuan tidak ubahnya seperti halnya kepada laki-laki. AllahSwt telah berfirman: ّ‫و‬ ‫نسآء‬ ّ‫و‬ ‫كثيرا‬ ‫رجاال‬ ‫منهما‬ ّ‫وبث‬ ‫زوجها‬ ‫منها‬ ‫خلق‬ ّ‫و‬ ‫احدة‬ ّ‫و‬ ‫نفس‬ ‫ن‬ّ‫م‬ ‫خلقكم‬ ‫ذى‬ّ‫ل‬‫ا‬ ‫ّكم‬‫ب‬‫ر‬ ‫قوا‬ّ‫ت‬‫ا‬ ‫اس‬ّ‫ن‬‫ال‬ ‫ّها‬‫ي‬‫أ‬ ‫يا‬‫هللا‬ ‫قوا‬ّ‫ت‬‫ا‬‫ذى‬ّ‫ل‬‫ا‬ ‫قيبا‬ ّ‫ر‬ ‫عليكم‬ ‫كان‬ ‫هللا‬ ّ‫ان‬ ‫األرحام‬ ‫و‬ ‫به‬ ‫تسآءلون‬‫ساء‬ّ‫ن‬‫ال‬1) “Hai manusia, bertakwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kamu sekalian kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namanya kamu sekalian saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah senantiasa menjaga dan mengawasi kamu sekalian (QS. al-Nisa’ 1). ‫عليم‬ ‫هللا‬ ّ‫إن‬ ‫أتقاكم‬ ‫هللا‬ ‫عند‬ ‫أكرمكم‬ ّ‫إن‬ ‫لتعارفوآ‬ ‫قباءل‬ ّ‫و‬ ‫شعوبا‬ ‫وجعلناكم‬ ‫أنثى‬ ّ‫و‬ ‫ذكر‬ ‫ن‬ّ‫م‬ ‫خلقناكم‬ ‫ا‬ّ‫ن‬‫إ‬ ‫اس‬ّ‫ن‬‫ال‬ ‫ّها‬‫ي‬‫ا‬ ‫يا‬ ‫خبير‬‫(الحجرات‬13) “Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami telah menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling taqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat 13). ‫كانوا‬ ‫ما‬ ‫بأحسن‬ ‫أجرهم‬ ‫هم‬ّ‫ن‬‫لنجي‬ ّ‫و‬ ‫ّبة‬‫ي‬‫ط‬ ‫حيوة‬ ‫ه‬ّ‫ن‬‫فلنحيي‬ ‫مؤمن‬ ‫وهو‬ ‫أنثى‬ ‫أو‬ ‫ذكر‬ ‫من‬ ‫صالحا‬ ‫عمل‬ ‫من‬‫يعملون‬‫(النحل‬ 97) “Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki ataupun perempuan, sedangkan dia adalah orang yang beriman, maka sungguh akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sungguh akan kami balasi mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl 97) Ayat-ayat tersebut di atas menegaskan bahwa Islam (al-Qur’an) menolak pandangan- pandangan yang membeda-bedakan laki-laki dan perempuan.Keduanya (laki-laki maupun perempuan) berasal dari jenis yang sama (jenis manusia), memiliki peluang dan kesempatan
  • 6. 6 yang sama untuk memperoleh kebahagiaan dan kemuliaan. Allah menjadikan mereka (manusia) beraneka ragam suku dan bangsa agar saling mengenal satu sama lain untuk berkasih sayang dan saling memuliakan, bukan untuk saling menghinakan dan saling merendahkan. Tanpa membedakan jenis kelamin, suku, bangsa, warna kulit dan sebagainya Allah menjanjikan kehidupan yang baik (kebahagiaan/kemuliaan) bagi siapa saja yang beriman dan bertakwa kepadaNya. Jenis kelamin laki-laki atau perempuan tidaklah menjadi ukuran kemuliaan, akan tetapi iman dan takwa itulah yang menjadi ukuran kemuliaan yang sebenarnya. Allah tidak membebani hambanya dengan sesuatu pekerjaan diluar kesanggupannya. Kesetaraan gender dalam ajaran Islam bukanlah penyamarataan antara laki-laki dan perempuan dalam segala hal. Adanya perbedaan dalam pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan di dalam ajaran Islam sama sekali bukan untuk merendahkan martabat perempuan, melainkan pembagian tugas secara proporsional yang justru untuk memuliakan perempuan. Sesuai dengan kodratnya, laki-laki dan perempuan dilahirkan dengan struktur anatomi tubuh dan kekuatan yang berbeda. Ada jenis pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh perempuan, ada pula yang hanya sesuai untuk laki-laki. Pekerjaan hamil, menyusui, melahirkan, tentu hanya bisa dilakukan oleh perempuan, sementara itu pekerjaan berat yang membutuhkan kekuatan fisik (otot) tentu tidak sesuai jika harus dibebankan kepada perempuan. Seandainyapun ada pekerjaan fisik yang