Makalah ini membahas hakikat manusia menurut pandangan Islam. Islam melihat manusia sebagai makhluk yang memiliki sifat biologis, psikologis, dan sosial. Manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdi-Nya dan menjadi khalifah di bumi. Tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Membahas lebih lengkap mengenai apa itu ibadah maliyah, yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, dengan 9 contoh yang bisa diterapkan untuk mendapat ridho dari Allah SWT.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Membahas lebih lengkap mengenai apa itu ibadah maliyah, yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, dengan 9 contoh yang bisa diterapkan untuk mendapat ridho dari Allah SWT.
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "chusnaqumillaila
dalam materi ini diajarkan dan dibahas bagaimana pentingnya seorang manusia bertuhan untuk menjadikan tujuan agar manusia patuh dan taat kepada tuhannya. dan agar seorang manusia meniliki aturan aturan hidup yang dijadikan pedoman dalam hidupnya agar manusia tersebut tidak tersesat.
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Wulandari Rima Kumari
The purpose of this study is to determine the significance of the influence of the leadership, organizational culture and work environment to employee performance and job satisfaction as an intervening variable. The research population is all employees in the District of the City of Tarakan, with a sample of 128 employees. Data analysis method used in this research is path analysis.The research findings show that leadership, organizational culture and work environment had positive and significant impact on employee performance. The second discovery revealed that the leadership, work environment and job satisfaction held significant positive effect on employee performance, whereas the organizational culture had significant negative effect on employee performance. Results of path analysis showed that:(1) Job satisfaction is proven as an intervening variable between leadership a direct influence on employee performance is more dominant than the indirect effect. (2) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence of organizational culture on employee performance is more dominant than the direct effect. (3) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence among the working environment is more dominant than the direct effect.
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "chusnaqumillaila
dalam materi ini diajarkan dan dibahas bagaimana pentingnya seorang manusia bertuhan untuk menjadikan tujuan agar manusia patuh dan taat kepada tuhannya. dan agar seorang manusia meniliki aturan aturan hidup yang dijadikan pedoman dalam hidupnya agar manusia tersebut tidak tersesat.
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Wulandari Rima Kumari
The purpose of this study is to determine the significance of the influence of the leadership, organizational culture and work environment to employee performance and job satisfaction as an intervening variable. The research population is all employees in the District of the City of Tarakan, with a sample of 128 employees. Data analysis method used in this research is path analysis.The research findings show that leadership, organizational culture and work environment had positive and significant impact on employee performance. The second discovery revealed that the leadership, work environment and job satisfaction held significant positive effect on employee performance, whereas the organizational culture had significant negative effect on employee performance. Results of path analysis showed that:(1) Job satisfaction is proven as an intervening variable between leadership a direct influence on employee performance is more dominant than the indirect effect. (2) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence of organizational culture on employee performance is more dominant than the direct effect. (3) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence among the working environment is more dominant than the direct effect.
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Materi Hakikat Manusia Menurut Islam
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
Nama : Keysha Azhalia Wahono
NIM : 19060484045
Kelas : IKOR 2019 B
Manusia diciptakan sebagai ciptaan Tuhan (Animal Religiosum). Secara bahasa manusia berasal dari kata manu dan mens, yang berarti berpikir dan berakal budi. Manusia dapat diartikan sebagai makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Infrastruktur Informasi Geospasial : Kebijakan satu peta sebagai solusi permasalahan pemanfaatan lahan di Kalimantan Tengah dengan pembuatan peta wilayah
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
1. 1 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
HAKIKAT MANUSIA
MENURUT ISLAM
Oleh
Kelompok 2
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2. 2 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
BIODATA ANGGOTA
Nama : Muhammad Firdaus
NRP : 3515100037
Jurusan : T. Geomatika
Nama : Wachidatin Nisa’ul Chusnah
NRP : 3515100067
Jurusan : T. Geomatika
Nama : Ibrahim Imamun H
NRP :
Jurusan :
Nama : Mirzaq Khairul Mufidah
NRP :
Jurusan :
Nama : Windy Mukhsiana Dewi
NRP :
Jurusan :
Nama : Muhammad Rizki Ramadhani
NRP :
Jurusan :
3. 3 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
DAFTAR ISI
Biodata Anggota………………………………………………………………………2
Daftar isi………………………………………………………………………………3
Kata Pengantar………………………………………………………………………..4
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………………5
Bab 2 Kajian Pustaka………………………………………………………………….6
Bab 3 Pembahasan…………………………………………………………………….7
1. KONSEP TENTANG MANUSIA……………………………………………7
1.1 Siapakah Manusia Itu ?......................................................................................7
1.2 Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk lain……………………8
2. EKSISTENSI MANUSIA…………………………………………….………9
2.1 Tujuan Penciptaan Manusia………………………………….………………9
2.2 Fungsi dan Perananan Manusia…………………………………...…………11
3. MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH ALLAH…………...…11
3.1 Tanggung jawab Manusia sebagai Hamba Allah……………………………11
3.2 Tanggung jawab Manusia sebagai Khalifah Allah…………………………..12
Bab 4 Kesimpulan………………………...………………………………………….14
Daftar Pustaka…………………………......…………………………………………15
4. 4 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut
Islam”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Pendidikan Agama Islam ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang memberikan tugas dan petunjuk, sehingga
makalah imi dapat terselesaikan.
