SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
TUGAS MAKALAH FISIKA TEKNIK




             Disusun oleh :

            Didi Kurniawan

              111041023




     JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

          YOGYAKARTA

                2012
LISTRIK DINAMIS


       Elektron yang bergerak dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup
manusia, di antaranya untuk penerangan. Makin banyak elektron yang melewati
filamen lampu pijar, makin terang cahaya yang dihasilkan. Saat ini gerak elektron
tidak hanya dimanfaatkan untuk penerangan. Fenomena gerakan elektron itu akan
kamu pelajari pada bab ini. Pada bab ini kamu akan mempelajari halhal yang
berkaitan dengan listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
       Listrik statis dan listrik dinamis sama-sama mempelajari tentang muatan-
muatan listrik pada suatu benda. Hanya bedanya pada listrik statis khusus
mempelajari tentang muatan-muatan listrik dalam keadaan diam pada suatu
benda. Adapun, pada listrik dinamis khusus mempelajari tentang muatan-muatan
listrik (elektron) yang bergerak melalui penghantar.


A. Arus Listrik


1. Pengertian Arus Listrik dan Beda Potensial
       Dua benda atau dua tempat yang muatan listriknya berbeda dapat
menimbulkan arus listrik. Benda atau tempat yang muatan listrik positifnya lebih
banyak dikatakan mempunyai potensial lebih tinggi. Adapun, benda atau tempat
yang muatan listrik negatifnya lebih banyak dikatakan mempunyai potensial lebih
rendah. Dua tempat yang mempunyai beda potensial dapat menyebabkan
terjadinya arus listrik. Syaratnya, kedua tempat itu dihubungkan dengan suatu
penghantar. Dalam kehidupan sehari-hari, beda potensial sering dinyatakan
sebagai tegangan. Seperti pada gambar 1.




                         Gambar 1 Dua Tempat Beda Potensial




                                         2
Pada Gambar 1, A dikatakan lebih positif atau berpotensial lebih tinggi
daripada B. Arus listrik yang terjadi berasal dari A menuju B. Arus listrik terjadi
karena adanya usaha penyeimbangan potensial antara A dan B. Dengan demikian
dapat dikatakan, arus listrik seakan- akan berupa arus muatan positif. Arah arus
listrik berasal dari tempat berpotensial tinggi ke tempat yang berpotensial lebih
rendah.
          Pada kenyataannya muatan listrik yang dapat berpindah bukan muatan
positif, melainkan muatan negatif atau elektron. Karena itu, berdasarkan Gambar
1 yang terjadi sebenarnya adalah terjadinya aliran elektron dari tempat
berpotensial lebih rendah ke tempat yang berpotensial lebih tinggi. Jadi
berdasarkan uraian di atas, arus listrik terjadi jika ada perpindahan elektron.
          Kedua benda bermuatan (Gambar 1), jika dihubungkan melalui kabel akan
menghasilkan arus listrik yang besarnya dapat ditulis dalam rumus:




Dimana           : I = kuat arus (ampere / A)
                 Q = besar muatan listrik (coulomb / C)
                  t = waktu (second / s)


          Berdasarkan uraian tersebut, arus listrik dapat didefinisikan sebagai
banyaknya elektron yang berpindah dalam waktu tertentu. Perbedaan potensial
akan mengakibatkan perpindahan elektron. Banyaknya energi listrik yang
diperlukan untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari ujung-ujung penghantar
disebut beda potensial listrik atau tegangan listrik. Hubungan antara energi listrik,
muatan listrik, dan beda potensial listrik secara matematik dirumuskan:




Dimana           : V = beda potensial (volt / V)
                  W = Energi listrik (Joule/ J)
                  Q = besar muatan listrik (coulomb / C)


                                           3
Rapat Arus
       Rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm2 luas penampang kawat
Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan
penampang kawat.




       Dimana         : S = Rapat arus [ A/mm²]
                        I = Kuat arus [ Amp]
                        q = luas penampang kawat [ mm²]
B. Hukum Ohm.


       Arus listrik dapat mengalir pada rangkaian listrik apabila dalam rangkaian
itu terdapat beda potensial dan rangkaiannya tertutup. Hubungan antara kuat arus
listrik dengan beda potensial listrik pertama kali diteliti oleh ahli Fisika dari
Jerman bernama Georg Simon Ohm (1789–1854). Hasil penelitiannya dikenal
dengan nama Hukum Ohm.
       Hukum ohm pada mulanya tertdiri dari dua bagian . Bagian pertamanya
hanya merumuskan persamaan hambatan V = IR . Persamaan ini sering dipakai
sebagai rujukan Hukum Ohm. Akan tetapi, Ohm juga menyatakan bahwa R
adalah sebuah konstanta yang independen terhadap V dan I. Bagian terakhir dari
hukum ini tidak sepenuhnya benar.




       Hukum tersebut dapat diterapkan pada resistor apapun, dimana V adalah
beda potensial antara kedua ujung resistor tersebut, I adalah arus yang melewati
resistor tersebut, dan R adalah hambatan resistor pada kondisi-kondisi tersebut.
Sebagian besar konduktor logam taat pada Hukum Ohm, namun ada beberapa alat
penting tidak taat. Radio transistor atau kalkulator mengandung beberapa piranti
seperti transistor dan diode, yang tidak taat pada hukum Ohm. Lampu pijar



                                         4
memiliki hambatan yang bergantung pada tegangan dan tidak taat pada hukum
Ohm.
       Kabel yang digunakan untuk menghubungkan alat-alat listrik memiliki
hambatan yang kecil. Satu meter kabel yang khas (typical) digunakan pada
laboratorium fisika biasanya memiliki hambatan sekitar 0,03 Ω . Kabel yang
digunakan untuk sambungan listrik pada rumah tangga, biasanya memiliki
hambatan yang kecil yakni 0,004 Ω pada setiap meternya. Karena kabel memiliki
hambatan kecil, maka sepanjang kabel tersebut hampir tidak ada penurunan
potensial. Untuk menghasilkan beda potensial, memerlukan resistansi yang besar.
       Resistor adalah piranti yang disusun untuk mendapatkan hambatan yang
dikehendaki. Resistor dibuat dari kawat tipis dan panjang; grafit; atau
semikonduktor.
       Selain itu suatu penghantar juga mempunyai nilai resistansi (hambatan),
resistensi pada penghantar sebanding dengan panjang kawat ( L), sebanding
dengan hambat jenis kawat (ρ), dan berbanding terbalik dengn luas penampang
(A). Secara sistematis dapat dituliskan:




       Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai resistance, karena tahanan suatu
jenis material sangat tergantung pada :
       • panjang tahanan
       • luas penampang konduktor.
       • jenis konduktor
       • temperatur.


Tahanan dan daya hantar.
Tahanan difinisikan sebagai berikut:
       1 (satu Ohm / Ω) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya
1063 mm dengan penampang 1 mm² pada temperatur 0º C.




                                           5
Daya hantar didifinisikan sebagai berikut :
        Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat
atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali
sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti
sangat sulit dialiri arus listrik.
        Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar
arus.



        Dimana           : R = Tahanan kawat listrik [ Ω/ohm]
                           G = Daya hantar arus [Y/mho]
        Tahanan pengahantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas
penampangnya.


