Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konservasi tanah dan air secara vegetatif dan kimia
2. Metode konservasi tanah secara vegetatif meliputi penghutanan kembali, wanatani, dan pertanaman sela
3. Konservasi tanah secara kimia melibatkan penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konservasi tanah dan air secara vegetatif dan kimia
2. Metode konservasi tanah secara vegetatif meliputi penghutanan kembali, wanatani, dan pertanaman sela
3. Konservasi tanah secara kimia melibatkan penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah
Makalah ini membahas tentang konservasi tanah dan air secara mekanik dengan 3 kalimat:
1) Mendefinisikan konservasi tanah dan air sebagai upaya untuk melestarikan sumber daya alam tanah dan air.
2) Menguraikan beberapa teknik konservasi tanah secara mekanik seperti teras, gulud, dan cek dam.
3) Menjelaskan pentingnya memilih teknik konservasi yang sesuai dengan masalah erosi yang dihadapi sepert
Dokumen tersebut membahas konsep evaluasi lahan dan klasifikasi kemampuan lahan, termasuk tujuan dan proses evaluasi lahan, klasifikasi kemampuan lahan berdasarkan tingkat hambatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi klasifikasi kemampuan lahan."
Dokumen tersebut membahas sejarah pengelolaan konservasi sumberdaya alam perairan di Indonesia sejak abad ke-19 hingga pengertian, klasifikasi, nilai, kendala, dan identifikasi lahan basah serta konservasi lahan gambut dan mangrove.
Dokumen tersebut membahas kondisi lahan dan sistem pertanian serta metode konservasi yang digunakan di Desa Labone. Lahan pertanian di desa ini berlereng dan petani menggunakan metode vegetatif dengan pemberian mulsa. Metode konservasi yang digunakan masyarakat adalah pemberian mulsa dan penanaman tanaman penutup tanah.
Program Kampung Iklim (Proklim) menjelaskan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat desa meliputi pengelolaan sumber daya air dan lahan, ketahanan pangan, penanganan bencana, pengendalian emisi karbon, dan peningkatan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim."
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTANAriManalu
Lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam pertanian, dimana dengan lingkungan yang baik makan pertanian juga akan baik, karena lingkungan berinteraksi dengan pertanian baik dipengaruhi maupun mempengaruhi.
Makalah ini membahas tentang pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan, dimulai dari penjelasan tentang tanah gambut dan sifat-sifat fisikanya serta kimianya, kemudian dijelaskan berbagai cara pengelolaan lahan gambut untuk pertanian dan hutan secara berkelanjutan seperti pengurangan emisi GRK, pengendalian muka air tanah, persiapan lahan tanpa bakar, dan penggunaan tanaman penutup tanah
Dokumen tersebut membahas kondisi lahan dan sistem pertanian serta metode konservasi yang digunakan di Desa Labone. Lahan pertanian di desa ini berlereng dan petani menggunakan metode vegetatif dengan pemberian mulsa. Metode konservasi yang digunakan masyarakat adalah pemberian mulsa dan penanaman tanaman penutup tanah.
Makalah ini membahas tentang teknologi terkini konservasi tanah dan air, termasuk metode vegetatif, mekanik, dan kimiawi seperti penggunaan tanaman penutup tanah dan teras bangku untuk mengurangi erosi serta meningkatkan peresapan air ke tanah.
Konservasi tanah dan air sangat penting untuk mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah. Ada beberapa metode konservasi tanah dan air yang diterapkan di daerah tersebut, seperti pembuatan teras, pergiliran tanaman, dan penanaman pohon di pinggir jalan untuk meningkatkan peresapan air ke tanah serta mencegah erosi. Metode lainnya adalah pembuatan saluran irigasi dan penggunaan mulsa.
Makalah ini membahas tentang konservasi tanah dan air secara mekanik dengan 3 kalimat:
1) Mendefinisikan konservasi tanah dan air sebagai upaya untuk melestarikan sumber daya alam tanah dan air.
2) Menguraikan beberapa teknik konservasi tanah secara mekanik seperti teras, gulud, dan cek dam.
3) Menjelaskan pentingnya memilih teknik konservasi yang sesuai dengan masalah erosi yang dihadapi sepert
Dokumen tersebut membahas konsep evaluasi lahan dan klasifikasi kemampuan lahan, termasuk tujuan dan proses evaluasi lahan, klasifikasi kemampuan lahan berdasarkan tingkat hambatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi klasifikasi kemampuan lahan."
Dokumen tersebut membahas sejarah pengelolaan konservasi sumberdaya alam perairan di Indonesia sejak abad ke-19 hingga pengertian, klasifikasi, nilai, kendala, dan identifikasi lahan basah serta konservasi lahan gambut dan mangrove.
Dokumen tersebut membahas kondisi lahan dan sistem pertanian serta metode konservasi yang digunakan di Desa Labone. Lahan pertanian di desa ini berlereng dan petani menggunakan metode vegetatif dengan pemberian mulsa. Metode konservasi yang digunakan masyarakat adalah pemberian mulsa dan penanaman tanaman penutup tanah.