Surabaya, 28 September 2015
Penulis
5. 5 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
BAB 1. PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu manusia
dan berbagai hal yang ada dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai
kalangan. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan
dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungan tempat
tinggalnya. Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu kala, namun
sampai saat ini belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia yang sebenarnya.
Hal ini terbukti dari misalnya Homo Sapien (manusia berakal), Homo economices
(manusia ekonomi), yang kadangkala disebut economical, animal, dsb.
Agama islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah menggolongkan
manusia kepada binatang. Hal ini berlaku selama manusia menggunakan akal pikiran
dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya.Namun, jika manusia
tidak mempergunakan semua karunia itu dengan benar, maka derajat manusia akan
turun, bahkan lebih rendah dari binatang. Hal ini telah dijelaskan dalam Al Quran surat
Al-A’raf ayat 179. Sangat menariknya pembahasan tentang manusia inilah yang
membuat penulis tertarik mengulas sedikit tentang Manusia menurut Pandangan Islam
6. 6 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
Dari sudut pandang psikologi, Hakikat manusia mengarah pada sifat-sifat
manusia (human nature) yaitu sifat-sifat khas (karakteristik) segenap umat manusia
(Chaplin, 1997)
Para pemikir Islam seperti Al-Farabi, Al-Ghazali, dan Ibnu Rusyd menyatakan bahwa
manusia merupakan rangkaian utuh antara dua unsur, yaitu unsur yang bersofat materi
dan immateri. Pengertian tersebut membuktikan bahwa manusia mengandung dua
unsur yang tidak bisa dipisahkan. Atau dengan kata lain tidak bisa dikatakan manusia
jika salah satu unsur tidak ada. Istilah yang sering digunakan dalam islam untuk unsur
immateri adalah ruh dan nafs
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah dimuka bumi dengan
tugasnya yang sedemikian rupa. Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Bentuk pengabdiannya tersebut berupa pengakuan atas keberadaan Allah SWT,
melaksanakan perintahNya serta menjauhi laranganNya. Sebagai bentuk mengakui
keberadaan Allah adalah dengan mengikuti Rukun Iman dan Rukun Islam. Sebagai
wujud keimanan terhadap Allah SWT, Allah SWT menyatakan bahwa manusia tidak
cukup hanya meyakini didalam hati dan diucapkan oleh mulut, tetapi manusia harus
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan di dunia sebagai pertanggung jawaban dirinya sebagai hamba
Allah dengan ketaatan ketundukan dan kepatuhan yang dicerminkan dalam kebenaran
dan keadilan. Manusia menempati posisi sebagai nciptaan dan Tuhan sebagai pencipta.
Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia menghambakan diri kepada
Allah dan dilarang menghambakan pada dirinya, serta menghamba pada hawa
nafsunya.
7. 7 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
BAB 3. PEMBAHASAN
HAKIKAT MANUSIA DALAM ISLAM
1. KONSEP TENTANG MANUSIA
1.1 Siapakah manusia itu?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk
yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’. Menurut
pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar
dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan
kemaslahatannya. Sedangkan dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini bersepadan
dengan:
1. Basyar (Qs Al-Mukminun: 33)
Kata “Basyar” dalam Al-Qur’an disebut 27 kali, memberikan referensi pada
manusia sebagai mahkluk Biologis.
