"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
Sistem Pengendalian Mutu Laundry Kiloan Simply Fresh
1. Diajukan untuk memenuhi tugas besar mata kuliah
MANAJEMEN MUTU
Sistem pengendalian mutu laundry kiloan
(studi kasus simply fresh)”
Disusun Oleh :
Muhammad Ibnu Hamid (112080047)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
BANDUNG
2012
1
2. DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................. 2
Bab I Pendahuluan..................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................. 3
B. Tujuan........................................................................................................... 4
Bab II Landasan Teori......................................................................................... 5
Bab III Presentasi Data dan Pengolahan Data..................................................
3.1 Profil Perusahaan......................................................................................... 8
3.2 Sistem manajemen mutu secara umum....................................................... 8
3.3 Pedoman pelakasanaan pekerjaan............................................................... 9
3.4 Proses standarisasi pengerjaan laundry simply fresh.................................. 13
Bab IVKesimpulan dan Saran............................................................................ 19
Bab V Lampiran.................................................................................................. 20
2
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini dengan semakin berkembangnya aktivitas kewirausahaan
(Entrepreneurship), memberikan dampak positif dengan lahirnya bermacam-macam jenis
usaha. Pelaku usaha semakin kreatif dan inovatif dalam menawarkan produk barang dan
jasa yang dihasilkan kepada konsumennya. Salah satu jenis usaha yang berkembang saat
ini adalah bisnis waralaba (franchising).
Waralaba (franchising) merupakan kerjasama manajemen untuk menjalankan
perusahaan cabang atau penyalur. Dalam kerjasama franchising, perusahaan induk
(franchisor) memberikan bantuan manajemen secara berkesinambungan. Seluruh citra
(goodwill), pembuatan, dan teknik pemasaran diberikan kepada perusahaan penyalur atau
franchisee. (Mudjiarto, 2006:106)
Bisnis laundry kiloan adalah salah satu alternatif jenis usaha yang dapat dipilih
dalam berwirausaha. Bisnis laundry mulai berkembang di tahun 1990-an, sejak adanya
sistem franchise (waralaba) dari luar negeri. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul bisnis
sejenis yang menggunakan waralaba lokal dan agency system yang dapat memberikan
layanan dengan harga terjangkau. Sehingga, layanan yang semula hanya bisa dinikmati
oleh masyarakat kelas atas, kini bisa dinikmati juga oleh masyarakat kelas menengah ke
bawah. Dari sinilah, terciptanya kombinasi antara layanan murah dan layanan cuci-setrika
yang sekarang ini dikenal dengan sebutan laundry kiloan, yaitu usaha cuci-setrika pakaian
yang penetapan harganya dihitung berdasarkan hitungan kilogram (bukan per potong
pakaian).
Adapun penyebab utama munculnya bisnis laundry ini adalah adanya perubahan
gaya hidup dan tuntutan kesibukan, menjadikan sebahagian masyarakat memilih
menggunakan jasa pencucian pakaian (laundry) untuk meringankan pekerjaan cuci-setrika.
Harga yang ditawarkan juga memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk
menggunakan jasa laundry ini.
Saat ini, bisnis laundry kiloan tidak sulit lagi ditemukan. Bisnis ini biasanya
memilih lokasi di daerah yang banyak terdapat rumah kos atau rumah kontrakan
mahasiswa ataupun karyawan. Setiap bisnis laundry menawarkan harga dan penawaran
yang menarik, serta memberikan kualitas yang terbaik kepada konsumennya.
3
4. Dari uraian di atas, dapat kita lihat bahwa trend mencuci di laundry sudah menjadi
bagian dari gaya hidup masyarakat, selain dapat meringankan pekerjaan cuci dan setrika,
usaha laundry juga memberikan kualitas yang baik dengan harga terjangkau. Dengan
melihat manfaat dari usaha laundry ini bagi sebagian masyarakat, maka penulis ingin
membuat suatu analisisya dalam tugas besar manajemen mutu yang dilaksanakan pada
bisnis laundry dan kami mengambil judul “sistem pengendalian mutu laundry kiloan
(studi kasus Simply Fresh)”. Maka, dalam tugas besar Manajemen Mutu kelompok kami
akan membahas mengenai Simply Fresh, Apakah telah memenuhi kriteria dan meraih ISO
9001?
