SlideShare a Scribd company logo
BAB I

                           PENDAHULUAN




A. Latar Belakang

   Pemodelan matematika merupakan bagian dari matematika yang berusaha
untuk merepresentasikan dan menjelaskan sistem fisik atau masalah pada dunia
real ke dalam pernyataan matematika, sehingga diperoleh pemahaman real yang
lebih tepat. Representasi matematika yang dihasilkan dari proses ini dikenal
sebagai “Model Matematika”.

   Model matematika memiliki peran penting sekali dalam menyelesaikan
permasalahan atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan nyata. Salah satu
fenomena yang menjadi liputan untuk dipelajari, dianalisis, dan dimodelkan oleh
para peneliti dan ilmuwan adalah pemodelan dibidang olah raga salah satunya
adalah atletik. Dalam Ensiklopedia Wikipedia Indonesia, kata Atletik berasal dari
bahasa Yunani “Athlon” yang berarti “Kontes”.

   Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olah raga yang secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Atletik merupakan
cabang olah raga yang diperlombakan dalam olimpiade sejak konon, pertama
pada tahun 776 SM dan seiring waktu telah terjadi bermacam perubahan hingga
sekarang Atletik menjadi Atletik modern yang biasanya diorganisir di trek 400
meter dan bukan lagi berupa pertempuran bersenjata. Acara lapangan (melompat
dan melempar) biasanya memakai tempat didalam trek.

   Atletik termasuk didalam olimpiade modern di tahun 1896 dan membentuk
dasar-dasarnya. Kemudian wanita pertamakali diperbolehkan berpartisipasi di
trek dan lapangan dalam event olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola
internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan


                                                                               1
beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983. Ada beberapa pertandingan
regional seperti kejuaraan eropa, Pan-American Games dan Commonweatlh
Games.

   Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas Professional, diakumulasi dalam
IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor
Championship. Olah raga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar,
khususnya Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer. AAU (Amateur Athletic
Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai runtuh dibawah
tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama The
Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field
(USATF atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang
lebih kecil, Road Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk
mempromosikan balap jalanan. Di masa modern, atlet sekarang bisa menerima
uang dari balapan, mengakhiri sebutan “amatirisme” yang ada sebelumnya.
Induk oraganisasi Atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia). Salah satu olah raga yang terkenal didebutkan dalam dunia atletik
adalah Lompat Jauh.

   Lompat jauh (Long Jump) adalah cabang olah raga atletik yang bertujuan
melompat dengan pencapaian jarak lompat yang sejauh-sejauhnya. Lompat jauh
berkembang pesat dinegara-negara Eropa, sekarang olahraga ini dikenal
diseluruh negara-negara dimuka bumi.

   Olah raga ini mengandalkan kemampuan alami (natural) dan juga teknik.
Sebelumnya, pelompat diizinkan berlari sejauh empatpuluh meter dengan
kecepatan penuh dan melompat sejauh mungkin dari papan takeoff lalu kemudian
mendarat (landing) di atas trek berpasir.

   Mengenai ukuran lapangan lompat jauh untuk awalan lari sampai balok
tumpuan, adalah 45 meter, tebal balok tumpuan adalah 10 centimeter, panjang
1.72 meter, dan lebar 30 centimeter. Lompat jauh mendarat di lapangan berpasir


                                                                              2
atau disebut juga bak pasir yang kedalamannya sekitar 1 meter, dengan panjang 9
meter dan lebar 2.75 meter.

   Dalam lompat jauh terdapat tiga macam gaya yaitu: Lompat jauh gaya
jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style), dan gaya jalan di udara (walking
in air). Gaya-gaya lompat jauh mengatur sikap badan sewaktu melayang diudara,
oleh karena itu teknik lompat jauh sering disebut juga dengan gaya lompat jauh.
Perlu diketahui secara umum ketiga gaya tersebut masih berprinsip sama.
Perbedaan yang cenderung muncul biasanya terdapat disaat melayangkan kaki-
kaki diudara. Secara umum, terdapat empat teknik dasar pada lompat jauh yang
mesti dikuasai    yaitu; Awalan, Tolakan(tumpuan), Melayang diudara, dan
Pendaratan.

   Drs. Eddy Suparman juga menjelaskan bahwa terdapat unsur-unsur pokok
dalam lompat jauh diantaranya; harus dapat membangkitkan daya momentum
sebesar-besarnya, harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan
vertikal, harus dapat menyatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada saat
melakukan take off, terakhir adalah harus dapat menggunakan titik berat badan
seefisien mungkin.

   Tentunya target pencapaian dalam lompat jauh adalah menciptakan jarak
lompatan yang paling jauh.

   Jika bernostalgia pada sejarahnya, dahulu dua orang yang menjadi pelompat
terhebat sepanjang masa yakni, Jesse Owen dan Carl Lewis. Mereka tidak hanya
berhasil memecahkan rekor dibidang lompat jauh tapi juga berhasil memecahkan
rekor sprint. Kemampuan loncatan mereka bergantung kepada kecepatan
awalannya, dalam hal ini semakin besar kecepatan mereka maka semakin jauh
loncatannya, ini merupakan cara mereka dalam mengungguli lawan-lawan pada
masa itu.




                                                                               3
Dilain hal, peloncat hebat lainnya seperti: Ralph Boston, Bob Beamon, dan
Mike Powell (pemegang rekor sementara ini) justru bergantung lebih banyak
kepada ketinggian (elevation) untuk mengimbangi kurangnya kobaran kecepatan
mereka(blazing speed) sebelum take off. Ralph Boston sebagai contohnya,
teknik yang dia lakukan adalah membuat tinggi loncatan sebesar 6 kaki 9 inchi.
Dengan kata lain, dia melakukan lompatan pada sudut yang mendekati 45
derajat. Jika kita menelaah ilmu fisika yang telah dipelajari di sekolah menengah
dulu, terutama dalam lingkup gerak parabola. Jarak jangkauan dari suatu
proyektil memang ditentukan oleh sudut elevasi dan sudut optimum agar
jangkauan maksimum adalah 45 derajat, jadi tidaklah salah cara yang dilakukan
oleh Ralph Boston tersebut.

   Setiap atlit memang memiliki teknik dan caranya sendiri dalam melakukan
suatu gaya dan teknik, mereka banyak menjalin hubungan dengan para ilmuwan
agar mampu menganalisis gerakkan-gerakkan mereka agar lebih efektif dan
fleksibel dilakukan.

    Hirarkis dari model kualitatif lompat jauh didefenisikan oleh kriteria
pelaksanaannya. Jarak lompatan mulai dihitung sejak takeoff, terbang, dan jarak
landing. Jarak ini dapat dispesifikasikan oleh hubungan biomekanik sebagai
model pergerakkan proyektil. Salah satu konsep pada ilmu fisika yang dapat
membantu menyelesaikan masalah pada “Lompat jauh yang Fantastis” ini adalah
konsep Kinematika dalam Gerak Parabola. Dalam jurnal yang ditulis oleh Ajun
Tan dan John Zumerchik dari departemen fisika Alabama yang berjudul
“Kinematics of the Long Jump” menegaskan, dari semua faktor yang disebutkan
diatas terdapat dua faktor yang paling penting sekali dan mempengaruhi jarak
lompat jauh, yakni kecepatan (speed) dan ketinggian loncatan (elevation). Dua
hal tersebut menjadi faktor penting agar dapat menciptakan rekor baru pada
lompat jauh.




                                                                                  4
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka makalah ini membahas mengenai
model Lompat jauh yang nantinya diharapkan untuk membantu para atlit lompat
jauh dalam memecahkan rekor dengan memperhitungkan aspek teknisnya.

    Kenapa sampai dinamakan Lompat Jauh yang Fantastis? Karena dalam
makalah ini berisikan tak hanya sekedar memodelkan suatu bentuk matematika
dari Lompat jauh, tapi juga memberikan solusi penting agar seorang atlit mampu
memecahkan rekor yang 8.5 meter dengan sedikit perhitungan matematika dan
melakukan latihan-latihan yang intensif.




B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas ditetapkan rumusan masalah sebagai
berikut:
    1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi lompat jauh agar jaraknya
         maksimum
    2. Bagaimana bentuk model matematika dari kecepatan lompat jauh
         terhadap bidang horizontal
    3. Bagaimana bentuk model matematika dari jarak maksimal lompat jauh
         terhadap bidang horizontal




C. Tujuan


         Adapun tujuan dari pembentukan model “Lompat jauh yang Fantastis” ini
ialah:
             Untuk membentuk Model Matematika Lompat jauh
             Menganalisa Model Matematika Lompat jauh




                                                                             5
 Menginterpretasikan Model Matematika             lompat    jauh dan
                 memberikan alternatif yang dapat          membantu atlit      untuk
                 memecahkan rekor lompatannya.
D. Manfaat Model


                 Adapun manfaat dari model ini terutama sekali adalah untuk
         memberikan interpretasi dan alternatif kepada atlit Lompat jauh tentang
         bagaimana membuat rekor baru lompatan dari aspek teknisnya.