Sebagai mahkluk biologis, manusia dapat dililhat dari perkataan Maryam
kepada Allah: “Tuhanku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku tidak
disentuh basyar” (Ali Imran). Dan pertanyaan Maryampun terjawab, Nabi Muhammad
SAW diutus Allah menegaskan bahwa secara biologis ia sepeti manusia lain. Allah
berfirman, “Katakanlah,Aku (Muhammad saw) ini manusia biasa (basyar) seperti
kamu,hanya saja aku diberi wahyu bahwa Tuhanmu adalah Tuhan yang satu”. (Q.S. al-
Kahfi: 110 dan Fushshilat: 6).
2. Insan (Qs Al-Ala’: 5)
Kata “Insan” disebut dalam Al –Qur’an sebanyak 65 kali, Konsep insan selalu
dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang
berfikir,diberi ilmu,dan memikul amanah. Insan adalah manusia yang menjadi
(becoming) dan terus bergerak maju kearah kesempurnaan.
3. An-Nas (Qs Al-Baqarah: 21)
Kata “An-Nas” disebut sebanyak 240 kali, konsep An-Nas menunjuk pada
semua manusia sebagai makhluk sosial atau kecenderungan untuk hidup berkelompok
dengan sesamanya.
8. 8 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah,
alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang
memiliki berbagai kemampuan.
Tentang Konsep Manusia ini sendiri menjadi perbincangan dikalangan Para
ahli, dan untuk mencari makna manusia dilakukan melalui ilmu pengetahuan. Para ahli
berusaha mendefenisikannya sesuai dengan bidang kajian (objek materia) ilmu yang
digelutinya. Membicarkan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat
tergantung pada metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori behaviorisme menyabut manusia sebagai Homo Mehanicus
(manusia mesin). Menurut teori ini segala tingkah laku manusia terbantuk sebagai hasil
proses pembelajaran terhadap lingkungan.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia
berfikir). Menurut teori ini manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang beraksi
secara pasif pada lingkungan,tetapi sebagai makhluk yang selalu berfikir. Sedangkan
para penganut teori humanisme menyebut manusis sebagai homo ludens (manusia
bermain). Menurut humanisme manusia berperilaku untuk mempertahankan,
meningkatkan dan mengatualisasikan diri.
Degan demikian Al-Qur’an memandang manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, sosial. Manusia sebagai basyar tunduk kepada Allah, sama dengan makhluk
lain. Manusia sebagai insan dan an-nas bertalian dengan hembusan roh Allah yang
memiliki kebebasan dengan memilih untuk tunduk atau menentang takdir Allah.
1.2 Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain
Manusia pada hakekatnya sama saja dengan makhluk lain, yaitu memiliki hasrat
dan tujuan. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan,
kesadaran, dan keunggulan yang dimiliki manusia dibandingkan makhluk lain.
Kelebihan manusia membedakannya dari makhluk lainnya. Mengenai kelebihan
manusia atau makhluk lainnya dijelaskan dalam surat Al-Isra ayat 70.
Diantara karakteristik manusia adalah :
1. Aspek kreasi
2. Aspek ilmu
3. Aspek kehendak
9. 9 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
4. Pengetahuan akhlak
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan Kami
angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas makhluk-
makhluk yang kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol” (Qs Al Isra 70)
Kelebihan manusia dibandingkan :
Aspek Manusia Malaikat Jin Hewan Iblis/Setan
Fisik Nyata Tidak
nyata
Tidak
nyata
Nyata Tidak nyata
Dimensi Spiritual,
emosional,
intelektual, dan
syahwat
Akal Akal dan
syahwat
Nafsu dan
naluri
(insting)
Akal dan
nafsu
Visi dan
Misi
Beribadah
kepada Allah
dengan pilihan
sebagai
khalifah/wakil
Allah
Beribadah
kepada
Allah
secara
sukarela
sebagai
Prajurit
Allah
Beribadah
kepada
Allh
dengan
pilihan
Beribadah
kepada
Allah
dengan
insting
Menyesatkan
manusia
dengan
pilihan
2 EKSISTENSI MANUSIA
2.1 Tujuan penciptaan manusia
Pengertian Eksistensi martabat manusia adalah bahwasanya manusia
diciptakan ke dunia ini oleh Allah melaui berbagai rintangan tentunya tiada lain untuk
mengabdi kepadaNya, sehingga dengan segala kelebihan yang tidak dimiliki mahluk
Allah lainya tentunya kita dapat memanfaatkan bumi dan isinya untuk satu tujuan yaitu
mengharapkan ridho dari Allah SWT. Dan dengan segala potensi diri masing-masing
kita berusaha untuk meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan kita sehingga dapat
selamat Dunia dan Akhirat.