dapat dikerjakan oleh perempuan, tentu harus disesuaikan dengan kemampuannya. Pada dasarnya, perempuan juga boleh melakukan pakerjaan apa saja selama mereka sanggup mengerjakannya, namun jika perempuan bahkan juga laki-laki harus dibebani dengan pekerjaan diluar batas kesanggupannya, maka hal ini tentu melanggar prinsip keadilan. Oleh karena itu, laki-laki dan perempuan ditakdirkan untuk berpasangan atas dasar persamaan derajat, duduk sama rendah berdiri sama tinggi, saling melengkapi dan saling memuliakan antara yang satu dengan yang lain yang dibangun di atas dasar prinsip keadilan, bukan untuk saling berhadapan dan saling merendahkan. Tidak ada kelebihan derajat laki-laki atas perempuan dan sebaliknya kecuali karena ketakwaannya kepada AllahSwt. Kesalahpahaman di dalam memahami ajaran Islam tentang gender antara lain disebabkan karena orang tersebut tidak meletakkan masalah gender itu dalam Islam sebagai suatu sistem, melainkan ia melihat persoalan gender itu sebagai suatu aspek ajaran Islam yang terpisah dari aspek-aspek ajaran Islam yang lainnya. Jika hendak menilai ajaran Islam, seseorang harus melihat Islam sebagai suatu sistem. Orang tidak boleh menilai Islam pada aspek tertentu saja yang terpisah dari sistemnya. Secara akademis hal demikian tidak dapat
  • 7. 7 dibenarkan (Tafsir, 2008: 147). Misalnya tentang pembagian warisan yang dinyatakan secara sharih (jelas) di dalam al-Qur’an, bahwa anak laki-laki mendapat bagian lebih besar, yakni dua kali dari anak perempuan. Melihat hal ini, orang segera mengambil kesimpulan bahwa ajaran Islam tidak adil. Kesimpulan semacam ini tidak sah karena ada kesalahan pada segi epistemologi. Demikian pula dalam masalah poligami atau masalah-masalah lain yang terkait dengan gender maupun yang tidak. Oleh karena itu, jika ada pernyataan bahwa dalam kitab suci al- Qur’an terdapat unsur ketidakadilan, maka yang harus dilakukan adalah membaca ulang dan mencoba memahami al-Qur’an secara komprehensif. Apabila setelah menelaah ulang masih juga merasa ada ketidakadilan, yang perlu diperhatikan adalah mungkin saja ada kesalahan persepsi manusia dalam mendifinisikan sebuah konsep keadilan. 3. Cadar Bagi Wanita Cadar bagi wanita, menurut Imam Asy Syafi’i ra menegaskan dalam Al Umm (1/109);, ‫ووجهها‬ ‫كفيها‬ ‫إال‬ ‫عورة‬ ‫المرأة‬ ‫وكل‬ “Dan setiap wanita adalah aurat kecuali kedua telapak tangan dan wajahnya.” Pendapatini yang masyhur dari pendapat ulama Syafi’iyah yang ada: Imam Nawawi ra dalam Al-Majmu’ (3/169) mengatakan, ‫والكفين‬ ‫الوجه‬ ‫اال‬ ‫بدنها‬ ‫جميع‬ ‫الحرة‬ ‫وعورة‬ ‫االمة‬ ‫وكذلك‬ ‫وركبته‬ ‫سرته‬ ‫بين‬ ‫ما‬ ‫الرجل‬ ‫عورة‬ ‫أن‬ ‫مذهبنا‬ ‫من‬ ‫المشهور‬ ‫ان‬ ‫احمد‬ ‫عن‬ ‫رواية‬ ‫وهي‬ ‫وطائفة‬ ‫مالك‬ ‫قال‬ ‫كله‬ ‫وبهذا‬ “Pendapat yang masyhur di madzhab kami (Syafi’iyah) bahwa aurat pria adalah antara pusar hingga lutut, begitu pula budak wanita. Sedangkan aurat wanita merdeka adalah seluruh badannya kecuali wajah dan telapak tangan. Demikian pula pendapat yang dianut oleh Imam Malik dan sekelompok ulama serta menjadi salah satu pendapat Imam Ahmad.” Ibnul Mundzir menyandarkan pendapat ini kepada Imam Asy Syafi’i dalam Al Awsath (5/70), beliau katakan dalam kitab yang sama (5/75), ‫سوى‬ ‫بدنها‬ ‫جميع‬ ‫الصالة‬ ‫في‬ ‫تخمر‬ ‫أن‬ ‫المرأة‬ ‫على‬‫وكفيها‬ ‫وجهها‬ “Wajib bagi wanita menutup seluruh badannya dalam shalat kecuali wajah dan kedua telapak tangannya”. Syaikh ‘Amru bin ‘Abdil Mun’im Salim mengatakan,“Sungguh sangat aneh sebagian orang yang menukil dari ulama Syafi’iyah dalam masalah ini, tidak bisa membedakan antara dua hal: a. Melihat wajah dan telapak tangan, itu boleh selama aman dari fitnah (godaan). Hal ini disepakati oleh ulama Syafi’iyah.