1. Tujuan
Mengetahui kondisi eksisting dari Laundry Simply Fresh
Mengetahui secara langsung kondisi stabilitas proses dari waktu ke waktu
Mengetahui gambaran bentuk terhadap standar (produk, proses maupun sistem)
Mengetahui sistem mutu yang digunakan pada Laundry Simply Fresh
4
5. BAB II
LANDASAN TEORI
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total
Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan
mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk,
menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan
mehilangkan biaya.Six sigma juga disebut sistem komprehensive - maksudnya adalah
strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis.
DPMO
Yield
(defect
(probabilitas Sigma
permillion
tanpa cacat)
opportunity)
30.9 % 690.000 1
69.2 % 308.000 2
93.3 % 66.800 3
99.4 % 6.210 4
99.98 % 320 5
99.9997 3.4 6
Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan
peningkatan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve,
Control). DMAIC merupakan jantung analisis six sigma yang menjamin voice of
costumer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan
memuaskan pelanggan.
Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan
pelanggan, mengetahui CTQ (Critical to Quality).
Measure adalah fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan (Y).
Analyze adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab masalah/cacat (X).
Improve adalah fase meningkatkan proses (X) dan menghilangkan faktor-faktor
penyebab cacat.
Control adalah fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin cacat tidak
muncul.
5
6. International Organization for Standardization ( ISO)adalah
badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-
wakil dari badan standardisasi nasional setiap Negara. ISO
mempunyai 3(tiga) misi utama, yaitu:
1. Mengembangkan standar internasional
2. Menyebarkan informasi tentang standar internasional, dan
3. Mempromosikan implementasi standar Internasional
Produk-produk ISO yang terkenal antara lain:
• ISO 9000 Series, yang memuat tentang standar Sistem Manajemen Mutu.
• ISO 14000 Series yang memuat tentang standar Sistem Manajemen Lingkungan.
• ISO TS 17025 yang memuat tentang standar Pengujian dan Kalibrasi di
Laboratorium.
• ISO TS 16949 yang memuat tentang standar Sistem Manajemen Mutu di industri
otomotif.
• ISO 19011 yang memuat tentang standar Audit Sistem Manajemen Mutu dan
Lingkungan, standar ini digunakan untuk menggantikan ISO 10011 (Audit Sistem
Manajemen Mutu) dan ISO 14010, ISO 14011, ISO 14012 (Audit Sistem Manajemen
Lingkungan).
Di dalam ISO 9001:2000 yang menjadi persyaratan hanyalah :
klausul 4: Sistem Manajemen Mutu,
Pendahuluan
Quality Manual
Pengendalian Dokumen
Pengendalian Rekaman
klausul 5: Tanggungjawab Manajemen,
Komitmen Manajemen
Fokus Pelanggan
Kebijakan Mutu
Perencanaan
Tanggung Jawab Wewenang dan Komunikasi
Management Review
6
7. klausul 6: Manajemen Sumber Daya,
Penyediaan Sumber Daya
SDM
Infrastruktur
Lingkungan Kerja
klausul 7: Realisasi Produk, dan
Perencanaan Realisasi Produk
Proses Pelanggan
Desain dan Pengembangan
Pembelian
Produksi dan Penyediaan jasa
Pengendalian Alat ukur
klausul 8: Pengukuran, Analisa dan Perbaikan.
