SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Tugas Kelompok
KIMIA ANORGANIK
“ Gas Mulia ”
Kelompok VII
 Sugiarti
 Andi Mutmainna
 Pebri Ramdani
 Yaumil Fadillah
 Hasri Wahyuni
 Satria Puspitasari
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah penemuan Gas Mulia
Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish
menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak
bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah
satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data
spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat
tersebut diberi nama argon.
Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan
Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium
dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari
Lockyer dan Frankland.
Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon
serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair
hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan
melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai
pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya
sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah
zat yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada
tahun 1923.
Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur
tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil
Bartlett barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan
berbagai gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat
telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia
yang berarti stabil atau sukar bereaksi.
Asal usul nama unsur gas mulia:
- Helium → Helios (Yunani) : matahari
- Argon → Argos (Yunani) : malas
- Neon → Neos (Yunani) : baru
- Kripton → Kriptos (Yunani) : tersembunyi
- Xenon → Xenos (Yunani) : asing
- Radon → Radium
B. Kecenderungan Gas Mulia
Unsur-unsur gas mulia (golongan 18) merupakan golongan yang paling tidak reaktif
diantara unsur-unsur dalam Tabel periodic unsure. Kenyataannya hingga kini xenon
merupakan satu-satunya gas mulia yang mampu membentuk beberapa senyawa. Sangat
diragukan kemungkinan pembentukan senyawa untuk helium atau neon. Semua golongan 18
berupa gas monoatomik pada temperature kamar, tidak berwarna dan tidak berbau, tidak
terbakar , dan juga tidak mendukung pembakaran. Titik leleh dan titik didih yang sangat
rendah menyarankan bahwa gaya dispersi yang mengikat atom-atomnya dalam fase padat
dan fase cair sangat rendah. Kecenderungan dalam titik leleh dan titik didih sejalan dengan
naiknya jumlah electron, dan oleh karena itu naiknya sifat polarisabilitas (terpolarisasi).
Beberapa sifat dan kelimpahan gas mulia
Unsure Jumlah
elektron
Titik
leleh
(ºC)
Titik didih
(ºC)
Rapatan
(g/L,
SATP)
Massa
molar
(g/mol)
Kelimpahan di
alam (% volum)
2He 2 - -269 0,2 4 0,00052
10Ne 10 -249 -245 1,0 20 0,0015
18Ar 18 -189 -186 1,9 39 0,93
36Kr 36 -157 -152 4,1 84 0,00011
54Xe 54 -112 -109 6,4 131 0,0000087
86Rn 86 -71 -62 10,6 222 kelumit
Oleh karena semua unsur-unsur golongan 18 berupa gas monoatomik maka terdapat
kecenderungan yang mulus teratur dalam hal rapatan (densitas) pada temperature dan
tekanan yang sama. Kecenderungan ini cukup sederhana sebagai refleksi naiknya massa
molar relative terhadap udara yang mempunyai rapatan kira-kira 2,8 g/mol, helium
mempunyai rapatan yang sangat jauh lebih rendah sedangkan radon jauh lebih tinggi pada
kondisi SATP.
C. Sifat Unik Helium
Apabila gas Helium didinginkan hingga titik paling dingin yang dapat dicapai, yaitu
dekat dengan titik nol absolute, ternyata masih berupa fase cair, dan untuk mengubahnya
menjadi fase padat diperlukan tekanan sebesar kira-kira 2,5 MPa .Helium cair mempunyai
sifat yang mengagumkan. Apabila terkondensasi pada 4,2 K, helium yang kemudian disebut
Helium I, bersifat seperti umumnya cairan, tetapi apabila didinginkan hingga di bawah 2,2 K,
sifat cairan Helium yang kemudian disebut sebagai Helium II sangat berbeda. Helium II
bersifat sebagai konduktor termal yang sangat luar biasa baik, kira-kira 106 kali lebih baik