  • 8. 8 b. Hukum menyingkap wajah dan kedua telapak tangan, telah terbukti di atas bahwa ulama Syafi’iyah membolehkan tanpa syarat. Mereka tidak bisa membedakan dua hal ini sampai akhirnya rancu. Sehingga mereka pun mensyaratkan hal kedua di atas (hukum menyingkap wajah) selama aman dari fitnah. Ini jelas keliru karena telah mencampur adukkan dua hukum di atas. Seperti kita contohkan lainnya, beda antara hukum suara wanita aurat atau bukan ? dengan hukum wanita memberi salam pada laki-laki boleh ataukah tidak ?. Suara wanita bukanlah aurat sebagaimana diterangkan dalam hadits yang shahih. Sedangkan memberi salam pada laki- laki itu disyaratkan boleh selama aman dari fitnah.” (Jilbab Al Mar-ah Al Muslimah, 192-193) Dalam madzhab Syafi’i jika dikatakan pendapat yang masyhur berarti adalah pendapat di kalangan ulama madzhab (bukan pendapat Imam Syafi’i) dan merupakan pendapat yang lebih tersohor, namun ada pendapat ulama Syafi’iyah lainnya yang dalilnya juga kuat. Artinya ada sebagian ulama Syafi’iyah yang juga punya pendapat bahwa menutup wajah itu wajib dan dalilnya sama kuat. Namun sebagaimana kata Imam Nawawi, pendapat yang menyatakan bahwa aurat wanita adalah seluruh badan selain wajah dan telapak tangan merupakan pendapat yang lebih tersohor di madzhab Syafi’iyah. Ada beda pendapat antara ulama Syafi’iyah terdahulu dan belakangan. ulama Syafi’iyah membedakan bahwa aurat wanita adalah seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan, ini berlaku dalam shalat. Sedangkan aurat di luar shalat adalah seluruh badan termasuk wajah dan telapak tangan. Namun yang dipahami oleh Syaikh ‘Amru di atas, ulama Syafi’iyah terdahulu (Imam Asy Syafi’i dan Imam Nawawi) memutlakkan aurat wanita adalah seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan. Jika diperhatikan beda antara hukum memandang wajah wanita dan hukum menyingkap wajah,ini dua hal dua hal yang berbeda. Dalam buku “ al-Niqab adah wa laisa ibadah” yang ditulis oleh Prof Dr Hamdi Zaqzuq Menteri Perwaqafan tahun 2008 menyatakan Para ulama Mesir senior berpendapat bahwa cadar adalah sebagai tradisi kaum wanita bukan ibadah. Lebih rinci pada buku itu dengan mengutip pandangan Syeikh Muhammad Al-Ghazali,dalam bukunya Al-Sunnah al-Nabawiyah bayna Ahli al-Fiqh Wa al-Rakyi, bahwa Islam telah mewajibkan bagi wanita untuk membuka wajah dalam ibadah haji, ibadah shalat dan tidak dalil dalam Al-qur’an hadis dan akal yang menyuruh menutup wajah. Ibadah perlu dalil yang tegas, memang diketahui bahwa sebagian kaum wanita pada msa jahiliyah dan awal Islam mengenakan cadar tutup wajah, tetapi perbuatan ini hanya tradisi bukan ibadah.(Al-Niqab: 8-9 ) Sumber https://rumaysho.com/1760-menutup-wajah-menurut-madzhab-syafii.html 4. LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender). Ada 4 istilah yang terangkum dalam singkatan LBJTini yaitu: 1) Lesbian artinya wanita yang mencintai atau merasakan rangsangan seksual dengan sesama wanita. 2) Gay adalah istilah yang digunakan bagi lelaki penyuka sesama lelaki. 3) Biseksual adalah orang yang