Tahanan Ohm (Resistansi) didalam Rangkaian Arus Bolak-Balik.
        Jika sebuah tahanan Ohm ”R” (resistansi) dipasangkan pada generator G
yang mengeluarkan tegangan bolak-balik sebesar :
                                     e = Em. Sinωt


C. Hukum-hukum Kirchhoff


        Dengan menggunakan hukum Ohm kita dapat menemukan besarnya arus
yang mengalir pada suatu rangkaian gabungan seri-paralel. Meskipun demikian,
kadang-kadang kita menjumpai rangkaian yang sulit untuk dianalisis. Sebagai
suatu contoh, kita tidak dapat menemukan aliran arus pada setiap bagian
rangkaian sederhana dengan kombinasi hambatan seri dan paralel.
        Menghadapi rangkaian yang sulit seperti ini, kita menggunakan hukum-
hukum yang ditemukan oleh G. R. Kirchhoff (1824-1887) pada pertengahan abad
19. Terdapat dua hukum Kirchooff, dan hukum-hukum ini adalah aplikasi
sederhana yang baik sekali dari hukum-hukum kekekalan muatan dan energi.
Hukum pertama Kirchhoff atau hukum persambungan (junction rule) didasarkan



                                          6
atas hukum kekekalan muatan, dan kita telah menggunakannya pada kaidah untuk
hambatan-hambatan paralel. Hukum pertama Kirchhoff berbunyi:


           “Pada setiap titik persambungan, jumlah seluruh arus yang
         masuk persambungan harus sama dengan jumlah seluruh arus
                      yang meninggalkan persambungan.”




       Pada titik persambungan dalam Gambar di atas, berlaku:


                                  i1 + i2 = i3 + i4 + i5


       Hukum persambungan Kirchhoff didasarkan atas kekekalan muatan.
Muatan-muatan     yang   masuk     persambungan     harus   sama    dengan   yang
meninggalkan – tidak ada muatan yang hilang. Hukum II Kirchhoff atau kaedah
loop (loop rule) didasarkan atas kekekalan energi, dan berbunyi :


           “ Jumlah aljabar GGL (E) dengan penurunan potensial (I R) dalam
                      rangkaian tertutup sama dengan nol.”


       Atau dapat dituliskan sebagai berikut:
                                       ΣE + ΣIR=0




                                        7
LISTRIK STATIS




        Listrik statis (electrostatic) membahas muatan listrik yang berada dalam
keadaan diam (statis). Listrik statis dapat menjelaskan bagaimana sebuah
penggaris yang telah digosok-gosokkan ke rambut dapat menarik potongan-
potongan kecil kertas. Gejala tarik menarik antara dua buah benda seperti
penggaris plastik dan potongan kecil kertas dapat dijelaskan menggunakan konsep
muatan listrik.
        Berdasarkan konsep muatan listrik, ada dua macam muatan listrik, yaitu
muatan positif dan muatan negatif. Muatan listrik timbul karena adanya elektron
yang dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lain. Benda yang kekurangan
elektron dikatakan bermuatan positif, sedangkan benda yang kelebihan elektron
dikatakan bermuatan negatif. Elektron merupakan muatan dasar yang menentukan
sifat listrik suatu benda.
        Dua buah benda yang memiliki muatan sejenis akan saling tolak menolak
ketika didekatkan satu sama lain. Adapun dua buah benda dengan muatan yang
berbeda (tidak sejenis) akan saling tarik menarik saat didekatkan satu sama lain.
Tarik menarik atau tolak menolak antara dua buah benda bermuatan listrik adalah
bentuk dari gaya listrik yang dikenal juga sebagai gaya coulomb.


A.    Susunan Atom
        Thales Militus, seorang ilmuwan Yunani, menemukan gejala listrik yang
diperoleh dengan menggosok batu ambar, yang dalam bahasa Yunani disebut
elektron. Setelah digosok ternyata batu ambar tersebut dapat menarik benda-benda
kecil yang berada di dekatnya. Sifat seperti ini dalam ilmu listrik disebut
elektrifikasi. Listrik yang terjadi pada batu ambar yang digosok disebut listrik
statis yaitu listrik yang tidak mengalir.




                                            8
Teori Atom
       Suatu zat terdiri atas partikel-partikel kecil yang disebut atom. Atom
berasal dari kata atomos, yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Tetapi, dalam
perkembangannya ternyata atom ini masih dapat diuraikan lagi.




                                     Gambar atom


       Atom terdiri atas dua bagian, yaitu inti atom dan kulit atom. Inti atom
bermuatan positif, sedangkan kulit atom terdiri atas partikel-partikel bermuatan
negatif yang disebut elektron.
       Inti atom tersusun dari dua macam partikel, yaitu proton yang bermuatan
positif dan netron yang tidak bermuatan(netral). Suatu atom dikatakan netral
apabila di dalam intinya terdapat muatan positif(proton) yang jumlahnya sama
dengan muatan negatif (elektron) pada kulitnya.
       Suatu atom dikatakan bermuatan positif apabila jumlah muatan
positif(proton) pada inti lebih banyak daripada muatan negatif(elektron) pada kulit
atom yang mengelilinginya. Suatu atom dikatakan bermuatan negatif apabila
jumlah muatan positif(proton) pada inti lebih sedikit daripada jumlah muatan
negatif(elektron) pada kulit atom.




                                     Gambar muatan atom


                                          9
Atom yang paling sederhana adalah atom hidrogen yang hanya tersusun
atas 1 proton dan 1 elektron. Karena jumlah proton dan elektronnya sama, maka
atom hidrogen dikatakan sebagai atom netral.
       Atom helium terdiri atas 2 proton, 2 netron dan 2 elektron. Karena jumlah
proton dan jumlah elektronnya sama, maka atom helium juga dikatakan sebagai
atom netral.




                               Gambar jenis atom




                                      10
Muatan Listrik

        Sejarah kelistrikan diawali dengan diamatinya bahan ambar atau resin
yang dalam bahasa Yunani berarti elektron, yang mana apabila bahan tersebut
digosok dengan kulit binatang berbulu akan dapat menarik benda–benda halus
yang ringan yang setelah menempel padanya lalu ditolaknya. Sifat demikian
ternyata tertularkan pada benda lain yang disinggungkan atau yang ditempelkan
padanya, yang oleh karenanya benda itu lalu dikatakan bermuatan “keambaran”
atau resinious. Hal yang sama ternyata terjadi pula pada kaca yang digosok
dengan kain sutera, yang penularannya menjadikan benda lain yang ditempelkan
padanya bermuatan “kekacaan” atau vitrious. Pada tahun 1733, Francois du Fay
menemukan kenyataan bahwa di alam hanya ada dua jenis muatan saja, yaitu
muatan resinious dan vitrious, dan dua benda yang muatannya sama akan tolak–
menolak dan sebaliknya dua benda akan tarik–menarik jika muatannya berbeda.
Kemudian Benyamin Franklin (1706–1790) menemukan kenyataan bahwa dua
jenis muatan resinious dan vitrious itu kalau digabungkan akan saling meniadakan
seperti halnya dengan bilangan positif dan negatif. Sejak itu muatan resinious
disebut muatan listrik negatif dan vitrious disebut dengan muatan listrik positif.
Melanjutkan percobaan Michelson dan Carlisle tentang elektrolisa, Michael
Faraday (1791–1867) pada tahun 1883 mengemukakan terkuantisasinya muatan
listrik menjadi unit–unit muatan, yang kemudian oleh Stoney pada tahun 1874,
yang diperkuat oleh J.J. Thomson pada tahun 1897, dihipotesiskan adanya zarah
pembawa unit muatan listrik yang lalu dinamakan elekron. Sebagai resin, elektron
dikatakan menghasilkan muatan listrik negatif maka elektronpun akan bermuatan
listrik negatif.
        Benda bermuatan listrik ialah benda yang mempunyai kelebihan sejumlah
elektron atau proton. Benda yang kelebihan sejumlah elektron akan bermuatan
negatip dan yang kelebihan sejumlah proton dikatakan bermuatan positip.
Sekelompok partikel bermuatan, misalnya       atom-atom, atau elektron-elektron,
selalu menempati suatu volume tertentu. Jika ukuran volume yang ditempati
partikel-partikel bermuatan tersebut sedemikian kecilnya di bandingkan dengan
jarak-jarak lain dalam persoalan yang dibicarakan, maka partikel bermuatan