darpada sifat konduktor Helium I, dan jauh lebih baik daripada konduktor metalik terbaik
yaitu perak pada temperature kamar. Sifat yang lebih menakjubkan adalah berkenaan dengan
kekentalan (viskositas) yang turun hingga hamper nol. Apabila Helium II ditempatkan pad
tempat terbuka, spesies ini dapat dikatakan sebagai “memanjat dinding” dan lari melewati
batas pinggirn. Gejala aneh demikian yang ditunjukkan oleh helium II ini telah berhasil
dijelaskan dengan memuaskan menurut tingkat laku kuantum dalam fisika kuantum.
D. Klatrat
Senyawa gas mulia yang pada awal-awalnya dikenal adalah dalam pembentukan senyawa
hidrat. Sebagai contoh, apabila Xenon dilarutkan dalam air dibawah tekanan dan larutan
didinginkan di bawah 0() C, terbentuk suatu Kristal dengan komposisi kira-kira Xe.6H2O.
sedikit pemanasan Kristal ini segera membebaskan gas; dengan demikian tidak ada interaksi
antara molekul gas xenon dengan molekul air, melainkan molekul gas terkunci di dalam
bangunan struktur ikatan hydrogen es. Suatu spesies yang molekul atau atomnya terjebak di
dalam jaringan Kristalin molekul lain disebut klarat, suatu nama turunan dari bahasa Latin
chlatratus yang artinya tertutup di belakang jeruji.
E. Persenyawaan Gas Mulia
Gas mulia hanya bereaksi dengan unsur – unsur yang sangat elektronegatif yaitu fluor
dan oksigen. Sampai saat ini yang baru ditemukan adalah persenyawaan dari unsur Xenon,
Kriptonmasih dalam tahap penelitian. Senyawaan gas mulia yang paling banyak disintesis
adalah Xenon. Ini disebabkan energi ionisasi xenon lebih rendah daripada kripton. Adapun
radon mengalami masalah bahan baku, unsur radon sangat sedikit terdapat di alam. Karena
bersifat radioaktif.
1. Xenon Fluorida
Xenon dengan flourin membentuk tiga macam senyawa flourida, XeF2, XeF4, dan XeF6,
menurut persamaan reaksi:
400 C, 1 atm
Xe (g) + F2 (g) XeF2 (s) (Xe
berlebihan)
400 C, 1 atm
Xe (g) + 2F2 (g) XeF4 (s) (Xe : F2 = 1 : 5)
400 C, 1 atm
Xe (g) + 3F2 (g) XeF6 (s) (Xe : F2 = 1 : 20)
Ketiga Xenon flourida tersebut berupa padatan putih dan stabil terhadap disosiasi menjsdi
unsure-unsurnya pada temperature kamar. Kenyataannya, ketiga senyawa ini isoelektronik
dengan ion iodine poliflouridadengan jumlah pasangan electron terluar yang sama, dan oleh
karena itu tidak diperlukan teori khusus untuk menjelaskan model ikatannya. Bangun geometri
Xenon diflourida dan tetraflourida sesuai dengan ramalan teori VSEPR. Xenon heksaflorida
dengan enam pasangan electron ikatan dan satu pasang electron menyendiri di seputar ion pusat
xenon, mungkin mengadopsi turunan bangunan bipiramida pentagonal seperti iodine
heptaflourida, atau prisma segitiga tertutup, atau octahedron tertutup. Studi structural dalam fase
gas menunjukkan bahwa XeF6 mengadopsi bangun octahedron bertutup.
(a) (b) (c)
Ket. Struktur Geometri (a) XeF2, (b) XeF4, (c) XeF6,
Table Isoelektron xenon flourida dengan ion iodine poliflourida
Xenon
flourida
Anion iodine
poliflourida
Jumlah Electron
total
Jumlah pasangan electron
terluar di seputar atom pusat
XeF2
IF2- 72 5
XeF4 IF4- 90 6
XeF6 IF6- 108 7
Reaksi Xenon Flourida
a. Xenon diflourida
Xenon diflourida terhidrolisis oleh air menurut persamaan reaksi :
2 XeF2 (s) + 2 H2O (l) 2Xe (g) + O2 (g) + 4HF (l)
Xenon diflourida merupakan agen flourinasi yang sangat baik, bereaksi dengan ikatan
rangkap senyawa organic, misalnya etena, menurut persamaan reaksi :
XeF2 (s) + H2C=CH2 (H2)(F)C—C(F)(H2) (g) + Xe (g)
Xenon diflourida juga bereaksi dengan asam Lewis, misalnya SbF5 membentuk
kationik xenon flourida menurut persamaan reaksi :
XeF2 (s) + SbF5 (l) [XeF]+[SbF6]- (s)
b. Xenon Tetraflourida
Xenon Tetraflourida adalah oksidator kuat, misalnya mengoksidasi logam platina
dan belerang tetraflorida, menurut persamaan reaksi :
XeF4 (s) + Pt (s) Xe (g) + PtF4 (s)
XeF4 (s) + 2SF4 (g) Xe (g) + 2SF6 (g)
c. Xenon Hexaflorida
Xenon Hexaflorida terhidrolisis oleh air membentuk Xenon oksida tetraflorida pada