Program Kampung Iklim (Proklim) menjelaskan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat desa meliputi pengelolaan sumber daya air dan lahan, ketahanan pangan, penanganan bencana, pengendalian emisi karbon, dan peningkatan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim."
INTERAKSI LINGKUNGAN DENGAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTANAriManalu
Lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam pertanian, dimana dengan lingkungan yang baik makan pertanian juga akan baik, karena lingkungan berinteraksi dengan pertanian baik dipengaruhi maupun mempengaruhi.
Makalah ini membahas tentang pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan, dimulai dari penjelasan tentang tanah gambut dan sifat-sifat fisikanya serta kimianya, kemudian dijelaskan berbagai cara pengelolaan lahan gambut untuk pertanian dan hutan secara berkelanjutan seperti pengurangan emisi GRK, pengendalian muka air tanah, persiapan lahan tanpa bakar, dan penggunaan tanaman penutup tanah
Dokumen tersebut membahas kondisi lahan dan sistem pertanian serta metode konservasi yang digunakan di Desa Labone. Lahan pertanian di desa ini berlereng dan petani menggunakan metode vegetatif dengan pemberian mulsa. Metode konservasi yang digunakan masyarakat adalah pemberian mulsa dan penanaman tanaman penutup tanah.
Makalah ini membahas tentang teknologi terkini konservasi tanah dan air, termasuk metode vegetatif, mekanik, dan kimiawi seperti penggunaan tanaman penutup tanah dan teras bangku untuk mengurangi erosi serta meningkatkan peresapan air ke tanah.
Konservasi tanah dan air sangat penting untuk mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah. Ada beberapa metode konservasi tanah dan air yang diterapkan di daerah tersebut, seperti pembuatan teras, pergiliran tanaman, dan penanaman pohon di pinggir jalan untuk meningkatkan peresapan air ke tanah serta mencegah erosi. Metode lainnya adalah pembuatan saluran irigasi dan penggunaan mulsa.
Agroforestry merupakan salah satu cara konservasi tanah dan air yang dinilai mampu mengatasi permasalahan penurunan kualitas lahan dan peningkatan ekonomi. Sistem agroforestry dapat berupa kombinasi tanaman-pohon, padang rumput-pohon, atau tanaman-pohon-padang rumput guna memproduksi hasil pertanian, kehutanan, dan peternakan secara lestari.
Dokumen tersebut membahas tentang tanah, lahan, dan makhluk hidup. Ia menjelaskan tentang sifat fisik dan kimia tanah, profil tanah, tata guna lahan, dan berbagai kawasan seperti hutan produksi, pertanian, pertambangan, pemukiman, industri, dan pariwisata.
Dokumen tersebut membahas tentang konservasi tanah dan air. Beberapa poin utama yang diangkat antara lain definisi konservasi tanah dan air menurut UU 37/2014, fungsi tanah dalam pertanian, dan penyebab kerusakan tanah seperti peristiwa geologi, hidrologi, erosi, serta perbuatan manusia. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya pelestarian 22 DAS prioritas di Indonesia.
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surutdianaeureka1
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut membutuhkan pengelolaan yang tepat, termasuk penataan lahan, pengelolaan air, pemilihan varietas padi yang adaptif, dan teknik budidaya yang sesuai. Pengelolaan lahan dan air penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi di lahan rawa.
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitIlham Johari
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit, meliputi tahapan pembukaan lahan, pengolahan tanah, pembuatan infrastruktur seperti jalan dan parit, serta tata cara penanaman bibit kelapa sawit secara detail.
Makalah ini membahas tentang sedimentasi yang didefinisikan sebagai proses pengendapan material yang ditransport oleh air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Terdapat beberapa jenis sedimentasi seperti lithougenus, biogeneuos, hidreogenous, dan cosmogerous. Faktor yang mempengaruhi sedimentasi antara lain karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup, dan sifat fisik batuan.
Dokumen tersebut membahas tentang longsor dan cara mengatasinya. Longsor terjadi ketika massa tanah berpindah dari daerah dengan potensi energi tinggi ke daerah rendah akibat berbagai faktor seperti hujan, lereng terjal, dan tanah yang lembek. Cara mengatasinya meliputi penanaman tanaman, pembuatan saluran drainase, terasering, serta bangunan penguat tebing dan jurang.
Cerita ini menceritakan perjalanan ibu dalam memperlakukan kedua putrinya. Pada awalnya, ibu sering bersikap kasar dan tidak menyayangi putri sulungnya, Nisa, karena Nisa memiliki cacat pada kaki. Namun setelah menyadari kesalahannya, ibu mulai berusaha memperbaiki hubungannya dengan Nisa dan memberikan kasih sayang yang sama seperti adiknya. Cerita berakhir dengan Nisa men
1. teknik evaluasi mutu komoditas pertanian 1Nurul Aulia
This document discusses texture as an important quality factor in foods. It defines texture as the response of the tactile senses to physical stimuli from contact between the body and food. Texture is sensed through touch and can be described using words like crisp, soft, or chewy. It is an important characteristic for many foods, being critical for some like meat or potato chips, and important but not dominant for others like fruits and vegetables. Food processing is often used to modify texture, either to weaken the structure to aid chewing or to develop desirable textural properties, though this processing can be expensive.
