SlideShare a Scribd company logo
GENDER DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
Disusun oleh:
1. Oktavia Winda D (23020115120024)
2. Ritna Ningsih (23020115120033)
3. Egi Aliyul R (23020115120035)
4. Tsabitah Nida A (23020115130098)
RUMUSAN MASALAH
 Apa yang dimaksud dengan gender ?
Apa saja prinsip-prinsip dalam kesetaraan gender ?
Bagaimana gender menurut pandangan islam ?
 Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti jenis
kelamin.
 Dalam Webster's New World Dictionary, gender
diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-
laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah
laku.
 Dalam Women's Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa
gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya
membuat pembedaan dalam hal peran, perilaku,
mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki
dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
PENGERTIAN GENDER
Hilary M. Lips mengartikan gender sebagai
harapan-harapan budaya terhadap laki-laki
dan perempuan (cultural expectations for
women and men).
Lindsey menganggap semua ketetapan
masyarakat perihal penentuan seseorang
sebagai laki-laki atau perempuan adalah
termasuk bidang kajian gender (What a given
society defines as masculine or feminin is a
component of gender).
H. T. Wilson dalam Sex and Gender
mengartikan gender sebagai suatu dasar
untuk menentukan pengaruh faktor budaya
dan kehidupan kolektif dalam membedakan
laki-laki dan perempuan.
Showalter mengartikan gender lebih dari
sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan
dilihat dari konstruksi sosial budaya, tetapi
menekankan gender sebagai konsep analisa
yang kita dapat menggunakannya untuk
menjelaskan sesuatu
Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat
dipahami bahwa gender adalah suatu konsep
yang digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat
dari segi pengaruh sosial budaya. Gender
dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa
masyarakat (social constructions), bukannya
sesuatu yang bersifat kodrati. Dalam konteks
tersebut, gender harus dibedakan dari jenis
kelamin (seks).
Oakley mengemukakan bahwa gender bukan
perbedaan biologis dan bukan kodrat Tuhan.
Perbedaan biologis yakni perbedaan jenis kelamin
adalah kodrat Tuhan dan oleh karenanya secara
permanen berbeda.
Sedangkan gender adalah perbedaan prilaku
(behavioral differences) antara laki-laki dan
perempuan yang dikonstruksi secara sosial yakni
perbedaan yang bukan kodrat atau bukan
ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh
manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses
sosial dan kultural yang panjang.
Menurut Mansour Fakih perbedaan gender
akan melahirkan manifestasi ketidakadilan
antara lain: terjadi marginalisasi (pemiskinan
ekonomi) terhadap kaum perempuan,
terjadinya subordinasi pada salah satu jenis
kelamin, pelabelan negatif (stereotype),
kekerasan (violence), menanggung beban
kerja domestik lebih banyak dan lebih lama
(doble burden),
QS. Al-A’raaf: 158:
Prinsip-Prinsip
dalam Kesetaraan Gender
Menurut pandangan Islam laki-laki dan perempuan adalah
sama, karena mereka merupakan kelompok umat manusia
yang satu. Islam tidak membeda-bedakan antara laki-laki
dan perempuan di dalam mengajak manusia kepada
keimanan. Seperti firman Allah dalam Artinya:
“Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang
mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan
dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah
dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan
ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk.”
• Islam menyerukan kepada kaum pria dan wanita
agar berhias dengan perangai terpuji, yang
bersangkutan dengan hukum-hukum syara’
sebagai akhlak yang harus dimiliki bersama. Allah
SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah 153
•
• Artinya:
• “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar
dan shalat sebagai penolongmu Sesungguhnya
• Islam mempersamakan antara laki-laki dan perempuan
didalam tata hokum mu’amalat seperti jual beli,
perkontrakan perwakilan, tanggungan/jaminan dan
aqad-aqad lainnya yang berkaitan dengan manusia.
Allah SWT berfirman :
•
• Artinya :
• “…bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa
yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun)
ada bahagian dari apa yang mereka usahakan…”.
• itu Allah SWT juga menjatuhkan hukuman dan sanksi kepada laki-
laki maupun perempuan yang melakukan pelanggaran terhadap
perintah Allah SWT sebagaimana yang terkandung dalam QS. An-
Nuur :2 serta QS.An-Nuur: 4-5 yaitu:
•
• Artinya :
• “perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan
hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”
•
•
• Artinya:
• “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik
(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi,
Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera,
dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-
lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik, kecuali orang-
orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
• Selain itu, Nasaruddin Umar mengemukakan bahwa ada beberapa variabel yang dapat digunakan
sebagai standar dalam menganalisa prinsip-prinsip kesetaraan gender dalam al-Qur’an. Variabel-
variabel tersebut antara lain sebagai berikut:
•
•
• Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba
• Salah satu tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Tuhan, sebagaimana
disebutkan dalam QS. al-Zariyat: 56:
•
• Artinya
• “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
• Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan
siapa yang banyak amal ibadahnya, maka itulah mendapat pahala yang besar tanpa harus melihat
dan mempertimbangkan jenis kelaminnya terlebih dahulu. Keduanya mempunyai potensi dan
peluang yangsama untuk menjadi hamba ideal. Hamba ideal dalam Al-Qur’an biasa diistilahkan
dengan orang-orang bertaqwa (muttaqûn), dan untuk mencapai derajat muttaqûnini tidak dikenal
adanya perbedaan jenis kelamin, suku bangsa atau kelompok etnis tertentu.
• Syafiq Hasyim, Hal-Hal yang Tak Terpikirkan tentang Isu-Isu Keperempuanan dalam Islam,
(Bandung,: Mizan, 2001), hlm. 210
•
2Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi
• Maksud dan tujuan penciptaan manusia di muka bumi
ini adalah, disamping untuk menjadi hamba (âbid) yang
tunduk dan patuh serta mengabdi kepada Allah Swt.,