awalnya kemudian terhidrolisis lebih lanjut membentuk xenon trioksida menurut
persamaan reaksi :
XeF6 (s) + H2O (l) XeOF4 (l) + 2HF (l)
XeOF4 (l) + 2 H2O (l) XeO3 (s) + 4HF (l)
Xenon heksaflorida juga bereaksi dengan silicon dioksida menurut persamaan reaksi :
2 XeF6 (s) + 3SiO2 (s) 2XeO3 (s) + 3 SiF4 (g)
2. Xenon Oxida
Xenon membentuk dua senyawa oksida, xenon trioksida dan xenon tetraoksida.
Xenon trioksida berupa padatan lembab cair tak berwarna, mudah meledak dan bersifat
oksidator kuat. Xenon tetraoksida berupa gas yang juga mudah meledak. Struktur
geometri keduanya sesuai dengan ramalan teori VSEPR yaitu piramida segitiga bagi
xenon trioksida dan tetrahedron bagi xenon tetraoksida.
XeO3 XeO4 [XeO6]4-
a. Xenon Trioksida
Xenon trioksida bereaksi dengan basa encer menghasilkan ion hydrogen xenat,
HXeO4
- , tetapi ion ini tidak stabil dan mengalami disproporsionasi menjadi gas
xenon dan ion perxenat, XeO6
4-, menurut persamaan reaksi :
XeO3 (s) + OH- (aq) HXeO4
- (aq)
2HXeO4
- (aq0 + 2OH- (aq) XeO6
4- (aq) + Xe (g) + O2 (g) + 2 H2O (l)
Garam perxenat dari logam alkali dan alkali tanah dapat dikristalkan menjadi
padatan stabil yang tak berwarna. Struktur geometri ion persexenat adalah octahedron.
Dengan atom pusat Xe dikelilingi oleh enam atom oksigen.
Perxenat merupakan salah satu oksidator terkuat dengan tingkat oksidasi formal
+8,misalnya dengan cepat mampu mengoksidasi ion Mn(II) menjadi ion permanganate
dan dirinya sendiri tereduksi menjadi ion hydrogen xenat menurut persamaaan reaksi :
5 XeO6
4- (aq) + 2 Mn2+ (aq) +9 H3O+ (aq) 5 HXeO4
- (aq) + 2 MnO4
- (aq) + 11 H2O (l
b. Xenon tetroksida
Xenon tetroksida dapat dipreparasi dari reaksi antara barium perxenat dengan
asam sulfat pekat menurut persamaan reaksi :
Ba2XeO6
4- (aq) + 2 H2SO4 (pekat) 2 BaSO4 (s) + XeO4 (g) + 2 H2O (l)
F. Manfaat Gas Mulia
a. Helium
1) Sebagai pengisi Balon udara karena helium merupakan zat yang ringan dan tidak
muadah terbakar. Pada awalnya pengisi balon udara adalah Hidrogen. Walaupun
sama-sama ringan ternyata Hidrogen sangat mudah terbakar.
2) Sebagai campuran oksigen dalam tabung penyelam karena dalam tekanan tinggi
helium tidak larut dalam darah. Bila menggunakan udara biasa yang mengandung
Nitrogen maka saat menyelam tekanan menjadi tinggi dan Nitrogen menjadi larut
dalam darah. Saat penyelam kembali ke permukaan tekanan menjadi lebih rendah
menyebabkan kelarutan Nitrogen dalam darah berkurang dan keluar dari dalam darah.
Hal ini menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan berbahaya.
3) Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin karena
memiliki titik uap yang sangat redah.
b. Neon
1) Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.
2) Neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indikator tegangan tinggi, zat
pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
3) Neon cair merupakan zat pendingin pada refrigenerator untuk temperatur rendah.
4) Neon juga dapat digunakan untuk memberi tanda pada pesawat terbang karena
sinarnya dapat menembus kabut.
c. Argon
1) Argon dapat digunakan dalam las titanium dan stainless steel.
2) Argon juga digunakan sebagai pengisi bola lampu pijar karena dalam suhu tinggi
Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu/wolfram sehingga kawat lampu tidak
cepat putus.
d. Kripton
1) Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan
rendah.
2) Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
e. Xenon
1) Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu pijar untuk bakterisida (pembunuh
bakteri).
2) Xenon juga digunakan dalam pembuatan tabung elektron.
f. Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Radon juga
dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, Karena bila lepengn bumi bergerak
kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari perubahan
kadar radon.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish
menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak
bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
5) Saran