Tiga kalimat:
Aktivitas air (Aw) merupakan ukuran penting untuk menentukan kemampuan air dalam membantu proses kerusakan bahan makanan, dimana Aw bergantung pada kadar air dan kelembaban relatif lingkungan. Berbagai model matematika telah dikembangkan untuk menggambarkan hubungan antara Aw dan kadar air seimbang bahan.
1. Dokumen membahas tentang aliran permukaan, faktor yang mempengaruhinya, dan pengukuran debit sungai.
2. Aliran permukaan terjadi ketika curah hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah.
3. Sungai diklasifikasikan berdasarkan pola aliran, kestabilan air, arah jurus batuan, dan struktur geologi.
Dokumen tersebut membahas tentang susunan tanah, tekstur tanah, dan mineral liat. Susunan tanah terdiri dari fase padat, cair, dan gas. Tekstur tanah ditentukan oleh komposisi pasir, debu, dan liat. Mineral liat utama adalah kaolinit, illit, dan montmorillonit yang berbeda dalam ukuran dan kemampuan menyimpan air serta hara.
The document discusses bio briquettes as an alternative renewable energy source in Indonesia. It notes that Indonesia faces challenges of oil depletion, increasing energy demand, and environmental issues. Bio briquettes can help address these issues by utilizing agricultural and forestry waste biomass. The document describes how various types of biomass waste can be converted into solid fuel briquettes through a process of drying, grinding, mixing, and densification. It provides examples of different bio briquette types and their heating values, and argues that bio briquettes can serve as a cheaper substitute for kerosene and LPG while providing environmental benefits.
Dokumen tersebut membahas tentang bahan baku dan peralatan pembuatan bioarang serta briket bioarang, termasuk proses pirolisa dan karbonisasi. Bioarang dapat dibuat dari berbagai limbah pertanian melalui proses pirolisa pada suhu tinggi tanpa oksigen untuk menghasilkan karbon padat bermutu tinggi.
1. MAKALAH TUGAS TERSTRUKTUR
TEKNIK PENGAWETAN TANAH DAN AIR
METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR
Oleh :
Mahesa Dwi Nuroni
NIM A1H009053
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
201
2. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya alam utama yaitu tanah dan air mudah mengalami
kerusakan atau degradasi. Tanah mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai
sumber unsur hara bagi tumbuhan, dan sebagai matriks tempat akar tumbuhan
berjangkar dan air tanah tersimpan (Arsyad S., 1989). Kedua fungsi tersebut dapat
menurun atau hilang, hilang atau menurunnya fungsi tanah ini yang biasa disebut
kerusakan tanah atau degradasi tanah. Hilangnya fungsi tanah sebagai sumber
unsur hara bagi tumbuhan dapat terus menerus diperbaharui dengan pemupukan.
Tetapi hilangnya fungsi tanah sebagai tempat berjangkarnya perakaran dan
menyimpan air tanah tidak mudah diperbaharui karena diperlukan waktu yang
lama untuk pembentukan tanah.
Kerusakan air berupa hilangnya atau mengeringnya sumber air dan
menurunnya kualitas air. Hilang atau mengeringnya sumber air berkaitan erat
dengan erosi, sedangkan menurunnya kualitas air dapat dikarenakan kandungan
sedimen yang bersumber dari erosi atau kandungan bahanbahan dari limbah
industri/pertanian.Dengan demikian kedua sumber daya tersebut (tanah dan air)
harus dijaga kelestarian fungsinya dengan upaya-upaya konservasi tanah dan air.
Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan.
Konservasi tanah tidak berarti penundaan penggunaan tanah atau
pelarangan penggunaan tanah, tetapi menyesuaikan macam penggunaannya
dengan kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai syarat-syarat yang
diperlukan agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Konservasi tanah berkaitan
erat dengan konservasi air.
3. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke
tanah seefisien mungkin, dan pengaturan waktu sehingga tidak terjadi banjir yang
merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Setiap perlakuan
yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu
dan tempat-tempat hilirnya. Oleh karena itu maka konservasi tanah dan
konservasi air merupakan dua hal yang berhubungan erat, berbagai tindakan
konservasi tanah merupakan juga tindakan konservasi air.
B .Tujuan
1. Mengetahui pengertian konservasi tanah dan air
2. Mengetahui metode- metode yang digunakan dalam konservasi tanah dan
air
4. II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah menurut pengertian sehari-hari ialah tempat berpijak makhluk
hidup di darat, fondasi tempat tinggal, dan sebagainya. Secara ilmiah, tanah
merupakan media tempat tumbuh tanaman.