Pendahuluan
Pemantauan dan Pengukuran
Pengendalian untuk produk yang tidak sesuai
Analisis data
Perbaikan
7
8. BAB III
Presentasi Data dan Pengolahan Data
3.1 Profil Perusahaan
Simply Fresh Laundry merupakan waralaba pertama yang bergerak dibidang
Usaha Laundry atau binatu dengan konsep cuci dan seterika per kilogram. Dikelola oleh
staff ahli yang handal dan berpengalaman dibidangnya membuat Simply Fresh Laundry
layak menjadi yang terdepan dalam pilihan berwirausaha. Sejak 2006 hingga kini Simply
Fresh telah berkembang menjadi perusahaan dengan 200 outlet lebih tersebar di seluruh
Indonesia. Didukung support system yang handal Simply Fresh Laundry selalu
memberikan pelayanan yang terbaik dibidangnya.
Simply Fresh Laundry menawarkan jasa layanan cuci dan seterika berdasarkan
jumlah berat (Kg) cucian konsumen, sehingga harga yang ditawarkan lebih murah dari
jasa layanan laundry yang sudah ada, namun tetap mengutamakan kualitas. Dengan
slogan kami “Laundry Kiloan Kualitas Hotel”. Simply Fresh Laundry berdiri di
Yogyakarta, konsep usaha laundry kiloan di Indonesia diyakini pertama kali lahir berasal
dari kota pelajar ini.
Mulanya banyak orang bertanya-tanya apa itu cuci kiloan? Namun setelah
konsumen mengetahui bahwa mencuci kiloan lebih hemat, pelan tapi pasti laundry kiloan
mulai diterima oleh para mahasiswa di Jogja.
Baik konsumen maupun pemilik laundry kiloan merasa saling diuntungkan
dengan sistem ini. Bagi konsumen biaya mencuci sangat ringan sesuai kantong
mahasiswa, yang merupakan pangsa pasar terbesar untuk laundry kiloan di Jogja. Bagi
pengusaha laundry pun sama merasa diuntungkan, karena dengan harga yang terjangkau
dapat menarik konsumen yang begitu banyak.
Simply Fresh Laundry dalam mengoperasikan bisnis laundry kiloan secara
konsisten berupaya memberikan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Bagi kami, pelanggan merupakan guru yang baik dan terbukti telah menempatkan
Simply Fresh Laundry sebagai salah satu yang terbaik dalam hal pelayanan cucian
kiloan.
8
9. Filosofi
“Memberikan Pelayanan Laundry Kiloan Secara Profesional dengan Kualitas
yang Berkelas.”
Visi
“Laundry Ternama Pilihan Pertama Seluruh Keluarga di dunia dengan Selalu
Memberikan Kepuasan, Kesempurnaan, dan Hubungan yang Erat Sepanjang Masa.”
Misi
“Memberikan kemudahan bagi seluruh umat manusia dengan memberikan
pelayanan jasa pencucian Laundry Kiloan yang professional dengan Pelayanan yang
Penuh Perhatian, Tulus, Ramah, dan Orientasi pada Kebutuhan dan Kepuasan
Pelanggan”
3.2 Sistem Manajemen Mutu secara umum (existing)
Diatas adalah salah satu gambaran sistem manajeman mutu yang terdapat
dalam laundry simply fresh di setiap aktivitasnya memiliki standarisasi sendiri pada
sub aktivitasnya. Sistem manajemen tersebut memudahkan para karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sehingga kesalahan yang didapat berkurang. Secara umum
9
10. sistem laundry simply fresh terbagi atas tiga yakni pembukuan, siklus kerja dan SOP
(Standard Operasional Prosedur).