juga untuk menjadi khalifah di bumi (khalifah fî al-ard).
Kapasitas manusia sebagai khalifah di bumi ditegaskan
di dalam QS. al-An’am: 165:
•
• Artinya:
• “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di
bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
• Kata khalifah dalam ayat tersebut tidak menunjuk kepada
salah satu jenis kelamin atau kelompok etnis tertentu. Laki-
laki dan perempuan mempunyai fungsi yang sama sebagai
khalifah, yang akan mempertanggungjawabkan tugas-tugas
kekhalifahannya di bumi, sebagaimana halnya mereka
harus bertanggung jawab sebagai hamba Tuhan.
• Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian primordial
• Laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah dan menerima
perjanjian primordial denganTuhan. Seperti diketahui, menjelang seorang
anak manusia keluar dari rahim ibunya, ia terlebih dahulu harus menerima
perjanjian dengan Tuhannya, sebagaimana disebutkan dalam QS. al-A’raf:
172:
•
• Artinya:
• “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata- kan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan).”
Menurut Fakhr al-Razi dalam Ema Marhumah, tidak
ada seorang pun anak manusia lahir di muka
bumi ini yang tidak berikrar akan keberadaan
Tuhan, dan ikrar mereka disaksikan oleh para
malaikat. Tidak ada seorang pun yang
mengatakan “tidak”. Dalam Islam, tanggung
jawab individual dan kemandirian berlangsung
sejak dini, yaitu semenjak dalam kandungan.
Sejak awal sejarah manusia. Dengan demikian
dalam Islam tidak dikenal adanyadiskriminasi
jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan sama-
sama menyatakan ikrar ketuhanan yang sama
• Selain itu, Allah juga menjelaskan dalam QS. Al-Isra: 70
sebagai berikut:
•
• Artinya:
• “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan,
Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
Ayat tersebut menunjukkan kepada seluruh anak
cucu Adam, tanpa membedakan jenis kelamin,
suku bangsa, dan warna kulit. Dalam al-Qur’an
tidak pernah ditemukan satu ayat pun yang
menunjukkan keutamaan seseorang karena factor
jenis kelamin atau karena keturunan suku bangsa
tertentu. Kemandirian dan otonomi perempuan
dalam tradisi Islam sejak awal terlihat begitu
kuat. Perjanjian, bai’at, sumpah, dan nazar yang
dilakukan oleh perempuan mengikat dengan
sendirinya sebagaimana halnya laki-laki
• Gender dalam perspektif islam
• Perdebatan hukum Islam dengan realitas
zaman selalu menuntut timbulnya pertanyaan
ulang terhadap hasil pemikiran ulama
terdahulu, terutama jika dikaitkan dengan
masalah saat ini yang semakin luas dan
kompleks. Apabila diperhatikan sejarah
perkembangan hukum Islam dari masa ke
masa, ditemukan bahwa hukum
Islam mampu mengantisipasi setiap problema yang
muncul. Hal ini disebabkan oleh kemampuan
mujtahid dalam menggali dan meng-istimbath-
kan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an
dan hadis Nabi SAW, sesuai dengan tuntutan
zaman. Dengan demikian ketika terjadi kesalahan
produk hukum Islam dalam kasus tertentu boleh
jadi penyebabnya adalah pembuat hukum itu
sendiri bukan Islam dan ajarannya yang
bersumber dari Allah
Salah satu bukti perkembangan hukum Islam yang sangat pesat sejak
zaman permulaan Islam dan pengaruhnya terasa hingga sekarang
ialah munculnya berbagai mazhab dalam pemikiran hukum Islam
dari kalangan Sunni maupun Syi’ah, baik yang masih bertahan
sampai sekarang maupun yang sudah punah. Salah satu penyebab
munculnya berbagai mazhab tersebut ialah adanya perbedaan
kondisi sosial masyarakat yang dihadapi para pendiri (imam)
mazhab bersangkutan. Namun dalam kondisi saat ini perlu
ditegaskan bahwa kaum muslimin tidak perlu terpaku pada
pendapat salah satu mazhab. Dengan kata lain bahwa pendapat
setiap imam mazhab dapat dijadikan pegangan yang menjadi tolok
ukur dalam memegang suatu pendapat dari mazhab tertentu ialah
kesesuaiannya dengan situasi dan kondisi masyarakat. Bahkan tidak
menutup kemungkinan akan lahir pemikir-pemikir baru (mujtahid)
era modern.
Salah satu topik yang menarik dan selalu aktual diperbincangkan
adalah isu kesetaran gender. Contoh kasus kondisi masyarakat di
Minang yang menempatkan garis keturunan perempuan lebih tinggi
dari laki-laki, sementara kondisi yang terjadi pada masyarakat Bugis-
Makassar yang memberikan posisi yang sangat agung bagi
perempuan, khususnya dalam persoalan pekerjaan (kasar seperti
bertani) yang mana hal tersebut terjadi karena adanya konstruksi
budaya turun temurun dipertahankan dari generasi ke generasi.
Terkadang ada yang mengatakan bahwa ajaran Islam tidak
mengakomodir kepentingan kaum perempuan secara adil dengan
kaum laki-laki misalnya dalam kepemimpinan yang mana laki-laki
diberi kewenangan mutlak, warisan dengan adanya ketentuan 2:1,
demikian juga adanya kebolehan poligami bagi laki-laki sementara
perempuan merasa terzolimi.Berkaitan dengan fenomena itulah
sehingga diperlukan adanya upaya penggalian hukum secara
menyeluruh dengan mempertimbangkan berbagai faktor termasuk
situasi dan kondisi serta perkembangan masyarakat dewasa ini
khususnya dalam menyikapi kesetaraan gender dan implikasi
hukum yang bertalian dengannya. Untuk mencapai keadilan gender
haruslah ada ikhtiar tak kenal lelah untuk meraih keseimbangan
yang lebih autentik antara kewajiban dan hak di dalam hidup kaum
perempuan dengan pemberdayaan yang dilakukan oleh kaum
perempuan sendiri, bersama-sama dengan kaum laki-laki
sebagaimana dikemukakan dalam al-Quran bahwa laki-laki dan
perempuan saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam
menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran sesuai dengan
perkembangan situasi dan zaman serta tempat dimana mereka
berada.
• . Implikasinya kesetaran gender dan dalam hukum Islam antara lain dapat
terlihat pada hal berikut:
• Terjadinya transformasi pemikiran hukum Islam yang bertalian dengan isu
kesetaraan relasi antara laki-laki dan perempuan dalam teks al-Qur’an
maupun hadis. Seperti pada hukum poligami dan kewarisan dalam
Islam.Dalam QS.al-Nisa’: 3
•
• Artinya:
• “dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih
dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
Allah jelas telah mensyari’atkan praktek poligami. Hanya saja
ketetapan hukumnya belum jelas apakah mubah, wajib
atau sunnah. Para ulama sepakat menetapkan bahwa ayat
tersebut merupakan dasar hukum kebebasan berpoligami.
Untuk itu harus kita menelusuri sejarah kehidupan bangsa