Menurut Simmonson (1957), tanah adalah permukaan lahan yang
kontiniu menutpi kerak bumi kecuali di tempat-tempat berlereng terjal, puncak-
puncak pegunungan, daerah salju abadi. Sedangkan menurut Soil Survey Staff
(1973), tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat
berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusun-penyusunnya, yang meliputi
bahan organik yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman.
Menurut Sitanala Arsyad (1989), konservasi tanah adalah penempatan
setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah
tersebut dan memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan
agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang
erat dengan konservasi air.
Tanah sebagai komponen utama usaha tani yang harus dipelihara,
dimodifikasi bila perlu, sangat mempengaruhi produksi dan penampilan tanaman.
Usaha konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode
yaitu :
1. Metode vegetatif, menggunakan tanaman sebagai sarana
2. Metode mekanik, menggunakan tanah, batu dan lain-lain sebagai
sarana.
3. Metode Kimia, menggunakan tambahan bahan kimia
Konservasi tanah berhubungan erat dengan konservasi air. Setiap
perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air, dan
usaha untuk mengkonservasi tanah juga merupakan konservasi air. Salah satu
tujuan konservasi tanah adalah meminimumkan erosi pada suatu lahan. Laju erosi
yang masih lebih besar dari erosi yang dapat ditoleransikan merupakan masalah
yang bila tidak ditanggulangi akan menjebak petani kembali ke dalam siklus yang
5. saling memiskinkan. Tindakan konservasi tanah merupakan cara untuk
melestarikan sumberdaya alam.
Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah
merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan
produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktifitas tanah
menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai untuk irigasi
dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah air bersih semakin
berkurang.
Konservasi tanah pada umumnya terdapat di berbagai tempat yang secara
nyata berdampak pada perbandingan panjang kemiringan tanah yang diakibatkan
oleh air hingga tanah menyusut. Lalu terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada konservasi air dalam rangka pengontrolan erosi dimana
kemiringan tanah yang telah ditentukan dalam persen dan panjang kemiringan
tanah yang disebut dengan s ystem cropping.
Tantangan yang berat di Indonesia adalah luas wilayah Indonesiea yang
tidak kurang dari 195 juta hektar, dan diperkirakan 147 juta hektar atau 76 persen
merupakan hutan dalam program penghutanan kembali dan rehabilitasi lahan,
terdapat tidak kurang dari 80 area watershed, dimana 36 buah diantaranya
mendapat prioritas.
6. III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Konservasi Tanah dan Air
Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan.
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke
tanah seefisien mungkin, dan pengaturan waktu sehingga tidak terjadi banjir yang
merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Setiap perlakuan
yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu
dan tempat-tempat hilirnya.
Usaha pokok dalam pengawetan tanah dan air meliputi (Zulrasdi et, al.
2005):
1. Pengelolaan lahan
• Sesuai kemampuan lahan
• Mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam tanah
• Melindungi lahan dari ancaman erosi dengan menanam tanaman
penutup tanah
• Penggunaan mulsa.
2. Pengelolaan Air
Pengelolaan air adalah usaha-usaha pengembangan sumberdaya air
dalam hal :
• Jumlah air yang memadai
• Kwalitas air
• Tersedia air sepanjang tahun
3. Pengelolaan Vegetasi
Pengelolaan vegetasi pada hutan tangkapan air maupun pemeliharaan vege
tasi sepanjang aliran sungai, dapat ditempuh dengan cara:
7. • Penanaman dengan tanaman berakar serabut
seperti: bambu yang sangat dianjurkan di pinggiran sungai, rumput
makanan ternak seperti rumput gajah, rumput raja dll. Penanaman ini
dimaksudkan untuk penghalang terjadinya erosi pada tanah.
• Penanaman tanaman semusim untuk lahan semusim untuk lahan yang
tidak memiliki kemiringan
• Pembuatan teras, bila pada lahan terdapat kemiringan
B. Metode Konservasi Tanah dan Air
1. Metode Konservasi Tanah
Salah satu kegiatan dalam menyelamatkan lahan dari tingkat erosi yang
tinggi adalah penerapan teknik konservasi tanah dan air disamping kegiatan
reboisasi, penghijauan, pemeliharan dan pengayaan tanaman. Konservasi tanah
dan air merupakan upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat
yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah dan air
mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan tanah dan air dari kehilangan
dan kerusakannya melalui pengendalian erosi, sedimentasi dan banjir sehingga
lahan dan air dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Penerapan teknik konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif, sipil
teknis dan kimiawi. Penerapan teknik vegetaif berupa penanaman vegetasi tetap,
budidaya tanaman lorong, strip rumput dan lain–lain, penerapan sipil teknis
berupa pembuatan bangunan dam pengendali, dam penahan, teras, saluran
pembuagan air, sumur resapan, embung, parit buntu (rorak), perlindungan kanan
kiri tebing sungai dan lain–lain, serta penerapan teknik kimiawi berupa pemberian
mulsa, bitumen zat kimia (soil conditioner).