3.3 Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan
1. Hal yang pertama kali dilaksanakan Simply Fresh
- Penyusunan tim kerja
- Pimpinan proyek
- Disain interior
- Disain graphis
- Sistem dan keuangan
- Lapangan / pembelanjaan
- SDM
- Pemasaran
2. Penyusunan time schedule masing-masing bagian
a. Time schedule perencanaan I
- Gambar layout termasuk pengukuran
- Gambar disain interior
- Daftar barang belanjaan yang harus dibeli
b. Time schedule perencanaan II
- Penentuan nama & tagline usaha
- Gambar disain neonbox / billboard
- Gambar disain stand banner
- Gambar disain spanduk atau alat promosi lain
- Rancangan seragam dan perlengkapannya
- Gambar lain yang diperlukan
c. Time schedule tempat dan perlengkapan
- Batas waktu renovasi tempat
- Batas waktu pengadaan peralatan dan perlengkapan
d. Time schedule pelaksanaan
- Eksekusi layout dan disain interior yang telah disetujui
- Eksekusi disain graphis yang telah disetujui
- Pembelian dan penyerahan barang
- Rekruitmen pegawai
- Tes lapangan peralatan dan kesiapan kerja
10
11. - Pelatihan karyawan
- SOP keseluruhan
- Pra promosi
- Soft opening
- Promosi
- Grand opening
- Pengawasan dan pendampingan
3. Rincian tugas
1. Bagian disain interior
a. Gambar layout
- Menentukan alur masuk kendaraan, mulai dari masuk hingga keluar
- Menentukan posisi ruangan tunggu
- Menentukan posisi pelaksanaan pencucian
- Menentukan posisi finising
- Menentukan posisi kasir
- Menetukan posisi kasir
- Menentukan posisi perlengkapan pendukung (TV, Radio tape, dll)
- Menentukan posisi tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan
- Menentukan instalasi sesuai standar efisiensi dan kerapiha yang meliputi :
a. Sumber air
b. Penempatan mesin cuci
c. Penempatan mesin pengering
d. Penempatan setrika
e. Rak-rak tempat pakaian yang sudah bersih
f. Kran-kran air
g. Kelistrikan
h. Alur pembuangan limbah hasil pencucian
b. Gambar disain interior
- Menentukan ukuran-ukuran secara pasti peralatan dan perlengkapan yang akan
dibuat serta model yang akan diciptakan (meja kasir, ruang tunggu, dan lain-lain)
- Menentukan warna cat ruangan dalam dan luar
- Menentukan ornament-ornamen ruangan yang mendukung
2. Bagian disain graphis
a. Gambar disain graphis
11
12. - Menentukan nama usaha serta taglinenya dengan persetujuan pimpinan
- Menentukan disain logo usaha
- Menentukan disain standbanner dan alat promosi internal pendukung
- Menentukan disain billboard / neonsign
- Menentukan disain seragam dan perlengkapannya
3. Bagian sistem dan keuangan
- Menentukan prosedur penerimaan klien
- Menentukan prosedur pelaksanaan kerja
- Menentukan prosedur penerimaan pembayaran
- Menentukan prosedur komplain klien
- Menentukan prosedur penetapan dan penghitungan bahan baku
- Menentukan prosedur pembelian kembali bahan baku
- Menentukan prosedur perawatan dan penyimpanan peralatan
- Menentukan prosedur jadwal dan siklus kerja karyawan
- Menentukan prosedur keuangan dan pengamanannya
4. Bagian pembelian dan lapangan
- Menentukan barang-barang yang akan dibeli
- Menentukan anggaran pembelian barang
- Melakukan pembelian barang-barang
- Melakukan pemesanan & pembelian barang permintaan disainer interior
- Melakukan pemesanan & pembelian barang permintaan disainer graphis
- Melakukan pengawasan instalasi tempat sesuai disain, baik interior ataupun graphis.
5. Bagian SDM
- Melakukan rekruitmen pegawai yang diperlukan
- Melakukan seleksi pegawai
- Melakukan pelatihan pemahaman usaha
- Melakukan pelatihan teknis pekerjaan secara keseluruhan
- Melakukan pelatihan mental & customer satisfaction
- Melakukan kontrol terhadap perkembangan SDM
6. Bagian Pemasaran
- Menentukan strategi pemasaran pra operasi
- Menentukan strategi pemasaran operasi
- Menentukan strategi pemasaran pasca
12
13. 7. Pimpinan
- Mengawasi secara keseluruhan proses pelaksanaan pekerjaan
- Mempertanggungjawabkan hasil kerja kepada perusahaan
- Mempertanggungjawabkan kinerja keuangan proyek kepada perusahaan
- Mengeksekusi komplain tim proyek
3.4 Proses standarisasi pengerjaan Laundry simply fresh
A. KETENTUAN KARYAWAN
1. Bagian penerimaan pelanggan merangkap kasir
2. Bagian pencucian
3. Bagian setrika merangkap bagian pengemasan
4. Supervisor (jika diperlukan dalam kasus ini untuk pembukaan laundry kiloan lebih
dari satu dalam satu daerah domisili)
