SlideShare a Scribd company logo
MANUSIA DAN KEBENARAN
Noor Rochman
PENDAHULUAN
• Pertanyaan yang paling sering muncul dalam
hati manusia ialah "benarlah'? manusia sering
heran, ragu-ragu "Benarkah orang Tuktuk
(Samosir) pandai berbahasa Inggris? Benarkah
segala besi yang dipanaskan memuai?
Benarkah engkau mencintai saya? Benarkah
Tuhan ada? Ternyata bahwa dalam segala
pertanyaan manusia mau menuju kebenaran.
Pengetahuan yang benar bernilai, sedangkan
pengetahuan yang salah mau dihindari.
Manusia dan Kebenaran
• Tema “Manusia dan Kebenaran” adalah tema yang paling
pokok untuk Filsafat Pengetahuan (Epistemologi).
• Jalan menuju pengetahuan yang benar tidak sama untuk
semua ilmu. Misal : “Sains”, pengetahuan yang benar terbatas
pada dunia empiris. Filsafat, khususnya Metafisika terarah
kepada dimensi-ada dan mencakup segala apa yang ada.
Untuk segala ilmu, yang paling dasariah adalah persesuaian
pengetahuan dengan kenyataan.
• Kebenaran adalah segala pengetahuan yang menuju
kebenaran.
• Masalahnya ialah hubungan antara pengetahuan dan
kenyataan, Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan
yang sesuai dengan kenyataan. Mungkinkah manusia dapat
mengetahui pengetahuan dengan kenyataan yang ada diluar
pengetahuannya?
• Pengetahuan yang benar bersifat dinamis, paradoksal, dan
multimensional.
Dinamis: Menuju Kebenaran
• “Dinamis” berarti manusia tetap “menuju”
kebenaran dan tidak berhenti.
• Pengetahuan manusia dipengaruhi masalah
evolusi dan sejarah, lingkungan sosial,
kebudayaan, dan faktor-faktor individual.
• Oleh karena itu, dalam segala kebenaran hadir
relativitas, kata “relatif” berarti “ber-relasi”
kepada manusia”. Setiap manusia bersifat unik.
Namun demikian, dalam segala keunikan
terdapat kesamaan yang menjadi dasar sifat
mutlak dan umum.
Paradoks: Mutlak dan Relatif
• Hubungan antara relatif dan mutlak disebut paradoksal.
• Kebenaran tidak mungkin melulu bersifat relatif (relativisme) dan
juga tidak mungkin melulu “mutlak” (dogmatisme atau
fundamentalisme).
• Kebenaran bersifat relatif, namun sekaligus mutlak.
• Paradoks menjadi suatu tantangan, manusia ternyata sulit hidup
dengan paradoks sehingga tergoda untuk menghapus sifat
paradoksal itu. Ia cenderung memilih yang satu dan menolak yang
lain.
• Dalam Dogmatisme dan Fundamentalisme segala unsur relatif
terhapus, sedangkan dalam relativisme dan subjektivisme
segalanya bersifat mutlak, tetap, dan umum.
• Kebenaran bersifat relatif, namun tidak sama dengan “relativisme”
yang menghapus sifat mutlak dan umum. Relativisme inilah yang
bisa merasuki hidup moral dan politik, juga hidup agama.
• Dasar dialog menuju kebenaran harus terbuka satu sama lain dan
keterbukaan bagi kenyataan kta dapat bersama-sama menuju
kebenaran.
Mitos dan Logos
• Pada zaman Sokrates krisis kebudayaan diakibatkan oleh
proses Entmythologisierung, dewi-dewi mitologi Yunani
sudah mati (Entgotterung). Hal ini menimbulkan goncangan
bagi kebudayaan Yunani, mirip dengan pernyataan
Nietzsche di zaman kita yakni Gott ist Tod (Tuhan sudah
mati).
• Dalam usaha mengataso krisis kebudayaan kamu filsuf
Sokrates, Plato, Aristoteles menyumbangkan logos tidak
menghapus mitos. Kebenaran mitos lebih dekat pada
penghayatan hidup. Logos tidak boleh lepas dari
penghayatan.