More Related Content

What's hot

Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan NitrogenKimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan NitrogenIma Rahmah
 
Reduksioksidasi redoks-ppt1
Reduksioksidasi redoks-ppt1Reduksioksidasi redoks-ppt1
Reduksioksidasi redoks-ppt1sodikin ali
 
Karya tulis kimia unsur
Karya tulis kimia unsurKarya tulis kimia unsur
Karya tulis kimia unsurnaatazsaa
 
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustria
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustriaReaksi reduksi oksidasi (redoks) gustria
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustriaGustria Ernis
 
Contoh modul-semarang
Contoh modul-semarangContoh modul-semarang
Contoh modul-semarangBang Kholil
 
Identifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonIdentifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonmuhlisun_azim
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Reduksioksidasi
ReduksioksidasiReduksioksidasi
ReduksioksidasiNicken SRm
 
Gas Mulia XII MIPA 7
Gas Mulia XII MIPA 7Gas Mulia XII MIPA 7
Gas Mulia XII MIPA 7AdrianAttha
 
Kimia Unsur - Gas Mulia
Kimia Unsur - Gas MuliaKimia Unsur - Gas Mulia
Kimia Unsur - Gas MuliaFiKi_16
 
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII A
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII AKimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII A
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII AAditya Hidayatullah
 
PPT Gas mulia dan halogen- kimia
PPT Gas mulia dan halogen- kimiaPPT Gas mulia dan halogen- kimia
PPT Gas mulia dan halogen- kimiaAfifah Khoirunnisa
 

What's hot (20)

Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan NitrogenKimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
 
Oksigen
OksigenOksigen
Oksigen
 
Reduksioksidasi redoks-ppt1
Reduksioksidasi redoks-ppt1Reduksioksidasi redoks-ppt1
Reduksioksidasi redoks-ppt1
 
Presentasi reaksi kimia
Presentasi reaksi kimiaPresentasi reaksi kimia
Presentasi reaksi kimia
 
Identifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan ketonIdentifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan keton
 
Aldehid dan keton ( 3 )
Aldehid dan keton ( 3 )Aldehid dan keton ( 3 )
Aldehid dan keton ( 3 )
 
Karya tulis kimia unsur
Karya tulis kimia unsurKarya tulis kimia unsur
Karya tulis kimia unsur
 
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustria
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustriaReaksi reduksi oksidasi (redoks) gustria
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustria
 
Reaksi redoks
Reaksi redoksReaksi redoks
Reaksi redoks
 
Laporan awal 6
Laporan awal 6Laporan awal 6
Laporan awal 6
 
Contoh modul-semarang
Contoh modul-semarangContoh modul-semarang
Contoh modul-semarang
 
Identifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonIdentifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan keton
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Reduksioksidasi
ReduksioksidasiReduksioksidasi
Reduksioksidasi
 
KELIMPAHAN UNSUR KIMIA DI ALAM
KELIMPAHAN UNSUR KIMIA  DI ALAMKELIMPAHAN UNSUR KIMIA  DI ALAM
KELIMPAHAN UNSUR KIMIA DI ALAM
 
Gas Mulia XII MIPA 7
Gas Mulia XII MIPA 7Gas Mulia XII MIPA 7
Gas Mulia XII MIPA 7
 
Kimia Unsur - Gas Mulia
Kimia Unsur - Gas MuliaKimia Unsur - Gas Mulia
Kimia Unsur - Gas Mulia
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII A
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII AKimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII A
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII A
 
PPT Gas mulia dan halogen- kimia
PPT Gas mulia dan halogen- kimiaPPT Gas mulia dan halogen- kimia
PPT Gas mulia dan halogen- kimia
 

Viewers also liked

(Metamorfosis)
(Metamorfosis)(Metamorfosis)
(Metamorfosis)anisahoke4
 
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan PerkembanganRia Astariyan
 
Metamorfosis
MetamorfosisMetamorfosis
MetamorfosisYATNIK
 
Daur hidup-modul 2
Daur hidup-modul 2Daur hidup-modul 2
Daur hidup-modul 2Angell Timmy
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewanPertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewananggapriktew
 
Tugas media pembelajaran
Tugas media pembelajaranTugas media pembelajaran
Tugas media pembelajarancayyou
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan   pada hewanPertumbuhan dan perkembangan   pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewanIkke Soehartina
 
Modul Metamorfosis Katak (Cipta Karyani)
Modul Metamorfosis Katak (Cipta Karyani)Modul Metamorfosis Katak (Cipta Karyani)
Modul Metamorfosis Katak (Cipta Karyani)Ciptakaren
 
kimia dasar universitas
kimia dasar universitaskimia dasar universitas
kimia dasar universitasRudi Wicaksana
 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan 1617
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan 1617Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan 1617
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan 1617Leonardus Leonard
 
Daur hidup hewan
Daur hidup hewanDaur hidup hewan
Daur hidup hewanokejelly
 
Power Point "Metamorfosis Sempurna Katak dan Kupu-kupu"
Power Point "Metamorfosis Sempurna Katak dan Kupu-kupu"Power Point "Metamorfosis Sempurna Katak dan Kupu-kupu"
Power Point "Metamorfosis Sempurna Katak dan Kupu-kupu"AriskhaLie
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurputrisagut
 

Viewers also liked (20)