  • 9. 9 memiliki ketertarikan kepada lelaki sekaligus kepada perempuan, dan 4) Transgender adalah orang yang memiliki identitas gender atau ekspresi gender yang berbeda dengan seksnya yang ditunjuk saat lahir (waria/wadam). Secara umum, empat istilah di atas disebut homoseksual, yaitu keadaan tertarik kepada orang lain dari jenis kelamin yang sama. Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili mengidentifikasikan tiga istilah yang relevan dengan LGBT yaitu zina, liwath dan Sihaq.Pertama, Zina yaitu hubungan kelamin antara lelaki dengan wanita yang bukan pasangan suami istri yang sah.Kedua, Liwath (Gay) yaitu hubungan homoseksual antara lelaki dengan lelaki.Ketiga, Sihaq (lesbi) yaitu hubungan homoseksual antara wanita dan wanita. Para ulama sepakat bahwa Liwath (gay) dan Sihaq (lesbi) statusnya lebih buruk dibandingkan Zina.Allah menyebutkan perilaku homoseksual (gay dan lesbi) dalam Al-Quran pada ayat-ayat yang mengisahkan kehidupan ummat Nabi Luth As.Dari 27 ayat yang memuat kisah Nabi Luth As. dengan kaumnya, terdapat tiga ayat yang menyebut perilaku homoseksual (gay dan lesbi) dengan “fahisyah”.Selain pada kedua ayat di atas (Q.S. Al-A’raf [7]: 80 dan Q.S. Al-Ankabut [29]: 28 satu ayat lagi terdapat pada Q.S. An-Naml [27]: 54 ( ( َ‫ون‬ُ‫ر‬ ِ‫ْص‬‫ب‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ش‬ ِ‫اح‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ْ‫َأ‬‫ت‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ِ‫ل‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ً‫ط‬‫و‬ُ‫ل‬ َ‫و‬٥٤ “Dan ingatlah kisah Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “mengapa kamu mengerjakan Fâhisyah (keji) sedang kamu memperlihatkannya?”. Ketika menafsirkan ayat di atas, Ibnu Katsir mengatakan: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Luth, dan ingatkanlah Luth ketika ia berkata kepada kaumnya. Luth adalah putra Haran, putra Azar, putra saudara laki-laki Nabi Ibrahim Al-Khalil As. yang telah beriman bersama Nabi Ibrahim As. dan hijrah bersamanya ke negeri Syam. Allah mengutus Nabi Luth As. kepada kaum Sodom dan daerah-daerah sekitarnya untuk menyeru mereka agar menyembah Allah, memerintahkan mereka untuk mengerjakan kebajikan, melarang mereka berbuat munkar. Saat itu kaum Sodom tenggelam dalam perbuatan dosa. Hal-hal yang diharamkan dan perbuatan keji yang mereka ada-adakan dan belum pernah dilakukan oleh seseorang pun keturunan Adam dan juga oleh makhluk lain, yaitu mendatangi orang laki-laki, bukan perempuan (homoseks). Kota Sodom (bahasa Arab: ‫سدوم‬ / Sadūm) inilah yang daripadanya lahir istilah sodomy. Dalam bahasa Ibrani, sodom berarti terbakar dan Gemorah (bahasa Arab: ‫عمورة‬ ʿ/ Amūrah) berarti terkubur. Di dalam Al-Quran kaumnnya Nabi Luth Alaihi salam disebut “Al- Mu’tafikat” yang artinya di jungkir-balikkan (Q,S An Najm :53) ‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ َ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫ف‬َ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ “Dan negeri-negeri kaum Luth yang telah dihancurkan Allah”.