• Mitos dan logos tidak bertentangan dalam arti
kontradiktoris, mereka sama-sama benar tapi terungkap
dalam “permainan bahasa” yang berlainan.
Multidimensional
• Kebenaran bersifat multidimensional.
Metafisika tidak bersifat partikular, tetapi
“seluas segala kenyataan”.
• Kenyataan bersifat multidimensional.
Aneka Metode Verifikasi
• Cara memverifikasi kebenaran untuk masing-
masing dimensi berlain-lainan.
• Dengan metode observasi, tidak dapat
dibuktikan bahwa Tuhan ada.
Model epistemologi dalam Islam
• Bayani: berhasil membesarkan disiplin fiqih (yurisprudensi)
dan teologi, kelemahannya ketika berhadapan dengan teks-
teks suci yang berbeda milik komunitas, masyarakat atau
bangsa lain.
• Irfani : menghasilkan teori-teori besar dalam sufisme,
kelemahannya telah terlanjur baku dalam tarekat-tarekat
dg wirid tertentu butuh keberanian lebih untuk
mengembalikan citra postif epistemologi irfani.
• Burhani: telah mengantarkan filsafat islam menuju puncak
pencapaiannya, kelemahannya terletak pada kenyataan
bahwa meski rasional lebih didasarkan atas model
pemikiran induktif-deduktif.
• Perlu ditambah epistemologi tajribi penalaran yang
mengandalkan eksperimen dan pengamatan objek fisik
secara langsung untuk mengatasi persoalan keagamaan
kontemporer.
Cara mendapatkan pengetahuan
• Bayani: pertama berpegang pada redaksi (lafal) teks dengan
menggunakan kaidah bahasa arab, nahwu-sharaf sbg alat
analisis. Kedua: menggunakan metode qiyas (analogi) sbg
prinsip utama.
• Irfani: butuh persiapan, harus mencapai tingkat spiritual
tertentu, sehingga mengalami kesadaran diri (kasyf)
sehingga mampu melihat dan memahami realitas diri dan
hakikat yang ada sedemikian jelas dan gamblang.
• Burhani: sistem penalaran utama burhani adalah silogisme
tetapi tidak setiap silogisme menunjukkan burhani.
Sebelum melakukan silogisme ada tiga tahapan yang harus
dilalui 1) tahap pengertian (ma’qulat), 2) tahap pernyataan
(ibarat), 3) tahap penalaran (tahliat). Premis burhani harus
merupakan premis yang benar, primer, yang diperlukan.
PENUTUP
• Dalam filsafat timur, “menuju kebenaran” adalah proses
soteriologis menuju keselamatan. Filsafat barat masalah paling
pokok adalah dualisme atau kesatuan.
• Keyakinan umumnya bertumbuh dan berkembang dalam hidup
penghayatan lalu menjadi bahan refleksi ilmiah, mnusia menuju
kebenaran dalam penghayatan.
• Keputusan sebagai tempat kebenaran, tiap keputusan
mempunyai dua kemungkinan benar atau salah”.
• Budi manusia adalah suatu cahaya (lumen) berkat kenyataan
menjadi nyata. Kenyataan yang dikenal (imanen) dan kenyataan
yang sebenarnya (transenden). Manusia seluas segala kenyataan.
• Manusia harus setia pada kebenaran yang dinamis, paradoksal,
dan multidimensional, pertentangan tidak boleh dihapuskan
dengan memilih yang satu dan menolak yang lain. Dua
kebenaran itu bertentangan, namun hanya benar dalam
kesatuannya.
diskusi
• Jaelani: kebenaran apa? Kenapa tidak ada
kebenaran mutlak di dunia, sedangkan mutlak
adanya diagama? Kenapa manusia menginginka
kebenaran, padahal kebenaran hanya untuk
dirinya?
• Edi: kapan manusia butuh kebenaran? Kenapa
kebenaran relatif dan mutlak juga disebut
kebenaran?
• Irna: mengapa manusia mencari kebenaran
padahal kebenaran juga sumber terjadinya
kerusakan.