Hidrogen
HidrogenHidrogen
Hidrogen
 
Anodasi aluminium
Anodasi aluminiumAnodasi aluminium
Anodasi aluminium
 
(Metamorfosis)
(Metamorfosis)(Metamorfosis)
(Metamorfosis)
 
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan Perkembangan
 
Metamorfosis
MetamorfosisMetamorfosis
Metamorfosis
 
Pengaruh ph
Pengaruh phPengaruh ph
Pengaruh ph
 
Perkembangan hewan
Perkembangan hewanPerkembangan hewan
Perkembangan hewan
 
Daur hidup-modul 2
Daur hidup-modul 2Daur hidup-modul 2
Daur hidup-modul 2
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewanPertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
 
Tugas media pembelajaran
Tugas media pembelajaranTugas media pembelajaran
Tugas media pembelajaran
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan   pada hewanPertumbuhan dan perkembangan   pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
 
5. daur hidup mahluk hidup
5. daur hidup mahluk hidup5. daur hidup mahluk hidup
5. daur hidup mahluk hidup
 
Metamorfosis
MetamorfosisMetamorfosis
Metamorfosis
 
Modul Metamorfosis Katak (Cipta Karyani)
Modul Metamorfosis Katak (Cipta Karyani)Modul Metamorfosis Katak (Cipta Karyani)
Modul Metamorfosis Katak (Cipta Karyani)
 
kimia dasar universitas
kimia dasar universitaskimia dasar universitas
kimia dasar universitas
 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan 1617
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan 1617Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan 1617
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan 1617
 
Daur hidup hewan
Daur hidup hewanDaur hidup hewan
Daur hidup hewan
 
Power Point "Metamorfosis Sempurna Katak dan Kupu-kupu"
Power Point "Metamorfosis Sempurna Katak dan Kupu-kupu"Power Point "Metamorfosis Sempurna Katak dan Kupu-kupu"
Power Point "Metamorfosis Sempurna Katak dan Kupu-kupu"
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
 

Similar to GAS MULIA

Tugas kima (gas mulia)
Tugas kima (gas mulia)Tugas kima (gas mulia)
Tugas kima (gas mulia)InsanFauzian
 
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsur
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsurUnsur unsur utama dalam sistem periodik unsur
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsurAbraham Putranindra
 
Gas mulia KIMIA KELAS !2
Gas mulia KIMIA KELAS !2Gas mulia KIMIA KELAS !2
Gas mulia KIMIA KELAS !2ElisabethYesi
 
Ppt gas mulia
Ppt gas muliaPpt gas mulia
Ppt gas muliaDian Adm
 
Gas mulia Kelas 12 IPA
Gas mulia Kelas 12 IPAGas mulia Kelas 12 IPA
Gas mulia Kelas 12 IPASileRead
 
PPT Kimia: Gas mulia
PPT Kimia: Gas muliaPPT Kimia: Gas mulia
PPT Kimia: Gas muliaUNESA
 
Ppt golongan viii_a_lengkap
Ppt golongan viii_a_lengkapPpt golongan viii_a_lengkap
Ppt golongan viii_a_lengkapRamziShafa
 
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]ShifaQudsialaiqa
 
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]ShifaQudsialaiqa
 
GAS MULIA [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA [Kelompok 5 XII MIPA 6]GAS MULIA [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA [Kelompok 5 XII MIPA 6]ShifaQudsialaiqa
 
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogenKelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogennailaamaliaa
 
Kelas 12 kimia gas mulia dan hologen kelompok 6
Kelas 12   kimia gas mulia dan hologen kelompok 6Kelas 12   kimia gas mulia dan hologen kelompok 6
Kelas 12 kimia gas mulia dan hologen kelompok 6bellakrismawati
 

Similar to GAS MULIA (20)

Tugas kima (gas mulia)
Tugas kima (gas mulia)Tugas kima (gas mulia)
Tugas kima (gas mulia)
 
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsur
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsurUnsur unsur utama dalam sistem periodik unsur
Unsur unsur utama dalam sistem periodik unsur
 
Gasmulia
GasmuliaGasmulia
Gasmulia
 
Gas mulia KIMIA KELAS !2
Gas mulia KIMIA KELAS !2Gas mulia KIMIA KELAS !2
Gas mulia KIMIA KELAS !2
 
Ppt gas mulia
Ppt gas muliaPpt gas mulia
Ppt gas mulia
 
Gas Mulia
Gas MuliaGas Mulia
Gas Mulia
 
Gas mulia Kelas 12 IPA
Gas mulia Kelas 12 IPAGas mulia Kelas 12 IPA
Gas mulia Kelas 12 IPA
 
Gas mulia
Gas muliaGas mulia
Gas mulia
 
PPT Kimia: Gas mulia
PPT Kimia: Gas muliaPPT Kimia: Gas mulia
PPT Kimia: Gas mulia
 