Teknologi yang diterapkan pada setiap macam penggunaan tanah aka
menentukan apakah akan didapat penggunaan dan produksi yang lestari pada
sebidang tanah. Metode konservasi tanah dan air dapat dibagi dalam tiga
golongan, yaitu:
8. a. Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan
menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997).
Beberapa teknik konservasi tanah dan air yang mampu mengendalikan
erosi dapat ditempuh melalui cara vegetatif seperti pertanaman lorong (alley
cropping), silvipastura, dan pemberian mulsa.
1. Pertanaman lorong
Pertanaman lorong (alley cropping) adalah sistem bercocok tanam dan
konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu leguminosa ditanam rapat (jarak
10-25 cm) menurut garis kontur (nyabuk gunung) sebagai tanaman pagar dan
tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar. Menerapkan
pertanaman lorong pada lahan miring biayanya jauh lebih murah dibandingkan
membuat teras bangku, tapi efektif menahan erosi. Setelah 3-4 tahun sejak
tanaman pagar tumbuh akan terbentuk teras. Terbentukannya teras secara alami
dan berangsur sehingga sering disebut teras kredit.
Gambar pertanaman Lorong
a. Persyaratan
• Kelerengan 3-40% dan kedalaman tanah > 20 cm.
• Cocok untuk tanah dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang.
b. Pembuatan dan pemeliharaan
9. • Jarak antara barisan tanaman pagar ditentukan oleh kemiringan lahan dan
kemampuan tanaman pagar menyediakan bahan organik. Aturan yang umum
digunakan adalah dengan memilih sekitar 1-1,5 m tetapi untuk kemiringan
lahan 3-10%, diatur dengan jarak antara 0,3-1,0 m (jarak antar baris tanaman
pagar tidak lebih dari 10 m). Hal ini dimaksudkan agar bahan organik yang
disumbangkan tanaman pagar cukup banyak jumlahnya.
• Biasanya pada lereng bawah dari tanaman pagar yang berbentuk perdu,
ditanami rumput yang tahan naungan. Penanaman rumput sejajar dengan
barisan tanaman perdu dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas menahan
erosi karena jika hanya perdu, masih sering terjadi erosi.
• Tanaman pagar dipangkas secara berkala (terutama bila tanaman pagar mulai
menaungi tanaman pokok) dan bahan hijauannya digunakan sebagai mulsa atau
pakan ternak. Apabila bahan hijauan digunakan untuk pakan ternak maka
pupuk kandang yang dihasilkan dikembalikan untuk memupuk tanaman pokok
agar kesuburan lahan dapat dipertahankan.
2. Silvipastura
Sistem silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpangsari, tetapi yang
ditanam di sela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman
pakan ternak, seperti rumput gajah, setaria, dll. Ada beberapa bentuk silvipastura
yang dikenal di Indonesia antara lain (a) tanaman pakan di hutan tanaman
industri, (b) tanaman pakan di hutan sekunder, (c) tanaman pohon-pohonan
sebagai tanaman penghasil pakan dan (d) tanaman pakan sebagai pagar hidup.
a. Persyaratan
• Terutama untuk lereng agak curam dan curam.
• Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan keinginan petani. Jika tidak, akan
mematikan motivasi petani menanam dan memelihara tanaman sampai
menghasilkan.
� � � � � � � � �
� � � � � � � �
♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
� � � � � � � � �
� � � � � � � �
10. ♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣♣
� � � � � � � � �
� � � � � � � �
♣ tanaman pangan�Albizia �rumput pakan ternak
Gambarpenanaman secara silvipastura
3. Strip rumput
Strip rumput, hampir sama dengan sistem pertanaman lorong, dibuat
mengikuti kontur (sabuk gunung) dan lebar strip 0,5 m atau lebih, dimaksudkan
untuk mengurangi erosi dan penyedia pakan ternak.
a. Persyaratan
• Terutama bagi rumah tangga yang memiliki ternak ruminansia.
• Cocok untuk daerah beriklim kering maupun daerah beriklim basah.
• Jenis rumput yang digunakan mempunyai penyebaran perakaran vertikal yang
dalam sehingga daya saingnya terhadap tanaman utama menjadi rendah.
• Jenis rumput yang tahan naungan dan kekeringan.
• Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada tanah yang tidak subur.
• Sangat baik jika memberikan efek alelopati terhadap hama. Contohnya, aroma
yang dihasilkan vetiver dapat mengusir tikus.
b. Penanaman dan pemeliharaan
• Rumput ditanam menurut kontur terdiri dari 3 barisan rumput atau lebih dengan
jarak antara barisan 20 cm.
• Lebar strip rumput 0,5 m atau lebih.
• Jarak antara strip rumput tergantung yang diinginkan dan bervariasi dari 2,5 m
untuk kemiringan 60% sampai 40 m untuk kemiringan 5%.