                                       11
tersebut dikatakan muatan titik. Dalam literatur -biasa digunakan huryf q atau Q
untuk menyatakan jumlah kelebihan muatan positip atau negatip pada suatu
benda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap muatan Q besar atau kecil,
positip atau negatip adalah merupakan kelipatan dari: e =1,602 X 1O-19C
       Di sini e adalah muatan untuk satu elektron dan Coulomb (C) adalah
satuan muatan listrik.
       Muatan dan Partikel
       Ada tiga macam partikel yaitu proton, neutron, dan elektron dengan sifat
       sebagai berikut :
       1. Proton (p), +q = 1,6 x 10-19 C, m = 1,67 x 10-27 kg
       2. Neutron (n), q = 0 , m = 1,67 x 10-27 kg
       3. Elektron (e), -q = 1,6 x 10-19C, m = 9,11 x 10 -31kg
       Atom-atom ini dibuat dari sebuah inti (nucleus)bermuatan positif yang
rapat dan dikelilingi awan elektron. Didalam inti atom terdapat gaya tarik yang
kuat yang mengikat proton dan neutron bersama-sama membentuk inti atom
tersebut, gaya ini disebut gaya nuklir.



Gaya Coulomb

       Gaya coulomb atau gaya listrik yang timbul antara benda-benda yang
bermuatan listrik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sebanding besar muatan
listrik dari tiap-tiap benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
benda-benda bermuatan listrik tersebut.




                         Gaya coulomb antara dua benda bermuatan listrik



                                           12
Jika benda A memiliki muatan q1 dan benda B memiliki muatan q2 dan
benda A dan benda B berjarak r satu sama lain, gaya listrik yang timbul di antara
kedua muatan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut




       Dimana         : F = gaya listrik atau gaya coulomb (Newton)
                        k = konstanta (9 x 109 N m2 C–2)
                       q1q2 = muatan masing masing partikel (coulomb)
                       F = Gaya tarik / tolak antara partikel bermuatan (N)
       konstanta k juga dapat ditulis dalam bentuk :




       dengan ε0 adalah permitivitas ruang hampa yang besarnya 8,85 x 10–12 C2
N–1 m–2
       Gaya listrik merupakan besaran vektor sehingga operasi penjumlahan
antara dua gaya atau lebih harus menggunakan konsep vektor, yaitu sesuai dengan
arah dari masing-masing gaya. Secara umum, penjumlahan vektor atau resultan
dari dua gaya listrik F1 dan F2 adalah sebagai berikut.
   1. untuk dua gaya yang searah maka resultan gaya sama dengan penjumlahan
       dari kedua gaya tersebut. Adapun, untuk dua gaya yang saling berlawanan,
       resultan gaya sama dengan selisih dari kedua gaya


                                  R = F1 + F2 dan R = F1 – F2


  2. untuk dua gaya yang saling tegak lurus, besar resultan gayanya adalah


                                     R=√



                                         13
3. untuk dua gaya yang membentuk sudut θ satu sama lain, resultan gayanya
     dituliskan sebagai berikut


                                     √
       Untuk penjumlahan lebih dari dua gaya, perhitungannya dapat
menggunakan metode analitis.


Medan Listrik
       Sebuah muatan listrik dikatakan memiliki medan listrik di sekitarnya.
Medan listrik adalah daerah di sekitar benda bermuatan listrik yang masih
mengalami gaya listrik. Jika muatan lain berada di dalam medan listrik dari
sebuah benda bermuatan listrik, muatan tersebut akan mengalami gaya listrik
berupa gaya tarik atau gaya tolak.
       Arah medan listrik dari suatu benda bermuatan listrik dapat digambarkan
menggunakan garis-garis gaya listrik. Sebuah muatan positif memiliki garis gaya
listrik dengan arah keluar dari muatan tersebut. Adapun, sebuah muatan negatif
memiliki garis gaya listrik dengan arah masuk ke muatan tersebut.
       Adanya medan gaya listrik digambarkan oleh Garis Medan Listrik (Lines
of Force) yang mempunyai sifat:
       1. Garis Medan listrik keluar dari muatan positif menuju ke muatan negatif
       2. Garis medan listrik antara dua muatan tidak pernah berpotongan
       3. Jika medan listrik di daerah itu kuat, maka garis medan listriknya rapat
          dan sebaliknya.
Medan ada dua macam yaitu :
- Medan Skalar, misalnya temperatur, potensial dan ketinggian
- Medan vektor, misalnya medan listrik dan medan magnet


Garis-garis Medan Listrik
- Memvisualisasikan pola-pola medan listrik adalah dengan menggambarkan garis
 garis-garis dalam arah medan listrik listrik.




                                         14
- Vector medan listrik di sebuah titik titik, , tangensial tangensial terhadap garis
   garis-garis medan listrik listrik.
- Jumlah garis garis-garis per satuan luas permukaan yang tegak lurus garis garis-
 garis medan listrik listrik, , sebanding dengan medan listrik di daerah tersebut.


Garis Gaya Medan Listrik
       Garis gaya medan listrik bukanlah besaran nyata melainkan suatu abstraksi
atau angan–angan atau gambaran yang menyatakan arah medan listrik di berbagai
tempat di dalam ruang bermedan listrik, yakni yang polanya menyatakan
distribusi arah medan listrik .Arah medan listrik setempat, yaitu pada arah garis
gaya di tempat itu, sudah tentu menyinggung garis gaya ditempat tersebut. Pada
hakikatnya memang setiap titik pasti dilalui suatu garis gaya, sehingga garis–garis
gaya akan memenuhi seluruh ruangan. Tetapi seandainya semua garis gaya kita
gambarkan, maka sistem pola garis dari gaya itu tidak akan tampak.
       Oleh sebab itu banyak garis gaya yang dilukis harus dibatasi, misalnya
sebanyak muatan yang memancarkannya; artinya, banyak garis gaya yang
digambarkan, yang memancar dari titik muatan listrik q adalah juga sebanya q
saja, agar pola sistem garis gaya itu tampak dan memiliki makna, yang kecuali
menyatakan distribusi arah medan listrik juga memperlihatkan distribusi kuat
medan listrik dimana yang bagian garis gayanya rapat, medan listriknya juga
rapat. Untuk medan listrik oleh titik muatan q, menurut hukum coulomb, kuat
medan listriknya berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
       Tetapi dengan melukis sebanyak q garis gaya yang memancarkan radial
merata dari titik muatan q, suatu permukaan bola berjari–jari r yang berpusat di q
akan ditembus tegak lurus leh flux garis gaya      yang sebanyak q, yakni      sama
dengan q, sehingga rapat garis gaya yang didefinisikan sebagai banyaknya garis
gaya yang menembus suatu satuan luas permukaan tegak lurus pada permukaan
bola itu diberikan oleh:



dengan D yang disebut induksi elektrik.