Arab sebelum Islam.Dalam sejarah ditemukan bahwa orang
Arab gemar beristri banyak sampai puluhan orang.
Kebiasaan ini tidak mungkin dihilangkan begitu saja karena
telah membudaya di masyarakat. Untuk menghilangkan
kegemaran tersebut secara bertahap, diturunkan ayat
untuk membatasi ketentuan berpoligami itu hanya sampai
4 orang, dengan syarat mampu berbuat adil.
• Dalam hal kewarisan ada ayat yang menetapkan laki-laki mendapatkan 2 bagian dari perempuan
(2:1) seperti yang terdapat pada QS. al-Nisa’ 11 yaitu:
•
• Artinya:
• Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian
seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan dan jika anak itu
semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan;
jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang
ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu
mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-
bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa
saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah
dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan
anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak)
manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana.
Telah tegas (qath’i) namun perlu diinterpretasi siapa yang berhak
mendapat status laki-laki dan perempuan. Laki-laki tidak mesti
karena jenis kelaminnya tetapi dapat dilihat dari aspek perannya.
Jika perempuan lebih dominan berperan dalam memberi nafkah,
mengurus orang tua, saudara serta keluarga lainnya, maka boleh
jadi perempuan tersebut dihukum laki-laki dan memperoleh 2
bagian. Sementara laki-laki mendapat satu bagian. Untuk itulah
diperlukan alat takar siapa yang lebih berjasa, maka itu mendapat
lebih banyak sehingga tidak menutup kemungkinan perempuan bisa
mendapat sama dengan bagian laki-laki atau bahkan lebih. Jalan
lain yang dapat ditempuh adalah dengan upaya perdamaian (al-
sulh) diantara para ahli waris. Kedua hal tersebut dapat mengangkat
perolehan hak waris bagi perempuan tanpa mengubah ketentuan
Allah yang termaktub dalam al-Qur’an.
• Terjadinya Transformasi pemikiran di bidang profesi
seperti hakim perempuan dan profesi lainnya yang
umumnya dilakukan oleh kaum laki-laki
(kepemimpinan)
• Masalah pengangkatan perempuan menjadi hakim,
sejak dahulu telah menjadi perbincangan dikalangan
ulama, ada yang membolehkan dan ada pula yang
melarangnya. Dasarnya adalah hadis nabi yang
berbunyi:
• “Tidak akan beruntung suatu kaum apabila
menyerahkan pucuk pimpinannya kepada perempuan.”
Meskipun materi hadis tersebut hanya
mengenai pengangkatan pemimpin, tetapi
para ulama menganalogikannya dengan
pengangkatan hakim. Hal tersebut disebabkan
oleh beratnya tugas seorang hakim, yang
mungkin tidak jauh perbedaannya dengan
seorang pemimpin negara. Hakim bertugas
menyelesaikan perkara yang masuk, baik
perkara itu menyangkut hak Allah atau
menyangkut hak sesama manusia.
Di Indonesia khususnya di pengadilan agama, memberi
kesempatan kepada perempuan untuk diangkat menjadi
hakim untuk memutuskan persoalan perdata tertentu yang
ada kaitannya dengan hukum Islam, sehingga dapat
dipastikan bahwa konsistensinya menganut paham Imam
Abu Hanifah. Untuk mendukung pendapat tersebut, bahwa
persoalan hukum kekeluargaan (akhwal al-Syakhshiyah)
sebagai salah satu bagian dari hukum perdata Islam banyak
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian
perempuan, dan yang paling mengetahui hal-hal tersebut
adalah perempuan itu sendiri. Oleh karena itu tidak
sepantasnya seorang ulama menolak pengangkatan
perempuan sebagai hakim, dalam upaya membantu laki-
laki menyelesaikan perkara.
Menjadi sumber inspirasi munculnya peratuan
perundang-undangan yang memihak pada
kepentingan perempuan. Hal tersebut
dimungkinkan karena selama ini disadari atau
tidak masih terdapat produk hukum di negara
ini yang kurang mengakomodir kepentingan
dan keadilan bagi kaum perempuan
Salah satu contohnya adalah Undang-undang Perkawinan Indonesia tentang
syarat berpoligami, sebagaimana tercantum dalam pasal 4-5 yang
berbunyi: pengadilan hanya memberi izin kepada seorang suami yang
akan beristri lebih dari seorang apabila: (a) istrinya tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai istri, (b) istri mendapat cacat badan
atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dan (c) istri tidak dapat
melahirkan keturunan. (pasal 4: 2). Untuk dapat mengajukan permohonan
kepada pengadilan, sebagaiman dimaksud dalam pasal 4 di atas, harus
dipenuhi syarat-syarat: (a) adanya persetujuan dari istri/istri-istri, (b)
adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan istri dan
anak-anak mereka,dan (c) adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil
terhadap istri dan anak-anak mereka (pasal 5: 1) Dalam undang-undang
tersebut tersirat adanya unsur kesetaraan dan keadilan gender karena
suami hanya boleh berpoligami atas izin tertulis dari istri tanpa paksaan.
Selain itu suami harus mampu menjamin semua istri dan anak-anaknya
serta mampu berlaku adil atas semua istrinya.
• KESIMPULAN
• Dari beberapa uraian di atas gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini
adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions), bukan sesuatu yang bersifat
kodrati. Antara gender dan sex sangat berbeda, secara umum dapat dikatakan bahwa gender
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dan lebih banyak
berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek-aspek non biologis lainnya, maka
sex secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi
anatomi biologi.
• Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan persamaan mengandung prinsip-
prinsip kesetaraan seperti laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba (QS. Al-Zariyat ayat
56), laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai khalifah di bumi.(QS.Al-Baqarah:30), laki-lakidan
perempuan sama-sama menerima perjanjian primordial (QS. Al-A’raf:172).
• Implementasi kesetaraan gender perspektif al-Qur’an dalam hukum Islam terlihat pada adanya
transformasi hukum Islam yang berhubungan dengan isu kesetaraan relasi antara laki-laki dan
perempuan seperti pada hukum poligami dan kewarisan dalam Islam. Begitu juga di bidang profesi
seperti hakim perempuan serta memicu lahirnya produk hukum yang berpespektif kesetaraan dan
keadilan gender.
Gender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islam
Gender dalam perspektif islam