  • 10. 10 Perbuatan tersebut merupakan suatu hal yang belum pernah dilakukan oleh seorang keturunan Adam dan belum pernah terlintas dalam hati mereka untuk melakukannya selain kaum Sodom. Semoga laknat Allah tetap menimpa mereka”. Sehubungan dengan firman Allah: “Yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia) ini sebelum kalian”.( Q.S Al-A’araf: 80). Amr bin Dinar berkata: “Tidak seorang lelaki pun menyetubuhi lelaki kecuali kaum Luth yang pertama melakukannya”.Al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah Bani Umayah, pendiri Masjid Jami’ Damaskus berkata: “Seandainya Allah tidak menceritakan kepada kita tentang berita kaum Luth, niscaya kita tidak percaya bahwa ada lelaki yang menaiki lelaki”. Para ahli tafsir juga mengatakan: ”Sebagaimana kaum lelaki, kaum wanitanya Nabi Luth juga melampiaskan nafsunya dengan sesama wanita”. Al-Quran menyebutkan perilaku homoseksual ini sebagai “fâhisyah” karena kaum gay dalam menyalurkan nafsu seksualnya dengan cara sodomi (liwath) yang secara istilah syariat definisinya adalah memasukan kepala penis ke dalam dubur/anus pria lainnya.Perilaku ini sudah tentu sangat menjijikan, karena seorang laki-laki menyetubuhi dubur/anus laki-laki lain, sedangkan di dalam dubur itu terdapat kotoran besar yang bau, kotor dan jorok, sehingga manusia yang normal pasti menolaknya. Al-Quran mengisyaratkan dampak negatif perilaku gay sebagai berikut: ( ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ َ‫اب‬ َ‫و‬َ‫ج‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ َ‫َر‬‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ِي‬‫د‬‫َا‬‫ن‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ْ‫َأ‬‫ت‬ َ‫و‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫ع‬َ‫ط‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫و‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ِّ‫الر‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ْ‫َأ‬‫ت‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫ئ‬َ‫أ‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ َّ‫َّللا‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫ت‬ْ‫ئ‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ َ‫ِين‬‫ق‬ِ‫د‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ “Apakah (pantas) kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar”. Q.S. Al-Ankabut (28):29). Menurut Tafsir Jalalain, yang di maksud “Taqtha’ûnas sabîl” adalah melakukan perbuatan keji di jalan yang dilewati manusia, sehingga manusia tidak mau lagi melewati jalan itu.Muhammad Quraish Syihab dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan ayat di atas sebagai berikut: “Sesungguhnya yang kalian lakukan (homoseksual) adalah kemungkaran yang membinasakan, kalian melakukan perbuatan keji dengan para lelaki, kalian memutuskan jalan untuk mengembangkan keturunan sehingga hasilnya adalah kehancuran. Kalian melakukan kemungkaran-kemungkaran dalam masyarakat tanpa rasa takut kepada Allah dan rasa malu di antara kalian”.
