Makalah ini membahas tentang Posyandu dan KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk memantau pertumbuhan balita. Posyandu adalah forum komunikasi pelayanan kesehatan yang melibatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan dan gizi. Revitalisasi Posyandu bertujuan meningkatkan peran serta masyarakat dengan mendekati sumber daya masyarakat. KMS digunakan untuk memantau pertumbuhan balita se
1. MAKALAH Posyandudan KMS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak terjadinya krisis kegiatan Posyandu juga ikut menurun, oleh
karena itu untuk meningkatkan kegiatan Posyandu kembali telah
diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor :411.3/536/SJ
tanggal 3 Maret 1999 tentang Revitalisasi Posyandu. Tetapi dalam
pelaksanaannya dan menghadapi era otonomi dan desentralisasi
dianggap penting bahwa pedoman tersebut perlu diperbarui dan
disesuaikan dengan tuntutan perkembangan. Oleh karena itu telah
diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Nomor :411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Pedoman Umum
Revitalisasi Posyandu yang ditujukan kepada Gubernur dan
Bupati/Walikota di seluruh Indonesia, yang merupakan pembaharuan
atau surat edaran Menteri Dalam Negeri yanglalu.
Surat edaran tersebut diharapkan dapat dijadaikan acuan bersama
dalam upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan
status gizi masyarakat melalui Posyandu dimasa yang mendatang
dengan semangat kebersamaan dan keterpaduan sesuai dengan fungsi
masing-masing. Revitalisasi Posyandu ini dititik beratkan pada strategi
pendekatan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat dengan akses
kepada modal social budaya masyarakat yang didasarkan atas nilai-nilai
tradisi gotong royong yang telah mengakar didalam kehidupan
masyarakat menuju kemandirian dan keswadayaan masyarakat. Ada 6
point dalam surat edaran tersebut untuk meningkatkan kegiatan
Posyandu dan juga dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah
yaitu :
o Posyandu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar
dan peningkatan status gizi masyarakat.
o Posyandu mampu berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar
berbasis masyarakat.
o Pelaksanaan Posyandu perlu dihimpun seluruh kekuatan masyarakat
agar berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuannya.
2. o Posyandu perlu dilanjutkan sebagai upaya investasi pembangunan
sumber daya manusia yang dilaksanakan secara merata.
o Pemerintah daerah untuk mensosialisasikan dan mengkoordinasikan
pelaksanaannya dengan melibatkan peran masyarakat (LSM, ormas,
sektor swasta, dunia usaha, lembaga/negara donor dll).
o Pedoman ini dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam
melaksanakan revitalisasi Posyandu yang secara teknis masing-masing
daerah dapat menyesuaikan.
Dalam kegiatan Posyandu salah satu kegiatannya adalah memantau
pertumbuhan balita melalui KMS. Saat ini dengan menurunnya
aktivitas Posyandu dilapangan dirasakan bahwa pemantauan
pertumbuhan anak melalui KMS juga menurun. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan anak tidak dapat dipantau secara dini sehingga
menyebabkan banyak timbulnya kasus gizi buruk dilapangan. Hal ini
sebenarnya sudah terlambat, yang seyogyanya bisa dicegah sejak dini
melalui KMS. Untuk meningkatkan kembali pengetahuan petugas
kesehatan sehingga mempunyai persepsi yang sama tentang
pemantauan pertumbuhan balita melalui KMS, maka telah disusun buku
Panduan Penggunaan KMS balita bagi petugas kesehatan.
BAB II
DASAR TEORI
I. POSYANDU
A. Pengertian
posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu
program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi
pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan
kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi
dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan
keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan
3. nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini
yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan
akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3
intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan
untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan
ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan
untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan
sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan
pengembangan Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk
intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan
memperhatikan aspek-aspek Poleksesbud.
B. Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dasar
Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan
Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu
2. Bagi Kader, pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat
Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan
Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan
3. Bagi Puskesmas
Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan strata 1
Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian
pelayanan secara terpadu
4. Bagi Sektor Lain
Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-
masing
C. Jenis Posyandu
4. Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan
intervensi sebagai berikut :
1. Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan
kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan
pelatihan dasar lagi.