B. SISTEM KERJA
Dilakukan shift kerja dan rolling tugas agar lebih terkendali dan terkontrol
C. PROSEDUR PENANGANAN PELANGGAN
Dilakukan shift kerja dan rolling tugas agar lebih terkendali dan terkontro
TAHAP I
Penerimaan Pelanggan
Dilakukan oleh bagian penerimaan pelanggan merangkap administrasi / kasir
1. Cucian kotor diterima oleh bagian penerima pelanggan.
2. Penerima pelanggan wajib menanyakan mengenai pakaian yang akan dicuci, apakah
ada yang mudah luntur warnanya, atau ada yang harus dicuci khusus untuk
menghindari kesalahan pencucian.
3. Sambil menunggu cucian kotor ditimbang dan pembuatan nota, konsumen diminta
menunggu ditempat yang telah disediakan.
4. Cucian tersebut kemudian ditimbang dan dihitung jumlah unit pakaian.
5. Setelah ditimbang, penerima pelanggan kemudian membuatkan nota pembayaran, nota
tersebut berisi nama dan alamat pelanggan, berapa jumlah kilogram dan berapa jumlah
13
14. unit pakaian yang akan di-laundry, dan berapa total pembayarannya, serta keterangan
lain (jika diperlukan)
6. Jika terdapat layanan pemilihan pewangi pakaian, pelanggan dipersilakan untuk
memilih pewangi sesuai yang diinginkan pelanggan. dan ditulis dalam nota
pembayaran tersebut.
7. Nota pembayaran rangkap ke-1 tersebut kemudian diberikan kepada konsumen.
8. Jika konsumen membayar lunas dimuka, maka nota tersebut dicap “LUNAS” oleh
bagian penerimaan pelanggan.
9. Jika konsumen belum membayar, maka pembayaran dapat dilakukan pada saat
pengambilan cucian.
TAHAP II
Proses Pencucian (Laundry)
Dilakukan oleh bagian pencucian :
1. Cucian ditempatkan dalam box/keranjang khusus sesuai dengan nama dan nota faktur
konsumen
2. Untuk memudahkan identifikasi, setiap pakaian diberi maker dengan nomor sesuai
pada nota faktur, di maker sejumlah pakaian yang akan di cuci
3. Cucian yang mudah luntur dicuci tersendiri dan juga yang berwana putih di cuci
tersendiri
4. Proses cuci dilakukan dengan menggunakan mesin cuci yang tersedia dengan standar
kapasitas mesin cuci dan penggunaan bahan cuci yang tidak berbahaya, tidak
menimbulkan kerusakan pada pakaian maupun warna pakaian.
5. Pemerasan air pada cucian juga dilakukan menggunakan mesin cuci tersebut.
6. Jika proses cuci dan pemerasan (spin) tersebut telah selesai, maka cucian bersih
kemudian diambil dari mesin cuci dan dimasukkan kedalam box sesuai nama
konsumen untuk selanjutnya di keringkan pada mesin pengering ( Drayer Machine ).
TAHAP III
Proses Setrika ( Preassing )
Dilakukan oleh bagian setrika
14
15. 1. Box berisi cucian bersih yang telah di keringkan tersebut kemudian dimasukkan ke
ruang setrika untuk disetrika.
2. Penyetrika harus menyetrika satu box sampai selesai sebelum beralih kepada box
lainnya untuk menghindari tertukarnya pakaian antara konsumen yang satu dengan
konsumen yang lain.
3. Cara menyetrika lebih mudah dan cepat disarankan mengunakan pelicin yg di campur
dengan aroma parfum disemprotkan satu persatu pada pakaian tsb.
