Makalah ini membahas tentang hukum perdagangan dalam Islam, mulai dari pengertian jual beli, rukun-rukun jual beli, syarat-syarat jual beli, dan macam-macam jual beli yang dijelaskan melalui ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis Nabi."
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
menjelaskan mengenai "Jual Beli, Khiyar dan Riba", guna memenuhi tugas kuliah "Fiqih Muamalah". silahkan berkunjung ke http://khusnulsawo.blogspot.com/
saya tunggu salam dari anda semuaa.. \(^o^)/
Perkembangan syariah , hukum islam, sangat semarak dalam era new economy dunia yang sedang memasuki budaya global dengan kemajuan teknologi informatika disuatu sisi dan kebangkitan nasionalisme dan spiritual disisi lain. Dalam era “ekonomi baru”, dan posisi hukum semakin diperlukan guna mengaturnya. Budaya global juga antara lain disemarakkan dengan perkembangan “ekonomi islam” yang merupakan hasil serangkaian “reaktualisasi” doktrin islam tentang masalah ekonomi dalam wajah kekinian pengkajian hukum islam dilingkungan akademis, khususnya difakultas hukum bukanlah hal baru, namun masih membutuhkan pemikiran untuk memperbarui muatannya sehingga mampu menjawab problematika yang muncul
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. MAKALAH
AYAT DAN HADITS EKONOMI
“HUKUM PERDAGANGAN”
Dosen Pengampu : M. Izza. SE, Msi
DISUSUN OLEH :
1. Moch Ari Wibowo (2013002004)
2. Miftahuddin (2013002009)
3. Tri Hadi Susanto (2013002005)
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN
2014/2015
2. ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan Makalah Ayat dan Hadits
Ekonomi yang berjudul “Hukum Perdagangan” yang mana pembahasannya
meliputi : Pengertian Jual Beli, Rukun Jual Beli, Syarat Jual Beli, dan Macam-
macam Jual Beli itu sendiri.
Makalah ini dapat kami susun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
nilai Mata Kuliah Ayat dan Hadits Ekonomi pada salah satu Mata Kuliah Program
Studi Ekonomi Islam di STIE Muhammadiyah Pekalongan. Tak Luput makalah
ini dapat terselesaikan berkat bantuan serta dorongan dari Orangtua, Dosen
Pengampu dan Teman-teman seperjuangan, Dalam Penyusunan Makalah kami
mengambil referensi dari buku-buku Karya Imam Ahmad bin Husain, Amir
Syarifuddin, Ibnu Mas’ud & Zainal Abidin, Imam Abi Zakaria Al-Anshari, serta
3% penelusuran internet.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan serta masih terdapat kekurangan, Oleh karena itu
semua kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Kami harapkan guna
perbaikan selanjutnya. Akhirnya Penyusun berharap kiranya makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,
Pekalongan, 14 November 2014
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3. Tujuan Masalah................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1. Pengertian Jual Beli..........................................................................................3
2.2. Rukun Jual Beli................................................................................................4
2.3. Syarat-Syarat Jual Beli......................................................................................5
2.4. Macam-Macam Jual Beli...................................................................................7
PENUTUP ............................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 10
3.2. Saran......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Islam adalah Agama yang paling diridhoi di sisi Allah SWT. Nabi Muhammad
SAW sebagai utusan Allah datang untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Dalam Islam terdapat ajaran-ajaran yang harus dipelajari dan dimengerti oleh
pemeluk agama Islam seperti, haram, halal, mubah, subhat, dan lain-lain. Kita
sebagai mahluk sosial tentu saja sering berkomunikasi dengan yang lainnya.
Dalam kehidupan makhluk sosial terdapat jual beli yang harus saling
Menguntungkan antara penjual dan pembeli. Jual beli merupakan sarana tolong
menolong antar sesama manusia. Jadi, orang yang melakukan transaksi jual beli
tidak dilihat sebagai orang yang mencari keuntungan semata, akan tetapi juga
dipandang sebagai orang yang sedang membantu saudaranya. Bagi penjual, ia
sedang memenuhi kebutuhan barang yang dibutuhkan pembeli. Sedang bagi
pembeli, ia sedang memenuhi kebutuhan akan keuntungan yang sedang dicari
oleh penjual.