2. Posyandu madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang
atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan
Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian
posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi untuk
posyandu madya ada 2 yaitu :
a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah
dilengkapi dengan metoda simulasi.
b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan masalah
dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program
tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
3. Posyandu purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya
lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)
lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah
ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di
tingkat ini adalah :
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat
menetukan sendiri pengembangan program di posyandu
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat
yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
4. Posyandu mandiri (warna biru)
Adalah posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
pertahun dengan jumlah kader 5 orang atau lebih dimana cakupan ke-5
kegiatan utamanya lebih dari 50% dan dapat melaksanakan sumber
dana dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat. Intervensinya
dilakukan pembinaan program dana sehat, memperbanyak program
tambahan sesuai dengan masalah dan pendekatan PKMD.
D. Dasar Pelaksanaan
5. Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing
No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985
tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu :
1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan
Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK.
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi
Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program –
program pembangunan masyarakat desa
3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan
peranan kader pembangunan.
4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-
masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes
dan BKKBN.
5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara
paripurna.
E. Tujuan penyelenggara Posyandu.
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu
Hamil, melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya
yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
F. Pengelola Posyandu.
a. Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan
mutu Posyandu ditingkat desa kelurahan sebagai berikut :
6. 1. Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah).
2. Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
3. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim.
Penggerak PKK
4. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.
b. Pokjanal Posyandu
Pokjanal posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan
terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam
pembinaan Posyandu yaitu :
1. Tingkat Propinsi : - BKKBN
- PMD (Pembinaan Masyarakat Desa)
- Bappeda
- Tim Penggerak PKK
- d.l.l
2 Tingkat Kab/Kodya :
- Kantor Depkes/Kantor Dinkes
- BKKBN
- PMD
- Bappeda
- d.I.I
3 Tingkat Kecamatan :
• Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina petugas
Lapangan, KB,Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan)
• PD (Kader Pembangunan Desa)
4 Pokjanal Posyandu bertugas :
• Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.
• Menyiapkan kader.
• Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.
• Menyusunan rencana.
• Melakukan pemantauan dan bimbingan.
• Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.
• Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.
5. Kegiatan Pokok Posyandu :
KIA
KB
lmunisasi.
Gizi.
7. Penanggulangan Diare.
Pembentukan Posyandu.
a. Langkah – langkah pembentukan :
1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat
kecamatan.
2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah
bimbinganteknis unsur kesehatan dan KB .
3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas
diri,sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu
4) Pemilihan kader Posyandu.
5) Pelatihan kader Posyandu.
6) Pembinaan.
b. Kriteria pembentukan Posyandu.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan
Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
lebih tercapai sedngkan satu Posyandu melayani 100 balita.
8. c. kriteria kader Posyandu :
1) Dapat membaca dan menulis.
2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
4) Mempunyai waktu yang cukup.
5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.
6) Berpenampilan ramah dan simpatik.
7) Diterima masyarakat setempat.
6. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD,
Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan
dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat
dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
Meja V : Pelayanan KB Kes :
Imunisasi�
Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat�
tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus.�
Pembagian pil atau kondom �
Pengobatan ringan.�
Kosultasi� KB-Kes.
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan
Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa, perawat ).
b. Sasaran Posyandu :
• Bayi/Balita.
• Ibu hamil/ibu menyusui.
• WUS dan PUS.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
• Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
• Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii
danAgustus)
• PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
• lmunisasi.
9. • Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita
melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program
terliat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan
materi dasar dari KMS alita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu
tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya
Keberhasila Posyandu berdasarkan :
Petugas pada meja I sampai dengan IV dilaksanakan oleh Kader PKK
sedangkan meja V merupakan meja pelayanan paramedic (Bidan desa,
perawat, petugas KB).
c. Dana.
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui
gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa
lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang
dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.
G. SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)
Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat
guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. OLeh sebab itu Sistem
Informasi Posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan
Posyandu secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih
terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan
aktual. Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari
permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang
tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.
Mekanisme Operagional SIP :
1) Penggung jawab Sistem Informasi Posyandu adalah Pokjanal Posyandu
di Propinsi dan Dati II di tingkat kecamatan adalah Tim Pembina
LKMD/Kelurahan berkoordinasi dengan LKMD Seksi 10.
