Berdasarkan dokumen tersebut, teridentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah, antara lain: (1) penguasaan guru terhadap pendekatan pembelajaran inovatif dan STEAM masih rendah karena kurangnya pelatihan, sarana prasarana, dan waktu persiapan; (2) kurangnya pemahaman guru akan karakteristik peserta didik akibat minimnya asesmen awal dan fokus pembelajaran
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
3. Masalah yang telah diidentifikasi
3
1
3 5
4
2
Penguasaan guru terhadap model,
pendekatan berbasis STEAM,
strategi, metode, & Teknik
pembelajaran inovatif masih rendah.
Pendidik belum bisa
menerapkan assessment
dengan baik.
Karena kurangnya pemahaman menyebabkan
pendidik belum dapat mengintegrasikan
literasi numeral, literasi membaca, dan
literasi sains.
Kurang memahami karakteristik
peserta didik seperti kemampuan,
minat, gaya belajar, &
perkembangan kognitif.
Pemahaman tentang HOTS masih kurang, akibatnya
tidak mampu merancang & melaksanakan
pembelajaran HOTS begitu pula dengan membuat
soal level HOTS.
4. Lk 1.2
1. Kajian literatur
2. Hasil observasi
3. Hasil wawancara
4
5. 1. Penguasaan guru tentang pendekatan steam dan pembelajaran
invatif masih rendah
Kajian Literature
1. 2 faktor yang
mempengaruhi model
pembelajaran inovatif,
rendahnya kualitas
pelatihan, dan
rendahnya motivasi.
(Khodijah, N. 2012)
2. Beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan
dalam ICT untuk
pembelajaran:
lingkungan, siswa, guru,
perangkat (Faridi,
Abdurrahman: 2009)
Hasil Observasi
1. Minimnya pelatihan
2. Terlambatnya informasi
karena jaringan internet
terbatas
3. Kurangnya waktu untuk
menyiapkan
pembelajaran
4. Sarpras kurang memadai
5. Kurangnya kreatifitas
guru
Hasil wawancara
1. Guru belum maksimal melakukan
pembelajaran inovatif
2. Sarana prasarana sekolah terbatas
3. Media pembelajaran disesuaikan
dengan kondisi sekolah
4. Kurangnya kesempatan untuk
mengikuti pengembangan
profesional berkelanjutan
5. guru terlalu banyak workload
dan/atau underpaid
5
6. Penguasaan guru tentang pendekatan steam dan pembelajaran invatif
masih rendah
✗ 1. Minimnya pelatihan-pelatihan terkait pembelajaran inovatif
yang diikuti oleh guru sehingga guru kurang pengetahuan terkait
strategi dan metode pembelajaran.
✗ 2. Kurangnya sarana dan prasarana yang dapat menunjang
terlaksananya pembelajaran inovatif dengan baik.
✗ 3. Beban kerja guru yang berlebihan sehingga menyebabkan
guru tidak punya cukup waktu untuk menyiapkan pembelajaran.
6
7. 2. Kurang memahami karakteristik peserta didik seperti minat, gaya
belajar, dan perkembangan kognitif
Kajian Literature
1. Ketika guru dapat
memahami karakteristik
setiap peserta didiknya,
guru akan dapat
memberikan pendekatan
dan perlakuan yang tepat
(Prastiwi, H. 2012)
2. Untuk memahami anak,
pendidik perlu
menggunakan segala
informasi baik informasi
yang bersumber dari
internal maupun eksternal
anak (Janawi, 2019)
Hasil Observasi
1. Tidak ada asesmen
kognitif dan non-kognitif
di awal
2. Kurang memperhatikan
gaya belajar serdik
3. Tidak mengarsipkan
hasil belajar serdik
4. Fokus guru tidak merata
pada setiap serdik
Hasil wawancara
1. Memahami karakter hanya dari
pengamatan
2. Tidak melakukan penialian awal
untuk mengetahui kemampuan
kognitif serdik
3. Kelas yang biasanya terlalu besar
dan terlalu heterogen.
4. Terlalu banyak beban kerja selain
mengajar sehingga kurang perhatian
untuk peserta didik
7
8. Kurang memahami karakteristik peserta didik seperti minat, gaya
belajar, dan perkembangan kognitif
✗ 1. Guru tidak melakukan asesmen di awal pembelajaran baik
asesmen kognitif maupun non-kognitif.
✗ 2. Guru tidak memanfaatkan pemahamannya terhadap karakter
peserta didik untuk melakukan pendekatan pembelajaran yang
sesuai.
✗ 3. Guru belum menyesuaikan pembelajaran dengan gaya belajar
peserta didik.
8
9. 3. Pendidik belum bisa menerapkan assessment dengan baik
Kajian Literature
1. Kesiapan guru terkait
instrumen, penentuan tipe
penilaian, dan prosedur
penilaian menjadi masalah
dalam penerapannya.
(Darong, H.C, Nirman,
E.M, 2022).
2. Asesmen instrumen yang
direncanakan dan
dilaksanakan seperti
rubrik, kisi-kisi, dan tes
cenderung kurang sesuai
untuk digunakan.