Dalm proses jual beli ada ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh penjual
dan pembeli sehingga, jika proses jual beli sudah selesai tidak ada yang dirugikan.
Bagaimana pandangan Islam dalam jual beli dan apa saja dalil-dalilnya sehingga
jual beli itu merupakan sesuatu yang halal bukan sesuatu yang haram atau
syubhat. Oleh sebab itu dalam makalah ini Penulis akan menguraikan beberapa
Ayat dan Hadist yang menjelaskan ketentuan dalam jual beli.
5. 2
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Jual Beli ?
2. Apa saja Rukun-rukun Jual Beli ?
3. Bagaimana Syarat-syarat Jual Beli ?
4. Apa saja Macam-macam Jual Beli ?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk Memahami makna Jual Beli.
2. Untuk Mengetahui Rukun-rukun Jual Beli.
3. Untuk Mengetahui Syarat-syarat Jual Beli.
4. Untuk Mengetahui Macam-macam Jual Beli.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Jual Beli
Jual beli dalam bahasa arab disebut Al-ba’i, Asy-Syira’, Al-Mubadah, dan
At-Tijarah. yang secara bahasa adalah tukar menukar1, sedangkan menurut istilah
adalah tukar menukar atau peralihan kepemilikan dengan cara pergantian menurut
bentuk yang diperbolehkan oleh syara’2 atau menukarkan barang dengan barang
atau barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak milik dari seseorang
terhadap orang lainnya atas kerelaan kedua belah pihak3. Hukum melakukan jual
beli adalah boleh ()جواز atau (,)مباح sesuai dengan firman Allah dalam surat al-
Baqarah ayat 275:
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
1 Imam Ahmad bin Husain, Fathu al-Qorib al-Mujib, (Surabaya: al-Hidayah), hal. 30.
2 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003), hal. 193
3 Ibnu Mas’ud & Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Syafi’i, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hal. 22.
7. 4
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.”
Surat An-Nisa Ayat 29 :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Dan hadist Nabi yang berasal dari Rufa’ah bin Rafi’ menurut riwayat Al- Bazar
yang disahkan oleh al-Hakim:
الرجل عمل قال أطيب الكسب أى سئل وسلم عليه هللا صلى النبى أنمبرور بيع وكل بيده
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW, pernah ditanya tentang usaha apa yang
paling baik; Nabi bersabda: “Usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli
yang mabrur”.
2.2. Rukun Jual Beli
8. 5
Rukun Jual Beli di antaranya4 :
1. Adanya ‘Aqid ()عاقد yaitu penjual dan pembeli.
2. Adanya Ma’qud ‘Alaih (عليه )معقود yaitu adanya harta (uang) dan barang
yang dijual.
3. Adanya Sighat ()صيغة yaitu adanya ijab dan qobul. Ijab adalah penyerahan
penjual kepada pembeli sedangkan qobul adalah penerimaan dari pihak
pembeli.
2.3. Syarat-Syarat Jual Beli
Syarat-syarat Jual beli antara lain :
1. Syarat bagi ()عاقد orang yang melakukan akad5
a. Baligh (berakal)
Allah SWT berfirman Surat An-Nisa’ Ayat 5 :
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.”
4 Imam Abi Zakaria al-Anshari, Fathu al-Wahab, (Surabaya: al-Hidayah), hal. 157.
5 Ibnu Mas’ud & Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Syafi’i, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hal. 28.
9. 6
Ayat diatas menunjukkan bahwa orang yang bukan ahli tasharruf tidak boleh
melakukan jual beli dan melakukan akad (ijab qobul).
b. Beragama islam
hal ini berlaku untuk pembeli bukan penjual, hal ini dijadikan syarat karena
dihawatirkan jika orang yang membeli adalah orang kafir, maka mereka akan
merendahkan atau menghina islam dan kaum muslimin.
c. Tidak Dipaksa
2. Syarat (عليه )معقود barang yang diperjualbelikan6
a. Suci atau mungkin disucikan, tidak sah menjual barang yang najis, seperti:
anjing, babi dan lain-lain.