2) Pemerintah Desa bertanggung jawab atas tersediannya data dan
informasi Posyandu.
10. 3) Pengumpul data dan informaosi adalah Tim Penggerak PKK dan LKMD
dengan menggunakan instrumen :
a. Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok
Dasa Wisma (kader PKK) .
b. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
c. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
d. Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
e. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari
s/d Desember.
f. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan
kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.
g. Data hasil kegiatan Posyandu.
H. Pembiayaan Posyandu
1.Sumber Daya
a. Masyarakat
1) Iuran Pengguna Posyandu
2) Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
3) Sumbangan dari perorangan atau kelompok
masyarakat
4. Dana social keagamaa, misalnya zakat, infak dsb
b. Swasta/ Dunia Usaha
Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat
perusahaan dan bantuannya dapat berupa dana, prasarana atau tenaga
sukarelawan.
c. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha dimana
hasilnya dapat disumbangkab untuk pengelolaan Posyandu, contohnya
Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan Taman Obat Keluarga (TOGA)
d. Pemerintah
bantuannya berupa dana stimulant atau dalam bentuk sarana dan
prasarana Posyandu.
II. KMS (Kartu Menuju Sehat)
1. Definisi
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan
11. anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus
selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan
anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus
selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak,
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang
tua balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
2. Manfaat KMS (Kartu Menuju Sehat)
a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
b) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
c) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
(Depkes RI, 2000)
3. Cara Memantau Pertumbuhan Balita
Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan
ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat
badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan
bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis
pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak.
Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti
pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).
a. Balita naik berat badannya bila :
1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau
2) Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.
12. Gambar 2.1. Indikator KMS bila balita naik berat badannya
b. Balita tidak naik berat badannya bila :
1) Garis pertumbuhannya turun, atau
2) Garis pertumbuhannya mendatar, atau
3) Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna
dibawahnya.
Gambar 2.2. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya
c. Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita
mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus,
sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
Gambar 2.3. Indikator KMS bila pertumbuhan balita mengalami gangguan
pertumbuhan dan perlu perhatian khusus
13. d. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya
balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung
dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
Gambar 2.4. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil
e. Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap
bulannya.
f. Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu
pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya.
4. Pengukuran status gizi dengan NCHS
Kriteria keberhasilan nutrisi ditentukan oleh status gizi :
1) Gizi baik, jika BB menurut umur > 80% standart WHO – NHCS.
2) Gizi kurang, jika berat badan menurut umur 61% sampai 80% standart WHO
– NHCS.
3) Gizi buruk, jika berat badan menurut umur ≤ 60% standart WHO – NHCS. (
Supariasa, 2002)
Rumus Antropometri pada anak : ( Soetjiningsih : 1998).
1) Berat badan
Umur 1 – 6 tahun = ( tahun ) x 2 + 8
2) Tinggi badan
Umur 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir
Umur 2 – 12 tahun = umur ( tahun ) x 6 + 77
5. Manfaatnutrisi
a. Nutrisi untuk pertumbuhan
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara.
Semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang
14. rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus
bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang
masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.
b. Makanan sebagai suku cadang
Makanan juga bermanfaat untuk memulihkan badan yang baru
sembuh dari sakit. Selama sakit banyak bagian tubuh yang rusak.
Mungkin juga sebagian selnya mati. Selama orang juga kurang makan
sehingga tubuh kekurangan berbagai zat makanan yang dibutuhkannya.
Mungkin juga banyak kehilangan darah sehingga makin lama sakit
berlangsung, makin banyak zat makanan yang harus ditambahkan.
Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan
bergizi. Begitu juga untuk yang menjalani operasi atau yang baru
melahirkan.
c. Makanan sebagai bensin tubuh
Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari
seperti mandi, menyapu, juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun
tubuh tetap membutuhkan tenaga untuk bernafas, degup jantung,
serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya. Namun,
makanan perlu diatur agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya
harus memadai, dan mutunya sesuai dengan kebutuhan sehari-hari
(Nadesul, 2001).
