1. Tugas Kelompok
KIMIA ANORGANIK
“ Gas Mulia ”
Kelompok VII
Sugiarti
Andi Mutmainna
Pebri Ramdani
Yaumil Fadillah
Hasri Wahyuni
Satria Puspitasari
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2. UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah penemuan Gas Mulia
Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish
menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak
bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah
satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data
spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat
tersebut diberi nama argon.
Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan
Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium
dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari
Lockyer dan Frankland.
Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon
serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair
hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan
melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai
pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya
sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah
zat yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada
tahun 1923.
Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur
tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil
Bartlett barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan
berbagai gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat
3. telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia
yang berarti stabil atau sukar bereaksi.
Asal usul nama unsur gas mulia:
- Helium → Helios (Yunani) : matahari
- Argon → Argos (Yunani) : malas
- Neon → Neos (Yunani) : baru
- Kripton → Kriptos (Yunani) : tersembunyi
- Xenon → Xenos (Yunani) : asing
- Radon → Radium
B. Kecenderungan Gas Mulia
Unsur-unsur gas mulia (golongan 18) merupakan golongan yang paling tidak reaktif
diantara unsur-unsur dalam Tabel periodic unsure. Kenyataannya hingga kini xenon
merupakan satu-satunya gas mulia yang mampu membentuk beberapa senyawa. Sangat
diragukan kemungkinan pembentukan senyawa untuk helium atau neon. Semua golongan 18
berupa gas monoatomik pada temperature kamar, tidak berwarna dan tidak berbau, tidak
terbakar , dan juga tidak mendukung pembakaran. Titik leleh dan titik didih yang sangat
rendah menyarankan bahwa gaya dispersi yang mengikat atom-atomnya dalam fase padat
dan fase cair sangat rendah. Kecenderungan dalam titik leleh dan titik didih sejalan dengan
naiknya jumlah electron, dan oleh karena itu naiknya sifat polarisabilitas (terpolarisasi).
Beberapa sifat dan kelimpahan gas mulia
Unsure Jumlah
elektron
Titik
leleh
(ºC)
Titik didih
(ºC)
Rapatan
(g/L,
SATP)
Massa
molar
(g/mol)
Kelimpahan di
alam (% volum)
2He 2 - -269 0,2 4 0,00052
10Ne 10 -249 -245 1,0 20 0,0015
18Ar 18 -189 -186 1,9 39 0,93
36Kr 36 -157 -152 4,1 84 0,00011
54Xe 54 -112 -109 6,4 131 0,0000087
86Rn 86 -71 -62 10,6 222 kelumit
4. Oleh karena semua unsur-unsur golongan 18 berupa gas monoatomik maka terdapat
kecenderungan yang mulus teratur dalam hal rapatan (densitas) pada temperature dan
tekanan yang sama. Kecenderungan ini cukup sederhana sebagai refleksi naiknya massa
molar relative terhadap udara yang mempunyai rapatan kira-kira 2,8 g/mol, helium
mempunyai rapatan yang sangat jauh lebih rendah sedangkan radon jauh lebih tinggi pada
kondisi SATP.
C. Sifat Unik Helium
Apabila gas Helium didinginkan hingga titik paling dingin yang dapat dicapai, yaitu
dekat dengan titik nol absolute, ternyata masih berupa fase cair, dan untuk mengubahnya
menjadi fase padat diperlukan tekanan sebesar kira-kira 2,5 MPa .Helium cair mempunyai
sifat yang mengagumkan. Apabila terkondensasi pada 4,2 K, helium yang kemudian disebut
Helium I, bersifat seperti umumnya cairan, tetapi apabila didinginkan hingga di bawah 2,2 K,
sifat cairan Helium yang kemudian disebut sebagai Helium II sangat berbeda. Helium II
bersifat sebagai konduktor termal yang sangat luar biasa baik, kira-kira 106 kali lebih baik
darpada sifat konduktor Helium I, dan jauh lebih baik daripada konduktor metalik terbaik
yaitu perak pada temperature kamar. Sifat yang lebih menakjubkan adalah berkenaan dengan
kekentalan (viskositas) yang turun hingga hamper nol. Apabila Helium II ditempatkan pad
tempat terbuka, spesies ini dapat dikatakan sebagai “memanjat dinding” dan lari melewati
batas pinggirn. Gejala aneh demikian yang ditunjukkan oleh helium II ini telah berhasil
dijelaskan dengan memuaskan menurut tingkat laku kuantum dalam fisika kuantum.