                                          15
Jadi induksi elektrik setempat diberikan oleh rapat flux garis gaya medan listrik
ditempat itu yaitu : D=σ Yang berarti kuat medan listrik setempat sebanding
dengan rapat flux garis gaya medan listrik ditempat itu. Dengan definisi serta
pengertian garis gaya medan listrik seperti yang diutarakan di atas, maka garis
gaya tersebut memiliki sifat–sifat sebagai berikut :
   a. Tidak berpotongan satu sama lain, sebab arah medan listrik setempat
       adalah pasti.
   b. Kontinyu, sebab medan listrik ada di setiap titik di dalam ruang.
   c. Seolah–olah ditolak oleh muatan positif dan sebaliknya ditarik oleh
       muatan negatif.
   d. Dipotong tegak lurus oleh bidang–bidang equipotensial sebab usaha yang
       dilakukan satu satuan muatan listrik dari sutu titik ketitik lain di bidang
       equipotensial adalah nol karena tidak ada perubahan tenaga potensial,
       yang harus berarti arah gaya medannya, yaitu arah garis gaya medannya,
       selalu tegak lurus bidang equipotensial tersebut . Dipotong tegak lurus
       oleh bidang–bidang equipotensialsebab usaha yang dilakukan satu satuan
       muatan listrik dari sutu titik ketitik lain di bidang equipotensial adalah nol
       karena tidak ada perubahan tenaga potensial, yang harus berarti arah gaya
       medannya, yaitu arah garis gaya medannya, selalu tegak lurus bidang
       equipotensial tersebut .




                             Gambar arah medan listrik


       Besar medan listrik dari sebuah benda bermuatan listrik dinamakan kuat
medan listrik. Jika sebuah muatan uji q’ diletakkan di dalam medan listrik dari



                                         16
sebuah benda bermuatan, kuat medan listrik E benda tersebut adalah besar gaya
listrik F yang timbul di antara keduanya dibagi besar muatan uji. Jadi, dituliskan




       Adapun kuat medan listrik dari sebuah benda bermuatan listrik q di suatu
titik yang berjarak r dari benda tersebut dapat dituliskan sebagai berikut




       Di sini kuat medan listrik dituliskan dalam satuan N/C.


       Kuat medan listrik juga merupakan besaran vektor karena memiliki arah,
maka penjumlahan antara dua medan listrik atau lebih harus menggunakan
penjumlahan vektor. Arah medan listrik dari sebuah muatan positif di suatu titik
adalah keluar atau meninggalkan muatan tersebut. Adapun, arah medan listrik dari
sebuah muatan negatif di suatu titik adalah masuk atau menuju ke muatan
tersebut.
       Dua plat sejajar yang bermuatan listrik dapat menyimpan energi listrik
karena medan listrik timbul di antara dua plat tersebut. Kuat medan listrik di
dalam dua plat sejajar yang bermuatan listrik adalah




       Dimana          : σ = rapat muatan dari plat yang memiliki satuan C/m2
                        ε0 = permitivitas ruang hampa


       Kita juga dapat menghitung kuat medan listrik dari sebuah bola konduktor
berongga yang bermuatan listrik, yaitu sebagai berikut
Di dalam bola (r < R), E = 0


                                         17
Di kulit atau di luar rongga (r > R)




Contoh-Contoh Soal dan penyelesaian
   1. Dua bola kecil terpisah dengan jarak sejauh 1,5 mdari pusat. Keduanya
       memiliki muatan yang identic. Kira-kira berapa besar muatan pada
       masing- masing bola jika setiap bola mengalami gaya sebesar 2 N?
       jawab:
       q1.q2=q2=FEr2/k =                                 =


   2. Kuat arus 2 A mengalir pada lampu yang berhambatan 100 ohm . Berapa
       energi yang diserap lampu dalam 1 menit ?
       Diketahui       :i=2A
                        R = 100 Ω
                         t = 1 menit = 60 sekon (s)
       Ditanyakan       : W = …?
       Jawab            :W     = i2 R t
                               = 22 . 100 . 60
                               = 24000 J
   3. suatu arus yang stabil sebesar 0,5 A mengalir melalui kawat. berapa
       muatan yang melewati kawat tersebut dalam 1 menit?
       jawab:
       I= q.l.t
       q=l.t =0,5.60= 30 C (1A = 1 C/det)




                                           18

More Related Content

What's hot

Operasi sistem tenaga
Operasi sistem tenagaOperasi sistem tenaga
Operasi sistem tenagaJulius Ji
 
makalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendalimakalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendaliRandi Putra
 
hukum ampere dan medan magnetik
hukum ampere dan medan magnetikhukum ampere dan medan magnetik
hukum ampere dan medan magnetikPrayitno Joko Hadi
 
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaSemikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaAmir Muwahid
 
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...Ir. Najamudin, MT
 
Materi Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga ListrikMateri Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga ListrikCharis Muhammad
 
Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarDwi Puspita
 
Keandalan sistem tenaga listrik
Keandalan sistem tenaga listrikKeandalan sistem tenaga listrik
Keandalan sistem tenaga listrikteguhzakariaa
 
Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaPembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaNur Fitryah
 
Bab iii termocopel
Bab iii termocopel Bab iii termocopel
Bab iii termocopel bram santo
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterKhairul Amri
 
pembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan aruspembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan arusvioai
 

What's hot (20)

Operasi sistem tenaga
Operasi sistem tenagaOperasi sistem tenaga
Operasi sistem tenaga
 
makalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendalimakalah-sistem-kendali
makalah-sistem-kendali
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
hukum ampere dan medan magnetik
hukum ampere dan medan magnetikhukum ampere dan medan magnetik
hukum ampere dan medan magnetik
 
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan AplikasinyaSemikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
Semikonduktor, Pengertian, Penjelasan dan Aplikasinya
 
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
Siklus dasar dan konsep teknik pendingin pada sistem kerja mesin pendingin (r...
 
Materi Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga ListrikMateri Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga Listrik
 
Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putar
 
Keandalan sistem tenaga listrik
Keandalan sistem tenaga listrikKeandalan sistem tenaga listrik
Keandalan sistem tenaga listrik
 
Kendali level air
Kendali level airKendali level air
Kendali level air
 
Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaPembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga surya
 
Bab iii termocopel
Bab iii termocopel Bab iii termocopel
Bab iii termocopel
 
Soal
Soal Soal
Soal
 
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKSTABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
AVOmeter
AVOmeterAVOmeter
AVOmeter
 
Solar Power Tower
Solar Power TowerSolar Power Tower
Solar Power Tower
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
 
pembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan aruspembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan arus
 
Komponen aktif
Komponen aktifKomponen aktif
Komponen aktif
 

Viewers also liked

Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalarMakalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalarClaudia Waloni
 
MAKALAH FISIKA RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
MAKALAH FISIKA  RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKMAKALAH FISIKA  RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
MAKALAH FISIKA RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKrida rahmah
 
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuan
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuanLaporan hasil pengamatan bab besaran dan satuan
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuanNurqanaah M
 
Makalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanMakalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanAhwal Dejiro
 
Hukum Coulomb - Soal2 - Materi 2 - Fisika Listrik dan Magnet
Hukum Coulomb - Soal2 - Materi 2 - Fisika Listrik dan MagnetHukum Coulomb - Soal2 - Materi 2 - Fisika Listrik dan Magnet
Hukum Coulomb - Soal2 - Materi 2 - Fisika Listrik dan Magnetahmad haidaroh
 