                                       BAB II
                              TEORI PENDUKUNG




  A. Dasar- dasar Lompat jauh

     Secara umum, gerakkan melompat dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian
  yaitu, Lompat jauh dan Lompat tinggi. Kedua jenis lompatan ini dilakukan
  dengan menggunakan satu kaki tolakkan. Namun, dalam makalah ini akan
  dibahas mengenai lompat jauh. Sebagaimana sedikit diterangkan sebelumnya
  dalam lompat jauh terdapat tiga macam gaya, yaitu: Lompat jauh gaya jongkok
  (tuck), gaya menggantung (hang style), dan gaya jalan diudara (walking in the
  air). Gaya-gaya lompat jauh mengatur sikap badan sewaktu melayang diudara.
  Oleh karena itu teknik melompat jauh sering disebut juga gaya lompat jauh.
  Selain itu, ada empat teknik dasar yang terdapat dalam olah raga atletik ini yakni:

         a) Awalan
             Awalan adalah suatu gerakkan dalam lompat jauh yang dilakukan
             dengan lari secepat-cepatnya untuk mendapatkan kecepatan setinggi-
             tingginya sebelum sebelum melakukan tolakkan. Dapat juga
             dikatakan, awalan adalah usaha untuk mendapatkan kecepatan




                                                                                    6
horizontal setinggi-tingginya yang diubah menjadi kecepatan vertikal
          saat melakukan tolakkan.
       b) Tolakkan
          Tolakan adalah perpindahan dari kecepatan horizontal ke kecepatan
          vertikal yang dilakukan dengan cepat dan kuat untuk mengangkat
          tubuh keatas melayang diudara. Dalam lompat jauh, biasanya kita
          melakukan tolakkan terkuat dengan kaki yang dibantu dengan ayunan
          kaki dan ayunan kedua tangan kedepan kearah atas. Jika sipelompat
          dapat menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakkan
          kaki, ia dapat membawa seluruh tubuhnya keatas kearah depan
          melayang diudara. Si pelompat dapat membawa titik berat badan
          keatas, melayang diudara kearah depan dengan waktu lama.
       c) Sikap badan di Udara
          Pada saat mencapai titik tertinggi sikap badan, kaki seperti duduk atau
          jongkok. Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke depan,
          badan cenderung ke depan dan perhatian tertuju pada pendaratan.
          Pada kondisi ini pula terjadi berbagai macam gaya dalam lompat jauh
          yang dilakukan para atlit, seperti: Gaya menggantung (Hang style),
          Gaya jongkok (Tuck), dan gaya jalan diudara (walking in the air).

   Menurut Suharto dalam bukunya yang berjudul “Kesegaran Jasmani dan
Peranannya”, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lompat jauh
diantaranya:

       1. Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian
          tubuh atau seluruhnya dari awalan sampai dengan pendaratan, atau
          bertumpu pada papan /balok sewaktu melompat, kecepatan banyak
          ditentukan oleh kekuatan dan fleksibelitas.
       2. Kekuatan (Strength) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh
          kelompok otot pada kontraksi maksimal pada saat melakukan
          pekerjaan atau latihan dalam melakukan lompatan.


                                                                               7
3. Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakkan tubuh
           melayang diudara saat lepas dari balok tumpu.
       4. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu
           sikap tubuh tertentu secara benar dari awal melakukan lompatan
           sampai selesai melakukan lompatan.
       5. Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakkan
           motorik secara benar
       6. Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk
           dapat mengkoordinasikan gerakkan maju dengan kebutuhan naik.

   Drs. Eddy Suparman menjelaskan bahwa unsur pokok dalam lompat jauh
adalah sebagai berikut:

       a) Harus dapat membangkitkan daya momentum yang sebesar-besarnya
       b) Harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan vertikal
       c) Harus dapat mempertsatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada
           saat melakukan tolakkan (loncatan pada saat takeoff)
       d) Harus dapat menggunakan titik bera badan seefisien mungkin




B. Konsep Kinematika dengan analisis Vektor

       Kinematika merupakan cabang dari ilmu mekanika, yaitu ilmu yang
   mempelajari gerak benda. Pengertian Kinematika sendiri adalah suatu
   cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak titik partikel secara geometris,
   yaitu meninjau gerak partikel tanpa meninjau penyebab geraknya.




                                                                                8
Peta Konsep dari Ilmu Kinematika


         GLB &                   Gerak                 GMB &
          GLBB                  Parabola                GMBB

                                    Tinjauan

                          Analisis Vektor
      Tinjauan                                          Tinjauan



                        Vektor Perpindahan




                        Vektor Kecepatan



                        Vektor Perpindahan




    Konsep kinematika berhubungan erat dengan posisi, kecepatan, percepatan,
dan waktu. Perubahan posisi dalam selang waktu tertentu menyebabkan adanya
kecepatan, dan perubahan kecepatan menyebabkan adanya percepatan. Untuk
mengetahui posisi benda pada waktu tertentu, diperlukan sedikit pemahaman
dari hubungan posisi, kecepatan, dan percepatan yang dinyatakan dalam
persamaan gerak. Kemampuan dasar yang mesti dipelajari adalah vektor.

    Vektor didefinisikan sebagai sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah,
jika hanya memiliki nilai saja besaran itu disebut skalar. Besaran seperti
kecepatan, perpindahan, gaya dan momentum adalah besaran vektor.




                                                                                9
1. Vektor Satuan

    Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu satuan. Dalam sistem
koordinat kartesius ada tiga jenis vektor satuan, yaitu i, j, dan k yang saling
tegak lurus dan masing-masing menyatakan arah sumbu x, y, dan z positif.




  gambar 1. Vektor satuan             gambar 2. Vektor A dalam vektor satuan

    Vektor-vektor satuan dapat dioperasikan dalam penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Misalnya vektor A berada pada bidang x dan y (lihat
gambar 2) maka vektor A dapat dinyatakan berikut ini,




sehingga




sehingga besar vektor A adalah




                                                                                  10
2. Vektor Posisi

     Posisi atau kedudukan suatu titik dinyatakan oleh vektor posisi, yaitu
 vektor yang dibuat dari titik acuan ke arah titik materi tersebut (lihat gambar 3).




                Gambar 3. Posisi titik A pada bidang XOY

 Vektor posisi dari A dinyatakan sebagai



 Besarnya vektor posisi adalah



arah vektor        dapat ditentukan dengan persamaan



 Jika terjadi perpindahan tempat, maka vektor posisi juga berubah. Perpindahan
adalah perubahan posisi suatu benda pada waktu tertentu.




              Gambar 4. Perpindahan titik materi




                                                                                  11
Gambar diatas memperlihatkan perpindahan titik A ke B dengan vektor posisi
   . Besarnya perpindahan titik materi tersebut      adalah:

 dimana                                 dan arah perpindahan adalah




     3. Kecepatan dan Percepatan sesaat

       Besarnya     kecepatan sesaat    ditentukan dari    harga     limit   vektor
perpindahannya dibagi selang waktu, yang merupakan titk potong atau singgung
pada titik tersebut. Jika     adalah perpindahan dalam waktu       setelah t sekon,
maka kecepatan pada saat t adalah sebagai berikut:




       Dalam notasi matematika dapat ditulis            yang disebut turunan x

terhadap t. dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecepatan sesaat adalah
turunan dari fungsi posisinya terhadap waktu.

       Percepatan sesaat merupakan percepatan pada waktu tertentu. Nilai limit
dari percepatan sesaat adalah sebagai berikut


                       atau


       Persamaan diatas disebut turunan kecepatan terhadap waktu

C. Gerak Parabola
          Gerak Parabola merupakan perpaduan dari Gerak lurus beraturan (GLB)
   dengan Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada arah vertikal. Gerak
   parabola disebut juga dengan “Gerak peluru”. Lompat jauh merupakan salah
   satu contoh dari gerak parabola. Pada pembahasan ini kita mengabaikan



                                                                                12
gesekan udara dan tidak akan memperhitungkan dengan proses bagaimana
   benda dilemparkan, tetapi hanya memerhatikan geraknya setelah
   dilempar dan bergerak bebas di udara dengan pengaruh
   gravitasi semata. Percepatan benda disini disebabkan oleh percepatan
   grafitasi (g) yang arahnya kebawah (menuju pusat bumi).




                   Gambar 5. Lintasan gerak peluru

     Perhatikan gambar diatas, sebuah benda mula-mula berada di pusat
 koordinat, dilemparkan keatas dengan kecepatan       dan sudut elevasi α. Pada
 sumbu x, benda bergerak dengan kecepatan konstan, atau percepatan nol (a=0),
 sehingga komponen kecepatan       mempunyai besar yang sama pada setiap titik
 lintasan tersebut, yaitu sama dengan nilai awalnya      pada sumbu y, dengan
 percepatan grafitasi g.