Dalam hadist disebutkan :
مّحر ورسوله هللا إن : قال وسلم عليه هللا صلى هللا رسول أن عنه هللا رضي جابر عن
الخمر بيع)ومسلم البخارى (رواه وألصنام والخنزير
“Dari Jabir r.a. bahwa Rasulullah SAW. bersabda, ‘sesungguhnya Allah dan
Rasul telah mengharamkan jual beli arak, bangkai, babi, dan berhala.” (H.R.
Bukhari dan Muslim)
b. Bermanfaat
c. Dapat diserahkan secara cepat atau lambat
d. Milik sendiri
6 Imam Abi Zakaria al-Anshari, Fathu al-Wahab, (Surabaya: al-Hidayah), hal. 158.
10. 7
e. Diketahui (dilihat). Barang yang diperjualbelikan itu harus diketahui
banyak, berat, atau jenisnya
Dalam sebuah hadist disebutkan:
بيع عن وسلم عليه هللا صلى هللا رسول :نهى قال عنه هللا رضي هريرة أبى عن
(رواه الغرر بيع وعن الحصاة)مسلم
“Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata, : Rasulullah SAW. telah melarang jual
beli dengan cara melempar batu dan jual beli yang mengandung tipuan.”
(H.R. Muslim)
3. Syarat sah ()صيغة Ijab Qobul7
a. Tidak ada yang membatasi (memisahkan). Si pembeli tidak boleh diam
saja setelah si penjual menyatakan ijab, atau sebaliknya.
b. Tidak dita’likkan (digantungkan) dengan hal lain. Misal, jika bapakku
mati, maka barang ini aku jual padamu.
c. Tidak dibatasi waktu. Misal, barang ini aku jual padamu satu bulan saja
2.4. Macam-Macam Jual Beli
Menurut para jumhur ulama jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi, di lihat
dari segi hukumnya, jual beli ada tiga macam yaitu8 :
1. Jual beli yang Sah, yaitu jual beli yang telah memenuhi ketentuan syara’,
baik rukun maupun syaratnya
7 Ibnu Mas’ud & Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Syafi’i, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hal.26-
29.
8 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003), hal. 201-209.
11. 8
2. Jual beli yang batal, yaitu jual beli yang tidak memenuhi salah satu syarat
dan rukun sehingga jual beli menjadi rusak (fasid).
3. Jual beli yang dilarang dalam islam
Jual beli yang dilarang dalam islam sangatlah banyak menurut jumhur
ulama. Berkenaan dengan jual beli yang di larang dalam islam, Wahab Al-
Juhalili meringkasnya sebagai berikut :
a) Terlarang Sebab Ahliah (Ahli Akad )
Ulama telah sepakat bahwa jual beli dikategorikan sahih apabila
dilakukan oleh orang yang baligh, berakal, dan dapat memilih, dan
mampu ber-tasharruf secara bebas dan baik. Mereka yang di pandang
tidak sah jual belinya adalah berikut ini :
Jual beli orang gila
Ulama fiqih sepakat bahwa jual beli orang gila tidak sah. Begitu pula
sejenisnya, seperti orang mabuk, sakalor, dan lain-lain.
Jual beli anak kecil
Menurut ulama fiqih jual beli anak kecil di pandang tidak sah, kecuali
dalam perkara – perkara yang ringan atau sepele. Menurut ulama
Syafi’iyah, jual beli anak mimayyiz yang belum baligh, tidak sah sebab
tidak ada ahliyah
Jual beli terpaksa
Menurut ulama Safi’iyah dan Hanabilah, jual beli ini tidak sah , sebab
tidak ada keridaan ketika akad.