(Wahyuni, LGE 2018)
Hasil Observasi
1. Tidak membuat kisi-kisi
dan kartu soal
2. Menggunakan penilaian
yang sama
3. Tidak melakukan analisis
dari hasil penilaian
4. Terkadang penilaian dan
IPK kurang sesuai
Hasil wawancara
1. Guru tidak melakukan refleksi pada
penilaiannya
2. Guru punya kisi-kisi tapi tidak tertulis
dan tidak ada kartu soal
3. Guru hanya menggunakan penilaian
untuk mengisi raport
4. Kriteria assessment yg kadang tidak
sesuai dengan situasi dan kondisi
siswa yg sebenarnya.
9
10. Pendidik belum bisa menerapkan assessment dengan baik
✗ 1. Guru tidak membuat kisi-kisi dan kartu soal sebelum membuat
penilaian.
✗ 2. Guru tidak melakukan analisis pada hasil penilaian.
✗ 3. Guru terkadang tidak melakukan penilaian yang sesuai
dengan IPK yang tertera pada RPP
10
11. 4. Pemahaman tentang HOTS masih kurang, akibatnya tidak mampu merancang &
melaksanakan pembelajaran HOTS begitu pula dengan membuat soal level HOTS
Kajian Literature
1. Apabila peserta didik belum siap
untuk melakukan keterampilan
berpikir tingkat tinggi, maka perlu
dibangun terlebih dahulu jembatan
penghubung antara proses berpikir
tingkat rendah menuju berpikir
tingkat tinggi. (King, Goodson &
Rohani, 2006)
2. Hambatan utama yang dihadapi
para guru dalam menerapkan
penilaian HOTS dalam membaca
adalah keterbatasan kosa kata
siswa, kurangnya minat siswa
dalam membaca, kurangnya
kreativitas dalam berpikir,
keterbatasan kemampuan siswa,
dan kurangnya waktu yang tersedia
untuk pembelajaran Bahasa Inggris
(Ernawati, 2019)
Hasil Observasi
1. Merasa cukup dengan
LOTS
2. Kurang membaca info
HOTS sehingga tidak
merancang HOTS
3. Minim ikut pelatihan
HOTS
Hasil wawancara
1. Guru belum melaksanakan
pembelajaran HOTS
2. Guru menganggap siswa belum
mampu mengikuti pembelajaran
HOTS
3. Hanya sebagian guru yang
mempunyai perangkat
pembelajaran.
4. Ketika ada training/workshop,
sebaiknya guru diberi hands-on
practice, untuk mengerjakan
langsung dan dievaluasi
11
12. Pemahaman tentang HOTS masih kurang, akibatnya tidak mampu merancang &
melaksanakan pembelajaran HOTS begitu pula dengan membuat soal level HOTS
✗ 1. Guru merasa cukup dengan melakukan pembelajaran LOTS.
✗ 2. Minimnya pelatihan tentang pembelajaran HOTS yang diikuti
guru sehingga belum bisa merancang pembelajaran HOTS yang
sesuai kaidah.
✗ 3. Siswa dianggap belum mampu diberikan pembelajaran HOTS.
12
13. 5. Karena kurangnya pemahaman menyebabkan pendidik belum dapat
mengintegrasikan literasi numeral, literasi membaca, dan literasi sains
Kajian Literature
1. Pendekatan pembelajaran yang
terbukti meningkatkan literasi
sains pada anak adalah
pembelajaran STEAM. (Sumarno,
2021)
2. penerapan pembelajaran bahasa
Inggris yang berbasis HOTS
dapat meningkatkan
keterampilan membaca siswa
(pamungkas, 2018)
3. Lee dan Goldman (2015)
memaparkan bahwa di sekolah
menengah pertama, siswa
umumnya menunjukkan
penurunan motivasi dan keaktifan
dalam membaca.
Hasil Observasi
1. Minim pelatihan
sehingga kurang info
2. Kurang mampu
mengaplikasikan
dalam kegiatan
literasi
3. Minat siswa pada
kegaitan literasi
kurang
Hasil wawancara
1. Guru kurang memahami
berbagai macam literasi
2. Guru fokus pada literasi
membaca
3. Kegiatan literasi kurang variatif
4. Literasi bukan hanya tanggung
jawab guru, harus melibatkan
stakeholders.
13
14. Karena kurangnya pemahaman menyebabkan pendidik belum dapat
mengintegrasikan literasi numeral, literasi membaca, dan literasi sains
✗ 1. Minimnya pelatihan tentang literasi yang diikuti guru
sehingga pemahaman guru rendah.
✗ 2. Kurangnya kemampuan guru dalam mengaplikasikan
berbagai kegiatan literasi di sekolah
✗ 3. Rendahnya minat peserta didik pada kegiatan literasi
sehingga kegiatan sering berjalan tidak seperti yang diharapkan.
14
15. 1. Teachers need a lot of support from other
stakeholders. But also: English teachers need
to speak more English in the class!
15