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah PlastikKarya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastikinezya thalita
 

Viewers also liked (6)

Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalarMakalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
Makalah listrik magnet hukum gauss dan potensial skalar
 
MAKALAH FISIKA RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
MAKALAH FISIKA  RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKMAKALAH FISIKA  RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
MAKALAH FISIKA RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
 
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuan
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuanLaporan hasil pengamatan bab besaran dan satuan
Laporan hasil pengamatan bab besaran dan satuan
 
Makalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanMakalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuan
 
Hukum Coulomb - Soal2 - Materi 2 - Fisika Listrik dan Magnet
Hukum Coulomb - Soal2 - Materi 2 - Fisika Listrik dan MagnetHukum Coulomb - Soal2 - Materi 2 - Fisika Listrik dan Magnet
Hukum Coulomb - Soal2 - Materi 2 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah PlastikKarya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
Karya Ilmiah Daur Ulang Limbah Plastik
 

Similar to Tugas makalah fisika teknik

Listrik Statis dan Listrik Dinamis
Listrik Statis dan Listrik DinamisListrik Statis dan Listrik Dinamis
Listrik Statis dan Listrik DinamisLianita Dian
 
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika  kelas XII KD. 3.1.docxmateri Fisika  kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docxIjhanShabrIe
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaRiyanAdita
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamisResti3
 
Tugas IPA
Tugas IPATugas IPA
Tugas IPAExBlade
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisDewi Fitri
 
PRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKPRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKDwi Ratna
 
Electricity (Kelistrikan)
Electricity (Kelistrikan)Electricity (Kelistrikan)
Electricity (Kelistrikan)Sefri Sep
 
arus listrik dan hukum ohm.pptx
arus listrik dan hukum ohm.pptxarus listrik dan hukum ohm.pptx
arus listrik dan hukum ohm.pptxLanzaKipli
 
Kelompok 2 hukum i kirchoff dan hukum ohm
Kelompok 2 hukum i kirchoff dan hukum ohmKelompok 2 hukum i kirchoff dan hukum ohm
Kelompok 2 hukum i kirchoff dan hukum ohmMuhammad Ridlo
 
A2 Arus Listrik Ray
A2 Arus Listrik RayA2 Arus Listrik Ray
A2 Arus Listrik Rayruy pudjo
 

Similar to Tugas makalah fisika teknik (20)

Listrik Statis dan Listrik Dinamis
Listrik Statis dan Listrik DinamisListrik Statis dan Listrik Dinamis
Listrik Statis dan Listrik Dinamis
 
Hukum - hukum rangkaian elekronika
Hukum - hukum rangkaian elekronikaHukum - hukum rangkaian elekronika
Hukum - hukum rangkaian elekronika
 
Final efp (repaired)
Final efp (repaired)Final efp (repaired)
Final efp (repaired)
 
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika  kelas XII KD. 3.1.docxmateri Fisika  kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
 
listrik dinamis sma
listrik dinamis smalistrik dinamis sma
listrik dinamis sma
 
Materi fisika ix listrik
Materi fisika ix listrikMateri fisika ix listrik
Materi fisika ix listrik
 
Teori dasar listrik
Teori dasar listrikTeori dasar listrik
Teori dasar listrik
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Modul ardyanto
Modul ardyantoModul ardyanto
Modul ardyanto
 
Tugas IPA
Tugas IPATugas IPA
Tugas IPA
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamis
 
PRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKPRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIK
 
Electricity (Kelistrikan)
Electricity (Kelistrikan)Electricity (Kelistrikan)
Electricity (Kelistrikan)
 
arus listrik dan hukum ohm.pptx
arus listrik dan hukum ohm.pptxarus listrik dan hukum ohm.pptx
arus listrik dan hukum ohm.pptx
 
Kelompok 2 hukum i kirchoff dan hukum ohm
Kelompok 2 hukum i kirchoff dan hukum ohmKelompok 2 hukum i kirchoff dan hukum ohm
Kelompok 2 hukum i kirchoff dan hukum ohm
 
A2 Arus Listrik Ray
A2 Arus Listrik RayA2 Arus Listrik Ray
A2 Arus Listrik Ray
 
Fisika dasar i
Fisika dasar iFisika dasar i
Fisika dasar i
 
Animasi Fisika
Animasi FisikaAnimasi Fisika
Animasi Fisika
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 