قَلَخ اَم َوُِوندُبعَيِل ََّّلِإ َسنِاْل َو َّن ِجال ُت
“Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi
kepadaku” (Q.S. Adz-Dzariyaat : 56)
Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah SWT. Bentuk pengabdiannya
10. 10 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
tersebut berupa pengakuan atas keberadaan Allah SWT, melaksanakan perintahNya
serta menjauhi laranganNya. Sebagai bentuk mengakui keberadaan Allah adalah
dengan mengikuti Rukun Iman dan Rukun Islam. Sebagai wujud keimanan terhadap
Allah SWT, Allah SWT menyatakan bahwa manusia tidak cukup hanya meyakini
didalam hati dan diucapkan oleh mulut, tetapi manusia harus melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian dapat disimpulkan keberadaan manusia diciptakan Allah
untuk menjadi manusia yang Islami (Islam yang benar). Menjadi Islam yang benar
adalah dengan mengerti, memahami dan melaksanakan dalam kehidupan apa yang
telah dilarangNya, dengan kata lain secara konsisten melaksanakan Rukun Iman dan
Rukun Islam.
1. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
Dalam al-qur’an Q.S. Al-Anbiya ayat 107 yang artinya :
َينِمَلاَعلِل ًةَمح َر ََّّلِإ ََاكنلَسرَأ اَم َو
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk Rahmat bagi semesta alam”
Ayat ini menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh Allah SWT dan berada didunia
ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Arti kata rahmat adalah karunia,
kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia sebagai rahmah adalah manusia diciptakan
oleh Allah SWT untuk menebar dan memberikan kasih saying kepada alam semesta.
2. Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia
Tujuan khusus adanya manusia di dunia adalah sukses di dunia dan di akhirat
dengan cara melaksanakan amal shaleh yang merupakan investasi pribadi manusia
sebagai individu. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 97 yang artinya : “Barang
siapa mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya Allah SWT akan memberikan kepadanya kehidupan
yang baik dan akan diberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dengan apa yang telah mereka kerjakan”.
2.1 Fungsi dan peranan Manusia
Peran yang hendaknya dilakukan oleh seorang khalifah sebagaimana yang telah
ditetapkan Allah, diantaranya adalah :
1. Belajar (Qs An Naml: 15-16 dan Al Mukmin: 54)
11. 11 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat Al Alaq adalah mempelajari ilmu
Allah yaitu Al Qur’an
2. Mengajarkan Ilmu (Qs Al-Baqarah: 31-39)
Ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja,
tetapi juga ilmu Allah
3. Membudayakan Ilmu (Qs Al Mukmin: 35)
Ilmu yang telahdiketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan
dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti yang dicontohkan
oleh Rasulullah SAW
3 MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH ALLAH
3.1 Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah
Dalam kehidupan di dunia sebagai pertanggung jawaban dirinya sebagai hamba
Allah dengan ketaatan ketundukan dan kepatuhan yang dicerminkan dalam kebenaran
dan keadilan. Manusia menempati posisi sebagai nciptaan dan Tuhan sebagai pencipta.
Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia menghambakan diri kepada
Allah dan dilarang menghambakan pada dirinya, serta menghamba pada hawa
nafsunya.
Manusia sebagai hamba Allah memiliki tanggung jawab. Yaitu tanggung jawab
terhadap diri sendiri, keluarga, dan kepada sesama.
Tanggung jawab kepada keluarga adalah lanjutan dari tanggung jawab terhadap
diri sendiri, karena memelihara diri sendiri berkaitan dengan perintah memelihara iman
keluarga, hal ini disebutkan dalam Al-Quran surah At-Tahriim ayat 6 yang berbunyi
َةكِئ ََلَم اَهْيَلَع ُةَارَج ِحْلاَو ُاسَّنال اَهُدوُقَو اًارَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْنَأ واُق واُنَمآ َِينذَّلا اَهُّيَاأَي
َونُرَمْؤُي اَم َونُلَعْفَيَو ْمُهَرَمَأ اَم َهَّلال َونُصْعَي ََل َاددِش ظ ََلِغ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Oleh karena itu tanggung jawab hamba Allah adalah menegakkan keadilan,
12. 12 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
baik terhadap diri sendiri maupun keluarga.