4. Karyawan sebagai petugas penyetrikaan wajib memperhatikan bahan kain yang akan
disetrika, misalnya untuk bahan kain yang tipis atau sutra, cara menyetrika tidak boleh
terlalu panas. Sedang untuk pakaian berbahan jins, setrika dengan panas secukupnya.
Oleh karenanya pengetahuan tentang berbagai jenis pakaian atau kain mutlak untuk
dimiliki, dan maker yang menempel pada kain wajib di lepas.
TAHAP IV
Proses Finising Pengemasan (Packing)
1. Cucian yang sudah disetrika jangan langsung di kemas/packing karena masih panas
akan mengakibatkan lembab saat di dalam packing (berembun), setelah pakaian sudah
dingin kemudian siapkan spray yang berisi parfum/pewangi pakaian lalu di
semprotkan satu persatu pada pakaian lalu di packing dengan menggunakan plastik
kemasan tersendiri. Tujuannya adalah agar cucian tetap rapi dan wangi sampai dengan
diambil oleh konsumen.
2. Sebelum dikemas, bagian pengemasan harus memastikan bahwa pakaian yang
dikemas telah tidak ada lagi maker dan menghitung jumlah pakaian, dicocokkan
dengan nota rangkap ke-2.
3. Pengemasan dengan plastik film harus tertutup semua semakin ketat packingnya
semakin indah kelihatannya, artinya pengemasan harus memperhatikan kerapihan
pakaian yang telah disetrika. Jika satu kemasan tidak cukup, gunakan dua kemasan
atau lebih. misalnya baju-baju kerja dikemas tersendiri, celana jins juga dikemas
tersendiri.
4. Kemasan tersebut diselotip supaya rapi.
5. Pakaian yang dry clean atau laundry persatuan agar di beri hanger dan plastik
tersendiri
15
16. 6. Setelah dikemas tersebut, cucian bersih kemudian dimasukkan dalam tas plastic
berlogo khusus yang bagian luarnya telah ditempeli nota rangkap ke-2.
7. Setelah selesai, cucian bersih yang telah selesai dikemas tersebut kemudian
ditempatkan pada ruang penyimpanan untuk memudahkan pengambilan.
TAHAP V
Serah Terima dan Pembayaran
Dilakukan oleh bagian administrasi / kasir
1. Konsumen yang akan mengambil cucian, diminta menunjukkan nota rangkap ke-1.
2. Setelah itu petugas mengambil cucian pada tempat penyimpanan sesuai dengan nota
yang ditunjukkan konsumen.
3. Jika konsumen belum membayar (nota belum di cap lunas), maka petugas wajib
mengingatkan konsumen untuk melakukan pembayaran.
4. Setelah pembayaran selesai, nota tersebut di cap “LUNAS”
5. Kemudian cucian yang sudah selesai diproses tersebut kemudian diserah terimakan
kepada konsumen.
6. Konsumen wajib dipersilakan untuk mengecek pakaiannya, apakah telah sesuai.
7. Jika telah selesai, nota rangkap ke-1 (yang telah dicap “TELAH DIAMBIL”
diserahkan kepada konsumen, sedangkan nota rangkap ke-2 di berikan pd kosumen
sbg bukti transaksi pembayaran
D. PROSEDUR KOMPLAIN PELANGGAN
Komplain diterima oleh administrasi / kasir / supervisor (jika ada)
Ditanggungjawabi oleh semua bagian yang terkait
1. Komplain kurang bersih langsung direspon dan dikerjakan pada bagian yang
dikomplain dengan sungguh-sungguh, tanpa alasan apapun dan langsung
dikerjakan.
2. Komplain pakaian yang dicuci rusak atau luntur, harus dipastikan hal tersebut
akibat proses pencucian atau akibat pengerjaan. Jika benar, harus
ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa.
