Posyandu merupakan forum komunikasi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan petugas kesehatan. Kegiatan Posyandu meliputi lima program utama yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, keluarga berencana, penangg
1. BAB II PEMBAHASAN
A.ISI
Pengertian, Tujuan, dan Kegiatan Posyandu
Menurut data saat ini terdapat ribuan Posyandu yang hilang, baik dalam arti kegiatan, eksistensi,
maupun secara fisik. Sementara jumlah kader yang aktif juga semakin menurun, sehingga
dikawatirkan secara signifikan dapat menurunkan jangkauan pelayanan kesehatan kita.
Sebagaimana kita ketahui, Posyandu merupakan perpanjangan tangan Puskesmas yang memberikan
pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan posyandu
dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat, yang
menyelenggarakan system pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan kualitas manusia,
secara empirik telah dapat memeratakan pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi
pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak
(Departemen Kesehatan, 1999).
Menurut Effendy (1998), Posyandu merupakan forum komunikasi, alih teknologi dan
pelayanan kesehatan masyarakat, dari oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan tehnis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian norma keluarga kecil bahagia
sejahtera
T ujuan Posyandu
Tujuan pokok dari Posyandu menurut Effendy (1998), antara lain untuk :
1. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak,
3. penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera,
1. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan–kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat, pendekatan
dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakatdalam usaha meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan geografi,
2. 2. Meningkatkan dan pembinaaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi untuk
swakelola usaha–usaha kesehatan masyarakat
KegiatanPosyandu
Terdapat berbagai jenis kegiatan yang dilakukan pada Posyandu antara lain meliputi 5 kegiatan
posyandu dan 7 kegiatan posyandu (sapta krida posyandu):
Lima kegiatan posyandu antara lain :
1. Kesehatan ibu anak,
2. Keluarga berencana,
3. Imunisasi,
4. Peningkatan gizi,
5. Penanggulangan diare;
T ujuh kegiatan Posyandu (sapta krida posyandu) meliputi:
1. Kesehatan ibu anak,
2. Keluarga berencana,
3. Imunisasi,
4. Peningkatan gizi,
5. Penanggulangan diare,
6. Sanitasi dasar,
7. Penyediaan obat esensial;
3. Pentingny a Posy andu
Sedangkan jenis pelayanan yang diberikan antara lain :
1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita,
2. Penimbangan bulanan,
3. Pemberian makanan tambahan,
4. imunisasai bagi bayi 0-11 bulan,
5. Pemberian oralituntuk penanggulangan diare,
6. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama;
Beberapa kegiatan pada pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur
antara lain :
1. Pemeriksaan kesehatan umum
2. Pemeriksaan kehamilan dan nifas
3. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah
4. Imunisasi tetanus toxoid untuk ibu hamil
5. Penyuluhan kesehatan dan keluarga berencana
4. 6. Pemberian oralitpada ibu yang terkena diare
7. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
8. Pertolongan pertama pada kecelakaan
Prinsip dasar pelayanan Posyandu antara lain ;
1. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan antara
pelayanan profesional
2. Adanya kerjasama lintasprogram yang baik kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi,
imunisasai, penanggulangan diare maupun lintas sektoral seperti:departemen kesehatan,
bantuan desa dan badan koordinasi keluarga berencana nasional
3. Kelembagaan masyarakat pos desa, kelompok timbang/pos timbang, pos imunisasai, pos
kesehatan
4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama bayi umur0-1 tahun, anak balita umur 1-4tahun,
ibu hamil, pasangan usia subur
5. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan pembangunan kesehatan masyarakat
desa dan primary health care.
SistemKerjaPosyandu
Menurut Muninjaya (1999), sistem kerja Posyandu merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi
input, proses dan output.