Tugas makalah fisika teknik

  • 1. TUGAS MAKALAH FISIKA TEKNIK Disusun oleh : Didi Kurniawan 111041023 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2012
  • 2. LISTRIK DINAMIS Elektron yang bergerak dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia, di antaranya untuk penerangan. Makin banyak elektron yang melewati filamen lampu pijar, makin terang cahaya yang dihasilkan. Saat ini gerak elektron tidak hanya dimanfaatkan untuk penerangan. Fenomena gerakan elektron itu akan kamu pelajari pada bab ini. Pada bab ini kamu akan mempelajari halhal yang berkaitan dengan listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Listrik statis dan listrik dinamis sama-sama mempelajari tentang muatan- muatan listrik pada suatu benda. Hanya bedanya pada listrik statis khusus mempelajari tentang muatan-muatan listrik dalam keadaan diam pada suatu benda. Adapun, pada listrik dinamis khusus mempelajari tentang muatan-muatan listrik (elektron) yang bergerak melalui penghantar. A. Arus Listrik 1. Pengertian Arus Listrik dan Beda Potensial Dua benda atau dua tempat yang muatan listriknya berbeda dapat menimbulkan arus listrik. Benda atau tempat yang muatan listrik positifnya lebih banyak dikatakan mempunyai potensial lebih tinggi. Adapun, benda atau tempat yang muatan listrik negatifnya lebih banyak dikatakan mempunyai potensial lebih rendah. Dua tempat yang mempunyai beda potensial dapat menyebabkan terjadinya arus listrik. Syaratnya, kedua tempat itu dihubungkan dengan suatu penghantar. Dalam kehidupan sehari-hari, beda potensial sering dinyatakan sebagai tegangan. Seperti pada gambar 1. Gambar 1 Dua Tempat Beda Potensial 2
  • 3. Pada Gambar 1, A dikatakan lebih positif atau berpotensial lebih tinggi daripada B. Arus listrik yang terjadi berasal dari A menuju B. Arus listrik terjadi karena adanya usaha penyeimbangan potensial antara A dan B. Dengan demikian dapat dikatakan, arus listrik seakan- akan berupa arus muatan positif. Arah arus listrik berasal dari tempat berpotensial tinggi ke tempat yang berpotensial lebih rendah. Pada kenyataannya muatan listrik yang dapat berpindah bukan muatan positif, melainkan muatan negatif atau elektron. Karena itu, berdasarkan Gambar 1 yang terjadi sebenarnya adalah terjadinya aliran elektron dari tempat berpotensial lebih rendah ke tempat yang berpotensial lebih tinggi. Jadi berdasarkan uraian di atas, arus listrik terjadi jika ada perpindahan elektron. Kedua benda bermuatan (Gambar 1), jika dihubungkan melalui kabel akan menghasilkan arus listrik yang besarnya dapat ditulis dalam rumus: Dimana : I = kuat arus (ampere / A) Q = besar muatan listrik (coulomb / C) t = waktu (second / s) Berdasarkan uraian tersebut, arus listrik dapat didefinisikan sebagai banyaknya elektron yang berpindah dalam waktu tertentu. Perbedaan potensial akan mengakibatkan perpindahan elektron. Banyaknya energi listrik yang diperlukan untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari ujung-ujung penghantar disebut beda potensial listrik atau tegangan listrik. Hubungan antara energi listrik, muatan listrik, dan beda potensial listrik secara matematik dirumuskan: Dimana : V = beda potensial (volt / V) W = Energi listrik (Joule/ J) Q = besar muatan listrik (coulomb / C) 3
  • 4. Rapat Arus Rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm2 luas penampang kawat Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang kawat. Dimana : S = Rapat arus [ A/mm²] I = Kuat arus [ Amp] q = luas penampang kawat [ mm²] B. Hukum Ohm. Arus listrik dapat mengalir pada rangkaian listrik apabila dalam rangkaian itu terdapat beda potensial dan rangkaiannya tertutup. Hubungan antara kuat arus listrik dengan beda potensial listrik pertama kali diteliti oleh ahli Fisika dari Jerman bernama Georg Simon Ohm (1789–1854). Hasil penelitiannya dikenal dengan nama Hukum Ohm. Hukum ohm pada mulanya tertdiri dari dua bagian . Bagian pertamanya hanya merumuskan persamaan hambatan V = IR . Persamaan ini sering dipakai sebagai rujukan Hukum Ohm. Akan tetapi, Ohm juga menyatakan bahwa R adalah sebuah konstanta yang independen terhadap V dan I. Bagian terakhir dari hukum ini tidak sepenuhnya benar. Hukum tersebut dapat diterapkan pada resistor apapun, dimana V adalah beda potensial antara kedua ujung resistor tersebut, I adalah arus yang melewati resistor tersebut, dan R adalah hambatan resistor pada kondisi-kondisi tersebut. Sebagian besar konduktor logam taat pada Hukum Ohm, namun ada beberapa alat penting tidak taat. Radio transistor atau kalkulator mengandung beberapa piranti seperti transistor dan diode, yang tidak taat pada hukum Ohm. Lampu pijar 4
  • 5. memiliki hambatan yang bergantung pada tegangan dan tidak taat pada hukum Ohm. Kabel yang digunakan untuk menghubungkan alat-alat listrik memiliki hambatan yang kecil. Satu meter kabel yang khas (typical) digunakan pada laboratorium fisika biasanya memiliki hambatan sekitar 0,03 Ω . Kabel yang digunakan untuk sambungan listrik pada rumah tangga, biasanya memiliki hambatan yang kecil yakni 0,004 Ω pada setiap meternya. Karena kabel memiliki hambatan kecil, maka sepanjang kabel tersebut hampir tidak ada penurunan potensial. Untuk menghasilkan beda potensial, memerlukan resistansi yang besar. Resistor adalah piranti yang disusun untuk mendapatkan hambatan yang dikehendaki. Resistor dibuat dari kawat tipis dan panjang; grafit; atau semikonduktor. Selain itu suatu penghantar juga mempunyai nilai resistansi (hambatan), resistensi pada penghantar sebanding dengan panjang kawat ( L), sebanding dengan hambat jenis kawat (ρ), dan berbanding terbalik dengn luas penampang (A). Secara sistematis dapat dituliskan: Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai resistance, karena tahanan suatu jenis material sangat tergantung pada : • panjang tahanan • luas penampang konduktor. • jenis konduktor • temperatur. Tahanan dan daya hantar. Tahanan difinisikan sebagai berikut: 1 (satu Ohm / Ω) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm² pada temperatur 0º C. 5
  • 6. Daya hantar didifinisikan sebagai berikut : Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik. Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus. Dimana : R = Tahanan kawat listrik [ Ω/ohm] G = Daya hantar arus [Y/mho] Tahanan pengahantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya. Tahanan Ohm (Resistansi) didalam Rangkaian Arus Bolak-Balik. Jika sebuah tahanan Ohm ”R” (resistansi) dipasangkan pada generator G yang mengeluarkan tegangan bolak-balik sebesar : e = Em. Sinωt C. Hukum-hukum Kirchhoff Dengan menggunakan hukum Ohm kita dapat menemukan besarnya arus yang mengalir pada suatu rangkaian gabungan seri-paralel. Meskipun demikian, kadang-kadang kita menjumpai rangkaian yang sulit untuk dianalisis. Sebagai suatu contoh, kita tidak dapat menemukan aliran arus pada setiap bagian rangkaian sederhana dengan kombinasi hambatan seri dan paralel. Menghadapi rangkaian yang sulit seperti ini, kita menggunakan hukum- hukum yang ditemukan oleh G. R. Kirchhoff (1824-1887) pada pertengahan abad 19. Terdapat dua hukum Kirchooff, dan hukum-hukum ini adalah aplikasi sederhana yang baik sekali dari hukum-hukum kekekalan muatan dan energi. Hukum pertama Kirchhoff atau hukum persambungan (junction rule) didasarkan 6