Gas mulia
Gas muliaGas mulia
Gas mulia
 
Ppt golongan viii_a_lengkap
Ppt golongan viii_a_lengkapPpt golongan viii_a_lengkap
Ppt golongan viii_a_lengkap
 
Gas mulia kelas 12
Gas mulia kelas 12Gas mulia kelas 12
Gas mulia kelas 12
 
Gas Mulia
Gas MuliaGas Mulia
Gas Mulia
 
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]
 
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA - [Kelompok 5 XII MIPA 6]
 
GAS MULIA [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA [Kelompok 5 XII MIPA 6]GAS MULIA [Kelompok 5 XII MIPA 6]
GAS MULIA [Kelompok 5 XII MIPA 6]
 
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogenKelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
Kelimpahan unsur unsur di alam dan halogen
 
Kelas 12 kimia gas mulia dan hologen kelompok 6
Kelas 12   kimia gas mulia dan hologen kelompok 6Kelas 12   kimia gas mulia dan hologen kelompok 6
Kelas 12 kimia gas mulia dan hologen kelompok 6
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Gas mulia ipa 2
Gas mulia ipa 2Gas mulia ipa 2
Gas mulia ipa 2
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

GAS MULIA

  • 1. Tugas Kelompok KIMIA ANORGANIK “ Gas Mulia ” Kelompok VII  Sugiarti  Andi Mutmainna  Pebri Ramdani  Yaumil Fadillah  Hasri Wahyuni  Satria Puspitasari JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
  • 2. UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2013 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah penemuan Gas Mulia Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer. Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon. Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan Frankland. Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat. Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923. Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan berbagai gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat
  • 3. telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar bereaksi. Asal usul nama unsur gas mulia: - Helium → Helios (Yunani) : matahari - Argon → Argos (Yunani) : malas - Neon → Neos (Yunani) : baru - Kripton → Kriptos (Yunani) : tersembunyi - Xenon → Xenos (Yunani) : asing - Radon → Radium B. Kecenderungan Gas Mulia Unsur-unsur gas mulia (golongan 18) merupakan golongan yang paling tidak reaktif diantara unsur-unsur dalam Tabel periodic unsure. Kenyataannya hingga kini xenon merupakan satu-satunya gas mulia yang mampu membentuk beberapa senyawa. Sangat diragukan kemungkinan pembentukan senyawa untuk helium atau neon. Semua golongan 18 berupa gas monoatomik pada temperature kamar, tidak berwarna dan tidak berbau, tidak terbakar , dan juga tidak mendukung pembakaran. Titik leleh dan titik didih yang sangat rendah menyarankan bahwa gaya dispersi yang mengikat atom-atomnya dalam fase padat dan fase cair sangat rendah. Kecenderungan dalam titik leleh dan titik didih sejalan dengan naiknya jumlah electron, dan oleh karena itu naiknya sifat polarisabilitas (terpolarisasi). Beberapa sifat dan kelimpahan gas mulia Unsure Jumlah elektron Titik leleh (ºC) Titik didih (ºC) Rapatan (g/L, SATP) Massa molar (g/mol) Kelimpahan di alam (% volum) 2He 2 - -269 0,2 4 0,00052 10Ne 10 -249 -245 1,0 20 0,0015 18Ar 18 -189 -186 1,9 39 0,93 36Kr 36 -157 -152 4,1 84 0,00011 54Xe 54 -112 -109 6,4 131 0,0000087 86Rn 86 -71 -62 10,6 222 kelumit
  • 4. Oleh karena semua unsur-unsur golongan 18 berupa gas monoatomik maka terdapat kecenderungan yang mulus teratur dalam hal rapatan (densitas) pada temperature dan tekanan yang sama. Kecenderungan ini cukup sederhana sebagai refleksi naiknya massa molar relative terhadap udara yang mempunyai rapatan kira-kira 2,8 g/mol, helium mempunyai rapatan yang sangat jauh lebih rendah sedangkan radon jauh lebih tinggi pada kondisi SATP. C. Sifat Unik Helium Apabila gas Helium didinginkan hingga titik paling dingin yang dapat dicapai, yaitu dekat dengan titik nol absolute, ternyata masih berupa fase cair, dan untuk mengubahnya menjadi fase padat diperlukan tekanan sebesar kira-kira 2,5 