Tanggung jawab kepada sesama merupakan realisasi dari manusia sebagai
hamba-hamba Allah yang merupakan bagian dari ummah yang senantiasa berbuat
kebajikan juga diperintahkan untuk mengajak yang lain berbuat ma’ruf dan mencegah
kemunkaran yang dijelaskan dalam Al-Quran surah Ali Imran ayat 104 yang berbunyi
َيَو ِرْيَخْلا ىَلِإ َُونعْدَي ةَّمُأ ْمُكْنِم ُْنكَتْلَوَِركْنُمْلا َِنع َن ْوَهْنَيَو ِوفُرْعَمْلاِب َونُرُمْأ
َنوُحِلْفُمْلا ُمُه َكِئَلوُأَو
Artinya :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah
orang-orang yang beruntung.
3.2 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah
Tugas hidup yang dipikul manusia dimuka bumi adalah tugas kekhalifahan,yaitu
tugas kepemimpinan, wakil Allah dimuka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan
alam.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, khalifah berarti pimpinan umat. Menjadi
pemimpin adalah fitrah setiap manusia. Kepemimpinan adalah suatu amanah yang
diberikan Allah yang suatu ketika nanti harus kita pertanggungjawabkan
Manusia sebagai khalifah memegang mandat untuk mewujudkan kemakmuran
dimuka bumi. Kekuasaannya bersifat kreatif. Sebagai khalifah, manusia diberi
wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan, sehingga kebebasan tersebut
melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai khalifah bertumpu
pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimiliki tidak menjadikan
manusia bertindak sewenang-wenang.
Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan
ketentuan-ketentuan yaitu hukum-hukujm Tuhan baik yang tertulis dalam kitab suci
Al-Qur’an maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta. Wakil yang
menggingkari serta menghianati kepercayaan yang diwakili akan
dipertanggungjawabkan sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surah Faathir ayat
39 yang berbunyi
ْمُكَلَعَج ِيذَّلا َوُهَين ِرِفَاكْلا ُدي ِزَي َلَو ُهُرْفُك ِهْيَلَعَف َرَفَك ْنَمَف ِضْاألر يِف َفِئَلَخ
13. 13 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
اًارَسَخ َلِإ ْمُهُرْفُك َين ِرِفَاكْلا ُدي ِزَي َلَو اًتْقَم َلِإ ْمِهِِّبَر َدْنِع ْمُهُرْفُك
Artinya :
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa
yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-
orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya
dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian
mereka belaka.
Dengan demikian, manusia sebagai khalifah dan hamba Allah merupakan
kesatuan yang menyempurnakan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang memiliki
kebebasan berkreasi dan sekaligus menghadapkannya pada tuntutan kodrat yang
menempatkan posisinya kepada keterbatasan.
14. 14 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
BAB 4. KESIMPULAN
Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk Allah SWT yang
memiliki unsur dan jiwa yang arif, bijaksana, berakal, bernafsu, dan bertanggung jawab
kepada Allah SWT. Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat
ditangkap panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena manusia memiliki
daya fikir, akal, nafsu, kalbu, dsb.
“dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah, kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kmai jadikan dia makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maka Sucilah Allah
, Pencipta Yang Paling Baik” (Qs Al Mukminun: 12-14)
Manusia memiliki kelebihan dari makhluk lain salah satu buktinya adalah kepatuhan
manusia pada Allah SWT melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan
godaan syetan sedangkan kepatuhan malaikat kepada Allah SWT karena sudah
tabiatnya, sebab malaikat tidak memiliki hawa nafsu. Oleh karena itu sebagai manusia
seharusnay kita senantiasa bersyukur atas karunia-Nya, karena salah satu kunci
kesuksesan adalah bersyukur.
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan Kami
angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas makhluk-
makhluk yang kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol” (Qs Al Isra 70)
15. 15 | H a k i k a t M a n u s i a M e n u r u t I s l a m
DAFTAR PUSTAKA
Mansoer, Hamdan, dkk, Materi Instruksi Pendidikan Agama Islam Di Perguruan
Tinggi Negeri Umum, Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Departeman
Agama RI, 2004.
Abdurrahman, dkk, Pendidikan Agama Islam, Bangkalan: Pustaka Raja,20
Fathoni Ahmad Miftah Drs., M.Ag, Pengantar Studi Islam, 2001, Semarang, Gunung
Jati.
Supadie Didiek Ahmad,dkk. Pengantar Studi Islam, 2011 , Jakarta, Rajawali Pers.
www.kuliahgratis.net/pengertian-dan-konsep-tentang-manusia/
www.academia.edu/4727825/KONSEP_MANUSIA_DALAM_ISLAM_Manusia_dic
iptakan_Allah_SWT/