Jual beli fudhul
Adalah jual beli milik orang tanpa seizinnya. Munurut Hanafiyah dan
Malikiyah, jual beli di tangguhkan sampai ada izin pemilik. Menurut
Syafi’iyah dan Hanabilah, jual beli fudhul tidak sah.
b) Terlarang Sebab Ma’qud Alaih ( barang jualan )
Secara umum, ma’qud alaih adalah harta yang di jadikan alat
pertukaran olah orang yang akad, yang biasa di sebut mabi’ (barang
jualan) dan harga
Jual-beli benda yang tidak ada atau di khawatirkan tidak ada
12. 9
Jual-beli barang yang tidak dapat diserahkan
Jual-beli gharar atau disebut juga dengan jual beli yang tidak jelas
(majhul)
Jual-beli barang yang najis dan yang terkena najis.
Jual-beli barang yang tidak ada ditempat akad (ghaib), tidak dapat
dilihat.
c) Terlarang sebab syara’
Jual-beli riba
Jual-beli barang yang najis
Jual-beli dengan uang dari barang yang diharamkan
Jual-beli barang dari hasil pencegatan barang
Jual-beli anggur untuk dijadikan khamar
Jual-beli barang yang sedang dibeli oleh orang lain
13. 10
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Jual beli dalam bahasa arab disebut Al-ba’i, Asy-Syira’, Al-Mubadah, dan
At-Tijarah. yang secara bahasa adalah tukar menukar, sedangkan menurut istilah
adalah tukar menukar atau peralihan kepemilikan dengan cara pergantian menurut
bentuk yang diperbolehkan oleh syara’ atau menukarkan barang dengan barang
atau barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak milik dari seseorang
terhadap orang lainnya atas kerelaan kedua belah pihak. Hukum melakukan jual
beli adalah boleh ()جواز atau ()مباح
Rukun Jual Beli ada 3 yaitu, ‘Aqid (;)عاقد penjual dan pembeli, Ma’qud
‘Alaih (عليه ;)معقود harta (uang) dan barang yang dijual dan sighat ()صيغة yaitu
adanya ijab dan qobul. Ijab adalah penyerahan penjual kepada pembeli sedangkan
qobul adalah penerimaan dari pihak pembeli.
Syarat Jual Beli yaitu :
a. Syarat bagi ()عاقد orang yang melakukan akad; Baligh (berakal), beragama
Islam dan tidak dipaksa
b. Syarat (عليه )معقود barang yang diperjualbelikan; Suci atau mungkin
disucikan, bermanfaat, milik sendiri, barangnya dapat diserah terimakan,
dan barangnya dapat diketahui (dilihat).
c. Syarat sah Ijab Qobul (;)صيغة Tidak ada yang membatasi atau
memisahkan, tidak ditaklikan atau digantungkan dengan hal lain dan tidak
dibatasi waktu.
14. 11
Macam-macam Jual Beli :
a. Jual beli yang Sah; jual beli yang telah memenuhi ketentuan syara’, baik
rukun maupun syaratnya
b. Jual beli yang batal (fasid); jual beli yang tidak memenuhi salah satu syarat
dan rukun sehingga jual beli menjadi rusak
c. Jual beli yang dilarang dalam islam; Terlarang Sebab Ahliah (Ahli Akad ),
Terlarang Sebab Ma’qud Alaih ( barang jualan ) dan Terlarang sebab
syara’
3.2.Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca terutama pada Dosen Pengampu Mata Kuliah
Ayat dan Hadits Ekonomi, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya menjadi
lebih baik. Atas kritik dan saran Saudara, penulis mengucapkan terima kasih
15. 12
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Ibnu Mas’ud dan Zainal. 2007. Fiqih Madzhab Syafi’i. Bandung :
Pustaka Setia, 2007.
Al-Anshari, Imam Abi Zakaria. 2003. Fathu al-Wahab. Surabaya : Al-Hidayah,
2003.
Husain, Imam Ahmad bin. 2003. Fathu al-Qorib al-Mujib. Surabaya : Al-
Hidayah, 2003.
Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta : Kencana, 2003.