  • 11. 11 Ibnu Katsir ketika menjelaskan kalimat “fî nâdîkum al-munkar” (mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuan kalian) menurut Mujahid, perbuatan mungkar tersebut adalah sebagian mereka menyetubuhi sebagian yang lain di depan mata sekumpulan manusia.Menurut Aisyah ra dan Al Qasim, perbuatan munkar tersebut ialah mereka berkumpul di tempat-tempat pertemuan sambil saling kentut dan tertawa-tawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa perbuatan munkar mereka adalah adu kambing (domba) dan sabung ayam. Semua perbuatan itu merekalah yang mula-mula melakukannya. Bahkan perbuatan mereka jauh lebih jahat dari pada sekadar itu. Dari uraian di atas diketahui bahwa LGBT menimbulkan berbagai dampak negatif di masyarakat dengan terputusnya generasi (keturunan) dan berbagai tindakan kejahatan lain. Prof. Dr. Abdul Hamid Al-Qudah, spesialis penyakit kelamin menular dan AIDS di Asosiasi Kedokteran Islam Dunia menjelaskan dampak-dampak yang ditimbulkan LGBT sebagai berikut: 1) Dampak kesehatan 78 % pelaku homoseksual terjangkit penyakit-penyakit menular dan rentan terhadap kematian. Rata-rata usia laki-laki yang menikah adalah 75 tahun, sedangkan rata-rata usia gay adalah 42 tahun, dan menurun menjadi 39 tahun jika menjadi korban AIDS. Rata-rata usia wanita yang bersuami dan normal adalah 79 tahun, sedangkan rata-rata usia lesbian adalah 45 tahun. 2) Dampak sosial Seorang gay akan sulit mendapatkan ketenangan hidup karena selalu berganti ganti pasangan. Penelitian menyatakan: “Seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang pertahunnya. Sedangkan pasangan zina saja tidak tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya “. Sebanyak 43 persen orang gay yang didata dan diteliti menyatakan bahwa seumur hidupnya melakukan homoseksual dengan 500 orang. 28 persen melakukannya dengan lebih dari 1,000 orang. 79 persen melakukannya dengan pasangan yang tidak dikenali sama sekali dan 70 persen hanya merupakan pasangan kencan satu malam atau beberapa menit saja. Berdasarkan penelitian di atas, melegalkan pasangan LGBT dalam ikatan pernikahan pada hakikatnya adalah tindakan yang sia-sia. 3) Dampak pendidikan Penelitian membuktikan bahwa pasangan homo menghadapi permasalahan putus sekolah lima kali lebih besar dari pada siswa normal karena mereka merasakan ketidakamanan dan 28 persen dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah. 4) Dampak keamanan
  • 12. 12 Kaum homoseksual menyebabkan 33 persen pelecehan seksual pada anak-anak di Amerika Serikat (AS), padahal populasi mereka hanyalah 2 persen dari keseluruhan penduduk negara itu. Sementara itu, di Indonesia melalui riset dengan bantuan Google dalam kurun waktu 2014 hingga 2016, telah terjadi 25 kasus pembunuhan sadis dengan latar belakang kehidupan pelaku dan atau korban dari kalangan pelaku homoseksual. Mengingat buruknya dampak perilaku homoseksual ini, Allah telah menghukum pelakunya dengan hukuman yang sangat berat. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Hijr [15]: 72-74. َ‫ل‬( َ‫ون‬ُ‫ه‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬ َ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ك‬ُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ع‬٧٢( َ‫ِين‬‫ق‬ ِ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫م‬ ُ‫ة‬َ‫ح‬ْ‫ي‬َّ‫ص‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬َ‫ف‬ )٧٣ْ‫ن‬ِ‫م‬ ً‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬ ِ‫ح‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ط‬ْ‫م‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ف‬ ) ( ٍ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ج‬ِ‫س‬٧٤ “Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)(72). Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang menggunturkan ketika matahari akan terbit(73). Maka kami jungkir-balikkan negeri itu dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.(74)”. Ibnul Qayyim menerangkan, karena dampak dari perilaku gay adalah kerusakan yang besar, maka balasan yang diterima di dunia dan akhirat adalah siksaan yang sangat berat di dunia dan di akhirat.Pada rangkaian ayat-ayat ini, Allah menjelaskan tiga bentuk siksaan sekaligus yang ditimpakan kepada pelaku gay di zaman Nabi Luth Alaihi Salam yaitu mereka disiksa dengan suara keras mengguntur yang terjadi menjelang matahari terbit, bersama dengan itu, negeri mereka yang terangkat tinggi ke udara kemudian dibalik yang semula di atas menjadi di bawah, sambil dihujani batu yang keras yang berjatuhan secara bertubi-tubi di atas kepala mereka. Sebagaimana yang disebutkan di ayat lain, yaitu Q.S. Hud [11}: 82:83: ِ‫م‬ ً‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬ ِ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ط‬ْ‫م‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫س‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ‫َا‬‫ن‬ُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬( ٍ‫د‬‫ُو‬‫ض‬ْ‫ن‬َ‫م‬ ٍ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ج‬ِ‫س‬ ْ‫ن‬٨٢َ‫ين‬ِ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ظ‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ِي‬‫ه‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ‫ّك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ً‫ة‬َ‫م‬ َّ‫و‬َ‫س‬ُ‫م‬) ((‫يد‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ِ‫ب‬٨٣ “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar.Yang diberi tanda oleh Tuhanmu.Dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang yang zalim”. Al- Bukhari menjelaskan “Sijjil” adalah batu yang keras dan besar. Ulama lain berkata: “yaitu adalah batu tanah liat yang di bakar”. Ketika menjelaskan kata “musawwamatan” (yang diberi tanda), Ibnu Katsir menukilkan pendapat Qotadah dan Ikrimah (dua ahli tafsir generasi tabiin): “Bahwa kaumnya Nabi Luth As. dihujani dengan batu yang ditandai dengan terpahat di atasnya nama-nama orang yang akan ditimpa batu tersebut”.