• Jika ditanam dari biji memerlukan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan
dengan dari stek/tunas hidup/bonggol.
4. Pemberian bahan mulsa
Pemberian mulsa dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah agar
terhindar dari pukulan butir hujan. Mulsa merupakan teknik pencegahan erosi
yang cukup efektif. Jika bahan mulsa berasal dari bahan organik, maka mulsa juga
berfungsi dalam pemeliharaan bahan organik tanah. Bahan organik yang dapat
dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar
11. dari sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman penutup tanah atau
didatangkan dari luar lahan pertanian.
Fungsi lain mulsa adalah :
• Jika sudah melapuk dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air
sehingga air lebih tersedia untuk pertumbuhan tanaman, dan memperkuat
agregat tanah.
• Mengurangi kecepatan serta daya kikis aliran permukaan.
• Mengurangi evaporasi, memperkecil fluktuasi suhu tanah, meningkatkan jumlah
pori aerasi sebagai akibat meningkatnya kegiatan jasad hidup di dalam tanah
dan meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
• Menyediakan sebagian zat hara bagi tanaman.
• Dianjurkan menggunakan 6 ton mulsa/ha/tahun atau lebih. Bahan mulsa yang
paling mudah didapatkan adalah sisa tanaman.
• Mulsa diberikan dengan jalan menyebarkan bahan organik secara merata di
permukaan tanah.
• Bahan mulsa yang baik adalah bahan yang sukar melapuk seperti jerami padi
dan batang jagung.
• Mulsa dapat juga diberikan ke dalam lubang yang dibuat khusus dan disebut
sebagai mulsa vertikal.
Gambar Mulsa
Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan
bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan
12. bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi
fluktuasi temperatur tanah.
Syarat-syarat dari tanaman penutup tanah, antara lain:
1. Dapat berkembang dan daunnya banyak.
2. Tahan terhadap pangkasan.
3. Mudah diperbanyak dengan menggunakan biji.
4. Mampu menekan tanaman pengganggu.
5. Akarnya dapat mengikat tanah, bukan merupakan saingan tanaman pokok.
6. Tahan terhadap penyakit dan kekeringan.
7. Tidak berduri dan bersulur yang membelit.
Selain dengan penanaman tanaman penutup tanah (cover crop), cara
vegetatif lainnya adalah:
1. Tanaman dengan lajur berselang-seling, pada kelerengan 6 – 10 % dengan
tujuan:
· Membagi lereng agar menjadi lebih pendek.
· Dapat menghambat atau mengurangi laju aliran permukaan.
· Menahan partikel-partikel tanah yang terbawa oleh aliran permukaan.
2. Menanam secara kontur (Countur planting), dilakukan pada kelerengan 15
– 18 % dengan tujuan untuk memperbesar kesempatan meresapnya air
sehingga run off berkurang.
3. Pergiliran tanaman (crop rotation).
4. Reboisasi atau penghijauan.
5. Penanaman saluran pembuang dengan rumput dengan tujuan untuk
melindungi saluran pembuang agar tidak rusak.
b. Metode Mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan
menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi
tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi
erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997).
Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di
antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik
13. terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan
tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan
sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha
pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan
pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha
perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat
aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran
permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah
(pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga
terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong
lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan
mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering.
Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah
terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air
dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering
pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini.
Banyak cara konservasi tanah dan air yang tergolong ke dalam
pengendalian erosi secara sipil teknis, tetapi yang sering dilakukan oleh petani
hanya beberapa saja, yaitu teras gulud dan teras bangku.
1. Teras gulud
Teras gulud adalah guludan yang dilengkapi dengan rumput penguat dan
saluran air pada bagian lereng atasnya. Teras gulud dapat difungsikan sebagai
pengendali erosi dan penangkap aliran permukaan dari permukaan bidang olah.
Aliran permukaan diresapkan ke dalam tanah di dalam saluran air sedangkan air
yang tidak meresap dialirkan ke Saluran Pembuangan Air (SPA).
a. Persyaratan
• Cocok untuk kemiringan lahan antara 10-40%, dapat juga digunakan pada
kemiringan 40-60%, namun kurang efektif.
14. • Dapat dibuat pada tanah-tanah agak dangkal (> 20 cm). Tetapi mampu
meresapkan air dengan cepat.
b. Pembuatan dan pemeliharaan
• Buat garis kontur sesuai dengan interval tegak (IV = interval vertical) yang
diinginkan.
• Pembuatan guludan dimulai dari lereng atas dan berlanjut ke bagian
bawahnya.
• Teras gulud dan saluran airnya dibuat membentuk sudut 0,1- 0,5% dengan
garis kontur menuju ke arah saluran pembuangan air.
• Saluran air digali dan tanah hasil galian ditimbun di bagian bawah lereng
dijadikan guludan.
• Tanami guludan dengan rumput penguat seperti Paspalum notatum, bebe
(Brachiaria brizanta), bede (Brachiaria decumbens), atau akarwang
(Vetiveria zizanioides) agar guludan tidak mudah rusak.