Balita naik berat badannya bila :
1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau
2) Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.
Gambar 2.1. Indikator KMS bila balita naik berat badannya
Balita tidak naik berat badannya bila :
1) Garis pertumbuhannya turun, atau
2) Garis pertumbuhannya mendatar, atau
3) Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna
dibawahnya.
15. Gambar 2.2. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya
Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita
mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus,
sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya
balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung
dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
Gambar 2.4. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil
e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
16. f. Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah
satu pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya.
6. Pengukuran status gizi dengan NCHS
Kriteria keberhasilan nutrisi ditentukan oleh status gizi :
1) Gizi baik, jika BB menurut umur > 80% standart WHO – NHCS.
2) Gizi kurang, jika berat badan menurut umur 61% sampai 80% standart
WHO – NHCS.
3) Gizi buruk, jika berat badan menurut umur ≤ 60% standart WHO –
NHCS.
( Supariasa, 2002)
Rumus Antropometri pada anak : ( Soetjiningsih : 1998).
1) Berat badan
Umur 1 – 6 tahun = ( tahun ) x 2 + 8
2) Tinggi badan
Umur 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir
Umur 2 – 12 tahun = umur ( tahun ) x 6 + 77
7. Manfaat nutrisi
a. Nutrisi untuk pertumbuhan
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara.
Semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang
rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus
bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang
masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.
b. Makanan sebagai suku cadang
Makanan juga bermanfaat untuk memulihkan badan yang baru
sembuh dari sakit. Selama sakit banyak bagian tubuh yang rusak.
Mungkin juga sebagian selnya mati. Selama orang juga kurang makan
sehingga tubuh kekurangan berbagai zat makanan yang dibutuhkannya.
Mungkin juga banyak kehilangan darah sehingga makin lama sakit
berlangsung, makin banyak zat makanan yang harus ditambahkan.
Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi.
Begitu juga untuk yang menjalani operasi atau yang baru melahirkan.
c. Makanan sebagai bensin tubuh
Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari
seperti mandi, menyapu, juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun
tubuh tetap membutuhkan tenaga untuk bernafas, degup jantung,
serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya. Namun,
makanan perlu diatur agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya
17. harus memadai, dan mutunya sesuai dengan kebutuhan sehari-hari
(Nadesul, 2001).
8.Contoh KMS
Kartu Menuju Sehat yang Dipakai di Indonesia
Bagian-Bagian dari KMS (http://www.dkk-bpp.com)
a. Sumber berat badan; garis tegak lurus yang terdapat pada sisi kiri
setiap kelompok usia dalam KMS
b. Garis berat badan; adalah garis-garis mendatar yang dimulai dari
sumber berat badan. Angka-angka yang terdapat pada ujung garis
berat badan setiap kelompok usia dalam kilogram.
c. Garis usia; yakni garis tipis dari atau kebawah dan terakhir pada
kolom-kolom bernomor yang menyatakan usia balita dalam bulan.
d. Kolom bulan; adalah kolom yang berada dibagian bawah KMS pada
setiap kelompok usia. Kolom–kolom ini disediakan untuk menuliskan
nama-nama bulan secara berurutan sesudah bulan kelahiran.
e. Kolom bulan lahir; adalah kolom bulan yang terletak paling kiri dan
bergaris tebal. Kolom ini disediakan untuk diisi dengan bulan lahir
balita serta tahunnya.
18. Pertumbuhan balita yang baik apabila mengikuti arah lengkungan garis
pada KMS. Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan
balita pada KMS adalah sebagai berikut :
a. Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak
yang baik/ meningkat berarti ibu telah cukup memberi makanan
dengan gizi seimbang.
b. Grafik pertumbuhan anak tidak naik berkaitan dengan nafsu makan
anak menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak
baik), atau penyebab lain yang perlu digali dari ibu.
9. Cara Mengisi KMS
Identitas
Mengisi Berat Badan Lahir
Tanggal Lahir
Mengisi bulan dalam KMS
Memplot Berat Badan: BB diletakkan di garis tegak/ vertical
Terdapat 2 variasi:
1. Menurut bulan kunjungan. ( tiap kunjungan, 1 titik BB di KMS).
2. Menurut Umur, dibulatkan kebawah ( umur 2 bulan dan umur 2 bulan
lebih 3 minggu ditempat yang sama).