  • 13. 13 Batu itu memercikkan bara dan mengenai penduduk negeri dan penduduk yang terpencar di berbagai desa sekitarnya. Suatu saat, seorang sedang berbicara di tengah-tengah manusia, tiba-tiba ia tertimpa batu dari langit dan jatuh di antara mereka. Batu-batu itu bertubi- tubi menghujani mereka hingga seluruh negeri dan mereka mati semua. Menurut para ahli tarikh (sejarah), kehancuran kaumnya Nabi Luth As yang bergelimang maksiat itu terjadi 4,000 tahun yang lalu. Tidak ada petunjuk lokasi di mana peristiwa itu terjadi hingga pada tahun 1924, seorang ahli purbakala bernama Wiliam Albert berangkat menuju Laut Mati untuk melakukan penelitihan di sana. Akhirnya, dia dan tim menemukan sisa-sisa kehancuran kaum Sodom dan Gemorah di sekitar Laut Mati tersebut. Sodom dan Gemora terletak di atas sesar Moab dan pembinasaan dua kaumnya Nabi Luth As ini diinterpretasikan terjadi melalui serangkaian bencana geologi dengan urutan: a) Pergerakan sesar Moab b) Gempa dengan magnitude 7,0 + SR yang menghancurkan kota-kota dan sekitarnya serta likuifaksi yang menenggelamkan sebagian wilayah kota-kota. c) Erupsi gunung garam dan gunung lumpur yang meletuskan halit, anhirdit, batu-batuan, aspal, lumpur, bitumen dan belerang. d) Kebakaran kota-kota di sekitarnya karena material hidrokarbon yang diletuskan terbakar sehingga menjadi hujan api dan belerang.Bencana kotastropik ini telah meratakan Sodom dan Gemorah dan menewaskan seluruh penduduk kecuali Nabi Luth Alaihi salam dua puterinya dan seorang yang beriman kepadanya. 5. Hukuman Homoseksual dan Cara Pencegahannya Seluruh ulama sepakat (ijma’) atas keharaman homoseksual. Ibnu Qudamah berkata: “Ulama sepakat atas keharaman liwath (sodomi). Allah telah mencelanya dalam kitab-Nya dan mencela pelakunya, demikian pula Rasulullah Saw juga mencelanya. Beliau bersabda: ( ( ‫ا‬ً‫ث‬‫ال‬َ‫ث‬ ، ٍ‫ط‬‫و‬ُ‫ل‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ َ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ َّ‫َّللا‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ، ٍ‫وط‬ُ‫ل‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ َ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ َّ‫َّللا‬ َ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫د‬َ‫م‬‫ح‬َ‫ا‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ر‬ “Allah mengutuk orang yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth.Allah mengutus orang yang berbuat seperti perbuatan Nabi Luth.Beliau bersabda sampai tiga kali”. (H.R Ahmad). Beliau juga telah menetapkan hukuman bagi pelaku homoseksual ini dalam sabdanya: ( َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫د‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ْ‫ن‬َ‫م‬‫الترمذى‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫(ر‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ل‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ ٍ‫وط‬ُ‫ل‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ “Barang siapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth Alaihi salam maka bunuhlah pelaku dan pasangannya”. (H.R. At- Tirmidzi).