• Diperlukan SPA yang diperkuat rumput Paspalum notatum agar aman.
2. Teras bangku
Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan
meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga.
Ada 4 jenis teras bangku :
1.Teras bangku datar adalah teras bangku yang bidang olahnya datar
(membentuk sudut 0o dengan bidang horizontal).
2. Teras bangku miring ke luar adalah teras bangku yang bidang olahnya
miring ke arah lereng asli, namun kemiringannya sudah berkurang dari
kemiringan lereng asli.
15. 3. Teras bangku miring ke dalam (gulir kampak) adalah teras bangku yang
bidang olahnya miring ke arah yang berlawanan dengan lereng asli. Air
aliran permukaan dari setiap bidang olah mengalir dari bibir teras ke
saluran teras dan terus ke SPA sehingga hampir tidak pernah terjadi
pengiriman air aliran permukaan dari satu teras ke teras yang di bawahnya.
Teras bangku gulir kampak memerlukan biaya yang mahal karena lebih
banyak penggalian bidang olah. Selain itu bagian bidang olah di sekitar
saluran teras merupakan bagian yang kurang/tidak subur karena
merupakan bagian lapisan tanah bawah (subsoil) yang tersingkap di
permukaan tanah. Namun jika dibuat dengan benar, teras bangku gulir
kampak sangat efektif mengurangi erosi.
4. Teras irigasi biasanya diterapkan pada lahan sawah, karena terdapat
tanggul penahan air.
16. a. Persyaratan
• Tanah mempunyai solum dalam dan kemiringan 10-60%. Solum tanah > 90
cm untuk lereng 60% dan >40 cm kalau lereng 10%.
• Tanah stabil, tidak mudah longsor.
• Tanah tidak mengandung bahan beracun seperti aluminium dan besi dengan
konsentrasi tinggi. Tanah Oxisols, Ultisols, dan sebagian Inceptisols yang
berwarna merah atau kuning (podsolik merah kuning) biasanya mengandung
aluminium dan atau besi tinggi.
• Ketersediaan tenaga kerja cukup untuk pembuatan dan pemeliharaan teras.
• Memerlukan kerjasama antar petani yang memiliki lahan di sepanjang SPA.
b. Cara pembuatan teras bangku
• Pembuatan teras dimulai dari bagian atas dan terus ke bagian bawah lahan
untuk menghindarkan kerusakan teras yang sedang dibuat oleh air aliran
permukaan bila terjadi hujan.
• Tanah bagian atas digali dan ditimbun ke bagian lereng bawah sehingga
terbentuk bidang olah baru. Tampingan teras dibuat miring; membentuk sudut
200% dengan bidang horizontal. Kalau tanah stabil tampingan teras bisa
dibuat lebih curam (sampai 300%).
• Kemiringan bidang olah berkisar antara 0% sampai 3% mengarah ke saluran
teras.
• Bibir teras dan bidang tampingan teras ditanami rumput atau legum pakan
ternak. Contohnya adalah rumput Paspalum notatum, Brachiaria brizanta,
Brachiaria decumbens, atau Vetiveria zizanioides dll. Sedangkan contoh
17. legum pohon adalah Gliricidia, Lamtoro (untuk tanah yang pH-nya >6), turi,
stylo, dll.
• Sebagai kelengkapan teras perlu dibuat saluran teras, saluran pengelak,
saluran pembuangan air serta terjunan. Ukuran saluran teras : lebar 15-25 cm,
dalam 20-25 cm.
• Untuk mengurangi erosi dan meningkatkan infiltrasi, pembuatan rorak bisa
dilakukan dalam saluran teras atau saluran pengelak.
• Kalau tidak ada tempat untuk membuat SPA, bisa dibuat teras bangku miring
ke dalam
• Perlu mengarahkan air aliran permukaan ke SPA yang ditanami rumput
Paspalum notatum dan bangunan terjunan air.
c. Pemeliharaan
Pemeliharaan saluran teras meliputi, memindahkan/mengeluarkan
sedimen dari dalam saluran dan dari rorak ke bidang olah, menyulam tanaman
tampingan dan bibir teras yang mati, memangkas rumput yang tumbuh pada
saluran, tampingan dan bibir teras untuk dijadikan pakan ternak.
c. Metode Kimia
Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang
menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara
kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner
atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga
tanah akan tetap resisten terhadap erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).
Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar
sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena
senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Permeabilitas tanah dipertinggi
dan erosi berkurang. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman
semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989).Penggunaan bahan-bahan
pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang baru dibuka
sesunggunya sangat diperlukan mengingat:
18. · Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah virgin
yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan
efektif.
· Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang
terangkat.
· Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan
perkebunan, menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya bagian top soil,
mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan berat seperti
traktor, bulldozer dan alat-alat berat lainnya.