  • 7. atas hukum kekekalan muatan, dan kita telah menggunakannya pada kaidah untuk hambatan-hambatan paralel. Hukum pertama Kirchhoff berbunyi: “Pada setiap titik persambungan, jumlah seluruh arus yang masuk persambungan harus sama dengan jumlah seluruh arus yang meninggalkan persambungan.” Pada titik persambungan dalam Gambar di atas, berlaku: i1 + i2 = i3 + i4 + i5 Hukum persambungan Kirchhoff didasarkan atas kekekalan muatan. Muatan-muatan yang masuk persambungan harus sama dengan yang meninggalkan – tidak ada muatan yang hilang. Hukum II Kirchhoff atau kaedah loop (loop rule) didasarkan atas kekekalan energi, dan berbunyi : “ Jumlah aljabar GGL (E) dengan penurunan potensial (I R) dalam rangkaian tertutup sama dengan nol.” Atau dapat dituliskan sebagai berikut: ΣE + ΣIR=0 7
  • 8. LISTRIK STATIS Listrik statis (electrostatic) membahas muatan listrik yang berada dalam keadaan diam (statis). Listrik statis dapat menjelaskan bagaimana sebuah penggaris yang telah digosok-gosokkan ke rambut dapat menarik potongan- potongan kecil kertas. Gejala tarik menarik antara dua buah benda seperti penggaris plastik dan potongan kecil kertas dapat dijelaskan menggunakan konsep muatan listrik. Berdasarkan konsep muatan listrik, ada dua macam muatan listrik, yaitu muatan positif dan muatan negatif. Muatan listrik timbul karena adanya elektron yang dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lain. Benda yang kekurangan elektron dikatakan bermuatan positif, sedangkan benda yang kelebihan elektron dikatakan bermuatan negatif. Elektron merupakan muatan dasar yang menentukan sifat listrik suatu benda. Dua buah benda yang memiliki muatan sejenis akan saling tolak menolak ketika didekatkan satu sama lain. Adapun dua buah benda dengan muatan yang berbeda (tidak sejenis) akan saling tarik menarik saat didekatkan satu sama lain. Tarik menarik atau tolak menolak antara dua buah benda bermuatan listrik adalah bentuk dari gaya listrik yang dikenal juga sebagai gaya coulomb. A. Susunan Atom Thales Militus, seorang ilmuwan Yunani, menemukan gejala listrik yang diperoleh dengan menggosok batu ambar, yang dalam bahasa Yunani disebut elektron. Setelah digosok ternyata batu ambar tersebut dapat menarik benda-benda kecil yang berada di dekatnya. Sifat seperti ini dalam ilmu listrik disebut elektrifikasi. Listrik yang terjadi pada batu ambar yang digosok disebut listrik statis yaitu listrik yang tidak mengalir. 8
  • 9. Teori Atom Suatu zat terdiri atas partikel-partikel kecil yang disebut atom. Atom berasal dari kata atomos, yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Tetapi, dalam perkembangannya ternyata atom ini masih dapat diuraikan lagi. Gambar atom Atom terdiri atas dua bagian, yaitu inti atom dan kulit atom. Inti atom bermuatan positif, sedangkan kulit atom terdiri atas partikel-partikel bermuatan negatif yang disebut elektron. Inti atom tersusun dari dua macam partikel, yaitu proton yang bermuatan positif dan netron yang tidak bermuatan(netral). Suatu atom dikatakan netral apabila di dalam intinya terdapat muatan positif(proton) yang jumlahnya sama dengan muatan negatif (elektron) pada kulitnya. Suatu atom dikatakan bermuatan positif apabila jumlah muatan positif(proton) pada inti lebih banyak daripada muatan negatif(elektron) pada kulit atom yang mengelilinginya. Suatu atom dikatakan bermuatan negatif apabila jumlah muatan positif(proton) pada inti lebih sedikit daripada jumlah muatan negatif(elektron) pada kulit atom. Gambar muatan atom 9
  • 10. Atom yang paling sederhana adalah atom hidrogen yang hanya tersusun atas 1 proton dan 1 elektron. Karena jumlah proton dan elektronnya sama, maka atom hidrogen dikatakan sebagai atom netral. Atom helium terdiri atas 2 proton, 2 netron dan 2 elektron. Karena jumlah proton dan jumlah elektronnya sama, maka atom helium juga dikatakan sebagai atom netral. Gambar jenis atom 10
  • 11. Muatan Listrik Sejarah kelistrikan diawali dengan diamatinya bahan ambar atau resin yang dalam bahasa Yunani berarti elektron, yang mana apabila bahan tersebut digosok dengan kulit binatang berbulu akan dapat menarik benda–benda halus yang ringan yang setelah menempel padanya lalu ditolaknya. Sifat demikian ternyata tertularkan pada benda lain yang disinggungkan atau yang ditempelkan padanya, yang oleh karenanya benda itu lalu dikatakan bermuatan “keambaran” atau resinious. Hal yang sama ternyata terjadi pula pada kaca yang digosok dengan kain sutera, yang penularannya menjadikan benda lain yang ditempelkan padanya bermuatan “kekacaan” atau vitrious. Pada tahun 1733, Francois du Fay menemukan kenyataan bahwa di alam hanya ada dua jenis muatan saja, yaitu muatan resinious dan vitrious, dan dua benda yang muatannya sama akan tolak– menolak dan sebaliknya dua benda akan tarik–menarik jika muatannya berbeda. Kemudian Benyamin Franklin (1706–1790) menemukan kenyataan bahwa dua jenis muatan resinious dan vitrious itu kalau digabungkan akan saling meniadakan seperti halnya dengan bilangan positif dan negatif. Sejak itu muatan resinious disebut muatan listrik negatif dan vitrious disebut dengan muatan listrik positif. Melanjutkan percobaan Michelson dan Carlisle tentang elektrolisa, Michael Faraday (1791–1867) pada tahun 1883 mengemukakan terkuantisasinya muatan listrik menjadi unit–unit muatan, yang kemudian oleh Stoney pada tahun 1874, yang diperkuat oleh J.J. Thomson pada tahun 1897, dihipotesiskan adanya zarah pembawa unit muatan listrik yang lalu dinamakan elekron. Sebagai resin, elektron dikatakan menghasilkan muatan listrik negatif maka elektronpun akan bermuatan listrik negatif. Benda bermuatan listrik ialah benda yang mempunyai kelebihan sejumlah elektron atau proton. Benda yang kelebihan sejumlah elektron akan bermuatan negatip dan yang kelebihan sejumlah proton dikatakan bermuatan positip. Sekelompok partikel bermuatan, misalnya atom-atom, atau elektron-elektron, selalu menempati suatu volume tertentu. Jika ukuran volume yang ditempati partikel-partikel bermuatan tersebut sedemikian kecilnya di bandingkan dengan jarak-jarak lain dalam persoalan yang dibicarakan, maka partikel bermuatan 11
  • 12. tersebut dikatakan muatan titik. Dalam literatur -biasa digunakan huryf q atau Q untuk menyatakan jumlah kelebihan muatan positip atau negatip pada suatu benda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap muatan Q besar atau kecil, positip atau negatip adalah merupakan kelipatan dari: e =1,602 X 1O-19C Di sini e adalah muatan untuk satu elektron dan Coulomb (C) adalah satuan muatan listrik. Muatan dan Partikel Ada tiga macam partikel yaitu proton, neutron, dan elektron dengan sifat sebagai berikut : 1. Proton (p), +q = 1,6 x 10-19 C, m = 1,67 x 10-27 kg 2. Neutron (n), q = 0 , m = 1,67 x 10-27 kg 3. Elektron (e), -q = 1,6 x 10-19C, m = 9,11 x 10 -31kg Atom-atom ini dibuat dari sebuah inti (nucleus)bermuatan positif yang rapat dan dikelilingi awan elektron. Didalam inti atom terdapat gaya tarik yang kuat yang mengikat proton dan neutron bersama-sama membentuk inti atom tersebut, gaya ini disebut gaya nuklir. Gaya Coulomb Gaya coulomb atau gaya listrik yang timbul antara benda-benda yang bermuatan listrik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sebanding besar muatan listrik dari tiap-tiap benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara benda-benda bermuatan listrik tersebut. Gaya coulomb antara dua benda bermuatan listrik 12