16
17. 3. Komplain pakaian hilang, harus dipastikan bahwa kehilangan tersebut akibat
proses pengerjaan yang tertukar dengan konsumen lain. Jika benar, harus
ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa disertai permintaan maaf bahwa
hal tersebut bukan disengaja, dan memungkinkan untuk diberi voucher gratis
untuk pencucian selanjutnya. Untuk meminimalisir komplain pakaian hilang, pada
waktu serah terima pakaian yang telah bersih kepada konsumen, bagian kasir
harus meminta konsumen untuk memeriksa terlebih dahulu sebelum
meninggalkan tempat.
E. PROSEDUR BAHAN BAKU
Penetapan & Penghitungan :
1. Bahan baku (Chemical Laundry) dan perlengkapannya harus dihitung untuk beban
per kilogram cucian agar dapat ditentuakan penggunaan bahan baku dan perkiraan
biayanya.
2. Bahan baku yang dibeli harus dikemas perplastik takaran untuk per kilogram
cucian, sehingga memudahkan ukuran bahan baku dalam melakukan proses
pengerjaan pencucian.
3. Harga beli bahan baku dibagi jumlah plastic takaran yang dihasilkan untuk
mendapatkan biaya bahan baku per kilogram cucian.
4. Bahan baku hilang atau berkurang tanpa sebab yang jelas menjadi tanggungan para
karyawan.
Pembelanjaan Bahan Baku :
1. Stok bahan baku harus dicatat dalam kartu stok agar pengeluaran bahan baku
terkontrol.
2. melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku jika stok bahan baku sudah
pada kondisi sisa maksimum 30%, minimum 20%.
17
18. BAB IV
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Laundry Simply Fresh adalah salah satu unit pelayanan jasa cuci kiloan yang orientasi
utamanya tidak terletak pada kepada memberikan pelayanan terbaik agar cucian
masyarakat sekitar dan konsumen lainnya dapat terjaga dengan baik.
2. Produk yang dihasilkan perusahaan ini adalah produk jasa, dengan berbagai macam
produk jasa dengan harga yang berbeda
3. Pelanggan utama dari perusahaan ini adalah masyarakat sekitar dan klien hotel, kos-
kosan,apartemen dan rumah sakit.
4. Ada 4 kriteria kualitas pada perusahaan ini yaitu peralatan yang layak, pelayanan
yang baik, tempat yang nyaman, dan proses administrasi yang sesuai dengan prosedur
yang ada.
5. Proses pengendalian mutu dilakukan secara intern dan ekstern.
6. Pada perusahaan ini, proses pengumpulan informasi harapan pelanggan dilakukan
dengan metode “kotak kritik dan saran”.
7. Proses pengumpulan informasi kepuasan pelanggan dilakukan dengan cara yang sama
dengan proses pengumpulan informasi harapan pelanggan, yaitu dengan
menggunakan metode “kotak kritik dan saran”
8. Setelah membahas tetang manajemn mutu dari laundry simply frsh, Sistem mutu yang
terbaik diterapkan pada perusahaan ini adalah sistem mutu yang berdasar pada ISO
9001. Karena melihat kondisi existing yang telah memenuhi syarat standarisasi.
9. Perusahaan ini mensosialisasikan sistem mutu kepada seluruh karyawannya dengan
berbagai macam cara, diantaranya briefing karyawan, rapat rutin dan metode surat
resmi.
5.2 Saran
Secara umum kualitas perusahaan ini sudah baik, hanya saja menurut kami ada
beberapa hal yang perlu diganti atau diubah yaitu :
1. Dalam pelayanan, menyapa konsumen dengan ramah adalah salah hal untuk
menarik konsumen, jika ini dilakukan maka konsumen dapat repeat order di
laundry simply fresh
18
19. 2. Menjaga kualitas dan controling di setiap franchise simply fresh seluruh indonesia
3. Sebaiknya peralatan yang tidak berkenang/tidak dibuthkan dibuang atau dismpan
ke gudang karena menganggu pengliahatan
4. Sebaiknya tempat pelayanan, baik itu penataan ruangan maupun perawatan
ruangan (cat, tampilan luar, dll) lebih ditingkatkan lagi agar konsumen lebih
merasa nyaman baik saat menunggu maupun saat mengambil pakaian.
19