More Related Content

What's hot

Praktik Bisnis yang Diperbolehkan dan Dilarang dalam Islam
Praktik Bisnis yang Diperbolehkan dan Dilarang dalam IslamPraktik Bisnis yang Diperbolehkan dan Dilarang dalam Islam
Praktik Bisnis yang Diperbolehkan dan Dilarang dalam Islam
desi_aoi
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaBuyung Iskandar
 
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalamMengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
PKN STAN
 
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaPengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Habibullah Al Faruq
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Alfis Khisoli
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
Nur Arifaizal Basri
 
Idealisme
IdealismeIdealisme
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
Siti Hardiyanti
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
AlwiAssegaf
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
PutriAgilya
 
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
Nadia Tsalisa
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Novita Widianingsih
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Pointalekbadrudin
 
Iman dan taqwa
Iman dan taqwaIman dan taqwa
Iman dan taqwa
ormaya19
 
Islam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikan
Islam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikanIslam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikan
Islam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikan
Anis Masykhur
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
Ridwan Hidayat
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
MeyLiontin
 

What's hot (20)

Praktik Bisnis yang Diperbolehkan dan Dilarang dalam Islam
Praktik Bisnis yang Diperbolehkan dan Dilarang dalam IslamPraktik Bisnis yang Diperbolehkan dan Dilarang dalam Islam
Praktik Bisnis yang Diperbolehkan dan Dilarang dalam Islam
 
Materi Dakwah
Materi DakwahMateri Dakwah
Materi Dakwah
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalamMengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
 
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaPengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
Idealisme
IdealismeIdealisme
Idealisme
 
Bab V Kepribadian Muhammadiyah.pptx
Bab V Kepribadian Muhammadiyah.pptxBab V Kepribadian Muhammadiyah.pptx
Bab V Kepribadian Muhammadiyah.pptx
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
Keterikatan Sosial Hubungan Interpersonal (Psikologi Sosial)
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
Psikologi Power Point
Psikologi Power PointPsikologi Power Point
Psikologi Power Point
 
Iman dan taqwa
Iman dan taqwaIman dan taqwa
Iman dan taqwa
 
Islam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikan
Islam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikanIslam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikan
Islam, kebangsaan dan moderasi beragama dalam pendidikan
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
 

Viewers also liked

Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranHidayahilya
 
Kuliah fils pdd s2
Kuliah fils pdd s2Kuliah fils pdd s2
Kuliah fils pdd s2muhmidayeli
 
Pola berpikir ilmiah
Pola berpikir ilmiahPola berpikir ilmiah
Pola berpikir ilmiahJoni Iswanto
 
Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)
Nur Aqwamah
 
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan ManusiaFilsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
suprapto
 
Rumus kuadrat (rumus abc)
Rumus kuadrat (rumus abc)Rumus kuadrat (rumus abc)
Rumus kuadrat (rumus abc)
Andi Nurisma
 
Konseling realita
Konseling realita Konseling realita
Konseling realita
frabazyani
 
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuanKepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuanIntan El-Durroty
 
Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
Muhammad Hendra
 
Rumus kuadrat (rumus abc)
Rumus kuadrat (rumus abc)Rumus kuadrat (rumus abc)
Rumus kuadrat (rumus abc)
Andi Nurisma
 
Rumus ABC
Rumus  ABCRumus  ABC
Rumus ABC
Rizna Arifin
 
Penataan Kembali Kawasan Paledang-Bogor dengan Pendekatan Experience Farming
Penataan Kembali Kawasan Paledang-Bogor dengan Pendekatan Experience FarmingPenataan Kembali Kawasan Paledang-Bogor dengan Pendekatan Experience Farming
Penataan Kembali Kawasan Paledang-Bogor dengan Pendekatan Experience Farming
Aryo Kuncoro
 
Pengertian Berpikir Holistik dan Multidimensional dalam Sejarah
Pengertian Berpikir Holistik dan Multidimensional dalam SejarahPengertian Berpikir Holistik dan Multidimensional dalam Sejarah
Pengertian Berpikir Holistik dan Multidimensional dalam Sejarah
Heryan Putra
 