MPa .Helium cair mempunyai sifat yang mengagumkan. Apabila terkondensasi pada 4,2 K, helium yang kemudian disebut Helium I, bersifat seperti umumnya cairan, tetapi apabila didinginkan hingga di bawah 2,2 K, sifat cairan Helium yang kemudian disebut sebagai Helium II sangat berbeda. Helium II bersifat sebagai konduktor termal yang sangat luar biasa baik, kira-kira 106 kali lebih baik darpada sifat konduktor Helium I, dan jauh lebih baik daripada konduktor metalik terbaik yaitu perak pada temperature kamar. Sifat yang lebih menakjubkan adalah berkenaan dengan kekentalan (viskositas) yang turun hingga hamper nol. Apabila Helium II ditempatkan pad tempat terbuka, spesies ini dapat dikatakan sebagai “memanjat dinding” dan lari melewati batas pinggirn. Gejala aneh demikian yang ditunjukkan oleh helium II ini telah berhasil dijelaskan dengan memuaskan menurut tingkat laku kuantum dalam fisika kuantum. D. Klatrat Senyawa gas mulia yang pada awal-awalnya dikenal adalah dalam pembentukan senyawa hidrat. Sebagai contoh, apabila Xenon dilarutkan dalam air dibawah tekanan dan larutan didinginkan di bawah 0() C, terbentuk suatu Kristal dengan komposisi kira-kira Xe.6H2O. sedikit pemanasan Kristal ini segera membebaskan gas; dengan demikian tidak ada interaksi antara molekul gas xenon dengan molekul air, melainkan molekul gas terkunci di dalam bangunan struktur ikatan hydrogen es. Suatu spesies yang molekul atau atomnya terjebak di dalam jaringan Kristalin molekul lain disebut klarat, suatu nama turunan dari bahasa Latin chlatratus yang artinya tertutup di belakang jeruji. E. Persenyawaan Gas Mulia
  • 5. Gas mulia hanya bereaksi dengan unsur – unsur yang sangat elektronegatif yaitu fluor dan oksigen. Sampai saat ini yang baru ditemukan adalah persenyawaan dari unsur Xenon, Kriptonmasih dalam tahap penelitian. Senyawaan gas mulia yang paling banyak disintesis adalah Xenon. Ini disebabkan energi ionisasi xenon lebih rendah daripada kripton. Adapun radon mengalami masalah bahan baku, unsur radon sangat sedikit terdapat di alam. Karena bersifat radioaktif. 1. Xenon Fluorida Xenon dengan flourin membentuk tiga macam senyawa flourida, XeF2, XeF4, dan XeF6, menurut persamaan reaksi: 400 C, 1 atm Xe (g) + F2 (g) XeF2 (s) (Xe berlebihan) 400 C, 1 atm Xe (g) + 2F2 (g) XeF4 (s) (Xe : F2 = 1 : 5) 400 C, 1 atm Xe (g) + 3F2 (g) XeF6 (s) (Xe : F2 = 1 : 20) Ketiga Xenon flourida tersebut berupa padatan putih dan stabil terhadap disosiasi menjsdi unsure-unsurnya pada temperature kamar. Kenyataannya, ketiga senyawa ini isoelektronik dengan ion iodine poliflouridadengan jumlah pasangan electron terluar yang sama, dan oleh karena itu tidak diperlukan teori khusus untuk menjelaskan model ikatannya. Bangun geometri Xenon diflourida dan tetraflourida sesuai dengan ramalan teori VSEPR. Xenon heksaflorida dengan enam pasangan electron ikatan dan satu pasang electron menyendiri di seputar ion pusat xenon, mungkin mengadopsi turunan bangunan bipiramida pentagonal seperti iodine heptaflourida, atau prisma segitiga tertutup, atau octahedron tertutup. Studi structural dalam fase gas menunjukkan bahwa XeF6 mengadopsi bangun octahedron bertutup.
  • 6. (a) (b) (c) Ket. Struktur Geometri (a) XeF2, (b) XeF4, (c) XeF6, Table Isoelektron xenon flourida dengan ion iodine poliflourida Xenon flourida Anion iodine poliflourida Jumlah Electron total Jumlah pasangan electron terluar di seputar atom pusat XeF2 IF2- 72 5 XeF4 IF4- 90 6 XeF6 IF6- 108 7 Reaksi Xenon Flourida a. Xenon diflourida Xenon diflourida terhidrolisis oleh air menurut persamaan reaksi : 2 XeF2 (s) + 2 H2O (l) 2Xe (g) + O2 (g) + 4HF (l) Xenon diflourida merupakan agen flourinasi yang sangat baik, bereaksi dengan ikatan rangkap senyawa organic, misalnya etena, menurut persamaan reaksi : XeF2 (s) + H2C=CH2 (H2)(F)C—C(F)(H2) (g) + Xe (g) Xenon diflourida juga bereaksi dengan asam Lewis, misalnya SbF5 membentuk kationik xenon flourida menurut persamaan reaksi : XeF2 (s) + SbF5 (l) [XeF]+[SbF6]- (s) b. Xenon Tetraflourida Xenon Tetraflourida adalah oksidator kuat, misalnya mengoksidasi logam platina dan belerang tetraflorida, menurut persamaan reaksi : XeF4 (s) + Pt (s) Xe (g) + PtF4 (s) XeF4 (s) + 2SF4 (g) Xe (g) + 2SF6 (g) c. Xenon Hexaflorida Xenon Hexaflorida terhidrolisis oleh air membentuk Xenon oksida tetraflorida pada awalnya kemudian terhidrolisis lebih lanjut membentuk xenon trioksida menurut persamaan reaksi : XeF6 (s) + H2O (l) XeOF4 (l) + 2HF (l)