More Related Content

What's hot

Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiadaffi90
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 
teori asal usul agama
teori asal usul agamateori asal usul agama
teori asal usul agamamkazree
 
Leadership, kepemimpinan islam
Leadership, kepemimpinan  islamLeadership, kepemimpinan  islam
Leadership, kepemimpinan islamAziz Abdul
 
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi NegaraPancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi NegaraMuadz Nuruzzaman
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaAnis Masykhur
 
Studi islam dan isu kontemporer
Studi islam dan isu kontemporerStudi islam dan isu kontemporer
Studi islam dan isu kontemporerAtika Vania
 
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Asnita Meydelia C K
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok AjarannyaAhlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok AjarannyaA Faiz
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeRidwan Hidayat
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatRika Mouri
 
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptAisyah Turidho
 
Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam m10ehebat
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi KehidupanIman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupanananovia99
 

What's hot (20)

Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusia
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
teori asal usul agama
teori asal usul agamateori asal usul agama
teori asal usul agama
 
Ppt aqidah islam
Ppt aqidah islamPpt aqidah islam
Ppt aqidah islam
 
Leadership, kepemimpinan islam
Leadership, kepemimpinan  islamLeadership, kepemimpinan  islam
Leadership, kepemimpinan islam
 
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi NegaraPancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi Beragama
 
Studi islam dan isu kontemporer
Studi islam dan isu kontemporerStudi islam dan isu kontemporer
Studi islam dan isu kontemporer
 
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
AQIDAH ISLAM
AQIDAH ISLAMAQIDAH ISLAM
AQIDAH ISLAM
 
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok AjarannyaAhlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
Ahlussunnah Wal Jama'ah (ASWAJA): Pengertian dan Pokok Ajarannya
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
 
Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi KehidupanIman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 

Viewers also liked

Makalah Pendekatan Gender dalam Islam
Makalah Pendekatan Gender dalam IslamMakalah Pendekatan Gender dalam Islam
Makalah Pendekatan Gender dalam IslamAlief Reza KC
 
Jenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan genderJenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan gendersuher lambang
 
MAKALAH GENDER
MAKALAH GENDERMAKALAH GENDER
MAKALAH GENDERAna Sengga
 
Gender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agamaGender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agamaNailiamani Aman
 
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIAPERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIATri Chairani
 
Gender dan agama
Gender dan agamaGender dan agama
Gender dan agamaAman Kadis
 
Nasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah IslamNasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah IslamAlat_Survey_Pemetaan
 
Mengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminismeMengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminismeNaira Fiyya
 
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anMakalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anRessy Octaviani
 
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender editFeminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender editbintarijoesman
 
Design and Analysis of Algorithms
Design and Analysis of AlgorithmsDesign and Analysis of Algorithms
Design and Analysis of AlgorithmsArvind Krishnaa
 

Viewers also liked (20)

Makalah Pendekatan Gender dalam Islam
Makalah Pendekatan Gender dalam IslamMakalah Pendekatan Gender dalam Islam
Makalah Pendekatan Gender dalam Islam
 
Jenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan genderJenis kelamin dan gender
Jenis kelamin dan gender
 
Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
MAKALAH GENDER
MAKALAH GENDERMAKALAH GENDER
MAKALAH GENDER
 
Bias gender dlm pendidikan ppt
Bias gender dlm pendidikan pptBias gender dlm pendidikan ppt
Bias gender dlm pendidikan ppt
 
Ketidakadilan gender
Ketidakadilan genderKetidakadilan gender
Ketidakadilan gender
 
GENDER
GENDERGENDER
GENDER
 
Gender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agamaGender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agama
 
Gender
GenderGender
Gender
 
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIAPERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
 
Sex dan gender
Sex dan genderSex dan gender
Sex dan gender
 
Gender dan agama
Gender dan agamaGender dan agama
Gender dan agama
 
Nasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah IslamNasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
Nasionalisme dalam pandangan Syariah Islam
 
Mengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminismeMengapa harus jender dan feminisme
Mengapa harus jender dan feminisme
 
Modul 7
Modul 7Modul 7
Modul 7
 
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'anMakalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
Makalah Etos Kerja dalam Perspektif Al-Qur'an
 
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender editFeminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
 
Islam powerpoint WH
Islam powerpoint WHIslam powerpoint WH
Islam powerpoint WH
 
Design and Analysis of Algorithms
Design and Analysis of AlgorithmsDesign and Analysis of Algorithms
Design and Analysis of Algorithms
 
Feminisme
FeminismeFeminisme
Feminisme
 

Similar to Gender dalam perspektif islam

Week 4 konsep syahadah&tuntutannya
Week 4 konsep syahadah&tuntutannyaWeek 4 konsep syahadah&tuntutannya
Week 4 konsep syahadah&tuntutannyaredrumming
 
Sex Edukasi dr.Edi.ppt
Sex Edukasi dr.Edi.pptSex Edukasi dr.Edi.ppt
Sex Edukasi dr.Edi.pptNorishShofi
 
Ms islam religi all
Ms islam religi allMs islam religi all
Ms islam religi allLoveofpeople
 
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxKEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxMiftah Iqtishoduna
 
Tugas agama "Tujuan Islam"
Tugas agama "Tujuan Islam" Tugas agama "Tujuan Islam"
Tugas agama "Tujuan Islam" adofadhoil
 
Tugas agama "Tujuan Islam"
Tugas agama "Tujuan Islam"Tugas agama "Tujuan Islam"
Tugas agama "Tujuan Islam"adofadhoil
 
KONSEP KETUHANAN DAN TEOLOGI DALAM ISLAM
KONSEP KETUHANAN DAN TEOLOGI DALAM ISLAMKONSEP KETUHANAN DAN TEOLOGI DALAM ISLAM
KONSEP KETUHANAN DAN TEOLOGI DALAM ISLAMindah sulistyaningsih
 
Rpp 1 akidah islam
Rpp 1 akidah islamRpp 1 akidah islam
Rpp 1 akidah islamopik13
 
Allah dalam aqidah islamiah hasan al banna
Allah dalam aqidah islamiah hasan al bannaAllah dalam aqidah islamiah hasan al banna
Allah dalam aqidah islamiah hasan al bannaregi oka
 
Kliping tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi pergaulan bebas dan ...
Kliping tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi pergaulan bebas dan ...Kliping tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi pergaulan bebas dan ...
Kliping tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi pergaulan bebas dan ...Rizky Maulana
 
(9)islam pilihanku
(9)islam pilihanku(9)islam pilihanku
(9)islam pilihankuDr. Maman SW
 

Similar to Gender dalam perspektif islam (20)

#1. iman islam-ihsan
#1. iman islam-ihsan#1. iman islam-ihsan
#1. iman islam-ihsan
 
Week 4 konsep syahadah&tuntutannya
Week 4 konsep syahadah&tuntutannyaWeek 4 konsep syahadah&tuntutannya
Week 4 konsep syahadah&tuntutannya
 
Syumuliyatul islam
Syumuliyatul islamSyumuliyatul islam
Syumuliyatul islam
 
Sex Edukasi dr.Edi.ppt
Sex Edukasi dr.Edi.pptSex Edukasi dr.Edi.ppt
Sex Edukasi dr.Edi.ppt
 
CTU 101
CTU 101CTU 101
CTU 101
 
Ms islam religi all
Ms islam religi allMs islam religi all
Ms islam religi all
 
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxKEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
 
Pedoman Krr Islam
Pedoman Krr IslamPedoman Krr Islam
Pedoman Krr Islam
 
Tugas agama "Tujuan Islam"
Tugas agama "Tujuan Islam" Tugas agama "Tujuan Islam"
Tugas agama "Tujuan Islam"
 
Tugas agama "Tujuan Islam"
Tugas agama "Tujuan Islam"Tugas agama "Tujuan Islam"
Tugas agama "Tujuan Islam"
 
Agama ppt
Agama pptAgama ppt
Agama ppt
 
KONSEP KETUHANAN DAN TEOLOGI DALAM ISLAM
KONSEP KETUHANAN DAN TEOLOGI DALAM ISLAMKONSEP KETUHANAN DAN TEOLOGI DALAM ISLAM
KONSEP KETUHANAN DAN TEOLOGI DALAM ISLAM
 
Islam sebagai addin
Islam sebagai addinIslam sebagai addin
Islam sebagai addin
 
Rpp 1 akidah islam
Rpp 1 akidah islamRpp 1 akidah islam
Rpp 1 akidah islam
 
Allah dalam aqidah islamiah hasan al banna
Allah dalam aqidah islamiah hasan al bannaAllah dalam aqidah islamiah hasan al banna
Allah dalam aqidah islamiah hasan al banna
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Iman kepada rasul allah swt
Iman  kepada  rasul  allah  swtIman  kepada  rasul  allah  swt
Iman kepada rasul allah swt
 
Iman kepada rasul allah swt
Iman  kepada  rasul  allah  swtIman  kepada  rasul  allah  swt
Iman kepada rasul allah swt
 
Kliping tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi pergaulan bebas dan ...
Kliping tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi pergaulan bebas dan ...Kliping tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi pergaulan bebas dan ...
Kliping tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi pergaulan bebas dan ...
 