  • 14. 14 Beliau mengatakan perbuatan homoseksual adalah sama dengan Zina, sebagaimana sabdanya: ( ِ‫ان‬َ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬ َ‫ز‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ‫َى‬‫ت‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫َان‬‫ت‬َ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬ َ‫ز‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ َ‫ة‬َ‫أ‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ة‬َ‫أ‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ت‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬‫البيهقى‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫(ر‬ “Apakah seorang lelaki mendatangi lelaki maka kedua-duanya telah berzina dan apabila seorang dan apabila wanita mendatangi wanita maka maka kedua-duanya telah berzina”. (H.R. Al-Baihaqi) Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili meriwayatkan hadist ini dari Abu Musa Al- Asy’ari ra.Berdasarkan hadis-hadis di atas, para ulama berbeda pendapat tentang hukuman bagi pelaku homoseksual.Imam Malik, Imam Asy Syafi’i dan Imam Ahmad mengatakan bahwa tindakan homoseksual mewajibkan hukuman Hadd karena Allah memperberat hukuman bagi pelakunya dalam kitab-Nya sehingga pelakunya harus mendapatkan hukuman hadd zina karena adanya makna perzinaan di dalamnya. Menurut ulama Syafi’iyah, hukuman hadd bagi pelaku homoseksual adalah sama dengan hukuman hadd zina. Jika pelakunya muhshan (sudah beristri atau bersuami) wajib dirajam sampai mati. Sedangkan jika pelakunya (belum beristri atau belum bersuami) di cambuk 100 kali dan diasingkan.ghairu muhshan Sementara itu, menurut Prof. Dr. Amir Abdul Aziz, Guru Besar Fiqh Perbandingan di Universitas dan Najah Al-Wathaniyah, Nablus, Palestina, pelaku homoseksual baik muhshan maupun ghairu Muhson hukuman haddnya adalah rajam. Pendapat ini sama dengan pendapat ulama Malikiyah dan pendapat ulama Hanafiah dalam salah satu versi riwayat yang paling kuat dari Imam Ahmad. Ketika menjelaskan hadist riwayat Imam At-Tirmidzi di atas, Imam Ash-Shan’ani (1059-1182 H) dalam “Subulus salam” mengatakan ada 4 pendapat tentang hukuman bagi pelaku homoseksual: 1) Dihukum dengan hadd zina yaitu dirajam bagi yang muhshan dan dijilid bagi yang ghairu muhshan. 2) Dibunuh baik pelaku maupun obyeknya baik muhshan maupun ghairu muhshan. 3) Dibakar dengan api, baik pelaku maupun obyeknya. Ini adalah pendapat para sahabat RasulullahSaw. 4) Dilempar dari tempat yang tinggi dengan kepala di bawah kemudian dilempari batu. ini adalah pendapat Abdulllah Bin Abbas Radhiallahu anhu. Adapun menurut Imam Abu Hanifah, pelaku homoseksual hanya dihukum ta’zir karena tindakan homoseksual tidak sampai menyebabkan percampuran nasab.Sedang ta’zirnya adalah dimasukkan ke penjara sampai bertaubat atau sampai mati.
  • 15. 15 Dari uraian di atas, Islam memandang bahwa perilaku LGBT bukanlah penyakit atau genetik tetapi merupakan tindak kejahatan. Islam menyebut pelakunya dengan sebutan yang sangat buruk antara lain: Al-Mujrimun (para pelaku kriminal) (QS Al -A’raf[7];84) : Al- Mufsidun (pelaku kerusakan) (Q.S. Al Ankabut [29]; 30), Az-Zalimum(orang yang menganiyaya diri) (Q.S. Al Ankabut [29];31) Apa yang dinyatakan Al-Quran ini adalah benar. Susan Cohran, seorang psikolog dan ahli epidemiologi dari University of California (AS) berkata: “Tidak masuk akal memasukkannya ke dalam buku dan berkata, “Ini adalah penyakit” jika tidak ada bukti bahwa itu adalah penyakit”. Demikian kata Cohran menanggapi soal gay dalam sebuah panel yang diselenggarakan Lembaga PBB untuk kesehatan, WHO (World Health Organization). Untuk mencegah kejahatan yang sangat membahayakan ini, Islam memberikan beberapa ketentuan, antara lain: 1) Merendahkan pandangan/menundukan pandangan. 2) Berpakaian yang menutup aurat. 3) Memperbanyak puasa sunnah. 4) Memisahkan tempat tidur anak ketika ketika sudah berumur 10 tahun. 5) Menghindari perilaku wanita menyerupai pria dan sebaliknya. Sikap tomboy wanita dan lemah gemulai seorang pria dilarang dalam Islam. 6) Memilih teman pergaulan dan menghindari pergaulan bebas. 7) Mewujudkan keluarga harmonis yang penuh ketenangan dan diliputi kasih sayang. 8) Rajin dalam beribadah terutama shalat dan membaca Al-Quran. (AT/hnh/P1)