Membangun Kerangka Berfikir Ilmiah
Membangun Kerangka Berfikir IlmiahMembangun Kerangka Berfikir Ilmiah
Membangun Kerangka Berfikir Ilmiah
Suedi Ahmad
 
Perencanaan Kreatif Iklan
Perencanaan Kreatif IklanPerencanaan Kreatif Iklan
Perencanaan Kreatif Iklan
aDex Dilla
 
Teori filsafat ilmu
Teori filsafat ilmuTeori filsafat ilmu
Teori filsafat ilmumira_punya
 
Filsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
Filsafat Ilmu.Teoi-teori KebenaranFilsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
Filsafat Ilmu.Teoi-teori KebenaranNurul Insani
 
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala SekolahKepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala SekolahUniversitas PGRI
 

Viewers also liked (20)

Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
 
Kuliah fils pdd s2
Kuliah fils pdd s2Kuliah fils pdd s2
Kuliah fils pdd s2
 
Pola berpikir ilmiah
Pola berpikir ilmiahPola berpikir ilmiah
Pola berpikir ilmiah
 
Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)
 
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan ManusiaFilsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Manusia
 
Rumus kuadrat (rumus abc)
Rumus kuadrat (rumus abc)Rumus kuadrat (rumus abc)
Rumus kuadrat (rumus abc)
 
Konseling realita
Konseling realita Konseling realita
Konseling realita
 
Proaktif
ProaktifProaktif
Proaktif
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuanKepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
 
Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
Sikap ilmiah dalam kehidupan sehari (full)
 
Rumus kuadrat (rumus abc)
Rumus kuadrat (rumus abc)Rumus kuadrat (rumus abc)
Rumus kuadrat (rumus abc)
 
Rumus ABC
Rumus  ABCRumus  ABC
Rumus ABC
 
Penataan Kembali Kawasan Paledang-Bogor dengan Pendekatan Experience Farming
Penataan Kembali Kawasan Paledang-Bogor dengan Pendekatan Experience FarmingPenataan Kembali Kawasan Paledang-Bogor dengan Pendekatan Experience Farming
Penataan Kembali Kawasan Paledang-Bogor dengan Pendekatan Experience Farming
 
Pengertian Berpikir Holistik dan Multidimensional dalam Sejarah
Pengertian Berpikir Holistik dan Multidimensional dalam SejarahPengertian Berpikir Holistik dan Multidimensional dalam Sejarah
Pengertian Berpikir Holistik dan Multidimensional dalam Sejarah
 
Membangun Kerangka Berfikir Ilmiah
Membangun Kerangka Berfikir IlmiahMembangun Kerangka Berfikir Ilmiah
Membangun Kerangka Berfikir Ilmiah
 
Perencanaan Kreatif Iklan
Perencanaan Kreatif IklanPerencanaan Kreatif Iklan
Perencanaan Kreatif Iklan
 
Teori filsafat ilmu
Teori filsafat ilmuTeori filsafat ilmu
Teori filsafat ilmu
 
Filsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
Filsafat Ilmu.Teoi-teori KebenaranFilsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
Filsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
 
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala SekolahKepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala Sekolah
 

Similar to Manusia dan kebenaran

ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
mnuzurulump
 
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
freddypardede3
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
M fazrul
 
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSIOntologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
SUFINA SHUKRI
 
Review book filsafat feny
Review book filsafat fenyReview book filsafat feny
Review book filsafat feny
FENY DYAH
 
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptxFilsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
ssuseref914f
 
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
FeniIndrayani
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
Annisa Fauzia
 
Cabang
CabangCabang
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
DimasBimaAndika
 
Berfikir ilmia dan objektif dalam tindakan
Berfikir ilmia dan objektif dalam tindakanBerfikir ilmia dan objektif dalam tindakan
Berfikir ilmia dan objektif dalam tindakan
rusminbima1
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
riskaramadhanti
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
Warnet Raha
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
Warnet Raha
 

Similar to Manusia dan kebenaran (20)

ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
 
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
 
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSIOntologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
 
Review book filsafat feny
Review book filsafat fenyReview book filsafat feny
Review book filsafat feny
 