(9)islam pilihanku
(9)islam pilihanku(9)islam pilihanku
(9)islam pilihanku
 

Recently uploaded

Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024AndrianiWimarSarasWa1
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfTarkaTarka
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfyuniarmadyawati361
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfNurSriWidyastuti1
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxEkoPutuKromo
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxlastri261
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIgloriosaesy
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfgloriosaesy
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 

Gender dalam perspektif islam

  • 1. GENDER DALAM PERSPEKTIF ISLAM Disusun oleh: 1. Oktavia Winda D (23020115120024) 2. Ritna Ningsih (23020115120033) 3. Egi Aliyul R (23020115120035) 4. Tsabitah Nida A (23020115130098)
  • 2. RUMUSAN MASALAH  Apa yang dimaksud dengan gender ? Apa saja prinsip-prinsip dalam kesetaraan gender ? Bagaimana gender menurut pandangan islam ?
  • 3.  Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti jenis kelamin.  Dalam Webster's New World Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki- laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.  Dalam Women's Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. PENGERTIAN GENDER
  • 4. Hilary M. Lips mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan (cultural expectations for women and men). Lindsey menganggap semua ketetapan masyarakat perihal penentuan seseorang sebagai laki-laki atau perempuan adalah termasuk bidang kajian gender (What a given society defines as masculine or feminin is a component of gender).
  • 5. H. T. Wilson dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan laki-laki dan perempuan. Showalter mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya, tetapi menekankan gender sebagai konsep analisa yang kita dapat menggunakannya untuk menjelaskan sesuatu
  • 6. Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions), bukannya sesuatu yang bersifat kodrati. Dalam konteks tersebut, gender harus dibedakan dari jenis kelamin (seks).
  • 7. Oakley mengemukakan bahwa gender bukan perbedaan biologis dan bukan kodrat Tuhan. Perbedaan biologis yakni perbedaan jenis kelamin adalah kodrat Tuhan dan oleh karenanya secara permanen berbeda. Sedangkan gender adalah perbedaan prilaku (behavioral differences) antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial yakni perbedaan yang bukan kodrat atau bukan ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan kultural yang panjang.
  • 8. Menurut Mansour Fakih perbedaan gender akan melahirkan manifestasi ketidakadilan antara lain: terjadi marginalisasi (pemiskinan ekonomi) terhadap kaum perempuan, terjadinya subordinasi pada salah satu jenis kelamin, pelabelan negatif (stereotype), kekerasan (violence), menanggung beban kerja domestik lebih banyak dan lebih lama (doble burden),
  • 10. Menurut pandangan Islam laki-laki dan perempuan adalah sama, karena mereka merupakan kelompok umat manusia yang satu. Islam tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan di dalam mengajak manusia kepada keimanan. Seperti firman Allah dalam Artinya: “Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk.”
  • 11. • Islam menyerukan kepada kaum pria dan wanita agar berhias dengan perangai terpuji, yang bersangkutan dengan hukum-hukum syara’ sebagai akhlak yang harus dimiliki bersama. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah 153 • • Artinya: • “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu Sesungguhnya
  • 12. • Islam mempersamakan antara laki-laki dan perempuan didalam tata hokum mu’amalat seperti jual beli, perkontrakan perwakilan, tanggungan/jaminan dan aqad-aqad lainnya yang berkaitan dengan manusia. Allah SWT berfirman : • • Artinya : • “…bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan…”.
  • 13. • itu Allah SWT juga menjatuhkan hukuman dan sanksi kepada laki- laki maupun perempuan yang melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah SWT sebagaimana yang terkandung dalam QS. An- Nuur :2 serta QS.An-Nuur: 4-5 yaitu: • • Artinya : • “perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”
  • 14. • • • Artinya: • “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama- lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik, kecuali orang- orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
  • 15. • Selain itu, Nasaruddin Umar mengemukakan bahwa ada beberapa variabel yang dapat digunakan sebagai standar dalam menganalisa prinsip-prinsip kesetaraan gender dalam al-Qur’an. Variabel- variabel tersebut antara lain sebagai berikut: • • • Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba • Salah satu tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Tuhan, sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Zariyat: 56: • • Artinya • “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” • Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan siapa yang banyak amal ibadahnya, maka itulah mendapat pahala yang besar tanpa harus melihat dan mempertimbangkan jenis kelaminnya terlebih dahulu. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yangsama untuk menjadi hamba ideal. Hamba ideal dalam Al-Qur’an biasa diistilahkan dengan orang-orang bertaqwa (muttaqûn), dan untuk mencapai derajat muttaqûnini tidak dikenal adanya perbedaan jenis kelamin, suku bangsa atau kelompok etnis tertentu. • Syafiq Hasyim, Hal-Hal yang Tak Terpikirkan tentang Isu-Isu Keperempuanan dalam Islam, (Bandung,: Mizan, 2001), hlm. 210 •
  • 16. 2Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi • Maksud dan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini adalah, disamping untuk menjadi hamba (âbid) yang tunduk dan patuh serta mengabdi kepada Allah Swt., juga untuk menjadi khalifah di bumi (khalifah fî al-ard). Kapasitas manusia sebagai khalifah di bumi ditegaskan di dalam QS. al-An’am: 165: •