  • 7. XeOF4 (l) + 2 H2O (l) XeO3 (s) + 4HF (l) Xenon heksaflorida juga bereaksi dengan silicon dioksida menurut persamaan reaksi : 2 XeF6 (s) + 3SiO2 (s) 2XeO3 (s) + 3 SiF4 (g) 2. Xenon Oxida Xenon membentuk dua senyawa oksida, xenon trioksida dan xenon tetraoksida. Xenon trioksida berupa padatan lembab cair tak berwarna, mudah meledak dan bersifat oksidator kuat. Xenon tetraoksida berupa gas yang juga mudah meledak. Struktur geometri keduanya sesuai dengan ramalan teori VSEPR yaitu piramida segitiga bagi xenon trioksida dan tetrahedron bagi xenon tetraoksida. XeO3 XeO4 [XeO6]4- a. Xenon Trioksida Xenon trioksida bereaksi dengan basa encer menghasilkan ion hydrogen xenat, HXeO4 - , tetapi ion ini tidak stabil dan mengalami disproporsionasi menjadi gas xenon dan ion perxenat, XeO6 4-, menurut persamaan reaksi : XeO3 (s) + OH- (aq) HXeO4 - (aq) 2HXeO4 - (aq0 + 2OH- (aq) XeO6 4- (aq) + Xe (g) + O2 (g) + 2 H2O (l) Garam perxenat dari logam alkali dan alkali tanah dapat dikristalkan menjadi padatan stabil yang tak berwarna. Struktur geometri ion persexenat adalah octahedron. Dengan atom pusat Xe dikelilingi oleh enam atom oksigen. Perxenat merupakan salah satu oksidator terkuat dengan tingkat oksidasi formal +8,misalnya dengan cepat mampu mengoksidasi ion Mn(II) menjadi ion permanganate dan dirinya sendiri tereduksi menjadi ion hydrogen xenat menurut persamaaan reaksi :
  • 8. 5 XeO6 4- (aq) + 2 Mn2+ (aq) +9 H3O+ (aq) 5 HXeO4 - (aq) + 2 MnO4 - (aq) + 11 H2O (l b. Xenon tetroksida Xenon tetroksida dapat dipreparasi dari reaksi antara barium perxenat dengan asam sulfat pekat menurut persamaan reaksi : Ba2XeO6 4- (aq) + 2 H2SO4 (pekat) 2 BaSO4 (s) + XeO4 (g) + 2 H2O (l) F. Manfaat Gas Mulia a. Helium 1) Sebagai pengisi Balon udara karena helium merupakan zat yang ringan dan tidak muadah terbakar. Pada awalnya pengisi balon udara adalah Hidrogen. Walaupun sama-sama ringan ternyata Hidrogen sangat mudah terbakar. 2) Sebagai campuran oksigen dalam tabung penyelam karena dalam tekanan tinggi helium tidak larut dalam darah. Bila menggunakan udara biasa yang mengandung Nitrogen maka saat menyelam tekanan menjadi tinggi dan Nitrogen menjadi larut dalam darah. Saat penyelam kembali ke permukaan tekanan menjadi lebih rendah menyebabkan kelarutan Nitrogen dalam darah berkurang dan keluar dari dalam darah. Hal ini menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan berbahaya. 3) Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat redah. b. Neon 1) Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon. 2) Neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indikator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi. 3) Neon cair merupakan zat pendingin pada refrigenerator untuk temperatur rendah. 4) Neon juga dapat digunakan untuk memberi tanda pada pesawat terbang karena sinarnya dapat menembus kabut. c. Argon 1) Argon dapat digunakan dalam las titanium dan stainless steel. 2) Argon juga digunakan sebagai pengisi bola lampu pijar karena dalam suhu tinggi Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu/wolfram sehingga kawat lampu tidak cepat putus. d. Kripton 1) Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah. 2) Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi. e. Xenon 1) Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu pijar untuk bakterisida (pembunuh bakteri). 2) Xenon juga digunakan dalam pembuatan tabung elektron. f. Radon Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, Karena bila lepengn bumi bergerak
  • 9. kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer. 5) Saran