D. Klatrat
Senyawa gas mulia yang pada awal-awalnya dikenal adalah dalam pembentukan senyawa
hidrat. Sebagai contoh, apabila Xenon dilarutkan dalam air dibawah tekanan dan larutan
didinginkan di bawah 0() C, terbentuk suatu Kristal dengan komposisi kira-kira Xe.6H2O.
sedikit pemanasan Kristal ini segera membebaskan gas; dengan demikian tidak ada interaksi
antara molekul gas xenon dengan molekul air, melainkan molekul gas terkunci di dalam
bangunan struktur ikatan hydrogen es. Suatu spesies yang molekul atau atomnya terjebak di
dalam jaringan Kristalin molekul lain disebut klarat, suatu nama turunan dari bahasa Latin
chlatratus yang artinya tertutup di belakang jeruji.
E. Persenyawaan Gas Mulia
5. Gas mulia hanya bereaksi dengan unsur – unsur yang sangat elektronegatif yaitu fluor
dan oksigen. Sampai saat ini yang baru ditemukan adalah persenyawaan dari unsur Xenon,
Kriptonmasih dalam tahap penelitian. Senyawaan gas mulia yang paling banyak disintesis
adalah Xenon. Ini disebabkan energi ionisasi xenon lebih rendah daripada kripton. Adapun
radon mengalami masalah bahan baku, unsur radon sangat sedikit terdapat di alam. Karena
bersifat radioaktif.
1. Xenon Fluorida
Xenon dengan flourin membentuk tiga macam senyawa flourida, XeF2, XeF4, dan XeF6,
menurut persamaan reaksi:
400 C, 1 atm
Xe (g) + F2 (g) XeF2 (s) (Xe
berlebihan)
400 C, 1 atm
Xe (g) + 2F2 (g) XeF4 (s) (Xe : F2 = 1 : 5)
400 C, 1 atm
Xe (g) + 3F2 (g) XeF6 (s) (Xe : F2 = 1 : 20)
Ketiga Xenon flourida tersebut berupa padatan putih dan stabil terhadap disosiasi menjsdi
unsure-unsurnya pada temperature kamar. Kenyataannya, ketiga senyawa ini isoelektronik
dengan ion iodine poliflouridadengan jumlah pasangan electron terluar yang sama, dan oleh
karena itu tidak diperlukan teori khusus untuk menjelaskan model ikatannya. Bangun geometri
Xenon diflourida dan tetraflourida sesuai dengan ramalan teori VSEPR. Xenon heksaflorida
dengan enam pasangan electron ikatan dan satu pasang electron menyendiri di seputar ion pusat
xenon, mungkin mengadopsi turunan bangunan bipiramida pentagonal seperti iodine
heptaflourida, atau prisma segitiga tertutup, atau octahedron tertutup. Studi structural dalam fase
gas menunjukkan bahwa XeF6 mengadopsi bangun octahedron bertutup.
6. (a) (b) (c)
Ket. Struktur Geometri (a) XeF2, (b) XeF4, (c) XeF6,
Table Isoelektron xenon flourida dengan ion iodine poliflourida
Xenon
flourida
Anion iodine
poliflourida
Jumlah Electron
total
Jumlah pasangan electron
terluar di seputar atom pusat
XeF2
IF2- 72 5
XeF4 IF4- 90 6
XeF6 IF6- 108 7
Reaksi Xenon Flourida
a. Xenon diflourida
Xenon diflourida terhidrolisis oleh air menurut persamaan reaksi :
2 XeF2 (s) + 2 H2O (l) 2Xe (g) + O2 (g) + 4HF (l)
Xenon diflourida merupakan agen flourinasi yang sangat baik, bereaksi dengan ikatan
rangkap senyawa organic, misalnya etena, menurut persamaan reaksi :
XeF2 (s) + H2C=CH2 (H2)(F)C—C(F)(H2) (g) + Xe (g)
Xenon diflourida juga bereaksi dengan asam Lewis, misalnya SbF5 membentuk
kationik xenon flourida menurut persamaan reaksi :
XeF2 (s) + SbF5 (l) [XeF]+[SbF6]- (s)
b. Xenon Tetraflourida
Xenon Tetraflourida adalah oksidator kuat, misalnya mengoksidasi logam platina
dan belerang tetraflorida, menurut persamaan reaksi :
XeF4 (s) + Pt (s) Xe (g) + PtF4 (s)
XeF4 (s) + 2SF4 (g) Xe (g) + 2SF6 (g)
c. Xenon Hexaflorida
Xenon Hexaflorida terhidrolisis oleh air membentuk Xenon oksida tetraflorida pada
awalnya kemudian terhidrolisis lebih lanjut membentuk xenon trioksida menurut
persamaan reaksi :
XeF6 (s) + H2O (l) XeOF4 (l) + 2HF (l)
7. XeOF4 (l) + 2 H2O (l) XeO3 (s) + 4HF (l)
Xenon heksaflorida juga bereaksi dengan silicon dioksida menurut persamaan reaksi :
2 XeF6 (s) + 3SiO2 (s) 2XeO3 (s) + 3 SiF4 (g)
2. Xenon Oxida
Xenon membentuk dua senyawa oksida, xenon trioksida dan xenon tetraoksida.