 Besarnya kecepatan pada gerak parabola diatas adalah:




D. Hukum II Newton




                                                                                  13
Pada hukum pertama newton dinyatakan bahwa jika tidak ada gaya total
 yang bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam namun
 jika benda tersebut bergerak, maka benda tersebut akan tetap bergerak dengan
 laju konstan dalam garsi lurus. Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah
 benda mungkin menyebabkan lajunya bertambah atau jika gaya total itu
 mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak benda maka akan mengurangi
 laju benda tersebut.
        Jika arah gaya total yang bekerja berbeda dengan arah sebuah benda
 yang bergerak, maka arah kecepatatnya akan berubah. Sehingga dapat
 dikatakan bahwa gaya total menyebabkan percepatan.
        Hubungan matematis yang diungkapkan newton adalah percepatan
 sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya atau dalam redaksi lain :
 percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja
 padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama
 dengan arah gaya total yang bekerja padanya.
 Bentuk persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :




E. Energi Kinetik
        Energi Kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya.
   Semakin cepat benda bergerak maka semakin besar energi kinetik yang
   dimilikinya. Benda bermassa m bergerak dengan kecepatan v yang dikenai
   gaya F menyebabkan benda berpindah sejauh s. Usaha yang dilakukan oleh
   benda konstan adalah
   Berdasarkan Hukum II Newton              pada gerak lurus berubah beraturan
   untuk kecepatan awal sama dengan nol (        ), maka           , sehingga
   besarnya usaha:




                                                                            14
W adalah usaha yang diperlukan oleh gaya F untuk mengubah kecepatan
   benda. Besarnya usaha ini sama dengan energi kinetik yang dimiliki benda
   saat kecepatannya v. Dengan demikian energi kinetik dapat dinyatakan:



   Dengan
   Ek = Energi kinetik (J)
   m = massa benda (kg)
   v = kecepatan (m/s)




                                     BAB III

                                 PEMBAHASAN

   A. PROSES PEMBENTUKAN MODEL

     Kita dapat menelaah kejadian-kejadian yang mungkin terjadi saat seorang
atlit lompat jauh memulai debutnya dari lingkup ilmu Fisika dengan terlebih
dahulu menentukan formulasi masalahnya.

   1. Formulasi Masalah
       Adapun formulasi masalah dalam model ini meliputi variabel dan
       parameter berikut ini:


       Variabel
               : Kecepatan pada waktu tertentu (m/s)
               : Waktu (s)
               : Kecepatan setelah takeoff pada waktu tertentu (m/s)


                                                                              15
 Parameter
          : Kecepatan atlit sebelum takeoff (m/s)
         : Sudut loncatan pada saat takeoff (derajat)
         : Sudut pendaratan atlit (derajat)
         : Gaya grafitasi bumi (N/kg)
         : Konstanta desimal, pengali energi kinetik yang dihabiskan untuk
     panas dan suara (ditetapkan dengan nilai 1/10)




2. Asumsi Model Matematika
    a) Kondisi cuaca saat atlit akan melakukan lompat jauh baik,
        maksudnya disini tidak ada gangguan yang mungkin terjadi dari
        faktor cuaca
    b) Tidak ada pengaruh lokasi track seperti yang terjadi pada kasus
        olimpiade di Mexico pada tahun 1968 yang berada pada ketinggian
        8000 kaki diatas permukaan laut
    c) Atlit pelompat jauh mampu menentukan sudut loncatannya baik
        saat lepas landas (takeoff) maupun saat mendarat (landing)
    d) Abaikan gesekan udara dan kecepatan angin adalah nol
    e) Kecepatan awal atlit konstan (akselerasi maksimum)
    f) Atlit memulai lompatan dipapan takeoff
    g) Atlit mendarat dengan kaki

          Sedikit interpretasi, dalam ilmu mekanika sudut optimum yang
    dilancarkan dari proyektil agar mendapat jarak maksimum pada bidang
    horizontal adalah 450 . Bagaimanapun juga asumsi demikian tidak
    berlaku dalam lompat jauh, pada kasus ini pelompat jauh harus
    mengorbankan sebagian energi kinetiknya untuk energi lain sebelum
    takeoff.




                                                                         16
3. Pemodelan Matematika
     1. Menganalisa gerak Parabola

    Karena Lompat jauh merupakan salah satu contoh aplikasi dari gerak
parabola, maka perlu terlebih dahulu merunutnya secara kinematika. Tahap
analisis gerak parabola, terlebih dahulu meninjau gerak pada sumbu x dan
sumbu y.




           Gambar 6. Posisi titik A pada lintasan parabola




       1. Vektor kecepatan awal (titik A)
           Komponen vektor kecepatan awal pada sumbu x dan y adalah:
                          dan
       2. Kecepatan benda pada setiap titik (titik B)
           Pada sumbu x (GLB)                           dan pada sumbu y
           (GLBB)

           Besarnya kecepatan adalah:
       3. Posisi benda setiap saat



                                                                           17
Pada arah sumbu x


           Pada arah sumbu y



                                    …………. (1)

4. Tinggi maksimum benda (h)
   Pada saat benda mencapai ketinggian maksimum, misalnya,
   dititiknya C kecepatan arah vertikal sama dengan 0.




   Dengan t adalah waktu untuk mencapai ketinggian maksimum. Jika
   t disubtitusikan ke persamaan (1), maka:




     = tinggi maksimum
5. Jarak jangkauan benda (R)
   Pada saat menyentuh tanah, misalnya di titik E, posisi vertikal benda
   adalah nol.




                                                                      18
adalah waktu yang diperlukan benda untuk sampai ketanah. Jika
            kita subtitusikan ke persamaan posisi pada sumbu x, maka
            diperoleh:




            Jadi,

                                             ……….. (2)

     Berdasarkan persamaan (2) ini, jelas berarti jarak jangkauan benda
ditentukan oleh sudut elevasi α. Memang secara kinematika benda akan
mencapai jarak maksimum jika nilai             maksimum, tetapi pada kasus
kenyataannya dalam lompat jauh kondisi demikian tidak mungkin terjadi.

       2. Model kecepatan lompatan pada bidang horizontal

      Pada dasarnya, atlit loncat jauh meloncat (takeoff) tidaklah vertikal,
 begitupula pada pendaratannya (landing), sehingga pusat        dari grafitasi
 ditetapkan pada ketinggian yang sama dipusat massanya (lihat gambar. 7)




                                                                           19
Gambar 7. Pusat massa atlit saat takeoff dan landing

Ambil       sebagai kecepatan awal pelompat sebelum takeoff,   sebagai
kecepatan saat meloncat, dan α sebagai sudut loncatannya (lihat gambar
dibawah).




               Gambar 8. Diagram kecepatan dan sudut loncatan

Energi total yang terjadi pada kondisi sebelum meloncat adalah sebesar

                yang merupakan energi kinetik. Kemudian, pada realitanya energi

tadi tidaklah sepenuhnya bersih, selalu ada bagian yang mana energi tersebut
dihabiskan untuk energi lain seperti: panas (heat) dan suara (sound). Sehingga
terdapat konstanta pengali γ yang di identifikasi sebagai pengurang energi
kinetik tadi dan bagian lain dikonversikan untuk energi pergerakan vertikal yang
disimbolkan dengan       , dengan nilai


Maka, berdasarkan hukum kekekalan energi kita memperoleh:

                          ………..(3)

Subtitusi nilainya ke masing-masing simbol pada persamaan (3),



                                                                             20
Bagi persamaan diatas dengan    , sehingga diperoleh:




Gabungkan ke masing-masing variabel yang sama,




Sehingga kita memperoleh model kecepatan lompat jauh terhadap bidang
horizontal,



                                             ……..(4)




       3. Model jarak maksimum Lompat jauh

     Pada kenyataannya, pelompat jauh mendarat dengan kaki yang menjorok
kedepan tubuhnya untuk menjauhkan jarak loncatannya (lihat gambar dibawah).




                                                                           21
Gambar 9




     Gambar 10

     Pada posisi ini, pusat grafitasi dari atlit pelompat berada pada jarak h
dibawah tingkat sebelum takeoff dan jarak b antara pusat grafitasi pada kaki.
Jika β merupakan sudut pendaratan (landing), maka

     Pada situasi seperti itu, model jarak lompat jauh dapat diturunkan dari
persamaan parabola sebelumnya dijumlahkan dengan jarak setelah melewati
garis horizontal lalu ditambah dengan panjang kaki dari si atlit.




     Karena kecepatan-kecepatan tersebut berlawanan arah maka nilainya
negatif




                                                                                22
Dengan




Maka, akar-akarnya adalah;




Agar waktu bernilai negatif ambil nilai akar yang positif.




Subtitusi kepersamaan jarak terhadap bidang horizontal




Tambahan jarak tersebut jarak parabola sebelumnya, yakni;




                                                             23
Karena ada jarak lagi saat atlit landing, kita tambahakan dengan L. maka
kita memperoleh model jarak lompat jauh.


                                                                      ….(7)


      Dimana,




      Subtitusikan    dari persamaan (4) kepersamaan (7)

      Kita memperoleh model jarak lompat jauh yang fantastis,




      Dengan


      Dalam prinsipnya, sudut pendaratan β dibuat sekecil dapatnya, tapi juga
mesti dapat menopang tubuh atlit agar bagian tubuh lain tidak lebih dahulu
menyentuh pasir. Tetapi, riset membuktikan sudut 450 antara kaki dengan bidang
horizontal adalah sudut terkecil yang efektif dan mampu menopang beban tubuh
dari seorang atlit.