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptxFilsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
 
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
Makalah tentang "Kebenaran Keras apa yang lebih suka anda abaikan"
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
 
Berfikir ilmia dan objektif dalam tindakan
Berfikir ilmia dan objektif dalam tindakanBerfikir ilmia dan objektif dalam tindakan
Berfikir ilmia dan objektif dalam tindakan
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 

Manusia dan kebenaran

  • 2. PENDAHULUAN • Pertanyaan yang paling sering muncul dalam hati manusia ialah "benarlah'? manusia sering heran, ragu-ragu "Benarkah orang Tuktuk (Samosir) pandai berbahasa Inggris? Benarkah segala besi yang dipanaskan memuai? Benarkah engkau mencintai saya? Benarkah Tuhan ada? Ternyata bahwa dalam segala pertanyaan manusia mau menuju kebenaran. Pengetahuan yang benar bernilai, sedangkan pengetahuan yang salah mau dihindari.
  • 3. Manusia dan Kebenaran • Tema “Manusia dan Kebenaran” adalah tema yang paling pokok untuk Filsafat Pengetahuan (Epistemologi). • Jalan menuju pengetahuan yang benar tidak sama untuk semua ilmu. Misal : “Sains”, pengetahuan yang benar terbatas pada dunia empiris. Filsafat, khususnya Metafisika terarah kepada dimensi-ada dan mencakup segala apa yang ada. Untuk segala ilmu, yang paling dasariah adalah persesuaian pengetahuan dengan kenyataan. • Kebenaran adalah segala pengetahuan yang menuju kebenaran. • Masalahnya ialah hubungan antara pengetahuan dan kenyataan, Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan kenyataan. Mungkinkah manusia dapat mengetahui pengetahuan dengan kenyataan yang ada diluar pengetahuannya? • Pengetahuan yang benar bersifat dinamis, paradoksal, dan multimensional.
  • 4. Dinamis: Menuju Kebenaran • “Dinamis” berarti manusia tetap “menuju” kebenaran dan tidak berhenti. • Pengetahuan manusia dipengaruhi masalah evolusi dan sejarah, lingkungan sosial, kebudayaan, dan faktor-faktor individual. • Oleh karena itu, dalam segala kebenaran hadir relativitas, kata “relatif” berarti “ber-relasi” kepada manusia”. Setiap manusia bersifat unik. Namun demikian, dalam segala keunikan terdapat kesamaan yang menjadi dasar sifat mutlak dan umum.
  • 5. Paradoks: Mutlak dan Relatif • Hubungan antara relatif dan mutlak disebut paradoksal. • Kebenaran tidak mungkin melulu bersifat relatif (relativisme) dan juga tidak mungkin melulu “mutlak” (dogmatisme atau fundamentalisme). • Kebenaran bersifat relatif, namun sekaligus mutlak. • Paradoks menjadi suatu tantangan, manusia ternyata sulit hidup dengan paradoks sehingga tergoda untuk menghapus sifat paradoksal itu. Ia cenderung memilih yang satu dan menolak yang lain. • Dalam Dogmatisme dan Fundamentalisme segala unsur relatif terhapus, sedangkan dalam relativisme dan subjektivisme segalanya bersifat mutlak, tetap, dan umum. • Kebenaran bersifat relatif, namun tidak sama dengan “relativisme” yang menghapus sifat mutlak dan umum. Relativisme inilah yang bisa merasuki hidup moral dan politik, juga hidup agama. • Dasar dialog menuju kebenaran harus terbuka satu sama lain dan keterbukaan bagi kenyataan kta dapat bersama-sama menuju kebenaran.