Xenon trioksida berupa padatan lembab cair tak berwarna, mudah meledak dan bersifat
oksidator kuat. Xenon tetraoksida berupa gas yang juga mudah meledak. Struktur
geometri keduanya sesuai dengan ramalan teori VSEPR yaitu piramida segitiga bagi
xenon trioksida dan tetrahedron bagi xenon tetraoksida.
XeO3 XeO4 [XeO6]4-
a. Xenon Trioksida
Xenon trioksida bereaksi dengan basa encer menghasilkan ion hydrogen xenat,
HXeO4
- , tetapi ion ini tidak stabil dan mengalami disproporsionasi menjadi gas
xenon dan ion perxenat, XeO6
4-, menurut persamaan reaksi :
XeO3 (s) + OH- (aq) HXeO4
- (aq)
2HXeO4
- (aq0 + 2OH- (aq) XeO6
4- (aq) + Xe (g) + O2 (g) + 2 H2O (l)
Garam perxenat dari logam alkali dan alkali tanah dapat dikristalkan menjadi
padatan stabil yang tak berwarna. Struktur geometri ion persexenat adalah octahedron.
Dengan atom pusat Xe dikelilingi oleh enam atom oksigen.
Perxenat merupakan salah satu oksidator terkuat dengan tingkat oksidasi formal
+8,misalnya dengan cepat mampu mengoksidasi ion Mn(II) menjadi ion permanganate
dan dirinya sendiri tereduksi menjadi ion hydrogen xenat menurut persamaaan reaksi :
8. 5 XeO6
4- (aq) + 2 Mn2+ (aq) +9 H3O+ (aq) 5 HXeO4
- (aq) + 2 MnO4
- (aq) + 11 H2O (l
b. Xenon tetroksida
Xenon tetroksida dapat dipreparasi dari reaksi antara barium perxenat dengan
asam sulfat pekat menurut persamaan reaksi :
Ba2XeO6
4- (aq) + 2 H2SO4 (pekat) 2 BaSO4 (s) + XeO4 (g) + 2 H2O (l)
F. Manfaat Gas Mulia
a. Helium
1) Sebagai pengisi Balon udara karena helium merupakan zat yang ringan dan tidak
muadah terbakar. Pada awalnya pengisi balon udara adalah Hidrogen. Walaupun
sama-sama ringan ternyata Hidrogen sangat mudah terbakar.
2) Sebagai campuran oksigen dalam tabung penyelam karena dalam tekanan tinggi
helium tidak larut dalam darah. Bila menggunakan udara biasa yang mengandung
Nitrogen maka saat menyelam tekanan menjadi tinggi dan Nitrogen menjadi larut
dalam darah. Saat penyelam kembali ke permukaan tekanan menjadi lebih rendah
menyebabkan kelarutan Nitrogen dalam darah berkurang dan keluar dari dalam darah.
Hal ini menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan berbahaya.
3) Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin karena
memiliki titik uap yang sangat redah.
b. Neon
1) Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.
2) Neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indikator tegangan tinggi, zat
pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
3) Neon cair merupakan zat pendingin pada refrigenerator untuk temperatur rendah.
4) Neon juga dapat digunakan untuk memberi tanda pada pesawat terbang karena
sinarnya dapat menembus kabut.
c. Argon
1) Argon dapat digunakan dalam las titanium dan stainless steel.
2) Argon juga digunakan sebagai pengisi bola lampu pijar karena dalam suhu tinggi
Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu/wolfram sehingga kawat lampu tidak
cepat putus.
d. Kripton
1) Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan
rendah.
2) Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
e. Xenon
1) Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu pijar untuk bakterisida (pembunuh
bakteri).
2) Xenon juga digunakan dalam pembuatan tabung elektron.
f. Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Radon juga
dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, Karena bila lepengn bumi bergerak
9. kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari perubahan
kadar radon.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish
menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak
bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
5) Saran