        4. Menganalisa lama waktu atlit diudara



                                                                                 24
Waktu atlit diudara sampai kembali menyentuh tanah dipengaruhi oleh
posisi-posisi kaki atlit saat landing (lihat gambar 7) dan masih menggunakan
konsep kinematika, ketika Atlit sampai menyentuh tanah tentunya posisi
vertikal atlit adalah nol.
Maka,




      Kemudian terdapat waktu lain yang sangat singkat setelah si atlet
      melewati garis horizontal dari titik pusat massa pertama, yakni sebesar

      Sehingga total waktunya adalah:




      Atau sama dengan




                                                                                25
5. Model tinggi maksimum Lompat jauh

       Pada pembahasan kinematika sebelumnya kita mengenal formula posisi
       benda pada sumbu y sebagai berikut:




       Subtitusi nilai t yang sebelumnya, diperoleh




       Sehingga diperoleh tinggi maksimum,




   B. ANALISA MODEL MATEMATIKA
       Analisa yang dapat diberikan berdasarkan asumsi sebelumnya diantara
       lain adalah:


   Menganalisa sudut loncatan pada bidang horizontal

Kita telah menganalisa jarak pada gerak parabola sebelumnya, pada persamaan
(2) sebagai berikut:




Misalkan                    , maka


                                                      …….(5)



                                                                             26
Turunkan persamaan diatas dua kali terhadap α,




Dan


                                                   ……..(6)


Ambil        , maka kita memperoleh sudut optimum pada bidang horizontal.

Maka,




Sehingga,




Akhirnya, kita telah memperoleh sudut maksimum (     ). Dengan
mensubtitusikan nilai tersebut kedalam persamaan (6), kita dapat menegaskan
kembali nilai sudut untuk jarak maksimum. Perhatikan bahwa sudut ini
independent (peubah bebas) terhadap     dan γ




   C. INTERPRETASI MODEL MATEMATIKA




                                                                              27
Jadi, Berdasarkan uraian-uraian yang telah dibahas sebelumnya kita dapat
memberikan interpretasi sebagai berikut:

           a) Berdasarkan Hukum kekekalan energi, efisiensi suatu energi tidak
              pernah mencapai seratus persen sehingga energi kinetik dari
              aplikasi lompat jauh ini juga dibagi-bagikan kebentuk energi lain,
              seperti energi panas dan energi suara. Gabungan energi tersebut
              dinyatakan dengan perkalian konstanta γ terhadap energi
              kinetiknya. Sedangkan energi lain dihabiskan untuk pergerakan
              pergerakkan vertikal, karena kecepatan kita saat berlari tidakkan
              sama dengan kecepatan kita saat melompat.
           b) Kecepatan setelah takeoff ( ), yakni kecepatan saat melayang
              diudara sebenarnya juga dipengaruhi oleh kecepatan awal atlit
              ( ). Semakin besar kecepatan awalnya maka semakin besar pula
              kecepatan saat melayang. Dari pemodelan ini pula telah
              menerangkan prestasi lompat jauh bergantung pada kecepatan
              daripada awalan atau ancang-ancang. Hal ini telah menciri
              khaskan kunci kesuksesan Carl Lewis dan Jesse Owens dalam
              mencetak rekor dunia melalui kecepatan tinggi mereka yang rata-
              rata selalu diatas 11 m/s.
           c) Pada model jarak maksimal, pada dasarnya loncatan terjauh
              seseorang tersebut dipengaruhi oleh sudut loncatan yang
              optimumnya sekitar 35.60 selain itu, tapi sudut pandang ini dilihat
              dari titik pusat grafitasi dari seorang atlit.
           d) Konsep waktu yang dibutuhkan seorang atlit untuk sampai
              kembali tanah masih menggunakan kinematika gerak parabola,
              yang mana kondisi posisi atlit terhadap bidang vertikal adalah nol.




                                                                               28
D. PENGUJIAN MODEL MATEMATIKA

     Sebelum lebih lanjut menginterpretasikannya, terdapat catatan yang
menarik dari pemanfaatan model ini. Untuk pelompat seperti Carl Lewis yang
tinggi badannya sekitar 1.86m (atau sekitar 6 kaki 2 inchi), nilai a dapat
ditetapkan, a = 0.93m, telah diperkirakan b sebesar 0.6 m dan β = 450 dari hal
tersebut kita dapat mengkalkulasikan nilai h nya:

                                                    m

     begitu pula nilai L nya,

                                         m

     Sedangkan Carl Lewis berlari dengan batas kecepatan 11.5 m/s, yang
namanya dikenal tercepat dalam lari jarak 100m dengan sudut loncatan sekitar
(   ) =33.230 terhadap bidang horizontal. Secara teori dari data diatas dia bisa
saja mencapai jarak optimum sekitar 9.69 m atau sekitar 31 kaki 9 inchi, dan
hampir membuat selisih 2 kaki dari rekor dunia yakni, 8.95 m.




                                                                                 29
Gambar 11. Sudut optimum untuk jarak yang maksimum




    Dari data diatas, untuk memecahkan rekor dunia yakni 8.95 m, seorang atlit
lompat jauh semestinya berlari dengan kecepatan awal (   ) minimal 11 m/s.




                                                                             30
BAB IV

                               KESIMPULAN

1. Model Lompat jauh yang fantastis
   Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari model “Lompat jauh yang
   Fantastis” dengan perincian sebagai berikut:
      a) Model kecepatan Lompat jauh pada bidang horizontal




      b) Model jarak maksimal lompat jauh pada bidang horizontal




          Dengan
          Dan
      c) Model tinggi maksimum lompat jauh




2. Kesimpulan dari aplikasi
        Berdasarkan kalkulasi dari model sebelumnya, pelompat Carl Lewis
   bisa saja mendapatkan lompatan optimum dengan jarak maksimumnya
   sekitar 9.69 meter atau setara dengan 31 kaki 9 inchi, secara teoritis memang
   mungkin saja terjadi dan mungkin saja akan menjadi lompatan terjauh (rekor
   terjauh) hingga saat ini. Pada sejarah olimpiade, pelompat Mike Powell dan
   Carl Lewis telah mempurukkan rekor yang sudah 23 tahun dipengang oleh
   Bob Beamon. Tetapi, sebelum Mike Powell berhasil meraih rekor baru, dia
   harus mengimbangi kecepatan meluap(blazing speed) dari Carl Lewis dengan
   cara meninggikan sudut loncatannya sedikit diatas Carl Lewis.




                                                                              31
32

More Related Content

What's hot

Sejarah Phi (π)
Sejarah Phi (π)Sejarah Phi (π)
Sejarah Phi (π)
Rizky Putri Jannati
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
Acika Karunila
 
makalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanmakalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikan
Ani Mahisarani
 
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanPancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Nur Pratiwi
 
Lompat Jangkit
Lompat JangkitLompat Jangkit
Lompat Jangkit
Syam Sul
 
Presentasi penjaskes bola basket
Presentasi penjaskes bola basketPresentasi penjaskes bola basket
Presentasi penjaskes bola basket
Risa Andini
 
Maksimum dan minimum
Maksimum dan minimumMaksimum dan minimum
Maksimum dan minimum
Martheana Kencanawati
 
Basic statistics 5 - binomial distribution
Basic statistics   5 - binomial distributionBasic statistics   5 - binomial distribution
Basic statistics 5 - binomial distribution
angita wahyu suprapti
 
Makalah tolak peluru
Makalah tolak peluruMakalah tolak peluru
Makalah tolak peluru
dery laskar/ kahadari
 
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulerFungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulervionk
 
Makalah Sepak Bola
Makalah Sepak BolaMakalah Sepak Bola
Makalah Sepak Bola
Vick Cipoetra Mathan
 
Teori Belajar Psikologi berbasis Kognitif
Teori Belajar Psikologi berbasis KognitifTeori Belajar Psikologi berbasis Kognitif
Teori Belajar Psikologi berbasis Kognitif
Jen Kelana
 
Paraboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik RuangParaboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik Ruang
MuhammadFirzha1
 
asas asas-kurikulum(3)
asas asas-kurikulum(3)asas asas-kurikulum(3)
asas asas-kurikulum(3)
Bali D'gunners
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Wachidatin N C
 
Working memory
Working memoryWorking memory
Working memory
Rika Afritasari
 
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Nurul Afdal Haris
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
 
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Juwita Yulianto
 
Sepak Bola
Sepak BolaSepak Bola
Sepak Bola
Rus Mala
 

What's hot (20)

Sejarah Phi (π)
Sejarah Phi (π)Sejarah Phi (π)
Sejarah Phi (π)
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
makalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanmakalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikan
 
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanPancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
 
Lompat Jangkit
Lompat JangkitLompat Jangkit
Lompat Jangkit
 
Presentasi penjaskes bola basket
Presentasi penjaskes bola basketPresentasi penjaskes bola basket
Presentasi penjaskes bola basket
 
Maksimum dan minimum
Maksimum dan minimumMaksimum dan minimum
Maksimum dan minimum
 
Basic statistics 5 - binomial distribution
Basic statistics   5 - binomial distributionBasic statistics   5 - binomial distribution
Basic statistics 5 - binomial distribution
 
Makalah tolak peluru
Makalah tolak peluruMakalah tolak peluru
Makalah tolak peluru
 
Fungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema eulerFungsi phi dan teorema euler
Fungsi phi dan teorema euler
 
Makalah Sepak Bola
Makalah Sepak BolaMakalah Sepak Bola
Makalah Sepak Bola
 
Teori Belajar Psikologi berbasis Kognitif
Teori Belajar Psikologi berbasis KognitifTeori Belajar Psikologi berbasis Kognitif
Teori Belajar Psikologi berbasis Kognitif
 
Paraboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik RuangParaboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik Ruang
 
asas asas-kurikulum(3)
asas asas-kurikulum(3)asas asas-kurikulum(3)
asas asas-kurikulum(3)
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Working memory
Working memoryWorking memory
Working memory
 
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
 
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
 
Sepak Bola
Sepak BolaSepak Bola
Sepak Bola
 

Similar to Kinematika Lompat jauh yang Fantastis

261635434-kliping-lompat-jauh.docx
261635434-kliping-lompat-jauh.docx261635434-kliping-lompat-jauh.docx
261635434-kliping-lompat-jauh.docx
ObenRegar
 
Lompat jauh kumpulan
Lompat jauh kumpulanLompat jauh kumpulan
Lompat jauh kumpulan
Sok Moi Lee
 
Bab 5 akt. atletik
Bab 5  akt. atletikBab 5  akt. atletik
Bab 5 akt. atletikBudi Hermono
 
MAKALAH Atletik.docx
MAKALAH Atletik.docxMAKALAH Atletik.docx
MAKALAH Atletik.docx
26DityaDwiCahyani
 
MAKALAH Atletik.docx
MAKALAH Atletik.docxMAKALAH Atletik.docx
MAKALAH Atletik.docx
26DityaDwiCahyani
 
Makalah Lompat jauh
Makalah Lompat jauhMakalah Lompat jauh
Makalah Lompat jauh
Yogi Sugiarto Maulana
 
Artikel Olahraga Lari
Artikel Olahraga LariArtikel Olahraga Lari
Artikel Olahraga Lari
Fitriani Affi
 
Makalah lompat jauh
Makalah lompat jauhMakalah lompat jauh
Makalah lompat jauh
Warnet Raha
 
Makalah atletik lari
Makalah atletik lariMakalah atletik lari
Makalah atletik lari
Warnet Raha
 
Soalan spot
Soalan spotSoalan spot
Soalan spot
Anizavina Esa
 
Makalah atletik lari
Makalah atletik lariMakalah atletik lari
Makalah atletik lari
Septian Muna Barakati
 
Materi diskusi 1 penjaskesor
Materi diskusi 1 penjaskesorMateri diskusi 1 penjaskesor
Materi diskusi 1 penjaskesor
umisumarmi1
 
Makalah lompat jauh STIP KABUPATEN MUNA
Makalah lompat jauh STIP KABUPATEN MUNA Makalah lompat jauh STIP KABUPATEN MUNA
Makalah lompat jauh STIP KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Rangkuman Lompat Jauh
Rangkuman Lompat JauhRangkuman Lompat Jauh
Rangkuman Lompat Jauh
Marwah Nur Azizah
 
Lari Pecut 100 meter
Lari Pecut 100 meterLari Pecut 100 meter
Lari Pecut 100 meter
Adada Eric
 
Lari Pecut 100 meter
Lari Pecut 100 meterLari Pecut 100 meter
Lari Pecut 100 meterAdada Eric
 
Olahraga
OlahragaOlahraga
Olahraga
Ramli Baba
 
Atletik 4
Atletik 4Atletik 4

Similar to Kinematika Lompat jauh yang Fantastis (20)

261635434-kliping-lompat-jauh.docx
261635434-kliping-lompat-jauh.docx261635434-kliping-lompat-jauh.docx
261635434-kliping-lompat-jauh.docx
 
Lompat jauh kumpulan
Lompat jauh kumpulanLompat jauh kumpulan
Lompat jauh kumpulan
 
Bab 5 akt. atletik
Bab 5  akt. atletikBab 5  akt. atletik
Bab 5 akt. atletik
 
MAKALAH Atletik.docx
MAKALAH Atletik.docxMAKALAH Atletik.docx
MAKALAH Atletik.docx
 
MAKALAH Atletik.docx
MAKALAH Atletik.docxMAKALAH Atletik.docx
MAKALAH Atletik.docx
 
Makalah Lompat jauh
Makalah Lompat jauhMakalah Lompat jauh
Makalah Lompat jauh
 
Artikel Olahraga Lari
Artikel Olahraga LariArtikel Olahraga Lari
Artikel Olahraga Lari
 
Makalah lompat jauh
Makalah lompat jauhMakalah lompat jauh
Makalah lompat jauh
 
Makalah atletik lari
Makalah atletik lariMakalah atletik lari
Makalah atletik lari
 
Makalah atletik lari
Makalah atletik lariMakalah atletik lari
Makalah atletik lari
 
Soalan spot
Soalan spotSoalan spot
Soalan spot
 
Makalah atletik lari
Makalah atletik lariMakalah atletik lari
Makalah atletik lari
 
Materi diskusi 1 penjaskesor
Materi diskusi 1 penjaskesorMateri diskusi 1 penjaskesor
Materi diskusi 1 penjaskesor
 
Makalah lompat jauh STIP KABUPATEN MUNA
Makalah lompat jauh STIP KABUPATEN MUNA Makalah lompat jauh STIP KABUPATEN MUNA
Makalah lompat jauh STIP KABUPATEN MUNA
 
Makalah lompat jauh
Makalah lompat jauhMakalah lompat jauh
Makalah lompat jauh
 
Rangkuman Lompat Jauh
Rangkuman Lompat JauhRangkuman Lompat Jauh
Rangkuman Lompat Jauh
 
Lari Pecut 100 meter
Lari Pecut 100 meterLari Pecut 100 meter
Lari Pecut 100 meter
 
Lari Pecut 100 meter
Lari Pecut 100 meterLari Pecut 100 meter
Lari Pecut 100 meter
 
Olahraga
OlahragaOlahraga
Olahraga
 
Atletik 4
Atletik 4Atletik 4
Atletik 4
 

Recently uploaded

PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 

Recently uploaded (20)

PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 

Kinematika Lompat jauh yang Fantastis

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemodelan matematika merupakan bagian dari matematika yang berusaha untuk merepresentasikan dan menjelaskan sistem fisik atau masalah pada dunia real ke dalam pernyataan matematika, sehingga diperoleh pemahaman real yang lebih tepat. Representasi matematika yang dihasilkan dari proses ini dikenal sebagai “Model Matematika”. Model matematika memiliki peran penting sekali dalam menyelesaikan permasalahan atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan nyata. Salah satu fenomena yang menjadi liputan untuk dipelajari, dianalisis, dan dimodelkan oleh para peneliti dan ilmuwan adalah pemodelan dibidang olah raga salah satunya adalah atletik. Dalam Ensiklopedia Wikipedia Indonesia, kata Atletik berasal dari bahasa Yunani “Athlon” yang berarti “Kontes”. Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olah raga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Atletik merupakan cabang olah raga yang diperlombakan dalam olimpiade sejak konon, pertama pada tahun 776 SM dan seiring waktu telah terjadi bermacam perubahan hingga sekarang Atletik menjadi Atletik modern yang biasanya diorganisir di trek 400 meter dan bukan lagi berupa pertempuran bersenjata. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat didalam trek. Atletik termasuk didalam olimpiade modern di tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya. Kemudian wanita pertamakali diperbolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan 1
  • 2. beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983. Ada beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan eropa, Pan-American Games dan Commonweatlh Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas Professional, diakumulasi dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor Championship. Olah raga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer. AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai runtuh dibawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di masa modern, atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan “amatirisme” yang ada sebelumnya. Induk oraganisasi Atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Salah satu olah raga yang terkenal didebutkan dalam dunia atletik adalah Lompat Jauh. Lompat jauh (Long Jump) adalah cabang olah raga atletik yang bertujuan melompat dengan pencapaian jarak lompat yang sejauh-sejauhnya. Lompat jauh berkembang pesat dinegara-negara Eropa, sekarang olahraga ini dikenal diseluruh negara-negara dimuka bumi. Olah raga ini mengandalkan kemampuan alami (natural) dan juga teknik. Sebelumnya, pelompat diizinkan berlari sejauh empatpuluh meter dengan kecepatan penuh dan melompat sejauh mungkin dari papan takeoff lalu kemudian mendarat (landing) di atas trek berpasir. Mengenai ukuran lapangan lompat jauh untuk awalan lari sampai balok tumpuan, adalah 45 meter, tebal balok tumpuan adalah 10 centimeter, panjang 1.72 meter, dan lebar 30 centimeter. Lompat jauh mendarat di lapangan berpasir 2
  • 3. atau disebut juga bak pasir yang kedalamannya sekitar 1 meter, dengan panjang 9 meter dan lebar 2.75 meter. Dalam lompat jauh terdapat tiga macam gaya yaitu: Lompat jauh gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style), dan gaya jalan di udara (walking in air). Gaya-gaya lompat jauh mengatur sikap badan sewaktu melayang diudara, oleh karena itu teknik lompat jauh sering disebut juga dengan gaya lompat jauh. Perlu diketahui secara umum ketiga gaya tersebut masih berprinsip sama. Perbedaan yang cenderung muncul biasanya terdapat disaat melayangkan kaki- kaki diudara. Secara umum, terdapat empat teknik dasar pada lompat jauh yang mesti dikuasai yaitu; Awalan, Tolakan(tumpuan), Melayang diudara, dan Pendaratan. Drs. Eddy Suparman juga menjelaskan bahwa terdapat unsur-unsur pokok dalam lompat jauh diantaranya; harus dapat membangkitkan daya momentum sebesar-besarnya, harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan vertikal, harus dapat menyatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada saat melakukan take off, terakhir adalah harus dapat menggunakan titik berat badan seefisien mungkin. Tentunya target pencapaian dalam lompat jauh adalah menciptakan jarak lompatan yang paling jauh. Jika bernostalgia pada sejarahnya, dahulu dua orang yang menjadi pelompat terhebat sepanjang masa yakni, Jesse Owen dan Carl Lewis. Mereka tidak hanya berhasil memecahkan rekor dibidang lompat jauh tapi juga berhasil memecahkan rekor sprint. Kemampuan loncatan mereka bergantung kepada kecepatan awalannya, dalam hal ini semakin besar kecepatan mereka maka semakin jauh loncatannya, ini merupakan cara mereka dalam mengungguli lawan-lawan pada masa itu. 3
  • 4. Dilain hal, peloncat hebat lainnya seperti: Ralph Boston, Bob Beamon, dan Mike Powell (pemegang rekor sementara ini) justru bergantung lebih banyak kepada ketinggian (elevation) untuk mengimbangi kurangnya kobaran kecepatan mereka(blazing speed) sebelum take off. Ralph Boston sebagai contohnya, teknik yang dia lakukan adalah membuat tinggi loncatan sebesar 6 kaki 9 inchi. Dengan kata lain, dia melakukan lompatan pada sudut yang mendekati 45 derajat. Jika kita menelaah ilmu fisika yang telah dipelajari di sekolah menengah dulu, terutama dalam lingkup gerak parabola. Jarak jangkauan dari suatu proyektil memang ditentukan oleh sudut elevasi dan sudut optimum agar jangkauan maksimum adalah 45 derajat, jadi tidaklah salah cara yang dilakukan oleh Ralph Boston tersebut. Setiap atlit memang memiliki teknik dan caranya sendiri dalam melakukan suatu gaya dan teknik, mereka banyak menjalin hubungan dengan para ilmuwan agar mampu menganalisis gerakkan-gerakkan mereka agar lebih efektif dan fleksibel dilakukan. Hirarkis dari model kualitatif lompat jauh didefenisikan oleh kriteria pelaksanaannya. Jarak lompatan mulai dihitung sejak takeoff, terbang, dan jarak landing. Jarak ini dapat dispesifikasikan oleh hubungan biomekanik sebagai model pergerakkan proyektil. Salah satu konsep pada ilmu fisika yang dapat membantu menyelesaikan masalah pada “Lompat jauh yang Fantastis” ini adalah konsep Kinematika dalam Gerak Parabola. Dalam jurnal yang ditulis oleh Ajun Tan dan John Zumerchik dari departemen fisika Alabama yang berjudul “Kinematics of the Long Jump” menegaskan, dari semua faktor yang disebutkan diatas terdapat dua faktor yang paling penting sekali dan mempengaruhi jarak lompat jauh, yakni kecepatan (speed) dan ketinggian loncatan (elevation). Dua hal tersebut menjadi faktor penting agar dapat menciptakan rekor baru pada lompat jauh. 4
  • 5. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka makalah ini membahas mengenai model Lompat jauh yang nantinya diharapkan untuk membantu para atlit lompat jauh dalam memecahkan rekor dengan memperhitungkan aspek teknisnya. Kenapa sampai dinamakan Lompat Jauh yang Fantastis? Karena dalam makalah ini berisikan tak hanya sekedar memodelkan suatu bentuk matematika dari Lompat jauh, tapi juga memberikan solusi penting agar seorang atlit mampu memecahkan rekor yang 8.5 meter dengan sedikit perhitungan matematika dan melakukan latihan-latihan yang intensif. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi lompat jauh agar jaraknya maksimum 2. Bagaimana bentuk model matematika dari kecepatan lompat jauh terhadap bidang horizontal 3. Bagaimana bentuk model matematika dari jarak maksimal lompat jauh terhadap bidang horizontal C. Tujuan Adapun tujuan dari pembentukan model “Lompat jauh yang Fantastis” ini ialah:  Untuk membentuk Model Matematika Lompat jauh  Menganalisa Model Matematika Lompat jauh 5
  • 6.  Menginterpretasikan Model Matematika lompat jauh dan memberikan alternatif yang dapat membantu atlit untuk memecahkan rekor lompatannya. D. Manfaat Model Adapun manfaat dari model ini terutama sekali adalah untuk memberikan interpretasi dan alternatif kepada atlit Lompat jauh tentang bagaimana membuat rekor baru lompatan dari aspek teknisnya. BAB II TEORI PENDUKUNG A. Dasar- dasar Lompat jauh Secara umum, gerakkan melompat dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu, Lompat jauh dan Lompat tinggi. Kedua jenis lompatan ini dilakukan dengan menggunakan satu kaki tolakkan. Namun, dalam makalah ini akan dibahas mengenai lompat jauh. Sebagaimana sedikit diterangkan sebelumnya dalam lompat jauh terdapat tiga macam gaya, yaitu: Lompat jauh gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style), dan gaya jalan diudara (walking in the air). Gaya-gaya lompat jauh mengatur sikap badan sewaktu melayang diudara. Oleh karena itu teknik melompat jauh sering disebut juga gaya lompat jauh. Selain itu, ada empat teknik dasar yang terdapat dalam olah raga atletik ini yakni: a) Awalan Awalan adalah suatu gerakkan dalam lompat jauh yang dilakukan dengan lari secepat-cepatnya untuk mendapatkan kecepatan setinggi- tingginya sebelum sebelum melakukan tolakkan. Dapat juga dikatakan, awalan adalah usaha untuk mendapatkan kecepatan 6