  • 6. Mitos dan Logos • Pada zaman Sokrates krisis kebudayaan diakibatkan oleh proses Entmythologisierung, dewi-dewi mitologi Yunani sudah mati (Entgotterung). Hal ini menimbulkan goncangan bagi kebudayaan Yunani, mirip dengan pernyataan Nietzsche di zaman kita yakni Gott ist Tod (Tuhan sudah mati). • Dalam usaha mengataso krisis kebudayaan kamu filsuf Sokrates, Plato, Aristoteles menyumbangkan logos tidak menghapus mitos. Kebenaran mitos lebih dekat pada penghayatan hidup. Logos tidak boleh lepas dari penghayatan. • Mitos dan logos tidak bertentangan dalam arti kontradiktoris, mereka sama-sama benar tapi terungkap dalam “permainan bahasa” yang berlainan.
  • 7. Multidimensional • Kebenaran bersifat multidimensional. Metafisika tidak bersifat partikular, tetapi “seluas segala kenyataan”. • Kenyataan bersifat multidimensional.
  • 8. Aneka Metode Verifikasi • Cara memverifikasi kebenaran untuk masing- masing dimensi berlain-lainan. • Dengan metode observasi, tidak dapat dibuktikan bahwa Tuhan ada.
  • 9. Model epistemologi dalam Islam • Bayani: berhasil membesarkan disiplin fiqih (yurisprudensi) dan teologi, kelemahannya ketika berhadapan dengan teks- teks suci yang berbeda milik komunitas, masyarakat atau bangsa lain. • Irfani : menghasilkan teori-teori besar dalam sufisme, kelemahannya telah terlanjur baku dalam tarekat-tarekat dg wirid tertentu butuh keberanian lebih untuk mengembalikan citra postif epistemologi irfani. • Burhani: telah mengantarkan filsafat islam menuju puncak pencapaiannya, kelemahannya terletak pada kenyataan bahwa meski rasional lebih didasarkan atas model pemikiran induktif-deduktif. • Perlu ditambah epistemologi tajribi penalaran yang mengandalkan eksperimen dan pengamatan objek fisik secara langsung untuk mengatasi persoalan keagamaan kontemporer.
  • 10. Cara mendapatkan pengetahuan • Bayani: pertama berpegang pada redaksi (lafal) teks dengan menggunakan kaidah bahasa arab, nahwu-sharaf sbg alat analisis. Kedua: menggunakan metode qiyas (analogi) sbg prinsip utama. • Irfani: butuh persiapan, harus mencapai tingkat spiritual tertentu, sehingga mengalami kesadaran diri (kasyf) sehingga mampu melihat dan memahami realitas diri dan hakikat yang ada sedemikian jelas dan gamblang. • Burhani: sistem penalaran utama burhani adalah silogisme tetapi tidak setiap silogisme menunjukkan burhani. Sebelum melakukan silogisme ada tiga tahapan yang harus dilalui 1) tahap pengertian (ma’qulat), 2) tahap pernyataan (ibarat), 3) tahap penalaran (tahliat). Premis burhani harus merupakan premis yang benar, primer, yang diperlukan.
  • 11. PENUTUP • Dalam filsafat timur, “menuju kebenaran” adalah proses soteriologis menuju keselamatan. Filsafat barat masalah paling pokok adalah dualisme atau kesatuan. • Keyakinan umumnya bertumbuh dan berkembang dalam hidup penghayatan lalu menjadi bahan refleksi ilmiah, mnusia menuju kebenaran dalam penghayatan. • Keputusan sebagai tempat kebenaran, tiap keputusan mempunyai dua kemungkinan benar atau salah”. • Budi manusia adalah suatu cahaya (lumen) berkat kenyataan menjadi nyata. Kenyataan yang dikenal (imanen) dan kenyataan yang sebenarnya (transenden). Manusia seluas segala kenyataan. • Manusia harus setia pada kebenaran yang dinamis, paradoksal, dan multidimensional, pertentangan tidak boleh dihapuskan dengan memilih yang satu dan menolak yang lain. Dua kebenaran itu bertentangan, namun hanya benar dalam kesatuannya.
  • 12. diskusi • Jaelani: kebenaran apa? Kenapa tidak ada kebenaran mutlak di dunia, sedangkan mutlak adanya diagama? Kenapa manusia menginginka kebenaran, padahal kebenaran hanya untuk dirinya? • Edi: kapan manusia butuh kebenaran? Kenapa kebenaran relatif dan mutlak juga disebut kebenaran? • Irna: mengapa manusia mencari kebenaran padahal kebenaran juga sumber terjadinya kerusakan.