  • 13. Jika benda A memiliki muatan q1 dan benda B memiliki muatan q2 dan benda A dan benda B berjarak r satu sama lain, gaya listrik yang timbul di antara kedua muatan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut Dimana : F = gaya listrik atau gaya coulomb (Newton) k = konstanta (9 x 109 N m2 C–2) q1q2 = muatan masing masing partikel (coulomb) F = Gaya tarik / tolak antara partikel bermuatan (N) konstanta k juga dapat ditulis dalam bentuk : dengan ε0 adalah permitivitas ruang hampa yang besarnya 8,85 x 10–12 C2 N–1 m–2 Gaya listrik merupakan besaran vektor sehingga operasi penjumlahan antara dua gaya atau lebih harus menggunakan konsep vektor, yaitu sesuai dengan arah dari masing-masing gaya. Secara umum, penjumlahan vektor atau resultan dari dua gaya listrik F1 dan F2 adalah sebagai berikut. 1. untuk dua gaya yang searah maka resultan gaya sama dengan penjumlahan dari kedua gaya tersebut. Adapun, untuk dua gaya yang saling berlawanan, resultan gaya sama dengan selisih dari kedua gaya R = F1 + F2 dan R = F1 – F2 2. untuk dua gaya yang saling tegak lurus, besar resultan gayanya adalah R=√ 13
  • 14. 3. untuk dua gaya yang membentuk sudut θ satu sama lain, resultan gayanya dituliskan sebagai berikut √ Untuk penjumlahan lebih dari dua gaya, perhitungannya dapat menggunakan metode analitis. Medan Listrik Sebuah muatan listrik dikatakan memiliki medan listrik di sekitarnya. Medan listrik adalah daerah di sekitar benda bermuatan listrik yang masih mengalami gaya listrik. Jika muatan lain berada di dalam medan listrik dari sebuah benda bermuatan listrik, muatan tersebut akan mengalami gaya listrik berupa gaya tarik atau gaya tolak. Arah medan listrik dari suatu benda bermuatan listrik dapat digambarkan menggunakan garis-garis gaya listrik. Sebuah muatan positif memiliki garis gaya listrik dengan arah keluar dari muatan tersebut. Adapun, sebuah muatan negatif memiliki garis gaya listrik dengan arah masuk ke muatan tersebut. Adanya medan gaya listrik digambarkan oleh Garis Medan Listrik (Lines of Force) yang mempunyai sifat: 1. Garis Medan listrik keluar dari muatan positif menuju ke muatan negatif 2. Garis medan listrik antara dua muatan tidak pernah berpotongan 3. Jika medan listrik di daerah itu kuat, maka garis medan listriknya rapat dan sebaliknya. Medan ada dua macam yaitu : - Medan Skalar, misalnya temperatur, potensial dan ketinggian - Medan vektor, misalnya medan listrik dan medan magnet Garis-garis Medan Listrik - Memvisualisasikan pola-pola medan listrik adalah dengan menggambarkan garis garis-garis dalam arah medan listrik listrik. 14
  • 15. - Vector medan listrik di sebuah titik titik, , tangensial tangensial terhadap garis garis-garis medan listrik listrik. - Jumlah garis garis-garis per satuan luas permukaan yang tegak lurus garis garis- garis medan listrik listrik, , sebanding dengan medan listrik di daerah tersebut. Garis Gaya Medan Listrik Garis gaya medan listrik bukanlah besaran nyata melainkan suatu abstraksi atau angan–angan atau gambaran yang menyatakan arah medan listrik di berbagai tempat di dalam ruang bermedan listrik, yakni yang polanya menyatakan distribusi arah medan listrik .Arah medan listrik setempat, yaitu pada arah garis gaya di tempat itu, sudah tentu menyinggung garis gaya ditempat tersebut. Pada hakikatnya memang setiap titik pasti dilalui suatu garis gaya, sehingga garis–garis gaya akan memenuhi seluruh ruangan. Tetapi seandainya semua garis gaya kita gambarkan, maka sistem pola garis dari gaya itu tidak akan tampak. Oleh sebab itu banyak garis gaya yang dilukis harus dibatasi, misalnya sebanyak muatan yang memancarkannya; artinya, banyak garis gaya yang digambarkan, yang memancar dari titik muatan listrik q adalah juga sebanya q saja, agar pola sistem garis gaya itu tampak dan memiliki makna, yang kecuali menyatakan distribusi arah medan listrik juga memperlihatkan distribusi kuat medan listrik dimana yang bagian garis gayanya rapat, medan listriknya juga rapat. Untuk medan listrik oleh titik muatan q, menurut hukum coulomb, kuat medan listriknya berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Tetapi dengan melukis sebanyak q garis gaya yang memancarkan radial merata dari titik muatan q, suatu permukaan bola berjari–jari r yang berpusat di q akan ditembus tegak lurus leh flux garis gaya yang sebanyak q, yakni sama dengan q, sehingga rapat garis gaya yang didefinisikan sebagai banyaknya garis gaya yang menembus suatu satuan luas permukaan tegak lurus pada permukaan bola itu diberikan oleh: dengan D yang disebut induksi elektrik. 15
  • 16. Jadi induksi elektrik setempat diberikan oleh rapat flux garis gaya medan listrik ditempat itu yaitu : D=σ Yang berarti kuat medan listrik setempat sebanding dengan rapat flux garis gaya medan listrik ditempat itu. Dengan definisi serta pengertian garis gaya medan listrik seperti yang diutarakan di atas, maka garis gaya tersebut memiliki sifat–sifat sebagai berikut : a. Tidak berpotongan satu sama lain, sebab arah medan listrik setempat adalah pasti. b. Kontinyu, sebab medan listrik ada di setiap titik di dalam ruang. c. Seolah–olah ditolak oleh muatan positif dan sebaliknya ditarik oleh muatan negatif. d. Dipotong tegak lurus oleh bidang–bidang equipotensial sebab usaha yang dilakukan satu satuan muatan listrik dari sutu titik ketitik lain di bidang equipotensial adalah nol karena tidak ada perubahan tenaga potensial, yang harus berarti arah gaya medannya, yaitu arah garis gaya medannya, selalu tegak lurus bidang equipotensial tersebut . Dipotong tegak lurus oleh bidang–bidang equipotensialsebab usaha yang dilakukan satu satuan muatan listrik dari sutu titik ketitik lain di bidang equipotensial adalah nol karena tidak ada perubahan tenaga potensial, yang harus berarti arah gaya medannya, yaitu arah garis gaya medannya, selalu tegak lurus bidang equipotensial tersebut . Gambar arah medan listrik Besar medan listrik dari sebuah benda bermuatan listrik dinamakan kuat medan listrik. Jika sebuah muatan uji q’ diletakkan di dalam medan listrik dari 16
  • 17. sebuah benda bermuatan, kuat medan listrik E benda tersebut adalah besar gaya listrik F yang timbul di antara keduanya dibagi besar muatan uji. Jadi, dituliskan Adapun kuat medan listrik dari sebuah benda bermuatan listrik q di suatu titik yang berjarak r dari benda tersebut dapat dituliskan sebagai berikut Di sini kuat medan listrik dituliskan dalam satuan N/C. Kuat medan listrik juga merupakan besaran vektor karena memiliki arah, maka penjumlahan antara dua medan listrik atau lebih harus menggunakan penjumlahan vektor. Arah medan listrik dari sebuah muatan positif di suatu titik adalah keluar atau meninggalkan muatan tersebut. Adapun, arah medan listrik dari sebuah muatan negatif di suatu titik adalah masuk atau menuju ke muatan tersebut. Dua plat sejajar yang bermuatan listrik dapat menyimpan energi listrik karena medan listrik timbul di antara dua plat tersebut. Kuat medan listrik di dalam dua plat sejajar yang bermuatan listrik adalah Dimana : σ = rapat muatan dari plat yang memiliki satuan C/m2 ε0 = permitivitas ruang hampa Kita juga dapat menghitung kuat medan listrik dari sebuah bola konduktor berongga yang bermuatan listrik, yaitu sebagai berikut Di dalam bola (r < R), E = 0 17
  • 18. Di kulit atau di luar rongga (r > R) Contoh-Contoh Soal dan penyelesaian 1. Dua bola kecil terpisah dengan jarak sejauh 1,5 mdari pusat. Keduanya memiliki muatan yang identic. Kira-kira berapa besar muatan pada masing- masing bola jika setiap bola mengalami gaya sebesar 2 N? jawab: q1.q2=q2=FEr2/k = = 2. Kuat arus 2 A mengalir pada lampu yang berhambatan 100 ohm . Berapa energi yang diserap lampu dalam 1 menit ? Diketahui :i=2A R = 100 Ω t = 1 menit = 60 sekon (s) Ditanyakan : W = …? Jawab :W = i2 R t = 22 . 100 . 60 = 24000 J 3. suatu arus yang stabil sebesar 0,5 A mengalir melalui kawat. berapa muatan yang melewati kawat tersebut dalam 1 menit? jawab: I= q.l.t q=l.t =0,5.60= 30 C (1A = 1 C/det) 18