  • 7. horizontal setinggi-tingginya yang diubah menjadi kecepatan vertikal saat melakukan tolakkan. b) Tolakkan Tolakan adalah perpindahan dari kecepatan horizontal ke kecepatan vertikal yang dilakukan dengan cepat dan kuat untuk mengangkat tubuh keatas melayang diudara. Dalam lompat jauh, biasanya kita melakukan tolakkan terkuat dengan kaki yang dibantu dengan ayunan kaki dan ayunan kedua tangan kedepan kearah atas. Jika sipelompat dapat menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakkan kaki, ia dapat membawa seluruh tubuhnya keatas kearah depan melayang diudara. Si pelompat dapat membawa titik berat badan keatas, melayang diudara kearah depan dengan waktu lama. c) Sikap badan di Udara Pada saat mencapai titik tertinggi sikap badan, kaki seperti duduk atau jongkok. Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke depan, badan cenderung ke depan dan perhatian tertuju pada pendaratan. Pada kondisi ini pula terjadi berbagai macam gaya dalam lompat jauh yang dilakukan para atlit, seperti: Gaya menggantung (Hang style), Gaya jongkok (Tuck), dan gaya jalan diudara (walking in the air). Menurut Suharto dalam bukunya yang berjudul “Kesegaran Jasmani dan Peranannya”, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lompat jauh diantaranya: 1. Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau seluruhnya dari awalan sampai dengan pendaratan, atau bertumpu pada papan /balok sewaktu melompat, kecepatan banyak ditentukan oleh kekuatan dan fleksibelitas. 2. Kekuatan (Strength) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot pada kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan lompatan. 7
  • 8. 3. Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakkan tubuh melayang diudara saat lepas dari balok tumpu. 4. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan. 5. Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakkan motorik secara benar 6. Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk dapat mengkoordinasikan gerakkan maju dengan kebutuhan naik. Drs. Eddy Suparman menjelaskan bahwa unsur pokok dalam lompat jauh adalah sebagai berikut: a) Harus dapat membangkitkan daya momentum yang sebesar-besarnya b) Harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan vertikal c) Harus dapat mempertsatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada saat melakukan tolakkan (loncatan pada saat takeoff) d) Harus dapat menggunakan titik bera badan seefisien mungkin B. Konsep Kinematika dengan analisis Vektor Kinematika merupakan cabang dari ilmu mekanika, yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda. Pengertian Kinematika sendiri adalah suatu cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak titik partikel secara geometris, yaitu meninjau gerak partikel tanpa meninjau penyebab geraknya. 8
  • 9. Peta Konsep dari Ilmu Kinematika GLB & Gerak GMB & GLBB Parabola GMBB Tinjauan Analisis Vektor Tinjauan Tinjauan Vektor Perpindahan Vektor Kecepatan Vektor Perpindahan Konsep kinematika berhubungan erat dengan posisi, kecepatan, percepatan, dan waktu. Perubahan posisi dalam selang waktu tertentu menyebabkan adanya kecepatan, dan perubahan kecepatan menyebabkan adanya percepatan. Untuk mengetahui posisi benda pada waktu tertentu, diperlukan sedikit pemahaman dari hubungan posisi, kecepatan, dan percepatan yang dinyatakan dalam persamaan gerak. Kemampuan dasar yang mesti dipelajari adalah vektor. Vektor didefinisikan sebagai sebuah besaran yang memiliki nilai dan arah, jika hanya memiliki nilai saja besaran itu disebut skalar. Besaran seperti kecepatan, perpindahan, gaya dan momentum adalah besaran vektor. 9
  • 10. 1. Vektor Satuan Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu satuan. Dalam sistem koordinat kartesius ada tiga jenis vektor satuan, yaitu i, j, dan k yang saling tegak lurus dan masing-masing menyatakan arah sumbu x, y, dan z positif. gambar 1. Vektor satuan gambar 2. Vektor A dalam vektor satuan Vektor-vektor satuan dapat dioperasikan dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Misalnya vektor A berada pada bidang x dan y (lihat gambar 2) maka vektor A dapat dinyatakan berikut ini, sehingga sehingga besar vektor A adalah 10
  • 11. 2. Vektor Posisi Posisi atau kedudukan suatu titik dinyatakan oleh vektor posisi, yaitu vektor yang dibuat dari titik acuan ke arah titik materi tersebut (lihat gambar 3). Gambar 3. Posisi titik A pada bidang XOY Vektor posisi dari A dinyatakan sebagai Besarnya vektor posisi adalah arah vektor dapat ditentukan dengan persamaan Jika terjadi perpindahan tempat, maka vektor posisi juga berubah. Perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda pada waktu tertentu. Gambar 4. Perpindahan titik materi 11
  • 12. Gambar diatas memperlihatkan perpindahan titik A ke B dengan vektor posisi . Besarnya perpindahan titik materi tersebut adalah: dimana dan arah perpindahan adalah 3. Kecepatan dan Percepatan sesaat Besarnya kecepatan sesaat ditentukan dari harga limit vektor perpindahannya dibagi selang waktu, yang merupakan titk potong atau singgung pada titik tersebut. Jika adalah perpindahan dalam waktu setelah t sekon, maka kecepatan pada saat t adalah sebagai berikut: Dalam notasi matematika dapat ditulis yang disebut turunan x terhadap t. dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecepatan sesaat adalah turunan dari fungsi posisinya terhadap waktu. Percepatan sesaat merupakan percepatan pada waktu tertentu. Nilai limit dari percepatan sesaat adalah sebagai berikut atau Persamaan diatas disebut turunan kecepatan terhadap waktu C. Gerak Parabola Gerak Parabola merupakan perpaduan dari Gerak lurus beraturan (GLB) dengan Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada arah vertikal. Gerak parabola disebut juga dengan “Gerak peluru”. Lompat jauh merupakan salah satu contoh dari gerak parabola. Pada pembahasan ini kita mengabaikan 12
  • 13. gesekan udara dan tidak akan memperhitungkan dengan proses bagaimana benda dilemparkan, tetapi hanya memerhatikan geraknya setelah dilempar dan bergerak bebas di udara dengan pengaruh gravitasi semata. Percepatan benda disini disebabkan oleh percepatan grafitasi (g) yang arahnya kebawah (menuju pusat bumi). Gambar 5. Lintasan gerak peluru Perhatikan gambar diatas, sebuah benda mula-mula berada di pusat koordinat, dilemparkan keatas dengan kecepatan dan sudut elevasi α. Pada sumbu x, benda bergerak dengan kecepatan konstan, atau percepatan nol (a=0), sehingga komponen kecepatan mempunyai besar yang sama pada setiap titik lintasan tersebut, yaitu sama dengan nilai awalnya pada sumbu y, dengan percepatan grafitasi g. Besarnya kecepatan pada gerak parabola diatas adalah: D. Hukum II Newton 13
  • 14. Pada hukum pertama newton dinyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam namun jika benda tersebut bergerak, maka benda tersebut akan tetap bergerak dengan laju konstan dalam garsi lurus. Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya bertambah atau jika gaya total itu mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak benda maka akan mengurangi laju benda tersebut. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda dengan arah sebuah benda yang bergerak, maka arah kecepatatnya akan berubah. Sehingga dapat dikatakan bahwa gaya total menyebabkan percepatan. Hubungan matematis yang diungkapkan newton adalah percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya atau dalam redaksi lain : percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Bentuk persamaannya dapat ditulis sebagai berikut : E. Energi Kinetik Energi Kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya. Semakin cepat benda bergerak maka semakin besar energi kinetik yang dimilikinya. Benda bermassa m bergerak dengan kecepatan v yang dikenai gaya F menyebabkan benda berpindah sejauh s. Usaha yang dilakukan oleh benda konstan adalah Berdasarkan Hukum II Newton pada gerak lurus berubah beraturan untuk kecepatan awal sama dengan nol ( ), maka , sehingga besarnya usaha: 14
  • 15. W adalah usaha yang diperlukan oleh gaya F untuk mengubah kecepatan benda. Besarnya usaha ini sama dengan energi kinetik yang dimiliki benda saat kecepatannya v. Dengan demikian energi kinetik dapat dinyatakan: Dengan Ek = Energi kinetik (J) m = massa benda (kg) v = kecepatan (m/s) BAB III PEMBAHASAN A. PROSES PEMBENTUKAN MODEL Kita dapat menelaah kejadian-kejadian yang mungkin terjadi saat seorang atlit lompat jauh memulai debutnya dari lingkup ilmu Fisika dengan terlebih dahulu menentukan formulasi masalahnya. 1. Formulasi Masalah Adapun formulasi masalah dalam model ini meliputi variabel dan parameter berikut ini:  Variabel : Kecepatan pada waktu tertentu (m/s) : Waktu (s) : Kecepatan setelah takeoff pada waktu tertentu (m/s) 15
  • 16.  Parameter : Kecepatan atlit sebelum takeoff (m/s) : Sudut loncatan pada saat takeoff (derajat) : Sudut pendaratan atlit (derajat) : Gaya grafitasi bumi (N/kg) : Konstanta desimal, pengali energi kinetik yang dihabiskan untuk panas dan suara (ditetapkan dengan nilai 1/10) 2. Asumsi Model Matematika a) Kondisi cuaca saat atlit akan melakukan lompat jauh baik, maksudnya disini tidak ada gangguan yang mungkin terjadi dari faktor cuaca b) Tidak ada pengaruh lokasi track seperti yang terjadi pada kasus olimpiade di Mexico pada tahun 1968 yang berada pada ketinggian 8000 kaki diatas permukaan laut c) Atlit pelompat jauh mampu menentukan sudut loncatannya baik saat lepas landas (takeoff) maupun saat mendarat (landing) d) Abaikan gesekan udara dan kecepatan angin adalah nol e) Kecepatan awal atlit konstan (akselerasi maksimum) f) Atlit memulai lompatan dipapan takeoff g) Atlit mendarat dengan kaki Sedikit interpretasi, dalam ilmu mekanika sudut optimum yang dilancarkan dari proyektil agar mendapat jarak maksimum pada bidang horizontal adalah 450 . Bagaimanapun juga asumsi demikian tidak berlaku dalam lompat jauh, pada kasus ini pelompat jauh harus mengorbankan sebagian energi kinetiknya untuk energi lain sebelum takeoff. 16