  • 17. • Artinya: • “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” • Kata khalifah dalam ayat tersebut tidak menunjuk kepada salah satu jenis kelamin atau kelompok etnis tertentu. Laki- laki dan perempuan mempunyai fungsi yang sama sebagai khalifah, yang akan mempertanggungjawabkan tugas-tugas kekhalifahannya di bumi, sebagaimana halnya mereka harus bertanggung jawab sebagai hamba Tuhan.
  • 18. • Laki-laki dan perempuan menerima perjanjian primordial • Laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah dan menerima perjanjian primordial denganTuhan. Seperti diketahui, menjelang seorang anak manusia keluar dari rahim ibunya, ia terlebih dahulu harus menerima perjanjian dengan Tuhannya, sebagaimana disebutkan dalam QS. al-A’raf: 172: • • Artinya: • “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata- kan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).”
  • 19. Menurut Fakhr al-Razi dalam Ema Marhumah, tidak ada seorang pun anak manusia lahir di muka bumi ini yang tidak berikrar akan keberadaan Tuhan, dan ikrar mereka disaksikan oleh para malaikat. Tidak ada seorang pun yang mengatakan “tidak”. Dalam Islam, tanggung jawab individual dan kemandirian berlangsung sejak dini, yaitu semenjak dalam kandungan. Sejak awal sejarah manusia. Dengan demikian dalam Islam tidak dikenal adanyadiskriminasi jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan sama- sama menyatakan ikrar ketuhanan yang sama
  • 20. • Selain itu, Allah juga menjelaskan dalam QS. Al-Isra: 70 sebagai berikut: • • Artinya: • “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
  • 21. Ayat tersebut menunjukkan kepada seluruh anak cucu Adam, tanpa membedakan jenis kelamin, suku bangsa, dan warna kulit. Dalam al-Qur’an tidak pernah ditemukan satu ayat pun yang menunjukkan keutamaan seseorang karena factor jenis kelamin atau karena keturunan suku bangsa tertentu. Kemandirian dan otonomi perempuan dalam tradisi Islam sejak awal terlihat begitu kuat. Perjanjian, bai’at, sumpah, dan nazar yang dilakukan oleh perempuan mengikat dengan sendirinya sebagaimana halnya laki-laki
  • 22. • Gender dalam perspektif islam • Perdebatan hukum Islam dengan realitas zaman selalu menuntut timbulnya pertanyaan ulang terhadap hasil pemikiran ulama terdahulu, terutama jika dikaitkan dengan masalah saat ini yang semakin luas dan kompleks. Apabila diperhatikan sejarah perkembangan hukum Islam dari masa ke masa, ditemukan bahwa hukum
  • 23. Islam mampu mengantisipasi setiap problema yang muncul. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mujtahid dalam menggali dan meng-istimbath- kan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadis Nabi SAW, sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian ketika terjadi kesalahan produk hukum Islam dalam kasus tertentu boleh jadi penyebabnya adalah pembuat hukum itu sendiri bukan Islam dan ajarannya yang bersumber dari Allah
  • 24. Salah satu bukti perkembangan hukum Islam yang sangat pesat sejak zaman permulaan Islam dan pengaruhnya terasa hingga sekarang ialah munculnya berbagai mazhab dalam pemikiran hukum Islam dari kalangan Sunni maupun Syi’ah, baik yang masih bertahan sampai sekarang maupun yang sudah punah. Salah satu penyebab munculnya berbagai mazhab tersebut ialah adanya perbedaan kondisi sosial masyarakat yang dihadapi para pendiri (imam) mazhab bersangkutan. Namun dalam kondisi saat ini perlu ditegaskan bahwa kaum muslimin tidak perlu terpaku pada pendapat salah satu mazhab. Dengan kata lain bahwa pendapat setiap imam mazhab dapat dijadikan pegangan yang menjadi tolok ukur dalam memegang suatu pendapat dari mazhab tertentu ialah kesesuaiannya dengan situasi dan kondisi masyarakat. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan lahir pemikir-pemikir baru (mujtahid) era modern.
  • 25. Salah satu topik yang menarik dan selalu aktual diperbincangkan adalah isu kesetaran gender. Contoh kasus kondisi masyarakat di Minang yang menempatkan garis keturunan perempuan lebih tinggi dari laki-laki, sementara kondisi yang terjadi pada masyarakat Bugis- Makassar yang memberikan posisi yang sangat agung bagi perempuan, khususnya dalam persoalan pekerjaan (kasar seperti bertani) yang mana hal tersebut terjadi karena adanya konstruksi budaya turun temurun dipertahankan dari generasi ke generasi. Terkadang ada yang mengatakan bahwa ajaran Islam tidak mengakomodir kepentingan kaum perempuan secara adil dengan kaum laki-laki misalnya dalam kepemimpinan yang mana laki-laki diberi kewenangan mutlak, warisan dengan adanya ketentuan 2:1, demikian juga adanya kebolehan poligami bagi laki-laki sementara perempuan merasa terzolimi.Berkaitan dengan fenomena itulah
  • 26. sehingga diperlukan adanya upaya penggalian hukum secara menyeluruh dengan mempertimbangkan berbagai faktor termasuk situasi dan kondisi serta perkembangan masyarakat dewasa ini khususnya dalam menyikapi kesetaraan gender dan implikasi hukum yang bertalian dengannya. Untuk mencapai keadilan gender haruslah ada ikhtiar tak kenal lelah untuk meraih keseimbangan yang lebih autentik antara kewajiban dan hak di dalam hidup kaum perempuan dengan pemberdayaan yang dilakukan oleh kaum perempuan sendiri, bersama-sama dengan kaum laki-laki sebagaimana dikemukakan dalam al-Quran bahwa laki-laki dan perempuan saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran sesuai dengan perkembangan situasi dan zaman serta tempat dimana mereka berada.
  • 27. • . Implikasinya kesetaran gender dan dalam hukum Islam antara lain dapat terlihat pada hal berikut: • Terjadinya transformasi pemikiran hukum Islam yang bertalian dengan isu kesetaraan relasi antara laki-laki dan perempuan dalam teks al-Qur’an maupun hadis. Seperti pada hukum poligami dan kewarisan dalam Islam.Dalam QS.al-Nisa’: 3 • • Artinya: • “dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