Inputadalah ketersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu,
yang meliputi antara lain:
1. Sarana fisik atau kelengkapan seperti bangunan, meja kursi,perlengkapan penimbangan,
perlengkapan pecatatan dan pelaporan, perlengkapan penyuluhan dan perlengkapan
pelayanan,
2. Sumber daya manusia yang ada seperti kader, petugas kesehatan dan aparat desa atau
kecamatan yang ikut berperan dalam kelangsungan program,
3. Ketersedianya dana, sebagai penunjang kegiatan yang berasal dari pemerintah maupun
swadaya masyarakat,
4. Penyelenggaraan kegiatan posyandu dan bagaimana carapersiapan serta mekanisme
pelayanannya.
Proses, dalam sistem pelayanan Posyandu antara lain meliputi:
5. 1. Pengorganisasian posyandumencakup adanya struktur organisasi, yaitu adanya perencanaan
kegiatan mulai persiapan,monitoring oleh petugas sampai evaluasi proses dan hasil kegiatan.
Adanya kejelasan tugas dan alur kerja yang jelas serta dipahami olehkaderposyandu,
2. Pelaksanaan kegiatan posyandu yang mencakup pendaftaran,penimbangan,pencatatan
penyuluhan, pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Program pokok yang minimal
harus dilaksanakan meliputi lima pelayanan yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, keluarga
berencana, penanggulangan diaredan imunisasi
3. Pembinaan dan pemantauan petugas yang mencakupadanya rencana kegiatan pembinaan
dan pemantauan yang jelas dan tertulis,ada jadwal yang terencana dengan baik, siapa yang
menjadi sasaran, cara pembinaan, pemantauan dan pemecahan masalah,
4. Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader untuk membina kesehatan dan gizi masyarakat
terutama pada keluarga sasaran. Proses pelaksanaan kunjungan harus direncanakan siapa
sasaran, kapan dilaksanakan, siapa yang melaksanakan dan hasil dicatat dalam kegiatan
kader
5. Pelaksanaan evaluasi program dilaksanakan setiap bulan. Di tingkat posyandu dilaksanakan
setelah selesai kegiatan pelayanan yang melibatkan kader, aparat desa, pembinaan
kesejahteraan keluarga dan petugas pembina. Sedangkan di tingkat kecamatan dilaksanakan
melalui pertemuan lintas sektor di kecamatan lain yang berkaitan dengan kesehatan dan
perbaikan gizi serta keluarga berencana
6. Umpan balik tentang hasil kegiatan posyandu, hasil pembinaan dan evaluasi disampaikan
melalui pertemuan rutin yang telah direncanakan. Umpan balik berasal dari aparat desa,
tokoh masyarakat dan kelompok kerja personal baik tingkat desa, kecamatan maupun
kabupaten
7. Imbalan (reward) bagi kader, sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian kaderdalam
melaksanakan tugasnya,dan harus dipikirkan, karena dengan imbalan tersebut diharapkan
dapat memelihara dan meningkatkan motivasi kerja kader.
Output - Keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil kegiatan penimbangan, pelayanan
pemberian makanan tambahan, distribusi paket perbaikan gizi, pelayanan imunisasi, pelayanan
keluarga berencana dan penyuluhan. Sedangkan output kegiatan yang diharapkan berupa
peningkatan status gizi, dan ibu hamil, penurunan angka kematian ibu, angka kematian bay i, berat
badan lahir rendah dan angka kesakitan.
Refference,antara lain :Depdagri. 1999. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tentang Revitalisasi
Posyandu Muninjaya, A., A., G. 2004. Manajemen Kesehatan, EGC, Jakarta.Effendy, N. 1998. Dasar-
Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Depkes RI. 1999. Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia sehat 2010.