  • 17. 3. Pemodelan Matematika 1. Menganalisa gerak Parabola Karena Lompat jauh merupakan salah satu contoh aplikasi dari gerak parabola, maka perlu terlebih dahulu merunutnya secara kinematika. Tahap analisis gerak parabola, terlebih dahulu meninjau gerak pada sumbu x dan sumbu y. Gambar 6. Posisi titik A pada lintasan parabola 1. Vektor kecepatan awal (titik A) Komponen vektor kecepatan awal pada sumbu x dan y adalah: dan 2. Kecepatan benda pada setiap titik (titik B) Pada sumbu x (GLB) dan pada sumbu y (GLBB) Besarnya kecepatan adalah: 3. Posisi benda setiap saat 17
  • 18. Pada arah sumbu x Pada arah sumbu y …………. (1) 4. Tinggi maksimum benda (h) Pada saat benda mencapai ketinggian maksimum, misalnya, dititiknya C kecepatan arah vertikal sama dengan 0. Dengan t adalah waktu untuk mencapai ketinggian maksimum. Jika t disubtitusikan ke persamaan (1), maka: = tinggi maksimum 5. Jarak jangkauan benda (R) Pada saat menyentuh tanah, misalnya di titik E, posisi vertikal benda adalah nol. 18
  • 19. adalah waktu yang diperlukan benda untuk sampai ketanah. Jika kita subtitusikan ke persamaan posisi pada sumbu x, maka diperoleh: Jadi, ……….. (2) Berdasarkan persamaan (2) ini, jelas berarti jarak jangkauan benda ditentukan oleh sudut elevasi α. Memang secara kinematika benda akan mencapai jarak maksimum jika nilai maksimum, tetapi pada kasus kenyataannya dalam lompat jauh kondisi demikian tidak mungkin terjadi. 2. Model kecepatan lompatan pada bidang horizontal Pada dasarnya, atlit loncat jauh meloncat (takeoff) tidaklah vertikal, begitupula pada pendaratannya (landing), sehingga pusat dari grafitasi ditetapkan pada ketinggian yang sama dipusat massanya (lihat gambar. 7) 19
  • 20. Gambar 7. Pusat massa atlit saat takeoff dan landing Ambil sebagai kecepatan awal pelompat sebelum takeoff, sebagai kecepatan saat meloncat, dan α sebagai sudut loncatannya (lihat gambar dibawah). Gambar 8. Diagram kecepatan dan sudut loncatan Energi total yang terjadi pada kondisi sebelum meloncat adalah sebesar yang merupakan energi kinetik. Kemudian, pada realitanya energi tadi tidaklah sepenuhnya bersih, selalu ada bagian yang mana energi tersebut dihabiskan untuk energi lain seperti: panas (heat) dan suara (sound). Sehingga terdapat konstanta pengali γ yang di identifikasi sebagai pengurang energi kinetik tadi dan bagian lain dikonversikan untuk energi pergerakan vertikal yang disimbolkan dengan , dengan nilai Maka, berdasarkan hukum kekekalan energi kita memperoleh: ………..(3) Subtitusi nilainya ke masing-masing simbol pada persamaan (3), 20
  • 21. Bagi persamaan diatas dengan , sehingga diperoleh: Gabungkan ke masing-masing variabel yang sama, Sehingga kita memperoleh model kecepatan lompat jauh terhadap bidang horizontal, ……..(4) 3. Model jarak maksimum Lompat jauh Pada kenyataannya, pelompat jauh mendarat dengan kaki yang menjorok kedepan tubuhnya untuk menjauhkan jarak loncatannya (lihat gambar dibawah). 21
  • 22. Gambar 9 Gambar 10 Pada posisi ini, pusat grafitasi dari atlit pelompat berada pada jarak h dibawah tingkat sebelum takeoff dan jarak b antara pusat grafitasi pada kaki. Jika β merupakan sudut pendaratan (landing), maka Pada situasi seperti itu, model jarak lompat jauh dapat diturunkan dari persamaan parabola sebelumnya dijumlahkan dengan jarak setelah melewati garis horizontal lalu ditambah dengan panjang kaki dari si atlit. Karena kecepatan-kecepatan tersebut berlawanan arah maka nilainya negatif 22
  • 23. Dengan Maka, akar-akarnya adalah; Agar waktu bernilai negatif ambil nilai akar yang positif. Subtitusi kepersamaan jarak terhadap bidang horizontal Tambahan jarak tersebut jarak parabola sebelumnya, yakni; 23
  • 24. Karena ada jarak lagi saat atlit landing, kita tambahakan dengan L. maka kita memperoleh model jarak lompat jauh. ….(7) Dimana, Subtitusikan dari persamaan (4) kepersamaan (7) Kita memperoleh model jarak lompat jauh yang fantastis, Dengan Dalam prinsipnya, sudut pendaratan β dibuat sekecil dapatnya, tapi juga mesti dapat menopang tubuh atlit agar bagian tubuh lain tidak lebih dahulu menyentuh pasir. Tetapi, riset membuktikan sudut 450 antara kaki dengan bidang horizontal adalah sudut terkecil yang efektif dan mampu menopang beban tubuh dari seorang atlit. 4. Menganalisa lama waktu atlit diudara 24
  • 25. Waktu atlit diudara sampai kembali menyentuh tanah dipengaruhi oleh posisi-posisi kaki atlit saat landing (lihat gambar 7) dan masih menggunakan konsep kinematika, ketika Atlit sampai menyentuh tanah tentunya posisi vertikal atlit adalah nol. Maka, Kemudian terdapat waktu lain yang sangat singkat setelah si atlet melewati garis horizontal dari titik pusat massa pertama, yakni sebesar Sehingga total waktunya adalah: Atau sama dengan 25
  • 26. 5. Model tinggi maksimum Lompat jauh Pada pembahasan kinematika sebelumnya kita mengenal formula posisi benda pada sumbu y sebagai berikut: Subtitusi nilai t yang sebelumnya, diperoleh Sehingga diperoleh tinggi maksimum, B. ANALISA MODEL MATEMATIKA Analisa yang dapat diberikan berdasarkan asumsi sebelumnya diantara lain adalah: Menganalisa sudut loncatan pada bidang horizontal Kita telah menganalisa jarak pada gerak parabola sebelumnya, pada persamaan (2) sebagai berikut: Misalkan , maka …….(5) 26
  • 27. Turunkan persamaan diatas dua kali terhadap α, Dan ……..(6) Ambil , maka kita memperoleh sudut optimum pada bidang horizontal. Maka, Sehingga, Akhirnya, kita telah memperoleh sudut maksimum ( ). Dengan mensubtitusikan nilai tersebut kedalam persamaan (6), kita dapat menegaskan kembali nilai sudut untuk jarak maksimum. Perhatikan bahwa sudut ini independent (peubah bebas) terhadap dan γ C. INTERPRETASI MODEL MATEMATIKA 27
  • 28. Jadi, Berdasarkan uraian-uraian yang telah dibahas sebelumnya kita dapat memberikan interpretasi sebagai berikut: a) Berdasarkan Hukum kekekalan energi, efisiensi suatu energi tidak pernah mencapai seratus persen sehingga energi kinetik dari aplikasi lompat jauh ini juga dibagi-bagikan kebentuk energi lain, seperti energi panas dan energi suara. Gabungan energi tersebut dinyatakan dengan perkalian konstanta γ terhadap energi kinetiknya. Sedangkan energi lain dihabiskan untuk pergerakan pergerakkan vertikal, karena kecepatan kita saat berlari tidakkan sama dengan kecepatan kita saat melompat. b) Kecepatan setelah takeoff ( ), yakni kecepatan saat melayang diudara sebenarnya juga dipengaruhi oleh kecepatan awal atlit ( ). Semakin besar kecepatan awalnya maka semakin besar pula kecepatan saat melayang. Dari pemodelan ini pula telah menerangkan prestasi lompat jauh bergantung pada kecepatan daripada awalan atau ancang-ancang. Hal ini telah menciri khaskan kunci kesuksesan Carl Lewis dan Jesse Owens dalam mencetak rekor dunia melalui kecepatan tinggi mereka yang rata- rata selalu diatas 11 m/s. c) Pada model jarak maksimal, pada dasarnya loncatan terjauh seseorang tersebut dipengaruhi oleh sudut loncatan yang optimumnya sekitar 35.60 selain itu, tapi sudut pandang ini dilihat dari titik pusat grafitasi dari seorang atlit. d) Konsep waktu yang dibutuhkan seorang atlit untuk sampai kembali tanah masih menggunakan kinematika gerak parabola, yang mana kondisi posisi atlit terhadap bidang vertikal adalah nol. 28
  • 29. D. PENGUJIAN MODEL MATEMATIKA Sebelum lebih lanjut menginterpretasikannya, terdapat catatan yang menarik dari pemanfaatan model ini. Untuk pelompat seperti Carl Lewis yang tinggi badannya sekitar 1.86m (atau sekitar 6 kaki 2 inchi), nilai a dapat ditetapkan, a = 0.93m, telah diperkirakan b sebesar 0.6 m dan β = 450 dari hal tersebut kita dapat mengkalkulasikan nilai h nya: m begitu pula nilai L nya, m Sedangkan Carl Lewis berlari dengan batas kecepatan 11.5 m/s, yang namanya dikenal tercepat dalam lari jarak 100m dengan sudut loncatan sekitar ( ) =33.230 terhadap bidang horizontal. Secara teori dari data diatas dia bisa saja mencapai jarak optimum sekitar 9.69 m atau sekitar 31 kaki 9 inchi, dan hampir membuat selisih 2 kaki dari rekor dunia yakni, 8.95 m. 29
  • 30. Gambar 11. Sudut optimum untuk jarak yang maksimum Dari data diatas, untuk memecahkan rekor dunia yakni 8.95 m, seorang atlit lompat jauh semestinya berlari dengan kecepatan awal ( ) minimal 11 m/s. 30
  • 31. BAB IV KESIMPULAN 1. Model Lompat jauh yang fantastis Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari model “Lompat jauh yang Fantastis” dengan perincian sebagai berikut: a) Model kecepatan Lompat jauh pada bidang horizontal b) Model jarak maksimal lompat jauh pada bidang horizontal Dengan Dan c) Model tinggi maksimum lompat jauh 2. Kesimpulan dari aplikasi Berdasarkan kalkulasi dari model sebelumnya, pelompat Carl Lewis bisa saja mendapatkan lompatan optimum dengan jarak maksimumnya sekitar 9.69 meter atau setara dengan 31 kaki 9 inchi, secara teoritis memang mungkin saja terjadi dan mungkin saja akan menjadi lompatan terjauh (rekor terjauh) hingga saat ini. Pada sejarah olimpiade, pelompat Mike Powell dan Carl Lewis telah mempurukkan rekor yang sudah 23 tahun dipengang oleh Bob Beamon. Tetapi, sebelum Mike Powell berhasil meraih rekor baru, dia harus mengimbangi kecepatan meluap(blazing speed) dari Carl Lewis dengan cara meninggikan sudut loncatannya sedikit diatas Carl Lewis. 31
  • 32. 32