Tidak harus digaris tegak
Titik garis berat badan jika umurnya tepat di tanggal lahir bulan itu. (
kelebihan 1 minggu berarti maju ¼ kolom)
Membuat Grafik
Menghubungkan 2 titik di KMS
Ada 2 pendapat:
1) Hanya dapat dihubungkan apabila bulan sebelumnya dating ke posyandu
menimbang
2) Arah pertumbuhan/ trend dapat dihubungkan kapan saja.
a. 5 ARAH GARIS PERTUMBUHAN
Tumbuh kejar atau Catch-Up Growth atau N1(arah garis pertumbuhan
melebihi arah garis baku)
Tumbuh normal atau N2(arah garis pertumbuhan sejajar atau berimpit dengan
arah garis baku)
Growth Faltering atai T1 (arah garis pertumbuhan kurang dari arah garis baku
atau pertumbuhan kurang dari yang diharapkan)
Flat-Growth atau T2 (arah garis pertumbuhan datar atau berat badan tetap)
Loss of Growth atau T3 (arah garis pertumbuhan turun dari arah garis baku)
b. Pengertian tumbuh normal
19. Yaitu pertumbuhan normal jika berat badan dan panjang badan tumbuh pada
persentil yang sama.
Dalam aplikasi dengan menggunakan KMS tumbuh normal jika grafik
pertumbuhan berat badan anak sejajar dengan kurva baku.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu yang
mengandung makna: uatu forum komunikasi, alih teknologi dan
pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
sejak dini.
2. Tujuan Posyandu untuk menurunkan AKB/AKI, membudayakan NKKBS
dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan
kegiatan KB-Kes serta kegiatan pembangunan lainnya untuk mencapai
keluafga sejahtera .
3. Kegiatan Pokok Posyandu mencakup Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi
dan Penanggulangan Diare.
4. SIP (Sistem Informasi Posyandu) adalah rangkaian kegiatan untuk
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat
guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu.
5. Posyandu mandiri merupakan Posyandu percontohan terbaik dengan
ciri sebagai berikut :
• Kegiatan secara teratur dan mantap.
• Cakupan program/kegiatan baik.
• Mempunyai program tambahan.
• Memiliki dana sehat dan JPKM yang mantap.
6. Dengan pemantauan pertumbuhan yang benar akan dapat dilakukan
deteksi dini hambatan pertumbuhan.
7. Penatalaksanaan hambatan pertumbuhan secara komprehensif akan
dapat mencegah terjadinya gagal tumbuh fan malnutrisi
8. Anak dapat tumbuh kembang optimal.
20. BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Syarial R, Pelaksanan Posyandu di Tingkat II Kotamadya Medan,
disajikan pada "Temu Karya LKMD Propinsi Sumatera Utara", Medan,
1998.
Departemen Dalam Negeri: Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 0 Tahun
1990. Tentang Peningkatan Pembinaan mutu Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Jakarta, 1990.
Eacang, I, Ilmu kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni,1986.
Kanwil Depkes RI Propinssi Sumatera Utara: Mekanisme Operasional
Sistem Informasi Posyandu (SIP), disajikan pada Temu Karya Tim
Pembina LKMD, Tingkat Propinsi Sumatera Utara, Dalam Rangka
Peningkatan Mutu Posyandu Pada Tanggal 5-6 Desember 1996 di Bina
Graha Pemdasu Medan, Medan 1996.
Tim Pengerak PKK Pusat dan Direktorat Jendral PMD : Posyandu dan
Perkembangan, Jakarta,1993.
Tim Penggerak PKK Pusat : Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional IV
PKK, 11-14 Februari di Jakarta, Jakarta, 1993.
Tim Pengerak PKK Pusat: Hasil Rumusan Lokakarya Nasional
Peningkatan Mutu Posyandu di Jakarta, 30 Oktober -1 Nopember 1996,
Jakarta, 1996.
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/bab-i-
pendahuluan-latar-belakang.html#ixzz2QcJfdRX7