  • 28. Allah jelas telah mensyari’atkan praktek poligami. Hanya saja ketetapan hukumnya belum jelas apakah mubah, wajib atau sunnah. Para ulama sepakat menetapkan bahwa ayat tersebut merupakan dasar hukum kebebasan berpoligami. Untuk itu harus kita menelusuri sejarah kehidupan bangsa Arab sebelum Islam.Dalam sejarah ditemukan bahwa orang Arab gemar beristri banyak sampai puluhan orang. Kebiasaan ini tidak mungkin dihilangkan begitu saja karena telah membudaya di masyarakat. Untuk menghilangkan kegemaran tersebut secara bertahap, diturunkan ayat untuk membatasi ketentuan berpoligami itu hanya sampai 4 orang, dengan syarat mampu berbuat adil.
  • 29. • Dalam hal kewarisan ada ayat yang menetapkan laki-laki mendapatkan 2 bagian dari perempuan (2:1) seperti yang terdapat pada QS. al-Nisa’ 11 yaitu: • • Artinya: • Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu- bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
  • 30. Telah tegas (qath’i) namun perlu diinterpretasi siapa yang berhak mendapat status laki-laki dan perempuan. Laki-laki tidak mesti karena jenis kelaminnya tetapi dapat dilihat dari aspek perannya. Jika perempuan lebih dominan berperan dalam memberi nafkah, mengurus orang tua, saudara serta keluarga lainnya, maka boleh jadi perempuan tersebut dihukum laki-laki dan memperoleh 2 bagian. Sementara laki-laki mendapat satu bagian. Untuk itulah diperlukan alat takar siapa yang lebih berjasa, maka itu mendapat lebih banyak sehingga tidak menutup kemungkinan perempuan bisa mendapat sama dengan bagian laki-laki atau bahkan lebih. Jalan lain yang dapat ditempuh adalah dengan upaya perdamaian (al- sulh) diantara para ahli waris. Kedua hal tersebut dapat mengangkat perolehan hak waris bagi perempuan tanpa mengubah ketentuan Allah yang termaktub dalam al-Qur’an.
  • 31. • Terjadinya Transformasi pemikiran di bidang profesi seperti hakim perempuan dan profesi lainnya yang umumnya dilakukan oleh kaum laki-laki (kepemimpinan) • Masalah pengangkatan perempuan menjadi hakim, sejak dahulu telah menjadi perbincangan dikalangan ulama, ada yang membolehkan dan ada pula yang melarangnya. Dasarnya adalah hadis nabi yang berbunyi: • “Tidak akan beruntung suatu kaum apabila menyerahkan pucuk pimpinannya kepada perempuan.”
  • 32. Meskipun materi hadis tersebut hanya mengenai pengangkatan pemimpin, tetapi para ulama menganalogikannya dengan pengangkatan hakim. Hal tersebut disebabkan oleh beratnya tugas seorang hakim, yang mungkin tidak jauh perbedaannya dengan seorang pemimpin negara. Hakim bertugas menyelesaikan perkara yang masuk, baik perkara itu menyangkut hak Allah atau menyangkut hak sesama manusia.
  • 33. Di Indonesia khususnya di pengadilan agama, memberi kesempatan kepada perempuan untuk diangkat menjadi hakim untuk memutuskan persoalan perdata tertentu yang ada kaitannya dengan hukum Islam, sehingga dapat dipastikan bahwa konsistensinya menganut paham Imam Abu Hanifah. Untuk mendukung pendapat tersebut, bahwa persoalan hukum kekeluargaan (akhwal al-Syakhshiyah) sebagai salah satu bagian dari hukum perdata Islam banyak menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian perempuan, dan yang paling mengetahui hal-hal tersebut adalah perempuan itu sendiri. Oleh karena itu tidak sepantasnya seorang ulama menolak pengangkatan perempuan sebagai hakim, dalam upaya membantu laki- laki menyelesaikan perkara.
  • 34. Menjadi sumber inspirasi munculnya peratuan perundang-undangan yang memihak pada kepentingan perempuan. Hal tersebut dimungkinkan karena selama ini disadari atau tidak masih terdapat produk hukum di negara ini yang kurang mengakomodir kepentingan dan keadilan bagi kaum perempuan
  • 35. Salah satu contohnya adalah Undang-undang Perkawinan Indonesia tentang syarat berpoligami, sebagaimana tercantum dalam pasal 4-5 yang berbunyi: pengadilan hanya memberi izin kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari seorang apabila: (a) istrinya tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri, (b) istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dan (c) istri tidak dapat melahirkan keturunan. (pasal 4: 2). Untuk dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan, sebagaiman dimaksud dalam pasal 4 di atas, harus dipenuhi syarat-syarat: (a) adanya persetujuan dari istri/istri-istri, (b) adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan istri dan anak-anak mereka,dan (c) adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri dan anak-anak mereka (pasal 5: 1) Dalam undang-undang tersebut tersirat adanya unsur kesetaraan dan keadilan gender karena suami hanya boleh berpoligami atas izin tertulis dari istri tanpa paksaan. Selain itu suami harus mampu menjamin semua istri dan anak-anaknya serta mampu berlaku adil atas semua istrinya.
  • 36. • KESIMPULAN • Dari beberapa uraian di atas gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions), bukan sesuatu yang bersifat kodrati. Antara gender dan sex sangat berbeda, secara umum dapat dikatakan bahwa gender digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dan lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek-aspek non biologis lainnya, maka sex secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologi. • Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan persamaan mengandung prinsip- prinsip kesetaraan seperti laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba (QS. Al-Zariyat ayat 56), laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai khalifah di bumi.(QS.Al-Baqarah:30), laki-lakidan perempuan sama-sama menerima perjanjian primordial (QS. Al-A’raf:172). • Implementasi kesetaraan gender perspektif al-Qur’an dalam hukum Islam terlihat pada adanya transformasi hukum Islam yang berhubungan dengan isu kesetaraan relasi antara laki-laki dan perempuan seperti pada hukum poligami dan kewarisan dalam Islam. Begitu juga di bidang profesi seperti hakim perempuan serta memicu lahirnya produk hukum yang berpespektif kesetaraan dan keadilan gender.