Incoming Search Terms:
6. makalah pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak, kegiatan posyandu antara lain, jenis kegiatan
posyandu, pengerian tugas kader dalam pelayanan kesehatan, cara kerja posyandu,makalah
posyandu, makalah pusatkesehatan ibu dan anak, makalah tentang kader posyandu,upaya
meningkatkan cakupan posyandu, 7 kegiatan posyandu, pembangunan pelayanan
posyandu, penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan kader posyandu, Pengertian pelayanan
Pemberian kb, pengertian dan tujuan pelayanan kesehataanak, pengertian kaderdalam posyandu
A. Pengertian Posyandu
Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara
program Keluarga Berencana – Kesehatan di tingkat desa.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu
adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS. C. Jenis
Posyandu
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan
intervensi sebagai berikut :
1. Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan
kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan
pelatihan dasar lagi.
2. Posyandu madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang
atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan
Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian
posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi untuk
posyandu madya ada 2 yaitu :
a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah
dilengkapi dengan metoda simulasi.
7. b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan masalah
dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program
tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
3. Posyandu purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya
lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)
lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah
ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di
tingkat ini adalah :
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat
menetukan sendiri pengembangan program di posyandu
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat
yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
4. Posyandu mandiri (warna biru)
Adalah posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
pertahun dengan jumlah kader 5 orang atau lebih dimana cakupan ke-5
kegiatan utamanya lebih dari 50% dan dapat melaksanakan sumber
dana dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat. Intervensinya
dilakukan pembinaan program dana sehat, memperbanyak program
tambahan sesuai dengan masalah dan pendekatan PKMD.
B. Bentuk kegiatan Posyandu
Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:
1) Kesehatan Ibu dan Anak
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah
Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori,
serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
2) Keluarga Berencana
Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang
dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi
Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya
3) Immunisasi
Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi.
4) Peningkatan gizi
Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-anak dibawah
umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui
Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun
5) Penanggulangan Diare
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:
1. Kesehatan Ibu dan Anak
8. 2. Keluarga Berencana
3. Immunisasi
4. Peningkatan gizi
5. Penanggulangan Diare
6. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang benar,
pengolahan makanan dan minuman
7. Penyediaan Obat essensial.
C. Pembentukan Posyandu
Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:
1) Pos penimbangan balita
2) Pos immunisasi
3) Pos keluarga berencana desa
4) Pos kesehatan
5) Pos lainnya yang dibentuk baru.
D. Alasan Pendirian Posyandu
Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:
1) Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus
dengan pelayanan KB.
2) Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat
terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).
E. Penyelenggara Posyandu
1) Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat dibawah
bimbingan Puskesmas
2) Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat
formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).
F. Lokasi / Letak Posyandu
Syarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi:
1) Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
2) Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
3) Dapat merupakan lokal tersendiri
4) Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.
G. Pelayanan Kesehatan Di Posyandu
Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:
1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a) Penimbangan bulanan
b) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang
c) Immunisasi bayi 3-14 bulan
d) Pemberian orlit untuk menanggiulangi diare
e) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
a) Pemeriksaan kesehatan umum
b) Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan tablet besi
d) Immunisasi TT untuk ibu hamil
e) Penyuluhan kesehatan dan KB
f) Pemberian alat kontrasespsi KB
g) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
h) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
i) Pertolongan pertama pada kecelakaan (Effendi, 1998).Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu
selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui
9. masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat
berupa:
a) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.
b) Balita yang berat badanya di bawah garis merah.
c) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
d) Balita yang mencret.
e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
f) Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat.
g) Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.
h) Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus (Depkes RI-Unicef, 2000).
Bentuk kegiatan lain yang masih dilokasi Posyandu berupa;
1) Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam regester balita sampai terbentuknya balok SKDN.
2) Membahas bersama - sama kegiatan lain atas saran petugas.
3) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti penyuluhan.
Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan diluar posyandu berupa:
1) Melaksanakan kunjungan rumah.
2) Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan UPGK.
3) Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga.
4) Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan ketrampilan (Depkes RI-Unicef, 2000).
Apabila kader menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam posyandu, maka mereka dapat menghubungi
orang-orang berikut sebagai upaya untuk mencari jalan keluar:
a) Bidan desa.
b) Kepala Desa.
c) Tokoh masyarakat / tokoh agama.
d) Petugas LKMD, RT, RW.
e) Tim Penggerak PKK.
f) Petugas PLKB.
g) Petugas pertanian ( PPL ).
h) Tutor dari P dan K.
H. Dukungan Dari Puskesmas/ Petugas Kesehatan
Memberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:
1) Aspek komunikasi.
2) Tehnik berpidato.
3) Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.
4) Proses pengembangan.
5) Tehnik pergerakan peranserta masyarakat.
6) Memberikan pembinaan pada kader setelah kegiatan Posyandu berupa:
Cara melakukan pendataan / pencatatan.
Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat.
7) Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu.
I. Dukungan dari Masyarakat / LKMD
LKMD mempunyai peranan besar dalam upaya peningkatan tarap kesehatan masyarakat di desa / kelurahan. Dalam hal
ini termasuk upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita, ibu hamil dan angka kelahiran, khususnya yang
diupayakan melalui posyandu dengan kegiatanya.
Perananan LKMD dalam pembentukan Posyandu;
1. Mengusulkan, mendorong dan membantu kepala desa / kelurahan untuk membentuk posyandu di
wilayahnya.
2. Memberi tahu masyarakat tentang pentingnya posyandu serta cara pembentukannya.
3. Membantu secara aktif pelaksanaan pengumpulan data dan musyawarah masyarakat dalam rangka
membentuk Posyandu, penentuan lokasi, jadwal, pemilihan kader dan lain-lainnya.
10. Peranan LKMD dalam pelaksanaan Posyandu:
1. Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu melaksanakan tugasnya di Posyandu
dengan baik.
2. Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur agar datang ke
Posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Peranan LKMD dalam pembinaan Posyandu.
1. Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara teratur setiap bulan, sesuai jadwal
yang telah disepakati.
2. Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara lengkap (KIA, KB, Gizi, Immunisasi
dan penanggulangan diare).
3. Memberikan saran-saran kepada kepala desa / kelurahan dan kader agar Posyandu dapat berfungsi secara
optimal ( agar buka teratur sesuai jadwal, melakukan pelayanan secara lengkap dan dikunjungi ibu hamil,
ibu dan anak balita serta ibu usia subur).
4. Bila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat melakukan pemberian makanan
tambahan kepada bayi dan anak balita secara swadaya.
5. Mengingatkan kader untuk melakukan penyuluhan di rumah-rumah ibu (kunjungan rumah) dengan bahan
penyuluhan yang tersedia.
6. Mencarikan jalan dan memberi saran-saran agar kader dapat bertahan melaksanakan tugas dan perannya
(tidak drop out). Misalnya dengan pemberian penghargaan, mengupayakan alat tulis atau bantuan lainya.
7. Membahas bersama kepala desa / kelurahan dan tim pembina LKMD Kecamatan cara-cara pemecahan
masalah yang dihadapi Posyandu.
8. Agar pembinaan Posyandu dan pembinaan kader dilakukan oleh LKMD ini dapat dilaksanakan dengan baik,
maka cara dan pesan-pesan penyuluhan yang berkaitan dengan promosi Posyandu juga perlu dipahami
oleh LKMD.
Manfaaat Posyandu Bagi Masyarakat
Posyandu yang sudah ada dimasyarakat saat ini sangat berperan dalam
mendukung pencapaian pembangunan kesehatan ibu dan anak. Dengan program
Posyandu Balita di masing-masing RW di kelurahan Bandungrejosari yang selama ini
berjalan dengan baik dan rutin dilakukan satu kali dalam satu bulan dan pembinaan
yang dilakukan oleh Puskesmas secara bergantian di masing-masing Posyandu yang
sudah tersebar di masing-masing RW tersebut sangat membantu masyarakat utamanya
kesehatan ibu dan anak..
Ada lima program prioritas yang dilakukan oleh Posyandu yaitu : KB, KIA, gizi,
imunisasi, dan penanggulangan diare. Dengan program tersebut terbukti dapat
menurunkan angka kematian bayi dan balita. Partisipasi masyarakat dalam mendukung
terlaksananya Posyandu Balita ini sangat penting, tanpa keikutsertaan mereka ke
Posyandu maka program ini tidak akan dapat berjalan dengan baik. Dengan keaktifan
mereka untuk datang dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu dapat
mencegah dan mendeteksi sedini mungkin gangguan dan hambatan pertumbuhan pada
balita.
11. Keaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu merupakan salah satu faktor
pendukung yang sangat diperlukan untuk pemantauan pertumbuhan anaknya. Sikap ibu
balita untuk menyadari bahwa posyandu merupakan hal yang utama untuk menigkatkan
derajat kesehatan ibu balita, hal ini dapat menimbulkan perilaku positif ibu balita
tentang posyandu. Sikap ibu balita yang positif akan mempengaruhi perubahan perilaku
yang positif. Dengan didasari pengetahuan yang baik dan sikap positif terhadap
posyandu, maka Ibu akan senantiasa berupaya datang ke posyandu untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sangat berguna bagi anak-anak mereka, dan tentunya bagi
ibu itu sendiri.
Banyak program dan fasilitas yang disediakan pemerintah akan menjadi sia-sia
jika ibu dan balita tidak datang ke posyandu. Misalnya, pemberian imunisasi. 1 botol
vaksin (DPT/HB, Campak) rata-rata untuk dipakai 10 sasaran (10 dosis), 1 vaksin BCG
untuk > 60 dosis/sasaran. Jika sasaran yang diimunisasi sangat sedikit, misalnya yang
diimunisasi BCG hanya 5 bayi, DPT/HB 3 bayi, maka indeks pemakaian vaksin juga
sangat kecil. Sedangkan vaksin yang sudah dibuka (walaupun dipakai sedikit) tidak bisa
digunakan lagi untuk hari berikutnya, dan harus dimusnahkan.
Salah satu faktor yang juga terkait kurangnya pemanfaatan posyandu adalah masalah
gizi balita. Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar, dan
masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari
melalui kegiatan posyandu, sehingga posyandu sebagai layanan kesehatan yang sangat
dekat pada masyarakat sangat berperan penting dalam deteksi dini masalah gizi.
Deteksi dini balita gizi buruk adalah kegiatan penentuan status gizi balita melalui KMS
(yaitu dari berat badan menurut umur) dan tanda-tanda klinis pada balita yang
dilakukan oleh orang tua. Dengan melakukan penimbangan setiap bulan di posyandu
maka status gizi dan jalur pertumbuhan anak dapat selalu terpantau, sehingga bila
ditemukan kelainan dalam grafik pertumbuhan akan segera terdetesi dan akan mudah
untuk melakukan perbaikan status gizi anak. Deteksi dini ini juga perlu diimbangi
dengan penyuluhan serta pemberian makanan tambahan.
Apa saja Manfaat POSYANDU bagi masyarakat ?
1. Pertumbahan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi buruk.
2. Bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.
3. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
4. Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh Tablet Tambah Darah serja
imunisasi Tetanus Toxoid.
5. Ibu nifas memperoleh Kapsul Vitamin A dan Tablet Tambah Darah.
6. Stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di
posyandu, dan mendeteksi dini tumbuh kembang
7. Anak belajar bersosialisasi dengan sesame balita dan orang tua.
8. Memperoleh penyuluhan kesehatan tentang kesehatan ibu dan anak.
9. Apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui akan
dirujuk ke Puskesmas
12. 10. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak batita.
Banyak manfaat posyandu yang bisa diperoleh ibu dan balita. Semua fasilitas
tersebut