Gambar Soil Conditioner
2. Metode Konservasi Air
Strategi konservasi air mencakup metode pengelolaan untuk :
1. Menurunkan aliran permukan
2. Mengurang evaporasi
3. Mengurangi perkolasi (deep percolation)
4. Mencegah kehilangan air yg tidak penting dari daerah penyimpanan
(storage )
Dengan demikian tindakan konservasi air dapat diarahkan untuk :
a. Mengurangi jumlah air aliran permukaan melalui peningkatan infiltrasi,
peningkatan kandungan bahan organik atau dengan meningkatkan
simpanan air dipermukaan tanah dan didalam tanah misalnya melalui
19. peningkatan kekasaran permukaan tanah, saluran peresapan, pembuatan
rorak, kadung situ dll
b. Memeperlambat kecepatan aliran permukaan dengan cara vegetatif,
mengurangi kemiringan lahan dan memperpendek lereng.
c. Pemeliharaan sumber daya ( konservasi sumber daya air)
d. Panen hujan
Pada dasarnya usahatani konservasi merupakan suatu paket teknologi
usahatani yang bertujuan meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta
melestarikan sumberdaya tanah dan air pada DAS-DAS kritis (Saragih, 1996),
akan tetapi penyerapan teknologi tersebut masih relatif lambat disebabkan antara
lain :
1. Besarnya modal yang diperlukan untuk penerapannya (khususnya untuk
investasi bangunan konservasi
2. Kurangnya tenaga penyuluh untuk mengkomunikasikan teknologi
tersebut kepada petani
3. Masih lemahnya kemampuan pemahaman petani untuk menerapkan
teknologi usahatani kon-servasi sesuai yang diintroduksikan
4. Keragaman komoditas yang diusahakan di DAS-DAS kritis
5. Terbatasnya sarana/prasarana pendukung penerapan teknologi usaha
tani konservasi
Hal-hal tersebut diatas menunjukkan bahwa teknologi usahatani
konservasi yang ada sekarang ini masih belum memadai sehingga perlu dicari
teknologi yang lebih sesuai melalui kegiatan :
1. Penelitian komponen-komponen teknologi yang dapat mendukung paket
teknologi usahatani konservasi
2. Penelitian pengembangan teknologi yang sudah ada guna memodifikasi
teknologi tersebut sesuai dengan kondisi agrofisik dan sosial ekonomi
wilayah setempat
Teknik konservasi tanah seperti pembuatan kontur, teras, penanaman
dalam strip, penanaman penutup tanah, pemilihan pergiliran tanah yang cocok,
penggunaan pupuk yang tepat, dan drainase dalam literatur sering dijabarkan
20. sebagai tehnik yang melindungi atau memperbaiki tanah pertanian secara
keseluruhan, akan tetapi perlu ditekankan bahwa teknik-teknik tersebut dapat
efektif apabila penggunaan lahannya sudah cocok. Tidak ada agroteknologi yang
memungkinkan tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak ada tehnik
konservasi yang dapat mencegah erosi kalau kondisi tanahnya tidak cocok untuk
pertanian (Sinukaban, 1989).
21. IV. KESIMPULAN
1. Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak
terjadi kerusakan. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air
yang jatuh ke tanah seefisien mungkin, dan pengaturan waktu sehingga
tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu
musim kemarau. Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut
pengawetan tanah merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga
dan meningkatkan produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air.
2. Usaha konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan menggunakan tiga
metode yaitu :
1. Metode vegetatif, menggunakan tanaman sebagai sarana
2. Metode mekanik, menggunakan tanah, batu dan lain-lain sebagai
sarana.
3. Metode kimia, menggunakan tambahan bahan kimia
3. Usaha konservasi Air dapat dilakukan
a. Mengurangi jumlah air aliran permukaan melalui peningkatan
infiltrasi, peningkatan kandungan bahan organik atau dengan
meningkatkan simpanan air dipermukaan tanah dan didalam tanah
misalnya melalui peningkatan kekasaran permukaan tanah, saluran
peresapan, pembuatan rorak, kadung situ dll
b. Memeperlambat kecepatan aliran permukaan dengan cara vegetatif,
mengurangi kemiringan lahan dan memperpendek lereng.
c. Pemeliharaan sumber daya ( konservasi sumber daya air)
d. Panen hujan
22. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Metode Konservasi Tanah dan Air. Diakses
melaluihttp://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/metode-konservasi-
tanah-dan-air.html pada 30 Maret pukul 11.00 WIB.
Anonim. 2011. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Diakses melalui
http://infront.web.id/394/teknik-konservasi-tanah-dan-air/ pada 30
Maret pukul 11.00 WIB
Anonim. 2011. Konservasi Tanah dan Air. Diakses
melaluihttp://4antum.wordpress.com/2009/12/16/konservasi-tanah-dan-
air/ pada 30 Maret pukul 11.00 WIB.
Arsyad, Soemitro. 1989. Konservasi Tanah dan Air, Presentasi Workshop
Agroforestry 2004, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta